e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
PENGARUH PELATIHAN MELOMPATI GELANG TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADASISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMP AYODHYA PURA SELAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan melompati gelang terhadap daya ledak dan kekuatan otot tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler atletik SMP ayodhya pura selat tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “the randomized pretest post-test control group design”. Subyek berjumlah 30 orang dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes vertical jump untuk daya ledak otot tungkai dan tes leg dynamometer untuk kekuatan otot tungkai. Data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi () 0,05 dengan bantuan program SPSS 16. Berdasarkan hasil analisis data, dengan menggunakan uji-t independent, hasil uji-t independent untuk daya ledak otot tungkai sebesar 2.743, dan hasil uji-t independent untuk kekuatan otot tungkai sebesar 2.172. Untuk data daya ledak otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,011. Sedangkan untuk data kekuatan otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,038. Dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan melompati gelang berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak dan kekuatan otot tungkai dapat diterima. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelatihan melompati gelang berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak dan kekuatan otot tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci: pelatihan melompati gelang, kekuatan, daya ledak otot tungkai Abstract This study was aimed at investigating the influence of jump bracelet training on power and strength of leg muscles son student of extracurricular athletic SMP Ayodhya Pura Selat academic year 2013/2014. The study based on an experimental design using a randomized pre-test post-test control group design. Subject were 30 people and power were measured by vertical jump test and strength were measured by leg dynamometer. Data were analyzed by independent t-test at significance level 0,05 using SPSS 16,0. Based on the analysis of data , using independent t-test , independent t-test results for leg muscle explosive power of 2,743 , and independent t-test results for leg muscle strength at 2,172. The result using independent t-test for power of leg muscles showeded significance value count was smaller than a (sig < 0,05) value of 0,011., And than for strength showeded significance value count was smaller than a (sig < 0,05) value of 0,038. The result hipotesis jump bracelet training affects on power and strength of leg mucles accepted. From the results of this study concluded that jump bracelet training effect on improvement bracelet explosive power and leg muscle strength in son student of extracurricular athletics Ayodhya Pura Selat academic year 2013/2014. Key words: jump bracelet training, explosive power, leg muscle strength
PENDAHULUAN
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) Dewasa ini banyak orang melakukan aktivitas olahraga sesuai dengan kesenangan masing-masing ataupun untuk meraih prestasi dalam bidang olahraga yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Banyak orang telah mengetahui bahwa dengan melakukan olahraga, kesegaran jasmaninya menjadi lebih baik. Tetapi belum semua orang tahu bahwa untuk memperbaiki dan meningkatkan kesegaran jasmani, kita harus melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dengan tataran-tataran cukup. Untuk mencapai hal itu, maka kita seharusnya menyempurnakan kodrat kita sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga. Berdasarkan sifat dan bentuk cabang olahraga dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu : atletik, senam, olahraga air, dan permainan. Salah satu dari cabang olahraga atletik adalah lompat jauh. Lompat jauh (long jump) adalah salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang bertolak dengan satu kaki dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai jarak lompatan yang kemudian di ukur jarak atau jauhnya. Untuk memperoleh hasil yang optimal, selain si pelompat itu harus memiliki kecepatan, ketepatan, kekuatan, kelentukan, dan koordinasi gerakan, juga harus menguasai tekniknya. Teknik untuk lompat jauh yang harus benar-benar dikuasai oleh pelompat adalah awalan atau ancang-ancang, tumpuan, sikap badan di udara dan sikap mendarat (Parwata, 2008: 81). Tidak dapat dipungkiri masih banyak unsur-unsur lainnya yang diperlukan untuk pembinaan prestasi lompat jauh. Oleh karenanya keperluan hal tersebut seperti: kondisi kesehatan, bentuk tubuh, nilai psikis, kesegaran jasmani keseluruhan, efesiensi teknik, kapasitas khas dari 1alatalat tubuh, dan kecakapan taktik harus dikuasai oleh seorang atlet agar mampu mencapai prestasinya. Cabang lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga atletik yang diperlombakan di tingkat SMP baik dalam porsenijar kabupaten maupun provinsi. Sudah tentu untuk dapat melompat yang sejauh-jauhnya di tentukan oleh suatu faktor. Faktor yang paling penting adalah
adanya kekuatan dan daya ledak otot-otot tungkai. Ada beberapa teknik lompat tanpa menggunakan alat yang terdiri dari: a) lompat ke depan; b) lompat ke belakang; c) lompat ke samping; d) lompat ke atas; e) lompat ke bawah; f) dan lompat berputar (Widya, 2004: 25). Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba mengambil salah satu teknik lompat yaitu lompat ke depan, alat yang di lompati yaitu gelang hula hoop yang nantinya melompati gelang ini akan dijadikan suatu pelatihan dasar dalam lompat jauh. Pelatihan melompati gelang lebih efektif dibandingkan pelatihan yang lainnya. Itu disebabkan karena dalam olahraga lompat jauh yang paling utama adalah cara melakukan tumpuan yang nantinya akan berpengaruh terhadap jauhnya lompatan. Berdasarkan hasil penelitian dari Muchilis Choirudin menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu salah satunya melompat menggunakan gelang hula hoop yaitu dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar melompat pada olahraga lompat jauh gaya jongkok. Pelatihan melompati gelang adalah gerak dasar dalam lompat jauh harus dikuasai agar dapat memberikan hasil yang bagus. Dengan melatih gerak dasar tersebut, maka akan berpengaruh yang besar terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai saat melakukan tumpuan. Berdasarkan hasil observasi di SMP Ayodhya Pura Selat, siswa SMP Ayodhya Pura Selat yang mengikuti ekstrakurikuler atletik sering ikut serta dalam beberapa pertandingan, perlombaan, dan kejuaraan dalam bidang olahraga yang diadakan baik itu dalam tingkat Kecamatan, bahkan ditingkat Kabupaten. Belakangan ini prestasi dari siswa SMP Ayodhya Pura Selat yang mengikuti ekstrakurikuler atletik mengalami penurunan. Hal ini terbukti dengan menurunnya perolehan juara pada saat pekan olahraga pelajar berlangsung. Salah satu cabang olahraga yang mengalami penurunan ialah lompat jauh. Penurunan ini terjadi pada saat pekan olahraga dan seni pelajar tahun 2012, yang dimana pada pekan olahraga dan seni pelajar sebelumnya cabang olahraga
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) lompat jauh mendapat peringkat pertama di tingkat kabupaten, sedangkan pada tahun 2012 hanya memperoleh peringkat ke empat. Hal ini disebabkan kurangnya pelatihan dasar melompat dengan menggunakan alat bantu pengajaran, kemudian siswa menekuni cabang lompat jauh dalam usia relatif dewasa, belum memiliki kemampuan terutama kecepatan berlari yang baik, daya ledak otot atau kekuatan otot tungkai yang dimiliki sangat lemah, atau pelatihan otot-otot tungkai tidak sesuai dengan sasarannya. Daya ledak otot adalah kemampuan otot melakukan kerja secara ledakan (tibatiba dan kuat). Tenaga ledakan ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan reaksi otot. Daya ledak ini sangat diperlukan pada pelatihan cabang-cabang olahraga yang memerlukan kekuatan tungkai seperti lompat tinggi, lompat jauh, dan lain-lain. Daya ledak dapat ditingkatkan melalui meningkatkan kekuatan otot tanpa mengabaikan kecepatan (Widiastuti, 2011: 100). Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban (Widiastuti, 2011: 15). Kekuatan diperlihatkan dengan kemampuan individu untuk menarik, mendorong, mengangkat atau menekan sebuah obyek, atau menahan tubuh dalam posisi menggantung. Kekuatan otot diperlukan jika individu melakukan aktifitasnya sehari-hari secara normal dalam cara-cara yang efisien. Karena dirasakan dengan melakukan pelatihan melompati gelang maka akan terbentuk: kekuatan dan daya ledak otot tungkai yang baik dan akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan melompat sejauh-jauhnya dalam gerakan lompat jauh. Melalui pelatihan melompati gelang maka akan memiliki kemampuan fisik atau kondisi yang prima dan memiliki kesegaran jasmani yang tinggi. Di samping pengaruh pada fisik, melompati gelang juga akan mempengaruhi mental secara umum, seperti: a) memiliki rasa percaya diri; b) memiliki rasa keberanian; c) memiliki disiplin yang tinggi; d) memiliki rasa kebersamaan; e) dan lain sebagainya (Widya, 2004 : 66).
Berdasarkan hal tersebut di atas, timbul niat penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul pengaruh pelatihan melompati gelang terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada siswa putra ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014. Pelatihan fisik adalah suatu proses latihan fisik yang terprogram secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban semakin bertambah secara bertahap, serta mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi penampilannya (Kanca I Nyoman, 2004: 49). Bentuk pelatihan melompati gelang yaitu melompat melewati gelang yang telah di atur jarak antara gelang satu dan gelang yang lainnya. Alat yang di gunakan yaitu lingkaran-lingkaran karet atau gelang elastis (Widya, 2004:67). Latihan ini melibatkan anatomi fungsional jumping meliputi: (1) fleksi paha, melibatkan otot-otot sartorius, iliacus, dan grasilis; (2) ekstensi lutut, melibatkan otototot vastus lateralis, medialis, intermedius, dan rectus femoris; (3) ekstensi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus; dan (4) aduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan minimus, dan adductor longus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis. Kekuatan merupakan komponen yang paling penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena: 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, 3) dengan kekuatan pula dapat membantu lebih kuat stabilitas sendi-sendi (Yoda, 2006:25). Daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Ismaryati, 2008:59). Menurut Widiastuti (2011:16) daya ledak otot merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerah gaya otot maksimum. Daya ledak (power) juga dapat diartikan sebagai kemampuan otot untuk berkontraksi dengan
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) kekuatan yang optimal dengan waktu yang singkat dalam mengatasi beban yang diterima. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Yoda, 2006: 27). Sistem energi yang digunakan adalah sistem energi anaerob asam laktat, karenawaktu pelatihan dibutuhkan per repetisinya tidak lebih dari 120 detik. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuker atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014. Dengan banyak siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik 30 orang. Subyek penelitian ini diberikan pelatihan melompati gelang dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar pelatihan, sistematika pelatihan dan komponen-komponen pelatihan, dengan lama pelatian 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu, dengan intensitas 75%85% dari denyut nadi optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan melompati gelang terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan melompati gelang terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014.
ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg dynamometer dan mengukur daya ledak otot tungkai dengan tes vertical jump, berdasarkan hasil tes, subyek dibagi menjadi dua kelompok dengan tehnik ordinal pairing yaitu Kelompok 1: pelatihan melompati gelang, dan Kelompok 2 : pelatihan konversional yaitu cabang atletik. Setelah program pelatihan selesai, maka kedua kelompok diberikan post-test yang sama dengan test awal (pre-test). Teknik analisis data untuk uji normalitas data menggunakan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05. Untuk uji homogenitas data menggunakan analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji hipotesis diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lapangan serbaguna Banjar Dinas Bululada, Desa Selat. Subyek penelitian ini adalah siswa putra peserta extrakurikuler atletik SMP ayodhya Pura Selat. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 minggu dan frekwensi pertemuan 3 kali dalam seminggu. HASIL Data hasil penelitian kekuatan dan daya ledak otot tungkai terdiri dari data pretest dan post-test. Data pre-test diambil pada awal kegiatan penelitian yaitu sebelum subyek penelitian diberikan perlakuan, sedangkan data post-test diambil pada akhir kegiatan penelitian yaitu setelah subyek penelitian diberikan perlakuan selama 12 kali pelatihan.
METODE Dalam penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen semu, dengan rancangan Penelitian “The Randomized Pre-test Post-test Control Group Design” (Kanca I Nyoman, 2006:42). Subyek penelitian ini adalah siswa putra peserta
Tabel 1. Data Hasil Penelitian Kekuatan Otot Tungkai No 1
Varibel Data Jumlah sampel
Post-Test
Pre-Test
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
15
15
15
15
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
2
Mean
3
Median
4
59,47
43,47
44,73
45,87
58
38
42
43
368,552
445,124
357,067
438,276
19,198
21,098
18,896
20,935
6
Variance Standar deviation Minimum
33
20
20
21
7
Maximum
95
89
80
90
8
Range
62
69
60
69
5
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Daya Ledak Otot Tungkai Varibel Data
No
Post-Test
Pre-Test
Perlaku an
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
15
15
15
15
2
Jumlah subyek Mean
56,27
48,67
51,53
49,93
3
Median
53
50
48
51
4
58,924
56,238
69,124
56,067
7,676
7,499
8,314
7,488
6
Variance Standar deviation Minimum
45
33
40
34
7
Maximum
70
60
67
62
8
Range
25
27
27
28
1
5
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyimpangan yang terjadi dalam pengukuran terhadap subyek masih berada dalam batas kewajaran. Uji normalitas data dilakukan pada post-test data kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Dari hasil uji normalitas
dengan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan demikian semua data berdistribusi normal.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.
Sumber Data Daya Ledak Otot Kontrol Tungkai Perlakuan Kekuatan Otot Tungkai
Kontrol Perlakuan
0,134
15
0,200
0,198
15
0,117
0,168
15
0,200
0,176
15
0,200
Keterangan Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen Uji Lilliefors KolmogorofSmirnov program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk variabel kekuatan otot tungkai kelompok perlakuan 0,176 dengan signifikansi 0,200, sedangkan variabel kekuatan otot tungkai kelompok kontrol 0,168 dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk variabel daya ledak otot tungkai kelompok perlakuan 0,198 dengan signifikansi 0117, sedangkan variabel daya ledak otot tungkai kelompok kontrol 0,134 dengan signifikansi 0,200. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel kekuatan dan variabel daya ledak otot tungkai lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji merupakan data yang berdistribusi normal.
Selanjutnya pengujian homogenitas data dilakukan terhadap data post-test kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Dari hasil analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05, didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (sig >0,05). Untuk variabel kekuatan otot tungkai memperoleh signifikansi 0,622, sedangkan untuk variabel daya ledak otot tungkai memperoleh signifikansi 0,723. Dengan demikian data yang diuji berasal dari data dengan variansi yang homogen.
Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas Menggunakan Instrumen Uji Leven Sumber Data
Levene Statistic
Keterangan df1 df2
Sig.
Daya Ledak Otot Tungkai
0,128
1
28
0,723
Kekuatan Otot Tungkai
0,249
1
28
0,622
Homogen Homogen
Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak.
Hipotesis pelatihan melompati gelang berpengaruh terhadap peningkatan \ kekuatan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05.
Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data Kekuatan Otot Tungkai Independent Samples Test Sumber data
Kekuatan Otot Tungkai
t-test for Equality of Means T
df
Sig. (2-tailed)
2.172
38
.038
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) Dari hasil uji-t independent didapat nilai thitung variabel kekuatan otot tungkai sebesar 2,172 dengan signifikansi thitung = 0,038. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel kekuatan otot tungkai = 0,038 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan melompati gelang variabel kekuatan otot tungkai diterima.
Hipotesis pelatihan melompati gelang berpengaruh terhadap daya ledak otot tungkai diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak.
Tabel 6. Hasil Uji-t Independent Daya Ledak Otot Tungkai Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Sumber data
Daya Ledak Otot Tungkai
T
df
Sig. (2-tailed)
2.743
28
.011
Dari hasil uji-t independent didapat nilai thitung variabel kekuatan otot tungkai 2,743dengan signifikansi thitung = 0,011. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel daya ledak otot tungkai = 0,011 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan melompati gelang terhadap daya ledak otot tungkai diterima. PEMBAHASAN Analisis data hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kekuatan otot tungkai pada tabel 4.1 terlihat kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai rata-rata. Begitu juga dengan variabel daya ledak otot tungkai seperti terlihat pada tabel 4.2 juga mengalami peningkatan rata-rata baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jika dilihat peningkatan yang dicapai oleh kelompok perlakuan akibat dari pemberian pelatihan melompati gelang. Dari deskripsi di atas, terlihat adanya peningkatan nilai variabel
kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan, dengan peningkatan rata-rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol untuk kedua variabel penelitian. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai subyek penelitian. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan melompati gelang selama 4 minggu atau 12 kali pelatihan. Sedangkan
peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh subyek penelitian selama kegiatan berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil uji hipotesis penelitian berikut. Pelatihan Melompati Gelang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kekuatan dan Daya Ledak Otot Tungkai Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kekuatan otot tungkai, antara post-test kelompok kontrol dan perlakuan didapatkan nilai t hitung =
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) 2,172 dengan nilai signifikansi = 0,038 Pelatihan melompati gelang pada taraf signifikansi 0,05, dan untuk dengan menggunakan program pelatihan variabel daya ledak otot tungkai antara yang telah di tentukan ini secara langsung post-test kelompok kontrol dan perlakuan akan berpengaruh terhadap peningkatan didapatkan nilai thitung = 2,743 dengan nilai kekuatan dan daya ledak otot tungkai signifikansi = 0,011 pada taraf signifikansi pada siswa putra peserta ekstrakurikuler 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil atletik SMP Ayodhya Pura Selat tahun dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian pelajaran 2013/2014. hipotesis penelitian “pelatihan melompati SIMPULAN gelang berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot Berdasarkan hasil penelitian, tungkai“ diterima. analisis data dan pembahasan ternyata Pelatihan melompati gelang hipotesis penelitian yang diajukan dapat merupakan pelatihan yang sangat baik diterima, maka dengan demikian dapat untuk meningkatkan kekuatan dan daya diperoleh simpulan sebagai berikut: ledak otot tungkai. Melompati gelang (1) Pelatihan melompati gelang berpengaruh merupakan suatu pelatihan yang terhadap peningkatan kekuatan otot dirancang untuk meningkatkan gerakantungkai pada siswa putra peserta gerakan yang cepat dan eksplosif. ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura Dengan adanya pembebanan pada ototSelat tahun pelajaran 2013/2014. otot tungkai, maka akan mengakibatkan (2) Pelatihan melompati gelang berpengaruh terjadinya peningkatan tonus otot tungkai, terhadap peningkatan daya ledak otot masa otot, dan serabut otot tungkai yang tungkai pada siswa putra peserta dapat meningkatkan daya ledak otot ekstrakurikuler atletik SMP Ayodhya Pura tungkai. Selain itu, akan terjadi Selat tahun pelajaran 2013/2014. peningkatan komponen biomotor kekuatan SARAN juga merupakan salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal Selain meningkatkan komponen biomotor yang dapat disarankan sebagai berikut: kekuatan, latihan kekuatan akan terjadi (1) Bagi para pelaku olahraga, disarankan peningkatan kemampuan dan respons untuk menggunakan pelatihan melompati fisiologis, yang antara lain adalah: gelang sebagai salah satu alternatif untuk adaptasi persyarafan, hypertropy meningkatkan kebugaran jasmani (pembesaran) otot, adaptasi sel-sel, daya khususnya kekuatan dan daya ledak otot tahan otot, dan adaptasi kardiovaskuler tungkai. (Sukadiyanto, 2005:90). (2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan Berdasarkan hal tersebut pelatihan penelitian sejenis diharapkan pula adanya ini cocok diberikan pada subyek yang penelitian lanjutan dengan jumlah subyek memiliki kekuatan dan daya ledak otot yang lebih banyak, waktu yang lebih lama tungkai rendah karena selama mengikuti dan pada kelompok usia lain untuk pelatihan dimana beban kerja yang mendapat generalisasi. diberikan pada otot kaki akan DAFTAR RUJUKAN menyebabkan otot kaki beradaptasi 2004. Pengaruh Pelatihan terhadap beban kerja tersebut sehinggaKanca, I Nyoman. Fisik Aerobik dan Anaerobik Terhadap memberikan perubahan pada kekuatan Absorpsi Karbohidrat dan Protein Rattus dan daya ledak otot tungkai. Dengan Nervegicus Strain Wistar. Disertasi (tidak memberikan pelatihan ini, maka akan dapat memberikan efek yang positif pada diterbitkan). Surabaya: Program Pasca anatomi dan fisiologi otot-otot tungkai Sarjana UNAIR bawah. Pelatihan melompati gelang 2006. Metode Penelitian Pengajaran dilaksanakan selama 4 minggu atau -------. 12 Pendidikan Jasmani dan Olahraga. kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali per minggu.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) Singaraja. Ganesha.
Universitas
Pendidikan
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya Yoda. 2006. Peningkatan Kondisi Fisik. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )