HEART OF BORNEO BERINVESTASI DI ALAM UNTUK EKONOMI HIJAU Laporan Sintesis
www.hobgreeneconomy.org
HEART OF BORNEO BERINVESTASI DI ALAM UNTUK EKONOMI HIJAU Laporan Sintesis Diterbitkan oleh WWF HoB Global Initiative
“Masa depan penuh bahaya yang dihadapi alam adalah hasil perbuatan kita sendiri, tetapi solusinya juga ada dalam genggaman kita”
DAFTAR ISI
Edward O. Wilson
Heart of Borneo: Berinvestasi di Alam untuk Ekonomi Hijau disusun untuk mendukung inisiatif tiga negara Heart of Borneo (HoB). Tiga produk yang tercakup di dalamnya adalah: laporan utama - Heart of Borneo: Berinvestasi di Alam untuk Ekonomi Hijau, laporan sintesis dan situs web terkait (www.hobgreeneconomy.org).
Kata pengantar
2
Pesan utama
4
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
5
7
Apakah ekonomi saat ini berjasa bagi masyakarat dan siap menghadapi
perubahan iklim?
Terputusnya hubungan alam-ekonomi
9
Masa depan yang lebih baik? Gambaran dan Pemodelan Ekonomi Hijau
11
Pengembangan skenario
14
Hasil pemodelan
15
Mewujudkan ekonomi hijau
21
Inisiatif HoB: Prioritas Logis menuju Ekonomi Hijau
21
Ekonomi hijau untuk kesejahteraan rakyat
23
Peran utama pemerintah
25
Proyek ini dimungkinkan berkat pendanaan dari Badan Antariksa Eropa dan WWF
Peran pemangku kepentingan lainnya
27
Disclaimer: Laporan ini mengacu pada hasil kerja dari sejumlah sumber dan belum melalui peer review akademis secara lengkap. Pandangan atau opini yang dikemukakan dalam laporan ini tidak mewakili jaringan WWF atau organisasi-organisasi lain yang memberikan kontribusinya dalam laporan ini dan para penulis yang berkontribusi tidak bertanggung jawab atas masalah apapun yang timbul dari penggunaan laporan ini.
Langkah penting selanjutnya
Ucapan Terima Kasih: Editor Utama (laporan utama, laporan sintesis dan situs web): Christopher E. Cosslett dan Annawati van Paddenburg Penulis Utama dari laporan utama: Annawati van Paddenburg, Andrea M. Bassi, Eveline Buter, Andy Dean Special thanks to: Joshua Bishop, Arif Budiman, Cristina Eghenter, Brendan Fisher, Chris Greenwood, Siti Ichsan, Iain Henderson, Mikaail Kavanagh, John Morrison, Amy Rosenthal, Wisnu Rusmantoro, Agus Salim, Jessica Spence, Jeanne Stampe, Adam Tomasek, Andrea Westall, Made Wiratma, Ivy Wong, Stephan Wulffraat. Para kontributor: WWF Indonesia, WWF Malaysia, WWF US, WWF Australia, WWF UK, WWF International, Heinz Terhorst (For Clime), Emily Benson (Green Economy Coalition), Merril Halley (New Forests), Alex McBratney (University of Sydney), Benjamin Simmons (UNEP), Anita Beck dan Chloe Hill (UNEP-TEEB), Hans Thiel (FAO) dan seluruh peserta lokakarya/dialog (termasuk Pemerintah, Bisnis dan Kelompok Masyarakat) dan banyak ahli lainnya (lihat Laporan Utama untuk daftar lengkapnya)
Desain oleh Catalyze Sustainability Communications, ActivDesign dan P100design. Foto sampul (dari atas ke bawah): © Alain Compost / WWF-Canon, © Alain Compost / WWF-Canon, © Jimmy/ WWF-Indonesia Silakan gunakan publikasi ini dengan referensi sebagai berikut: Cosslett, Christopher E. dan Annawati van Paddenburg, Edisi 2012. Heart of Borneo: Berinvestasi di Alam untuk Ekonomi Hijau: Laporan Sintesis. Jakarta: WWF Heart of Borneo Global Initiative © 2012 Setiap duplikasi secara lengkap atau sebagian dari publikasi ini harus menyebutkan judul dan kredit penerbit tersebut di atas sebagai pemilik hak cipta. ISBN number: 978-602-19901-1-7
29
KATA PENGANTAR
OLEH SIR DAVID ATTENBOROUGH
Kehidupan di bumi tidak tersebar merata di seluruh planet kita. Borneo – pulau terbesar ketiga di dunia – adalah salah satu harta karun terkaya, yang dipenuhi dengan begitu banyak jenis satwa dan tumbuhan liar, yang hidup dalam hutan tropis yang sangat mengagumkan ini. Wilayah hutan yang luas ini masih menyelubungi gunung, kaki bukit, dan dataran rendah di sekitarnya yang terbentang sepanjang perbatasan Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Inilah Heart of Borneo dan kita yang menghargai kehidupan di planet harus mendukung negara-negara ini untuk melestarikannya. Heart of Borneo adalah sebuah warisan dunia dan dunia harus memenuhi kebutuhannya. Seperti kebanyakan hutan lainnya, hutan ini terancam penggundulan atau degradasi, karena tekanan ekonomi dan sosial dari kehidupan di abad 21. Penebangan yang tidak berkelanjutan, pengalihan lahan hutan untuk pertanian dan pertambangan, dan peningkatan dampak perubahan iklim telah mengorbankan hutan. Borneo terancam bahaya kehilangan ekosistem berharga yang penting bagi kelanjutan hidup masyarakat lokal dan perekonomian nasional ketiga negara Borneo, serta menjadi bagian penting dari upaya global untuk menanggulangi perubahan iklim. Hutan-hutan Borneo memiliki kekayaan alam dalam jumlah besar. Kita memungut hasil kayu, dan segala hasil hutan lainnya dari beragam jenis tanaman dan satwa yang menakjubkan. Kita menikmati fasilitas yang hutan sediakan dan memasarkannya untuk ekowisata. Kita bergantung pada air yang bersumber di hutan untuk rumah tangga, pertanian, industri, dan transportasi kita; dan kita bergantung pada kemampuan alam menyimpan karbon dan mengurangi penumpukan gas rumah kaca di atmosfer. Namun demikian, hingga saat ini kita hampir tidak pernah melakukan usaha untuk menghitung nilai mereka. Hutan adalah kekayaan alam yang terlalu mahal untuk disia-siakan, namun kita tidak tahu nilai sesungguhnya dari apa yang kita miliki di ‘bank alam’ kita. Sistem keuangan nasional yang konvensional memberikan kita Produk Domestik Bruto (PDB) dan pengukuran lainnya, tapi sistem ini gagal menghitung hal-hal yang tidak dapat dibayar dengan tunai, tanpa mempedulikan betapa berharganya fungsifungsi hutan dan pengeluaran keuangan yang harus dibayar jika (fungsi-fungsi tersebut rusak dan) kita harus menggantinya. Laporan ini akan membahas hal-hal yang kurang diperhatikan tersebut. Ada beberapa langkah awal untuk mengukur nilai alam yang tak kasatmata di Heart of Borneo dan memberitahu kita bahwa dengan tindakan bersama, jalur pembangunan hijau sangat mungkin dilakukan, dengan manfaat yang lebih besar bagi semua orang, termasuk masyarakat adat dan yang kurang mampu. Hal ini memberikan secercah harapan agar konservasi, pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi berjalan seiringan. Untuk mewujudkannya, nilai kekayaan alam yang sebenarnya harus tercermin, baik dalam perencanaan fiskal maupun harga produk dan jasa. Harus ada insentif finansial untuk merangsang pemeliharaan sumber daya alam secara tepat, dengan penilaian realistis sesuai isu yang sangat penting dari pertumbuhan pasar rendah karbon dan berkelanjutan dan berpihak pada ekonomi yang kurang mampu. Pendanaan karbon melalui REDD+ dapat menjadi mekanisme penting untuk menjaga hutan dan mengungkapkan nilai sejati mereka. Pemerintah sebaiknya memimpin dan bekerja sama dengan masyarakat, kelompok adat, dan sektor swasta agar pengelolaan hutan secara berkelanjutan menjadi layak secara ekonomi. Heart of Borneo adalah tempat yang tepat untuk memulainya. Kita sangat membutuhkan jalan baru menuju masa depan yang berkelanjutan – yang menempatkan nilai ekonomi sesungguhnya terhadap anugerah alam dan peran penting alam dalam menyediakan kebutuhan hidup kita.
© Jimmy / WWF-Indonesia
Laporan ini akan lebih mendekatkan kita dalam menciptakan ekonomi hijau yang dapat menjamin ketahanan pangan, air, dan energi untuk semua.
1
Pengelolaan hutan secara berkelanjutan perlu menjadi prioritas politik universal. Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati menjaga masa depan kita semua dan Heart of Borneo dapat menjadi contoh bagi dunia bagaimana ini dapat dicapai.
2
PESAN UTAMA Inisiatif Heart of Borneo menawarkan contoh penting tentang bagaimana negara dapat bekerja sama secara lintas batas untuk membangun dan menerapkan visi ekonomi hijau. Dengan berinvestasi di alam, negara-negara di Borneo dan di luarnya membantu menjamin masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi warga negaranya dan bagi dunia secara keseluruhan. Fulai Sheng, Ekonom Senior...United Nations Enviroment Program (UNEP)
“Berinvestasi di alam, terutama pengelolaan hutan berkelanjutan, merupakan elemen penting dalam menjamin pembangunan berkelanjutan. Mengenali nilai alam dan kekayaan alam adalah langkah awal yang penting untuk mendorong investasi tersebut.” Javed Hussain Mir, Director, Environment, Natural Resources and Agriculture, South East Asia Department, Asian Development Bank (ADB)
HoB adalah penetapan Kawasan Strategis Nasional Indonesia pertama yang ditetapkan pada nilai modal alam. Kebijakan dan kerangka perencanaan penggunaan lahan yang unik ini memberikan landasan bagi visi ke depan untuk mencapai pelestarian dan pembangunan berkelanjutan bagi alam dan kesejahteraan rakyat. Laporan ini merupakan sumber berharga yang dapat mendukung pendekatan ekonomi hijau di Kalimantan.
© Tantyo Bangun / WWF-Canon
Andi Novianto, Ketua, Kelompok Kerja Nasional HoB Indonesia
Rumah bagi sekitar 6% keanekaragaman hayati dunia, Heart of Borneo merupakan salah satu harta karun alam terkaya yang terpendam di dunia. Hutan HoB mencakup sebagian hulu dan bagian tengah sungai dari 29 daerah aliran sungai dan menyediakan jasa ekosistem penting di seluruh area seluas 54 juta ha yang bermanfaat bagi lebih dari 11 juta orang. Kekayaan alam HoB memiliki nilai sosial dan ekonomi yang sangat besar di tingkat lokal, nasional, dan global. Ini termasuk nilai-nilai sosial yang terkait dengan pengetahuan tradisional dan tempat-tempat sakral, nilai keanekaragaman hayati dan ekosistem dalam menciptakan ketahanan terhadap perubahan iklim, dan nilai produk dan jasa ekosistem yang digunakan sebagai masukan-masukan dalam berbagai sektor ekonomi Borneo, akan tetapi banyak nilai-nilai kekayaan alam HoB yang masih kurang diakui. Meskipun masih sangat penting, kekayaan alam HoB telah berkurang drastis dalam beberapa tahun terakhir. Bersamaan dengan hilangnya kekayaan alam, produk dan jasa ekosistem pun menurun. Perubahan iklim, ditambah dengan memburuknya ekosistem dan keanekaragaman hayati akibat perubahan pemanfaatan lahan telah memberikan dampak yang lebih parah, termasuk kenaikan permukaan laut, resiko banjir dan kebakaran, serta perubahan durasi dan intensitas musim hujan dan kemarau. Perekonomian Borneo saat ini tidak mendukung kesiapan terhadap perubahan iklim dan kurang melayani kebutuhan masyarakatnya. Praktik-praktik yang tidak berkelanjutan dari satu sektor perekonomian berdampak pada sektor-sektor lain dan masyarakat setempat. Hanya sedikit industri yang mempertimbangkan biaya mahal atas penurunan atau hilangnya layanan ekosistem, yang mengikis prospek perekonomian jangka panjang dan kelangsungan hidup sektor-sektor secara keseluruhan. Berdasarkan skenario Business as Usual, pada tahun 2020 biaya pertumbuhan ekonomi lingkungan diperkirakan lebih besar daripada pendapatan dari kekayaan alam. Banyak nilai modal alam HoB—termasuk peran pentingnya dalam perekonomian, dalam mendukung kesejahteraan manusia secara luas dan dalam menciptakan ketahanan terhadap perubahan iklim—yang masih kurang diakui. Pengukuran ekonomi secara tradisional seperti PDB tidak memasukkan peran modal alam dalam menentukan produktivitas, sementara banyak produk dan jasa ekosistem kekurangan pasar dan harga. Perubahan menuju ekonomi hijau yang menghargai dan berinvestasi dalam kekayaan alam akan sangat membantu mengurangi kecenderungankecenderungan yang negatif ini, dan pada saat bersamaan mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ini hanya dapat diwujudkan dengan memasukkan nilai-nilai kekayaan alam ke dalam kebijakan-kebijakan ekonomi dan pengambilan keputusan sektor swasta. Model pendekatan menunjukkan bahwa peralihan menuju ekonomi alternatif yaitu ekonomi hijau yang mengakui nilai kekayaan alam adalah mungkin. Potensi manfaat (dan dampak positif) dari peralihan tersebut meliputi pengurangan kemiskinan, pertumbuhan yang lebih cepat, perekonomian lokal/daerah yang lebih kuat, dan peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim. Dalam jangka panjang, pertumbuhan akan meningkat lebih cepat dalam skenario ekonomi hijau dimana kekayaan dan fungsi alam terjaga. Ekonomi Hijau—sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan HoB adalah contoh utama dari pendekatan terkoordinasi lintas batas di mana visi ekonomi hijau—yang dituangkan dalam Deklarasi HoB—dapat menjadi kenyataan. Namun, tindakan mendesak masih perlu dilakukan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, yaitu untuk bekerja dalam kemitraan. Biaya bertindak jauh lebih kecil daripada biaya yang timbul jika tidak bertindak.
3
4
MASYARAKAT, ALAM, DAN EKONOMI HEART OF BORNEO SAAT INI
Meliputi sekitar 30% luas daratan Borneo, Heart of Borneo mencakup lebih dari 22 juta hektar hutan hujan tropis di tiga negara: Brunei Darussalam, Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah dan Sarawak). Ini merupakan hamparan
SABAH
terbesar yang tersisa dari hutan tropis yang melintas batas negara di Asia Tenggara.
BRUNEI DARRUSSALAM
KELAPA SAWIT
Harta karun terpendam HoB—“kekayaan alam” nya —dihargai masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan global. Banyak aspek dari nilai ini yang sulit dihitung, seperti nilai sosial yang terkait dengan pengetahuan tradisional dan tempat-tempat suci, atau nilai keanekaragaman hayati dan ekosistem dalam
PENEBANGAN HUTAN
PARIWISATA
MALAYSIA
Rumah bagi 6% keanekaragaman hayati © Alain Compost / WWF-Canon
enggang hingga 15.000 jenis tanaman
Hutan HoB mencakup bagian hulu dan
tahun. Penduduk desa yang tinggal di wilayah HoB menggunakan area di
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
KELAPA SAWIT
sekeliling desa mereka sebagai kebun buah-buahan, agroforestri, dan ladang pertanian. Lebih jauh, mereka mengumpulkan kayu bakar dan produk hutan non-
MATA PENCAHARIAN
H
KELAPA SAWIT
sungai, termasuk 14 sumber dari 20
adat Dayak, lebih dari satu juta yang tinggal di dalam HoB, wilayah tersebut memberikan banyak sumber daya hutan dan air tawar selama lebih dari ribuan
PERTAMBANGAN
tengah sungai dari 29 daerah aliran
jasa yang disediakan oleh modal alam di wilayah tersebut. Bagi masyarakat
PENEBANGAN HUTAN
KELAPA SAWIT
SARAWAK
alam terkaya di dunia.
R EA
T
OF
BO
E RN
O
PERTAMBANGAN
KALIMANTAN TIMUR
kayu, termasuk madu, kacang-kacangan, daging satwa liar, burung gereja, dan resin kayu yang dikenal sebagai ‘gaharu’. Perikanan air tawar pun menyediakan sumber protein penting bagi masyarakat. Sektor perekonomian Borneo yang lebih modern, baik di dalam maupun
KELAPA SAWIT
sungai besar di pulau tersebut. Tenaga
di luar area HoB, sangat bergantung pada produk (bahan-bahan baku) dan jasa ekosistem yang dihasilkan daerah tersebut sebagai input dalam proses produksi mereka. Industri seperti gas alam cair (LNG) di Brunei membutuhkan
hidro, perikanan air tawar, retensi
air dalam jumlah besar untuk pengolahan, yang sebagian besar berasal dari
sedimen, air minum, pengendalian
KALIMANTAN BARAT
hama dan polusi adalah beberapa
HoB. Pembangkit listrik tenaga air di Sarawak mendapat manfaat dari retensi PARIWISATA
sedimen dan persediaan air dari hutan HoB. Produksi minyak kelapa sawit yang
jasa ekosistem berharga yang
berkelanjutan memerlukan ekosistem yang sehat dan jasa ekosistem terkait,
disediakan oleh bentang alam HoB. PENEBANGAN HUTAN
Jasa ekosistem ini berkontribusi pada banyak sektor perekonomian di area
termasuk jasa hidrologi dan dekomposisi dan siklus hara. Banyak perusahaan PERTAMBANGAN
INDONESIA
KALIMANTAN TENGAH
seluas 54 juta ha—atau lebih dari 70%
pertambangan di wilayah HoB mengandalkan transportasi berbasis sungai untuk membawa hasil produksi mereka ke pasar; mereka tergantung pada retensi sedimen hutan dan fungsi pengendalian erosi untuk menghindari pengerukan yang mahal atau bahkan penutupan sementara, yang mengakibatkan sungai tidak
Borneo—yang memberikan manfaat bagi lebih dari sebelas juta orang.
dapat dipergunakan sebagai jalur transportasi produksi. Pertambangan juga
PERTAMBANGAN
mendapat manfaat dari kemampuan ekosistem untuk mendetoksifikasi polutan.
KALIMANTAN SELATAN © Alain Compost / WWF-Canon
“Dalam berbagai cara, simpanan modal alam HoB dan jasa ekosistemnya sangat penting dalam mendukung produktivitas berbagai sektor ekonomi. Mereka berperan penting dalam memastikan ketahanan pangan, air, dan energi bagi penduduk Borneo.”
dan jasa yang disediakan oleh ekosistem kepada masyarakat dan perekonomian
Masyarakat lokal yang tinggal di wilayah HoB bergantung pada beragam jenis
PENEBANGAN HUTAN
macan dahan, gajah ‘kerdil’, dan burung
dunia—HoB adalah salah satu harta karun
HoB juga secara langsung berhubungan dengan melimpahnya berbagai produk – yang lebih dipengaruhi oleh penilaian ekonomi.
dunia yang menakjubkan—dari orangutan,
berbunga, termasuk bunga terbesar di
menciptakan ketahanan terhadap perubahan iklim. Namun, nilai modal alam
Berkat jasa ekosistem di atas—serta jasa lainnya seperti penyangga air, pemurnian air, pencegahan banjir, pengendalian hama, dan pengaturan iklim—
Banyak nilai HoB yang justru meningkat dalam
ekosistem HoB merupakan komponen penting yang mendasari produktivitas
konteks perubahan iklim, dimana mereka
sektoral. Namun, kegiatan ekonomi saat ini memiliki dampak yang signifikan
memberikan kontribusi penting untuk ekologi dan
terhadap modal alam di wilayah tersebut dan mengikis kemampuannya dalam
ketahanan ekonomi. Ekosistem dan keanekaragaman hayati yang sehat (dan berfungsi) merupakan penyangga-penyangga yang penting melawan dampak-dampak buruk dari perubahan iklim. Karena itu pemeliharaan ekosistem dan keanekaragaman hayati memiliki peranan penting untuk strategi
menyediakan beragam barang dan jasa secara berkelanjutan. Perubahan iklim Hutan konservasi (yang sudah ada dan yang diajukan)
memiliki dampak lebih lanjut, termasuk kenaikan permukaan laut, resiko banjir
Pengelolaan secara berkelanjutan
dan kebakaran, dan perubahan durasi dan intensitas musim hujan dan kemarau.
Potensi pengelolaan secara berkelanjutan
Secara bersama dampak-dampak tersebut mempengaruhi sektor-sektor itu
Wilayah yang dibangun
sendiri—menyebabkan pengikisan atau penurunan secara bersamaan, baik terhadap prospek ekonomi maupun kelangsungan hidup jangka panjang.
adaptasi terhadap perubahan iklim Borneo.
5
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
6
Tingginya biaya untuk sektor-sektor ekonomi dan masyarakat akibat polusi air
Mohamed Jerome Robles, 37, Miri,
an tang aba Sungai Kin
Berkurangnya peluang ekowisata
BERKURANGNYA KETERSEDIAAN AIR DAN DAMPAK INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KETAHANAN AIR. Penyusutan debit air sungai di musim kemarau di sungai-sungai di Kalimantan Barat menyebabkan peningkatan intrusi air laut, yang memberikan dampak
Sung ai B elait & Tut ong
signifikan terhadap kualitas air minum. Untuk meningkatkan kapasitas distribusi air di musim kemarau, Kota Pontianak di Kalimantan Barat membangun jaringan pipa yang
Hilangnya tanaman obat dan pengetahuan tradisional terkait
Hilangnya kehidupan akibat peningkatan bencana alam
© WWF-Indonesia
Apakah ekonomi saat ini berjasa bagi masyakarat dan siap menghadapi perubahan iklim?
CLIMATE WITNESS Sarawak, Malaysia: Mohamed telah mengamati dampak perubahan iklim di Miri, Sarawak: “Sepertinya tidak ada lagi perbedaan musim yang jelas. Hujan turun lebih sering, acak, dan lebih lebat…saat ini yang kita takutkan adalah banjir bandang dan angin kencang yang menyertai hujan lebat.”
kedua untuk mengambil air dari hulu dengan biaya tambahan lebih dari US$ 10 juta. Tambahan sejumlah US$ 2 juta per tahun, dan lebih dari US$ 2,5 juta per tahun bila
Tingginya biaya untuk mengelola bendungan
terjadi musim kemarau yang ekstrim, dibutuhkan untuk memompa air minum.
Berkurangnya produk hutan dan ikan untuk pengguna lokal
KETERSEDIAAN AIR perusahaan air minum milik pemerintah
Su ng ai
Penebangan hutan yang tidak berkelanjutan M ah
Hilangnya habitat bagi keragaman spesies Pertambangan yang tidak bertanggung jawab
Kalimantan Barat, Indonesia:
Tingginya biaya akibat hilangnya kualitas tanah, erosi tanah/ longsor
Lukas prihatin atas pesatnya laju ekspansi perkebunan kelapa sawit (dengan pembukaan
as Kapu
Dampak dari peningkatan asap dan kebakaran
daerah, Kabupaten Sanggau,
di sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sejak pertambangan batu bara dan
to ai Bari Sung
Lukas Subardi, Direktur PDAM,
i Kapua s ga un
Banjir telah menjadi hal biasa di Samarinda,
Pembangkit Tenaga Air yang tidak bertanggung jawab
yang tidak berkelanjutan
S
SAWIT TERHADAP KUALITAS DAN
Tingginya biaya akibat berkurangnya ketersediaan air minum
Hilangnya keanekaragaman hayati berbasis Ekpansi kelapa sawit pendapatan
MASYARAKAT DAN INFRASTRUKTUR DAERAH Hilangnya warisan budaya
Tingginya biaya akibat kerusakan infrastruktur ekologi
am ak
DAMPAK EKSPANSI KELAPA
© WWF-Indonesia
Sung ai Rajang
BANJIR MEMPENGARUHI KEHIDUPAN
Dampak kesehatan akibat polusi air
deforestasi dimulai di hulu. Banjir-banjir besar di tahun 2008-2009 mempengaruhi keluarga dan mengganggu perekonomian, transportasi, pekerjaan, dan mata pencaharian. Total biaya akibat banjir ini diperkirakan sekitar US$ 9 juta, sedangkan biaya pencegahan banjir lebih besar
Tingginya biaya untuk perbaikan infrastruktur akibat banjir
Hilangnya produksi ikan akibat polusi air dan berkurangnya pasokan air
dibandingkan pendapatan kota yang berasal dari batu bara. US$ 7 juta telah dihabiskan untuk membangun system polder dan pemerintah daerah telah mengembangkan sebuah rencana mitigasi banjir yang membutuhkan biaya tambahan sebesar US$ 350 juta.
DAMPAK BANJIR: Udin, petani dari Nunukan, Kalimantan Timur, Indonesia: “Sungai dangkal tidak dapat lagi menahan curah hujan tinggi; airnya meluap dan kebun kami dibanjiri air. Kami hanya bisa menjual 20% dari panen. Kami petani kehilangan ratusan juta rupiah. Ada pula tanah longsor, banjir, rumah yang hancur dan tidak ada listrik.”
lahan) di Kalimantan Barat: “Pada musim kemarau, semua sungai-sungai kecil henti di hutan alam Kapuas…pada musim
DAMPAK MENINGKATNYA
hujan, air sungai sangat keruh dan sangat
TIMBUNAN LUMPUR TERHADAP
tercemar oleh limbah larutan kimia seperti
TRANSPORTASI SUNGAI KEBAKARAN DAN ASAP
Kapasitas transportasi—bukan
lumpur, dsb…semua akibat ekspansi kelapa
MENGGANGGU PEREKONOMIAN
hanya kapasitas produksi—adalah
sawit di hulu.” (blog Lukas dapat diakses di
Pada saat kebakaran hutan di tahun 1997-
faktor utama yang membatasi hasil
http://pdamsanggaukapuas.blogspot.com/)
1998, total kerusakan yang secara langsung
produksi perusahaan pertambangan
disebabkan oleh asap akibat pembukaan
batubara di Kalimantan Tengah dan
dan pembakaran hutan mencapai US$ 1.012 juta untuk Indonesia, US$ 310 juta untuk Malaysia, dan US$ 104 juta untuk Singapura.
7
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
© WWF-Indonesia
herbisida, pestisida, limbah industri, residu,
DAMPAK PERTAMBANGAN TERHADAP
Selatan. Tingginya kadar lumpur di
KUALITAS AIR
Sungai Barito, yang bersumber di
Sumadi, 45, Desa Harowu, Kabupaten
wilayah HoB, membatasi transportasi
Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Indonesia:
sungai hingga rata rata 40% dalam
“Pertambangan benar-benar mencemari sungai
setahun. Biaya pengerukan tahunan di
dan merusak kualitasnya, serta menyebabkan
pelabuhan Banjarmasin, dimana 30%
kerusakan dimana-mana. Dampaknya, sebagian
sedimen berasal dari Sungai Barito,
besar sungai di mana pertambangan terjadi tidak
sebesar US$ 11 juta.
DAMPAK PENEBANGAN TAK BERKELANJUTAN TERHADAP MATA PENCAHARIAN Anya Apui, Kepala Adat Hulu Bahau, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, Indonesia: Kuatir terhadap masa depan masyarakatnya jika hutan mereka rusak: “Kayu adalah emas, tapi ini bukan jenis emas yang baik bagi kita. Saya ingin melindungi hutan di wilayah saya, karena
dapat lagi memberikan manfaat lain, seperti ikan
hutan adalah kehidupan bagi
bagi masyarakat.”
masyarakat Dayak.”
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
© WWF-Indonesia
mengering akibat deforestasi yang tak ada
8
Terputusnya Hubungan Alam - Ekonomi “Deforestasi dan degradasi lingkungan memiliki beberapa penyebab, tapi ada satu penyebab yang sama: putusnya hubungan yang mendasar antara ekonomi dan alam.”
Tenaga Kerja Jasa Ekosistem
Modal
MODAL ALAM
PDB Cadangan Alam
Produk Ekosistem
Memberikan masukan dan jasa untuk...
Modal Alam
Total Faktor Produktivitas
Jasa Ekosistem
PraktikPraktik Produksi
CADANGAN ALAM
Pengumpulan kayu
Produk Ekosistem
Pertambangan
Berdampak pada...
Model konseptual perekonomian konvensional yang mengeksternalisasi modal alam dari produksi.
Industri lokal berbasis hasil hutan
Pariwisata
Perekonomian Borneo
Pembangkit listrik tenaga air
Produksi kelapa sawit
Perikanan air tawar
Ketergantungan dan dampak sektor pada modal alam
Meskipun modal alam HoB memiliki nilai ekonomi dan sosial, dan pengelolaannya yang buruk akan menyebabkan biaya yang tinggi, peran penting modal alam HoB dalam perekonomian dan kesejahteraan manusia sebagian besar masih tetap diabaikan. Pengukuran PDB tidak mempertimbangkan peran penting modal alam dalam menentukan produktivitas. Hanya sedikit industri yang mempertimbangkan biaya pengurangan atau hilangnya jasa-jasa ekosistem. Kebijakan terus memberikan insentif terhadap pengerukan. Nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati HoB kurang diakui karena mereka adalah produk dan jasa publik tanpa pasar atau harga. Kurangnya insentif untuk pelestarian menyebabkan buruknya pengelolaan ekosistem, dampak pada fungsi ekologi dan akhirnya kerugian akibat hilangnya sumber
9
“Karena jasa ekosistem mengalami penurunan, mengakibatkan peningkatan biaya bagi bisnis, pemerintah, dan individu meningkat.”
secara pesat yang terjadi di Borneo dalam beberapa tahun terakhir jelas telah bermanfaat bagi beberapa kelompok. Namun, pertumbuhan dengan cara tidak berkelanjutan, baik bagi ekosistem
Praktik ‘bisnis seperti biasa’, didasarkan pada penggunaan sumber daya alam secara
maupun spesies di pulau tersebut—yang
tidak berkelanjutan, memiliki dampak negatif pada ekosistem, keanekaragaman
menghadapi tekanan yang berat—serta
hayati, dan kualitas kesehatan dan mata pencaharian individu, tidak sedikit di
masyarakatnya—yang banyak di antaranya,
antaranya adalah masyarakat yang tergantung pada hutan. Dampak ini sering melintas batas sektor dan membebankan biaya eksternal—atau ‘eksternalitas’—
meskipun PDB mengalami peningkatan
pada sektor-sektor ekonomi lainnya dan pada masyarakat secara keseluruhan.
pengangguran yang tinggi dan kemiskinan.
Tingkat keuntungan industri ekstraktif HoB secara signifikan sering tergantung pada fakta bahwa banyak biaya lingkungan yang terkait dengan proses-proses produksi yang dieksternalisasi. Beberapa industri saat ini sudah membayar jasa, seperti pengolahan atau pengerukan air, yang disediakan secara gratis atau murah oleh ekosistem apabila berfungsi dan dikelola dengan baik.
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
Perekonomian saat ini tidak hanya kurang menghargai nilai modal alam, tetapi juga tidak inklusif atau cukup adil. Pertumbuhan ekonomi
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
yang cepat, terus menderita akibat tingkat
© Jürgen Freund / WWF-Canon
© Mauri Rautkari / WWF-Canon
pendapatan. Investasi yang cukup besar mungkin dibutuhkan untuk mengimbangi kerugian yang terjadi.
“Penurunan jasa ekosistem, hilangnya spesies, dan memburuknya kesehatan dan ketahanan ekosistem mempengaruhi tingkat keuntungan sektor bisnis dan meningkatkan kerentanan masyarakat dan perekonomian lokal.”
10
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
Secara global, karena fakta kerusakan ekologi dan biaya
Adaptasi dan Mitigasi Iklim Ketahanan Ekosistem
DAMPAK POSITIF EKOLOGI
DAMPAK POSITIF JASA EKOSISTEM
Keanekaragaman Hayati & Produk dan Jasa Ekosistem
Pengumpulan kayu berkelanjutan
Hutan primer dan sekunder yang terjaga
Produksi kayu berkelanjutan
Ketersediaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang lestari
Peningkatan pendapatan industri berbasis hutan
Ketersediaan hasil panen yang lestari
(Pengolaan) kelapa sawit yang bertanggung jawab
Ketersediaan ikan yang lestari Keanekaragaman hayati yang lestari
Pengendalian hama dan penyerbukan terjaga
Pertambangan yang bertanggung jawab Fungsi tanah yang terjaga
Peningkatan produktivitas tanah
Pasokan air terjaga
Penyediaan air bersih Air tanah yang stabil
Perencanaan tata ruang secara koheren
Siklus hidrologi yang terjaga
Pengendalian banjir yang stabil Peningkatan ketahanan ekosistem terhadap perubahan iklim
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
Pembangunan Sosial dan Pengurangan Kemiskinan
Lima dimensi Ekonomi Hijau
iklim. Ini merupakan ekonomi alternatif yang berlandaskan pada pengakuan nilai alam untuk masyarakat dan
Konsep ekonomi hijau telah berkembang luas sebagai reaksi terhadap kebutuhan strategi pembangunan rendah karbon.
Beberapa dimensi ekonomi hijau:
hijau khususnya di negara-negara yang memiliki hutan seperti Brunei, Indonesia, dan Malaysia, harus sepenuhnya
Meningkatkan kesejahteraan
menghargai nilai modal alam sebagai mesin penggerak
manusia dan keadilan sosial sekaligus
pembangunan berkelanjutan.
mengurangi resiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan. Mewujudkan pertumbuhan secara inklusif dan pada saat yang sama menjaga modal
Kualitas air terjaga Biaya menanggulangi kerusakan lingkungan terhindari karena adanya infrastruktur ekologi Kematian dan kerusakan infrastruktur terhindari
mengurangi dan membantu adaptasi terhadap perubahan
Namun, selain rendah karbon secara intensif, ekonomi
TERHINDARNYA BIAYA KERUSAKAN LINGKUNGAN
Biaya akibat dampak kesehatan terhindari Biaya akibat kebakaran dan polusi asap terhindari Berkurangnya biaya adaptasi perubahan iklim
Jauh berbeda dengan melanjutkan pola ‘bisnis seperti biasa’, di bawah skenario ekonomi hijau peningkatan konservasi dan perbaikan pengelolaan hutan HoB, air tawar dan keanekaragaman hayati akan meningkatkan kekayaan alam dan arus produk dan jasa ekosistem, sekaligus membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Peningkatan modal alam HoB menghasilkan peningkatan arus pendapatan dan manfaat untuk seluruh pemangku kepentingan dan menghindari biaya yang terkait dengan hilangnya jasa ekosistem, terutama untuk yang paling rentan.
11
atau bahkan memperbaiki kerusakan lingkungan, sekaligus
PENDAPATAN
Peluang bioprospeksi dan pembayaran jasa ekosistem Peluang biobank
Masyarakat dan Habitat yang Kuat
Perekonomian seperti itu dapat secara tajam mengurangi
pengambilan keputusan di sektor swasta.
Produksi pertanian yang berkelanjutan
Peningkatan penyerapan karbon
Penumpukan sedimen di sungai yang mengalami pengendapan
Kepemilikan lahan yang jelas
Menarik kedatangan wisatawan
Pertumbuhan yang Merata
‘Ekonomi hijau’ dapat dilihat sebagai paradigma ekonomi baru, mendorong pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerja, sekaligus mengurangi resiko dan kelangkaan lingkungan—singkatnya, mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
penggabungan modal alam ke dalam kebijakan ekonomi dan
Ketersediaan kayu yang lestari
Perikanan yang berkelanjutan
Pertumbuhan Ekonomi
PERTUMBUHAN
DAMPAK POSITIF SOSIAL-EKONOMI
selain ‘bisnis seperti biasa’ juga telah meningkat.
Pertumbuhan Rendah Karbon
Nilai Modal Alam
PENGELOLAAN BERKELANJUTAN
ekonomi telah meningkat, maka minat untuk mencari pilihan
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
alam agar dapat memberikan ketahanan
Penerapan ekonomi hijau perlu memperhitungkan kontribusi alam terhadap produk domestik bruto (PDB) dan memikirkan kembali alokasi modal (investasi), insentif, pasar, dan indikator-indikator pembangunan.
pangan, air, iklim, tanah, dan sumber daya. Apa yang dibutuhkan untuk mengubah pola pembangunan Mewujudkan prioritas pembangunan
dari yang berlaku saat ini, yang tidak berkelanjutan, menjadi
pemerintah daerah dan nasional untuk
pola ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau? Dan apa
kepentingan masyarakat, khususnya kelompok yang paling miskin. Menjamin lebih banyak modal alam untuk pemanfaatan di masa depan, meningkatkan penyediaan barang untuk
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan dampak perekonomian dan sosial lainnya?
Mampukah masyarakat menerapkan ekonomi hijau? Apakah kita sanggup jika tidak menerapkannya?
peluang pendapatan generasi mendatang dan menghindari biaya yang terkait
Mencari jawabannya adalah langkah penting dalam membina
dengan kerusakan jasa ekosistem.
kemauan politik dan konsensus untuk peralihan arah dan prioritas ekonomi yang pasti penuh tantangan.
12
Perbandingan dua skenario
Tema
Ekonomi Hijau (EH)
Perencanaan tata ruang
Penegakan secara terbatas atau rekonsiliasi rencana penggunaan lahan menyebabkan deforestasi dan kerusakan hutan
Rencana penggunaan lahan yang terkoordinasi termasuk kategori untuk lahan rusak, perluasan hutan rakyat dan implementasi perlindungan daerah aliran sungai.
Kawasan lindung
Kawasan lindung yang dikelola dengan buruk menyebabkan hilangnya keragaman hayati dan fragmentasi habitat alam
Perlindungan yang efektif bagi habitat alam dengan meningkatkan konektivitas antar kawasan lindung
Luasnya penebangan hutan dan perkebunan konvensional di dalam Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value Forest (HCVF))
Pengurangan dampak logging, sertifikasi internasional untuk pengelolaan hutan berkelanjutan (menjadi praktik umum), perkebunan dibatasi di wilayah yang rusak atau gundul yang bukan HCVF.
Wilayah dengan konsesi kehutanan yang tidak aktif mengakibatkan degradasi karena kurangnya pengelolaan (yang bertanggung jawab)
Perbaikan pengelolaan konsesi diperbaiki. Lahan hutan yang tidak aktif dilindungi untuk mengurangi degradasi. Konsesi restorasi hutan dilaksanakan di wilayah hutan alam yang mengalami penebangan.
Ekspansi kelapa sawit diizinkan di dalam area hutan alam dan HCVF
Perkebunan kelapa sawit tidak diperluas di area hutan alam. Alih fungsi lahan terhadap perizinan yang diberikan di dalam hutan alam, agar dapat dipastikan bahwa perluasan hanya dilakukan di lahan terdegradasi.
Kehutanan
Perkebunan kelapa sawit
Tidak ada kemajuan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit
Pertambangan menyebabkan kerusakan hutan di dalam konsesi dan polusi air dan udara
Pertambangan mengikuti panduan praktik terbaik internasional, dengan memperbaiki pengelolaan limbah agar mengurangi dampak terhadap kualitas udara dan air
Pertanian
Tidak ada kemajuan dalam praktik pertanian, peningkatan ketergantungan pada pupuk kimia, penggunaan monokultur menyebabkan kerentanan yang meningkat terhadap hama dan penyakit
Praktik pertanian berkelanjutan memelihara dan memperbaiki kualitas tanah, penggunaan pupuk kimia dikurangi, bank gen keragaman hayati yang lebih besar menyediakan variasi alami yang dapat dikawinsilangkan untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit
Konsumsi energi meningkat, mengurangi ekspor, dan menambah biaya penggunaan energi
Peningkatan efisiensi energi mengurangi konsumsi domestic (terutama bahan bakar fosil), penggunaan energi terbarukan diperluas, biaya dan dampak konsumsi bahan bakar fosil dikurangi.
Tenaga listrik kebanyakan dihasilkan dari batu bara dan bahan bakar fosil lainnya, membatasi ekspor dan menghasilkan emisi GRK.
Investasi pada pembangkit listrik energi terbarukan nonhidro dilakukan untuk memusatkan sumber tenaga dan mengurangi konsumsi batu bara untuk pasokan listrik dan emisi GRK lebih rendah
Perusahaan berbasis keanekaragaman hayati
Infrastruktur dan dukungan yang terbatas untuk memajukan produk berbasis keanekaragaman hayati seperti HHBK dan agroforestri
Produk keanekaragaman hayati yang berkelanjutan dari hutan rakyat resmi (HHBK dan agroforestri), bioprospeksi dan bioteknologi mendukung kualitas tanah, meminimalkan erosi dan sedimentasi dan menjaga karbon hutan dengan mengurangi tekanan untuk membuka lahan hutan.
Sektor hijau yang inovatif
Infrastruktur yang terbatas dan dukungan terhadap sektor hijau yang inovatif dan lebih maju
Model-model bisnis baru membangun perekonomian lokal, seperti penggunaan ‘produk limbah’ dari limbah yang dihasilkan oleh industri HoB saat ini.
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
LCM
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
System Dynamics macroeconomic modelling
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Adaptasi dan Mitigasi Iklim Ketahanan Ekosistem
Pertumbuhan Rendah Karbon
Keanekaragaman Hayati & Produk dan Jasa Ekosistem
SEKTOR SOSIALS
Populasi Pendidikan Infrastruktur (contoh: transportasi) Lapangan kerja Distribusi pendapatan
BISNIS S
Pertumbuhan Ekonomi
PERTUMBUHAN
Nilai Modal Alam
Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO) memastikan praktik pengelolaan diperbaiki, termasuk perbaikan penggunaan pupuk dan pestisida.
Pertambangan
Energi
13
Bisnis Seperti Biasa (BSB)
Keandalan kegiatan pemodelan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dalam mengembangkan skenario pembangunan yang tepat, menentukan faktor penggerak dan hubungan sebab dan akibat, serta menyusun masukan data ke dalam model. Pemangku kepentingan memberikan masukan untuk mengeksplorasi prospek pembangunan masa depan.
Pertumbuhan yang Merata Masyarakat dan Habitat yang Kuat
Pembangunan Sosial dan Pengurangan Kemiskinan
EKTOR EKONOMI Produksi (PDB) Teknologi Keuangan rumah tangga Keuangan Negara Investasi (publik dan swasta) Neraca dan keuangan Hutang pemerintah Neraca pembayaran Perdagangan internasional
EPERT I BIASA
SEKTOR LINGKUNGAN Alokasi lahan dan penggunaannya Kebutuhan dan pasokan air Kebutuhan dan pasokan energi (berdasarkan sektor dan sumber energi) GRK dan emisi lain (sumber dan serapan) Jejak karbon
MI EKONO
INTERVENSI KEBIJAKAN
Tiga lapisan penting dari pemodelan terpadu dinamika sistem: Analisa, Skenario, dan Kebijakan
HIJAU
Mengembangkan Skenario Pemodelan ekonomi dan lingkungan memberikan cara yang praktis untuk memeriksa kemungkinan biaya, manfaat, dan implikasi secara menyeluruh dari pendekatan ekonomi hijau. Upaya pertama telah dilakukan di Kalimantan, yang mencakup sekitar 72% area HoB. Pendekatan tersebut membandingkan, dan memperkirakan berbagai perbedaan antara dua skenario atau jalan menuju masa depan yang sangat berbeda. Jalan pertama, dikenal sebagai skenario ‘Bisnis Seperti Biasa (BSB)’, berasal dari kumpulan data tutupan lahan dan pemanfaatan lahan yang mengidentifikasi wilayah dan lokasi izin kehutanan, kelapa sawit, dan pembangunan pertambangan. Skenario ini berlandaskan pada asumsi bahwa pembangunan di bawah izin-izin tersebut akan dilaksanakan seluruhnya dan bahwa praktikpraktik berkelanjutan bukan merupakan praktik yang umum. Dalam skenario Ekonomi Hijau (EH), perubahan signifikan akan diimplementasikan. Contohnya, pengembangan kelapa sawit hanya dilakukan di daerah terdegradasi; peningkatan produk kelapa sawit dan kayu bersertifikasi; lahan hutan yang tak terpakai dilindungi dan/atau diperbaiki; penggunaan pupuk dan pestisida dikurangi; praktik pertambangan disesuaikan dengan praktik-praktik terbaik internasional; efisiensi dan investasi energi pada energi terbarukan diprioritaskan; keanekaragaman hayati berbasis industri diperluas, dan; penerapan model bisnis yang inovatif untuk mengembangkan perekonomian lokal. Skenario tata ruang untuk skenario Ekonomi Hijau dan Bisnis Seperti Biasa dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak LCM (Land Change Modeler) IDRISI, bersama dengan perangkat analisis GIS lainnya. Kedua skenario tersebut mewakili masukanmasukan yang digunakan untuk menilai keuntungan atau kerugian jasa ekosistem dengan menggunakan perangkat InVEST (Integrated Valuation of Ecosystem System Services and Tradeoffs). Perangkat simulasi dinamis untuk perencanaan pembangunan, berdasarkan Treshold 21, digunakan untuk menciptakan analisis hubungan alamekonomi secara lebih terpadu.
14
Hasil Pemodelan
Masa depan alternatif yang mengakui nilai modal alam dapat dicapai; yang dapat mengurangi kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan, membangun perekonomian lokal dan mendukung strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. energi rendah carbon
perencanaan tata ruang yang terkoordinasi restorasi lahan rusak
lahan rusak
efisiensi energi
emisi GRK
produk hutan non-kayu ekowisata
investasi
deforestasi
• mengurangi biaya masa depan untuk bisnis, rumah tangga, • meningkatkan pendapatan masa depan dari perusahaan yang rantai nilai pembangunan
ramah lingkungan dan berbasis keanekaragaman hayati, • meningkatkan hasil panen, dan mengurangi konsumsi energi dalam negeri, dan • mendukung perubahan menuju perekonomian yang lebih adil
sumber daya manusia
pendapatan pemerintah tingkat keuntungan kelapa sawit/ kayu
modal alam akan: dan pemerintah,
kebutuhan energi
PDB restorasi hutan
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa berinvestasi pada
manfaat dari/untuk peternakan tradisional
dan merata.
kualitas tanah
Dampak positif pada pertumbuhan Skenario Ekonomi Hijau
modal infrastruktur
Investasi riset dan pengembangan
modal alam infrastruktur ekologi
praktik ekologi
tutupan hutan
investasi pada pengelolaan air tawar daerah aliran sungai
variabilitas iklim
Dalam skenario BSB, pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan dalam jangka pendek terkait dengan kerugian publik atas modal alam dan hilangnya keuntungan dari berbagai sektor yang bergantung pada keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem. Pengurangan modal alam membebankan biaya pada masyarakat; kemampuan modal alam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
banjir dan kekeringan
berkurang setiap tahun. Dalam skenario Ekonomi Hijau, pengelolaan modal alam secara
kapasitas retensi sediment
keanekaragaman hayati
berkelanjutan menyebabkan peningkatan nilai, dengan keuntungan kualitas dan ketersediaan air
bersih yang bertambah bagi generasi saat ini dan mendatang. Memelihara tutupan hutan dan perbaikan pengelolaan hutan akan meningkatkan keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon dan fungsi tanah, sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi
pengolahan air sertifikasi kayu dan kelapa sawit
dari produk-produk hutan dan ekowisata. Pengeluaran biaya dapat tingkat air
dihindari dengan memelihara fungsi hidrologi (ketersediaan air, kualitas air, retensi sedimen, pencegahan banjir, dan pemeliharaan infrastruktur ekologi seperti transportasi sungai, mengurangi kerusakan jalan, mengurangi frekuensi banjir, dan meningkatkan fungsi tanah).
Diagram Hubungan Sebab-Akibat (Causal Loop Diagram/CLD) yang disederhanakan menyoroti hubungan sistemik utama antara modal alam dan variabel kunci sosial-ekonomi dan lingkungan di Borneo. Variabelvariabel tersebut terkait dengan hubungan sebab-akibat, yang ditunjukkan oleh garis berpanah. Setiap garis berawal pada variabel independen dan setiap panah mengarah pada variabel terikat, menunjukkan bahwa variabel sebelumnya berpengaruh pada variabel berikutnya. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif atau negatif. Garis yang menyambung menunjukkan pengaruh positif: jika variabel independen meningkat, variable terikat juga naik. Garis yang terputus-putus menunjukkan pengaruh negatif: jika variabel independen meningkat, variabel terikat akan menurun.
15
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
Dalam skenario BSB, pada tahun 2020 biaya lingkungan atas pertumbuhan ekonomi diperkirakan melebihi pendapatan dari modal alam. Dalam skenario EH, investasi sebesar 0,6% dari PDB tiap tahun diperlukan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan hidup hingga 2020. Kebutuhan investasi akan menurun seiring waktu bersamaan dengan terciptanya kemajuan.
16
Proyeksi penggunaan lahan Skenario BSB untuk tutupan hutan memproyeksikan hilangnya 3,2 juta ha tutupan hutan primer dan sekunder antara tahun 2009 dan 2010, penyebab utamanya adalah ekspansi kelapa sawit, pertambangan, dan praktik-praktik kehutanan secara tidak berkelanjutan. Berdasarkan proyeksi EH, tutupan hutan yang hilang adalah 0,1 juta ha. Perbedaan tutupan hutan di bawah dua skenario yang berbeda ini mewakili landasan berpijak dimana hasil-hasil pemodelan selanjutnya—termasuk penghitungan untung/rugi atas jasa ekosistem dan nilai modal ekonomi dalam analisa lintas sektor yang terintegrasi—dibangun.
2000
Simulasi perubahan tutupan hutan
kunjungi www.hobgreeneconomy.org untuk peta interaktif
17
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
Berbeda dengan skenario BSB, dalam jangka panjang, pertumbuhan akan meningkat lebih cepat di bawah Skenario Ekonomi Hijau dimana modal alam dipelihara. Pertumbuhan dalam skenario ekonomi hijau dinilai berdasarkan perhitungan hijau dan konvensional untuk produk domestik bruto (PDB). Dalam skenario ekonomi hijau, baik perhitungan hijau dan konvensional PDB akan bertumbuh cepat atau lebih cepat (dan lebih berkelanjutan) dibandingkan dalam skenario bisnis seperti biasa. Keuntungan terus meningkat berdasarkan skenario ekonomi hijau, sedangkan pada skenario BSB tingkat pertumbuhan dalam PDB lebih lama dan menurun lebih cepat dalam jangka menengah. Berdasarkan pengukuran PDB secara konvensional, investasi Ekonomi Hijau hingga 2030 akan menghasilkan US$ 1,7 untuk setiap US$ 1 yang diinvestasikan. Titik impas (dengan mempertimbangkan seluruh investasi) dicapai pada tahun 2024.Jika diukur berdasarkan PDB Hijau—yang mencakup kontribusi persediaan alam dan kesejahteraan dan memperhitungkan dampak praktik produksi dan PDB atas modal alam—investasi EH hingga tahun 2030 akan menghasilkan US$ 4,2 untuk setiap US$ 1 yang diinvestasikan. Ketika investasi diberikan, perbedaan kunci dapat dilihat dari laba bersih pada investasi menggunakan perhitungan PDB konvensional atau pendekatan PDB hijau. Menggunakan PDB hijau, laba atas investasi langsung positif. PDB hijau pada simulasi meningkat lebih cepat dan lebih berkelanjutan daripada PDB konvensional. Manfaat tambahan dari alam dan dan biaya jasa ekosistem yang rusak, yang difasilitasi oleh investasi ekonomi hijau, adalah 161% lebih tinggi dari investasi itu sendiri. Hal ini sebagian didorong oleh dua perubahan penting yang timbul dari keberhasilan mempertahankan modal alam HoB ini. • Biaya yang dihindari (penurunan resiko dan kerusakan akibat banjir dan kekeringan, juga mengurangi gangguan pada jalan raya dan infrastruktur, kapasitas transportasi sungai yang lebih tinggi, mengurangi penumpukan lumpur) • Manfaat tambahan (peningkatan produksi hasil hutan bukan kayu, ekowisata, keanekaragaman hayati yang lebih tinggi, lebih banyak karbon yang disimpan dan peningkatan fungsi ekosistem) Menggunakan PDB konvensional, pada awalnya saja ada biaya, itulah sebabnya mengapa laba atas investasi mulai di -100%. Seiring waktu, dengan PDB tumbuh, laba bersih kembali pada peningkatan investasi.
350% 300%
Dalam PDB Hijau, investasi EH memberikan laba cepat
250%
PDB Hijau vs PDB
200% 150%
© Sylvia Jane Yorath / WWF
100% 50% 0%
Investasi EH sepenuhnya terbayar pada 2024
Investasi BSB biasanya memberikan keuntungan jangka pendek pada swasta dengan laba investasi positif, tapi membebankan biaya eksternal pada sektor publik dan masyarakat secara keseluruhan
Dalam pengukuran PDB secara tradisional, investasi EH memiliki masa pembayaran kembali 12 tahun (dengan menghitung biaya investasi dan nilai tambahan) dan memberikan keuntungan bagi seluru pemangku kepentingan
-50% -100% -150% 2010 2012
2014
2016
Pengembalian investasi bersih, skenario EH, perbandingan PDB konvensional dan PDB Hijau
2018
2020
2022
2024
2026
2028
Laba investasi bersih, skenario EH (PDB Hijau) P Laba investasi bersih, skenario EH (PDB )
Baik diukur berdasarkan konvensional atau PDB hijau, skenario ekonomi hijau menunjukkan sedikit penurunan potensial dalam profitabilitas sektor kelapa sawit karena hasil panen yang lebih rendah pada lahan rusak, diimbangi oleh ekosistem yang baik (yang mengarah ke pengurangan biaya untuk bisnis, rumah tangga dan pemerintah), pendapatan lebih besar dari hasil hutan bukan kayu dan pariwisata, hasil lebih tinggi tanaman panen dan energi lebih rendah dalam negeri (khususnya bahan bakar fosil) konsumsi, yang memungkinkan biaya energi menurun di bawah BSB dan ekspor meningkat di luar kasus dasar. Pengembangan usaha berbasis keanekaragaman hayati dan perluasan sektor hijau inovatif juga berkontribusi terhadap kinerja ekonomi yang terus membaik.
18
Berikut ini adalah temuan spesifik berdasarkan alat penilaian terpadu jasa ekosistem (InVEST). Untuk keterangan lebih lanjut, lihat: Dean et al. 2012. Membangun Ekonomi Hijau di Borneo: Menilai Hasil untuk Jasa Ekosistem di
Skenario Ekonomi Hijau menghasilkan stok karbon yang lebih tinggi dibandingkan BSB— mengurangi proyeksi pengurangan stok karbon
bawah Bisnis yang berbeda dan Keputusan Kebijakan
Perbedaan stok karbon antara skenario BSB dan EH sebesar 1,2 Bt CO2e, 23% di antaranya merupakan kontribusi
www.hobgreeneconomy.org
perubahan tata guna lahan di HoB. Dengan asumsi harga karbon konservatif sebesar US$ 2 /ton, total nilai stok karbon yang disimpan—sebesar US$ 47 milyar —menjadi US$ 2,4 milyar lebih tinggi dengan skenario EH.
Heart of Borneo menyediakan air bagi 70% populasi Kalimantan. Hasil pemodelan menunjukkan
Skenario EH meningkatkan fungsi tanah
bahwa Heart of Borneo memberikan kontribusi sebesar 60%, 40%, dan 55% dari suplai air tahunan masing-
Intervensi Ekonomi Hijau juga meningkatkan kemampuan tanah untuk menjalankan fungsinya dalam ekosistem
masing untuk Kapuas, Kapuas-Barito, dan daerah aliran Sungai Mahakam.
yang dikelola secara alami dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi ini, di antaranya, mencakup penyimpanan karbon dalam bahan organik, kemampuan tanah menahan air, aliran nutrisi dan pengendalian erosi tanah.
Kualitas air dipengaruhi oleh pengembangan kelapa sawit berskala besar. Analisis InVEST menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit mempengaruhi kualitas air dengan meningkatnya penyebaran
Skenario EH menghasilkan infrastruktur ekologi yang lebih efektif Ketika sistem transportasi sungai tidak lagi dipelihara karena transportasi massal telah menggunakan infrastruktur
nitrogen akibat penggunaan pupuk secara ekstensif yang mempengaruhi fasilitas air setempat. Dengan bisnis
lainnya, masyarakat lokal menderita akibat mobilitas mereka. Bagi mereka, sistem transportasi sungai adalah
seperti biasa, penambahan pupuk dan hilangnya tepian hutan sebagai penyaring di sepanjang anak sungai dapat
alat transportasi termurah, dalam beberapa kasus bahkan menjadi satu-satunya alat transportasi. Skenario BSB
meningkatkan penyebaran nutrisi sepuluh kali lipat dibandingkan tahun 2009 di tiga daerah aliran sungai yang
memperlihatkan kecenderungan penumpukan lumpur dan sedimentasi yang memburuk, yang akan memerlukan
diteliti. Hasil yang sama mungkin terjadi untuk polutan lain, seperti pestisida.
investasi infrastruktur tambahan (untuk transportasi dan energi dalam beberapa kasus tertentu yang dianalisis), baik untuk perawatan tambahan maupun untuk membangun konstruksi pengganti infrastruktur ekologi yang hilang (seperti berkurangnya penggunaan sungai). Namun, mempertahankan ekosistem Heart of Borneo melalui interventi ekonomi hijau akan memberikan dampak positif pada daerah aliran sungai. Kapasitas daya serap sedimen akan meningkat karena berkurangnya residu, longsoran tanah, dan lumpur yang mengendap.
Skenario EH menjamin pendapatan di masa depan dari peningkatan pengelolaan modal alam dan lahan. Pendekatan ekonomi hijau memungkinkan pemerintah-pemerintah di wilayah HoB untuk memanfaatkan kesempatan berharga segera setelah pasar dan mekanisme hijau yang sedang dikembangkan di bawah UNFCCC dan inisiatif internasional lainnya berjalan. Penelitian menunjukkan bahwa wilayah HoB menghasilkan banyak jasa ekosistem dengan manfaat lokal, hilir, dan global yang secara luas akan dipelihara di bawah Skenario EH.
Ekonomi hijau menghasilkan perlindungan terhadap jasa ekosistem yang bermanfaat bagi perekonomian dan masyarakat Borneo, serta pemangku kepentingan global. Peta penyebaran nitrogen, dimana merah berarti tinggi dan kuning adalah rendah, untuk tiga daerah aliran sungai yang berasal dari HoB. Peta kiri menunjukkan polusi nutrisi di tahun 2009 mempengaruhi fasilitas air minum. Peta kanan menunjukan kemungkinan distribusi polusi nutrisi dan fasilitas air minum yang terdampak di bawah BSB pada tahun 2020.
Dari perspektif biaya-manfaat sosial, manfaat pendekatan ekonomi hijau lebih besar daripada biayanya. Jenis paket kebijakan yang digunakan untuk mencapai ekonomi hijau akan menjadi penting dalam menentukan jenis investasi yang akan dilakukan dan timbulnya biaya dan manfaat, yaitu siapa yang akan membayar dan siapa yang mendapat manfaat.
Perubahan menyeluruh dengan praktik Pengurangan Dampak Penebangan (Reduced Impact Logging/RIL) menjaga karbon dan mengurangi erosi dan sedimentasi sungai. Tambahan sekitar 115 juta ton karbon (tC) dapat disimpan dengan melaksanakan RIL di 158 konsesi kayu. Dengan perbaikan praktik pengelolaan kayu, sekitar lebih dari 19 ton karbon (tC) per hektar dapat disimpan dibandingkan dengan praktik pengelolaan konsesi yang ada. Di daerah aliran sungai Mahakam, analisis InVEST menunjukkan bahwa pengelolaan kayu yang lebih baik dapat meningkatkan retensi sedimen di tahun 2020 hingga mendekati 900.000 ton di seluruh
Hasil-hasil ini menjadi landasan diskusi kebijakan mengenai investasi, kebijakan dan insentif yang akan diberlakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Untuk mengembangkan pekerjaan ini, upaya-upaya yang lebih ekstensif—khususnya dalam pengumpulan data secara sistematis, verifikasi hubungan antara fungsi ekosistem dan manfaatnya di tingkat daerah, dengan keterlibatan pemangku kepentingan secara kuat di tingkat daerah—sangat diperlukan. Temuan selanjutnya dapat secara aktif digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan ekonomi pada modal alam HoB untuk menciptakan manfaat sosial-ekonomi dan lingkungan dan sinergi lintas batas.
49 konsesi kayu di daerah aliran sungai, dengan menghindari erosi sekitar 37 ton tanah per hektar setiap tahun.
19
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
20
BIOPROSPEKSI DI BRUNEI: Brunei sedang mengeksplorasi potensi bioprospeksi
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
melalui perjanjian dengan mitra institusi Jepang, National Institute of Technology and Evaluation (NITE). Bersama dengan NITE, Brunei mengidentifikasi mikroorganisme dari kekayaan hutan dan sumber daya genetika Brunei dengan aplikasi yang potensial untuk farmasi atau industri untuk sumber daya hayati. Perjanjian lima tahun ini
Inisiatif HoB: Prioritas Logis menuju Ekonomi Hijau
berfokus pada peningkatan kapasitas dan pengembangan persediaan sumber daya hayati Brunei.
CAKUPAN
ANALISIS
Lingkungan yang Memungkinkan
Menentukan model ekonomi yang menentukan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan
Pengelolaan Lahan
Menilai biaya total wilayah secara berkelanjutan
Sumber Pendanaan • Pemerintah HoB • Pengendali pasar • Donor
Menilai kemungkinan sumber pendanaan
Perundangan dan insentif untuk mendukung model-model berkelanjutan
Mengembangkan mekanisme pendanaan
DESAIN
PELAKSANAAN
HoB
Lingkungan yang mendukung investasi yang bertanggung jawab dan pembayaran terhadap jasa ekosistem
OPERASIONAL
Pengelolaan Wilayah HoB secara berkelanjutan Diversifikasi portofolio atas pendanaan yang merata, pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien
RENCANA
Pendekatan Pemerintah HoB diambil dari ‘Pembiayaan HoB – Pendekatan kemitraan untuk keberlanjutan ekonomi’, publikasi tiga Negara
Pembayaran Jasa Ekosistem DI KALIMANTAN: Pembayaran Jasa Daerah Aliran Sungai, Kapuas Hulu, Indonesia. Inisiatif yang sedang berlangsung di Kabupaten Konservasi Kapuas Hulu berusaha meningkatkan pengelolaan daerah aliran sungai melalui skema insentif dan peningkatan kapasitas untuk membantu lembaga desa dalam merencanakan dan melaksanakan programprogram pembangunan. Pembeli potensialnya termasuk
Pendekatan Kemitraan untuk Keberlanjutan Ekonomi. Laporan ini menyoroti tindakan prioritas yang diperlukan untuk mengintegrasikan nilai modal alam ke dalam rencana pembangunan nasional dan daerah, sekaligus mengoptimalkan keuntungan ekonomi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan perekonomian nasional.
“Dengan satu visi konservasi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kita akan bekerja sama untuk memastikan pengelolaan yang efektif terhadap sumber daya hutan dan konservasi jaringan kawasan yang dilindungi, hutan produksi, dan penggunaan lahan secara berkelanjutan lainnya di dalam area dimana ketiga negara masingmasing akan menetapkannya sebagai Heart of Borneo (HoB)” - dari Deklarasi HoB, 2007
sepanjang Sungai Kapuas, pemerintah dan industri provinsi; sedangkan penjualnya adalah masyarakat yang tinggal di
BIOBANK DI SABAH: Percontohan skema perbankan untuk mitigasi dan perimbangan pembayaran keanekaragaman hayati berlangsung di Sabah, dimana pemerintah negara bagian memiliki lisensi hak konservasi atas BioBank Malua dan investor swasta telah memberikan komitmen sebesar 10 juta USD untuk rehabilitasi Cagar Alam Malua. Dengan inisiatif ini, BioBank Malua menjual Sertifikat Konservasi Keanekaragaman Hayati, pendapatan dari penjualan tersebut digunakan untuk menutup biaya yang muncul dan membiayai dana perwalian untuk mengelola manajemen konservasi daerah tersebut dalam jangka panjang.
2007 Feb
2008
Tiga pemerintah HoB berkomitmen pada Deklarasi HoB melakukan konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang meningkatkan kesejahteraan mereka yang tinggal di pulau tersebut, sekaligus meminimalisasi deforestasi, degradasi hutan, dan kerugian yang terkait dengan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.
Di Indonesia, HoB ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan nilai lingkungan yang signifikan dan telah dimasukkan dalam rencana tata ruang pulau secara luas.
2009 Ketiga pemerintah bekerja sama mengembangkan Rencana Aksi Strategis tiga Negara.
Langkah berani ini—yang dilakukan berdasarkan pengakuan akan pentingnya hutan, air tawar, dan keanekaragaman hayati HoB—merupakan awal dari perjalanan menuju perekonomian yang menghargai alam dan melayani masyarakat. Kebijakan sektoral seperti kebijakan tata guna lahan dan pengurangan emisi di Kalimantan, skema feed in tariffs untuk energi terbarukan (untuk menghapus hambatan untuk memasuki pasar) di Malaysia, dan kemitraan publik-swasta untuk konservasi keanekaragaman hayati di Brunei menunjukkan bukti bahwa kemajuan menuju ekonomi hijau telah dimulai.
Dinas Perairan Umum, kabupaten-kabupaten lain di
dalam dan di sekitar Taman Nasional Betung Kerihun. Pada bulan September 2010, ketiga negara meluncurkan publikasi bersama: Pendanaan Heart of Borneo—
Pemerintah negara yang masuk dalam wilayah HoB telah mulai melakukan kegiatan terkoordinasi untuk mengakui dan bertindak berdasarkan nilai modal alam, beberapa di antaranya disorot dalam lini masa di bawah ini. Brunei, Indonesia, dan Malaysia telah memulai upaya lintas batas yang dikenal sebagai ‘Inisiatif Heart of Borneo’. Komitmen ketiga pemerintah HoB tercantum dalam Deklarasi HoB 2007. Ketiga negara ini telah membangun struktur pemerintahan untuk membantu memenuhi kewajiban mereka berdasarkan deklarasi HoB dan telah mengembangkan Rencana Aksi Strategis.
Ketiga negara telah mengembangkan struktur pemerintahan untuk membantu pemenuhan kewajiban mereka di bawah Deklarasi HoB: Dewan Nasional HoB di Brunei, Kelompok Kerja HoB di Indonesia dan Kelompok Ahli . Malaysia. Nasional dan Komite Pengarah di
2010 Setiap negara melengkapi Rencana Aksi Strategis khusus HoB, atau Kerangka Kerja Implementasi Proyek.
Sept 2010 Tiga negara HoB meluncurkan publikasi bersama: Pembiayaan Heart of BorneoA Kemitraan Pendekatan untuk Ekonomi yang Berkelanjutan.
Tantangan yang ada meliputi penyelarasan dan harmonisasi rencana ekonomi dan pembangunan yang relevan dengan Inisiatif HoB. Pada saat kebijakan sektoral mulai muncul di tiap negara HoB, pendekatan ekonomi hijau terpadu lintas sektor diperlukan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi yang menghargai modal alam. Hingga saat ini, perencanaan ekonomi, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Indonesia, Pengembangan Koridor Sabah (SSDC) di Sabah dan Koridor Sarawak untuk Energi Terbarukan (SCORE) di Sarawak telah dikembangkan secara paralel dan terpisah satu sama lain; sebagai hasilnya, pendekatan holistik ekonomi hijau yang konsisten, yang mengarusutamakan nilai ekosistem dari lanskap HoB ke dalam kebijakan dan pengambilan keputusan ekonomi, belum menjadi norma.
Implementasi Deklarasi HoB yang terus berlanjut menunjukkan bahwa tiga negara yang memiliki visi yang sama dapat bergerak melampaui visi ini menjadi tindakan.
2011 Di Malaysia, pemerintah negara bagian Sabah mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan REDD+ dalam kerangka ekonomi hijau untuk mengarusutamakan REDD+ ke dalam pembangunan ekonomi dan perencanaan tata guna lahan. Di Indonesia, pemerintah kabupaten Kutai Barat di Kalimantan menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi program REDD+ tingkat kabupaten meliputi perencanaan tata ruang, tata kelola, dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk meningkatkan perlindungan hutan, memanfaatkan lahan rusak untuk perluasan kepala sawit dan menjaga hutan rakyat untuk keanekaragaman hayati, karbon, dan nilai sosial-budaya. Brunei menambah area hutan lindungnya secara luas, dan menghentikan penebangan hutan alam secara menyeluruh.
21
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
22
Bisnis berbasis keanekaragaman hayati di masa depan – termasuk
Ekonomi Hijau untuk kesejahteraan rakyat
mengakui modal alam sebagai aset,
Perusahaan berbasis keanekaragaman hayati yang dikelola oleh masyarakat daerah
sehingga menciptakan nilai keuangan.
Masyarakat terlibat langsung dalam
sebagai layanan komersial.
Contohnya termasuk biobank,
keanekaragaman hayati (termasuk
kemiskinan, dan mengurangi tekanan untuk
Sung ai B elait & Tut ong
menebang hutan. Contohnya termasuk madu, gaharu, manik-manik “Banuaka”, tanaman obat, ikan, coklat, dan beras adan.
S
Peningkatan pemenuhan diri secara mandiri
Sung ai Rajang
Ekspansi perkebunan sawit berkelanjutan i Kapua s ga un
Perlindungan habitat untuk keanekaragaman spesies
Terhindarnya dampak kesehatan akibat polusi air
s pua
limbah kelapa sawit untuk energi).
M ah
Penebangan hutan berkelanjutan
Infrastruktur ekologi berkelanjutan
ekowisata lintas batas HoB akan meningkatkan keanekaragaman hayati, mata pencaharian daerah, dan membantu mempertahankan budaya Dayak.
Menghijaukan sektor-sektor berdampak tinggi Sektor berdampak tinggi dalam skala besar,
untuk meningkatkan keberlanjutan mereka (termasuk alih fungsi lahan). Upaya ini perlu didukung melalui
Lima kategori solusi Ekonomi Hijau secara sektoral
23
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
pemberian insentif jika mengikuti proses sertifikasi dan sesuai standar keberlanjutan yang diakui secara internasional, serta melalui pemberian hukuman bagi praktik-praktik yang tidak berkelanjutan.
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
hidup—manusia, tumbuhan, satwa, dan mikroorganisme—
Produksi perikanan berkelanjutan
mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital dan lingkungan.
Manajemen yang efektif serta penambahan luas kawasan lindung dan peningkatan konektivitas antar kawasan
Terhindarnya biaya akibat perbaikan infrastruktur karena banjir
lindung membantu menjaga integritas ekologi mereka untuk meningkatkan jasa ekosistem sekaligus membantu aliran gen dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.
INDIKATOR DAN TARGET PERTUMBUHAN HIJAU DAN MODAL ALAM
Perekonomian saat ini sangat tergantung pada standar pengukuran kemajuan seperti pertumbuhan PDB. Sebagai alternatif, indikator ekonomi, sosial, dan pengukuran modal alam dalam HoB dapat dikaitkan dengan target yang secara eksplisit terkait dengan rencana tata ruang. Contoh target terukur tersebut dapat dilihat di bawah ini.
4. 5.
termasuk penebangan, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan, memerlukan berbagai investasi
kehidupan bersama yang harmonis untuk semua mahluk
Memperluas jaringan kawasan lindung dan meningkatkan konektivitas
2. 3.
Strategi terpadu untuk
secara partisipatif, pendekatan ini bertujuan menciptakan
Pendekatan ini mendorong pembangunan dan pengelolaan
1.
Ekowisata lintas batas
atau batas-batas administratif lainnya. Dikembangkan
perekonomian dan kesejahteraan dan keadilan sosial tanpa
Ka arito gai B Sun
bermanfaat lainnya (misalnya mengolah
yang umumnya menggunakan batas kabupaten, negara,
yang terkoordinasi terhadap air, lahan, dan sumber daya
Pertambangan bertanggung jawab
Terhindarnya biaya akibat hilangnya kualitas tanah, erosi tanah/ longsor
batas-batas ekosistem sebagai faktor penentu, daripada
lainnya di daerah aliran sungai untuk memaksimalkaan
Su ng ai
Termasuk di dalamnya adalah energi
menghasilkan energi atau produk
Perangkat untuk manajemen lanskap ini menggunakan
Pengelolaan daerah aliran sungai terpadu
Terjaganya warisan budaya
Tenaga Air bertanggung jawab
Sektor-sektor hijau yang inovatif Pengurangan dampak asap dan kebakaran
Perencanaan tata ruang berbasis ekosistem yang bersifat partisipatif
bersama dengan lingkungan abiotik.
Tenaga air berkelanjutan
Bertambahnya pendapatan berbasis keanekaragaman hayati Terhindarnya biaya akibat berkurangnya ketersediaan air minum
Terhindarnya dari bencana akibat kegiatan manusia
Pemanfaatan secara berkelanjutan tanaman obat dan pengetahuan tradisional terkait
perekonomian lokal, menanggulangi
limbah menjadi bahan baku untuk
memerlukan pendekatan kolaboratif antar sektor:
an tang aba Sungai Kin
Peluang ekowisata
agroforestri), sehingga dapat membangun
dan teknologi yang mengubah
Berikut ini adalah intervensi penting di seluruh wilayah yang
bioprospeksi, dan perbaikan ekosistem
pemasaran produk-produk berbasis
hijau seperti tenaga listrik mikrohidro
SOLUSI EKONOMI HIJAU YANG SALING BERKAITAN
Terhindarnya biaya akibat polusi air, untuk sektor-sektor ekonomi dan masyarakat
am ak
“Sepanjang 2011 dan 2012, konsultasi dan lokakarya pemangku kepentingan diselenggarakan untuk menggali potensi, dan pandangan lokal (dari berbagai kelompok masyarakat) terhadap, ekonomi hijau di Borneo dan potensi peran HoB. Proses partisipatif ini telah mengidentifikasi potensi dasar solusi ekonomi hijau (EH) yang akan mengarahkan pemerintah, bisnis, dan seluruh pemangku kepentingan menuju perekonomian yang menghargai modal alam, mengurangi kemiskinan, dan membangun ekonomi lokal. Berbagai solusi yang sudah mulai muncul, namun belum pada skala besar.”
mekanisme berbasis pasar yang
6. 7. 8.
Pengelolaan efektif atas __ ha (__% dari HoB) yang terdiri atas taman nasional, kawasan konservasi dan kawasan terbatas lainnya. Memperluas dan meningkatkan konektivitas antara kawasan lindung seluas __ ha. Mengamankan paling sedikit __ ha untuk jasa daerah aliran sungai yang penting untuk mendukung lebih dari 70% dari Borneo untuk kepentingan sektor ekonomi utama dan untuk lebih dari 11 juta orang Menjaga paling sedikit __ ha (__% dari HoB) di bawah Manajemen Hutan Berkelanjutan dimana xx ha di antaranya di bawah sertifikasi FSC Memastikan bahwa seluruh kelapa sawit yang ada (__ ha – __% dari HoB) berada di bawah Budidaya Kelapa Sawit yang Bertanggung Jawab, disertifikasi secara independen dan memprioritaskan lahan rusak/terbuka Mencegah konversi lebih lanjut dari hutan alam menjadi lahan lainnya Mengamankan __Gt karbon karena beragam penggunaan lahan secara berbeda dan menghindari minimal __ emisi CO2 dalam mendukung target pengurangan emisi nasional Merestorasi setidaknya __ ha hutan yang terdegradasi (__% dari HoB) Catatan: Besaran sengaja dibiarkan kosong dalam contoh ini, tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang jenis-jenis indikator kuantitatif yang dapat digunakan, bukan untuk mengajukan angka-angka tertentu.
24
Peran Utama Pemerintah Paket Kebijakan Ekonomi
LANGKAH PENTING DALAM MENGERAHKAN SOLUSI EKONOMI HIJAU ADALAH DENGAN MEMPERBAIKI INFRASTRUKTUR EKONOMI SAAT INI
Contoh Paket kebijakan ekonomi untuk Heart of Borneo adalah… Paket Kebijakan Ekonomi Hijau di wilayah Heart of Borneo 25
Diagram ini menggambarkan bagaimana intervensi paket kebijakan ekonomi di tingkat nasional dan daerah, khusus untuk HoB, dapat membantu melindungi alam, meningkatkan pertumbuhan secara hijau, dan membangun perekonomian daerah. Ekosistem dan keanekaragaman hayati HoB berperan penting dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Faktor kunci yang memungkinkan perubahan menuju perekonomian yang menghargai alam adalah penggunaan infrastruktur ekonomi yang memberikan insentif dan disinsentif secara tepat. Intervensi kebijakan ekonomi (●) memungkinkan berbagai instrumen ekonomi (●) memobilisasi fiskal, perubahan-perubahan lainnya, dan (dis)insentif. Instrumen-instrumen ekonomi ini memberikan insentif atas kinerja yang baik dari pemerintah daerah, sektor swasta dan masyarakat berdasarkan target ekonomi, sosial dan modal alam, serta sejumlah indikator. Instrumen ekonomi ini kurang efektif jika diterapkan secara terpisah; Implementasi berbagai kebijakan secara bersamaan akan memastikan adanya sinergi dan pembagian biaya dan manfaat.
KETERANGAN Intervensi kebijakan
Pendanaan internasional (termasuk REDD+)
Instrumen ekonomi Dana publik dalam negeri (APBN/APBD)
Program investasi hijau
Pendanaan internasional (termasuk REDD+)
Investor swasta yang inovatif
Solusi ekonomi hijau Pemerintah daerah kabupaten
Lembaga-lembaga keuangan Hutan rakyat
Mekanisme insentif daerah berbasis kinerja berdasarkan indikator modal alam
Pemerintah daerah provinsi
Masa Depan
INSTRUMEN EKONOMI MEMELIHARA MODAL ALAM DALAM JANGKA PANJANG
Dana publik (APBN/APBD)
Intervensi kebijakan
Pendanaan internasional (termasuk Pendanaan awal REDD+) Investasi swasta
Kementerian-kementerian keuangan, pembangunan, dan perekonomian, bersama dengan lembaga lingkungan dan lembaga dari sektor-sektor lainnya, memiliki peran penting dalam memfasilitasi pendekatan ekonomi hijau ini. Pendanaan internasional (termasuk pendanaan REDD+) dan dana publik dalam negeri dapat dan harus digunakan untuk memulai proses ini.
Intervensi kebijakan
MOBILISASI INSTRUMEN EKONOMI UNTUK MEMELIHARA MODAL ALAM
Dana publik (APBN/ APBD)
Hutan rakyat dengan produk-produk keanekaragaman hayati bermerk ‘HoB’
Investasi swasta
Memperluas kawasan lindung/ reboisasi
Sektor hijau yang inovatif
Pembayaran karbon Investasi swasta
Bank Bio
Intervensi kebijakan (menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati)
Hutan rakyat dengan produk-produk keanekaragaman hayati bermerk ‘HoB’
Memperluas kawasan lindung/ reboisasi
Sektor hijau yang inovatif Faktor penggerak lainnya, Permintaan konsumen
Konsesi kelapa sawit bersertifikat di atas lahan rusak
Etika bisnis hijau
Memperluas kawasan lindung/ reboisasi
"Bio banking"
Insentif dan instrumen institusi keuangan
Pertanian Pembangkit listrik tenaga air
Kelapa sawit
PEMBAYARAN UNTUK JASA EKOSISTEM SKALA BESAR
Perikanan
Perkebunan hutan
Pasokan air
Industri pertambangan Intervensi kebijakan dan bank hijau
Pembayaran karbon termasuk dari masyarakat global
Pendanaan internasional (termasuk REDD+)
Konsesi kelapa sawit bersertifikat di atas lahan rusak
Dana publik (APBN/ APBD)
Intervensi kebijakan
Intervensi kebijakan sektor tertentu
Dana publik (APBN/ APBD)
Investasi sektor swasta
Pertambangan yang bertanggung jawab
Instrumen ekonomi dan fiskal sektor tertentu
Insentif dan instrumen institusi keuangan
Kebijakan keuangan untuk pasar keuangan
Konsesi pembalakan bersertifikat (RIL)
Pendanaan internasional (termasuk REDD+)
Kebijakan keuangan untuk pasar keuangan
Konsesi pembalakan bersertifikat (RIL)
Pertambangan yang bertanggung jawab
Penerapan mekanisme insentif daerah berbasis kinerja yang efektif
Instrumen ekonomi yang efektif, di samping penegakan hukum yang kuat dan kepemilikan lahan yang jelas, akan menciptakan iklim investasi yang ‘hijau’—yang mendorong sektor swasta untuk menggunakan mekanisme sertifikasi dan pembayaran dan menghargai pemerintah dan masyarakat daerah yang melakukan pengawasan dengan baik. Sebagian besar biaya dapat dibayar kembali oleh perekonomian daerah yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Sektor-sektor lokal yang berbasis keanekaragaman hayati dan inovasi hijau dapat menutup biaya awal mereka dan aktor-aktor sektor swasta konvensional akan menuai keuntungan dengan ‘menjadi hijau (going green)’.
Dengan demikian, di masa depan, hutan dan ekosistem air tawar di wilayah HoB dipelihara untuk mendukung perekonomian lokal yang menerapkan pembangunan berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua. ‘Menjadi hijau’ menjadi hal normal yang baru.
Paket kebijakan ekonomi yang bersifat lintas sektoral adalah langkah yang diperlukan, tapi tidak cukup, dalam mendorong ekonomi hijau. Ada keterbatasan dalam kemampuan pemerintah untuk mengubah rezim fiskal, mengingat bahwa perekonomian Borneo terintegrasi erat dengan perekonomian nasional dan global. Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah tambahan berikut ini untuk mengembangkan lingkungan yang secara tepat memungkinkan pelaksanaan ekonomi hijau:
Menyusun peraturan yang mengharuskan penghitungan modal alam ke dalam seluruh sektor ekonomi: Meskipun penting dalam mengukur pertumbuhan yang berkelanjutan, modal alam tidak secara eksplisit dihitung dalam model-model perekonomian dan kerangka perhitungannya. Nilai modal alam perlu secara sistematis dimasukkan ke dalam perhitungan nasional dan indikator makroekonomi yang memantau kemajuan pembangunan dan pengelolaan sumber daya.
Memperjelas kepemilikan tanah dan hak kepemilikan: Tugas ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah. Kepemilikan tanah yang lebih jelas—termasuk kejelasan atas aset dan hak karbon hutan— memiliki implikasi ekonomi positif. Hal ini mengurangi ketidakpastian dan menghasilkan insentif untuk meningkatkan pengelolaan modal alam dengan menambah kemungkinan bahwa masyarakat akan mempertahankan dan menikmati manfaat-manfaat ekonomi dari upaya dan waktu mereka untuk mengelola modal alam. Pengakuan yang lebih besar pada manajemen dan kepemilikan hutan rakyat juga secara signifikan memberikan insentif untuk pengelolaan modal alam secara berkelanjutan.
Merancang prosedur yang transparan dan bertanggung jawab untuk memfasilitasi ekonomi hijau: Hal ini membutuhkan mekanisme pembiayaan berdasarkan indikator modal alam yang mengarahkan dana publik (APBN/APBD) kepada pemangku kepentingan yang ditargetkan berdasarkan kinerja dalam mencapai target terukur—pengurangan emisi, sertifikasi, target pengurangan kemiskinan, dsb. Pemantuan yang efektif dan kapasitas verifikasi menjadi elemen penting tambahan.
29 26
Peran pemangku kepentingan lainnya
Ekonomi hijau tidak dapat muncul melalui upaya pemerintah saja. Bisnis, kelompok masyarakat, masyarakat dunia dan media merupakan unsur tambahan yang juga penting dalam proses ini.
BISNIS perlu…
memastikan bahwa dampak mereka terhadap modal alam berkurang atau positif: ini harus berlaku di seluruh proses produksi, serta dalam
MEDIA perlu…
kegiatan pengadaan dan outsourcing.
berbagi informasi melalui platform seperti forum, pertemuan dan diskusi kelompok, atau melalui organisasi sertifikasi seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO): hal ini dapat mengurangi biaya pengkajian resiko dan pengumpulan data. Kemitraan dengan bisnis, organisasi atau LSM yang memiliki pemikiran sama dapat membantu mengisi kesenjangan dalam pengetahuan yang terkait dengan pelaksanaan bisnis hijau. Pada tahun 2011, Jaringan Bisnis Hijau HoB (HoB GBN) diresmikan di Indonesia dan Malaysia sebagai jaringan komunitas bisnis yang berkomitmen untuk memainkan peran utama dalam transisi menuju ekonomi hijau. HoB GBN bertujuan untuk mempertemukan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan perangkat dan memberikan dukungan kepada bisnis yang bersedia bekerja menuju masa depan yang berkelanjutan untuk HoB.
memastikan transparansi dan akuntabilitas baik bagi kepercayaan dalam kemitraan maupun dalam memberikan dasar kepercayaan dalam hubungan masyarakat.
KELOMPOK MASYARAKAT perlu…
bertindak sebagai pemberi ide, pembangun, mitra. Mereka dapat memantau dan meminta pertanggungjawaban aktor-aktor lainnya. Kelompok masyarakat sangat penting bagi perubahan yang demokratis menuju ekonomi hijau.
MASYARAKAT GLOBAL perlu…
menjadi alat yang paling efektif untuk menyebarkan pesan bahwa modal alam HoB adalah penting bagi masyarakat yang hidup di dalam dan di luar HoB, termasuk masyarakat global. Paparan media dapat membantu meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai HoB, mengubah perilaku masyarakat, dan meningkatkan perhatian terhadap perlunya perubahan kebijakan dan mobilisasi instrumen fiskal dan ekonomi. Perhatian media dapat membantu merangsang pemangku kepentingan, menarik mitra baru, dan memacu momentum.
mengarahkan pendanaan REDD+ dalam kerangka ekonomi hijau Penyerapan karbon oleh ekosistem hutan adalah satu dari banyak nilai penting secara global yang mengalami dampak negatif dari deforestasi dan degradasi hutan. Masyarakat global harus mendukung pembangunan ekonomi yang mengakui nilai sejati hutan, tidak hanya untuk mitigasi perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk berbagai sumber daya, barang dan jasa ekosistem yang dimiliki hutan. Menempatkan REDD+ dalam kerangka Ekonomi Hijau adalah penting untuk keberhasilannya.
mendukung perusahaan berbasis keanekaragaman hayati, menghijaukan sektor-sektor konvensional, dan sektor inovatif hijau yang baru Transfer teknologi, keterampilan dan kemampuan dibutuhkan dalam berbagai sektor di seluruh lembaga pemerintah dan tingkat pemerintahan. Sektor-sektor ini memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan sekaligus tetap menjaga barang dan jasa ekosistem yang berharga untuk berbagai sektor.
menjadi pintu gerbang sumber daya untuk modal alam hutan Penelitian lanjutan terhadap nilai ekonomi modal alam, transfer pengetahuan dan teknologi hijau, serta pembangunan kapasitas, merupakan elemen penting dalam membangun ekonomi hijau.
meningkatkan kerja sama antar berbagai aktor dan meningkatkan efektivitas kontribusi teknis dan keuangan Masyarakat internasional memiliki kemampuan untuk menarik perhatian sektor komersial dan keuangan. Pinjaman, investasi, dan asuransi dapat menjadi saluran utama pembiayaan swasta bagi ekonomi hijau.
27
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
28
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
Peran sosial dan ekonomi yang penting dari ekosistem HoB mulai dipahami secara luas. Upaya yang sedang berlangsung mulai menunjukkan bahwa pendekatan ekonomi hijau untuk
Deklarasi HoB mewakili visi bersama tiga negara untuk daerah tersebut. Negara-negara tersebut telah mengambil
mencapai visi pemerintah HoB terhadap konservasi dan
langkah untuk menerapkan visi ini, termasuk membentuk kelembagaan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan terkait REDD+. Beberapa pemangku kepentingan memiliki peran untuk mewujudkan visi ini. Bersama-sama,
pembangunan berkelanjutan akan mengarah pada perencanaan
mereka perlu mengambil sejumlah langkah penting selanjutnya untuk mempercepat implementasi pendekatan
ekonomi, pengelolaan, dan penghitungan yang komprehensif
ekonomi hijau untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan konservasi di HoB.
• Kementerian • Jaringan Bisnis Hijau • Lembaga Ilmu Pengetahun • Kelompok masyarakat • Media
dalam perekonomian Brunei, Kalimantan, Sabah, dan Sarawak.
Forum Kemitraan HoB
‘Pusat keunggulan’ (Centre of Excellence) HoB
Peningkatan kapasitas seluruh pemangku kepentingan untuk pembangunan dan implementasi Kebijakan Hijau dan praktiknya
Hasilnya, HoB siap menjadi contoh utama untuk pendekatan ekonomi hijau di Asia Tenggara. Keputusan-keputusan yang lebih bijaksana dan komprehensif kini tengah disusun terkait kebijakan seperti REDD+, Pembayaran Jasa Ekosistem/PES, dan pengembangan instrumen fiskal dan ekonomi yang relevan serta paket kebijakan. Namun, tantangantantangan penting masih tetap ada, termasuk keterbatasan kapasitas, berlanjutnya ketergantungan pada pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada penggunaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, dan tingginya biaya investasi dalam transformasi ekonomi. Untuk benar-benar berhasil dan berubah,
Visi
• Target dan indikator pembangunan • Pengelolaan data • Kebijakan, penilaian biaya manfaat dan dampak
upaya untuk mencapai ekonomi hijau akan membutuhkan arahan
Heart of Borneo
Penilaian pertumbuhan lintas sektoral secara komprehensif
tambahan, koordinasi, dan dukungan implementasi berskala besar. Perubahan-perubahan pada kebijakan dan praktik ini memang sangat mendesak, tapi mereka harus didasarkan pada bukti nyata
Rancangan dan implementasi intervensi kebijakan
yang dihasilkan melalui analisis yang kuat, keterlibatan pemangku kepentingan dan proyek percontohan.
Proses ini memiliki potensi untuk menggerakkan perekonomian yang memasukkan nilai modal alam dan pentingnya perubahan
Fasilitas Pendanaan HoB Pendanaan rintisan, memperlihatkan proyek dan meningkatkan inisiatif-inisiatif yang sukses
29
Masyarakat, alam dan ekonomi di Heart of Borneo saat ini
MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK? GAMBARAN DAN PEMODELAN EKONOMI HIJAU
MEWUJUDKAN EKONOMI HIJAU
LANGKAH PENTING SELANJUTNYA
iklim ke dalam pengambilan keputusan ekonomi dan pembangunan.
Perekonomian dengan sifat ini akan mendorong pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerja, mengurangi resiko lingkungan, dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim. Hal ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan, air, dan energi untuk semua. Manfaat tersebut membuat modal alam HoB layak mendapat investasi.
30
Perekonomian yang menilai modal alam lebih tahan terhadap perubahan iklim
Ekosistem keanekaragaman hayati Penurunan keanekaragaman hayati
Hutan memiliki fungsi ekologi yang penting dalam memperbaiki dan menyimpan karbon dari atmosfir
Tutupan hutan mengurangi dampak kejadian seperti badai hujan tropis, mengurangi kemungkinan banjir di hilir
NTFP, ecotourism etc.
Terganggunya siklus hidrologi
Erosi
Siklus hidrologi yang terpelihara Degradasi tanah, dsb
Pertanian berkelanjutan
Tanah yang subur
Banjir, residu, tanah longsor, kekeringan Perikanan berkelanjutan
www.hobgreeneconomy.org 31
www.hobgreeneconomy.org
Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB “Berdasarkan pengalaman kita bersama, cara terbaik untuk meningkatkan kerangka kerja untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan dan seimbang adalah dengan menempatkan pembangunan di depan dan pusat, dan berinvestasi dalam pemulihan ekonomi hijau untuk semua”
Al Gore pada KTT Lingkungan Hidup Bisnis 4, di Jakarta (2011): “Ekonomi Hijau mungkin bukan pilihan mudah saat ini, tapi sejarah akan menunjukkan bahwa itu adalah pilihan tepat”
Pavan Sukdev, Pemimpin The Economics of Ecosystem and Biodiversity (TEEB) Series: “Kita mungkin merupakan generasi pertama para pemimpin yang memiliki kesempatan untuk mengambil tindakan tegas dan juga merupakan generasi terakhir yang mempunyai pilihan untuk tidak melakukannya.”
Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia “Saya percaya Indonesia dapat melaksanakan ekonomi hijau untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7% dan pengurangan emisi gas rumah kaca 26% pada 2020.”
HRH Prince Hj Al-Muhtadee Billah, Putra Mahkota dan Menteri Senior pada Kantor Perdana Menteri, Brunei Darussalam “Parktik terbaik yang digunakan dalam proyek pembangunan harus diperkuat untuk memastikan bahwa mereka mempertimbangkan prioritas untuk melestarikan lingkungan. Hal ini sesuai dengan aspirasi kami untuk membangun citra yang kuat dari Green Brunei Darussalam.”
Datuk Zakri, Penasehat Bidang Ilmu Pengetahuan untuk Perdana Menteri Malaysia “Negara-negara berkembang tertinggal di belakang dalam memerangi kondisi lingkungan hidup mereka yang memburuk. Mereka dengan cepat kehilangan sumberdaya alam dan jasa lingkungan, menjadi dasar bagi perekonomian mereka, karena mereka tidak mempunyai sistem pengaturan lingkungan hidup nasional”