K.A.M.U Move on sering di artikan dengan berani melupakan masa lalu tentang mantan. Tapi di cerita berikut, sedikit akan menjelaskan tentang sisi lain move on. Sebuah cerita antara aku dan kamu, move on, mengungkap tabir kesedihan dan jalan keluar dari kesedihan itu Ini karya pertama dari penulis (saya sendiri) jadi maaf ya kalo masih blepotan gaya tulisannya.
Part 1: Intro Sore itu, disebuah lapangan basket... aku sedang latihan bersama 2 temanku, Kador dan Likin... sebenarnya nama mereka Samsul dan solikhin, cuman karena si samsul doyan nonton filmnya kadir, makanya sama temen temen di panggil kador. Sedangkan solikhin alesan klasik lah, karena memang namanya... sedangkan aku sendiri temen temen biasa panggil aku dengan nama 'ndut... yaa emang sih sejak SMP sampai kelas 2 SMA badanku terlalu oversize. Tapi semua berubah sejak negara api menyerang (eh kunyut, kau pikir avatar), nggak nggak... Aku berubah sejak kejadian itu, kejadian yg membuat pola pikirku berubah, kejadian yang membuat seorang gadis cantik rela berpanas panasan duduk di tepi lapangan sambil memangku botol minum, kejadian yang membuat Seorang gadis modis yang menganut hedonis menjadi gadis sederhana dan apa adanya. Sejak dulu aku terkenal sebagai cowok super cuek, jangankan dengan cewek, dengan diriku aja aku masa bodo. Sampai sampai temen SDku (cewek) yang sudah menemani setiap langkahku bilang "Ndut, kamu tuh aslinya keren tauk... Coba deh kamu rawat tuh badan, olahraga gitu biar kurusan dikit"... tapi yaa namanya aku ini orangnya cuek, aku jawabnya "Bomat, knapa emang kalo aku kurus... apa untungnya juga buatku",, cuek banget kan, yaa itulah aku... semua berjalan sesuai hidupku sampai kelas 2 SMA, saat itu berat badanku 86, tinggiku 174,, bisa dibayangin kan gimana badanku, gedhe tinggi besar macam hulk (untung aja kulitku nggk ijo)... entah knapa sejak masuk SMA aku senang duduk sendiri, dan itu trjadi sampai sekarang kelas 2... aku duduk dibelakang, pojokan, dekat jendela... Bicara soal penampilan, bisa dibilang juga kalo penampilanku urakan, bahkan sebagian anak mengira jika aku anak IPS. Tapi salah, aku anak IPA. Nggak terlalu smart lah, cuman cukup buat menghindari remidi setiap ujiannya. Mungkin sikap cuek plus pendiamku, ditambah style yg urakan yang membuat teman satu kelas jadi segan untuk berteman Jangankan berteman, untuk dekat dan mengobrol aja gak ada. Temenku yaaa si Kador sama si Likin, yaa karena merekalah temanku sejak SMP. Sebenarnya masih ada lagi satu orang, namanya retno. Tapi karena retno sudah pindah sekolah jadi sosok retno tidak akan muncul di cerita.
Part 2: I Meet You Masih ingat dengan jelas, pertama kali aku kenal... Hari rabu (aku mengingatnya karena cuman hari itu, matematika di jam pertama, dan gurunya galak, cewek pula, kebayang kan, gimana makin galaknya pas lagi PMS),, seperti biasa datang lebih awal, duduk paling belakang... bel-pun berbunyi, semua anak masuk kelas masing masing... guru guru keluar dari ruangannya dan menuju kelas kelasnya... bu nurul masuk kelasku dengan membawa setumpuk buku dan hei ada yang lain dari bu nurul, kali ini bu nurul menuju kelas bersama seorang cewek... "siapa lagi tuh yang dibawa bu nurul?" Gumanku "selamat pagi anak anak!" Ucap bu nurul, "Pagi buk" serentak anak satu kelas, "perkenalkan ini teman baru kalian, sarah perkenalkan dirimu" ucap bu nurul, "kenalin namaku Sarah, Sarah Angelina Syafitri, aku pindahan dari ********" ucap sarah,
"ehm, sarah. Kamu bisa duduk di samping Putra, itu dipojokan" ucap bu nurul sambil nunjuk ke arahku. aku terkejut saat bu nurul menunjukku dan tiba tiba mengatakan duduk denganku, saat aku menoleh ke arah bu nurul karena ingin protes, beliau langsung memasang muka keji, gak jadi protes deh, daripada knapa napa ntar... sarah langsung menuju arahku pandangannya sedikit sinis kepadaku, mungkin karena styleku yg urakan, slengean dan malah kayak preman... saat sarah baru duduk aku berikan note kecil kepadanya, bertuliskan "jam istirahat, kmu harus pindah dari tempat duduk ini" Saat dia membalas note itu dia tersenyum sinis, saat ku baca note balasannya "emang kenapa kalo aku duduk sini, kmu penguasa disini? Keliatan kok dari cara duduk dan berpakaianmu" "aku emang penguasa kelas ini, kamu pindah atau bkalan tw akibatnya" balasku, "emang knapa? Kamu mw merkosa aku? Silahkan kalo emang berani, atau aku tantangin kamu, bikin aku jatuh cinta ke kamu, maka aku kabulin 3 permintaan kamu" balasnnya, "jadi budak sexku, nurut semua kata kataku, dan jadiin aku prioritas kamu, deal?" Balasku, "aku gak bilang deal, sebelum kamu bisa buat aku jatuh cinta, deal?" balasnya sambil tersenyum jahat, anjir ada yg nantangin mesum kayaknya "Ok deal, batas waktu sampai kita naik kelas 3. Kalo sampai kenaikan kelas aku masih belum bisa bikin kamu jatuh cinta sama aku, u r the queen" "OK" balasnya sambil tersenyum renyah "Anjiir, kyaknya aku yg bkalan jatuh cinta duluan" gumanku dalam hati. Oke Start Here
Part 3: Everyting Start Here Waktupun berlalu, kini aku mulai mengenal siapa dan bagaimana sarah, khidupannya yang glamour, stylenya yang modis, dan terakhir yang aku tahu, sarah adalah anak orang kaya. Sejenak ingin ku urungkan niatku untuk deketin sarah, namun aku teringat akan taruhanku. "Oke, sarah... bkal aku dapetin kamu" gumanku dalam hati. Tapi aku harus punya rencana, dari semua informasi yang aku dapatkan, aku coba tarik satu kesimpulan kecil. Sarah tertarik dengan cowok perfeksionis, oke i can do that. Langkah pertama yang aku lakuin adalah mengubah badanku yang oversize ini menjadi atletis. Akhirnya aku putuskan untuk mulai berolahraga, tanya sana kemari olahraga apa yg bikin badan cepet kurus dan jawabannya rata rata sama, BASKET. Mulai saat itu juga aku mulai berolahraga rutin, sampai akhirnya 4 bulan berlalu. Dan untungnya aku kenal dengan Likin, salah satu anak basket (ikut team basket sekolah juga sih) jadi selama 4 bulan itu aku gak boring. kadang cuman maen berdua dengan likin, kadang bertiga dengan kador juga. kalo kador emang suka basket (tapi gk diboleh ikut team basket oleh pacarnya, takut direbutin cewek alesannya), jadi gk suntuk suntuk amat pas pemanasan. Saat itu sedang memasuki masa tenang KBM karena sudah akan ujian semester ganjil, berat badanku sudah mulai berkurang bahkan mendekati proporsional dengan tinggiku. Namun ada satu hal yang kurang, fitnes. Aku ikut fitnes ya cuman buat bentuk badanku ala kadarnya, gak sampai berotot kayak atlit binaraga, atau muscle-man. Aku tanyakan kepada pelatih fitnes, ternyata minimal 2 bulan untuk membentuk otot yang memang terbiasa membawa beban berat "cukup cepat juga" gumanku, 2 bulan setelah ujian semester badan sudah mulai terisi, otot mulai terbentuk, oke sip. Mulai bikin tuh cewek jatuh cinta, Its Show time sayang. Aku dapetin kamu, dan akan kubuat menyesal udah berurusan dengan putra.
Part 4: I Know You Waktu itu saat liburan (kelas 3 ujian UNAS) aku coba bikin surprise ke sarah, ke rumahnya dan sekalian ngajak jalan. Masak iya jemput sarah pakek motor bebek, putar otak... dan baru inget pinjem motornya kador kan enak. Kuhubungi kador dan coba tawar menawar, akhirnya diputuskan kalo motorku dibawa kador sedang motor kador aku bawa (tukeran) alasan kador sih, pengen ngajak jalan pacarnya juga. Akhirnya aku tarik tuas gasnya, bruuuum "memang beda yaa suara dari motor ninja ER6 ini." Berangkatlah aku ke rumah
sarah yang ada di perumahan elit di kotaku. Saat aku ada di depan rumahnya terdengar teriakan sarah "KENAPA SELALU AKU MAA, KEMANA KALIAN SAAT AKU SAKIT,, MAMA SAMA PAPA GK PERNAH MIKIRIN AKU. AKU JADI PELACURPUN KALIAN..." tiba tiba terhenti teriakan dari sarah. Aku yang sebetulnya gk ada hubungan dari ini semua jadi ikut kepikiran sendiri. Sesaat kemudian sarah berlari keluar rumah sambil menangis, aku coba kejar dan dekati dia, aku pegang pundaknya, dia terhenti dan menutup wajahnya, aku arahkan pandangan sarah mengahadapku "sarah? Kamu kenapa nangis?" Sebuah pertanyaan yang sebenernya gk perlu aku tanyakan, entah kenapa malah langsung nanya alesannya nangis, kan harusnya aku nenangin dia dulu. Sesaat berfikir tiba tiba sarah memelukku dan seketika itu pula tangisannya pecah dan semakin tak terbendung air mata yang keluar "putraa, kenapaaa? Kenapa selalu aku yang salah" tangisnya seraya menabrak dadaku dan memukulnya. Mungkin saat ini aku jadi salah tingkah, namun akhirnya otak jernihku masih bisa bicara. pertama, meskipun kompleks perumahan ini terbilang sepi, tapi gak harus di pinggir jalan juga. Kedua, saat ini sarah dalam keadaan puncak emosinya, dia bukan butuh nasehat ataupun pertanyaan kenapa dan kenapa, tapi dia butuh untuk didengar. Aku putuskan untuk ngajak dia nenangin diri, entah kemana yang penting saat ini sarah butuh ketenangan. Sempat bingung juga mau dibawa kemana, namun yang pasti tangisnya udah agak mereda hanya tinggal sesenggukannya. Sarah begitu erat memelukku dan seolah tak ingin dia lepaskan.
Part 5: I Got You Hampir setengah jam dijalan, karena bingung mau kemana. Mungkin sarah juga merasakan kebingunganku, akhirnya sarah memberikan ide yang sedikit konyol menurutku. "Putra, kita ke hotel ******, aku mau cerita banyak ke kamu", bagai mendadak ada operasi tilangan di depan, aku sedikit mengerem namun cukup untuk menghentakkan sarah ke depan. "Kenapa tra? Tenang aku yang bayar, dan nggk akan terjadi apa apa disana", "sarah bukan itu yang aku maksud, aku takut aku yang khilaf" gumanku dalam hati, namun bibir berkata berbeda "oke sar, kita kesana". Sesampainya di hotel yg dimaksud, setelah cek-in dan masuk kamar sekali lagi sarah memelukku dan menangis, bahkan lebih kencang dan lebih banjir dari sebelumnya. Sekali lagi aku coba untuk lebih dewasa, aku pegang kepalanya, aku usap air matanya dan mengatakan hal yang aku sendiri gk pernah bayangin bisa mengatakannya "sarah, udah ya jangan nangis. Ada aku disini, sarah cerita ke aku, apapun yang mau sarah sampaikan akan aku dengarkan, kalo sarah pingin mukul? pukul aja aku, kalo sarah pengen gigit? Gigit aja aku, kalo sarah pengen tereak? Tereak aja sekenceng kencengnya. Aku bakalan ada buat sarah", tatapan sayu sarah yang mengisyaratkan penderitaan yang mendalam dengan parau dan lemah dia bertanya kepadaku "Selamanya?", "Everytime if u need sarah" jawabku untuk meyakinkan dia, meskipun sebenarnya gk bkalan selamanya juga. "Aku percaya kamu putra, sebenernya sejak pertama aku kenal kamu aku sudah jatuh cinta sama kamu. Bukan karena penampilanmu, tapi karena cueknya kamu. Dan aku akui aku sudah kalah sejak pertama kali kita buat taruhan. Sekarang putra, aku mohon kabulin satu permintaanku", "apa itu? Kalo aku sanggup bakalan aku penuhin", "kamu pasti sanggup, aku mohon kamu lakuin 3 permintaan yg pernah kamu buat itu,, aku jadiin kmu prioritas aku, dan aku bkalan nurut semua kata katamu, namun sebelum itu lakuin dulu permintaan pertamamu, setubuhi aku tra", tiba tiba sarah berdiri dan membuka satu persatu kancing kemejanya hingga kini dia hanya menggunakan celana dan BH, sejenak aku berfikir, aku dihadapkan pada 2 pilihan, satu akan ku terkam sarah dan kita akan ML sampai puas, dua aku tolak kemauan sarah, karena dia sedang dalam puncak emosi dan tak terkontrol pemikirannya. Yaah meskipun nih titit udah mengeras tapi aku masih bisa berfikir jernih. Akupun berdiri dan membuka jaketku, aku jaketkan ke tubuh sarah dan memeluknya sambil berkata "sarah, ACnya kurang dingin ya? Sampai buka baju segala. Sini aku peluk", "putra gak sayang sarah yaa?", "Sayang kok, kalo gak sayang kenapa juga aku rela berubah gini demi dapetin kamu", "Tapi dulu kaan kamu pengen... ", "Udah sarah, cukup. Itu dah gak penting. Yang penting sekarang kamu jangan banyak pikiran lagi, jangan sedih lagi. Aku gak mau ngelihat kamu nangis lagi, tapi kalo kamu mau nangis tunggu aku, tunggu sampai aku ada dekat kamu, tunggu sampai aku bisa meluk kamu", "putra, kenapa dulu saat pertama kenalan, kamu mw MLin aku?", "Ehmm, gimana yaaa! Gak tau daah, mungkin karna kamu cantik, seksi, wajahmu imut. Jadi mungkin kesannya beda kalo ML-in kamu", "Jadi kamu pernah ML sebelumnya?", "Ehmm dibilang pernah sih nggak, tapi kalo bayangin sama ngimpiin sih pernah", "Bohong", "Ih suwer lagi, lagian juga siapa coba yang mau deket sama monster kayak aku dulu? Hayoo". Dan akhirnya kita tertawa bersama setelah aku
bicara seperti itu, dan untuk pertama kalinya juga aku ngelihat senyuman tulus dari wajah sarah. Ya tuhan, apa aku sedang jatuh cinta saat ini. "Putra, kok bengong sih? Kamu gak mau apa apain aku gitu?" ucap sarah sambil tersenyum, "ehhmmm gimana yaa? Nggak deh, aku gak mau ngerusak orang yang aku sayang, apalagi sampek ngambil mahkotanya" ucapku, aku menoleh ke cermin kamar yang menurutku ukurannya cukup besar, aku melihatnya memejamkan mata, dan melihatnya merasakan kenyamanan yang nyata, mungkinkah dia baru ini merasakan kenyamanan seperti ini? Sampai akhirnya aku tutup zipper jaketku yang melekat di badan sarah, aku gendong dia dan aku tidurkan di kasur kamar. Dan sesaat aku pun tertidur dengan memeluknya.
Part 6: Touch My Heart Entah berapa lama aku tertidur, saat aku membuka mata aku sedikit terkejut, coba ku ingat ingat lagi, ternyata masih di kamar hotel. Aku coba lirik sarah, dia masih tertidur dengan pulasnya, aku coba rapikan rambutnya dan mencium keningnya, "sarah, aku gk pernah nyangka kamu memendam rasa sedih itu sendiri. andai kamu tahu sarah, aku suka sama kamu sejak pertama aku melihatmu. I love you sarah", ku kecup kembali keningnya dan ku belai lagi kepalanya. "I love you to putra" bisik sarah sambil tersenyum di tidurnya. Aku melihatnya, kukira masih tidur ini anak. Aku cubit perlahan pipinya dan berbisik "Nakal yaaa, pura pura tidur", "kamu yang nakal, masih tidur main cium cium, giliran udah bangun gak mau", "siapa bilang? Sini" aku cium kembali kening sarah, namun lebih dari itu. Tanpa kusadari sarah memegang kepalaku dan mencium bibirku "sarah, kamu apa apaan sih?", "tuh kaan, katanya berani. Giliran dicium dibibir gak mau", "ya gak sekarang juga kali", "trus kapan?" Tanyanya manja, "nanti kalo kita pacaran", "kan kita udah pacaran sayang", "iya? Berarti kamu harus ngelakuin permintaanku", "iih, kamu plin plan deh, tadi gak mau, sekarang minta", "Bukan ML-nya sayang, kamu harus nurut ya sama aku", "iyyalah secara aku kan udah jadi pacarnya cowok jelek, gendut, urakan namanya Hafidzul Ahmad Saputra", "eehhhmmm, jellek, cengeng kayak anak kecil, ngatain aku. Awas kamu yaaa sarah angelina syafitri. udah yuk, kita keluar cari makan, dari tadi kamu peluk terus", "aku gak mau kehilangan kamu tau", "ceileehh, yang lagi kasmaran, kayak baru jatuh cinta aja", "emang iya, week", akupun terdiam dan mengingat sejarah cintaku, selama ini juga tak pernah aku jatuh cinta sedalam ini. "Sayang, kok bengong sih, jadi gak kita cari makannya ini?", Pertanyaan sarah seolah olah membuyarkan lamunanku. "iya sayang, jadi. Ayook, tapi kamu lepasin dulu pelukannya, trus tuh pakek kemeja kamu." "Iya sayang" akhirnya sarahpun melepaskan pelukannya, berdiri dan melepas jaketku yang dia kenakan. Saat itu aku baru menyadari, ternyata sarah seksi juga meskipun agak kurus dikit, tpi proporsional lah dengan ukuran badannya, seakan menyadari jika diperhatikan sarahpun berkata "Putra, kalo mau pegang pegang aja" sambil tertawa. "ah kamu nantangin mulu dari tadi" akupun berdiri dan mendekati sarah, "cepetan ya, aku udah lapar ini, kalo kamu kelamaan bisa bisa aku makan kamu" kamipun tertawa, "sarah, aku tunggu di depan kamar ya?" akupun beranjak dari kamar dan menunggu sarah. Tak lama sarah keluar kamar, dan kita keluar hotel.
Part 7: Believe me, is you Kupacu kendaraan pinjaman ini keliling kota untuk cari makan, aku cari tempat makan yang sederhana dan jauh dari kata berkelas. Akhirnya aku melihat ada warung emperan, lumayan isi perut dulu. "Putra, kita makan disini?" Tanya Sarah "Iya, knapa? Gk berkelas ya? Gk biasa makan di tempat sperti ini?" Ucapku "Iyaaaa... gk ada yang bagusan dikit gitu, masak kita makan dipinggir jalan gini" "Kalo sarah gak mau yaudah, aku aja yang makan" "Iya deh, aku nemenin kamu aja. Tapi nanti anterin aku cari makan ya?" "Siap tuan putri" Kamipun memarkirkan kendaran dan masuk ke warung emperan tersebut, "Buk, nasi krawu satu ya. Minumnya es teh tawar" ucapku kepada ibu penjual. Kamipun mencari tempat duduk, akhirnya dapet tempat duduk agak pojok. Disana tak henti hentinya sarah melihatku dan tersenyum sendiri.
"Ngapain kamu ngelietin aku segitu banget?" Tanyaku "Heran aja, kamu beneran? Ngelakuin ini semua buat aku? Biar aku jatuh cinta sama kamu?" Tegas Sarah Salting juga yaa tiba tiba ditanya seperti itu, yaa dengan coba menahan malu dan deg deg.an aku jaeab aja sekenanya. "Iya buat kamu, buat taruhan kita" "Hihihi, kamu masih mikirin itu? Tapi kayaknya kalo cuman buat taruhan gk mungkin deh, hayooo jujur. Knapa kamu bisa berubah gini dalam waktu 8 bulan? Soal ML ya?" Ucap sarah sambil tersenyum renyah. "Eh.. udah ah, tempat umum nih"sanggahku Kebetulan juga makanan yang aku pesen sudah datang "Minum.e ditunggu ya mas.e" "Iya buk, santai aja... belum dimakan juga ini" Akupun mulai memakan nasi krawu yang tadi aku pesan. Aku cuek aja makan, meskipun aku tahu jika sarah masih saja memperhatikanku. "ML yuk" ucap sarah tiba tiba. Uhhuuk, aku tersedak. Iyyalah kaget juga tiba tiba ngomong gitu di tempat yang terbilang umum ini. "Laah, mas.e keselek, iki mas minum.e" (lah masnya tersedak). "Makasih buk, untung ada ibuk" jawabku sambil menepuk nepuk dadaku. "Iki mbak.e yo gak nulungi pisan" gerutu ibuk penjual. (Ini si mbak kok bantuin juga sih) "Bukannya gak bantuin buk, biarin dah buk. Salah sendiri, masak sampai yang cewek minta di lamar" ucap sarah sekenanya "Loalah, tibakne. Uwes mas ndang di lamar, selak katutan wong liyo looh" ucap ibuk penjual sambil tertawa (owalah, ternyata. Udah mas, cepetan dilamar, keburu diambil orang lain) Aku balas dengan senyuman dan lanjut makan. "Hihi, ekspresi kamu barusan lucu. Eh suapin dong..." pinta sarah "Iya nih, Ak..." aku suruh sarah membuka mulutnya dan menyuapinya nasi tadi. "Gimana? Enak?" Tanyaku "Eh iya enak. buk nambah lagi, setengah aja ya buk" "Tadi gak mau makan diemperan gini. Sekarang mau" ucapku "Salah ya? Maaf yaa?" Ucap sarah sambil memasang muka imutnya "Aaahh, iyya iyya" jawabku kesal Bagaimana gak kesal, nih anak kayaknya punya banyak jurus buat naklukin aku. Dan apa daya, ya pasrah aja daah. "Ini mbak, nasik.e..." kata ibu penjual "Udah tuuh makan, udah dateng nasinya" kataku "Suapin..." kata sarah "Kamu kan bisa ..." lagi lagi aku dibuat kehabisa kata kata oleh sarah. bagaimana tidak, saat ini dia memandangku dengan tatapan penuh harap dan memelas. "Iyya deh, habis aku makan yaa? Kataku Sarah tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya menganggukan kepala tanda setuju. Setelah aku menghabiskan makananku dan selesai menyuapi sarah, aku bertanya kepada sarah mau kemana setelah ini. Sarahpun tak tahu mau kemana. Aku mengusulkan untuk mengantarnya pulang, tapi dia menolak. Tiba tiba dia mengajakku untuk membeli beberapa potong baju, dan aku mengantarnya ke butik. Tapi dia menolak, tumben juga nih anak hitz gk mau ke butik. Akhirnya akupun bertanya mau diantar kemana, dia mengatakan antar aja di pasar biasa. Akupun langsung meluncur ke pasar kota, dan menuju kios penjual pakaian. Dan nampaknya sarah membeli sekitar 5 potong kaos oblong, 2 potong kemeja, 2 potong celana panjang dan 2 potong celana ¾. Akupun bertanya kepada sarah kenapa banyak banget belinya. Sarah dengan entengnya bilang gak papa, dan diapun bertanya padaku apa aku mau beli juga. Aku jawab nggk deh dirumah masih banyak. Dan kita akhirnya keluar dari toko tersebut.
Part 8: It's True, The name is L.O.V.E
Setelah membeli baju, kamipun kembali meluncur ke hotel. sesampainya di kamar aku coba berbicara sekenanya kepada sarah perihal masalah yang membuatnya menangis. "Sarah, kamu mau disini sampai kapan?"aku genggam tangan sarah, "aku gak tw juga tra, aku males pulang kerumah" semakin erat genggaman tangan sarah dan matanya mulai berkaca kaca, "kalo kamu ada masalah bilang aja, cerita ke aku" aku coba yakinkan sarah aku pegang pipinya, "aku gak mau melibatkan orang lain tra, ini urusanku dengan keluargaku" ucap sarah seraya meneteskan butir butir kesedihannya, "saraah, plis deh! kalo kamu begini terus, selalu sedih, siapa nanti yang bakalan ikutan sedih" aku usap tangisnya, "gak akan ada yang ikut sedih kok, sarah kan orangnya ceria" ucap sarah sambil menahan tangisnya dan sedikit tersenyum, "oohh gitu, sarah boleh tanya sesuatu?" "iyya, tanya apa tra?" "seandainya aku sedih, kamu bakalan sedih juga gak?" kugenggam lagi tangan sarah, "ya sedih lah, pokoknya kamu gak boleh sedih, cuman sarah yang boleh sedih" "kenapa gitu?" tiba tiba memelukku "sarah gak mau pangerannya sarah sedih, masa iya preman sekolah sedih" "laah kamu sendiri kenapa pacaran sama preman?" ucapku sambil menahan tawa, "iihh.. putra, sarah itu pacaran sama pangeran, jadi pangeran gak boleh nangis" aku pandangi kedua matanya "sarah, jujur... kenapa aku gak boleh sedih?" sarah memasang muka lucunya dan sedikit tertawa "eehhmm,,, ketahuan bo'ongnya ya?? hihihi... sarah cuman gak mau putra sedih, karena putra udah jadi semangatnya sarah. kalo putra ikutan sedih juga nanti yang bikin sarah senyum lagi siapa?" aku coba untuk meyakinkan keterbukaan sarah "maka dari itu sarah, kamu juga kalo ada apa apa cerita sama aku. kalo aku gak tw permasalahan kamu, gimana aku mw ikut bahagiain kamu?" sarah terlihat bingung "ehmmm..." aku mencoba menjelaskan lagi "sarah, cinta itu berbagi suka dan duka, bukan saling memberikan suka terus.. tapi masih ada yang lebih dari hanya sekedar suka tiba tiba pandangan sarah kosong dan mulai berbicara ngelantur "Putra... kalo kamu pacaran sama pelacur, kamu..."
aku hentikan perkataan sarah "saraah, cukup. perkataan adalah do'a. semakin kamu berfikir kalo kamu itu pelacur, maka kamu akan menjadi pelacur. aku yakin kok seorang Sarah Angelina Syafitri gak akan macem macem menjadi pelacur" sarah membuka Hp.nya"tapi tra..." Tak kuasa aku menahan sakit didada, namun aku coba untuk kontrol diriku "Se-sejak ka-kapan kamu ngelakuin itu sarah?" Tatapan kosong sarah seolah olah merekam kembali ingatan yang telah lalu "Sarah gak tw tra, itu udah hampir setahun yang lalu, sebenernya sarah pindah sekolah cuman pengen lari dari ini semua" entah kebodohan apa yang aku perbuat, namun rasa sakit dan sedikit muak "aku gak nyangka sarah kamu seperti ini" tiba tiba tatapan kosong itu hilang dan mulai menjadi tangisan dan teriakan "PUTRAAA... kamu mau kemana? kamu mw niggalin sarah?" akupun melangkah keluar kamar, masih terdengar tangisan dan teriakan sarah. aku sedikit tidak terima sebenarnya, namun terfikir olehku, ini masih taruhan, dan aku pemenangnya. aku coba berjalan ke minimarket depan hotel, terlintas dibenakku untuk membeli kondom. namun kenapa dada ini semakin sesak. aku urungkan niatku untuk membeli kondom, akhirnya aku beralih ke kulkas minuman dan mengambil sebotol air mineral. dan tak lupa membelikan sarah coklat. Putra bodoh kenapa kamu berfikir seperti itu, cinta itu bukan tentang sex put || Iyya aku tau, aku paham, aku juga gak ingin melakukannya || lalu kenapa kamu kesini bodoh || aku hanya ingin membeli minuman || hei bodoh, Sarah sekarang sedang bersedih dikamar, mungkin saja dia frustasi dan ingin mengakhiri hidupnya || gak mungkin lah || Hey, Stupid U Bastard, inget sarah bilang apa tadi pagi. Bodoh...|| Terlintas dibenakku percakapan tadi pagi saat dipertama kali check-in. "Saraaah, Pliss jangan lakuin hal bodoh", segera aku berlari masuk kembali ke hotel langsung menuju kamar sarah. terlihat sarah duduk termenung menghadap jendela dengan tatapan kosongnya, Syukur daah kamu gak ngelakuin hal bodoh, namun kenapa firasatku tidak nyaman seperti ini, aku dekati perlahan. "PUTRAAAAAA........."
Part 9: It's Not Simple "PUTRAAA..." teriak sarah secara tiba tiba. Aku langsung melompat dan mendepkap sarah "Hei hei hei, aku disini sayang. ada apa ini? kenapa kamu?" tak kusangka sarah memang berniat mengakhiri hidupnya, terlihat sekilas sebuah pisau menempel dipergelangan tangannya. Sarah berbalik dan menangis lagi "Kamu jahaaat, kenapa kamu ninggalin aku? aku memang kotor tra, aku udah gak suci lagi."
aku tenangkan lagi sarah dengan sejuta alasan ini itu berputar di otakku, tapi aku harus berfikir jangan sampai aku salah memberikan alasan "Ngomong apa sih kamu? aku cuman mau beli air minum, haus niih. lagian kamu, ada tamu gak dikasih minum malah diajak nangis. ketahuaan niihh, suka film korea yaa??" akhirnya sarah mulai berhenti menangis dan sedikit tersenyum "lagian kamunya tiba tiba pergi, sarah gak mau kamu pergi ninggalin sarah" "hahaha, lagian ada tuan rumah rese' sih, kerjaannya nangis mulu" terlihat sarah mulai bisa mengontrol emosinya "mana airnya? sarah juga haus" "Aaahh ini ada lagi, tamu dipalak sama tuan rumah. nih airnya, jangan diabisin semuanya yaa" sarah mulai menguasai emosinya dan tak lagi menangis "iyya sayang, makasih yaa airnya" aku coba untuk mencairkan suasanya "Yaudah airnyabuat sarah, jadi sarah gak boleh minta ini" ku keluarkan sebungkus coklat dari jaketku "Aaahh putraaa,, gak gak gak, sarah juga mau itu. nih airnya buat putra aja, coklatnya buat sarah" "yeehh nih anak" gumanku, akupun coba ledekin sarah "iyyaa,, niih.. kalo buat incess sarah, aku rela kok ngasih sepotong" terlihat muka manjanya "Gak mau, sarah maunya semua." Ting.. tung.. ting.. tung... suara Hp.ku kubaca SMS masuk, ternyata dari kador "Sarah, kayanya aku harus pulang ini, udah dicariin" "Dicariin siapa? mamah kamu?" "Bukan kok. ini mamahnya kador nyariin aku" "hayooo, kamu ada main yaa sama kador" "Sayang aku normal kok, buktinya aku pacaran sama cewek" "Terus kenapa mamahnya kador nyariin kamu" "paling masalah motor, ini kan aku pinjem motornya kador" "Aku ikut yaa?" sambil memasang muka memelasnya "Jang...... an. iyya deh ikut,,, selalu pasang muka itu" "Asiiikk jalan jalan" ucapnya kegirangan Otak, makasih yaa || Buat apa? || yaa tanpa kamu, mungkin aku sekarang bisa dipenjara || makanya punya otak itu dipakek || iyya iyya tau || naahh, kamu belajar apa dari kejadian hari ini? || jangan tinggalin sarah || bego, bukan itu || laah salah ya?? || belajarlah, pahami kejadian hari ini, jangan pernah biarkan sedetikpun
seseorang dalam keadaan sedih mendalam, jadilah kamu putra yang dulu, selalu ada ketika orang yang kamu sayangi sedang bersedih || seperti Retno? || Yaaps, ingetkan dulu kamu biarin retno sedih karena harus berpisah dengan kamu? || iyya aku inget || yaudah jangan lakuin kesalahan yang sama.
Part 10: Long Time No See Setelah sampai di dirumah Kador, kamipun langsung bertemu dengan orangtuanya Kador. Berniat meminta maaf karena membawa motor kador sampai sore. "Ahh, Hafid ini kayak sama siapa saja. kenapa gak bilang sama tante saja kalo mau pinjem motornya kador" ucap mamahnya Kador "Ahh gak enak tante kalo harus bilang ke tante" ucapku. "Bukannya gitu, tadi mamahnya kamu cerita ke tante, kalo ngelihat motor kamu dibawa orang lain" "terus tante, mamah bilang apalagi?" kataku penasaran "mamahmu bilang kalo nyetirnya gak sopan, gak tertib, trus bonceng cewek juga. ya mamah kamu berhentiin, ya itu. terus ketahuan kalo bukan kamu yang bawa" "jadi samsul diomelin mamah te?" tanyaku, "yaa kan kamu tau sendiri, gimana mamah kamu. samsul pulang pulang langsung ketakutan" "yaaa sebenernya mamah gak sebegitu nakutin kok te. mungkin karena samsulnya aja yang lagi sama pacarnya, jadi ketakutannya nambah" "ahh, iyya juga ya... eh bentar, jadi samsul tadi sama pacarnya?" selidik mamahnya samsul "looh, samsul belum bilang te? katanya sih udah dapet restu dari tante?" kataku "waaahhh kesempatan ini buat ngejahilin si kador" gumanku "Siapa siih? si Fira? lhaa Fira tadi lagi keluar sama tante, malahan samsul sendiri yang nyuruh fira nemenin tante. Putra, sebaiknya kamu jujur sama tante, apa samsul selingkuhin Fira?" "mampus, malahan salah paham nih mamahnya kador" gumanku "ya Fira itu te pacarnya Samsul, emangnya tadi siang samsul bilangnya kemana?" ucapku "dia sih bilangnya jemput temen ke stasiun, jemput eno katanya" "waahh berarti aku gak kenal te, tapi kayaknya emang temennya" "emangnya kamu gak tau tah put, temennya samsul yang ada diluar kota namanya eno" "nggak tau juga te" Ting.. Tung.. Ting.. Tung.. kulihat Hp.ku yang berbunyi, dan terlihat dari "Permisi te, angkat telfon dulu, ini dari samsul"
"ooh iya, coba sekalian kamu tanyain samsul lagi dimana" akhirnya aku angkat telpon dari samsul, dan karena mamahnya samsul minta di loudspeaker "Hallo, Dor... kamu dimana??"
Part 11: Long Time No See (part II) "ini lagi di cafe sama seseorang, kamu pasti kangen sama dia" jawab kador "Cafe mana dor? " Tanyaku "Cafe biasa, tempat kita nongkrong dlu" jawabnya "Oke aku meluncur ksana" Tuuut tuuut tuuut... "Dimana tra?" Tanya mamahnya kador "Di cafe ******* tante, yaudah aku pamit dulu ya te, mw nemuin kador dulu" ucapku "Hati - hati ya tra" ucap mamahnya kador Akupun berangkat dan tak lupa pamit kemamahnya kador, namun sekilas sarah terlihat jutek dan badmood. Kucoba untuk bertanya padanya "Sarah kenapa?" Tanyaku "Gapapa, anterin aku ke hotel aja tra" jawabnya dengan ketus "Laah, katanya mau jalan jalan sama putra, kok sekarang mintak pulang?" Tanyaku heran "Gak jadi, males, sarah mau tidur aja" jawabnya dengan nada marah "Looh looh koo marah, ayok daah temenin putra bentar, sekalian mau ngenalin pacar barunya putra ke anak anak" ucapku sambil bercanda "Gak mau, udaaah kamu kangen kangenan aja sana sama cewek lain" jawabnya "Kangen kangenan? Cewek lain? Apaan sih sarah? Koo jadi aneh gini" ucapku kebingungan "Itu tadi, yang dibilang temenmu itu, udah sana kangen kangenan sana" "Eeet daah, nih anak, cemburunya gak ketulungan. Mkanya biar aku gak kangen kangenan sama cewek lain, mending sarah ikut aja, biar bisa sayang sayangan sama sarah" ucapku sambil bercanda "Awas kalo boong" ucapnya sambil cemberut "Ahahhaha ini sayangnya putra kalo lagi cemberut kayak hamster yang nyimpen makanan, pipinya ngglembung" ucapku
Dan sekilas terlihat sarah agak tersenyum meskipun mencoba menutupinya dengan wajah kesalnya. Akupun meluncur ke cafe dengan motor kador. Sesampainya disana, kucoba untuk menghubingi kador untuk memastikan tempat duduknya. Setelah ku tahu dimana duduknya aku segera kesana. Tak lama untuk mencarinya, karena memang itu adalah tempat duduk faforit kita. Selain deket dengan colokan listrik, posisinya juga dekat dengan pemamcar wi-fi. Sesampainya di tempat duduk itu aku sedikit terkejut melihat kador dan Likin duduk dengan seorang cewek yang sangat anggun, tak banyak yang ku ingat darinya, hanya saja senyum dan gayanya menyapa masih teringat dengan jelas. "Hai kak put" ucapnya Suara itu, kalimat itu... "Hai Retno" jawabku Senyum kebahagiaan tak bisa kulepaskan dari wajahku, bahkan tak terasa airmata ingin menetes, ingin sekali kupeluk dia, kukecup keningnya, dan kuusap kepalanya. "Long time no see kak put" ucapnya dengan menunjukkan senyum manjanya "Long time no see retno, my lovely sister" ucapku