eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (1) 053-062 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
KERJASAMA TRILATERAL INDONESIA, MALAYSIA, BRUNEI DARUSALAM DALAM KONSERVASI KAWASAN HEART OF BORNEO(HoB) DI HUTAN PERBATASAN KALIMANTAN UTARA Kristiani1 Nim. 1102045134 Abstract Heart of Borneo which is a program of conservation and sustainable development in the area of Indonesia – Malaysia border in Borneo and also includes parts of brunei darusalam is a program to menage the area of tropical forest in Borneo Highland swith the aim to preserve and maintain in sustainability of the benefits of one of the best rain forest still left in Borneo for the well-being of present and future generations. Forest conditions in the border regio of North Borneo Trilateral cooperation post-performance Heart of Borneo (HoB) experiencing various positive developments the steps or the implementation of the action plan the Strategic Plan of Action (SPA) which has been drawn up and agreed up on together bythird countries, suchas the Trans boundary menagement, Protected area management, Natural resources menegement, Subtainable ecotirism development, Capacity building Keywords :Heart of Borneo, Border of North Borneoforest conservation. Pendahuluan Pulau Borneo merupakan salah satu kawasan hutan tropis terluas ke dua di dunia setelah hutan Amazon Brazil yang memiliki luas 5,5 juta km2 , dimana nilaikonservasi sangat tinggi dan juga merupakan penyumbang cadangan oksigen yang cukup besar bagi dunia sehingga menjadi fokus dukungan dunia. Kalimantan Utara yang merupakan bagian dari pulau Borneo, memiliki luas wilayah sekitar 539.460 km2 dari keseluruhan wilayah pulau Borneo. Kawasan HoB memiliki keanekeragaman hayati dimana sekitar 40-50% jenis flora dan fauna di dunia dapat dijumpai dipulau Kalimantan ( Borneo )Kawasan HoB juga merupakan wilayah 14 sungai dari 20 sungai utama yang mengalir di pulau Kaliamntan, antara lain Sungai Briton, Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, sebagian besar berada di wilyah Indonesia, yakni sekitar 72% wilayah keseluruhan. Daerah perbatasan antara indonesia, Malaysia, yang berada di kawasan Kalimantan Utara, Illegal Logging menjadi satu kasus yang sering sekali terjadi, dengan kurangnya sarana dan prasarana yang menghubungkan para petugas penjaga hutan dengan hutan yag jauh di dalam pelosok, menjadi sasaran bagi para penebang liar. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan internasioal, Fakultas Ilmu Sosial da Politik, Univeritas Mulawarman, Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 053-062
Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan pada tahun 2003 disebutkan bahwa luas hutan Indonesia yang rusak mencapai 43 juta hektar dari total 120,35 hektar dengan laju degradasi dalam tiga tahun terakhir mencapai 2,1 hektar per tahun. Sejumlah laporan juga menyebutkan antara 1,6 sampai 2,4 juta hektar hutan Indonesia hilang setiap tahunnya. Pada tahun 2004 Departemen Kehutanan juga menyatakan bahwa kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai 3,8 juta hektar. Menurut laporan IUCN pada tahun 2010, 2011, dan 2012 semakin banyak juga satwa Indonesia yang masuk ke dalam daftar ‘terancam punah’ dari IUCN (The World Conservation Union ). Selain itu upaya perlindungan hutan di Kalimantan Utara selalu terbentur dengan masalah – masalah batas negara, sehingga upaya – upaya yang di lakukan belum maksimal sehingga dengan adanya kordinasi lintas batas di pandang sebagai hal yang dapat mempermudah upaya perlindungan hutan yang berada di Kalimantan Utara Sehingga untuk melindungi dan mengatasi masalah tersebut, negara-negara yang memiliki kawasan di pulau ini membuat kerjasama antara tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam yang bertujuan untuk melindungi kelangsungan hutan di Borneo yang merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati paling penting di dunia, dimana pulau Borneo terdapat kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua terbesar yang masih tersisa di Asia Tenggara. Kerjasama trilateral tersebut lebih dikenal dengan sebutan Heart of Borneo(HoB). Inisiatif HoB dilatar belakangi kepedulian terhadap penurunan kualitas lingkungan terutama kualitas hutan di Pulau Borneo, yang ditunjukkan dengan makin rendahnya produktivitas hutan, hilangnya potensi keanekaragaman hayati, serta fragmentasi hutan dari satu kesatuan yang utuh dan saling terhubung. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Kerjasama Internasional Konsep kerjasama merupakan suatu bentuk hubungan yang terjalin antara individu yang satu dengan yang lain, antar kelompok – kelompok bahkan antar suatu kewajiban untuk mewujudkan tujuan mulia, yaitu perdamaian dunia yang abadi. Menurut K.J. Holsti, proses kerjasama terbentuk dari perpaduan keanekaragaman masalah nasional, regional, atau global yang muncul dan memerlukan perhatian lebih dari hanya satu negara. Masing-masing pemerintah saling melakukan pendekatan yang membawa usul penanggulangan masalah, mengumpulkan bukti-bukti tertulis untuk membenarkan suatu usul atau yang lainnya dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian yang memuaskan semua pihak.
54
Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dalam HoB (Kristiani)
Menurut Kalevi Jaakko Holsti, kerjasama internasional dapat di definisikan sebagai berikut : 1. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, serta tujuan saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu dipromosikan atau dapat dipenuhi oleh semua pihak sekaligus. 2. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk mencapai kepentingan dan nilai – nilainya. 3. Persetujuan atau masalah – masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan kepentingan. 4. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi dimasa depan yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan. 5. Transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka. Konsep Konservasi Salah satu langka menghadapi ancaman dan permasalahan kerusakan hutan dapat dilakukan dengan upaya pelestarian atau konservasi. Definisi konservasi adalah berbagai usaha untuk melestarikan dan memperbaharui sumber – sumber alam agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat dalam jangka panjang. Sumber – sumber alam yang harus dilestarikan dan di perbaharui antara lain adalah sungai, danau, laut , hutan, dan kawasan alam terbuka serta populasi fauna yang beraneka ragam. Sedangkan dari segi ekonomi dan ekologi, konservasi dipandang sebagai upaya pengelolaan yang di lakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya secara berkelanjutan. Konservasi adalah pelestarian, perlindungan atau Konservasi (sumber daya alam hayati) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Secara operasional , konservasi sumber daya hutan dilakukan melalui pengurusan dan pengelolaan hutan yang berorientasi pada kepentingan lokal, nasional, regional, dan global. Adapun tujuan dari Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya adalah untuk terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
55
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 053-062
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif yaitu metode dengan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dan dianalisis dengan menggambarkan dan menjelaskan keadaan subyek atau obyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain.Jenis data yang disajikan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah pustaka (library research), yaitu teknik pengumpulan data dengan menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti baik dari buku-buku, e-book, dokumen, dan artikel yang dinilai sesuai dengan Judul yang diangkat dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis kualitatif, yaitu penulis menganalisis data sekunder yang kemudian menggunakan teori dan konsep yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena atau kejadian yang sedang di teliti yaitu, Kerjasama trilateral Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusalam dalam konservasi kawasan HoB di hutan Perbatasan Kalimantan Utara. Hasil Penelitian Bentuk Kerjasama dalam pelaksanaan konservasi di kawasan hutanperbatasan Kalimantan Utara Program Heart of Borneoini dikembangkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan konservasi. Heart of Borneo tidaklah merubah kawasan untuk seluruhnya menjadi kawasan konservasi.Adanya koordinasi lintas batas ini dipandang sebagai hal yang dapat mempermudah upaya perlindungan hutan di Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara. Karena selama ini upaya perlindungan selalu terbentur dengan masalah-masalah batas negara sehingga upaya yang ada hingga kini belum maksimal. Sehingga inisiatif Heart of Borneo dalam implementasi yang lebih efektif, ketiga negara sepakat untuk menetapkan draf dari Strategic Plan of Action (SPA), Rencana Aksi yang telah disusun dan disepakati bersama berisi lima program yaitu : 1. Trans Boundary Management; 2. Protected Areas Management; 3. Sustainable Natural Resources Management; 4. Ecotourism Development; 5. Capacity Building Progress kerjasama dalam penerapan Strategic Plan of Action (SPA) di kawasan hutan perbatasan Kalimantan Utara. 1. Trans Boundary Management; Dalam Mengembangkan dan mengkaji master plan HoB dengan mempertimbangkan inisiatif HoB sesuai dengan peraturan dan perundangundangan masing-masing negara, dalam perkembangannya sejak Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26 tahun 2008 yang mencanangkan kawasan HoB sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Indonesia, mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 dalam KSN ini, kawasan HoB menjadi 16 kabupaten dengan penambahan 2 kabupaten di Kalimantan Tengah (Kabupaten Kapuas dan Seruyan) dan 4 kabupaten di Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau dan Bulungan, Rencana Aksi Strategis Nasional ini sebagai landasan 56
Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dalam HoB (Kristiani)
implementasiProgram Heart of Borneo di yang telah dijadikan Kawasan Strategis Nasional (KSN) oleh pemerintah. Dalam menyiapkan rekomendasi kebijakan mengenai usaha konservasi dan pembangunan berkelanjutan di wilayah HoB, dapat dilihat perkembangannya dengan penambahan kekuatan pengamanan perbatasan langsung IndonesiaMalaysia pada tahun 2012 ditambah satu batalyon yaitu di Kalimantan Utara, yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia. TNI juga membangun 15 pos pengamanan baru di perbatasan sebagai fasilitas bagi batalyon yang bertugas tersebut. Membangun mekanisme pertukaran informasi yang efektif dan koheren. Dengan wilayah yang sangat luas, Kalimantan utara memiliki jumlah kasus illegal logging yang cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan lainnya di antara tiga negara yang menandatangani deklarasi Heart of Borneo, kerjasama ini menjadi penting untuk pertukaran informasi dalam kebijakan pengelolaan Sumber Daya Alam kawasan HoB di masing-masing negara yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi dan pembangungan berkelanjutan. Dapat dilihat perkembangannya pada 2007 sejak di deklarasi inisiatif HoB terjadi penurunan kasus illegal logging , dalam implementasi program ini mengalami peningkatan penanganan kasus yaitu terdapat 348 kasus illegal logging dengan 432 orang tersangka, dan pada tahun 2010, pihaknya menangani 219 kasus illegal logging. 2. Protected Areas Management Dalam mengembangkan sistem dan melaksanakan program pengelolaan kolaboratif kawasan konservasi lintas batas yang mengakomodasikan peran serta masyarakat lokal dan pemangku pihak lainnya, pada tahun 2011 untuk pertama kalinya masyarakat lokal, yang diwakili oleh Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi Borneo (FORMADAT), diundang secara resmi untuk mengikuti pertemuan, dalam perkembangan dimana pada tahun 2014 didukung dengan WWF-Indonesia, WWF-Malaysia, dan Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi (FORMADAT) juga menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka membangun kemitraan yang lebih kuat dan formal di kawasan Jantung Borneo atau Heart of Borneo (HoB). Ini merupakan bagian dari pendekatan baru untuk memperluas kolaborasi dalam rangka konservasi dan pembangunan. Adapun konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati yang meliputiwilayah Kalimantan Utara yang ada di Dataran Tinggi adalah Kelabit, Maligan dan Krayan; serta berupaya mewujudkan masa depan yang berkelanjutan di tanah air masyarakat adat lokal di Jantung Borneo. Dalam mengembangkan dan meningkatkan pendekatan-pendekatan yang mengarah pada perbaikan pengolahan lahan dan pengelolaan vegetasi masyarakat lokal di dalam atau di sekitar kawasan lindung, Inisiatif ini meliputi peningkatan praktik pertanian berkelanjutan, promosi produk lokal, ekowisata lintas batas yang berbasis masyarakat, serta membantu membangun jaringan perdagangan lintas batas yang adil sebagai perwujudan akses pasar yang lebih baik dan mengedepankan kegiatan keberlanjutan.
57
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 053-062
Seperti pengelolaan kawasan lindung di area lintas batas antara Indonesia dan Malaysia telah dirintis sejak 1995 dengan dukungan pendanaan ITTO dalam proyek TBCA (Trans - boundary Conservation Area). Kerjasama ini sejalan dengan visi ekonomi hijau HoB yang bertujuan untuk melakukan transformasi pada praktik-praktik ekonomi dengan menghargai modal alam yang masih bergantung pada sumber daya alam. Secara konkret praktik pengembangan kegiatan ekonomi lokal hijau seperti pertanian premium oleh petani plasma (smallholder), ekowisata yang bertanggung jawab, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta konservasi alam. 3. Sustainable Natural Resources Management Membangun, meningkatkan dan memperkuat mekanisme dan pedoman yang ada yang menjamin pelaksanaan praktek-praktek terbaik (best practices) pengelolaan sumberdaya alam, penerapan prinsip pemanfaatan berkelanjutan dan penerapan pendekatan ekosistem (ecosystem approach) pada setiap pemanfaatan sumberdaya alam, termasuk kehutanan, perkebunan dan pertambangan di dalam kawasan HoB, saat ini sebagian kegiatan tersebut telah berlangsung di area HoB. Dalam program ini untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit, harus mengacu pada kaidah Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), dan dikembangkan dengan sertifikasi sektor kehutanan yang menuju terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management) dan praktik-praktik pengelolaan yang lebih baik (better practices management) untuk sektor pertambangan. Membangun skema program rehabilitasi dan restorasi areal hutan yang terdegradasi (rusak) dikawasan HoB. Kerjasama yang dilakukan B4E (Bisnis Lingkungan Hidup) Global Summit, April 2011, Dalam perkembangannya Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusalam mengeksplorasi pendekatan baru untuk kepemimpinan bisnis yang sejalan dengan tujuan perusahaan keanekaragaman hayati dan modal alam untuk menyediakan, solusi dan layanan yang berkelanjutan inovatif untuk ekonomi bersih dan masa depan yang rendah karbon pada tahun 2012. 4. Ecotourism Development Mengidentifikasi, mengembangkan dan mempromosikan program- program ekowisata (ecotourism). Workshop berskala internasional yang diselenggarakan di Malinau pada tahun 2008, Dalam perkembangannya mengalami peningkatan dimana workshop ini menjembatani program ekowisata yang telah ada termasuk rencana baru pengembangannya di tempat lain di Kalimantan secara terpadu dengan jaringan pariwisata di negara tetangga Brunei Darussalam dan Malaysia.
58
Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dalam HoB (Kristiani)
Membangun jejaring pengelolaan ekowisata dalam kerangka pengelolaan sistem kawasan konservasi. Dalam perkembangannya kerjasama yang dilakukan Heart of Borneo dalam pembangunan jalan perbatasan adalah dengan Proyek jalan yang dinamakan Pan Borneo Highway sepanjang 3.000 kilometer yang menghubungkan empat provinsi di Kalimantan dengan Negara bagian Sabah-Serawak dan kerajaan kecil Brunai Darusalam yang diapit Sabah dan Sarawak di pantai utara Kalimantan. Masing masing negara, akan serius menangani perbaikan hingga pembuatan jalur baru yang sudah disepakati untuk dihubungkan.Pada tahun 2011 indonesia juga melakuan Tapping Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pembangunan di Kapuas Hulu dan MHP di zona penyangga Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) untuk pengembangan ekowisata. Mengembangkan dan meningkatkan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat di area HoB dengan beberapa proyek percontohan (pilot project) ekowisata telah dilaksanakan di kawasan HoB yaitu di Kabupaten Kalimantan Utara Malinau , Nunukan seperti di Taman Nasional Kayan Mentarang. Proyek ini membangun ekowisata yang pengelolaannya bertumpu pada masyarakat. Dengan dipandu oleh masyarakat, para wisatawan bisa datang ke lokasi dan menikmati keramahtamahan masyarakat dan hidup keseharian masyarakat di rumah-rumah penduduk yang telah difungsikan sebagai rumah tinggal para wisatawan. Pada tahun 2011 perkembangan pengelolaan konservasi dan ekowisata lintas batas, dan kampanye Muller-Schwaner juga sebagai sebuah kawasan konservasi, serta perkembangan pesndanaan berkelanjutan dan pengembangan politik dan forum kemitraan untuk menyokong investasi yang tertuang di dalam Peta Jalan Ekonomi Hijau HoB. Ekowisata dapat menciptakan nilai ekonomi untuk kawasan konservasi.Sepanjang masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata, maka ekowisata bisa menjadi sebuah bisnis penting berbasis konservasi dan strategi mata pencaharian. Ekowisata juga dapat berkelanjutan secara sosial dan ekologi asalkan ada kemitraan yang adil antara masyarakat, pemerintah daerah dan sektor swasta.Berbasis masyarakat berarti masyarakat haruslah memperoleh manfaat dari pengusahaan ekowisata, ada kendali atas pengembangan ekowisata dalam rangkamengurangi dampak negatif terhadap kawasan, budaya dan kehidupan sosial mereka serta terlibat dalam pengelolaan aktivitas ekowisata. 5. Capacity Building Melaksanakan peningkatan kapasitas di tingkat nasional dalam bidang keanekaragaman hayati, pengelolaan air tawar, penatagunaan lahan, GIS, pengelolaan kawasan lindung, wisata alam, penggelolaan ekoturisme, dan penegakan hukum dalam penangggulanggan peredaran internasional secara illegal hasil hutan seperti kayu, hidupan liar dan sumberdaya hayati lainnya Perusahaan berbasis keanekaragaman hayati yang dikelola oleh Masyarakat terlibat langsung dalam pemasaran produk-produk berbasis keanekaragaman hayati (termasuk agroforestri), sehingga dapat membangun perekonomian lokal, menanggulangi kemiskinan, dan mengurangi tekanan untuk menebang hutan. Contohnya termasuk madu, gaharu, manik-manik “Banuaka”, tanaman obat, ikan, coklat, dan beras adan.
59
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 053-062
Meningkatkan pendidikan dan penyadaran tentang program- program HoB. Mengembangkan daftar induk (master list) kawasan konservasi di dalam areal HoB dengan memasukkan informasi mengenai tujuan pengelolaan, fitur-fitur khusus, dan lembaga yang relevan dan personil yang terkait, serta bentuk kategori kawasan berdasar ketentuan masing-masing Negara . Kesimpulan Dalam konservasi kawasan hutan di perbatasan Kalimantan Utara, inisiatif program HoB telah melakukan beberapa rangakaian kegiatan seperti : 1. Program Heart of Borneo (HoB) merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dimana negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang memiliki wilayah di hutan Kalimantan khususnya di wilayah perbatasan Kalimantan Utara. 2. Kondisi hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Utara pasca dilaksanakannya kerjasama Trilateral Heart of Borneo (HoB) mengalami berbagai perkembangan positif yaitu dengan langkah-langkah atau implementasi Rencana AksiStrategic Plan of Action (SPA) yang telah disusun dan disepakati bersama olehketiga negara seperti : a. Trans boundary management b. Protected areas management c. Subtainable natural resources management d. Ecoturism development e. Capacity Building 3. Dengan adanya program Heart of Borneo (HoB), kawasan perbatasan KalimantanUtara juga di tetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Saran 1. Diharapkan Heart of Borneo (HoB) sebagai program konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang ada di hutan perbatasan Kalimantan Utara, bisa menjadi salah satu program yang dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat dalam jangka waktu pendek dan panjang. 2. Diharapkan dalam kegiatan konservasi di kawasan hutan perbatasan Kalimantan Utara perlu dilakukan beberpa langka seperti, mewujudkan implementasi konservasi dan pembangunan berkelanjutan di dalam area Heart of Borneo (HoB) , yang perlu ditangani dengan pengelolaan serta konservasi kawasan HoB secara baik, bijak dan bertanggung jawab agar dapat membantu memberi kepastian keberlanjutan fungsi hutan di kawasan HoB. 3. Diharapkan masing – masing negara hendaknya bisa menjaga lingkungan khususnya hutan yang berada di wilayah perbatasan Kalimantan Utara sehingga dengan demikian manfaat hutan-hutan di area HoB tidak hanya didasarkan pada kepentingan pihak-pihak dalam wilaya administratif tertentu, melainkan perlu mempertimbangkan kepentingan secara luas.
60
Kerjasama Trilateral Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dalam HoB (Kristiani)
4. Memberikan sangsi tegas kepada pelaku yang melanggar dari ketentuan aturan – aturan mengenai konservasi di kawasan HoB Mulai dari kerusakan hutan, pembukaan lahan, kebakaran hutan, illegal logging, dan perlidungan hutan, agar kepercayaan kepada masyarakat internasional bahwa kerjasama trilateral di kawasan HoB sungguh – sungguh serius dalam melindungi hutan yang berada di kawasan HoB tersebut serta memberikan efek jerah kepada pelaku agar tidak melanggar / terulang lagi. 5. Diharapkan melalui program HoB, para pihak seperti ketiga negara, pemerintah, swasta, LSM serta masyarakat lokal dapat terlibat aktif dalam kegiatan pengelolaan hutan di kawasan perbatasan Kalimantan Utara sebagai salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati yang masih ada. Daftar Pustaka Buku K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, jilid II, Terjemahan M. Tahrir Azhari. Jakarta : Erlangga, 1998, hlm 652 – 653. Pamudji. 1985. “Kerjasama Antar Daerah dalam Rangka Pembinaan Wilayah” Bandung: Bina Aksara., hal 12-13 diakses pada 15 oktober 2014 Pasal 4 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Siti Khotijah, S.H, M.H., “ Implementasi prinsip – prinsip kehutanan dan konservasi Sumber daya hutan, Penerbit Bimotry, Yogyakarta , 2010. Dokumen Hasil The 1st Heart of Borneo Trilateral Meeting, tersedia di‘HoB-TrilateralMeeting_pdf’, Hasil The 2nd Heart of Borneo Trilateral Meeting tersedia di “2nd HoB Trilateral Meeting FINAL DOCUMENTS Hasil The 3nd Heart of Borneo Trilateral Meeting tersedia di “3nd HoB Trilateral Meeting FINAL DOCUMENTS Hasil The 6nd Heart of Borneo Trilateral Meeting tersedia di “WWF-HoB\6th HoB Trilateral Meeting” Hasil The 7nd Heart of Borneo Trilateral Meeting tersedia di “WWF-HoB\7th HoB Trilateral Meeting” Hasil The 8nd Heart of Borneo Trilateral Meeting tersedia di “WWF-HoB\8th HoB Trilateral Meeting”
61
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 053-062
Internet Indonesia Tingkatkan kerjasama, tersedia di “http://www.pikiranrakyat.com /cetak/ 2005/0505/02 /0803. htm. Kasus illegal logging di Kalimantan tersedia di ”http://www.museum.polri.go. id/lantai2_gakkum_illegal-logging-kalimantan.html
62