BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini, kemajuan komunikasi semakin meningkat seiring dengan kemajuan di berbagai bidang. Dalam bidang komunikasi bahasa merupakan sarana komunikasi paling utama di dunia. Tanpa adanya bahasa, tidak akan terjalin komunikasi yang baik dan tidak mungkin pula dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Di dunia ini terdapat banyak macam bahasa dan masing-masing negara memiliki bahasa tersendiri. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memiliki enam bahasa resmi, enam bahasa tersebut adalah bahasa Arab, Tiongkok, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Sebagai bahasa resmi, enam bahasa tersebut digunakan dalam komunikasi lisan maupun tertulis. Bahasa-bahasa tersebut terpilih menjadi bahasa resmi PBB karena empat dari enam adalah bahasa resmi negara pemenang Perang Dunia Kedua yang mendapatkan hak menjadi anggota tetap Dewan Keamanan. Amerika Serikat dan Inggris menggunakan bahasa Inggris. Tiga pemenang perang lainnya yaitu Tiongkok, Perancis, dan Rusia memiliki bahasa masing-masing. Sedangkan Arab merupakan bahasa utama negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
1
Sementara Spanyol digunakan oleh sebagian besar negara di kawasan Amerika Latin1. Selain ditetapkan sebagai bahasa resmi PBB, bahasa Mandarin kini makin diminati masyarakat dan kemungkinan menggeser posisi bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Hal ini terjadi karena tidak dipungkiri bahwa saat ini Tiongkok menguasai pasar bisnis dunia, mulai dari industri, tekstil, barang-barang perabotan rumah tangga, barang-barang elektronik, dan banyak barang-barang lainnya di sekelilig kita2. Belum lagi bangsa Tiongkok merupakan bangsa terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk yang lebih dari satu milyar tersebar di seluruh penjuru dunia. Hampir setiap negara di seluruh dunia pasti dijumpai orang-orang keturunan Tiongkok. Sehingga mendukung orang-orang di berbagai negara untuk mempelajari bahasa Mandarin. Begitu pula dengan negara Indonesia, di setiap kota besar di Indonesia terdapat komunitas Tionghoa. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1900 di seluruh Hindia Belanda terdapat 439 buah “Sekolah Cina” . Awalnya sekolah ini menggunakan bahasa daerah seperti bahasa Hokkian, Kanton, dan Khek sebagai bahasa pengantar. Dalam perkembangannya sekolah tersebut mulai dipengaruhi perkembangan di Tiongkok, terutama perkembangan reformasi bidang pendidikan. Para guru dan pengawas pendidikan pun didatangkan dari
1 2
http://politik.kompasiana.com/2012/11/20/mengenal-enam-bahasa-resmi-pbb-504304.html (Diakses tanggal 6 Maret 2014) http://ulfamvn.blogspot.com/2013/04/siapa-bahasa-internasional-selanjutnya.html (Diakses tanggal 6 Maret 2014)
2
Tiongkok. Bahasa pengantar diganti dengan bahasa Mandarin atau 汉语 Hànyŭ , bahkan bahasa Mandarin pun diajarkan secara khusus sebagai mata pelajaran3. Namun pada masa Orde Baru keturunan Tionghoa di Indonesia banyak mengalami hambatan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan budaya Tiongkok, antara lain karena adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 yang melarang dilakukannya secara terbuka segala bentuk kegiatan agama, kepercayaan, dan kebudayaan Tionghoa di Indonesia 4 . Namun sejak adanya Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden Abdulrrahman Wahid, pemerintah menyatakan pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967. Dengan adanya keputusan tersebut keturunan Tionghoa di Indonesia mendapat angin segar untuk menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan budaya Tiongkok5. Tidak ada lagi larangan bagi siapapun untuk mempelajari istiadat dan kebudayaan Tionghoa di Indonesia, termasuk mempelajari bahasa Mandarin. Perubahan tersebut berdampak pula dalam bidang pendidikan di Indonesia. Berbagai institusi pendidikan seperti sekolah-sekolah, tempat kursus sampai perguruan tinggi mulai membuka program bahasa Mandarin. Lulusan dari program bahasa Mandarin banyak diterima di perusahaan karena banyak penanam modal dari Tiongkok menanamkan modalnya di Indonesia. Dibutuhkan pula sumber daya manusia yang dapat menguasai bahasa Mandarin dan mengerti budaya orang Tiongkok demi terciptanya komunikasi dan kerjasama yang baik.
3
Poerwanto, Hari. 2005. Orang Cina Khek dari Singkawang. Depok: Komunitas Bambu http://sukutionghoa.blogspot.com/2012/08/suku-bangsa-tionghoa-di-indonesia-2.html ( Diakses tanggal 19 Maret 2014) 5 http://jdih.kutaitimurkab.go.id/jdownloads/Keputusan%20Presiden%20KEPPRES/KEPPRES%20Tahun%202000/keppres _no.6_th_2000.pdf ( Diakses tanggal 19 Maret 2014) 4
3
Seiring dengan perkembangan budaya Tiongkok di Indonesia. Pada awal tahun 2000-an mulai dikenalnya bahasa Mandarin di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan minat masyarakat untuk mempelajari bahasa Mandarin. Berbagai Institusi pendidikan di Yogyakarta mulai membuka program bahasa Mandarin. Mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai tingkat perguruan tinggi, telah memasukan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran wajib maupun tambahan, misalnya TK Mutiara Persada, SD Budi Utama, SMP Maria Immaculata, dan Universitas Gadjah Mada. Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memberikan fasilitas bahasa Mandarin sebagai pelajaran tambahan, SMP Maria Immaculata memasukan bahasa Mandarin sebagai ektrakurikuler wajib bagi siswa kelas VIII. Berdasarkan uraian diatas tugas akhir ini bermaksud membahas “Minat Siswa Kelas VIII Terhadap Ekstrakurikuler Bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata”. Ide penulisan ini muncul karena di beberapa institusi pendidikan memasukan bahasa Mandarin sebagai salah satu program pendidikan, yang memiliki maksud agar para siswanya dapat menguasai bahasa Mandarin dengan baik sehingga dapat menerapkannya dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
4
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah menjelaskan tentang pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir. Rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Mengapa bahasa Mandarin dimasukan sebagai ekstrakurikuler wajib di SMP Maria Immaculata? 2. Bagaimana minat siswa dalam mempelajari bahasa Mandarin? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata?
1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1. Menjelaskan
alasan
dimasukkannya
bahasa
Mandarin
sebagai
ekstrakurikuler wajib di SMP Maria Immaculata. 2. Mengetahui minat siswa dalam mempelajari bahasa Mandarin. 3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata
1.4 Manfaat Penulisan Berdasarkan tujuan penulisan diatas, penulisan tugas akhir ini sekurangkurangnya dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat memperkaya konsep dan teori tentang pengajaran bahasa Mandarin pada tingkat sekolah menengah pertama.
5
2. Dapat memberikan masukan yang berarti bagi pihak pengelola SMP Maria Immaculta dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam pengajaran bahasa Mandarin sebagai ekstrakurikuler wajib.
1.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam tugas akhir ini dilakukan dengan cara: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari bukubuku referensi yang berkaitan dengan “Minat Siswa Kelas VIII Terjadap Ekstrakurikuler Bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata” untuk mendukung observasi lapangan sehingga memperoleh relevansi antara teori dengan praktik.
2. Observasi Metode observasi dilakukan melalui pengamatan objek secara langsung di lapangan untuk mengetahui gambaran keadaan yang sebenarnya mengenai pengajaran bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata
3. Wawancara Metode wawancara ini dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada kepala sekolah dan guru Bimbingan Konseling atau BK sebagai guru penanggung jawab ektrakurikuler bahasa Mandarin yang dapat memberikan
6
informasi berkaitan dengan pengajaran bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata.
4. Kuesioner Metode kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertulis yang telah disiapkan sebelumnya, jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 175 buah. Responden adalah siswa kelas VIII yang mengikuti ektrakurikuler bahasa Mandarin.
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Minat Siswa Kelas VIII Terhadap Ekstrakurikuler Bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata” terdiri dari lima bab meliputi: Bab pertama merupakan pendahuluan, menjelaskan latar belakang yang menguraikan alasan penulis untuk membahas masalah minat siswa terhadap ektrakurikuler bahasa Mandarin ini. Pada sub bab selanjutnya dipaparkan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi tentang landasan teori di sub bab selanjutnya dipaparkan pengertian belajar dan pembelajaran, pengertian ektrakurikuler, manfaat ektrakurikuler, dan pengertian bahasa. Bab ketiga membahas ektrakurikuler nahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata. Pada sub bab berikutnya di jelaskan mengenai sejarah SMP Maria
7
Immaculata, visi dan misi SMP Maria Immaculata, dan sejarah masuknya bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata, materi ektrakurikuler bahasa Mandarin, dan metode pembelajaran bahasa Mandarin. Bab keempat membahas tentang metode pengajaran bahasa Mandarin di SMP Maria Immaculata dan
respon siswa terhadap ektrakurikuler bahasa
Mandarin di SMP Maria Immaculata. Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari uraianuraian yang terdapat pada bab-bab yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Juga berisikan saran dan kritik yang berkaitan dengan penelitian ini.
8