I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang banyak digunakan saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul sehingga akan menghasilkan sifat yang lebih baik dari pada bahan itu sendiri (Anusavice, 2004). Resin komposit terdiri dari matriks resin, partikel bahan filler, dan bahan-bahan tambahan seperti coupling agent (silane), pigmen dan inisiator (van Noort,1994 ; Baum,1997). Terdapat berbagai tipe resin komposit yang memiliki karakteristik fisik berbeda-beda, dan diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel, jumlah, dan bahan pengisi anorganiknya. Resin komposit biasanya diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan ukuran, jumlah, dan komposisi bahan pengisi anorganik: yaitu resin komposit makrofil, resin komposit mikrofil, partikel kecil, resin komposit nanofil, dan resin komposit hibrid (Pitt Ford,1993). Resin komposit yang biasa digunakan untuk restorasi anterior adalah resin komposit mikrofil dan hibrid karena memiliki hasil poles yang baik (Anusavice, 2003; Heasman, 2003). Resin komposit hibrid mengandung dua macam bahan pengisi yaitu koloid silika dan partikel kaca yang mengandung logam besar. Silika koloidal memiliki ukuran partikel 0,6-1,0µm. Meskipun bahan pengisi silika
1
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
koloidalnya kecil namun sifat resin komposit lebih ditentukan oleh ukuran partikel bahan pengisi yang lebih besar (Manappallil, 2003; van Noort, 2007). . Baru-baru ini telah dperkenalkan komposit low-shrinkage yang memiliki polymerization shrinkage rendah untuk digunakan dalam klinik. Bahan tersebut memiliki modulus elastisitas yang tinggi karena memiliki kandungan filler yang banyak, matriks baru ini disebut resin komposit berbahan dasar siloren. Silorane komposit kombinasi siloxane dan oxirane mempunyai keunggulan karena daya penyerapan air yang rendah, kelarutan dan koefisien yang rendah dibandingkan dengan resin komposit metakrilat. Resin komposit silorane menunjukan penyusutan polimerisasi dan microleakage yang lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit berbasis methacrylate (Weinmann, 2005). Menurut Duarte (2009) silorane merupakan resin komposit dengan monomer matriks siloxane dan oxirane, yang memiliki pengerutan polimerisasi <1% sedangkan resin komposit berbasis methacrylate mengalami pengerutan polimerisasi sebesar 2,3-3%. Silorane dihasilkan dari reaksi penggabungan molekul oxirane dan siloxane, yang mekanismenya dapat mengurangi tekanan antar molekul dengan cara terbukanya cincin oxirane selama polimerisasi. Siloxane merupakan bahan yang memiliki sifat hidrofobik sehingga memiliki daya serap air yang rendah dan oxirane sangat dikenal karena penyusutannya yang rendah dan stabilitasnya yang sangat baik terhadap pengaruh reaksi fisika dan kimia.
2
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Resin komposit sebagai bahan tumpatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kekurangan dari resin komposit memiliki sifat penyerapan air. Bahan resin komposit dapat mengalami penuaan setelah diaplikasikan pada gigi dan terpapar oleh lingkungan rongga mulut yang agresif (Santerre dkk.,2001). Sifat meyerap air resin komposit polimerisasi sinar tampak setelah satu minggu sebesar 1,8mg/cm² dengan kelarutan 0,2mg/cm² dan mulai terjadi degradasi matriks resin (Craig dan Power, 2002). Larutnya bahan tumpatan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pH cairan perendam (Lee dkk, 1995). Yesilyurt dkk. (2009) menyatakan bahwa perbedaaan komposisi kimiawi antara komposit hibrid dan silorane pada pengambilan air oleh polimer. Komposit silorane berupa
polimer
Bis-3,4-Epoxycyclohexylcyclopolimethilsiloxane.
Cyclosiloxane
memberikan sifat hidrofobis yang membatasi penyerapan air. Perbedaan tipe bahan pengisi anorganik pada komposit hibrid dan silorane. Pada komposit silorane bahan pengisi anorganiknya adalah kwarsa dan yttrium fluoride. Kwarsa lebih tahan terhadap air dibanding sirkonia dan seng. Faktor pendukung lainnya adalah kontak permukaan dari matrik resin. Ditambahkan menurut Jamini dkk., (2011), pada silorane tidak ada lapisan inhibisi oksigen pada permukaan setelah polimerisasi. Ini berarti jumlah monomer yang tidak bereaksi pada permukaan akan lebih rendah. Cairan organik pada silorane akan menaikkan pelepasan monomer yang tidak bereaksi dan bahan pengisi anorganik pada matrik resin setelah penetrasi terakhir.
3
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien berpengaruh terhadap keawetan tumpatan. Bahan kimiawi makanan, minuman, dan perubahan pH (Akova dkk.,2005) dan paparan oleh saliva yang memiliki kandungan 99% air (Puy, 2006) dapat menghasilkan tingkat keausan yang tinggi dan timbulnya celah yang menyebabkan karies sekunder akan menyebabkan beberapa perubahan fisik pada restorasi resin komposit (Ferracane,2006). Penyerapan air tersebut dapat berasal dari minuman yang dikonsumsi oleh pasien sehari-hari yang secara langsung berkontak ataupun merendam gigi. Salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah minuman ringan. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman ringan bersoda (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa soda. Minuman ringan bersoda telah menjadi minuman yang popular di Indonesia. Minuman ringan bersoda ini memiliki beberapa keburukan terhadap bahan restorasi gigi. Mckenzie, dkk. (2004) melakukan penelitian dan menemukan perubahan permukaan dan kekerasan pada bahan restorasi sewarna gigi setelah perendaman dalam Coca-cola. Yanikoglu, dkk. (2009) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat penurunan kekerasan permukaan resin komposit setelah perendaman dalam Coca-cola selama 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, hingga setahun. Hal ini juga telah diteliti oleh berbagai peneliti terdahulu dan didapatkan hasil yang sama, dimana Coca-cola memiliki pengaruh terhadap permukaan tumpatan resin komposit akibat pH-nya yang sangat rendah serta pengaruh berbagai bahan 4
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
kimia yang terkandung di dalamnya (Cornelius dkk., 2005). Ditambahkan menurut Ferracane (2006), terjadinya degradasi jaringan polimer matriks resin komposit dan terlepasnya komponen resin komposit yang tidak bereaksi, akibat pemaparan minuman dengan pH asam. Menurut Koin, dkk. (2008), proses degradasi matriks resin komposit dapat terjadi melalui beberapa mekanisme. Prosesnya terjadi dengan mengubah struktur mikro komposit dengan membentuk pori pada resin komposit, sehingga sejumlah monomer residual keluar dari pori tersebut. Ditambahkan oleh Drummond (2008), mekanisme lain yang dapat terjadi adalah dengan difusi air ke dalam komposit yang kemudian berakumulasi di pertemuan antara resin dengan material filler, lalu bereaksi dengan silane coupler dan material filler untuk mengeluarkan produk degradasi. Ditambahkan menurut Ferracane ( 2006) filler dalam resin komposit mempengaruhi besarnya serapan pelarut dan proses pelarutan, hal ini dimungkinkan karena hubungan dengan proporsinya dan ukurannya. Filler mempengaruhi kualitas dari permukaan tumpatan resin komposit, adanya erosi oleh asam pada permukaan filler akan mempercepat pelarutan dari tumpatan resin komposit tersebut. Perbedaan jenis dan ukuran filler dari silorane dan hibrid akan mempengaruhi besarnya pengaruh pH terhadap kerusakan yang ditimbulkan pada tumpatan tersebut. Oleh karena terjadi perubahan permukaan pada tumpatan akan berpengaruh pada keawetan tumpatan, maka dirasa perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
5
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
lama perendaman dalam minuman ringan terhadap kekasaran permukaaan bahan restorasi resin komposit. B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh lama perendaman dalam minuman bersoda terhadap kekasaran permukaan tumpatan resin komposit hibrid dan silorane. C. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan kekasaran permukaan resin komposit. Nirawati pada tahun (2011) telah melakukan penelitian mengenai efek perbedaan pH saliva terhadap kekasaran permukaan resin komposit hibrid. Penelitian lain juga dilakukan oleh Han (2008) tentang evaluasi permukaan resin komposit flowable yang terkikis oleh asam dan minuman beralkohol. Penelitian yang membandingkan kekasaran permukaan dengan menggunakan bahan resin komposit hibrid dan resin komposit silorane yang direndam dalam minuman bersoda sejauh yang peneliti ketahui belum pernah dilakukan. D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam minuman bersoda terhadap kekasaran permukaan tumptan resin komposit hibrid dan silorane. E. Manfaat Penelitian Sebagai referensi dokter gigi atau mahasiswa kedokteran gigi dalam memilih bahan tumpatan pada pasien.
6
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)