HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA KOMUNITAS IBU SLUM AREA KELURAHAN SELAPAJANG JAYA KOTA TANGERANG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : MUTIARA SARI DEWI NIM : 1110104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Mutiara Sari Dewi, NIM: 1110104000051 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang xix+72 halaman + 13 tabel + 2 bagan + 7 lampiran ABSTRAK Dukungan keluarga adalah dukungan sosial yang diberikan oleh anggota keluarga seperti orangtua, suami atau istri, atau saudara kandung. Dukungan keluarga memiliki peran penting bagi ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal care. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan antenatal care pada komunitas ibu slum area (daerah kumuh). Penelitian ini dilakukan di pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 28 orang. Sampel penelitian merupakan komunitas ibu yang pernah mengalami kehamilan hingga melahirkan dalam jangka waktu 2012-2014. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Cara pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian mengungkapkan 57.1% ibu slum area memiliki dukungan keluarga tidak baik, namun angka kunjungan antenatal care mencapai 96.4%. Hipotesis nol (Ho) diterima atau tidak adanya hubungan bermakna antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan antenatal care dengan p value 1.000 (sig 2 tailed > 0.05). Peran keluarga serta dukungan yang positif bagi ibu hamil sangat perlu untuk ditingkatkan dan dikaji faktor lainnya yang lebih mempengaruhi kunjungan antenatal care. Kata Kunci: Dukungan keluarga, frekuensi kunjungan antenatal care, slum area Daftar Bacaan: 66 (2001 – 2014)
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014 Mutiara Sari Dewi, NIM: 1110104000051 The Relationship between Family Support and Antenatal Care Visit Frequency among Maternal Slum Community Areas in Selapajang Jaya Tangerang City xix + 72 pages + 14 tables + 2 schemes + 7 attachments ABSTRACT Family support is the social support provided by family members such as parents, spouse, or sibling. Family support has an important role for pregnant women to visit antenatal care (ANC). The purpose of this study,to know and determine whether there is a relationship between the frequency of family support for antenatal care visits (ANC) on maternal slum community areas (slums). This research was conducted in the slum Village Selapajang Jaya Tangerang City. The number of samples of this study as many as 28 people. The research sample is a community of women who have experienced pregnancy until delivery in the 2012-2014 time period. The study design was cross-sectional. The collecting data was using a questionnaire. The results of the study revealed 57.1% of women slum areas have poor family support either, however the figure reached 96.4% of ANC visits. The results of the statistical test obtained p value 1.000 (2-tailed sig> 0.05). Ho accepted or absence of a significant relationship between the frequency of family support for ANC. The roles and social support from family members for maternal slum mother have to be promoted. In the other hand, many factors which is influencing ANC visit frequency among maternal slum mother need to be examined.
Key Words: Family support, antenatal care visit frequency, slum area Reference: 66 (2001 – 2014)
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: MUTIARA SARI DEWI
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 31 Mei 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jalan Roda Hias, RT 007/002 Blok G-4 Kecamatan Serpong Tangerang Selatan, Banten
HP
: 085718250319
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
TK Al-Amanah Serpong Sekolah Dasar Negeri 03 Serpong Sekolah Dasar Negeri 01 Pondok Petir Sekolah Dasar Negeri 06 Serpong Madrasah Diniyah Al-Amanah Serpong Sekolah Menengah Pertama 02 Cisauk Madrasah Aliyah Negeri Serpong Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1996 – 1998 1998 – 2000 2000 – 2001 2001 – 2004 2001 – 2004 2004 – 2007 2007 – 2010 2010 – sekarang
ORGANISASI 1. 2. 3. 4. 5.
2003 – 2004 2004 – 2007 2004 – 2007 2007 – 2010 2007 – 2008
Dokter Kecil (Dokcil) SDN 06 Serpong OSIS SMPN 02 Cisauk Rohani Islam (ROHIS) SMPN 02 Cisauk OSIS MAN Serpong PASKIBRA MAN Serpong
viii
6. PASKIBRA Kecamatan Setu 7. PRAMUKA MAN Serpong 8. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat 9. Paduan Suara FKIK (PASIFIK) UIN 10. BEM Jurusan Ilmu Keperawatan 11. Himpunan Remaja Masjid (HIRMAS) Al-Fattah Serpong
ix
2008 – 2009 2008 – 2010 2010 – 2012 2010 – 2012 2012 – 2014 2007 – sekarang
PERSEMBAHAN “Andai aku telah dewasa, apa yang akan kukatakan untukmu idolaku tersayang, Ayah... Oh, andai... usiaku berubah, kubalas cintamu Bunda... Pelitaku, Penerang jiwaku dalam setiap waktu.... Oh Tuhan, Kau kupinta... Bahagiakan mereka sepertiku....” (Sherina, Andai Aku Besar Nanti)
Dalam selembar kertas ini, ingin kunyatakan bahwa skripsi yang amat sederhana ini, semuanya aku persembahkan kepada: Mama, satu-satunya wanita yang melahirkanku, yang senantiasa mendoakanku dalam setiap tahajudnya, yang senantiasa membantuku saat aku terjatuh, dan yang akan selalu mencintaiku seberapapun sering aku melawan perkataannya. I Love You forever, Ma... Ayah, seorang laki-laki yang rela banting tulang agar aku bisa sekolah setinggi ini, seorang imam yang selalu menjadi teladan anak-anaknya, seorang pejuang keluarga yang terhebat, laki-laki terbaik sepanjang hidupku... Adik-adikku tersayang, betapapun kalian sering membuatku kesal, tapi kalianlah saudara sedarahku yang takkan pernah putus sampai kapanpun. Kalianlah yang juga menjadi motivasiku untuk menjadi kakak yang terbaik. Love you guys.. Guru-guru dan dosen-dosenku, sejak Taman Kanak-Kanak hingga bangku kuliah, tanpa jasa mereka aku mungkin takkan pernah bisa tahu dan takkan pernah mengerti ilmu apapun di dunia ini.
x
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr Wb Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam dan seluruh isinya. Hanya dengan izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa pula selalu terhantarkan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad SAW, semoga kita selaku umatnya dapat senantiasa meneladani sifat-sifat mulianya dan mendapatkan syafaatnya. Amin. Skripsi dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang” ini diajukan sebagai syarat meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) selain itu juga sebagai media pembelajaran bagi penulis di bidang penelitian. Proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat bekerja sendiri melainkan banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjuddin Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi serta Ibu Eni Nur’aini selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ns.Shanty Farida Rahmi, S.Kep dan Bapak Ns.Waras Budi Utomo, S.Kep,MKM selaku pembimbing akademik yang senantiasa memberikan pengarahan dan penguatan kepada penulis selama kuliah di Program Studi Ilmu Keperawatan.
xi
5. Ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, PhD selaku pembimbing 1 dan Ibu Nia Damiati S.Kp, MSN selaku pembimbing 2 yang tak pernah bosan dan tak pernah lelah selalu mengajarkan serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Segenap jajaran pengajar/dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan berbagai hal serta memberikan inspirasi bagi penulis mengenai dunia keperawatan dan memotivasi penulis untuk menjadi tenaga perawat yang lebih baik di masa yang akan datang. 7. Orang tua tercinta (Bapak H.Mahyuddin,SH dan Ibu Jueriah, S.PdI) dan adik-adik tersayang (M. Akbar dan Maharani Rafadian), serta seluruh keluarga besar yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis hingga penulis mampu mencapai tahap seperti saat ini. 8. Teman-teman seperjuangan, PSIK Angkatan 2010, yang telah bersamasama berjuang melewati semua tantangan perkuliahan dan selalu kompak. 9. Tak lupa sahabat-sahabat tersayang (Lia, Desi, Hani, Wilda, Mella), tanpa dukungan kalian penulis merasa bukan siapa-siapa. I Love you gals... Skripsi ini tak lepas dari segala bentuk kekurangan, sehingga penulis akan sangat menerima kritik dan saran demi terbentuknya karya tulis yang lebih baik. Wassalamualaikum Wr Wb Jakarta, Juli 2014
Mutiara Sari Dewi
xii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul ..................................................................................................
i
Pernyataan Keaslian Karya ..............................................................................
ii
Abstrak ............................................................................................................
iii
Abstract ............................................................................................................
iv
Pernyataan Persetujuan ....................................................................................
v
Lembar Pengesahan .........................................................................................
vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................
viii
Lembar Persembahan .......................................................................................
x
Kata Pengantar ..................................................................................................
xi
Daftar Isi ..........................................................................................................
xiii
Daftar Singkatan ..............................................................................................
xvi
Daftar Tabel .....................................................................................................
xvii
Daftar Bagan ...................................................................................................
xviii
Daftar Lampiran ............................................................................................ ..
xix
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
6
C. Pertanyaan Penelitian .........................................................................
7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................
8
xiii
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
8
F. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................
9
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga dan Dukungan Keluarga ............................................ 10 1. Konsep Keluarga ............................................................................... 10 a. Definisi Keluarga ...................................................................... 10 b. Tipe-Tipe Keluarga .................................................................... 11 2. Konsep Dukungan Keluarga ............................................................. 12 a. Definisi Dukungan Keluarga ......................................................12 b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga .......... 13 c. Macam-Macam Bentuk Dukungan Keluarga ............................. 15 d. Sumber Dukungan Sosial / Keluarga ......................................... 16 e. Kualitas Dukungan Keluarga ..................................................... 17 f.
Fungsi Dukungan Keluarga ........................................................18
g. Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil ..........................................19 B. Konsep Antenatal Care ........................................................................... 20 1. Definisi Antenatal Care..................................................................... 20 2. Tujuan Antenatal Care ...................................................................... 21 3. Frekuensi Antenatal Care ................................................................. 21 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care .........................23 C. Konsep Slum Area ..............................................................................
25
1. Definisi Slum Area ........................................................................
25
2. Tipe-Tipe Slum Area .....................................................................
27
3. Pelayanan Kesehatan di Slum Area ...............................................
28
D. Penelitian Terkait ................................................................................
29
E. Kerangka Teori ...................................................................................
32
3. BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ...............................................................................
33
B. Definisi Operasional ..........................................................................
34
C. Hipotesis .............................................................................................
37
xiv
4. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ................................................................................
38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................
38
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................
38
D. Instrumen Penelitian ...........................................................................
40
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................
43
1. Hasil Uji Validitas ........................................................................
43
2. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................
44
F. Prosedur Pengumpulan Data ..............................................................
44
G. Etika Penelitian ..................................................................................
46
H. Prosedur Pengolahan Data ..................................................................... 47 I. Teknik Analisa Data ............................................................................... 49 1. Analisa Univariat .............................................................................. 49 2. Analisa Bivariat ................................................................................ 49 5. BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang ............................. 51 B. Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 52 C. Hasil Analisis Bivariat.......................................................................... 57 6. BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ................................................................................. 59 B. Analisis Bivariat ..................................................................................
64
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................
68
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 70 B. Saran .................................................................................................... 71 Daftar Pustaka Lampiran
xv
DAFTAR SINGKATAN ANC
: Antenatal Care
BPS
: Badan Pusat Statistik
Depkes
: Departemen Kesehatan
Kesbangpol
: Kesatuan Bangsa dan Politik
Kesbanglinmas
: Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
KIA
: Kesehatan Ibu dan Anak
Litbangkes
: Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
MDGs
: Millenium Development Goals
Posyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
UN
: United Nation
WHO
: World Health Organization
xvi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 :
Definisi Operasional
34
Tabel 4.1 :
Kisi –kisi Kuisioner Dukungan Keluarga
42
Tabel 5.1 :
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
52
Tabel 5.2 :
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
53
Tabel 5.3 :
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
53
Tabel 5.4 :
Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Kesehatan Selama Hamil
Tabel 5.5 :
54
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan
Tabel 5.6 :
54
Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Kehamilan
Tabel 5.7 :
55
Gambaran Jenis Pelayanan Kesehatan yang digunakan Responden
Tabel 5.8 :
55
Gambaran Dukungan Anggota Keluarga yang Menemani Kunjungan ANC
56
Tabel 5.9 :
Gambaran Dukungan Keluarga
56
Tabel 5.10:
Gambaran Kunjungan ANC
57
Tabel 5.11:
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Frekuensi Kunjungan ANC
57
xvii
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 :
Kerangka Teori
32
Bagan 3.1 :
Kerangka Konsep
33
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat- Surat Perizinan Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 3. Kuisioner Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas SPSS Lampiran 5. Hasil Univariat SPSS Lampiran 6. Hasil Bivariat SPSS Lampiran 7. Hasil Tabulasi Data
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berkisar 220 per 100.000 kelahiran (WHO, 2011). Indonesia menempati peringkat ketiga negara dengan jumlah AKI tertinggi setelah Laos dan Kamboja (Hogan dkk, 2008 dalam Tumaji dkk, 2013 ; Kemenkes, 2011). Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia bersama bersama 189 negara lain menyepakati Deklarasi Millenium bersama untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Terdapat delapan tujuan MDGs, diantaranya tujuan ke-5 yakni meningkatkan kesehatan ibu dengan dua targetnya yaitu “Menurunkan angka kematian ibu hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990-2015” serta target yang kedua, “Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015” (Bappenas, 2011). Penyebab utama kematian ibu masih diyakini adalah trias klasik (perdarahan, infeksi, dan eklampsia) (Depkes, 2007). Namun jika dilakukan penelusuran lebih dalam, etiologi lain yang menyebabkan kematian ibu secara tidak langsung yakni rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil, akibat masih adanya hambatan informasi, hambatan sosial-budaya, hambatan ekonomi dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu hamil (Depkes, 2007). Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang
1
2
berkualitas, komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga langsung dapat ditangani (Depkes, 2007). Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah antenatal care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes, 2007). Pelayanan ANC rutin meliputi intervensi medis serta saran-saran kesehatan yang diterima ibu hamil selama kehamilannya dan ini merupakan poin kunci bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam peningkatan kesehatan
dan
pencegahan
komplikasi
(Kamal,
2013).
WHO
merekomendasikan kunjungan ANC pada kehamilan normal, yakni sebanyak empat kali kunjungan (Tran dkk, 2012). Namun pelaksanaan ANC secara lengkap (K1-K4) belum begitu menyeluruh pelaksanaannya, baik di tiap-tiap provinsi di Indonesia, di daerah pedesaan maupun perkotaan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2010, angka cakupan pelayanan antenatal untuk satu kunjungan (K1) yakni 92,70% dan empat kali kunjungan (K4) hanya sebesar 61,40% (Bappenas, 2011).
Dalam penelitian oleh Tumaji dkk (2013) dipaparkan
mengenai angka cakupan ANC K1-K4 di daerah kumuh perkotaan di seluruh Indonesia yang bersumber dari data sekunder, yakni Riskesdas (2010), bahwa untuk cakupan K1 sudah mencapai 84,6% (n = 2318) dan angka cakupan K4 (1-1-2) yakni mencapai 72,4% dan dinyatakan masih jauh dari target pemerintah yaitu sebesar 95%.
3
WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya, yakni kemiskinan, jarak, kurangnya informasi, pelayanan inadekuat, serta budaya (WHO, 2012). Penelitian oleh Rahman (2009) di komunitas ibu hamil di kawasan kumuh Bangladesh, yakni bahwa tingkat pengetahuan ibu, lokasi pelayanan kesehatan, pekerjaan suami serta pendapatan keluarga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC. Hasil studi yang dilakukan oleh Low (2005) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC diantaranya yaitu faktor demografik, situasional, dan psikososial, faktor psikososial meliputi reaksi ibu terhadap kehamilannya, keterlambatan diagnosa kehamilan, kontemplasi aborsi, serta ketersediaannya dukungan sosial. Ketersediaan dukungan sosial diyakini menjadi salah satu faktor perilaku ibu dalam melakukan kunjungan ANC (Low, 2005; Potter dkk, 2009). Dukungan sosial merupakan kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman/anggota keluarga (Baron dan Byne, 2005, dalam Adicondro, 2011). Hasil penelitian oleh Kim dkk.(2010) bahwa ibu hamil yang menerima dukungan sosial yang adekuat akan meningkatkan perilaku ibu dalam menjaga kesehatannya, termasuk melakukan kunjungan prenatal care. Penelitian oleh Tyas (2013) pada ibu hamil di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo, membuktikan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Potter (2009) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa ibu hamil yang
4
tidak melakukan ANC adalah ibu hamil yang mengalami kekurangan dukungan sosial. Bahkan hasil penelitian oleh Wahn dan Eva Nissen (2008) pada komunitas wanita di Swedia, menyatakan bahwa wanita ternyata memang mengharapkan dukungan dari keluarga terutama dari ibu dan suami pada masa-masa kehamilan mereka. Adapun dukungan sosial keluarga memiliki manfaat tersendiri bagi individu yang menerimanya, sebagaimana yang dinyatakan dalam hasil studi yang dilakukan oleh Adicondro (2011) dipaparkan bahwa orang yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi maka akan banyak mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif dari keluarga yang tinggi pula, sehingga meningkatkan pula perasaan individu tersebut akan perhatian dan pengetahuan. Sedangkan pada ibu hamil, dampak dukungan sosial keluarga terbukti memberikan outcome kehamilan yang baik, seperti ibu dapat melahirkan bayi dengan berat badan ideal dan mencegah lahirnya bayi prematur, serta dapat meningkatkan kualitas hidup ibu (Haobijam 2010; Nohara dan Miyagi 2009; Ohonsi 2010). Berbeda dengan ibu hamil yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang adekuat, maka pada ibu hamil yang kurang mendapatkan dukungan sosial keluarga cenderung mengalami gejala depresi antenatal (Golbasi dkk, 2009) dan outcome kehamilannya melahirkan bayi prematur (Gungor dkk, 2010). Slum area atau daerah kumuh merupakan salah satu jenis pemukiman yang identik dengan kemiskinan dan diperkirakan sekitar 820 juta orang tinggal di pemukiman kumuh di seluruh dunia (WHO, 2009). Salah satu
5
masalah kesehatan di daerah kumuh perkotaan adalah sulitnya masyarakat untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan (Matthews dkk, 2010, dalam Tumaji dkk, 2013). Umumnya di daerah kumuh lokasi pelayanan kesehatan milik pemerintah terletak sangat jauh dari lokasi pemukiman, sehingga biasanya masyarakat yang tinggal di daerah kumuh memilih pelayanan kesehatan milik swasta karena lebih dekat lokasinya (Pande, 2005). Hasil penelitian oleh Surtiari dkk (2009) mengenai akses masyarakat pemukiman kumuh terhadap pelayanan kesehatan di Kota Tangerang menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat kumuh bersifat tidak menetap sehingga masih banyak yang belum terdata di pelayanan kesehatan setempat, selain itu tingkat pengetahuan tentang cara mengakses pelayanan kesehatan dan penggunaan Jamkesmas masih kurang sehingga biasanya masyarakat cenderung membeli obat di warung dibandingkan ke pelayanan kesehatan setempat. Kelurahan Selapajang Jaya merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Neglasari di Kota Tangerang. Kelurahan ini terdiri dari 40 Rukun Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga (RW) dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 17.265 jiwa (Litbang Tangerang, 2012). Selapajang Jaya adalah kelurahan yang memiliki area pemukiman kumuh perkotaan yang terletak tepat di area Bandara Soekarno-Hatta, yakni RW 05 dan RW 08 dan sebagian dari penduduknya tidak memiliki izin kepemilikan tanah dan bangunan. Dari hasil wawancara peneliti kepada kader Posyandu di area pemukiman kumuh Selapajang Jaya, didapatkan bahwa angka kesadaran ibu
6
hamil untuk melakukan kunjungan ANC (K1-K4) cukup tinggi, yakni sekitar 80%. Adapun ada berbagai faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC, yaitu faktor ekonomi, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dan keluarga, serta adanya dukungan dari keluarga. Selain itu, letak pelayanan kesehatan pemerintah, yakni Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang, yang sangat jauh dari daerah pemukiman, jarak dari Puskesmas ke area pemukiman sejauh 1,2 kilometer (Litbang Tangerang, 2013), sedangkan jarak dari RSUD Tangerang sejauh 2,1 kilometer (Litbang, Tangerang, 2013), membuat masyarakat daerah kumuh Selapajang Jaya lebih memilih posyandu, klinik bidan atau rumah sakit swasta sebagai pilihan masyarakat untuk pemeriksaan kesehatan dan berobat, termasuk juga ibu hamil dan melahirkan. Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan mengenai manfaat dukungan keluarga dan kunjungan ANC di berbagai wilayah di Indonesia termasuk kawasan kumuh perkotaan (slum area), maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang”. B. Rumusan Masalah Pada latar belakang masalah dijelaskan bahwa pentingnya ibu hamil dalam melakukan
ANC,
yakni
salah satunya
sebagai
cara
untuk
mengidentifikasi adanya keluhan atau kelainan fisik, adanya stressor
7
psikologis selama kehamilan juga dapat teridentifikasi (Cannella, 2006, dalam Choi, 2010). ANC juga dapat membantu mengurangi angka mortalitas maternal (Simkhada dkk.,2010). Choi (2010) dalam studinya pada beberapa ibu hamil di Korea, memaparkan bahwa faktor penting pada ibu hamil dalam melakukan prenatal care, yaitu stress dan dukungan sosial. Peneliti belum banyak menemukan penelitian sebelumnya di Indonesia mengenai ANC pada komunitas ibu yang tinggal di kawasan kumuh (slum area) dan hubungannya dengan dukungan keluarga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang”. C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana data demografi komunitas ibu slum area di Kelurahan Selapajang Jaya? 2. Bagaimana frekuensi kunjungan ANC (K1-K4) pada komunitas ibu slum area di Kelurahan Selapajang Jaya? 3. Siapakah anggota keluarga yang paling berperan dalam menemani ibu hamil melakukan kunjungan ANC? 4. Bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan ANC pada komunitas ibu slum area Kelurahan Selapajang Jaya?
8
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan Antenatal care pada komunitas ibu slum area di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui data demografi komunitas ibu di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. b. Mengetahui bagaimana riwayat frekuensi kunjungan ANC (K1-K4) pada komunitas ibu di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. c. Mengetahui anggota keluarga yang paling berperan menemani ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. d. Mengetahui dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan ANC pada komunitas ibu yang tengah diteliti. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Penelitian ini dapat menjadi sumber data bagaimana sebenarnya pengaruh dukungan keluarga terhadap keteraturan kunjungan ANC pada ibu hamil, sehingga kedepannya tenaga medis puskesmas tidak hanya memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil tetapi juga keluarga yang bersangkutan.
9
2. Bagi Ilmu Keperawatan Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi untuk tindakan keperawatan pada ibu hamil agar juga melibatkan keluarga sebagai dukungan sosial bagi ibu hamil sehingga tindakan keperawatan yang diberikan bisa lebih bersifat komprehensif. 3. Bagi Penelitian Berikutnya Bagi penelitian berikutnya, diharapkan dapat dilakukan penelitian yang lebih luas lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC selain dari variabel dukungan keluarga. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang mencari hubungan antar dua variabel dengan desain cross sectional, yakni untuk melihat apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan Antenatal care (ANC). Lokasi penelitian dilakukan di pemukiman kumuh perkotaan di RW 05 dan RW 08, Kelurahan Selapajang Jaya Kecamatan Neglasari Kota Tangerang. Adapun subjek penelitian ini adalah komunitas ibu yang pernah mengalami kehamilan hingga persalinan dalam jangka waktu tahun 20122014.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga dan Dukungan Keluarga 1. Konsep Keluarga a. Definisi Keluarga Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan memiliki hubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang saling berbagi secara emosional dan melakukan tugas-tugas sosialnya dalam keluarga (U.S. Census Bureau, 2004; Levine, Carey, & Crocker, 1999, p.119, dalam Leifer, 2008). Menurut Friedman (1992, dalam Bobak dkk, 2005) menyatakan bahwa definisi keluarga adalah dua individu atau lebih yang bergabung bersama karena ada ikatan untuk saling berbagi dan ikatan kedekatan emosi dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian keluarga. Biro Sensus Amerika Serikat (1996, dalam Bobak dkk.2005) mengidentifikasi dua kategori utama rumah tangga sebagai keluarga dan bukan keluarga. Sebuah
keluarga
atau
suatu
rumah tangga
berbentuk
keluarga
membutuhkan kehadiran sekurang-kurangnya dua orang, seorang kepala keluarga dan satu atau lebih anggota keluarga lain yang mempunyai hubungan dengan kepala keluarga tersebut melalui kelahiran, adopsi, atau pernikahan. Sedangkan rumah tangga yang bukan keluarga terdiri dari
11
seorang kepala keluarga yang hidup sendiri atau dengan orang yang tidak mempunyai hubungan dengan dirinya (Bobak dkk. 2005). b. Tipe-Tipe Keluarga Leifer (2008) dalam bukunya “Maternity Nursing: An Introductory Text”, mengklasifikasikan tipe keluarga menjadi 8 (delapan) macam, diantaranya yaitu: 1. Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung yang hidup bersama. 2. Keluarga Campuran (Blended or Reconstituted Family) Keluarga yang terdiri dari kombinasi dua keluarga dengan anak-anak dari salah satu keluarga maupun dari kedua keluarga tersebut. 3. Keluarga Hidup Bersama (Cohabitating Family) Keluarga yang terdiri dari pasangan yang hidup bersama tanpa adanya jalinan pernikahan yang memiliki anak kandung dari kedua pasangan tersebut, atau anak dari salah satu pasangan, atau anak hasil adopsi. 4. Keluarga Komunal (Communal Family) Keluarga yang terdiri dari beberapa keluarga yang hidup bersama yang berbagi tanggung jawab kerja maupun pengasuhan anak. 5. Keluarga Tambahan (Extended Family) Keluarga yang terdapat lebih dari satu generasi, yang meluas hingga termasuk saudara-saudara di luar keluarga inti (seperti kakek-nenek, bibi, paman, dan keluarganya).
12
6. Keluarga Gay atau Lesbian (Same-sex Family) Keluarga yang terdiri dari pasangan sesama jenis, gay maupun lesbian dengan atau tanpa anak; anak hasil adopsi, dari hubungan sebelumnya. 7. Keluarga Orang Tua Tunggal (Single Parent Family) Keluarga yang terdiri dari individu yang tidak dalam status hubungan pernikahan, perceraian, duda atau janda, yang memiliki setidaknya satu anak. 8. Keluarga Orang Tua Tiri (Stepparent Family) Keluarga yang terdiri dari seseorang yang pernah menikah yang memiliki minimal satu anak. 2. Konsep Dukungan Keluarga a.
Definisi Dukungan Keluarga Definisi istilah „dukungan‟ diartikan sebagai bantuan yang
diterima seseorang dari orang lain, yaitu dari lingkungan sosial seperti orang-orang yang dekat, termasuk anggota keluarga, orang tua, dan teman (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994 dalam Marliyah dkk, 2004). Menurut
Mahmunah (2010)
dukungan keluarga
pada
umumnya
merupakan turunan dari dukungan sosial. Dukungan orang tua (keluarga) termasuk dukungan sosial dimana pengertian dukungan sosial yaitu dukungan yang terdiri dari informasi atau nasihat verbal atau nonverbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran orang yang mendukung serta hal ini mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku penerima, selain itu penerima akan
13
merasa dipedulikan, dihargai dan dicintai (Sarason,dkk, 1983,Gottlieb dikutip oleh Muluk, 1996, dalam Marliyah,dkk, 2004). b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Purnawan (2008, dalam Rahayu, 2008) faktor-faktor
yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah : 1) Faktor Internal a) Tahap Perkembangan Dukungan ditentukan oleh faktor usia yang dalam hal ini merupakan pertumbuhan dan perkembangan, artinya setiap rentang usia mempunyai pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. b) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya. c) Faktor Emosi Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Bagaimana cara seseorang merespon keadaan sakitnya, tergantung bagaimana
14
orang
tersebut
merespon
stressor
dalam
tiap
fase
kehidupannya. Pada orang yang cenderung stress, maka ia akan merespon sakit dengan cara mengkhawatirkannya, sedangkan pada orang yang cenderung tenang, mungkin juga memiliki respon yang kecil selama ia sakit. d) Faktor Spiritual Aspek ini dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya,
mencakup
nilai
dan
keyakinan
yang
dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. 2) Faktor Eksternal a) Praktik di Keluarga Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya. b) Faktor Sosioekonomi Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit
dan mempengaruhi
cara
seseorang
mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup : stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya. Semakin tinggi
15
tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya. c) Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan pribadi. c.
Macam-macam Bentuk Dukungan Keluarga
Gallo dan Reichel (1998, dalam Indriyani 2013) membagi jenis-jenis dukungan keluarga menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : 1) Dukungan Fisiologis Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari yang mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit, membantu kegiatan fisik sesuai kemampuan, seperti senam, menciptakan lingkungan yang aman, dan lain-lain. 2) Dukungan Psikologis Dukungan psikologis yakni ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang pada anggota keluarga, memberikan
16
rasa aman, membantu menyadari, dan memahami tentang identitas. Selain itu, meminta pendapat atau melakukan diskusi, meluangkan waktu bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi yang baik dengan intonasi atau nada bicara jelas, dan sebagainya. Stolte (2003) menyebutkan bahwa keluarga memiliki fungsi proteksi yang melingkupi selain memenuhi kebutuhan makanan dan tempat tinggal, juga memberikan dukungan dan menjadi tempat yang „aman‟ dari dunia luar. 3) Dukungan Sosial Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan individu untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian, perkumpulan arisan, memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan orang lain, dan memperhatikan norma-norma yang berlaku. d.
Sumber Dukungan Sosial / Keluarga Menurut Gallo dan Reichel (1998, dalam Indriyani 2013),
terdapat tiga komponen sumber dukungan, yaitu sebagai berikut : 1) Sistem pendukung informal meliputi keluarga dan teman-teman. 2) Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat, program-program medikasi, dan kesejahteraan sosial. 3) Sistem pendukung semiformal meliputi bantuan-bantuan dan interaksi sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar.
17
e.
Kualitas Dukungan Keluarga Dolan dkk. (2006) memaparkan bahwa suatu dukungan keluarga
dikatakan berkualitas apabila memiliki ciri seperti poin-poin berikut: 1) Kedekatan Antar anggota keluarga dan hubungan keluarga lainnya, biasanya seseorang lebih menyukai untuk meminta dukungan kepada seseorang yang memang sudah menjadi tempat berbagi dan memiliki rasa kedekatan satu sama lain. Wong dkk (2009) juga menyatakan bahwa jika ikatan keluarga kuat, kontrol sosial lebih efektif dan sebagian besar anggota keluarga dapat menjalankan perannya masing-masing dengan tulus dan penuh komitmen. 2) Hubungan timbal balik Meliputi kegiatan tolong menolong antara sesama, dan memastikan bahwa orang tersebut tidak berhutang budi terhadap individu lain. Seringkali dalam keluarga sudah terdapat adanya rasa saling mengerti satu sama lain sehingga dalam keluarga juga sudah terbentuk dukungan yang dibutuhkan dan tersedia jika memang dukungan tersebut dibutuhkan. 3) Daya Tahan Berhubungan dengan berapa lama dan sejauh mana individu dalam satu keluarga mengenal satu sama lain. Idealnya anggota keluarga yang handal adalah orang yang telah mengenal dalam kurun waktu yang lama, mudah memberikan bantuan, dan tidak membosankan.
18
f.
Fungsi Dukungan Keluarga Hampir setiap orang tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri,
tetapi mereka memerlukan bantuan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan sosial merupakan mediator yang penting dalam menyelesaikan masalah seseorang (Nursalam & Ninuk Dian Kurniawati, 2007). Dukungan keluarga yang juga merupakan dukungan sosial sangat diperlukan oleh setiap individu di dalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit, disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat (Effendi & Makhfudli, 2009). Fungsi dukungan keluarga mengacu pada interaksi anggota keluarga terutama pada kualitas hubungan dan interaksi mereka (Wong dkk, 2009). Adapun fungsi dukungan keluarga menurut Cobb (1976) dan Lazarus (1981, dalam Mahmunah, 2010), sebagai berikut : 1) Dukungan Informasional Dalam fungsi ini dimaknai bahwa keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Keluarga memiliki fungsi untuk menjelaskan mengenai pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.
19
2) Dukungan Penilaian Dalam hal ini keluarga berfungsi sebagai wadah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, dengan pemberian support, penghargaan, dan perhatian. 3) Dukungan Instrumental Disini keluarga berfungsi sebagai sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. 4) Dukungan Emosional Keluarga berfungsi sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. g.
Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil Dukungan sosial yang paling diperlukan bagi seorang ibu dalam
menghadapi periode perinatal adalah keluarga (Indriyani, 2013). Ibu hamil selama sekitar 9 bulan mengalami dan merasakan fase-fase pertumbuhan janin yang membutuhkan dorongan mental dari lingkungannya (Anshor dan Abdullah Ghalib, 2010). Dalam hal ini fungsi dukungan keluarga bagi ibu hamil yakni akan mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas, dan rasa nyaman yang akan membuat ibu hamil akan merasa mendapat dukungan secara emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwanya (Mahmunah, 2010). Pada masa kehamilan, peran suami sangat penting untuk memotivasi istri terus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi
20
makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, terus bersabar serta mendampinginya setiap memeriksakan kehamilan (Anshor dan Abdullah Ghalib, 2010). Manuaba dkk (2003), menyatakan bahwa ibu hamil yang kekurangan dukungan psikologis dan sosial budaya dari keluarga yang paling dekat, khususnya suami, akan cenderung mengalami stress pada kehamilan. Mahmunah (2010) juga menambahkan bahwa jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifas. B. Konsep Antenatal Care 1. Definisi Antenatal Care Pelayanan Antenatal care atau prenatal care merupakan langkah identifikasi medis dan psikologis yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan maternal dan perinatal serta mengurangi adanya komplikasi tak terdeteksi yang dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi ibu dan bayi (Potter dkk, 2009). Intervensi esensial dalam ANC adalah identifikasi dan manajemen komplikasi obstetrik seperti preeklampsia, imunisasi tetanus toksoid, penanganan pencegahan intermitten untuk malaria, manajemen infeksi HIV, sipilis dan penyakit menular seksual lainnya (Lincetto dkk, 2006). ANC juga merupakan wadah edukasi bagi ibu hamil dan keluarga mengenai pentingnya asupan makanan yang adekuat, mengurangi
21
pekerjaan yang berat, serta dukungan emosional yang adekuat dari keluarga untuk ibu hamil (Fischer, 2012). 2. Tujuan Antenatal care / Prenatal Care Menurut
Saifudin
(2002,
dalam
Indriyani
2013),
tujuan
dilakukannya antenatal care adalah sebagai berikut : a. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, dan bayi. c. Menganalisis secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum, yaitu pembedahan dan kebidanan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal. 3. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care (ANC) WHO merekomendasikan jumlah kunjungan Antenatal care bagi ibu hamil dengan tanpa komplikasi di negara berkembang, yakni minimal sebanyak empat kali kunjungan (Tran dkk. 2012). Sebagaimana yang dipaparkan dalam “WHO Clinical Guidelines : The Four-Visit ANC
22
Model”, bahwa ibu hamil disarankan melakukan kunjungan pertama kali yakni pada usia kehamilan 8 – 12 minggu, kunjungan kedua pada usia kehamilan 24 – 26 minggu, kunjungan ketiga di usia kehamilan 32 minggu, dan kunjungan keempat di usia kehamilan 36 – 38 minggu (Lincetto dkk, 2006). Tujuan dari kunjungan ANC di setiap trimester kehamilan, yaitu karena di setiap trimester kehamilan memiliki kegiatan fokus pemeriksaan tersendiri sesuai dengan perkembangan ibu dan janin, misalnya pada kunjungan pertama, yakni usia kehamilan 8 – 12 minggu, fokus kegiatan ANC yakni mengkonfirmasi kehamilan, mendeteksi kebutuhan jumlah kunjungan (apakah hanya empat kali atau lebih), menentukan / skrining apakah ibu membutuhkan pencegahan komplikasi tertentu (Lincetto dkk, 2006). Departemen Kesehatan RI (2007) dalam bukunya “Pedoman Pelayanan Antenatal”, mencantumkan jumlah frekuensi kunjungan yang harus dilakukan oleh ibu hamil yakni paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut : a. Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1 b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2 c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga
= K3 dan K4
Sedangkan jika ditemukan kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak
23
dan lain-lain, maka frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kehamilan (Depkes, 2007). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal care Mahfuzar Rahman, 2010, dalam hasil penelitiannya mengenai faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC pada komunitas ibu di kawasan kumuh (slum mothers) di Bangladesh, menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC, diantaranya: a. Tingkat pendidikan ibu Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC. Semakin paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu tersebut akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan kunjungan ANC. b. Tempat pelayanan kesehatan Dalam studi Rahman, terdapat 2 jenis tempat pelayanan kesehatan di Bangladesh, yang pertama adalah pelayanan kesehatan yang didalamnya terdapat tenaga medis namun tenaga medis tersebut tidak melalui pendidikan resmi tenaga kesehatan, dan yang kedua yaitu rumah sakit atau klinik. Hasil penelitiannya yaitu mayoritas ibu memeriksakan kehamilan mereka ke rumah sakit atau klinik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga medis
24
professional dalam suatu tempat pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. c. Pekerjaan suami Pekerjaan suami merupakan faktor lainnya yang mempengaruhi kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil penelitian memaparkan bahwa ibu hamil yang memiliki suami yang pekerjaannya lebih layak seperti businessman, melakukan kunjungan ANC lebih rutin dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki suami dengan pekerjaan sebagai buruh. d. Pendapatan keluarga Pendapatan keluarga juga menjadi faktor ibu hamil melakukan kunjungan ANC. Didapatkan dalam hasil penelitian, bahwa ibu hamil dengan keluarga dengan penghasilan yang tinggi perbulan, melakukan ANC dengan rutin dibandingkan ibu hamil dengan keluarga yang berpenghasilan lebih rendah. e. Paparan media massa Adapun maksud dari paparan media massa, yakni karena media masa memiliki peran yang cukup besar untuk membantu menumbuhkan
kesadaran
mengenai
berbagai
komplikasi
kehamilan serta apa saja dampak dari komplikasi tersebut bagi ibu dan bayi di masa depan.
25
Adanya faktor budaya yang penting untuk dipertimbangkan, seperti gaya hidup serta kepercayaan yang dianut individu (Leifer, 2008). Kompetensi budaya merupakan kesadaran, penerimaan, serta penghormatan akan suatu kepercayaan, nilai, dan tradisi tertentu dan pasti berbeda antara suatu individu dengan individu lainnya (Leifer, 2008), begitu juga dengan keluarga, keluarga mempunyai adat istiadat dan tata nilai masing-masing serta menyusun standar interaksi di dalam maupun di luar kelompok (Wong dkk, 2009). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kim dkk (2010) menyatakan bahwa dukungan sosial juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan prenatal care. C. Konsep Slum Area 1. Definisi Slum Area Konsep slum area maupun definisinya berbeda di tiap negara, tergantung daripada kondisi sosio-ekonomi masing-masing negara tersebut (Mohanty & Swati Mohanty, 2005). Kata “slum” berasal dari kata “slumber” yang artinya “tidak dikenal/ tidak diketahui”, untuk mendeskripsikan sekelompok orang yang tinggal di jalan gelap di ganggang yang sempit (Mohanty & Swati Mohanty, 2005). Slum area atau daerah kumuh didefinisikan sebagai daerah atau kawasan bagian perkotaan yang terabaikan, berpenghasilan rendah dan tempat tinggal bagi masyarakat miskin (United Nation Habitat, 2003;2007). Menurut BPS (2007) slum area merupakan daerah padat penduduk dengan bentuk dan
26
letak rumah yang tidak tersusun rapi. Biasanya daerah ini terletak di pusat kota, terminal, stasiun kereta api, sepanjang rel kereta api, pasar tradisionil atau di seputar pabrik-pabrik. United Nation Habitat (UN Habitat) (2006) mendefinisikan rumah tangga kumuh (slum household) sebagai sekelompok individu yang tinggal dalam satu atap di daerah urban yang tidak memiliki salah satu ciri atau lebih sebagai berikut: a. Rumah atau tempat tinggal yang permanen, tahan lama, serta dapat melindungi dari kondisi ekstrim. b. Luas ruangan yang cukup artinya tidak lebih dari tiga orang dalam satu ruangan. c. Akses mudah untuk mendapatkan air bersih dan aman serta dalam jumlah yang mencukupi dan harga yang dapat terjangkau. d. Adanya akses untuk sanitasi yang adekuat, seperti penggunaan toilet bersama dengan jumlah pengguna yang rasional. e. Memiliki posisi/kedudukan yang aman sehingga dapat terlindung dari penggusuran paksa. Selain karakteristik berdasarkan lokasi tempat tinggal, slum area juga diidentikkan dengan karakteristik masyarakatnya yang memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, begitu juga dengan tingkat pengetahuannya, jenis pekerjaan informal dan mempunyai pendapatan yang secara umum belum memadai (Zulkarnain, 2004). Serupa dengan pernyataan tersebut, hasil
27
Analisis Tipologi BPS (2007) memaparkan bahwa sekitar 74,5% masyarakat area
kumuh
berpendidikan
setingkat
Sekolah
Dasar
(SD),
24,8%
berpendidikan setingkat sekolah lanjutan, dan 0,8% saja yang melanjutkan ke jenjang universitas. Sedangkan dari segi pekerjaan, BPS (2007) menyebutkan bahwa kebanyakan pekerjaan utama dari kepala rumah tangga miskin/slum area adalah sebagai buruh, sekitar 26,8 %. 2. Tipe-Tipe Slum Area Mohanty dan Swati Mohanty (2005) membagi 3 (tiga) tipe daerah kumuh (slum), diantaranya : a. Daerah kumuh asli (Original slum) Daerah kumuh asli diartikan sebagai daerah kumuh yang memang sejak awal terbentuk dari bangunan-bangunan yang sudah tidak layak dan butuh perbaikan. Contohnya seperti daerah kumuh di Wichita, Meksiko. b. Daerah kumuh sebagai hasil dari perpindahan keluarga kelas atas dan menengah Tipe kedua ini merupakan daerah kumuh yang dihasilkan
dari
berpindahnya para keluarga kelas atas dan menengah pada suatu daerah ke daerah lain dan mengakibatkan terjadinya kemerosotan di daerah yang ditinggalkan. Contoh daerah ini yaitu daerah kumuh di Boston. c. Daerah kumuh sebagai dampak dari fenomena transisi
28
Daerah kumuh tipe ketiga ini adalah daerah kumuh yang terbentuk ketika suatu daerah sekitar area bisnis mengalami kemunduran, maka akan terjadi pula kemunduran dari aspek fisik dan sosial secara drastis. Pada daerah kumuh dengan tipe seperti ini akan memiliki karakteristik padat penduduk, kemiskinan, banyaknya tempat prostitusi, dan warung-warung minuman keras. Begitu pula dengan karakteristik masyarakat yang mendiami daerah kumuh ini, merupakan masyarakat dengan perilaku kriminal, peminum, dan lain sebagainya. 3. Pelayanan Kesehatan di Slum Area Pada konferensi internasional mengenai pelayanan kesehatan primer, WHO dan UNICEF di Alma Ata 1978, dibentuklah konsep “Health For All” atau HFA yang salah satu targetnya adalah pemenuhan program kesehatan area urban yang sasarannya mencakup masyarakat urban miskin yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak (Srivastava dan Kabra, 2011). Namun pelaksanaan program kesehatan bagi masyarakat urban miskin atau kumuh ini tidak dapat berjalan dengan baik karena sulitnya masyarakat kumuh dalam mengakses pelayanan kesehatan di daerah mereka (Gibbons dan Rajeev Bali, 2010). Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat kumuh urban yang tidak terdata oleh daerah setempat sehingga menyulitkan mereka untuk terjangkau program-program pelayanan kesehatan daerah tersebut (Ramanathan, 2004 dalam Gibbons dan Rajeev Bali, 2010). Lokasi tidak lagi menjadi faktor utama sulitnya masyarakat kumuh untuk mengakses
29
pelayanan kesehatan, karena seringkali walaupun dari segi lokasi dapat diakses oleh masyarakat kumuh, namun tetap sulit terjangkau karena biaya pelayanan kesehatan (misal, rumah sakit) dianggap terlalu mahal (Gibbons dan Rajeev Bali, 2010). Selain itu ketidakadekuatan pelayanan kesehatan, baik dari manajemen pelayanan, tenaga kesehatan yang kurang memadai maupun ketersediaan peralatan dan obat, juga menjadi faktor sulitnya memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat kumuh (Shekhar dan Ram, 2005 dalam Gibbons dan Rajeev Bali, 2010) D. Penelitian Terkait Berikut adalah penelitian-penelitian terkait dengan hubungan antara dukungan keluarga / sosial dan frekuensi kunjungan ANC: 1.
Penelitian oleh Kim dkk. (2010) pada 165 responden wanita imigran Korea, menunjukkan adanya hubungan antara ketersediaan dukungan sosial dan praktek prenatal care ( r = 0.647, p <.001) dengan mean score correlation 2.98. Kim dkk, juga menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan pada ibu hamil, meningkatkan ibu hamil dalam melakukan prenatal care, dalam studi ini dipaparkan bahwa peran suami, ibu dan mertua dari ibu hamil memiliki peran yang penting dalam memberikan dukungan sosial.
2.
Penelitian oleh Kamal dkk. (2013) pada 4905 wanita dari berbagai tingkat ekonomi di Bangladesh menghasilkan bahwa terdapat 48,3 % tidak melakukan ANC dikarenakan berbagai faktor, mayoritas karena faktor ekonomi dan lokasi pelayanan kesehatan, adapun faktor dukungan
30
keluarga/suami hanya sekitar 4,1 %, meskipun tergolong rendah namun angka ini menyatakan bahwa masih terdapatnya korelasi atau hubungan antara ketersediaan dukungan keluarga dengan kunjungan ANC yang dilakukan oleh ibu hamil. 3.
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Simkhada dkk. (2010) pada ibu hamil di Nepal, memaparkan bahwa dukungan sosial dari ibu mertua memiliki pengaruh yang kuat bagi ibu hamil terutama dalam melakukan ANC.
4.
Penelitian oleh Dyah Arista (2013) mengenai hubungan motivasi ibu dan dukungan keluarga dengan kelengkapan antenatal care di wilayah UPT Puskesmas Mojokerto. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,01) antara dukungan keluarga dengan kelengkapan antenatal care .
5.
Penelitian oleh Siti Aisyah (2009) tentang gambaran motivasi ibu hamil dalam melakukan ANC di Puskesmas Pamulang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keseluruhan ibu hamil mendapatkan motivasi dari suami maupun keluarga untuk melakukan kunjungan ANC. Dari berbagai hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara dukungan sosial / keluarga dengan kunjungan Antenatal care. Namun peneliti belum menemukan penelitian yang lebih spesifik mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap jumlah frekuensi ANC dari
31
K1 hingga K4, terlebih di komunitas ibu kawasan kumuh perkotaan di Indonesia, sehingga peneliti merasa penelitian ini harus dilakukan.
32
E. KerangkaTeori Bagan 2.1 Kerangka Teori Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan ANC di Slum Area (Rahman, 2010 : Leifer, 2008; Kim dkk, 2010):
Tingkat
Pekerjaan
Pendapatan
Tempat
Paparan
Pengetahuan Ibu
Suami
Keluarga
Pelayanan
Media Massa
Faktor Budaya
Kesehatan Dukungan Sosial/ Keluarga
Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga : 1.
Faktor Internal
2.
Faktor Eksternal
1. Dukungan Fisiologis 2. Dukungan Psikologis 3. Dukungan Sosial (Gallo dan Reichel,1998; Indriyani ,2013)
(Purnawan, 2008 dalam Rahayu 2008)
Pelayanan Kesehatan di Slum Area: 1.
Lokasi pelayanan kesehatan yang jauh dari pemukiman/sulit diakses.
2.
Biaya pengobatan yang mahal.
3.
Manajemen pelayanan kesehatan yang kurang memenuhi kebutuhan (tenaga medis, peralatan, dll)
Sumber Dukungan Sosial / Keluarga : ANC
(Gibbons dan Rajeev Bali, 2010; Shekhar dan Ram, 2005)
1.
Sumber Informal
Frekuensi ANC yang dianjurkan :
2.
Sumber Formal
a.
3.
Sumber Semiformal
b.
(Indriyani, 2013)
c.
Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1 Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2 Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4 (WHO ; Depkes, 2007)
Keterangan: : Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti
33
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 2 (dua) variabel, yakni variabel dukungan keluarga sebagai variabel independen yang merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Hidayat, 2008). Sedangkan variabel frekuensi antenatal care (ANC) sebagai variabel dependen atau terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen yakni dukungan keluarga (Hidayat, 2008). Adapun kerangka konsep antara kedua variabel tersebut, sebagai berikut : Bagan 3.1 Kerangka Konsep Hubungan antara Variabel Dukungan Keluarga (Bebas) dan Variabel Frekuensi Kunjungan ANC (Terikat) Dukungan Keluarga :
Frekuensi Kunjungan ANC -
Fisiologis
-
Psikologis
-
Sosial
(K1 – K4)
33
34
B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
1
Usia
Lama hidup ibu dari tahun pertama ibu dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilakukan. Rentang usia < 20 tahun dan > 30 tahun merupakan usia resiko tinggi kehamilan, sedangkan usia ideal hamil adalah 20 – 30 tahun.
Kuisioner (1) Data Demografi Poin A
Kuisioner (1) Data Demografi Poin A Kuisioner (1) Data Demografi Poin A Kuisioner (1) Data Demografi Poin B Kuisioner (1) Data Demografi
2
Pendidikan
Pendidikan formal terakhir responden.
3
Pekerjaan
4
Riwayat kesehatan selama hamil Gravida
Jenis kegiatan mencari nafkah yang dilakukan oleh responden. Keluhan kesehatan yang dirasakan responden selama masa kehamilan. Jumlah kehamilan yang dialami responden saat
5
1 = resiko tinggi < 20 tahun, 2 = ideal 20-30 tahun, 3 = resiko tinggi > 30 tahun. ( Sinsin 2008; WHO 2013; Detiana 2010) 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 1 = Tidak bekerja 2 = Bekerja 1 = Tidak ada keluhan 2 = ada keluhan 1 = primigravida 2 = multigravida
Nominal
Ordinal
Nominal
Nominal
Nominal
35
6
Tahun Hamil
7
Jenis Pelayanan Kesehatan
8
Dukungan Anggota keluarga
pengumpulan data. Primigravida adalah ibu yang pertama kali hamil, Multigravida adalah ibu yang mengalami kehamilan lebih dari satu kali. Tahun kehamilan responden pada saat pengumpulan data. Merupakan fasilitas kesehatan yang digunakan responden selama masa kehamilan sebagai upaya promotif dan preventif.
Merupakan dukungan anggota keluarga terhadap responden dalam menemani kunjungan ANC.
Poin B
Kuisioner (1) Data Demografi Poin B Kuisioner (1) Data Demografi Poin C
Kuisioner (1) Data Demografi Poin D
1 = 2012 2 = 2013 3 = 2014 1 = puskesmas 2 = posyandu 3 = klinik 4 = rumah sakit 5 = bidan (Notoadmojo, 2005 dalam Wijaya & Fitrio Devi Antony, 2012) 1 = orang tua 2 = mertua 3 = suami 4 = kakak/adik 5 = sendiri (Hafidz, 2003; Anshor & Abdullah Ghalib, 2010)
Nominal
Nominal
Nominal
36
9
10
Independen : Dukungan Keluarga
Merupakan dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua, suami, kakak/adik, mertua, dan anggota yang dianggap bagian keluarga lainnya kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Bentuk-bentuk dukungannya dapat berupa dukungan fisiologis, psikologis, dan sosial. (Friedman 1992; Gallo & Reichiel 1998; Indriyani 2013) Dependen : Merupakan jumlah kunjungan Frekuensi yang dilakukan oleh ibu hamil kunjungan ANC selama masa kehamilannya (K1-K4) dari mulai trimester pertama hingga trimester ketiga. Kunjungan ANC dikatakan lengkap apabila ibu dengan kehamilan normal melakukan kunjungan minimal 4 kali. (Depkes, 2007)
Diukur dengan Kuisioner (2) dengan berisi 45 pernyataan. Menggunakan skala Likert dalam penilaian skor Selalu : 4 Sering : 3 Jarang : 2 Tidak Pernah : 1 (Hidayat, 2008) Kuisioner (3) yang berisi 1 pertanyaan tertutup. Menggunakan skala Guttman dalam penilaian skor Ya : 2 Tidak : 1 (Hidayat, 2008)
Cut off point menggunakan nilai median. Jika skor < 147.00 dukungan keluarga tidak baik. Jika skor = atau > 147.00 dukungan keluarga baik.
(Santoso, 2003) Jumlah kunjungan kurang dari 4 kali : tidak lengkap Jumlah kunjungan 4 kali atau lebih : lengkap (Depkes, 2007)
Ordinal
Ordinal
37
C. Hipotesis Hipotesis penelitian adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (analitik) (Dahlan, 2009). Berdasarkan kerangka konsep penelitian sebelumnya, peneliti menentukan hipotesis, yaitu : Hipotesis alternatif (Ha) : ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan Antenatal care (ANC) pada komunitas ibu slum area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. Hipotesis nol (Ho) : tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan Antenatal care (ANC) pada komunitas ibu slum area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan masalah keperawatan yang menghubungkan antara dua variabel, sehingga penelitian ini disebut penelitian asosiatif (Hidayat, 2008). Penelitian ini juga bersifat pendekatan analitik kuantitatif yang menggunakan metode cross sectional karena penelitian ini dilakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan / sekali waktu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung (Hidayat, 2008 : Ghazali, dkk, 2011). B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2014 dan berlokasi di area pemukiman kumuh RW 05 dan RW 08 Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari Kota Tangerang. Peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena daerah ini merupakan area pemukiman kumuh yang sesuai dengan kriteria pemukiman kumuh oleh United Nation Habitat (2003), seperti area yang kurang ketersediaan akan air bersih, kepemilikan tanah dan bangunan yang ilegal, dan lain-lain. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
38
39
ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari
dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2004 dalam Hidayat 2008). Populasi dari penelitian ini adalah komunitas ibu yang pernah mengalami kehamilan hingga persalinan dalam rentang waktu tahun 2012-2014 di area pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari Kota Tangerang yang berjumlah 50 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel penelitian ini adalah komunitas ibu yang pernah mengalami kehamilan hingga persalinan dalam rentang waktu tahun 20122014 dan tinggal di area pemukiman kumuh di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. Adapun total sampel seharusnya berjumlah 50 orang, namun hanya 28 orang yang memenuhi kriteria sampel, sedangkan 22 orang lainnya tidak dapat berpartisipasi menjadi responden karena tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan dengan berbagai sebab, seperti sakit, telah berpindah domisili, dan bekerja. Kriteria inklusi dari sampel penelitian ini, yaitu : a. Ibu yang pernah mengalami kehamilan hingga persalinan dalam rentang waktu tahun 2012-2014. b. Ibu yang sehat jasmani dan rohani. c. Ibu yang berdomisili di pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya di Kota Tangerang.
40
d. Ibu yang sedang berada di tempat saat dilakukan penelitian dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel (Matondang, 2009). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner / angket dengan beberapa pertanyaan, alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Berdasarkan sumber data yang digunakan, instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) macam instrumen, yaitu instrumen data primer dan instrumen data sekunder. A) Adapun instrumen data primer berupa kuisioner yang terdiri dari 3 jenis, yakni :
Kuisioner 1 : yaitu berisi data demografi responden, seperti nama (inisial), usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat kehamilan, jumlah kehamilan, jenis pelayanan kesehatan yang digunakan dan lainlain.
Kuisioner 2 : untuk mengukur dukungan keluarga. Pertanyaan alam kuisioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang merupakan modifikasi dari jenis-jenis dukungan keluarga berdasarkan teori Gallo dan Reichel (1998) yang kemudian pertanyaannya
41
disesuaikan untuk ibu hamil. Kuisioner ini berisi 45 pernyataan dan skala ukurnya menggunakan skala Likert. Sistem penilaian skor dari kuisioner 2 ini yaitu terbagi menjadi 4 (empat) kategori, pada pertanyaan favorable, yaitu “Selalu” ( nilai skor 4); “Sering”( nilai skor 3); “Jarang” (nilai skor 2); “Tidak Pernah ( nilai skor 1), sedangkan pada pertanyaan unfavorable penilaiannya adalah “Selalu” ( nilai skor 1); “Sering”( nilai skor 2); “Jarang” (nilai skor 3); “Tidak Pernah (nilai skor 4). Analisis penilaian skornya menggunakan nilai median, apabila skor kurang dari nilai median, maka dikategorikan dukungan keluarga tidak baik, dan jika skor lebih dari sama dengan median maka dikategorikan dukungan keluarga baik. Berdasarkan jumlah soal kuisioner, yaitu 45 soal, dengan rincian favorable dan
pernyataan 29
pernyataan 16 unfavorable, dan apabila skor
maksimal pada tiap nomornya adalah 4, maka skor tertinggi yang dapat diperoleh adalah 180.
42
Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuisioner Dukungan Keluarga Variabel Dukungan Keluarga Dukungan
Item Pertanyaan Favorable
Unfavorable
19,22,25,27,30,32,34,37,
6,9,11,12,14,40,43,
1,5,8,10,16,18,21,24,31,33
3,13,29,36,39
Fisiologis Dukungan Psikologis Dukungan
2,4,7,15,23,28,35,38,41,42,45 17,20,26,44
Sosial
Kuisioner 3 : untuk mengukur frekuensi kunjungan ANC yang
didasari oleh WHO dan Departemen Kesehatan RI mengenai rekomendasi frekuensi kunjungan ANC. Kuisioner ini berisi 1 pertanyaan dan skala ukurnya menggunakan skala Guttman. Adapun penilaian skornya adalah : Ya (nilai skor 2); Tidak (nilai skor 1). Analisis penilaian skornya yakni dikategorikan lengkap apabila jumlah kunjungan minimal empat kali, dan dikategorikan tidak lengkap apabila jumlah kunjungan kurang dari empat kali selama kehamilan. B) Instrumen data sekunder yaitu lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti. Adapun yang diobservasi adalah buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) milik responden hanya apabila responden memilikinya dan fungsi
43
lembar observasi ini sebagai alat validasi jumlah frekuensi kunjungan ANC. Instrumen ini hanya bersifat sebagai pelengkap data, namun data utama yang digunakan tetap berdasarkan instrumen data primer, dan data ini tidak akan mempengaruhi data primer (kuisioner 1 dan 2). E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat, 2008). 1. Hasil Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2002). Adapun uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan bantuan software SPSS. Nilai r tabel = 0.361 jika pengujian validitas dilakukan pada 30 responden (N=30). Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti instrumen tidak valid (Sugiyono, 2010 dalam Mardliyah 2013). Hasil uji validitas instrumen kuisioner dukungan keluarga 45 soal didapatkan 17 pernyataan yang valid dan 28 pernyataan yang tidak valid. Adapun rincian dari 17 pertanyaan yang valid terdiri dari 8 pernyataan variabel dukungan fisiologis, 4 pernyataan variabel dukungan psikologis, 5 pernyataan variabel dukungan sosial. Sementara untuk 28 pernyataan lainnya yang tidak valid kemudian dimodifikasi oleh peneliti dan diuji kembali validitasnya menggunakan uji content validity oleh para ahli.
44
Sedangkan untuk 1 kuisioner frekuensi kunjungan ANC juga diuji validitasnya menggunakan metode content validity oleh ahli. 2. Hasil Uji Reliabilitas Setelah mengukur validitas, maka perlu dilakukan pengukuran reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2008). Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya (Matondang, 2009). Suatu tes dikatakan reliable jika memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 1991, dalam Matondang, 2009). Penelitian ini menggunakan metode uji reliabilitas dengan bantuan program software computer, yaitu alpha cronbach, yakni sebuah indikator dari konsistensi internal atau homogenitas dari suatu skala (Tappen, 2011). Siregar (2013, dalam Aini 2013) menyatakan bahwa suatu instrumen reliabel apabila nilai reliabilitasnya > 0.6. Hasil uji reliabilitas instrumen kuisioner dukungan keluarga adalah 0.667 yang berarti instrumen sudah dikatakan reliabel. F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Peneliti mengajukan surat permohonan surat rekomendasi penelitian yang ditujukan kepada Badan Kesbangpol Provinsi Banten.
45
3. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian dan surat rekomendasi penelitian kepada Kantor Kesbanglinmas Kota Tangerang. 4. Setelah surat permohonan izin disetujui Kesbanglinmas Kota Tangerang, peneliti
mengajukan permohonan izin penelitian kepada
Kantor
Kecamatan Neglasari. 5. Setelah surat permohonan izin penelitian disetujui Kecamatan Neglasari, peneliti diberikan surat pengantar yang ditujukan kepada Kelurahan Selapajang Jaya. 6. Setelah izin penelitian disetujui oleh Kecamatan Neglasari, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen pada komunitas ibu berjumlah 30 orang di area pemukiman kumuh lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan area pemukiman kumuh di Kelurahan Selapajang Jaya. 7. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti melakukan koordinasi dengan asisten peneliti dan kader Posyandu setempat untuk teknis pelaksanaan penelitian. Sebelumnya peneliti, asisten peneliti, dan kader Posyandu menyamakan persepsi mengenai kuisioner yang digunakan. 8. Peneliti menggunakan teknik total sampling yakni dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian. 9. Peneliti mendapatkan calon responden berjumlah 28 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi sampel, selanjutnya peneliti memberikan informed consent kepada para calon responden dan menyediakan waktu bagi calon
46
responden untuk membaca lembar pernyataan persetujuan yang tersedia dan
apabila
calon
responden
setuju,
calon
responden
dapat
menandatangani lembar persetujuan. 10. Selanjutnya responden dijelaskan mengenai tatacara pengisian kuisioner, apabila responden kurang atau tidak mengerti maksud pertanyaan kuisioner, maka responden dipersilahkan untuk bertanya kepada peneliti. 11. Waktu pengisian kuisioner adalah 20-30 menit tiap masing-masing responden. 12. Selanjutnya peneliti mengobservasi buku KIA milik responden untuk memvalidasi data kunjungan antenatal care (ANC) apakah sama atau tidak dengan keterangan yang diisi oleh responden di kuisioner. 13. Lembar kuisioner diambil kembali oleh peneliti ketika responden telah selesai mengisi kuisioner. 14. Proses pengambilan data dilakukan selama 3 hari atau sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi penelitian. 15. Kuisioner yang telah dikumpulkan dan diisi oleh responden untuk melalui tahap selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data. G. Etika Penelitian Dalam implementasi penelitian ini, peneliti menerapkan prinsip-prinsip etis sebagaimana menurut Hidayat (2008), sebagai berikut : 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
47
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. H. Prosedur Pengolahan Data Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2008). Penelitian ini dalam proses pengolahan
48
datanya memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Hidayat (2008), sebagai berikut : 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam penelitian ini contoh kode yang digunakan untuk jawaban, seperti kode nilai 4 untuk jawaban “selalu”, kode nilai 3 untuk jawaban “sering”, dan lain sebagainya. 3. Entri data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat table kontingensi. 4. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dianalisis.
Apabila
penelitiannya
deskriptif,
maka
akan
49
menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan analisis analitik akan menggunakan statistika inferensial. Statistika inferensial (menarik kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial. I. Teknik Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa
univariat
adalah
analisis
yang
diperlukan
untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana (Budiharto, 2006). Analisis variabel yang dijelaskan adalah data demografi responden seperti usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat kehamilan, gambaran dukungan keluarga dan frekuensi kunjungan antenatal care dengan presentase dan tabel distribusi frekuensi. 2. Analisa Bivariat Analisis
bivariat
adalah
analisis
yang
diperlukan
untuk
menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat (Budiharto, 2006). Dalam penelitian ini analisis bivariat yakni untuk menjelaskan dua variabel, yakni variabel dukungan keluarga sebagai variabel independent/bebas dengan variabel frekuensi kunjungan antenatal care sebagai variabel dependent/terikat. Analisis bivariat ini menggunakan uji Chi Square apabila memenuhi syarat, namun apabila tidak memenuhi syarat maka digunakan uji Fisher sebagai uji alternatifnya (Dahlan, 2011). Adapun syarat uji Chi Square adalah sel
50
yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel, apabila syarat ini tidak terpenuhi maka uji alternatif untuk tabel 2 x 2 adalah uji Fisher (Dahlan, 2011). Interpretasi uji Fisher sama dengan uji Chi Square, yakni apabila p value < 0.05 maka Ho ditolak, dan jika p value > 0.05 maka Ho diterima (Dahlan, 2011).
BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dijelaskan melalui hasil analisa univariat dan bivariat. A.
Profil Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang Kelurahan Selapajang Jaya merupakan salah satu dari 7 (tujuh) kelurahan yang terdapat di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang, dengan luas 288 hektar (Ha) dan berlokasi paling jauh dari Kantor Kecamatan Neglasari, yakni sekitar 2,3 kilometer (litbangtangerangkota.go.id). Secara geografis, Kelurahan Selapajang Jaya berbatasan langsung dengan wilayah Bojong Renged di sebelah utara dan wilayah Kecamatan Neglasari di sebelah selatan, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Bandara SoekarnoHatta dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kedaung Wetan. Kelurahan Selapajang Jaya memiliki 8 Rukun Warga (RW) dan 40 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data BPS Kota Tangerang tahun 2012, jumlah rumah tangga yang terdapat di Kelurahan Selapajang Jaya yakni sebanyak 4.263, dengan rata-rata jumlah anggota untuk setiap rumah tangga yaitu 4 orang. Jumlah penduduk Kelurahan Selapajang Jaya sebesar 17.265 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki lebih besar yaitu 9.032 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 8.233 jiwa, dengan jumlah kepadatan penduduk yaitu sebesar 5.994/km2 (BPS Kota Tangerang, 2012). Sebagaimana area kelurahan pada
51
52
umumnya, Kelurahan Selapajang Jaya juga memiliki berbagai fasilitas/sarana seperti sarana pendidikan dan kesehatan. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kelurahan Selapajang Jaya, yakni 1 (satu) Balai Pengobatan, 4 (empat) Klinik Bidan Praktek, 1 (satu) Klinik Dokter Praktek, 2 (dua) rumah sakit swasta, yakni RS As-Syifa dan RS Sari Asih, dan Puskesmas yang terletak cukup jauh yaitu Puskesmas Kedaung Wetan (Data Kelurahan Neglasari, 2012). Saat ini Kelurahan Selapajang Jaya dipimpin oleh Kepala Lurah, yakni Bapak Nur Alamsyah, S.Sos. B.
Hasil Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) < 20 20-30 > 30 Total
Frekuensi (n) 7 18 3 28
Persentase (%) 25.0% 64.3% 10.7% 100.0%
Tabel 5.1 memaparkan bahwa mayoritas responden berusia 20 – 30 tahun (64.3%), sedangkan responden berusia < 20 tahun cukup banyak yakni 7 orang (25%) dan responden berusia > 30 tahun sebanyak 3 orang (10.7%).
53
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA Total
Frekuensi (n) 19 7 2 28
Persentase (%) 67.9% 25.0% 7.1% 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan lulusan setingkat Sekolah Dasar (SD), yaitu sebanyak 19 orang (67.9%), lulusan setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 7 orang (25.0%), dan lulusan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 2 orang (7.1%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Total
Frekuensi (n) 1 27 28
Persentase (%) 3.6% 96.4% 100.0%
Hampir seluruh responden penelitian tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, yakni sebanyak 27 orang (96.4%) dan hanya satu responden saja yang bekerja (3.6%).
54
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Kesehatan Selama Hamil, Jumlah Kehamilan (Gravida), dan Tahun Kehamilan Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Kesehatan Selama Hamil Riwayat Kesehatan Selama Hamil Tidak ada masalah/keluhan Ada masalah/ keluhan Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16
57.1%
12
42.9%
28
100.0%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (57.1%) tidak mengalami keluhan yang berarti selama masa kehamilannya, sedangkan responden lainnya (42.9%) mengalami masalah atau keluhan. Adapun masalah yang dialami oleh responden yakni mual dan muntah, hipertensi, edema pada ekstremitas, dan sesak napas. Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan (Gravida) Riwayat Kehamilan (Gravida) Primigravida Multigravida Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16 12 28
60.7% 39.3% 100.0%
Mayoritas responden merupakan ibu primigravida (pertama kali hamil) yakni sebanyak 17 orang (60.7%) dan ibu multigravida (pernah hamil lebih dari satu kali) yakni sebanyak 11 orang (39.3%).
55
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Kehamilan Tahun Kehamilan 2012 2013 2014 Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
10 13 5 28
35.7% 46.4% 17.9% 100.0%
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa mayoritas responden merupakan ibu yang hamil tahun 2013, yaitu sebanyak 13 orang (46.4%), kehamilan pada tahun 2012 sebanyak 10 orang (35.7%), dan kehamilan pada tahun 2014 (17.9%). 5. Gambaran Jenis Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Responden Tabel 5.7 Gambaran Jenis Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Responden Pelayanan Kesehatan Puskesmas Posyandu Klinik Bidan Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
1 17 1 9 28
3.6% 60.7% 3.6% 32.1% 100.0%
Jika dilihat dari pemaparan tabel diatas, sebagian besar responden menggunakan pelayanan kesehatan posyandu untuk memeriksakan kehamilan rutin/ANC, yaitu sebanyak 17 orang (60.7%), responden yang menggunakan pelayanan kesehatan puskesmas dan klinik masing-masing sebanyak 1 orang (3.6%) dan sebanyak 9 orang responden (32.1%) menggunakan pelayanan kesehatan bidan praktek untuk memeriksakan kehamilannya.
56
6. Gambaran
Dukungan
Anggota
Keluarga
yang
Menemani
Kunjungan ANC Tabel 5.8 Gambaran Dukungan Anggota Keluarga yang Menemani Kunjungan ANC Anggota Keluarga Orang Tua Suami Kakak/Adik Tidak Ada/Sendiri Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
3 11 3 11
10.7% 39.3% 10.7% 39.3%
28
100.0%
Dari tabel distribusi frekuensi tersebut, anggota keluarga yang paling banyak berperan untuk mengantar dan menemani 11 orang responden (39.3%) untuk melakukan kunjungan ANC adalah suami, sedangkan pada 3 orang responden lainnya (10.7%) ditemani orang tua, dan 3 orang responden (10.7%) ditemani kakak atau adik. Sementara itu 11 orang responden (39.3%) menyatakan melakukan kunjungan ANC tanpa ditemani anggota keluarga. 7. Gambaran Dukungan Keluarga Tabel 5.9 Gambaran Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Tidak Baik Baik Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
16 12 28
57.1% 42.9% 100.0%
Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki gambaran dukungan keluarga tidak baik (57.1%), sementara hanya 42.9% responden yang memiliki dukungan keluarga baik.
57
8. Gambaran Frekuensi Kunjungan ANC Tabel 5.10 Gambaran Dukungan Keluarga Jumlah Kunjungan ANC 4 kali atau lebih Kurang dari 4 kali Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
27 1
96.4% 3.6%
28
100.0%
Sebagian besar responden melakukan kunjungan ANC 4 (empat) kali selama kehamilannya yakni sebesar 96.4%, dan hanya 1 responden (3.6%) yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 (empat) kali. C.
Hasil Analisis Bivariat 1. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan ANC Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan ANC Dukungan Keluarga Tidak Baik Baik Total
Frekuensi Kunjungan ANC Lengkap
Tidak Lengkap
15 (53.6%) 12 (42.9%) 27 (96.4%)
1 (3.6%) 0 (0%) 1 (3.6%)
Total 16 (57.1%) 12 (42.9%) 28 (100.0%)
p value 1.000
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel, yakni dukungan keluarga dan kunjungan ANC. Sebanyak 16 responden memiliki dukungan keluarga tidak baik (57.1%), 15 orang diantaranya melakukan kunjungan ANC minimal 4
58
kali dan 1 orang tidak melakukan kunjungan ANC. Sedangkan 12 responden lainnya memiliki dukungan keluarga yang baik (42.9%) dan seluruhnya melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali. Uji statistik menggunakan uji Fisher karena tidak lulus syarat uji Chi Square (terdapat lebih dari 1 sel yang bernilai kurang dari 5) dari uji Fisher didapatkan nilai p = 1.000 (sig 2 tailed > 0.05) yang berarti Ho diterima atau tidak terdapatnya hubungan bermakna antara kedua variabel yang diteliti yakni dukungan keluarga dan frekuensi kunjungan ANC.
BAB VI PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan secara mendalam dan memberikan interpretasi mengenai analisis univariat dan analisis bivariat yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian. A. Analisis Univariat 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia adalah salah satu variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator fisiologis
untuk mengukur perbedaan derajat
kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan (Notoadmojo, 2010). Terdapat pembagian tiga kategori usia dalam tabel hasil penelitian, dimana kategori yang pertama adalah rentang usia < 20 tahun, kategori yang kedua adalah rentang usia 20 – 30 tahun, dan kategori usia yang ketiga yaitu usia > 30 tahun. Pembagian kategori usia ini didasarkan pada teori Sinsin (2008) yang mengkategorikan usia normal hamil adalah 21-30 tahun, sedangkan usia 35 tahun keatas sudah tergolong usia hamil resiko tinggi. Ibu yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun cenderung mengalami komplikasi pada kehamilan dan persalinannya (WHO, 2013). Begitu pula dengan ibu hamil pada usia diatas 30 tahun beresiko pada kesehatan ibu dan janin karena fungsi organ reproduksi yang sudah mulai menurun (Detiana, 2010). Hasil penelitian didapatkan bahwa responden berusia 20 – 30 tahun sebanyak 18 orang (64.3%). Berdasarkan
59
60
data ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menjalani kehamilannya pada usia ideal/normal, yakni pada usia 20 – 30 tahun. 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan data hasil penelitian, tingkat pendidikan responden sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 orang (67.9%). Data ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan responden di pemukiman kumuh Selapajang Jaya masih sangat rendah karena sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD). Hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Zulkarnain (2004) bahwa salah satu karakteristik masyarakat slum area adalah tingkat pendidikannya yang relatif rendah. Sedangkan tingkat pendidikan ibu merupakan kunci utama yang menentukan sikap atau perilaku ibu dalam mencari atau melakukan pemeriksaan kesehatan (Rahman, 2010).
3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan dan tugas-tugas sosial lainnya menjadi salah satu variabel yang menentukan perilaku kesehatan, faktor ini pula sebagai salah satu penentu seseorang dalam menyikapi masalah kesehatannya (Abraham & Eamon Shanley Mechanic 1978 dalam Sudarma 2008). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 27 responden (96.4%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ini mengartikan bahwa sumber pendapatan keluarga responden mayoritas hanya berasal dari pendapatan suami atau orang tua. Faktor pekerjaan ini identik dengan sumber pendapatan
61
keluarga, dan pendapatan keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam melakukan pemeriksaan kesehatannya, sebagaimana hasil penelitian oleh Rahman (2010), bahwa ibu yang berasal dari keluarga dengan tingkat pendapatan yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat kesadaran yang tinggi pula terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan. 4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan Selama Hamil, Riwayat Kehamilan (Gravida), dan Tahun Kehamilan Riwayat kesehatan ibu selama kehamilan perlu dikaji pada setiap trimester kehamilan untuk mengetahui adanya komplikasi atau kelainan secara dini serta untuk menentukan upaya preventif hingga penanganannya pada ibu hamil (Lincetto dkk, 2006). Hasil data distribusi frekuensi menunjukkan bahwa 57.1% responden tidak mengalami masalah atau keluhan kesehatan yang berarti selama menjalani kehamilan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas status kesehatan responden selama kehamilan dapat dikatakan baik atau normal. Selain itu dari tabel distribusi frekuensi riwayat kehamilan (gravida) ditemukan bahwa mayoritas responden (60.7%) merupakan ibu primigravida (ibu yang pertama kali hamil). Sedangkan hasil distribusi frekuensi tahun kehamilan responden memaparkan bahwa sebanyak 46.4% dari responden mengalami kehamilan pada tahun 2013. Selama 2012-2014 bisa dilihat bahwa mayoritas terjadi kehamilan pada tahun 2013.
62
5.
Gambaran Jenis Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Responden Notoadmodjo (2005, dalam Wijaya dan Fitrio Devi Antony, 2012) menyatakan definisi pelayanan kesehatan sebagai sub sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan dalam upaya preventif dan promotif dengan sasaran masyarakat. Keberadaan suatu pelayanan kesehatan dapat menjadi faktor
terwujudnya
tindakan/praktik
tindakan/praktik
kesehatan
seseorang,
(Notoadmodjo,
2010).
misalnya Hasil
dalam
penelitian
didapatkan bahwa sebanyak 60.7% responden menggunakan pelayanan kesehatan di Posyandu selama masa kehamilannya. Jika dilihat dari segi lokasi, pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya terletak cukup jauh dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan walaupun terdapat beberapa klinik swasta dan rumah sakit swasta yang berlokasi lebih dekat namun faktor biaya yang cukup mahal sehingga ibu hamil lebih memilih posyandu yang tanpa biaya serta cenderung lebih terjangkau lokasinya sebagai tempat mereka melakukan pemeriksaan kehamilan rutin atau ANC. Hal ini sesuai dengan teori Gibbons dan Rajeev Bali (2010) yang menyatakan faktor tidak terjangkaunya suatu pelayanan kesehatan bukan hanya dari lokasi, namun juga dari segi biaya yang terlalu mahal. Sehingga dalam kondisi ini, responden lebih memilih memeriksakan kehamilannya di posyandu, selain karena gratis, dari segi lokasi masih dapat dijangkau oleh responden.
63
6.
Gambaran Dukungan Anggota Keluarga yang Menemani Kunjungan ANC Peran suami sangat penting untuk memotivasi istri selama masa kehamilan, terutama memotivasi dalam hal menjaga kesehatan selama hamil serta turut mendampingi istri memeriksakan kehamilan rutin (Anshor & Abdullah Ghalib, 2010). Selain suami, dukungan orang tua ibu hamil ternyata juga memiliki pengaruh terhadap kunjungan ANC (Hafidz, 2003). Ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa sebanyak 11 responden (39.3%) menyatakan suami merupakan anggota keluarga yang paling sering mengantar dan menemani responden melakukan kunjungan ANC rutin. Sedangkan 11 (39.3%) responden lainnya menyatakan tidak pernah ditemani ketika melakukan kunjungan ANC selama masa kehamilannya.
7.
Gambaran Dukungan Keluarga Dukungan yang diperoleh dari suami atau istri, saudara kandung atau dukungan dari anak merupakan dukungan sosial internal keluarga (Friedman, 1998, dalam Harnilawati 2013). Dukungan sosial keluarga memiliki efek positif yakni berfungsi dalam penyesuaian yang penuh dengan stress (Harnilawati, 2013). Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar (57.1%) responden memiliki dukungan keluarga tidak baik. Hasil persentase ini membuktikan bahwa secara umum gambaran dukungan keluarga yang dimiliki oleh responden selama kehamilan mayoritas tidak baik. Padahal secara teori dukungan keluarga yang baik
64
dibutuhkan bagi ibu hamil untuk meningkatkan pengalaman wanita, meningkatkan kesehatan, dan perkembangan anak-anak mereka dalam masa kanak-kanak (Henderson & Kathleen Jones, 2001). 8.
Gambaran Kunjungan ANC Hasil penelitian memaparkan bahwa sebanyak 96.4% responden melakukan kunjungan ANC minimal empat kali selama tiga trimester kehamilannya. Secara umum, tabel distribusi frekuensi ini menggambarkan bahwa angka cakupan K1 (kunjungan pertama) hingga K4 (kunjungan keempat) di pemukiman kumuh Selapajang Jaya sudah sangat baik dan sudah sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh Departemen Kesehatan (2007) bagi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC minimal empat kali selama masa kehamilan. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Tumaji dkk (2013) yang menyatakan bahwa hanya 60% saja ibu hamil di kawasan kumuh perkotaan di Indonesia yang menerima lengkap komponen ANC.
B. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada komunitas ibu di pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya, didapatkan bahwa 16 responden memiliki dukungan keluarga tidak baik (57.1%), 15 orang diantaranya melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali. Sedangkan 12 responden lainnya memiliki dukungan keluarga yang baik (42.9%) dan seluruhnya melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali. Dari data ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang
65
tidak baik, namun angka kunjungan ANC responden justru dapat dikatakan lengkap sebanyak 4 kali atau lebih. Sedangkan hasil uji Fisher didapatkan p value sebesar 1.000 (sig > 0.05) yang bermakna Ho diterima atau tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan ANC. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi dukungan keluarga, diantaranya faktor internal (tahap perkembangan, pendidikan, emosi, spiritual) dan faktor eksternal (praktik di keluarga, sosioekonomi, budaya) (Purnawan 2008, dalam Rahayu 2008). Jika dilihat pada variabel-variabel yang telah dibahas dalam analisis univariat, didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Faktor-faktor inilah yang mungkin mempengaruhi dukungan keluarga yang didapatkan responden, sehingga dukungan keluarga yang diperoleh responden selama hamil cenderung tidak baik. Penyebab tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dan frekuensi kunjungan ANC mungkin disebabkan adanya faktor lain yang lebih mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2010) membuktikan bahwa terdapat beberapa faktor yang secara signifikan memiliki hubungan terhadap perilaku ibu melakukan kunjungan ANC, seperti tingkat pendidikan ibu, lokasi pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, dan
66
paparan media massa. Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi perilaku kunjungan ANC, karena ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung rutin melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan dibanding dengan ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, sehingga dapat disimpulkan semakin rendah tingkat pendidikan ibu maka semakin rendah pula angka kunjungan ANC ibu selama kehamilannya (Rahman, 2010; Kamal, 2013). Faktor lainnya yang mungkin memiliki hubungan dengan frekuensi kunjungan ANC, adalah pekerjaan suami. Ibu yang memiliki suami dengan pekerjaan yang tetap akan cenderung lebih rutin melakukan kunjungan ANC (Rahman, 2010). Selain itu adanya masalah kesehatan selama kehamilan termasuk kedalam penyulit kehamilan yang dalam hal ini menurut Depkes (2007) dapat mempengaruhi jumlah frekuensi kunjungan ANC, karena ibu hamil yang mengalami penyulit kehamilan seperti mual dan muntah direkomendasikan untuk melakukan kunjungan ANC lebih dari 4 kali. Hasil distribusi frekuensi karakteristik responden menunjukkan bahwa 42.9% responden memiliki masalah atau keluhan kesehatan selama hamil, sehingga faktor ini mungkin menjadi alasan ibu untuk melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih. Lokasi pelayanan kesehatan juga mungkin menjadi faktor ibu melakukan kunjungan ANC, sebagaimana hasil penelitian oleh Kamal dkk (2013) sebanyak 3.3% responden tidak melakukan kunjungan ANC karena lokasi pelayanan kesehatan yang jauh. Begitu pula dengan hasil penelitian
67
Khan dkk (2012) pada komunitas ibu slum area di India yang menyatakan bahwa salah satu penyebab ibu hamil tidak melakukan kunjungan adalah karena sulitnya ibu hamil dalam mengakses pelayanan kesehatan akibat lokasinya yang terlalu jauh. Jika dilihat kondisi pemukiman kumuh Selapajang Jaya, memang lokasi Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terletak sangat jauh, dan fasilitas kesehatan yang terjangkau bagi ibu hamil adalah posyandu dan bidan praktek swasta. Namun begitu tetap saja masih ada beberapa area pemukiman yang tidak terjangkau oleh posyandu dikarenakan memang kondisi geografis pemukiman kumuh Selapajang Jaya yang cukup luas dan tidak diimbangi dengan sarana jalan raya yang layak sehingga menyulitkan kader posyandu untuk menjangkau ibu-ibu hamil yang tinggal jauh dari lokasi posyandu. Faktor lainnya yang mungkin menjadi pendukung ibu hamil di pemukiman kumuh Selapajang Jaya untuk melakukan kunjungan ANC rutin adalah peran aktif kader Posyandu setempat dalam memberikan motivasi dan dukungan sosial kepada ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun dukungan keluarga dari responden mayoritas tidak baik, tetapi responden mendapatkan dukungan sosial yang kuat dari para kader posyandu setempat terutama terkait dengan pentingnya melakukan kunjungan ANC. Hal ini sesuai dengan teori Gallo dan Reichel (1998, dalam Indriyani 2013) yang menyatakan bahwa salah satu sumber
68
dukungan sosial adalah sistem pendukung formal setempat, program medikasi dan kesejahteraan sosial. Faktor terakhir yang menyebabkan tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dan frekuensi kunjungan ANC secara statistik, mungkin disebabkan oleh kurangnya jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian, sehingga hasil uji statistik yang dihasilkan mungkin kurang mewakili populasi penelitian. Jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya, yakni penelitian oleh Rauf dkk (2013) tentang faktor-faktor pemanfaatan ANC yakni salah satunya dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan (p = 0.006), dan penelitian ini memiliki responden sebanyak 67 ibu hamil. Selain itu penelitian oleh Kim dkk (2010) juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan praktek prenatal care, penelitian ini melibatkan 165 responden dalam proses penelitiannya. C. Keterbatasan Penelitian Segala hal yang dipaparkan dalam penelitian ini masih terdapat banyak sekali kelemahan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa poin kekurangan yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kunjungan ke rumah responden. Metode ini sangat membutuhkan peran dari kader posyandu setempat, namun karena padatnya kegiatan para kader posyandu yang bertepatan dengan jadwal dilaksanakannya penelitian
69
sehingga pada akhirnya peneliti perlu menyesuaikan lamanya waktu penelitian dengan jadwal kegiatan kader posyandu dan kegiatan posyandu itu sendiri. 2. Jumlah sampel yang ikut berpartisipasi dalam penelitian hanya berjumlah 28 orang (setengah dari target total sampel yang seharusnya, yaitu 50 orang) disebabkan banyak hal, yakni banyaknya calon responden yang sudah berpindah tempat tinggal, sakit, pulang ke kampung halaman, dan bekerja. 3. Peneliti hanya meneliti satu variabel yang mempengaruhi kunjungan ANC, yakni dukungan keluarga saja, sementara masih banyak variabel lain yang dapat diteliti dan digali lebih lanjut.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Mayoritas responden memiliki gambaran dukungan keluarga tidak baik (57.1%), sementara hanya 42.9% responden yang memiliki dukungan keluarga baik. Sedangkan anggota keluarga yang paling sering mengantar dan menemani responden melakukan kunjungan ANC rutin adalah suami yakni pada 11 responden (39.3%). Sedangkan hasil persentase kunjungan ANC menyatakan bahwa sebagian besar responden melakukan kunjungan ANC 4 (empat) kali selama kehamilannya yakni sebesar 96.4%. Hasil uji secara statistik menggunakan uji Fisher didapatkan p value sebesar 1.000 atau p > 0.05 yang berarti Ho diterima atau tidak adanya hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan ANC pada komunitas ibu slum area di Kelurahan Selapajang Jaya. Peneliti meyakini bahwa terdapat variabel lain yang lebih memiliki pengaruh signifikan terhadap frekuensi kunjungan ANC pada komunitas ibu slum area, seperti tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan dan ekonomi, faktor pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya.
70
71
B. Saran Berdasarkan
pemaparan
hasil,
pembahasan,
serta
kesimpulan
penelitian, maka peneliti akan memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi Ibu Ibu hamil yang sudah memahami pentingnya melakukan kunjungan ANC, maka harus mempertahankan perilaku sehatnya selama kehamilan maupun pada kehamilan selanjutnya, juga sekaligus mengingatkan kepada ibu lainnya mengenai manfaat melakukan kunjungan ANC. 2. Bagi Puskesmas Puskesmas perlu meningkatkan kerjasama dengan kader posyandu setempat untuk memaksimalkan program terkait peningkatan jumlah kunjungan ANC demi percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). 3. Bagi Keperawatan Perawat tidak hanya fokus pada tindakan kuratif saja tetapi juga berfokus pada tindakan promotif dan preventif pada ibu hamil, dan dalam memberikan intervensi keperawatan tidak hanya berpusat pada pasien/ibu hamil tetapi juga melibatkan anggota keluarga sebagai sistem dukungan utama. 4. Bagi Peneliti a. Penelitian selanjutnya agar meneliti variabel-variabel lainnya yang lebih banyak dan lebih luas yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC pada komunitas ibu hamil kawasan kumuh.
72
b. Penelitian selanjutnya agar meneliti pada populasi yang lebih luas lagi, serta agar lebih matang dalam merencanakan penelitian dan koordinasi dengan petugas daerah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Adicondro, Nobelina dan Alfi Purnamasari. 2011. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self Regulated Learning pada Siswa Kelas VIII. Humanitas, Vol.VIII No.1 Januari 2011. Aini, Aresy Quratul. 2013. Hubungan Koping Dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aisyah, Siti. 2009. Gambaran Motivasi Ibu Hamil dalam Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun 2009. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Anshor, Maria Ulfah & Abdullah Ghalib. 2010. Parenting With Love, Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. PT Mizan Pustaka: Bandung. Arista, Dyah. 2013. Hubungan Motivasi Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bangsal Kabupaten Mojokerto. Tesis S2 Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret. Diunduh dari www.pasca.uns.ac.id pada tanggal 02 April 2014. Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. EGC : Jakarta Budiharto. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan Dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. EGC : Jakarta
Dahlan, M. Sopiyudin. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Salemba Medika: Jakarta Dolan, Pat, John Canavan, & John Pinkerton. 2006. Family Support as Reflective Practice. Jessica Kingsley Publishers : London. Effendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Fischer, Meghan Grizzle. 2012. Maternal Health White Paper World Youth Alliance. World Youth Alliance : New York. Gibbons, Michael Christopher dan Rajeev Bali. 2010. Perspectives of Knowledges Management in Urban Health. Springer : London. Golbasi, Zehra, Meral Kelleci, Gursum Kisacik, Ali Cetin. 2009. Prevalence and Correlates of Depression in Pregnancy Among Turkish Women. Matern Child Health J (2010) 14: 485-491. Gungor, Ilkay, Umran Oskay, & Nezihe Kizilkaya Beji. 2010. Biopsychosocial risk factors for
preterm birth and postpartum emotional well-being: a case
control study on Turkish Women without chronic illnesses. Blackwell Publishing Ltd, Journal of Clinical Nursing, 20, 653 – 665. Hafidz, Effi Mohammad. 2002. Hubungan Peran Suami, OrangTua dengan Praktik Ibu Hamil dalam Pelayanan Antenatal dan Persalinan Wilayah Puskesmas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang Tahun 2002. Tesis S2 Universitas Diponegoro Semarang. Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Pustaka As-Salam: Takalar Makassar.
Hastono, Sutanto Priyo, dan Luknis Sabri. 2010. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers : Jakarta Henderson, Christine & Kathleen Jones. 2001. Konsep Kebidanan. EGC: Jakarta Hidayat, A. Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta Indriyani, Diyan. 2013. Aplikasi Konsep & Teori Keperawatan Maternitas Postpartum dengan Kematian Janin. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta. Kamal, dkk. 2013. Factors Associated With The Timing of Antenatal Care Seeking in Bangladesh. Asia-Pacific Journal of Public Health. Diunduh dari www.sagepub.com pada tanggal 20 Maret 2014. Khan, Zulfia, dkk. 2012. All Slums are Not Equal: Maternal Health Conditions Among Two Urban Slum Dwellers. Indian Journal of Community Medicine 2012 Jan-Mar; 37 (1): 50-56. Kim dkk. 2010. Social Support, Stress, and Practice of Prenatal Care in Married Immigrant Women in Korea. Journal of Transcultural Nursing. Diunduh dari www.sagepub.com pada tanggal 20 Maret 2014. Kumboyono, dkk. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Perokok untuk
Tidak Merokok dalam Rumah di Desa Gasek Kelurahan Karang
Besuki Kota Malang. Diunduh dari www.old.fk.ub.ac.id pada tanggal 18 Maret 2014. Leifer. 2008. “Maternity Nursing : An Introductory Text, Tenth Edition”. Saunders Elsevier Inc : Canada. Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Lincetto, Ornella, dkk. 2006. Opportunities for Africa’s Newborns. The Partnership For Maternal, Newborn, and ChildHealth : Africa. Mahmudah, Dedeh. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dan Religiusitas dengan Kecemasan Melahirkan pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida). Skripsi S1 Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diunduh dari www.repository.uinjkt.ac.id pada tanggal 18 Maret 2014 Manuaba, I.B.G, I.A Chandranita Manuaba, & I.B.G Fajar Manuaba. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta. Mardliyah, Walidatul Laili. 2013. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Inkontinensia Urin Terhadap Praktik Perawatan Inkontinensia Urin di RSU Kabupaten Tangerang. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Marliyah, Lina, Fransisca I. R Dewi, & P.Tommy Y.S Suyasa. Persepsi terhadap Dukungan
Orangtua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal
Provitae No.1; Desember 2004 hal.51. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 : Teori & Aplikasi
Dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan
Komunitas, Gerontik, dan Keluarga. Sagung Seto : Jakarta. Neufeld, Anne, Margaret Harrison. 2010. Nursing and Family Caregiving, Social Support and
Nonsupport. Springer Publishing Company : New York.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Nursalam, M.Nurs, dan Ninuk Dian Kurniawati. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Salemba Medika : Jakarta Pande, Suchi. 2005. Background Note on Health in Urban Slums in Delhi.Institute of Social Studies Trust : New Delhi. Pillitteri, Adele. 2013. Maternal and Child Health Nursing. Lippincott Williams & Wilkins : North America Purnama, Fajar Tri. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Succesful Aging pada Lansia di Desa Windunegara Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas
Jenderal
Soedirman.
Diunduh
dari
www.keperawatan.unsoed.ac.id pada tanggal 18 Maret 2014 Pongsibidang, Gabryellin Sura, Zulkifli Abdullah, Ansariadi. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Potter, Jonel Elfantis dkk. 2009. Factors Associated With Prenatal Care Use Among Peripartum Women in the Mother-Infant Rapid Intervention at Delivery Study. AWHONN, the Association of Women’s Health, Obstetric and
Neonatal Nurses : Miami. Diunduh dari http://jognn.awhonn.org pada tanggal 05 Maret 2014. Rahayu, Sara Revi. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga dengan Dukungan Keluarga
dalam Perawatan DM di Desa Pamongan
Kecamatan
Kabupaten
Guntur
Demak.
Diunduh
dari
www.digilib.unimus.ac.id pada tanggal 20 Maret 2014. Rauf, Nur Inayah, dkk. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar Tahun 2013. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar. Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5. PT Elex Media Komputindo : Jakarta. Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Sagung Seto : Jakarta Setiawati, Santun, Agus Citra Dermawan. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga Edisi ke 2. Trans Info Media : Jakarta Simkhada et al. 2010. The Role of Mothers-in-law in Antenatal Care DecisionMaking in Nepal :
A Qualitative Study. BMC Pregnancy & Childbirth.
Diunduh dari www.biomedcentral.com pada tanggal 20 Maret 2014. Srivastava dan Kabra. 2011. Pediatrics : A Concise Text. Elsevier : New Delhi.
Stolte, Karen M. 2003. Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). EGC: Jakarta. Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Salemba Medika: Jakarta Surtiari, Gusti Ayu Ketut, dkk. 2009. Akses Masyarakat di Pemukiman Kumuh Terhadap Pelayanan Kesehatan Studi Kasus di Kota Tangerang. Universitas Airlangga. Suwardiman, Deni. 2011. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Beban Keluarga untuk Mengikuti Regimen Terapeutik pada Keluarga Klien Halusinasi di RSUD Serang Tahun 2011. Tesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Diunduh dari www.lontar.ui.ac.id pada tanggal 18 Maret 2014. Tappen, Ruth M. 2011. Advanced Nursing Research from Theory to Practice. Jones & Barlett Learning : Canada. Tran, Toan K, dkk. 2012. Factors Associated with Antenatal Care Adequacy in Rural and Urban Contexts-Results from Two Health and Demographic Surveillance Sites in Vietnam. BMC
Health Services Research. Diunduh dari
www.biomedcentral.com pada tanggal 05 Maret 2014. Tumaji, Mubasysyir Hasanbasri, dan Mohammad Hakimi. 2011. Determinan Kunjungan
Antenatal Care di Daerah Kumuh Perkotaan di Indonesia.
Disampaikan pada Forum Nasional IV Universitas Gadjah Mada, 4-7
September 2013. www.tumaji-kebijakankesehatanindonesia.net diunduh pada tanggal 10 Desember 2013. Tyas, Ayuning. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Skripsi S1 Ilmu Keperawatan STIKES AISYIYAH Surakarta. Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Wahn, Elisabeth Herfelt dan Eva Nissen. 2008. Sociodemographic Background, Lifestyle and Psychosocial Conditions of Swedish Teenage Mothers and Their Perception of Health and Social Support During Pregnancy and Childbirth. Diunduh dari http://www.sagepublications.com pada tanggal 05 Maret 2014. Wijaya, Dodi, & Fitrio Devi Antony. 2012. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Jurnal Spirulina Universitas Jember Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6, Vol.1. EGC: Jakarta. Zulkarnain, Wan. 2004. Permukiman Kumuh Sebagai Dampak dari Urbanisasi di Kota Medan (Studi Kasus di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun Kota Medan). Tesis S2 Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
________________. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010 : Berdasarkan Data SDKI, Riskesdas dan Laporan Rutin KIA, disampaikan oleh dr.Ina Hernawati, MPH pada Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu di Bandung, 6 April 2011. www.depkes.go.id diunduh pada tanggal 11 November 2013. ________________. 2007. Analisis Tipologi Kemiskinan Perkotaan Studi Kasus di Jakarta Utara. Badan Pusat Statistik : Jakarta ________________. 2011. Data dan Informasi. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI : Jakarta. www.depkes.go.id diunduh pada
tanggal 11 November 2013. ________________. 2013. Upaya Percepatan Pencapaian RPJMN 2014 dan MDGs 2015 disampaikan dalam
Pertemuan Penguatan Sistem Manajemen
Pelayanan Persalinan di Fasilitas Kesehatan, Semarang 21-24 Agustus 2013. www.depkes.go.id diunduh pada tanggal 11 November 2013. www.litbangkotatangerang.go.id diakses pada tanggal 01 April 2014 www.who.int diakses pada tanggal 12 Januari 2014
Lampiran 1
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Ibu/Saudari responden Di Tempat Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya Mutiara Sari Dewi akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Komunitas Ibu Slum Area di Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada hubungannya antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan, dan untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon Ibu/saudari untuk mengisi kuesioner yang tersedia sesuai dengan apa adanya sesuai apa yang dialami oleh Ibu/Saudari. Identitas serta jawaban yang dicantumkan sepenuhnya akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Tangerang, .... Juni 2014 Responden
(
Peneliti
)
Mutiara Sari Dewi
Lampiran 3 A. Identitas Diri Nama
: ......................................................................................
Usia
: .......................................................................................
Pendidikan
: .......................................................................................
Pekerjaan
: a. Bekerja (Sebutkan: ................................................. ) b. Tidak Bekerja
B. Riwayat Kesehatan & Kehamilan Adakah masalah kesehatan selama kehamilan yang lalu? a. Ya (Sebutkan : ...........................................................................................) b. Tidak Hamil terakhir pada tahun : …. Status Kehamilan
: G… P … A….
C. Jenis Pelayanan Kesehatan Apa jenis pelayanan kesehatan yang Anda gunakan selama kehamilan? a. Puskesmas b. Posyandu c. Klinik d. Rumah Sakit e. Bidan
D. Dukungan Anggota Keluarga Siapakah anggota keluarga yang paling sering mengantar Anda untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan rutin? a. Orang tua (Ayah/Ibu) b. Mertua c. Suami d. Kakak / adik e. Tidak ada / sendiri Lain-lain ....................... E. Kuisioner 1 (Dukungan Keluarga) (Isi dengan tanda “√” pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda) No
Pernyataan
1.
Keluarga memberikan nasihat/saran kepada saya selama hamil. Saya bebas memilih pelayanan kesehatan untuk periksa kehamilan dan melahirkan. Keluarga tidak menengok saya selama hamil. Saya disarankan untuk rajin mengikuti kegiatan keagamaan (pengajian) selama hamil oleh keluarga. Saya selalu menerima perhatian dari keluarga selama hamil. Saya mengurus diri sendiri tanpa dibantu keluarga. Keluarga menyarankan saya untuk tetap bergaul dengan tetangga selama hamil. Keluarga yang membuat saya percaya kalau saya bisa menjadi ibu yang baik. Saya ditinggal sendiri dan tidak dijaga oleh keluarga.
2.
3. 4.
5. 6. 7.
8.
9.
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
10. Keluarga menanyakan keluhan yang saya rasakan selama hamil. 11. Keluarga tidak punya keinginan membantu saya selama hamil. 12. Saya dibiarkan makan/minum sembarangan selama hamil oleh keluarga. 13. Lingkungan keluarga membuat saya tidak nyaman. 14. Keluarga membantu memegangi saya jika saya kesulitan bergerak atau berjalan selama hamil. 15. Keluarga menyarankan saya untuk tidak hanya berdiam diri di rumah. 16. Saya diajak mengobrol oleh keluarga selama hamil. 17. Keluarga saya tidak mengingatkan saya agar tetap bergaul dengan teman dan tetangga selama hamil. 18. Ketika saya butuh keluarga, mereka ada untuk saya. 19. Keluarga tidak membiarkan saya pergi kemanapun sendirian selama hamil. 20. Keluarga saya membiarkan saya tidak ikut kegiatan keagamaan selama hamil. 21. Saya merasa tenang ketika bersama keluarga. 22. Keluarga membantu menyiapkan makanan untuk saya selama hamil. 23. Keluarga mengingatkan saya pentingnya tetap ikut dalam kegiatan masyarakat. 24. Keluarga saya selalu berbicara dengan lemah lembut kepada saya. 25. Keluarga membantu saya ke kamar mandi jika saya kesulitan. 26. Saya tidak diberikan hak untuk memilih pelayanan kesehatan.
27. Selama hamil pekerjaan rumah tangga dibantu oleh keluarga. 28. Keluarga menyuruh saya untuk tetap di rumah saja selama hamil. 29. Saya merasa bingung mencari tempat bertanya di lingkungan keluarga saya selama hamil. 30. Keluarga saya membantu menyiapkan air untuk mandi/buang air kecil dan besar. 31. Ketika saya punya masalah, keluarga membantu saya. 32. Keluarga menyiapkan tempat tidur yang nyaman untuk saya. 33. Keluarga tidak pernah lupa mengingatkan saya periksa hamil. 34. Semua yang saya makan dan minum selama hamil diperhatikan oleh keluarga. 35. Keluarga saya menganjurkan saya tetap ikut kegiatan masyarakat selama hamil. 36. Saya merasa tidak diperhatikan selama hamil. 37. Keluarga menemani saya bepergian. 38. Saya merasa menjadi sering bergaul dengan tetangga selama hamil karena dukungan dari keluarga. 39. Keluarga saya bahkan tidak mengetahui keluhan yang saya rasakan selama hamil. 40. Keluarga membiarkan saya melakukan pekerjaan rumah sendiri selama hamil. 41. Ketika saya memilih pelayanan kesehatan yang saya mau, keluarga saya mendukung pilihan saya. 42. Keluarga mencarikan kegiatan yang sesuai untuk saya selama hamil, agar saya tidak hanya di
rumah saja, seperti arisan, senam, dan lain-lain. 43. Keluarga tidak pernah menemani saya memeriksakan kehamilan. 44. Saya dipaksa untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang tidak saya inginkan. 45. Saya didukung oleh keluarga untuk tetap aktif di masyarakat.
F. Kuisioner 2 (Kunjungan Antenatal Care) 1. Apakah Anda selama hamil melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan rutin (minimal empat kali) ke pelayanan kesehatan (Posyandu/Puskesmas/Bidan/Rumah Sakit)? a. Ya b. Tidak
G. Lembar Observasi KIA No. Hal yang diobservasi 1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Tanggal pemeriksaan kehamilan ibu pada trimester pertama (0 – 3 bulan) 3. Tanggal pemeriksaan kehamilan pada trimester kedua (4 – 6 bulan) 4. Tanggal pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga (7 – 9 bulan)
Hasil Observasi a. Ada b. Tidak a. Ada, tanggal .......... b. Tidak ada a. Ada, tanggal .......... b. Tidak ada a. Ada, tanggal .......... b. Tidak ada
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Kuisioner Dukungan Keluarga (Pearson Product Moment) Pertanyaan
Sig 2Tailed
Nilai Korelasi Pearson
N
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36
0.044 0.048 0.107 0.502 a 0.378 0.003 0.643 0.973 0.000 a a 0.574 0.010 0.001 0.590 0.862 0.132 0.044 0.770 0.428 0.009 0.001 0.067 0.020 0.086 0.128 0.010 0.029 0.095 a 0.003 0.428 a 0.117 a
0.370 0.364 0.300 -0.127 a -0.167 0.531 0.088 0.006 0.602 a a 0.107 0.462 0.565 -0.103 -0.034 0.281 0.370 0.056 0.150 0.467 0.579 0.339 0.422 0.319 0.284 0.461 0.399 0.310 a 0.523 0.150 a 0.293 a
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45
0.000 0.138 0.045 0.035 0.591 0.474 0.002 0.521 0.302
0.666 0.277 0.368 0.386 0.102 0.136 0.549 -0.122 0.195
30 30 30 30 30 30 30 30 30
Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Dukungan Keluarga (Alpha Cronbach)
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
0
30
100.0
a
Excluded Total
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .667
45
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
149.24
93.547
.331
.656
P2
148.90
94.953
.333
.660
P3
148.86
96.195
.350
.663
P4
150.66
102.520
-.259
.701
P5
148.83
97.505
.000
.668
P6
150.79
104.027
-.303
.708
P7
149.03
92.534
.500
.651
P8
149.07
96.781
.035
.669
P9
149.03
97.963
-.069
.673
P10
149.28
86.993
.544
.635
P11
148.83
97.505
.000
.668
P12
148.83
97.505
.000
.668
P13
149.03
96.534
.048
.668
P14
149.83
86.291
.351
.645
P15
149.38
86.672
.495
.636
P16
149.00
98.857
-.153
.676
P17
149.52
99.830
-.156
.691
P18
149.03
94.392
.227
.660
P19
148.97
93.963
.328
.657
P20
150.03
97.892
-.076
.684
P21
148.86
96.980
.134
.666
P22
150.24
86.190
.369
.644
P23
149.48
86.759
.517
.636
P24
148.93
94.424
.366
.658
P25
150.72
86.921
.323
.648
P26
149.52
91.473
.209
.660
P27
149.83
91.433
.162
.665
P28
149.28
89.921
.392
.647
P29
149.00
94.571
.373
.658
P30
151.52
93.259
.231
.659
P31
148.83
97.505
.000
.668
P32
150.24
84.975
.409
.639
P33
148.86
96.980
.134
.666
P34
148.83
97.505
.000
.668
P35
148.93
95.281
.257
.661
P36
148.83
97.505
.000
.668
P37
149.21
86.313
.619
.631
P38
149.79
92.456
.154
.665
P39
149.24
91.618
.292
.654
P40
150.07
88.138
.265
.655
P41
149.00
96.571
.039
.669
P42
151.48
95.830
.064
.669
P43
149.34
87.948
.486
.640
P44
148.93
99.138
-.175
.677
P45
149.31
94.436
.095
.668
Hasil uji reliabilitas 17 pertanyaan valid
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .808
17
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
53.30
69.045
.314
.804
P2
52.97
70.792
.224
.807
P7
53.10
68.162
.488
.799
P10
53.33
62.023
.638
.784
P14
53.87
62.533
.352
.804
P15
53.43
61.909
.568
.787
P19
53.03
70.102
.228
.807
P22
54.27
59.926
.492
.792
P23
53.53
61.982
.592
.786
P25
54.73
64.271
.258
.813
P28
53.33
65.471
.415
.797
P29
53.07
69.306
.452
.802
P32
54.37
60.723
.437
.797
P37
53.27
63.237
.584
.788
P39
53.30
66.010
.378
.799
P40
54.10
62.093
.355
.805
P43
53.40
64.248
.477
.793
Lampiran 5 Hasil Univariat SPSS Statistics Karakteristik Usia N
Valid
28
Missing
0
Mean
1.86
Karakteristik Usia Cumulative Frequency Valid
< 20 thn 20-30 thn
Valid Percent
Percent
7
25.0
25.0
25.0
18
64.3
64.3
89.3
3
10.7
10.7
100.0
28
100.0
100.0
>30 thn Total
Percent
Statistics Usia N
Valid
28
Missing
0
Mean
23.93
Median
23.00
Mode Std. Deviation
a
19
4.521
Minimum
15
Maximum
33
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tingkat Pendidikan Cumulative Frequency Valid
SD
Percent
Valid Percent
Percent
19
67.9
67.9
67.9
SMP
7
25.0
25.0
92.9
SMA
2
7.1
7.1
100.0
Total
28
100.0
100.0
Pekerjaan Frequency Valid
Bekerja
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3.6
3.6
3.6
Tidak Bekerja
27
96.4
96.4
100.0
Total
28
100.0
100.0
Riwayat Kesehatan Kehamilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ada Masalah
12
42.9
42.9
42.9
Tidak Ada Masalah
16
57.1
57.1
100.0
Total
28
100.0
100.0
Tahun Kehamilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2012
10
35.7
35.7
35.7
2013
13
46.4
46.4
82.1
2014
5
17.9
17.9
100.0
Total
28
100.0
100.0
Jumlah Kehamilan (Gravida) Frequen cy Valid
Cumulative Percent
Valid Percent
Percent
Primigravida
17
60.7
60.7
60.7
Multigravida
11
39.3
39.3
100.0
Total
28
100.0
100.0
Dukungan Anggota Keluarga Cumulative Frequency Valid
Orang Tua
Percent
Valid Percent
Percent
3
10.7
10.7
10.7
11
39.3
39.3
50.0
3
10.7
10.7
60.7
Sendiri
11
39.3
39.3
100.0
Total
28
100.0
100.0
Suami Kakak/Adik
Jenis Pelayanan Kesehatan Cumulative Frequency Valid
Puskesmas
Percent
Valid Percent
Percent
1
3.6
3.6
3.6
17
60.7
60.7
64.3
Klinik
1
3.6
3.6
67.9
Bidan
9
32.1
32.1
100.0
Total
28
100.0
100.0
Posyandu
Dukungan Keluarga Cumulative Frequency Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Percent
16
57.1
57.1
57.1
Baik
12
42.9
42.9
100.0
Total
28
100.0
100.0
Baik
Gambaran Kunjungan ANC Cumulative Frequency Valid
Ya
Percent
Valid Percent
Percent
27
96.4
96.4
96.4
Tidak
1
3.6
3.6
100.0
Total
28
100.0
100.0
Lampiran 6 Hasil Bivariat SPSS
Case Processing Summary Cases Valid N duk_kelu * Kun_ANC
Missing
Percent 28
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
28
Dukungan keluarga * Kunjungan ANC Crosstabulation Kunjungan ANC Ya Dukungan
1
keluarga
Count
1
16
15.4
.6
16.0
% within duk_kelu
93.8%
6.2%
100.0%
% within Kun_ANC
55.6%
100.0%
57.1%
% of Total
53.6%
3.6%
57.1%
12
0
12
11.6
.4
12.0
% within duk_kelu
100.0%
.0%
100.0%
% within Kun_ANC
44.4%
.0%
42.9%
% of Total
42.9%
.0%
42.9%
27
1
28
27.0
1.0
28.0
% within duk_kelu
96.4%
3.6%
100.0%
% within Kun_ANC
100.0%
100.0%
100.0%
96.4%
3.6%
100.0%
Count Expected Count
Total
Total
15
Expected Count
2
Tidak
Count Expected Count
% of Total
Percent 100.0%
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.378
.000
1
1.000
1.147
1
.284
.778 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b
1.000 .750
1
.386
28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .43. b. Computed only for a 2x2 table
.571
Lampiran 7 TABULASI DATA P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
S1
4
4
1
2
4
1
2
4
4
3
4
4
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
S2
4
4
1
1
4
1
2
3
4
3
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
S3
3
4
1
2
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
S4
1
4
2
1
3
4
2
3
4
1
4
2
4
1
4
1
4
4
4
4
4
4
S5
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
S6
4
4
1
1
4
1
4
4
4
4
1
4
4
1
1
4
1
4
4
1
4
1
S7
4
1
4
1
3
4
4
4
4
2
4
4
4
1
2
4
3
4
4
1
4
1
S8
4
1
1
4
1
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
4
2
S9
2
1
3
4
3
1
1
4
3
1
3
4
4
2
2
2
3
2
2
4
2
2
S10
3
1
1
1
4
4
3
2
4
4
1
1
4
1
1
1
1
4
4
1
4
3
S11
4
4
4
4
4
1
4
4
4
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
1
4
1
S12
4
4
4
1
4
1
1
4
1
3
4
4
4
1
4
3
1
4
4
1
4
2
S13
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
S14
4
3
1
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
2
S15
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
S16
3
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
S17
4
4
2
1
4
4
4
4
4
1
1
1
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
S18
3
4
4
4
4
1
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
S19
4
4
4
4
4
1
4
4
3
3
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
S20
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
1
3
1
3
4
4
4
4
3
3
3
S21
4
4
4
4
4
1
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
S22
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
S23
3
4
1
4
4
1
3
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
1
4
4
S24
4
3
4
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
S25
1
1
4
3
1
4
1
1
4
1
4
4
4
4
1
1
4
1
1
3
1
2
S26
4
3
4
3
3
1
4
4
4
3
1
1
4
3
3
4
4
4
1
4
4
1
S27
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
S28
4
4
4
3
3
1
4
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
P43
P44
P45
SKOR TOTAL
3
3
2
4
1
4
2
4
4
1
4
4
1
4
4
1
1
2
4
3
4
4
1
137
4
4
2
4
1
4
4
1
4
1
4
4
4
4
4
1
4
1
4
1
4
4
4
141
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
159
4
4
1
4
2
2
4
1
4
1
3
3
2
4
1
1
4
2
2
1
4
4
4
127
4
1
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
169
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
150
2
3
4
4
4
3
4
4
2
4
2
4
1
4
4
2
4
4
4
1
4
4
2
141
4
4
4
1
4
3
4
4
4
1
4
4
4
4
2
2
4
4
4
1
1
4
4
142
2
3
2
2
2
4
4
1
2
2
2
2
4
3
2
1
2
3
4
3
3
4
3
115
1
2
1
4
1
4
2
1
4
1
3
1
1
4
4
3
4
4
1
1
4
1
2
107
1
4
1
4
4
4
4
1
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
147
2
4
1
4
1
4
4
2
4
1
4
4
4
4
4
1
4
1
4
1
4
4
4
133
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
172
2
4
1
4
4
4
4
1
4
4
3
4
2
4
4
3
4
4
4
2
2
4
4
153
4
3
3
1
3
4
1
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
1
4
156
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
1
1
4
4
4
4
4
161
3
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
1
1
4
4
2
4
1
4
1
4
130
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
173
1
4
1
4
2
2
2
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
3
4
4
147
2
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
1
3
2
1
4
3
147
4
4
4
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
162
4
4
4
4
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
170
4
4
2
4
2
4
4
1
4
1
4
4
3
4
2
3
4
1
4
4
3
4
4
147
4
4
4
4
4
1
1
2
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
2
156
1
1
1
4
1
4
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
125
3
4
1
1
3
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
146
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
172
4
3
2
4
1
4
3
1
2
4
4
4
4
4
2
3
1
1
4
3
3
4
4
147