BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud, gagasan atau suatu ide yang ditujukan kepada orang lain. Menurut Kridalaksana (2008: 24), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan obyek dari suatu kajian yang bernama linguistik. Linguistik berarti ilmu yang mempelajari bahasa. Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya, ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia. (Chaer, 2003: 3). Linguistik umum menurut Kridalaksana (2008: 146) adalah suatu konsep umum yang diberikan pada teori dasar, konsep dasar, model, dan metode penyelidikan bahasa. Di dalam ilmu linguistik terdapat beberapa cabang-cabang ilmu seperti morfologi, fonologi, semantik, sintaksis dan leksikologi. Semantik merupakan cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Semantik erat kaitannya dengan sintaksis. Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. (Verhaar, 2006: 11). Susunan kata dalam sebuah kalimat
1
2
memiliki makna tersendiri. Idiom merupakan susunan kata yang memiliki makna kiasan yang dapat diteliti dengan teori semantik dan sintaksis. Kajian mengenai makna yang disebut semantik, melihat idiom merupakan sebuah obyek yang cukup menarik untuk diteliti. Kandungan makna kiasan yang terdapat dalam sebuah idiom membuat teori semantik memiliki peran untuk menganalisis hubungan antara makna kiasan suatu idiom dengan makna sebenarnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia I (1983: 773), idiom mempunyai dua definisi, pertama adalah bentuk bahasa berupa gabungan kata yang makna katanya tidak dapat dijabarkan dari makna unsur gabungan. Kedua, kebiasaan khusus dalam suatu bahasa. Misalnya dalam idiom bahasa Indonesia, kambing hitam yang berarti ‘orang yang dipersalahkan’. Dalam idiom tersebut, makna kambing hitam secara keseluruhan tidak sama dengan kambing maupun dengan hitam. Idiom terdapat hampir di semua bahasa yang ada di berbagai negara. Idiom dalam bahasa Korea diketahui beraneka ragam dan biasanya menggunakan nama bagian anggota tubuh. Salah satu contohnya yaitu 머리가 크다 (meoriga kheuda) ‘bijaksana’. Idiom dalam bahasa Korea tidak hanya menggunakan nama bagian anggota tubuh saja, namun ada juga idiom yang menggunakan beberapa unsur. Salah satunya yaitu unsur alam. Penelitian ini akan menganalisis idiom Korea yang menggunakan unsur alam. Penelitian yang menganalisis idiom dengan unsur alam jarang ditemui. Unsur alam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah air. Sejauh ini, belum ada penelitian yang menganalisis idiom berleksem air. Contoh idiom dalam bahasa
3
Korea yang menggunakan leksem air adalah 물이 내리다 (muri naerida) ‘lemah’. Idiom muri naerida terbentuk atas dua kata, yaitu 물 (mul) dan 내리다 (naerida) dengan imbuhan partikel penanda subyek 이 (i). Idiom ini secara gramatikal memiliki makna yaitu ‘air turun’. Makna gramatikal adalah gabungan dari makna kata-kata pembentuknya, mul yang berarti ‘air’ dan naerida yang berarti ‘turun’. Idiom tersebut juga memiliki makna idiomatis atau makna kiasan, yaitu ‘lemah’. Makna idiom yang berbeda dengan makna gabungan kata-kata pembentuknya itulah yang disebut makna kiasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa idiom muri naerida memiliki makna gramatikal ‘air turun’ dan makna idiomatis ‘lemah’. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah tidak hanya idiom yang selama ini dikenal menggunakan nama bagian dari tubuh, namun ada juga idiom yang menggunakan unsur alam. Idiom tersebut juga mengalami perubahan makna dari makna leksikal ke makna kiasan atau makna idiomatis. Disamping itu, masingmasing idiom dapat digunakan untuk mengungkapkan situasi, hal, atau keadaan yang berbeda.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana fungsi dan peran yang disandang leksem mul pada struktur sintaksis dalam idiom berleksem mul? 2. Apakah jenis perubahan makna dalam idiom berleksem mul?
4
1.3
Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dipaparkan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan fungsi dan peran mul dalam idiom berleksem mul. 2. Mengetahui jenis perubahan makna dalam idiom berleksem mul.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoretis
maupun manfaat praktis. Seperti dipaparkan sebagai berikut. 1.
Manfaat Teoretis Diharapkan skripsi ini dapat memberi manfaat dalam bidang ilmu
linguistik, khususnya dalam ilmu sintaksis dan ilmu semantik, serta memberi manfaat dalam pembahasan tentang idiom, khususnya idiom dalam bahasa Korea yang menggunakan leksem mul ‘air’. Skripsi ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi analisis mengenai linguistik dan landasan untuk analisis selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis Diharapkan dapat membantu dan menambah pengetahuan tentang
penggunaan idiom dalam bahasa Korea bagi khalayak umum, khususnya idiom berleksem mul ‘air’ beserta makna yang terkandung didalamnya.
5
1.5
Batasan Masalah Penelitian ini akan menganalisis idiom-idiom yang ada didalam bahasa
Korea. Data idiom-idiom bahasa Korea diperoleh dari sebuah website Korea, yaitu www.naver.com dan sebuah buku kumpulan idiom bahasa Korea yang berjudul 뜻도 모르고 자주 쓰는 우리 말 숙어 1000 가지 (tteutdo moreugo jaju sseuneun
uri mal sukeo 1000 gaji) ‘1000 Idiom Bahasa Korea yang Sering Digunakan dan Tidak Diketahui Maknanya’. Supaya penelitian lebih terperinci, data akan difokuskan pada 12 idiom bahasa Korea berleksem mul yang berupa klausa.
1.6
Tinjauan Pustaka Buku Drs. Abdul Chaer yang berjudul Linguistik Umum menerangkan
dengan sangat jelas pengertian linguistik dan tataran-tataran linguistik yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Buku tersebut merupakan dasar bagi analisis mengenai linguistik. Selain itu, buku beliau yang berjudul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia menerangkan tentang 5 perubahan makna, yaitu penyempitan, peluasan, total, penghalusan, dan pengasaran. Sintaksis karya Prof. Dr. E. Zaenal Arifin dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum. juga memberikan kontribusi yang berperan penting dalam penelitian mengenai struktur sintaksis. Klasifikasi mengenai frasa dan kalimat dikupas secara lengkap. Teori mengenai peran sintaksis, yaitu pelaku, sasaran, penderita, penerima, dan atribut disampaikan dengan sangat jelas dalam buku karya Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
6
Skripsi milik Lastin Darmokusumo (2012) yang berjudul “Idiom Berleksem Mata dalam Bahasa Korea” menganalisis tentang penggunaan idiom dalam bahasa Korea yang menggunakan leksem mata berdasarkan struktur sintaksis serta hubungan antara makna leksikal idiom yang berleksem air dengan makna idiomatis atau kiasannya. Metode penelitian yang telah dilakukan, yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan struktur sintaksis, lalu mengklasifikasikan lagi berdasarkan keterkaitan makna leksikal dengan makna idiomatisnya, kemudian mengelompokkan menurut perubahan makna. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat 9 struktur sintaksis idiom Korea berleksem mata dan 13 klasifikasi idiom berdasarkan hubungan antara makna leksikal dengan makna idiomatisnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya karena hingga saat penelitian ini dilakukan belum ada penelitian yang menganalisis idiom menggunakan unsur alam khususnya unsur air.
1.7
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dengan tujuan
penelitiannya bersifat deskriptif. Analisis dimulai dari mengumpulkan data idiomidiom bahasa Korea yang berleksem mul ‘air’, menganalisis data tersebut berdasarkan struktur sintaksis dan mengklasifikasikan perubahan makna, kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Data idiom-idiom bahasa Korea yang berleksem mul diperoleh dari internet dengan menelusuri sebuah situs Korea, yaitu www.naver.com dan sebuah buku kumpulan idiom
7
bahasa Korea yang berjudul Tteutdo Moreugo Jaju Sseuneun Uri Mal Sukeo 1000 Gaji ‘1000 Idiom Bahasa Korea yang Sering Digunakan dan Tidak Diketahui Maknanya’. Tahapan penelitiannya adalah pertama melakukan pengumpulan data dengan mencari data idiom Korea yang berleksem mul di situs www.naver.com dan buku Tteutdo Moreugo Jaju Sseuneun Uri Mal Sukeo 1000 Gaji. Kedua menganalisis dan mengklasifikasikan data berdasarkan struktur sintaksis menurut fungsi dan peran dari leksem mul. Ketiga menganalisis data berdasarkan perubahan makna. Terakhir mengumpulkan hasil penelitian tersebut dan menarik kesimpulannya.
1.8
Sistematika Penulisan Penelitian ini secara keseluruhannya akan disajikan dalam lima bab. Bab I
berisi pendahuluan yang merupakan pengantar permasalahan yang dibahas, latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metode penelitian. Bab II berisi landasan teori penelitian. Bab ini akan memaparkan landasan teori penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Teori yang digunakan adalah sintaksis fungsi dan peran dan semantik perubahan makna. Bab III berisi hasil analisis struktur sintaksis idiom berleksem mul. Bab IV berisi hasil pengklasifikasian idiom berdasarkan perubahan makna dan bab V berisi penutup berupa kesimpulan.