I.
PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Mengawali penyusunan buku ini, Saya ingin mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, memberikan kekuatan dalam menyusun buku ini. Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, Nabi Akhir Zaman, Sang Revolusioner sejati, yang memberikan tuntunan kehidupan dan menjadi inspirasi umat seluruh alam. Hanya karena berkah dan petunjuk-Nya, buku ini dapat terselesaikan untuk dipersembahkan kepada warga pergerakan. Buku kecil ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan visi misi beserta program unggulan yang saya susun dalam rangka suksesi kepemimpinan PB PMII ke XIX yang akan dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah. Dalam suksesi kepemimpinan, pemilihan ketua umum bukanlah hal utama, namun pembangunan organisasi pasca suksesi ke arah yang lebih baik merupakan hal yang harus menjadi perhatian. PMII Berintegritas merupakan platform yang akan saya bawa jika nanti mendapatkan amanah untuk memimpin PMII. Banyak makna tentang integritas. Gus Dur pernah menyatakan, “Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan”. Itulah salah satu bentuk integritas yang ingin Saya tawarkan dalam pengembangan kader-kader PMII ke depan. Dalam merencanakan pengelolaan dan pengembangan organisasi ke depan, saya senantiasa memegang teguh prinsip "Al-muhafadhoh ala al-qodim as-sholeh wal akhdu bíl jadídíl al-ashlah” yang kurang lebih bisa diartikan bahwa kita berusaha untuk tetap memegang teguh tradisi yang baik dan tidak anti akan adanya perubahan. Nilai-nilai PMII yang baik harus tetap dipertahankan, termasuk capaian-capaian positif yang telah membawa perbaikan untuk organisasi. Di sisi lain, zaman yang terus berubah dengan cepat juga menuntut PMII untuk terus berinovasi. Perkembangan teknologi menciptakan tuntutan bagi organisasi untuk terus melakukan pembenahan sejalan dengan prinsip diciptakannya teknologi, yaitu agar membuat pola aktifitas manusia lebih efektif dan efisien. Sedangkan permasalahan utama dalam organisasi PMII adalah sistem administrasi yang belum tertata apik, apalagi terintegrasi. Padahal sudah banyak instansi publik ataupun swasta yang sudah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja-kerja kelembagaan. E-KTP, Qlue, Jakarta Smart City, dan E-Filing dalam pajak adalah beberapa contoh inovasi dalam reformasi birokrasi berbasis teknologi yang dilakukan guna mempermudah dari segi penyelenggara ataupun pengguna layanan. PMII sebagai salah satu organisasi kepemudaan sudah saatnya merealisasikan pemanfaatan teknologi untuk mempermudah kerja-kerja organisasi. Dengan jumlah kader yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, PMII sudah saatnya melakukan inovasi dalam kaderisasi dan organisasi. Hal itulah yang mendasari saya untuk membuat program PMII Digital yang secara detail akan dibahas di dalam buku ini. Namun secara garis besar, PMII 1
Digital akan berisi database kader, news, sistem administrasi organisasi, hingga pemanfaatan e-learning dan e-library. Adapun materi utama dalam buku “Semangat Yang Tak Pernah Padam Iden Robert Ulum Untuk PMII” mencakup latar belakang yang membahas tentang isu-isu strategis yang dihadapi oleh PMII. Kemudian dilanjutkan paparan visi misi saya untuk menjawab isu-isu yang dihadapi oleh PMII. Visi misi tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang secara realistis ingin dicapai. Dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dibuat program-program unggulan beserta indikator keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan tak lupa profil diri saya pribadi, agar pembaca mengetahui lebih jauh tentang perjalanan saya sampai hari ini.. Akhir Kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan buku “Semangat Yang Tak Pernah Padam Iden Robert Ulum Untuk PMII”. Tentu masih banyak kekurangan di sana-sini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat saya harapkan untuk perbaikan ke depan. Wallahulmuwafiq illa Aqwamitthoriq Wassalamu’alaikum Wr. Wb Iden Robert Ulum (Karebet)
2
II. LATAR BELAKANG Sebagai organisasi mahasiswa yang telah berumur lebih dari setengah abad, dapat dikatakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Sejak berdiri tahun 1960, PMII selalu hadir dalam berbagai peristiwa perubahan sosial politik yang dialami oleh bangsa kita. Dengan komitmen kebangsaan yang kuat, yang dibuktikan dengan penyebutan bahwa organisasi kita berasaskan Pancasila dan tujuan PMII yang berisi “...Komitmen memperjuangkan citacita Indonesia”, serta paham keislaman yang moderat, inklusif dan kontekstual, PMII terbukti mampu menjadi tempat berproses para penerus bangsa. Termasuk didalamnya mencakup ideologisasi faham keislaman-kebangsaan, kaderisasi kepemimpinan bangsa dan pembentukan jaringan sosio-politik yang kuat diantara para alumninya. Kita tentu berharap, organisasi ini akan terus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang belakangan semakin cepat lantaran hadirnya dunia digital. Dunia digital yang mendorong diseminasi informasi dan juga ideologi serta kecepatan interaksi antar umat manusia ini menciptakan dunia tanpa jarak, sehingga batas-batas teritorial, waktu, serta ruang seolah tiada lagi bermakna. Persaingan, keterpengaruhan, patronase antar umat manusia tidak lagi membutuhkan proses tahunan namun bisa dalam hitungan menit bahkan dalam beberapa hal dalam hitungan detik saja. Dunia digital ini membuat kita seolah hidup dalam one global village atau satu desa global. Satu desa yang memberi kesempatan sama bagi penduduknya untuk berkembang menurut pilihannya masing-masing. Keinsyafan (awareness) dan kesadaran (consciousness) akan pentingnya dunia digital menjadi satu perspektif penting dalam melanjutkan gerak organisasi. Hal ini tidak terlepas dari rerata usia anggota atau kader yang lahir sekitar dekade 90-an. Sejak kecil mereka sudah akrab dengan gawai dan produk-produk digital lainnya. Maka dari itu, berbagai usaha serta upaya yang dikerahkan dalam sistem kaderisasi harus mempunyai perspektif digital yang terbukti mampu melipat ruang dan waktu yang dahulu seringkali menjadi kendala. Perspektif digital inilah yang menurut hemat saya juga harus mampu menjadi katalis untuk tujuan organisasi, mulai dari pembentukan manusia yang bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam pengamalan ilmu serta punya komitmen kebangsaan yang kuat. Dalam dunia digital, paling tidak tiga hal yang menjadi tantangan kita bersama. Pertama, derasnya ideologi-ideologi trans-nasional yang dalam urutannya juga membawa dampak radikalisme agama. Internet rasanya menjadi tulang punggung utama dalam kaitannya dengan menguatnya gelombang radikalisme. Sebenarnya fenomena seperti ini tidak hanya dialami negara-negara seperti Indonesia, bahkan negara-negara lain seperti Prancis, Amerika Serikat juga tidak luput dari fenomena ini. Namun yang menjadi pembeda adalah keberterimaan masyarakat akan ideologi import tersebut. Di Amerika dan Prancis, meskipun juga menimbulkan gejolak, namun derajatnya tidak seperti apa yang terjadi di Indonesia, Pakistan maupun beberapa negara lainnya. Dengan internet, untuk menjadi radikal maka bisa dilakukan secara individu, tidak mutlak mensyaratkan ikatan kelompok tertentu. Tentu saja ideologi radikalisme ini tidak sejalan dengan kondisi faktual negeri ini 3
sekaligus juga bertentang dengan nilai-nilai kebangsaan kita, sehingga meletakkan radikalisme sebagai isu prioritas adalah satu kewajiban bagi PMII. Lebih lanjut, apabila kita merujuk laporan PEW Research Center yang dirilis April 2015 menunjukkan bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang mempunyai perkembangan kuantitas secara signifikan yakni 73% pada akhir tahun 2050. Jika tahun 2010 jumlah penduduk muslim dunia adalah 1.599.700.000, maka tahun 2050 diprediksi menjadi 2.761.480.000 atau bertambah 1.161.780.000. Ini berarti jumlah pemeluk agama Islam hampir sama dengan gabungan dua pemeluk agama Kristen dan Katolik pada tahun 2050 nanti yakni 2.918.070.000. Dari angka-angka tersebut, pada tahun 2030, negara yang berpenduduk muslim terbanyak adalah Pakistan, India, Indonesia, Bangladesh, Mesir, Turki, Nigeria, Iran, Irak, Afghanistan, Maroko, Aljazair. Sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, mayoritas masyarakat muslim Indonesia, yakni sebesar 95,5% atau 151 juta dari 158 juta pemeluk Islam meyakini bahwa agama merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari (Alvara Research Center, 2016). Ini menunjukkan betapa pentingya agama yang menjadi landasan dalam sikap dan perilaku mereka. Maka dari itu tidak sedikit pula umat Islam di negara ini mendahulukan preferensi sosial-politik-budayanya pada Islam daripada konstitusi negara yang telah menjadi konsensus. Walaupun demikian, apabila dibandingkan dengan beberapa negara berpenduduk muslim terbanyak tersebut hanya model Islam di Indonesia yang mampu menyeimbangkan praktik bernegara tanpa menghilangkan jati diri para pemeluknya. Hanya di negara kita, kebangsaan dan keislaman tidak menjadi sumber pertentangan yang saling menegasikan satu sama lain. PMII sebagai salah satu elemen bangsa yang mempunyai komitmen keislamankebangsaan yang kuat harus menjadi pelopor dan menjadi contoh terbaik praktik hubungan agama-negara di Indonesia. Tugas ini merupakan keniscayaan yang tak terbantahkan mengingat PMII merupakan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia dengan anggota aktif sebanyak 850.000 dibandingkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 600.000 dan Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) 65.000, serta mempunyai 228 Pengurus Cabang dan 24 Pengurus Koordinator Cabang (Kompas, 8 Juli 2011). Kekuatan ini merupakan modal penting untuk melakukan gerakan dakwah keislaman-kebangsaan di medan juang, yakni kampus. Selain usaha-usaha kaderisasi dengan cara merekrut mahasiswa Islam untuk dididik sesuai asas dan tujuan PMII, tidak kalah penting PMII melakukan intensifikasi kajian dan praktek keislaman di kampus untuk mahasiswa yang sudah ataupun belum bergabung dengan PMII. Kajian dan praktek tersebut bisa bisa lebih massif apabila LDK (Lembaga Dakwah Kampus) berada dalam penguasaan PMII. Penguasaan institusi tersebut mutlak dilakukan karena di institusi tersebut nilai-nilai keislaman dan kebangsaan ala PMII bisa didiseminasikan. Kedua, persaingan ekonomi global. Hidup di era dunia digital membuat jarak dan batasan-batasan teritorial seolah tiada lagi berarti, manusia hidup tanpa garis batas (borderless). Hal ini mendorong manusia untuk saling bekerjasama dalam bidang terutama kerjasama ekonomi, sebab ekonomi merupakan kunci dalam mengukur kesejahteraan. 4
Maka diciptakanlah pasar bebas atau Free Trade Area. Sampai saat ini Indonesia bergabung dalam dua pasar bebas yaitu ACFTA (ASEAN China Free Trade Area) yang dimulai tahun 2010 dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang baru saja dimulai 2015. Perdagangan bebas memberikan kesempatan bagi kita untuk bersaing dengan penduduk negara anggota akan tetapi disisi lain perdagangan bebas bisa berdampak buruk bagi perekonomian kita jika tidak siap menghadapinya. Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat setelah China, India dan Amerika Serikat, jika tidak siap, maka kita hanya akan menjadi pasar bagi produk-produk negara lain. Kemampuan bersaing dengan negara lain dalam bidang ekonomi indikator paling mudah dimengerti adalah nilai ekspor-impor negara kita. Berikut data statistik dari BPS yang diolah kementerian perdagangan (dalam juta US$). Tabel 1.1
NO
Uraian
2014
2015
TREND(%) 20112015
Jan-Dec*
2015 I
II
2016
EXPORT
175.980,00
150.366,30
-6,59
150.366,30
144.433,50
- OIL & GAS
30.018,80
18.574,40
-16,6
18.574,40
13.087,00
- NON OIL & GAS
145.961,20
131.791,90
-4,5
131.791,90
131.346,50
IMPORT
178.178,80
142.695,60
-4,96
142.694,80
135.650,70
- OIL & GAS
43.459,90
24.613,20
-9,38
24.613,20
18.724,80
134.718,90
118.082,40
-3,87
118.081,60
116.925,90
- NON OIL & GAS
Dalam enam tahun belakang ini, baik nilai ekspor maupun nilai impor kita semakin menurun, kalau tahun 2011 nilai ekspor kita bisa sampai US$ 203.496.000 tahun 2016 kemarin hanya mampu US$ 144.433.500 saja, sedangkan nilai impor kita tahun 2011 bisa sampai US$ 177,435,600 sekarang hanya US$ 135,650,700. Dan dalam enam tahun terakhir kita hanya bisa surplus di tahun 2011, 2015, dan 2016. Tiga tahun sisanya, nilai impor kita selalu lebih besar. Penurunan nilai ekspor ini dapat kita artikan bahwa daya saing produk kita semakin menurun, begitu penurunan nilai impor kita dapat diartikan proses produksi serta proses konsumsi juga menurun, konsumsi menurun berarti daya beli masyarakat juga menurun.
5
Sekarang mari kita lihat bagaimana angka kemiskinan dinegara kita yang diolah dari data Bank Dunia dan BPS: Tabel 1.2
Kemiskinan Relatif (% dari populasi) Kemiskinan Absolut (dalam jutaan) Rasio Gini pedesaan dan perkotaan (angka tengah)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
13.3
12.5
11.7
11.5
11.0
11.1
10.9
31
30
29
29
28
29
28
0.378
0.388
0.413
0.406
0.414
0.402
0.394
Tabel diatas menggambarkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia dalam tujuh tahun belakang secara perlahan menurun namun pemerintah Indonesia memakai parameter yang tidak terlalu ketat dalam mendefinisikannya, tahun 2016 pemerintah Indonesia mendefinisikan kemiskinan adalah mereka yang mempunya pendapatan bulanan USD 25 ekuivalen Rp. 330.000 saja atau perhari USD 0,83 (Rp. 10,700). Apabila kita mengikuti kriteria yang ditetapkan Bank Dunia yakni pendapatan sebesar USD 1,25 per hari atau bahkan USD 2 perhari maka mungkin banyak sekali rakyat Indonesia yang hidup dalam kemiskinan. Jika kita memang mengikuti angka penurunan kemiskinan yang dibuat pemerintah, mari kita lihat rasio gini yang masih tinggi bahkan cenderung meninggi sejak dari tahun 2010. Hal ini bisa dikatakan bahwa ketimpangan kesejahteraan penduduk Indonesia semakin meningkat, distribusi kesejahteraan belum merata. Semakin tinggi rasio gini diperoleh maka semakin timpang pula kesejahteraan yang didapat. Kekuatan ekonomi merupakan fondasi utama sebuah bangsa. Posisi dan daya tawar negara kita akan semakin kuat apabila ekonomi kita juga kuat, begitu juga sebaliknya. Paling tidak ada tiga hal yang sering dijadikan acuan untuk kemajuan ekonomi suatu bangsa yaitu sektor pertanian, sektor manufaktur, dan sektor pertambangan. Induk dari tiga hal tersebut adalah sektor perbankan. Pengelolaan sektor-sektor tersebut ada di beberapa lembaga di negara ini yakni BAPPENAS, BUMN, ESDM, Perdagangan, Perindustrian, Kadin, dan BankBank Utama seperti BI, BCA, BNI, BRI, Mandiri. Sedangkan penguasaan aset ada di pengusaha. Lini lain yang secara langsung atau tidak langsung menyokong penguatan ekonomi ini adalah lembaga yudikatif, lembaga politik (partai politik dan birokrasi/PNS), serta kaum Intelektual yang tersebar di NGO, Lembaga Think Tank, serta kampus-kampus utama negeri ini. Data serta informasi berbagai hal menyangkut sektor-sektor tersebut ada pada mereka yang munguasai IT yang terdiri dari Konsultan IT dan Tim IT perusahaan maupun lembaga negara. Disinilah, Komitmen kebangsaan yang dimiliki PMII meniscayakan 6
PMII untuk menyiapkan kader-kader yang siap mengisi berbagai sektor strategis ini. Pola penyiapan kader-kader yang disiapkan untuk memimpin sektor strategis tersebut dimulai dari prioritas rekruitmen asal Fakultas dan asal Kampus kader. Dalam hal ini Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Alam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta kampus-kampus unggulan berakreditasi terbaik “A” prestisius harus menjadi prioritas kita. Kepemimpinan mahasiswa dari tingkat jurusan, fakultas dan universitas/institut haruslah dijadikan laboratorium kepemimpinan kader PMII. Jika rekruitmen dan pola kaderisasi di fakultas dan kampus prioritas ini berjalan dengan baik, maka kepemimpinan sektor strategis bangsa ini bisa kita raih. Muara dari itu semua, kesejahteraan bangsa kita meningkat dan daya tawar bangsa kita dimata masyarakat dunia menjadi kuat. Ketiga, Persoalan budaya bangsa yang membentuk karakter kita sebagai bangsa Indonesia, seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa berbagai macam produk digital memudahkan nilai, ideologi dan informasi masuk dan dikonsumsi oleh warga bangsa kita. Tiga hal itulah yang menjadi sebab utama perubahan karakter bangsa kita, bangsa yang dikenal ramah menjadi pemarah, bangsa yang biasanya jujur gampang sekali menyebarkan kebohongan, bangsa yang biasanya saling kenal memandang tetangga bagai orang asing, bangsa yang biasanya menghormati yang tua menjadi mudah sekali mencerca dan memakinya, bangsa yang menghormati perempuan mudah sekali melecehkannya. anak muda yang dulunya belum mengerti apa-apa soal relasi seksual menjadi sangat paham bahkan sejak usia sekolah dasar. Pudarnya karakter kebangsaan yang kita miliki harus menjadi salah satu perhatian PMII dalam merumuskan program-program strategis. Sebab penguatan karakter kebangsaan ini telah menjadi komitmen sejak PMII didirikan dengan menjadikan kader sebagai orang yang “ ...Berbudi luhur, ..., cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya..” dengan landasan keimanan yang kuat dengan “..Taqwa kepada Allah SWT..”. Abstraksi penguatan karakter kader PMII ini sudah disebut dalam usaha yang harus dilakukan PMII Anggaran Dasar Pasal 5 dengan menyebut kader PMII muaranya adalah insan ulul albab yang disebut 16 kali dalam Alqur’an, utamanya Surat Ali Imron ayat 190-191, yang medifinisikan ulul albab sebagai orang yang menyikapi berbagai segi kehidupan selalu menyandarkan hati dan pikirannya kepada Allah semata. Penguatan karakter ini bisa kita lakukan dengan pengelolaan manajemen organisasi dan sistem kaderisasi yang disiplin dan menghargai prestasi atau sistem meritokrasi. Karakter inilah yang bisa menjadi nilai identitas kader yang bisa mendiferensiasikan antara kader PMII dengan kader organisasi kemahasiswaan lainnya.
7
III. VISI dan MISI Visi “PMII Berintegritas; Terwujudnya PMII yang berkarakter, intelektual, religius, kritis dan konstruktif serta terampil dalam penguasaan kepemimpinan sektor-sektor strategis”. Penjelasan Integritas merupakan sebuah konsep nilai terbaik yang harus dimiliki seorang manusia, itu mempunyai nilai yang amat luhur. Sebab kemanusiaan seorang manusia diukur dari integritas yang dimiliki. Orang yang mempunyai integritas adalah orang yang mempunyai mutu tinggi dan sifat yang patut diteladani. Integritas mampu memancarkan kewibawaan. Pikiran, ucapan dan tingkah laku orang berintegritas selalu mengandung kejujuran dan kebenaran sebab disandarkan pada prinsip-prinsip moralitas yang kuat. Dia mempunyai keberanian melakukan perubahan-perubahan sebab mempunyai keyakinan yang kokoh. Misi “Meningkatkan pengelolaan manajemen organisasi PMII yang disiplin, kreatif, menghargai prestasi, sistematis, terencana dan adaptif terhadap tuntutan perubahan jaman”. “Meningkatkan kemampuan basis intelektual kader PMII melalui strategi kaderisasi yang efektif dan efisien”. “Meneguhkan peran PMII sebagai garda depan penjaga Islam Aswaja di ranah kampus”. “Melakukan reformulasi strategi kaderisasi dan gerakan PMII; berbasis teknologi, intelektualitas dan spiritualitas”. “Memperkuat proses penyiapan kader pemimpin yang akan mengisi kepemimpinan sektorsektor strategis di berbagai level”. “Menciptakan sosiopreneur dalam upaya meningkatkan kemandirian kader dan kepedulian terhadap masyarakat”.
IV. Tujuan dan Sasaran Strategis 8
Tujuan PMII “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”. Tujuan dan Sasaran Strategis Kepengurusan PB PMII 2017 – 2019 Tujuan Pengelolaan organisasi yang profesional dan akuntabel
Penguatan sistem kaderisasi yang efektif dan efisien
Penguatan dan pengambilan peran ruang dakwah Islam ramah atau Islam Ahlussunah Wal Jamaah di kampus
Penyiapan generasi penerus kepemimpinan sektor strategis bangsa
Penyiapan kemandirian kader dengan gerakan sosiopreneur
Sasaran Strategis Menerapkan good governance atau good organization practice pada setiap level struktur kepengurusan Menerapkan digitalisasi infrastruktur sosial organisasi termasuk digitalisasi pendataan anggota, kader dan alumni. Memperkuat kaderisasi berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan expertise yang dimiliki setiap kader Menyediakan infrastruktur digital atau e-learning untuk kebutuhan pembelajaran dalam segala jenis kaderisasi (formal, informal, dan non formal) Meningkatkan kompetensi dasar kader sebagai upaya perumusan identitas kader dan diferensiasi kader dibandingkan dengan kader organisasi mahasiswa/kepemudaan lain. Mengambil peran dalam setiap kajian keagamaan kampus serta merebut posisi-posisi kepemimpinan LDK di setiap kampus, dengan prioritas kampuskampus unggulan Mengoptimalkan produk-produk digital (sosial media, website, aplikasi) untuk memperjuangkan Islam ramah atau Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Merekrut calon kader yang memiliki kualitas kepemimpinan baik dan keunggulan akademik yang berasal dari fakultas dan kampus unggulan Merebut setiap level kepemimpinan mahasiswa pada kampus unggulan serta berusaha menjaga kepemimpinan mahasiswa pada setiap kampus yang sudah lebih dahulu dikuasai Meningkatkan kesadaran kemandirian ekonomi kader dalam rangka menyiapkan diri untuk pengabdian pada masyarakat. Memperkuat kolaborasi dan kemitraan dengan institusi/lembaga yang bisa memberikan dukungan gerakan kemandirian ekonomi kader
V. Indikator Capaian 9
Idealnya harus ada rencana 2 tahunan (jangka pendek), 5 tahunan (jangka menengah) serta 10-20 tahunan (jangka panjang) dalam rangka menyambung rencana program pengembangan di setiap periode kepengurusan. Hal ini sangatlah untuk transfer ide, gagasan dan nilai sebagai upaya menghindari keterputusan kerja-kerja dan rencana besar organisasi untuk mencapai tujuannya. Penyusunan rencana ini hendaklah melibatkan periode kepengurusan sebelumnya ataupun generasi 5 – 10 tahun sebelum kepengurusan terkait dilantik. Tujuan I : Pengelolaan organisasi yang profesional dan akuntabel Sasaran Strategis Menerapkan good governance atau good organization practice pada setiap level struktur kepengurusan
Program Utama ● Pemasifan sosialisasi produk-produk hukum PMII ●
Pembentukan tim sekretariat PB dan PKC
●
Penerapan sistem promosi kepengurusan atau reward berdasarkan sistem meritokrasi
●
Penerapan sistem Perencanaan, Pelaksanaan dan Monitoring serta Evaluasi yang terstruktur dan terbuka
Indikator Capaian Utama ● Meningkatnya kepatuhan personel pengurus terhadap produk-produk hukum PMII ● Menigkatnya kerapian dan ketertiban pengelolaan administrasi kepengurusan ● Keaktifan personel pengurus pada setiap level struktur ● Adanya reward (penghargaan) baik itu berbentuk beasiswa ataupun pengakuan tertulis bagi pengurus organisasi yang memberikan dedikasi terbaik pada setiap level kepengurusan ● Adanya reward bagi kader unggulan yang meraih prestasi akademik maupun non akademik ● Terarsipkannya seluruh perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi yang menyatu dalam laporan program kegiatan ● Meningkatnya kepedulian pengurus untuk memberikan masukan10
Menerapkan digitalisasi infrastruktur sosial organisasi termasuk digitalisasi pendataan anggota, kader dan alumni.
●
Akreditasi PKC dan PC dengan kriteria-kriteria yang akan disiapkan
●
Pendataan anggota baru, kader, pengurus, dan alumni secara digitial serta pemetaan kekuatan struktur berdasarkan jenis kampus (Agama, nonagama, Swasta, Negeri) Digitalisasi arsip PMII
●
masukan yang positif untuk pengembangan organisasi ● Keterbukaan laporan keuangan organisasi sehingga bisa diakses oleh pengurus pada level struktur terkait ● Meningkatnya kualitas pengelolaan manajemen organisasi dan sistem kaderisasi di setiap level struktur ● Meningkatkan pemerataan kualitas kader dari seluruh PKC dan PC yang terdaftar secara sah di PB. ● Tersedianya satu sistem digital integratif yang berisi anggota, pengurus, dan alumni untuk mempermudah proses kerja kaderisasi maupun ditribusi keahlian kader ● Tersedianya dokumen digital yang berisi arsip PMII di seluruh tingkatan.
Tujuan II : Penguatan sistem kaderisasi yang efektif dan efisien Sasaran Strategis Memperkuat kaderisasi berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan expertise (keahlian utama) yang dimiliki setiap kader
Program Utama ● Survey nasional kapasitas dan potensi kader PMII
Indikator Capaian Utama ● Tersediannya peta kekuatan dan potensi personal kader PMII secara nasional
●
●
Pemberian program magang kader unggulan dilembaga memegang sektor strategis nasional dan internasional
MoU dengan lembagalembaga startegis kepemimpinan nasional dan internasional (misalkan PBB, OKI, ASEAN) 11
Menyediakan infrastruktur digital atau elearning untuk kebutuhan pembelajaran dalam segala jenis kaderisasi (formal, informal, dan non formal)
●
Pembentukan expertise PMII
kelompok
●
●
Workshop kaderisasi yang berisi peningkatan kapasitas dan kompetensi dasar kader PMII
●
Aplikasi e-learning materi kaderisasi Pemberian akses e-book gratis serta jurnal nasional dan internasional secara online Penyediaan e-book sumber bacaan penguatan keislaman Aswaja
●
Pengelolaan website dan media sosial secara profesional ● Pembuatan buku pedoman kompetensi dasar kader PMII yang paling tidak mencakup 10 kompetensi dasar, yakni: Complex problem solving, Critical thinking, Creativity, People management, Coordinating with other, Emotional dan spiritual intelligence, Judgment and decision making, Service orientation, Negotiation,
●
● ●
●
●
Meningkatkan kompetensi dasar kader sebagai upaya perumusan identitas kader dan diferensiasi kader dibandingkan dengan kader organisasi mahasiswa/kepe mudaan lain.
●
●
●
Adanya organisasi kelompok-kelompok expertise yang terdiri dari 5 rumpun yakni ekonomi, politik, hukum, teknik, dan pengetahuan alam yang bisa bisa menopang rencana strategis perebutan sektor strategis kepemimpinan bangsa Terselenggaranya 10 workshop kaderisasi di sejumlah titik wilayah PKC Meningkatnya kesadaran akan pentingya expertise (keahlian utama) sebagai penopang utama kesuksesan karir kader Berkurangnya kesenjangan pengetahuan kader antar wilayah satu dengan wilayah lain Peningkatan akses pengetahuan bagi seluruh kader di 228 Cabang dan 24 PKC. Meningkatnya akses dan interaksi terhadap PMII secara daring (online) Tersedianya cetak biru kompetensi dasar kader PMII
12
serta Cognitive flexibility ● Membentuk tim instruktur khusus untuk kaderisasi formal
●
Adanya tim instruktur khusus yang terdiri dari alumni PMII dan mantan pengurus berdasarkan rekomendasi jenjang struktur kepengurusan (semisal PKN ditentukan oleh PB, PKL ditentukan oleh PB dan PKC, PKD dan Mapaba ditentukan secara tripartit oleh PC, PK, dan PR.
Tujuan III : Penguatan dan pengambilan peran ruang dakwah Islam ramah atau Islam Ahlussunah Wal Jamaah di kampus Sasaran Strategis Mengambil peran dalam setiap kajian keagamaan kampus serta merebut posisiposisi kepemimpinan LDK di setiap kampus, dengan prioritas kampus-kampus unggulan
Program Utama ● Pembentukan Lembaga Keislaman di setiap kampus unggulan
Indikator Capaian Utama ● Adanya Lembaga Kajian Keislaman di kampuskampus yang ada dikota besar
● Merebut kepemimpinan LDK (Lembaga Dakwah Kampus)
●
Menduduki kepemimpinan LDK di 10 Universitas Unggulan (Universitas Airlangga, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Negeri Jember). dan 3 Institut Unggulan 13
Mengoptimalkan produk- produk digital (sosial media, website, aplikasi) untuk memperjuangkan Islam ramah atau Islam Ahlussunnah Wal Jamaah
● Pembentukan tim cyber troop PMII
(Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Serta 7 Universitas Islam Negeri utama (UIN Alauddin, UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN Sulthan Syarif Kasim, UIN Sunan Ampel, UIN Sunan Kalijaga, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Walisongo. Adanya 24 kelompok tim cyber troop yang mewakili tiap PKC dan terkoordinasi secara hierarkis oleh tim cyber PB.
●
Tujuan IV : Penyiapan generasi penerus kepemimpinan sektor strategis bangsa Sasaran Strategis Merekrut calon kader yang memiliki kualitas kepemimpinan baik dan keunggulan akademik yang berasal dari fakultas dan kampus unggulan
Merebut setiap level kepemimpinan mahasiswa pada kampus unggulan serta berusaha menjaga kepemimpinan mahasiswa pada setiap
Program Utama ● Intensifikasi (kenali, dekati, ikat) rekruitmen pada calon anggota dan kader dari fakultas unggulan (Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) dan kampus unggulan yang terakreditasi “A” ● Kampanye kreatif rekruitmen kader PMII ● Workshop/simposium khusus penyiapan kepemimpinan mahasiswa tingkat kampus terutama pada kampus-kampus unggulan yang menjadi prioritas ● Pendampingan khusus
Indikator Capaian Utama ● Meningkatnya jumlah kader yang berasal dari fakultas dan kampus unggulan terakreditasi “A”
●
Meningkatnya jumlah pemimpin mahasiswa dilevel jurusan (Hima/HMJ), fakultas (BEM-F dan sejenis) maupun universitas/institut/sekol ah tinggi (BEM, DEMA) 14
kampus yang sudah lebih dahulu dikuasai
perebutan Lembaga Eksekutif dan Lembaga Legislatif Mahasiswa di kampus-kampus unggulan terakreditasi “A”
dari kader PMII pada terutama pada kampuskampus unggulan
Tujuan V : Penyiapan kemandirian kader dengan gerakan sosiopreneur Sasaran Strategis Program Utama Indikator Capaian Utama Meningkatkan ● Pelatihan sosiopreneur ● Meningkatnya kesadaran kesadaran entrepeneurship kemandirian ekonomi berbasis sosial dalam diri kader dalam rangka kader menyiapkan diri untuk ● Adanya minimal 200 pengabdian pada kelompok sosiopreneur masyarakat. yang diinisiasi dan di pelopori oleh PMII Memperkuat ● Kesepakatan kerjasama ● Naskah MoU dengan kolaborasi dan dengan lembaga beberapa kementrian kemitraan dengan pemerintah, kedutaan dan BUMN maupun institusi/lembaga yang negara sahabat, dan lembaga non pemerintah bisa memberikan lembaga non pemerintah untuk pengembangan dukungan gerakan lokal maupun program sosiopreneur kemandirian ekonomi internasional mendukung kader program sosiopreneur VI. Selayang Pandang Iden Robert Ulum (karebet) Semangat Yang Tak Pernah Padam Lahir boleh di manapun, tapi mimpi harus di langit. Ungkapan itu tampakya pas menggambarkan sosok satu ini. Ia dilahirkan di tengah keluarga sederhana, dengan kesibukan ayah sebagai sopir truck dan ibu pembantu rumah tangga. Dari kesederhanaan itu ia tertempa. Kini, ia sukses dalam tiga hal secara bersamaan: organisasi, akademisi, dan pengusaha. Tercatat selama ini, ia telah berhasil mengukir kesuksesan dengan menjadi Ketua Umum PMII Kota Malang dan Wasekjen PB PMII. Kini, sembari kuliah pascasarjana dalam disiplin manajemen, dirinya getol mengembangkan usahanya. Inilai biografi singkat dari orang yang semangatnya tak pernah padam, Iden Robert Ulum. Sikapnya luwes. Pergaulannya luas. Itulah kesan ketika kita bertemu dengan Iden, begitu biasanya sahabat-sahabat memanggilnya. Di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dia adalah tokoh yang amat terkenal dan disegani. Sebagai aktivis tulen, Iden setidaknya mempunyai dua bekal penting: jago melihat peluang dan pandai bernegosiasi. Tak ayal, banyak aktivis PMII se-Nusantara yang mengenalnya. Kini, dia adalah 15
wakil sekretaris jenderal Pengurus Besar (PB) PMII. Dalam kongres di Palu tahun ini, dia menjadi salah satu calon ketua umum yang cukup diperhitungkan. Oleh banyak kalangan, Iden dianggap mampu memimpin salah satu organisasi kemahasisw aan terbesar di Indonesia itu. Lalu, siapakah sebenarnya Iden? Dari keluarga seperti apakah dia tumbuh? Seperti apa saja kiprahnya selama di PMII? Dan apa strategi sehingga dia sukses menjadi pengusaha? Tulisan singkat ini hendak menjawab aneka macam pertanyaan itu. Tentu tulisan ini tidak lengkap merangkum semuanya, tapi setidaknya bisa menggambarkan perjalanan hidup dari seorang yang hidupnya penuh liku. Masa Kecil Tahun ini Iden memasuki umur 29 tahun. Umur yang kata banyak orang sedang matang-matangnya untuk melakukan sebuah hal besar. Lahir dari keluarga perantau pasangan Moeawan dan Siti Komariah (almh) pada 14 Juli 1987 di Balikpapan dan masa kecilnya dihabiskan di kota ini. Ayahnya adalah sopir truk bahan bangunan, sementara Sang Ibu adalah pembantu rumah tangga. Dari kesederhanaan keduanyalah, ia sadar kalau hidup itu harus punya mimpi yang wajib diperjuangkan. Prestasi Iden sudah muncul saat dia sekolah di SDN 053 Prapatan Balikpapan. Prestasi itu tak lepas dari tradisi disiplin di keluarganya. ”Mungkin jika orang tua saya tidak mendidik saya dengan disiplin tinggi, saya tidak menjadi seperti saat ini,” kata pecinta bioskop ini. Di sekolah, dia sering berkelahi. Iden selalu tidak terima ketika ada yang menghina pekerjaan orangtuanya. Sepulang sekolah, ia terbiasa membantu menjaga gerobak jualan ibunya yang menyediakan makanan dan minuman ringan. Ia memang tak seperti anak seusianya yang mehabiskan waktu dengan bermain, karena ia sadar bahwa kondisi tidak mengizinkan demikian. Tahun 1994 merupakan tahun perpisahannya dengan Balikpapan. Keluarganya pulang ke kampung halaman, Jember, Jawa Timur. Dia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan aktifitas baru. Kedua orangtuanya kemudian berpidah profesi menjadi petani dan pedagang kebutuhan pertanian dan bangunan. Nah, sejak itulah dia mulai mencintai dunia perdagangan. Pagi sekolah, siang membantu orang tua di toko dan kebun. Sore hari dia, saperti layaknya keluarga santri, iapun mengaji ke pesantren salaffiyah (PP. Miftahul Huda Islamiyah) di dekat rumahnya. Selain digembleng ilmu agama, Iden kecil ternyata juga sangat menyukai Matematika. Di Jember dia melanjutkan sekolah di SDN 03 Desa Sidomulyo. Dia sering mewakili sekolah itu untuk memenangkan lomba matematika di tingkat kecamatan. Pada usianya yang masih belia, dia juga sering keliling kampung seminggu dua kali untuk menagih hutang pelanggan toko orang tuanya yang sudah jatuh tempo.
Masa Menginjak Remaja 16
Setelah lulus SD, dia melanjutkan sekolah di SMPN 3 Tanggul, Kabupaten Jember. Ini adalah sekolah paling bergengsi di kecamatannya. Terhitung hanya dua orang dari kampungnya yang dapat melanjutkan ke SMP tersebut. Waktu itu untuk pergi ke sekolah ia harus menggunakan sepeda dengan jarak tempuh sekitar lima kilometer. Saat masih SMP inilah, jiwa kepemimpinan dan bakat Iden berorganisasi mulai muncul. Dia aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan ekstrakulikuler pramuka. Semasa SMP penuh cerita soal Iden yang selalu harus diam-diam kabur dari tugas menjaga toko dan menagih hutang. Dia kabur untuk mengikuti ekstrakulikuler Pramuka pada Minggu pagi. Bagi orangtuanya, pramuka itu tidaklah penting, yang penting adalah berprestasi di sekolah dan bekerja di toko. ”Entah kenapa Saya suka sekali aktif di OSIS terlebih Pramuka, yang saya ingat di pramuka saya bisa mengejar badge dan bertemu dengan teman atau senior yang berbeda beda kelas,” ucapnya. Setelah lulus SMP, dia melanjutkan SMA di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pesantren yang didirikan pendiri Nahdlatul Ulama’, KH Hasyim Asyari. Dia meneruskan budaya keluarga, setiap anak laki-laki harus nyantri ke Tebuireng. Budaya turun temurun mulai dari kakek dan abahnya. Kedua panutannya itu juga juga menjadi santri di pesantren ini. “Saya masih ingat sekali, diantarkan ke pesantren dan hanya diberikan uang sembilan puluh ribu untuk bertahan selama satu bulan,” imbuhnya. Di SMA, Iden melanjutkan hobinya aktif di organisasi mulai dari OSIS, Pers Sekolah, dan Organisasi Santri Daerah. Di pesantren inilah asal-usul nama Karebet muncul. Nama ini menjadi sapaan akrab Iden untuk temannya. Nama ini juga sering disematkan di tengah nama lengkap Iden. Asal-usul nama ini bermula dari seorang ustad pesantren mengatakan kalau namanya kurang islami. Lalu merubah panggilannya menjadi Karebet. Selama di Tebuireng layaknya santri di sana, Iden juga turut memilih Organisasi Bela Diri. Sempat belajar di Wushu Ain Fa selama satu Tahun, lalu ia beralih mencintai Pencak Silat dan bergabung hinnga menjadi warga di Pencak Silat NH Perkasya (Nurul Huda Pertahanan Dua Kalimat Syahadat) yang merupakan pencak silat asli Pondok Pesantren Tebuireng. Saat kelas 2 SMA di Tebuireng dia menjadi mentor Bahasa Inggris untuk para santri baru di kompleksnya. Tidak seperti santri pada umumnya yang sering dijenguk oleh keluarga, Selama tiga Tahun di Tebuireng, Abahnya hanya pernah sekali menjenguknya di pesantren. Itupun saat Ia diopname di rumah sakit selama enam hari. Bahkan Ibunya tidak pernah sama sekali menjenguknya di pesantren karena harus bergantian menunggu toko di rumah. Bergabung PMII saat Kuliah Selepas SMA, dirinya berniat sekali untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan akhirnya mengutarakan niatnya ini ke orangtuanya. Dia sangat bahagia saat orangtuanya mengizinkan untuk melanjutkan di perguruan tinggi dengan catatan hanya bisa memberikan kiriman Rp. 800.000/bulan. Berbekal kepercayaan diri pada penguasaan Bahasa Inggris dan Jurusan IPA, dia mendaftar di Jurusan Kedokteran Universitas Brawijaya sebagai pilihan pertama dan jurusan Sastra Inggris di Universitas Negeri Malang (UM). 17
Rupanya takdir belum menghendaki keduanya. Dia tidak lulus ujan SMPTN. Tidak menyerah, dia mencoba mengikuti ujian mandiri di Universitas Brawijaya dan diterima di Fakultas Teknik Jurusan Elektronika. Bergabung bersama KWAT (Kawula Warga Alumni Tebuireng) memberikan ilmu kesan tersendiri bagi Iden.”Di sana pertama kali saya didoktrin bahwa berorganisasi tidak hanya sekedar membangun jejaring, tapi juga soal membangun rasa kekeluargaan, satu sakit semua sakit, satu bahagia semua harus merasakannya,” jelas pria yang juga pernah menjabat Ketua PMII Komisariat Universitas Brawijaya (UB) ini. Di organisasi KWAT inilah kemudian dia mengenal PMII. Umunya seniorsenior Tebuireng aktif di PMII. Oleh seniornya dia diajarkan dan didoktrin untuk menyiapkan masa depan dengan tahapan dan target pencapaian yang harus benar-benar dipersiapkan. Termotivasi dari informasi bahwa PMII sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa yang didirkan oleh NU, sebagai santri KH Hasyim Asyari, wajib hukumnya aktif di PMII. Dia kemudian mencari PMII di Universitas Brawijaya, lalu aktif di dalamnya. Selain Aktif di PMII, Iden terkenal juga aktif di organisasi intra kampus seperti HMJ Elektro dan Senat Mahasiswa Fakultas Teknik. Di Kampus Iden terkenal sebagai mahasiswa yang berani. Salah satu contohnya, saat ospek dengan sistem yang agak keras, dia berani menantang senior-seniornya. ”Simpel saja sebetulnya waktu itu, saking sebalnya dengan ulah senioritas di teknik saya sempat tantang mereka untuk berdebat satu lawan satu soal isu sistem ospek bahkan saya juga tantang untuk duel satu lawan satu kalau ada yang masih menindas teman-teman saya,” imbuhnya. Pada saat semester lima di UB, dia sudah mengikuti Pemilu Dema (Dewan Eksekutif Mahasiswa) atau yang lebih terkenal sebagai BEM. Dia melawan kandidat yang semuanya semester tujuh. Diapun keluar sebagai pemenang. ”Waktu itu saya sebetulnya hanya ingin mengajarkan kepada mahasiswa teknik soal arti senioritas dalam kepala saya, bahwa tua itu pasti, namun dewasa itu pilihan. Tetap harus menghormati yang tua, tapi bukan berarti yang muda tidak bisa lebih berprestasi dari yang tua,” katanya dengan lantang. Pada semester lima dia mendapatkan amanah menjadi Badan Pengurus Harian (BPH) termuda di PMII Komisariat Brawijaya. Dia menjabat Wakil Sekertaris Bidang Kaderisasi. Pada semester tujuh, dia mewakili Fakultas Teknik Menjadi Anggota Kongres Mahasiswa Brawijaya dan terpilih menjadi Ketua Komisariat PMII Brawijaya. Masa-masa semester tujuh merupakan semeter terberatnya selama kuliah. Karena harus dihadapkan pada masalah keluarga yakni adiknya melanjutkan SMA di kampung atau melanjutkan ke Pesantren Tebuireng. Dengan konsekuensi logis tidak mendapatkan kiriman dari orangtua. Karena dana harus dialihkan untuk membiayai adiknya yang masuk pesantren. “Piye le, adikmu ke pesantren tapi sampean tidak ada kiriman atau adik lanjut sekolah di kampung saja?,” ungkap Abahnya. Diapun kemudian memutuskan untuk tidak menerima kiriman dari orang tua dan memulai menghidupkan usaha kecilnya.
18
Setelah menjadi Ketua PMII Brawijaya, Di Semseter sembilan dia terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Brawijaya mewakili Mahasiswa Teknik. Kemudian dia terpilih sebagai Ketua Kongres Mahasiswa Universitas Brawijaya. Saat semester sembilan, dia menjabat sebagai Ketua Lembaga Penerbitan & Jurnalistik PMII Cabang Kota Malang. Kemudian Terpilih menjadi Ketua Kaderisasi PMII Cabang Kota Malang di konfercab selanjutnya. Pengalaman di Bidang Kaderisasi, menghantarkan Karebet kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PC PMII Kota Malang. Saat menjadi Ketua Umum PC PMII Kota Malang, dia membuat Muspimcab untuk pertama kalinya di PMII dan menghasilkan beberapa rumusan. Salah satunya konsep sahabat pendamping bagi kader-kader baru PMII. Konsep ini sebetunya pernah diterapkannya pada saat menjadi Ketua PMII Universitas Brawijaya dan tergolong sukses mengawal sistem kaderisasi PMII di kampus dengan jargon Enterprenuer University tersebut. PMII Cabang Kota Malang dengan Jumlah 12 Komisariat (14 Komisariat saat ini) dan 45 Rayon kala itu, tergolong PMII Cabang dengan jumlah Komisariat & Rayon terbanyak Se-Indonesia. Tentu tantangan tersendiri menjadi orang nomor satu di organisasi ini. Agenda Demonstrasi untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah tidak luput dilakukannya selama menjabat. Hampir setiap bulan PMII Kota Malang melakukan demonstrasi jalanan mengangkat isu-isu nasional mulai pendidikan, kesejahteraan, korupsi hingga isu-isu SDA seperti nasionalisasi Freeport. Meskipun umumnya demonstrasi mahasiswa yang beberapakali juga berkahir dengan benturan-benturan kecil dilapangan, hubungan dengan pihak kepolisian tetap terjaga dengan baik. Saat itu Kapolresta Kota Malang dipimpin oleh Bapak Kombes Pol Teddy Minahasa (sekarang ajudan wakil presiden Jusuf Kalla). Di kepengurusan Karebet juga PMII Kota Malang melakukan renovasi sekertariat dari gedung lama satu lantai menjadi gedung baru dua lantai. Pembangunan ini hasil dari para senior tanpa melibatkan dana bantuan pemerintah sedikitpun. Kegiatan Kaderisasi yang dilakukan dikepengurusanya beragam mulai dari Pelatihan Politik Anggaran, Pelatihan Instruktur, Pelatihan Web Developer & Hacking, Pelatihan Aswaja dan Dakwah ingga Pelatihan Kader Lanjutan. Setelah menjadi Ketua PMII Cabang Kota Malang di Tahun 2012 awal, dia hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan estafet PMII dari Kota Malang. Namun sebelum aktif di PB PMII, Karebet terlebih dulu aktif di Pengurus Pusat Pagar Nusa dan Lembaga Kesehatan PBNU. Di Lembaga Kesehatan NU (LKNU) PBNU Ia pernah menjadi Ketua Program Kerjasama antara LKNU dengan Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal yang kala itu. Pasca Kongres ke XVIII PMII di Jambi, dia kemudian aktif sebagai Wasekjend PB PMII Bidang Riset dan Teknologi mengawal kepemimpinan Sahabat Aminuddin Ma’ruf. Sambil tetap menjalankan bisnis Fashion dan perusahaan yang bergerak dibidang supplier mechanical. Ia Juga Melanjutkan Kuliah S2 di Eksekutif Muda PPM School Of Management, Kampus Manajemen Tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1967. Di kampus inilah kemudian Karebet belajar lebih banyak mengenai dunia Bisnis dan Corporate Management. 19
Jiwa Enterprenuer Pengalaman semasa kecil bersama aktifitas kedua orangtuanya selama berdagang membentuk jiwa enterprenuer dalam dirinya. Semasa semester empat Karebet sudah memulai usaha mandiri dengan berjualan pulsa dan sales distributor laptop di Kota Malang. Meski hanya bertahan selama dua tahun, pengalaman berbisnis itu kemudian berbuah sebuah hasil di Kompetisi Mahasiswa Entreprenuer Brawijaya dan mendapatkan dana hibah sebesar 25 Juta di tahun 2009. Selama menjadi Ketua Komisariat PMII Brawijaya, Karebet telah mengeleola usahanya sendiri yaitu peternakan kelinci hias dengan aset sebesar 40 Juta. Proposal Bisnis Plan yang ia menangkan di Universitas Brawijaya juga ia submit dengan nama Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dan mendapatkan bantuan sebesar 15 Juta dari kampus tersebut. ”Meskipun Bisnis Kelinci itu hanya bertahan selama 1,5 tahun karena faktor kenakalan tengkulak kelinci hias, Tapi saya banyak belajar dari situ,” katanya mengenang masa-masa itu. Dia sempat menularkan keahliannya dalam membuat Bisnis Plan kepada para juniornya di PMII dan berbuah beberapa dana hibah hingga 35 Juta di tahun berikutnya. Setelah gagal dalam memulai usaha Ternak Kelinci hias, dia pun kemudian mencoba peruntungan dengan menjual ”Kopi Luak Liar”. Lagi - lagi bisnis ini mengalami kegagalan di tahun pertamanya. Setelah lulus menjadi Mahasiswa Universitas Brawijaya di Tahun 2011 dengan IPK 3.14 dan kemudian menjadi Ketua Umum PMII Cabang Kota Malang. Ia tak bisa untuk tidak meninggalkan hobinya dalam berbisnis. Serasa bisnis memang menjadi dunia keduanya selain berorganisasi. Di tahun 2012 Ia membuat Fikashop.com bisnis Online yang bergerak dibidang fashion baju pesta wanita. Perusahaan ini kini sudah mempunyai banyak karyawan dan sudah mengirim barang keberbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. ”Jadi kami ambil barang dari Tanah Abang, kami kirim ke Malang kemudian kami jual lagi secara online ke seluruh Indonesia, bahkan lucunya yang beli itu orang yang jualan juga di tanah abang,” pungkasnya lantas tertawa. Perjuangan di Ibu Kota Setelah sukses menjadi Ketua Umum Cabang PMII Kota Malang Iden merantau ke Jakarta. Berbekal seabrek pengalaman di PMII dan lulusan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB), dia sangat percaya diri bisa sukses di Jakarta. Namun, ternyata Tuhan mempunyai skema lain terhadap kehidupan Iden di Ibu Kota, yang kata banyak orang sangat keras. Alumni PMII Kota Malang yang katanya sudah banyak di Jakarta ternyata belum bisa memberikan secercah harapan. Rupanya, itu adalah cara alumni PMII mengkader para juniornya. ”Sampean harus survive selama tiga bulan di Jakarta tanpa bantuan senior, baru layak menjadi orang Jakarta, dan jangan pernah berharap pekerjaan kepada senior, berusahalah sendiri dengan kemampuanmu.” Kira-kira seperti itulah ucapan salah senior ketika Iden bersilaturahmi.
20
Berbekal pesan itu, dia lalu ’towaf’ dari satu kos ke kos sahabat yang lain untuk sekedar menyambung hidup di Jakarta. Ketika itu dia hanya berbekal tas yang berisi beberapa potong baju ala kadarnya.”Samsud, Najib, Cahyo, dan Aziz nama-nama yang tidak akan pernah saya lupa dalam membantu saya bertahan hidup di Jakarta,” katanya dengan mata berbinar. Setelah tiga bulan berlalu, akhirnya Iden sempat diterima dan bekerja di sebuah perusahaan rekanan PLN. Karena kebutuhan semakin menjepit, termasuk kebutuhan untuk membiayai adiknya masuk ke Universitas Brawijaya, dia justru melepaskan pekerjaanya. Selepas Ibunya meninggal pada saat pulang dari pernikahannya, bisnis orang tuanya semakin kolaps dan dia harus menaggung pembiayaan tiga orang adiknya.”Tidak mungkin saya bisa memenuhi kebutuhan jika hanya bergaji 3,5 juta satu bulan, kebutuhan saya, biaya kuliah adik saya di UB, Adik saya yang di pesantren, belum lagi transfer istri di Malang, mau saya carikan darimana kalau hanya bergaji segitu,” imbuhnya penuh semangat. Dia lalu berspekulasi membangun bisnis. Dengan harapan bisa mendapatkan gaji yang lebih besar.”Memang waktu itu murni saya berjudi dengan Tuhan, kalau saya di kantor jelas saya tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, Setidaknya ada peluang saya mendapatkan pendapatan lebih kalau saya berbisnis,” imbuhnya. Dia lalu memulai usaha baru di bidang jasa pembuatan website. Namanya adalah Rumah Kreasi. Berbekal ilmu Teknologi Informas yang ia pelajari selama di bangku kuliah dan pengalamannya berbisnis, akhirnya ia menjalankan bisnisnya dengan berbekal proposal Penawaran ke berbagai pihak.”Ya lumayan, di bulan kedua saya bisa mendapatkan pendapatan bersih minimal 5 juta perbulannya, tiga klien perbulan dengan nilai rata-rata berkisar 3,5-5 juta perklien, itu target saya,” jelasnya. Awal tahun kedua, istrinya memaksakan diri untuk mengikutinya di Jakarta. Semenjak istrinya di Jakarta kemudian dia kembali bersemangat untuk menghidupkan usaha di bidang fashion yang sempat terbengkalai yakni fikashop. Berbekal barang sebanyak satu kardus indomie dan uang enam juta, Ia kemudian mengembangkan usahanya. Dia memanfaatkan pusat grosir terbesar di Asean yakni tanah abang. Kebetulan tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat itu. Pada tahun 2013, waktunya nyaris habis untuk mengembangkan usaha fikashop.”Sempat ada yang mencibir saya waktu itu, mantan ketua umum PMII cabang Kota Malang dan lulusan Teknik Brawijaya kok jauh-jauh ke Jakarta cuma jualan baju, tapi saya sendiri cuek dan tak banyak menanggapinya” imbuhnya. Demi mengembangkan bisnisnya Iden juga sempat membuat proposal binis kerjasama untuk ditawarkan ke berbagai pihak. Mulai dari teman kuliah, senior hingga berbagai orang ia temui untuk dapat memberikan suntikan dana dengan sistem sharing profit. ”Saya sangat paham bahwa dunia bisnis masih menjadi hal yang asing di keluarga NU (Nahdlatul Ulama’) dan PMII, makanya banyak yang tidak percaya atau memang tidak bisa membantu suntikan dana untuk pengembangan fikashop,” jelasnya. Akhirnya diapun menemukan orang yang bersedia meminjamkan dana untuk pengembangan bisnisnya. Riza, juniornya semasa di PMII UB yang bersedia membantunya. 21
Ketika itu, dia telah menjadi pegawai di perusahaan multinasional Chevron. Riza bersedia meminjamkan setengah gaji bulannya Rp. 15 Juta untuk mengembangkan fikashop.”Saya selalu berkeyakinan bahwa Tuhan tidak akan pernah menutup mata atas kerja keras dan iktiar kita, seandainya belum berhasil saya selalu menghibur diri bahwa akan ada sesuatu yang lebih indah di depan sana.” Imbuhnya. Fikashop saat ini telah berkembang menjadi Bisnis Online yang banyak dijadikan bahan pembelajaran bagi keluarga dan kerabatnya yang ingin memulai usaha. Dari hanya satu kardus pakaian dan modal enam juta, kini berkembang memiliki penjualan hingga 40.000 pcs baju pertahun. Kini Fikashop dibantu oleh 10 Orang Pegawai dan kurang lebih ada 100 Reseller Aktif. ”Ada beban di pundak tim Fikashop saat ini, setidaknya Kami harus terus memikirkan nasib orang-orang yang terlibat secara aktif dalam usaha ini mulai dari nasib penjahit, pegawai, hingga reseller yang tersebar di seluruh Indonesia” jelasnya. Dia juga menceritakan bahwa kuliah S2 manajemen-nya di PPM yang terkenal mencetak pengusaha dan profesional muda, sangat membantu membuatnya memahami bisnis secara lebih dalam.”Keluarga, Organisasi, Bisnis, dan Kuliah harus berjalan seiringan, memang terkadang terasa berat dan melelahkan, tapi sekali lagi kalau mau sukses ya harus bekerja keras, jangan lupa tasbih diputar dan sisihkan waktu maen-maen ke makam,” kata pria yang hobi ziarah makam ini.
22
Nama Tempat, Tgl. Lahir Jenjang Pendidikan
Riwayat Organisasi
Riwayat Pekerjaan
Contact Person Social Media
: : :
:
:
Iden Robert Ulum Balikpapan, 14 July 1987 Magister Manajemen Eksekutif Muda, PPM Management, Jakarta Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya SMA PP. Wahid Hasyim Tebuireng, Jombang SLTPN 03 Tanggul, Jember SDN 053 Balikpapan
2015 – 2017 2005 – 2011 2002 – 2005 1999 – 2002 1993 – 1999
Sekretaris PB PMII Koordinator Biro Pemberdayaan Ekonomi LKKNU, PBNU Sekretaris Departemen IPTEK, ISNU Cabang Kota Malang Ketua PMII Cabang Kota Malang Kordinator Jaringan Komunikasi KIPP Malang Raya Ketua Bidang Kaderisasi PMII Cabang Kota Malang Ketua Kongres Mahasiswa UB Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UB Ketua PMII Komisariat Brawijaya Ketua Senat Mahasiswa FT UB Wakil Ketua PMII Rayon Teknik UB Ketua Kongres Mahasiswa FT UB Menteri Luar Negeri Ikatan Alumni PP Tebuireng Cabang Kota Malang
2014 - Sekarang 2016 - Sekarang
Komisaris PT. Patrindo Raya Utama General Manajer Fikashop.com Project Leader "Evaluasi Peningkatan Kinerja SKPD Kab. Malang", CV Pelita Persada, Malang
2014 - Sekarang 2012 - Sekarang Januari 2011 – Mei 2012
2012 – 2014 2011 – 2012 2010 – 2012 2010 – 2011 2010 – 2011 2010 – 2011 2008 – 2009 2008 – 2009 2007 – 2008 2006 – 2007 2006 – 2008
Iden Robert Ulum (085-649-021-459) Facebook : www.facebook.com/idenRU Instagram : www.instagram.com/idenkarebet Twitter : www.twitter.com/iyden
23