JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERIKANAN INDONESIA
Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Berisi tulisan yang diangkat dad hasil penelitian dan kajian analitis-kritis
dalam ilmu-ilmu perairan dan perikanan. ISSN 0854-3194.
Ketua Penyunting Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer Penyunting Pelaksana Prof. Dr. Ir. Kadarwan Soewardi
If. Kiagus Abdul Aziz. MSe.
Dr. Ir. Ridwan AtTandi
Penelaah (Mitra Bestari) Dr. Ir. Ayi Hamim \Vigena, MS (Statistika) Dr. Ir. Dedi Jusadi (Budidaya Pcrairan) Dr. IT. Fredinan Yulianda, ~1Sc. (Konservasi dan Ekowisata Perairan) lin Solihin, SPi. MSi (Ekonomi Sumberdaya) Prof. Dr. Ir. I Nyoman S. Nuilja, MSc. (Manajemcn Sumbcrdaya Perikanan) Prof. Dr. Ir. Ing Mokoginta (Budidaya Perairan) Prof. Dr. Ir. Kadarwan Soewardi (Manajcmcn Sumbcrdaya Pcrairan) Ir. Kiagus Abdul Aziz, MSc. (Pengkajian Stok Ikan) Prof. Dr. Ir. M. F. Rahardjo (Ekologi Perairan) Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal. MSc. (Ekobiologi Pcrairan) Ir. Rahmat Kurnia, MSi (Ilmu Pcrairan) Dr. If. Ridwan AtTandi (Fisiologi Hcwan Air) Prof. Dr. Ir. Sctyo Budi Susilo, MSc. (Pcngindcraan huh) Sri Nurhayati SPi (Ekowisata) Dr. Ir. Sugcng Hari Wisudo, MSi (P cmanfaatan Sumberdaya Pcrikanan) Dr. Ir. Tatag Budiardi (Budidaya Pcrairan) Dr. Ir. Wayan Nurjaya, 1V1S c. (Oscl1ografi Fisika) Pelaksana Ir. Rahmat Kumia, MSi
If. Nurlisa A. Butct, MSc.
Ari \.1aria
Dedi Alamsyah
Administrasi dan Iklan Ir. Wahju Widijati Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemcn Manajcmcn Sumbcrdaya Pcrairan, Fakultas Pcrikanan dan lImu Kelautan. Institut Pertanian Bogor - JI. Lingkar Akademik. Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 Telepon (0251) 8622912, Fax. (0251) 8622932. E-mail: jippi({l;;Ccntrin.nct.id
JURNAL ILMU-ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN INDONESIA diterbitkan sejak .tuni 1994 olch Dc partemen Manajcmen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pcrikanan dan lImu Kclautan, Institut Pcrtanian Bogor. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di a las kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang tidak Icbih 10 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulil dalam-belakang (Persyaratan Naskah untuk JIPPf). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah. dan tata cara lainnya.
Dicetak di Percetakan Intra Media, Bogor. lsi di luar tanggung jawab Percetakan.
JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERIKANAN INDONESIA
ISSN 0854-3194 Juni 2009, Jilid 16, Nomor 1 Halaman 1 - 78
Refiani S dan Sulistiono. Struktur Morfologis dan Histologis Gonad Kepiting Kelapa (Birgus latro). (Morphological and Histological Structures of Gonad of Coconut Crab (BirJ{us latro». ... ..........
1-6
Jaya I dan Iqbal M. Pengembangan Teknik Penentuan Dini Jenis Kelamin Koi. (Development of a Technique for Early Sexing of Koi (Ornamental Carp» ...............................................................
7-15
Sari EP, Mokoginta \, dan Jusadi D. Pengaruh Pemberian Kromium-Ragi dalam Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan lkan Baung (Hemibagrus nemurus Blkr). (The Effect of Dietary Chromium- Yeast on the Growth Performance ofBaung Fish (Hemibagrus nemurus Blkr)) .......
J 7-23
Fitri ADP dan Purbayanto A. Pengaruh Perbedaan Umpan Terhadap Pola Tingkah Laku Makan Ikan Kerapu Macan (EphinephelusJuscoguttatus). (Effect of Bait on Feeding Behavior Pattern of Grouper (£phinephelus Juscoguttatus»........................................ .................................
25-31
Kamal MM, Ernawati Y dan Rahmah Y. Variasi Struktur Morfoanatomi Organ Pencernaan dan Kaitannya dengan Strategi Makan Serta Kebiasaan Makanan Ikan Kekakapan Laut Dalam (Famili Lutjanidae). (Morphoanatomy Structure Variation of Digestive Organs in Relation With Feeding Strategy and Food Habits of Deep-Sea Snappers (Family Lutjanidae» ...
33-38
Susilo SB. Kondisi Stok lkan Perairan Pantai Selatan Jawa Barat. (Fish Stock Condition in Southern Coastal Water of West Java) .. .... ....... .... ........ .... ..... .... ..... .... ..... ... ..... ........ ....... .... .... .......
39-46
Yanto H. Penggunaan MS-222 dan Larutan Garam pada Transportasi Ikan Jelawat (Leplobarbus hoevenii Blkr.) Ukuran Sejari. (Utilization of MS-222 and Salt Solution on The Transportation of Jelawat (Leptobarbus hoevenii Blkr.) Fingerling) .....................................
47-54
Elvyra R, Solihin DO, Affandi R, Zairin Junior, dan Yus Y. Keanekaragaman Genetika dan Hubungan Kekerabatan Kryptopterus /impok dan Kryptopterus apogon dari Sungai Kampar dan Sungai Indragiri Riau Berdasarkan Gen Sitokrom b. (Genetic Diversity and Phylogenetic Relationship of Kryptoterus limpok and Kryptopterus apoJ{on from Kampar and Indragiri River Based on Cytochrome b Gene)..............................................................................
55-61
Manafi MR, Fahrudin A, Bengen DG dan Boer M. Aplikasi Konsep Daya Dukung untuk Pembangunan Berkelanjutan di Pulau Kecil (Studi Kasus Gugus Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi). (The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Development in Small Island (Case Study Kaledupa Islands, Distict Wakatobi» ........................
63-71
Kawaroe M, Prartono T, Sunuddin A, Sari OW dan Augustine D. Laju Pertumbuhan Spesifik Chlorella sp. dan Dunaliella sp. Berdasarkan Perbedaan Nutrien dan Fotoperiode. (Specific Growth Rate of Chlorella sp. and Dunalielfa sp. According to Different Concentration of Nutrient and Photoperiod)..................................................................................
73-77
Berdasarkan Keputusan Direklur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 55/DlKTI/Kep 12005 langgal 17 No vember 2005 tentang Hasil Akreditasl Jurnal IImiah Dlrekloral Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2005. Jumal Ilmu-ilmu Perairan dan Per ikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi,
KONDISI STOK IKAN PERAlRAN PANTAI SELATAN JAWA BARAT (Fish Stock Condition in Southern Coastal Water of West Java)1 Setyo Budi SUSil02 ABSTRAK Stok ikan di suatu rerairan laut selalu dinamis karena jumlah penangJ...apan ikan hl?ruhah seliap la hunnya. Konsekuensinya adalah hahwa dugaan stok ikan di suatu lokasi perairan juga heruhah setiar ta hunnya. tidak terkecuali dl pcrairan pantai sclatan (Pansclal Propinsi Jawa BaraL Kondisi stllk ikan di Pan ,cia Jawa Barat ini helum pemah diteliti kcmhali sejak terpisahnya sehagian wilayah Propinsi Jawa Baml menjadi Propinsi Banten. Penelitian terakhir dilakukan pad a tahun 1999 dimana wilay ah Banlcn masih mcn jadi hagian wilayah Jawa Barat. Penelitian kali ini bcrtujuan unluk mcnduga kemhali kondisi tingkat peman raatan stok ikan dan parameter pertumhuhan stok ikan di rerairan pantai selatan (I'anscla) Jawa Barat pada tahun acuan 2006. Data produksi ikan. data upaya penangkapan. data harga ikan. dan data hiaya per upa) a pc nangkapan sclarna 14 tahun (1993-2006) diamhil dari Dinas l'erikanan I'ropinsi Jawa Bara!. Data uraya re nangkapan distandarisasi menggunakan mdode relative jishin:.; power. Analisis knndisi tingkat pemanfaatan stnk ikan dilakukan menggunakan model kcscimhangan hioekonorni (iordon-Schaefer. Parameter perlumhuh an stok ikan diduga menggunakan metode CYP, metode Uhler. dan metodc Ililhorn dan Walters. Ilasil pcne litian menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan laut di wilayah Panscla (Pantai Selatan) Jawa Baml masih herada pada kondisi kurang tangkap (underJished) dan kurang upaya p.:nangkapan (under e(jorf). Nilai dugaan parameter pertumhuhan slOk ikan di Pansela Jawa Barat adalah r 3.KKK2. K 22 OKO.355 fOn. dan q 7 = 14.1775 x 10Kata Kunci: Pendugaan stok ikan. perairan pantai sci alan. Ja\\a Baml. Model (iordull-S,hael\;r
ABSTRACT Fish stock in marine waters is always dynamic due to Iluctuation in the annual total catch. (·on,e· quently. the estimale numher of fish stock changes yearly, without exception in the southern coastal \\ ater of West Java. Fish stock condition in this region has not been reevaluated since 1999. the time heforc the scrara tion of the provin<.:e into West Java and Banten. This current study was intended to reassess the condition of Iish stock utilization and estimate fish stock growth parameters in the southern coastal water of West Java in 2006. Data of fish produ<.:tion. effort. fish price, and effort cost for 14 years (1993-2006) arc taken from the omce of Fisheries Agency of West Java Province. Effort data are standardized using relafll'c /ishinl!: pmn'/' method. Analysis offish stock condition is <.:arried out using Gordon-Schacfer hiocconomie modeL Fish stock growth parameters are estimated using CYP, Uhler, and Hilhorn and Wallers methods. The re~ults sh(m ed that utilization of marine fish resource in the southern coastal water of West Ja\ a is sull in the (ondition of underfished and under effort. Estimates of t1sh stock growth parameters in this area arc r 3.IlKK2. K = 7 22 01l0.355 lon, and q = 14.1775' 10 Key Words: Fish stock assessment, southern (oastal water, West Java. (iordon-SchaelCr model
berubah atau tidak tetap. Oleh karena itu besar nya stok ikan di suatu perairan juga bersifat di namis. Hal ini juga mengakibatkan dinamika potensi lestari stok ikan (hasil tangkapan yang boleh diambil tanpa merusak kelestarian sum berdaya). Oleh karena itu tidaklah mengheran kan jika beberapa literatur berikut ini, Oahuri (2000), (Oahuri 2002), (Dahuri 2004), Pusat Ri set Perikanan Tangkap-BRKP-OKP (2001), mencatat dugaan potensi lestari sumberdaya i kan laut di Indonesia dengan nilai yang berbe da-beda karena tahun dugaannya juga berbeda. Namun demikian dugaan sementara adalah se dikit di atas 6 juta tonltahun.
PENDAHULUAN Oinamika stok ikan di suatu perairan laut bergantung kepada besarnya hasil tangkapan (yield) setiap tahunnya (Clark 1985; Conrad dan Clark 1989). Pada sisi lain besarnya hasil tangkapan dipengaruhi besamya upaya penang kapan (effort) (Gulland \983). Oi Indonesia ini (bahkan sebenamya juga dimanapun) besamya upaya penangkapan setiap tahun akan selalu I
1
Diterima 13 Mei 2008 i Oisetujui 13 Januan 2009. Bagian Penginderaan Jauh dan Slstem Informasi Geografi Ke lautan. Departemen lImu dan Teknologi Kelautan. Fakultas
Perikanan dan lImu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
39
r
40
Jurnal flmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2009, Jilid 16, A'omor /.. 39-46
Pemanfaatan sumberdaya perikanan laut harus memenuhi persyaratan pemanfaatan sum berdaya alam yang berkelanjutan (sustainable natural resources use), Oari aspek ekologi pe manfaatan ini mensyaratkan terjaminnya keles tarian sumberdaya ikan, Walaupun sumberdaya ikan laut merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) tetapi sumberdaya ikan ini bukan tidak terbatas. Guna menjamin kelestarian sumberdaya maka pemanfaatannya tidak boleh melebihi potensinya (F AO 1996).
Jika volume (biomas) ikan di laut dinota sikan sebagai X, penambahan biomas ikan di notasikan sebagai G dan hasil tangkapan ikan dinotasikan sebagai Y maka pertumbuhan bio mas ikan di laut dapat dirumuskan sebagai ber ikut:
Kondisi stok ikan di perairan pantai sela tan (Pansela) Jawa Barat belum pemah diteliti kembali sejak terpisahnya sebagian wilayah Propinsi Jawa Barat menjadi Propinsi Banten. Penelitian terakhir dilakukan pada tahun 1999 dimana wilayah Banten masih menjadi bagian dari wilayah Jawa Barat.
r adalah tingkat pertumbuhan intrinsik populasi, K adalah daya dukung lingkungan untuk me nampung besarnya biomas ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menduga kondisi tingkat pemanfaatan stok ikan dan para meter pertumbuhan stok ikan di perairan pantai selatan (Pansela) Jawa Barat pada tahun acuan 2006. Beberapa parameter stok ikan yang akan diduga adalah maximum sustainable yield (MSY), maximum economical yield (MEY), dan open access equilibrium yield (OA V), serta upaya penangkapan yang bertepatan dengan MSY, MEY, dan OA Y di atas. Parameter per tumbuhan stok (bioma<;) ikan yang akan diduga nilainya adalah tingkat pertumbuhan intrinsik (r), catchahility atau peluang tertangkapnya i kan (q), dan daya dukung lingkungan (K).
dX =G dt
Penambahan BIOOl8S Akibat Pertumbuhan Popuiasl (G)
y
dt
Konsep Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Laut Secara Lestari
(2)
Oi dalam pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan disyaratkan agar hasil yang ditangkap sarna dengan hasil pertumbuhan, Kondisi ini disebut kondisi keseimbangan (e quilibrium) atau kondisi keberianjutan (sustain able), Kondisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=rX(l
(3)
Untuk memudahkan pengelolaan maka unit biomas (Ji) dapat dirubah menjadi unit u paya penangkapan atau effort (t), Hubungan an tara X dengan / dapat dirumuskan sebagai r = q.A'{(Gulland, 1983), sehingga:
Y = q.'({ = r.¥ ( 1 ; X
K
(1- q;')
(4)
(5)
q adalah peluang tertangkapnya ikan (catch ability). Berdasarkan persamaan (5) diatas persa maan (3) dapat diubah menjadi: Y
= qKf
K
f2
(6)
r
Mengingat q, r, dan K relatif konstan (Clark, 1985), persamaan (6) dapat disederhanakan menjadi:
Y =af +~{2
a Gambar 1.
(I)
d)(
METODOLOGI Pada prinsipnya kelestarian sumberdaya akan terjamin jika jumlah (volume) ikan yang ditangkap sarna dengan jumlah ikan akibat per tumbuhan populasi (Gambar 1). Konsep ini ke mudian berkembang menjadi model pengelola an perikanan tangkap yang disebut sebagai mo del surplus produksi. Oi dalam kajian ini model produksi yang akan digunakan adalah model Schaefer.
y
dan b konstanta (koefisien regresi). MSr dicapai pada saat dYld/= 0 a ivfSY =
2b
..,
!
SusiJo SB, Kondisi Stok lkan Perairan Pantai Selatan Jawa Baral
a
41
2
Keuntungan maksimum (Jrmm ) dapat di
MSY=- capai pad a saat: 4b OJ[
Koefisien regresi a dan b dihitung de of = p (a + 2~f) c ngan meregresikan data Catch Per Unit of Ef fortlCPUE (Y/t) dengan effort (t):
c ap
y
-f = a + b.Ji
af +b(f·)2
Y
p(afoa
+ bJ,,~) = cf~a
c
ap
(12)
bp
sehingga open access equilibrium yield (OAY) adalah:
DAY = ai'll + ~t;'~1
(13)
Parameter pertumbuhan stok ikan seperti
q. r, dan K dapat diduga melalui beberapa meto de diantaranya Metode Uhler (1979):
In( l~:} r
J[ = TR-TC = pY -Li (8)
Tujuan pengelolaan perikanan laut (tang kap) menurut Gordon tersebut haruslah mencari rente yang maksimum lestari atau lestari secara bio-ekonomis atau dikenal juga sebagai maxi mum economical yield (MEY). Model ini ke mudian dikenal sebagai model bioekonomi Gordon-Schaefer. Mode} ini dapat diJiustrasi kan pad a Gambar 2. Pada Gambar 2 dapat dili hat bahwa dengan menggunakan model Gor don-Schaefer ini selain MSY dapat ditentukan pula titik keseimbangan MEY dan titik keseim bangan open access.
(II)
Nilai upaya penangkapan yang bertepat an dengan keseimbangan open access (fou) da pat dicari melalui rumus:
Jika total penerimaan (TR) adalah perka lian hasil produksi (Y) dengan harga jual ikan (P) dan total biaya (TC) perkalian antarajumlah upaya (t) dikalikan biaya per upaya (c) maka rente terse but dapat dirumuskan sebagai:
p(af + bf2) -cf
(9)
(10)
2bp
(7)
Model tersebut memang memiliki kele mahan secara metodologis mengingat bahwa in dependent variable ada di sebelah kanan mau pun kiri pada persamaan 7 di atas. Oleh karena itu seorang ahli bioekonomi (Scot Gordon) me nambahkan muatan ekonomi pada model terse but. Menurutnya pengelolaan sumberdaya ikan harus dapat memberikan manfaat ekonomi (rente) bagi nelayan, Rente tersebut (n) adalah selisih an tara penerimaan dan biaya upaya yang dikeluarkan.
J[
0
;K U,
-qJ;
(14)
U, . j adalah CPUE tahun ke-(t+ 1), U, adalah CPUE tahun ke-t dan fl' adalah upaya penang kapan tahun ke-t.
Metode lain adalah metode Hilborn dan Walters (Adam et al. 2006; Fauzi 1999):
U/+ 1 -1
r __r_U
qK
U,
I
_nl '1.11
(15)
atau metode CYP (Clarke et al. 1992): T' 2r I ( T) 2 - r Inu/+! = - - n qK +--lnU, 2+r 2+r (16)
Ij
-2-(t'+,£IJ +r Rp
.tfanmul1I eroltUl7u('(11 "j:·If')h"~·l.)
'f.
!\.e:-elmh"ngnn opeu
aa,'ss (OAY)
urva TR ~-- KUl'\'a Yield
'1, ":h. "",{'''l:h"",\. l>'b.'l.'b.~~'~'l. If'-~~~~\.'b."" ~:""""""''b.S
(populasi) ikan. Metode-rnetode di atas dapat disederha
nakan menjadi bentuk regresi berganda sebagai:
Y Gambar 2.
Keseimbangan Bioekonomi Gordon Schaefer.
bo + b1X1+ b2 X 2
(17)
bo. b1, dan b2 adalah koefisien regresi yang se
suai dengan persamaan (14-17), Y adalah peu
bah tidak be bas yang sesuai dengan persamaan
42
JurnaI IImlt-jImu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2009. Jilid 16. Nomor /. 39-46
(14-17) dan XI dan X 2 adalah peubah bebas yang sesuai dengan persamaan (14-17).
Model-model di atas pada dasarnya ha nya berlaku untuk perikanan dengan species tunggal, walaupun pada perkembangannya ma sih dapat diterapkan untuk perikanan multispe sies yang mempunyai kesamaan parameter po pulasi dan wilayah penyebaran. Di dalam pene litian ini model tersebut diterapkan untuk per ikanan multispesies di pantai. Jenis ikan yang tertangkap terutama merupakan jenis yang khas pantai sehingga diasumsikan memiliki parame ter populasi yang tidak terlalu berbeda. Bagai manapun juga nilai dugaan yang dihasilkan dari penelitian ini pasti masih mengandung kesalah an sehingga harus dianggap sebagai sebuah ni lai dugaan yang hanya menggambarkan nilai a wal dugaan yang kebenarannya harus melalui proses validasi lebih lanjut. Sayangnya hingga saat ini belum ada sebuah metodepun yang da pat menjamin kebenaran be saran parameter stok ikan di laut, yang dapat digunakan sebagai pem banding di dalam proses validasi model tersebut di atas. Analisis stok perikanan laut memeriukan data produksi ikan, data upaya penangkapan, data harga ikan, dan data biaya per upaya pe nangkapan selama beberapa tahun. Dalam pene litian ini digunakan data deret waktu selama 14 tahun (1993-2006). Data diambil dari Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. Upaya penang kapan ikan yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat tangkap de ngan berbagai jumlah hari melaut yang berbe da-beda dalam satu tahun. Oleh karena itu upa ya tangkap ini harus distandarisasi sehingga di dapatkan jumlah upaya tangkap yang standar setiap tahunnya. Di dalam penelitian ini metode standarisasi upaya penangkapan dilakukan de ngan metode relative fishing power (Sparre dan Venema, 1992). Alat tangkap yang digunakan di dalam penelitian ini dibatasi hanya yang me lakukan penangkapan ikan di perairan pantai se latan (Pansela) Jawa Barat (12 mil dari garis pantai). Berdasarkan data yang tersedia, alat tang kap yang paling merata digunakan di seluruh Pansela Jawa Barat adalah Jaring Insang. Oleh karen a itu alat ini digunakan sebagai alat tang kap standar. Asumsi jumlah had melaut per ta hun yang digunakan berdasarkan data yang ter
sedia adalah Jaring Kantong 200 hari, Purse Seine 200 hart, Jaring lnsang 150 hart, Jaring Angkat 150 hart, Pancing 200 hari, dan Alat Perangkap 200 hari. Satuan upaya penangkapan standar ini adalah alat-hari per tahun. Pada akhimya dari data produksi dan data upaya pe nangkapan diperoJeh data hasil tangkapan per upaya penangkapan atau CPUE (catch per unit effort). CPUE di Pansela Jawa Barat ini meng gunakan satuan kg/alal/hari. Harga ikan di Pan sela secara rata-rata adalah Rp 17 500 000,- per ton dan biaya operasi per alat per hari secara rata-rata adalah Rp 100 000,-.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data produksi, upaya penang kapan, dan CPUE di Pansela Jawa Barat perio de 1993 2006 dapat dilihat pada Tabel 1. Pro duksi ikan laut di wilayah Pansela Jawa Barat dalam kurun waktu tersebut secara rata-rata a dalah II 289.51 ton. Produksi di wilayah ini mengalami kenaikan rata-rata setiap tahun ada lah 2.68 %. Tabel I. Data Produksi lkan Laut di Pansela Ja wa Barat T a h un
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 200 I 2002 2003 2004 2005 2006
Produksi (ton)
8427 10102 11936 10 947 15 190 10 180 12495 6 000 6 756 11271 14 151 14865 11 740 13
Upaya CPUE (alat-han) (kglalatlhan) 1287076 7 2347586 4 459 167 26 I 2 12 143 9 1639937 9 2 20 1 93 I 5 2269859 6 I 656 209 4 I 511 768 4 2 126065 5 1 001 462 14 993 163 15 1 105 158 II 1 I 17 I
Keterangan: data diolah dari data mentah yang diambil dari Dinas Perikanan Propinsi Jawa Bara!
Berdasarkan data pada Tabel 1 hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan (ef fort) dapat ditentukan untuk menghitung MSY, MEY, maupun OA Y. Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3 tersebut terlihat bahwa nilai "a" (intercept) adalah 22.562 dan nilai ''b''
Susila SB, Kandisi Swk IIwn Perairun Puntai Selalan Jawa Bural
(slope) adalah -0.000009. Dengan dcmikian upaya penangkapan optimalnya 1 253 444 alat hari dengan nilai MSY 14 140.107 ton. Artinya produksi yang ada saat ini belum melcbihi
maximum sustainable yield (MSY).
•
y; -9E-06x + 22562 R' = 0.6834
'.
".....•
•
, 00000
. .!
• • •
-~
§ §
§
' .. ~!•• N
~
§ §
§ §
Up.y. Penaogkapan (.. Iat~ari)
•
cpue - - -
Un.ar
Gambar 3. Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan di Pansela Ja wa Barat Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa nilai upaya pcnangkapan yang sccara ekonomis optimal ({'*) tclah dilampaui. Nilaif* di wilayah Pansela Jawa Barat adalah 935 984 alca-hari. Nilai ini menghasilkan MEY (maximum sus tainable economical yield) sebesar 13 233.08 Ion. Nilai upaya pcnangkapan pada keseim bangan open access (f'N}) adalah I 871 968 alal hari dcngan hasil pada titik kcscimbangan open akses sebesar 10 696.96 Ion. Kondisi pemanfaatan slok ikan laut di Pansela Jawa Barat ternyata belum melebihi tingkat kelestarian sumberdaya (MSY). Untuk melihat kondisi ini secara lebih mudah, Tabel 2 berikut ini merupakan resume kondisi stok ikan laut tersebut. Tabel 2 juga mengindikasikan bahwa perikanan di Pansela Jawa Barat terma suk dalam kategori perikanan dengan biaya ren dah (low-cost) dengan j,~<.1 lebih besar dari j'",n (Clark 1985). Tabel2.
laktual
Resume kondisi perikanan laut di Pansela Jawa Barat.
P:~:i
IDlS)
MSY
f*
MEY
laa
OAY
1071820 \3 533 12534441414093598413233187196810697 Keterangan
) ,
f
aktual adalah upaya tang-kap rata-rata 3 tahun ter akhir (a/ai-han). Produksi aktual adalah produksi ikan laut rata·rata 3 lahun tcrakhir (ton). MSY. MEY, OA Y daJam lon, .f-msy. /" ./".w daJam alal
han.
43
Jika diambil rata-rata produksi aktual dan upaya penangkapan actual selama tiga tahun terakhir sebagai acuan kondisi pemanfaatan sumberdaya perikanan saat ini di Pansela Jawa Barat, maka produksi saat ini adalah 13 533 ton dan upaya penangkapannya 1 071 820 alal-ha rio Upaya ini beillm Illcbvati upaya optimalnya secara biologis (t,,,,,) letapi tclah melampaui upaya optimalnya secara ekonomis if*). Oe ngan upaya sebesar itll. agar hasilnya lestari (berkelanjutan \\i1laUpllll bukan yang maksimal) wilayah ini seharusnya Illcnghasilkan ikan seba nyak 138-+3.22 lUll, Ikngan demikian perikan an laul di Pan:-'l.?la Ja\\a l3arat terjadi kurang tangkap (1II1dc'r/i.lhll/) sebesar 310 ton (pro duksi aklual llIasih di bawah produksi lestari pada tingk<:ll upaya aktual). Jika mengacu pada kaidah pengelolaan slll11berdaya ikan yang biasa digunakan olch Departl.?l11l.?ll Kelalltan dan Per ikanan Indonc:,ia (Supardan ('I al. 2006) maka jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan atau IOlal ullmrahle ['all'h (lAC) adalah 80% dari MSY alau II 312 lOll: yang berarti hasil tang kapan klah I11l.?lebihi TAC scbesar 2 221 ton. Kondisi pemanl'aalan sumberdaya ikan di Pansela J,1\\oa Baral secara umulll dapat dikata kan berkelanjulan. Hal ini didasarkan pada ke nyataan balm a hasi I tangkapan aktual belum mclampaui MSY \\alaupun telah melampaui \i1EY. Jumlah upa) a penangkapannya juga ber ada pad a selang antara j* dengan j,;"y. Trajek tori pcmanfaatan :-umbl.?rdaya ikan di Pansela Jawa Baral juga I11cmperlihatkan kondisi yang secara rata-rala dapat d ikatakan sesuai dengan potensi lestarinya. Gambar 4 memperlihatkan trajektori kondisi pemanfaalan stok ikan di Pan sela Jawa Baral pada periode 1993-2006 ditin jau dari perbedaan antara produksi aktual de ngan produksi kstarinya. Sementara itu Gam bar 5 mem perl ihatkan produksi aktual relatif terhadap kurva keleslariannya. Si Iih bergant inya alltara kondis] lebih tangkap dan kondisi kurang tangkap (Gambar 4) atau adanya keseimbangan data produksi ak tllal di --bav,ah-- dan di --atas" kurva produksi lestari (Gambar 5) di \\ilayah ini memberikan indikasi balm a secara umum pemanfaatan sum berdaya ikan di Pansela Jawa Barat masih dapat dikatakan sebagai pemanfaatan sumberdaya i kan yang berkclanjutan. Hal ini berbeda dengan kondisi perikanan peJagik di Pantura Jawa yang dilaporkan oleh Fauzi dan Anna (2002) dimana
44
.furnalllmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, .funi 2009. .fllid 16. Somor I. 39-46
seluruh data memperlihatkan bahwa produksi aktual selalu melebih produksi lestari.
r·····,···
16,000
14,000
12.000· C ~!Q,QOO
!
}'.r¢\\ /1\,•. ' .~.. : ?_.-/. ", V \.:' /" ,: ..... \ ....i '.: ..
",
j/""
6.000.,
...~ '.000
V A.:
~
6,000
•
"
.'"
...
:
.'
.'
2.000
I
.
: \
.--
~f~j~i;~~~~~~~
aya per upaya penangkapan Rp 197418,- (biaya saat ini Rp. 100000,- per alat per hari). Pendugaan parameter pertumbuhan stok ikan dengan menggunakan metode Uhler (per samaan 14), metode Hilborn dan WaIters (per samaan 15) dan metode CYP (persamaan 16) menghasilkan persamaan berturut-turut Y 2.2449 - 9.0838 x 10- 2 XI - 9.0529 x 10'7 Xo de ngan R2 = 0.8371; Y = 4.6315 - 1.4230 ](),I X ) - 19.3020 x 10 7 X2 ; dengan R2 = 0.6834; Y ~ 5.345\ 5.1915 x 10,I X • - 7.2714 x 10'7 Xode ngan R2 0.5448.' .
Tahun
Gambar 4. Perbandingan antara produksi aktual dengan produksi lestari 'fiO()()
.
12000
€
......... . .. ~
14000
..
11JOOO
..
A
::
8000
~
~
b()()()
Q.
.' 'f .,
>1()(lQ
.
.. .
..
..
.
.
Tabel 3. Nilai dugaan parameter pertumbuhan stok ikan di Pansela Jawa Barat
• ~
-!E-ott' .. 0.021'.
•
o i D
!JOQO.OOO
, 000.000
1 :,(){)
anu
lO(XJOOO
Berdasarkan persamaan-persamaan diatas maka dugaan parameter pertumbuhan stok ikan di Pansela Jawa Barat adalah sebagaimana ter tera pada Tabel 3. Pad a Tabel 3 ini dapat dili hat rata-rata nilai dugaan parameter pertumbuh an stok ikan di Pansela Jawa Barat dari tiga metode pendugaan tersebut di atas.
fJOO.OOO
:}
omu.lOO
Metode CYP* Uhler Hilborn &
IJ. {X 1O.7~
r
19.1449
0.tJ329 2.2449 4.tJ315
90529
K {kg~ 35 189700920
27 298 501 16
* Nilai tcrlalu tinggi (\idak digunakan). Gambar 5. Kurva Produksi Lestari Schaefer di Pansela .Jawa Barat.
Pada perikanan laut dengan biaya operasi penangkapan yang rendah (low cost) sebagai mana telah disebutkan di atas, kenaikan kompo nen biaya operasi penangkapan ikan seperti ke naikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebe namya baik untuk menjamin kelestarian sum berdaya ikan. Namun demikian keuntungan ba gi nelayan memang akan sangat terbatas. Kena ikan komponen biaya penangkapan ikan akan menggeser posisi/", pada Gambar 2 ke arah kiri mendekati posisifmsJ" Posisij;)G yang paling baik adalah sedikit di atas fm., untuk menjamin keun tungan nelayan dan sekaJigus ti~ak membaha yakan kelestarian stok ikan. Posisi dimana fm', sarna denganj,)G dapat digunakan sebagai patok an untuk mengatur besarnya biaya per upaya penangkapan (c) yang sesuai. Posisi ini dapat dicapai jika c 0.5. Pada kasus perikanan laut Pansela Jawa Barat ini, posisi fmsy /)a yang berarti juga MSY DAY dapat dicapai jika bi
Nilai dugaan parameter pertumbuhan stok ikan di Pansela Jawa Barat terse but di atas tidak berbeda jauh dengan nilai dugaan parame ter pertumbuhan stok ikan pelagis Pantura Jawa pad a tahun 1994 yang dilaporkan oleh Fauzi dan Anna (2002) dimana nilai dugaan r 1.4316; K 112 116,76 ton; dan q 4.6447 x 10.6 . Khusus untuk ikan Layang (Decapterus sp.) di Laut Jawa, Gunarso dan Wiyono (1994) menduga nilai parameter pertumbuhan stoknya adalah r 0.916 1.344; K 124709.99 180818.78 ton; dan q 3.1 x 10'5 8.4 x 10.5 • Untuk ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Te luk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, Susilo (2002) menemukan nilai dugaan parameter pertum buhan stoknya adalah r = 1.855 ; K = 2035.24 ton; dan q = 1.15 x 10'3. Adam et al. (2006) ju ga melakukan pendugaan parameter pertumbuh an stok Rajungan (Portunus pelagicus) di per airan laut Selat Makassar. Mereka ini mene mukan bahwa untuk perairan pantai, nilai duga annya adalah r = 2.089 ; K 1 166.8 ton; dan q 3.97 10'6; sedangkan untuk perairan Jepas
45
Susilo SR, Kondisi ,','Iok lkcm Perairan Panlai Selalan Jawa Baral
pantainya adalah r q = 1.5 x 10-5 .
1.741; K= 535.04 ton; dan
Pada Tabel 2 terlihat bahwa produksi saat ini (rata-rata 3 tahun terakhir) adalah 13 533 ton dan nilai MSY adalah 14 140 ton. Nilai dugaan parameter dengan menggunakan metode CYP jelas tidak dapat diterima karena nilai dugaan K terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai pro dllksi saat ini mauplln nilai dugaan MSY. Oleh karena itll nilai dugaan parameter pertumbuhan stok ikan di Pansela Jawa Barat hanya akan menggunakan rata-rata dari metode Uhler dan metode Hilborn dan Walters, walaupun dua me tode ini juga mempunyai keterbatasan (Iihat Fauzi, 1999). Berdasarkan kedua metode ini ni lai dugaan parameter pertumbllhan stok ikan di
Pansela Jawa Barat adalah pada kisaran r =
2.2449 4.6315; K 16862209 27298 501
7 ton; dan q = 9.0529 x 10,7 19.3020 x 10. •
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagi
an Metodologi, bahwa metode yang digunakan
di dalam penelitian ini hanyalah salah satu pen
dekatan yang masih mengandung kesalahan, 0 leh karcna itu nilai-nilai dugaan hasil penelitian
ini hanya dapat dianggap sebagai salah satu du
gaan saja yang tidak boleh dianggap mempu
nyai tingkat kebenaran 100%. Walaupun demi
kian nilai-nilai tersebut dapat digunakan seba
gai gambaran awal untuk berbagai kepentingan
yang terkait dengan kondisi stok ikan Pantai
Selatan Jawa Barat.
KESIMPULAN Perikanan laut di wilayah Pansela (Pantai
Selatan) Jawa Barat menunjukkan kondisi yang
kurang tangkap (underfished) dan kurang upaya
penangkapan (under effort), Jumlah upaya pe
nangkapan yang ada saat ini belum melampaui
upaya tangkap yang optimal secara biologis (j~
rnsy) walaupun telah melampalli upaya yang op
timal secara ekonomis (j*). Hasil tangkapan
berdasarkan tingkat upaya yang ada saat ini ma
sih di bawah tingkat kelestarian sumberdaya.
Produksi saat ini adalah 13 533 ton de
ngan upaya penangkapan sebesar 1 071 820
alat-hari. Nilai tersebut belum melebihi MSY
yaitu 14 140 ton dengan upaya (j:rn,\}') sebesar
1 253 444 alat-h(m·. Namun demikian nilai ter
sebut telah melampaui MEY yaitu 13 233 ton
dengan upaya (j'*) sebesar 935 984 alat hari.
Jumlah upaya penangkapan yang dilakukan sa at
ini (j~akt) belum melampalli jllmlah upaya yang optimal secara biologis (f-msy), walaupun telah melampaui upaya yang optimal secara ekono mis (j*). Berdasarkan kurva kelestarian stok ikan, dengan f-akt sebesar 1 071 820 alat-hari maka seharusnya produksi lestarinya adalah 13 843.219 ton. Namun demikian ternyata pro duksi aktllal saat ini hanya mencapai 13 533 ton. Artinya adalah bahwa hasil tangkapan ber dasarkan lIpaya tangkap yang ada saat ini bellim melebihi tingkat kelestarian sllmberdava. Nilai dllgaan parameter pertlll11buhan stok' ikan di PanseJa Jawa Barat adalah pada kisaran r == 2.2449 4.6315; K = 16862209 - 27 298 501 ton; dan q 9.0529 x 10'7 - 19.3020 x 10. 7 .
PUSTAKA Adam l, Jaya. dan Sondita MFA. :2006 Model Bioeko nomi Perairan Pantai (in-shore) dan Lepas Pantai (off-shore) untuk Pengelolaan Perikanan Rajungan (Portunus pe/agicus) di Perairan Selat Makassar. Jurnal IImu-llmu Perairan dan Perikanan Indonesia. VoLXIIl(I):3343. Clark C\~/. 1985. Bionomic Modelling and Fisheries Management. John \\iilc~ and SOIlS- Nev\ York. Clarke RP, Yoshimoto SS. dan Pooley S(i. 1992. A Bioeconomic Analysis of the Western Hawaian Island Lobster Fisheries. Marine Resource Eco nomic, Vol. 7(2): 115 - 140. Conrad JM dan Clark CW. 1989. Natural Resource Eco nomics: Notes and Problems. Cambridge University Press, Cambridge. Dahuri R. 2000. Pendayagunaan Sumber Oaya Kelaut an lJntuk Kesejahteraan Rakyat. Lembaga Infonna si dan Studi Pembangunan Indonesia (LlSPI). Jakarta. Dahuri R. 2002. Membangun Kembali Perekonomian Indonesia Melaui Sektor Perikanan dan Kelautan. Lcmbaga Infonnasi dan Studi Pembangunan Indonesia (LISP!). Jakana. Dahuri R. 2004. Perjuangan Anak Nelayan Memba ngun Kelautan dan Perikanan. Ikning PubIbhing, Jakarta. FAO (Food dan Agriculture Organization. Tht: Lnited Nations). 1996. Integration of Fisheries Into Coastal Area Management. FAO Technical Guidelines for Responsible Fisherit:s. NO.3. Rome. Fam:i A. 1999. An Econometric Analysis of the Surplus Production Model and Its Application for Tropical Fisheries. \\:orking Paper. Institute of Fisheries Anal}sis. Simon Fraser Lniversity. British Columbia, Canada. Fauzi A dan Anna S. 2002. Penilaian Oepresiasi Sum berdaya Perikanan Sebagai Bahan Pertimbangan Penentuan Kebijakan Pembangunan Perikanan. lurnal Pesisir dan Lautan. Vol. 4 (2) : 36 49. Gulland JA. 1983. Fish Stock Assessment: A Manual of Basic Methods. John Wiley and Sons. Singapore.
46
Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2()()9, Jilid 16, IVomor 1. 39-46
Gunarso W dan Wiyono ES. 1994. Studi Tentang Penga ruh Perubahan Pola Musirn dan Teknologi Pe nangkapan Ikan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus sp.) di Perairan Laut Jawa. Buletin ITK "Maritek", Vol. 4 (I): 45 - 92.
Supardan A, Haluan J, ManuwolO, dan Socmokaryo S. 2006. Maximum Sustainable Yield (MSY) dan Aplikasinya pada Kebijakan Pemanfaatan Sum berdaya Ikan di Teluk Lasongko Kabupaten Bu ton. Buletin PSP, Vol. XV (2): 35 - 49.
Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Peri kanan, OKP. 2001. Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia. Kerjasama Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan, OKP dengan Pusal Penelitian dan Pengembangan Osea nologL Lembaga Ilmu Pengetabuan Indonesia, Jakarta.
Susilo SB. 2002. Pendugaan Stok dan Daya Dukung Biornas Ikan Melaui Data Tangkapan Ikan. Jumal I1mu-lImu Perairan dan Perikanan Indonesia. Vol. IX (1): 99 lOS.
Sparre P dan Venema Sc. 1992. Introduction to Tropical Fish Stock Assessment. FAO Fisberies Technical Paper, No. 30611, Rome.
Uhler RS. 1979. Least Squares Regression Estimates of the Schaefer Production Model: Some Monte Carlo Simulation Results. Oepartement of Economic. rhe University of British Columbia. Vancouver.