e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
PENGARUH FINANCIAL TARGETS DAN INEFFECTIVE MONITORING TERHADAP TERJADINYA FRAUD (STUDI KASUS PADA KOPERASI SERBA USAHA DANA PERTIWI SERIRIT, KECAMATAN SERIRIT, KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI) I Gst. Ayu Erika Pradini Putri1 Ni Luh Gde Erni Sulindawati1, Anantawikrama Tungga Atmadja2 Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial targets dan ineffective monitoring baik secara parsial maupun simultan terhadap terjadinya fraud. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 39 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan instrumen kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows. Hasil penelitian menunujukkan bahwa (1) financial target berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap terjadinya fraud; (2) ineffctive monitoring berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap terjadinya fraud; dan (3) financial targets dan ineffective monitoring secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terjadinya fraud. Kata kunci: Financial target, ineffective monitoring, fraud
Abstract This study was aimed at finding out the effect of financial targets and ineffective monitoring both partially and simultaneously on the occurrence of fraud. This study used quantitative descriptive approach. The sampling technique used was purposive sampling with the sample size of 39 respondents. The data type used was primary data type and the instruments to collect the data were questionnaire, interview and documentation. The data were analyzed by multiple regression analysis and the data were processed using SPSS 19.0 for Windows program. The results showed that (1) financial target has a positive and significant effect partially on the occurrence of fraud, and (2) ineffective monitoring has a positive and significant effect partially on the occurrence of fraud, and (3) financial targets and ineffective monitoring simultaneously have significant effect on the occurrence of fraud. Keywords: Financial targets, ineffective monitoring, fraud.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
PENDAHULUAN Di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng merupakan kota yang perkoperasiannya berkembang pesat. Data terakhir yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, jumlah koperasi di Kabupaten Buleleng adalah 381 koperasi. Semakin pesatnya pertumbuhan koperasi di Buleleng ini, menimbulkan permasalahan yaitu tingginya daya saing sehingga koperasi memerlukan berbagai macam strategi untuk dapat tetap bertahan. Terdapat berbagai jenis koperasi yang ada di Buleleng, salah satunya adalah Koperasi Serba Usaha. Koperasi Serba Usaha merupakan koperasi yang operasi utamanya yaitu meminjamkan atau memberikan kredit dan tempat menyimpan uang bagi anggotanya. Dalam hal pemberian kredit tentunya tidaklah sembarangan karena memiliki risiko gagal bayar. Hal utama dalam pertimbangan pemberian kredit adalah keamanan. Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya resiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian internal yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam tubuh koperasi tersebut. Selain masalah sistem pengendalian internal, terjadinya fraud juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor tekanan, kesempatan, masalah integritas pegawai, keserakahan, kebutuhan, dan kurangnya transparansi. Faktor tekanan, kesempatan, dan masalah integritas pegawai merupakan bagian dari fraud triagle. Teori segitiga fraud (Fraud Triangle Theory) merupakan teori yang dicetuskan pertama kali oleh Dr. Donald Cressy yang menyatakan bahwa perilaku fraud didukung oleh tiga unsur
yaitu tekanan, kesempatan, dan pembenaran. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen dalam suatu kontrak kerjasama yang disebut nexus of contract. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak atau diberi wewenang oleh pemegang saham (investor) untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena dipilih, maka pihak manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.Perbedaan kepentingan ini menyebabkan conflict of interest diantara kedua pihak. Oleh karena conflict of interest inilah maka perusahaan sebagai agen menghadapi berbagai tekanan (Pressure) untuk menemukan cara agar kinerja perusahaan selalu meningkat dengan harapan bahwa dengan peningkatan kinerja maka principal akan memberikan suatu bentuk apresiasi (Rationalization). Gerbang menuju fraudakan semakin terbuka apabila manajemen memiliki akses yang luas (Capability) serta kesempatan dan peluang untuk menaikkan laba (Opportunity). Semakin tinggi tingkat pengembalian investasi (berupa SHU) yang diperoleh oleh principal maka semakin tinggi juga kompensasi yang diberikan kepada agen. Fraud tidak hanya terjadi di perusahaan saja, bahkan koperasi pun kini banyak mengalami kasus fraud. Salah satunya adalah Koperasi Serba Usaha yang berlokasi di Seririt. Seririt yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Buleleng. Koperasi ini merupakan salah satu koperasi yang mengalami kerugian akibat terjadinya fraud yang dilakukan oleh pengurus koperasi itu sendiri. Terjadinya fraud ini tidak terlepas dari lemahnya sistem pengendalian internal, adanya kesempatan dari koperasi itu sendiri. Selain karena lemahnya sistem pengendalian internal, adanya suatu target pemberian kredit juga menjadi salah satu penyebab terjadinya fraud karena dengan adanya target akan menimbulkan suatu tekanan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Penelitian-penelitian terkait dengan sistem pengendalian internal koperasi telah banyak dilakukan, akan tetapi penelitian yang mengkaji penyebab terjadinya fraud pada koperasi belum banyak dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Molinda (2011) mengenai pengaruh financial stability, personal financialneed dan ineffective monitoring pada financial statement fraud dalam perspektif fraud triagle, memperoleh hasil bahwa financial stability dan personal financial need berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud. Sedangkan, ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Kurniawati (2012) dalam penelitiannya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi financial statement fraud dalam perspektif fraud triangle memperoleh hasil bahwa tekanan dan kesempatan berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud. Sedangkan rasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial statement fraud. Dari beberapa penelitian tersebut terdapat perbedaan hasil yang diperoleh sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan mengambil subjek penelitian yaitu koperasi dan hanya menggunakan dua variabel yaitu financial targets yang merupakan proksi dari tekanan dan ineffective monitoring sebagai proksi dari kesempatan. Hal itulah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut; (1) apakah Financial Targets berpengaruh secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali?;(2) apakah Ineffective Monitoring berpengaruh secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali?; dan(3) apakah Financial Targets dan Ineffective Monitoring berpengaruh secara simultan terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali?
Untuk menjawab permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah; (1) untuk mengetahui pengaruh Financial Targets secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali; (2) untuk mengetahui pengaruh Ineffective Monitoring secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali; dan (3) untuk mengetahui pengaruh Financial Targets dan Ineffective Monitoring secara simultan terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Hubungan antara financial targets yang merupakan proksi dari tekanan dapat dijelaskan seperti yang dinyatakan oleh Albrecht (2012) bahwa tekanan (pressure) adalah dorongan atau tujuan yang ingin diraih tetapi dibatasi oleh ketidakmampuan untuk meraihnya sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan. Semakin tingginya tekanan yang dihadapi oleh seseorang maka semakin besar juga kemungkinan tindakan kecurangan akademik yang akan terjadi (Becker et al., dalam Purnamasari, 2014). Purnamasari (2014) dalam penelitiannya kepada mahasiswa angkatan 2010 dan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya bahwa tekanan seperti adanya tuntutan standar nilai tertentu dari pihak eksternal (orang tua, pemberi beasiswa, fakultas, dsb), kesulitan dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di dalam kelas, mendapatkan tugas yang terlalu banyak dan sulit, banyaknya kegiatan di luar perkuliahan (kegiatan organisasi, kerja paruh waktu, kursus, dsb), serta adanya aturan harus lulus mata kuliah tertentu sebagai syarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya merupakan faktor determinan yang mempengaruhi perilaku kecurangan akademik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis: H1: Financial Targets berpengaruh secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Ineffective monitoring adalah suatu keadaan perusahaan di mana tidak terdapat internal kontrol yang baik. Hal tersebut dapat terjadi terjadi karena adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya (SAS No.99). Ineffective monitoring diproksikan dengan efektivitas pengawasan dan lingkungan pengendalian. Hubungan agensi akan terjadi jika prinsipal mempekerjakan orang lain, dalam hal ini agen untuk melaksanakan pekerjaan yang telah didelegasikan oleh prinsipal. Hubungan agensi dapat menimbulkan beberapa permasalahan karena terjadinya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Asimetri informasi inilah yang dapat menjadi celah terjadinya fraud. Untuk menghindari adanya praktik fraud dalam perusahaan, dibutuhkan unit pengawas yang mampu memonitoring jalannya perusahaan. Meluasnya skandal akuntansi dan praktik kecurangan merupakan salah satu dampak lemahnya pengawasan yang dilakukan perusahaan yang telah memberikan peluang kepada seseorang untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pribadinya. Dengan adanya pengawasan yang tidak efektif, maka manajemen akan merasa tidak diawasi secara ketat dan semakin leluasa mencari cara untuk memaksimalkan keuntungan pribadinya (Rahmanti, 2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis: H2: Ineffective Monitoring berpengaruh secara parsial terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Adanya suatu tekanan dan kesempatan akan memberikan suatu peluang yang besar terhadap terjadinya fraud. Seperti yang dinyatakan oleh Albrecht (2012) bahwa tekanan (pressure) adalah dorongan atau tujuan yang ingin diraih tetapi dibatasi oleh ketidakmampuan untuk meraihnya sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan. Semakin tingginya tekanan yang dihadapi oleh seseorang maka semakin besar juga
kemungkinan tindakan kecurangan akademik yang akan terjadi (Becker et al., dalam Purnamasari, 2014). Selain itu, dengan adanya peluang yang merupakan sebuah situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dianggap aman oleh pelaku untuk berbuat curang dengan anggapan tindakan kecurangannya tidak akan terdeteksi. Semakin meningkat peluang yang tersedia, maka semakin besar kemungkinan perilaku kecurangan akan terjadi (Albrecht, 2012). Peluang sebenarnya bisa diminimalkan dengan membuat sistem dan pengendalian yang baik karena semakin bagus sistem dan pengendalian yang ada maka semakin kecil peluang untuk melakukan kecurangan. Berdasarkan hal tersebut adapun hipotesis yang dikembangkan yaitu: H3: Financial Targets dan Ineffective Monitoring berpengaruh secara simultan terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. METODE Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial targets dan ineffective monitoring terhadap terjadinya kecurangan (fraud) pada Koperasi Serba Usaha utamanya yang berkaitan dengan pemberian dan pengembalian kredit. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan, pengolahan data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data berupa angka dan menguraikannya secara menyeluruh dan sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti sehingga akan diperoleh suatu hasil dari pengolahan data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota dan pengurus Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali yang berjumlah 65 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
carapurposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Arikunta, 1990: 128 dalam Tambunan, 2010). Adapun kriteria responden dalam penelitian ini yaitu anggota yang bergabung minimal 1 tahun di Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali serta semua pengurus yang melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pemberian dan pengembalian kredit.Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin (dalam Febrianti, 2015) sebagai berikut: n= N ………… (1) 1+ N(e2) Keterangan: n: Ukuran Sampel N: Ukuran Populasi e:Nilai kritis (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan) Dalam penelitian ini, jumlah populasi Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali adalah 65 orang dengan batas kesalahan yang diinginkan adalah 10%, maka dengan mengikuti perhitungan di atas maka hasilnya adalah: n = 65______ = 65__ = _65__ 1+ 65(0,12)1+65(0,01) 1,65 = 39,39 dibulatkan 39 Berdasarkan perhitungan di atas dengan jumlah populasi sebesar 65 orang anggota, maka ukuran sampel yang diperoleh sebesar 39 orang (pembulatan dari 39,39).Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang diolah dengan bantuan program SPSS versi 19.0. agar hasil perhitungan dapat diiterpretasikan dengan tepat, maka model regresi perlu diuji pelanggarannya terhadap asumsi klasik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 39 eksemplar dengan jumlah responden laki –
laki sebanyak 22 orang atau sekitar 56,4% lebih besar dibandingkan jumlah responden perempuan yang hanya berjumlah 17 orang atau sekitar 43,6%.Pendidikan responden yang terlibat dalam penelitian secara langsung lebih banyak bergelar SMA/Sederajat yaitu sekitar 21 responden daripada yang bergelar Diploma dan Sarjana (S1) yaitu masing-masing 9 reponden.Jumlah responden yang paling lama bekerja yaitu 3-5 tahun yaitu sebanyak 26 responden. Ini menunjukkan bahwa responden yang terlibat secara langsung dalam penelitian adalah responden yang paling lama masa kerjanya. Untuk mengetahui validitas pertanyaan/pernyataan dari setiap variabel, maka digunakan correlation bivariate dengan kriteria;(1) Jika sig. (2-tailed) < 0,05 = valid; dan (2) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 = tidak valid. Berdasarkan hasil output SPSS 19 uji validitas variabel Financial Targets (X1), variabel Ineffective monitoring (X2), dan variabel Fraud (Y) di atas, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan/pernyataan untuk masing – masing variabel dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) pada kolom total (financial targets, ineffective monitoring, fraud) untuk setiap pertanyaan/pernyataan pada setiap variabel < 0,05 hal ini sesuai dengan kriterianya jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka pertanyaan/pernyataan dikatakan valid.Sesuai dengan tujuan dilakukannya uji validitas adalah untuk melihat seberapa besar kemampuan pertanyaan/pernyataan dapat mengetahui jawaban responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan/pernyataan yang diajukan oleh peneliti dalam kuisioner yang dibagikan kepada responden, dapat dijadikan sebagai alat ukur yang tepat. Metode yang digunakan untuk mengukur reabilitas setiap variabel yaitu metode Alpha Cronbach. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha> 0,600.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Tabel 1 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien alpha Keterangan Financial Targets 0,741 > 0,600 Reliabel Ineffective Monitoring 0,632 > 0,600 Reliabel Fraud 0,722 > 0,600 Reliabel Sumber: Output SPSS 19, 2016 Berdasarkan tabel 1 semua variabel nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). yang dijadikan instrumen dalam penelitian Uji K-S dilakukan dengan membuat ini adalah reliable atau handal karena hipotesis: Apabila nilai Asymp. Sig. (2menunjukkan tingkat reabilitas yang tinggi tailed) < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya data hal ini dibuktikan nilai koefisien alpha lebih residual terdistribusi tidak normal. Apabila dari 0,60 sehingga dapat digunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 sebagai alat pengukur yang dapat tidak ditolak. Artinya data residual dihandalkan atau dipercaya. terdistribusi normal. Berikut ini hasil uji Pada penelitian ini digunakan uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel 2. normalitas dengan uji statistic Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parametersa,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 2,53553095 Most Extreme Differences Absolute 0,125 Positive 0,067 Negative -0,125 Kolmogorov-Smirnov Z 0,780 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,577 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS 19.0, 2016 Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Variance Inflation dengan uji statistic nonparametrik Factor (VIF) dan Tolerance. Kriteria Kolmogorov-Smirnov (K-S) nilai Asymp. pengambilan keputusan dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,577 > 0,05 tolerance dan VIF adalah sebagai berikut: sehingga dapat disimpulkan bahwa data 1. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ residual terdistribusi normal. 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas. Salah satu untuk mengetahui 2. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah 10, berarti terjadi multikolinieritas. Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas, Regresi Linier Berganda, dan Uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 9,325 8,688 2,073 0,020 Financial 0,387 0,440 0,133 2,879 0,010 0,985 1,015 Target Ineffective 0,662 0,249 0,402 2,663 0,012 0,985 1,015 Monitoring a. Dependent Variable: Fraud Sumber: Output SPSS 19, 2016
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Berdasarkan dari tabel 3, model regresi yang diajukan untuk variabel independen semuanya terbebas dari multikolinearitas ini terlihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan variabel independen memiliki nilai VIF<10, dan nilai tolerance ≥ 0,10sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap terjadinya Fraud. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji
statistik. Penelitian ini melakukan kedua uji tersebut untuk melihat apakah data penelitian terjadi heteroskedastisitas atau tidak. Uji Park dilakukan dengan meregresikan nilai logaritma dari kuadrat residual (LnU2i) sebagai variabel dependen dengan variabel independen tetap. Jika variable independen signifikan secara statistik mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4 Hasil Uji Park Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 31,671 18,068 1,753 0,088 Lnx1 7,820 3,746 0,302 1,087 0,144 Lnx2 15,321 4,908 0,451 1,121 0,104 a. Dependent Variable: Lnei Sumber: Output SPSS 19, 2016 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa persamaan regresi berganda.Dari tabel nilai sig. > 0,05 sehingga dapat disimpulkan 3dapat diperoleh rumus regresi sebagai bahwa variabel independen signifikan berikut :Y= 9,325 + 0,387X1 + 0,662X2 + e secara statistik tidak mempengaruhi Analisis koefisien determinasi variable dependen, maka tidak ada indikasi dilakukan untuk melihat seberapa besar terjadi heteroskedastisitas. presentase pengaruh variabel financial Uji regresi linear berganda untuk targets dan ineffective monitoring terhadap mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel terjadinya kecurangan (fraud) pada independen terhadap variabel dependen. Koperasi Serba Usaha utamanya yang Besarnya pengaruh variabel independen berkaitan dengan pemberian dan terhadap variabel dependen secara pengembalian kredit. bersama-sama dapat dihitung melalui suatu Tabel 5 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,821a 0,674 0,629 2,60501 a. Predictors: (Constant), Ineffective Monitoring, Financial Target b. Dependent Variable: Fraud Sumber: Output SPSS 19, 2016 Berdasarkan tabel 5, menunjukkan belum diteliti dalam penelitian ini. Dengan bahwa nilai R square yang diperoleh melihat nilai koefisien yang tinggi sebesar 0,674 yang menunjukan bahwa menunjukkan pengaruh variabel–variabel terjadinya kecurangan (fraud) pada independen terhadap variabel dependen Koperasi Serba Usaha utamanya yang yang juga tinggi yaitu sebesar 67,4%. berkaitan dengan pemberian dan Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengembalian kredit dipengaruhi oleh apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel financial targets dan ineffective antara financial targets dan ineffective monitoringsebesar 67,4%, dan sisanya monitoring terhadap fraudsecara bersama – 32,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang sama.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
Tabel 6 Hasil Pengujian Simultan (Uji F) ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 58,060 2 29,030 4,278 0,022a Residual 244,299 36 6,786 Total 302,359 38 a. Predictors: (Constant), Ineffective Monitoring, Financial Target b. Dependent Variable: Fraud Sumber : Ouput SPSS 19.0, 2016 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan sebagai X1 terhadap terjadinya fraud nilai signifikansi F sebesar 0,022 sebagai variabel Y menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria pengujian bahwa jika t-hitung sebesar 2,879 dengan nilai nilai probabilitas < 0,05, maka H3 diterima signifikansi sebesar 0,01 < 0,05 dan hasil sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel uji regresi berganda menunjukkan nilai financial targets dan ineffective monitoring koefisien sebesar 0,387 menunjukkan secara serempak berpengaruh signifikan bahwa variabel financial targets terhadap terjadinya fraud. Hal ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap ditunjukkan dari nilai signifikan F = 0.022 < terjadinya fraud. 0,05. Sehingga jika financial targets dan Dengan demikian dapat disimpulkan ineffective monitoring secara bersamabahwa ketika financial target yang sama meningkat, maka terjadinya fraudjuga dilakukan semakin besar atau tinggi, maka akan meningkat. semakin besar pula terjadinya fraud. Pengujian secara parsial (uji t) Sehingga untuk menurunkan terjadinya dilakukan untuk menentukan apakah fraud perlu dilakukakan financial targets variabel financial targets dan ineffective yang baik atau sesuai dengan kondisi monitoringberpengaruh terhadap karena penentuan target akan fraudsecara parsial.Dari tabel 3 menimbulkan tekanan yang tentunya akan menunjukkan hasil uji t adalah : 1) Financial berdampak pada pemikiran untuk target berpengaruh positif dan signifikan melakukan fraud guna mencapai target terhadap terjadinya fraud secara parsial hal yang telah ditentukan. Seperti yang ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi diungkapkan oleh manajer Koperasi Serba 0,010 < 0,05 sehingga hipotesis H1 diterima Usaha Dana Pertiwi Seririt, dalam yang berarti Financial Targets berpengaruh penentuan target kredit dilakukan berbagai secara parsial terhadap terjadinya Fraud analisa, seperti antara kesanggupan pada Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi membayar angsuran disesuaikan dengan Seririt, Kecamatan Seririt, Kabupaten besarnya atau bentuk jaminan dan Buleleng, Bali. 2) Ineffective monitoring pendapatan dari calon nasabah. berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan terjadinya fraudsecara parsial. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang (2014) dalam penelitiannya kepada diperoleh 0,012 < 0,05 sehingga hipotesis mahasiswa angkatan 2010 dan 2013 H2 diterima yang berarti Ineffective Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Monitoring berpengaruh secara parsial Brawijaya bahwa tekanan seperti adanya terhadap terjadinya Fraud pada Koperasi tuntutan standar nilai tertentu dari pihak Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, eksternal (orang tua, pemberi beasiswa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, fakultas, dsb), kesulitan dalam mengikuti Bali. kegiatan perkuliahan di dalam kelas, mendapatkan tugas yang terlalu banyak Pembahasan dan sulit, banyaknya kegiatan di luar Pengaruh Financial Targets secara perkuliahan (kegiatan organisasi, kerja parsial terhadap terjadinya Fraud paruh waktu, kursus, dsb), serta adanya Berdasarkan hasil uji parsial yang aturan harus lulus mata kuliah tertentu telah dilakukan antara financial targets sebagai syarat untuk mengambil mata
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
kuliah selanjutnya merupakan faktor determinan yang mempengaruhi perilaku kecurangan akademik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Albrecht (2012), yang mana financial targetsmerupakan proksi dari tekanan dan bahwa tekanan (pressure) adalah dorongan atau tujuan yang ingin diraih tetapi dibatasi oleh ketidakmampuan untuk meraihnya sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan. Semakin tingginya tekanan yang dihadapi oleh seseorang maka semakin besar juga kemungkinan tindakan kecurangan akademik yang akan terjadi (Becker et al., dalam Purnamasari, 2014). Pengaruh Ineffective Monitoring secara parsial terhadap terjadinya Fraud. Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan antara ineffective monitoring sebagai X2 terhadap terjadinya fraud sebagai variabel Y menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,663 dengan nilai signifikansi sebesar 0,012 < 0,05 dan hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,662 menunjukkan bahwa variabel ineffective monitoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya fraud. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika ineffective monitoring yang dilakukan semakin besar, maka semakin besar pula terjadinya fraud. Dengan kata lain semakin efektif monitoring dilakukan maka semakin kecil kemungkinan terjadinya fraud. Seperti pendapat dari manajer Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt dari hasil wawancara yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa dalam hal pengawasan yang berkaitan dengan keefektifan monitoring terhadap pemberian dan pelunasan kredit dilakukan setelah kredit dicairkan atau dilunasi dengan cara melakukan cross cek silang dalam artian melakukan koordinasi dengan nasabah dan memeriksa data-data yang ada di koperasi. Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa semakin baik atau efektif monitoring terhadap pemberian maupun pelunasan kredit akan semakin menurunkan kemungkinan terjadinya fraud. Sebaliknya semakin tinggi ineffective
monitoring maka semakin besar kemungkinan terjadinya fraud dalam pemberian maupun pelunasan kredit pada koperasi. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Resti Molinda (2011), tentang pengaruh financial stability, personal financial need dan ineffective monitoring pada financial statement fraud dalam perspektif fraud triagle, yang memperoleh hasil bahwa ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lukyta Saraswati dan I Ketut Yadnyana (2014), mengenai pengaruh Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar, Hasil penelitian menunjukkan variable lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit. Hal ini berkaitan dengan indikator yang digunakan dalam kuisioner untuk mengukur ineffective monitoring. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Albrecht (2012), bahwa peluang (opportunity) adalah sebuah situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dianggap aman oleh pelaku untuk berbuat curang dengan anggapan tindakan kecurangannya tidak akan terdeteksi. Semakin meningkat peluang yang tersedia, maka semakin besar kemungkinan perilaku kecurangan akan terjadi (Albrecht, 2012). Peluang sebenarnya bisa diminimalkan dengan membuat sistem dan pengendalian yang baik karena semakin bagus sistem dan pengendalian yang ada maka semakin kecil peluang untuk melakukan kecurangan. Yang mana dalam hal ini ineffective monitoring merupakan proksi dari peluang. Pengaruh Financial Targets dan Ineffective Monitoring secara simultan terhadap terjadinya Fraud. Berdasarkan hasil uji simultan yang telah dilakukan antara Financial Targets dan Ineffective Monitoringterhadap sebagai terjadinya Fraud menunjukkan bahwa Fsebesar 04,278 dengan nilai hitung signifikansi sebesar 0,022 < 0,05 dan hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017) uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,674 yang menunjukan bahwa terjadinya kecurangan (fraud) pada Koperasi Serba Usaha utamanya yang berkaitan dengan pemberian dan pengembalian kreditdipengaruhi oleh variabel financial targets dan ineffective monitoringsebesar 67,4%, dan sisanya 32,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Dengan melihat nilai koefisien yang tinggi menunjukkan pengaruh variabel–variabel independen terhadap variabel dependen yang juga tinggi yaitu sebesar 67,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika yang dilakukan Financial Targets dan Ineffective Monitoring semakin besar, maka semakin besar pula terjadinya fraud. Seperti yang dinyatakan oleh Albrecht (2012) bahwa tekanan (pressure) adalah dorongan atau tujuan yang ingin diraih tetapi dibatasi oleh ketidakmampuan untuk meraihnya sehingga mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan. Semakin tingginya tekanan yang dihadapi oleh seseorang maka semakin besar juga kemungkinan tindakan kecurangan akademik yang akan terjadi (Becker et al., dalam Purnamasari, 2014). Selain itu, dengan adanya peluang yang merupakan sebuah situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang dianggap aman oleh pelaku untuk berbuat curang dengan anggapan tindakan kecurangannya tidak akan terdeteksi. Semakin meningkat peluang yang tersedia, maka semakin besar kemungkinan perilaku kecurangan akan terjadi (Albrecht, 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt, berkaitan dengan pernah terjadinya fraud di Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt dan setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa dua faktor yang memengaruhi terjadinya fraud di sana adalah financial targets dan ineffective monitoring. Sehingga dalam pemberian kredit dilakukan sesuai prosedur sebagai berikut;(1) melakukan survey;(2) persyaratan sesui dengan SOP (ada usaha dagang);(3) memperhatikan karakter calon nasabah; dan(4) menganalisa pinjaman yang diajukan. Sedangkan, dalam
pembayaran atau pelunasan kredit harus sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara pihak dari pemberi pinjaman dan calon nasabah dan jika terjadi keterlambatan akan dilakukan cara-cara untuk perpanjangan kredit atau perpanjangan jangka waktu pinjaman. Dalam hal penaggulangan terjadinya fraud yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt antara lain;(1) reschedule yaitu penjadwalan ulang atau perpanjangan kredit;(2) reconditioning yaitu penataan ulang kredit dengan menjadikan pokok kredit yang baru; dan (3) reconstructioning yaitu persyaratan ulang jadwal pembayaran, jangka waktu, dan suku bunga. Sedangkan dalam hal mencegah terjadinya fraud, Koperasi Serba Usaha Dana Pertiwi Seririt melakukan analisa kredit lebih berhati-hati dan tetap menjalin komunikasi dan pendekatan persuasif dengan nasabah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut;(1) Financial target berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya fraud secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,01< 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi Financial Targets maka semakin tinggi pula terjadinya Fraud pada Koperasi;(2) Ineffective monitoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya fraudsecara parsial. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh 0,012 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi Ineffective Monitoring maka semakin tinggi pula terjadinya Fraud pada Koperasi;dan (3) Financial targets dan ineffective monitoring secara serempak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya fraud. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan F = 0.022 < 0,05. Sehingga jika financial targets dan ineffective monitoring secara bersama-sama meningkat, maka terjadinya fraud juga akan meningkat. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017)
diberikan antara lain;(1) dalam hal penanggulangan dan pencegahan terjadinya fraud khususnya korupsi, sebaiknya Koperasi Simpan Pinjam (KSU) Dana Pertiwi melihat berbagai factor yang mungkin menjadi pemicunya seperti adanya financial targets maupun ineffective monitoring serta faktor lainnya;(2) untuk peneliti selanjutnya diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lainnya (selain financial targets dan ineffective monitoring) yang dapat memengaruhi terjadinya fraud pada koperasi sehingga dapat menggali faktorfaktor apa saja yang memengaruhi terjadinya fraud pada koperasi; dan(3) pada penelitian ini hanya menggunakan sampel satu koperasi yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSU) Dana Pertiwi Seririt saja sehingga pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan koperasi maupun perusahaan lain dengan kriteria lainnya sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan semua koperasi maupun perusahaan yang go public.
DAFTAR PUSTAKA Albrecht et al. 2012. Asset Misappropriation Research White Paper for the Institute for Fraud Prevention. USA: Thomson Learning Kurniawati, Ema. 2012. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle. Skripsi tidak diterbitkan.Semarang:Universitas Diponegoro. Lestari, Komang Ayu. 2015. Pengaruh Pengendalian Internal Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Buleleng. E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1.Volume 3 No. 1 Tahun 2015. Molinda, Resti. 2011. Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need dan Ineffective Monitoring pada Financial
Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle. Skripsitidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro. Purnamasari. 2014. Pengaruh Fraud Diamond terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya. Rahmanti, Martantya Maudy. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002 – 2006). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro Rosavinda, Bunga. 2013. Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Terhadap Peningkatan Pendapatan Anggota (Studi Kasus KUD “Sri Among Tani” Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri). Jurnal Ilmiah Ekonomi, Vol. 2, No. 2, hlm.16-22 Saraswati, Lukyta dan Ketut Yadnyana. 2014. Pengaruh Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit Pada Koperasi Serba Usaha Di Kota Denpasar.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 7, No. 1, hlm.122-134. SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Economic, Vol. 12. Hal. 50-57 Skousen,
Smith. 2009. Detecting and Predecting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Economic, Vol. 13. hal. 53-81