PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015 Ni Luh Putu Suantari1 Dr. Putu Kepramareni2 Ni Luh Gde Novitasari3 (Universitas Mahasaraswati Denpasar) 1
Email:
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE), inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total sampel dalam penelitian adalah 16 perusahaan yang terdiri dari 96 amatan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka didapat simpulan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE) berpengaruh positif terhdapat return saham, inflasi dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham, pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Kata kunci: Rasio Keuangan, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Return Saham.
I PENDAHULUAN Menurut Jogiyanto (2010:205), return saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas investasi. Return yang diharapkan berupa deviden untuk investasi saham dan pendapatan bunga untuk investasi di surat utang. Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil dari investasi yang dilakukan oleh investor. Return saham yang cukup tinggi akan lebih menarik para investor untuk membeli saham tersebut. Investor dan investor potensial perlu memprediksikan agar dapat mengetahui seberapa besar pengembalian yang akan diperolehnya. Menurut Kasmir (2013:104), rasio keuangan merupakan kegiatan yang membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Rasio keuangan yang digunakan untuk membandingkan angkaangka dalam laporan keuangan adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan return on equity (ROE). Menurut Kasmir (2013:110), current ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan atau seberapa banyak aktiva
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
23
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Menurut Kasmir (2013:151), debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Menurut Kasmir (2013:196), return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio return on equity (ROE) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham juga semakin tinggi. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, hal ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari pejualan dan pendapatan investasi. Menurut Latumaerissa (2011:22), inflasi adalah kecendrungan dari hargaharga untuk menaikan barang secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyeret harga barang lain tidak bisa disebut inflasi. Kenaikan harga semacam ini tidak dianggap sebagai penyakit ekonomi, yang perlu penanganan khusus untuk menanggulanginya. Terlepas dari berbagai macam inflasi yang ada, yang jelas inflasi itu akan mengganggu kehidupan masyarakat banyak, karena harga terusmenerus naik sehingga menggoncangkan kehidupan ekonomi rakyat. Menurut Kasmir ( 2014:114), tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai balasan jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konver-
24
sional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Kenaikan tingkat suku bunga dapat mendorong return saham ke bawah. II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Signalling theory menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaaan dimasa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil kepetusan investasi (Giri, 2015). 2.2 Return saham Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa retur realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang. Retur realisasi merupakan return yang sudah terjadi. Retur realisasi dihitung berdasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan retur realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2010:207).
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
2.3 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham Menurut Kasmir (2013:110), current ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan atau seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Menurut Faizal (2014), current ratio (CR) menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun, dengan dimilikinya aktiva lancar yang tinggi maka akan cenderung memiliki aset lain yang dapat dicairkan setiap waktu dengan tidak berkurang nilai pasarnya sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham- saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aktiva lancar yang rendah. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham 2.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Menurut Kasmir (2013:151), debt to equity ratio (DER) Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Debt to equity ratio (DER) diperoleh dari pembandingan antara total utang dengan total modal sendiri. Debt to equity ratio (DER) memberikan gambaran kemampuan perusahaan melunasi seluruh utangnya bila dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Menurut Indrajaya (2015), debt to equity ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap shareholder’ equity yang dimiliki perusahaan.
Total debt merupakan total liabilities (utang jangka Pendek/ uatang jangka panajang), sedangkan total shareholder menunjukan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) menunjukan kinerja keuangan perusahaan tidak baik, karena tingkat hutang yang dimiliki perusahaan semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti akan mengurangi keuntungan, sehingga return akan menjadi kecil. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2: Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham. 2.5 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham Menurut Kasmir (2013:196), return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio return on equity (ROE) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham juga semakin tinggi. Menurut Faizal (2014), return on equity (ROE) yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan akan saham meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3: Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. 2.6 Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham Menurut Latumaerissa (2011:22), inflasi adalah kecendrungan dari harga-
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
25
harga untuk menaikan barang secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyeret harga barang lain tidak bisa disebut inflasi. Kenaikan laju inflasi yang tidak diantisipasi tersebut akan meningkatkan harga barang dan jasa, sehingga konsumsi akan menurun. Menurut Latumaerissa (2011:22), kenaikan harga faktor produksi juga akan meningkatkan biaya modal perusahaan. Sehingga pengaruh dari kenaikan laju inflasi yang tidak diantisipasi tersebut akan menurunkan return saham perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4: Inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham. 2.7 Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham Menurut Kasmir (2014:114), bunga dapat diartikan sebagai balasan jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsif konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual prodaknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga harus dibayar kepda nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Menurut Akbar (2013), adanya kenaikan tingkat suku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena tingkat suku bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H5: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
26
terdaftar di BEI selama tahun 2010-2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berkaitan dengan kreteria tertentu. Adapun kreteria dalam pengambilan sampel sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel Penelitian No 1
Kriteria Perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2015
Jumlah (perusahaan) 143
2
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan secara bertutrut-turut selama periode tahun 2010-2015 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap mengenai data yang diperlukan sesuai dengan variabel yang diteliti
(105)
3 4
(6) (16)
Jumlah sampel
16
Jumlah amatan (6 x 16)
96
3.2 Definisi Operasional Variabel 1) Return Saham Menurut Jogiyanto (2010:207), return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. rumus return saham adalah sebagai berikut:
Keterangan: Ri,t = Return Saham i pada waktu t Pi,t = Harga Saham i pada periode t Pit-1 = Harga Saham pada i periode t-1 2) Current Ratio (CR) Current ratio (CR) dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2013:110), rumus current ratio (CR) adalah sebagai berikut:
3) Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Kasmir (2013:151), debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus debt to equity ratio (DER) adalah sebagai berikut:
satu atau lebih variabel independen (bebas). Tujuan analisis regresi linier berganda yaitu untuk mengestimasi atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata – rata variabel dependen berdasarkan nilai independen yang diketahui (Sekaran, 2011:299). Model persamaan regresi yang digunakan adalah:
4) Return On Equity (ROE) Menurut Kasmir (2013:196), return on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. rumus return on equity (ROE) adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
5) Inflasi Menurut Latumaerissa (2011:22), inflasi merupakan suatu tingkat inflasi yang terjadi pada penutupan tahun. Data Inflasi merupakan data dari BPS atau dari Bank Indonesia (BI). 6) Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga juga merupakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesi sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek yang diperjual belikan dengan sistem diskonto (Cahyono, 2010:117). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dalam penelitian ini adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan jangka waktu satu tahun periode tahun 2010 – 2015, dengan satuan persen. 3.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) degan
Keterangan : Y = Return saham a = Nilai konstanta b1 – b5 = Koefesien regresi X1 = Current Ratio (CR) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X 3 = Return On Equity Ratio (ROE) X4 = Inflasi X5 = Tingkat suku bunga E = Error IV HASIL DAN PEMBAHSAN 4.1 Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0.800 dengan probabilitas signifikansi 0.544 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari α sama dengan 0.05. Hal ini berarti residual berdistribusi secara normal. 2) Uji Multikolinearitas Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE), inflasi dan tingkat suku bunga adalah lebih besar dari 0.10 atau VIF lebih kecil dari 10, maka disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat gejala multikolinieritas. 3) Uji Autokorelasi Diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,961. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson d Statistic: Significance Point For dl
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
27
and du AT 0.5 Level of Significance dengan menggunakan nilai signifikansi 5 persen jumlah sampel 96 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5), maka tabel Durbin-Watson akan diperoleh nilai batas bawah (dL) yaitu 1.5600 dan nilai batas atas (dU) adalah 1.7785. Nilai DW yaitu 1.961 lebih besar dari batas atas (dU) 1.7785 dan kurang dari 4-1.7785 (4-dU). Jika dilihat dari pengambilan keputusan, hasilnya termasuk dalam ketentuan dU lebih kecil dari atau sama dengan d (DW) lebih kecil dari atau sama dengan (4-dU), sehingga dapat disimpulkan bahwa 1.7785 lebih kecil dari 1.961 lebih kecil dari (4-1.7785). Hal ini berarti bahwa variabel current ratio, debt to equity ratio, return on equity ratio, inflasi dan tingkat suku bunga tidak terjadi autokorelasi, sehingga model regresi layak digunakan. 4) Uji Heteroskedastisitas Diketahui bahwa current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE), inflasi, dan tingkat suku bunga, menunjukan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (tidak ada heteroskedastisitas). 4.2 Uji Hipotesis 1) Current ratio (CR) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 174.356 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, yang lebih kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi (H1) diterima. 2) Debt to equity ratio (DER) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 212.104 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000,
28
yang kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi (H2) ditolak. 3) Return on equity ratio (ROE) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1796.947 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, yang lebih kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa return on equity ratio (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi (H3) diterima. 4) Inflasi menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 33.394 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.141, yang lebih besar dari 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Jadi (H4) ditolak. 5) Tingkat suku bunga menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -91.422 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.163, yang lebih besar dari 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham. Jadi (H5) ditolak. V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE), inflasi dan tingkat suku bunga, terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang tertaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015, dengan jumlah sampel 16 perusahaan yang terdiri dari 96 amatan dapat disimpulkan bahwa: 1) Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Current ratio (CR) yang tinggi menunjukan bahwa
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
perusahaan likuid dan dalam kondisi yang baik, karena dalam hal ini jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan naik, yang berarti perusahaan mampu dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang nanti akan dapat menaikkan profitabilitas perusahaan dan juga akan berpengaruh terhadap return saham. 2) Debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Perusahaan yang sedang berkembang hampir pasti akan memerlukan bantuan sumber dana untuk mendanai oprasional perusahaan. Perusahaan yang berkembang memerlukan banyak dana oprasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Sumber pendanaan yang bagi perusahaan diantaranya bersal dari hutang karena mempunyai kelebihan diantaranya: bunga dapat mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil. 3) Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Return on equity (ROE) menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Tingkat return on equity (ROE) yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, jika perusahaan dapat
menghasilkan laba yang tinggi maka permintaan akan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. 4) Inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Berdasarkan hasil selama periode penelitian, rata-rata inflasi sebesar 5.8567 persen masih dibawah 10 persen. Menurut Putong (2002:260), inflasi yang besarnya masih dibawah 10 persen pertahun disebut dengan inflasi rendah (ringan), yang artinya tidak berpengaruh terhadap biaya produksi, harga bahan baku dan harga jual barang, sehingga inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. 5) Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham karena tidak adanya peningkatan suku bunga yang signifikan pada tahun penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan tingkat suku bunga yang berdasarkan SBI yang merupakan asset bebas resiko, dimana tingkat pergerakan SBI yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pergerakan saham yang memiliki resiko yang besar dan berfluktuasi dengan nilai yang besar. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi calon investor yang ingin berinvestasi pada saham, sebaiknya lebih mempertimbangkan
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
29
faktor current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity ratio (ROE) karena faktor tersebut terbukti berengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. 2) Pengambilan periode penelitian yang hanya 6 tahun, diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih merefleksikan pergerakan return saham perusahaan di BEI secara historikal. 3) Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada jenis perusahaan lain yang ada di Bursa Efek Indonesia seperti sektor jasa dan properti dengan variabel yang sama dan tahun yang sama untuk mengetahui sektor mana yang lebih berpengaruh terhadap return saham. 4) Penelitian berikutnya hendaknya dapat memperluas penelitian mengenai hal yang sama dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti perubahan kurs sebagai variabel pemoderasi hubungan antara rasio keuangan dan return saham. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Affinanda, Ade. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan dalam Indeks LQ 45 tahun 2010-2013. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Darm Darmadji Tjitono & Hendy M. Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia (pendekatan tanya jawab). Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
30
Faizal, Cholid. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Fakhrudin, Shopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Faoriko, Akbar. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah, terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7. Semarang : Universitas Diponegoro. Giri, I Kadek Andre Arsana. 2015. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Lavarage dan Profitabilitas teradap Return Saham pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Holillah, Ilham. 2009. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Skripsi Universitas Islam Riau Pekan Baru. Husnan, Suad. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE. Indrajaya, Muhammad Hanif. 2015. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Aktivitas terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur y a n g terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012 -2014. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuan-
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
gan. Jakarta: Rajawali Persada. _____. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2014. Jakarta: Rajawali Persada. Larissa, Cheria Sofie, Djatikusuma., Edin Surdin dan Trisnadi Wijaya. 2014. Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE MDP Palembang. Latumaerissa, Julius R. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat. Parwati, Ayu Dika R.R dan Sudiartha, Gede Mertha. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian Pasar terhadap Return saham pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Universitas Udayana (UNUD) Bali. Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2006). Tesis Universitas Diponegoro Semarang. Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Rio, Malintan. 2011. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20052010. Skripsi Universitas Brawijaya. Sari, Erni Indah, Safitri., Erfita dan Ratna Juwita 2012. Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Jurnal STIE MDP Palembang. Sari, Nur Fita. 2012. Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TAT terhadap Return Saham (Studi pada Saham Indeks LQ45 periode 2009 – 2011 dan Investor yang Terdaftar pada Perusahaan Sekuritas di Wilayah Semarang periode 2012). Skripsi Universitas Diponegoro. Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Simona, Lidya Irene . 2014. Pengaruh Laba Akuntansi dan Tingkat Suku Bunga pada Return Saham. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed MothodsBandung: Alfabeta. Ulupui, IG.K.A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Universitas Udayana (UNUD) Bali. Umar, Husein. 2011 Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Utami, Hadiahti. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listed d i Bursa Efek Indonesia periode 20082011). Jurnal Politeknik Negeri Semarang. Verawati, Rika. 2014. Faktor-Faktor Penentu yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
31
Indonesia (BEI) periode 2008-2013. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. VZulelli, Rina dan Yusniar, Meina Wulansari. 2010. Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar,
32
Nilai Tukar Rupiah, Infl asi, dan Tingkat Suku Bunga, terhadap Return Saham Industri Food And Baverage Tahun 2007-2009 Studi Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
LAMPIRAN Lampiran 1 : Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics X1 X2 X3 X4 X5 Y Valid N (listwise)
N
Minimum .11 -9.45 -1.18 3.35 5.75 -310.96
96 96 96 96 96 96 96
Maximum 11.74 9.47 1.77 8.38 7.75 2708.00
Mean 2.3864 .9366 .1698 5.8567 6.6667 419.0628
Std. Deviation 2.02898 1.77158 .27474 2.12569 .73509 642.75572
Lampiran 2 : Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Unstandardiz ed Residual 96 .0000000 444.14640021 .082 .067 -.082 .800 .544
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 4 : Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R R Square .723a .523
Adjusted R Square .496
Std. Error of the Estimate 456.31705
DurbinWatson 1.961
a. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
33
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Unstandardized Coefficients B Std. Error 538.452 501.097 42.249 25.510 40.873 42.175 531.010 268.818 26.373 23.306 -79.017 67.448
Standardized Coefficients Beta .175 .148 .298 .114 -.119
t 1.075 1.656 .969 1.975 1.132 -1.172
Sig. .285 .101 .335 .051 .261 .244
a. Dependent Variable: ABRES
Lampiran 6 : Hasil Berganda
Regresi
Linier Coefficientsa
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5
Unstandardized Coefficients B Std. Error -86.944 483.227 174.356 24.600 212.104 40.671 1796.947 259.232 33.392 22.475 -91.422 65.043
Standardized Coefficients Beta .550 .585 .768 .110 -.105
t -.180 7.088 5.215 6.932 1.486 -1.406
Sig. .858 .000 .000 .000 .141 .163
Collinearity Statistics Tolerance VIF .880 .422 .432 .960 .959
1.137 2.369 2.314 1.041 1.043
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 7 : Hasil Determinasi
Uji
Koefesien
Lampiran 8 : Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 20507545 18740272 39247817
df 5 90 95
Mean Square 4101508.923 208225.248
F 19.697
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y
34
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON EQUITY RATIO (ROE), INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2015
Lampiran 9 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Perusahaan Alakasa industrindo Tbk. Alumindo Light Metal Industry Tbk. Asahimas Flat Glass Tbk. Astra International Tbk. Astra Auto Part Tbk. Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk Asiaplast Industries Tbk. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Indofarma Tbk. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Kimia Farma Tbk. Bentoel International Investama Tbk. Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk. Indo Acitama Tbk. Mandom Indonesia Tbk. Trias Sentosa Tbk.
Kode ALKA ALMI AMFG ASII AUTO BUDI BRNA HMSP INAF INTP KAEF RMBA SMGR SRSN TCID TRST
Sumber: www.idx.co.id
Vol.06 No.4,September 2016
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
35