I.
Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk
berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat lainnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, tetapi untuk berkomunikasi antar daerah mempunyai bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi kenegaraan sesuai yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 36 Ayat ke-2 Bab XV. Dengan adanya bahasa persatuan tersebut, bahasa Indonesia tergolong sebagai bahasa kedua karena bahasa pertamanya adalah bahasa daerah. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai dwibahasawan bahkan multibahasawan karena menguasai bahasa asing pula. Bahasa Indonesia juga dikatakan sebagai identitas bangsa karena dengan beragamnya bahasa daerah yang digunakan, tetapi masyarakat Indonesia tetap menggunakan bahasa Nasional untuk berkomunikasi antar daerah. Seperti yang kita ketahui, bahwa akhir tahun 2015 Indonesia akan memasuki MEA. MEA adalah salah satu bentuk integrasi dari negara-negara ASEAN di wilayah Asia Tenggara. Dimana mulai diberlakukannya pasar bebas di wilayah negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, negara yang tergabung dalam ASEAN harus segera mempersiapkan SDM yang handal dalam berbagai kompetensi dan memanfaatkan SDA yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian khususnya dalam bidang pariwisata. Salah satunya di Kota Cirebon, menyimpan banyak tempat pariwisata yang dapat dijadikan tujuan wisatawan domestik maupun asing. Misalnya saja Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Goa Sunyaragi, Batik Trusmi, Tari Topeng, dan Sintren. Berkaitan dengan hal itu, bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa resmi kenegaraan dan sebagai lambang identitas bangsa. Salah satu wujudnya kita tetap bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan menempatkan bahasa asing sebagai nilai tambah dalam menghadapi MEA. Dengan demikian, diharapkan masyarakat Indonesia memiliki SDM yang berkualitas guna
menyambut
MEA
dalam
meningkatkan
perekonomian.
Salah
satunya
meningkatkan sektor pariwisata di Kota Cirebon guna menambah devisa negara.
II. Pembahasan 2.1 Bahasa Indonesia Sebagai Wujud Identitas Bangsa Sejak 28 Oktober 1928 bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa persatuan yang tercetus dalam salah satu butir Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Berdasarkan pernyataan pada butir ketiga tersebut, bahwa bahasa Indonesia adalah sebagai salah satu bahasa resmi kenegaraan di tengah-tengah beragamnya bahasa daerah yang dimiliki oleh negara Indonesia. Bahasa adalah identitas suatu bangsa, dengan kata lain bahasa mempunyai kedudukan paling utama dalam berkomunikasi. Berdasarkan etimologisnya, kata “identitas” berasal dari bahasa latin, yakni “idem” yang artinya “sama”. Sedangkan berdasarkan KBBI (...) bahwa identitas adalah....Senada dengan hal itu, menurut Tim Nasional Dosen Kewarganegaraa (2011: 66) identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa identitas nasional adalah kesamaan pandangan hidup di dalam suatu kelompok untuk membedakannya dengan kelompok lain. Identitas nasional bangsa Indonesia tercermin pada: bahasa nasional, bendera, lagu kebangsaan, lambang negara gambar Garuda Pancasila, dll. Jadi, bahasa adalah salah satu identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dipertahankan.
2.2 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Masyarakat Ekonomi Asia adalah salah satu bentuk integrasi negaranegara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Adapun negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunnei Darussalam, Laos, Myanmar, Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Sejak tahun 8 Agustus 1967 Indonesia tergabung dalam
negara ASEAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi paling banyak dibandingkan negara-negara lain. Selain itu, memiliki kekayaan sumber alam yang sangat potensial. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa menjelang akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN akan menyambut MEA. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN yakni dengan dihapuskannya bea masuk (free trase area) untuk mewujudkan pasar bebas. Dengan adanya MEA, Indonesia jadi memiliki banyak peluang untuk lebih menigkatkan kualitas produk-produknya, meningkatkan masuknya wisatawan asing, dan yang paling utama adalah tenaga profesionlanya. Untuk menghadapi MEA persaingan yang sangat ketat dalam MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, dan kompetitif agar mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya.
2.3 Pariwisata di Kota Cirebon Secara geografis Indonesia memiliki wilayah paling luas dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Selain itu, Indonesia juga memiliki ragam bahasa, ragam budaya, dan ragam suku, tetapi tetap bersatu dalam satu “Bhineka Tunggal Ika”. Banyak sektor yang dijadikan prioritas dalam perdagangan bebas ini, salah satunya yakni sektor pariwisata yang diduga akan menjadikan prioritas utama dalam meningkatkan perekonomian di negara Indonesia. Salah satu kota yang akan meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata adalah kota Cirebon karena Cirebon sebagai pintu gerbang awal sebelah timur dari Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis sebelah Utara berbatasan dengan Indramayu, sebelah Barat berbatasan dengan Majalengka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kuningan, dan sebelah Timur berbatasan dengan Brebes. Berdasarkan letak geografisnya, Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat sebelah Timur. Oleh karena itu, Cirebon memiliki modal dasar untuk dijadikan sebagai tempat pariwisata yang wajib dikunjungi di wilayah Timur Jawa Barat.
Terdapat banyak tempat pariwisata yang dapat dikunjungi di kota ini, diantaranya: Keraton Kasepuhan, Keraton Khanoman, Cirebon Water Land, Pantai Kejawenan, Gua Sunyaragi, Gunung Jati, Batik Trusmi. Tempat-tempat tersebut sangat berhubungan erat dengan kearifan lokal. Kebudayaan-kebudayaan yang tak kalah menariknya adalah acara Nadran, Pernikahan Nganten Tebu, Panjang Jimat, Tarian Topeng, dan Sintren. Selain itu, terdapat tempat kuliner makanan, diantaranya nasi jamblang, empal gentong, dan tahu gejrot yang wajib dicicipi ketika para wisatawan berkunjung ke kota ini. Diharapkan, dengan banyaknya tempat pariwisata, kuliner, dan kesenian khas Cirebon dapat mendatangkan wisatawan lokal maupun asing untuk mengunjungi kota Cirebon. Sehingga, dengan banyaknya wisatawan akan meningkatkan perekonomian di kota Cirebon dari sektor pariwisata.
2.4 Peran Bahasa Indonesia Sebagai Wujud Identitas Bangsa dengan Pariwisata di Kota Cirebon Guna Menghadapi MEA Sudah 87 tahun kita peringati momentum “Sumpah Pemuda” yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober dengan salah satu klaim kesatuan bahasa yakni bahasa Indonesia. Bentuk wujudnya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik masih tetap menggunakan dan mencintai bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Adanya kesadaran menggunakan bahasa Indonesia di tengahtengah tergesernya oleh bahasa asing dalah ciri masih mempertahankannya identitas suatu bangsa. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap bangsa memiliki identitas berbeda. Hal ini yang akan membedakan bangsa satu dengan bangsa lainnya karena identitas dapat dikatakan juga sebagai karakter khas suatu bangsa. Menurut Hasoloan, dkk (2015:12) menjelaskan faktor-faktor yang membedakan identitas suatu bangsa yakni, keadaan geografis, ekologi, demografi, sejarah, kebudayaan, dan watak masyarakat. Watak masyarakat juga ditentukan oleh letak geografis suatu negara. Daerah daratan akan berbeda dengan daerah kepulauan, dimana keadaan alam akan mempengaruhi watak masyarakatnya.
Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan paling banyak di dunia, hal ini terlihat dari beragamnya, bahasa, budaya, suku, dan adat istiadat. Dalam hal ini, bahasa adalah identitas nasional yang dimilki oleh bangsa Indonesia. Bahasa adalah hal paling utama dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia menggunakan bahasa persatuan sebagai alat perhubung antar daerah dalam berkomunikasinya. Saat ini, bahasa Indonesia sudah mulai bergeser keberadaannya. Lalu bagaimana sikap kita sebagai warga negara Indonesia mempertahankannya?. Menjelang akhir tahun 2015 ini, Indonesia akan memasuki MEA, berarti dengan mudahnya warga asing bahkan produk-produk impor masuk ke Indonesia karena bebas bea masuk pajak atau dikatakan sebagai pasar bebas di wilayah Asia Tenggara. Bangsa Indonesia harus siap menghadapi MEA ini. Hal ini dimulai dengan kesiapan SDMnya dan bagaimana memanfaatkan SDA yang sangat potensial di negara ini. Sebagai contoh, meningkatkan perekonomian dari segi pariwisata. Misalnya saja di Kota Cirebon ini, banyak terdapat tempat-tempat pariwisata yang perlu diketahui oleh wisatawan asing yang menyimpan beragam keunikan di dalamnya. Caranya yakni dengan memiliki SDA yang kompeten dalam bidangnya, tetapi bahasa adalah sebagai media untuk mensosialisasikannya. Di Cirebon, memiliki bahasa daerah tersendiri yakni bahasa Cirebon yang memiliki empat jenis ragam dialek. Akan tetapi, untuk berhubungan satu dengan yang lainnya, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini juga berkaitan dengan peran bahasa Indonesa sebagai identitas bangsa. Bahasa Indonesia akan bersaing dengan bahasa-bahasa asing lainnya, tetapi diharapkan SDM yang berada di Cirebon mampu menghadapi tantangan MEA ini. Karena diketahui di Kota Cirebon ini menyimpan banyak tempat pariwisata yang wajib diketahui oleh para wisatawan. Berkaitan dengan hal itu, bahasa Indonesia adalah sebagai identitas bangsa yang harus dipertahankan dan dijaga eksistensinya. Kita harus mempertahannkan identitas itu karena menjadi ciri khas bangsa. Bahasa asing memang perlu, karena
memasuki era globalisasi ini bahasa asing dijadikan sebagai bahasa perhubungan dengan warga asing.
III. Penutup Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia adalah salah satu wujud dari idenitas suatu bangsa yang harus dipertahankan sebagai ciri khas dari bangsa Indonesia. Intinya bahasa daerah adalah penting, bahasa Indonesia wajib, dan bahasa asing perlu. Maksudnya, bahasa daerah adalah sebagai penanda asal daerah kita dan berperan sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia wajib karena adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia, dan bahasa asing perlu karena akan memasuki era globalisasi. Dengan mempertahankannya bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bangsa, berarti kita telah mencintai, menjaga, dan menjungjung bahasa persatuan Indonesia. Diharapkan, masyarakat Indonesia siap memasuki MEA ini terkhususnya masyarakat Cirebon memiliki SDM yang cerdas, terampil, dan kompeten guna untuk meningkatkan perekonomian di wilayah ini dalam sektor pariwisata.
IV. Sumber Rujukan Hasoloan, Jimmy, dkk. 2015. Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Deepublish. Multamia RMT Lauder. 2015. Pembangunan Karakter Bangsa dan Kesiapan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi dalam Rangka Menyongsong Indonesia Emas 2045. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional PIBSI XXVII”, tanggal 2-3 Oktober 2015 di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. 2011. Bandung: Alfabeta. Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 36. http//www.sridianti.com. Pengertian dan Tujuan ASEAN. (Diakses tanggal 24 Oktober 2015. 20.39)