HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN KELOMPOK DENGAN TINGKAT KOHESIVITAS PADA PENGGEMAR IDOL GROUP DI KOTA SURAKARTA
Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Drajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : IQBAL ABDUL LATIEF AL-MUBAROK F 100 110 112
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
i
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN KELOMPOK DENGAN TINGKAT KOHESIVITAS PADA PENGGEMAR IDOL GROUP DI KOTA SURAKARTA
IQBAL ABDUL LATIEF AL-MUBAROK Dr. Taufik,M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAK Dunia hiburan di tanah air banyak memiliki ragam bintang. Salah satunya adalah industri musik yang dipengaruhi oleh globalisasi. Dampak globalisasi yang telah terjadi mengakibatkan berbagai perpaduan unsur budaya antara budaya luar dengan budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, salah satunya adalah idol group. Hal ini memunculkan fenomena-fenomena para penggemar yang banyak terdapat di masyarakat. Para penggemar ini sering mendirikan sebuah komunitas dimana mereka saling berkumpul untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga dalam proses ini para nggota menjadi saling lekat satu sama lain. Kelekatan antar anggota kelompok dapat menciptakan kondisi kelompok yang kohesif. Diharapkan dengan tingginya kelekatan pada kelompok dapat meningkatkan tingkat kohesivitas pada kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan kelompok dengan tingkat kohesivitas pada penggemar idol group. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 70 orang yang memiliki karakteristik dewasa awal yaitu berusia 19-40 tahun dan penggemar idol group. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik analisis product moment diperoeh nilai koefisisen korelasi (r) sebesar 0,570; signifikasi (p)=0,000 (p<0,01), artinya hubungan positif yang signifikan antara kelekatan kelompok dengan tingkat kohesivitas. Yaitu apabila kelekatan kelompok tinggi maka semakin tinggi tingkat kohesivitas, begitu juga makin rendah kelekatan kelompok makan semakin rendah tingkat kohesivitas kelompok. Kata kunci : Kelekatan kelompok, Kohesivitas, Penggemar idol group
iv
individu selalu membutuhkan tokoh
PENDAHULUAN
identifikasi.
Dunia hiburan di tanah air
salah
satu
tokoh yang diidentifikasinya. Melalui
mata
proses identifikasi, seorang individu
pencaharian yang cukup di dunia hiburan globalisasi
tanah yang
air.
meniru tokoh idolanya.
Dampak
telah
ini
norma, nilai, dan sebagainya dari
Salah satunya adalah industri musik menjadi
proses
individu mengambil alih sikap-sikap,
banyak memiliki ragam bintang.
yang
Dalam
terjadi
Ketika
beberapa
individu
mengakibatkan berbagai perpaduan
berkumpul menjad sebuah kelompok
unsur budaya antara budaya luar
maka dihrapakan kelompok tersebut
dengan budaya dalam negeri. Dunia
dapat menjalin sebuah hubungan
musik
mengalami
yang baik sehingga tercipta suatu
perkembangan, salah satunya adalah
kondisi kelompok yang kohesif.
idol group. Hal ini memunculkan
Menurut Suryabrata (2007) ciri-ciri
fenomena-fenomena para penggemar
kohesivitas kelompok dapat dilihat
idol group yang banyak terdapat di
dari
masyarakat. Para penggemar ini
mengenakan identitas yang sama,
sering mendirikan sebuah komunitas
setiap anggota kelompok memiliki
dimana mereka saling berkumpul
tujuan dan sasaran yang sama, setiap
untuk berinteraksi satu sama lain.
anggota
Sehingga dalam proses ini para
keberhasilan dan kegagalan yang
nggota menjadi saling lekat satu
sama,
sama lain. Kelekatan antar anggota
saling bekerja sama dan berkolab
kelompok dapat menciptakan kondisi
orasi,
kelompok yang kohesif. Diharapkan
memiliki
dengan tingginya kelekatan pada
kelompok
kelompok
secara efektif.
pun
dapat
meningkatkan
tingkat kohesivitas pada kelompok.
setiap
anggota
kelompok
kelompok
setiap
setiap
merasakan
anggota
anggota
peran mengambil
kelompok
kelompok
keanggotaan, keputusan
Berdasarkan uraian di atas,
Menurut Sarwono (2002) dalam
maka
perkembangan pribadinya, seorang
apakah
1
muncul ada
pertanyaan hubungan
yaitu antara
kelekatan kelompok dengan tingkat
yang stabil pada individu untuk
kohesivitas pada penggemar idol
berusaha
group di Kota Surakarta?
memelihara
Tujuan Penelitian
seseorang atau orang tertentu/khusus
hubungan
mencari
kedekatan
dan dengan
yang memberikan potensi subjektif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keras
rasa aman dan terlindungi terhadap
antara
fisik maupun psikis (Berman dan
kelekatan kelompok dengan tingkat
Sperling; dalam Potter-Efron, 2005).
kohesivitas pada penggemar idol
Bowlby
group.
menyatakan
bahwa
attachment adalah bentuk tingkah
Manfaat Penelitian
laku yang dapat mengekal, ataupun mendapatkan individu yang lain
Penelitian ini dilakukan dengan
(Hasan et.al, 2006).
manfaat sebagai berikut : 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan
Faktor
pertimbangan
dalam
menggemari Menurut
budaya lokal. 2. Diharapkan
mempengaruhi
terbentuknya kelekatan kelompok:
dalam membangun kohesivitas remaja
yang
untuk
Monks
pembentukan
ilmuwan
dkk
(2004)
kelekatan
dapat
dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu:
psikologi dan peneliti yang lain
a. Faktor
dapat dijadikan sumbangan ilmu
alami
atau
genetis,yaitu kecenderungan
untuk bidang psikologi dan tidak
dasar individu yang sudah
menutup kemungkinan bidang
ada sebelum proses-proses
keilmuan yang lain.
belajar dapat terjadi. b. Faktor
TINJAUAN PUSTAKA
lingkungan,yaitu
munculnya suatu kelekatan karena
Kelekatan Kelompok
adanya
belajar,dimana
Kelekatan pada orang dewasa
interaksi
didefinisikan sebagai kecenderungan
antara
dengan lingkungan.
2
proses terjadi individu
Menurut Baradja (2005) faktor
menampakkan diri dengan banyak
yang
cara dan bermacam-macam faktor
dapat
terjadinya
mempengaruhi
kelekatan
antara
yang berbeda serta dapat membantu
seorang remaja dengan figur lekat
diantaranya:
kepuasan
(a)
individu
satu sama lain.
danya
Robbins
(2012),
terhadap
mendefinisikan
kohesivitas
pemberian figur lekat. (b) adanya
kelompok sebagai sejauh mana para
reaksi
terhadap
anggota kelompok tertarik terhadap
tingkah laku yang menunjukkan
satu sama lain dan termotivasi untuk
perhatian. (c) intensitas bertemu
tetap dalam suatu kelompok.
atau
respon
dengan figur lekat. Faktor Aspek-aspek kelekatan kelompok:
Bashori
(dalam
yang
mempengaruhi
terbentuknya kohesivitas:
Martina,
Menurut Mc.Dougall ( dalam
2007) menyatakan bahwa aspek
Sarwono,
kelekatan yang lainnya antara lain
kelompok dapat tumbuh jika ada
percaya, yaitu rasa percaya antara
faktor-faktor yang menimbulkannya
individu
yaitu : (a) Kelangsungan keberadaan
dengan
figur
lekat;
2005),
kohesivitas
komunikasi, hubungan interaksi yang
kelompok.
(b)
Adanya
tradisi,
intens dengan figur lekat; kedekatan,
kebiasaan,
dan
adat.
individu memiliki tingkat kedekatan
organisasi
dalam
kelompok.
(d)
dengan figur lekat.
Kesadaran
diri
kelompok.
(e)
(c)
Ada
Pengetahuan tentang kelompok. (f) Kelekatan
Kohesivitas Menurut Newcomb (Dian &
(attachment)
kepada
kelompok.
Safitri, 2011) kohesivitas kelompok diistilahkan dengan kekompakkan.
Aspek-aspek kohesivitas:
Kekompakkan adalah sejauh mana anggota kelompok melekat menjadi satu
kesatuan
yang
Menurut
dapat
Carron,dkk
Carron dkk,2001) dan
3
(dalam Forsyth
(2006) aspek kohesivitas kelompok
kelompok
meliputi: (a) Ketertarikan individu
tinggi tingkat kohesivitas, begitu
pada
juga
tugas
kelompok.
(b)
tinggi
makin
maka
rendah
semakin
kelekatan
Ketertarikan individu pada kelompok
kelompok maka semakin rendah
secara sosial. (c) Kesatuan kelompok
tingkat
dalam tugas. (d) Kesatuan kelompok
Menurut Mc Dougall (2005) ada
secara sosial. (e) Kerjasama.
enam
kohesivitas
faktor
menumbuhkan
penelitian
kelekatan,
yang
kohesivitas
pada
seseorang
dapat
sebuah kelompok termasuk para
70 orang yang memiliki karakteristik
penggemar idol group yang sering
dewasa awal yaitu berusia 19-40
melakukan kegiatan bersama-sama.
tahun dan merupakan penggemar idol group. Teknik analisis data adalah
tingkat
mempengaruhi kelekatannya dalam
dengan jumlah responden sebanyak
digunakan
dapat
sehingga
kohesivitas
digunakan adalah metode kuantitatif
yang
yang
kelompok yang salah satunya adalah
METODE PENELITIAN Metode
kelompok.
Hasil
korelasi
analisis
ini
sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh
Product moment dari Pearson.
Suryabrata
(2007)
ciri-ciri
kohesivitas kelompok dapat dilihat dari HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan
tujuan dan sasaran yang sama, setiap
teknik
anggota
0,570;
signifikasi
(p)=0,000
(p<0,01),
artinya
hubungan
yang
signifikan
kelompok
merasakan
keberhasilan dan kegagalan yang
nilai koefisisen korelasi (r) sebesar
positif
kelompok
setiap anggota kelompok memiliki
analisis product moment diperoeh
ada
anggota
mengenakan identitas yang sama, hasil
menggunakan
setiap
sama,
setiap
anggota
kelompok
saling bekerja sama dan berkolab orasi,
antara
setiap
memiliki
kelekatan kelompok dengan tingkat
kelompok
kohesivitas. Yaitu apabila kelekatan
4
anggota
peran mengambil
kelompok
keanggotaan, keputusan
secara
efektif.
Robbin
(2002)
kohesivitas diluar variabel kelekatan
menjelaskan bahwa kelompok yang
kelompok.
kohesif ditunjukkan dari adaknya kebersamaan dan interaksi
Hasil
yang
menunjukkan
intensif antar anggota. Semakin lekat seorang
individu
kelompok
dengan
kelompok
pula tingkat kohesivitas kelompok Sebaliknya,
tidak
semakin
tingkat
kelekatan
mempunyai
hubungan
meskipun
kohesivitas
dipengaruhi
tersebut,
namun
oleh ada
keterbatasan dalam penelitian ini,
dalam kelompok, maka semakin pula
bahwa
hanya
variabel
renggang hubungan antar individu
rendah
ini
terhadap tingkat kohesivitas suatu
kelompoknya, maka semakin tinggi
tersebut.
penelitian
antara
kohesivitas
lain
instrument
untuk
mengumpulkan data yaitu dari skala
kelompok tersebut.
dari masing-masing variabel, dengan
Hasil analisis menyebutkan
keterbatasan ini alat ukur yang
bahwa variabel kelekatan kelompok
digunakan
memiliki
(RE)
sehingga data yang diperoleh kurang
sebesar 64,74 dan rerata hipotetik
bervariatif pula. Selain itu jumlah
(RH) 55 yang berarti kelekatan
sampel yang dapat ditemukan oleh
kelompok
terhadap
tingkat
peneliti hanya sebatas di wilayah
kohesivitas
tergolong
tingggi.
Surakarta saja sehingga hasil yang
Kohesivitas memiliki rerata empirik
didapat tidak dapat digeneralisasikan
(RE) 49,74 dan rerata hipotetik (RH)
pada tempat lain dengan subjek yang
42,5 ,
berbeda.
rerata
empirik
yang berarti
kohesivitas
belum
bervariatif
tergolong tinggi. DAFTAR PUSTAKA
Sumbangan efektif kelekatan kelompok
terhadap
kohesivitas
Martina, D.B. 2007. Hubungan Anara Pola Attachment Dengan Kecerdasan Emosi pada Remaja. Skripsi. (Tidak
sebesar 32,5 % ditunjukkan oleh koefisien determinan ( ) = 0,325. Berarti
masih
terdapat
67,5%
variabel lain yang mempengaruhi
5
diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sarwono,
Dian, A. Elli & Safitri, Ranni Merli. 2011. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok dengan Motivasi Kerja Pegawai Kelurahan di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Jurnal Insight, (Online), 9 (1): 12-20, (http://fpsi.mercubua nayogya.ac.id/jurnalilmiah/), diakses 19 Juni 2015.
W.
(2005).
Psikologi
sosial:
Psikologi
kelompok
dan
psikologi
terapan.
Jakarta:
Balai Pustaka. Suryabrata, S. (2007). Ciri-ciri kelompok
yang
kohesif.http://www.b pkpenabur.or.id/kpsjkt/berita/9810/artike l.htm.
21
Maret
2007. Carron, A.V., Bray, S.R., & Eys,
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. 2004. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Potter-Efron. R.T. 2005. Handbook Of Anger Management: Individual, Couple, Family Anf group Approach. USA: The Haworth Clinical Practice Press. Robins,
S.
M.A.
2001.
Team Cohesion and Team
Success
in
Sport.
iJournal
of
Sports Sciences, Feb. 2002 v20i2 p119(8). Forsyth, D.R. 2006. Group Dynamics
4th
Edition. United State of
America:
Thomson
Learning,
Inc.
Stephen. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlanga
6