Hubungan Antara Perilaku Masturbasi dan Perasaan Bersalah pada Wanita Dewasa Awal Dyah Sekar Ayu 17511957 4PA09 Pembimbing: Dr. Wahyu Rahadjo, S.Psi, M.Si
Bab I Latar Belakang Wanita Dewasa Awal
Banyaknya wanita yang melajang meningkat setiap tahun, namun wanita yang melajang pun mereka juga memiliki hasrat seksual. Salah satu penyaluran hasrat seksual yang dapat dilakukan sendiri disebut masturbasi
Mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku masturbasi dan perasaan bersalah pada wanita dewasa awal
Perilaku Masturbasi Perasaan Bersalah
Masturbasi bagi dianggap tabu apalagi pada nilai religius yang mengajarkan hal-hal yang melarang masturbasi maka bagi wanita dewasa awal yang melakukan masturbasi bisa jadi akan timbul dengan perasaan bersalah.
Bab II Tinjauan Pustaka A. 1.
2.
Perasaan Bersalah Definisi : perasaan bersalah adalah perasaan emosional yang berasosiasi dengan realisasi bahwa seseorang menyesal atas kesalahan diri sendiri yang terjadi karena perilaku negatif, melanggar peraturan sosial, moral dan asusila. Dimensi : (1) merasa bertanggung jawab terhadap keadaan negatif yang telah terjadi pada diri sendiri dan orang lain, (2) rasa menyesal membayangkan kelakuan buruk atau tidak senonoh yang pernah dilakukan sehingga menjadi mencela tidak, menerima diri sendiri dan orang lain, (3) merasa malu karena tidak mampu melakukan atau berkata sesuatu kepada seseorang, (4) berperilaku dengan terpaksa atau bersembunyi yang mana kepercayaan yang tidak logis muncul. B. 1.
2.
Masturbasi Definisi : masturbasi merupakan rangsangan yang sengaja dilakukan pada organ alat kelamin dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Dimensi : frekuensi masturbasi dan fantasi.
Hubungan antara perilaku masturbasi dan perasaan bersalah pada wanita dewasa awal Perasaan Bersalah
Masturbasi
Rasa bersalah terjadi ketika seorang individu memiliki tingkat masturbasi yang tinggi. Dalam hal ini individu tersebut adalah wanita dewasa awal yang melakukan masturbasi memiliki rasa bersalah yang tinggi.
Ada hubungan antara perilaku masturbasi dan perasaan bersalah pada wanita dewasa awal.
Bab III Metode Penelitian Variabel Terikat : Perasaan Bersalah Variabel Bebas : Masturbasi Subjek penelitian : Wanita dewasa awal teknik google docs. Teknik Pengumpulan Data : a. Skala Masturbasi (berdasarkan aspek masturbasi dari Hutoro). Pada skala masturbasi terdiri dari 48 aitem (24 favorable dan 24 unfavorable). b. Skala perasaan bersalah (berdasarkan dimensi perasaan bersalah dari Syahputra). Terdiri dari 16 item (1 frekuensi masturbasi dan 15 fantasi). Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas a. Daya diskriminasi aitem : menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan nilai korelasi 0,3 b. Reliabilitas : menggunakan teknik analisis variasi Alpha Cronbach dengan nilai korelasi 0,7 Teknik Analisis Data Pearson Product Moment dari Karl Pearson, analisis yang digunakan menggunakan program SPSS versi 17,0 for Windows.
Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Correlations PERASAAN BERSALAH
MASTURBASI 1
-,468**
100 -,468**
0,000 100 1
0,000 100
100
Pearson Correlation MASTURBASI Sig. (2-tailed) N PERASAAN BERSALAH
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Mean Empirik, Mean Hipotetik, dan Standar Deviasi Skala
ME
MH
Standar Deviasi
(Mean Empirik)
(Mean Hipotetik)
Hipotetik
51,27
45
10
105,16
114
25,33
Masturbasi Perasaan Bersalah
Deskripsi Subjek Mengenai Mean Masturbasi Berdasarkan Kategori No 1
Identitas Usia
Penggolongan 19-21 tahun 22-38 tahun
Mean 58,42 49,23
Kategori Tinggi Tinggi
2
Pendidikan Terakhir
SMA
48,47
Tinggi
Diploma/S1 Iya
54,18 50,16
Tinggi Tinggi
Tidak
53,08
Tinggi
3
Status Pacaran
Deskripsi Subjek Mengenai Mean Perasaan Bersalah Berdasarkan Kategori No 1
Identitas Usia
Penggolongan 19-21 tahun 22-38 tahun
Mean 106,75 104,36
Kategori Sedang Sedang
2
Pendidikan Terakhir
SMA
103,71
Sedang
Diploma/S1 Iya
106,67 106,29
Sedang Sedang
Tidak
103,32
Sedang
3
Status Pacaran
Pembahasan Hubungan antara dua variabel tersebut adalah negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi perilaku masturbasi individu, maka semakin rendah perasaan bersalahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson dan Darling (dalam Francoeur, Koch & Weis, 1999) yang menyatakan bahwa tidak semua wanita merasa bersalah saat masturbasi, presentase menunjukkan 30% wanita melaporkan rasa malu sisanya tidak. Masturbasi bagi kesehatan wanita mampu mengantisipasi kanker servik serta infeksi saluran kandung kemih. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Lubis (2010) bahwa masturbasi dapat mencegah infeksi serviks dan kandung kemih, mencegah penyakit kardivaskular, mengatasi insomnia, menstabilkan mood dan mengatasi stres. Menurut Coleman (2002), perilaku masturbasi masih dikaitkan dengan rasa bersalah dan emosi negatif lain. Wanita yang melakukan masturbasi melaporkan dengan perasaan malu (15,4%), rasa bersalah (10,3%) dan 'merasa konyol' (9,1%).
Masturbasi dilarang oleh agama. Seperti yang dikatakan oleh Leeming (2003) bahwa agama memperkuat hasrat seksual dan mengharamkan pemanfaatan seks semata-mata untuk kesenangan. Nilai rata-rata mean empirik memperlihatkan bahwa perilaku masturbasi partisipan pada wanita tergolong tinggi. Kondisi ini sejalan dengan pendapat Carvalheira dan Leal (2012) bahwa wanita dapat mencapai orgasme hanya selama masturbasi dan seks tidak mampu mencapai orgasme. Berdasarkan usia sampel penelitian diketahui bahwa usia 19-21 tahun (58,42) memiliki sikap yang lebih tinggi terhadap masturbasi dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian survei nasional di Perancis, presentase wanita yang bermasturbasi di kelompok usia 18-19 tahun menunjukkan 34% dan usia 20-24 tahun menunjukkan 38% (Béjin, 1996).
Kategori pendidikan Diploma/S1 memiliki perilaku masturbasi lebih tinggi. Kondisi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2000), ditemukan data di Jakarta yang mengaku telah melakukan masturbasi adalah 32% pada siswa SMP, 15% pada siswa SMA, dan 42% pada mahasiswa. Kategori berstatus pacaran tidak (53,08) memiliki nilai yang lebih tinggi terhadap masturbasi. Hal ini karena pada saat wanita melakukan masturbasi pasti membutuhkan penyaluran hasrat seksualnya terutama saat ada dorongan untuk berhubungan seks, karena mereka yang belum menikah maka sebagian besar wanita akan memilih masturbasi karena dapat dilakukan tanpa pasangan. Penelitian menurut Carvalheira dan Leal (2012) menyatakan bahwa wanita yang melakukan masturbasi tanpa bersama pasangannya 13,3%. Berkaitan dengan perasaan bersalah, berdasarkan faktor usia 19-21 tahun (106,75) memiliki perasaan bersalah yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Schimeilpfering (dalam Hidayat, 2010) menyatakan bahwa wanita yang memiliki perasaan bersalah yang tinggi dilihat dari faktor resiko hormon yang memungkinkan memainkan peran, estrogen dan progesteron telah ditunjukkan untuk mempengaruhi neurotransmitter, neuroendoktrin dan sistem sirkadian yang telah terlibat dalam suasana perasaan.
Bab V Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara perilaku masturbasi dan perasaan bersalah pada wanita dewasa awal. Hal ini berdasarkan hasil analisis setelah dilakukan uji hipotesis dengan teknik product moment diketahui bahwa hipotesis yang telah dirumuskan diterima, artinya semakin tinggi perilaku masturbasi individu, maka semakin rendah perasaan bersalahnya.