BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan kita untuk bertukar informasi dengan orang lain, baik itu secara lisan maupun tertulis. Bahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia dan hampir tidak ada kehidupan sosial yang normal tanpa Bahasa. Ketika
seseorang
berbicara
dengan
mitrabicaranya,
dia
banyak
sekali
menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi dari pembicaraan itu. Informasi yang dia sampaikan ataupun yang dia dapatkan tidak hanya bersumber dari dirinya sendiri ataupun langsung dari mitrabicaranya tetapi juga bisa berasal dari orang lain yang dia dan mitrabicaranya sampaikan kembali, inilah yang disebut sebagai proyeksi dalam ilmu bahasa atau linguistik. Dengan kata lain, proyeksi adalah menyampaikan kembali informasi yang didapat dari orang lain, baik itu dengan cara langsung (mengutip apa yang telah disampaikan oleh orang lain) maupun tidak langsung (melaporkan apa yang telah disampaikan oleh orang lain). Proyeksi tidak hanya bisa ditemukan disaat kita menyimak pembicaraan orang secara langsung, tetapi juga dapat dijumpai di berbagai bentuk wacana, seperti laporan berita, menampilkan kembali pandangan-pandangan yang ada dalam wacana ilmiah, menkonstruksi dialog-dialog yang ada dalam cerita narasi dan membingkai pertanyaanpertanyaan dalam sebuah percakapan (Halliday, 2004:443). Banyak hal yang bisa dikaji dalam proyeksi; seperti jenis-jenis proyeksi, telaahan jenis proyeksi baik secara lisan dan tulisan dan turunan-turunan yang bisa dibuat dari jenis-jenis proyeksi itu sendiri. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu penelitian tentang proyeksi dianggap penting sekali untuk memperdalam ilmu tentang proyeksi itu sendiri dan untuk memberikan kontribusi yang akan memberi manfaat kepada para pembaca. Proyeksi telah banyak diteliti oleh berbagai peneliti dalam bidang linguistik dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Salah satu contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurlela pada tahun 2002 yang berjudul “ Proyeksi dalam Teks Berita dan Tajuk Rencana dalam Harian Waspada”. Setelah membaca dan memeriksa hasil-hasil penelitian tentang proyeksi, ditemukan bahwa penelitian tentang proyeksi dalam ceritacerita rakyat Melayu belum ada ditemukan sehingga hal ini dianggap penting untuk dilakukan dan akan memberikan manfaat berlipat yaitu selain untuk memperdalam ilmu bahasa tentang proyeksi, bisa juga memberikan kontribusi bagi usaha pelestarian budaya daerah seperti yang dianjurkan oleh pemerintah dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: 42 Tahun 2009 Bab III pasal 8 ayat 1 menyatakan bahwa perlindungan, pengembangan, pemanfaatan kebudayaan daerah dapat dilakukan melalui: a). Inventarisasi; b). Pendokumentasian; c). Penyelamatan; d). Penggalian; e). Penelitian; f). Pengayaan; g). Pendidikan; h). Pelatihan; i). Penyajian; j). Penyebarluasan; k). Revitalisasi; l). Rekonstruksi; dan m). Penyaringan. Dalam pasal 19 juga pemerintah mengharapkan agar masyarakat berperan serta dalam pelestarian kebudayaan (www.depdagri.go.id/media/documents/.../Permen-No.42-2009-doc/).
Etnik Melayu mempunyai banyak sekali kesusastraan yang masih berkisar pada sastra lisan. Sastra lisan itu berkembang dari generasi ke generasi melalui penuturan kembali dari mulut ke mulut. Pencerita sastra lisan jumlahnya semakin hari makin sedikit
Universitas Sumatera Utara
seiring perkembangan tehnologi dan komunikasi. Hal ini dibuktikan dengan semakin sedikitnya generasi muda yang tidak mengetahui cerita-cerita daerahnya sendiri. Sastra lisan merupakan bagian suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun secara lisan sebagai milik bersama. Ragam sastra yang demikian tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, pengisi waktu luang, serta penyalur perasaan, melainkan juga sebagai alat cermin sikap pandangan dan lembaga kebudayaan serta alat pemeliharaan norma-norma masyarakat. Hal ini juga dijadikan alasan kenapa memilih cerita-cerita rakyat Melayu sebagai objek penelitian mengingat banyak sekali manfaat yang akan didapat dalam proses penelitian cerita-cerita ini. Adapun cerita-cerita itu adalah: Hikayat Ketapel Awang Bungsu, Legenda Pantai Cermin, dan Buyung Besar. Selain alasan-alasan yang sudah dikemukakan sebagai alasan pemilihan judul, ada satu hal lagi yang paling mendasar yaitu di dalam cerita-cerita rakyat Melayu yang sudah dipilih terdapat banyak sekali data-data proyeksi yang berupa klausa-klausa kompleks yang dikonstruksikan untuk membangun cerita dalam dialog-dialog yang dipaparkan pada ceritacerita ini.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian Pada dasarnya, proyeksi mempunyai inti ‘mengutip atau melaporkan’ apa yang telah dikatakan atau disampaikan orang. Dari sekian banyak pengertian proyeksi yang ada, penelitian ini secara khusus hanya memfokuskan pada Proyeksi yang ada pada cerita-cerita rakyat Melayu yang masing-masing judulnya adalah: a). Hikayat Ketapel Awang Bungsu b). Legenda Pantai Cermin, dan
Universitas Sumatera Utara
c). Buyung Besar.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dikemukakan di atas, maka muncul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi permasalahan agar mendapatkan hasil penelitian yang terarah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis-jenis proyeksi apa yang terdapat dalam cerita rakyat Melayu yang berjudul: Hikayat Ketapel Awang Bungsu, Legenda Pantai Cermin, dan Buyung Besar? 2. Jenis proyeksi apa yang paling dominan digunakan atau dipakai dalam ketiga cerita rakyat tersebut? 3. Mengapa jenis proyeksi tertentu itu dominan?
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.4.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah sebagai usaha melestarikan bahasa daerah, dalam hal ini cerita-cerita rakyat Melayu
yang semakin hari makin sedikit
penuturnya. Apabila hal demikian berlangsung secara terus menerus bukan tidak mungkin suatu saat nanti budaya Melayu akan punah begitu saja ditelan arus globalisasi yang semakin tidak terbendung. Terkait dengan hal tersebut penggalian ragam bahasa proyeksi yang terdapat dalam bahasa ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keindahan yang terdapat di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian akan terciptalah rasa kebanggaan memiliki karya sastra ini yang pada gilirannya akan bermuara pada kebanggaan sebagai orang Melayu.
1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis-jenis proyeksi yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat Melayu. 2. Menemukan jenis proyeksi yang mana yang mendominasi dalam cerita-cerita rakyat tersebut. 3. Menjelaskan alasan mengapa jenis proyeksi tertentu itu mendominasi ketiga cerita rakyat tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah penerapan Teori Linguistik Fungsional Sistemik dalam kajian sastra daerah. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan model dalam penelitian ragam proyeksi pada bahasa daerah lain selain bahasa Melayu. 3. Hasil penelitian ini dapat menstimulasi untuk diadakannya penelitian dalam semantik logis yang lain yaitu ekspansi dalam bahasa daerah yang ada di Indonesia.
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada penikmat dan pembaca sastra daerah Melayu tentang keindahan bahasa ini yang diwujudkan dalam proyeksi yang beraneka jenis.
Universitas Sumatera Utara
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat dan kebanggaan bagi masyarakat untuk menggunakan bahasa Melayu sebagai usaha untuk melestarikan bahasa daerah.
Universitas Sumatera Utara