HIMPUNAN MAHASISWA ILMU EKONOMI UNIVERSITAS GADJAH MADA
Buletin Ekonomi HIMIESPA FEB UGM
LOCUS
JASA DAN MASA DEPAN
BALADA MATEMATIKA www.himiespa.feb.ugm.ac.id
05
Mei 2016
LOCUS Penanggung Jawab
Alexander Michael
Pemimpin Redaksi
Putri Oktiyawati
DAFTAR ISI
Staff Redaksi
SAMBUTAN
3
SOROT
4-6
KAJIAN
8-9
KATA DATA
Mahardhika Sekar P. Mahendra Pradipto Nandani Putri T. Adham Rizqy Himawan Laras Azmi Abida M. Mursyid Paramita K. Maharani Naufal Ahmad Staff Penelitian
10
SUARA MAHASISWA
Departemen Penelitian
11 - 21
PRESTASI
22
KEGIATAN
23 - 24
AGENDA
25
GALERI
26 - 27
Departemen Pelatihan dan Pengembangan
Editor
Alexander Michael Layout dan Artistik
Biro Media, Informasi, dan Publikasi
SAMBUTAN aLEXANDER mICHAEL
Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi UGM “L’économie est fille de la sagesse et d’une raison éclairée : elle sait se refuser le superflu, pour se ménager le nécessaire.” Jean Baptiste-Say mengatakan hal diatas. Mungkin bukan tanpa sebab bahwa perekonomian mencari keseimbangan. Menurut Say, ekonomi merupakan ‘anak’ dari kebijaksanaan dan kejelasan. Rupanya ekonomi menolak sesuatu yang berlebihan dan mencukupkan yang perlu. Akan tetapi, ada permasalahan jika pernyataan ini diambil mentah-mentah. Permasalahannya yaitu, jika sudah mencapai kecukupan, mengapa ada masalah ekonomi. Salah satu masalah ekonomi yang muncul adalah mengenai jasa. Penelitian terbaru dari Pangestu dan Findlay (2016) menunjukkan bahwa rasio jasa dengan PDB Indonesia sudah mencapai 45 persen. Tetapi permasalahannya adalah kurangnya kualitas jasa dan tidak berdaya saing. Selain itu, bila dikaitkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, rasio tersebut masih jauh dibandingkan negara-negara lain. Bisa saja, suatu hari jasa bisa menjadi tulang punggung struktur perekonomian Indonesia. Hal ini bukan niscaya, karena sudah dialami oleh negara-negara maju. Locus edisi ketiga merupakan jawaban dari masalah tersebut. Dengan mengambil tema besar “Jasa sebagai Penggerak Perekonomian”, diharapkan para pembaca mampu melihat titik terang. Selain itu, sajian mulai dari aplikasi teori ekonomi sampai berita-berita di jurusan ekonomi FEB UGM tersaji untuk pembaca sekalian. Kami berharap dapat membantu para pembaca memahami realitas permasalahan ekonomi dengan cara menyenangkan. Selamat membaca dan berdialektika!
tSURAIYYA
Sekretaris Jendral Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi UGM Segala Puji kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Bulletin Locus edisi ketiga pada bulan ini. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap seluruh pengurus yang terlibat dalam proses pembuatan Bulletin Locus ini. Pada edisi kali ini, Locus akan mengangkat bahasan secara mendalam mengenai “Jasa sebaga Penggerak Perekonomian”. Sektor jasa memainkan peran penting dalam kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Sejak 10 tahun terakhir peran kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian secara keseluruhan terus mengalami kenaikan, dari tahun 2000 kontribusi sektor jasa mencapai 45% dan meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar 60% (Pangestu, 2016). Kontribusi ini terus meningkat pada angka double digit. Namun sayangnya dibalik potensi yang sangat menjajikan tersebut, sektor jasa di Indonesia masih belum bisa melakukan ekspansi dengan jangkauan yang luas. Tak hanya itu, Locus edisi kali ini pun akan membahas mengenai berbagai perspektif sosial-ekonomi dan sajian berita menarik lainnya. Dengan hadirnya Locus ini, diharapkan mampu memberikan wawasan dan cakrawala yang lebih luas bagi masyarakat. Selamat membaca!
EDISI 5 | MEI 2016
3
sorot
JASA DAN
MASA DEPAN
Alexander Michael Ketua Himiespa
S
iapa sangka jasa bisa menjadi penggerak perekonomian? Di tengah kelesuan setelah periode taper tantrum, negara-negara di dunia kembali menyeimbangkan equilibrium ekonomi. Setelah bunga acuan (Fed Rate) naik, perekonomian dunia mulai stabil kembali. Pencarian equilibrium ekonomi juga termasuk mencari penggerak perekonomian. Bahkan majalah The Economist (7/5) menyebutkan, bahwa negara-negara sedang berkembang rentan terhadap gejolak perekonomian. Salah satu penggerak ekonomi tersebut adalah jasa, komponen yang belum “dilihat” tapi berbahaya. Alasan utama yang bisa mendukung adalah jasa memberi kontribusi besar terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto). Dari tahun 1960 sampai dengan 2014 saja, presentase jasa terhadap PDB naik dari 30 persen ke 45 persen. Kalau dilihat dari strukturnya, sektor pertanian terus menurun, dan industri naik. Tetapi, yang menarik bahwa kenaikan jasa tersebut hampir menyamai industri. Bukan rahasia lagi bahwa konsentrasi pertumbuhan di kota besar, dan beragamnya pekerjaan baru akibat lini ekonomi baru, membuat jasa tumbuh secara pesat. Pertumbuhan rata-rata jasa secara keseluruhan dari tahun 2000-2014 sebesar 7 persen (y.o.y) diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari alasan tersebut, kita dapat melihat jasa akan menjadi penggerak perekonomian, akan tetapi akankah jasa bisa membuat perekonomian tumbuh secara berkelanjutan? Identifikasi menunjukkan kualitas, daya saing, dan nilai tambah jasa bermasalah. Kualitas jasa Indonesia masih rendah, karena presentase terbesar sektor jasa adalah pedagang retail dan konstruksi. Seperti yang kita ketahui, dua bidang pekerjaan tersebut masih kurang dalam hal pendidikan. Padahal, jika kedua bidang tersebut digabung, sudah memberikan kontribusi 40 persen terhadap keseluruhan sektor jasa. Di lain sisi, kualitas pekerja yang membutuhkan pendidikan tinggi masih sedikit di Indonesia, misalnya sektor finansial atau perbankan. Hal ini ditambah lagi dengan pekerja sektor informal. Ketika pekerja dari daerah rural masuk ke daerah urban dan tidak memiliki kemampuan yang cukup, maka sektor informal menjadi tempat “penampungan” pekerja. Tren di kota besar yaitu dengan berjual-
4
EDISI 5 | MEI 2016
sorot an kaki lima, penjual bisa menghidupi anak-anaknya dan menutup akomodasi. Daya saing menjadi hal yang patut diangkat. Jika kita membayangkan Indonesia memiliki porsi jasa terhadap PDB yang besar, bayangan kita keliru. Rata-rata negara ASEAN memiliki rasio jasa terhadap PDB diatas 50 persen. Misalnya tenaga kerja Singapura sebesar 76 persen terserap di sektor jasa. Selain itu, efisiensi tenaga kerja menjadi momok bagi daya saing Indonesia. Laporan terbaru Global Competitiveness Report menyebutkan salah satu permasalahan daya saing adalah mengenai biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja terus naik dari tahun ke tahun. Kita dapat melihat bahwa demo pekerja pada masa Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, membuat Jokowi menaikkan UMR DKI Jakarta. Kenaikan UMR memang harus sesuai dengan taraf hidup normal. Akan tetapi, kualitas pekerja juga harus diperhatikan. Permasalahan ini terkait dengan daya saing yaitu mengenai nilai tambah. Nilai tambah pekerja terhadap PDB Indonesia cenderung stagnan. Jika negara-negara BRICS bisa naik tingkat di era 2000an, Indonesia belum bisa menaikkan nilai tambahnya. Permasalahan ini terkait dengan daya saing yaitu mengenai nilai tambah. Nilai tambah pekerja terhadap PDB Indonesia cenderung stagnan. Jika negara-negara BRICS bisa naik tingkat di era 2000an, Indonesia belum bisa menaikkan nilai tambahnya. Pada tahun 1993 saja Indonesia memiliki rasio nilai tambah terhadap PDB sebesar 42,1 persen. Di tahun 2014, nilai tambah tersebut menjadi 42,2 persen. Sehingga peningkatan tersebut sangat kecil dibandingkan negara-negara yang sedang berkembang. Akhirnya, jasa bisa menjadi penggerak asal tidak mengurangi kualitas. Jangan sampai serapan tenaga kerja berakhir menjadi pekerja yang tidak produktif. Apalagi, Indonesia memiliki bonus demografi yang besar hingga tahun 2030. Peningkatan SDM juga harus diperhatikan, terlebih usaha untuk meningkatkan nilai tambah dari sektor jasa. Semoga penggerak perekonomian masa depan ini dikembangkan dengan kualitas.
EDISI 5 | MEI 2016
5
sorot INTEGRASI PRODUK
PARIWISATA INDONESIA BERBASIS
ENVIRONMENTAL
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Arya Wigita Juara II ISD Essay Competition
Peran sektor jasa terhadap Perekonomian Indonesia semakin penting dan terus berkembang
sejak krisis tahun 1997 (Chris, dan Haryo, 2010), pariwisata contohnya. Pariwisata di Indonesia merupakan sebuah dilema yang didalamnya terdapat potensi sekaligus masalah. Berbagai macam keindahan alam dan kearifan lokal menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan untuk mengunjungi Indonesia. Di sisi lain masalah utama pariwisata Indonesia juga tidak sedikit. Menurut World Economic Forum (2015) Masalah pariwisata di Indonesia yang utama adalah lingkungan dan infrastrktur pariwisata. Mewujudkan Pariwisata Indonesia yang sustainable merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Kerjasama dari seluruh elemen pariwisata seperti sektor akomodasi, transportasi, makanan, minuman, dan lain-lain merupakan kunci terwujudnya hal tersebut. integrasi elemen pariwisata membentuk suatu tourism supply chain yang dimulai dari wisatawan datang dari bandara/pelabuhan sampai mereka kembali ke tempat asalnya. Konsep inilah yang melatarbelakangi environmental supply chain management (ESCM) sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Contoh kongkrit dari ESCM adalah menciptakan produk pariwisata dan infrastruktur pariwisata yang ramah lingkungan, memberikan sosialisasi kepada karyawan atau pegawai tentang bagaimana cara mengolah limbah, dan memanfaatkan sumberdaya dengan arif. Produk pariwisata merupakan hasil dari berbagai macam industri seperti makanan, akomodasi, transportasi, kerajinan tradisional, tour operator, pembuangan limbah, dan pengolahan air. Kondisi ini mengharuskan adanya integrasi produk pariwisata sehingga ESCM akan lebih mudah untuk diimplementasikan. Salah satu contoh integrasi produk pariwisata
6
EDISI 5 | MEI 2016
adalah Boston Freedom Trail, yakni perjalanan pariwisata di Amerika Serikat mengenai Boston Tea Party. Boston Freedom Trail melibatkan beberapa desa di Boston, museum, tour operator yang langsung berkoordinasi dengan Freedom Trail Foundation. Integrasi produk pariwisata berbasis ESCM akan membuka peluang sektor pariwisata Indonesia untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Wisatawan dapat menikmati pesona alam dan kebudayaan Indonesia, menikmati makanan tradisional Indonesia, lalu menerima cinderamata tradisional Indonesia dan semua itu merupakan salah satu bagian dari banyak paket pariwisata yang ditawarkan. harapannya strategi ini dapat menciptakan pariwisata yang sustainable dan menciptakan rasa authentic Indonesia. Unduh essay selengkapnya di himiespa.feb.ugm.ac.id
Adriana, Budeanu. 2009. Environmental Supply Chain Management in Tourism: The Case of Large Tour Operators. Journal of Cleaner Production (17); 1385-1392. Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Bank Indonesia. 2015. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2015. Jakarta: Bank Indonesia. Chris, dan Haryo. 2011. Perdagangan dan Pekerjaan di Sektor Jasa Indonesia. International Labor Organization. Font, dkk. 2005. Sustainable Supply Chain Management in Tourism. Business Strategy and the Environment. Kenneth, Robert, dan Gary. 2005. Supplier Integration into New Product Development: Coordinating Product, Process, and Supply Chain Design. Journal of Operations Management (23); 371-388. Terry, dkk. 2014. Transitioning to a Green Economy: The Case of Tourism in Bali, Indonesia. Journal of Cleaner Production; 1-11. World Economic Forum: 2015. The Travel and Tourism Competitiveness Report 2015. Geneva: World Economic Forum. World Economic Forum: 2013. The Travel and Tourism Competitiveness Report 2013. Geneva: World Economic Forum. Xinyan, Haiyan, dan George. 2009. Tourism Supply Chain Management: A New Research Agenda. Tourism Management (30); 345-358. Zsidisin dan Siferd. 2001. Environmental Purchasing: A Framework of Theory Development. European Journal of Purchasing and Supply Management (1); 61-73.
COMI NG S O O N FO R U M ST U D I DA N D I S KUS I E KO N O M I EN H A NCING 2016 COM PE T ITIVENESS IN TH E ERA O F DIG ITAL ECO NO MY
KEN
FS
ICEI
CONTACT PERS ON S . W. P raba sta ra Nofi ri a N. A ndr y Satr i a P. (0 8 1 2 2 6 1 4 4 6 0 2 ) (0 8 5 6 4 7 4 0 4 7 2 5 ) (0 8 5 8 8 1 5 4 7 2 7 9 )
kajian
P
OJOK KAJIAN
A
Dampak Perubahan Struktural Perekonomian Terhadap Produktifitas Tenaga Kerja
lan Fisher, Colin Clark, and Jean Fourastié mengembangkan teori perekonomian sektoral yang isebut Three-sector Theory. Teori ini menyatakan bahwa sebuah negara umumnya memiliki perekonomian yang ditopang oleh tiga sektor utama yaitu sektor primer dengan bahan mentah, sektor sekunder dengan manufaktur, serta sektor tersier dengan jasa. Teori tersebut mencerminkan tahapan pembangunan ekonomi sebuah negara. Seiring dengan berkembangnya perekonomian sebuah negara, peningkatan teknologi memungkinkan terjadinya transfer tenaga kerja dari sektor primer menuju sektor manufaktur dan juga sektor jasa. Sehingga dapat dikatakan semakin maju sebuah negara, kontribusi sektor tersier dalam perekonomian negara semakin besar.
Sumber: Diolah dari BPS (2014)
8
EDISI 5 | MEI 2016
Sektor jasa merupakan sektor yang memproduksi barang-barang intangible. Sektor jasa merupakan sektor yang cenderung membutuhkan lebih banyak human capital dibandingkan kekayaan alam. Human capital disini dapat diartikan sebagai mutu dari manusia seperti pendidikan, soft skill, sia, peranan sektor jasa mulai meningkat sejak 2002. Hal ini dapat kontribusi Penerimaan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi jasa pada PDB memiliki tren positif selama 15 tahun terakhir. Puncaknya dicapai pada 2014 yaitu sebesar 51,47%.
Apabila ditinjau dari Three Sector Theory, sektor jasa meliputi sektor selain bahan mentah dan industri olah atau manufaktur. Jika ditelisik sesuai data yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik, maka sektor-sektor tersebut meliputi berbagai bidang lapangan usaha seperti listrik, gas, dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan & jasa perusahaan dan jasa-jasa lain termasuk jasa pemerintahan dan jasa swasta lain seperti hiburan dan rekreasi. Selama 15 tahun terakhir, kontributor terbesar subsektor jasa terhadap sektor jasa berasal dari subsektor perdagangan, hotel, dan restoran seperti yang terlihat pada Grafik 2. Namun, tren kontribusi subsektor tersebut mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Subsektor jasa yang mengalami tren positif selama 15 lima belas tahun terakhir berasal dari subsektor bangunan. Tren positif kontribusi subsektor bangunan terhadap sektor jasa menunjukkan tren masifnya pembangunan infrastruktur.
Salah satu indikator lain yang diperlukan dalam menafsirkan data tentang perekonomian sektoral yaitu serapan tenaga kerja dalam sektor tertentu. Hal ini untuk melihat sejauh mana produktifitas tenaga kerja suatu sektor terhadap sektor tersebut. Seperti yang terlihat pada Grafik 3, pada tahun 2014, sektor manufaktur merupakan sektor yang paling sedikit menyerap total tenaga kerja yaitu hanya sebesar 13.31%. Namun, sektor ini berkontribusi terhadap PDB sebesar 23,71% (lihat Grafik 2). Berbeda dengan sektor bahan mentah, walaupun sektor ini berkontribusi terhadap PDB sebesar 24,82 % tetapi sektor ini menyerap total tenaga kerja sebesar 35,25 % pada 2014. Dapat disimpulkan bahwa sektor manufaktur merupakan sektor paling produktif, sedangkan sektor bahan mentah merupakan sektor yang relatif kurang produktif. Sektor bahan mentah ini menurut data yang dipublikasikan oleh BPS mencakup sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian.
Sumber: Diolah dari BPS (2014)
kajian -
Perekonomian Indonesia menunjukkan perubahan struk tural dari berbasis bahan mentah menuju perekonomian berbasis jasa. Namun, ternyata perubahan struktur perekonomian tidak diiringi oleh perubahan komposisi struktur ketenagakerjaan. Hal ini berakibat adanya sektor yang relatif kurang produktif seperti sektor bahan mentah. Sektor ini menyerap banyak tenaga kerja namun kontribusi terhadap total Produk Domestik Bruto rendah. Namun optimisme perlu ditanam kan karena produktifitas sektor bahan mentah mengalami kenaikan, hal ini diindikasikan dengan terus turunnya serapan tenaga kerja yang signifikan. Kontribusi sektor jasa terhadap PDB sendiri mengalami tren positif begitu pula serapan tenaga kerja pada sektor ini.
Muhammad Syauqi dan Raditya Perkasa Adibrata
EDISI 5 | MEI 2016
9
kata data SE RVI C E I N OUR ECONO MY
H OW BIG IS S E RVICE IN IN DON ESIA’S ECON OM Y? INDONE S I A G DP COM POS I TI ON BY SECTOR
G R OWT H OF S E RVI C E S
G DP in billi o n r u pi ah
In Percent
2011
6. 50
2012
6. 25 6. 00
2013
5. 75
2014
5. 50 0
60 0 .000 Raw M a te r i al s
1.20 0. 000
1.80 0. 000
Man ufactur i ng
2. 400.0 0 0
2010
S e r vice
2011
2012
2013 2014
MIN IMUM WAGE FO R S E RV I CE WO RK E RS I n US D
4 OUT OF 10
2000
OF THE L ABOR FORCE IS EMPLOYED IN SERVICE
1800 1600 M I N I M U M W AG E H AV E BE E N
1400
RISING BY 12% / Y EAR
1200
48 PERCENT CONTRIBUTION TO INDONESIA’S GDP
2011 2012 2013 2014
OVERALL, THE SERVICE SECTOR COMPRISES NEARLY HALF OF INDONESIA’S ECONOMY
E X PO RT GR OWTH RATES H OW DOE S S E RV ICE IN T RAD IN G? IN COMODITY PRICES
LEADS TO
COMODITY EXPORT GROWTH RATE
WHILE WE HAVE
SERVICE EXPORT GROWTH RATE EVEN THOUGH GROWTH IS SLOWING DOWN
TRAN SPO RTATI O N S ERVI CE T HR OUGH PORTS
LOADING GOODS IN PORT
UNLOADING GOODS IN PORT
600.0 00
400.000
450.0 00
300.000
300.0 00
200.000
150.0 00
100.000
0
2009
2010
2011
2011 DOMESTIC
0
2009
2010
2011
2011
INTERNATIONAL
SHIPPING SHOWS AN INCREASNIG TREND OVERALL Rea d M o re : h tt ps :/ / s pr ites a p p.co m/ v ie w/e mb ed/ 4 6 504
10
EDISI 5 | MEI 2016
BALADA MATEMATIKA
SUKADUKA SKETSA KURVA
Setelah belajar bersama untuk UTS/UAS matematika ekonomi, mikroekonomi, makroekonomi dan spesies-spesies ekonomi yang lainnya, sepertinya ada satu pertanyaan yang sering terdengar: “Gimana sih cara gambar kurva?” Kita pasti familiar dengan situasi ini. Ada persamaan, kita disuruh menggambar kurvanya. Atau ada kurva, terus kita disuruh menebak persamaanya seperti apa. Lalu kita bingung. Lalu jadi benci matematika. Lalu jadi benci ekonomi. Dan akhirnya kita bertanya-tanya apakah diri kita salah pilih jurusan sambil mencari-cari informasi tentang cara masuk Fisipol. Di artikel pendek ini, kita akan melihat bagaimana cara menumpas kurva-kuva ini tanpa harus mengalami mental breakdown. [PERINGATAN] Artikel (humor) ini hanya menggambarkan jalan pintas. Jika pembaca masih bingung mengenai arti dari istilah seperti fungsi, titik potong, titik ekstrim, notasi koordinat, dst., sangat disarankan untuk menahan gengsi dan membuka buku matematika SMP sebagai suplemen dasar. Bahan-Bahan Dasar Sebenarnya, untuk menggambar sebuah kurva, kita hanya perlu tahu 3 hal: 1. Sumbu Sumbu vertikal = variabel dependen yang ada yang di ruas kiri persamaan, sumbu horizontal = satu variabel independen yang ada di ruas kanan persamaan. Kedengarannya remeh, tapi kegunaan utama aturan ini sebenarnya adalah untuk menangkal panik. Misal-
+ % 1 $ Lazimnya, hasil fungsi itu adalah sumbu vertikal, dan yang difungsikan itu adalah sumbu horizontal. Sisanya bisa dipikir belakangan. Pokoknya gambar dulu sumbunya! Baru setelah itu anda boleh menyerah secara terhormat dan minta konsultasi dengan Pak
2. Titik Potong Pertama, hampir semua kurva pasti punya titik potong di satu sumbu. Kedua, untuk menggambar kurva, kita harus mulai dari satu titik. Nah, biar sambil menyelam minum air, kita menggambar mulai dari titik potong saja. Misalkan: kita punya fungsi backward-bending labor supply, yaitu L =0.35W2 – 5W + 3. Dari mana kita mulai menggambar kurva ini? Tentunya, kita sebaiknya tidak memulai di tengah-tengah kertas. Jadi kita mulai di titik potong sumbu vertikal, karena titik potong sumbu vertikal cenderung lebih mudah dicari. Di kasus di atas, cukup masukkan W=0, dan kita langsung dapat angka 3. Jadi kita taruh bolpen kita di sumbu vertikal, di titik di mana L=3. Lalu... ke mana? Pertanyaan ini akan dijawab oleh bahan dasar berikutnya, yaitu: 3. Trend Di sinilah pelajaran matematika SMP – SMA mulai berperan. Kita ingat bahwa bentuk dari fungsi kuadrat seperti L = W2 adalah huruf “U” besar. Bentuk dari r = -b2 adalah huruf “U” besar yang terbalik. Bentuk dari fungsi a = log b adalah seperti huruf “r” kecil. Tapi kalau mau di-list satu-satu, tidak akan ada habisnya. Karena ada begitu banyak jenis kurva, menghafalkan semuanya sungguh tidak produktif. Lebih praktis dari persamaan seperti ini? untuk menalar mereka dengan membayangkan apa yang terjadi ketika variabel independennya jadi sangat besar dan sangat kecil. Misalnya kita mendapat fungsi P =-Q2 + 5Q + 100. Apakah dia berbentuk U, atau U terbalik? Kita tidak Sayangnya,fungsi ini benar-benar diambil dari buku perlu menghafal, karena kita cuma cukup berimajinasi Ekonomi. tentang apa yang terjadi di, katakanlah, Q= 1.000 dan Entahlah. Tapi kita bisa mulai dengan menggambar Q= - 1.000. sumbu vertikal = Y dan sumbu horizontal = t. Kenapa t? Setelah dihitung, dua-duanya menghasilkan Z sekitar Karena Y (t) dibaca sebagai: Y merupakan fungsi dari t. -1 juta. Nah, angka kasaran ini langsung memberikan
EDISI 5 | MEI 2016
11
gambaran: kalau di ujung-ujungnya saja sudah negatif satu juta, kemungkinan besar bagian tengahnya positif, lik. Menerapkan trend ini terkadang sulit, tapi dengan cukup imajinasi, kita bisa mensketsa hampir semua kurva untuk Ekonomi. Contoh penerapan langkah sketsa kurva Berikutnya, kita akan coba menggambar musuh bebuyutan kita yang sering membuat bingung semua penggambar kurva: fungsi logaritma. Gambar fungsi berikut ini: Wage = log (school years) 1. Sumbu: Cukup jelas. Sumbu vertikal = wage, sumbu horizontal = school years. 2. Titik potong: Di sini mulai rawan. Biasanya, kita menetapkan variabel dependen = 0 untuk mencari titik potong di sumbu vertikal dengan mudah. Tapi itu tidak bisa dilakukan dengan fungsi log, karena log 0 = error. Maka, kita harus menentukan titik potong lain. Mari kita cari titik potongnya dengan sumbu horizontal. Dalam kasus ini, kita cari: jika wage = 0, maka school years = berapa? Untungnya, dari sifat-sifat logaritma, kita bisa tahu bahwa log 1 = 0. Maka kita bisa mulai menggambar dari titik (1,0), atau dengan kata lain, dari school years = 1 di sumbu horizontal. 3. Trend Untuk menggambar kurva ini, kita harus tahu apa sebenarnya arti dari operasi “log” itu sendiri. Dan sayangnya, menjelaskan itu di luar lingkup artikel ini. Tapi karena kita semua mengerti logaritma itu apa (amin), kita tahu bahwa log bilangan negatif = error. Kita juga mengetahui bahwa jika x mendekati 0, log x akan mendekati negatif tak terhingga. Jadi kurva kita akan turun secara drastis semakin dia mendekati 0. Seperti seorang yang telah terkena friendzone, sang kurva akan terus dekat dengan sumbu Y tanpa bersentuhan dengan sumbu Y, karena school years tidak boleh = 0. Kita dapat sebuah asymptote.Setelah itu, kita pertimbangkan perkembangan nilai log x. Ketika x = 10, log x = 1. Ketika x = 100, log x = 2. Dengan kata lain, log x naik jauh lebih lamban daripada x. Dengan informasi dari tiga paragraf di atas, kita simpulkan bahwa bentuk dari y = log x –dan bentuk dari Wage = log (school years) adalah seperti demikian. Sukses besar, saudara-saudara.
Penutup Sekian dulu untuk bagian 1 dari balada matematika. Semoga artikel ini tidak terlalu membosankan untuk pembaca yang sudah dididik Bu Arti dan sudah bisa menggambar 5 kurva di satu koordinat sambil tutup mata. Di lain waktu, jika memungkinkan, kita akan mencoba menggambar pergeseran kurva karena perubahan rumus. Sampai jumpa di web Himi!
Joshua Priasdika
12
EDISI 5 | MEI 2016
+ % 1 $
ALL IN OR
ALL OUT? Ghazi Pradipta
When talking about studying, one thing that students across the globe have encountered is “all-nighter”. From your average teenage junior high school boy or a very mature, undergraduate in the making, man who’s still picturing about his thesis, everybody already
important decisions. Researchers at UC Berkley and Harvard medical school found that after a sleepless night, the pleasure circuitry in the brain got a big boost. But this same neural pathway that stimulates the feeling of reward, euphoria, and motivation after a sleepless night can lead you to a more risky behavior. It also turns out that sleep deprivation shuts down the brains key planning and decision-making region, while it activates our more primal neural functions such heightened activity in the mesolimbic pathway. It is a brain circuit that is driven by dopamine that regulates positive feelings, motivation, addiction, cravings, and decision making. Although it might be a good thing that this part of our brain increases their activity, but In fact the feeling of overly optimistic. imagine that if all the answer that we write on the exams paper is wrong, but because of the overly optimistic feeling that we have, we still believe that our answer is right. So with these much at stakes, do you still plan on doing an “all-nighter”? EDISI 5 | MEI 2016
13
Ijazah Palsu:
Refleksi Degradasi Kedudukan Pendidikan di Indonesia I Gede Adnya Ariyusa
image by google “Education is not preparation for life, education is life itself.” Sepenggal kalimat dari filsuf Amerika John Dewey ini merupakan salah satu pedoman pendidikan di seluruh dunia. Dalam sebuah gebrakan paradigma, ia memaparkan bahwa pendidikan sesungguhnya tidak akan habis dipelajari hingga akhir hayat m e n g h a m p i r i . Pada zaman Renaissance, pendidikan ditekankankan pada pemenuhan kebutuhan individu akan pengetahuan. Pandangan tersebut mampu menghasilkan deretan filsuf yang hingga kini tetap diperhitungkan
teorinya. Tetapi seiring pergeseran zaman Renaissance menuju zaman modern, pandangan masyarakat mengenai pendidikan turut mengalami perubahan.
14
EDISI 5 | MEI 2016
Pendidikan di zaman modern lebih berperan sebagai penunjang pemenuhan kebutuhan manusia, bukan sebagai memenuhi hasrat filsafat semata. Hal ini terlihat dari sistem pendidikan yang dirancang bertingkat dan tujuan akhirnya untuk memenuhi kualifikasi tenaga kerja. Utamanya di Indonesia, setiap lembaga maupun perusahaan telah menetapkan batas pendidikan minimal untuk dapat diterima sebagai pekerja di tempat tersebut. Dengan kondisi tersebut, pendidikan menjadi hal yang sangat penting ditempuh oleh masyarakat. Ditam-
bah dengan kecenderungan makin tingginya penghasilan seiring dengan tingginya pendidikan yang dimiliki, masyarakat Indonesia menjadi berlomba untuk menempuh pendi-
dikan setinggi-tinggiya. Akan tetapi, untuk berhasil memiliki kualifikasi pendidikan yang tinggi, masyarakat setidaknya harus melewati 18 tahun masa pendidikan dengan biaya yang tidak sedikit pula. Tak mengherankan jika beberapa orang mulai mencari jalan p i n t a s . Muncullah ijazah palsu sebagai solusi bagi orang-orang yang ingin mudahnya saja. Siapapun bisa memberikan sejumlah dokumen dan uang untuk memperoleh ijazah dari tingkat sarjana hingga doktor. Uang yang dikeluarkan juga masih terhitung lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pendidikan perguruan tinggi negeri di Indonesia. Dari hasil pendataan oleh kementerian riset teknologi dan perguruan tinggi di tahun 2015, terdapat 187 oknum yang menggunakkan ijazah palsu dan diterima bekerja di sejumlah lembaga negara (CNN Indonesia, 2016). Ditambah lagi menurut penuturan Mohammad Nasir selaku Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi , ijazah palsu juga menjerat sejumlah perguruan tinggi swasta di Indonesia.(dikti.go.id,2015). Kasus pemalsuan ijazah ini masih dapat ditemui di tahun 2016. Menindaklanjuti kasus ini, kini sejumlah lembaga profesi mulai memikirkan adanya standarisasi untuk keprofesian. Sehingga untuk memperoleh pekerjaan, calon pelamar tidak hanya harus memiliki ijazah namun surat standarisasi skill dari lembaga profesi tertentu. Pemberian Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) diharapkan mampu mengurangi kasus kecurangan dalam sistem pendidikan, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan tentunya meningkatkan daya saing tenaga kerja dalam negeri . Namun efek dari standarisasi massal sendiri tidak sepenuhnya positif.. Kembali sekali lagi ke pernyataan Dewey, idealnya pendidikan merupakan proses seumur hidup. Hendaknya seseorang terus memper-
bekerja, dimanapun dia berada. Sayang sekali, bagi seorang warga Indonesia yang melihat struktur insentif yang diberikan perusahaan-perusahaan, dengan fokus mereka kepada standar minimum dan bukannya pembelajaran yang berkelanjutan, konsep agung ini hanya akan terdengar naif. Sumber : Kementerian Riset dan Teknologi.(2016). Menristekdikti : Tutup Perguruan Tinggi yang Suka “Bermain”.Diakses melalui www.dikti.go.id pada tanggal 13 April 2016 oleh penulis. Linggasari,Yohannie.(2015). Menteri Nasir: 187 Pemilik Ijazah Palsu Punya Jabatan Penting .Diakses melalui cnnindonesia.com pada tanggal 13 April 2016 oleh penulis.
dalam pengetahuan dan kemampuan kapanpun dia
EDISI 5 | MEI 2016
15
PR untuk Ekonom Muda
image by google
Ishlah Bimo Kasus suap pengusaha untuk pejabat negara semakin marak terdengar di media. Salah satunya adalah perusahaan yang sedang berurusan dengan KPK terkait kasus suap yang diduga berhubungan dengan kelancaran proyek reklamasi. Agaknya, di mata pengusaha pejabat negara hanyalah salah satu 'faktor produksi' yang bisa melancarkan jalannya usaha. 'Barrier to entry' juga tergambar dari sistem birokrasi yang rumit, dengan tuntutan biaya yang tinggi bagi pejabat untuk 'pemulus' kegiatan usaha. Akibat kemudahan berbisnis yang diberikan kepada perusahaan yang mampu membayar mahal, muncullah market power, kemampuan individu atau perusahaan dalam mempengaruhi harga. Mengapa memunculkan market power? Jumlah aktor ekonomi terbatas, pesaing pun sedikit. karena tidak bisa menembus pasar jika 'relasi' dan modal tidak terlalu kuat. Lalu, setelah munculnya market power, mudah sekali mengatur supply yang beredar sehingga harga terpengaruh untuk naik dari titik equilibrium. Invisible hand, kemampuan pasar dalam menentukan supply dan demand yang efisien dengan sendirinya pun sirna. Sebagai bukti, di tahun 2015, Index Kemudahan Berbisnis (IKB) Indonesia menempati peringkat 114 dari 189 negara. Untungnya, pemerintah sedang berusaha menjadikan kondisi pasar lebih kompetitif
16
EDISI 5 | MEI 2016
dengan cara penyederhanaan birokrasi. Alhasil, IKB Indonesia naik di tahun 2016 menjadi 109. Namun, usaha itu perlu dilanjutkan dan diperluas lagi. Siapa yang melanjutkan? Sebagai ekonom muda, adalah tugas kita untuk meperjuangkan ide tentang pasar yang kompetitif dan sehat, pasar di mana tiap pelaku ekonomi sadar bahwa harga yang terlalu tinggi akan turun ke titik equilirbium dan sebaliknya. Ketika harga berfluktuasi, biarlah ia karena 'tangan yang tak terlihat' dan biarlah pelaku pasar tak lagi bertanya 'tangan siapa' yang memberi perubahan kepada harga pasar.
SUARA MAHASISWA
Masa Krisis
Pemimpin
BANGSA
Pengabdian seorang pemimpin akan lebih essensial apabila tindakan pengabdian yang dilakukan adalah sebuah pengajaran. Pengajaran yang dimaksud dalam konteks ini adalah pemimpin yang mampu memberikan contoh tindakan yang benar. Seseorang yang mampu berdiri di depan dan memimpin semua warganya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sosok yang mampu mengilhami pemuda-pemudi Indonesia. Kurangnya tokoh yang mampu melakukan hal inilah yang membuat Indonesia masih stagnan dalam konteks pemerintahan. Karakter bangsa Indonesia dari generasi ke generasi tetaplah sama, dan reformasi politik tahun 1998 sebenarnya tidak membuat Indonesia bertransformasi secara moral.
Pemimpin di Indonesia terkesan terlalu dipengaruhi oleh urusan politik, sehingga seolah-olah pemimpin kehilangan jati dirinya begitu mereka memasuki ranah politik. Namun dibalik semua itu masih ada tokoh-tokoh pemimpin yang berpotensi diantaranya bapak Dahlan Iskan maupun bapak Presiden Joko Widodo, sikap mereka sungguh luar biasa, jika pak Dahlan dengan konsep “kerja kerja kerja!” maka Pak Jokowi pun demikian. Akan tetapi terus terang ada perbedaan sikap baik pra-pilpres ataupun pasca pilpres, karena setelah pemilihan presiden usai, semangat yang biasanya mereka tampilkan hilang dan mereka pun sudah jarang tampil di koran maupun televisi. Seolah-olah mereka melakukan semua itu semata-mata hanya untuk menggalang dukungan semata sebelum pilpres.
Pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini adalah pemimpin yang mendedikasikan diri kepada masyarakat. Definisi mendedikasikan diri kepada masyarakat ini perlu digarisbawahi. Seperti dalam konsep demokrasi, pemimpin yang dipilih oleh masyarakat pun juga harus kembali melayani masyarakat. Akan tetapi akhir-akhir ini figur seorang pemimpin yang seharusnya melayani dirusak oleh beberapa golongan yang tidak bertanggung jawab, terutama bagi mereka yang melakukan tindak korupsi dan menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
Attitude yang sangat tidak konsisten ini adalah faktor yang menjadi penyebab mengapa pemimpin di Indonesia tidak dapat menjadi pemberi inspirasi bagi warganya, sehingga warga tidak memiliki seorang idola ataupun teladan. Indonesia membutuhkan seorang pemimpin berkarakter kuat yang memiliki cita-cita besar bagi Indonesia dan mampu melakukan terobosan, rombakan dan bersedia melakukannya tanpa pengaruh politik. Dengan adanya sosok demikian, warga Indonesia pasti akan terinspirasi untuk melakukan sesuatu bagi negaranya, terutama golongan-golongan muda tekadnya akan terbakar dan dapat melakukan banyak hal baik bagi bangsa.
Titto Naufal Airlangga EDISI 5 | MEI 2016
17
suara mahasiswa
OMNIA MOBILIS, Lawan
CETERIS PARIBUS Yang
TERLUPAKAN Apabila anda adalah seorang yang mendalami bidang ekonomi, ceteris paribus pasti sudah tidak aasing lagi di telinga. Asumsi yang lazim digunakan aadalam ilmu ekonomi ini memiliki arti “faktor lain dianggap tetap” dan digunakan untuk menyederhanakan atau memudahkan formulasi dari berbagai anggapan ekonomi. Sehingga dari asumsi tersebut, kita dapat melihat korelasi antara 2 jenis variabel dalam analisis suatu fenomena ekonomi. Namun, tahukah anda bahwa ceteris paribus memiliki asumsi lawan? Omnia mobilis mungkin suatu istilah yang kurang familiar di telinga kebanyakan orang. Namun sebenarnya asumsi ini merupakan lawan dari ceteris paribus yang memiliki arti “semua hal berubah”. Istilah ini merupakan asumsi kehidupan ekonomi yang nyata dimana banyak variabelvariabel independen yang mempengaruhi suatu kejadian ekonomi yang kompleks. Oleh karena itu, keputusan keputusan lebih sulit dibuat menggunakan asumsi ini. Kita dapat memahami perbedaan asumsi ceteris paribus dengan omnia mobilis dengan sebuah pengibaratan. Ceteris paribus adalah foto dari satu saat kejadian ekonomi sedangkan omnia mobilis merupakan video yang berjalan secara real time.
18
EDISI 5 | MEI 2016
Sebagai contoh, kita ingin mengetahui perubahan kuantitas dari permintaan mobil dari seorang konsumen. Dengan menggunakan asumsi ceteris paribus, ketika harga mobil naik, faktorfaktor lain seperti pendapatan, selera, dan harga barang lain yang terkait tetap, maka kuantitas permintaan mobil berkurang , sebagaimana dalam hukum permintaan umumnya . Tetapi dengan asumsi omnia mobilis, ketika harga mobil naik, namun pendapatan, selera dan harga barang lain yang terkait juga naik, maka belum tentu kuantitas mobil yang diminta berkurang. Berkurang, tetap, atau justru bertambahnya kuantitas mobil yang diminta tersebut tergantung pada besarnya proporsi kenaikan harga mobil terhadap kenaikan pendapatan, selera dan harga barang lain yang terkait. Ceteris paribus mungkin adalah satu asumsi yang baik pada saat tertentu, namun a s u m s i te rs e b u t t i d a k c u ku p ba i k u n t u k menjelaskan analisis ekonomi melihat fenomen ekonomi terjadi secara kompleks dan dinamis. Dengan demikian, walaupun cenderung lebih rumit, asumsi Omnia mobilis memungkinkan kita dalam analisis pemodelan ekonomi yang menggunakan lebih banyak lagi variabel dan memberikan asumsi pada pemodelan tersebut.
Referensi Estrada, M.A.Ruiz. 2010. ”The Ceteris Paribus Assumption vs. Omnia Mobilis Assumption: Economic Note”. Social Science Network Research, FEA Working Paper No. 2010-06. Diakses pada Jumat, 15 April 2016 pukul 14.09 Estrada, M.A.Ruiz. 2007. ”Beyond the Ceteris Paribus Assumption: Modeling Demand and Supply Assuming Omnia Mobilis”. Social Science Network Research, FEA Working Paper No. 2007-16. Diakses pada Jumat, 15 April 2016 pukul 22.00 WIB.
Ghiffany Zahra EDISI 5 | MEI 2016
19
SUARA MAHASISWA
KESIAPAN INDONESIA MENJALANI KEBIJAKAN OPEN SKY ERA MEA 2016
POTENSI ATAU BUMERANG? Satrio Adi Wibowo
ASEAN
Economic Comunity (AEC) merupakan realisasi dari Visi ASEAN 2020 dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi bersama. Kesepakatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN. Selain itu, ASEAN Economic Comunity (AEC) terdiri dari peningkatan daya saing, peningkatan taraf hidup masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Salah satu program dari AEC adalah penerapan ASEAN Open Sky di tahun 2016. Kesepakatan ini memperbolehkan penerbangan langsung ke sejumlah kota di negara anggota ASEAN. Hal ini merupakan bentuk liberalisasi aturan dalam industri penerbangan sipil. Meskipun penuh tantangan, INACA (Indonesian National Air Carries Association) melihat adanya peluang bagi sejumlah maskapai Indonesia untuk memperluas pasar. Penerapan ini juga merupakan bagian dari tujuan dibentuknya AEC. Dengan diterapkannya kebijakan ini bagi Indonesia sendiri akan menghasilkan beberapa dampak, yaitu meningkatkannya kesempatan dan tantangan yang baru bagi perusahaan penerbangan, kita akan mendapatkan keuntungan dari segi
20
EDISI 5 | MEI 2016
ekonomi, yaitu meningkatkan pemasukan PDB hingga 7 triliun Rupiah dan juga meningkatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 32.000 lapangan kerja baru untuk peningkatan perekonomian Indonesia di tahun 2025. Sedangkan yang menjadi tantangannya adalah semakin tingginya tingkat persaingan di antara perusahaan penerbangan yang telah ada. Saat ini, setidaknya tercatat sebanyak 20 maskapai penerbangan utama di Indonesia, baik yang melayani domestik maupun internasional. Selain itu , akan beroperasionalnya maskapai penerbangan dari negara lain yang menjadi anggota ASEAN, khususnya negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang sudah jauh lebih siap menghadapi ASEAN Open Sky. Soal kompetisi tersebut, menurut konsep Michael Porter mengenai The Determinants Of National Advantage, menyatakan bahwa untuk memenangkan persaingan, suatu negara perlu memiliki keunggulan kompetitif dengan tujuan utamanya adalah mengalahkan kompetitor. Namun menurut Hermawan Kartajaya, dalam Marketeers Dinner Seminar “What’s Wrong with Michael
SUARA MAHASISWA Porter” teori kompetisi ini sangat kontekstual dan menjadi masukan yang berharga bagi perusahaan di era 1990-an. Hal ini dikarenakan pada masa itu pemerintah masih sangat kuat menguasai lini kehidupan masyarakat, termasuk bisnis, sehingga tidak memungkinkan adanya kompetisi. Monopoli industri yang terjadi di suatu negara tidak akan memajukan kondisi ekonomi di negara tersebut dan persainganlah yang akan memaksa perusahaan melakukan inovasi. Saat ini dengan munculnya kebijakan seperti ASEAN Open Sky. Intervensi dari negara semakin diminimalisir, persaingan menjadi semakin ketat, dan perusahaan tidak cukup hanya fokus untuk memenangkan kompetisi dengan mengalahkan kompetitor, namun juga harus melakukan perubahan lingkungan bisnis mereka untuk menghasilkan suatu inovasi yang kreatif, sehingga dapat menjadi perusahaan yang berbeda dengan yang lain. Melakukan analisa perubahan lingkungan bisnis dapat dilakukan dengan fokus pada lima faktor pendorong perubahan seperti teknologi, politik-legal, sosial-budaya dan ekonomi. Setelah itu perhatikan apakah kompetitor yang sudah memperisiapkan untuk menyambut ASEAN Open Sky, siapa pelanggan yang menjadi target market dari perusahaan, serta apa yang perusahaan dapat lakukan untuk merespon perubahan yang terjadi.
uang-atau-bencana#!/auth “Asean Open Sky” CSE Aviation - an International Avioation Consultant.Accessed on Maret 29, 2016 http://www.cse-aviation.biz/wp-content/uploads/2015/01/Open-Sky-2015-Edwin-Soed armo.pdf “Belajar dari kebangkrutan perusahaan Michael Porter” The Marketeers. Accessed on Maret 29, 2016 http://www.the-marketeers.com/archives/belajar-dari-kebangkrutan-perusahaan-michael-porter.html#.U14 J7BdD94M “Pariwisata sektor unggulan Indonesia Timur” Indonesia Timur Berita dan Budaya. Accessed on Maret 29, 2016 http://indonesiatimur.co/2014/10/21/pariwisata-sektor-unggulan-indonesia-timur-di-mea-2015/
Sumber : “Asean Open Sky 2015, Peluang Atau Bencana ?” Harian Ekonomi Necara. Accessed on Maret 30, 2016 http://www.neraca.co.id/article/59229/asean-open-sky-2015-pel-
EDISI 5 | MEI 2016
21
PRESTASI
CONGRATULATIONS “This is not the end, this is not even the beginning of the end, this is just perhaps the end of the beginning.” - Winston S. Churchill
Juara 2
ISD Essay Competition
Juara 2
Rotterdam School of Management Star Case Competition 2016
Juara 3
Kejuaraan Taekwondo Piala Gubernur DKI Jakarta
Juara 2
Market Research Analysis and Business Plan Competition Youth Excursion 2016
22
EDISI 5 | MEI 2016
kegiatan
ALUMNI CORNER Sekilas Perbankan dan Kiat Wawancara Kerja
Gabriel Pierre Staff Departemen Eksternal “Ketika sudah bekerja, saat kita dihadapkan dengan begitu banyak pilihan, pilihlah sesuai passion”. Kalimat diatas diucapkan oleh Nur Hamid Kurniawan, S.E (Alumnus Ilmu Ekonomi angkatan 1994), ketika menjadi pembicara dalam Alumni Corner yang diselenggarakan oleh Departemen Eksternal Himiespa. Acara ini bertempat di ruang kelas FEB UGM, pada tanggal 30 Maret 2016. Dalam acara tersebut, Sub Branch Manager Bank Muamalat cabang Yogyakarta ini menyampaikan materi tentang dunia kerja di perbankan dan kiat di dalam menghadapi wawancara kerja. Sebelumnya sewaktu kuliah pak Hamid aktif di Biro Pers Himiespa. Secara jelas Pak Hamid memberi nasihat bahwa ketika duduk dibangku perkuliahan, mahasiswa harus dapat menyeimbangkan antara kegiatan akademis dan non akademis. Hal ini disebabkan karena ilmu tidak hanya didapat di dalam kelas saja. Selain itu, masa depan mahasiswa tergantung pilihan maupun jalan mahasiswa sendiri. Keselarasan antara minat dan passion ketika mengerjakan sesuatu membuat mahasiswa melakukan pekerjaan yang terbaik, ungkap mantan Wakil Ketua UKM Gama Band ini. Pria yang telah lama bergerak di dunia perbankan syariah ini mengatakan bahwa perbankan adalah dunia yang unik. Secara umum, jika mahasiswa ingin melamar ke dunia perbankan mahasiswa membutuhkan kualifikasi kemampuan analisis yang kuat dan kecakapan komputer. Menurut beliau, kompetisi mahasiswa IE (Ilmu Ekonomi) untuk bidang perbankan sangat besar. Hal ini dikarenakan perbankan memiliki sifat terbuka dalam artian berbagai macam jurusan bisa bekerja di perbankan dengan syarat memenuhi kualifikasi. Beliau menambahkan, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM dapat mendaftar di bagian marketing financing atau bagian kredit. Selain itu bisa juga di bagian treasury division yang memiliki fokus di sirkulasi dana nasabah. Di bagian ini, mahasiswa dapat menerapkan ilmunya. Kiat wawancara kerja menurut beliau adalah masalah yang sangat rumit tetapi dapat dipelajari. Beliau membagi tahapannya sebagai berikut, Tahap 1: Sebelum wawancara Dalam melamar kerja, biasanya mahasiswa diminta untuk mengirim CV
dalam CV adalah pengalaman dan prestasi ketika duduk di bangku perkuliahan, tetapi kesan pertama sangat menentukan. Dalam tahap ini, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan, mengetahui profil dan produk dari perusahaan yang mahasiswa tuju. Selain itu, pengetahuan mengenai budaya di perusahaan seperti cara berpakaian serta wawasan yang luas menjadi salah satu kunci kiat wawancara yang penting. Tahap 2: Sesi wawancara Ketika tiba saatnya wawancara, ada beberapa hal standar yang perlu diperhatikan, misalnya perasaan gugup. Hal tersebut wajar tetapi menjadi tidak wajar ketika terjadi terus menerus. Kemudian, perlu juga mahasiswa menyempatkan datang sebelum waktu yang ditentukan. Secara teknis, ketika wawancara ada beberapa hal yang bisa dilatih, misalnya: Ketika dipersilahkan untuk menceritakan diri, ceritakan aktivitas ketika kuliah dulu dan alasan kenapa mahasiswa tertarik dengan perusahaan yang Gerak tubuh sangat memengaruhi. Misalnya saat duduk, usahakan tidak terlalu kaku dan tidak juga terlalu Dalam pertanyaan mengenai kelemahan, ada baiknya jika ditambahkan dengan solusi mengatasi kelemahan tersebut Konsisten terhadap setiap jawaban. Dan terakhir, mahasiswa harus terlihat sangat antusias. Hal ini disebabkan karena ada pepatah our emotion is created by our motion. Dalam dunia pekerjaan wawasan menjadi penting karena di dunia kerja mahasiswa akan sering berhubungan dengan orang lain dan tidak hanya membahas mengenai bidang pendidikan mahasiswa. Namun, yang tak kalah penting lagi adalah minat dan passion harus diterapkan dalam bekerja. Di akhir sesi, Pak Hamid menutup dengan pernyataan bahwa mahasiswa harus mempersiapkan diri secara akademis maupun non akademis. Dalam dunia wawancara nanti, hal kecil juga harus diperhatikan. Selain itu, mahasiswa harus bekerja dengan passion dan terus mengembangkan passion, karena usaha sesuai hobi ataupun kerja sesuai minat adalah hal yang paling baik.
( Curicullum Vitae ). Diharapkan CV dapat sekreatif mungkin. Dalam CV tersebut, foto diri harus menarik, dalam artian sebisa mungkin memberikan kesan tertarik dengan pekerjaan. Menurut beliau, memang yang lebih menentukan di
EDISI 5 | MEI 2016
23
KEGIATAN
Himiespa Hadiri Bandung Economics Experience
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menjadi momentum bagi beberapa kota besar untuk beralih menjadi smart city. Surabaya dan Makassar merupakan dua kota besar yang memanfaatkan momentum ini. Beralihnya dua kota tersebut menjadi smart city membuat pemerintah Kota Bandung mencanangkan Bandung Teknopolis di Bandung Timur yaitu daerah Gedebage. Bandung Teknopolis menjadi topik hangat masyarakat Kota Bandung. Sabtu lalu (30/4), Ketua Umum (Alexander Michael) dan Departemen Eksternal Himiespa menghadiri acara Bandung Economics Experience (BEE) yang merupakan acara tahunan dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Parahyangan (HMPSEP UNPAR). BEE mengangkat tema “Pengaruh Pembangunan Bandung Teknopolis Terhadap Perekonomian Berbasis Teknologi dan Pusat Pertumbuhan Ekonomi”. BEE memiliki dua rangkaian acara yang dikemas dalam dua hari. Hari pertama adalah pemaparan materi dan penjelasan tema oleh HMPSEP UNPAR kepada mahasiswa dan city tour Kota Bandung. Hari kedua adalah seminar nasional yang merupakan puncak acara BEE 2016. Seminar ini mengupas Bandung Teknopolis mulai dari pengertian hingga dampak yang akan terjadi baik dari aspek lingkungan hidup, ekonomi, dan tata kota. Tiga pembicara yang hadir pada seminar adalah Direktur Walhi, Pengamat Tata Kota Bandung, dan Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Parahyangan. Menurut Direktur Walhi, Dadan Ramdan, Bandung memerlukan lebih banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena setiap tahunnya daerah rawan banjir terus meluas seiring maraknya kawasan terbangun. Kawasan terbangun memiliki presentase 84% terhadap luas Bandung, sedangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) hanya memiliki presentase 16%. Apabila Bandung Teknopolis terealisasi, maka luas RTH akan semakin menyempit karena kawasan Bandung Timur memiliki RTH terbesar untuk Bandung. Selain itu, Gedebage juga memiliki beberapa potensi bencana alam seperti gempa bumi, banjir, longsor, dan puting beliung. “Jangan sampai hanya investor saja yang diuntungkan” ujar Dadan. Investor harus bisa membagi keuntungan dengan masyarakat Bandung khususnya daerah Gedebage. Selain itu, diperlukan pengkajian ulang mengenai dampak lingkungan dan sosial sehingga nantinya masyarakat tidak rugi akibat Bandung Teknopolis. Apartemen yang dibangun nanti harus diprioritaskan untuk masyarakat Gedebage yang tempat tinggalnya tergusur akibat pembangunan Bandung Teknopolis.
24
EDISI 5 | MEI 2016
Di sisi lain, Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiapan infrastruktur berperan penting dalam Bandung Teknopolis. “Semuanya akan terintegrasi dengan IT jadi mulai dari transportasi umum hingga masyarakatnya sendiri harus siap” ujar Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Parahyangan, Ishak Soemantri. Dengan dibangunnya proyek High Speed Train, perjalanan Jakarta-Bandung hanya memakan waktu sekitar 30 menit, sehingga transportasi umum harus dapat memenuhi jumlah wisatawan yang akan keluar masuk ke daerah Gedebage. Selain itu, mobilitas yang cepat ini akan mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk membuka usaha dari kuliner hingga industri kecil kreatif. Dengan adanya Bandung Teknopolis, Pendapatan Domestik Bruto Regional (PDRB) Kota Bandung diperkirakan akan meningkat dan ouput index happiness juga akan meningkat, sehingga dibutuhkan tiga konsep penting yaitu Income Multiplier, Employment Multiplier, dan Output Multiplier untuk menjaga keberlanjutan dampak positif dari segi ekonomi. Selain itu, tenaga kerja yang memiliki soft skill dalam bidang IT dan skilled labor sangat dibutuhkan guna menghadapi Bandung Teknopolis. Kesiapan SDM dan masyarakat akan mendorong Bandung Teknopolis menjadi pusat ekonomi Bandung. Meskipun dari sisi ekonomi dalam jangka panjang akan memberi dampak positif, perlu diperhatikan juga unsur tata kota agar hal-hal seperti banjir dan kemacetan tidak terjadi. Menurut Pengamat Tata Kota Bandung, Hesti D. Nawangsidi, jika Bandung Teknopolis terealisasi, daerah Gedebage memerlukan daerah terbuka biru untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Gedebage terletak pada cekungan yang merupakan daerah rawan banjir. Daerah terbuka biru yang dimaksud adalah danau atau instrumen penampung air untuk mencegah debit air tinggi saat hujan yang masuk ke Gedebage. Kemudian jalan raya di daerah Gedebage pun harus memiliki minimal tiga ruas sehingga mobilitas untuk transportasi umum dan pribadi terhindar dari kemacetan. Di penghujung acara BEE, Michael sempat memberi beberapa gagasan mengenai Bandung Teknopolis. Menurutnya, Bandung memiliki perkembangan industri informasi sebesar 14 persen di tahun 2014, sehingga Teknopolis bisa mendapat dorongan yang kuat. Namun, dibutuhkan technology spillover dan biaya investasi yang tinggi untuk memulainya. Setelah acara selesai, rombongan Himiespa berbincang-bincang dengan Pengurus HMPSEP UNPAR yang kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. Belum selesai sampai disitu, pertemuan dilanjutkan dengan Ketua dan Bidang Eksternal HIMA ESP UNPAD. Pertemuan membahas Economics Gathering yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan September. Selain itu, pertemuan membahas tentang pengalaman-pengalaman terdahulu dan juga sasaran dalam pertemuan tersebut.
Agenda 2016
AGENDA
Juni Bakti Sosial
Evaluasi Tengah Tahun
Agustus
Studium Generale
September Indomie-Open House Alumni Day Bedah Jurnal Locus
Oktober
Economics Gathering Essay Compilation Book
November Necovent Desember Evaluasi Gabungan
EDISI 5 | MEI 2016
25
GALERI
26
EDISI 5 | MEI 2016
GALERI
EDISI 5 | MEI 2016
27
Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
[email protected]
@himiespa
@himiespa
@rjk9677t
Sekertariat Himiespa Jalan Sosiohumaniora No. 1 Lantai 1 Sayap Utara Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada