e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016)
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng) 1Putu
1
Angga Embrianto Ni Luh Gede Erni Sulindawati,S.E.M.Pd,CA,Ak, 2Ni Kadek Sinarwati, SE., M.Si.,Ak Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalian manajemen dan total quality management terhadap kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderating. Subjek penelitian ini adalah seluruh jumlah staf pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng. Teknik sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penarikan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalian manajemen dan total quality management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderating adalah Total Quality Management. Kata kunci : kinerja karyawan, partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalian manajemen, total quality management dan locus of control Abstract This study aims to determine the effect of budget participation, leadership style, management control systems and total quality management to employee performance with locus of control as moderating variable. This research subject is the whole number of staff at the Department of Revenue Buleleng. Sample techniques used is sampling saturated the technique sample withdrawal if all members of the population used as samples .The result showed that participation budgeting , style leadership , control system management and the total quality management influential positive and significantly to employee performance , the most dominant influences the performance employee with locus of control as variable moderating is a total quality management.
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) Keywords : employee performance, participation the establishment of the budget, style leadership, control system management, total quality management and locus is of control
PENDAHULUAN Anggaran sebagai strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Fungsifungsi anggaran selain sebagai alat untuk pengendalian, juga sebagai alat untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memotivasi, dan mengevaluasi prestasi karyawan. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan adalah partisipasi anggaran, karena partisipasi penganggaran memiliki peran penting dalam perusahaan sebagai pendekatan manajemen yang dinilai dapat menentukan arah kebijakan dan meningkatkan kinerja karyawan. Faktor penting lainnya yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan adalah kepemimpinan, Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pemimpin (leader) dengan yang di pimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan follower akan menentukan sejauh mana follower mencapai tujuan atau harapan pimpinan. Begitu juga dengan faktor Sistem Pengendalian manajemen (SPM) merupakan hal yang penting untuk pengendalian formal dan sistem umpan balik yang bermaksud agar dapat memonitor hasil organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Selain partisipasi anggaran, kepemimpinan dan SPM maka salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah Total Quality Management, Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing perusahaan melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya, melalui fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim (teamwork), perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, serta adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Locus of control sebagai keyakinan masing-masing individu karyawan tentang kemampuannya untuk bisa mempengaruhi semua kejadian yang berkaitan dengan dirinya dan pekerjaannya. Locus of control itu sendiri terbagi menjadi internal locus of control dan locus of control eksternal. Internal locus of control yaitu sejauh mana orangorang mengharapkan bahwa sebuah penguatan atau hasil perilaku mereka bergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik pribadi, sedangkan locus of control eksternal yaitu sejauh mana orang-orang mengharapkan bahwa penguatan atau hasil adalah bukan muncul dari dalam diri orang tersebut, namun dari suatu kesempatan. Berbeda dengan mereka yang memliki external locus of control, individu dengan internal locus of control akan lebih banyak berorientasi pada tugas yang dihadapinya (Falikhatun, 2003). Hal ini dimungkinkan karena internal locus of control memainkan upaya yang lebih besar untuk mengontrol lingkungan, menunjukkan pemahaman yang lebih baik, dan memanfaatkan informasi lebih baik dalam situasi pengambilan keputusan yang kompleks.
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) Dinas Pendapatan merupakan pelaksana Otonomi Daerah di bidang pendapatan Daerah tidak terkecuali Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng. Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepala Bupati melalui Sekretaris Daerah. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Bupati Buleleng No.51 Tahun 2008 bahwa Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang pendapatan dan mempunyai fungsi salah satunya adalah membuat perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati. (dispenda.bulelengkab.go.id). Sebagai organisasi sektor publik di tingkat daerah yang mempunyai tugas dalam bidang penerimaan dan pendapatan daerah tentunya kinerjanya sangat diperhatikan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan perkembangan perekonomian suatu daerah dicerminkan dari kinerja organisasi ini. Semakin baik kinerja Dinas Pendapatan suatu daerah maka semakin besar pula pendapatan daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut telah memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik. Kinerja organisasi, tidak terkecuali Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar organisasi. Faktorfaktor tersebut meliputi hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu sistem pengendalian internal, organizational citizenship behavior dan good governance. Karena pentingnya peranan Dinas
Pendapatan Kabupaten Buleleng, maka penilaian kinerja pada instansi pemerintahan pada tingkat daerah ini sangat penting dilakukan. Hal ini menyangkut dengan tingkat realisasi target pendapatan daerah yang akan digunakan dalam pembangunan daerah, sehingga dibutuhkan dari masing-masing tingkat personalia agar dapat berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Total Quality Management dan Locus of control. Pengertian Anggaran Semakin berkembang dan majunya suatu perusahaan maka akan semakin komplek aktivitas yang dijalankan. Aktivitas pada masing-masing bagian harus direncanakan secara cermat, salah satu bentuk rencana tersebut disusun dalam anggaran perusahaan (Business Budget) pada periode yang akan datang. Rencana kegiatan tersebut menyangkut rencana kegiatan produksi, pemasaran, personalia dan kegiatan lain yang semuanya saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga perlu dan sangat penting untuk memiliki sebuah rencana yang terpadu dalam suatu anggaran. Menurut Rudianto (2009 : 3): anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis. Jadi, pada dasarnya anggaran merupakan rencana kerja organisasi di masa mendatang. Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran. Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa ”terdapat dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dari atas ke bawah (top down approach) dan pendekatan dari bawah ke atas (bottom up approach). Pendekatan lain
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi”. Pada pendekatan dari atas ke bawah, anggaran yang harus dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban ditetapkan oleh manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini antara lain adalah proses anggaran yang membutuhkan waktu yang lebih hemat, dukungan kuat dari manajemen puncak dalam pengembangan anggaran serta prosesnya menjadi lebih mudah dikendalikan oleh manajemen puncak. Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya komitmen dari para pelaksana anggaran tersebut. Pendekatan ini biasanya diterapkan pada organisasi yang memiliki struktur tersentralisasi. Dalam pendekatan dari bawah ke atas, para manajer pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana anggaran mengajukan usul untuk ditelaah dan dinegoisasikan dengan manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini bahwa partisipasi terlalu sering menimbulkan konflik dan akan memakan waktu yang panjang dalam prosesnya. Bila yang diusulkan para manajer pusat pertanggungjawaban tidak dikendalikan secara saksama oleh manajeman puncak, maka target anggaran mungkin tidak sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari pendekatan top down dan pendekatan bottom up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena kerjasama dan interaksi antara manajemen puncak dengan manajemen pusat pertanggung jawaban dalam menyusun anggaran akan menghasilkan anggaran yang benar-benar mendapat dukungan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat
untuk melaksanakannya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban yang ada dengan berpedoman pada tujuan, strategi dan kebijakan pokok yang telah ditetapkan. Kelemahan pendekatan top down dan bottom up dapat dikurangi sehingga bawahan akan merasa dirinya diperhitungkan dan efektivitas pelaksanaan yang lebih terjamin. Partisipasi Penyusunan Anggaran Partisipasi penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka. (Brownell, 2008). Partisipasi penyusunan anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban. Brownell (2008) mendefinisikan bahwa anggaran adalah suatu proses partisipasi individu akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan tujuan tersebut. Definisi partisipasi dalam penyusunan anggaran secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut (1) sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus; (2) alasan-alasan pihak manajer pada suatu anggaran diproses; (3) keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak manajer tanpa diminta; (4) sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir; dan (5) kepentingan manajer dalam partisipasinya terhadap anggaran Anggaran didiskusikan antara pihak manajer dengan
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) manajer pusat pertanggungjawaban pada suatu anggaran. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihankelebihan tertentu. Menurut Yukl (2005), kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins (2006), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Pengertian Sistem Pengendalian manajemen Lekatompessy (2012) mengatakan bahwa akuntansi manajemen mengacu kepada suatu koleksi praktis seperti penganggaran atau harga pokok produk, sementara sistem akuntansi manajemen mengacu
kepada penggunaan sistematik akuntansi manajemen untuk mencapai beberapa tujuan. SPM merupakan suatu istilah yang luas yang meliputi sistem akuntansi manajemen dan juga termasuk pengendalian lainnya seperti pengendalian personal atau kelompok. Pengendalian organisasional kadang-kadang digunakan dengan mengacu pada pembentukan pengendalian ke dalam aktivitas dan proses seperti pengendalian kualitas statistik dan manajemen just-in-time. SPM didefinisikan oleh Anthony (2005) sebagai proses dimana manajer meyakinkan bahwa sumber daya telah diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Definisi lain oleh Lekatompessy (2012) bahwa SPM merupakan sesuatu yang sangat luas yang meliputi pengendalian yang didasarkan atas informasi akuntansi dari perencanaan, pemantauan aktivitas, pengukuran kinerja dan mekanisme integratif. Muclish (2009) kemudian mengelompokkan SPM dalam hubungannya dengan strategi dan bagaimana manajer puncak menggunakannya. Perkembangan terakhir dari SPM menyebutkan bahwa dalam pelaksanaannya SPM merupakan sebuah paket. Menurut Muclish (2009) konsep umum SPM sebagai paket karena merupakan kumpulan dari pengendalian dan sistem pengendalian. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management dalam bahasa (istilah) Indonesia disebut Total Manajemen Mutu atau Manajemen Mutu Terpadu (integrated quality control) mempunyai sejarah yang agak panjang. Hampir lima dekade yang lalu istilah Total Quality Management
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) telah tumbuh dan berkembang sebagai hasil sintesis dari berbagai sumber. Semula ide Total Quality Management muncul pertama kali di Amerika Serikat, tetapi kemudian diorganisasikan dan dilaksanakan di beberapa perusahaan Jepang. Khususnya setelah Perang Dunia II, Total Quality Management ini diseminarkan sekaligus diterapkan dalam bentuk program-program pelatihan di berbagai sektor industri, dua orang pakar yang merupakan ”suhu” Total Quality Management, baik di Jepang maupun di Amerika Serikat adalah W. Edward Deming dan Joseph M. Juran dalam Nasution (2005 : 21). Pengertian Kinerja Karyawan Unjuk kerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Unjuk kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organsisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui penilaian kerja. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) karyawan, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Di sisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan karyawan akan mempengaruhi kinerja. Hasibuan (2008:94) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Simanjuntak (2001) kinerja dipengaruhi oleh (1) kualitas dan kemapuan pegawai. yaitu hal – hal yang berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental dan kondisi fisik pegawai; (2) sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal – hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja); dan (3) supra sarana, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial manajemen. Pengertian Locus Of Control Pervin dalam Ayudiati (2010) menyatakan bahwa locus of control adalah istilah dalam psikologi yang mengacu pada keyakinan seseorang tentang apa yang menyebabkan hasil yang baik atau buruk dalam hidupnya, baik secara umum atau di
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) daerah tertentu seperti kesehatan atau akademik. Locus of control mencerminkan tingkatan seseorang yang umumnya merasakan suatu peristiwa yang terjadi di bawah kesadaran pengendalian (pengendalian diri dari dalam/internal) (Rotter, 1966 dalam Winadarta, 2003). Konsep internal locus of control dan eksternal locus of control secara lebih lebih rinci dikemukan oleh Lee (1990) yang dikutip oleh Junianto (2002) dalam Ayudiati (2010). Internal locus of control diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa didalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri, tidak peduli apakah lingkungannya akan mendukung atau tidak mendukung. Individu seperti ini memiliki etos kerja yang tinggi, tabah menghadapi segala macam kesulitan baik dalam kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Di sisi lain, individu yang eksternal locus of control-nya cukup tinggi akan mudah pasrah dan menyerah jika sewaktu – waktu terjadi persoalan yang sulit. Individu semacam ini akan memandang masalah – masalah yang sulit sebagai ancaman bagi dirinya, bahkan terhadap orang– orang yang berada disekelilingnya pun dianggap sebagai pihak yang secara diam-diam selalu mengancam eksistensinya. Bila mengalami kegagalan dalam menyelesaikan persoalan, maka individu semacam ini akan menilai kegagalan sebagai semacam nasib dan membuatnya ingin lari dari persoalan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antar variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalian manajemen
dan TQM sebagai variabel independen, dan kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderasi, maka penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada sejumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng bertempat di Jalan Ngurah Rai Nomor 2 Singaraja. Alasan mendasar yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihanobyek penelitian ini adalah selain mengangkat permasalahan yang sangat relevan dengan obyek penelitian yakni menyangkut partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalan manajemen dan Total Quality Management terhadap kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderating. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah staf pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran mulai dari bidang sekretariat, bidang pajak daerah, bidang retribusi dan pendapatan lain - lain, serta bidang pajak bumi dan bangunan yang seluruhnya berjumlah yakni sebanyak 80 orang karyawan. Menurut Arikunto (2002 : 112) yaitu apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Arikunto maka sampel dalam penelitian ini ditentukan sebesar 80 orang sebab populasi penelitian kurang dari 100. Teknik penarikan sampel digunakan sampling jenuh, dimana menurut Sugiyono (2008 : 85) bahwa sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel bila semua
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jenis dan sumber data
Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan (field research). Data primer diambil dari para staf pada Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran mulai dari bidang sekretariat, bidang pajak daerah, bidang retribusi dan pendapatan lain - lain, serta bidang pajak bumi dan bangunan yang menjadi responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk mendukung penelitian ini, digunakan pula data sekunder yang diperoleh melalui dokumen instansi. Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan cara (1) observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti, yakni pada dinas pendapatan kabupaten buleleng; dan (2) kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang dijadikan sampel penelitian khususnya pada dinas pendapatan kabupaten buleleng. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,693 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,009 yang berada di bawah dari 0,05, gaya kepemimpinan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan (X2) memiliki nilai thitung sebesar 6,731 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah dari 0,05, sistem pengendalian manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian manajemen (X3) memiliki nilai thitung sebesar 1,979 > nilai ttabel 1,66629, Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Total Quality Management (X4) memiliki nilai thitung sebesar 6,439 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah dari 0,05. Pada Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Sistem Pengendalian Manajemen Dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, partisipasi penyusunan anggaran, gaya kepemimpinan, sistem pengendalian manajemen dan Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderating. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang telah dimoderasi yaitu partisipasi penyusunan anggaran (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,752, gaya kepemimpinan (X2) memiliki nilai thitung sebesar 5,484, sistem pengendalian manajemen (X3) memiliki nilai thitung sebesar 2,899 dan Total Quality Management (X4) memiliki nilai thitung sebesar 6,032 lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 1,66629.
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,693 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,009 yang berada di bawah dari 0,05; (2) gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan (X2) memiliki nilai thitung sebesar 6,731 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah dari 0,05; (3) sistem pengendalian manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian manajemen (X3) memiliki nilai thitung sebesar 1,979 > nilai ttabel 1,66629; (4) total quality management berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Total Quality Management (X4) memiliki nilai thitung sebesar 6,439 > nilai ttabel 1,66629, dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah dari 0,05; dan (5) variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan dengan locus of control sebagai variabel moderating adalah Total Quality Management, hal ini ditunjukkan dengan variabel Total Quality Management (X4) memiliki nilai thitung sebesar 6,032 paling besar dibandingkan dengan thitung partisipasi penyusunan anggaran (X1) yang sebesar 2,752, thitung gaya kepemimpinan (X2) sebesar yang 5,484, dan thitung sistem pengendalian manajemen (X3) yang sebesar 2,899.
Saran Saran yang dapat penulis berikan kepada instansi kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng maupun bagi penelitian lain yang sejenis yaitu (1) Bagi instansi kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Buleleng agar lebih melibatkan stafnya pada suatu proses kerjasama dalam penyusunan anggaran maka diharapkan kinerja karyawan akan meningkat, dimana ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan, dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran; dan (2) Penelitian lain diharapkan dapat menambahkan variabel yang berhubungan dengan kinerja karyawan, sehingga dapat diketahui apa saja yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti sistem pengendalian internal, sosialisasi, komitmen organisasi. DAFTAR PUSTAKA Abdulloh (2006), Pengaruh Budaya Organisasi, Locus Of Control Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat. Universitas Diponegoro. Ambarwati Titiek dan M. Jihadi, 2003, Anggaran Perusahaan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : UNM, Press, Malang. Ansari, S. I. (1977). An Integrated Appr oach to Control System Design. Accounting Organization and Society, Vol. 2, pp. 101 -112 Anthony, R., Vijay Govindarajan, 2005. Management Control System, Ninth Edition, Jilid I
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) dan II, Terjemahan Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi, cetakan keduabelas, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.
Langfield-Smith, K. (1997). Management Control Systems And Strategy: A Critical Review. Accounting Organizations and Society, 22, 207-232. Lekatompessy, J.E. 2003. Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya: Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan Berpindah (Studi Empiris di Lingkungan Akuntan Publik). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5, No.1, April, hlm.69–84.
pertama, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ayudiati, S.E. 2010. Analisis Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang. Brownell, P. 2008. “Participation in Budgeting Process : When it Works and When it Doesn’t”, Journal of Accounting Review Literature. Vol. 1, 124 – 153. Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior, 8th edition,Terjemahan Teguh Susilo. Penerbit : Prenhalindo, Jakarta.
Nasution, M. N., 2005, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),Penerbit : PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rudianto, 2009, Penganggaran, Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Sasongko, Catur dan Safrida Rumondang Parulian, 2010, Anggaran, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.
Simanjuntak, Payaman, J. 2001. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fa kultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.
Siegel & Marconi (1989) Behavioral Accounting. Ohio: Shouth Western Publising Co Simanjuntak, Payaman, J. 2001. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fa kultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Simanjuntak, Payaman J, 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, edisi pertama, cetakan
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi dan kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen dan kwirausahaan Vol. 7 No. 1. STIESIA Surabaya.
e-JournalS1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:6 No:3 Tahun 2016) W. Edwards Deming, Philip B. Crosby, and Joseph M. Juran., 2005. “Quality Definition”, America. Winadarta, Nitya. 2003. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kultur Organisasi dan Locus of Control sebagai Moderating. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang. Yukl, Gary.(2005). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima. (Terjemahan) Jakarta. Indeks