I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sebagai sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993 menunjukkan bahwa 78% rumah tangga memiliki sumber penghasilan utama pada sektor pertanian dan sebesar 59% memanfaatkan lahan sawah sebagai sumber penghasilannya yang umumnya ditanami dengan tanaman pangan seperti padi dan palawija (Irawan at al., 2003). Salah satu pilar penyangga sektor pertanian adalah subsektor tanaman pangan dengan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terbesar dibandingkan dengan subsektor lainnya. Komoditas padi sawah merupakan salah satu bagian dari subsektor tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya. Begitu strategis dan pentingnya maka pemerintah berusaha secara terus menerus memberikan perhatian dan bantuan agar produksinya dapat terus meningkat, seperti perbaikan sarana dan prasarana irigasi, benih unggul, dan lain sebagainya melalui kebijakan input. Produksi padi selain ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan petani. Kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi padi dilakukan dengan kebijakan-kebijakan dalam subsidi input usahatani yaitu bibit, pupuk, dan obat-obat pemberantas hama dan penyakit serta pembangunan jaringan irigasi. Kebijakan ini dilakukan berdasar pertimbangan bahwa selain sebagai perangsang untuk menanam padi juga
1
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
pendapatan
petani.
Kebijakan
untuk
melindungi harga output dilakukan pemerintah dengan penetapan Harga Dasar Gabah (HDG) atau Harga Dasar Pembelian Pemerintah (HDPP). Selain kepastian tersedianya input, baik dalam kuantitas maupun kualitas, peningkatan produksi padi juga membutuhkan kepastian tersedianya air dalam jumlah dan waktu yang tepat. Sejak Pelita I (pada era Orde Baru) pemerintah telah membangun infrastruktur sumberdaya air yang antara lain ditujukan bagi tersedianya jaringan irigasi untuk pemenuhan kebutuhan air dalam proses produksi padi. Dalam kebijakan membangun infrastruktur sumber daya air termasuk didalamnya pemberdayaan masyarakat petani pemakai air dalam pengelolaan jaringan irigasi dengan meningkatkan ketrampilan anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Tersedianya irigasi akan terjadi perubahan-perubahan dalam budidaya pertanian, terutama dalam pola tanam dan penerapan teknogi baru, tanaman yang sebelumnya belum dapat ditanam sudah dapat ditanam. Di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Indramayu yang semula hanya panen padi satu kali dalam satu tahun, bisa panen padi dua kali dalam satu tahun dengan tersedianya irigasi dari Waduk Jatiluhur (Mubyarto, 1989). Perubahan intensitas tanam karena tersedianya irigasi akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam serapan input, baik input modal (bibit, pupuk, obatobatan) maupun tenaga kerja. Dengan meningkatnya serapan input modal maka semakin besar pula subsidi yang diterima petani, sedangkan meningkatnya
2
serapan input tenaga kerja berarti meningkatnya meningkatnya pendapatan buruh tani. Tersedianya fasilitas irigasi dan subsidi input tidak selalu menjamin meningkatnya produksi, pendapatan, dan distribusi pendapatan petani. Kondisi eksternal yang diluar kekuasaan manusia, yaitu terjadinya perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap pola tanam yang dilaksanakan petani. Perubahan pola tanam ini pada akhirnya berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan petani. Disamping itu, pada sektor pertanian fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin penting akhir-akhir ini melalui munculnya perubahan iklim El Nino dan La Nina. Perubahan iklim tersebut semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dengan durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan dampak yang nyata terhadap produksi pertanian dibanyak negara termasuk Indonesia. Di daerah tropis seperti Indonesia, kedua perubahan iklim tersebut biasanya menimbulkan pergeseran pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan suhu udara. Akibat lebih lanjut adalah terjadinya musim kemarau yang semakin panjang, kekeringan, banjir dan meningkatnya gangguan hama dan penyakit tanaman. Kejadian El Nino biasanya diikuti dengan penurunan curah hujan dan peningkatan suhu udara, sedangkan kejadian La Nina merangsang kenaikan curah hujan di atas curah hujan normal. Kedua perubahan iklim tersebut tidak menguntungkan bagi produksi pertanian (Irawan, 2006). Penelitian ini akan diarahkan untuk menganalisis pengaruh irigasi terhadap produksi, pendapatan, dan distribusi pendapatan petani pada berbagai kondisi iklim pada Daerah Irigasi Pekik Jamal di Kabupaten Kulon Progo.
3
B. Perumusan Masalah Tersedianya air irigasi terjadi perubahan-perubahan dalam pola tanam dan intensitas tanam. Perubahan-perubahan ini akan menyebabkan perubahanperubahan dalam penggunaan input modal yang berupa bibit, pupuk, dan obatobatan, dan input tenaga kerja yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan pendapatan,
dan
kemungkinan
perubahan
dalam
distribusi
pendapatan.
Perubahan-perubahan dalam kesempatan kerja di pedesaan akibat adanya perubahan dalam pola tanam sehingga dimungkinkan terjadinya peningkatan pendapatan tenaga kerja. Meningkatnya
produktivitas
lahan
akibat
tersedianya
irigasi
memungkinkan terjadinya perubahan dalam distribusi penguasaan lahan usahatani. Apabila terjadi alih kepemilikan lahan dari petani kecil kepada petani besar maka cenderung mengarah kepada distribusi pendapatan yang semakin tidak merata. Demikian sebaliknya apabila terjadi alih kepemilikan lahan dari petani besar kepada petani kecil maka hal ini cenderung mengarah pada kondisi distribusi pendapatan yang semakin merata. Perubahan pola tanam yang dilakukan petani setelah tersedianya irigasi akan berakibat adanya perubahan dalam penggunaan modal dan tenaga kerja sehingga bagian yang diterima masing-masing faktor produksi berubah. Bilamana bagian yang diterima pemilik modal semakin besar proposinya dibanding bagian yang diterima tenaga kerja maka hal ini menunjukkan indikasi terjadinya ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan.
4
Kebijakan pemerintah yang berupa berbagai bentuk subsidi untuk usahatani, besarnya subsidi yang diberikan pada umumnya didasarkan pada luas lahan. Petani dengan kepemilikan lahan yang semakin luas akan menerima subsidi yang semakin besar, demikian pula sebaliknya. Apabila hal ini terjadi maka distribusi pendapatan semakin tidak merata. Perubahan iklim El Nino dan La Nina semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan pergeseran pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan suhu udara yang memberikan dampak signifikan terhadap luas tanam, produksi
dan
produktivitas
pertanian.
Berdasarkan
latar
belakang
dan
permasalahan yang dikemukakan, maka permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : (1) Apakah irigasi meningkatkan intensitas tanam pada usahatani di lahan sawah. (2) Apakah irigasi meningkatkan produksi padi sawah. (3) Apakah irigasi meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah. (4) Apakah irigasi memperbaiki distribusi pendapatan usahatani padi sawah. (5) Apakah irigasi berpengaruh terhadap distribusi penguasaan lahan sawah. (6) Apakah perubahan iklim berpengaruh terhadap luas tanam, produksi dan produktivitas padi sawah. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh irigasi, penggunaan input dan status lahan sawah garapan terhadap perubahan didalam sistem produksi
5
pertanian khususnya aktivitas usahatani padi sawah. Secara spesifik tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: (1) Mengestimasi pengaruh irigasi terhadap intensitas tanam. (2) Mengestimasi pengaruh irigasi terhadap produksi padi sawah. (3) Mengestimasi pengaruh irigasi terhadap pendapatan usahatani padi sawah. (4) Mengestimasi pengaruh irigasi terhadap distribusi pendapatan usahatani padi sawah. (5) Mengestimasi pengaruh irigasi terhadap distribusi penguasaan lahan sawah. (6) Mengestimasi pengaruh perubahan iklim terhadap luas tanam, produksi dan produktivitas padi sawah. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan hasil-hasil penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah maupun bagi pemerhati pengembangan ilmu, yaitu : (1)
Bagi pemerintah, hasil penelitian berguna sebagai informasi mengenai pengaruh irigasi terhadap perubahan pola aktivitas usahatani yang meliputi: perubahan-perubahan dalam intensitas tanam, pola tanam, dan diversifikasi yang mungkin terjadi, termasuk perubahan-perubahan pada produktivitas lahan dan tenaga kerja,pendapatan dan distribusi pendapatan petani, dan distribusi penguasaan lahan.
(2)
Bagi peneliti, penelitian ini dimaksudkan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada.
6
(3)
Bagi pemerhati dan pengembang ilmu pertanian, hasil penelitian berguna sebagai masukan dan pembanding untuk pengembangan ilmu lebih lanjut.
7