12 SKP
ANNUAL SCIENTIFIC MEETING (ASM) 2013 “Sinergi Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran Dalam Menyongsong Pelayanan Kesehatan Era Jamkesta dan BPJS” Dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran UGM ke-67 dan HUT RSUP Dr. Sardjito Ke-31
Pokja Manajemen Pendidikan Kedokteran “Tata Kelola Pendidikan Residen dalam Konteks Hubungan Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit Pendidikan” 4 Maret 2013, R. Seminar Ged. Administrasi Pusat RSUP Dr.Sardjito
Pengantar Hubungan FK dan RS Pendidikan Utama dan Jaringan RS Pendidikan Hubungan RS Pendidikan dengan fakultas kedokteran mempunyai berbagai variasi, yaitu : ‐ ‐ ‐
Tipe 1. FK tidak mempunyai RS Pendidikan sendiri. Contoh: Harvard Medical School dan University of Melbourne tidak mempunyai rumahsakit pendidikan sendiri. Tipe 2. FK mempunyai RS sendiri, misal Groningen University Tipe 3. Mempunyai sendiri tapi masih bekerjasama dengan jaringan. Contoh adalah UGM yang saat ini sedang mengembangkan rumahsakit pendidikan sendiri.
Dengan didirikannya RS Pendidikan oleh fakultas kedokteran maka timbul pertanyaan tentang bagaimana implikasinya terhadap bagian‐bagian klinik di fakultas kedokteran. Saat ini yang terjadi adalah, Bagian Klinik Fakultas Kedokteran, misal Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM mempunyai hubungan secara historis dengan SMF Kesehatan Anak RS Dr. Sardjito. Ada kemungkinan Kepala Bagian IKA FK UGM menjadi Kepala SMF RS Sardjito (Lihat Gambar 1).
SMF IKA
RS Sardjito
SMF IKA RS Banyumas
Bagian IKA FK UGM
SMF IKA RS Suradji, Klaten
Gambar 1. Skema hubungan Bagian Klinik dengan SMF RS Pendidikan
Dalam hal ini secara historis Bagian Klinik FK bekerja bersama SMF RS Pendidikan. Situasi ini sudah terjadi bertahun‐tahun. Namun ketika terjadi perkembangan baru, seperti adanya RS Akademik dan kenyataan yang semakin sulit dipungkiri bahwa RS Pendidikan dan FK merupakan dua lembaga yang terpisah, maka perlu pemikiran baru. Salah satu pemikiran baru adalah: Bagian Klinik di FK merupakan gabungan dari berbagai SMF RS pendidikan dan jaringannya (Lihat Gambar 2).
SMF Anak RS X
SMF IKA RS Sardjito
SMF Anak RS Y
SMF IKA
RSA UGM
Bagian IKA FK UGM
SMF IKA RS Banyumas
SMF IKA RS Suradji, Klaten
Gambar 2. Alternatif skema hubungan Bagian Klinik dengan SMF RS RS Pendidikan Model kedua ini menujukkan bahwa anggota Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM dapat terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
SMF Kesehatan Anak RS. Dr. Sardjito. SMF Kesehatan Anak RS Akademik UGM SMF Kesehatan ANak RS Suradji Klaten SMFKesehatan Anak RSD Banyumas dan berbagai RS pendidikan jaringan lainnya
Hubungan ini sangat penting dalam pengembangan RS Pendidikan karena rumahsakit ini yang seharusnya menjadi “wakil” Indonesia dalam kompetisi pelayanan kesehatan internasional. Pengembangan Residen Dalam konteks hubungan RS Pendidikan dengan fakultas kedokteran, status Residen dalam kegiatan di RS Pendidikan belum jelas; apakah sebagai siswa atau pekerja professional. Secara de‐jure, residen adalah bagian dari peserta didik di FK UGM. Sementara itu de‐facto Residen adalah bagian dari SMF di RS Sardjito dan melayani masyarakat. Dalam hal ini belum ada kontrak perorangan antara RS Pendidikan dan residen, menyangkut pelayanan klinik, hukum, dan hak serta kewajibannya. Pengembangan hak dan kewajiban. Tata kelola residen yang belum baik saat ini menyebabkan berbagai efek samping yang berat, antara lain; residen harus membayar dana pendidikan yang dapat besar jumlahnya, hubungan antara residen yunior dan residen senior belum tertata sehingga terjadinya praktek‐praktek bullying (menindas yang lemah) masih ada di berbagai tempat; mutu pelayanan rumahsakit menjadi sulit dikembangkan. Dalam konteks BPJS, residen dibutuhkan untuk mendukung pelayanan sebagaimana para residen di berbagai negara di dunia. Di Amerika Serikat, dana untuk pengembangan residen diambilkan dari jaminan kesehatan. Hal ini menjadi penting, namun sensitive karena akan menyangkut system remunerasi bagi residen. Sebagai tenaga medik
yang memberikan jasa pelayanan kepada pasien, residen berhak mendapatkan insentif. Akan tetapi selama ini belum ada system insentif yang jelas untuk residen. Sebagian dana diberikan kepada SMF atau dokter pendidik klinis senior yang mengawasi. Di masa mendatang diharapkan ada perubahan dimana residen akan mendapatkan pendapatan dari komponen jasa pelayanan yang berasal dari Jamkesmas/BPJS atau masyarakat umum. Pembayaran ini akan diatur alam system remunerasi. Dapat dibayangkan bahwa system baru untuk mebyar residen ini merupakan hal yang kontroversial.
Tujuan Kegiatan: 1. Membahas aspek positif dan negatif dua model hubungan fakultas kedokteran dengan rumahsakit pendidikan 2. Membahas pengamatan situasi pendidikan residen saat ini 3. Membahas jenjang keahlian residen dan remunerasinya. Hasil yang diharapkan: 1. Pemikiran baru mengenai hubungan antara fakultas kedokteran dengan rumahsakit pendidikam 2. Model penjenjangan keahlian residen 3. Draft model remunerasi residen dan sumber pembiayaannya. Peserta yang diharapkan hadir :
Pimpinan fakultas kedokteran Pimpinan RS pendidikan Kepala‐Kepala SMF Kepala PPDS Anggota Bakordik Pemerhati manajemen pendidikan tinggi kedokteran‐kesehatan Residen
Jadual acara: Senin, 4 Maret 2013 Waktu 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00
Kegiatan Registrasi Pembukaan
09.00 – 10.00
Sesi I : Hubungan FK dan RS Pendidikan serta Prof. dr. Laksono Pengelolaan Residen Trisnantoro, M.Sc, Ph.D Pengalaman Observasi di Brown University Prof. dr. Budi Mulyono, Sp.K.K Coffee Break
10.00 – 10.30
Narasumber Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D
10.30 – 11.15
11.15 – 12.30
12.30 – 13.30 13.30 – 14.30
14.30 – 15.00 15.00 – 16.30
Sesi II: Kompetensi Residen dalam Kaitannya dengan hak dan kewajiban Residen Moderator : Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A (K) Sesi III : Pengalaman Pembayaran untuk Residen : ‐ Pembayaran untuk residen dalam berbagai program inovasi FK UGM di Aceh dan NTT Pembicara: dr. Hasta Yoga SpJ dan dr. Rukmono SpOG dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ‐ Pembayaran untuk residen di RS Karyadi Semarang Pembicara: Direktur RS Kariadi Semarang Moderator : Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A (K) Lunch Break Diskusi kelompok: Remunerasi untuk residen, dana Jamkesmas/BPJS, dan hubungannya dengan SMF . Topik: ‐ Bagaimana status, tugas dan tanggung jawab residen serta hubungannya dengan pembagian jasa pelayanan untuk residen. Hal ini menjadi kunci untuk peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan rumahsakit pendidikan. Diharapkan diskusi kelompok dapat mengusulkan draft system remunerasi residen yang terkait dengan jasa untuk anggota SMF lain dan keperluan SMF. ‐ Clinical Appointment, Privilege, dan Credential untuk residen Sebagai tenaga pelayanan di rumahsakit pendidikan, penanganan residen sebaiknya sama dengan dokter spesialis dimana ada proses credentialing, pemberikan clinical priviledge dan appointment. Diskusi kelompok diharapkan dapat mengembangkan isu ini sehingga menjadi draft untuk pengembangan lebih lanjut. Coffee Break Pleno Penutup : Berbagai scenario yang mungkin terjadi di masa mendatang dalam pengelolaan residen di Indonesia Pengembangan Lebih Lanjut
Dr. dr. P. Sudiharto, Sp.BS
Fasilitator : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D
Pendaftaran: Diharapkan peserta dapat mendaftarkan secara kelompok yang merupakan gabungan antara staf fakultas kedokteran dan rumahsakit pendidikan. Biaya pendaftaran adalah: 1 orang Rp 250.000,‐
2 orang Rp 400.000,‐ 3 orang Rp 500.000,‐ 4 orang Rp 600.000,‐ Fasilitas : Konsumsi selama meeting dan sertifikat ber‐SKP IDI INFO dan PENDAFTARAN :
Hendriana Anggi Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Gedung IKM (sayap utara) Lt. 2 Fakultas Kedokteran UGM Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp
: 0274 – 549425, HP
: 081227938882, Email :
[email protected]