HUBUNGAN INFORMASI DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG HYPNOBIRTHING DI PUSKESMAS KRUENG MANE KABUPATEN ACEH UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
YUSNIAR NIM 10010109
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDY DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
ABSTRAK Nama : Yusniar Nim : 10010109 xii + 44 halaman + 6 Tabel, 11 Lampiran Latar Belakang : Persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Hampir semua wanita hamil mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun setelah persalinan. Untuk mengatasi kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan tersebut maka dapat dilakukannya teknik Hypno-birthing. Berdasarkan pendataan awal yang dilakukan di Puskesmas Muara Krueng Mane, di kecamatan Muara Batu, Dari 10 orang bidan yang di observasi, 7 bidan tidak terlalu memahami tentang hypno-birthing dan 3 diantaranya mengetahui dengan jelas. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan informasi dan pendidikan dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013. Metodelogi Penelitian : Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi seluruh bidan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara. Jumlah sampel 30 orang, pengambilan sampel dengan metode total sampling. Teknik pengumpulan data membagikan kuesioner dengan uji chi-square (α = 0,05). Hasil penelitian : Mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang hypno-birthing yaitu sebanyak 25 orang (83,3%). Mayoritas responden memiliki pendidikan D-I yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 21 orang (70 %). Ada hubungan informasi dengan pengetahuan bidan tentang Hypno-birthing, dengan p-value 0,013 ( p ≤ 0,05). Dan ada Hubungan juga pendidikan dengan pengetahuan bidan tentang Hypno-birthing dengan p-value 0,019 (p ≤ 0,05). Kesimpulan : ada hubungan informasi dengan pengetahuan bidan tentang Hypnobirthing dan ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan bidan tentang Hypnobirthing. Saran : Diharapkan pada Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara untuk memberikan dukungan dan pengarahan kepada bidan untuk lebih mempelajari tentang Hipnobirthing, dan kepada bidan diharapkan untuk dapat tetap mempertahankan pengetahuan tentang Hypno-birthing, selain itu kepada bidan juga diharapkan untuk mempraktekkan/mengaplikasikan pengetahuan tentang Hypno-birthing kepada ibu bersalin., serta kepada peneliti untuk menambah wawasan dan dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai Hipnobirthing. . Kata Kunci : Hypno-birthing, Pengetahuan, Informasi, Pendidikan Sumber : 15 buku (2000-2012) + 2 internet
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Informasi Dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-Birthing Di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.” Adapun tujuan penulisan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program studi Diploma III Kebidanan. Dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat : 1.
Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia.
2.
Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’budiyah Banda Aceh.
3.
Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah Banda Aceh dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan baik.
4.
Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tiada hentinya memberikan dorongan dan semangat baik secara materi maupun dengan cara mendo’akan peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
5.
Kepada Suami tercinta dan Ananda tersayang yang tiada hentinya memberikan dorongan dan semangat baik secara materi maupun dengan cara mendo’akan peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
6.
Kepada sahabat serta kepada teman-teman sejawat dan seangkatan di jurusan Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh yang telah banyak membantu dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, maupun isinya. Oleh sebab itu peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak yang dapat membantu dalam pembuatan penulisan pada penelitian selanjutnya. Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendak-Nya..
Banda Aceh, 25 Oktober 2013 Tertanda
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
i ii iii iv vi viii ix x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah......................................................................... C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 1. Tujuan Umum ........................................................................ 2. Tujuan Khusus ....................................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 1. Bagi Penulis ........................................................................... 2. Bagi Responden ..................................................................... 3. Bagi Lahan Penelitian ............................................................ 4. Bagi Institusi ..........................................................................
1 1 5 5 5 5 6 6 6 6 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... A. Hypno-Birthing............................................................................. 1. Pengertian ............................................................................... 2. Langkah-Langkah Melakukan Hypno-Birthing ....................... 3. Manfaat Hypno-Birthing ........................................................ B. Pengetahuan ................................................................................. 1. Pengertian ............................................................................... 2. Cara Memperoleh Pengetahuan .............................................. 3. Tingkat Pengetahuan ............................................................... 4. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan .................
7 7 9 10 13 17 17 18 19 20
BAB III KERANGKA ........................................................................... A. Kerangka Konsep ......................................................................... B. Definisi Penelitian ........................................................................ C. Hipotesa ......................................................................................
29 29 30 31
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ A. Jenis Penelitian ............................................................................. B. Populasi Dan Sampel ....................................................................
32 32 32
1. Populasi .................................................................................. 2. Sampel .................................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 1. Tempat Penelitian ................................................................... 2. Waktu Penelitian ..................................................................... Instrumen Penelitian ..................................................................... Pengumpulan Data ....................................................................... 1. Data Primer ............................................................................ 2. Data Sekunder ........................................................................ Pengolahan Data .......................................................................... Analisis Data ............................................................................... 1. Analisa Univariat ................................................................... 2. Analisa Bivariat .....................................................................
32 32 32 32 32 33 33 33 33 33 34 34 36
BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. B. Hasil Penelitian ............................................................................ C. Pembahasan ..................................................................................
37 37 37 40
BAB VI PENUTUP ............................................................................... A. Kesimpulan .................................................................................. B. Saran ............................................................................................
43 43 44
C.
D. E.
F. G.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................
30
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Informasi Responden Tentang Pengeta huan Bidan Tentang Hipnobirthing Di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara ....................................................................
38
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Tentang Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing Di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara ..............................................................................
38
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Hipnobirthing Di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara .................................
39
Tabel 5.4 Distribusi Hubungan Informasi dengan pengetahuan bidan tentang Hipnobirthing Di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara .......................................................................................
39
Tabel 5.5 Distribusi Hubungan Pendidikan dengan pengetahuan bidan tentang Hipnobirthing Di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara ..............................................................................
40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................
29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Kuesioner Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Awal Lampiran 5 Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Balasan Surat Izin Penelitian Lampiran 8 Master Tabel Lampiran 9 Lembaran SPSS Lampiran 10 Lembaran Konsultasi Lampiran 11 Lembar Hadir Sidang Lampiran 12 Biodata
PENDAHULUAN BAB I
A. Latar Belakang Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari dalam tubuh ibu (Harianto, 2010). Persalinan
pada
manusia
setiap
saat
terancam
penyulit
yang
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba, 2009). Hampir semua wanita hamil mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun setelah persalinan. Kecemasan yang dirasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh dengan sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila dijahit, bahkan lebih ekstrim lagi mereka takut terjadi komplikasi pada saat terjadi persalinan sehingga dapat menimbulkan kematian (Aprillia, 2010). Untuk mencegah komplikasi persalinan, maka dapat dicegah dengan teknik relaksasi yang dikenal dengan istilah hypno-birthing. Hypno-birthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami. Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernafasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorphin dari dalam tubuh (Kuswandi, 2003).
Menurut
American
Pregnancy
Assiciation,
hypno-birthing
dapat
digunakan selama kehamilan untuk mempersiapkan seorang ibu dalam menghadapi persalinannya, hypno-birthing ini adalah untuk mencoba mengatasi sejumlah isu mulai dari ketakutan dan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, untuk kemungkinan mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
selama
persalinan
dengan
cara
menggunakan
metode
hypnosis.
Hypnosis dalam proses melahirkan pertama kali diteliti oleh Dr Grantly DickRead pada tahun 1940. Untuk mengetahui penggunaan hypnosis dalam membantu para wanita pada saat menghadapi tahapan persalinan dan melahirkan bayi yang sebenarnya dia menemukan kenyataan bahwa ibu yang terlatih hypnobirthing menyatakan
nyaman,
tenang
dan
lancar
saat
melahirkan.
(http://www.bidankita.com/hypnobirthing-persalinan-lancar-dan-nyaman/). Menurut survey, hypno-birthing yang dilakukan oleh Shawn Gallagher, B.A, R.M, C.Ht dalam Retrospective Survey Of Birth Outcome Using Prenatal Self-Hypnosis,
Retrospective Survey 2001
menunjukkan rata-rata lama
melahirkan bayi dalam persalinan pada umumnya adalah 12 jam sedangkan para ibu hypnobirthing melahirkan bayinya rata-rata 4,5 jam. Menurut statistik hypnobirthing, hanya 16% para ibu hypno-birthing melahirkan bayi secara Caesar. Dibeberapa Negara seperti Amerika Serikat dikembangkan metode non farmakologis
untuk
menghadapi
persalinan yaitu
metode
hypno-birthing.
Hypno-birthing atau disebut juga dengan hypno-theraphy, hypno-babies, atau hypno-birthing (http://nathaliainstitute.com/hypnobirthing/)
Menurut Suririnah (2009), teknik relaksasi otot, pernapasan dan pikiran yang membantu ibu hamil akan mencapai keadaan diri yang tenang, rileks, dan member perasaan positif dan terkontrol terhadap tubuh hingga proses persalinannya. Hypnosis yang digunakan adalah metode penanaman sugesti dengan kata-kata atau visualisai (membayangkan) yang indah dan menyenangkan saat otak telah berada dalam kondisi rileks sehingga dapat mengatasi dan melupakan rasa sakit. Metode ini merupakan metode alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa takut, panik, tegang dan tekanan-tekanan lainnya yang menghantui ibu selama persalinan. Menurut Myers S (2005), dalam Journal Of Counseling And Clinical Psychology, sebuah penelitian di Inggris mengenai hypno-birthing dilakukan pada dua kelompok ibu hamil. Kelompok pertama diberikan latihan pernafasan dan relaksasi, kelompok kedua diberi metode hypnobirthing dan hasilnya kelompok kedua lebih bisa mengatasi nyeri, dan terlihat tenang ketika persalinan dan bayi yang dilahirkan memilki apgar score tinggi dan juga mengurangi terjadinya depresi pada masa postpartum. Di Indonesia, program hypno-birthing dikembangkan oleh ibu Lanny Kuswandi, seorang perawat dan bidan yang juga clinical hypno-therapist sejak tahun 2002, sekaligus merupakan pakar hypno-birthing di Indonesia bersama Tb. Erwin Kusuma seorang psikiater anak dan pakar medical hypnotherapy, yang mempunyai visi“ Let’s change the next geeration, started from the pregnant women”. Saat
ini Indonesia, Menurut
Lanny Kuswandi sudah mulai
mengembangkan dan memperkenalkan ilmu hipnosestri kepada para bidan dan
dokter
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Banyak sekali manfaat yang
mereka dapatkan setelah mengikuti pelatihan ini, baik bagi klien, diri sendiri, maupun keluarga (Aprillia, 2010). Bidan mempunyai peranan penting dalam memberikan bimbingan, asuhan, dan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai persalinan, nifas, dan menolong persalinan, nifas, dan menolong persalinan dengan tanggung jawab sendiri, serta memberikan asuhan pada bayi yang baru lahir (Danim, 2003). Menurut Notoatdmodjo (2007), pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, media massa, sumber informasi, sosial budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Puskesmas Muara Batu, dikecamatan Muara Batu terdapat 14 desa yang menjadi ruang lingkup Puskesmas Muara Batu adalah 3 desa yaitu reuleut, cot usi, dan bungkaih, dan memiliki 6 BPS, 2 BPS di bungkaih, 1 di cot usi, dan 3 di reuleut. Dari 10 orang bidan yang di observasi 7 bidan tidak terlalu memahami tentang hypno-birthing dan 3 diantaranya mengetahui dengan jelas.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Bagaimanakah Hubungan Informasi Dan Pendidikan Bidan Dengan Pengetahuan hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013 ?
C. Tujuan Peneletian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan informasi dan pendidikan dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.
2.
Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara informasi dengan pengetahuan bidan tentang hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara. b. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan bidan tentang hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.
D. Manfaat Peneletian 1.
Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan terutama mata kuliah metodelogi penelitian.
2.
Bagi Responden Penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi untuk para bidan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara tentang hypno-birthing.
3.
Bagi Lahan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi petugas dan masyarakat umum. Khususnya bagi para bidan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara agar dapat menambah wawasan pengetahuan dan informasi tentang hypno-birthing.
4.
Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberi manfaat dan menambah perbendaharaan bacaan bahan bagi mahasiswi Akademik Kebidanan U’Budiyah untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hypno-Birthing 1.
Pengertian Hypno-Birthing berasal dari kata “hypnosis” dan “birthing”. Hypnosis yang berasal dari kata hypnos (bahasa Yunani) adalah nama dewa tidur. Arti tidur disini adalah pikiran yang tenang. Sedangkan birthing (bahasa Inggris) berarti proses persalinan. Hypno-Birthing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami menanamkan niat positif / sugesti ke jiwa / pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat menikmati indahnya masa kehamilan dan lancarnya proses persalinan (Kuswandi, 2011). Proses persalinan hypno-birthing adalah sebuah cara persalinan normal dengan cara menghipnotis ibu agar tetap rileks dan nyaman. Seseorang dalam kondisi dihipnotis tentu akan tampak seperti orang yang sedang tidur, tetapi tetap mendengar, sehingga seeseorang yang menjalani proses persalinan hypno-birthing seluruh otot tubuhnya menjadi rileks dan pembukaan mulut rahimnya menjadi lancar. Pada saat pembukaan lengkap, ibu dianjurkan untuk membuka matanya dan mengejan (Melinda, 2008). Hypno-birthing adalah salah metode melahirkan yang bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri pada waktu mau melahirkan.
Beberapa rumah sakit ternama sudah melengkapi dengan melahirkan metode hypno-birthing ini. Hypno-birthing merupakan teknik melahirkan yang alami dengan cara relaksasi secara mendalam, mengatur pola nafas dengan pelan serta cara untuk melepaskan endorfin dari dalam badan (Al mgribi, 2013). Melakukan latihan hypno-birthing sedari awal kehamilan juga sangat bisa membantu, bahkan sebelum hamil bisa juga melakukan latihannya. Jika secara medis sang ibu memang tidak bisa melahirkan normal dan harus dilakukan caesar maka latihan hypno-birthing yang dilakukan tetap dapat memberi manfaat. Sang ibu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan kesiapan diri yang lebih baik daripada yang tidak melakukan hypno-birthing. Selain itu hypno-birthing mampu melancarkan air susu ibu (ASI) bagi ibu setelah melahirkan, menjaga agar tidak mengalami baby blue, memiliki bayi yang sehat secara fisik dan jiwa, mengontrol emosi agar terhindar dari stres, serta menjaga diri dari ketakutan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari depresi. Semua itu didasari dengan pengendalian pikiran negatif yang dapat membuat tubuh menjadi sakit serta lebih mengembangkan pikiran yang positif akan berdampak positif bagi tubuh (Aprillia, 2010). Metode hypno-birthing didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjalani proses melahirkan secara alami, tenang, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Program ini mengajarkan ibu hamil untuk menyatu dengan gerak dan ritme tubuh yang alami saat menjalani proses melahirkan, membiarkan tubuh dan pikiran untuk bekerja, serta
meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi sebagaimana seharusnya sehingga rasa sakit menghilang (Kuswandi, 2011). Metode hypno-birthing tidak memiliki kontraindikasi sehingga dapat dilakukan oleh siapapun. Untuk mengikuti program yang diajarkan Lanny, ada empat langkah yang harus dijalankan. Pertama, kepala dimiringkan di atas bahu kanan kemudian diputar sampai di atas bahu kiri, kembali ke bahu kanan sampai delapan kali hitungan. Setelah itu jari kanan di atas bahu diputar ke belakang sebanyak delapan kali. Lalu tangan tetap di atas bahu diputar ke depan sebanyak delapan kali pula (Melinda, 2008). Teknik hypno-birthing sangatlah sederhana dan mudah. Kunci untuk mencapai keberhasilan dari metode ini adalah praktik, baik di kelas antenatal maupun di rumah, agar teknik-teknik dalam hypno-birthing dapat menjadi kebiasaan bagi calon ibu untuk mencapai dan menciptakan kondisi relaksasi selama kehamilan dan menghadapi persalinan. Untuk mencapai keberhasilan yang lebih optimal, dalam mempraktikkan metode ini, calon ibu memerlukan pendamping atau seseorang yang mampu membimbingnya untuk selalu berlatih (Aprillia, 2010).
2.
Langkah-Langkah Melakukan Hypnobirthing Hypno-birthing adalah relaksasi dengan menambahkan sugesti melalui usapan. Tangan menjadi sarana untuk mengusap daerah bawah payudara hingga perut. Sebenarnya cara ini telah dilakukan secara natural oleh ibu-ibu hamil saat janinnya meronta dalam kandungan. Ketika itu ibu akan mengusap
perut sambil membisikkan kata-kata lembut yang menangkan (Kuswandi, 2003). Saat ibu hamil beristirahat dalam keadaan duduk atau berbaring rileks, otot-otot dinding perut dan rahim juga dalam keadaan rileks. Ini akan meningkatkan aliran darah ke rahim, jumlah oksigen, serta zat gizi yang dibutuhkan janin. Selain itu, kedua posisi ini akan memberikan janin lebih banyak ruang gerak. Umumnya janin akan mengetahui hal ini dan menyukainya (Aprillia, 2010). Menurut Kuswandi (2011), ada empat cara untuk melakukan metode hypno-birthing ini, yaitu : a. Relaksasi Otot Otot adalah bagian yang paling luas di tubuh manusia dan banyak digunakan untuk beraktivitas. Cara melakukan relaksasi otot adalah, berbaring santai, lengan di samping kanan dan kiri, telapak kanan menghadap ke atas. Lalu tegangkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat. Dahi dikerutkan, lidah ditarik ke arah langitlangit. b. Relaksasi Wajah Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat penting karena akan membuat bagian tubuh yang lain lebih mudah mengikuti. Setelah menguasai seni relaksasi wajah, rahang akan benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Biarkan kedua kelopak mata pelan-pelan menutup,
pusatkan perhatian pada otot-otot didalam dan disekitar mata dengan membiarkan rahang bagian bawah sedikit rileks.
c. Relaksasi Pernapasan Perhatikan nafas yang keluar dan masuk lewat hidung. Nafas yang rileks adalah nafas perut yang lambat dan teratur. Perlahan-lahan hirup nafas yang dalam lewat hidung, hitung 10 kali hitungan. Selanjutnya, hembuskan lewat hidup secara perlahan sambil diniatkan :”Setiap hembusan nafas membuat diri saya semakin tenang”.
d. Relaksasi Pikiran Karena getaran pikiran sangat ringan, pikiran perlu dilatih agar dapat mencapai ketenangan. Maka langkah ini diwakili oleh indra mata. Setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil memandang satu titik tepat di atas mata, makin lama, kelopak mata makin rileks, berkedip, dan hitungan kelima mata akan menutup. Jika ada pikiran yang datang, sementara biarkan saja, tetap pusatkan perhatian pada satu titik yang di atas. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan, dan pikiran) dan raga istirahat, masukkan program positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang (Feminia, 2009).
Kedahsyatan alam bawah sadar saat relaksasi bisa membuat ibu berkomunikasi atau berbicara dengan janin yang dikandungnya, hal ini akan terjalin kasih saying antara ibu dan janin. Dan manusia bisa mengkoordinasi fungsi mind body soul (pikaran tubuh dan jiwa) secara harmonis sehingga didapatkan perasaan bahagia dalam proses kehamilan persalinan dan pasca melahirkan (Women, 2010). Hypno-birthing bekerja berdasarkan kekuatan sugesti. Proses ini menggunakan afirmasi positif, sugesti dan visualisasi untuk menenangkan tubuh, memadukan pikiran, serta mengendalikan nafas klien,. Klien ibu hamil dapat melakukan proses ini sendiri (self hypnosis) atau dengan bantuan pendamping persalinan/bidan. Prosesnya bisa dilakukan dengan memberikan afirmasi verbal yang membantu klien memasuki kondisi dengan tenang (calm state) dari hypnosis, melalui visualisasi (misalnya membayangkan bunga yang bermekaran, melihat pelangi, melihat apa yang akan terjadi kepada seseorang, dan lain-lain), atau menggunakan gerakan idiomotor untuk mencapai relaksasi (Aprillia, 2010).
3.
Manfaat Hypno-Birthing Manfaat dari hypno-birthing dalam ilmu kebidanan ini dikemukakan oleh Aprilia (2010), yaitu : a.
Untuk Ibu 1.
Merupakan dasar dari Pain Management dan tidak memiliki potensi efek samping terhadap bayi kita.
2.
Mampu menghadirkan rasa nyaman, relaks, dan aman menjelang kelahiran.
3.
Hypno-birthing membuat ibu rileks lebih dalam sehingga semua stres serta ketakutan & kekhawatiran menjelang kelahiran yang dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit saat bersalin dapat tereliminasi.
4.
Membuat ibu mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi uterus.
5.
Membuat ibu bersalin tetap pada kondisi terjaga dan sadar.
6.
Dengan metode hypno-birthing, maka dapat mempercepat Kala I Persalinan (± 3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara).
7.
Mengurangi resiko terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada post partum.
8.
Membuat ibu lebih rileks sehingga dapat menghemat energinya pada saat bersalin jadi dapat mencegah kelelahan saat persalinan.
9.
Tidak memerlukan pelatihan yang lama atau suatu ritual khusus untuk dapat sukses mempraktekkan hypno-birthing.
10. Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. 11. Persiapan hypno-birthing bermanfaat bagi semua keluarga, termasuk mereka yang karena memang mengalami suatu keadaan khusus, berada dalam kategori resiko tinggi jika persalinan mereka berlangsung tidak seperti yang diharapkan.
12. Hypno-birthing membuat orangtua menjadi lebih rileks, tenang (Suasana hati yang tenang dan damai dapat membuat pemulihan ibu menjadi lebih mudah dan mengurangi komplikasi). 13. Membantu menjaga suplai O2 kepada bayi selama proses persalinan mampu mengurangi resiko komplikasi kehamilan dan persalinan terutama mampu mengurangi intervensi farmakologi selama proses kehamilan, persalinan dan nifas, mencegah post partum blues dan depresi post natal. 14. Mampu mengurangi keluhan-keluhan saat masa kehamilan seperti hyperemesis gravidarum, mampu melancarkan & meningkatkan produksi ASI. 15. Bahkan dalam hypno-birthing klien di ajarkan untuk berkomunikasi dengan janin sehingga kelainan posisi janin (sungsang, lintang), lilitan tali pusat, bahkan plasenta letak rendah pun dapat dikoreksi, mencegah terjadinya robekan/ruptur jalan lahir serta kemungkinan episiotomy.
b. Bagi janin dalam kandungan 1.
Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh Janin yang merupakan dasar dari perkembangan jiwa (SQ).
2.
Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta.
3.
Meningkatkan IQ, EQ dan SQ anak kita Mengurangi resiko birth trauma yang dapat mempengaruhi mental dan psikologis anak dimasa yang akan datang.
c.
Bagi suami/pendamping persalinan 1.
Dengan belajar hypno-birthing, suami/pendamping persalinan menjadi lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan.
2.
Emosi suami akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan dan ikatan batin antara istri suami serta bayi yang dikandung.
d. Bagi bidan/dokter 1.
Dapat lebih fokus dan tenang dalam menghadapi ibu bersalin yang emosinya labil.
2.
Emosi bidan/dokter menjadi lebih stabil dalam kehidupan seharihari.
3.
Air positif dan tenang yang dimiliki oleh bidan/dokter sangat mempengaruhi aura ibu bersalin dan orang-orang disekitarnya. Menurut Kuswandi (2011), manfaat dari hypno-birthing, yaitu :
a.
Selama Kehamilan 1.
Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa sakit saat melahirkan tenpa efek samping terhadap janin.
2.
Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing di trimester pertama.
3.
Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat, bahkan bisa memperbaiki janin yang letaknya sungsang menjadi normal.
4.
Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai selama kehamilannya.
b. Menjelang Persalinan 1.
Melatih relaksasi untuk mengurangi kecemasan serta ketakutan menjelang persalinan.
2.
Mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi rahim.
3.
Meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh untuk mengurangi, bahkan menghilangkan rasa nyeri pada saat kontraksi.
c.
Saat Persalinan 1.
Memperlancar persalinan (kala 1 dan kala 2 lebih lancar).
2.
Mengurangi resiko terjadinya komplikasi dan perdarahan.
3.
Membantu menjaga suplai oksigen pada bayi.
d. Setelah Persalinan 1.
Meningkatkan ikatan batin bayi dengan ayah dan ibunya.
2.
Memperlancar produksi ASI.
3.
Mempercepat pemulihan pada masa nifas.
B. Pengetahuan 1.
Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba,. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang, pengetahuan juga membentuk kepercayaan seseorang serta sikap terhadap suatu hal. Perilaku yang didasari pengetahuan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2005) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan suatu ilmu. Pengetahuan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan keyakinan seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara berfikir seseorang,
meliputi kemampuan untuk mengerti faktor-faktor
yang
berpengaruh dalam kondisi sakit dan praktek kesehatan personal. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan semakin besar pula keinginannya untuk fasilitas kesehatan. (Potter dan Perry, 2005) 2.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran, yaitu : 1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a.
Cara Coba-Coba Salah (Trial dan Error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan
menggunakan kemungkinaan yang lain sampai masalah dapat dipecahkan. b.
Cara Kekuasaan Atau Otoriter Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan masa lalu.
c.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.
d.
Melalui Jalan Pikiran Dalam
memperoleh
kebenaran
pengetahuan
manusia
telah
menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi yaitu pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum maupun deduksi yaitu pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum kepada yang khusus.
2)
Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
3.
Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1.
Tahu (know) Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.
2.
Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas
3.
Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4.
Analisis (analysis) Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
5.
Sinteris (synteris)
Sinteris
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
4.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
2) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan Masyarakat (Mubarak, 2007) Berarti
bimbingan
yang
diberikan
seseorang
terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi (Hendra, 2008). Program pendidikan D1 ini
hanya menempuh kira-kira 2
semester dengan SKS sejumlah 40 – 44 SKS. Pada umumnya mata kuliah dalam program D1 ini masih bersifat umum (Enggar, 2011). Tujuan Pendidikan Program Khusus dan Pendidikan Program Umum Diploma III Kebidanan yaitu menghasilkan Tenaga Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga profesioanal yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, berperikal, berperirasa, berperilaku, kreatif, dinamis inovatif, memiliki integritas dan
kepribadian tinggi, terbuka dan tanggap terhadap pembaharuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), serta tanggap terhadap seni dan berbagai masalah di masyarakat khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan ibu dan anak. Ada sebagian kecil persepsi menyatakan bahwa DIV Bidan Pendidik itu lulusannya harus menjadi
seorang
tenaga
Dosen
dan
diberikan
kenaikan
pangkat penyesuaian ijazahnya apabila Bidan tersebut bekerja sebagai tenaga dosen di perguruan tinggi, pernyataan tersebut sangat kurang tepat, seandainya alasan Pemerintah mendirikan Program Studi DIV Bidan Pendidik adalah bahwa semua lulusan diwajibkan untuk jadi tenaga pengajar, bisa jadi dosennya lebih banyak dari mahasiswanya karena semua Program DIV Kebidanan di Indonesia saat ini masih Program DIV Bidan Pendidik, tapi sebenarnya bukan itu alasan pemerintah. Lulusan DIV Pendidik ini diharapkan menjadi seorang tenaga pendidik yang berkompeten baik formal maupun non formal, serta berkontribusi dalam upaya peningkatan pembangunan kesehatan diantaranya mampu menerapkan komunikasi, informasi dan edukasi serta melakukan
bimbingan,
pembinaan,
penyuluhan
kesehatan
yang
professional di masyarakat dll, demi terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal dan tercapainya program pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan menuju Indonesia Sehat dan Sejahtera (Themas, 2012).
3) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Menurut Terry (2005) mengemukakan bahwa minat adalah keinginan
yang
terdapat
pada
diri
seseorang
individu
yang
merangsangnya untuk melakukan suatu tindakan. Minat itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif atau dinamis, minat tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi pasif atau statis, minat akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan
4) Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di lingkungan yang berpikiran sempit.
5) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
6) Informasi Informasi merupakan sebuah pesan dari pengirim kepada penerima, informasi ini sangat diperlukan dalam rangka menciptakan pemikiran, hal yang baru, ide, kreatifitas dan isu yang terbaru dalam hal dunia. Bila seseorang kurang memiliki informasi yang baru maka orang tersebut akan mengalami keterbelakangan dalam kehidupanya. Dan kemajuan yang dimiliki akan tidak tumbuh dengan baik. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru, informasi
baru yang di dapat
merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2011) Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap
pembentukan
opini
dan
kepercayaan
orang.
Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah, tetapi jika ia mendapatkan
informasi
yang
baik
dari
berbagai
media
dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang (Hidayat, 2007) Informasi
akan
memberikan
pengaruh pada
pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan
seseorang.
Media
elektronik
adalah
media
yang
menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital (Rayes, 2012).
Media Cetak dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan, bahan baku dasarnya maupun sarana penuampaian pesannya menggunakan kertas. Media cetak menggunakan dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar, dan foto. Media cetak dalam penyampaian beritanya hanya menggunakan suara yang sering pula disertai dengan gambar dan petunjuk terjadinya suatu musibah, seperti halnya pada : a.
Surat kabar adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian yang dicetak, tapi, tidak dijilid.
b.
Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, dan iklan yang dicetak dalam lembaran kertas dan dijilid dalan bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali, dan bahkan sebulan sekali (Rayes, 2012).
c.
Pengalaman Kerja Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman
itu
suatu
cara
untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan, mengartikan pengalaman sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta ketrampilan seseorang dalam pekerjaannya yang didapatkan dari pendidikan formal maupun nonformal, sebagai proses yang membawa seseorang kepada pola tingkah laku yang lebih tinggi.
7) Kebudayaan Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini disusun berdasarkan teori tentang informasi menurut Notoadmotdjo (2007), pendidikan menurut Nursalam (2005), pengetahuan menurut Nursalam (2003), serta hypno-birthing menurut Lanny Kuswandi (2011). untuk lebih jelas dapat dilihat pada kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen
.
Variabel Dependen
Informasi Pengetahuan Hypnobirthing Pendidikan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Definisi Penelitian Tabel 3.1 Difenisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Segala sesuatu yang diketahui oleh bidan tentang hypnobirthing.
Penyebaran kuisioner
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Dependen (Terikat)
1
Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-birthing
kuisioner - Tinggi Ordinal bila jawaban benar 76 – 100%
- Sedang bila jawaban benar 56 – 75% - Rendah bila jawaban < 56% Independen (Bebas)
1
Informasi
Segala sesuatu yang dapatkan oleh bidan tentang hypnobirthing dari segala media.
Penyebaran kuisioner
kuisioner - Pernah bila
- Tidak Pernah bila
Ordinal
2
Pendidikan
Jenjang pendidikan terakhir yang telah diselesaikan oleh bidan
Penyebaran kuisioner
kuisioner - D I
- D II1 - D IV / S 1
C. Hipotesa c. Ada hubungan antara informasi dengan pengetahuan bidan tentang hypnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara. d. Ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan bidan tentang hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.
Ordinal
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan desain pendekatan cross sectional, yaitu untuk mengetahui hubungan informasi dan pendidikan bidan dengan Pengetahuan hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan di Puskesmas Krueng Mane berjumlah 30 orang.
2.
Sampel Pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu Bidan di Puskesmas Krueng Mane berjumlah 30 orang.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian 1.
Tempat penelitian Penelitian ini sudah dilakukan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.
2.
Waktu penelitian Penelitian ini sudah dilakukan pada tanggal 6 september 2013 di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.
D. Instrument Penelitian Instrument yang dilakukan untuk mendukung penelitian ini adalah kuesioner terdiri dari 23 pertanyaan, yaitu 20 pertanyaan untuk variabel pengetahuan hypno-birthing, 2 pertanyaan untuk variabel informasi, dan 1 pertanyaan untuk variabel pendidikan.
E. Pengumpulan Data 1.
Data Primer Data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian mengenai hubungan informasi dan pendidikan bidan dengan Pengetahuan Hypnobirthing melalui responden menggunakan kuisioner.
2.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari responden di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara dan bebagai revisi dari buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Pengolahan Data Menurut Hidayat (2009), pengolahan data melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Editing Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara teliti apakah semua pertanyaan telah terisi / dijawab oleh responden seperti memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah cukup konsisten atau logis. Dari semua lembaran kuesioner yang dikumpulkan tidak ditemukan ketidak
lengkapan pengisian, karena ketika melakukan pengumpulan data peneliti langsung memeriksa kuesioner ketika telah siap diisi. 2.
Coding Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga memudahkan pengolahan data. Kode yang digunakan pada penelitian ini adalah kode responden yang diawali no 1 untuk responden pertama sampai nomor 30 untuk responden terakhir.
3.
Transfering Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang diteliti.
4.
Tabulating Pada tahap ini kegiatan yang peneliti lakukan adalah mengelompokkan responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi sesuai dngan variabel yang diteliti.
G. Analisa Data 1.
Analisa Univariat Analisa data univariat menggunakan teknik statistik deskriptif dalam bentuk persentase untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih dahulu menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2005). Penilaian hasil ukur menggunakan kriteria peneliaian yang terdiri dari:
1) Pengetahuan menurut Nursalam (2003) : a) Berpengetahuan tinggi jika jawaban benar 76 – 100% b) Berpengetahuan sedang jika jawaban benar 56 – 75% c) Berpengetahuan rendah jika jawaban benar < 56% 2) Informasi menurut Notoadmotdjo (2007) : a. Pernah bila x ≥ b. Tidak pernah bila x < c. Pendidikan menurut Nursalam (2005) : a) D I b) D III c) D IV / S 1
Pada penelitian ini, dalam mengkatagorikan jenjang ordinal peneliti menggunakan rumus pengukuran jenjang ordinal menurut Umar (2005), yaitu : =
∑
Keterangan: ̅
= Nilai rata-rata hitung (mean)
∑x = Jumlah nilai responden n
= Jumlah responden
Data yang didapat dari pengisian kuesioner dianalisa secara deskriptif, kemudian menghitung persentase dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Budiarto (2002), yaitu :
P=
x 100%
Keterangan : P
= Persentase = Frekwensi teramati = Jumlah responden menjadi sampel
100%
2.
= Bilangan tetap
Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel independen yang di duga mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis, yang diolah dengan komputer menggunakan rumus SPSS versi 18, untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen melalui uji chi-square test pada tingkat kemaknaanya adalah 95% (p ≤ 0,05), sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program perhitungan uji chi-square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila p lebih kecil dari alpha (p ≤ 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen.
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Krueng Mane dibangun pada tahun 2010 dan mulai digunakan pada awal januari tahun 2011. Ditinjau dari segi geografisnya Puskesmas Krueng Mane dibatasi oleh: 1. Bagian barat berbatasan dengan jalan Raya Medan Banda Aceh 2. Bagian timur berbatasan dengan Tanah Ar Rahman 3. Bagian selatan berbatasan denganTanah A.Wahab Hasyem 4. Bagian Utara berbatasan dengan Tanah Tgk.Ilyas
B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Informasi Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Informasi Responden Tentang Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara Tahun 2013 No
Informasi
Frekuensi
%
1
Pernah
25
83,3
2
Tidak Pernah
5
16,7
30
100
Jumlah Sumber data primer (diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.1 bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi tentang hipnobirthing di Puskesmas Mane aceh utara yaitu sebanyak 25 orang (83,3%).
b. Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi pendidikan Responden Tentang Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara Tahun 2013 No
Pendidikan
Frekuensi
%
1
D-I
19
63,3
2
D-III
11
36,7
30
100
Jumlah Sumber data primer (diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.2 bahwa mayoritas responden yang memiliki pendidikan D-I dalam pengetahuan bidan tentang hipnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara yaitu 19 orang (63,3%).
c. Pengetahuan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan bidan tentang hipnobirthing di Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013 No
Pendidikan
Frekuensi
%
1
Tinggi
21
70
2
Sedang
6
20
3
Rendah
3
10
30
100
Jumlah Sumber data primer (diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.3 bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara yaitu sebanyak 21 orang (70 %).
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing Tabel 5.4 Distribusi Hubungan Informasi dengan Pengetahuan bidan Tentang Hipnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara Tahun 2013 Pengetahuan No
Informasi
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Uji Statistik α
F
%
f
%
f
%
f
%
P
1
Pernah
20
80
4
16
1
4
25
100
2
Tidak Pernah
1
20
2
40
2
40
5
100 0,05 0,013
30
100
Total 21 6 Sumber data primer (diolah tahun 2013)
3
Berdasarkan tabel 5.4 didapat hasil, dari 25 responden pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan yang tinggi sebesar 80%, sedang dari 5 responden yang tidak pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan sedang dan kurang sebesar 40%. b. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing Tabel 5.5 Distribusi Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan bidan Tentang Hipnobirthing di Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara Tahun 2013 Pengetahuan No
Pendidikan
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Uji Statistik α
F
%
f
%
F
%
f
%
P
1
D-I
15
78,9
1
5,3
3
15,8
19
100
2
D-III
6
54,4
5
45,5
0
0
11
100 0,05 0,019
30
100
Total 21 6 Sumber data primer (diolah tahun 2013)
3
Berdasarkan tabel 5.5 dari 19 responden yang berpendidikan D-I dan memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 78,9%, sedang dari 11 responden yang berpendidikan D3 dan memiliki pengetahuan tinggi sebesar 54,5%
C. Pembahasan 1. Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing Berdasarkan tabel 5.4 didapat hasil, dari 25 responden pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan yang tinggi sebesar 80%, sedang dari 5 responden yang tidak pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan sedang dan kurang sebesar 40%. Menurut Tri Anggara (2012) dari Universitas Diponegoro, ada hubungan pengetahuan dengan informasi, karena semakin seseorang memiliki pengetahuan, semakin seseorang tersebut ingin mendapatkan informasi. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Hidayat, 2007). Menurut asumsi peneliti responden yang memiliki informasi yang tinggi juga memiliki pengetahuan yang tinggi, ini sesuai teori Mubarak (2011) Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru, informasi
baru yang di dapat merupakan pengganti
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya.
2. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hipnobirthing. Berdasarkan tabel 5.5 dari 19 responden yang berpendidikan D-I dan memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 78,9%, sedang dari 11 responden yang berpendidikan D3 dan memiliki pengetahuan tinggi sebesar 54,5%. Menurut ashila purwatih (2008) dari Universitas Airlangga di Surabaya, pendidikan menentukan tinggi rendahnya suatu pengetahuan seseorang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan Masyarakat (Mubarak, 2007) Menurut ashila purwatih (2008) dari Universitas Airlangga di Surabaya, pendididikan menentukan tinggi rendahnya suatu pengetahuan seseorang. Menurut asumsi peneliti responden yang memiliki pendidikan akan memiliki pengetahuan yang tinggi, ini sesuai teori Hendra (2008) yaitu Berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi.
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara dengan judul Hubungan Informasi Dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-birthing Di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh utara Tahun 2013, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Ada hubungan informasi dengan pengetahuan bidan tentang hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh utara Tahun 2013 dengan nilai p = 0,013 (p ≤ 0.05). 2. Ada hubungan pendidikan bidan dengan dengan pengetahuan bidan tentang hypno-birthing di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh utara Tahun 2013 dengan nilai p = 0,019 (p ≤ 0.05).
B. SARAN 1. Bagi institusi Puskesmas Diharapkan pada Puskesmas Krueng Mane Aceh Utara untuk memberikan dukungan dan pengarahan kepada bidan untuk lebih mempelajari tentang Hipnobirthing.
2. Bagi Responden Diharapkan kepada bidan untuk dapat tetap mempertahankan pengetahuan tentang Hypno-birthing, selain itu kepada bidan juga diharapkan untuk mempraktekkan/mengaplikasikan pengetahuan tentang Hypno-birthing kepada ibu bersalin. 3.
Bagi Peneliti Pada peneliti untuk menambah wawasan dan dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai Hipnobirthing.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Yessie. 2010. Rileks, Nyaman Dan Aman Saat Hamil Dan Melahirkan. Jakarta Selatan: Salemba Medika. Budiarto, E, 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Danim, Sudarwan, 2003. Prosedur Kebijakan Dan Etika. Jakarta : EGC Health Care, 2008. nathaliainstitute.com/hypnobirthing.html (dikutip tanggal 29/7/2013) Hidayat, 2007. Dokumentasi 45 Tahun IBI Profesi Bidan Sebuah Perjalanan Karir. Jakarta : Salemba Medika _______, 2009. Metodologi penelitian. Jakarta : Pustaka pelajar http://www.bidankita.com/hypnobirthing-persalinan-lancar-dan-nyaman (dikutip tgl 29/7/2013) http://kesehatan-wanita.blog.com/melahirkan-dengan-rileks-aman-hypnobirthing// (dikutip tanggal 29/7/2013) Kuswandi, Lanny, 2003. Tehnik Melahirkan Minus Rasa Sakit. Jakarta : Pustaka Bunda _______________, 2011. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta : Pustaka Bunda Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi. Jakarta:Salemba Medika, _______________________, 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : EGC. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Keperawatan Dasar: Konsep, Proses dan Praktik. (terjemahan). Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Soekidjo, Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta
____________________, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ____________________, 2005. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di,Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yusniar Nim : 10010109 Adalah mahasiswi akademi kebidanan STIKes U’Budiyah yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ahli madya kebidanan. Adapun penelitian yang dimaksud berjudul “Hubungan Informasi Dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-Birthing Di puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.” Untuk maksud tersebut saya memerlukan data atau informasi yang nyata dan akurat dari Bidan di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara melalui pengisian observasi yang saya lampirkan dalam surat ini. Bidan berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian penelitian ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Bidan setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang di sediakan. Kesediaan Bidan menjadi responden sangat saya harapkan, atas kerja samanya saya ucapkan terimakasih. Diploma III Kebidanan U’Budiyah Peneliti,
( Yusniar )
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah bersedia menjadi responden yang akan di lakukan oleh mahasiswa akademi STIKes U’Budiyah Banda Aceh:
Nama : Yusniar Nim
: 10010109
Judul : Hubungan Informasi Dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Bidan Tentang Hypno-Birthing Di Puskesmas Krueng Mane Kabupaten Aceh Utara.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi pengembangan Kebidanan di Indonesia dan Aceh khususnya. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden bagi saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, September 2013 Responden
(………………………)
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN INFORMASI DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG HYPNOBIRTHING DI PUSKESMAS KRUENG MANE KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2013 Data Peneliti Nama Tanggal penelitian
: :
Data Responden No Responden
:
Petunjuk Pengisian Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan pilihlah jawaban dengan memberi tanda (√) pada kotak pilihan jawaban yang menurutmu benar. A. PENGETAHUAN HYPNO-BIRTHING Pilihan Jawaban No
Pernyataan Benar
1
Hypono-birthing adalah Suatu teknik melahirkan yang alami dengan cara relaksasi yang mendalam.
2
yang pertama kali mengembangkan metode hypno-birthing adalah Dr. Grantley Dick-Read.
3
Yang mengembangkan metode hypno-birthing di Indonesia adalah Lanny Kuswandi.
4
Dasar dilakukannya hypno-birthing adalah istirahat.
5
Memperlancar produksi ASI adalah salah satu manfaat dari hypno-birthing setelah persalinan.
6
Dapat meningkatkan ikatan batin bayi dengan ayah dan ibunya adalah manfaat dari hypno-birthing saat persalinan.
Salah
7
Dalam melakukan latihan hypno-birthing ibu hamil dituntut untuk secara alami meningkatkan ketenangan diri dan menanamkan sugesti positif selama masa kehamilan sampai proses kehamilan.
8
Salah satu cara untuk mengetahui seseorang sudah rileks atau belum yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan EEG
9
Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing di trimester pertama adalah manfaat dari hypno-birthing selama kehamilan.
10
Relaksasi wajah, relaksasi tubuh, relaksasi otot, relaksasi relaksasi fikiran adalah Relaksasi yang dilakukan dalam metode hypno-birthing.
11
Relaksasi otot, relaksasi wajah, relaksasi nafas, dan relaksasi fikiran adalah Relaksasi yang dilakukan dalam metode hypno-birthing.
12
Mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi rahim adalah manfaat dari hypno-birthing menjelang persalinan.
13
Dalam melakukan latihan hypno-birthing ibu hamil dituntut untuk tidur nyenyak.
14
Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat adalah manfaat dari hypno-birthing menjelang persalinan.
15
Membantu menjaga suplai oksigen pada bayi selama kehamilan adalah manfaat dari hypno-birthing selama kehamilan.
16
Salah satu posisi ibu hamil pada saat beristirahat dengan rileks adalah dalam keadaan duduk.
17
Hypno-birhing bekerja berdasarkan kekuatan sugesti.
18
Metode hypno-birthing yang benar dilakukan pada saat persalinan adalah berdasarkan imajinasi.
19
Dalam metode hypno-birthing dikenal dengan relaksasi yaitu menambahkan sugesti dengan usapan, salah satu metode usapan yang dilakukan adalah dengan tangan mengusap daerah bawah payudara hingga perut.
20
Prinsip dari latihan hypno-birthing adalah membuat otot rahim menjadi rileks sehingga akan membuat otot rahim menjadi longgar.
B. INFORMASI 1.
Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang hypno-birthing ? Pernah. Tidak pernah.
2.
Jika pernah, dari mana anda mendapatkan informasi tentang hypno-birthing ? Buku Koran Internet Media Elektronik Pertemuan Seminar Petugas Kesehatan Pelatihan Majalah DLL ...................................................................................................
C. PENDIDIKAN 1.
Apakah pendidikan terakhir yang telah anda selesaikan ? DI D III D IV / S 1