[
I. 28 TEKNOLOGI PEMANFAATAN PERIKANAN UBUR-UBUR KONSUMSI (EDIBLE JELLYFISH) DI PERAIRAN BALI Prof. Dr. Mulyadi, MSc Dr. Ir. Daisy Wowor, MSc. Dra. Renny K. Hadiaty Conni M. Sidabalok, Ssi MappSc. Nova Mujiono, Ssi.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2012
LATAR BELAKANG Indonesia adl negara mega marine biodiversity, namun keragaman biotanya sangat minim dipahami, data tdk terdokumentasi, tersebar, riset tdk pernah tuntas. landasan ilmiah dalam pemanfaatan SDH relatif lemah.
Minimnya data aspek bioekologis sdh (dinamika populasi, daur hidup, perilaku ruaya) dan kerusakan ekosistem yang cpt kendala pemanfaatan SDH scr lestari. Meningkatnya kebutuhan hidup & aktifitas manusia menyebabkan pemanfaatan sdh yang berlebih rusaknya SDH dan ekosistem pesisir. Beberapa jenis biota laut telah dimanfaatkan secara maksimum, namun yg lain blm dimanfaatkan secara optimal atau tidak disentuh, misalnya cnidaria (ubur-ubur). Ubur-ubur adalah biota laut umum dan relatif melimpah, namun sering diabaikan. Secara ekologi ubur-ubur membatasi populasi mangsanya (kopepoda, ctenophora & medusa lain), tumpangan bagi biota lain untuk makan & lindungan, mangsa penyu dilindungi, simbiosis dgn larva lobster, kepiting dan bio-indikator perairan yang tercemar.
Asia Di Indonesia ada 10 jenis ubur-ubur konsumsi, namun dalam industri pengolahan jauh tertinggal dari Vietnam yg produksinya jauh dibawah Indonesia. ± 800.000-1.200.000 individu/tahun. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Jumlah ikan yang dapat dieksploitasi dari alam hanya 40 % dari kebutuhan dunia. Bahkan cenderung menurun akibat moratorium dan global warming. Global warming telah mengakibatkan blooming ubur-ubur yang menyebabkan ambruknya perikanan laut dunia. Meskipun demikian uburubur dari bangsa Rhizostoma, seperti Rhopilema spp. dapat dikonsumsi. Ubur-ubur adalah SDH laut yang potensial namun selama ini belum dimanfaatkan secara optimal atau tidak disentuh. Padahal Indonesia merupakan pusat sebaran ubur-ubur konsumsi dunia. Setidaknya dikenal 10 jenis ubur-ubur konsumsi.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Melakukan koordinasi & kerjasama penelitian dengan institusi terkait Penetapan lokasi survei: Cilacap, Jepara, Sby, Bali, Tlk. Saleh, Sumbawa Pelaksanaan Penelitian: Bertujuan mengetahui keragaman jenis ubur2 konsumsi, lokasi, waktu panen, jenis alat tangkap, vol. produksi, teknologi pengolahan, rute perdagangan, nilai ekonomi bagi nelayan, pemilik pabrik pengolahan dan Pemda. Untuk mendapatkan data pendukung maka dilakukan tahapan sbb: a. Pemilihan lokasi penelitian untuk dijadikan plot percontohan. b. Sampling ubur2, jenis pakan dan simbionnya di Jawa, Bali dan Sumbawa. c. Identifikasi jenis ubur2 konsumsi, jenis pakan dan simbionnya. d. Pengukuran faktor fisik-kimia perairan dan tipe habitat. e. Analisis produksi dan teknologi pengolahan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Pemilihan lokasi penelitian Survei Pendahuluan Koleksi ubur – ubur, jenis pakan dan simbion
Terlaksana
Identifikasi jenis ubur – ubur, alat tangkap dan musim panen Analisis biaya - kalkulasi pendapatan nelayan, pabrik pengolahan, pemda Analisis pemilihan teknologi pengolahan
Dalam Proses Publikasi ilmiah
Dalam Penulisan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
1.
Kerangka Sinergi Koordinasi a) Dilakukan pertemuan & koordinasi dengan Dinas Perikanan Bali, BBPP Budidaya Laut, nelayan pemilik tambak di Gondol, Bali. Dilakukan diskusi dg peneliti BBPPBL, nelayan, pengelola & pengusaha tambak b) Pertemuan & koordinasi dg institusi serupa di Cilacap, Jepara & Surabaya, dan Sumbawa. c) Hasil koordinasi: mendukung program pemanfaatan ubur2 sebagai sumber pangan dan mempelajari keragaman jenis, lokasi pemanenan, teknologi pengolahan, jalur pasar & nilai ekonominya
2. Indikator Keberhasilan a) Hasil koordinasi: mendukug program penelitian pemanfaatan teknologi ubur2 di perairan Buleleng, Benoa, Cilacap, Surabaya dan sekitarnya b) Melakukan survei pendahuluan pada beberapa lokasi perikanan di sekitar Buleleng & Singaraja c) Dari hasil survey ditentukan dua lokasi sebagai plot percontohan: Gondol (Buleleng) dan Pelabuhan Benoa (Denpasar)
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
3. Perkembangan sinergi koordinasi kelembagaan-program a) Prinsipnya koordinasi pada tahap pertama & kedua sudah berjalan b) Pelaksanaan survey awal sudah dilaksanakan di Desa Pejarakan & Gondol, Buleleng pada nelayan, pengusaha tambak, dan BBPPBL c) Berbagi pengetahuan tentang sumderdaya perikanan laut kepada para peneliti BBPPBL Gondol d) Memberikan jasa identifikasi jenis2 kopepoda yang digunakan sebagai pakan alami ikan budidaya ikan di BBPPBL Gondol, Bali e) Memberikan training tentang taksonomi kopepoda hasil koleksi di perairan Buleleng pada seorang peneliti muda BBPPBL Balli di Bidang Zoologi, selama 5 hari.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN 1.
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja 1. 2. 3. 4.
2.
Melakukan survei lanjutan ke lokasi fishing grounds ubur2 di perairan Teluk Saleh, Sumbawa Besar. Memantau & memberi masukan pemilihan jenis target & teknologi pengolahan Koleksi data: keragaman jenis, pakan, biota simbion Pengukuran parameter kualitas perairan
Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Melanjutkan koordinasi & kerjasama dengan birokrasi setempat Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan pangan, BBPPBL, instituti terkait dan perguruan tinggi setempat yang memiliki penelitian serupa agar terjadi sinergi
3.
Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kelompok masyarakat binaan diharapkan menjadi penggerak bagi anggotanya sesama nelayan untuk mau memanfaatkan ubur2 sebagai sumber protein hewani setempat dan mengolahnya menjadi komoditi ekspor
4.
Rencana Pengembangan ke depan Menambah jumlah kelompok binaan agar pemanfaatan ubur2 dapat dilakukan secara optimal melalui pola penangkapan lestari dan berkesinambungan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Crambionella sp. dari perairan Cilacap dan Jetis. 1.individu dewasa, tampak ventral, B. individu normal tanpa ornamen pada lapet, C. individu dengan 8 bintik merah pada lapet, D. individu dengan dua garis merah pada lapet. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
TERIMA KASIH Prof. Dr. Mulyadi, MSc Dr. Ir. Daisy Wowor, MSc. Dra. Renny K. Hadiaty Conni M. Sidabalok, Ssi MappSc. Nova Mujiono, Ssi.