eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Naning Damayanti1,Funny Mustikasari2, Uud Wahyudin3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
Abstract This research studies about the relationship between brand awareness with purchase motivation. The proposed of this research is to find out whether there is a correlation between brand awareness bottled drinking water (AMDK) WaterMed dan Hanaang with purchase motivation product AMDK Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. Correlation method and quantitative analysis technique are used in this research. Variabels were tasted using spearman rank correlation and the extrapolation was using SPSS version 18. From the research result is was obtained a correlation value (rs) of 0,541 and t-test significance test of 7,370 and ttable 2,013. The study result concluded that there are correlation between brand awareness bottled drinking water (AMDK) WaterMed dan Hanaang with purchase motivation product AMDK Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung. The suggsestion that given by the researchers is a company needs to conduct promotional mix and marketing mix better, so that products can be recognized by the public. Keyword : brand awareness, purchase motivation
Pendahuluan Beberapa tahun belakangan ini perkembangan industri-industri yang bergerak dalam bidang air minum dalam kemasan (AMDK) sudah sangat pesat, khususnya air
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
mineral dalam kemasan cup, botol
dapat
memperoleh
nilai
tambah
maupun galon. Perkembangan industri
tersendiri.
air minum dalam kemasan (AMDK)
melalui brand (merek),
ini tidak terlepas dari kebutuhan
mencerna
masyarakat akan air minum yang
kemudian
mudah untuk dikonsumsi, terutama
menciptakan sebuah pengalaman akan
kebutuhan akan air mineral.
sebuah
Perusahaan
brand
berbicara konsumen
(merek)
tersebut
mengolahnya
untuk
merek.
Dalam
hal
ini
kebutuhan
perusahaan harus menciptakan brand
masyarakat yang semakin meningkat
awareness (kesadaran merek) dalam
terhadap air minum dalam kemasan,
diri konsumen atau calon pembeli.
Menyadari
maka saat ini banyak sekali air minum dalam
kemasan
dipasaran.
yang
Konsumen tidak
beredar hanya
Brand seberapa
awareness
adalah
merek
mampu
nama
disebutkan
oleh
konsumen
atau
dari
seseorang
yang
disuguhkan oleh air minum merek-
kemampuan
merek terkenal saja, tetapi juga banyak
merupakan calon pembeli (potential
merek-merek lain yang ikut terjun
buyer)
dalam
menyebutkan kembali suatu merek
industri air
minum dalam
kemasan ini.
untuk
mengenali
atau
yang merupakan bagian dari suatu
Konsumen ditawarkan dalam
kategori tertentu (Aaker, 1991: 61)
beragam pilihan merek air minum
Sebelum melakukan pembelian
dalam kemasan (AMDK), yaitu terkait
biasanya konsumen memiliki tahap
dengan keputusan mengenai merek
perkenalan kepada merek tersebut.
dari air minum dalam kemasan mana
Tahap ini menurut David A. Aaker
yang
terdiri dari 4 langkah, yaitu :
akan
mereka
beli.
Dalam
menjalankan usahanya, tentu saja para
1. Unaware
of
Brand
(tidak
produsen air minum dalam kemasan
menyadari merek) adalah tingkat
ini menghadapi para pesaing yang
paling rendah dalam piramida
menawarkan produk yang serupa.
kesadaran
merek,
konsumen
tidak
Perusahaan brand
(merek)
menggunakan sebagai
simbol
dimana menyadari
adanya suatu merek.
perantara kepada konsumennya untuk
2. Brand Recognition (pengenalan
berkomunikasi sehingga perusahaan
merek) adalah tingkatan minimal
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
kesadaran
merek,
dimana
butuh dan ingin menggunakan suatu
pengenalan suatu merek muncul
produk tertentu, jika kesadaran merek
lagi setelah dilakukan pengingatan
sudah muncul maka mereka tidak akan
kembali lewat
memilih
bantuan (aided
recall).
lain,
melainkan
langsung memilih produk yang sudah
3. Brand Recall (pengingat kembali
4.
produk
ada dalam benak mereka.
terhadap merek) adalah pengingat
PDAM Kota Bandung sebagai
kembali terhadap merek tanpa
penyedia kebutuhan air Kota Bandung
bantuan (unaided brand).
juga ikut terjun dalam industri air
Top of Mind (puncak pikiran)
minum dalam kemasan (AMDK). Air
adalah merek yang disebutkan
minum
pertama kali oleh konsumen atau
Perusahaan
yang pertama kali muncul dalam
Tirtawening
benak konsumen. Dengan kata
memproduksi
lain merek tersebut merupakan
kemasan yang diberi nama WaterMed
merek utama dari berbagai merek
dan Hanaang.
dalam
Daerah
air
(AMDK)
Air
Kota
PDAM
yang ada dalam benak konsumen
kemasan
Minum Bandung,
minum
sebagai
dalam
perusahaan
milik daerah berupaya menyediakan
(Rangkuti, 2008:40-41) Brand awareness merupakan
air
minum
dalam
kemasan
yang
titik dimana konsumen mulai tahu
terjangkau harganya oleh masyarakat
akan suatu produk, oleh karena itu
dan juga dengan kualitas yang tidak
brand awareness sangat menentukan
berbeda jauh dengan merek-merek
apakah produk itu dikenal atau tidak.
yang sudah terkenal. Sebagai produk
Brand
merupakan
yang terbilang cukup baru, PDAM
merupakan langkah awal bagi setiap
sebagai produsen AMDK WaterMed
konsumen untuk tahu akan keberadaan
dan Hanaang ini harus menciptakan
suatu produk.
brand awareness dalam diri calon
awareness
Secara tidak langsung brand awareness akan suatu produk akan
pembeli. Dengan
kuat
dalam
brand
tercipta dalam diri konsumen, ketika
awareness
mereka tahu dan merasakan manfaat
konsumen atau calon pembeli, maka
dari suatu produk. Pada saat mereka
hal ini akan berpengaruh kepada
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
yang
adanya
diri
Page 3 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
motivasi
pembelian
konsumen.
pada
penciptaan
brand
Motivasi pembelian konsumen akan
(kesadaran
menjadi
konsumen
konsumen.
sudah sadar akan keberadaan suatu
merupakan
merek.
konsumen mulai tahu akan suatu
tinggi
karena
Motivasi
adalah
daya
merek)
awareness
dalam
Brand titik
awareness awal
produk,
saat tertentu bila kebutuhan untuk
awareness sangat menentukan apakah
mencapai tujuan sangat dirasakan atau
produk itu dikenal atau tidak. Brand
dihayati (W. S. Winkel, 1996:27).
awareness (kesadaran merek) akan
Menurut Wells dan Prensky (1996),
menciptakan sikap dan nilai positif
motivasi sebagai titik awal dari semua
dalam benak konsumen akan suatu
perilaku konsumen, yang merupakan
merek.
dari
mewujudkan
seseorang
untuk
kebutuhannya
serta
Brand seberapa disebutkan
memperoleh
kemampuan
Motivasi
itu
brand
awareness
adalah
merek
mampu
nama
memulai melakukan kegiatan untuk kepuasan.
karena
dimana
penggerak yang menjadi aktif pada
proses
oleh
diri
oleh
konsumen
atau
dari
seseorang
yang
pembelian dibagi menjadi dua, yaitu
merupakan calon pembeli (potential
motivasi
buyer)
rasional
dan
motivasi
emosional. Motivasi
mengenali
atau
menyebutkan kembali suatu merek membeli
ini
ada
dikarenakan, konsumen sudah tahu,
yang merupakan bagian dari suatu kategori tertentu (Aaker, 1991:61).
merasa cocok dan percaya oleh produk yang
untuk
ditawarkan
oleh
AMDK
Brand awareness (kesadaran merek)
membutuhkan jangkauan
WateMed dan Hanaang. Konsumen
kontinum (continum ranging) dari
merasa
perasaan
yang tidak pasti bahwa
WaterMed dan Hanaang tidak jauh
merek
tersebut
berbeda dengan produk-produk air
sebelumnya,
mineral lain dipasaran.
yakin
bahwa
produk
AMDK
bahwa
telah
sehingga produk
dikenal konsumen tersebut
merupakan satu-satunya merek dalam Kajian Pustaka
suatu kelompok tertentu.
Setiap pemasar suatu produk
Konsumen cenderung memilih
harus bisa mengarahkan usahanya
merek yang sudah dikenal karena
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
merasa aman dengan merek yang
kembali terhadap merek tanpa
sudah dikenal, mereka merasa aman,
bantuan (unaided brand).
terhindar
dari
berbagai
resiko
4. Top of Mind (puncak pikiran)
pemakaian
dengan
bahwa
adalah merek yang disebutkan
merek yang sudah dikenal lebih dapat
pertama kali oleh konsumen atau
diandalkan, produk dengan merek
yang pertama kali muncul dalam
yang sudah dikenal itu dikatakan
benak konsumen. Dengan kata
memiliki kesadaran merek yang cukup
lain merek tersebut merupakan
baik (Durianto, dkk, 2001:54). Dengan
merek utama dari berbagai merek
kata lain, sebuah merek yang dikenal
yang ada dalam benak konsumen
mempunyai
(Rangkuti, 2008:40-41).
asumsi
kemungkinan
bisa
diandalkan, kemantapan dalam bisnis, dan
kualitas
yang
dipertanggungjawabkan.
Brand Awareness adalah suatu tahapan yang sangat penting, setelah merek melakukan tahapan positioning,
Menurut David A.Aaker ada
merek
harus
memiliki
tingkat
konsumen,
karena
empat tingkat dalam brand awareness,
kesadaran
yaitu :
kualitas produk yang baik jika tidak
1. Unaware
of
Brand
dari
(tidak
dibarengi dengan brand awareness
menyadari merek) adalah tingkat
yang tinggi tidak akan mempengaruhi
paling rendah dalam piramida
brand
kesadaran
merek,
produk.
konsumen
tidak
dimana menyadari
adanya suatu merek.
attitude
mengenal
Konsumen atau
tersebut,
kesadaran
mempengaruhi
pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat
tidak
mengetahui
suatu
bantuan (aided
recall).
cenderung
bertanya-tanya akan kualitas merek
merek) adalah tingkatan minimal dimana
terhadap
yang
merek produk akan
2. Brand Recognition (pengenalan
merek,
konsumen
sehingga
akhirnya
sikap
konsumen
terhadap pembelian (Percy, 2008:93). Motivasi
adalah
daya
penggerak yang menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan untuk
3. Brand Recall (pengingat kembali
mencapai tujuan sangat dirasakan atau
terhadap merek) adalah pengingat
dihayati (W. S. Winkel, 1996:27).
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Menurut Morgan (1961), motivasi
kenyataan-kenyataan
adalah sebuah istilah umum yang
ditunjukkan oleh suatu produk kepada
merujuk pada suatu keadaan yang
konsumen
memotivasi sebuah perilaku, suatu
produk yang fungsional serta obyektif
perilaku
oleh
keadaannya misalnya kualitas produk,
keadaan tersebut, dan pada suatu
harga produk, ketersediaan barang,
tujuan
perilaku
efisiensi kegunaan barang tersebut
tersebut. Selain itu menurut Robbins
dapat diterima. Sedangkan motivasi
(1993),
suatu
emosional dalam pembelian berkaitan
dorongan yang menghitung intensitas,
dengan perasaan, kesenangan yang
arah
yang
atau
termotivasi
akhir
dari
motivasi
dan
adalah
persistence
seseorang
untuk
dari
usaha
dapat
mencapai
suatu
misalnya
dan
ditangkap dengan
yang
merupakan
oleh
atribut
pancaindera
memiliki
suatu
harapan atau cita-cita.
barang tertentu dapat meningkatkan
emosional.
status
Menurut Wells dan Prensky
sosial,
menjadikan
peranan
pembeli
merek
menunjukkan
(1996), motivasi sebagai titik awal
status ekonominya dan pada umumnya
dari semua perilaku konsumen, yang
bersifat subyektif dan simbolik. Pada
merupakan
saat
untuk
proses
dari
mewujudkan
seseorang
kebutuhannya
seseorang
keputusan
untuk
akan
mengambil
membeli
suatu
serta memulai melakukan kegiatan
produk tentunya akan dipengaruhi
untuk memperoleh kepuasan. Dalam
oleh kedua jenis motivasi tersebut
bidang pemasaran Sigit
yaitu motivasi rasional dan emosional.
menjelaskan
bahwa
pembelian
adalah
(2002:17) motivasi
pertimbangan-
Motivasi
pembelian
akan
muncul dalam diri konsumen ketika
yang
konsumen sudah percaya dan memiliki
mendorong orang untuk melakukan
sikap positif akan suatu merek. Jika
pembelian. Dalam motivasi pembelian
konsumen sudah percaya pada suatu
terbagi menjadi dua bagian menjadi
merek maka bisa dipastikan jika brand
motivasi
awareness (kesadaran merek) sudah
pertimbangan
dan
rational
pengaruh
dan
motivasi
melekat dalam diri konsumen.
emosional. Motivasi pembelian
yang
rasional didasarkan
adalah pada
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
pembelian
Hipotesis Berdasarkan kerangka diatas, maka penulis mengemukakan suatu
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang. H0 : Tidak ada hubungan antara Brand
hipotesis untuk identifikasi masalah
Recall
dan tujuan penelitian sebagai berikut :
terhadap merek) dengan motivasi
H0 : Tidak ada hubungan antara brand
pembelian
awareness
dengan
mitovasi
pembelian
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang.
awareness
dengan
motivasi
pembelian
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang.
kembali
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang. H1 :Ada
hubungan antara Brand
Recall
H1 : Ada hubungan antara brand
H0
(pengingat
(pengingat
kembali
terhadap merek) dengan motivasi pembelian
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang. H0: Tidak ada hubungan antara Top of
Tidak
ada
hubungan
antara
Mind (puncak pikiran) dengan
Unaware
of
Brand
(tidak
motivasi
:
menyadari motivasi
merek) pembelian
dengan konsumen
AMDK WaterMed dan Hanaang. H1: Ada hubungan antara Unaware of
Brand (tidak menyadari merek) dengan
motivasi
pembelian
konsumen
AMDK WaterMed dan Hanaang. H1: Ada hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) dengan motivasi pembelian
konsumen
AMDK
WaterMed dan Hanaang.
pembelian
konsumen AMDK WaterMed dan
Metode
Hanaang.
Metode
H0 : Tidak ada hubungan antara Brand
digunakan
penelitian
adalah
yang
menggunakan
Recognition (pengenalan terhadap
penelitian kuantitatif dengan studi
merek)
dengan
korelasional,
pembelian
konsumen
motivasi AMDK
WaterMed dan Hanaang.
yaitu
metode
yang
bermaksud meneliti hubungan antara variabel (Rakhmat, 1991 : 27). Dengan
H1 : Ada hubungan antara Brand
tujuan untuk mengetahui hubungan
Recognition (pengenalan terhadap
antara
merek)
motivasi pembelian konsumen Air
dengan
motivasi
brand
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
awareness
dengan
Page 7 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Minum Dalam Kemasan (AMDK)
dalam
WaterMed dan Hanaang.
Kuesioner (angket), 2. Observasi, 3.
Populasi generalisasi
adalah yang
wilayah
terdiri
penelitian
ini
yaitu
1.
Wawancara, 4. Studi Kepustakaan. Pada
atas
penelitian
ini,
teknik
objek/subjek yang mempunyai kualitas
pengukuran yang digunakan adalah
dan
yang
skala Likert, karena salah satu ukuran
peneliti
untuk
yang digunkan dalam penelitin ini
kemudian
ditarik
adalah
karakteristik
ditetapkan dipelajari
oleh dan
tertentu
skal
ordinal.
Skala
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).
memungkinkan
Jadi populasi bukan hanya orang,
mengkespresikan intensitas perasaan
tetapi juga objek dan benda-benda
mere
alam yang lain. Populasi juga bukan
Likert
sekedar
sikap,
jumlah
yang
ada
pada
responden
ini
(Simamora,
untuk
2004:46).
Skala
digunakan untuk mengukur pendapat,
dan
persepsi
objek/subjek yang dipelajari, tetapi
seseorang atau sekelompok tentang
meliputi
kejadian atau gejala sosial.
seluruh
karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Hasil dan Pembahasan Populasi
diambil
Pengukuran
dari
validitas
pada
konsumen AMDK WaterMed dan
penelitian ini menggunakan rumus
Hanaang di 2 daerah yaitu daerah
korelasi
Gedebage/Ujungberung dan Karees.
reliabilitas
Jumlah populasi yang diambil adalah
menunjukkan sejauh mana alat ukur
205 orang konsumen. Setelah populasi
(instrumen)
ditentukan, maka selanjutnya diambil
dipercaya
sampel. Sampel sering diartikan sebagi
mengetahui konsistensi dan ketepatan
populasi, oleh karena itu sampel harus
pengukuran.
memenuhi ciri-ciri yang sama dengan
ketepatan alat ukur yang digunakan
populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah reliabilitas uji belah dua (Split
menggunakan
acak
Half) dari Spearman Brown. Suatu
sederhana, sampel dalam penelitian ini
item dinyatakan valid atau dapat
berjumlah 67 orang. Adapun teknik
mengukur variabel penelitian yang
pengumpulan data yang digunakan
dimaksud
sampling
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Rank
Spearman.
digunakan
Uji untuk
yang digunakan dapat atau
dilakukan
Untuk
jika
nilai
untuk
mengetahui
koefisien
Page 8 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
validitasnya lebih dari satu atu sama
14
0,837
Valid
dengan 0,30 (Kaplan dan Saccuzo,
15
0,751
Valid
16
0,862
Valid
17
0,583
Valid
1993: 141). Selain harus valid alat ukur juga harus reliabel. Instrumen
18
0,637
Valid
valid.
19
0,617
Valid
Kaplan dan Saccuzo (1993 : 123)
20
0,949
Valid
menyatakan
21
0,587
Valid
22
0,596
Valid
23
0,361
Valid
24
0,373
Valid
yang
reliabel belum tentu
:
pertanyaan untuk variabel
“Sekumpulan mengukur
suatu
reliabel
dan
dikatakan
berhasil mengukur variabel yang kita
25
0,735
Valid
reliabilitasnya
26
0,797
Valid
lebih dari atau sama dengan 0,700”
27
0,680
Valid
(Kaplan, 1993:123).
28
0,766
Valid
Split Half
0,976
Reliabel
ukur
jika
koefisien
Berdasarkan pendahuluan
penelitian
terhadap
30
orang
Sumber : pengolahan data Hasil
responden untuk menguji kelayakan
perhitungan
korelasi
kuesioner penelitian diperoleh hasil uji
untuk uji validitas alat ukur brand
validitas dan uji reliabilitas sebagai
awareness
berikut :
sampai
berkisar 0,949.
dipergunakan
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Brand Awareness Koefisien
0,361
Angka
sebagai
yang
pembanding
untuk melihat valid atau tidaknya
Tabel 1
No Item
antara
Ket
suatu item, seperti dikemukanan oleh (Kaplan dan Saccuzo, 1993:141) suatu item dinyatakan valid atau dapat mengukur variabel penelitian yang
Validitas 5
0,757
Valid
dimaksud
6
0,864
Valid
validitasnya lebih dari satu atu sama
7
0,758
Valid
8
0,751
Valid
9
0,601
Valid
10
0,601
Valid
dinyatakan
11
0,757
Valid
reliabilitas,
12
0,864
Valid
reliabilitas Split Half sebesar 0,976
13
0,722
Valid
diatas standar yang ditetapkan yaitu
dengan
jika
0,30.
menunjukkan
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dari valid.
nilai
koefisien
Hasil
di
atas
24
item
telah
Berdasarkan
diperoleh
uji
koefisien
Page 9 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
0,700. Nilai koefisien reliabilitasnya
brand awareness dengan motivasi
(0,976)
pembelian
menunjukkan
kuesioner
tersebut mempunyai kendalan yang
Dengan
dengan
menggunakan korelasi rank spearman.
baik dalam mengukur Varibel Brand Awareness.
diukur
Adapun hasil jawaban atas
demikian
hipotesis-hipotesis penelitian adalah
kuesioner cukup layak dipergunakan
sebagai berikut :
untuk penelitian. Hubungan antara
Tabel 2 Hubungan antara brand awareness (X) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel
rs
t hitung
t tabel
Keputusan
Keterangan
X dan Y
0,541
7,370
2,013
Ho ditolak
Signifikan
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 3 Hubungan antara Unaware of Brand (tidak menyadari merek) (X1) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel
rs
t hitung
t table
Keputusan
Keterangan
X1 dan Y
0,512
4,257
2,013
Ho ditolak
Signifikan
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 4 Hubungan antara Brand Recognition (pengenalan merek) (X2) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel
rs
t hitung
t table
Keputusan
Keterangan
X2 dan Y
0,524
4,735
2,013
Ho ditolak
Signifikan
Sumber : Data diolah, 2012
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Tabel 5 Hubungan antara Brand Recall (pengingat kembali terhadap merek) (X3) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel
rs
t hitung
t table
Keputusan
Keterangan
X3 dan Y
0,497
3,611
2,013
Ho ditolak
Signifikan
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 6 Hubungan antara Top of Mind (puncak pikiran) (X4) dengan motivasi pembelian konsumen (Y) Variabel
rs
t hitung
t table
Keputusan
Keterangan
X4 dan Y
0,493
4,088
2,013
Ho ditolak
Signifikan
Sumber : Data diolah, 2012
Pada tabel 2 dilihat
korfisien
diatas dapat
korelasi
rank
bahwa t hitung (4,257) > t tabel (2,013), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian
spearman (rs) adalah sebesar 0,541.
dapat
Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
hubungan antara Unaware of Brand
hitung sebesar 7,370 dan nilai t tabel
(tidak
sebesar 2,013, maka dapat dilihat
motivasi pembelian.
bahwa t hitung (7,370) > t tabel (2,013)
disimpulkan bahwa terdapat
menyadari
merek)
dengan
Pada tabel 4 diatas dapat
sehingga H0 ditolak. Dengan demikian
dilihat
dapat disimpulkan bahwa terdapat
spearman (rs) adalah sebesar 0,524.
hubungan antara Brand Awareness (X)
Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
dengan Motivasi Pembelian (Y).
hitung sebesar 4,735 dan nilai t tabel
Pada tabel 3 dilihat
koefisien
diatas dapat korelasi
koefisien
korelasi
rank
sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai
rank
t hitung (4,735) > t tabel (2,013), sehingga
spearman (rs) adalah sebesar 0,512.
H0 ditolak. Dengan demikian dapat
Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
hitung sebesar 4,257 dan nilai t tabel
antara Brand Recognition (pengenalan
sebesar 2,013, maka dapat dilihat
merek) dengan motivasi pembelian.
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Pada tabel 5
diatas dapat
1. Ada hubungan yang signifikan
rank
antara Unaware of Brand (tidak
spearman (rs) adalah sebesar 0,497.
menyadari merek) dengan motivasi
Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
pembelian
hitung sebesar 3,611 dan nilai t tabel
WaterMed dan Hanaang.
dilihat
koefisien
korelasi
sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai
konsumen
AMDK
2. Ada hubungan yang siginfikan
t hitung (3,611) > t tabel (2,013), sehingga
antara
H0 ditolak. Dengan demikian dapat
(pengenalan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
motivasi
antara
AMDK WaterMed dan Hanaang.
Brand
kembali
Recall
terhadap
(pengingat
merek)
dengan
dilihat
koefisien
Recognition
merek)
dengan
pembelian
konsumen
3. Ada hubungan yang signifikan antara Brand Recall (pengingat
motivasi pembelian. Pada tabel 6
Brand
kembali terhadap merek) dengan
diatas dapat korelasi
motivasi
rank
pembelian
konsumen
spearman (rs) adalah sebesar 0,493.
AMDK WaterMed dan Hanaang.
Hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
4. Ada hubungan yang signifikan
hitung sebesar 4,088 dan nilai t tabel
antara
sebesar 2,013, maka dapat dilihat nilai
pikiran)
dengan
t hitung (4,088) > t tabel (2,013), sehingga
pembelian
konsumen
Berdasarkan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dan
kesimpulan,
mengajukan
dengan motivasi pembelian.
of
Mind
(puncak motivasi AMDK
WaterMed dan Hanaang.
H0 ditolak. Dengan demikian dapat
antara Top of Mind (puncak pikiran)
Top
hasil penelitian maka
beberapa
penulis
saran
yang
diharapkan dapat berguna, sebagai berikut:
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian
1. Hasil penelitian memperlihatkan
diketahui bahwa ada hubungan yang
bahwa
signifikan antara brand awareness
minum dalam kemasan WaterMed
dengan motivasi pembelian konsumen
dan Hanaang cukup dikenal oleh
AMDK
konsumen,
WaterMed
dan
Hanaang.
atribut
dari
merek
perusahaan
air
PDAM
Untuk kesimpulan sub variabelnya
Tirtawening Kota Bandung harus
adalah sebagai berikut :
lebih meningkatkan promosi dalam
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
memperkenalkan
produk
WaterMed dan Hanaang kepada masyarakat Bandung. 2. Hubungan semua sub variabel brand awareness dengan motivasi pembelian
konsumen
AMDK
WaterMed
dan
Hanaang
merupakan hubungan yang cukup berarti, perlu ditingkatkan oleh PDAM
Tirtawening
agar
hubungan tersebut menjadi kuat, dengan cara melakukan bauran promosi atau buaran pemasaran produk.
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA
Aaker A. David dan John G. Myers. 1986. Advertising Management. Prentice Hall. ----------------------. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York. The Free Press. Aaker A., David, 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama. Azwar, Syaifuddin. 2002. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, Robert A & Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Blech, George E.& Michael A. Belch. 2003. ADVERTISING AND PROMOTION An Intergrated Marketing Communication Perspective, Sixth Edition, © The McGraw−Hill Companies. Durianto, Darmadi, Sugiarto & Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten : Strategi Menimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Keller, Kevin. L. 2003. Strategic Brand Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip. 1994. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Erlangga-Prentice Hall. . 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prenhalindo. . 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Indeks. . 2008. Manajemen Pemasaran Edisi keduabelas Jilid 1. Jakarta: Indeks.
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 15
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012)
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pickton, David & Amanda Broderick. 2001. Integrated Marketing Communication. Harlow: Prentice Hall. Prasetijo, Ristiyanti, Dra., MBA & Ihalauw, John J.O.I, Prof., Ph.D. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi. Prisgunanto, Ilham, M.Si. Komunikasi Pemasaran : Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. . 2004 The Power of Brands. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. Jakarta: Erlangga. Siegel, Sydney. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia. Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis Edisi Ke-Tiga. Yogyakarta: BPFE. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia. . 2003. Aura Merek, 7 Langkah Membangun Merek yang Kuat. Jakarta: PT. Gramedia. Sugiyono, Prof., Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alvabeta. Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management and Strategy. Yogyakarta: Andi.
Naning Damayanti - Hubungan Antara Brand Awareness Dengan Motivasi Pembelian Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 15