POKOK BAHASAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN NASIONAL 2010-2014
I.
LATAR BELAKANG
II. PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN
Oleh :
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN
Prof. Dr.Ir. Achmad Suryana, MS Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian
IV. PENUTUP
Disampaikan pada (KIPNAS) Ke-10 diselenggarakan oleh LIPI berkerja sama dengan Kemendikbud
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Jakarta, 9 Nopember 2011
1
2
Posisi Pangan dalam Pembangunan Nasional 1. Kebutuhan dasar manusia, pemenuhannya adalah hak asasi. 2. Pangan adalah budaya, hasil adaptasi antara manusia dan lingkungan. 3. Sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. 4. Pilar utama pembangunan nasional, berperan dalam stabilitas ekonomi, sosial dan politik.
I. LATAR BELAKANG
3
4
Sistem Ketahanan Pangan Subsistem
Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (No. 7/1996 tentang Pangan).
KETERSEDIAAN Produksi DN Impor Cadangan
Subsistem
DISTRIBUSI Aksesibilitas : Fisik Ekonomi
Subsistem
KONSUMSI Keamanan/Safety Mutu Gizi Respon Metabolisme 6 5
6
1
Ketahanan Pangan - Keseimbangan neraca pangan tanpa memperhatikan asal/sumber pangan. Kemandirian Pangan - Ketahanan pangan yang dicapai melalui pengoptimalisasian sumberdaya domestik: • Potensi sumber daya alam (lahan, air, iklim) • Keberagaman sumber daya pangan (nabati dan hewani)
II. PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN
Kedaulatan Pangan - Kemandirian pangan yang dicapai secara berdaulat yang dimiliki negara dan bangsa • Menentukan kebijakan pangan nasional • Jaminan hak atas pangan warganya • Hak masyarakat menentukan sendiri sistem pertanian dan pangan sesuai dengan kerangka kebijakan pangan nasional
7
8
Lanjutan…
Permasalahan Pangan Global
2. Permintaan dan Konsumsi Pangan
Jumlah penduduk dunia terus bertambah, terutama di Afrika dan Asia.
Kompetisi pemanfaatan komoditas pangan antara food-feed-fuel.
Pola dan kebiasaan makan semakin mengglobal.
1. Penyediaan dan Produksi Pangan
Perubahan iklim global: Penurunan kapasitas produksi Ketidakpastian panen
3. Pasar dan Harga Pangan
Degradasi kualitas lahan dan air, serta kerusakan lingkungan.
Trend harga pangan yang terus meningkat.
Ketidakseimbangan produksi dan stok pangan antar kawasan:
Fluktuasi harga pangan global yang lebih sering terjadi dan lebih bergejolak (volatile).
Amerika, Eropa vs Afrika dan (sebagian besar Asia)
Pasar pangan internasional yang tidak menentu (unreliable) karena tiap negara cenderung mendahulukan ketahanan pangan domestiknya secara berlebihan.
Ketidakseimbangan penguasaan dan kemampuan menerapkan teknologi produksi dan pengolahan pangan antar kawasan.
9
Cukupkah produksi pangan saat ini?
Permasalahan Pangan Global dalam Angka
Rata-rata Ketersediaan Energi/Kapita/Tahun
Perkembangan jumlah penduduk dunia unia:: 2010
:
6,9 milyar
Dunia (2007)
: 2.796 Kkal
2011
:
7,0 milyar
Standard (2011)
: 2.200 Kkal
2030
:
8,3 milyar
2050
:
9,1 milyar
Permasalahan utama penyediaan pangan terletak pada:
Perlu tambahan produksi pangan global sekitar 70% - 100% di tahun 2050 (dari kondisi saat ini)
• Ketimpangan distribusi (Eropa & Amerika vs. Asia & Afrika)
Jumlah penduduk miskin (2010 2010): ): Dunia
10
• Ketimpangan tingkat pembangunan ekonomi
: 1,02 milyar orang (15,8 %)
Asia & Pasifik : 462 juta 11
12
2
Permasalahan Pangan Nasional
Lanjutan…
6. Kompetisi pemanfaatan dan degradasi sumber daya
1. Laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi (periode 20002010 = 1,49% per tahun) dengan jumlah penduduk yang besar (2011 = 241 juta).
air semakin meningkat. 7. Infrastruktur pertanian/pedesaan belum memadai dan
infrastruktur jaringan irigasi rusak berat.
2. Jumlah penduduk miskin dan rawan pangan masih relatif tinggi (±12% dari total penduduk).
8. Belum memadainya prasarana dan sarana
transportasi, sehingga meningkatkan biaya distribusi/pemasaran pangan.
3. Frekuensi kejadian rawan pangan transien semakin sering karena kejadian bencana alam.
9. Sebaran produksi pangan yang tidak imbang, baik
4. Kualitas konsumsi pangan masih rendah (PPH 2010=80,8) dan dominasi beras dalam pola konsumsi pangan masih tinggi (>110 kg/kapita/th).
antar waktu (panen raya dan paceklik) ataupun antar daerah (di Jawa surplus dan di Papua defisit).
5. Konversi lahan pertanian cukup tinggi dan tidak terkendali.
13
14
Ketersediaan Pangan
Konsumsi Pangan
(Energi dan Protein Kap/hari)
(Energi dan Protein Kap/hari)
Pangan
Ketersediaan Perkapita Perhari 2009 *)
Konsumsi Perkapita Perhari Pangan 2006
2010 **)
2007
2008
2009
2010
1. Energi (kkal)
3.214
3.310
1. Energi (kkal)
1.927 2.015 2.038
1.958 1.957
2. Protein (gram)
88,91
94,58
2. Protein (gram)
53,66 57,65 57,49
59,17 59,58
Ket.:
Skor PPH
*) Tetap **) Sementara
Standar: 2200 kkal dan 57 gram protein/kap/hari
74,9
82,8
81,9
78,8
80,8
Standar : 2000 kkal dan 52 gram/kap/hari
15
16
Kontribusi Jawa dalam Produksi Pangan (2010) Produksi (Ton)
Pangsa Jawa (%)
Padi
66,47 juta
54,7
Jagung
18,37 juta
54,7
Ubi kayu
23,92 juta
45,1
Kedelai
967 ribu
69,8
Bawang merah
965 ribu
75,9
Cabe merah
1,39 juta
58,3
Ayam pedaging
1,18 juta
70,1
Populasi sapi potong (ekor)
14,81 juta
50,5
Komoditas
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN
17
18
3
STRATEGI UMUM
ARAH KEBIJAKAN PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN 2005-2025
Strategi Jalur Ganda (twin track strategy)
• Mewujudkan bangsa yang berdaya saing efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional untuk penguatan ketahanan pangan.
Membangun ekonomi berbasis pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan produksi pangan dan pertanian, menyediakan lapangan kerja dan pendapatan (daya beli)
• Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri ........, yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup ditingkat rumah tangga ......., yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam yang sesuai dengan keragaman lokal. (UU. No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025) 19
Mendorong dan menggerakkan pemerintah (pusat, daerah, desa) dan masyarakat (petani, kelembagaan petani, organisasi sosial dan kemasyarakatan, swasta) untuk secara sinergis membangun ketahanan pangan
20
Lanjutan …..
KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN 2010-2014 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan :
Distribusi dan Cadangan Pangan :
• Penyediaan pangan diutamakan dari produksi dalam negeri (kemandirian pangan).
• Mengelola cadangan beras nasional yang cukup untuk mengatasi gejolak pasokan dan harga.
• Pencapaian swasembada untuk komoditas strategis tahun 2014 : beras surplus 10 juta ton jagung, kedele, gula, daging sapi • Penyediaan beragam pangan dan makanan berdasarkan potensi sumberdaya dan budaya lokal.
• Mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah daerah (prop, kab/kota, desa). • Mengembangkan lumbung pangan masyarakat. • Menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sepanjang tahun dan pangan strategis pada periode khusus/tertentu.
• Penanganan kerawanan kronis : Pemberian bantuan pangan bersubsidi dan penguatan keberdayaan masyarakat dalam kemandirian pangan. • Penanganan kerawanan transien : pemberian bantuan pangan untuk penanganan keadaan darurat dan bantuan non pangan untuk mempercepat recovery / membangkitkan kegiatan produktif.
Memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan melalui pemberian bantuan langsung pangan dan pemberdayaan masyarakat
21
Lanjutan …..
22
STRATEGI KHUSUS : Antisipasi Kerawanan Pangan Global
Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan :
Pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 Sisi Supply / Penyediaan
• Sosialisasi, promosi dan edukasi konsep dan pemanfaatan pangan beragam, bergizi, berimbang (3B), sehat dan halal (PPH 95,6 tahun 2014).
Sasaran Tercapainya produksi padi dengan pertumbuhan di atas 5% per tahun secara berkelanjutan.
• Mendorong penurunan konsumsi beras/kapita (1,5% per tahun). • Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. • Pengembangan produk pangan olahan berbasis tepungtepungan lokal : kudapan dan “ berasan non - padi “. • Peningkatan penanganan dan pengawasan keamanan pangan segar di tingkat usahatani dan pasar.
23
1. Perluasan Areal Tanam melalui: Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada lahan sawah. Rehabilitasi jaringan irigasi. Optimalisasi pemanfaatan lahan sub – optimal : rawa, pasang surut, dan kering. Pencetakan sawah baru. Pengembangan Food Estate. Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). 24
4
Lanjutan …
Lanjutan …
2. Peningkatan Produktivitas (Percepatan Penerapan Teknologi) Penggunaan varietas unggul dan adaptif terhadap perubahan iklim. Percepatan diseminasi teknologi dan rekayasa sosial usahatani kepada petani (Sekolah Lapangan). SL-PTT (Pengelolaan Tanam Terpadu) SL-PHT (Pengendalian Hama Terpadu) SL-I (Iklim) SRI (System Rice of Intensification ) Optimalisasi pemanfaatan alsintan pra panen guna meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Penerapan teknologi pasca panen dan revitalisasi penggilingan padi kecil untuk menurunkan susut hasil gabah.
3. Pengembangan Cadangan Pangan Mengelola cadangan beras nasional yang cukup untuk meredam gejolak pasokan dan harga Mendorong tumbuhnya cadangan pangan pemerintah daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) 200 ton/Propinsi 100 ton/Kabupaten dan Kota Penggabungan kelembagaan ekonomi pangan – Gapoktan (LDPM). Revitalisasi lumbung pangan masyarakat.
25
26
Lanjutan ….
Sisi Demand / Permintaan
Penganeka Ragaman Pangan
Mendorong perubahan perilaku / budaya makan dan pola konsumsi pangan ke arah beragam, bergizi seimbang, dan aman, melalui: kampanye, sosialisasi dan promosi. menggali dan memanfaatkan budaya pangan setempat gerakan “ one day no rice “ Mengoptimalkan pemanfaatan perkarangan untuk diversifikasi pangan. Mengembangkan industri pangan olahan berbasis pangan lokal : basis tepung-tepungan. Product development “ berasan non-padi “ Merubah pola bantuan pangan bagi masyarakat miskin sesuai budaya pangan setempat (Raskin Pangkin)
Menambah konsumsi sayur, buah, ikan, daging, susu Faktor Penentu:
Menambah konsumsi karbohidrat/energi dari selain beras-padi
Pengetahuan + Pendapatan
+ teknologi, bisnis dan kebijakan
A. Mikro :
- Perubahan budaya makan RT - Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan B. Makro: Pengemb. Industri pengolahan pangan lokal: kudapan dan “beras/nasi non padi” 27
28
Lanjutan …
IV. PENUTUP Ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim global yang ekstrem telah menyebabkan masa depan ketahanan pangan global menjadi lebih rawan. Terkait dengan itu setiap negara dituntut untuk memantapkan ketahanan pangannya termasuk Indonesia.
Pengembangan diversifikasi pangan berbasis sumberdaya dan budaya lokal merupakan salah satu cara strategis untuk membangun ketahanan pangan nasional berkelanjutan.
Salah satu upaya Indonesia untuk mengantisipasi dari ancaman krisis pangan global adalah meningkatkan produksi pangan dalam negeri, khususnya upaya pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. 29
30
5
31
6