IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti * Staff Pengajar STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
ABSTRAK Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan nilai etika siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dilatar belakangi oleh fenomena bahwa di zaman sekarang bisa dilihat dari kenyataan di lapangan banyak anak yang kemampuan akademisnya tinggi, tetapi perilaku yang ditunjukkan terhadap teman-temannya, guru dan warga sekolah yang lain menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan etika. Oleh karena itu adanya mata pelajaran pendidikan agama Hindu sangat membantu untuk perkembangan tingkah laku dan etika siswa menjadi lebih baik. Pendidikan agama Hindu di sekolah memiliki tujuan yaitu membina sikap dan perilaku siswa yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. Proses interaksi belajar mengajar dalam kelas membutuhkan suatu koordinasi kerja sama dan pengolahan yang baik di antara semua komponen pendidikan sehingga semua kegiatan siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan yang diharapkan yaitu mengaktualisasikan bentuk-bentuk perilaku yang beretika dan berbudhi pekerti luhur. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah implementasi ajaran Tri Kaya Parisudha terhadap peningkatan etika siswa di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan yaitu Teori Belajar. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan pola pengajaran pendidikan Tri Kaya Parisudha terhadap pembentukan perilaku dan etika siswa SDN Purwosari dilakukan melalui beberapa pendekatan dan beberapa teknik-teknik terdiri dari: 1) Pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, 2) Pendekatan kesadaran, 3) Pendekatan bersifat ajakan, 4) Pendekatan etika, 5) Pendekatan sosial keagamaan, 6) Pendekatan keteladanan, 7) Teknik instruktif, 8) Teknik stimulatif, 9) Teknik persuasif, dan 10) Teknik sugestif. Nilai-nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan dalam meningkatkan etika siswa di SDN Purwosari yaitu nilai pendidikan agama Hindu, seperti Catur Paramitha, Catur Marga dan ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental dan kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika ini bermanfaat untuk merubah prilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik. Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Tri Kaya Parisudha, Nilai Etika, Siswa
1.
Pendahuluan Ajaran agama Hindu menganjurkan umat manusia senantiasa selalu berbuat baik menjalankan dharma dan memiliki etika atau WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014
budhi pekerti yang luhur. Kerukunan agama Hindu dapat diwujudkan melalui pembinaan sikap, dimana sikap yang dimiliki seseorang akan memberi arah pada tingkah atau 17
perbuatan yang dilakukannya. Telah diketahui bahwa sikap seseorang bukan pembawaan sejak lahir melainkan dapat dibentuk karena faktor pengalaman, baik pengalaman langsung maupun tidak langsung. Dalam kehidupan ini orang harus mengatur dirinya bertingkah laku, dan dalam pergaulan bermasyarakat manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, tunduk kepada aturan bertingkah laku, yang dikenal dengan sebutan berbuat sesuai dengan tata susila. Agar ajaran tata susila ini dapat terwujud dengan baik, maka seharusnya sejak masih berada dalam kandungan, masa kanak-kanak dan bahkan sampai manusia dewasa harus diberi pendidikan etika, yang diajarkan melalui pendidikan agama baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Melalui penerapan Tri Kaya Parisudha, nantinya diharapkan terjadi peningkatan etika pada diri siswa setelah memahami secara mendalam inti-inti ajaran etika yang terdapat dalam konsep ajaran agama Hindu. Tri Kaya Parisudha merupakan salah satu bagian dari ajaran agama Hindu yang mengatur kesusilaan yaitu tingkah laku, namun sebagian besar siswa belum memahami dan mendalami ajaran tersebut, sehingga sering terjadi kesalahpahaman dalam lingkungan sekolah, baik dalam hal berbicara dan berbuat. Selain harapan agar para siswa dapat memahami ajaran agama Hindu, perlu juga dituntun untuk dapat mengamalkan atau melaksanakan ajaran Tri Kaya Parisudha sehingga dapat membentuk manusia susila yang berbudhi pekerti mulia dan luhur (Mantra, 1993: 7). Dari uraian di atas yang terkait dengan ajaran Tri Kaya Parisudha maka akan terlihat menjadi selaras menuju terwujudnya karakteristik manusia yang berbudaya untuk selalu meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, karena pentingnya Tri Kaya Parisudha sebagai pedoman dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari bagi umat Hindu khususnya pada siswa di SDN 18
Purwosari. Kesadaran siswa yang mendapatkan nilai rapor pendidikan tinggi apabila dilihat masih kurang memahami dan mendalami ajaran Tri Kaya Parisudha. Berdasarkan fenomena di atas, maka sebagai peneliti merasa tertarik untuk meneliti Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam Meningkatkan Nilai Etika Siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. 2.
Metode Penelitian Rancangan penelitian ini memakai pendekatan kualitatif atau tergolong penelitian sosial. Sasaran pokoknya adalah berusaha mengetahui tentang implementasi ajaran Tri Kaya Parisudha di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Ruang lingkup penelitian ini yaitu implementasi pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan etika siswa, siswa yang akan diteliti yaitu siswa kelas IV Sekolah Dasar Purwosari. Teori yang digunakan untuk membedah rumusan masalah ini adalah Teori Belajar. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap, yakni pertama melakukan observasi di lapangan dan kedua melakukan wawancara dengan beberapa siswa dan tenaga pengajar di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau berasal dari bahan kepustakaan. Teknik pengumpulan data yaitu meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. 3.
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pola implementasi pengajaran Tri Kaya Parisudha dalam membina etika siswa SDN Purwosari yaitu menggunakan pola pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan dan peningkatan dengan cara WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014
mengoptimalkan isi, proses dan pengelolaan pendidikan saat ini guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Di samping itu, digunakan juga pola penanaman kesadaran, persuasif, etika, sosial keagamaan, serta pendekatan keteladanan dengan menggunakan teknik instruktif, stimulatif, persuasif, dan sugestif. Penjelasan pola pendekatan dan teknik yang digunakan dalam pengajaran pendidikan etika terhadap pembentukan perilaku siswa Sekolah Dasar Negeri Purwosari adalah sebagai berikut. 3.1. Pola Implementasi Pengajaran Tri Kaya Parisudha dalam Membina Etika Siswa SDN Purwosari 1. Pendekatan Integrasi ke dalam Mata Pelajaran yang Relevan Pengintegrasian adalah upaya terencana untuk memadukan nilai-nilai etika sesuai dengan tujuan pendidikan etika yang selama ini lebih banyak dimana secara tradisional dan lokal telah dirumuskan dan ditetapkan kembali menjadi pendidikan etika atau budhi pekerti yang diyakini akan memberikan kontribusi dalam upaya pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Secara substantif dan praktis, budhi pekerti tidak bisa dilepaskan dari tujuan, isi, dan proses pembelajaran mata pelajaran keagamaan sosial dan humaniora. Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka dalam penyelenggaraan pendidikan etika diterapkan strategi dasar sebagai berikut. a. Pendidikan etika sebagai substansi dan praktis, pendidikan yang terintegrasi dalam sejumlah mata pelajaran yang relevan dan iklim social budaya sekolah. b. Keterlibatan seluruh komponen khususnya guru, kepala sekolah, administrator pendidikan, pengembang kurikulum, penulis buku dan lembaga pendidikan tenaga keguruan sesuai dengan kedudukan, peran dan tanggung jawabnya. Sistemikpedagogik untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mampu menggali, mengkaji, menerapkan WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014
konsep dan nilai etika serta membiasakan diri melaksanakan etika dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pendekatan Kesadaran Pendekatan ini merupakan yang bersifat menggugah hati nurani, suara hati menjadi pengawas dirinya sendiri penerapannya melalui pengajaran sopan santun dan penanaman nilai-nilai budhi pekerti. Siswa diarahkan untuk mampu bersikap dan berprilaku yang terkait dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Seperti wawancara yang dilakukan dengan guru agama Hindu SDN Purwosari yaitu Ibu Ni Wayan Runciati, S.Pd.H mengatakan: “Siswa di SDN Purwosari selalu diberikan bimbingan tentang etika dan budhi pekerti, memberikan pemahaman dan bimbingan tentang pendidikan Tri Kaya Parisudha, para siswa senantiasa diajarkan dan dibimbing berkata yang baik dan sopan, berpikir yang baik dan berbuat yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Bimbingan ini selalu diberikan setiap ada jam mata pelajaran pendidikan agama Hindu” Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru agama Hindu di SDN Purwosari telah berusaha dan berupaya selalu membina dan mendidik para siswanya untuk selalu melaksanakan ajaran Tri Kaya Parisuda dalam setiap aspek kehidupan, sehingga para siswanya bisa memiliki etika dan budhi pekerti yang baik dan menjadi kebanggaan dari orang tua dan masyarakat. 3. Pendekatan Bersifat Ajakan Suatu pendekatan yang pada dasarnya bersifat ajakan untuk memantapkan keyakinan dan menumbuhkan serta meningkatkan motivasi dalam mencapai tujuan. Pendekatan ini tertumpu pada usaha saling mengajak untuk menyusun pikiran-pikiran dan pendapat19
pendapat sesuai pengalaman bersama serta diterapkan terutama dalam rangka pengajaran pendidikan etika di SDN Purwosari yang diberikan oleh guru-guru sebagai tenaga pendidik termasuk semua komponen sekolah pada umumnya. 4. Pendekatan Etika Etika adalah suatu tata nilai tentang baik buruknya suatu perbuatan. Apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dihindari, ajakan etika di sini lebih menekankan pada perilaku hidup siswa yang dilandasi oleh pendidikan etika atau budhi pekerti. Dalam hubungan ini ditetapkan sopan santun, perbuatan yang baik dan benar. Siswa yang baik mampu memenuhi ketentuan-ketentuan kodrat yang tertanam dalam dirinya yang tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di sekolah keluarga dan masyarakat. 5. Pendekatan Sosial Keagamaan Pendekatan ini adalah upaya meningkatkan perilaku yang berlandaskan etika atau budhi pekerti siswa melalui kegiatan sosial keagamaan yang mencakup tiga hal yaitu dama (pengendalian diri), dana (mewajibkan pemberian), dan daya (karunia dan welas asih). Siswa diajarkan berdharma dengan keimanan dan simpati. Amal kedermawanan adalah sifat yang jauh lebih besar artinya dari harta kekayaan. Jika tidak dipergunakan untuk berdana punia, maka secara spiritual tidak ada nilainya. Tiada kebajikan yang lebih hebat dari welas asih, seperti yang diajarkan dalam Bhagawad Gita advesta sarva bhutanam, janganlah membenci siapapun dan apapun dalam ciptaan, karena Tuhan ada pada setiap nama dan wujud. Bila setiap siswa memiliki rasa cinta kasih yang memenuhi dirinya, maka Tuhan akan sangat mengasihinya. 6. Pendekatan Keteladanan Keteladanan merupakan salah satu kunci dalam pemberdayaan budhi pekerti. Segala gerak perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan norma yang berlaku dapat dijadikan sebagai panutan siswa dalam mengikuti 20
kegiatan proses belajar mengajar di sekolah sehingga penyampaian guru dalam memberikan pelajaran dapat diterima dengan baik. 7. Teknik Instruktif Tata cara yang bersifat instruktif, digunakan terutama dalam rangka pelaksanaan program pendidikan dan latihan yang bersifat pembentukan lanjutan penyampaian materi maupun dalam pelaksanaan kegiatan sekolah sehari-hari, yakni guru memberikan tugas kepada siswa berupa Pekerjaan Rumah (PR) dan pada saat PR itu dibahas apabila ada siswa yang tidak mengerjakan maka diberikan tindakan, guru menekankan pada semua siswa agar tidak mengikuti siswa yang malas. Guru membiasakan kepada siswa untuk mengucapkan salam apabila bertemu dengan para guru, staf sekolah dan salam dan hormat pada kepala sekolah. Seperti wawancara dengan siswa kelas IV Ni Nyoman Rita berikut ini: “Ibu guru dan Bapak guru di sekolah selalu mengajarkan pada kami mengucapkan salam seperti selamat pagi atau Om Swastyastu ketika bertemu para guru di sekolah. Ibu guru agama Hindu juga menyarankan agar kami salim tangan atau mencium tangan Bapak dan Ibu guru ketika bertemu di sekolah dan pada waktu pulang sekolah” Dari wawancara di atas sangat jelas bahwa siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari selalu dibina dan dibiasakan untuk mengucapkan salam dan hormat pada yang lebih tua dan para guru. Dengan memberikan pendidikan etika kepada para siswa maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang bertingkah laku baik dan memiliki budhi pekerti yang luhur. 8. Teknik Stimulatif Teknik stimulatif digunakan untuk menumbuhkan disiplin siswa dalam melaksanakan kegiatan sekolah dan belajar sesuai dengan swadarmanya. Dalam hal ini WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014
guru memberikan teguran siswa yang tidak mentaati tata tertib sekolah, memberikan nasehat pada semua siswa agar senantiasa menunaikan tugasnya sebagai peserta didik seperti rajin belajar dan rajin mengerjakan PR. 9. Teknik Persuasif Penggunaan teknik persuasif dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran siswa, ikut serta secara aktif dalam setiap usaha yang diselenggarakan terutama dengan memberikan teladan maupun contoh yang baik dimanapun siswa SDN Purwosari berada, senantiasa bersikap sopan baik terhadap guru, orang tua maupun teman-temannya dan mau membantu orang tuanya dirumah. 10. Teknik Sugestif Suatu cara dilakukan dengan memberikan saran atau pengaruh untuk menggugah hati agar mau berbuat sesuai dengan kewajiban sebagai peserta didik. Dalam hal ini guru-guru SDN Purwosari mengajak semua siswa untuk menghindari halhal yang tidak baik dan menekankan agar siswa mau berbuat baik dengan membarikan contoh sebab akibat dari perbuatan yang mereka lakukan. Berkaitan dengan uraian tersebut maka pola pengajaran pendidikan etika atau budhi pekerti yang digunakan terhadap pembentukan perilaku siswa SDN Purwosari dapat disimpulkan sebagai dasar dalam membentuk perilaku siswa yang bermoral tinggi.
Seperti wawancara yang peneliti lakukan dengan Kepala Sekolah SDN Purwosari yaitu Bapak I Ketut Meno, S.Pd sebagai berikut. “Pendidikan etika dan budhi pekerti sangat diperlukan untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Pendidikan Tri Kaya Parisudha sangat penting diberikan kepada siswa agar mereka berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran etika, sopan santun, berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik dalam kehidupan siswa sehari-hari, SDN Purwosari memiliki tujuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri siswa” Dengan demikian sangat penting menerapkan pendidikan etika yaitu Tri Kaya Parisudha pada siswa Hindu di SDN Purwosari agar siswa-siswa tersebut dapat memahami dan melaksanakan atau mempraktekkan ajaran Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuk karakter yang baik dan mulia. 4.
3.2. Nilai-nilai Ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan dalam Meningkatkan Etika Siswa di SDN Purwosari Nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan pada siswa yaitu nilai pendidikan ajaran agama Hindu seperti Catur Marga, Catur Paramitha, dan Ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika atau budhi pekerti bermanfaat untuk merubah perilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi lebih baik. WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pola pengajaran pendidikan Tri Kaya Parisudha terhadap pembentukan perilaku siswa SDN Purwosari melalui beberapa pendekatan dan teknik-teknik terdiri dari: pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, pendekatan kesadaran, pendekatan bersifat ajakan, pendekatan etika, pendekatan sosial keagamaan, pendekatan keteladanan, teknik instruktif, teknik stimulatif, teknik persuasif, teknik sugestif. Nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan pada siswa yaitu nilai pendidikan 21
ajaran agama Hindu seperti Catur Marga, Catur Paramitha, dan ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika atau budhi pekerti bermanfaat untuk merubah perilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi lebih baik.
Purwanto, Ngalim. Pendidikan. Rosdakarya.
2003. Jakarta:
Psikologi Remaja
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Dharmayasa. 1995. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Bandar Maju. Katjasungkana, Nursyahbani. 1998. Reformasi Pendidikan Mencegah Kenakalan Remaja Anyar Pelajar. Pendidikan Nasional Menjelang Era Lepas Landas. Jakarta: Yayasan Penerus Nilai-nilai Perjuangan 45. Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi II. Jakarta: Rineka Cipta. Marsuki. 2000. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT. Prasetya Widya Pratama. Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nawawi. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press. Oka Punyatmadja, I.B.2002. Pancha Cradha. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi.
22
WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014