Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
IbM KELOMPOK TANI DAN USAHA BENGKEL LAS DI DESA WEDELAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA 1)
2)
3)
Joko Suwignyo , Ngubaidi Achmad , Tri Yanto Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang email:
[email protected] Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang email:
[email protected] Fakultas Ilmu Pendiidkan Sosial, IKIP Veteran Semarang email:
[email protected] Abstrak Jepara terkenal dengan kota ukir dengan jumlah penduduk 1.097.280 jiwa. Terdiri dari 14 kecamatan, salah satunya kecamatan Bangsri. Desa Wedelan satu dari desa di kecamatan Bangsri penduduknya rata-rata berprofesi sebagai petani, pedagang, sopir, bengkel las dan lain-lain. Luas penggunaan lahan desa Wedelan termasuk lahan kering dan tadah hujan. Kebanyakan yang ditanam jenis palawija, utamanya kedelai. Semua hasil panen kedelai langsung di jual ke pasar. Para petani belum mengenal cara menggolah kedelai. Sedangkan bengkel las Puji Santoso bergerak dalam bidang repair mobil dan pembuatan tralis. Tetapi dengan banyaknya kompetitor menjadikan sepinya konsumen. Minimnya pengetahuan manajemen usaha, kurangnya modal dan sulitnya mengakses dana bantuan modal usaha, menjadikan bengkel las tidak bisa berkembang. Tujuan program Iptek bagi Masyarakat (IbM) yaitu membuat mesin penggolah kedelai, menggolah kedelai menjadi produk, manajeman usaha, strategi pemasaran produk, dan pengetahuan dan informasi mengakses bantuan usaha. Metode yang dipakai pada program IbM adalah Memberi job dan pelatihan membuat mesin penggolah kedelai, cara menggolah kedelai menjadi tahu, susu kedeali dan nugget, memberikan ceramah kewirausahaan, pembukuan,cash flow, strategi pemasaran, dan tambahan modal usaha. Luaran program IbM yang sudah dijalankan adalah pelatihan pembuatan mesin penggiling kedelai, menciptakan produk jadi dari kedelai mulai dari tahu, susu kedelai, dan nugget. Operasional usaha dan strategi pemasaran produk dilakukan workshop manajemen usaha, pembukuan, akutansi keuangan dan strategi pemasaran. Tujuan workshop untuk memotivasi kinerja dan kualitas kerja mitra dalam upaya kemandirian usaha untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup dan kecapakapan para mitra dan masyarakat.. Keywords : Kedelai, susu, tahu, nugget, usaha.
I. PENDAHULUAN Jepara terkenal dengan kota ukir dengan luas wilayah 1.004,13 Km 2 dengan jumlah penduduk 1.097.280 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan dan salah satunya kecamatan Bangsri (BPS Kabupaten Jepara, 2011). Desa Wedelan salah satu desa di kecamatan Bangsri dengan jumlah penduduk 7.385 jiwa, terdiri dari laki-laki 3.701 dan perempuan 3.675 dengan luas wilayah 6,533 Km2 (652.850 Ha). Penduduknya rata-rata berprofesi sebagai petani, pedagang, sopir, bengkel las dan lain-lain. Jenis tanaman utama petani adalah padi dengan luas tanaman 1.765 Ha, jagung 300, kedelai 309 Ha, ketela rambat 11 Ha, kacang tanah 181 Ha, dan buah-buahan 882 Ha (BPS kecamatan Bangsri, 2012). Luas lahan sawah 106.095 Ha dan lahan kering 395.341 Ha. Kebanyakan yang ditanam jenis palawija. Utamanya kedelai, bagaimana pada Gambar 1. Hasil per panen MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
28
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
tanaman kedelai kelompok tani Banjarsari mencapai 3.708 kw/Ha (37.08 ton), umur panen 75-125 hari dengan harga jual kedelai Rp 8.000 per kg. Biaya produksi dari benih, pemeliharaan, pemupukan dan tenaga kerja mencapai Rp 2.780.000 sudah termasuk subsidi pemerintah 24% dari harga benih (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara, 2010). Untuk laba bersih petani Rp 6.820.000 per Ha dari hasil jual Rp 9.600.000 per Ha di kurangi biaya produksi Rp 2.780.000 per Ha. Semua hasil panen kedelai langsung di jual ke pasar karena jarak desa Wedelan dengan pasar sejauh 1 km.
Gambar 1. Lahan kedelai dusun Banjarsari desa Wedelan (Dokumentasi lapangan, 2013)
Kalkulasi 1 Ha tanaman kedelai dengan penghasilan per panen Rp 6.820.000, bagi rata-rata waktu panen 100 hari. Maka penghasilan petani perhari Rp 68.200 (wawancara Suryadi, 2013). Bagi petani penghasilan yang didapat sangat kurang untuk mencukupi keluarga bila tidak ada sampingan pekerjaan. Minimnya pengetahuan untuk mengolah hasil tani, menjadikan para petani hidupnya pas-pasan. Bengkel las Puji Santoso yang letaknya di jalan Jepara-Pati km 18, Rt.03/Rw.03 desa Wedelan kecamatan Bangsri bergerak dalam bidang repair mobil dan pembuatan tralis. Banyaknya kompetitor menjadikan sepinya konsumen. Di desa Wedelan sendiri bengkel las terdiri dari 29 buah (BPS desa Wedelan, 2013). Penghasilan rata-rata perhari Rp 250.000 di bagi 3 karyawan. Gaji karyawan Rp 40.000-50.000 per hari. Sisanya untuk operasional, pembelian alat dan maintenance (wawancara Puji Agung, 2013). Alat-alat utama dan alat-alat penunjang di bengkel las Puji Santoso cukup komplet. Kondisi bengkel las Puji Santoso diperlihatkan pada Gambar 2. Rendahnya
konsumen dan permintaan pembuatan barang atau jasa. Untuk biaya
opersaional masih kurang. Dari pembayaran listrik, pembelian bahan bakar, dan bahan mesin las belum mencukupi.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
29
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Gambar 2. Kondisi bengkel las Puji Santoso (Dokumentasi lapangan, 2013)
Permasalahan utama kedua mitra diatas, saling berkorelasi satu sama lain. Mitra petani membutuhkan sebuah alat untuk mengolah hasil pertanian. Sedangkan permasalah mitra kedua yaitu kalah saing dengan bengkel lain. Kebutuhan petani akan mesin dan sepinya order bengkel las, menjadikan mitra ini saling mengisi kekuranganya. Di samping itu, minimnya pengetahuan manajemen usaha, kurangnya modal dan sulitnya mengakses dana bantuan modal usaha dari Pemerintah, menjadikan bengkel las sulit berkembang. A. Permasalahan Mitra
Dari analisa situasi, maka permasalahan dan kendala yang dihadapi mitra ditunjukan sebagai berikut: a. Minimnya pengetahuan untuk mengolah hasil tani dan mesin pengolahnya. b. Sepinya konsumen repair mobil dan order membuat trails, membuat bengkel tidak berkembang. c. Rendahnya sumber daya manusia (SDM) dan minimnya pengetahuan manajemen usaha para petani maupun karyawan bengkel las. d. Kurangnya modal dan informasi mengakses bantuan dana usaha dari pemerintah dan swasta.
B. Solusi yang ditawarkan
Permasalahan yang menjadi prioritas utama mitra dan disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program IbM. a. Membuat mesin produksi untuk mengolah kedelai menjadi hasil jadi atau produk.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
30
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
b. Memberi pengetahuan cara pengolahan kedelai menjadi produk dan menjelaskan cara kerja mesin produksi. c. Manajeman usaha dan pemasaran produk yang akan di jual. d. Pengetahuan manajemen dan informasi mengakses bantuan usaha.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan Program Iptek bagi Masyarakat (IbM). a. Pembuatan mesin penggolah kedelai. b. Pelatihan pembuatan tahu, susu kedelai, dan nugget. c. Menerapkan manajemen usaha dan strategi pemasaran produk. d. memberi informasi mencari modal usaha dan pendampingan usaha.
II. METODE Rancangan kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Iptek bagi Masyarakat (IbM) di Mitra. 1. Memberi pelatihan membuat mesin pengolah kedelai menjadi produk jadi. 2. Melatih cara mengolah kedelai menjadi tahu, susu kedelai dan nugget juga membuatkan alat produksinya. 3. Memberikan ceramah kewirausahaan 4. Pelatihan pembukuan, akutansi UKM dan cash flow 5. Ceramah dan pelatihan metode atau strategi dalam praktek pemasaran. 6. Penyuluhan perkembangan usaha dan cara mendapkatkan tambahan modal usaha. 7. Memberi pengarahan dan pendampingan untuk mendapatkan modal usaha dan cara mengakses bantuan dana pemerintah maupun swasta. Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan dalam bentuk rencana kegiatan yang tersusun dalam skedul pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat untuk program IbM sesuai dengan Tabel 1. Tabel 1. Rencana Kegiatan dan Tujuan yang akan dicapai No
Rencana Kegiatan Sosialisasi
1
dan
Tujuan Yang akan dicapai
pelatihan Peserta
pelatihan
khususnya
mitra
membuat mesin produksi untuk bengkel las mampu membuat mesin mengolah kedelai.
produsksi mengolah kedelai menjadi tahu, susu kedelai dan nugget.
2
Pengolahan
kedelai
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
menjadi Bagaimana cara mengolah tahu, susu
31
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
tahu, susu kedelai dan nugget
kedalai dan nugget dari hasil mesin penggiling.
a. Pelatihan Manajemen
a. Peserta pelatihan mampu
produksi
memanajemen efesiensi waktu
b. Pelatihan pembukuan,
produksi.
akutansi UKM dan
b. Peserta pelatihan mampu mengelola
pembuatan cash flow
keuangan, pembukuan, akutansi UKM
c. Ceramah dan pelatihan 3
dan cash flow.
strategi pemasaran.
c. Mampu memasarkan hasil produksi
d. Ceramah perkembangan
sendiri
usaha dan cara mengakses tambahan modal usaha
tambahan modal untuk
untuk pengembangan.
mengembangkan usahanya.
e. Pelatihan SOP alat dan
e. Peserta mampu menjalankan alat
keselamatan kerja karyawan
sesuai SOP dan menjalankan aturan-
(K3)
aturan kerja demi keselamatan kerja
Memberi
pengarahan
pendampingan 4
d. Peserta mengetahui cara mengakses
dan
Mendapatkan tambahan modal usaha dan
untuk
mencari dana bantuan pemerintah untuk
mendapatkan modal usaha dan
memperbesar usaha.
cara mengakses bantuan dana pemerintah maupun swasta
A. Mesin Penggiling Kedelai Pembuatan mesin penggiling kedelai sebagai berikut; 1.
Pembuatan cover mesin dari plat stainless steel Grade 304 ketebalan 1 mm. selanjutnya di rolling untuk dibentuk silinder dengan diameter 57 cm dan 80 cm.
2.
Funnel atau corong memiliki diameter 47 cm dengan sudut
45oC terbuat dari
material plat stainless steel Grade 304 ketebelan 1,5 cm. 3.
Cover mesin dan funnel yang sudah di rolling selanjutnya las dengan mesin TIG 160 A.
4.
Bagian bawah bodi mesin lebih besar diameternya dengan bagian atas. Diameter bagian bawah sebagai dudukan memiliki diameter 65 cm.
5.
Antara funnel dengan bodi dibuat terpisah, sehingga di buat penggunci model ulir yang bisa di atur. Alur baut kasar M 60 x 1,25 dan mur M 61 x 1,25.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
32
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
6.
Lubang keluar mesin penggiling kedelai ada dua lubang, satu untuk saluran susu kedelai dan satunya saluran ampas kedelai. Dimensi lubang susu kedelai 3 x 4 cm dan lubang ampas kedelai 7 x 5 cm.
7.
Klamp tarik 37 T dipasang pada bodi mesin bagian bawah dan disambung model paku keling. Klem tarik berfungsi menyatukan kepala bodi dengan bagian bawah sehingga kepala bodi bisa di lepas.
8.
Motor penggerak digunakan untuk memutar blender penghancur menggunakan motor 1 phasa, Voltage : 220V, Input power : 0.75 Kw, Motor Speed : 2800 Rpm dan Frequency 50/ 60 hz.
9.
Poros penggubung ke blender penghancur menggunakan besi St 40 berdiamter 2 cm ditambah kopling tetap dan bantalan 6203ZZ.
10. Blander penghancur terbuat dari keramik alumina (Al2O3) dengan diameter 10 cm. 11. Pengatur kerapatan blade memakai pegas kornikal yang dihubungkan dengan baut pengatur. 12. Screen penyaring susu kedelai posisinya dibawah blander memakai ukuran kerapatan T 90. 13. Saklar tipe push button WCJP52181 - 10 Ampere - 250V volt sebagai saklar utama on-off mesin. 14. Meredam getaran mesin bagian kaki bodi di beri karet bulat diameter 2 cm tinggi 2 cm tipe keras. 15. Posisi motor penggerak vertical dengan sambungan baut berjumlah 8 buah tipe M 10. 16. Kabel NYA digunakan untuk menghubungkan mesin ke stop kontak listrik tegangan 220 volt melalui Steker Crop Arde 34. 17. Kran untuk aliran air yang nantinya jadi susu kedelai memakai Tipe AER NOV 07. 18. Proses finishing mesin pemisah memakai autosol, untuk menghilangkan kotoran dan mengkilatkan bodi. B. Tahu 1. Kedelai dicuci hingga bersih selanjutnya direndam dalam air selama ± 2-3 jam. 2. Kedelai digiling dengan perbandingan setiap 1 kg kedelai dibutuhkan 15 liter air matang. 3. Keluaran mesin penggiling kedelai ada dua, satu untuk keluaran ampas kedelai dan satunya keluarnya sari kedelai.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
33
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
4. Hasil keluaran dari mesin penggiling kedelai di tampung dengan ember kapasitas 20 liter untuk sari kedelai, sedangkan ampas kedelai di tampung di ember kapasitas 10 liter. 5. Sari kedelai sebanyak 15 liter langsung direbus selama 15 - 20 menit. Ditambah asam cuka dengan volume 4 % dari volume sari kedelai dan ditampung dalam dandang kapasitas 20 kg, sambil terus diaduk-aduk. Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak jangan lebih dari 5 - 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik. 6. Tuangkan hasil rebusan ke bak yang atasnya dikasih saringan kain mori. Air kedelai tembus melewati saringan sedangkan sari tahu terjebak diatas saringan. 7. Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran 50 x 60 cm dan alasnya memakai kain saringan. 8. Penekanan tahu sebesar 1,2 MPa selama 1-2 menit untuk memeras air sampai habis. 9. Tahu terbentuk kotak yang padat dan di potong-potong dengan ukuran 6 x 4 cm sebelum tahu di jual.
C. Susu Kedelai 1.
Sari kedelai bisa dibuat tahu dan susu kedelai sendiri.
2.
Sari kedelai (filtrat) 15 liter hasil proses penggilingan di masukan kedalam dandang kapasitas 20 kg.
3.
Sari kedelai ditambah 1 kg gula pasir, 5 helai daun pandan, 10 gram garam dan bubuhi ½ sendok perasa vanili atau moka. Panaskan pada suhu 80oC selama 20-30 menit dan jangan sampai mendidih. Aduk sampai rata untuk melarutkan.
4.
Setelah bau kedelai telah hilang dan tergantikan dengan bau perasa, maka susu kedelai dapat dimasukkan ke dalam botol kapasitas 0,6 liter yang sudah disterilkan sebelumnya.
5.
Botol-botol yang berisi susu dimasukkan ke dalam panci yang berisikan air mendidih selama 10 - 15 menit, hingga suhu dalam botol mencapai 70 – 80oC. Pemanasan berguna mengeluarkan udara (exhausting), setelah itu botol ditutup rapat menggunakan alat penutup botol.
6.
Botol diangkat dan didinginkan pada suhu ruang. Susu kedelai siap di jual.
D. Nugget 1.
Letakan ampas kedelai di mangkuk sebanyak 125 gram dan larutkan dengan 600 ml air hangat.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
34
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
2.
Tuang larutan ampas kedalam blender, proses selama 5 menit.
3.
Ulangi prosedur penyaringan dan pemerasan. Makin banyak dan keras pemerasan, berarti kandungan nutrisi makin tinggi.
4.
Bawang merah 20 butir dan bawang putih 5 butir di tumbuk kasar
5.
Daun bawang di iris halus.
6.
Ebi ditumbuk kasar kira kira ½ mangkok.
7.
Cabe merah keriting 10 - 12 buah dan iris kecil-kecil
8.
Garam secukupnya dan semuanya diaduk menjadi satu. Untuk membentuk nagget menggunakan cetakan ukuran 3 x 5 cm.
9.
Panaskan ½ liter minyak goreng pada wajan.
10. Minyak goreng mendidih masukan nugget, kalau nugget sudah berwarna kuning harus diangkat dan dikeringkan di udara luar. 11. Nugget bisa dimakan pakai saos, kecap atau sambal.
E. Pelatihan Manajemen Usaha Pelatihan manajemen usaha dikelompok meliputi; 1.
Pelatihan usaha kecil dan teknik-teknik mengembangkannya agar menjadi usaha yang kuat dan terjamin kelangsungan hidupnya.
2.
Pelatihan manajemen pemasaran bagi usaha kecil.
3.
Pelatihan melakukan menajemen sumber daya manusia pada usaha kecil.
4.
Pelatihan memahami dan melakukan manajemen produksi pada usaha kecil.
5.
Pelatihan mampu memahami dan melakukan manajemen keuangan pada usaha kecil.
F. Analisa Data Metode deskriptif analisis untuk pengambilan data. Langkah-langkah pengambilan data spefikasi mesin penggiling kedelai, kandungan gizi tahu, susu kedelai, dan nugget. Kompetensi manajemen usaha dan strategi pemasaran.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai meliputi: pembuatan mesin penggiling kedelai, tahu, susu kedelai, nugget, dan workshop manajemen usaha. Berikut ini tahapan kegiatan pengabdian masyarakat program Iptek Bagi masyarakat (IbM) kelompok tani kedelai dan bengkel las di desa wedelan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
35
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
A. Mesin Penggiling Kedelai Membuat tahu, susu kedelai dan nugget menggunakan mesin penggiling kedelai. Adapun spefikasi mesin penggiling sebagai berikut; 1. Dimensi mesin penggiling kedelai : 57 x 41 x 80 cm dimana pada Gambar 3. 2. Power 2.20 Kw, Voltage 220 Volt, daya 750 watt, dan Frequency 50/ 60 hz. 3. Berat 21 kg 4. Kapasitas 35 kg/ jam. 5. Diameter Blender putar : 10 cm 6. Bodi : Plat stainless steel Grade 304 ketebalan 1 7. Motor Speed : 2800 Rpm. 8. Dilengkapi kran untuk aliran air dan tandon. Pengaturan kekasaran dan kehalusan ampas kedelai dapat diatur pada kepala mesin dengan cara memutar ke kanan atau kekiri. Kehalusan ampas mencapai 100 μm. Penyaring susu kedelai atau sari tahu melewati saringan mesin penggiling dengan ukuran mesh 300. Mesin penggiling mampu bekerja 8 jam tanpa henti
Gambar 3. Mesin Penggiling Kedelai
B. Tahu 1. Kedelai dicuci hingga bersih selanjutnya direndam dalam air selama ± 2-3 jam. 2. Proses penggilingan kedelai dari mesin penggiling mengeluar dua unsur, yaitu sari tahu dan ampas kedelai yang diperlihatkan pada Gambar 4. 3. Bahan tambahan tahu yaitu asam cuka (kadar 90 %) atau sulfat kapur (CaSo4).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
36
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
4. Hasil keluaran dari mesin penggiling kedelai di tampung dengan ember kapasitas 20 liter untuk sari kedelai, sedangkan ampas kedelai di tampung di ember kapasitas 10 liter.
Gambar 4. Keluaran dari mesin penggiling kedelai 5. Sari kedelai sebanyak 15 liter langsung direbus selama 15-20 menit. Ditambah asam cuka dengan volume 4 % dari volume sari kedelai dan ditampung dalam dandang kapasitas 20 kg, 6. Tuangkan hasil rebusan ke bak yang atasnya dikasih saringan kain mori. Air kedelai tembus melewati saringan sedangkan sari tahu terjebak diatas saringan. 7. Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran 50 x 60 cm dan alasnya memakai kain saringan. 8. Penekanan tahu sebesar 1,2 MPa selama 1-2 menit untuk memeras air sampai habis dan dituangkan dalam tampan. 9. Tahu terbentuk kotak yang padat dan di potong-potong dengan ukuran 6 x 4 cm sebelum tahu di jual yang ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Tahu dibentuk kotak-kotak 10. Tahu memiliki kandungan gizi yang tinggi, bagaimana ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi nilai kandungan zat gizi tahu per 100 gr Kandungan Gizi
Nilai Kandungan
Energi
316 kJ (75 kcal)
Karbohidrat
1,92 g
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
37
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Lemak
4,83 g jenuh 0,7 g
Protein
8.15 g
Kalsium
352 mg (35%)
Besi
5.43 mg (43%)
Magnesium
31 mg (8%)
Sodium
7,4 mg (0%)
C. Susu Kedelai 1. Sari kedelai 15 liter di masukan kedalam dandang kapasitas 20 kg. 2. Sari kedelai ditambah 1 kg gula pasir, 5 helai daun pandan, 10 gram garam dan bubuhi ½ sendok perasa vanili atau moka. Panaskan pada suhu 80oC selama 20-30 menit dan jangan sampai mendidih. Aduk sampai rata untuk melarutkan. 3. Setelah bau kedelai telah hilang dan tergantikan dengan bau perasa, susu kedelai dimasukkan ke dalam gelas kapasitas 0,2 liter pada Gambar 6. 4. Kandungan gizi diperlihatkan pada Tabel 3.
Gambar 6. Susu kedelai Tabel 3. Komposisi nilai kandungan zat gizi susu kedelai per 100 gr Kandungan Gizi
Nilai Kandungan
Kalori (Kkal)
41,00
Protein (gram)
3,50
Lemak (gram)
2,50
Karbohidrat (gram)
5,00
Kalsium (gram)
50,00
Fosfor (gram)
45,00
Besi (gram)
0,70
Vitamin A (SI)
200,00
Vitamin B1 (tiamin) (mgram)
0,08
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
38
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Vitamin C (mgram)
2,00
D. Nugget 1.
Ampas dihasilkan dari penggilingan kedelai. Ampas dari penggilingan sudah berbentuk halus dan siap untuk dibuat nugget.
2.
Ampas kedelai dimasak dulu sebelum dijadikan nugget.
3.
Letakan ampas kedelai di nampan sebanyak 125 gram dan larutkan dengan 600 ml air hangat.
4.
Tambahkan ayam yang sudah digiling untuk dicampur dengan ampas kedelai.
5.
Bawang merah 20 butir dan bawang putih 5 butir di tumbuk kasar.
6.
Daun bawang di iris halus.
7.
Ebi ditumbuk kasar kira kira ½ mangkok.
8.
Cabe merah keriting 10 - 12 buah dan iris kecil-kecil.
9.
Garam secukupnya dan semuanya diaduk menjadi satu. Untuk membentuk nagget menggunakan cetakan ukuran 3 x 5 em selanjutnya dipotong-potong sesuai ukuran.
10. Panaskan ½ liter minyak goreng pada wajan. 11. Sebelum digoreng nugget dimasukan kedalam cairan telur. 12. Minyak goreng mendidih masukan nugget, kalau nugget sudah berwarna kuning harus diangkat dan dikeringkan di udara luar. Nugget ini ditunjukan pada Gambar 7. 13. Kandungan gizi nugget ditampilkan pada Tabel 4.
Gambar 7. Nugget dari ampas kedelai
Tabel 4. Komposisi nilai kandungan zat gizi nugget per 100 gr
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
Kandungan Gizi
Nilai Kandungan
Energi (kal)
452,28
Protein (g)
16,47
Lemak (g)
5,87
Karbohidrat (g)
20 39
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Mineral (g)
4,3
Kalsium (mg)
19
Fosfor (mg)
29
Zat besi (mg)
4
Vitamin B (mg)
0,2
E. Workshop Manajemen Usaha 1. Peserta workshop manajemen usaha dari Kelompok Tani Banjarsari. 2. Pelatihan dilakukan diruang pertemuan SD Negeri Wedelan 2 Bangsri Jepara dengan luas 7x8 meter yang diperlihatkan pada Gambar 8. 3. Workshop pertama tentang usaha kecil dan teknik-teknik mengembangkannya usaha menjadi kuat dan terjamin kelangsungan hidupnya. 4. Pelatihan melakukan simulasi dan praktek manajemen pemasaran bagi usaha kecil. 5. Memberikan pemahaman dan kecakapan dalam melakukan menajemen sumber daya manusia pada usaha kecil.
Gambar 8. Kegiatan Workshop Manajemen Usaha 6. Memberikan pemahaman untuk melakukan manajemen produksi pada usaha kecil. 7. Peserta disuruh membuat pembukuaan manajemen keuangan pada usaha kecil. 8. Penjelasan cara mencari modal usaha dan sumber hibah dari pemerintah untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah. Cara menghitung besarnya kebutuhan modal kerja sebagai berikut Modal Kerja Minimum : Periode Perputaran pengeluran dana kas X pengeluaran tiap hari + modal kerja minimal IV. KESIMPULAN Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
40
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
1. Memberi ketrampilan dan pendampingan pembuatan mesin penggiling kedelai kepada mitra bengkel las Puji Santoso menjadikan mitra mempunyai skiil dan kemampuan membuat mesin sendiri. 2. Pelatihan membuat tahu, susu kedelai, dan nugget membuka peluang baru bagi kelompok Tani Banjarsari untuk mengembangkan usaha sendiri dan tidak menjual hasil panen langsung kepasar. 3. Memahami manajemen usaha dan strategi pemasaran untuk memotivasi kinerja dan kualitas kerja peserta mitra dalam upaya kemandirian usaha untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup dan kecapakapan para mitra dan masyarakat. 4. Program pengabdian masyarakat program Iptek bagi Masyarakat menambah keilmuan dan ketrampilan mitra. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesian yang telah memberikan dana untuk pengabmas program IbM tahun anggaran 2013-2014.
DAFTAR PUSTAKA
BPS kecamatan Bangsri., 2012., Kecamatan Bangsri Dalam Angka 2011. BPS kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah., 2011, Kecamatan Bangsri Dalam Angka 2011. Katalog BPS kecamatan Bangsri BPS desa Wedelan, 2013., Desa Wedelan Dalam Angka 2013. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara, 2010., Tempe/Tahu Penerima Subsidi Kedelai Kabupaten Jepara 2011., Majalah Pertanian., edisi II. Vol.1 hal 23-24
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
41