Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi Pada Masyarakat Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya). Oleh Isep Gunawan 138101004 ABSTRACT The objektive of this research is to know, analyze and study the relationship between socioeconomic status and knowledge about health environment with community participation in maintaining the health of the environment. The research design used in this study is the village community of sindangjaya, cikalong subdistrict, tasikmalaya regency, amounting to 1650 people. The sampling technique used in this research is proportional random sampling technique, with sample of 165 people. Instrument in this study using questionnaire of socioeconomic status, environment health knowledge tests and questionnaires of community participation in maintaining the health of the environment. Data analysis, simple technique used is the correlation analysis, simple and multiple regression. There is a relationship between socioeconomic status with the participation of the community in maintaining the health of environment. This can be showed by the acquisition of the r value 0,688 which is categorized into closeness of enough and r equal to 0.473 this means that socioeconomic status variables gave contribution 47.30%. The righer the socioeconomic status the better the community participation in maintaining the health of the environment. There is a relationshipbetween knowledge of environmental health with community participation in preserving the health of environment. This can be showed by the acquisition of the r value of 0.695 which includes the category closeness of enough and equal to 0,483. This means that knowledge about environmental health accounted for 48.30%. the higher the knowledge of environmental health the better the community participation in maintaining the health of tehe environment. There is a relationship between socioeconomic status and health knowledge of the environment with community participation in maintaining the health of environment. It can be showed by the acquisition r value of 0.736 which includes strong closeness category and r equal to 0,582. This means that the variable of socioeconomic status and anvironmental health knowledge contributed 58.20%. The higher the socioeconomic status and the better knowledge of environmental health will be better the community participation in maintaining the health of the environment. Keywords: socioeconomic status, environmental health knowledge and participation
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam meemlihara kesehatan lingkungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa sindangjaya kecamatan cikalaong kabupaten tasikmalaya yang berjumlah 1650 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dengan sampel sebanyak 165 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket status sosial ekonomi, tes pengetahuan kesehatan lingkungan dan angket partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukan variabel status sosial ekonomi kategori cukup, variabel pengetahuan tentang kesehatan lingkungan kategori cukup dan variabel partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan termasuk kategori kuat. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r2 sebesar 0,473. Ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30%. Semakin baik atau tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r2 sebesar 0,483. Ini berarti pengetahuan tentang kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 48,30%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat dan r2 sebesar 0,582. Ini berarti variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 58,20%. Semakin tinggi status sosial ekonomi dan semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Kata kunci: status sosial ekonomi, pengetahuan kesehatan lingkungan dan partisipasi
2
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang hampir meliputi keseluruhan hidup manusia. Kesehatan lingkungan sangat erat kaitannya dengan hygiene dan sanitasi. Lingkungan yang bersih dan sehat selalu didukung dengan hygiene dan sanitasi lingkungannya yang baik. Keadaan sehat mencakup manusia seutuhnya tidak hanya sehat fisik saja tetapi juga sehat mental dan hubungan sosial yang optimal didalam lingkungannya. Rumah-rumah penduduk yang ada di Desa Sindangjaya tidak semua mempunyai tempat pembuangan limbah rumah tangganya dengan tertutup, masih ada diantaranya kerap mengalirkan limabah rumah tangganya ke selokan depan atau belakang rumahnya. Karena selokannya terbuka dan airnya tidak lancar, maka dampak selanjutnya timbul bau yang kurang sedap. Tidak hanya itu dampak selanjutnya adalah sering mewabahnya penyakit musiman seperti flu dan kolera/diare di musim tertentu bahkan DBD. Dan juga dalam pengelolaan sampahnya masih belum sempurana, masih ada diantranya yang membuang sampah kesungai, membakar sampah organik dan penempatan kandang ternak yang terlalu dekat dengan rumah. Berdasarkan data Puskesmas Desa Sindangjaya ternyata penyakit yang banyak menyerang warga adalah demam berdarah dan diare. Penyakit tersebut biasanya diakibatkan karena kurangnya pemeliharaan kesehatan lingkungan. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
3
Tabel 1.1 Kondisi Kesehatan Masyarakat Desa Sindangjaya Jenis Penyakit
Bulan
Jumlah Kejadian
DBD
Desember
2
Diare
Desember
6
Sumber Data: Puskesmas Desa Sindangjaya 2014 Dari tabel tersebut terlihat bahwa DBD dan penyakit Diare yang timbul akibat kurangnya pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa perilaku dan partisipasi masyarakat desa sindangjaya dalam memelihara kesehatan lingkungan masih kurang. Untuk menciptakan lingkungan yang sehat diperlukan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, sehingga pengetahuan tentang bagaimana sebaiknya memperlakukan lingkungan agar tetap bersih dan sehat akan semakin luas. Salah satu indikator untuk meningkatkan pengetahuan seseorang adalah pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pula pengetahuan yang mereka miliki khususnya dalam penelitiana ini adalah pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Selain itu juga untuk membuat lingkungan tetap sehat di perlukan status sosial ekonomi yang tinggi dimasingmasing keluarga dengan tingginya status sosial ekonomi seseorang partisipasi dalam menjaga kesehatan lingkungan akan semakin tinggi dan akan semakin beragam partisipasi yang mereka lakukan mulai dari tenaga, kekayaan dan ide-ide yang dapat membantu tetap terjaganya kesehatn lingkungan. Peran masyarakat yang didalamnya terdapat kepala keluarga, ibu rumah tangga dan juga anak-anak harus bersinergi dalam menjaga kebersiahan dan kesehatan lingkungan mulai dari tempat tinggal dan lingkungan sekitar rumahnya.
4
Dengan rumah yang bersih kesehatan penghuninya akan mudah tercapai dari pada lingkungan rumah yang kotor, kotor identik dengan tidak sehat. Kebersihan merupakan pangkal kenyamanan hidup, sesuatu yang bersih biasanya juga terlihat rapih dan indah. Dalam memelihara lingkungan yang bersih dan sehat, maka seharusnya partisipasi masyarakat harus lebih ditingkatkan. Partisipasi dapat berbentuk tenaga seperti menyapu halaman rumah dalam bentuk buah pikiran misalnya menyediakan tempat sampah atau partisipasi dalam materi misalnya menyumbang alat kebersihan. Berdasarkan uraian diatas, untuk mencapai kegiatan positif dalam kegitan memelihara kesehatan lingkungan, diperlukan latar belakang ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang lebih luas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi pada Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya). 1.2 Rumusan maslah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan? 2. Adakah hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan?
5
3. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan: 2. untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan: 3. untuk mengetahui adanya hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 2. Kajian Pustaka Kata status sosial dapat kita pisahkan menjadi dua istilah yaitu status dan sosial Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
(2008:1338) keadaan atau kedudukan orang dengan masyarakat sekelilingnya, sedangkan pengertian sosial menurut KBBI (2008:1331) yaitu berkenaan dengan masyarakat. Sehingga penulis dapat menyimpukan pengertian status sosial adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Menurut Soekanto, (2013:208 ) Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut: 1) Ukuran kekayaan
6
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadi, pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk membeli barang-barang mahal dan seterusnya. 2) Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Misalnya seseorang yang menjadi lurah sebagai pemegang kekuasaan maka ia akan menduduki lapisan teratas pada masyarakat yang ada dikelurahan tersebut. 3) Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan tempat teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakatmasyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. 4) Pendidikan atau ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagi ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Sehingga orang yang mempunyai tingakat pendidikan yang tinggi akan menduduki kelas teratas. Menurut Nurseno (2007:28) tingkat ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaaan. Kemampuan ekonomi yang berbeda-beda akan dapat menyebabkan terjadinya pelapisan atau stratifikasi ekonomi. Orangorang yang berpendapatan sangat kecil dan tidak memiliki harta benda berarti menduduki lapisan bawah, Lapisan atas misalnya adalah konglomerat, pengusaha besar, pejabat dan pekerja profesional yang berpenghasilan tinggi. Diantra lapisan atas dan bawah itu ada lapisan menengah, lapisan ini mereka yang mempunyai penghasilan menengah atau sedang. Berdasarkan urian tersebut tentang status sosial ekonomi maka penulis dapat simpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sebagai lapisan atau kelas yang ditempati suatu keluarga dilihat dari masalah sosial dan keuangan.
7
Notoatmodjo
(2012:138)
mengungkapkan
bahwa
pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan pada hakikatnya adalah suatu keadaan individu sadar memiliki pengetahuan, lalu berusaha untuk memahamai, menghayati
dan pada
saatnya harus memberikan pengetahuan
dengan
menerangkan dan mempertanggungjawabkan apakah pengetahuan itu benar (atau mempunyai isi dan arti). Notoatmodjo (2007:165) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terhujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkupnya mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah dan rumah hewan ternak. Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Chandra, Budiman. 2006:74). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpukan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan adalah segenap apa yang kita ketahui dan kemampuan mengenal dan mengingat kembali yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar yang diperoleh melalui pengalaman setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2001:113)
partisipasi
dapat didefinisikan sebagi keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut
8
bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan. Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahirnya saja. Partisipasi masyarakat adalah ikut serta seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan
permasalah-permasalah
masyarakat
tersebut
(Notoatmodjo,2012:124). Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dan memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Dalam hal ini masyarakat sendirilah yang akan memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan mereka. Dalam suatu partisipasi masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tidak hanya terbatas pada dana dan finansial saja, tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) ide atau pemikiran (Notoatmodjo, Seokidjo, 2012:124). Berdasarka uraian tersebut maka dapat disimpukan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan adalah keikut sertaan masyarakat dalam hal tenaga, materi, dan pikiran yang disumbangkan dalam membantu upaya untuk memelihara kesehatan lingkungan 3. Metode Penelitian 3.1 Sampel Dan Sumber Data Sampel diambil dari jumlah populasi dengan cara proporsional random sampling sebesar 10 %, yaitu Bantarpari 33 orang, Sindangraja 31 orang, Sindangsari 34 orang, Sodongwangi 30 orang dan Ciherang 37 orang, sehingga diperoleh 165 orang.
9
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui: (a) Observasi, Peneliti mengadakan pengamatan langsung keobjek penelitian agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti (b) Wawancara, Penulis mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan responden mengenai status sosial ekonomi, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. (c) tes pengetahuan, Masyarakat di berikan tes pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dilakukan dengan membuat seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan. masyarakat yang di jadikan sampel menjawab instrumen penelitian berupa pilihan ganda yang berisi pengetahuan kesehatan lingkungan yang sudah tersedia. (d) Angket, Menyebarkan daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi respoden. Daftar pertanyan tersebut berisi tentang pertanyaan mengenai status sosial ekonomi dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. (e) Studi kepustakaan, Peneliti mengadakan studi kepustakaan yang diambil dari berbagai sumber yang dapat dijadikan bahan untuk diteliti di lokasi penelitian. 3.2 Variabel Bertitik tolak dari judul, maka penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas : Status sosial ekonomi (X1) dan Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (X2). Variabel terikat : Partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Penelitian ini berfungsi untuk mencari korelasi (r),
10
dengan demikian yang dipelajari adalah korelasi dan konstribusi variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga kajian ini lebih cenderung bersifat korelasi. 3.3 Instrumen Penelitian Konsepsi, yang mendasari penyusunan instrumen penelitian ini adalah untuk menjaring tiga jenis data, yaitu : (1) status sosial ekonomi , (2) pengetahuan kesehatan lingkungan dan (3) partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Untuk menjaring ketiga data tersebut disusun seperangkat instrumen sebagai berikut: (1) status sosial ekonomi pada penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan kepada masyarakat sebagai sampel penelitian. (2) pengetahuan kesehatan pada penelitian ini diperoleh dari tes pengetahuan kepada masyarakat sebagai sampel. (3) partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan didasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada masyarakat sebagai sampel penelitian. 4.
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi (X1) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan ( Y) Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Regresi status sosial ekonomi (X1) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) Sumber
JK
Db
RK
F hitung
Sig
Regresi
1492,419
1
1492,419
146,306
0,000
Residu
1662,709
163
10,201
Total
3155,127
164
Koefisien Korelasi (r)
0,688a
Koefisien Determinasi (r2)
0,473
11
Kekuatan hubungan antara status sosial ekonomi (X1) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan 𝐘= 102,307 + 0,319 X1 dengan koefisien (r) adalah 0,688 sedangkan pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,473, ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan 52,70% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat dan lingkungan Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilakan koofisien korelasi r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup atau sedang, uji signifikansi terhadap koefisien korelasi menghasilkan F
hitung
sebesar 146,306 dengan db = 163 pada taraf signifikansi 5% dan F tabel sebesar 4,007. Ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara status sosial
ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan
lingkungan. Bila latar belakang ekonomi cukup tinggi akan mengakibatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan menjadi luas dan dalam melakukan partisipasinya akan semakin baik karena ditunjang oleh pendidikan yang memadi, kedudukan, kehormatan, kekuatan financial (pendapatn) dan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian mereka bisa
berpartisipasi
dengan berbagi cara mulai dari menyumabang alat-alat kebersihan, menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mendukung pemeliharaan kesehatan
lingkungan,
menyumabng ide-ide yang dapat membuat pemeliharaan kesehatan lingkungan
12
menjadi baik lagi dan juga dengan tenaga yang mereka miliki. Jadi dengan semakin tinggi atau semakin baiknya status sosial ekonomi masyarakat maka Partisipasinya juga akan semakin baik. 4.2 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Regresi pengetahuan kesehatan lingkungan (X2) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) Sumber Regresi Residu Total
JK
Db
RK
1524,479
1
1524,479
1630,648
163
10,004
3155,127
164
Koefisien Korelasi (r)
0,695
Koefisien Determinasi (r2)
0,483
F hitung
152,387
Sig
,000b
Kekuatan hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan (X2) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan
(Y) pada model
persamaan 𝐘=120,464 + 0,892 X2 dengan koefisien (r) adalah 0,695 sedangkan pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,483, ini berarti variabel pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 48,30% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan , 51,70% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat dan lingkungan.
13
Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koofisien korelasi r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup atau sedang, uji signifikansi terhadap koefisien korelasi menghasilkan F
hitung
sebesar 152,387dengan db = 163 pada taraf signifikansi 5% dan F tabel sebesar 4,007. Ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan.
Dengan
demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara
pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Kualitas dan kuantitas pengetahuan (kognitif) tentang kesehatan lingkungan dari hasil Proses belajar dapat membuat seseorang merubah partisipasi atau
perilakunya. Partisipasi
masyarakat dalam memelihara kesehatan
lingkungan merupakan cermin pengetahuan atau kemampuan nalarnya. Dengan demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan lingkungan masyarakat merupakan perubahan tingkah laku yang diperkaya oleh pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Semakin banyak pengetahuan tentang kesehatan lingkungan akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal tersebut dapat dipahami karena pengetahuan tentang kesehatan lingkungan merupakan gambaran dari kemampuan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Artinya bahwa semakin baik pengetahuan
14
tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 4.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi (X1) Dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Regresi Status Sosial (X1)Pengetahuan Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Sumber
JK
Db
RK
Regresi
1835,614
2
917,807
Residu
1319,513
162
8,145
Total
3155,127
164
Koefisien Korelasi (r)
0,763a
Koefisien Determinasi (r2)
0,582
Ekonomi Partisipasi F hitung
112,681
Sig
,000b
Kekuatan hubungan antara status sosial ekonomi (X1) pengetahuan kesehatan lingkungan (X2) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan 𝐘= 105,513 + 0,190 X1 0,553 X2.dapat dilihat pada koefisien korelasi (r) adalah 0,763 sedangkan koefisien determinasi (r2) adalah 0,58,2 ini berarti variabel status sosial Ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 58,20% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan, 41,80% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari ketiga variabel tersebut menghasilakan koofisien korelasi r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-F menghasilkan
15
Fhitung sebesar 112,681 dan Ftabel dengan db = 162 pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,15. Ternyata F
hitung
lebih besar dari F
tabel,
ini berarti koefisien korelasi tersebut
signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan dapat ditentukan oleh status sosial ekonominya dan juga pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang masayarakat miliki. Jd semakin baik status sosial ekonomi dan pengetahuan tetatang kesehatan lingkungan makan akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 5. Simpulan Dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini disajikan simpulan yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selam penelitian berlangsung. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r2 sebesar 0,473. Ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30%. Semakin baik atau tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin
baik
partisipasi
masyarakat
dalam
memelihara
kesehatan
lingkungan.
16
2.
Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r2 sebesar 0,483. Ini berarti pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 48,30%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan.
3.
Ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat dan r2 sebesar 0,582. Ini berarti variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 58,20%. Semakin tinggi status sosial
ekonomi dan
semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan saran seabgai berikut : 1. Untuk
meningkatkan
dan
mempertebal
rasa
tanggungjawab
dalam
pemeliharaan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan. Semua pihak (masyarakat) perlu ditumbuhkan kesadarannya
sebagai
orang
yang
membutuhkan
kesehatan.
agar
pemeliharaan lingkungan hidup tetap selalu sehat dan akan lebih baik apabila
17
disertai dengan usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kegiatan praktek sehingga timbul rasa kepedulian dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan. Dengan semakin baiknya status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan diharapkan akan semakin baik partisipasi masyarakat dan juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan serta pemeliharaan kesehatan lingkungan. 2. Karena penelitian ini terbatas pada variabel status sosial
ekonomi,
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang cakupannya lebih luas, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan individu yang merespon lebih cepat terhadap keadaan lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA Chandara. Budiman. (2006). Pengantar Kesehatn Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. KKBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bale Pustaka. Notoatmodjo. Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:Rieneka Cipta. Notoatmodjo. Soekidjo (2012). Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Nurseno. (2007). Kompetensi Dasar Sosiologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Mangkunegara. A. A. Anwar. Perabu. (2011). Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: Rifika Aditama. Soekanto. Soerjono. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grapindo Persada.
18
19