Hubungan antara Ajaran Zen-Buddhisme dan Shinto dengan Budaya Jepang
Abstract Ajaran Zen-Buddhisme adalah ajaran yang berkembang luas di Jepang, meskipun sebenarnya Zen-Buddhisme berasal dari Cina. Dalam perkembangannya di Jepang, ajaran Zen-Buddhisme banyak mempengaruhi pola hidup orang Jepang, termasuk budaya mereka. Begitu pula ajaran Shinto, yang mana ini merupakan agama asli Jepang. Mengingat Shinto adalah agama asli Jepang, maka sudah pasti ajaran ini banyak mempengaruhi kehidupan orang Jepang di segala aspek, termasuk budaya.
PENDAHULUAN Wilayah jepang terdiri atas empat pulau besar yaitu hondo, hokaido, shikoku dan kyusu beserta pulau kecil lainnya penduduk kepulauan itu sepanjang arkeologi dan antropologi demikian William L. langer di dalam encyclopedia of word history edisi 1956, erat berkaitan dengan suku tunggus dan suku korea berdasarkan pembuktian linguistic, sepanjang pembuktian etnografis dan mithologis terpadu kedalam unsure belahan selatan tiongkok beserta unsur melayu dari asia tenggara dan unsur polinesia, pada masa sebelumnya unsur ainu banyak mendominasi. Suatu suku dari pulau kyusu yang terletak pada belahan selatan dan suku itu belakngan membentuk imperium menyebrang 1
keutara menuju lembah yamato dipulau honsyu ia memperoleh kemenangan dalam persaingan kekuasaan dengan suku izumo yang masih pertalian darah dengan suku korea, sehingga membentuk imperium baru dan naik kaisar jepang pertama pada tahun 660 SM yaitu kaisar jmmu tenno. untuk membuat iman secara resmi dalam waktu sekitar tiga abad itu menjadi sangat berakar dalam kehidupan nasional Jepang. Jadi kita bisa membagi sejarah keagamaan Jepang menjadi dua tahap - pertama, periode awal, di mana kepala sekolah agama Shinto, kedua agama Buddha awal periode. Dari kesembilan ke abad kedua belas kami tanggal era klasik Japans administrasi budaya tetapi akhirnya menjadi lelah dan digantikan pada abad ketiga belas oleh rezim militer dan feodal. Ini periode Abad Pertengahan digantikan pada abad ketujuh belas oleh rezim Tokugawa yang berlangsung sampai 1887 periode modern dimulai Japans: sengaja sampai sekarang terisolasi dari kata pada umumnya sekarang ia berpaling untuk memperoleh keterampilan teknologi mereka yang akan menjamin kemandiriannya[1]. Bentuk susunan social di jepang dewasa ini terdiri atas himpunan beberapa suku (uji) yang satu persatu suku itu di bawah pimpinan seorang kepala suku (uji-no-kami), anggota suku itu menyatakan turunan satu moyang yang biasnya dewa suku (ujigami), kepala suku bertindak sebagai datu, jepang sepanjang sejarah ini sering berbenturan dengan tiongkok dan korea dan hal ini memberikan pengaruh jejak jejak di jepang,[2] Pertumbuhan dan perkembagan agama serta kebudayaan Jepang memang memperlihatkan kecenderungan yang asimilatif. 2
Sejarah Jepang memperlihatkan bahwa negeri itu telah menerima berbagai macam pengaruh, baik kultural maupun spiritual dari luar. Semua pengaruh itu tidak menghilangkan tradisi asli, dengan pengaruh-pengaruh dari luar tersebut justru memperkaya kehidupan spiritual bangsa Jepang. Antara tradisi-tradisi asli dengan pengaruh-pengaruh dari luar senantiasa dipadukan menjadi suatu bentuk tradisi baru yang jenisnya hampir sama. Dan dalam proses perpaduan itu yang terjadi bukanlah pertentangan atau kekacauan nilai, melainkan suatu kelangsungan dan kelanjutan. Dalam bidang spiritual, pertemuan antara tradisi asli Jepang dengan pengaruh-pengaruh dari luar itu telah membawa kelahiran suatu agama baru yaitu agama Shinto, agama asli Jepang.
1.
Ajaran Zen-Buddhisme
Ajaran Zen-Buddhisme pertamakali dibawa ke Jepang oleh bangsawan Dogen (1200 – 1253 M). Dia adalah orang yang menyelaraskan antara Zen yang berasal dari China dengan karakter orang Jepang, utamanya di kalangan pemerintahan militer pada masa periode Kamakura (1185 – 1333 M). [3] Metode yang digunakan oleh bangsawan Dogen dalam menerapkan ajaran Zen-Buddhisme di Jepang sangatlah tegas. Metode yang digunakan berdasarkan prinsip zazen – secara bahasa berarti duduk dan meditasi. Dalam penerapannya, duduk dan meditasi adalah duduk bersila dan meditasi berjam-jam dengan tujuan meghilangkan rasa marah, kesal, dan ego dengan jalan mengosongkan dan menata kembali pikiran. [4] 3
Ajaran ini mengajarkan bahwa seseorang harus menemukan pengertian tentang kehidupan meski tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Seorang rahib dapat menghabiskan seluruh waktu hidupnya dengan melakukan meditasi. Sebagai alat bantu dalam melakukan meditasi, para penganut Zen-Buddhisme sering membuat taman-taman yang indah, yang dikenal dengan Taman Zen.[5]
2.
Ajaran Shinto
Orang Jepang pada zaman purbakala percaya bahwa terdapat amat banyak tenaga gaib yang berpusat pada alam seperti gunung, sungai, hutan ,dan lain-lain yang tidak dapat dilihat secara nyata, dan tenaga-tenaga gaib ini termasuk roh leluhur dianggap dapat membahagiakan atau mencelakakan manusia. Tenaga gaib ini disebut kami, dan manusia kemudian melakukan upacara keagamaan untuk memperoleh perlindungan kami, atau menghindari hukuman atau kutukannya. Ini konon merupakan asal-usul daripada Sinto.[6] Shinto adalah kata majemuk daripada “Shin” dan “To”. Arti kata “Shin” adalah “roh” dan “To” adalah “jalan”. Jadi “Shinto” mempunyai arti lafdziah “jalannya roh”, baik roh-roh orang yang telah meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Kata “To” berdekatan dengan kata “Tao” dalam taoisme yang berarti “jalannya Dewa” atau “jalannya bumi dan langit”. Sedang kata “Shin” atau “Shen” identik dengan kata “Yin” dalam taoisme yang berarti gelap, basah, negatif dan sebagainya ; lawan dari kata “Yang”. Dengan melihat hubungan nama “Shinto” ini, maka kemungkinan besar Shintoisme dipengaruhi faham keagamaan 4
dari Tiongkok. Sedangkan Shintoisme adalah faham yang berbau keagamaan yang khusus dianut oleh bangsa Jepang sampai sekarang. Shintoisme merupakan filsafat religius yang bersifat tradisional sebagai warisan nenek moyang bangsa Jepang yang dijadikan pegangan hidup. Tidak hanya rakyat Jepang yang harus menaati ajaran Shintoisme melainkan juga pemerintahnya juga harus menjadi pewaris serta pelaksana agama dari ajaran ini. Agama pribumi orang jepang ini berdasar kepercayaan bahwa keluarga raja adalah keturunana dewi matahari amaterasu omi kami kemudian diserap didalamnya banyak ajaran dan praktek keagmaan budha, hakekat ajaran Shinto adalah gagasan bahwa “kami” maujud pada setiap saat dan dalam segala hal, oleh karenanya memberikan perhatian setiap saat betapapun kecil dan remehnya akan membuka kesadaran kearah kebenaran[7], Dalam penjelasan lain juga di jelaskan bahwa shintoisme berasal dari jepang dan berarti “jalan para dewa” nama ini di tetapkan pada abad keenam untuk membedakan dari budhisme dan konfusianisme yang saat itu merupakan agama agama pendatang [8]. Perkataan Shinto sendiri berasal dari bahasa tionghoa “shen” yang artinya “roh” , tao artinya jalannya dunia, bumi dan langit, jadi Shinto berarti perjalanan roh yang baik. Agama ini mengandung 2 unsur kepercayaan yaitu : a.
menyembah alam (nature worship)
b.
menyembah roh nenek moyang
5
menurut agama ini orang diwajibkan menyembah pada roh yang mereka sebut “kami” , Istilah “Kami” dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di atas” atau “unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan spiritual, maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan “Dewa” (Tuhan, God dan sebagainya). Jadi bagi bangsa Jepang kata “Kami” tersebut berarti suatu objek pemujaan yang berbeda pengertiannya dengan pengertian objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain. Dewa-dewa dalam agama Shinto jumlahnya tidak terbatas, bahkan senantiasa bertambah, hal ini diungkapkan dalam istilah “Yao-Yarozuno Kami” yang berarti “delapan miliun dewa”. Menurut agama Shinto kepercayaan terhadap berbilangnya tersebut justru dianggap mempunyai pengertian yang positif. Sebuah angka yang besar berarti menunjukkan bahwa para dewa itu memiliki sifat yang agung, maha sempurna, maha suci dan maha murah. Oleh sebab itu angka-angka seperti 8, 80, 180, 5, 100, 10, 50, 100, 500 dan seterusnya dianggap sebagai angkaangka suci karena menunjukkan bahwa jumlah para dewa itu tidak terbatas jumlahnya. Dan seperti halnya jumlah angka dengan bilangannya yang besar maka bilangan itu juga menunjukkan sifat kebesaran dan keagungan “Kami”. Pengikut-pengikut agama Shinto mempunyai semboyan yang berbunyi “Kami negara - no – mishi” yang artinya : tetap mencari jalan dewa. Kepercayaan kepada “Kami” daripada benda-benda dan seseorang, keluarga, suku, raja-raja sampai kepada “Kami” alam raya menimbulkan kepercayaan kepada dewa-dewa. Orang 6
Jepang (Shinto) mengakui adanya dewa bumi dan dewa langit (dewa surgawi) dan dewa yang tertinggi adalah Dewi Matahari (Ameterasu Omikami) yang dikaitkan dengan pemberi kamakmuran dan kesejahteraan serta kemajuan dalam bidang pertanian. Disamping mempercayai adanya dewa-dewa yang memberi kesejahteraan hidup, mereka juga mempercayai adanya kekuatan gaib yang mencelakakan, yakni hantu roh-roh jahat yang disebut dengan Aragami yang berarti roh yang ganas dan jahat. Jadi dalam Shintoisme ada pengertian kekuatan gaib yang dualistis yang satu sama lain saling berlawanan yakni “Kami” versus Aragami (Dewi melawan roh jahat) sebagaimana kepercayaan dualisme dalam agama Zarathustra Dari kutipan di atas dapat dilihat adanya tiga hal yang terdapat dalam konsepsi kedewaan agama Shinto, yaitu : 1. Dewa-dewa yang pada umumnya merupakan personifikasi dari gejala-gejala alam itu dianggap dapat mendengar, melihat dan sebagainya sehingga harus dipuja secara langsung. 2. Dewa-dewa tersebut dapat terjadi (penjelmaan) dari roh manusia yang sudah meninggal. 3. Dewa-dewa tersebut dianggap mempunyai spirit (mitama) yang beremanasi dan berdiam di tempat-tempat suci di bumi dan mempengaruhi kehidupan manusia.[9]. kami terebut ada yang berasal dari orang yang telah meninggal dunia tetapi ada juga yang berasal dari benda alam yang berasal dari orang yang telah meninggal, misalnya: 7
a. “kami” dari para leluhur tiap tiap suku (biasanya kami ini dipunyai oleh anggota dari tiap tiap suku tersebut). b.
“kami” dari para pahlawan
c. “kami” dari nenek moyang tiap keluarganya sendiri (biasanya dianggap sebagai pelindung rumah tangga ). Sedangkan kami kami yang lain yang berasal dari benda benda alam dan kekuatan alam misalnya : a.
“kami” dari matahari
b.
“kami” dari petir
c.
“kami” dari bulan,
d.
“kami” kilat,
e.
“kami” sungai,
f.
“kami” gunung,
g.
“kami” pohon, dan sebagainya
Demikian pula jumlah dewa dewa yang mereka hormati banyak sekali, kira kira lebih dari 800 dewa, yang terpenting adalah amterasu omi kami (dewi matahari) yang merupakan pelindung dewa dan juga pertanian. Di dalam penyembahan terhadap kami biasnya di pimpin oleh pendeta pendeta, para pendeta tersebut di rancang khusus untuk memuja kami tertentu dan mendapatkan bantuann dari kami yang sedang di puja dan pada saat memimpin upacara mereka berpakaian khusus, dua kali sehari pendeta tersebut menyajikan 8
sajian di dalam kuil dengan membaca mantera mantera dan pujian pujian Kuil Shinto di jepang banyak sekali terhitung lebih dari 200.000 buah kuil, bahkan ada juga yang menyebutkan terdapat lebih dari 80 juta kami di jepang dan para pendeta tersebut yang mengurusi kuil adalah turun menurun, setelah agama budha masuk ke jepang pada abad ke VI maka mendesaklah unsure unsure agama budha tersebut ke dalam agama Shinto lama kelamaan terjadilah percampuran antara kedua unsure agama tersebut yang kemudian aliran ini disebut “Ryobu Shinto”[10]. Agama Shinto adalah agama resmi rakyat jepang Agama ini mengandung dua unsur kepercayaan yaitu: Menyembah alam (nature worship) Menyembah roh nenek moyang (ancestor worship). Menurut agama ini orang diwajibkan menyembah kepada roh yang mereka sebbut “kami” . “kami ” tesebut ada yang berasal dari orang yang telah meninggal dunia, tetapi ada yang berasal dari benda-benda alam. Yang berasal dari orang meninggal misalnya: “kami ”dari leluhur dari tiap-tiap suku (biasanya kami ini dipunyai oleh anggota dari tiap-tiap suku tersebut). “kami” dari para pahlawan. “kami” dari nenek moyang tiap keluarganya sendiri. (biasanya dianggab sebagai pelindung rumah tangga).
9
Adapun sendi-sendi ajaran Agama Shinto dapat disimpilkan sebagai berikut: Api diangab suci, sebagai lambang kesucian dewa-dewa, dipelihara oleh suku Nakomi, suatu suku yang mulia dan berkuasa. Jiwa dianggab suci, jiwa yang suci itu memaksa seseorang untuk mekakui kesalahan-kesalahan yang telah dilakuaknnya orang bersalah harus menghukum dirinya sendiri. Kebersihan diri, tiap orang harus memelihara dirinya dari segala kotoran supaya tetap bersih, sebab dewa-dewa tidak menghampiri orang-orang berjiwa yang berjiwa kotor Memelihara pergaulan, orang-orang jahat jangan didekati, sebab kejahatan itu timbulnya dari jwa yang jahat pula.Dan orang berusaha menjauhkan diri dari pancaran jiwadan roh jiwa tersebut. Kerusakan jiwa itu ialah karena hantu dan syetan. Dia memasuki jiwa manusia melalui suara yang jahat. Karena itu orang berusaha menjauhkan jiwanya jangan sampai dimasuki syaitan dan jau dari perkataan-perkataan yang keji dan kotor. Selanjutnya tiap orang harus tulus dan berbudi luhur, apabila ia mati supaya ia dapat dimasukkan ke dalam golongan ‘’kami”atau roh-roh yang baik[11].
10
3.
Budaya Jepang
A.
Upacara Tradisional Jepang – 1[12]
Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari cina.Beberapa diantaranya telah lenyap. Tetapi, sekaranginipun hampir setiap keluarga di Jepang masih menyelenggarakan bermacam-macam upacara tradisional. Petama, pada bulan januari ada upacara Shogatsu (tahun baru). Di pintu masuk rumah-rumah dihiasi dengan ranting-ranting pohon cemara dan semacam tali yang dianggap suci. Pada pagi hari mereka memakan kue mochi.Banyak orang pergi bersembahyang ke kuil-kuil Budha dan tempat-tempat suci agama Shinto. Pada permulaan bulan Februari ada Setsubun (upacara sehari sebelum mulainya musim gugur menurut kalender lunar). Ini menandakan/dimaksudkan musim dingin yang panjang telah berakhir. Pada malam hari di waktu Setsubun, mereka manaburnaburkan kacang dengan maksud bahwa dengan kacang-kacang itu mereka dapat mengusir setan jahat dan mengundang dewa keberuntungan ke dalam rumah-ruma mereka. Pada tanggal 3 Maret ada Hina-matsuri, yaitu hari festival anakanak perempuan. Anak-anak perempuan menghiasi rumahnya dengan boneka-boneka festival anak perempuan (Hina-ningyo: boneka Hina). Pada tanggal 5 Mei adalah festival anak laki-laki di mana laki-laki menaikkan Koinobori (bendera yang berbentuk ikan dan memiliki ekor yang panjang). Pada bulan Juli ada Tanabata, yaitu festval bintang. Hanya pada malam hari saja satu kali dalam satu tahun Bintang Ushikai 11
(secara bahasa berarti: pemelihara sapi) menyebrangi Ama no Gawa (sungai Ama) dan kemudian bertemu dengan bintang Orihime. Ini merupakan cerita romantik dari legenda romantik Cina.
B.
Upacara Tradisional Jepang – 2[13]
Di daerah kanto pada bulan Juli dan didaerah Kansai pada bulan Agustus,diadakan “Upacara Bon” . Selama upacara bon, leluhur para nenek moyang kami kembali ke bumi, kami menyambut mereka pada hari pertama dan mengantar mereka pulang pada hari terakhir dengan menyalakan api untuk jalan mereka pulang. Daimonji (api unggung yang besar yang dinyalakan di pegunungan) yang terkenal di Kyoto merupakan salah satu dari upacara tersebut. Pada waktu musim gugur,langit cerah dan sangat indah.Kami menikmati pemandangan bulan purnama di bulan september . Bulan Oktober adalah musim yang baik untuk berolahraga. Sekolah-sekolah mengadakan pertandingan atletik. Lagi pula banyak rang mendaki gunung dan bersepeda. Musim gugur pun merupakan musim panjen. Banyak desa dan kota menyelenggarakan upacara, merayakan panen yang berlimpah dalam bulan oktober ddan nopember. Pada tanggal 15 Nopember merupakan upacara Shinchi-go-san, yaitu upacara anak-anak dimana para orang tua membawa anakanaknya yang berumurtiga,lima,dan tujuh tahun pergi bersembahyang di kuil. 12
Setiap orang sangat sibuk di akhir tahun. Mereka membersihkan rumah dan membuat kue mochi. Di malam tahun baru, jam 12.00 tengah malam suara lonceng berdendanagn di kuil sebagai tanda berlalu tahun lama untuk menyambut tahun baru.
C.
Seni Jepang[14]
Seni Jepang mementingkan kealamiahan, contoh: upacara minum teh (Chanoyu) dan seni merangkai bunga (Ikebana). Dalam membangun sebuah taman, orang Jepang tetap mempertahankan keindahan alam, dengan menanam pohon, menata batu-batu dan membuat kolam – hal ini jelas merupakan salah satu bentuk dari Ajaran Zen-Buddhisme pada seni Jepang. Taman di Jepang kadang-kadang diciptakan dengan cara menggabungkan latar belakang alam di luarnya. Ini disebut ‘pemandangan pinjaman’. Dengan semua itu, seni Jepang selalu mencari kesatuan akrab dengan alam.
4.
Tradisi Kepercayaan Masyarakat Jepang[15]
Berikut ini sedikit gambaran mengenai sistem kepercayaan masyarakat Jepang. Dikatakan bahwa tidak ada Negara lain di dunia ini yang memiliki sistem kepercayaan primitif sekuat Jepang. Hal ini bisa dipahami dari masih kuatnya nilai-nilai tradisional kepercayaan Shinto dalam masyarakat. Shinto, yang berarti ”Jalan dewa” merupakan kepercayaan asli Jepang. Shinto didasarkan pada pemikiran yang percaya dengan banyak dewa (polytheisme) dan kekuatan alam (matahari, bulan, 13
gunung, laut, ombak, angina, petir, dll). Sehingga, hal ini berpengaruh pada sikap hormat yang sangat tinggi masyarakat Jepang kepada alam, ditunjukkan dengan sikap merawat alam, hingga saat ini. Shinto pada dasarnya merupakan keyakinan yang terbentuk karena adanya pengaruh Budha yang masuk dari China dan Korea, sehingga Butsudo (Jalan Budha) disebut sebagai kepercayaan dari ”luar”. Pada prosesnya, nilai-nilai Budha disesuaikan dengan nilai-nilai Jepang (di-Jepangkan). Sebenarnya, kepercayaan Shinto sangat sekuler (dalam arti hanya bersifat kepercayaan keduniawian), dan mereka percaya tidak ada kehidupan setelah mati. Kepercayaan masyarakat inilah yang menjadi dasar orang Jepang untuk mengejar keduniawian dan tidak takut mati (karena tidak percaya adanya neraka). Sedangkan di sisi lain, dalam Budha ada kepercayaan tentang kehidupan setelah mati (akhirat) dan ada surga. Maka, hampir 98% masyarakat Jepang menggunakan tata cara Budha dalam upacara kematiannya. Bisa dikatakan bahwa masyarakat Jepang menyatukan kepercayaan Shinto dan Budha (disebut Shinbutsu shugo à shin = Shinto, butsu = budha, shugo = penyatuan). Maksudnya, ada dualisme pada orang Jepang dimana dewa Budha disamakan dengan dewa Shinto (Honji suijyaku). Selain itu, dualisme ini ditunjukkan dengan kepercayaan Jepang kepada keduanya, yaitu Shinto sebagai kehidupan dunia, dan Budha sebagai kehidupan akhirat. Dengan kata lain, dualisme ini menunjukkan pragmatisme masyarakat Jepang dalam memandang agama, bukan secara
14
doktrinal. Dalam Shinto tidak ada kitab suci, hanya ada babad mitologi saja sehingga Shinto bukanlah termasuk ”agama”. Dari penjelasan tersebut bisa ditarik pemahaman bahwa apa yang terjadi dalam masyarakat Jepang adalah agama tidak dijalankan sebagai doktrinal filosofis, namun sebatas nilai-nilai umum saja. Maka, tak heran apabila kita sering melihat kasus bunuh diri (harakiri) dalam masyarakat Jepang, karena mereka memang tidak takut mati dan tidak percaya adanya kehidupan sesudah kematian. Sekarang mau menjelaskan tradisi orang Jepang terkait dengan Shinto. Sering kan kita lihat ada banyak sekali Matsuri atau festival, yang sering menjadi daya tarik wisata Jepang? Pembagian Matsuri berdasarkan macamnya adalah sebagai berikut : 1. Tsukagirei à upacara ritual terkait daur ulang hidup ; ex : upacara kelahiran, hamil, tujuh bulanan, shichi go san, kematian, dll 2. Nin I girei à upacara ritual yang sifatnya insidental (sewaktuwaktu, kapan saja dan di mana saja) 3. Nenchugyoji à upacara ritual yang dilakukan sepanjang tahun. Setiap doa yang dilakukan termasuk Matsuri, karena matsuri pada dasarnya adalah bentuk pendekatan diri pada dewa (berdoa). Menurut Yanagita Kunio, Matsuri merupakan upacara ritual Shinto (memuja dewa), yang berfungsi sebagai bentuk pendekatan diri kepada dewa-dewa. Maka, dari pengertian dan 15
pembagian tersebut, maka tak heran apabila ada sekitar 50.000 macam matsuri setiap tahunnya. 5. Hubungan antara Ajaran Zen-Buddhisme dengan Budaya Jepang Sebagaimana telah dibahas di atas, ajaran Zen-Buddhisme mengajarkan keselarasan antara manusia dan alam. Ajaran Zen-Buddhisme jepang menguat pada abad ke 13 – 14 M. kuil Zen-Buddhisme memainkan peranan penting dalam melindungi seni Jepang, di samping sebagai penyokong olahraga gulat, anggar, dan memanah untuk pasukan pelindung mereka, kuil Zen-Buddhisme juga sebagai penganjur terhadap seni sajak (puisi), lukisan, kaligrafi, dan seni merangkai bunga (ikebana). Kuil Zen-Buddhisme juga memberikan perhatian khusus terhadap seni membuat taman. Banyak taman-taman terkenal Jepang yang yang menggunakan metode yang diajarkan oleh kuil ZenBuddhisme, seperti meletakkan posisi batu-batuan dalam unsure taman, kolam, dan menempatkan lumut agar nampak alami, dan ini semua merupakan kreasi dari ajaran Zen_Buddhisme.[16] Di samping seni menata taman, Ajaran Zen_Buddhisme juga mempengaruhi budaya jepang dalam bentuk antara lain[17]:
A.
Manusia Dan Alam dalam Sajak
Sajak tujuh belas suku kata dalam istilah jepang disebut sebagai haiku. Dalam perkembangan sejarah puisi dijepang, bentukbentuk puisi lain pernah muncul dan berkembang, namun dengan cepat lenyap. Dalam manyosmu, antologi tertua di jepang di 16
himpun sajak-sajak mulai dari abad ke delapan. Di antaranya berisi 324 sajak panjang atau naga-uta dan 400 sajak pendek atau tanka. Bentuk sajak nagauta bias mencapai 150 baris, berbeda dengan bentuk sajak tanka yang terdiri dari 5 baris. Contoh sajak Tennyson seperti dikutipnoleh Suzuki berikut ini:
Kuntum bunga yang mekar di dinding Kupetik dirimu dari celah-celah tembok itu Kugenggam engkau, dari akarmu dan selurhnya ada di genggamanku. Akar dan seluruh tubuhmu, dan semua dari seluruh hidupmu Aku tahu siapa tuhan dan siapa manusia.
Bunga sebagai perwujudan dari alam pandang oleh zen tak tersentuh. Basho memandang bunga nazuna dan menikmati keindahan yang ada pada bunga. Bunga dalam zen di anggab mewujudkan keindahan yang menyimpan amanat alam, yaitu kesejatian sifat alam itu sendiri. Gambaran ini disebut sebagai sybumi. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kesenian orang jepang (Hartiyo, 1991:180). Hal serupa dilakukan oleh Basho yang menjelmakan dalam puisinya tentang bunga nazuna.
17
B.
Seni Minum Teh
Istilah jepang untuk minum the adalah cha-no-yu dan secara termonologi berarti minum teh yang di campur air panas. “Suasana perlunya minum the di gambarkan dengan, ketika hidub dirasakan kosong, dengan menghargai masa lalu, mengharab pada masa depan, maka tak aka nada saat bagi selalu sesuatu untuk terjadi.” Seseorang memandang keluasan yang tak terbatas dalam hidup. Keluasan ini dihadirkan dihadirkan dalam bentuk minum teh (watts, 1976:208). Para penganut Zen percaya bahwa ketenangan dalam pelaksanaan ritual, kebeningan, sedikit rasa pahit teh di anggab rasa yang menyenangkan, rasa alami, dan jalan tengah antara manis dan asam. Pada rahib Zen sering menggunakan the sebagai perasangka pada saat melakukan meditasi. Meminumya dengan penuh rasa nikmat, tanpa terburu-buru(watts, 1976:210). Dalam sebuah ritual yang dilakukan oleh penganut Zen ditemukan pada teh ceremony. Upacara minum teh dilakukan ditempat khusus, disuatu bangunan disebelah bangunan utama yang terletak dihalaman. Dahulu upacara ini dilakukan dalam suatu kelompok kecil. Biasanya dilakukan seorang lelaki samurai yang mencintai seorang perempuan. Janji seorang samurai, permintaan seorang samurai disampaikan dalam upacara sederhana dianggap sacral. Pada saat modern ini pacara sederhana yang dianggab sacral. Pada saat modern ini upacara minum teh kebanyakan dilakukan sebagai penghormatan terhadap teradisi. Disamping itu dikalangan orang-orng tertentu, dilakukan oleh orang-orang dikalangan bisnis yang lelah dan pusing dengan perdoalan-persoalan duniawi.(watts, 1976:210. 18
Pada upacara minum teh dilakukan sangat tenang dan ritualistic. Didalam seni minum teh terdapat faidah dan manfaat antara lain menjaga kesehatan tubuh dan memperpanjang usia dan sebagai kesehatan tubuh. Minum teh merupakan salah stu obat teradisional yang yang dipercaya oleh orang cinadan jepang sangat manjur.
C.
Seni Lukis
Salah satu gaya seni lukis Zen diekspresikan dalam sumi-e. sejarah seni lukis ini bermula di china dan mencapai kesempurnaanya di zaman dinasti T’ang.Keunikan seni yang bercorak zen sering dianggab aneh. Misalnya, Ketika seni gerak muncul bukan sebagai tari, tetapi gerak adalah gerak-gerak alam mengikuti suara alam.
6.
Hubungan antara Ajaran Shinto dengan Budaya Jepang
Sebagaimana tela dijelaskan di atas, banyak upacara-upacara tradisional orang jepang yang berkaitan langsung dengan alam dan manusia, seperti upacara panen, upacara Bon (menghormati para leluhur), dan lain sebagainya. Hal ini sebenarnya merupakan bentuk tingkat lanjut dari kepercayaan Shinto, yang mana ini adalah kepercayaan asli orang Jepang. Di samping sebagaiu ritual-ritual keagamaan upacara-upacara tradisional ini telah mendarah daging dalam masyarakat jepang, sehingga bisa dikatakan bahwa perayaan-perayaan apapun itu yang (meskipun itu terkait dengan Shinto) diadakan oleh orang Jepang, itulah budaya jepang. 19
Sebenarnya, secara umum ajaran Shinto banyak mempengaruhi pola hidup orang Jepang, seperti mengadakan upacara-upacara tradisional, berbeda dengan ajaran Zen_Buddhisme yang banyak mempengaruhi di sisi seni dan keterampilan, bukan pada aspek perayaan-perayaan. Setelah agama Budha masuk ke jepang pada abad ke VI. Maka mendesaklah unsur-unsur agama budha tersebut kepada agama Shinto. Lama kelamaan terjadilah percampuran antara kedua unsure agama tersebut, yang kemudian aliran ini dinamakan Ryobu Shinto. Mengenai pembuatan paung-patung dewa hampi tidak dikenal di negri jepang, kecuali hanya beberapa saja seperti: Uzuma=dewa bahagia, Inari=dewa padi, Ebisu=dewa nelayan. Meskipun terdapat patung-patung dewa, namun mereka tidak mereka memujanya. Sebagai gantinya mereka mereka menyembah atau memuja benda suci bernama:Mitama shiro (shintai), yang disimpan dikuil pemujaan. Di kuil itse (kuil yang terbesar )disimpan kaca dewata yaitu sebuah cermin bulat dari perunggu. Dikuil Atsus disimpan pedang dewa. Di istana raja disimpan sebutir intan. Pada barang pemberian dewa ini terletak persatuan antararakyat, keluarga rakyat dan Negara. Dengan kata lain benda-benda itu sebagai alat untuk nasionalisme jepang.
20
perbedaan Zen Buddhisme di Jepang dan di China Abstract Zen –Buddhisme ialah ajaran berasal dari China yang berkembang pesat di Jepang,Zen di perkenalkan pertama kali di China oleh pendeta Buddhisme yaitu Bodhidarma . Zen diChina tidak dapat berkembang dengan baik karena masih ada aliranaliran yang melemahkan ajaran Zen di China seperti Cunfusionisme. Berbeda dengan Zen di Jepang, ajaran Zen berkembang pesat diJepang dan membawa pengaruh terhadap Buddhisme diJepang. Zen Jepang mempunyai dua aliran yaitu Soto dan Rinzai.
Pendahuluan Pada awalnya agama Buddha Zen berasal dari Cina kemudian berkembang pesat di Cina yang mencapai masa gemilang pada masa pemerintahan T'ang sampai pada dinasti Sung (618-1279). Di Cina Zen menemukan bentuk yang lebih nyata setelah kontak dengan pemikiran-pemikiran Lao-Tsu. Lalu semakin semarak setelah terinkorporasi dengan etika dan budaya Confucian (Lorens Bagus,1996:203). Agama Buddha masuk ke Jepang dari India melalui Cina dan Korea pada pertengahan abad keenam (resminya pada tahun 538 M). Setelah memperoleh dukungan kaisar, agama Buddha disebarluaskan oleh para penguasa ke semua pelosok. Pada awal abad kesembilan, agama Buddha di Jepang memasuki periode baru, ketika agama ini secara khusus melayani kaum bangsawan istana. Pada periode Kamakura (1192-1338), suatu 21
periode keresahan besar politik dan kekacauan sosial, muncullah banyak sekte baru Budhis yang menawarkan harapan keselamatan baik kepada prajurit maupun kepada rakyat petani. Agama Buddha bukan hanya berkembang sebagai agama, tetapi juga banyak turut memperkaya kesenian dan ilmu pengetahuan (Educational Information,1989:114). Zen-Buddhisme di China dan Jepang tidak memilki perbedaan yang sangat jauh, hanya ada beberapa point yang membedakanya, tetapi inti dari ajaranya sama. Zen termasuk dalam agama Buddha, oleh karena itu ketika kita mempelajari Zen secara tidak langsung kita juga akan mempelajari agama Buddha. Zen merupakan aspek Buddha Mahayana yang mengkhususkan dirinya pada meditasi, jadi puncak praktik Zen adalah meditasi dengan duduk dalam posisi lotus (posisi bersila). Di kalangan orang Zen, meditasi ini dinamakan Za-zen. Zen tidak menekankan kepercayaan kepada Tuhan secara personal. Dalam aliran ini alamlah yang justru dikatakan sebagai guru segala sesuatu dan segala sesuatu pelajaran sehingga penganut aliran ini cenderung lebih mendekatkan dan berguru pada kejadian-kejadian yang ada di alam. Zen mengutamakan pengalaman mendapatkan penerangan, penerangan tersebut dinamakan satori , orang mampu melihat atau menemukan inti diri dan menyadari kebuddhaannya. Namun pengalaman itu tidak bisa diucapkan atau diungkapkan dengan kata-kata yang hanya terbatas.
22
1.
Zen-Buddhisme di Jepang
Zen Buddhisme hanya adalah salah satu aliran Buddha di Jepang, dan juga salah satu dari tiga gerakan utama - Pure Land, Nichiren, dan Zen - resultan dari Kamakura pergolakan spiritual.[1] Zen diperkenalkan di Jepang pada awal abad ketujuh, dan sedang diajarkan oleh kedelapan dan abad kesembilan. Namun, Zen memiliki hambatan untuk mengatasi karena itu adalah agama asing. Tidak makmur sampai awal periode Kamakura (1185-1333), ketika konsentrasi pada satu jalan menjadi penting. Hal itu juga selama periode ini bahwa Zen menemukan hidangan di antara bangsawan Jepang. Ada dua aliran utama Zen yang muncul selama periode ini di Jepang. Masing-masing menyumbang berbagai cara bagaimana untuk mencapai pencerahan. Salah satunya Rinzai, dan yang lain Soto. Pengikut Rinzai percaya mereka akan menemukan pencerahan melalui spontan berkedip. Soto sekolah yang berusaha untuk mencapai pencerahan melalui sesi meditasi panjang. Pendirian kedua sekolah berbeda diberikan ke dua biarawan yang memiliki peran penting dalam pengembangan Zen di Jepang. Dan dalam literature lain menyebutkan ada lagi aliran dalam Zen di Jepang yakni Obaku (Wikipedia Zen-Buddhisme di China) Yang pertama, Eisai (1141-1215), adalah dikatakan sebagai pendiri aktual Zen Jepang. Eisai bepergian ke Cina, di mana ia dilatih di Lin-chi (Rinzai) rumah. Ia kembali ke Jepang pada 1191 dan dibangun sekte Rinzai pertama (di Jepang). Dia berhasil memenangkan bantuan dari Shogun dan membentuk aliansi dengan kelas militer yang masih dasar sosial Zen Jepang. 23
Pendiri lain adalah Dogan (1200-1253), yang mendirikan Cao-tung (Soto) sekolah Zen di Jepang. Dia mengajarkan zazen ( "duduk meditasi"), menulis, dan menarik begitu banyak pengikutnya bahwa ia pindah beberapa kali untuk lebih luas candi. Metode yang digunakan oleh Dogen dalam menerapkan ajaran Zen-Buddhisme di Jepang sangatlah tegas. Metode yang digunakan berdasarkan prinsip zazen – secara bahasa berarti duduk dan meditasi. Dalam penerapannya, duduk dan meditasi adalah duduk bersila dan meditasi berjam-jam dengan tujuan meghilangkan rasa marah, kesal, dan ego dengan jalan mengosongkan dan menata kembali pikiran. [2] Dogan akhirnya pindah ke timur Jepang dan menetap di sebuah kuil terdekat (Eiheiji) yang dibangun untuk menghormatinya. Sampai hari ini, ia masih dianggap sebagai pemikir besar, seorang pria yang mengagumkan, dan kontemplatif yang berbakat, baik oleh Buddha dari seluruh sekte dan oleh banyak non-Buddhis. Dogan disangkal orang yang paling signifikan dalam sejarah Zen Jepang. Metode yang digunakan Zen dalam sekolah tentang cara mencapai pencerahan ada beberapa variasi, tapi konsep fundamental tetap konsisten. Zen tidak menekankan mundur dari kehidupan, melainkan pencelupan penuh di dalamnya. Ia menolak dunia bayangan konsep dan bertujuan untuk melihat dunia secara langsung. (1) Ada tiga alasan utama mengapa Zen datang ke Jepang pada waktu tertentu dan berhasil. Pertama, Zen dibudidayakan dimensi estetika murni, dan artistik kreativitas penting dalam era tersebut. Kedua, ada penekanan pada transendensi semua kehidupan. Dan akhirnya, Zen belajar untuk
24
hidup bersama, dan bahkan menggabungkan beberapa, dengan ibadah dan kepercayaan Shinto.[3] Heian Jepang memotong komersial dan hubungan diplomatik dengan Cina pada pertengahan abad ke-9, sebagai oncebrilliant Dinasti Tang (681-907), yang tahap awal telah mewakili zaman keemasan Buddha Cina, memburuk menjadi warlordism dan penganiayaan terhadap Dharma. Budaya yang unik era Heian, meskipun pada awalnya terinspirasi oleh cina Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, dan sekuler puisi, kemudian berkembang pada sendiri dan dengan caranya sendiri. Jadi itu juga bahwa Jepang Buddha tahu iman dalam bentuk di mana itu menyeberang ke negara pulau sebelum istirahat - yang Nara enam sekolah, dua versi Heian - tetapi hanya memiliki sedikit kesadaran perkembangan selanjutnya di daratan. Shingon, Tendai, dan sekolah-sekolah lain terus di Jepang seakan tak ada yang terjadi sejak mereka kedatangan, menyimpan akomodasi mereka dengan kami, dan Pengelupasan dari pertumbuhan pada benih yang sudah tertanam dalam Tendai: Pure Land, dan Lotus atau Nichiren Pengalaman Buddhis. Itu sebabnya sutra adalah untuk toilet menggunakan dan buddha apapun yang Anda temui yaitu, di luar diri Anda sendiri - adalah musuh. Jadi, satu Cina master berkata, "Makanlah ketika Anda lapar, tidur saat Anda lelah "- itu pencerahan jika Anda benar-benar bisa melakukannya tanpa keterikatan atau penipuan diri. Sekali lagi, "Memotong kayu, menimba air - Betapa indahnya, betapa ajaib! "Untuk ini radikal Chan kehidupan sehari-hari adalah Path: "Satu-satunya perbedaan antara seorang Buddha dan orang biasa adalah bahwa Buddha menyadari bahwa ia adalah seorang Buddha dan orang biasa tidak. "[4] 25
“Aturan dan Kemurnian 'dalam Zen Jepang " [5] Dalam hal ini, T. Griffith Foulk melanjutkan penelitian mengenai monastik Cina peraturan genre bahwa ia telah menyelesaikan untuk The Zen Canon, di sini menyediakan ikhtisar yang sangat baik bagaimana gaya Song-biara-biara Buddha datang yang akan didirikan di Jepang melalui studi yang luas dan penggunaan genre ini Zen sastra. Tubuh ini sastra, "Aturan Kemurnian" (C. qinggui; J. shingi), didirikan untuk Zen Jepang apalah artinya sebuah biara, dan bagaimana, tepatnya, biara otentik seharusnya dibangun, terstruktur, dan diatur. Mengingat pentingnya lembaga-lembaga biara Zen di Jepang dari Kamakura periode hingga saat ini, pentingnya sastra jepang ini budaya umumnya sangat penting. Karena kode monastik cina terus mengembangkan dari Song melalui Yuan dan dinasti Ming, Zen biara di Jepang secara berkala akan dipaksa untuk menulis ulang kode monastik struktur untuk beradaptasi dengan pengaruh baru dari daratan serta kebutuhan-kebutuhan baru dan situasi yang telah muncul di Jepang. Hasil luas ini diimpor dan berupaya beradaptasi yang mengesankan dan mengumkumpulkan sastra, dari awal pelancong seperti Eisai, Enni, dan Dogen turun ke jepang kontemporer perdebatan mengenai praktek monastik yang mempengaruhi jalan "Zen pusat" di seluruh dunia mengorganisir kegiatan mereka. Melalui sejarah menarik mengatakan di sini, dua tesis menonjol. Salah satunya adalah Foulk's wellsupported mengklaim bahwa baik susunan "Chan" biara maupun "Aturan kemurnian" yang memerintah mereka adalah penemuan eksklusif 26
atau harta dari Sekolah Chan Buddhisme Cina. Lain adalah bahwa meskipun dominasi na Mahaya tradisi Buddhisme di Asia Timur, pelopor dalam yang Chan tradisi adalah bagian dari gerakan yang lebih besar untuk menghidupkan kembali monastik yang ketat berdasarkan peraturan HI naya vinaya na codes. Kedua perkembangan dilihat sebagai memiliki kode monastik berbentuk Jepang, termasuk yang diproduksi di Jepang pada awal abad ketiga belas. A.
Beberapa Ajaran Zen :
a. Zen menolak penalaran logis, maksudnya untuk memahami Zen kita harus mengalaminya sendiri. Pengalaman yang dirasakan seseorang ketika mengikuti meditasi Zen, sangat dipengaruhi oleh falsafah hidup orang tersebut. b. Zen terbuka untuk siapa saja tidak memandang agama yang dipeluknya. c.
Zen merupakan seni untuk melihat kodrat diri;
d. Zen yang mampu meleluasakan kekuatan-kekuatan alamiah manusia serta mencegah kelesuan; ia menyemangati manusia menuju kebahagiaan.[6] Tujuan pokok Zen adalah memperoleh penerangan (satori). Dari asal usulnya, Zen merupakan ungkapan penghayatan Buddhisme yang timbul karena pergulatan antara tradisi India dan Cina. Dari Cina Zen kemudian diperkenalkan di Jepang. Zen di Jepang ini berciri membuka diri pada Shintoisme. Ajaran Zen_Buddhisme juga mempengaruhi budaya jepang.[7]
27
B.
Pokok-pokok ajaran zen meliputi
a.
satori,
b.
menjadi Buddha,
c.
metode zen,
d.
koan dan mondo,
e.
zendo
f.
zazen,diri.
Satori artinya mencapai penerangan, yakni menghayati, meresapi, mengiyakan semuanya sebagaimana adanya lengkap dengan kepenuhan adanya. Menjadi Buddha artinya mampu melihat inti dirinya, lepas dan bebas dari segala ketidaktahuan. Pokok ajaran ketiga, yakni metode metascientific Zen dimaksudkan pengertian mau langsung masuk ke obyek sendiri, ke inti realitas itu sendiri, melihatnya dari dalam. Didalam praktik meditasi Zen dengan bimbingan seorang guru, peserta akan diberikan koan yakni tema meditasi untuk dipecahkan peserta meditasi Zen sedang mondo adalah suatu dialog, soal jawab, yang langsung diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengalaman satori. Meditasi Zen dilaksanakan secara ketat dengan tata tertib yang disebut zendo. Zendo berarti juga ruang meditasi. Zazen adalah sarana meditasi. Zen mengajak peserta bertemu langsung dengan diri. Ini hanya mungkin bila orang mau meloncat dari berpikir tentang diri ke arah mengidentifikasikan diri itu sendiri, menghayatinya, berpadu dengannya dalam wahana “Sang Diri”
28
Usaha mengalami spiritualitas melalui meditasi Zen diminati tidak saja oleh kalangan orang yang beragama Budha tetapi juga oleh pemeluk agama-agama lainnya. Melalui buku ini, penulis mencoba membandingkan kegiatan meditasi Zen dengan pengalaman Fransiskus berjumpa dengan Allah. Pembandingan tersebut kemudian mengerucut pada kesimpulan bahwa meditasi Zen memang terbuka untuk siapa saja; Selanjutnya penulis menjelaskan bahwa menurut pandangan Kristiani meditasi Zen dapat digunakan sebagai penyiapan diri untuk kepekaan terhadap Allah. Meskipun demikian perbedaan pandangan mengenai keselamatan sebagai pembebasan antara Buddhisme dengan Kekristenan menyebabkan orang tidak bisa begitu saja mencangkokkan keduanya. Namun karena kedua-duanya merupakan pengalaman transendensi, dialog antara keduanya tetap mungkin. [8] Ajaran ini mengajarkan bahwa seseorang harus menemukan pengertian tentang kehidupan meski tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Seorang rahib dapat menghabiskan seluruh waktu hidupnya dengan melakukan meditasi. Sebagai alat bantu dalam melakukan meditasi, para penganut Zen-Buddhisme sering membuat taman-taman yang indah, yang dikenal dengan Taman Zen.[9] 2.
Zen-Buddhisme di China
Pada 1191, sekte Zen diperkenalkan dari Cina. Its complicated theories were popular particularly among the members of the military class . Teori-teori yang rumit sangat populer khususnya di antara para anggota kelas militer. According to Zen teachings, one can achieve self enlightenment through meditation and 29
discipline. Menurut ajaran-ajaran Zen, seseorang dapat mencapai pencerahan diri melalui meditasi dan disiplin. At present, Zen seems to enjoy a greater popularity overseas than within Japan. Saat ini, tampaknya Zen menikmati popularitas yang lebih besar di luar negeri daripada di Jepang.[10] Sejak awal asal-usulnya dalam bahasa Cina abad pertengahan, Zen sastra menyebar ke Korea, Jepang, dan Vietnam, di mana ia perlahan-lahan bekerja dan jalannya dengan ke dalam bahasa dari budaya-budaya, dan kemudian ke hampir setiap bahasa dan kebudayaan di dunia saat ini.[11] Dalam bahasa china Ch’an lebih dikenal dengan bahasa jepang yakni Zen ini adalah synonym dengan kata Sanskrit Dhyana atau absorption, walaupun dengan beberapa yang berbeda dari hindu. Yang intinya ialah ini adalah sebuah pengalaman dari Budha dibawah pohon-Bodhi.[12] Pada awalnya agama Buddha Zen berasal dari Cina kemudian berkembang pesat di Cina yang mencapai masa gemilang pada masa pemerintahan T'ang sampai pada dinasti Sung (618-1279). Di Cina Zen menemukan bentuk yang lebih nyata setelah kontak dengan pemikiran-pemikiran LaoTsu. Lalu semakin semarak setelah terinkorporasi dengan etika dan budaya Confucian (Lorens Bagus,1996:203). Kata Zen diturunkan dari akar kata Cina "Ch'an", artinya "Meditasi". Kata Ch'an sendiri adalah kependekan dari kata "Ch'an-Na", yang berasal dari kata Sansekerta "Dhyana" atau kata Pali "Jhana". Beberapa orang juga menganggap Zen sebagai agama dan filsafat. Dari sudut pandang sejarah, kemunculan zen berakar dari ajaran Buddhisme Mahayana. Ajaran zen pertama kali dibawa ke Cina pada awal abad ke-6, 30
oleh seorang pendeta India yang bernama Bodhidharma (470543). Bodhidharma adalah seorang pendeta yang mengajarkan Buddhisme lewat metode Meditasi. Sehingga, Bodhidharma dianggap sebagai perintis ajaran Zen. Banyak sekali cerita yang muncul mengenai Bodhidharma, salah satunya adalah ketika Bodhidharma mencabut kelopak matanya lalu membuangnya karena merasa kelopak mata itu selalu membuatnya tertidur ketika Meditasi. Kelopak mata tersebut, kemudian berubah menjadi pohon teh. Dengan banyaknya cerita mengenai kehebatan pendeta ini, maka banyak orang yang ingin berguru padanya. Hanya saja Bodhidharma hanya mau menerima murid yang bersungguhsungguh ingin mendalami ajaran dan mengikuti jejak sang Budha. Zen berkembang di Cina pada periode dinasti T'Sang sampai pada era Sung dan Yuan Pada awal abad ke-8, Zen Master ke-6, Hui Neng, meresmikan serta memantapkan ajaran Zen. Karya Hui Neng diteruskan oleh kedua muridnya, yakni Huai Jang dan Hsing Ssu dan Shi Tou yang kemudian menghasilkan muridmurid hebat yang mendirikan kelima aliran utama Zen, yaitu Lin Chi, Tsao Tung, I Yang, Yun Men, dan Fa Yen. Di kemudian, hari kelima aliran ini dilebur menjadi dua aliran, yakni Tsao Tung (Soto) dan Lin Chi (Rinzai). Karena itu sampai sekarang yang kita kenal hanyalah dua aliran Zen, yaitu Soto dan Rinzai.[13] Salah satu bentuk aliran Mahayana yang berkembang dan menemukan tempat di Jepang adalah Zen. Zen adalah salah satu hasil pemikiran Cina setelah bertemu dengan pemikiran India. Kata Zen adalah logat Jepang yang berasal dari perkataan Cina ch'an dan merupakan terjemahan lebih lanjut dari bahasa 31
Sansekerta dhyana . Dalam bahasa Jepang disebut sebagai Zanna . Istilah tersebut berarti meditasi yang menghasilkan wawasan yang mendalam (Sutrisno,1994:9). [14] Pada abad-abad berikut pengenalan agama Buddha ke Cina, Chan tumbuh menjadi sekte terbesar di Cina Buddhisme dan, terlepas dari "penularan di luar kitab suci", menghasilkan literatur terbesar dalam sejarah Cina dari setiap sekte atau tradisi. Para guru mengaku Huineng's generasi mulai bercabang menjadi banyak sekali sekolah yang berbeda, masing-masing dengan mereka sendiri penekanan khusus, tetapi semua yang dasar yang sama terus fokus pada latihan meditasi, instruksi pribadi dan pengalaman pribadi. Selama akhir Tang dan Song periode, tradisi melanjutkan, sebagai jumlah luas guru terkemuka, seperti Mazu (Wade-Giles: Ma-tsu; Jepang: Baso), Shitou (Shih-t'ou; Jepang: Sekito) , Baizhang (Pai-chang; Jepang: Hyakujo), Huangbo (Huang-po; Jepang.: Obaku), Linji (Lin-chi; Jepang.: Rinzai), dan Yunmen (Jap.: Ummon) mengembangkan metode pengajaran khusus, yang akan berbeda-beda menjadi ciri khas dari lima rumah dari Chan. Lima rumah tradisional yang Caodong, Linji, Guiyang, Fayan ,dan Yunmen. Daftar ini tidak termasuk sekolah sebelumnya seperti Hongzhou dari Mazu. Selama Dinasti Song (960-1279), yang Guiyang, Fayan, dan aliran Yunmen secara bertahap diserap ke dalam Linji. Selama periode yang sama, berbagai perkembangan metode pengajaran Chan mengkristal ke gong-an (teka-teki) praktek yang unik ke sekolah ini Buddhisme. Menurut Miura dan Sasaki, "[I] t adalah selama masa Yuan-wu 's penggantinya, Ta-hui Tsung-kao (Daie Soko, 1089-1163) bahwa Zen Koan memasuki tahap menentukan." Gong-suatu praktik umum di sekolah Linji, yang 32
Yuanwu dan Ta-hui (pinyin: Dahui) milik, tetapi juga digunakan pada dasar yang lebih terbatas oleh Caodong sekolah. Gaya ajaran dan kata-kata empu klasik dikumpulkan dalam teks-teks penting tersebut sebagai Blue Cliff Record (1125) dari Yuanwu, The Gateless Gate (1228) dari Wumen, baik dari garis keturunan Linji, dan ketenangan hati Kitab (1223) dari Wansong, dari garis keturunan Caodong. Catatan teks-teks ini klasik gong-sebuah kasus, bersama dengan ayat dan prosa komentar, yang akan dipelajari oleh generasi kemudian mahasiswa turun hingga saat ini. Chan terus menjadi Sebagai Kekuatan Keagamaan berpengaruh di Cina, dan tumbuh dalam periode pasca-Song; dengan tubuh besar teks-teks yang diproduksi dan melalui masa modern. Sementara secara tradisional berbeda, Chan diajarkan Buddha Tanah Murni bersama di banyak biara-biara Buddha Cina. Pada waktu banyak perbedaan di antara mereka telah hilang, dan banyak guru mengajar baik Chan dan Tanah Murni. Chan Buddhisme menikmati semacam kebangkitan kembali dalam Dinasti Ming dengan guru seperti Hanshan Deqing, yang menulis dan mengajar secara ekstensif di kedua Chan dan Tanah Murni Buddha; Miyun Yuanwu, yang datang harus dilihat secara anumerta sebagai patriark pertama dari Zen Obaku sekolah, serta Yunqi Zhuhong dan Ouyi Zhixu. Setelah berabad-abad lebih lanjut penurunan, Chan dihidupkan kembali pada awal abad ke20 oleh Hsu Yun, seorang tokoh terkenal dari Cina abad ke-20 Buddha. Banyak guru Chan hari ini menelusuri garis keturunan mereka kembali ke Hsu Yun, termasuk Sheng-yen dan Hsuan Hua, yang telah disebarkan Chan di Barat di mana ia telah berkembang dengan konstan melalui ke-20 dan abad ke-21. Itu sangat ditekan di Cina selama baru-baru ini era modern dengan penampilan dari People's Republic, tapi memiliki lebih baru-baru 33
ini kembali menegaskan dirinya di daratan, dan memiliki berikut yang signifikan di Taiwan dan Hong Kong maupun di antara Cina rantau 3.
Perbedaan Zen-Buddhisme Jepang dan China
Ø Zen-Buddhhisme di Jepang. · Zen di Jepang ini berciri membuka diri pada Shintoisme.[15] • Zen bermaksud berpengalaman batin berdasarkan kebebasan zazen dan wawancara dengan roshi. • Tradisi yang terbentuk di Cina berkisar sekitar legenda Bodhidharma. • Eisai dan Rinzai Zen koan menekankan bekerja. • Eisai juga membawa Neo-Konfusianisme bekerja dan teh ke Jepang. • Dogen, adalah filsuf penting dan juga guru bagi Zen,dan soto Zennya mengajarkan duduk tenang. • Dogen juga menekankan Zen di tengah-tengah kehidupan sehari – hari dan bekerja. • Para periode Ashikaga adalah masa perang sipil, tetapi juga perkembangan budaya yang signifikan, sebagian besar terkait dengan Zen • Higashiyama atau periode Ashikaga termasuk taman seni Zen, teh, ikebana, lukisan, dan Tidak ada drama.
34
• Seni bela diri dan Bushido juga datang untuk dihubungkan dengan Zen • Zen Kemudian penyair dan guru termasuk Ikkyu, Basho,dan Hakuin • Di Barat, Zen direpresentasikan dalam sejumlah praktekpusat dan juga dalam karya penulis seperti Gary Snyder dan Jack Kerouac. [16] Ø Menurut Koesbyanto, dalam perkembangannya, Zen di Jepang terbagi dalam aliran Soto Zen dan Rinzai Zen. · Aliran Soto mengembangkan ajaran pencerahan yang hening. Ciri aliran ini adalah ketenangan, menekankan kerja dalam keheningan serta 'kepatuhan'. Metode yang dilakukan untuk mencapai ketenangan adalah melalui Za-zen, yaitu meditasi dalam posisi duduk bersila. · Aliran Rinzai berusaha mencapai penerangan dengan menggunakan penerangan cara Koan dan Mondo. Koan dan Mondo merupakan usaha untuk mencapai penerangan secara aktif. Aliran ini sifatnya lebih dinamis dan aktif dibanding aliran Zen.[17] Zen Jepang mempunyai Aturan dan Kemurnian
Ø
Zen-Buddhisme di China
Inti dari Buddhisme Zen mencapai pencerahan dengan melihat satu pikiran asli (atau asli alam) secara langsung; tanpa intervensi dari intelek. 35
Zen Jepang cenderung lebih keras dari pada Zen di China. Dengan bukti ketika Master Sheng Yen mengambil program Doktor denngan Literatur Buddhist di Jepang pengarang buku Melatih Kucing Menagkap Tikus, selama dia mengunjungi berbagai master Zen dan Buddhisme esoteris. Dia menerima pengaruh paling besar dari Bantetsugu Roshi, seorang murid dari Harada Roshi.[18] Dia menghadiri beberapa Retreat sepanjang musim dingin di kuilnya di Tohoku. Berada di Jepang Utara, kuil tersebut mempunyai lingkungan yang sangat keras. Terlebih lagi, sang master lebih cenderung memberi sayadia masa-masa yang sulit dan terus menerus menyuruh asistennnya memukuli[19] dia. [20] Secara tradisional, Chan diajarkan Buddha di Tanah Murni bersama dan di banyak biara-biara Buddha Cina. Pada waktu itu banyak perbedaan di antara mereka yang telah hilang, dan banyak guru mengajar baik Chan dan Tanah Murni. Ajaran dari dua Negara ini kebanyakan sama, perbedaannya hanya tipis. Semangat yang dimiliki NeoConfucianism akhirnya dapat mengumpulkan kekuatan sehingga dapat berhasil mendorong Zen mengalami kemunduran. Dumoulin menjelaskan bagaimana sarjana NeoConfucianist mampu melemahkan terus Zen atas Zen cina sehingga hanya mampu memajukan di luar Cina dan Zen kemudian makmur di Jepang
36
master "kung" konghucu Abstrac Di indonesia ada lima agama yang di akui oleh negara,yaitu: agama hindhu,agama budha, agama kristen, agama islam dan agama khonghucu. Agama konghucu sendiri baru di akui oleh pemerintah pada era kepemimpinan abdul rahman wahid (gus dur),pengikut agama khonghucu disebut juga konfusianisme. [1] Dan konfusianisme sendiri di dirikan oleh master K’ung.
Pendahuluan Untuk mengtahui kunci kekuatan dan pengaruh konfusius, kita harus menelaah kehidupan dan ajaranya serta latar belakang masalah yang di hadapinya. Jika ada nama tokoh ysng erat kaitanya dengan kebudayaan cina, nama tersebut adalah konfusius, Kung fu tzu, atau kung sang guru. Orang cina dengan penuh hormat menyebut sebagai guru pertama, bukanya tidak ada guru sebelum beliau, melainkan karena martabat beliau lebih tinggi dari semua guru yang lain. Tidak seorangpun yang berpendapat bahwa hanya beliaulah yang membangun kebudayaan cina. Beliau sendiri secara terbuka memperkecil pembaharuan-pembaharuan yang telah beliau lakukan terhadap kebudayaan cina tersebut, dan lebih suka menyebutnya dirinya sebagai” pencinta barang antik”.Pemberian nama itu tidak sepadan dengan sumbangan beliau, namun hal itu merupakan seatu contoh yang amat baik tentang kerendahan hati serta mawas diri yang yang beliau anjaurkan. Karena walaupun beliau 37
bukan mengubah kebudayaan cina,beliau tetap merupakan penyuntingnya paling utama. Karena pengikutnya yakin bahwa sejak munculnya manusia di atas dunia ini tidak pernah ada seperti guru kami(konfusius). walaupun gagal sebagai politisi,tidak di ragukan lagi bahwa konfusius adalah salah seorang guru terbesar di dunia. Mampu mengajar sejarah, syair, pemerintahan, adat sopan santun, matematika, musik, teologi, dan olahraga.Seperti socrates beliau adalah sebuah universitas-satu-orang. Cara mengajar beliau juga seperti socrates. Beliau selalu bersikap informal,tidak kelihatan memberikan kuliyah,melainkan berbicara mengenai masalahmasalah yang di ajukan oleh murid-muridnya,mengutip bahan bacaan, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.Harapanya amat besar terhadap para muridnya ini. Terutama yang pintar, karena beliau beranggapan bahwa maksud beliau menerima sebagai murid adalah untuk menata kembali seluruh tatanan masyarakat. [2] ● Master Kung (Kung-Fu-Tzu) Riwayat hidup Konfusianisme telah menjadi bagian dari beberapa legenda. Gelar Konfusianisme berasal dari bahasa latin K’ung-Fu-Tzu. dalam sastranya master K’ung. Kung dilahirkan di Lu sekitar tahun 551 SM. Dia termasuk keluarga aristrocatric adalah anak yatim yang miskin tetapi dia memiliki keinginan yang besar untuk merubah dunia melalui pendidikan pada usia 44 dia terkenal sebagai guru Li atau seremonial. Menurut cerita, perkembangan repotasi k’ung menyebabkan dia mempunyai posisi di kementrian pada pemerintah adipatai LU. Pada usia 55 dia Pergi merantau ke cina. Pada tahun 848 SM, dia kembali dan 38
meninggal pada tahun 479, dia meninggal dengan kecewa karena perubahan besar yang dia inggini belum tercapai. Namun ajaran yang dia sebarkan dimasyarakat telah membuat perubahan yang penting terhadap masyarakat di cina. Khonghucu adalah putra bungsu kong hut alias siok liang yang beristri seorang marga Gan bernama Tien cay.Kong Siok Liang Hut adalah seorang perwira yang lanjut usia. Beliau mempunyai 9 anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-pi. . konfusius lahir pada tanggal 3 oktober atau menurut penaggalan Kongcu Lik pada tanggal 27 Ba Yue (bulan 8) 551 Sebelum Masehi di negeri Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu). Ternyata Khong shong adalah nama sebuah gua di gunung selatan ( lam San).Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni artinya Putera kedua dari bukit Ni. Ayahnya meninggal ketika Konfusius berumur tiga tahun(tahun 525 SM), sehingga dia diasuh oleh ibunya yang baik,sedangkan sang ibu wafat ketika Nabi khongcu berusia 26 tahun . Pada malam menjelang kelahiran konfusius, turunlah dua ekor naga berjaga di kiri kanan , terdengan alunan musik merdu di angkasa,dua bidadari menampakkan diri dan menuangkan bebauan harum seolah memandikan sang bunda. Ketika bayi lahir muncul sumber air hangat dari lantai khong Song dan mengering setelah bayi di mandikan . Malam itu bintang kutub utara memancarkan cahaya gemilang ke permukaan bumi yang kelam . Sungai kuning yang biasanya bergolak dan mengalirkan air kuning berlumpur itu,airnya menjadi jernih dan mengalir dengan tenangnya. Dari langit terdengar suara ,”Thian, Tuhan yang maha Esa, telah berkenan menurunkan seorang 39
putera yang nabi” . Langit jernih bertabur bintang –bintang ,bumi damai tentram. Angin bertiup sepoi-sepoi membawakan kesejukan dan besoknya matahari bersinar cemerlang dan hangat. Pada tubuh sang bayi tampak ada tanda –tanda yang luar biasa, dan pada dadany ada tulisan ,”sang nabi diutus tuhan untuk menolong dunia yang tenggelam dan ingkar dari jalan suci”. Demikianlah telah lahir seirang putera yang nabi (konfusius), yang nantinya benar-benar sebagai seorang pembawa firman tuhan untuk membimbing manusia hidup dalam jaln suci; dialh kongcu sang genta rohani tuhan untuk kita semua , yang membuat menusia dalam damai dan tertib dalam kehendaknya agar terpelihara sejak datang dari-nya dan kembali kepada-Nya.[3]Setelah sepeninggal ayahnya konfusius di rawat ibunya dengan kasih sayang dengan keadaan yang miskin dan sederhana. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan keuangan, Konfusius terpaksa mencari nafkah sendiri, mula-mula dengan melakukan kerja kasar. Walaupun masa remaja berisi cerita – cerita nostalgia tentang berburu, mengail ikan dan memanah, sehingga menunjukan bahwa kalau dia bukan kutu buku akan tetapi beliau menyelesaikan sekolahnya dalam waktu singkat dengan hasil yang baik. Sejak usia 15 tahun dia memusatkan perhatian pada ilmu pengetahuan Usia 19 tahun menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari Negeri Song. Dan dalam usia 20-an menjadi seorang guru privat, setelah menjadi pegawai pada beberapa jabatan pemerintahan yang tidak berarti. Nama baik pribadi serta kebijaksanaan hidupnya tersebar luas dengan cepat dan menarik sekelompok pengikut yang bersemangat. 40
Walaupun para pengikutnya yakin bahwa” sejak munculnya manusia di atas dunia ini tidak pernah ada orang seperti guru kami ini”, namun ditinjau dari ambisi Konfusius sendiri karier hidupnya adalah suatu kegagalan. Pada versi lain, pada usia delapan belas, Konfusius menikah dan mempunyai anak laki-laki yang dinamai Lieu, yang artinya “ikan gurame besar”. (Lieu terbukti menjadi kekecewaan Konfusius. Ia tak pernah menjadi “ikan gurame besar” seperti yang diharapkan Konfusius.) Konfusius menjalani kehidupan yang miskin dan hanya bisa bekerja sekerdanya di beberapa tempat, seperti menjadi juru tulis di toko dan penjaga hewan-hewan suci. Dalam waktu-waktu senggangnya, Konfusius mempelajari sejarah, musik dan liturgi. Dengan segera ia dikenal sebagai orang paling terpelajar di Lu. Konfusius adalah pribadi yang ambisius. Ia berharap bahwa pada suatu saat dia akan mendapatkan posisi yang tinggi di pemerintahan sehinggga dapat menerapkan gagasannya di dunia nyata. Tidaklah mengherankan apabila para penguasa yang senang berpesta pora itu sama sekali tak ingin memperkerjakan perusak permainan semacam Konfusius untuk menjalankan pemerintahan di wilayah mereka. Karena itu lamaran Konfusius tak pernah mendapat tanggapan yang layak. Tujuan hidupnya adalah menjadi seorang pejabat pemerintah, karena beliau yakin bahwa teori-teorinya tidak akan langgeng sekiranya tidak disalurkan nyata melalui pemerintah. Beliau berkeliling dari suatu negara ke negara lain, menawarkan nasehat yang tidak diminta kepada para penguasa mengenai cara memperbaiki pemerintahannya, sambil mencari kesempatan yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya (menjadi seorang pejabat 41
pemerintah untuk, menyalurkan teori-teorinya). Tetapi kesempatan itu tidak pernah tiba. Pada saatnya, ketika terjadi pergantian pemerintahan dinegaranya, beliau diundang untuk kembali. Sadar bahwa beliau terlalu tua untuk menjadi pejabat, beliau menghabiskan usianya selama lima tahun berikutnya dengan mengajar dan menyunting kitab-kitab klasik secara tenang. Dalam tahun 479 SM dalam usia 73 tahun beliau meninggal dunia. Walaupun gagal sebagai politisi, tidak diragukan lagi bahwa Konfusius adalah salah seorang guru terbesar dunia. Mampu mengajar sejarah, syair, pemerintahan, adat sopan santun, matematika, musik, teologi dan olahraga. Seperti Socrates beliau adalah sebuah universitas satu-oran. Cara beliau mengajar juga seperti Socrates. Beliau selalu bersikap informal, tidak kelihatan memberikan kuliah, melainkan berbicara mengenai masalahmasalah yang diajukan oleh murid-muridnya, mengutip bahan bacaan, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Harapannya amat besar terhadap para muridnya ini. terutama yang pintar, karena beliau beranggapan bahwa maksud beliau menerima sebagai murid adalah untuk menata kembali seluruh tatanan masyarakat. Keyakinan ini menyebabkan beliau menjadi seorang yang gigih dalam bekerja. Namun dengan rasa humor dan keselarasan, beliau tidak menjadi orang yang fanatik. Walaupun beliau mempunyai kepercayaan akan dirinya sendiri, beliau bersedia untuk selalu mengakui bahwa beliau mungkin keliru, dan kadangkadang beliau memang keliru.
42
Tidak ada hal yang luar biasa pada dirinya. Beliau senang bergaul dengan orang lain, makan bersama, ikut bersama menyanyikan lagu yang enak, dan minum walaupun tak sampai mabuk. Para pengikutnya mencerikatan bahwa “ di waktu santai guru biasa bersikap biasa saja dan gembira beliau ramah tapi tegas anggun tapi menyenangkan sikap demokratisnya sudah kita utarakan di depan bukan saja beliau siap membela kepentingan orang biasa melawan kaum bangsawan yang suka menindas pada masa namun dalam hubungan pribadinya “dengan tidak merasa malu ” beliau bergaul dengan segala lapisan dan tidak pernah memarahi muridnya yang miskin bahkan bila mereka tidak mampu membayar dalam bentuk apapun.beliau seorang yang murah hatri walaupun bisa berkata pedas sekkiranya seorang murid perlu di lakukan demikian terhadap seorang muridnya yang suka mengkritik temanya kofisius berkata jelas” bahwa tzu kung sendiri telah sempurna karena ia dapat mennyediakan waktunya untuk itu ”. Memang demikian halnya sampai akhir hayatnya ia bersifat lebih keras terhadap dirinya sendiri dari pada siapapun juga.” Saya tidak mau di anggap sebagai orang yang arif dan bijaksana dan pengasih manusia, Lebih baik di anggap pejuang yang tak kenal lelah untuk menjadi orang yang arif dan bijak sana dan pengasih manusia”. Beliau memang tetap setia dengan perjuangan tersebut sedianya beliau bersedia untuk berkompromi dengan mereka yang sedang memerintah kekuasaan kekayaan akan menjadi miliknya jika di kehendaki namun beliau lebih suka menegakkan nam pribadinya tidak pernah beliau menyesalkan pilihanmya walau harus makan makanan mentah meminum air dan berbantal lengan aku masih memiliki kebahagiaan dalam 43
semuanya itu kekayaan dan kehormatan yang di peroleh melalui secara tidak halal, tidak lebih artinya bagiku dari pada awan-awan yang sedang melayang. Pemujaan terhadap diri beliau bermula sejak wafatnya. Sikap itu segera tampak di antara para pengikutnya. Tzu-kung berkata: “beliau adalah matahari dan bulan yag tak mungkin di atasi. ”kemustahilan menyamai guru kita sama mustahilnya dengan memanjat tangga untuk naik ke langit “. Orang-orang lain menyetujui hal itu. Dalam beberapa generasi saja, di seluruh china beliau telah di pandang sebagai” petunjuk jalan dan penunutun dari sepuluh ribu generasi.” Apa yang sesungguhnya akan lebih menggembirakan beliau adalah perhatian yang diberikan kepada pikiran-pikirannya. Selama dua ribu tahun terakhir, tiap pagi anak sekolah cina akan memberi salam dengan kedua belah telapak tangannya yang tergenggam kepadaa sebuah papan kecil yang bertuliskan nama konfusius. Hampir setiap pelajar cina berjam-jam lamanya membaca ucapan-ucapan konfusius, sehingga ucapan-ucapan tersebut telah menjadi bagian dari cara berfikir cina, yang menetas sampai kepada mereka yang buta huruf melalui pepatah-pepatah lisan. Juga pemerintahan cina lebih banyak dipengaruhi oleh konfusius dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya. Sejak permulaan masehi sebagian besar pejabat-pejabat pemerintahan menguasai pengetahuan klasik konfusius, termasuk para pejabat-pejabat tinggi. Ada sejumlah gerakan untuk mengangkat beliau ketingkat yang setaraf dengan Tuhan, beberapa diantaranya bahkan merupakan gerakan setengah resmi.
44
Masalah yang di hadapi Konfsius Untuk mengetahui kunci kekuatan dan pengaruh konfisius, kita harus menelaah kehidupan dan ajaranya serta latar belakang masalah yang di hadapinya. Masalah yang di hadapai adalah masalah anaraki sosial. Keadaan di negeri cina di zaman dulu lebih kacau di bandingkan negeri-negeri lainya. Namun antara abad ke-8 dan abad ke-3 SM, runtuhlah kekuatan dinasti Chou yang mengatur keterlibatan negeri tersebut. Kaum bangsawan yang saling bersaingan , berbuat sekehendak hati mereka sendiri , sehingga timbullah keadaan yang persis sama dengan keadaan di palestina sewaktu zaman para hakim:pada waktu itu tidak ada raja israel;setiap orang melakukan apa yang di pandangnya baik. Peperangan dalam negeri yang berlangsung tidak putus-putusnya pada zaman itu,pada mulanya di lakukan menurut pola kekesatriaan. Kereta perang adalah senjatanya yang paling di muliakan . sopan santun adalah kode kehormatan dan sikap murah hati di pandang sebagai kemuliaan yang tertinggi.berhadapan dengan ancaman serbuan musuh, sebagai suatu bukti dari perbuatan yang berani, seorang bangsawan akan mengirimkan perbekalan kepada pasukan penyerang tersebut. Atau untuk membuktikan bahwa pasukanya tidak dapat di takuttakuti ataupun di intimidasi, ia akan mengirim beberapa orang utusan kepada para pemberani di kalangan musuh itu.dan akan memenggal leher mereka sendiri di hadapan musuh itu.Seperti halnya dalam keadaan di zaman homerus,para prajurit dari pasukan yang bermusuhan, sambil berkenalan dengan musuhnya akan menyampaikan ucapan penghargaan yang tinggi dari 45
kereta perangnya masing-masing,minum bersama,dan bertukar senjata sebelum bertempur. Namun sebelum zaman konfesius perang yang tiada hentihentinya itu telah jauh merosot dari kode kehormatan kekesatriaan itu menjadi kekejaman yang tidak kenal ampun dari zaman peperangan antar negara. Kekejaman tersebut mencapai puncaknya dalam abad sesudah kematian konfesius.kereta perang, sebagai senjata pertandingan,telah di kalahkan oleh pasukan kavaleri berkuda, yang melakukan serangn-serangan mendadak dan serbuan-serbuan kilat. Bukanya menahan tawanan secara baik –baik untuk meroleh uang tebusan, para pemenang perang menghukum mati mereka secara besarbesaran. Gaji prajurit digaji berdasarkan bukti kepala musuh yang sudah di penggalnya. Seluruh penduduk yang bernasib malang karena tertangkap,dipotong kepalanya ,termasuk perempuan, anak-anak, dan para orang tua. Kita membaca catatan pembunuhan besar-besaran dari 60.000,80.000,82.000 dan bahkan 400.000 orang. Ada kisah tentang mereka yang kalah di masukkan ke dalam air mendidih dan para keluarga mereka di paksa meminum air sub manusia itu. Di tengah suasana demikian, satu-satunya pertanyaan yang mengalahkan pertanyaan lainya adalah:bagaimanakah caranya agar kita dapat hidup bersama satu sama lain.oleh kerena itu konfusius berisikan jawaban terhadap masalah tersebiut dalam kaitanya kesatuan sosial ini, lem perekat tidak lagi lengket.Apakah yang memepersatukan masyarakat sampai saat itu? Keadaan cina sebelum konfisius , di mana adat dan tradisi mungkin secara otomatis memberikan kekutan mengikat yeng memadai untuk memelihara kesatuan hidup yang bermasyarakat 46
dengan baik. Cina sudah mencapai suatu era baru, suatu era yang di tandai oleh sejumplah besar individu-individu, dalam arti yang sebenarnya. Individu-individu ini lebih sadar akan dirinya sebagai pribadi dari pada sebagai anggota kelompok, telah berhenti berfikir dalam istilah “kita” dan mulai berfikir dalam istilah “aku”. Akal telah menggantikan kebiasaan sosial, dan kepentingan diri sendiri telah mengalahkan apa yang di harapkan oleh kelompok. Kenyataan bahwa orang lain berperilaku dengan cara tertentu, atau bahwa nenek moyang mereka telah berlaku demikian sejak zaman dahulu kala. Batu tembok tua yag menyatukan seluruh masyarakat sudah mulai retak-retak dan mengelupas. Dalam berusaha untuk keluar dari kungkungan adat.masing –masing orang sudah merusaknya sampai tidak dapat di perbaiki lagi. Bukan karena mereka tidak sanggup merasa bersatu dengan satu kelompok saja. Namun faham individualisme dan kesadaran akan diri sendiri itu menular. Sekali hal itu muncul, ia akan menyebar seperti penyakit epidemis dan kesatuan kelompok yang tidak di persoalkan lagi itu telah lenyap untuk selamalamanya. Jawaban Konfusius Bagi konfusius tidak satupun dari jawaban yang saling bertentangan mengenai masalah kesatuan masyarakat itu terlihat menggembiraka. Ia menolak jawaban paksaan dari kaum realis, karaena bersifat kaku dan lahiriah belaka.Paksaan yang di gariskan oleh undang-undang dapat mengatur hubungan lahiriah antara manusia, tetapi terlalu kasar untuk memasuki hubungan yang halus dalam pergaulan tatap muka sehari-hari, yang 47
merupakan inti dari kehidupan ini. Mengenai urusan keluarga, misalnya hukum dan kekuasaan yang menunjangnya dapan menciptakan persyaratan untuk perkawianan dan perceraian, namun inti dari hubungan perkawinan itu,yakni cinta kasih itu sendiri, tidak dapat dibangkitkan ataupun di musnahkan . demikianlan juga halnya dengan sesuatu lainya yang bersifat umum. Polisi dapat mencegah pencurian atau penyerangan terhadap orang lain,namun mereka tidak dapat memaksa orng untuk bersikap bersahabat ataupu menikmati kehadiran orang lain.Konfusiua percaya bahwa untuk kebaikan masyarakat di perlukan lebih dari sekedar tangan negara yang panjang itu. Garis-garis besar jawabanya dapat di himpun dalam lima istilah kunci ajaran konfusius: 1. Jen, yang secara etimologis terbentuk darai dua huruf cina untuk terjadi di antara manusia. Kata ini di terjemahkan dalam banyak arti,seperti kabaikan , dari manusia ke-manusia, pemurah hati ,ataupun cinta,namun barang kali lebih baik di terjemahkan sebagai berhati-manusiawi.Dalam pandangan konfusius tentang kehidupan , Jen adalah kabajikan dari segala kebajikan. Ia adalah intisari dari kesempurnaan adikodrati, yang diakuinya sendiri belum pernah dilihatnya terwujud sepenuhnya. Jen merupakan suatu kebajikan yang sedemikian tingginya sehingga”bahkan untuk membicarakannya, harus dilakukan secara hati-hati. Bagi mereka yang berwatak jujur, jen bahkan lebih penting daripada kehidupan itu sendiri.” Para sarjana yang tekun dan manusia Jen......bahkan bersedia mengorbankan nyawanya sendiri untuk memelihara kekuatan Jen mereka.
48
Jen sekaligus mencakup suatu perasaan manusiawi terhadap orang lain dan pengorbanan terhadap diri sendiri, suatu perasaan mengenai keagungan martabat manusia dimanapun juga. Selanjutnya akan muncul secara otomatis sikap-sikap, seperti kemurahan hati, percaya, dan dermawan. Dalam bimbingan Jen terletak kesempurnaan segala hal yang membedakan manusia dari hewan dan menyebabakan menjadi manusia secara sungguh-sungguh. Dalam kehidupan pribadinya ia bersikap hormat, tidak mementingkan diri sendiri, dan dikaruniai kemampuan merasakan perasaan orang lain,”mampu mengukur perasaan orang lain dengan perasaannya sendiri.”
2. Konsep kedua adalah Chun-tzu. Jika Jen adalah hubungan ideal antara semua manusia, maka Chun-tzu adalah istilah ideal bagi hubungan demikian. Istilah ini telah diterjemahkan dengan kemanusiaan yang Benar, manusia sempurna, dan kemanusiaanYang-Terbaik. Chun-tzu adalah kebalikan dari seorang yang berjiwa kecil, orang yang kasar, dan orang picik. Karena merasa berkecukupan, ia bersikap tenang, dan terhadap kehidupan secara keseluruhan ia mempunyai sikap bagaikan seorang tuan rumah yang memahami lingkungannya sedemikian rupa sehingga benar-benar bersikap tentram. Dalam keadaan demikian ia dapat mengerahkan seluruh perhatiannya untuk menentramkan orang lain. Karena ia tidak memerlukan apapun juga, maka ia terbuka untuk melayani siapa saja. Oleh karena telah sampai pada tingkat dimana ia merasa menyatu dengan seluruh alam semesta, maka Chun-tzu pada umumnya menghayati selama hidupnya sifat sebagai tuan rumah yang ideal tersebut. Dengan rasa kecukupan seorang tuan, timbullah suatu suasana yang menyenangkan dan 49
sikap sopan. Tenang, percaya pada diri sendiri, dan mampu. Ia seorang yang mempunyai nama baik. Gerakannya bebas dari segala kekasaran dan kekerasan, ekspresi wajahnya terus terang dan perkataannya tidak mengandung nafsu dan kebiadaban.
3. Li, mempunyai dua arti. Arti pertama adalah kesopanan, yaitu cara bagaimana seharusnya segala sesuatu harus dilakukan. Konfusius berpendapat bahwa jika individu-individu harus memulai segala sesuatu dari awal, maka tidak banyak yang akan mencapainya dalam mencari keindahan dan kebaikan. Arti lainnya dari kata ini adalah ibadat. Jika tanggapan yang pantas itu diperinci secara panjang lebar dalam istilah-istilah konfusius, maka keseluruhan hidup pribadi seorang telah ditata dalam suatu ritus yang kaya, cermat dan penuh dengan upacara. Hidup selurunya telah diatur. Setiap langkah dalam perjalanan hidup ini, telah ditentukan sehingga tidak ada lagi peluang ataupun kebutuhan akan perbaikan. Setiap perbuatan sudah ada polanya, mulai dari cara kaisar melakukan upacara tiga kali setahun untuk mempertanggung jawabkan kekuasaannya, sampai kepada cara melayani tamu yang paling sederhana dalam rumah kediamanmu dan menyuguhkan air teh kepadanya.
4. Te, secara harfiah kata ini berarti kekuatan, khususnya kekuatan untuk memerintah manusia. Konfusius tidak setuju dengan tesis kaum realis bahwa satu-satunya pemerintah yang efektif adalah pemerintah yang menggunakan kekerasan fisik. Konfusius yakin bahwa tidak ada negara yang mampu membelenggu semua warganya pada saat yang sama atau 50
sebagian besar dari mereka dalam waktu yang lama. Kekuasaan negara harus berdasarkan pada penerimaan yang luas dikalangan rakyat terhadapo kehendaknya, yang selanjutnya menghendaki adanya suatu himpunan kepercayaan yang positif terhadap keseluruhan watak negara itu. Persetujuan spontan warganya ini, yaitu moral yang merupakan persyaratn mutlak untuk kehidupan masyarakat itu, hanya timbul jika suatu masyarakat merasa bahwa para pemimpin mereka adalah orang yang mempunyai kemampuan, mengabdi secara jujur kepada kepentingan bersama, dan memiliki watak yang mendorong timbulnya penghormatan. Oleh karena itu, Te sesungguhnya terletak dalam kekuatan yang terkandung dalam teladan moral . 5. Wen, ini hubungan dengan “seni perdamaian” yang berlawanan dengan “seni berperang”. Wen berkaitan dengan musik, seni lukis, puisi, rangkaian budaya dalam bentuknya yang estetis. Konfusius sangat menghargai seni. Suatu musik sederhana pada suatu ketiak sangat memukaunya sehingga selama 3 bulan beliau tidak dapat merasakan rasa dagingnya. Jika memang ada orang yang sama sekali kebal terhadap seni, beliau mengatakan bahwa “orang demikian tidak mempunyai tempat dalam masyarakat manusia”. Namun secara keseluruhan konfusius bukan penganjur paham”seni demi sei itu sendiri.” Beliau menghargainya terutama sebagai sarana pendidikan moral.
51
● Ajarannya Secara garis besar ajaran konfusianisme dalam bidang filsafat dapat dikelompokkan dalam ajaran tentang metafisika dan etika. Metafisikanya bertolak dari konsep Tien atau Thian, yang dalam bahasa bahasa inggris heaven merupakan faktor spiritual yang utama dalam bidang keagamaan. Oleh karena itu didalam Ju Chiao, konsep tentang Thian perlu mendapatkan perhatian khusus walaupun hal ini cukup rumit mengingat keterbatasan manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan-Nya. Namun demikian manusia dengan kemampuan jiwa yang terdiri dari daya cipta, rasa dan karsa akan mampu memahami dan mengerti apakah yang dimaksud dengan Tuhan. Hal ini diperkuat lagi dengan adanya nilai kepercayaan yang ada dalam jiwa manusia. Menurut pandangan pengikut Konfusius, segala sesuatu di alam semesta ini terdiri dari dua prinsip yang berlawanan.[4] Yin Yang merupakan dua prinsip yang saling melengkapi. Ajaran ini cukup dalam bagi penganut Taoisme maupun konfusianisme, walaupun sampai saat ini belum diketahui dengan pasti siapakah yang mengajarkan pertama kalinya dan sejak kapan ajaran ini diperkenalkan. Yin Yang merupakan dua prinsip dimana segala sesuatu yang ada didalam alam semesta ini dapat digerakkan dan yang terjadi tanpa berhenti jadi selalu menjadi. Yin sebagai unsur negatif seperti air, dingin, gelap, wanita, bulan. Sedangkan Yang sebagai unsur positif seperti api, panas, terang, laki-laki, dan matahari. Sepintas kedua unsur ini saling meniadakan akan tetapi pada hakikatnya mereka selalu berada dalam keadaan yang harmonis dan saling mengisi bahkan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. 52
Menurut ajaran Yin Yang, realitas kehidupan manusia saling berpasang-pasangan dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain, yang apabila mereka saling bersatu maka akan diperoleh kemajuan. Walaupun perlu disadari bahwa didalamnya terdapat berbagai perbedaan, namun itu tidak perlu dipertentangkan. Tujuan hidup yang ingin dicapai dalam ajaran konfusianisme adalah untuk menjadi Chun tzu atau gentlemen. Dalam menghadapi lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia hendaknya berusaha untuk dapat berperan serta, karena: “The spirit of Confucianisme in ancient China was religious, moral and philosophical, but also emphasized the requirement s and the enrichment of life and therefore embraced both science and technology” (T’ang Chun-i dalam Douglas, 1981:50). Untuk dapat menjadi Chun tzu dan dapat hidup di dalam masyarakat dengan baik dalam arti dapat diterima oleh masyarakat, maka perlu direalisasikan ajaran tentang Jen. Jen merupakan ini dari ajaran etika Konfusius, sehingga beberapa pakar sering menyatakan bahwa ajaran Konfusianisme adalah etika. Dalam Konfusianisme jen adalah proses perkembangan nilai-nilai spiritual. Jen terdiri dari dua unsur yaitu Shu dan chung. Shu atau reciprocity merupakan suatu prinsip timbal balik atau tepaseliro. Sedangkan Chung berarti kesetiaan terhadap kewajiban dan kemanusiaan, sehingga dalam melakukan suatu perbuatan tidak mengharapkan imbalan apapun baik berupa materi maupun pujian, yang berarti pula sepi ing pamrih. Jadi melakukan suatu perbuatan adalah demi perbuatan itu sendiri, atau karena perbuatan itu memang layak bagi 53
kemanusiaan atau Yi. Lebih lanjut diajarkan pula bahwa pelaksanaan Jen akan dapat memperoleh manfaat apabila didasarkan pada Li atau aturan sopan santun. ● Konsep Dasar mengenai kehidupan dan Kematian ( Dunia dan Akhirat) Di dalam kitab suci Ya king atau kitab perubahan,kitab kejadian semesta alam di jelaskan bahwa tuhan itu Maha sempurna \Maha pencipta (Gwan), maha menjalin \menembusi\maha luhur(hing), Maha pemberi rahmat dan berkah\maha adil(Li) dan maha abadi hukum-Nya(cing). Di dalam kitab tengah sempurna disebutkan tuhan itu maha roh,kebajika_Nya yang maha besar dan maha kuasa menjadikan menyertai tiap wujud dan mahkluk dengan masing-masing sifatnya. Manusia adalah mahkluk ciptaan tuhanYang maha Esa, pembawa sifat tuhan dan dunia. Manusia di ciptakan melalui kekuatan alam( yin dan Yang), persatuan antara roh-roh suci(sheng) dan sifat hewaniah(Kuei), serta hakekat yang terhalus dan abstrak, yaitu lima unsur( bumi,tumbuhtumbuhan,logam,api dan air). Unsur yin adalah sifat wanita dan unsur yang adalah sifat laki-laki. Keduanya saling melengkapi atau menggenapi. Menurut ajaran khonghucu semua manusia di lahirkan ke dunia membawa kodrat sebagai mahkluk yang pada hakikatnya baik adanya. Kodrat manusia yang baik di sebut Xing atau watak sejati. Xing adalah benih yang harus di tumbuhkan kembangkan. Manakala terdapat badan manusiawi, maka terdapatlah Xing yang utamanya dalah hati yang bercinta kasih.Cinta kasih adalah hati manusia . agar dapat berkembang dan manusi amenjadi 54
mahkluk yang sempurna ,maka manusia harus senantiasa berada dalam jaln kebenaran(jalan suci). Karena manusia memiliki sifat hewani yang apabila tidak di kendalikan merupakan sumber kelemahan, maka menusia memerlukan suatu tuntunan agar manusia hidup dalam jalan kebenaran. Tuntunan ke dalam jalan kebenaran(suci)itulah yang di sebut agama. Manusia haruslah memanusiakan dirinya . Caranya dengan mengembangkan benih-benih kebajikan yang sudah ada dalam watak sejatinya yang antara lain mempunyai kulitas Jien(cinta kasih). Yong dan gie(berani menegakkan kebenaran kerena mampu membedakan mana yang benar dan yang mana yang salah). Lee (kesusilaan\mengenal ketertiban dan hukum).Ti (hikmat kebijaksanaan) dan sien ( tulus ikhlas\dapat di percaya)
● Kitab Suci Agama Khonghucu Kitab suci agama khonghucu sampai pada bentuknya yang sampai sekarang mempunyai masa perkembanganya yang sangat panjang. Akitab suci yang tertua berasal dari raja suci giau(2357-2255 SM) dan yang termuda di tulis oleh bingcu(wafat tahun 289 SM), meliputi masa sekitar 200 tahun. Kitab suci yang berasal dari para nabi purba sesuai dengan wahyu yang di terima langsung nabi khongcu daruituhan yang maha esa disempurnakan dan di himpun, kini sebut Ngo king9kitab suci yang lima )sebagai kitab suci yang pokok. Ajaran –ajaran nabi khongcu di bukukan oleh para muridnya dan di pertegas oleh bingcu yang terhimpun dalam kitab su si(kitab yang empat).
55
● Kitab suci yang lima terdiri dari: 1. Si king atau kitab sanjak. Kitab ini terdiri dari kumpulan nyanyi-nyanyian upara bersifat puji-pujian terhadap keagungan tuhan maupun upacara di istana. 2.
Su king atau kitab dokumentasi sejarah suci.
3. Ya king atau kitab perubahan, kitab ini mempunyai nilai universal,berisi ajaran tentang penjadian alam semesta,sehingga dengan menghayati isi kitab ini, manusia dapat menyingkap tabir kuasa tuhan dengan segala aspeknya. 4. Lee king atau kitab kesulilaan berisi tentang kesusilaan dan peribadatan. 5. Chun Chiu king. Kitab suci ini berisi segala macam penilaian dan komentar nabi khongcu atas berbagai peristiwa zaman itu, sehingga sangat menarik dan bermanfaat untuk di simak bagaimana sesungguhnya kebenaran yang harus di tegakkan itu.
● Kitab suci yang empat atau su si terdiri dari: 1. Thai hak atau ajaran besar berisi bimbingan dan ajaran pembinaan diri,keluarga,masyarakat, negara dan dunia, di tulis oleh cingcu atau ching cham, murid nabi dari angka muda. 2. Tiong yong atau tengah sempurna berisi ajaran keimanan agama khong hucu: iman kepada tuhan, firmanNya mengenai manusia, watak sejati, jalan suci dan peranan agama, di tulis oleh Cu su atau kong khiep, cucu nabi. Susunan kitab ini dirapikan oleh cu hi. 56
3. Lun gie atau sabda suci berisi percakapan nabi serta para muridnya, juga tentang orang-orang zaman tersebut dan mengenai peri kehidupan Sehari- hari nabi. Kitab ini di bukukan oleh beberapa murid nabi. 4. Bingcu atau kitab suci yang di tuliskan oleh bingcu yang berfungsi menegaskan dan meluruskan tafsir ajaran agama khonghucu dalam memerangi penyelewengan.
● Ajaran- ajaran khonghucu yang wajib di amalkan oleh para pengikutnya: 1.
Beriman terhadap tuhan yang maha esa.
2. Beriman bahwa hidupnya (oleh dan )mengemban firman tuhan. 3. Beriman bahwa tuhan itu menjadi tugas suci yang wajib di pertanggungjawabkan dan sekaligus menjadi rahmat dan kemampuan di dalam hidupnya. 4. Beriman bahwa hidupnya mampu mengikuti , tepat, selaras,serasi, dan seimbang dengan watak sejati itu. 5. Beriman bahwa agama karunia bimbingan tuhan Yang Maha esa untuk membina di ri menempuh jalan kebenaran (suci) itu. 6. Beriman bahwa jalan suci itu menghendakai hidup memahami, menghayati, mengembangakan,menggemilangkan kebajikan, benih kesucian dalam watak sejatinya.
57
7. Beriman bahwa kesetiaan menggemilangkan kebajikan itu wajib di amalkan dengan mencintai , teposeliro sesama manusia,sesama mahkluk dan menyayangi lingkungan. 8. Beriman bahwa kebajikan suci ialah menggembilangkan kebajikan dan mengamalkany sam[pai puncak baik. 9. Beriman hanya di dalam kebajikan itu tuhan berkenan, hidup itu bermakna apabila dapat setia kepada khaliknya dan saudara sejati kepada sesamanya. 10.Beriman bahwa kebajikan itu jalan, keselamatan ;kebahagiaan tertinggi di dalam haekat dan martabat manusia sebagai mahluk termulia ciptaan tuhan.
Pada saat mengalami kematian roh seorang manusia meninggalkan badan dan orang yang semasa hidupnya mampu hidup sesuai dengan fitrah\ watak sejatinya , rohnya menjadi Sheng. “Orang yang sungguh sepenuh hati menempuh jalan suci,lalu mati, dia lurus di dalam firman”(bingcu VIIA). Sheng naik ke surga dan immortal, artinya dia hidup abadi di dalam surga ( shian thian) di samping tuhan. Sebaliknya orang yang berlumuran dosa , yang mengingkari jalan suci rohnya manjadi kuei\hantu turun ke neraka.dalam pujian yang di tujukan kepada raja suci Bun atau nabi king ciang tertulis: “Raja Bun di tempat yang tinggi.O, betapa gemilang ia surga...........kedatangan dan kepergianya menuju dan dari kehadiran Thian”.
58
● Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang): a.
Jien – Cintakasih
b.
Yong dan gie - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
c.
Lee - Kesusilaan, Kepantasan
d.
Ti– Bijaksana
e.
Sien - Dapat dipercaya
● Rumah ibadat \tempat kebaktian Jenis tempat umat khonghucu antara lain :kongcu bio,bun bio,Lithang (tempat kebaktian) serta tempat kebaktian keluarga. Ibadah di tempat kebaktian yang di laksanakan secara bersamasama, di adakan pembinaan rohani ,mental spiritual yang di pimpin oleh para rohaniawan dan pengurus serta pembantunya. Dalam kebaktian di sampaikan khotbah, sembahyang dan doa kehadirat tuhan di dalam bimbingan nabi khongcu. Biasanya secara rutin di laksanakan setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan bualan (lunar)\kongculik. Kemudian ibadah tahunan di adakan di tempat kebaktian pada peringatan hari lahir nabi khongcu,tanggal 27-VIII imlek; peringatan hari wafat nabi kongcu, tanggal 18-II imlek; peringatan hari genta rohani,tanggal 22 desember. Di adakan juga kebaktian kemasyrakatan yaitu pada sembahyang arwah umum, tanggal 29-VIII; hari persaudaraan tanggal 24-XII imlek.[5]
59
● Tata Cara peribadatan Perihal Peribadatan dan tata laksana upacara sangatlah penting sebagai sarana pembinaan kehidupan umat. Ibadah dan tata laksana upacara meliputi persujudan \kebaktian kepada tuhan, nabi, para suci, penghormatan bagi arwah leluhur dan kebaktian kemasyarakatan. Kebaktian bersama di tempat ibadah, bukan saja merupakan pelaksanaan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan kehidupan mental,moral dan spiritual umat memasuki pintu gerbang kebajikan. Amalan pembinaan diri pribadi meliputi mawas diri(Sing sien), berpantang dan bersuci(puasa)dan melatih diri dengan meditasi (cing coo). Upacara sidi dan upacara wajib di laksanakan umat antara lain sidi kelahiran anak, sidi akil balik,sidi pernikahan, sidi pengakuan iaman, upacara kematian dan kebaktian bagi arwah leluhur. Setiap hari ,pagi,siang,sore sesaat sebelum makan, seorang khonghucu di wajibkan bersembahyang ucapan syukur. Di samping itu setiap pagidan sore melakukan sembahyang dengan penaikan \menggunakan hio(dupa) di hadapan altar khusus. Bila tidak ada altar khusus,dapat di laksanakan dengan menghadap ke luar pintu\jendela. Di anjurkan umat berpuasa, berpantang daging setiap tanggal 1 dan 15 dari penanggalan imlek(lunar).puasa wajib di lakukan mulai hari ketiga setelah tahun baru imlek dalam rangka menyongsong sembahyang besar kepada Tuhan Yang Maha Esa pada malam tanggal 8( menjelang 9)bulan satu penanggalan imlek( lunar). Di wajibkan bagi umat khonghucu untuk melakukan sembahyang sadranan\ziarah kepada orang yang 60
tua\kakek\nenek yang sudah meninggal sebagai perwujudan ajaran bhakti pada etiap tanggal 5 april. ● Rohaniawan Rohaniawan agama Khonghucu berfungsi sebagi pemimpin umat,pembawa khotbah dan manaikan doa, memberi pengajaran agama ,pembinaan pelaksnaan upacara keagamaan dan melakukan pelayanan umat dan masyarakat. Ada tiga tingkatan kerohaniawan: 1. Kausing\penebar agama yang berperan sebagai pelayan kerohanian dan pembinaan umat. 2. Bunsu\guru agama yang lebih berperan sebagai kaum intelektual tempat para kausing berkonsultasi ,selain juga berfungsi sebagaiman kausing . umumnya bunsu di angakat dari kalangan kausing senior,yang sudah memiliki pengetahuan mengenai agama konghucu secara mendalam. 3. Haksu\pendeta di pilih di antara para Bunsu yang sudah sangat senior.haksu harus seseorang yang telah mengikrarkan dirinya mengabdikan seluruh hidupnya untuk keperluan kemajuan agama . dalam hal –ihkwal harus mengambil keputusan yang belum ada presidenya ,para rohaniawan merujuk kepada pendapat para haksu. Di indonesia para rohaniawan mempunyai wadah yeng bernama dewan rohaniawan di bawah naungan MATAKIN. Di samping rohaniawan formal di atas , bagi umat konghucu setiap kepala keluarga harus bertindak sebagai bapak rohani bagi keluarganya.memimpin sembahyang di altar keluarga ,mengajak 61
anggota keluarga melakukan meditasicing coo) dan memberi teladan dalam berpantang
62
Dasar dan sejarah mistik dalam wacana keagamaan A. Dasar-dasar dan Sejarah mistik dalam agama Kristiani a.
Dasar-dasar mistik dalam agama Kristiani
Mistisisme di dalam konteks Kristen adalah suatu pikiran yang percaya bahwa pengenalan akan Allah atau bersekutu dengan Allah bukan melalui sarana-sarana tidak langsung (seperti melalui Alkitab), tetapi melalui relasi atau pengalaman langsung dengan Allah. Kekristenan tercemar oleh Mistisisme sejak dari awal timbulnya Kekristenan. Mistisisme masuk melalui pengaruh dari NeoPlatonisme. Mistisisme seringkali dikaitkan dengan istilah Misteri dalam iman Kristen, karena misteri dikaitkan dengan pengalaman mistis yang dihubungkan dengan hal-hal konkrit dan faktual. Dalam pengembangannya, sifat mistik ini dikaitkan sampai penyatuan ekstasis dengan Realita Tertinggi. Struktur yang paling mendasar dari Misteri-Mistisisme Kristen ini dapat ditemukan dari sejak Bapa-Bapa Gereja sampai ke pemikiran Lady Julian dari Norwich, yang oleh Paul Tillich dikategorikan sebagai proses pewahyuan. Paul Tillich melihat ada dua elemen dasar dalam pengertian mistis ini, yaitu: (1) pertama-tama adanya “peristiwa tanda-tanda” yang betul-betul terjadi di dalam sejarah (suatu situasi yang konkrit, khususnya berkaitan dengan manusia dengan obyek di luar); dan (2) persepsi dari hal-hal khusus yang konkrit ini sebagai suatu tanda yang merupakan hasil dari ekstasis. Ekstasis ini bukan 63
sekedar suatu pengalaman, realisasi antisipasi yang kuat untuk kebenaran tertentu, atau suatu analisa ilmiah. Tetapi suatu perubahan pikiran yang khusus dan memiliki cirinya sendiri yang kokoh.[1] Dan juga ada dua tema penting dalam mistisisme Kristen adalah (1) identifikasi sepenuhnya bersama Kristus (imitatio Christi atau "meniru Kristus sepenuhnya"), untuk mencapai kesatuan antara roh manusia dengan roh Allah; dan (2) penglihatan atau pengalaman yang sempurna tentang Allah, di mana sang mistikus berusaha memahami Allah "sebagaimana Ia ada," dan bukan lagi "melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar" (1 Korintus 13:12)[2]
b.
Sejarah Mistik dalam agama Kristiani
GEREJA AWAL. Sekalipun intisari mistisisme adalah perasaan kontak dengan apa yang transenden, mistisisme dalam sejarah Kristianitas tidak boleh dipahami sekadar sebagai pengalamanpengalaman ekstase istimewa, melainkan sebagai bagian kehidupan keagamaan yang dihayati di dalam konteks komunitas Kristiani. Dari perspektif ini, mistisisme memainkan peran vital di dalam gereja zaman awal. Kristianitas zaman awal adalah agama dari roh yang mengungkapkan diri dalam peningkatan dan perluasan kesadaran manusia. Dari Injil-Injil Sinoptik (misalnya, Matius 11:25 -27) jelas bahwa Yesus dipahami memiliki kontak khusus dengan Tuhan. Di dalam gereja primitif, ada tugas aktif yang 64
dilakukan oleh para nabi [prophets], yang dipahami telah menerima wahyu yang datang langsung dari Roh Kudus. Aspek mistikal dari Kristianitas zaman awal memperoleh ekspresi paling penuh dalam surat-surat Paulus dan dalam Injil Menurut Yohanes. Bagi Paulus dan Yohanes, pengalaman dan aspirasi mistikal selalu berupa penyatuan dengan Kristus. Keinginan Paulus yang tertinggi adalah untuk mengenal Kristus, dan untuk menyatu dengan dia. Ungkapan yang sering diulang, "di dalam Kristus", menyiratkan penyatuan pribadi, suatu keikutsertaan dalam kematian Kristus dan Kebangkitannya. Kristus yang dengannya Paulus menyatu bukanlah manusia Yesus yang dikenal "menurut daging". Ia telah ditinggikan dan dimuliakan, sehingga ia satu dengan Roh. Mistisisme-Kristus mendapatkan perwujudan baru di dalam Injil Menurut Yohanes, khususnya di dalam khotbah selamat tinggal (bab 14 - 16), yang di situ Yesus bicara tentang kematiannya yang menjelang, dan tentang kembalinya di dalam Roh untuk menyatukan dirinya dengan para pengikutnya. Di dalam doa Yesus pada bab 17, terdapat visiun tentang penyatuan jiwa-jiwa yang saling meresapi satu sama lain [interpenetrating], yang di situ semua yang menyatu dengan Kristus mengalami pula penyatuannya yang sempurna dengan Bapa. Dalam abad-abad Kristiani awal, kecenderungan mistikal menemukan ekspresinya bukan hanya dalam aliran Kristianitas Paulus dan Yohanes (seperti dalam tulisan-tulisan Ignasius dari Antiokhia dan Ireneus dari Lyon), tetapi juga di kalangan kaum Gnostik (pemurtad Kristiani zaman awal 65
yang menganggap materi itu buruk dan roh itu baik). Para sarjana masih memperdebatkan asal mula Gnostisisme, tetapi kebanyakan kaum Gnostik melihat diri mereka sebagai pengikut Kristus, sekalipun Kristus yang berupa roh murni. Mistisisme kaum Gnostik dapat dilihat dalam agama dari Valentinus, yang diekskomunikasikan sekitar tahun 150 M. Ia percaya bahwa manusia teralienasi (terasingkan) dari Tuhan oleh karena ketidaktahuan spiritual manusia; Kristus membawa manusia ke dalam 'gnosis' (pengetahuan esoteric yang mencerahkan), yakni penyatuan dengan Tuhan. Valentinus berpendapat bahwa semua manusia berasal dari Tuhan, dan bahwa semua orang pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Kelompok-kelompok Gnostik yang lain berpendapat bahwa ada tiga tipe manusia: "spiritualistik", "psikis", dan "materialistik", dan bahwa hanya kedua tipe pertama yang dapat terselamatkan. Kitab "Pistis Sophia" (abad ke-3) menyibukkan diri dengan masalah siapa yang akhirnya akan terselamatkan. Mereka yang terselamatkan harus meninggalkan dunia sama sekali, dan mengikuti etika murni dari cinta dan kasih sayang. Demikianlah maka mereka akan menyatu dengan Yesus, dan menjadi sinar Cahaya Illahi.[3]
B. Dasar-dasar Sejarah mistik dalam Agama Islam a.
Dasar-dasar mistik dalam Agama Islam
Mistisisme dalam islam diberi nama Tasawwuf dan oleh kaum orientalis barat disebut sufisme. Kata fufisme dalam istilah orientalis barat dipakai untuk mistisisme islam Sufisme tidak 66
dipakai untuk mistisisme yang terdapat diagama-agama lain. Tujuan dari tasawuf itu sendiri ialah untuk memperoleh hubungan langsung dengan tuhan, menyatu dengan tuhan dan seseorang itu menyadaria akan kehadirat tuhan. Dan intisarinya ialah menyadari akan adanya tuhan dapat berkomunikasi dan berdialog antara roh manusia dan tuhan dan biasanya dilakukan dengan kontemplasi atau mengasingkan diri. Dan dalam islam kesadaran dengan tuhan itu dapat juga dinamakan dengan ittihad yaitu bersatu dengan Tuhan. Tasawuf adalah suatu ilmu penegtahuan yang mempelajari bagaimana cara dan jalan seorang manusia supaya dapat lebih memdekatkan diri dengan Tuhan yaitu Alloh Swt.[4]
b.
Sejarah mistik dalam Agama Islam
Ada beberapa teori yang membahas tentang awal munculnya aliran-aliran tasawwuf ini atau mistisisme dalam agama islam juga berbeda-beda. 1. Pengaruh Kristiani dengan paham mengetahui dan hidup mengasingkan diri dalam biara-biara. Dalam literatur Arab memang terdapat tulisan-tulisan tentang rahib-rahib yang mengasingkan diri di padang pasir Arabia. Mereka menggunakan kemah yang sederhana digunakan untuk berlindung diri sendiri dan bagi orang yang yang perlu perlindungan ketika kemalaman dan dan lampu yang mereka pasang dipergunakan bagi kafilahkafilah yang lalu, mereka juga memberi makan bagi musyafirmusyafir yang kelaparan. Sufi Islam meninggalkan dunia, memilih
67
hidup sederhana dan mengasingkan diri adalah atas pengaruh cara hidup rahib-rahib umat kristiani ini. 2. Falasafat mistik pythagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Badan jasmani merupakan penjara bagi roh. Kesenangan roh yang sebenarnya ialah dialam samawi. Ketika menginginkan kesenangan samawi, manusia harus bisa mencapai Zhud( membersihkan Roh dan meninggalkan hidup materi) untuk melanjutkan berkontemplasi,dan ini jugalah yang mempengaruhi timbulnya Zhud dan sufisme dalam Islam. 3. Falsafat emanasi plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari zat Tuhan Yang Maha Esa. Roh berasal dari Tuhan dan akan kembali keTuhan, tetapi ketika Roh sudah masuk kealam materi, Roh itu akan menjadi kotor , dan jika ingin kembali ketempat asalnya Roh harus dibersihkan terlebih dahulu. Sama dengan yang lainnnya, ketika ingin membersihakan Roh manusia harus meninggalkan dunia dan mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. 4. Dalam ajaran Budha dengan faham Nirwananya.untuk mencapai Nirwana orang harus meninggalakan dunia dan memasuki hidup berkontemplasi. Faham Nirwana ini hampir sama dengan faham Fana’. 5. Dalam ajaran Hinduisme yang juga mendorong manusia unutk meninggalkan kehidupan di dunia dan mendekati Tuhan unutk mencapai persatuan Atman dan Brahman.[5] dan perlu diketahui sufisme adalah ajara-ajaran mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan. 68
Mistisisme ini muncul sebagai pemberontakan jiwa, dalam diri orang-orang yang benar-benar berpikiran ruhaniah, yang menentang formalitas agama dan juga kejumudan agama, yang selanjutnya terpengaruh oleh perasaan bahwa manusia bisa menjalin sebuah hubungan langsung dengan Tuhan, yang tidak boleh dianggap sebagai Dzat Penguasa Penuh Kuasa yang berjarak atas takdir-takdir manusia, tetapi sebagai Sahabat dan Kekasih Jiwa. Kaum mistikus memiliki hasrat mengenal Tuhan, sehingga mereka bisa mencintai-Nya, dan telah percaya bahwa jiwa dapat menerima: wahyu Tuhan, melalui sebuah pengalaman religius langsung – bukan melalui indera-indera atau kecerdasan – dan, dengan cara ini, memasuki keintiman dengan-Nya. Mereka percaya bahwa manusia dapat memiliki pengalaman ini, pastilah ada dalam dirinya satu bagian dari Sifat Ilahiah, bahwa jiwa diciptakan untuk mencerminkan Kemegahan Tuhan, dan segala sesuatu ambil bagian dalam kehidupan Tuhan. Tetapi kaum mistikus mengajarkan bahwa tak satu jiwa pun memiliki pengalaman langsung dengan Tuhan, kecuali dengan penjernihan dari dalam diri; pembersihan jiwa dari kecintaan pada diri sendiri dan dari hawa nafsu adalah bagian mendasar bagi mereka yang hendak mencapai Kebajikan dan Penglihatan Tuhan, demi kesempurnaan Kehidupan Abadi, yang mereka percaya dapat dicapai sekarang, adalah untuk melihat Tuhan dalam Dzat-Nya. Keakuan dapat ditaklukkan dengan dukungan sebuah cinta yang lebih besar daripada kecintaan-diri, dan karenanya kaum mistikus telah menjadi kekasih-kekasih Tuhan, yang mencari penyempurnaan cinta mereka dalam penyatuan dengan Sang Kekasih
69
Rekonstruksi yahudi / Reconstructoin Of Judhaism Abstract Reconstructionism merupakan sebuah gerakan dan ideologi yang mengajarkan bahwa Yudaisme adalah sebuah budaya, manusia naturalistik dan itu merupakan suatu peradaban keagamaan yang berkembang dari masyarakat Yahudi. Gerakan abad ke-20 Yahudi Amerika berdasarkan ajaran Rabi Mordecai Kaplan.
Pendahuluan Yudaisme rekonstruksionis (juga dikenal sebagai Reconstructionism) adalah gerakan abad ke-20 Yahudi Amerika berdasarkan ajaran Rabi Mordecai Kaplan. Berdasarkan pemahaman Kaplan tentang Yudaisme, Reconstructionism merupakan sebuah gerakan dan ideologi yang mengajarkan bahwa Yudaisme adalah sebuah budaya, manusia naturalistik dan itu merupakan suatu peradaban keagamaan yang berkembang dari masyarakat Yahudi. Dalam hal ini, Reconstuctionism menolak pemahaman tradisional Yahudi bahwa orang-orang Yahudi berada dalam hubungan persekutuan dengan Allah yang transenden. Dalam nada yang sama, menolak doktrin rekonstruksionis Alkitab Ibrani sebagai firman Tuhan yang diinspirasikan. Ini dan ajaran-ajaran lainnya ditemukan dalam buku Kaplan, Yudaisme sebagai Peradaban (1934). Reconstructionists membentuk komunitas yang disengaja di mana orang-orang Yahudi kontemporer dapat merangkul warisan Yahudi mereka. Ideologi ini berusaha untuk menyatukan orangorang Yahudi karena semua orang Yahudi dipersilakan untuk 70
merayakan warisan bersama mereka. Reconstructionism memiliki hormat terhadap keanekaragaman dan percaya semua orang Yahudi bisa berpartisipasi dalam kehidupan Yahudi, yang telah menyebabkan kesetaraan perempuan dan laki-laki serta masuknya Yahudi gay dan lesbian. masyarakat rekonstruksionis terkenal akan kegiatan mereka dalam isu-isu keadilan sosial serta pelayanan ibadah sangat energik mereka termasuk doa, bernyanyi, dan meditasi. Yudaisme rekonstruksionis memiliki lembaga sendiri dan universitas, namun bentuk yang paling lain dari Yudaisme tidak mengenal Reconstructionism sebagai sah[1]. 1.
Sejarah
Mordecai M Kaplan dikenal sebagai bapak Reconstructionist Judaism, walaupun ia tidak mula-mula berniat untuk pergerakan memisahkan dirinya sendiri dari Judaism Konservatif. Sebagai anggota JEWISH THEOLOGICAL SEMINARY mulai 1909, Kaplan mencari untuk kembangkan nya gagasan yang Judaism tidaklah hanya suatu agama, tetapi juga suatu peradaban, lengkap dengan bahasa sendiri,daratan, musik, seni, folkways, dan kultur.[2] Itu adalah pandangan dari Rabi Kaplan bahwa Yudaisme dapat melakukan dengan baik dengan memasukkan cita-cita Amerika kesetaraan dan demokrasi. Perspektif teologis yang berkembang di masyarakat hirarkis tradisional perlu direkonstruksi untuk berbicara dengan masyarakat di mana otoritas berasal dari rakyat dan di mana seseorang identitas agama atau etnis tidak, pada prinsipnya, suatu hambatan untuk partisipasi ekonomi dan politik penuh. Kaplan's didukung keyakinan adat dan praktek Yahudi tradisional, tetapi alasan di belakang mereka berubah. Kaplan 71
mempromosikan ide bahwa ritual yang dibuat karena persatuan dan komunitas orang-orang yang melakukan mereka suci, yang bertentangan dengan pandangan tradisional Yahudi bahwa perintah Allah adalah apa yang membuat ritual wajib. Kaplan melihat Yudaisme bukan sebagai agama, tetapi sebagai sebuah peradaban, yang ditandai dengan kepercayaan dan praktek, serta bahasa, budaya, sastra, etika, seni, sejarah, organisasi sosial, simbol, dan adat istiadat. Dia mempromosikan gagasan pusat-rumah ibadat yang menawarkan layanan doa keagamaan serta program studi, drama, tari, lagu, olahraga dan olahraga. Dia mendorong demokrasi di komunitas rumah ibadat dan mendukung keanggotaan sukarela, terpilih kepemimpinan, dan menghormati pendapat keagamaan individu[3]. Yudaisme rekonstruksionis adalah pendekatan, progresif kontemporer dengan kehidupan Yahudi yang sangat terintegrasi menghormati Yudaisme tradisional dengan wawasan dan ide-ide kehidupan kontemporer sosial, intelektual dan spiritual. Pendiri gerakan rekonstruksionis adalah Rabi Mordecai M. Kaplan, meluncurkan gerakan di tahun 1920-an dengan membuat majalah rekonstruksionis dan bukunya, Yudaisme sebagai sebuah Peradaban: Menuju Rekonstruksi Life Yahudi-Amerika. Itu adalah pandangan dari Rabi Kaplan bahwa Yudaisme dapat melakukan dengan baik dengan memasukkan kesetaraan cita-cita Amerika dan demokrasi. Perspektif teologis yang berkembang di masyarakat hirarkis tradisional perlu direkonstruksi untuk berbicara dengan masyarakat di mana otoritas berasal dari rakyat dan di mana seseorang identitas agama atau etnis tidak pada prinsipnya, suatu hambatan untuk partisipasi ekonomi dan politik penuh. Kaplan's didukung keyakinan adat dan praktek Yahudi 72
tradisional, tetapi merubah alasan di belakang mereka. Kaplan mempromosikan ide bahwa ritual yang dibuat karena persatuan dan komunitas orang-orang yang melakukan mereka suci yang bertentangan dengan pandangan tradisional Yahudi bahwa perintah Allah adalah apa yang membuat ritual menjadi wajib. Kaplan melihat Yudaisme bukan sebagai agama, tetapi sebagai sebuah peradaban, yang ditandai dengan kepercayaan dan praktek, serta bahasa, budaya, sastra, etika, seni, sejarah, organisasi sosial, simbol, dan adat istiadat. Dia mempromosikan gagasan pusat-rumah ibadat yang menawarkan layanan doa keagamaan serta program studi, drama, tari, lagu, dan olahraga. Dia mendorong demokrasi di komunitas rumah ibadat dan mendukung keanggotaan sukarela, terpilih kepemimpinan, dan menghormati pendapat keagamaan individu[4]. prioritas paling tinggi dan merasakan bahwa mereka bisa mempengaruhi perkumpulan ada untuk memperhebat Pendidikan Yahudi, menciptakan struktur organ demokratis, menanami Seni Yahudi sekala macam, membangun kembali tanah tumpah darah itu di Palestine,[5] Reconstructionists mendefinisikan Yudaisme sebagai agama peradaban berkembang dari orang-orang Yahudi. Dengan "berkembang" yang kami maksud bahwa Yudaisme telah berubah selama berabad-abad keberadaannya. Iman orang Israel kuno pada zaman Salomo Bait bukanlah sama dengan para rabbi awal. Dan tidak satu pun dari orang-orang agama adalah sama dengan Eropa yang lebih baru nenek moyang kita. Setiap generasi orangorang Yahudi telah mengubah wajah halus iman dan tradisi orang Yahudi. Rekonstruksionis Yahudi berusaha untuk memelihara evolusi ini. Kami melihatnya sebagai sumber kehidupan dari 73
Yudaisme, kekuatan yang memungkinkan Yudaisme untuk melanjutkan tradisi dinamis di setiap zaman. Dengan "agama" berarti kita bahwa Yudaisme adalah cara dimana kita melakukan pencarian kami untuk makna tertinggi dalam hidup. Tuhan adalah sumber makna. Kami berjuang, untuk memastikan, dengan keraguan dan ketidakpastian. Reconstructionists menegaskan bahwa perjuangan, kami percaya adalah tugas dari semua orang Yahudi bertanya dan untuk belajar agar dapat menemukan jalan yang unik untuk ilahi. Kami percaya pada Allah yang mendiami dunia ini dan terutama hati manusia. Allah adalah sumber dari kemurahan hati kita, kepekaan dan kepedulian bagi dunia di sekitar kita. Allah juga kekuatan dalam diri kita yang mendorong kita ke arah selffulfillment dan perilaku yang etis. Kita menemukan Tuhan ketika kita mencari makna di dunia, ketika kita termotivasi ke arah studi dan ketika kita bekerja untuk mewujudkan tujuan moralitas dan keadilan sosial. Dengan "peradaban" yang kami maksud bahwa Yudaisme adalah lebih dari agama. Orang Yahudi menggunakan memori sejarah dan takdir sejarah. Yudaisme mencakup komitmen untuk tanah air dan bahasa kuno kami. Kami berbagi cinta budaya Yahudi, moralitas Yahudi dan filsafat Yahudi. Kami adalah ahli waris untuk warisan seni yang kaya dan prestasi sastra, tawa dan air mata, sebuah warisan yang terus tumbuh di zaman kita.Oleh "orang Yahudi" berarti kita semua orang Yahudi, baik karena kelahiran atau karena pilihan, merupakan anggota dari keluarga Yahudi diperpanjang. Kami mengakui keragaman ideologi agama Yahudi dan praktek dan berusaha untuk bergabung dengan orang-orang Yahudi lainnya dalam menerima keragaman yang saat bekerja menuju visi bersama tudung orang Yahudi. Filosofi rekonstruksionis menegaskan keunikan orang-orang Yahudi dan 74
warisan di antara bangsa-bangsa di dunia. Namun, penegasan kami keunikan Yudaisme tidak menyiratkan rasa superioritas atas orang lain. Reconstructionists percaya bahwa semua orang dipanggil untuk melayani kebenaran, dan kami menyambut dialog dengan orang-orang yang baik-akan dari semua tradisi[6]. Yudaisme Ortodoks memiliki sekitar itu sebuah keseriusan dan tingkat pengabdian yang benar-benar mengagumkan. Kami berusaha untuk mempertahankan keseriusan itu. Tidak seperti Ortodoks, Reconstructionism Yudaisme tidak melihat total dan kekal sebagai wahyu dari Tuhan Musa di Sinai yang pada dasarnya tidak berubah melalui semua generasi. Kita melihat Yudaisme sebagai pernah-berkembang produk sejarah, upaya terus-menerus untuk membentuk masyarakat berdasarkan nilainilai suci. Konservatif Yudaisme telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kehidupan Yahudi di alam pendidikan dan beasiswa. Meskipun kami mendukung upaya ini, Reconstructionism menyimpang dari Yudaisme Konservatif dalam hal prioritas. Kami percaya bahwa prinsip-prinsip dasar Yudaisme perlu diperiksa ulang dan disajikan kembali untuk usia kita. Kita melihat ini sebagai prioritas menekan lebih dari secara khusus mengenai hukum Yahudi. Yahudi harus tahu kenapa mereka harus Yahudi sama sekali sebelum mereka khawatir tentang bagaimana mengubah rincian dari ketaatan. Mengenai ketaatan, kita berbeda secara spesifik pada masalah bagaimana orang dapat pergi jauh dalam mengubah hukum Yahudi dan yang memiliki hak untuk terlibat dalam proses tersebut. Kami percaya bahwa para rabi dan cendekiawan harus bekerja sama dengan berbaring berkomitmen anggota komunitas Yahudi merumuskan pedoman-pedoman untuk praktek Yahudi untuk zaman kita. 75
Panduan ini harus mencerminkan keinginan untuk melindungi dan melestarikan tradisi serta keterbukaan untuk kreativitas dan evolusi sebagai kita menghadapi era baru dalam masyarakat Yahudi. Yudaisme Reformasi menekankan pentingnya tradisi kenabian dan menegaskan bahwa monoteisme standar etika diterapkan secara universal. Kami Reconstructionists menegaskan ini penekanan dan berbagi dalam komitmennya. Reconstructionism berbeda dari Yudaisme Reformasi , Namun, tentang berapa banyak tradisi perlu dipelihara. Reconstructionists mendorong orang Yahudi untuk memberikan pertimbangan yang jujur ke beberapa jenis praktek tradisional. Kami percaya bahwa Yudaisme adalah lebih dari monoteisme etis. Yudaisme lebih dari monoteisme etis . Yudaisme adalah unik, dan yang paling memuaskan cara yang bersejarah oleh orang-orang Yahudi dapat menemukan makna yang sedang berlangsung di saat-saat yang besar dalam sejarah kami dan saat-saat istimewa dalam kehidupan pribadi kita. Melalui Yudaisme, kami mendedikasikan diri untuk nilai-nilai spiritual universal yang melampaui setiap individu, masyarakat atau bangsa. Reconstructionist Judaism adalah suatu penganut paham persamaan tradisi, mentahbiskan wanita-wanita dan anggota dari marginal menggolongkan seperti homoseks, dan mencakup mereka di tiap-tiap aspek/pengarah dari Hidup Yahudi. Sekitar separuh Reconstructionist Rabbi akan memimpin pada suatu INTERMARRIAGE, tetapi mereka bebas tidak untuk melakukannya. Reconstructionist Judaism mengidentifikasi suatu Yahudi sebagai seseorang dengan baik seorang Ibu Yahudi maupun seorang Bapak Yahudi siapa yang diangkat Yahudi, seperti halnya Perubahan Judaism. Reconstructionist Judaism 76
adalah yang paling kecil Yahudi sebutan, tetapi itu memelopori inovasi banyak orang bahwa lain sebutan sudah mengadopsi, dan itu mempunyai gagasan beberapa yang diadopsi dari Pergerakan Yahudi lainnya , seperti konsep CHAVURAH. Salah satu dari inovasi Reconstructionism yang besar adalah pusat sinagoga. Kaplan mendukung pengembangan . seperti (itu) pusat, yang menawarkan pemujaan seperti halnya aktivitas budaya, mencakup ruang olah raga dan sports. Banyak sinagoga pusat bertumbuh 1970s di (dalam) Konservatif Judaism.[7]
2.
Perkembangan
Reconstructionism adalah "bottom-up" pendekatan terhadap Yudaisme. Dimulai dengan pengalaman orang-orang Yahudi. Ia berbicara kurang lebih wahyu dan penemuan. Ini menekankan koneksi, kesempatan dan tanggung jawab atas perintah. Setiap generasi orang-orang Yahudi telah mengubah wajah halus iman dan tradisi orang Yahudi. Rekonstruksionis Yahudi berusaha untuk memelihara evolusi ini, dan menganggapnya sebagai kekuatan yang memungkinkan Yudaisme untuk melanjutkan tradisi dinamis di setiap zaman. Rekonstruksionis Yahudi memahami Yudaisme terutama sebagai jalan spiritual, sarana yang memungkinkan pencarian makna utama dalam kehidupan dilakukan. Allah adalah sumber makna, daya dalam diri yang mendorong kita ke arah kemurahan hati, bertanggung jawab, perhatian dan pemenuhan diri. Tuhan ditemukan ketika kita mencari makna di dunia dan bekerja untuk mewujudkan tujuan moralitas dan keadilan. 77
Rekonstruksionis Yahudi percaya bahwa orang-orang Yahudi menggunakan memori sejarah dan takdir, memiliki komitmen pada bahasa Ibrani dan tanah Israel dan ahli waris untuk warisan yang kaya pemikiran, tawa dan air mata yang terus tumbuh di zaman kita. Yahudi rekonstruksionis bekerja menuju visi bersama dari peoplehood Yahudi di antara keanekaragaman ideologi agama Yahudi dan praktek. Reconstructionists menyimpang dari definisi dari Yudaisme yang melihat Allah sebagai memilih Israel dari antara bangsa-bangsa lain, memulai perjanjian itu dan mengungkapkan hukum. Mereka percaya adalah orang-orang Yahudi yang memilih untuk hidup dalam konteks perjanjian, yang melaluinya tradisi menjadi suci. Mereka percaya dalam sebuah misi bersejarah, untuk menyaksikan kehadiran ilahi di seluruh dunia, dan terutama untuk bersaksi bahwa setiap kehidupan manusia adalah suci, diciptakan menurut citra ilahi. Reconstructionists percaya kepada penulis manusia dari semua tradisi agama, termasuk mereka sendiri, dan mereka menyadari bahwa tidak ada tradisi memiliki monopoli atas kebenaran agama. Reconstructionists percaya bahwa semua orang dipanggil untuk membangun dunia keadilan dan belas kasih, dan kami menyambut dialog dengan orang yang akan yang baik di semua tradisi. Reconstructionism mendorong individu dan masyarakat untuk memelihara Tradisi Dan Hukum Yahudi kecuali jika ada alasan spesifik untuk menolaknya.[8] Para kaum awam tentang Rabbinical rekonstruksionis College (RRC) didirikan pada tahun 1968 di Philadelphia untuk melanjutkan cita-cita pendiri Yudaisme rekonstruksionis, Rabi 78
Mordecai Kaplan. Keputusan untuk membuka sekolah itu dilakukan oleh organisasi awam yang dipimpin gerakan, Federasi Jemaat rekonstruksionis dan Havurot (hari ini Federasi rekonstruksionis Yahudi) pertemuan di Montreal pada bulan Juni 1967. Kaplan sebelumnya telah menolak pendirian seminari yang akan menandai Reconstructionism sebagai denominasi bukan suatu aliran pemikiran. Dia mempertahankan kesetiaan seumur hidup kepada Yahudi Theological Seminary di mana dia mengajar selama puluhan tahun. Namun jemaat rekonstruksionis, kurang dilayani oleh Reformasi dan Konservatif rabi, mendorong Rabi Ira Eisenstein dan pemimpin awam untuk membuat keputusan ini. Eisenstein menjadi RRC 's presiden pertama. Sekolah ini termasuk dua fitur unik. Kaplan's mencerminkan visi hidup di dua peradaban, siswa untuk melanjutkan studi doktor dalam agama secara bersamaan di universitas sekuler. (Namun program dualstudi nantinya akan menjatuhkan) Kedua., Kurikulum akan didasarkan pada konsep Kaplan tentang Yudaisme sebagai peradaban Yahudi berkembang, belajar setiap periode mengintegrasikan secara berurutan dan sejarah dan sastra dari setiap periode waktu. Kurikulum rabbi lima tahun mencurahkan tahun setiap ke, Alkitab rabbi, periode abad pertengahan, modern, dan kontemporer. Terbuka baik bagi pria dan wanita, dari awal RRC termasuk fakultas dari berbagai latar belakang Yahudi. Sekolah ini dibuka pada bulan September 1968 di Philadelphia dekat Temple University, sebagai perguruan tinggi adalah untuk bekerja sama dengan departemen agama Bait Allah dan memberikan akses kepada program pascasarjana lainnya. Mengingat adanya hanya segelintir jemaat rekonstruksionis, bagi 79
banyak siswa pajanan pertama mereka terhadap gerakan dalam praktek datang sebagai mahasiswa. Pada tahun 1974, lulus kelas kedua termasuk Sandy Eisenberg Sasso, rabi wanita kedua di Amerika Serikat. Pada tahun 1984 kampus dipindahkan dari lokasi dalam kota untuk rumah saat ini di sebuah rumah mantan Wyncote pinggiran.Sekitar waktu itu, pimpinan perguruan tinggi ingin memperkaya kurikulum dan meningkatkan tingkat Ibrani siswa. Jumlah program RRC meningkat, termasuk program dengan mengunjungi ulama non-Yahudi. Pada tahun 1983 RRC menjadi seminari rabinik pertama untuk secara resmi mengakui secara terbuka siswa gay. Sebuah mekhinah (persiapan) tahun untuk beberapa siswa juga ditambahkan. perguruan tinggi terus berkembang di akhir 1980-an sebagai fakultas dan pendaftaran siswa meningkat secara signifikan, dan program studi Israel diperluas. akreditasi perguruan tinggi menerima akademik penuh pada tahun 1990[9]. Pada awal 1990-an dan 2000-an perguruan tinggi memperkuat basis keuangannya dan memperluas program-programnya, publikasi, dan fasilitas. Cantorial studi dan program master dalam studi Yahudi yang ditambahkan. Tiga pusat akademik didirikan untuk mendukung penelitian, publikasi, dan pendidikan di masyarakat luas: Yahudi etik; Kolot, pusat pada Yahudi perempuan dan studi gender, dan Hiddur, pusat pada penuaan. Pada tahun 2005, RRC telah lulus 283 rabi dan dua cantors. Dari jumlah tersebut, 153 adalah laki-laki dan 132 perempuan. Pendaftaran pada tahun 2005 adalah 76 siswa rabinis, dua orang mahasiswa cantorial, dan master dua kandidat. RRC menerbitkan jurnal rekonstruksionis (1935 -) 80
Tata cara peribadatan agama Konghucu Tempat ibadah
: Klenteng/Vihara
Peribadatan : Sembahyang kepada arwah leluhur, tahun baru imlek, Cap Go Meh, Twan Yang, hari tangcik.
Setiap agama mempunyai ritual peribadatan masing dan berbeda, dengan menggunakan symbol dan gerakan yang didalamnya mengandung makna dan arti bagi mereka yang menjalaninya, sehingga hal tersebut dianggap sacral dalam prosesi pelaksanaannya. E.B,Taylor dalam Primitive Culture mendefinisikan agama sebagai kepercayaan terhadap adanya wujud wujud spiritual, sedangkan durkhiem mendefinisikan agama sebagai system yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan dengan benda benda sacral, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya kedalam suatu komunitas moral yang disebut gereja[1], kedua definisi ini tak luput dari kritik yang diajukan oleh sesame ilmuwan social, definisi pertama dikritik karena dianggap terlalu bercorak intelektualis dan kurang memperhatikan emosi emosi khidmad dan hormad sebagai karakteristik keberagamaan dengan kepercayaan kepercayaannya, sementara yang kedua dikritik karena terlalu kabur dan cenderung manampilkan unsur pemuasan dalam mendefinisikan agama. Setiap agama mempunyai praktek peribadatannya sendiri sendiri[2], Sebagaimana yang terdapat dalam agama lain, agama konghucu juga memiliki hari hari raya yang mereka peringati 81
sepanjang tahun dan tradisi ini sudah ada sebelum konghucu lahir, di Indonesia hari hari konghucu ini tidak dikenal secara luas oleh masyarakat konghucu Indonesia, karena hari raya tersebut tidak dianggap sebagai hari libur Nasional oleh pemerintah Indonesia[3]. Sebelum nabi kongzi mengajarkan prosesi peribadatan ini, sudah terlebih dahulu masyarakat cina kuno melaksanakannnya, hanya saja makna yang dikandung dari prosesi peribadatan tersebut masih cenderung kurang jelas, hanya sekedar ritual tanpa ada makan dan tujuan dibalik ritual tersebut, akan tetapi setelah nabi kongzi datang, dia meluruskan semua ritual peribadatan tersebut dan mengajarkan makna dibalik prosesi ritual peribadatan tersebut dan dilaksanakan oleh umat penerusnya sampai sekarang. Agama konghucu di Indonesia tidak hanya mengajarkan kepada penganutnya bagaiman seseorng berbakti kepada Tian (Tuhan yang maha esa) orang tua, orng yang lebih tua, para pemimpin, tapi juga mengajarkan tata cara melakukan ibadah kepada Tian, Nabi, orang-orang suci, leluhur dan lain-lain. Dalam ritual peribadatan agama konghucu ini penulis akan mengawali dari arti dan tujuan melaksanakan ritual menurut umat konghucu di klenteng boen bio, kemudian gerakan yang dilakukan dalam prosesi pelaksanaan peribadatan, dan perangkat yang dipergunakan dalam ritual tersebut.
82
·
Jenis-jenis kebaktian[4]
A.
Melakukan Ibadah Kepada Thian
1). Sembahyang mengucapkan syukur tiap pagi, sore, saat menerima rezeki (makanan). Umat Khonghucu pada pagi hari, sore, dan saat menerima rezeki (makan) melakukan sembahyang kepada Thian. Sembahyang ini mereka lakukan di depan meja sembahyang (altar) yang terdapat di rumahnya.[5] Umumnya meja sembahyang ini di simapan di ruang tamu sehingga bila berkunjung ke rumah umat Khonghucu, kita akan dapat melihat bentuk meja sembahyang yang sebenarnya. 2). Sembahyang atau Thian Hio tiap tanggal 1 dan 15 penanggalan bulan/lunar (Imlek). Pada tanggal-tanggal tersebut setiap bulannya, umat Khonghucu juga juga melakukan sembahyang di depan altar keluarga di rumah dan bisa juga dilakukan di tempat ibadah umum (Litang). Orang yang memelihara abu membakar dupa dihadapan abu atau papan arwah leluhurnya, dan juga di hadapan patung dewa yang dipuja dalam rumahnya. Upacara ini mereka lakukan pada pagi hari dan petang. 3). Sembahyang besar pada hari-hari kemuliaan Thian, yaitu: a. Sembahyang malam penutupan tahun/malam menjelang Gwan Tan. b. Sembahyang King Thi Kong, tanggal 8 menjelang tanggal 9 Cia Gwee (bulan pertama). c. Sembahyang saat Siang Gwan atau Cap Go Meh, 15 Cia Gwee (bulan pertama). 83
d. Sembahyang hari Tangcik (hari di mana letak matahari tepat di atas garis balik 23,5 Lintang Selatan, yakni tepat tanggal 22 Desember), yang dilakukan pada tanggal 22 Desember.
B.
Kebaktian pada Nabi
1). Peringatan hari lahir nabi (Khonghucu), tanggal 27-8 Imlek/Ci Sing Tan. 2). Peringatan hari wafat nabi, tanggal 18-2/Ci Sing Ki Sien. 3). Peringatan hari genta rohani/Bok Tok (genta yang dibuat dari logam dan dipukul dengan pemukul yang terbuat dari kayu), setiap tanggal 22 Desember.
C.
Kebaktian untuk Para Suci
1). Hari Twan Yang, tanggal 5-5 Imlek. Twan artinya lurus, terkemuka, terang, dan Yang artinya sifat positif atau matahari. Twan Yang artinya pada saat matahari memancarkan cahaya paling keras. 2). Sembahyang Tiong Chiu, tanggal 15-8 Imlek. Tanggal 15 bulan 8 Imlek adalah saat bulan purnama dipertengahan musim rntok (musim gugur/autumn) di belahan bumi utara. Pada saat itu cuaca baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Pada saat itu juga para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Pada saat bulan purnama itu dilakukan sembahyang Hok Tik Cing Sien (malaikat bumi) untuk mengungkapkan pernyataan syukur. 84
3). Hari He Gwan, tanggal 15-10 Imlek. He Gwan diartikan sebagai pernyataan terakhir dalam satu tahun akan maha kasih Tuhan. Pada saat He Gwan ini dilakukan sembahyang besar bagi malaikat Bumi (ok Tik Cing Sien) yang merupakan lambing semesta alam ciptaan Tuhan.
D.
Sembahyang Bagi Leluhur
1). Sembayang tiap tanggal 1 dan 15 penaggalan bulan. 2). Hari wafat leluhur atau orangtua (Co Ki). 3). Sembahyang tutup tahun (Tik Sik) tanggal 29-12 Imlek. 4). Sembahyang Sadranan/Ziarah/Ching Bing, tanggal 5 April. Sembahyang ini juga sering disebut sembahyang kubur. 5). Sembahyang pada arwah leluhur, tanggal 15-7 Imlek.
E.
Kebaktian Masyarakat
1). King Ho Ping atau sembahyang arwah umum, tanggal 29-7 Imlek. 2). Hari persaudaraan atau hari kenaikan malaikat dapur tanggal 24-12 Imlek pada hari-hari tersebut umat Khonghucu diwajibkan berdana (membantu fakir miskin). Menjelang tahun baru Imlek, bantuan-bantuan yang berasal dari umat Khonghucu dibagikan pada fakir miskin tanpa membedakan golongan.
85
3). Seluruh perbuatan lahir batin manusia sepanjang hidup hendaknya disadari sebagai perbuatan kebaktian atau ibadah. Hal ini disebut “hidup sepenuh hidup”.
1. Arti dan Tujuan umat konghucu melaksanakan Ritual peribadatan Hampir sama dengan agama pada umumnya arti dalam ibadah itu sendiri yakni menyembah kepada tuhan yang maha esa, bias juga diartikan sebagai pola komunikasi antara mahluq dengan tuhannya, oleh karena ibadah atau sembahyang merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan umat beragama, begitu pula dengan kondisi umat konghucu yang mempunyai ritual tersendiri dan mempunyai tujuan dalam pelaksanaan ritual tersebut, secara garis besar tujuan dari pada melaksanakan ritual peribadatan bagi umat konghucu adalah: a. Mendekatkan diri pada Tuhan yang maha esa, tidak bisa dipungkiri bahwa pola komunikasi vertical antara mahluq hidup dengan tuhannya harus dilakukan oleh umat beragama setiap harinya, baik pelaksanaannya dirumah maupun di tempat tempat ibadah sesuai dengan agamanya masing masing, dengan tujuan untuk lebih dekat dengan Tuhan- Tian- yang menguasai seluruh alam. b. Memohon pertolongan dan perlindungan, ketika manusia merasa bahwa dirinya terancam dan tidak ada lagi yang bias menolongnya maka dia akan berdo’a pada tuhannya dan memint pertolongan pada-Nya, oleh karena itu ketika melakukan
86
peribadatan maka umat konghucu meminta kepada Tian agar selalu dilindungi dan diberi pertolongan ketika dalam kesusahan, “Perlu diketahui bahwa memohon berbeda dengan meminta, ketika kita meminta sedangkan tidak diberi maka yang salah adalah yang tidak memberi, akan tetapi ketika kita memohon maka sepenuhnya hak berada pada yang dimohon, apa mau dikasih atau tidak terserah pada yang punya wewenang dalam hal ini Tuhan”.demikian tambah Liem Tiong Yang. c. Bersyukur atas nikmat Tuhan, manusia tidak akan pernah bias menghitung berapa banyak nikmat yang telah tuhan anugrahkan buat kita semua, sejak kita didalam kandungan sampai kita lahir manusia tidak bias menghitungnya, oleh karena itu manusia hanya bisa mensyukuri nikmat yang telah Tuhan anugrahkan buat kita, dalam melakukan peribadatan umat konghucu mengucapkan syukur kepada Tian yang telah member nikmat dan anugrah kepada hambanya. Disebutkan dalam salahsatu bab kitab suci agama konghucu bahwa “Kepada orang yang bertaqwa pada Tuhan yang maha esa maka Tuhan akan memberikan bantuan”.
2.
Prosesi Peribadatan Umat Konghucu
Ada dua tempat peribadatan yang biasnya digunakan oleh umat konghucu yang pertama adalah dirumah, sedangkan yang kedua adalah diklenteng, tidak ada perbedaan yang mendasar antara proses pelaksanaan peribadatan dirumah dan diklenteng, keduanya sama yakni beribadah pada arwah leluhur yang suci, beribadah pada Tuhan dan beribadah pada Nabi konghucu. 87
Secara umum tempat ibadah Konghucu adalah Litang, Miao (Bio), Kongzi Miao, Khongcu Bio dan Kelenteng. Litang, selain merupakan tempat sembahyang, juga merupakan tempat kebaktian berkala (biasanya setiap hari Minggu atau tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek). Di sini umat mendapat siraman rohani (khotbah) dari para rohaniwan. Miao dan Kelenteng biasanya hanya merupakan tempat sembahyang. Kalau pun ada kebaktian, biasanya ditempatkan di ruangan yang terpisah agar tak terganggu aktivitas sembahyang. Di samping menjadi tempat ibadah agama Konghucu, Kelenteng biasanya juga menjadi tempat ibadah agama Tao dan agama Buddha Mahayana. Rohaniwan agama Konghucu terdiri atas : Xueshi, Wenshi, Jiaosheng, Zhanglao dan Ketua-Ketua / Pimpinan-Pimpinan Majelis dan atau Tempat Ibadah. Sebelum menjadi Xueshi (biasa disingkat Xs), harus melalui jenjang Wenshi (Ws). Sebelum menjadi Wenshi, harus melalui jenjang Jiaosheng (Js). Tokoh yang sudah mencapai tingkatan sesepuh atau sangat senior di sebut Zhanglao (Zl). Setiap rohaniwan, sesepuh dan para pimpinan tempat ibadah yang memegang mandat dan Surat Pengangkatan dari Dewan Pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) dan atau menerima Surat Liyuan Rohaniwan (persidian, peneguhan iman) dari Dewan Rohaniwan MATAKIN, memiliki kewenangan : a. Menyelenggarakan kebaktian bagi umat Konghucu di daerahnya. b.
Melakukan Liyuan umat. 88
c. Memimpin berbagai upacara suci bagi umat Konghucu, sesuai Hukum Agama Konghucu, termasuk Hukum Perkawinan Agama Konghucu, yang diatur dalam Tata Agama Konghucu.[6] Perlu diketahui juga ada perbedaan antara prosesi peribadatan di klenteng Boen Bio dengan klenteng lain, kalau di klenteng lain ketika kita akan masuk klenteng maka terlebih dahulu kita sembahyang untuk Tuhan di altar luar baru kemudian kita masuk dan beribadah untuk para nabi dan arwah leluhur yang suci di altar dalam, sedangkan di kelnteng Boen Bio, kita langsung melaksanakan prosesi peribadatan di altar dalam tanpa ada altar luar, adapun prosesi peribadatan umat konghucu adalah sebagai berikut: a. Terlebih dahulu menyalakan lilin di tempat berdo’a atau altar, b. Membakar Hio atau Dupa sebanyak 3 atau 9 batang yang melambangkan Tuhan, Manusia dan Bumi, kemudian dinaikkan dahi sebanyak 3 kali, dengan berkata sebagai berikut, pada angkatan Hio yang pertama maka yang diuacapkan adalah kehadiran Tuhan yang maha esa ditempat yang maha tinggi,dimuliakanlah. Pada angkata Hio yang kedua yang harus diucapkan adalah kehadapan nabi Konghucu, pembimbing dan penyadar hidup kami, di muliakanlah. Sedanngkan pada angkata ketiga yang diucapkan adalah kehadapan para suci dan leluhur yang kami hormati, dimuliakanlah. c. Setelah pengangkatan Hio maka langkah selanjutnya adalah meletakkan Hio di Youlu atau tempat peletakan Hio yang terbuat dari besi kuningan dan berbentuk hati, Hio pertama 89
diletakkan di tengah, yang kedua diletakkan di sebelah kanan, dan yang terakhir diletakkan disebelah kiri. d. Berdo’a dengan sikap Pat Tik, ada dua sikap pat tik, Pertama sikap pat tik delapan kebajikan mendekap Thai Kik yaitu dengan cara tangan kanan dikepalkan lalu ditutup dengan tangan kiri, sikap tangan ini gunakan juga pada waktu bersembahyang, kedua sikap delapan kebajikan mendekap hati dengan cara tangan kanan tetap membuka, tangan kiri merangkap punggung tangan kanan dan kedua ibu jari dipertemukan kemudian didekappan di dada, sikap ini hanya digunakan pada waktu berdo’a. Tangan bersikap pat tik dan didekappan di dada mempunyai makna “Aku selalu ingat bahwa dengan perantara ayah bunda Tian telah berkenan menjadikan daku manusia, maka manusia wajib melakukan delapan kebajikan”[7]. Delapan jalan kebajikan tersebut adalah: Berbakti atau Hau, berbakti disini mempunyai makna yang sangat universal, mulai dari berbakti kepada tuhan yang maha esa, berbakti kepada oran tua dan sampai berbakti pada Negara nusa dan Bangsa, pada asal artinya berbakti di khususkan pada orangtua saja, di contohkan oleh Liem ketika kami melaksanakan wawancara “ketika seorang melaksanakan proses pembelajaran (Kuliyah-semisal-) dan sampai di Drop Out oleh akademik maka dia telah tidak berbakti pada orang tua karena sesungguhnya orang tua selalu menginginkan anaknya untuk lulus kuliyah”
90
Rendah Hati atau Tee, yakni tidak sombong dan tidak Gumede roso, selalu berbuat rendah hati dengan sesame mahluq. -
Setia atau Tiong .
Dapat dipercaya atau Sien yakni dengan selalu menepati janji dan melaksanakan apa yang telah dikatakan. Susila atau Lee yaitu berisi tentang aturan yang ada di masyarakat umum. -
Kebenaran atau Gi.
Suci hati atau Liam, dengan selalu positive thingking dan bersih hati. Tahu malu atau Thi, menjadi manusia harus punya rasa tahu malu, karena dengan rasa inilah kita secara tidak langsung juga akan dihormati oleh orang lain, salah satu hal yang membedakan antara manusia dengan Hewan adalah hewan tidak pernah punya rasa malu sedangkan manusia mempunyai rasa malu, ketika manusia tidak punya rasa malu berarti dia tidak ada bedanya dengan hewan. Selain delapan jalan kebajikan dalam pat tik diatas, ada beberapa makna yang terkandung dalam pat tik, -
Ibu jari kiri yang melambangkan ayah
-
Ibu jari kanan yang melambangkan ibu
Kedua ibu jari jika dipertemukan dalam posisi pat tik maka akan membentuk huruf jien yang artinya manusia. 91
Delapan jari yang lain melambangkan delapan kebajikan seperti yang telah dipaparkan diatas, Kesatuan genggaman melambangkan Tian, Tuhan yang maha esa. Dekapan dalam dada melambangkan bahwa kita selalu ingat pada-Nya. Lain dari pada itu ada juga aturan yang harus dilaksanakan dalam penggunaan Pat Tik dalam hal jumlah: Kepada sesama orang hidup maka hanya satu kali angkatan saja atau pai Kepada jenazah atau orang meninggal dengan dua kali angkatan atau Tinglee. Kepada Altar Tuhan, Nabi atau para arwah Suci sebanyak tiga kali angkatan atau Tinglee[8].
3. Makna dari symbol dan Benda yang digunakan dalam prosesi peribadatan. Setiap pelaksanaan peribadatan diperlukan symbol symbol sebagai kelengkapan peribadatan, tidak hanya sekedar symbol saja akan tetapi dibalik symbol tersebut juga mempunyai makna dan arti tertentu sehingga menimbulkan kesakralan tersendiri bagi umat beragama, dalam prosesi peribadatan agama konghucu juga menggunaka beberapa benda dan symbol yang didalamnya mengandung makna dan arti.
92
a. Hio atau Dupa, Hio artinya harum, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau sedap atau harum, dupa yang dikenal pada zaman nabi Kongzu berwujud bubuk atau belahan kayu, membakar dupa dalam peribadatan umat konghucu mengandung makna “jalam suci itu berasal dari kesatuan hatiku dan hatiku dibawa melalui keharuman dupa”, selain itu juga beguna untuk: Menenangkan pikiran, memudahkan konsentrasi dan meditasi -
Mengusir hawa atau hal hal yang bersifat jahat
Mengukur waktu, terlebih pada zaman dahulu sebelum ada jam atau lonceng. Selain itu ada juga beberapa macam dupa sesuai dengan warna atau bentuk serta penggunannya dupa itu sendiri: Dupa yang bergagang Hijau, berguna ketika bersembahyang didepan jenazah keluarga sendiri. Dupa yang bergagang merah, digunakan untuk bersembahyang pada umumnya. Dupa yang tidak bergagang, berbentuk piramida atau serbuk, berguna untuk menentramkan pikiran, mengheningkan cipta dan mengusir arwah jahat. Dupa yang berbentuk spiral seperti obat nyamuk, hanya untuk bau-bauan saja.
93
Tiang Siu Hio, dupa tanpa gagang, panjang lurus dibakar kedua ujungnya, digunakan khusus untuk bersembahyang kepada tuhan. Ada juga pembagian dupa menurut jumlah penggunaan dupa: Dupa warna Hijau, 2 batang digunakan untuk menghormati jenazah keluarga sendiri atau kehadapan altarnya yang masih belum melampaui masa berkabung, boleh saja digunakan hanya satu batang. -
Dupa warna merah:
a. 1 batang, dapat digunakan untuk segala macam sembahyang, bermakna memusatkan fikiran untuk sungguh sungguh bersujud. b. 2 atau 4 batang untuk menghormati kepada arwah orang tua yang meninggalnya telah melampaui 2 x 360 hari, atau kehadapan altar jenazah bukan keluarga sendiri dan mengandung makna ada hubungan duniawi atau urusan keduniaan. c. 5 batang, untuk menghormati arwah umum, mengandung makna melaksanakan lima kebajikan. d. 8 batang, mengandung makna delapan kebajikan, dan digunakan sama dengan 2 atau 4 batang. e. 9 batang, untuk bersembahyang kepada tuhan yang maha esa, para nabi dan para suci. f.
1 pak, boleh sebagai pengganti 9 atau 1 batang[9].
94
b. Lilin atau Lampu, mempunyai makna menerangi dan berdiri tegak, sedangkan asap dari pada lilin itu sendiri dilambangkan sebagai bentuk naiknya do’a keperaduan Tuhan yang maha esa, c. Youlou, tempat untuk meletakkan Hio setelah dibakar yang terbuat dari besi kuningan dan berbentuk seperti hati. 4.
Jadwal pelaksanaan peribadatan
Ada beberapa waktu peribadatan yang harus dilaksanakan oleh umat kanghucu selain ibadah setiap hari: a. Peribadatan setiap hari, pagi dan sore, peribadatan ini bias dilaksanakan dirumah ataupun ditempat peribadatan agama konghucu atau klenteng. b. Peribadatan setiap tanggal 1 imlek dan 15 imlek yang dilaksanakan di klenteng, peribadatan pada tanggal 1 imlek di pergunakan untuk intropeksi diri manusia, sedangkan pada tanggal 15 imlek digunakan untuk memohon permintaan kepada tuhan dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan selama hidup. c. Peribadatan setiap minggu atau kebaktian mingguan, yakni do’a secara berjama’ah dan membaca ayat dari kitab sushi sebagai renungan dan kemudian di akhiri dengan khotbah keimanan, dilaksanakan setiap hari minggu jam 09.00- 11.00 wib, di klenteng Boen Bio jl. Kapasan 131 Surabaya. Lebih lengkapnya lagi dalam buku tata Agama dan tata laksana upacara agama konghucu disebutkan ada beberapa macam peribadatan: a.
Ibadah kepada Tuhan yang maha esa/ Thian 95
Sembahyang pengucapan syukur tiap pagi dan sore, saat menerima rezeki makan. -
Sembahyang tiap tanggal 1 dan 15 imlek
Sembahyang besar pada hari hari kemuliaan, yakni: malam penutupan tahun, king thi kong tanggal 8 menjelang 9 cia gwee, saat cap go meh, tang cik saat tanggal 22 desember. b.
Kebaktian bagi nabi
Peringatan hari lahir nabi konghucu pada tanggal 27-VIII lemlik Peringatan hari wafat nabi konghucu pada tanggal 18-II lemlik -
Peringatan hari genta Rohani pada tanggal 22 desember.
c.
Kebaktian bagi para suci
-
Hari twan yang jatuh pada tanggal 5-V lemlik
-
Sembayang tiong chu pada tanggal 15-VIII lemlik
-
Hari he gwan pada tanggal 15-X lemlik.
d.
Sembahyang bagi para leluhur
-
Sembahyang pada tanggal 1 dan 15 penanggalan bula.
-
Hari wafatnya leluhur atau orang tua.
-
Sembahyang tutup tahun.
-
Sembahyang sadranan/ziarah
-
Sembahyang arwah leluhur. 96
e.
Kebaktian masyarakat
Sembahyang arwah untuk umum, pada tanggal 29-VII lemlik. Hari persaudaraan atau hari kenaikan malaikat dapur tanggal 24- XII lemlik (pada hari hari itu diwajibkan berdana bagi fakir dan miskin). Seluruh perbuatan lahir batin kita sepanjang hidup hendaknyadisadari sebagai perbuatan kebaktian/ ibadah disebut dengan isitila hidup sepenuh hidup[10].
97
Perjamuan Kudus menjadi dasar Ekaristi a.
Latar Belakang
Agama adalah kepercayaan. Durkhiem mendefinisikan agama sebagai system yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan dengan benda benda sacral, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya kedalam suatu komunitas moral yang disebut gereja[1]. Dan setiap agama mempunyai ritual khusus yang berhubungan erat dengan apa yang mereka sembah dan yakini. Ritual keagamaan ialah sebuah aktivitas dari sebuah agama yang dijadikan pusat kegiatan dari sebuah agama. Ritual keagamaan menjdikan simbol untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ritual juga dengan berbagai macam bentuknya merupakan salah satu kegiatan utama dalam kehidupan keagamaan.[2] Ritus adalah suatu tindakan, biasanya dalam bidang keagamaan, yang bersifat seremonial dan tertata. Ritus terbagi menjadi tiga bagian: · Ritus peralihan, yaitu yang pada umumnya mengubah status sosial seseorang, misalnya pernikahan, pembaptisan, atau wisuda. Ritus peribadatan, ialah di mana suatu komunitas berhimpun bersama-sama untuk beribadah, misalnya umat Muslim salat berjamaah, umat Yahudi beribadat di sinagoga atau umat Kristen menghadiri Misa
98
Ritus devosi pribadi, ialah di mana seseorang melakukan ibadah pribadi, termasuk berdoa dan melakukan ziarah, misalnya seorang Muslim atau Muslimah menunaikan ibadah Haji. Dalam Kekristenan ritus memiliki makna yang lebih khusus dalam hal ini ritus berarti suatu liturgi tertentu. Misalnya, dalam keyakinan Katolik, sakramen yang dinamakan pengurapan orang sakit secara tradisional dikenal sebagai ritus terakhir, karena kerap diselenggarakan bagi seseorang menjelang ajalnya. Dalam tata guna Kristiani, ritus dapat pula berarti keseluruhan dari suatu tradisi liturgis yang biasanya berpusat pada suatu lokasi tertentu. Misalnya Ritus Latin atau Romawi, Ritus Byzantium, dan Ritus Suryani. Ritus-ritus seperti ini mencakup berbagai sub-ritus. Misalnya, Ritus Byzantium memiliki variasi Yunani, Rusia, dan variasi-variasi berbasis etnis lainnya[3]. Tidak hanya itu ritus dalam kekristenan sangat di sakralkan dan tidak dapat diubah apapun bentuknya, khususnya ritus Ekaristi, yang didalam prosesinya memilki liturgi-liturgi dan harus dilaksanakan, lslah satu liturgi ialah liturgi Ekaristi yaitu sebagi pusat doa, puncaknya perayaan Ekaristi. b.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian Perayaan Ekaristi ?
2.
Bagaimana proses Perayaan Ekaristi ?
3.
Kapan Perayaan Ekaristi dilaksanakan ?
99
c.
Tujuan
Mengetahui pengertian Perayaan Ekaristi, mengetahui makna dan tujuan perayaan Ekaristi. Mengerti tentang proses pelaksanaan perayaan Ekaristi. Mengeryi tentang bagaimana makna simbol-simbol keagamaan yang umat Katolik lakukan. Dan memenuhi tugas praktek mata kuliyah studi praktek keagamaan.
Pembahasan A.
Sejarah Ekaristi
Dasar dari umat Kristen Katolik melaksanakan perayaan Ekaristi ialah saat kisah tentang Perjamuan Terakhir Yesus.[4] Peristiwa ini juga dituliskan di Matius 26:17-29, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-38, dan Yohanes 13:1-38 (yang menuliskan tentang Yesus membasuh kaki murid-muridNya). a.
Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya[5]
Hari tersebut merupakan hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, atau yang disebut Paskah Yahudi. Murid-murid Yesus lalu mempersiapkan perjamuan Paskah bagi Yesus. Pada saat makan, Yesus memberitahukan bahwa salah satu di antara mereka akan menyerahkan Yesus (kepada para pemuka agama yang membenci Yesus). Murid-murid Yesus yang tidak tahu siapa orang yang dimaksudkan merasa sedih mendengar hal tersebut.
100
b.
Penetapan Perjamuan Malam
1 Korintus[6] 11:23-29: Yesus mengambil roti lalu mengucap syukur atasnya, sesudah itu Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Lalu ia mengambil cawan anggur dan berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" c.
Yesus membasuh kaki murid-muridNya
Sesaat sebelum perjamuan, Yesus menaggalkan bajunya hingga terlihat cawatnya dan mengambil sehelai kain putih dan semangkuk air. Murid yang pertama kali dibasuh kakinya adalah Yohanes. Selama pembasuhan, Yesus juga membasuh kaki Yudas Iskariot. Setelah itu, Yesus memakai kembali pakaianNya. Perjamuan Kudus yang pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat.[4] Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.[7] B.
Pengertian Ekaristi
Ekaristi termasuk Sakramen Perayaan Ekaristi ialah sebuah simbol syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena 101
kepercayaan terhadap Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik. Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” dan “hakikat dan rangkuman iman kita”[8] Ekaristi berasal dari bahasa yunani artinya bersyukur. Arti dan ekaristi sangat dipandang dan dihayati sebagai doa syukur, sebagai perjamuan dan sebagai korban : a.
Ekaristi sebagai doa syukur:
Sejak awal sampai akhir perayaan ekaristi merupakan doa kepada Bapa. Dan bukan suatu kebetulan, sebab pada puncak perayaan ini dikemukakan dalam kisah injil bahwa Yesus mengambil roti seraya mengucapkan doa syukur, sebenarnya unsur doa syukur dalam ekaristi ini sudah terdapat pula dalam perjamuan Paskah Yahudi b.
Ekaristi sebagai Parjamuan
Pada doa syukur Agung diucapkan kata-kata “ambillah dan makanlah” dan memang Roti dan Anggur yang telah dijadikan Tubuh dan Darah Kristus itu disantap jadi makanan dan minuman jadi eskaristi meruapakan suatu pertemuan yang berupa santapan bersama. c.
Ekaristi sebagai Kurban
Dalam doa syukur agung terdapat kata-kata yang mnjelaskan bahwa kita dengan merayakan ekaristi mengadakan kurban. Selama perjamuan terkhir berlangsung Yesusu telah menghadirkan kurban hidupNya. Perjamuan itu merupakan kenangan akan kematianNya disalib. 102
Perbuatan memecah roti dan ucapan-ucapan seperti: ” yang dikurbankan untukmu “ dan bagi “ Darah” yang ditumpah” merupakan kata-kata yang menunjuk aspek dari perayaan Ekarasti.[9] Pada umumnya orang Kristen percaya bahwa mereka diperintahkan Yesus untuk mengulangi peristiwa perjamuan ini untuk memperingatinya ("... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" - 1 Kor. 11:24, 25). Namun berbagai aliran Gereja Kristen memberikan pengertian yang berbeda-beda pula terhadap sakramen ini. Gereja Katolik Roma menekankan arti perjamuan kudus sebagai sarana keselamatan bagi umat. Gereja-gereja Protestan umumnya lebih menekankan perjamuan sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya ucapan terima kasih kepada Allah (KGK 1328). Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, di mana Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya di dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Kurban pujian ini dinaikkan oleh Gereja kepada Bapa melalui Kristus: oleh Kristus, bersama Dia dan untuk diterima di dalam Dia. (KGK 1359-1361) Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan, yang memperingati perjamuan malam[10] yang diadakan oleh Kristus bersama dengan muridmurid-Nya. Perjamuan ini juga merupakan antisipasi perjamuan pernikahan Anak Domba di surga (KGK 1329). Ekaristi adalah kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan (KGK 1330). Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah 103
Yesus untuk merayakan kenangan akan hidup-Nya, kematianNya, kebangkitan-Nya dan akan pembelaan-Nya bagi kita di depan Allah Bapa (KGK 1341). Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satusatunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366). Ekaristi adalah Komuni kudus, karena di dalam sakramen ini kita menerima Kristus sendiri (KGK 1382) dan dengan demikian kita menyatukan diri dengan Kristus, yang mengundang kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, supaya kita membentuk satu Tubuh dengan-Nya (KGK 1331). Ekaristi dikenal juga dengan Misa kudus, karena perayaan misteri keselamatan ini berakhir dengan pengutusan umat beriman (missio) supaya mereka melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.[11] C.
Tujuan Perayaan Ekaristi
a. Sebagai manifestasi pengucapan syukur kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa kita (Yohanes 3:16). b. Sebagai peringatan, bahwa penderitaan dan kematian Yesus sebagai Anak Domba Allah di kayu salib itulah yang 104
memungkinkan umat manusia diselamatkan dari Dosa Warisan Adam (Lukas 22:19). c. Sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam arti, mengadakan koreksi atas hati dan pikiran kita, karena syarat untuk dapat ikut dalam perjamuan kudus ialah bahwa kita harus membersihkan hati dan pikiran kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum anggur dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam keadaan rohani yang layak dan iman yang tidak ragu-ragu[12] d. Dengan menghayati misteri Ekaristi kita dapat memberi kesaksian kepada dunia bahwa kelaparan dan kehausan dunia hanya dapat dipuaskan oleh Allah. e. Dengan menghayati Ekaristi kita dapat memberi kesaksian kepada dunia tentang kebersamaan dan persatuan umat.[13] Proses pelaksanaan Perayaan Ekaristi biasa dilakukan setiap hari, dan dalam pembacaan Kitab Suci saat bagian Liturgi Ekaristi, seluruh dunia sama khususnya untuk gereja katolik. Karena sudah ditentukan dalam kalender Liturgi. Kalender Liturgi dugunakan untuk pengaturan pembacaan ayat-ayat Al-Kitab.
D.
Proses perayaan Ekaristi [14]
a.
Pembukaan
Perarakan Pastor/Imam Selebran dan pelayan lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan atau antifon pembukaan, pada hari raya dilakukan pendupaan. 105
Tanda salib Selebran membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin Tanda Salib Tanda salib slah satu tat gerak khas Katolik setiap kali mengawali doa atau ibadat; juga ketika jemaat katolik mengawali ekaristi. Imam dan Umat Menandai diri dengan Salib Salam pembukaan Perayaan ekaristi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo). Rumusan lainnya juga dipergunakan pada hari raya, ataupun pada misa biasa. Salam Imam sambil membuka tangan, dengan kata-kat ini Imam menyatakan bahwa Tuhan sungguh hadir di tengah jemaat yang siap beribadat.[15] Pengantar Pengantar digunakan untuk mengarahkan umat pada inti dan misteri perayaan. Doa Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami Dapat menggunakan rumusan umum Doa Tobat dilanjutkan dengan Tuhan Kasihanilah Kami Dapat juga menggunakan rumusan pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami
106
Dapat juga menggunakan pemercikan air suci sebagai peringatan akan pembaptisan Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal" yang dijawab umat dengan "Amin" Madah Kemuliaan Kemuliaan hanya diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya yang disetarakan dengan hari Minggu, di luar masa Prapaskah dan Adven Doa Pembuka b.
Liturgi[16] Sabda
Dasar Liturgi Sabda ialah pewartaan dan pendengaran, mewartakan (membacakan) dan mendengarkan, pewarta dan pendengar. Pada hari Minggu atau Hari Raya, dibacakan tiga bacaan dari kitab suci. Pada hari biasa, dibacakan dua bacaan saja. Bacaan Pertama Ø Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Kisah Para Rasul pada masa Paskah. Bila hanya dua bacaan pada hari biasa, Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru selain Injil Ø Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah" 107
Mazmur Antar Bacaan Ø Pemazmur mendaraskan refren dan ayat-ayat Mazmur dan umat mengulang bagian refren Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain Injil atau Wahyu Yohanes Ø Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" dan umat menjawab dengan "Syukur kepada Allah" Alleluya Bacaan Injil Ø Bacaan Injil diambil dari ketiga Injil Sinoptik berdasarkan tiga Tahun Liturgi diselingi dengan Injil Yohanes Ø Injil hanya dibacakan oleh imam atau diakon tertahbis, tidak oleh umat biasa. Ø Bila Injil dibacakan oleh diakon, ia akan meminta berkat terlebih dahulu pada pastor/imam. Bila Injil dibacakan oleh imam sementara misa dipimpin oleh uskup, maka imam juga akan meminta berkat kepada uskup Ø Bacaan diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) Ø Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan "dimuliakanlah Tuhan" sambil membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. Pada hari raya, Injil didupai. 108
Ø Seusai pembacaan Injil, dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat menjawab dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami." Ø Dalam perayaan meriah, kalau dianggap baik, Uskup memberkati Umat dengan Evangeliarium (buku Bacaan Injil). Homili Ø Seluruh umat mengikuti homili dengan sikap mendengarkan. Syahadat atau Credo Ø Dapat menggunakan rumusan Syahadat Nicea-Konstantinopel atau Syahadat Para Rasul. Doa Umat Ø Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon atau lektor lalu pembaca doa umat tersebut mengakhiri setiap doanya dengan mengucapkan "Marilah kita mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa kami ya Tuhan atau Tuhan, dengarkanlah umat-Mu." Ø Dalam perayaan meriah, seluruh Doa Umat dan aklamasinya dapat dinyanyikan. c.
Liturgi Ekaristi
Liturgi Ekaristi ialah puncak dari perayaan Ekaristi, inti dalam prosesi Ekaristi dalam Gerja Katolik. Persiapan Persembahan Diawali dengan kolekte 109
Wakil-wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja Dalam misa sederhana, roti dan anggur dapat sudah berada di bagian lain dari altar Roti hosti terbuat dari gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup dengan korporal Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air
Penghunjukkan Persembahan Selebran mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala Selebran menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya" Kemudian selebran mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selamalamanya" 110
Pada misa hari raya selebran mendupai persembahan dan altar. Misdinar lalu mendupai selebran dan umat lainnya. Doa Persiapan Persembahan Selebran mengucapkan doa persembahan dengan ajakan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus" Prefasi Prefasi diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan" yang dijawab dengan "Sudah kami arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah Tuhan kita" yang dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya" Prefasi selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh selebran dan disambung dengan syair aklamasi Kudus dengan rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa" Kudus Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan.
111
Doa Syukur Agung Doa Syukur Agung diucapkan (atau dinyanyikan) oleh selebran saja. Bagian pertama Doa Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan anggur Bagian terpenting dalam Doa Syukur Agung adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial. Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu "Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku" -lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi Seusai konsekrasi diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali. Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus: bagi arwah para santo dan santa maupun umat biasa, doa bagi Paus dan uskup setempat Doksologi Doa Syukur Agung ditutup dengan Doksologi dengan selebran mengangkat piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, 112
Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata "Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan. (TPE 2005) d.
Komuni
Doa Bapa Kami Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan Selebran dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan "Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selamalamanya. Amin" Doa Damai Selebran mendoakan doa mohon damai diakhiri dengan katakata: ..... Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa. Umat menjawab: Amin. Kemudian mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu" yang dijawab dengan "Dan bersama rohmu" dan dapat diikuti dengan ungkapan, misalnya dengan memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau ungkapan lain yang sesuai Pemecahan hosti Pemecahan hosti diiringi seruan lagu Anak Domba Allah atau Agnus Dei. 113
Komuni Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi “hosti” dan “piala”[17] anggur yang telah dikonsekrasikan[18] sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin". Selanjutnya selebran menerima komuninya[19], kemudian memberikannya pada pelayan petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan kemudian kepada umat lainnya. Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh Kristus terdapat pula Darah Kristus. Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh Kristus" (Corpus Christi) dan penerima komuni menjawab "Amin" (Amen) dengan sikap hormat.
e.
Penutup
Antifon Komuni Setelah selesai komuni, selebran membersihkan patena dan piala dengan purifikatorium 114
Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah komuni Doa Sesudah Komuni Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut. Berkat dan pengutusan Berkat diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) atau "Tuhan sertamu" dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo) atau "dan sertamu juga" Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin" Ada bentuk berkat sederhana dengan selebran merentangkan tangan ke arah umat dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan "Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus" sementara umat membuat tanda salib dan menjawab "Amin" Kemudian Imam mengatakan "Dengan ini perayaan Ekaristi sudah selesai, marilah kita membawa damai Tuhan", lalu umat berkata "Syukur kepada Allah". Bentuk pengutusan adalah kalimat "Marilah pergi. Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin" Perarakan keluar
115
Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara instrumental. f.
Analisa perayaan Ekaristi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Durkhiem mendefinisikan agama sebagai system yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan dengan benda benda sacral, kepercayaan dan peribadatan yang mempersatukan semua orang yang menganutnya kedalam suatu komunitas moral yang disebut gereja. Dan setiap agama mempunyai ritual khusus yang berhubungan erat dengan apa yang mereka sembah dan yakini. Kriten Katolik khususnya dalam perayaan Ekaristi setiap umat pasti mengharapkan adanya ketenangan hati, kepasrahan yang penuh ketabahan dan kesabaran. Ekaristi ialah merupakan salah satu ritual yang menjadikan umat merasakan kehadirat Kristus. “ mendapatkan surga kedamaian Batin”[20] yang menjadikan umat lebih hening dan konsentrasi dalam ekaristi. Tentang perasaan yang menyatakan khadirat Tuhan, yang tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata pada saat Konsekrasi. Keheiningan dan segala puji syukur yang agung terucap pada saat merasakan kehairat Kristus saat itu. Dalam hal ini di tinjau dari segi pengalaman keagamaan, ada unsur perasaan dalam kesadaran, perasaan ynag membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan[21] Ritual Ekaristi khususnya pada bagian konsekrasi dan komuni, umat akan benar-benar merasakan bagaimana rasanya kehadiran Kristus benar-benar ada dan Kristus berada saat itu. Menyaksikan umatnya dan menenagkan[22] setiap hati umatnya. 116
Meyakini bahwa Kristus telah mengorbankan dirinya untuk umat dan meyakini tentang Kristus akan selalu ada dan hadir kapanpun dan dimanapun berada. "perasaan-perasaan, tindakan-tindakan, dan pengalamanpengalaman setiap individu manusia dalam kesendiriannya, khususnya ketika dia memahami dirinya berhadapan dengan apa saja yang dia anggap agung (divine)."[23] Pengalaman dengan segala sesuatu yang dianggap Agung dan Kudus. Pengalaman keagamaan yang mencakup pemkiran dan penghayatan serta keyakinan[24] membuat umat Kristiani memngharapkan mendapat ketenangan jiwa. Merasakan kehadiran suatu realitas yang tak tampak “ada di alam sana”[25] dalam melaksanakan Ekaristi.
g.
Kesimpulan
Perayaan Ekaristi ialah sebuah simbol syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kepercayaan terhadap Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik. Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” dan “hakikat dan rangkuman iman kita. Sebagai manifestasi pengucapan syukur kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa kita (Yohanes 3:16). Sebagai peringatan, bahwa penderitaan dan kematian Yesus sebagai Anak Domba Allah di kayu salib itulah yang memungkinkan umat manusia diselamatkan dari Dosa 117
Warisan Adam (Lukas 22:19). Sebagai dorongan bagi kita untuk secara periodik menilai diri (self correction) dalam arti, mengadakan koreksi atas hati dan pikiran kita, karena syarat untuk dapat ikut dalam perjamuan kudus ialah bahwa kita harus membersihkan hati dan pikiran kita sedemikian rupa sehingga keikutan kita makan roti dan minum anggur dari cawan Perjamuan Kudus itu adalah dalam keadaan rohani yang layak dan iman yang tidak ragu-ragu. Proses pelaksanaan Perayaan Ekaristi biasa dilakukan setiap hari, dan dalam pembacaan Kitab Suci saat bagian Liturgi Ekaristi, seluruh dunia sama khususnya untuk gereja katolik. Karena sudah ditentukan dalam kalender Liturgi. Kalender Liturgi dugunakan untuk pengaturan pembacaan ayat-ayat Al-Kita
118
Holocaust A.
PENGERTIAN
Holocaust adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan genocide (pemusnahan secara terencana) kelompok-kelompok minoritas di Eropa dan Afrika Utara pada Perang Dunia II oleh Adolf Hitler dan Nazi. Paham diskriminasi ras telah membawa Hitler menempatkan ras-ras lain berada dibawah ras Arya. Kelompok-kelompok bangsa yang dianggap ras bawah seperti Yahudi, Polandia, Rusia, Belarusia-Serbia, Afrika, dan Asia dicap sebagai golongan Untermensch (manusia rendahan) dan menjadi target khusus aksi “pembersihan” Nazi. Holocaust (Shoah) ,Holocaust, yang disebut Shoah di IBRANI[1]. Istilah Holocaust awalnya berasal dari bahasa Yunani halekaustann, yang berarti sebuah korban persembahan kepada dewa yang “sama sekali (holos) terbakar (kaustos)”. Ada juga yang mengatakan “Holocaust” yang berarti "pengorbanan dengan api."[2] Akhir abad ke-19, istilah “Holocaust” digunakan untuk menjelaskan malapetaka-malapetaka atau bencana-bencana. Berdasar pada Kamus Bahasa Inggris Oxford, kata Holocaust kali pertama digunakan untuk mendeskripsikan perlakuan Hitler kepada orang-orang Yahudi dari tahun 1942, walau kata ini belum menjadi referensi standar hingga tahun 1950-an. Akan tetapi, pada pengujung tahun 1970-an makna lazim dari kata ini menjadi genocide Nazi. Holocaust pun memiliki beragam nama-nama yang telah dikenal guna mendeskripsikan genocide. Seperti, HaShoah (bahasa Yahudi), Khurbn atau Halukaust (bahasa Yiddi), Porajmos (bahasa Romania), Calopalenia atau Zaglada (penyebutan kedua nama ini di miliki Bahasa Polandia). 119
B.
SEJARAH
Pada tahun 1933, penduduk Yahudi Eropa berdiri di lebih dari sembilan juta. Sebagian besar orang Yahudi Eropa yang tinggal di negara-negara Nazi Jerman akan menduduki atau pengaruh selama Perang Dunia II. Pada tahun 1945, Jerman dan kolaborator mereka menewaskan hampir dua dari setiap tiga orang Yahudi Eropa sebagai bagian dari "Final Solution," kebijakan Nazi untuk membunuh orang-orang Yahudi Eropa. Walaupun orang-orang Yahudi, yang dianggap kaum Nazi sebagai prioritas bahaya ke Jerman, adalah korban utama Nazi rasisme, korban lain termasuk sekitar 200.000 Roma (Gipsi). Setidaknya 200.000 cacat mental atau fisik pasien, terutama Jerman, hidup dalam pengaturan kelembagaan, dibunuh dalam apa yang disebut Program Eutanasia. Sebagai tirani Nazi menyebar di seluruh Eropa, Jerman dan kolaborator mereka dianiaya dan dibunuh jutaan orang lain. Antara dua dan tiga juta tawanan perang Soviet dibunuh atau meninggal karena kelaparan, penyakit, kelalaian, atau penganiayaan. Ditargetkan Jerman non-Yahudi untuk membunuh polish intelektual, dan dideportasi jutaan Polandia dan Uni Soviet warga sipil untuk kerja paksa di Jerman atau di Polandia, di mana individu-individu ini bekerja dan sering mati dalam kondisi menyedihkan. Sejak awal tahun rezim Nazi, pihak berwenang Jerman dianiaya kaum homoseksual dan orang lain yang perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ditentukan. Pejabat polisi Jerman ditargetkan ribuan lawan-lawan politik (termasuk Komunis, Sosialis, dan anggota serikat buruh) dan pembangkang agama (seperti Saksi-Saksi Yehuwa). Banyak 120
dari orang-orang ini meninggal sebagai akibat dari penahanan dan penganiayaan. C.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIGUNAKAN NAZI
Tanggal 8 dan 9 November 1938, merupakan langkah awal dari Holocaust melakukan pemusnahan massal terencana (pogrom) Kristallnacht dan Program Euthanasia T. 4. Kemudian, dilanjutkan dengan proyek pembentukan pasukan-pasukan pembunuh (killing squads) dan kamp-kamp pemusnahan (extermination camps) yang berniatan memiliki usaha terorganisir secara besar-besaran serta terpusat untuk membantai setiap orang yang menjadi target Adolf Hitler dan pasukan-pasukan Nazi. Kamp konsentrasi Holocaust. Pembunuhan besar-besaran ini terdapat kamp-kamp konsentrasi jerman pada masa perang dunia kedua yang sangat mengerikan dan bangsa yahudi menyebutnya dengan Shoah, yang artinya”penghancuran” diseluruh Eropa yang diduduki Nazi bangsa yahudi dikumpulkan dalam jumlah besar dan dikirim kekamp-kamp konsentrasi unutk dibunuh dengan gas beracun. Ada 28 kamp dan nama-nama kamp itu menjadi symbol dunia untuk kekejaman manusia atas manusia – diantaranya adalah Dachau, Buchenwald, Auschwits, dan Belsen. Pada tahun 1944, lebih dari 6.000 bangsa yahudi di bantai setiap harinya di Auschwitz.[3] Ditengarai dari peristiwa dahsyat Holocaust, kebanyakan korbannya adalah orang-orang Yahudi di Eropa. Kira-kira 6 juta orang Yahudi terbunuh pada masa Holocaust. Mereka (orangorang Yahudi), oleh Nazi disebut “Solusi Final atas Permasalahan Yahudi” (die Endlosung der Judenfrage) atau “pembersihan” (die Reinigung). 121
Dalam tahun-tahun awal rezim Nazi, pemerintah Sosialis Nasional kamp-kamp konsentrasi yang didirikan untuk menahan nyata dan membayangkan lawan-lawan politik dan ideologi. Semakin dalam tahun-tahun sebelum pecahnya perang, SS dan pejabat polisi dipenjara orang Yahudi, Roma, dan korban lainnya etnis dan ras kebencian di kamp-kamp ini. Untuk berkonsentrasi dan memantau penduduk Yahudi serta untuk memfasilitasi kemudian deportasi orang-orang Yahudi, orang Jerman dan kolaborator mereka menciptakan ghetto, transit kamp-kamp, dan dipaksakamp kerja paksa untuk orang-orang Yahudi selama perang tahun. Berwenang Jerman juga mendirikan berbagai kamp kerjapaksa, baik dalam apa yang disebut Greater Jerman Raya dan di wilayah yang diduduki Jerman, untuk non-Yahudi yang mencari tenaga kerja Jerman untuk mengeksploitasi. Setelah invasi Uni Soviet pada Juni 1941, Einsatzgruppen (membunuh mobile unit) dan, kemudian, batalyon Militarized Orde pejabat Polisi, bergerak ke belakang garis pertahanan Jerman untuk melaksanakan operasi pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi, Roma, dan negara Soviet dan Partai Komunis pejabat. SS dan polisi Jerman unit, didukung oleh unit Wehrmacht dan Waffen SS, membunuh lebih dari satu juta orang Yahudi pria, wanita, dan anak-anak, dan ratusan ribu orang lain. Antara 1941 dan 1944, pihak berwenang dideportasi Nazi Jerman jutaan orang Yahudi dari Jerman, dari wilayah-wilayah pendudukan, dan dari negara-negara Axis banyak dari sekutu ke ghetto dan pusat pembunuhan, yang sering disebut kamp-kamp pemusnahan, di mana mereka dibunuh di fasilitas gas yang dikembangkan secara khusus.
122
Dalam bulan-bulan terakhir perang, SS penjaga kamp tahanan dipindahkan dengan kereta api atau pada pawai dipaksa, sering disebut "kematian pawai," dalam upaya untuk mencegah Sekutu pembebasan sejumlah besar tahanan. Ketika pasukan Sekutu bergerak di seluruh Eropa dalam serangkaian serangan melawan Jerman, mereka mulai bertemu dan membebaskan kamp konsentrasi tawanan, serta perjalanan tahanan oleh dipaksa march dari satu kamp yang lain. The marches berlanjut hingga 7 Mei 1945, hari angkatan bersenjata Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Untuk Sekutu barat, Perang Dunia II secara resmi berakhir di Eropa pada hari berikutnya, Mei 8 (VE Day), sementara pasukan Soviet mengumumkan "Hari Kemenangan" pada 9 Mei 1945.[4] Sebagai buntut dari Holocaust, banyak dari korban selamat yang ditemukan di tempat penampungan pengungsi (DP) kamp dikelola oleh kekuatan Sekutu. Antara tahun 1948 dan 1951, hampir 700.000 orang Yahudi beremigrasi ke Israel, termasuk 136.000 pengungsi Yahudi dari Eropa. DPS Yahudi lainnya beremigrasi ke Amerika Serikat dan negara-negara lain. Kamp DP terakhir ditutup pada tahun 1957. Kejahatan yang dilakukan pada masa Holocaust Yahudi Eropa hancur sebagian besar masyarakat dan dihilangkan ratusan komunitas Yahudi di Eropa Timur yang diduduki seluruhnya. secara khusus holocaust mengacu pada peristiwa pembantaian rezim Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler atas sekitar 6 juta warga ras Yahudi di wilayah Jerman dan negara-negara taklukannya (a.l. Polandia, Balkan, Yunani, Perancis, Rumania, Hongaria, Rusia, Denmark, Belanda, Finlandia, Yugoslavia, Belgia) antara 1933 - 1945, demi menegakkan supremasi ras Aria (Kaukasia). 123
Secara umum, holocaust ada istilah lain untuk genosida, pembantaian suatu kelompok masyarakat tertentu (ras, suku, bangsa) tertentu dengan tujuan memusnahkan masyarakat tersebut, contohnya holocaust yang terjadi di Rwanda dan Kamboja oleh Khmer Merah. Secara teologis, Perry mencatat bahwa anti-semitisme di eropa mempunyai sejarah berlumuran darah itu berasal dari dua hal yitu: ketakutan yang tidak masuk akal , dan kebencian terhadap orang luar dengan berbagai cara yang jelas dan mitos yang diterima secara umum bahwa yahudi adalah bangsa terkutuk secara kolektif dan abadi karena menolak yesus[5]. D.
HOLOCAUST SEBUAH PENAKSIRAN.
Nazi mengklaim bahwa orang-orang yahudi melakukan segala hal yang mengancam masa depan bangsa jerman. Meskipun orangorang yahudi banyak yang menduduki jabatan kunci di Jerman, dan sangat sukses di bidang bisnis, mereka dikatakan netral terhadap masa depan Negara itu. Dalam konflik kepentingan antara agama dan Negara ada dugaan keras, sebagaimana yang dituduhkan Nazi, bahwa loyalitas untuk bangsa yahudi adalah unutk Allah dan bukan untuk Negara. Lebih-lebih bangsa yahudi dianggap sebagai ancaman kemurnian ras yang sedang di usahakan Adolf hilter unutk bangsa Jerman. Baru setelah perang selesai, Dunia dan bangsa Yahudi sungguh sadar akan apa yang telah terjadi. Setelah mengalami goncangan yang begitu berat, mulailah mereka beraksi. Dengan kelah masyarakat Yahudi menjelaskan bahwa Dunia tidak boleh melupakannya. Hari-hari peringatanpun diatur, doa-doa khusus ditulis, dan kamp-kamp konsentrasi tidak dibuka untuk umum . 124
Tugu peringatan khusus di Yad Veshem, Yarussalem. Nama itu sendiri berarti “sebuah tempat dan sebuah nama”. Tugu itu sebuah ruangan kosong yang diterangi oleh lilin dengan nama kedua puluh kamp konsentrasi yang ditulis dilantai. Juga di Yad Veshem ada sederet pohon yang disebut. The Anvenue Of The Reighteous ( Jalan Kebajikan ) dimana setiap pohon memiliki lambing seorang Non-Yahudi yang membantu menyelamatkan kehidupan bangsa yahudi pada peristiwa Holocaust.[6] E.
IMPLIKASINYA.
Ada yang perlu diketahui banyak pendapat lain mengenai hal ini, salah satunya ialah selama ini dengan perisai Holocaust ini, Israel terus-menerus meninta ganti rugi pada negara-negara Eropa, terutama Jerman. Frederick Toben mengatakan, “Negara Israel dibentuk atas dasar kisah Holocaust. Oleh karena Holocaust adalah kisah BOHONG, berarti Israel dibangun di atas KEBOHONGAN BESAR.” Kelestarian Israel sangat bergantung pada keyakinan masyarakat Barat akan kebenaran kisah pembunuhan 6 juta warga Yahudi di Eropa oleh Hitler. Prof Faurisson yang telah melakukan penelitian tentang tragedi Holocaust sejak lama itu, dalam sebuah artikel yang dimuat oleh majalah Le Monde Diplomatique, menyebutkan poin penting lainnya soal Holocaust. Menurutnya, jika ada satu orang saja dari keluaga korban Holocaust, ia akan menunjukkan dirinya. Namun, sampai saat ini tak satupun yang mengklaim sebagai anggota keluarga korban Holocaust. Faurisson dan sejumlah orang yang sepaham dengannya menilai tragedi Holocaust sebagai sebuah sebuah dongeng karya orang-orang Zionis. Menurut keterangan para pengamat, ruang-ruang gas yang gencar dipublikasikan oleh 125
Rezim Zionis itu, sebenarnya adalah ruang sterilisasi atau penyemprotan gas anti bakteri pada pakaian dan badan jenazah. Yang sebenarnya terjadi adalah, pada era PD II khususnya akhir perang tersebut, berbagai penyakit menular seperti wabah dan tipes menjangkiti para tahanan di kamp konsentrasi Nazi. Oleh karena itu, cara antisipasi dan penanganai wabah tersebut adalah dengan menyemprotkan zat anti bakteri dan membakar pakaian serta jenasah yang telah terkontaminasi virus. Dan fenomena ini dipandang sebagai peluang besar bagi orang-orang Zionis untuk mengemukakan fiksi Holocaust.
126
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif 1.
Penelitian Kualitatif
a.
Definisi Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu mereka mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. [1] Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
127
a.
Macam-macam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu: 1.
Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri. 2.
Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
128
3.
Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari. 4.
Etnografi
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di
129
sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.[2] 5.
Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Studi kasus juga merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif. Studi kasus bisa dipakai untuk meneliti sekolah di tengah-tengah kota di mana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa.
b.
Langkah-langkah atau Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1.
Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif 130
adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif. 2.
Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. 131
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku. 3.
Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di 132
waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lainlain. 4.
Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. c.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1.
Biografi
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu: a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
133
b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode. c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis. d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut. e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu. f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut. 2.
Fenomenologi
Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu: a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data. c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu 134
setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan). d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi. e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi). f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut. g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis. 3.
Grounded theory
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu: a.
Mengorganisir data
b.
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
135
c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari. d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut. e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding. Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa. 4.
Etnografi
Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu: a.
Mengorganisir file.
b.
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c.
Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d.
Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian. 5.
Studi kasus
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: a.
Mengorganisir informasi.
b.
Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. 136
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f.
Menyajikan secara naratif.
2.
Penelitian Kuantitatif
a.
Definisi Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuanitatif adalah penelitian yang terdiri dari banyak bentuk baik survei, eksperimen, korelasi, dan regresi. Beberapa orang mengatakan penelitian kuantitatif jauh lebih mudah dari kualitatif. Namun, hal tersebut tidak bisa dinyatakan dengan pasti karena harus dikembalikan pada bentuk penelitian yang objek yang digunakan. Saat ini masih banyak orang yang belum memahami dengan seperti apa penelitian kuantitatif. Hal ini termasuk penelitian eksperimen yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah 137
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social.[3] Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan. Istilah penelitai kuantitatif sering digunakandalam ilmu-ilmu sosialuntuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif. Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis. b.
Langkah-langkah penelitian.
Penelitian kualitatif dimulai dengan menjajaki permsalahan yang akan mnjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian: 1. Mengeksplorasi, peurmusan, dan pnentuan masalah yang akan diteliti. 2.
Mendisain modelpenelitian dan parameter penelitian.
3.
Mendisain instrumen pengumpulan data penelitian. 138
4.
Melakukan pengumpulan data penelitian
5.
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
6.
Mendisain laporan hasil penelitian. [4]
Dalam literatur lain diungkapakan beberapa cara. Craig (1985) merumuskan langkah-langkah penelitian ilmiah: a.
Identifikasi masalah
b.
Merumuskan hipotesis
Berbagai kegiatan teoretik yang perlu dilakukan untuk merumuskan hipotesis penelitian, yakni: 1. Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan variabel penelitian. 2. Mengkaji berbagai hasil penelitian yang relevan dengan variabel penelitian. 3. Menyusun kerangka berpikir yang mengarahkan perumusan hipotesis. 4. Merumuskan hipotesis sebagai jawaban teoretik dari rumusan masalah. c.
Mendefinisikan istilah
d.
Melakukan penelitian atau observasi lapangan
e.
Pengolahan dan Analisis data
Kegiatan pengolahan dan analisis seperti kegiatan lainnya membutuhkan kecermatan yang tinggi. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: 139
a.
Pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu dicek keabsahannya, kemudian dilakukan “tally”, coding, klasifikasi, dan entry data. b.
Analisis dan interpretasi data
Penyajian data penelitian kuantitatif dilakukan dengan: 1.
Mendeskripsikan data variabel penelitian
2. Melakukan pengujian persyaratan analisis normalitas data dan homogenitas data 3.
melakukan pengujian hipotesis
4.
Memberikan interpretasi terhadap hasil pengujian hipotesis.
5. Menarik kesimpulan penelitian mengenai penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian. f.
Menarik kesimpulan
g.
Masalah Penelitian
Masalah penelitia adalah suatu pernyataan yang memerlukan pembahasan, pemecahan informasi yang menyiratkan adanya kemungkinan pengumpulan dan analisis data secara empiris yang dapat dirumuskan melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriftif tentang satu variabel. Masalah penelitian harus dinyatakan secara jelas dan spesifik. Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: observasi terhadap praktik, deduksi dari teori kepustakaan hasil penelitian, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis, dan pengalaman pribadi. [5] 140
Masalah penelitian harus memenuhi beberapa criteria diantaranya: baru, bermanfaat, menarik dan menantang secara intelektual, sesuai dengan keahlian peneliti, tersedia data dan metode, tersedia alat khusus bila diperlukan, penyandang dana dan kerjasama administratif, tersedia biaya waktu yang cukup, dan tidak membahayakan baik bagi peneliti ataupun orang lain. Dalam buku Methods of Psychological Research dijelaskan bahwa masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara: a.
Observasi
b.
Brainstorming
c.
theoretical prediction
d.
technological development
e. knowledge of the research literature, dan kombinasi dari metode-metode tersebut.
141
PENGARUH AGAMA BUDDHA TERHADAP AGAMA KRISTEN Penulis : Amarasiri Weeraratne, Ceylon
Dalam buku The Pagan Source of Christianity, Edward Carpenter menerangkan bagaimana Mithraisme atau kepercayaankepercayaan kuno kepada Dewa Matahari mempengaruhi dogma dan ajaran-ajaran Kristen. Dalam The Source of Christianity, Kwaja Kamal Udin, Imam masjid London menerangkan dengan jelas bagaimana doktrin-doktrin Bunda Perawan, Penyaliban untuk menyelamatkan dunia, Kebangkitan pada hari ketiga dan penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus diambil dari kepercayaan kuno kepada Dewa Matahari. Tidak hanya ini, tetapi juga tanggal-tanggal yang ditetapkan untuk peristiwaperistiwa dalam kehidupan Kristus diambil dari Mithraisme.
Agama Kristen didirikan di atas paham-paham yang ada dan dapat berterimakasih atas penghancuran perpustakaan Alexandria yang memiliki bukti-bukti yang nyata mengenai dasardasar agama tersebut. Agama Kristen memang tumbuh dari agama-agama yang lebih dulu, lebih tua dan lebih superior. Paham Logos berasal dari Neo Platonisme, paham Tuhan dari Judaisme, Baptisme dari Essenes, Komuni dari Zoroastrianisme dan Juru Selamat Dunia dari Paganisme….dan misteri-misteri hampir seluruhnya diambil ke dalam agama Kristen.
142
Dalam peniruan dari agama-agama yang lebih tua agama Kristen dalam kitab Amsal mengutip beberapa pasal kata demi kata dari tulisan-tulisan orang bijaksana Mesir Amenemopa. “Surat-surat Paulus” berasal dari versi-versi Samaria yang bersumber dari versi-versi Sansekerta mengenai Deva Bodhisattva. Bangsa Yahudi memiliki kitab Daniel dari buku-buku Zoroaster dan demikian juga kitab Wahyu merupakan pengetahuan yang telah dikenal pada masa sebelum Kristen dan mempunyai hubungan dengan tulisan-tulisan Zoroaster.Keempat Injil dan sebagian percakapan-percakapan merupakan penyajian kembali dalam bentuk lain dari keempat fase kehidupan Buddha (Marie Harlowe, Michigan USA).
Dalam artikel ini bukan maksud saya untuk meninjau semua sumber agama Kristen, melainkan pengaruh agama Buddha yang ada hubungannya dengan agama Kristen. Telah dikenal bahwa agama Buddha merupakan agama missionary yang pertama di dunia. Ketika dapat mengumpulkan 60 orang Arahat, Buddha mengutus mereka untuk pekerjaan missi dengan kata-kata, “Mengembaralah, oh para Bikkhu, untuk kesejahteraan dunia…” dan seterusnya. Berbeda dengan Yesus, yang ketika Ia hidup tidaklah menginginkan ajarannya dibawa keluar dari bangsa Yahudi. Ia berkata kepada murid-muridnya : “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 10 : 5-6). Tetapi setelah kebangkitannya di hadapan murid-muridnya Ia berkata : “Jadikanlah semua bangsa muridku”. Hal ini berbeda dengan apa yang dikatakannya ketika Ia hidup. 143
Dalam mewartakan agama Buddha, missionaris-missionaris Buddha sudah aktif sejak dari awal mula. Konferensi ( konsili ) Agung Sangha ketiga yang diadakan di Pataliputra, 250 tahun setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana, memutuskan untuk menyiarkan agama Buddha ke seluruh dunia. Demikianlah di bawah Kaisar Asoka, berbagai delegasi dhammaduta diutus ke pelbagai negara barat dan timur. Di barat, Alexandria di Mesir dan lima negara Yunani di Asia kecil disebutkan dalam Inskripsi Raja Asoka, juga dalam Mahavamsa.
Alexandria di Mesir yang disebutkan di situ adalah kota kedua dalam Kekaisaran Romawi. Kota tersebut merupakan pusat kebudayaan di dunia barat pada abad kedua sebelum Masehi. Separuh kapal-kapal dagang pada zaman itu berlabuh di pelabuhan kota. Tidak hanya sebagai pusat perniagaan tetapi juga sebagai pusat kebudayaan tempat barat dan timur bertemu. Di kota kosmopolitan ini, sarjana-sarjana dari daerah sekitarnya berkumpul untuk mendiskusikan filsafat dan ilmu pengetahuan. Mereka menggunakan fasilitas perpustakaan Alexandria yang termashyur itu yang memiliki perbendaharaan pengetahuan yang berharga.
Di sini sejumlah pengaruh agama Buddha datang melalui misionaris-missionaris Asoka, pengetahuan mengenai agama Buddha dan buku-buku yang dipengaruhi agama Buddha tersedia untuk sarjana-sarjana ini. Clement dari Alexandria (abad ke-2) menyebut-nyebut agama Buddha, Jain dan Brahmana dalam tulisannya. Ia menyebut nama Buddha. Pendeta Inge dalam 144
tulisannya juga menyebutkan fakta-fakta yang sesuai bahwa Alexandria adalah tempat belajar dan pusat kebudayaan pada abad kedua Masehi. Di sini, dalam perpustakaan Alexandria inilah penulis-penulis Injil memperoleh pengetahuan tentang agama Buddha dan paham-paham Buddha yang menjadi latar belakang tulisan-tulisan mereka.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bilamana Injil-injil ditulis dan oleh siapa? Cukup bertentangan dengan pendapat umum, Injil-injil menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bukanlah ditulis oleh mereka. Tidak ada bukti-bukti di dalam Injil-injil berkenaan dengan pengarangnya, kecuali dalam Injil Yohanes. Injil terakhir yang penuh dengan paham-paham Theologis yang berbeda dengan ajaran-ajaran Etika yang terdapat dalam ketiga Injil lainnya. Ini merupakan Injil yang diduga oleh para ahli sebagai hasil karya seorang Theolog yang lebih belakangan. Faustus seorang Manichean abad ketiga menyatakan : Tiap orang mengetahui bahwa Injil-injil bukanlah ditulis oleh Yesus Kristus ataupun oleh murid-muridnya sendiri, melainkan lama setelah mereka dan dipengaruhi oleh tradisi-tradisi ditulis oleh orangorang yang mengetahui serta menduga bahwa tulisan-tulisan mereka tidaklah akan diterima oleh karena bukanlah datang dari observasi mereka sendiri. Oleh karena itu mereka menempatkan sebagai tradisi nama rasul-rasul pada masa itu.
Bahkan Augustine kepala gereja pada masa awal meyatakan, “Hal-hal yang sekarang dikenal sebagai agama Kristen muncul diantara agama-agama… maupun yang sudah ada sebelum 145
agama Kristen muncul”. Hal ini menerangkan bagaimana ajaranajaran dan kepercayaan-kepercayaan dari agama-agama sebelum Kristen berkorporasi menjadi agama Kristen.
Keempat Injil ditulis pada masa pertengahan kedua abad kedua Masehi. Pada waktu itu semua murid Yesus telah meninggal. Karena Yesus menjanjikan kedatangannya yang kedua dan datangnya akhir zaman dalam waktu dekat, yaitu dalam masa hidup murid-muridnya, maka tidaklah dipikirkan untuk mencatat Injil atau yang diajarkan Yesus. Tetapi setelah murid Yesus yang terakhir bertahan Yohanes meninggal pada usia 120 tahun, ternyata ramalan Yesus tidak tergenapkan. Mereka kemudian menduga bahwa kedatangannya yang kedua baru akan terjadi nanti pada suatu waktu yang jauh.
Setelah gereja tumbuh dan berpengaruh dengan diangkatnya menjadi agama negara dari Kekaisaran Romawi, maka menjadi perlu untuk menulis Injil-injil dan kitab-kitab suci agama Kristen lainnya. Sampai waktu itu Perjanjian Lama, kitab suci bangsa Yahudi melayani kebutuhan agama Kristen. Sejak waktu itulah muncul sejumlah besar tulisan-tulisan suci sebagai Injil-injil dan surat-surat.
Lukas pada permulaan Injilnya, menyebutkan adanya banyak Injil. Ini merupakan sindiran terhadap 49 Injil yang semuanya mengaku otentik yang ada pada waktu itu. Bahkan surat Petrus yang kedua dalam Perjanjian Baru sekarang ini dikenal sebagai hasil karya 146
seorang penulis yang memakai nama murid Yesus yang dihormati itu. Pengikut-pengikut Marcion menyatakan bahwa Injil Lukas merupakan saduran dari Injil yang ditulis oleh Marcion dengan hiasan-hiasan dan tambahan-tambahan.
PERJANJIAN BARU Dari kekacauan ini Perjanjian Baru yang ada itu diseleksi dan disusun oleh Konsili yang diketuai oleh Paus di Damascus pada tahun 382 setelah Masehi. Ini kemudian disahkan oleh Konsili di Karthago dan kitab-kitab palsu yang dikenal sebagai ‘The Sunday Afternoon Literature of The Early Church’ tidak dipakai lagi. Sejak saat itu tidak ada lagi kontroversi mengenai siapa yang autentik.
Tidak hanya Marcionisme tetapi juga Therapeutae, Essenes dan Gnostic adalah sekte-sekte Kristen yang sudah ada sebelum kristalisasi Gereja Katholik. Semua sekte ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Buddha. Peraturan dan upacara penahbisan dilahirkan dari pengaruh agama Buddha. Mendiang pendeta Menzil berpendapat tanpa ragu-ragu bahwa upacara-upacara dan ritus-ritus Therapeutae berasal dari missionaris-missionaris Buddha Asoka yang datang ke Mesir. Kata Therapeutae sendiri berasal dari bahasa Pali Theraputta yang merupakan istilah bagi rahib Buddha terutama Samanera, Juga doktrin Essenes merupakan campuran antara Judaisme dan ajaran–ajaran Buddha yang dapat dilihat dari pandangan mereka mengenai keselamatan melalui perkembangan 8 Tingkatan sesuai dengan 8 Jalan Utama dari agama Buddha. 147
Basilides, Bardesanes, Corpocretes, Marcion dan Valentinus adalah guru-guru Gnostic yang agung yang hidup sebelum terbentuknya Gereja Katholik. Mereka merupakan orang-orang terpelajar yang mempelajari ajaran-ajaran agama dari Timur dan Barat. Pengetahuan mereka mengenai paham-paham Buddha diteruskan kepada pengikut-pengikut mereka dan kepada agama Kristen yang datang setelah mereka. Gnostic percaya akan Karma dan Kelahiran Kembali, yang menjelma sebagai doktrin Kristen dalam pekerjaan suci mereka Pistis Sophia yang artinya Love and Wisdom – Karuna dan Panna (kasih dan kebijaksanaan), dua sifat dasar yang ditekankan di dalam agama Buddha.
Bahwa penulis-penulis Injil mengambil paham-paham agama yang mereka peroleh dari perpustakaan Alexanderia dapatlah dimengerti bila kita melihat adanya persamaan-persamaan antara kehidupan Buddha dan Yesus. Bahan-bahan lebih lanjut yang diambil dari kitab-kitab suci agama Buddha akan menguatkan pendapat ini.
Marilah kita memeriksa cerita-cerita tentang kehidupan Buddha dan Yesus. Nyanyian-nyanyian dan puji-pujian oleh para Malaikat pada waktu kelahiran Yesus mengingatkan kepada nyanyiannyanyian oleh para Dewa pada waktu kelahiran pangeran Siddharta. Sebagaimana ditunjukkan oleh Vasilijev, kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) telah dinubuatkan oleh para ahli 148
ramal karena munculnya Bintang Bunga di atas Horizon. Peristiwa ini sesuai dengan Bintang Bethlehem. Lalita Vistara menyebutkan bahwa para dewa menyembah di hadapan bayi Bodhisattva. Injil menyebutkan bahwa orang-orang Majus menyembah di hadapan bayi Yesus.
Baik ibu Buddha maupun ibu Yesus melahirkan putera mereka dalam perjalanan. Sebatang cabang Sal terikat di atas kepala bayi Bodhisattva. Setangkai daun Palm terlihat diatas kepala bayi Yesus dalam lukisan Voltaire di perpustakaan Born. Sebagaimana disebutkan dalam Asvaghosa Buddhacarita, Bodhisattva yang belum dilahirkan terlihat transparant dalam rahim ibunya. Seni abad pertengahan melukiskan Maria dalam model ini.
Menurut ceritera tradisional Tiongkok, raja Bimbisara diperingatkan terlebih dahulu akan kelahiran Bodhisattva dan dinasehati untuk menggunakan tentaranya membunuh sang pangeran. Disebutkan bahwa raja menolak nasehat tersebut. Herodes disebutkan telah memerintahkan untuk membunuh semua anak di bawah usia 3 tahun dengan maksud untuk membunuh Yesus. Sama sekali tidak ada bukti sejarah mengenai pembunuhan bayi-bayi tersebut baik dari catatan-catatan Yahudi maupun Romawi dan seluruh ide ini merupakan mitos yang diambil dari legenda Mahayana.
149
Empat dewa pengasuh menyambut bayi Bodhisattva yang baru lahir. Empat raja dari Timur mengunjungi bayi Yesus di Bethlehem. Pangeran muda Siddharta adalah seorang murid yang brilliant dan ahli debat yang cakap. Sesuai dengan ini Yesus pada umur dua belas tahun digambarkan sebagai ahli debat yang cakap, yang berdebat dengan alim-ulama atau rabi-rabi Yahudi terpelajar di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem. Hal ini tidak mungkin, karena bukanlah kebiasan rabi-rabi yang terpelajar ini untuk menghibur ataupun berdebat dengan anak-anak di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem.
Cobaan terhadap Yesus oleh setan diambil dari cobaan Mara terhadap Bodhisattva. Menurut cerita tradisional Mahayana Bodhisattva berpuasa 49 hari setelah Ia mencapai penerangan. Serupa dengan ini Yesus berpuasa 40 hari. Setelah mengalahkan Mara Buddha memproklamasikan ajaran-ajarannya ke dunia. Dhammanya disebut ‘Subbhashita’ yang artinya berita baik, kata ‘Injil’ juga berati ‘berita baik’. Cerita tradisional Mahayana menyebutkan bahwa Bodhisattva dibawa ke puncak gunung diperlihatkan sebuah kota yang amat indah di bawahnya dan dijanjikan jabatan raja jika Ia menurut kepada Mara. Sesuai dengan ini kita temukan dalam Injil cerita tentang cobaan terhadap Yesus.
Banyak tokoh pertapa, brahmana maupun para dewa memberikan kesaksian atas penerangan sempurna Sang Buddha. Yesus mempunyai seorang Yohanes Pembabtis, seorang nabi kharismatik yang memberi kesaksian bahwa 150
“Terang” itu telah datang. Ketika Bodhisattva meningalkan cara hidupnya yang keras dan makan, pertapa-pertapa temannya menyebutnya sebagai orang yang rakus. Orang-orang yang melihat Yesus makan dan minum sesuka hati menyebutnya sebagai orang yang lahap dan peminum. Buddha mencuci kaki seorang rahib sakit yang mengibakan hati, serupa dengan ini Yesus membasuh kaki murid-muridnya.
Dharmapada Tiongkok menyebutkan bahwa Buddha berjalan di atas air. Juga disebutkan bahwa salah seorang muridnya yang bernama Punna berjalan di atas gelombang-gelombang dan meredakan angin ribut di laut untuk menolong para pelaut yang berada dalam keadaan bahaya. Petrus disebutkan dalam injil mencoba perbuatan ini, tetapi Ia mulai tenggelam dan ditolong oleh Yesus. Disebutkan pula Yesus menghardik angin ribut dan gelombang di sebuah danau.
Buddha disebutkan seolah-olah telah turun dari surga di Sankassa. Injil-injil menyebutkan seolah-olah Yesus tampak dalam serombongan Malaikat surga untuk memuliakannya. Ketika gajah Nalagiri yang ganas menyerang Buddha, semua muridmuridnya lari kecuali Ananda. Semua murid-murid Yesus lari ketika Ia ditangkap di Getsemani. Diantara murid-murid Buddha, Devadatta yang tidak setia. Yesus mempunyai Yudas Iskariot yang menghianatinya.
151
TIDAK ADA SESUATU YANG BARU YANG DISEBUTKAN Menurut Injil-injil terjadi kegelapan antara pukul dua belas hingga pukul tiga setelah Yesus disalibkan. Tidak ada penulis Romawi, sejarahwan ataupun penulis Yahudi yang pernah menyebutkan peristiwa tersebut. Yesus hidup dalam sejarah dan zaman di mana penulis-penulis Romawi telah mencatat dengan sangat teliti sekali semua fenomena-fenomena alam yang mereka observasi seperti gempa bumi, meteor, gerhana, komet, bintang-bintang dan sebagainya. Tidak ada sesuatupun yang disebutkan mengenai peristiwa yang tidak seperti biasanya ini. Gibbon dalam ‘Decline and Fall of The Roman Empire’ mengomentari anomali ini dengan sebuah sarkasme. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa cerita mengenai kegelapan ini diilhami oleh kejadian serupa dalam cerita tradisional Buddhis ketika Buddha mencapai Maha Parinibbana.
Pengaruh agama Buddha terlihat lebih lanjut dalam ajaran Kristen. Ajaran-ajaran Buddha dalam bentuk tersamar ditemukan dalam Injil-injil sebagai doktrin Kristen. Tidak ada sesuatu yang baru dalam ajaran-ajaran Yesus yang tidak ada dalam agamaagama sebelumnya.
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi”. Adalah pernyatan kembali dari kata-kata Buddha “Akkodena jinekodam, asadum sadune jine”. Dalam Mahayana Sutra disebutkan “Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin mereka memperlakukan kamu”. Ini 152
diajarkan sebagai ajaran emas Yesus dalam agama Kristen. Kata-kata Buddha. ‘Yadisam vapate bijam tadisam harate phalam’ menjelma menjadi ‘hukum tabur-tuai’ dalam ajaran Kristen.
Perumpamaan-perumpamaan Buddhaghosha juga telah mempengaruhi penulis-penulis Injil. Buddhaghosha menyebutkan bahwa dengan melihat seorang wanita dengan nafsu, kehidupan seorang Brahmacari telah ternoda. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berjinah dengan dia di dalam hatinya. “Orang buta menuntun orang buta” di dalam Injil diambil dari Lalita Vistara.
“Berilah kepada orang yang meminta kepadamu” adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha “Dajja appasminhi yachito”. “Air sejuk secangkir” ditemukan dalam terjemahan ke dalam bahasa Tionghoa dari Mahayana Sutra ‘Ta Tan Yan Kiu Lu’.
Murid-murid Yesus yang dikatakan sebagai orang yang tidak percaya kepada Karma dan kelahiran kembali ditunjukkan dalam cerita tentang orang yang buta sejak lahir dan bertanya apakah keadaannya disebabkan oleh dosa-dosa sendiri atau dosa-dosa orang tuanya. Terdapat kejadian yang serupa dalam Saddharma Pundarika Sutra, dimana di dalamnya disebutkan bahwa orang yang dilahirkan buta sejak lahir karena sejumlah akusala kamma 153
yang dibawanya. Yesus menunjukkan fakta bahwa apa yang masuk ke dalam mulut tidak dapat menajiskannya adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha dalam Amagandha Sutra. Ajaran Kristen untuk memberikan pipi kanan kepada orang yang menampar pipi kiri diambil dari nasehat Buddha kepada Punna sebelum Ia berangkat ke Sunaparanta. “Janganlah memukul setelah dipukul”, Buddha berkata pada kesempatan itu.
Lagi-lagi dalam perumpamaan Yesus kita melihat pengaruh paham-paham Buddha. “Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu”. Lambang suci agama Buddha Mahayana adalah permata dari mutiara. Sastra agama Buddha Tiongkok menyebutkan bahwa seorang yang telah menemukan mutiara yang sangat berharga (kebijaksanaan) melemparkannya kembali ke dalam laut, setelah Ia bertekad mengeringkan laut untuk mendapatkannya kembali.
Buddha dalam menunjukkan kebajikan membandingkannya dengan benih-benih yang ditaburkan di atas tanah subur. Dalam sebuah stanza “Saddha bijam tapo vutti”, Buddha membandingkan dirinya sendiri sebagai penabur dan pembajak. Demikian pula terdapat perumpamaan yang terkenal tentang seorang penabur dalam ajaran Kristen. Persembahan seorang janda miskin diambil dari hal yang serupa di dalam Kalpana Manditika. Rumah yang didirikan diatas pasir diambil dari Lalita 154
Vistara. Cerita tentang Yesus meminta air kepada seorang wanita diambil dari cerita serupa tentang Ananda.
Banyak lagi yang dapat dibicarakan dalam hal ini. Fakta-fakta yang disebutkan di atas akan memberikan pengetahuan bagaimana jauhnya pengaruh agama Buddha dalam membentuk Injil-injil agama Kristen. Dapat disebutkan bahwa perpustakaan Alexandria telah dimusnahkan oleh sekelompok orang-orang Kristen yang fanatik di bawah pimpinan seorang Uskup pada tahun 391 setelah Masehi. Sejak itu sumber-sumber dari mana penulis-penulis Kristen memperoleh pengetahuan mereka mengenai agama-agama lain telah musnah dari dunia ini. Akhirnya saya dapat menceritakan bahwa Bodhisattva telah dinyatakan suci oleh gereja Katholik sebagai Santo Josaphat. Max Muller mengomentari hal ini dan mengatakan bahwa guru Kapilavastu itu telah dihormati oleh Gereja Katholik dengan menjadikannya seorang Santo.
Seseorang yang membaca cerita Santo Josaphat akan segera menemukan bagaimana cerita Bodhisattva’s Great Renunciation tersebar ke barat dan menimbulkan kegaguman dari orang beragama di barat.
“Agama Kristen seperti sebuah sungai yang mengaliri daerah yang amat luas. Di banyak titik dengan nyata ia memperlihatkan infiltrasi dari paham-paham timur”, Bardesanes, guru Gnostik yang terakhir mengakui pengaruh ajaran-ajaran agama Buddha 155
Jalaluddin Rumi Dengan Syair-Syair Terbaiknya Para orientalis di Barat mengakui Rumi sebagai penyair yang terbesar dari semua penyair mistik yang pernah ada dalam peradaban Islam Dan para sufi di Timur Tengah mengakui bahwa karya-karyanya dianggap sebagai Al-Qur’an kedua karena kedalaman maknanya. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, ia mampu berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia 3 tahun karena adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan ahli matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan. Jalaluddin Rumi adalah pendiri “Tarekat Mevlevi” di Turki. Sebelum Perang Dunia II, pengikut Tarekat Mevlevi berjumlah 100.000 yang tersebar di seluruh Balkan, Afrika, dan Asia. Tidak ada penyair di dalam sejarah – tidak juga Shakespeare Atau Dante – yang secara nyata mempunyai dampak pada peradaban seperti yang dilakukan oleh Rumi. Dan tak ada puisi yang mampu membangkitkan ekstase mistik dan kebahagiaan kepada pembacanya seperti puisi-puisi yang ditulis oleh Rumi. Rumi hadir membawa esensi agama yaitu cinta yang universal. Bagi Rumi, cinta melebihi semua dogma agama, cinta hadir untuk memeluk keseluruhan ciptaan, cinta adalah hakekat agama yang mempersatukan seluruh umat manusia dalam cahaya Keilahian. 156
B. Karya Jalaluddin Rumi Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi alMaknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio. Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisipuisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satusatunya tujuan, tidak ada yang menyamai. Rumi adalah satu pribadi di antara sedikit pribadi di bumi yang memiliki kesadaran universal – selain Ramakrishna, Aurobindo, dan Kabir – yang dihasilkan oleh agama, dan telah mewarnai kehidupan serta peradaban manusia dengan kemuliaan cinta. Maka, pada saat ini, ketika kita membutuhkan suatu inspirasi untuk mencintai dunia yang tengah terancam kehancuran, ketika kita sudah melupakan identitas Keilahian, kebahagiaan, serta tanggung jawab kemanusiaan kita, Rumi hadir sebagai seorang pemandu dan seorang saksi atas kemuliaan Tuhan serta keagungan jiwa manusia. Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide. 157
Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma’rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah : jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku. C. 50 Syair-Syair Terbaik Jalaluddin Rumi 1. Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah. 2. Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku. 3. Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-
158
Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya. 4. Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta. 5. Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri. 6. Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri. 7. Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung. 8. Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasihMu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.” 9. Ketik aku mati sebagai anusia, maka para malai at akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan 159
ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya! 10. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya. 11. Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan seperti sebutir batu. 12. “Mintalah sesuatu kepada-Ku,” begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: “Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu.” 13. Mu.
Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu bersama-
14. Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta. 15. Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama. 160
16. Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi. 17. Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi. 18. Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayangbayang lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona. 19. Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna. 20. Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan. 21. Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil takut. 22. Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan.
161
23. Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup seperti seorang gipsi pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah langit yang sama. 24. Kematianku adalah perkawinanku dengan keabadian. 25. Meski aku terbakar habis, namun aku tetap tertawa, karena abuku masih tetap hidup! Aku telah mati ribuan kali: namun abuku selalu menari dan lahir kembali dengan ribuan wajah baru. 26. Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan menemukan bunga mawar ini. 27. Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah mata dan matahari surga. Dia adalah teman seperjalanan dan penyembuh semua mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian. Dia adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di tubuhku berlompatan sambil menangis dan berkata: “Terpujilah Tuhan.” 28. Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak seorang pun dapat memahami hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya. 29. Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada cermin persepsimu. 162
30. Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun, janganlah kau berputus asa, karena mereka semua datang dari sumber yang sama, dari Keabadian. Masukilah Keabadian itu, maka kau akan melihat segala sesuatu tumbuh dan berkembang, memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu.
163