perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
..............................................................
251
Lampiran 15
Homogenitas Data Posttes ................................................................
276
Lampiran 16
Uji Normalitas Data Awal ..................................................................
Lampiran 17
Homogenitas Data Awal.................................................................
Lampiran 18
Data Posttes Kemampuan Menulis Teks Hasil Observasi..................
Lampiran 19
RPP (STAD)........................................................................................
Lampiran 20
RPP ( GI).............................................................................................
Lampiran 21
RPP ( CIRC)......................................................................................
Lampiran 22
Hasil Analisis Variasi Dua Jalan ........................................................
Lampiran 23
Hasil Uji Lanjut Scheffe.................................
Menggunakan
280
Metode
\
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Mempunyai karya dalam bidang menulis merupakan salah satu cara untuk memerankan diri dalam sejarah kehidupan. Seorang dengan menulis dapat menaikkan pangkatnya dan mahasiswa dengan menulis dapat mengakhiri studinya. Menulis merupakan suatu karya awal yang harus dimiliki oleh seorang pelajar. Salah satu kompetensi awal siswa yang harus dimiliki dalam taraf sekolah menengah pertama yaitu dapat menulis teks hasil observasi. Menulis adalah suatu keterampilan yang melatih commit to user manusia untuk berpikir kritis berdasarkan fakta dan data yang ditemukan. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menulis merupakan hal yang bermanfaat dalam kehidupan. Manusia tanpa tulisan adalah manusia yang tertinggal dari peradapan. Menulis merupakan hal yang penting dalam peradapan manusia. Namun, terdapat berbagai permasalahan dalam bidang menulis di dunia pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru bahasa indonesia di Kabupaten Banyumas kegiatan menulis masih kurang diikuti baik oleh siswa maupun oleh guru. Dikalangan guru-guru sendiri masih sangat kurang dalam mengikuti kegiatan menulis. Banyak yang mengeluh bahwa menulis itu merupakan suatu kegiatan yang sulit dan melakukannya membutuhkan waktu yang lama sehingga membuat mereka malas untuk menulis. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa pada bulan April dan Mei terkait dengan kompetensi menulis laporan dan di dalam kurikulum 2013 disebut dengan teks hasil observasi siswa SMP/MTs. Hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Hal itu terlihat pada nilai-nilai yang diperoleh siswa terkait dengan kemampuan dalam menulis terutama menulis teks hasil observasi. Dalam wawancara tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis teks hasil observasipada siswa belum mampu mewujudkan kompetensi menulis teks hasil observasiyang baik. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya, model pembelajaran yang dipilih guru kurang menarik, motivasi dalam diri siswa kurang, sarana dan prasarana yang kurang mendukung kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Biasanya guru dalam mengajarkan kompetensi menulis teks hasil observasi yaitu dengan menggunakan contoh yang sudah ada. Siswa hanya diberi kerangka sistematika tentang laporan saja dan penugasan dilakukan secara kelompok. Oleh karena itu siswa labih fokus pada contoh yang diberikan oleh guru. Sehingga, hasilnyapun tidak jauh dari contoh bahkan ada yang hanya copy paste dari internet. Hasil copy paste tersebut langsung dikumpulkan oleh siswa tanpa membacanya lebih dalam. Banyak isi yang tidak sesuai dengan pengetahuan anak SMP/MTs. Dalam pembuatan secara kelompok membuat hal tersebut menjadi bias karena seharusnya hal tersebut dapat dikuasai oleh setiap individu. Penelitian yang dilakukan oleh Hegelhud dan Kock (2003:75) menyimpulkan bahwa rendahnya keterampilan menulis siswa selain disebabkan oleh faktor pembelajaran di sekolah, juga disebabkan oleh faktor dalam diri siswa dan faktor lingkungan. Faktor ketertarikan dan kesiapan dalam diri siswa sendiri memiliki pengaruh yang cukup commit todalam user menulis. Jika siswa memiliki signifikan dalam menentukan keberhasilan ketertarikan kepada masalah tulis menulis tentunya siswa akan lebih mudah menguasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keterampilan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis laporan. Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pembelajaran. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Bruner (2006: 47), faktor kesiapan sebagai readiness yang merupakan bekal awal bagi seseorang untuk belajar. Kesiapan organisme akan berimbas pada lebih mudahnya seseorang dalam merespon sesuatu yang akan dipelajarinya. Jika seseorang siap untuk belajar maka proses belajar akan mudah untuk dilakukan, sebaliknya jika organisme tidak siap akan mengalami kesulitan dalam mempelajari respon tersebut. Selain faktor kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan terampil menulis, juga perlu proses yang memungkinkan ke arah itu. Suasana pembelajaran sangat mempengaruhi kesungguhan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Namun,
terkadang suasana
pembelajaran yang sudah berlangsung, dirasakan kurang kondusif. Selain itu, faktor lingkungan juga mendukung adanya keterampilan menulis yang baik yaitu dengan memberikan dukungan aktivitas pembelajaran menulis adalah model pembelajaran yang dapat menarik siswa. Ketersedian sumber bacaan dalam perpustakaan sebagai referensi untuk menulis itu juga mempengaruhi motivasi siswa dalam menulis. Latihan menulis secara teratur dalam sekolah didorong dengan motivasi internal dan eksternal pada diri siswa tersebut. Faktor penting yang menyebabkan motivasi siswa kurang dalam pembelajaran menulis adalah kurang tepatnya penerapan model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang optimal, bahkan cenderung membosankan. Hal tersebut membuat motivasi siswa jadi kurang dalam mengikuti pembelajaran. Adanya model pembelajaran yang tepat dapat menjadi stimulus siswa dalam pembelajaran menulis. Model pembelajaran yang ada tentunya guru harus pintar memilih mana yang lebih tepat digunakan pada materi tersebut. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran harus terus diupayakan, baik oleh guru maupun semua pihak yang terkait langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik karena banyak anak yang masih kurang. Prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, dua diantaranya adalah motivasi belajar siswa dan model pembelajaran yang digunakan guru. Sejalan dengan kurikulum 2013 yang menjadikan student center, seharusnya guru commit to user model pembelajaran yang sesuai dalam melaksanakan pembelajaran mempertimbangkan dengan materi yang akan disampaikan dan dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kreatif. Menurut Karp dan Yoels (dalam Isjoni 2012:19) menyatakan bahwa strategi yang paling sering dilakukan untuk membuat siswa menjadi lebih aktif adalah dengan diskusi dalam kelas. Namun, pada kenyataanya diskusi kelas ini belum bisa membuat aktif semua siswa, hanya siswa yang menonjol saja yang biasanya lebih aktif di dalam kelas. Diskusi dapat mendorong siswa untuk saling bekerja sama. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa, agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan penalaran. Salah satu model berkembang saat ini yaitu model pembelajaran kooperratif. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada
penggunaan
kelompok
kecil
siswa
untuk
bekerjasama
dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar ( Sugiyanto, 2009:37). Berdasarkan hasil penelitian Thomson (dalam Kusno, 2002 : 69) dapat dikemukakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, meningkatkan rasa harga diri, memperbaiki kehadiran, saling memahami adanya perbedaan individu, mengurangi konflik antar pribadi, mengurangi
sikap
apatis,
memperdalam
pemahaman,
meningkatkan
motivasi,
meningkatkan hasil belajar dan menguatkan retensi. Bertolak dari pokok persoalanpersoalan itulah yang menjadi stimulus
kepada peneliti untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh model pembelajaran kooperative tipe Students Team Achievement Division dan model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasiditinjau dari motivasi siswa. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah bersama-sama. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pembelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang dapat memacu keberhasilan individu melalui kelompoknya. Salah satu bentuk model pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif adalah model Student Teams Achievement Division yang selanjutnya akan peneliti sebut dengan STAD. Penelitian STAD telah dikembangkan searah dengan munculnya paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu konstruktivisme. STAD dianggap commit to user mewakili keaktifan yang disyaratkan oleh konstruktivisme. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, terbukti model pembelajaran kooperatif tipe Student
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teams achievement divisions (STAD) mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan meningkatkan kepekaan sosial. Selain model pembelajaran STAD juga ada model pembelajaran Group Investigation yang selanjutnya akan peneliti sebut dengan GI. Model GI seringkali disebut sebagai model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model GI memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilainilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik. Model pembelajaran selanjutnya adalah Cooperative Integrated Reading and Composition yang sering disebut dengan CIRC. CIRC termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. CIRC termasuk salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Pada awalnya model CIRC diterapkan dalam pembelajaran bahasa. Dalam kelompok kecil para siswa diberi suatu teks bacaan (cerita/novel) kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau tanggapan terhadap isi cerita atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru. Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut: (a) bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi; (b) faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kemampuan menulis teks hasil observasi; (c) apakah motivasi siswa dapat berpengaruh dengan
kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi; (d) seberapa besar
pengaruh motivasi dalam model pembelajaran STAD, model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi; dan (e) apakah semakin tinggi motivasi siswa dalam penerapan model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated commit to user kemampuan siswa dalam menulis Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan teks hasil observasi. Penelitian ini akan dibatasi masalah-masalah sebagai berikut: (a) jenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menulis yang akan dikaji adalah menulis teks hasil observasi; (b) motivasi yang akan dibahas adalah motivasi belajar dalam diri siswa itu sendiri (intern); (c) model pembelajaran Students Team Achievement Division (STAD), model pembelajaran Group Investigation (GI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
B. Rumusan Masalah Mendasarkan pada uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, diajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut. 1.
Apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa antara yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division, Group Investigation, dan Cooperative Integrated Reading and Composition?
2.
Apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah?
3.
Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperative tipe Students Team achievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition dengan motivasi siswa terhadap kemampuan menulis teks hasil observasi?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan: 1.
Perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa yang lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperative tipe Students Team Chievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition.
2.
Perbedaan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa yang lebih baik antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah.
3.
Interaksi antara model pembelajaran kooperative tipe Students Team Achievement Division, Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading and Composition dengan motivasi siswa terhadap kemampuan menulis teks hasil observasi.
1. Manfaat Teoretis
D. Manfaat Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, terutama keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis teks hasil observasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang dapat membantu pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terhadap keterampilan menulis teks hasil observasi. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini: a. Bagi siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks hasil observasi. b. Bagi guru: hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, khususnya guru Bahasa Indonesia yaitu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam menulis teks hasil observasi.
BAB II LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian ini
telah dilakukan oleh
beberapa peneliti diantaranya yang terkait dengan keterampilan menulis. Hal tersebut dikarenakan kegiatan menulis memiliki permasalahan dalam proses pembelajaranya commit to user maupun kemampuan dan kemauan siswa dalam menulis. Penelitian terkait dengan