BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Bab III Berisi: 1. Capaian Kinerja Kabupaten Pati 2. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2014 3. Realisasi Anggaran
Akuntabilitas pertanggungjawaban
kinerja
merupakan
Pemerintah
Kabupaten
perwujudan Pati
dalam
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan oleh masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui indikator yang terukur dan mencerminkan hasil dari pelaksanaan pemerintahan Kabupaten Pati tahun 2014.
3.1 CAPAIAN KINERJA KABUPATEN PATI Salah satu pondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja, dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pemda Kabupaten Pati melakukan pengukuran kinerja ini dilakukan secara tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja dapat menggambarkan posisi kinerja Pemerintah Kabupaten Pati. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut: 85 70 55 0
s/d 100 s/d < 85 s/d < 70 s/d < 55
: : : :
Sangat Berhasil (SB) Berhasil (B) Cukup Berhasil (CB) Tidak Berhasil (TB)
Hasil pengukuran target dengan realisasi masing-masing indikator sesuai dengan sasaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Target Dengan Realisasi Tiap Indikator SASARAN 1.
2.
3. 4.
Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur. Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni budaya daerah dan pariwisata daerah. Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional. Meningkatnya akuntabilitas dan
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
1.
Tawuran / Konflik antar Kelompok Masyarakat (kejadian)
≤2
2
100%
SB
2.
Jumlah prestasi oleh raga di tingkat regional, nasional dan internasional Meningkatnya prestasi Seni dan Budaya ditingkat regional dan nasional. Meningkatnya kunjungan wisata. Jumlah PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan
5
6
120%
SB
100
100
100%
SB
958,706 22
113% 54%
SB TB
2
100%
SB
3. 4. 5. 6.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
850.100 41 2
KINERJA
KATEGORI
Halaman | 22
SASARAN
5.
6.
7.
8. 9.
transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya mitigasi penanggulangan bencana. Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
INDIKATOR KINERJA
79,67
80%
B
8.
Terlaksananya 15 bidang SPM.
15
16
107%
SB
9.
Persentase penyerapan bantuan keuangan desa.
100
99
96%
SB
10.
Ketersediaan peralatan bencana alam.
8
14
175%
SB
11. 12.
Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka kelulusan jenjang pendidikan SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
65 114,07
65,9 112,16
101% 98%
SB SB
98,90
99,38
100%
SB
99,15
99,46
13.
16.
17. 18.
Meningkatnya tata kelola pendidikan yang efisien dan efektif Meningkatnya budaya baca masyarakat.
20.
13.
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk.
24. 25. 26. 27.
14.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
28.
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan.
12.
15.
16.
17.
18.
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak
KATEGORI
100
19. 11.
KINERJA
Prosentase rekomendasi laporan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti
15. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.
REALISASI
7.
14.
10.
TARGET
21. 22. 23.
SB 100%
78,35
78,83
SB 101%
99,32 98,83 98,59
99,99 99,85 99,96
Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Standarisasi biaya dan regulasi pendidikan.
99,79 81,11
100,89 84,76
72,73
77,77
105% 107%
SB
1
1
100%
SB
Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Menurunnya angka kematian ibu Menurunnya angka kematian bayi. Menurunnya angka kematian balita. Menurunnya angka balita gizi buruk.
1.326 27.000 38.598
1.137 20.593 43.890
86% 76% 114%
B B SB
18 172 11 0,03
17 172 3 0.05
106% 100% 173% 33%
SB SB SB TB
100
69,87
70%
B
100%
SB
101% 101% 101% 101%
SB SB SB SB SB
100
100
30. 31.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) Rasio puskesmas, poliklinik Rasio Puskesmas pembantu
30.000 10.000
41,638 24,200
72,50% 41,32%
B TB
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Rasio dokter umum Rasio dokter gigi Rasio Perawat Rasio Perawat Gigi Rasio Bidan Rasio Apoteker Rasio Asisten Apoteker Rasio Sanitarian Rasio SKM Cakupan desa siaga aktif (%) Persentase posyandu aktif
1:2083 1:9091 1:632 1:100000 1:1333 1:100000 1:100000 1:6667 1:100000 100 100
1:22359 1:71023 1:4488 1:44718 1:2207 1:1207399 1:50308 1:30958 1:86242 100 48
9,38% 12,78% 14,08% 225% 60,37% 8,33% 200% 21,55% 116,67% 100% 48%
TB TB TB SB CB TB SB TB SB SB TB
43.
Persentaseperlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapa tpenanganan perlindungan oleh petuga sterlatih di dalam unit pelayanan terpadu
100
100
100%
SB
29.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 23
SASARAN
INDIKATOR KINERJA 44. 45. 46. 47.
19.
20.
21.
Meningkatnya daya saing produk industri UMKM baik di dalam maupun di luar negeri Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Meningkatnya produksi pertanian.
22.
Meningkatnya produksi Perikanan
23.
Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS. Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja.
48.
Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas (%) Persentase jumlahperempuan yang bekerja di lembagalegislatif Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) Jumlah expo dan pameran
49. 50.
Persentase koperasi aktif Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM
51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.
Produksi tanaman pangan Padi sawah Produktifitas tanaman pangan Jumlah populasi ternak Produksi daging Produksi susu Produksi telur Produksi tanaman hortikultura Luas Hutan Rakyat Perikanan tangkap Perikanan budidaya Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
62.
TARGET
REALISASI
KINERJA
KATEGORI
99,5
99,98
100%
SB
20
16
80%
B
51,31
90,97
177%
SB
100
100
100%
SB
27
52
193%
SB
100 30
42 51%
42% 170%
TB SB
543.409 57,11 1.688.817 4.237.988 310.000 3.959 233.702 20.899 42.063 42.200 1,20
497.870 53,8 2.268.965 3.831.772 194.627 4.582 232.291 34.683 16.143 44.740 0,9%
92% 93% 134% 90% 63% 116% 99% 166% 38% 106% 75%
SB SB SB SB CB SB SB SB TB SB B
Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Presentase jumlah jaringan Jembatan dalam kondisi baik
50
47
94%
SB
88
87
99%
SB
Rumah tangga bersanitasi (%) Rumah tangga pengguna air bersih (%) Persentase penduduk berakses air minum Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik
79 70 70
82 7 50
104% 10% 71%
SB TB B
75
60
80%
B
68. 69. 70. 71.
Lingkungan permukiman kumuh Rumah tangga pengguna listrik (%) Rumah layak huni (%) Jumlah Pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah
8,3 89 90 3
99.68 73% -
112.% 81% -
TB SB B TB
72.
12
21
175%
SB
1.025
389,26
38%
TB
74.
Jumlah investor berskala nasional(PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional(M.rupiah) Jumlah lahan kritis yang direhabilitasi
120
160
133%
SB
75. 76.
Tingkat partisipasi angkatan kerja(%) Tingkat pengangguran terbuka(%)
72,70 6,9
68,91 6,37
95% 108%
SB SB
77.
PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%)
0,09
0,16
178%
SB
78.
Meningkatnya jumlah transmigran yang ditempatkan
30
4
13%
TB
79.
umlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja (%) Prosentase UMK terhadap KHL
77
3
4%
TB
100
86
86%
B
63.
64. 65. 66. 67.
73.
80.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 24
Dari 80 Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Tahun 2014, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 52 IKU telah memenuhi kriteria sangat berhasil (63%), bahkan 39 IKU capaiannya hingga lebih dari 100%; Indikator yang berkategori berhasil tetapi tidak sampai mencapai target ada 11 IKU; 2 Indikator berkategori kinerja cukup berhasil dan 17 IKU tidak berhasil. Grafik 3.1 Capaian Kinerja Kabupaten Pati 2014
Mayoritas IKU Bupati Pati tahun 2014 telah berhasil dicapai dengan kriteria sangat berhasil (63%) dan berhasil (13%). Untuk pencapaian dengan kriteria sangat baik, bahkan 39 dari 52 IKU atau 75% diantaranya, realisasinya bahkan mencapai lebih dari 100% dari rencana kinerja yang dicanangkan.
3.2 ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran keberhasilan sesuai dengan tujuan serta sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pati beserta target dan capaian realisasinya. Selain perbandingan antara target dan realisasi sebagai capaian kinerja tahun 2014 juga dipaparkan perbandingan pencapaian kinerja tahun sekarang dengan tahun sebelumya dalam hal ini kinerja tahun 2012 dan 2013 selanjutnya dibuat pernghitungan realisasi sampai tahun sekarang dengan realisasi yang harus dicapai pada akhir masa RPJMD 2012-2017 yakni kondisi terakhir yang hendak dicapai di setiap indicator. Gambaran kinerja Kabupaten Pati sesuai dengan tujuannya, sasaran-sasaran yang hendak diwujudkan dengan indikator-indikator pengukurannya adalah sebagai berikut: 3.2.1 Tujuan:
“Meningkatnya karakter masyarakat yang berperilaku, berakhlak mulia, berbudi luhur dan berbudaya yang didukung kearifan lokal”.
Meningkatnya karakter masyarakat yang berperilaku, berakhlak mulia, berbudi luhur Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 25
dan berbudaya yang didukung kearifan lokal di Kabupaten Pati, dicapai dengan meningkatkan karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia, berbudi luhur dan meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni budaya daerah dan pariwisata daerah. Sebagai ukuran tercapainya sasaran-sasaran ini, indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: SASARAN KE-1 Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur
Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur, diukur dengan kejadian tawuran/konflik antar kelompok masyarakat di lingkungan dan situasi yang rawan konflik yang sering terjadi di Kabupaten Pati, kinerjanya tercapai 100% sangat berhasil, semakin sedikit kejadian semakin baik kinerja yang dicapai. Tabel 3.2 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Karakter Masyarakat Berperilaku, Berakhlak Mulia dan Berbudi Luhur NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Tawuran / Konflik antar Kelompok Masyarakat.
kejadian
≤2
2
100%
PENGUKURAN KINERJA Pada tahun 2014 ditargetkan tawuran/konflik antar kelompok masyarakat hanya terjadi maksimal 2 kejadian. Kenyataan terjadi 2 kejadian yang melibatkan konflik antar kelompok masyarakat pada Tahun 2014 yaitu: 1.
Tawuran antar warga Desa Wuwur dan Desa Karaban Kecamatan Gabus (27 Juli 2014);
2.
Tawuran warga Desa Wegil, Kecamatan Sukolilo, Pati, dan warga Dukuh Ndowan (27 Juli 2014).
Target capaian indikator : ≤ 2 (maksimal 2 kejadian) Realisasi : 2 Kejadian Pencapaian kinerja atas indikator tersebut mencapai 100%. Kegiatan penyuluhan dan pembinaan kantramtibmas merupakan bentuk upaya preventif guna mendukung pencapaian atas indikator kinerja diatas. Sasaran dari kegiatan tersebut meliputi TOGA, TOMAS, TODA di wilayah kecamatan yang menjadi prioritas rawan konflik dengan 11 kali kegiatan selama Tahun 2014. Selain melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan kantramtibmas, juga terdapat kegiatan lain yang mendukung pencapaian indikator tersebut yakni:
Kegiatan Fasilitasi Pengawalan Pejabat ; dan
Pengamanan Poskotis Hari Raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Gangguan masyarakat yang terjadi di Kabupaten Pati (konflik berbasis SARA, anarkisme, separatisme, atau lainnya) mencerminkan karakter dan akhlak masyarakat Pati
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 26
sebagai tolok ukur sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaaan kegiatan penyuluhan dan pembinaan Kantramtibmas maupun kegiatan lain yang telah dilakukan. Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Karakter Masyarakat Berperilaku, Berakhlak Mulia dan Berbudi Luhur TARGET 2012 2013 2014 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN AKHIR T R % T R % T R % RPJMD 1 Tawuran / Konflik antar Kejadian ≤2 2 100 ≤2 3 50 ≤2 2 100 12 Kelompok Masyarakat
Pada tahun 2013 ditargetkan tawuran/konflik antar kelompok masyarakat hanya terjadi maksimal 2 kejadian, tetapi terdapat 3 kejadian. Tahun 2014 terjadi 2 kejadian dari target maksimal 2 kejadian berhasil menekan 1 kejadian tidak terulang kembali sehingga terjadi kenaikan capaian kinerja, seluruh kejadian di tahun 2012-2014 telah mencapai 7 kejadian bila dibandingkan dengan total kejadian masa RPJMD 5 tahun yaitu 12 kejadian maka terdapat selisih 5 kejadian sehingga sisa waktu RPJMD 2015-2017 diharapkan dari potensi/kerawanan konflik tidak terjadi konflik. Pada tahun 2014 hanya terdapat 10 kali demonstrasi yang berpotensi/rawan terjadi konflik massa. Dan pada tahun 2014 hanya terdapat 10 kali demonstrasi di wilayah Kabupaten Pati yaitu: 1. Unjuk rasa Parade Nusantara (10 Februari 2014); 2. Unjuk rasa/Audiensi Jaringan Kerja LSM ( 17 Februari 2014); 3. Unjuk rasa FKWK (Forum Komunikasi Warga Kasiyan) – 10 Maret 2014; 4. Unjuk rasa FKTH (Forum Komunikasi Tenaga Honorer) – 27 Maret 2014; 5. Unjuk rasa Forum Masyarakat Peduli Demokrasi dan Transparansi Pemilu Kab. Pati (19 April 2014); 6. Unjuk rasa KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) – 2 Mei 2014; 7. Unjuk rasa Desa Srikaton Kayen (19 Mei 2014); 8. Unjuk rasa Forum Masyarakat Srikaton Anti Korupsi (26 September 2014); 9. Unjuk rasa FNB (Forum Nelayan Bersatu) – 12 Nopember 2014; 10. Unjuk rasa ORGANDA masalah kenaikan harga BBM (19 Nopember 2014) SASARAN KE-2 Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni budaya daerah dan pariwisata daerah
Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni budaya daerah dan pariwisata daerah, diukur dengan indikator jumlah prestasi olah raga, prestasi seni dan jumlah kunjungan wisata, dari 3 indikator tersebut hasil pengukurannya rata-rata 92% sangat berhasil.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 27
Tabel 3.4 Capaian Kinerja Meningkatnya Potensi Pemuda, Prestasi Olahraga, Pengembangan Seni Budaya Daerah dan Pariwisata Daerah NO 1. 2. 3.
INDIKATOR KINERJA Jumlah prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional Meningkatnya prestasi seni dan budaya di tingkat regional dan nasional. Meningkatnya kunjungan wisata.
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
event
5
6
120%
%
100
100
100%
Orang
850.100
958,706
113%
PENGUKURAN KINERJA 1.
Jumlah prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional. Nilai capaian kinerja sasaran ini mencapai 120%. Dalam usaha mencapai sasaran meningkatnya prestasi olahraga yaitu meningkatnya jumlah perolehan medali dan peringkat dalam kejuaraan olahraga di tingkat provinsi serta sinergisnya pembinaan keolahragaan dan meningkatnya kualitas organisasi olahraga. Disbudparpora Kabupaten Pati menetapkan ke dalam Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga yang dijabarkan kedalam 3 (tiga) kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut berfokus pada pembinaan atlet-atlet pelajar, penyelenggaraan kompetisi olahraga daerah dan pengiriman atlet pelajar dalam kompetisi tingkat regional. Realisasi dari sasaran tersebut adalah tercapainya prestasi olahraga Kabupaten Pati di tingkat regional provinsi Jateng, dari 6 target kejuaraan diperoleh prestasi sebanyak 3 kejuaraan yaitu sebagai, berikut: -
Juara umum III, Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA) SD Tk. Provinsi Jawa Tengah;
-
Juara umum III, Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA) SMA Tk. Provinsi Jawa Tengah;
-
Juara umum II, Kejuaraan Daerah Taekwondo Pelajar Tk. Provinsi Jawa Tengah;
-
Juara umum III, Kejuaraan Daerah Tenis Meja Pelajar Tk. Provinsi Jawa Tengah;
-
Juara umum III, Kejuaraan Daerah Bulutangkis Pelajar Tk. Provinsi Jawa Tengah;
-
Juara umum III, Kejuaraan Daerah Bola Volley Pantai Pelajar Tk. Provinsi Jawa Tengah.
2.
Meningkatnya prestasi seni dan budaya di tingkat regional dan nasional. Prestasi seni dan budaya di tingkat regional dan nasional tercapai 100%, dari 5 bentuk festival kebudayaan yang diikuti di tingkat Jawa Tengah dan semuanya berhasil menyabet sebagai juara. Tabel 3.5 Daftar Prestasi Bidang Kebudayaan Tahun 2014 NO
KEJUARAAN YANG DIIKUTI
PRESTASI
1
Fistival Film Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Juara I
2.
Festival Film Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Sutradara Film Terbaik
3.
Duta Bahasa Tingkat Provinsi Provinsi Jawa Tengah
Juara II Kategori Putri
4.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Kesejahteraan Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Juara I
5.
Fistival Permainan Rakyat Tingkat Provinsi Jawa Tengah Juara Harapan II Sumber: Disbudparpora Kab. Pati, 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 28
3.
Meningkatnya kunjungan wisata. Pengembangan pariwisata berhasil jika jumlah wisatawan yang berkunjung di objekobjek wisata meningkat. Kabupaten Pati menetapkan ke dalam: Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata yang dijabarkan dalam 2 (dua) kegiatan; Program Pengembangan Destinasi Pariwisata yang dijabarkan ke dalam 4 (empat) kegiatan; dan Program Pengembangan Kemitraan yang dijabarkan 4 (empat) kegiatan. Kegiatan ditujukan untuk pengembangan daerah tujuan wisata, promosi pariwisata dan pengembangan sumber daya wisata. Realisasi dari sasaran ini jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Pati dari target sebesar 850.100 pengunjung, tercapai realisasi sebesar 958.706 pengunjung. Menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dari tahun lalu yang telah ditetapkan disebabkan oleh faktor terjadinya bencana alam pada periode Januari-Februari-Maret 2014. Bencana banjir telah melumpuhkan akses masuk ke Kabupaten Pati dan setelah surut meninggalkan kerusakan pada jalan-jalan menuju obyek wisata. Adapun rincian data kunjungan wisata adalah sebagai berikut:
NO 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
Tabel 3.6 Data Wisatawan Kabupaten Pati Tahun 2014 JUMLAH JENIS DAN NAMA DAYA TARIK WISATA PENGUNJUNG WISATA ALAM Gunungrowo Indah 26,353 Goa Pancur 14,162 Goa Wareh 8,724 Kebun Kopi Jollong 7,405 Air Terjun Grenjengan Sewu 8,720 Pantai Banyutowo 7,480 Agroeduforestry Resort (Ear) Regaloh 3,190 WISATA BUDAYA Sendang Sani 1,058 Pintu Gerbang Majapahit 19,795 Petilasan Kadipaten Pati 19,567 Situs Candi Kayen 4,590 WISATA BUATAN Waterboom Sendang Sani 12,806 Waterboom Juwana Water Fantasy Wisata Industri PT. Dua Kelinci 37,369 LAIN – LAIN Makam Syeh Jangkung 202,186 Makam Kh Mutamakin 497,280 Makam Sunan Prawoto 15,001 Meron di Kecamatan Sukolilo 2,500 Haul Ki Ageng Ngerang Kec. Juwana 5,200 Prosesi Hari Jadi Kabupaten Pati 1,500 Pati Night Carnival 3,200 Lomban Kecamatan Tayu 15,000 Sedekah Laut Kecamatan Juwana 9,600 MINAT KHUSUS Desa Wisata Pemancingan Talun 36,020 JUMLAH 958,706 Sumber: Data Disbudparpora Kab. Pati, 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 29
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Evaluasi dan analisa diperoleh dari pembandingan antara kinerja dan capaian tahun 2012-2013 dengan capaian dan kinerja tahun 2014, juga dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2017. Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Kinerja Meningkatnya Potensi Pemuda, Prestasi Olahraga, Pengembangan Seni Budaya Daerah dan Pariwisata Daerah NO 1.
2.
3.
INDIKATOR KINERJA Jumlah prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional Meningkatnya prestasi seni dan budaya ditingkat regional dan nasional Meningkatnya kunjungan wisata
2012 R 4
% 80
100
50
50
835.523
820.653
T 5
98
5
2013 R 4
% 80
T 5
100
75
75
100
850.100
T
840.200
1.147.318
122
2014 R 6
% 120
TARGET RPJMD 6
100
100
100
958,706
113
875.000
Capaian kinerja untuk indikator jumlah prestasi olahraga di tingkat regional pada tahun 2012 dan tahun 2013 adalah sama yaitu tercapai 80%. Terjadi kenaikan pada tahun 2014 yaitu berhasil meraih prestasi pada 6 event kejuaraan dari 5 gelar yang ditargetkan atau tercapai 120%. Prestasi seni dan budaya di tingkat regional dan nasional memperoleh capaian kinerja meningkat dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2013 dari 4 event yang diikut berhasil menghasilkan prestasi 3 juara, sedang tahun sebelumnya 2 juara. Pada tahun 2014 event yang diikuti sebanyak 5 event dan semuanya mendapat predikat juara. Capaian kinerja untuk indikator jumlah wisatawan Disbudparpora Kabupaten Pati pada tahun 2012 sebesar 97,69 % dan meningkat secara signifikan pada tahun 2013 sebesar 119,53 %, hal ini disebabkan karena selain efektifnya promosi pariwisata, mulai Tahun 2013 dilakukan pendataan kunjungan wisata sektor industri dan kunjungan wisata event tradisi budaya masyarakat Kabupaten Pati. Menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dari dari tahun lalu yang telah ditetapkan disebabkan oleh faktor terjadinya bencana alam pada periode Januari-Februari-Maret 2014. Bencana banjir telah melumpuhkan akses masuk ke Kabupaten Pati dan setelah surut meninggalkan kerusakan pada jalan-jalan menuju obyek wisata. 3.2.2 Tujuan: “Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima sesuai kebutuhan dengan prinsip good governance” Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima sesuai kebutuhan dengan prinsip good governance di Kabupaten Pati, dicapai dengan meningkatkan kualitas
aparatur
yang
profesional;
Meningkatkan
akuntabilitas
dan
transparansi
penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan Meningkatkan kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah. Sebagai ukuran tercapainya sasaran-sasaran ini, indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 30
SASARAN KE-3 Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional
Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional, diukur dengan pencapaian indikator jumlah PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural, kinerjanya yang dicapai dalam kategori cukup berhasil yaitu 54%. PENGUKURAN KINERJA Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur yang profesional Kabupaten Pati melaksanakan diklat-diklat, dalam hal ini diklat kepemimpinan yaitu diklat struktural baik Diklatpim IV, Diklatpim III, maupun Diklatpim II. Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kualitas Aparatur Yang Profesional NO 1.
INDIKATOR KINERJA Jumlah PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
orang
41
22
54%
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Pada tahun 2012 jumlah peserta diklat ditargetkan sebanyak 20 orang dan terealisasi 20 orang atau 100%. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah peserta diklat sebanyak 41 orang namun terealisasi 40 orang, atau 98%. Pelaksanaan diklat struktural di tahun 2014 dari yang ditargetkan 41 diklat hanya terealisasi 22 atau hanya 54%. SASARAN KE-4 Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah, diukur dengan opini audit BPK tentang laporan keuangan, dari yang ditargetkan kinerjanya sangat berhasil yaitu 100% seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3.9 Pengukuran Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah NO 1.
INDIKATOR KINERJA Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan
SATUAN skala
TARGET 2
REALISASI 2
CAPAIAN 100%
PENGUKURAN KINERJA Opini Wajar Dengan Pengecualian (biasa disingkat WDP) adalah opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu. Namun demikian ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam penghitungan kualitatif skala yang digunakan adalah: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 31
WTP : Wajar Tanpa Pengecualian WTP-DPP : Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan
4 3
WDP : Wajar Dengan Pengecualian TMP : Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer)
2 1
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah indikator pada sasaran strategis ini adalah meningkatnya transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan. Pelaporan kinerja tahun 2014 adalah hasil opini BPK tahun 2013. Pada tahun 2013 opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Pati adalah Wajar Dengan Pengecualian (skala 2). Poin yang menjadi catatan oleh BPK pada hasil audit tahun 2013 yaitu mengenai pencatatan terhadap aset tetap di SKPD dan pencatatan penyertaan modal (investasi permanen) PDAM yang masih dobel pencatatan. Catatan BPK tersebut telah ditindaklanjuti dengan cara membentuk tim penelusuran aset internal pada masing masing SKPD yang kemudian melakukan rekonsiliasi dengan Tim Aset Kabupaten. Sedangkan untuk pencatatan ganda atas penyertaan modal PDAM telah dilakukan dengan mencatat sesuai dengan bukti kepemilikan. Pada tahun 2014 ditargetkan opini atas hasil audit laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Pati adalah Wajar Tanpa Pengecualian (skala 3, akan diperhitungan dalam laporan LKjIP tahun 2015), seiring telah dilakukannya berbagai perbaikan dalam proses penatausahaan dan pelaporan keuangan baik di SKPD maupun SKPKD. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Tabel 3.10 Pengukuran Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 2012 2013 2014 TARGET NO INDIKATOR KINERJA AKHIR T R % T R % T R % RPJMD 1. Meningkatkan transparansi 2 2 100% 2 2 100% 2 2 100% 4 dan akuntabilitas laporan keuangan
Dengan Skala yang sama, pencapaian tahun 2014 tidak berbeda dengan tahun 2013 dan tahun 2012, dimana proses perbaikan dalam penyelenggaraan yang diupayakan dengan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan: 1.
Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah;
2.
Penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah;
3.
Pembinaan dan supervisi administrasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah;
4.
Penatausahaan pengelolaan keuangan daerah;
5.
Pengendalian pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;
6.
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
7.
Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 32
8.
Koordinasi pengendalian dan pelaporan kegiatan pembiayaan dan bantuan keuangan;
9.
Penyusunan penggabungan laporan keuangan dana tugas pembantuan;
10. Pengelolaan sistem informasi akses data pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah. SASARAN KE-5 Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah
Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah, kinerjanya sangat berhasil sebagai indikatornya adalah menindaklanjuti semua rekomendasi laporan hasil pemeriksaan, dalam hal ini dicapai kinerja 100%. PENGUKURAN KINERJA Prosentase rekomendasi laporan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti sesuai Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) 2014 selama tahun 2014 Kabupaten Pati telah melakukan pemeriksaan reguler kepada 144 objek pemeriksaan (obrik) dan telah menerbitkan sebanyak 144 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Reguler beserta rekomendasinya. Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kualitas Pengawasan dan Status Audit Keuangan Daerah NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Prosentase rekomendasi laporan hasil % 100 79,67 80% pemeriksaan yang ditindaklanjuti
Dari 144 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), sebanyak 123 LHP reguler beserta rekomendasinya sudah ditindaklanjuti dengan rincian: 98 LHP telah selesai ditindaklanjuti temuan dan rekomendasinya sedangkan 25 LHP tindak lanjutnya belum selesai/masih dalam proses. Untuk tindak lanjut yang masih dalam proses ini biasanya masalah pengembalian kelebihan tunjangan keluarga karena diangsur selama beberapa bulan ke depan. Capaian indikator kinerja ini adalah sebesar 79,67% karena dari 123 LHP reguler yang sudah tersusun hanya 98 LHP yang sudah selesai tindak lanjutnya dan 25 LHP masih dalam proses. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Data menunjukkan bahwa laporan hasil pemeriksaan dan jumlah rekomendasi selama tahun 2013 adalah sebanyak 144 laporan dan rekomendasi serta telah ditindaklanjuti semuanya (100%). Sedangkan di tahun 2014 menurun menjadi 79,67%. Hal ini menunjukkan bahwa target yang telah ditetapkan tidak berhasil diraih atau dipertahankan. Capaian kinerja meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah diharapkan sangat berhasil sampai dengan akhir masa RPJMD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 33
NO 1.
Tabel 3.12 Perbandingan Kinerja Meningkatnya Kualitas Pengawasan dan Status Audit Keuangan Daerah 2012 2013 2014 TARGET INDIKATOR KINERJA RPJMD T R % T R % T R % Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 79,67 80% rekomendasi laporan hasil pemeriksaan yang ditindak lanjuti
Tindak LHP kegiatan penanganan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk menyelesaikan tindak lanjut atas rekomendasi yang tercantum dalam LHP, baik pemeriksaan internal (Inspektorat Daerah Kabupaten Pati) maupun pemeriksaan eksternal (Inspektorat Provinsi, BPKP, BPK, Itjen Kemendagri maupun Itjen Kementerian Teknis Lainnya). Dari proses penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan tersebut maka bisa dilihat komitmen pimpinan SKPD terhadap hasil pemeriksaan dan arti pentingnya kegiatan pemeriksaan bagi peningkatan kinerja SKPD. Disamping itu, dengan adanya batasan waktu penyelesaian temuan hasil pemeriksaan BPK yaitu 60 hari kerja setelah LHP diterima, maka perlu dilakukan koordinasi intensif dalam rangka penanganan dan penyelesaian tindak lanjut tersebut sehingga bisa diselesaika sebelum batas waktu yang ditentukan. Dengan kegiatan pemeriksaan ke SKPD yang dilaksanakan secara periodik, diharapkan akan mengurangi kesalahan manajemen di tingkat SKPD, di mana temuan hasil pemeriksaan dapat segera ditindaklanjuti sehingga tidak akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kinerja SKPD. Pemeriksaan internal secara berkala/reguler berpedoman pada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT), dilaksanakan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi, penyelenggaraan kegiatan instansi, pengelolaan keuangan, pengelolaan barang daerah, dan pengelolaan sumber daya manusia. Pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Tantangan selama ini dan kedepannya adalah banyaknya obyek pemeriksaan yang kurang tanggap atau tidak mau tahu dengan rekomendasi laporan hasil pemeriksaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka selama ini dilakukan pendekatan persuasif dan dengan sistem jemput bola, sehingga dari tahun 2012 sampai dengan 2013 semua rekomendasi laporan hasil pemeriksaan dapat ditindaklanjuti. Secara umum hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan adalah: -
Terlambatnya penerbitan LHP reguler dari Tim Pemeriksa;
-
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung;
-
Jauhnya obyek pemeriksaan;
-
Banyaknya obyek pemeriksaan yang kurang tanggap atau tidak mau tahu dengan rekomendasi laporan hasil pemeriksaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka selama ini dilakukan pendekatan persuasif dan
dengan sistem jemput bola pada objek pemeriksaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 34
SASARAN KE-6 Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), diukur dengan jumlah SKPD yang telah menjalankan standar pelayanan minimal bidang masing-masing, Kinerja sangat berhasil yaitu 107%. PENGUKURAN KINERJA Pemerintah Daerah wajib memiliki SPM dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dari sekitar 32 bidang, ada 15 bidang yang wajib memiliki SPM agar masyarakat mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas. 15 bidang yang sudah memiliki SPM antara lain: Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan Umum, Lingkungan Hidup, BKKBN, Pangan, Perumahan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan, Urusan Dalam Negeri, Kesenian, Komunikasi dan Informatika, Penanaman Modal, Perhubungan, Urusan Sosial, dan Tenaga Kerja. Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Dengan Standar Pelayanan Minimal NO
INDIKATOR KINERJA
1.
Terlaksananya 15 bidang SPM.
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
skpd
15
16
107%
Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2014 telah melaksanakan dan menerapkan pencapaian SPM yang telah ditetapkan oleh Pemerinah sesuai denan kemampuan dan keuangan daerah Kabupaten Pati yang telah dituangkan dalam RPJMD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Renja SKPD. Meskipun telah menjadi indikator kinerja utama di Renja SKPD maupun di RPJMD, indikator SPM tersebut belum sepenuhnya tercapai disebabkan tidak semua indikator SPM di SKPD yang membidangi menganggarkan sesuai dengan indikator yang ada. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Pelaksanaan 15 bidang SPM di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh 16 SKPD yang membidangi, dimana rincian SKPD dan bidang SPM yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.14 SKPD dan Pelaksanaan Bidang SPM di Kabupaten Pati SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN SPM
BIDANG SPM
1.
Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Perumahan Rakyat Bidang Pekerjaan Umum Bidang Pemadam Kebakaran
2. 3. 4.
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kabupaten Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bidang Pendidikan Bidang Kesehatan Bidang Ketenagakerjaan Bidang Sosial
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
DIBANDING STANDAR NASIONAL Belum sesuai Belum sesuai Belum Sesuai Sudah sesuai Sudah Sesuai Belum Sesuai
Halaman | 35
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN SPM 5.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
6. 7.
Kantor Ketahanan Pangan, Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
BIDANG SPM
8. Badan Lingkungan Hidup 9. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 10. Satuan Polisi Pamong Praja 11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 12. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 13. 14. 15. 16.
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu RSUD RAA. Soewondo RSUD Kayen Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga
dan
Bidang Urusan Pemerintahan Dalam Negeri Bidan Ketahanan Pangan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Bidang Lingkungan Hidup Bidang Tata Ruang Bidang Urusan Pemerintahan Dalam Negeri Bidang Sosial Bidang Pehubungan Bidang Komunikasi dan informatika Bidang Penanaman Modal Bidang Urusan Rumah Sakit Bidang Urusan Rumah Sakit Bidang Kesenian
DIBANDING STANDAR NASIONAL Susah sesuai Sudah Sesuai Sudah sesuai Belum sesuai
Belum sesuai Belum sesuai Sudah Sesuai Belum Sesuai Belum Sesuai Belum sesuai Sudah Sesuai Sudah Sesuai Sudah Sesuai Sudah Sesuai
Tabel 3.15 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Dengan Standar Pelayanan Minimal 2012 2013 2014 TARGET NO INDIKATOR KINERJA RPJMD T R % T R % T R % 1. Terlaksananya 15 bidang 15 15 100 15 15 100 15 16 107 15 SPM.
Di tahun 2014 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah ikut menerapkan standar pelayanan minimal (SPM) bidang sosial sehingga dari 15 SKPD yang harus melaksanakan 15 bidang SPM telah bertambah menjadi 16, dan bila dilihat dari pelaksanaan SPM dengan standar nasional yang diharapkan masih banyak yang belum tercapai. Secara kuantitas penerapan SPM di Kabupaten Pati tercapai sangat baik, namun tidak berhenti sampai disini karena masih terdapat banyak capaian SPM yang belum memenuhi standar nasional sehingga diharapkan pada tahun mendatang pencapaian standar pelayanan minimal secara kualitas dapat disesuaikan dengan standar nasional. SASARAN KE-7 Meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima sesuai kebutuhan dengan prinsip good governance sasaran keempat yang ingin dicapai adalah meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat kinerjanya sangat baik yaitu 96% artinya dari program-program bantuan kepada desa mempunyai dampak untuk mewujudkan kesejahteraan desa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 36
PENGUKURAN KINERJA Tabel 3.16 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kemandirian Desa Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Prosentase penyerapan bantuan keuangan % 100 99 96% desa.
Tahun 2014 pemerintah Kabupaten Pati menganggarkan dana untuk meningkatkan kemandirian desa untuk mewujudkaan kesejahteraan masyarakat Rp. 36.765.607.000, dengan serapan Rp. 36.689.777.000. sebesar 99,79%. Adapun perinciannya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.17 Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Belanja Tidak Langsung Untuk Masyarakat Tahun 2014 NO
TOTAL ANGGARAN (Rp)
URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4
BLM MANDIRI PERDESAAN BLM PAMSIMAS BANSOS PMT-AS BANTUAN PEMUGARAN PERUMAHAN (LOKASI TMMD) 5 BANTUAN PEMUGARAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (LOKASI P2M-BG) 6 BANTUAN KEUANGAN ALOKASI DANA DESA (ADD) 7 BANTUAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA EKONOMI DESA 8 BANTUAN KEUANGAN UNTUK FASILITASI LEMBAGA KEAGAMAAN 9 HIBAH TMMD TAHAP 1 10 BHAKTI TMMD 11 HIBAH TMMD TAHAP 2 JUMLAH Sumber: Bappermasdes Kab. Pati, 2014
REALISASI (Rp)
PROSENTASE (%)
1.310.000.000 880.000.000 423.413.000 140.000.000
1.310.000.000 880.000.000 423.413.000 140.000.000
100 100 100 100
50.000.000
50.000.000
100
31.082.194.000
31.006.364.000
88
420.000.000
420.000.000
100
1.560.000.000
1.560.000.000
100
195.000.000 345.000.000 360.000.000 36.765.607.000
195.000.000 345.000.000 360.000.000 36.689.777.000
100 100 100 99,79
Untuk mencapai sasaran tersebut didukung dengan beberapa kegiatan sebagai beriku: a.
Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan ADD;
b.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah;
c.
Penyelenggaraan lomba desa;
d.
Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM);
e.
Penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD);
f.
Penyiapan desa percontohan prototype.
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Meningkatnya
kemandirian
desa
dalam
pembangunan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan masyarakat: Tabel 3.18 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2012, 2013 dan 2014 2012 2013 2014 INDIKATOR KINERJA % % T R T R T R Prosentase penyerapan bantuan. 100 99 100 100 96 100 100 99,9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
% 100
Halaman | 37
Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan Target Jangka Menengah TARGET REALISASI KINERJA TAHUN PROENTASE INDIKATOR KINERJA JANGKA (%) 2012 2013 2014 MENENGAH Prosentase penyerapan bantuan. 99 99 99,9 100 100
Pencapaian indikator ini mencapai 100%. Yang pencapaiannya melalui 5 kegiatan yaitu penyelenggaraan lomba desa, monev dan monitoring pelaksanaan ADD, bulan bhakti gotong royong masyarakat, TMMD dan monev pelaporan terhadap kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman. Adapun Bantuan Hibah dan Keuangan yang dalam pengelolaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pati meliputi kegiatan: -
Bantuan Langsung Masyarakat PNPM-MD;
-
Bantuan langsung Masyarakat PAMSIMAS;
-
Bantuan Sosial PMT-AS;
-
Bantuan Pemugaran Rumah TMMD;
-
Bantuan Pemugaran Rumah P2MBG;
-
Bantuan Alokasi Dana Desa (ADD);
-
Bantuan Keuangan Lembaga Ekonomi Desa;
-
Bantuan Keuangan untuk Fasilitasi Lembaga Keagamaan;
-
Bantuan Pelaksanaan TMMD. SASARAN KE-8 Meningkatnya mitigasi penanggulangan bencana
Meningkatnya mitigasi penanggulangan bencana. Ketersediaan peralatan bencana alam sangat baik, kinerjanya 175%. Tabel 3.20 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Mitigasi Penanggulangan Bencana Ketersediaan Peralatan Bencana Alam NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Ketersediaan peralatan bencana alam. Unit 8 14 175%
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Badan Penanggulangan Bencana Alam baru dibentuk pada tahun 2012, melalui Perda Nomor 4 Tahun 2012. Program kegiatan yang dilaksanakan meliputi: Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman atau korban bencana alam; Pengadaan logistik dan abat-obatan bagi penduduk ditempat penampungan; Pengadaan sarana dan prasarana informasi ancaman atau korban bencana alam; Penyediaan operasional tim bencana alam; Penanganan bencana; Pengadaan logistik bencana dan Pendistribusian bantuan logistik dan peralatan bencana.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 38
Tabel 3.21 Peralatan Penanganan Bencana NO 1
JENIS Peralatan
URAIAN
BANYAKNYA
SATUAN
1
Perahu Karet
6
Unit
2
Perahu Fiber
2
Unit
3
Perahu Poyethylene
2
Unit
4
Tenda Peleton
10
Set
5
Tenda Kompi
1
Set
6
Tenda Keluarga
12
Set
7
WTP
1
Unit
8
Mobil Rescue
1
Unit
9
Motor Trail
4
Unit
10
Gergaji mesin
2
Unit
11
Dayung
32
Buah
12
Air Compresor
1
Unit
13
Genset
2
Unit
14
Pelampung
67
Buah
Sumber: BPBD Kab. Pati, 2014
Capaian kinerja di atas, merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait dengan dokumen pendukung perencanaan penanggulangan bencana. Dalam tahun 2014, program yang dilakukan untuk sasaran strategis ini terdiri dari 3 program, yaitu: 1.
Penyusunan rehabilitasi paska bencana;
2.
Program rekonstruksi paska bencana; dan
3.
Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana.
3.2.3 Tujuan:
“Meningkatnya kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata”
Dalam upaya meningkatkan kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati adalah mencukupi daya tampung dan meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar/menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: SASARAN KE-9 Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Di dalam mencukupi daya tampung pendidikan dasar dan menengah Kabupaten Pati kinerjanya sangat berhasil, pencapaian realisasi dari target indikatornya rata-rata adalah102%. Ada 4 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya, seluruhnya berkategori sangat berhasil dan 3 dengan kategori sangat berhasil dengan capaian diatas 100% dan 1 berkategori sangat berhasil dengan capaian 100%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 39
PENGUKURAN KINERJA Berikut ini pengukuran indikator kinerja utama sasaran tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah Kabupaten Pati. Tabel 3.22 Pengukuran Kinerja Tercukupinya Daya Tampung Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah CAPAIAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik. 65 65,9 101 2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 114,07 112,16 98 3.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
98,90
99,38
100
4.
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
99,15
99,46
100
5.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
78,35
78,83
101
Bagian penting dari perluasan akses pendidikan adalah ketersediaan sarana pendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah yang layak bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Di Kabupaten Pati 65,94 % gedung sekolah dalam kondisi baik. Dari 5.504 SD/MI yang ada di wilayah Kabupaten Pati terdapat 3.434 gedung SD/MI atau 62,39% dalam kondisi baik, SMP/MTs terdapat 3.065 dari 1.537atau 50,14%, SMA/MA/SMK yang berkondisi baik sebanyak 1.307dari 1.115 atau 85,30%. Kondisi bangunan sekolah dalam keadaan baik 65,94 % sudah memenuhi SPM proses belajar mengajar di Kabupaten Pati, karena yang mengalami kondisi rusak berat hanya 10,44% sudah diprioritaskan untuk rehab lewat anggaran APBN, APBD Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Pati. Program Kegiatan yang dilaksanakan: penambahan ruang kelas baru, rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah, dan penambahan ruang kelas sekolah.
NO 1 2 3
SEKOLAH/ MADRASAH SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Tabel 3.23 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati KONDISI BAIK JML RUANG KELAS JML % 5504 3434 62,39 3065 1537 50,14 1307 1115 85,30 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014
Akses pendidikan juga bisa digambarkan oleh beberapa data lain seperti Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK), berikut akan menguraikan situasi untuk beberapa aspek tersebut. Tabel 3.24 Angka APM dan APK JENJANG PAUD SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
APK
APM
26,43 112,16 99,38 55,37
99,46 78,83 39,91
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014
Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan Angka Partisipasi Murni Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 40
(APM) merupakan rasio jumlah siswa kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Misal, APK SMA sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SMA dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 16 sampai 18 tahun.APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.APK Pendidikan Dasar sudah mencapai tuntas wajar dikdas 9 tahun APM SMP mencapai angka 78,83% menunjukkan bahwa siswa yang berusia 15 tahun ke atas banyak yang sudah bersekolah di jenjang SMA, APK jenjang SMA/MA/SMK masih rendah 55,37%. Standart APK Pendidikan Menengah di tingkat Pusat adalah kurang dari 70% dikarenakan banyak siswa usia 16-18 tahun di Kabupaten Pati tidak melanjutkan sekolah dengan alasan membantu orang tua mencari nafkah, tidak mampu bersekolah di tingkat SMA karena sosial ekonomi, letak geografis sekolah dengan rumah terlalu jauh dan siswa usia 18 tahun keatas sudah banyak yang melanjutkan ke Perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan APK dan APM Pendidikan Menengah adalah penyeimbangan antara SMA dan SMK, hal ini akan mengurangi perbedaan jumlah kedua jenis sekolah menengah ini dan sekaligus menambah jumlah lulusan yang siap kerja terutama dari SMK tanpa mengurangi jumlah yang siap melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik dari SMA maupun SMK. Untuk menjamin PMU mencapai sasarannya Pemerintah Daerah tentu harus memprioritaskan mengalokasikan dana terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penyediaan dan peningkatan kualitas guru, serta bantuan untuk siswa yang tidak mampu. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Tabel 3.25 Perbandingan Kinerja Sasaran Tercukupinya Daya Tampung Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2012 NO 1 2 3 4 5
INDIKATOR KINERJA Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
2013
2014
T
R
%
T
R
%
T
R
%
50
59
100
60
70
116
65
65,9
101
TARGET AKHIR RPJMD 90
114,07
114,08
100,01
114,07
112,06
98,24
114,07
112,16
98,33
114,07
98,80
98,75
99,95
98,85
99,07
100,22
98,90
99,38
100,49
98,96
98,99
98,92
99,93
99,06
98,93
99,87
99,15
99,46
100,31
99,50
77,85
77,75
99,87
78,07
78,08
100,01
78,35
78,83
100,61
79,25
Di Kabupaten Pati, daya tampung sekolah terhadap banyaknya murid pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih besar. Tahun ajaran 2010/2011 untuk jenjang pendidikan SD memiliki daya tampung 143 murid, SLTP 284 murid, dan SLTA 378 murid. Tahun ajaran 2011/2012 untuk jenjang pendidikan SD memiliki daya tampung 142 murid, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 41
SLTP 277 murid, dan SLTA 362 murid. Tahun ajaran 2012/2013 untuk jenjang pendidikan SD memiliki daya tampung 140 murid, SLTP 273 murid, dan SLTA 358 murid. Sedangkan Tahun ajaran 2013/2014 untuk jenjang pendidikan SD/MI memiliki rata-rata daya tampung 135 siwa, SMP/MTs 279 siswa dan SMA/SMK/MA 358 siswa. Capaian kinerja di atas, merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait dengan peningkatan daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam tahun 2014, program yang dilakukan untuk sasaran strategis ini terdiri dari 2 program, yaitu: 1.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
2.
Program Pendidikan Menengah.
Permasalahan: 1.
Dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan seringkali kegiatan yang direncanakan ada yang tidak dapat dilaksanakanpada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan keterlambatan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Program DAK bidang pendidikan baru dapat dilaksanakan setelah Perubahan Anggaran. Oleh karena dalam pelaksanaan pengadaan barang harus melalui proses lelang sehingga waktu yang dibutuhkan kurang tercukupi (terbatas).
2.
Petunjuk teknis yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang peruntukan bantuan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Solusi: 1.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih awal dalam menetapkan Petunjuk Teknis DAK bidang pendidikan sehingga masih ada waktu yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai yang telah direncanakan.
2.
Daerah diberikan wewenang/kebebasan dalam menentukan penggunaan DAK bidang pendidikan sehingga lebih bermanfaat bagi pembangunan pendidikan. SASARAN KE-10 Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansi
pendidikan dasar dan menengah serta upaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik kinerjanya dicapai dengan sangat berhasil, nilai capaian indikasi rata-rata 102,67% dari 6 indikator yang digunakan tercapai seluruhnya dengan kategori sangat baik, rata-rata diatas 100%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 42
Tabel 3.26 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan Dijenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Termasuk Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan NO 1.
2 3 4
INDIKATOR KINERJA Angka kelulusan jenjang pendidikan SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
SATUAN
T
R
CAPAIAN
% % % %
99,32 98,83 98,59 99,79
99,99 99,85 99,96 100,89
101% 101% 101% 101%
%
81,11
84,76
105%
%
72,73
77,77
107%
Prosentase kelulusan dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah Kabupaten Pati sudah mencapai Standar Pelayanan Minimal Pendidikan. Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs mencapai 100,89 artinya bahwa hampir semua lulusan SD/MI melanjutkan ke SMP /MTs hanya sebagian saja yang mengalami mutasi keluar Kabupaten karena mengikuti orang tua. Angka diatas 100% menunjukkan bahwa didaerah perbatasan banyak menerima siswa dari Kabupaten lain dan banyak pendatang mutasi ke Kabupaten Pati. Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK mencapai 84,76. Ada sekitar 15,24 % lulusan SMP/MTs melanjutkan sekolah ke luar kabupaten dan sebagian lagi membantu orang tua bekerja mencari nafkah. Letak geografis di daerah terpencil yang jauh dari SMA/MA/SMK membuat siswa tidak bisa melanjutkan sekolah sehingga butuh pendirian sekolah tingkat SMA di daerah tersebut. Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2014 melebihi target yang ditetapkan. Target yang ditetapkan 72,73% terealisasi 77,77%. Kualifikasi S1/D4 memenuhi SPM di tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kalau di tingkat SD/MI masih butuh peningkatan mutu bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi standar kompetensi pendidikan.
SATUAN PENDIDIKAN SD MI SMP MTs SMA MA SMK JML
JUMLAH GURU 7735 2444 2486 2974 1006 1614 1334 19593
Tabel 3.27 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV BERKUALIFIKASI S1 / D4 GURU BERSERTIFIKASI JUMLAH % JUMLAH % 5384 69,60 3250 42,01 1664 68,08 543 22,21 2368 95,25 1381 55,55 2225 74,81 943 31,70 949 94,33 569 56,56 1394 86,36 433 26,82 1254 94,00 438 32,83 15238 77,77 7557 38,56 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014
Kinerja Tahun 2012 sampai dengan 2014 terjadi kenaikan pada indikator angka kelulusan semua jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK). Kinerja indikator AM dari SD ke SMP/MTs, AM dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK dari tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2014 mengalami penurunan tetapi pencapaian kinerja masih di atas 100% (kategori sangat berhasil). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 43
Tabel 3.28 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan Dijenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Termasuk Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 2012 2013 2014 TARGET NO INDIKATOR KINERJA AKHIR T R % T R % T R % RPJMD 1. Angka kelulusan jenjang pendidikan 98,72 98,42 99,70 99,02 99,58 100,57 99,32 99,99 99,32 99,11 SD/MI 98,42 98,12 99,70 98,75 99,61 100,87 98,83 99,85 98,83 99,50 SMP/MTs 98,55 98,25 99,70 98,56 99,77 101,23 98,59 99,96 98,59 99,05 SMA/MA/SMK 2. Angka Melanjutkan 99,75 99,73 99,98 99,77 108,22 108,47 99,79 99,79 98,80 100,89 (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 3. Angka Melanjutkan 78,11 76,61 98,08 79,61 84,97 106,73 81,11 81,11 99,85 84,76 (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 4. Jumlah guru yang 68,73 62,09 90,34 70,73 76,22 107,76 72,73 77,77 72,73 85,00 memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Pada indikator dan jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, kinerja yang dicapai dari tahun 2012 sampai dengan 2014 pada realisasi kinerja mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa capaian kinerja pada sasaran “Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan” telah mencapai kinerja sesuai dengan yang direncanakan. SASARAN KE-11 Meningkatnya tata kelola pendidikan yang efisien dan efektif
Meningkatnya tata kelola pendidikan yang efisien dan efektif, kinerjanya sangat baik 100%, dengan pengukuran seperti dibawah ini: Tabel 3.29 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Tata Kelola Pendidikan Yang Efisien dan Efektif NO 1.
INDIKATOR KINERJA Standarisasi biaya dan regulasi pendidikan.
SATUA N
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
dok
1
1
100%
PENGUKURAN KINERJA Tahun 2013 ada regulasi standarisasi biaya pendidikan. Adanya regulasi standarisasi biaya pendidikan Peraturan Bupati Pati Nomor 16 Tahun 2013 tentang Standar Biaya Satuan Pendidikan, memberikan jaminan kepada masyarakat tentang biaya pendidikan yang terjangkau menghindari pungutan oleh pihak pengelola pendidikan. Tahun 2014 belum ada perubahan standarisasi biaya dan regulasi pendidikan. SASARAN KE-12 Meningkatnya budaya baca masyarakat Budaya baca masyarakat menunjukkan kinerja sangat berhasil, dari 3 indikator yang digunakan untuk menilainya dicapai rata-rata 81%. 1 indikator dicapai melebihi dari target yang ditetapkan sedangkan 2 diantaranya tidak dapat mencapai target yang ditetapkan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 44
PENGUKURAN KINERJA Perbandingan target dengan realisasi dari masing indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya budaya baca masyarakat adalah sebagai berikut: Tabel 3.30 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Budaya Baca Masyarakat NO 1. 2. 3.
INDIKATOR KINERJA Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Beberapa
data
berikut
T 1.326 27.000 38.598
R 1.137 20.593 43.890
CAPAIAN 86% 76% 114%
Tabel 3.31 Jumlah Perpustakaan di Wilayah Kabupaten Pati JENIS
2012
2013
2014
SD SMP SMA/SMK UNIVERSITAS PERPUS DESA PERPUS TEMPAT IBADAH TAMAN BACAAN MASYARAKAT PERPUSTAKAAN KHUSUS Jumlah
385 198 160 6 335 25 7 10 1.126
385 198 160 6 339 25 7 10 1.130
385 198 160 6 344 25 7 12 1.137
menggambarkan hal yang telah dicapai dalam upaya peningkatan budaya baca masyarakat. Salah satunya adalah jumlah perpustakaan di wilayah Kabupaten Pati, jumlah perpustakaan
SATUAN Unit Orang Eks
menunjukkan
Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2014
kenaikan kembali setelah terjadi kenaikan pada tahun 2013. Perpustakaan di Kabupaten Pati mengalami kenaikan perpustakaan dari jumlah di tahun 2013, kesemuanya adalah perpustakaan desa dan perpustakaan khusus. Kenaikan perpustakaan masuk pada kategori berhasil. Kenaikan kinerja ini harus terus diupayakan guna tercapainya target RPJMD 2017, karena ketersediaan perpustakaan ini bisa menjadi faktor penting untuk meningkatkan tradisi baca di masyarakat. Jumlah perpustakaan
pengunjung tidak
dapat
Grafik 3.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan
mencapai
target dari 27.000 pengunjung tahun 2014 ini, hanya tercapai 20.593 atau 76,28% dari yang ditargetkan artinya kinerjanya kurang berhasil. Terjadi tren penurunan perpustakaan
jumlah
pengunjung daerah,
di yang
mengindikasikan bahwa budaya baca masyarakat
menurun.
Setelah
Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2014
dievaluasi, adapun penyebab penurunan pengunjung perpustakaan disebabkan kurangnya kesadaran pengunjung perpustakaan daerah maupun perpusling, layanan car free day, pojok simpang lima dan silang layan di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Pati dalam mengisi buku daftar pengunjung perpustakaan. Sehingga data pengunjung perpustakaan yang direkapitulasi pada akhir tahun 2014 tidak maksimal. Untuk itu, mulai tahun 2015, dari kantor Arpusda dibentuk tim koordinator layanan perpustakaan yang tugasnya membantu petugas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 45
layanan
perpustakaan
daerah
dalam
menjaga
ketertiban
administrasi
pengunjung
perpustakaan. Jumlah koleksi buku perpustakaan daerah kinerjanya sangat baik yaitu 114%, dari jumlah buku 38.598 eks yang ditargetkan terealisasi 43.890 eks dengan perincian sebagai berikut: Jumlah keseluruhan buku 43.890 eksemplar; Jumlah judul: 18.577 judul, Fiksi: 5.836 eksemplar; dan Non Fiksi: 38.054 eksemplar. Jumlah buku di perpustakaan daerah meningkat karena selain pengadaan buku, perpustakaan daerah di tahun 2014 ini juga menerima sumbangan buku dari masyarakat, Arpusda Jateng maupun dari Museum Ronggowarsito Semarang. EVALUASI KINERJA Tabel 3.32 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Budaya Baca Masyarakat NO
1. 2.
3.
INDIKATOR KINERJA Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
2012
2013 T
R
%
100%
1.326
1.137
86%
TARGET AKHIR RPJMD 1.626
17.366
67%
27.000
20.593
76%
30.000
38.982
108%
38.598
43.890
114%
46.098
T
R
%
T
R
1.126
1.126
100%
1.125
1.130
25.222
23.749
94%
26.000
33.598
35.983
107%
36.098
2014
Kinerja Tahun 2012 sampai dengan 2014 terjadi fluktuasi, kenaikan yang berhasil di capai hanya 1 indikator yaitu jumlah koleksi buku yang ada di perpustakaan daerah. Sedangkan indikator jumlah perpustakaan dan jumlah pengunjung perpustakaan kinerjanya memburuk karena terjadi penurunan dari hal ini perlu menjadi perhatian untuk lebih mengedepankan program kegiatan untuk lebih menarik masyarakat agar budaya membaca masyarakat meningkat. Untuk koleksi buku mengalami peningkatan dari 35.983 eksemplar di tahun 2012 menjadi 38.982 eksemplar ditahun 2013. 3.2.4 Tujuan:
“Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas”
Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dicapai dengan menurunkan AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 46
SASARAN KE-13 Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk
Ada 3 indikator kinerjanya yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian Bayi (AKB), angka kematian balita (AKBAL) dan Balita gizi buruk, dari masing-masing indikator diperoleh pengukuran indikator dengan capaian rata sebesar 103% secara umum sasaran ini capaian kinerjanya dikatergori berhasil dengan perincian sebagai berikut. PENGUKURAN KINERJA Berikut ini pengukuran indikator kinerja utama sasaran menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Kabupaten Pati. Tabel 3.33 Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya AKI, AKB, Akbal dan Balita Gizi Buruk NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA Menurunnya angka kematian ibu Menurunnya angka kematian bayi.
3. 4.
Menurunnya angka kematian balita. Menurunnya angka balita gizi buruk.
SATUAN kasus kasus angka %
T 18 172 11 0,03
R 17 172 3 0.05
% 106% 100% 173% 33%
Kematian ibu, bayi dan anak balita menyebar di 29 Puskesmas Kabupaten Pati, namun untuk kematian bayi yang tinggi di Puskesmas Jakenan, Pati II, Tayu I, Dukuhseti, Margoyoso II, Margoyoso dan Margorejo. 1.
Menurunnya Angka Kematian Ibu Kematian Ibu (sebanyak 17 kasus) terjadi di 12 wilayah puskesmas yaitu Sukolilo II,
Juwana, Trangkil, Tlogowungu, Tambakromo, Pucakwangi I, Batangan, Pati II, Gabus I, Gembong, Margoyoso I dan Dukuhseti. Kematian ibu adalah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yg berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, abortus dan masa kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, tidak termasuk kecelakaan/kejadian insidental. Penyebab kematian Ibu sebagian besar penyebab kematian ibu adalah eklampsia (41%) yaitu kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia akibat hipertensi yang disebabkan kehamilan (hipertensi gestasional), sebuah penyebab signifikan kematian ibu melahirkan. Sedangkan penyebab lain-lain yaitu: jantung, syok hipovolemik, keracunan kehamilan, bronchopneumonia dan epilepsi. Sedangkan lokasi kematian sebagian besar di Rumah Sakit (88%) karena pengawasan sebelum dan pasca persalinan kurang, jejaring rujukan kurang optimal serta sarana prasarana
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 47
rumah sakit yang sesuai standar kurang (dari 8 Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Pati baru 1 yang berstandar PONEK). 2.
Menurunnya Angka Kematian Bayi Kematian bayi merupakan kematian umur janin > 22 minggu yang lahir dalam
keadaan meninggal/bayi lahir hidup namun kemudian meninggal dalam masa 0-11 bulan. Tahun 2014 terdapat 172 kasus. Penyebab kematian terbesar pada bayi karena faktor lain-lain (85%) yaitu: Hipothermi, Dermatitis, Aspirasi, Hidrofoetalis, Imatur, Premature, Perdarahan Lambung dan Kanker Otak. Penyebab lainnya pneumonia dan diare. 3.
Angka Kematian Anak Balita Kematian Anak Balita merupakan kematian yang terjadi pada anak usia 1-5 tahun.
Ada 72 kasus terdiri dari 16 anak balita dan 56 balita, dengan perhitungan angka kematian balita 3 (tiga) penyebab kematian tertinggi pada anak balita adalah kategori lain-lain (94%) yaitu: Meningitis, Kanker, Encephalitis, Febris, Hepatomegali, Kejang Demam dan Gizi Buruk. 4.
Prosentase Balita Gizi Buruk Di tahun 2014 terdapat 42 kasus balita gizi buruk yang ditemukan dari 86.819 balita
yang ditimbang, atau 0.05%. Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi buruk. Timbulnya gizi buruk tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah gizi yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
NO 1. 2. 3.
Tabel 3.34 Perbandingan Kinerja Sasaran Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan Balita Gizi Buruk 2012 2013 2014 INDIKATOR KINERJA T R % T R % T R % Menurunnya angka kematian ibu Menurunnya angka kematian bayi. Menurunnya angka kematian balita. Menurunnya angka balita gizi buruk.
102
117,9
84,41
102
157,1
98,24
18
17
106
TARGET AKHIR RPJMD 102
10
11,5
85
10
10,9
100,2
172
172
100
9.6
11
12,38
87,45
11
12,54
99,87
11
3
173
0.74
100
100
100
100
100
100,
0,03
0.05
33
0
Adanya regulasi dan kebijakan persalinan normal harus dilaksanakan di Puskesmas 24 Jam sebagai langkah penurunan kematian ibu dan bayi menunjukkan pemanfaatan pelayanan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Dasar) Puskesmas meningkat baik dari pasien umum, Jamkesda maupun Jampersal/JKN meningkat trennya dari tahun 2012-2014.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 48
Grafik 3.3 Tren Persalinan di Puskesmas Berdasarkan Jenis Pasien Tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Jumlah kasus Gizi Buruk Balita dengan indeks BB/U maupun BB/TB meningkat pada tahun 2012 dan menurun kembali tahun 2014. Sedangkan secara kinerja penurunan Balita Gizi Buruk dengan indeks BB/U sampai dengan tahun akhir Renstra masih perlu dikejar sebesar 0,05% sedangkan secara TB/BB (penanganan kasus dan dirujuk) sudah melampaui target tahun akhir Renstra. Grafik 3.4 Kasus Gizi Buruk Balita Tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Aspek ketersediaan sarana dan prasarana rujukan dasar dan rujukan secara rasio jumlah penduduk belum sesuai dengan target dan kelengkapan sarpras puskesmas khususnya Puskesmas PONED dan jaringannya belum optimal serta kurangnya sistem jejaring rujukan PONED dan PONEK. Masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang P4K, tingkat pemanfaatan Puskesmas PONED, sistem rujukan pelayanan kesehatan serta faktor perilaku, budaya dan sosial ekonomi yang berkontribusi terhadap timbulnya masalah kesehatan, peran dari FKD Desa Siaga belum optimal serta rendahnya keterlibatan dan peran serta lintas program dan lintas sektoral dalam mendukung kesehatan ibu, bayi dan balita. Keterbatasan bantuan dropping dari Pemerintah Pusat untuk MP-ASI Balita Gizi Buruk Gakin sehingga tidak dapat menjangkau seluruh sasaran yang ada.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 49
SASARAN KE-14 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, kinerja dicapai dalam kategori berhasil. Ada 2 (dua) indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan kesehatan rujukan yaitu: 1.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin;
2.
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Kesehatan lainnya. Tabel 3.35 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan NO
INDIKATOR KINERJA
T
R
%
1.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab./ Kota
100
69,87
70%
100
100
100
2.
PENGUKURAN KINERJA Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. Definisi operasionalnya cakupan rujukan pasien maskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru). Capaian Kabupaten Pati di tahun 2014 adalah 69,87%. Menurut standar pelayanan minimal kesehatan yang harus kunjungan pasien di strata dua dan tiga di Kabupaten Pati adalah 1.111.716 namun yang dapat 776.801. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lainnya. Definisi operasionalnya adalah Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan rumah sakit, puskesmas dan sarana kesehatan lainnya di suatu Kabupaten/Kota. Capaian Kabupaten Pati adalah 100%, Rumah Sakit Daerah di Kabupaten Pati, ada dua yaitu RSUD Kayen yang berada di wilayah selatan Pati, dan RSUD RAA Soewondo yang berada di pusat kota Pati, selain yang dikelola Pemerintah daerah juga terdapat Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain yang dikelola oleh pihak swasta, capaian kinerja 100% artinya seluruh sarana kesehatan baik puskesmas, dan rumah sakit yang dikelola pemerintah daerah semuanya mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. Secara absolut penduduk miskin Kabupaten Pati pada tahun 2013 berjumlah 157.900 orang, turun dari tahun sebelumnya dengan jumlah 165.000. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin dari 157.900 masyarakat miskin Kabupaten Pati, ada 776.801 kali kunjungan di sarana kesehatan strata satu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dan seluruhnya tertangani 100%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 50
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah rujukan pasien masyarakat miskin dibagi dengan jumlah pasien masyarakat miskin kali 100 di wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cakupan ini tergantung pada kondisi kesehatan masyarakat miskin sehingga cakupannya tidak 100%. Namun pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan 100% semuanya tertangani. ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA Tahun 2014 terjadi penurunan 14,14% pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin. Sasaran kepesertaan Jamkesda berkurang setelah dilakukan koreksi sebagian masuk dalam sasaran PBI (Penerima Biaya Iuran) BPJS sehingga pelayanan kesehatan dasar (di Puskesmas) berkurang tidak sesuai target. a.
Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin: Jumlah kunjungan 302.978 pasien yang ditargetkan realisasinya mencapai 321.742 kunjungan miskin di sarkes strata 1;
b.
Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin: Jumlah pasien miskin 5.300 pasien per 30.000 hari rawat di sarkes strata 2 dan strata 3 terealisasi 5.026.
Tabel 3.36 Perbandingan Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan T
R
%
T
R
%
T
R
%
100
95,28
95%
100
89,35
89,
100
69,87
70%
TARGET ALKHIR RPJMD 100
100
94,10
94%
100
95,94
96
100
110,40
110%
100
2012 NO
INDIKATOR KINERJA
1.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota
2.
2013
2014
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin melalui Jamkesda dan Jaminan Kesehatan Nasional meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan di tingkat rujukan. Hal ini berarti terjadi peningkatan pemanfaatan di sarana rujukan dan sistem rujukan telah berjalan optimal dengan adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional dimana dalam kondisi gawat darurat dapat langsung dirujuk ke PPK II (RS) TA 2014. SASARAN KE-15 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, karena dari dua indikator untuk mengukur keberhasilannya hanya tercapai 72% dan 41% atau rata-rata 56,91%. PENGUKURAN KINERJA Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 51
kesehatan meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin: jumlah kunjungan 302.978 pasien yang ditargetkan realisasinya mencapai 321.742 kunjungan miskin di sarkes strata I. Namun demikian yang digunakan untuk mengukur pelayanan kesehatan dasar pasien masyarkat miskin adalah rasio dari sarana kesehasan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu puskesmas dan puskemas pembantu. Tabel 3.37 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin NO INDIKATOR KINERJA SATUAN T R % 1. Rasio Puskesmas /pend 30.000 41,638 72,50 2. Rasio Puskesmas pembantu /pend 10.000 24,200 41,32
Jumlah puskesmas yang ada sampai dengan tahun 2014 sebanyak 29 puskesmas tersebar di 21 kecamatan dengan rata-rata per puskesmas melayani 19 desa dengan rasio 1 puskesmas melayani sekitar 40.000 jiwa. Sedangkan jumlah pustu masih tetap sebanyak 50 buah sampai dengan tahun 2014, belum ada penambahan hanya dilakukan perbaikan dan rehab dari sumber dana Kabupaten maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Keadaan ini masih jauh dari target akhir Renstra yang seharusnya terdapat sekitar 40 puskesmas dan 125 pustu untuk melayani penduduk. Tabel 3.38 Jumlah Posyandu, Puskesmas Menurut Kecamatan di Kabupaten Pati Tahun 2014 POSYANDU
PUSKESMAS PEMBANTU
PUSKESMAS KELILING
POLINDES
010. Sukolilo 2 3 020. Kayen 1 3 030.Tambakromo 1 3 040.Winong 2 2 050.Pucakwangi 2 3 060.Jaken 1 2 070.Batangan 1 3 080.Juwana 1 2 090.Jakenan 1 2 100.Pati 2 3 110.Gabus 2 3 120.Margorejo 1 3 130.Gembong 1 2 140.Tlogowungu 1 3 150.Wedarijaksa 2 1 160.Trangkil 1 3 170.Margoyoso 2 1 180.Gunungwungkal 1 2 190.Cluwak 1 2 200.Tayu 2 2 210.Dukuhseti 1 2 Jumlah 29 50 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 29
9 1 17 8 14 12 12 8 15 8 19 13 12 12 11 11 7 10 12 5 9 16
KECAMATAN
PUSKESMAS
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
0 0 0
40 30 38
0 0 19 56
0
0 0 5 0 0 0 5 0 4 0 2 15 0 1 0
50 0 19 13 98 27 30 28 20 50 14 8 50 28 38 9
0 28 10 0 20 60 33 17 5 18 22 8 11 11 44 30 38
11
12 3 1 12 6 0 0 21 6 0 4 1 0 0 46
EVALUASI DAN ANALISA KINERJA Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan melalui diklat nakes, serta pemenuhan sarana, fasilitas dan peralatan di 29 Puskesmas, 50 Pustu serta PKD/polindes yang jumlahnya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 52
mencapai 216 lokasi, juga dukungan operasional di puskesmas dan pembiayaan jaminan kesehatan yang sudah dikembangkan. Tabel 3.39 Perbandingan Kinerja Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA Rasio Puskesmas Rasio Puskesmas Pembantu
T
2012 R
%
T
30.000 10.000
45,569 26,400
65,91 37,88
30.000 10.000
2013 R 41,638 24,200
%
T
72,50 30.000 41,32 10.000
2014 R
%
41,638 24,200
72,50 41,32
TARGET AKHIR RPJMD 30.000 10.000
Kurun waktu antara 2012-2014 tidak terdapat penambahan yang berarti di sarana kesehatan strata tingkat pertama. Sedangkan terdapat penambahan jumlah penduduk tiap tahunnya, sehingga rasio puskesmas dan puskesmas pembantu semakin besar, jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu tahun 2014 tidak berubah masih sama dengan tahun sebelumnya. Sesuai dengan standar pelayanan bidang kesehatan rasio ideal puskesmas adalah 1 untuk melayani 30.000 penduduk, hal ini juga yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Pati pada akhir masa Rencana Jangka Menengah Daerah. Salah satu bagian penting pembangunan bidang kesehatan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2013, seperti juga dua tahun sebelumnya, fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan utama penduduk Kabupaten Pati untuk berobat dengan prosentase tertinggi adalah petugas kesehatan. Pada tahun 2013 penduduk berobat ke petugas kesehatan sebesar 54,60% dimana angka ini naik bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 45,20%. Pada tahun 2013 terjadi penurunan prosentase penduduk berobat jalan ke puskesmas dengan angka sebesar 9,81% dari sebesar 19,24% pada tahun 2012. Dari hasil survei sosial ekonomi nasional pada tiga tahun terakhir, bisa dilihat bahwa masyarakat pada umumnya lebih senang memilih berobat ke petugas kesehatan, hal ini dikarenakan praktek petugas kesehatan saat ini merupakan fasilitas yang terdekat dengan penduduk. Selain berobat ke petugas kesehatan dan ke puskesmas, hampir sepertiga penduduk sudah berobat ke praktek dokter, walaupun prosentasenya sedikit turun dalam satu tahun terakhir. Penduduk yang berobat ke praktek dokter pada tahun 2012 sebesar 29,95% turun menjadi 29,67% pada tahun 2013. SASARAN KE-16 Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan, kinerjanya baik. Pengukuran indikator tercapai rata-rata 74,24% dengan perincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 53
Tabel 3.40 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Tenaga KesehatanSesuai Kebutuhan NO
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Rasio dokter umum
INDIKATOR KINERJA
%
1:2083
1:22359
9,38%
2.
Rasio dokter gigi
%
1:9091
1:71023
12,78%
3.
Rasio Perawat
%
1:632
1:4488
14,08%
4.
Rasio Perawat Gigi
%
1:100000
1:44718
225%
5.
Rasio Bidan
%
1:1333
1:2207
60,37%
6.
Rasio Apoteker
%
1:100000
1:1207399
8,33%
7.
Rasio Asisten Apoteker
%
1:100000
1:50308
200%
8.
Rasio Sanitarian
%
1:6667
1:30958
21,55%
9.
Rasio SKM
%
1:100000
1:86242
116,67%
PENGUKURAN KINERJA Ketersediaan dokter umum 1 dibanding 22.359 penduduk tercapai 9.38%, 1 dokter gigi dibanding 71.023 penduduk atau 12.78%, perawat dengan rasio 1 dibanding 4.488 penduduk, perawat gigi dengan rasio 1 banding 44.718 penduduk atau 225%, rasio bidan 1 dibanding 2207, 1 apoteker melayani 1.207.399 penduduk sedangkan asisten apoteker 1 dibanding 5.038, sanitarian 1 dibanding 30.958, dan rasio SKM 1 dibanding 86.242 penduduk. Tabel 3.41 Jumlah Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2014
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
TENAGA KESEHATAN
JUMLAH
Dokter umum Dokter gigi Perawat Perawat Gigi Bidan Apoteker Asisten Apoteker Sanitarian SKM
107 21 801 38 659 21 83 51 48
EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Masih banyak diperlukan tambahan untuk tenaga kesehatan khususnya dokter baik dokter umum atau spesialis. Sedangkan bidan sudah memenuhi target rasio. Tabel 3.42 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan Sesuai Kebutuhan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
INDIKATOR KINERJA Rasio dokter umum Rasio dokter gigi Rasio Perawat Rasio Perawat Gigi Rasio Bidan Rasio Apoteker Rasio Asisten Apoteker Rasio Sanitarian Rasio SKM
2012
2013
2014
T
R
%
T
R
%
T
R
%
2083
1:20979
9,93
2083
22359
9,38
2083
22359
9,38
9091 632 100.000
1:77747 1:5672 1:48951
11,72 11,14 207,69
9091 632 100000
71023 4488 44718
12,78 14,08 225
9091 632 100000
71023 4488 44718
12,78 14,08 225
1333 100.000 100.000
1:2425 1321699 77747
54,55 7,69 128
1333 100000 100000
2207 1207399 50308
60,37 8,33 200
1333 100000 100000
2207 1207399 50308
60,37 8,33 200
6667 100000
41303 94407
16,16 107,69
666 100000
30958 86242
21,55 116,67
6667 100000
30958 86242
21,55 116,67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 54
SASARAN KE-17 Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya kesehatan masyarakat serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dapat tercapai dengan adanya desa siaga aktif dan posyandu aktif. Kinerja yang ditunjukkan Kabupaten Pati berhasil tercapai rata 74% dari 2 indikator yang digunakan tersebut. PENGUKURAN KINERJA Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, yang: 1.
Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya;
2.
Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa atau Kelurahan Siaga Aktif
memiliki komponen: (1) Pelayanan kesehatan dasar; (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan; dan (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tabel 3.43 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kesehatan Lingkungan Serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA Cakupan desa siaga aktif (%) Prosentase posyandu aktif (%)
T 100 100
R 100 48
% 100 48
Di Kabupaten Pati dari seluruh total 406 desa terdapat 63 Siaga Aktif Mandiri, 89 desa aktif kategori Purnama, 168 desa kategori Madya dan 86 desa kategori Pratama. Berarti seluruh desa di Kabupaten Pati telah terdapat desa siaga aktif namun masih perlu peningkatan katori menjadi Desa Siaga Aktif Mandiri.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 55
Grafik 3.5 Strata Desa Siaga TA 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Posyandu yang terbentuk sampai tahun 2014 total adalah 1.604 terdiri dari Pratama 55 Madya 672, Purnama 692 dan 185 Mandiri. Namun yang aktif hanya 12% saja yaitu 197 unit posyandu. Grafik 3.6 Strata Posyandu TA 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Desa yang dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan memiliki 9 orang atau lebih kader pemberdayaan masyarakat/teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki posyandu dan 4 UKBM yang lain, dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan masyarakat dan dunia, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki peraturan Kades/Kalur tentang desa siaga aktif dan sudah direalisasikan serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 70% rumah tangga yang ada. Pelaksanaan desa siaga aktif telah membentuk 406 forum kesehatan desa, telah melatih 2.932 dari 6.358 kader kesahatan desa, juga melibatkan 1.267 tokoh masyarakat dan tokoh agama. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Desa siaga aktif mandiri belum dilaksanakan pada tahun 2012, sehingga tidak bisa sebagai pembanding keberhasilan dalam kinerja pencapaian sasaran ini. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 56
Tabel 3.44 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kesehatan Lingkungan Serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA Cakupan desa siaga aktif (%) Prosentase posyandu aktif (%)
2012
2013
2014
T
R
%
T
R
%
T
R
%
desa
-
-
-
58
63
109
100
100
100
TARGET AKHIR RPJMD 100
unit
100
21
100
100
12
186
100
48
48
100
SATUAN
Capaian Desa Siaga Aktif Mandiri sampai dengan tahun kedua ini baru mencapai 72,41% atau 63 sehingga masih kurang 111 desa yang harus dicapai pada tahun akhir Renstra 2017. Grafik 3.7 Tren Desa Siaga Aktif Mandiri Tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Tahun 2014 terjadi penurunan capain kinerja Desa Siaga Aktif Mandiri dan Posyandu Mandiri karena peningkatan target tanpa didukung pembiayaaan untuk Desa Siaga Aktif dan Posyandu Mandiri dan pemberdayaan masyarakat. Padahal pembentukan dan kelangsungan kelembagaan Desa Siaga Aktif Mandiri merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat desa sendiri. Hal inilah yang belum dirasakan sebagai kebutuhan dan dukungan pemerintah desa dan masyarakat. Tabel 3.45 Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun 2012-2014 TAHUN
JUMLAH
2012
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
AKTIF
1.601
JML 144
% 8,99
JML 749
% 46,78
JML 598
% 37,35
JML 110
% 6,87
2013
1.603
55
3
672
42
691
43
185
12
197
2014
1.604
55
3
672
42
692
43
185
12
197
-
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
Sedangkan untuk Posyandu Mandiri secara target sampai dengan tahun 2014 yaitu 90 Posyandu sudah terlampaui (205,56%) atau 185 Posyandu. Namun untuk tahun akhir renstra harus terpenuhi lagi sebanyak 115 Posyandu agar tercapai target 300 Posyandu Mandiri. Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 57
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Grafik 3.8 Tren Posyandu Mandiri TA 2012-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2014
3.2.5 Tujuan:
“Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak”
Dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati adalah meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak. Uraian dari pencapaian kinerja sasaran adalah sebagai berikut: SASARAN KE-18 Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak.
Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, kinerjanya dicapai dengan sangat berhasil, nilai capaian indikasi rata-rata 126%, dari 4 indikator yang digunakan tercapai seluruhnya dengan kategori sangat baik, rata-rata diatas 100%, salah satu yaitu indikator partisipasi kerja perempuan terlampaui hingga 77%. PENGUKURAN KINERJA Berikut ini pengukuran indikator kinerja utama sasaran meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Kabupaten Pati. Tabel 3.46 Capaian Kinerja Meningkatnya Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Anak NO 1.
2. 3. 4. 5.
INDIKATOR KINERJA
T
R
%
Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapa tpenanganan perlindungan oleh petuga sterlatih di dalam unit pelayanan terpadu Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas (%) Prosentase jumlah perempuan yang bekerja di lembaga legislatif Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%)
100
100
100%
99,5 20
99,98 16
100% 80%
51,31 100
90,97 100
177% 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 58
Perempuan usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Pati 99,98% melek huruf. Pada tahun 2014 terdapat jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dari total anak perempuan usia diatas 15 tahun Kabupaten Pati sebesar 92.191. Indikator ini menunjukan capaian sangat baik yaitu 100%. Nilai prosentase partisipasi angkatan kerja perempuan diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2014 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dari angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. tercapai 90,97% artinya jumlah perempuan di Kabupaten Pati di dunia kerja dari potensi yang ada 287.888 adalah sebesar 261.888. Untuk tahun 2014 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan kekerasan. Pada tahun 2014 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak dilihat dari realisasi di tiap indikator kinerjanya meningkat dari tahun ke tahun diharapkan pada akhir RPJMD target yang dicanangkan tercapai. Berikut adalah perbandingan pencapaian kinerja dari tahun 2012-2014 dan target yang harus dicapai di tahun 2017. Tabel 3.47 Perbandingan Capaian Kinerjameningkatnya Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Anak NO 1.
2.
3.
4. 5.
INDIKATOR KINERJA Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapat penanganan perlindungan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayan terpadu Prosentase jumlah anak perempuan usia > 15 tahun yang melek huruf Prosentase jumlah perempuan yang bekerja di lembaga legislatif Prosentase jumlah angkatan kerja perempuan Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan dalam penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan
% 666.67
T 15
2013 R 100
% 666.67
T 100
79.1 3
80.44
98.37
85.74
87.16
99,5
16.5
18
109.09
16.5
18
109.09
20
16
80
50
38.97
37
94.94
38.97
41.14
105.57
51,31
90,97
177
100
100
100
100.00
100
100
100
100
100
100
100
T 15
98.37
2012 R 100
2014 R 100
99,98
% 100
AKHIR RPJMD 100
100 20
Prosentase jumlah anak perempuan usia > 15 tahun yang melek huruf mengalami kenaikan di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012, yaitu dari 80,44% menjadi 87,16%. Pada tahun 2014 tercapai 99,98% dari target 99% atau 100,99% prosentasenya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 59
Pada tahun 2012 dan 2013 prosentase jumlah perempuan yang bekerja di lembaga legislatif tetap karena anggota dewan masih dalam periode yang sama. Pada tahun 2014 tercapai16% dari target 20% atau 80% prosentasenya. Terdapat 8 orang anggota dewan dari 50 orang. Pada tahun 2013 prosentase jumlah angkatan kerja perempuan mengalami kenaikan dari 94,94% pada tahun 2012 menjadi 105,57%. Pada tahun 2014 tercapai 71,2% dari target 40% atau 178% prosentasenya. Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan yang mendapat penanganan perlindungan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayan terpadu telah tercapai 100% baik di tahun 2012 maupun tahun 2013. Dari kasus yang dilaporkan, semuanya telah terlayani oleh petugas di unit pelayanan terpadu. Demikian juga pada tahun 2014 telah tercapai 100%. Prosentase perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan dalam penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan telah tercapai 100% di tahun 2012 dan tahun 2013. Demikian halnya pada tahun 2014 telah tercapai 100%. 1.
Indikator Kinerja Angka Melek Huruf Selama 3 (tiga) tahun angka melek huruf anak perempuan usia diatas 15 tahun trennya
naik. Pada tahun 2012 dari target 98,37% telah terealisasi 98,23% (nilai prosentase pencapaian 99,85%). Pada tahun 2013 dari target 98,37% telah terealisasi 85,74% (nilai prosentase pencapaian 87,16%). Pada tahun 2014 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai prosentase pencapaian 101,64%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2012 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 95.776 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 97.506. Pada tahun 2013 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 79.006 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.193. Pada tahun 2014 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. Meskipun pada tahun 2013 terjadi penurunan dari tahun 2012, tetapi pada tahun 2014 telah terjadi kenaikan tercapai realisasi 99,8% selisih 0,02% dari target yang dikehendaki di akhir RPJMD 2017, yang artinya telah menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kemiskinan. Meskipun demikian memperhatikan prosentase pencapaian yang cukup signifikan memperlihatkan bahwa hambatan tersebut semakin teratasi. Solusi yang ada dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan peningkatan informasi dan edukasi ke masyarakat yang kurang mampu, melalui sosialisasi tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 60
Keberhasilan kinerja ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD Kabupaten Pati. Adapun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: -
Pelaksanaan sosialisasi yang terkait gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
-
Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan fasilitator program anak Indonesia.
2.
Indikator Kinerja Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Pada tahun 2012 dari target 51,34 telah terealisasi 90,95% (nilai prosentase
pencapaian 177%). Pada tahun 2013 dari target 51,39 telah terealisasi 88,56% (nilai prosentase pencapaian 172%). Pada tahun 2014 dari target 40% telah terealisasi 90,97% (nilai prosentase pencapaian 177%). Nilai prosentase Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2012 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 259.634 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 285.460. Pada tahun 2013 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 233.429 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 263.570. Pada tahun 2014 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati pada tahun 2014, meskipun pada tahun 2013 terjadi penurunan. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah belum optimalnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan. Solusinya adalah peningkatan advokasi yang terus-menerus di kalangan stakeholder yang terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru. Di sisi sasarannya yaitu kaum perempuan juga perlu mendapat pemahaman tentang peningkatan peran perempuan di dunia kerja. Keberhasilan kinerja ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD Kabupaten Pati. Adapun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan gender dan Anak dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: -
Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan;
-
Fasilitasi pengembangan Pusat Pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2);
-
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak;
-
Evaluasi Pelaksanaan PUG;
-
Pengembangan sistem informasi gender dan anak.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 61
3.
Indikator Kinerja Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Pada tahun 2012 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian
100%). Pada tahun 2013 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Pada tahun 2014 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari data pencapaian jumlah korban yang korban yang ditangani dan dari jumlah korban yang melapor.Pada tahun 2012 jumlaha korban yang ditangani 81 dari 81 orang yang melapor. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat data 43 korban yang ditangani dari 43 korban yang melapor. Untuk tahun 2014 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Hal ini menunjukkan pelayanan atau kinerja yang baik Kabupaten Pati dalam hal perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Solusinya adalah dengan memberikan edukasi dan informasi serta memberi ruang bagi pengaduan terhadap kasus-kasus kekerasan termasuk penyelesaian kasusnya terutama melalui jalur hukum. Keberhasilan kinerja ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD kabupaten Pati. Ada pun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : -
Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah;
-
Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT;
-
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan. “Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM untuk mendorong daya saing daerah” Dengan menguatnya kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM di Kabupaten Pati
3.2.6 Tujuan:
diharapkan menjadi daya dorongan bagi Kabupaten Pati untuk bersaing dengan daerahdaerah. SASARAN KE-19 Meningkatnya daya saing produk industri UMKM baik di dalam maupun di luar negeri. Meningkatnya daya saing produk industri UMKM baik di dalam maupun di luar negeri Kinerja yang ditunjukan sangat baik yaitu 193%. Tabel 3.48 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Daya Saing Produk Industri UMKM Baik di Dalam Maupun di Luar Negeri NO 1.
INDIKATOR KINERJA Jumlah expo dan pameran
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
event
27
52
193%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 62
Dari prosentase capaian kinerja utama menunjukkan capaian 260%. Hasil ini diperoleh dari hasil kegiatan yang diikuti oleh UKM dibeberapa lokasi. Kegiatan ini meliputi pameran regional dan Nasional. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran ini adalah adanya jadwal kegiatan pameran/promosi yang kadang berubah-ubah, sehingga menyulitkan dalam penganggaran. Karena semua kegiatan harus menyesuaikan dengan skedul/anggaran kas pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Selain itu keberhasilan kinerja ini didukung oleh beberapa UKM yang ikut berpartisipasi untuk mengadakan promosi, sehingga jumlah peserta UKM yang mengikuti promosi cukup banyak dan signifikan. Realisasi sebanyak 52 peserta ini terdiri dari beberapa even promosi.
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 3.49 Even Promosi Yang Diikuti Selama Tahun 2014 EVEN PROMOSI Pameran Inacraft di Jakarta Bulan April 2014 diikuti oleh 4 UKM. Pameran Gebyar UMKM di Jogjakarta Mei 2014 diikuti oleh 3 UKM. Pameran Produk dalam negeri di Purwokerto Mei 2014 diikuti oleh 1 UKM. Pameran Gelar Industri Logam di Semarang Juni 2014 diikuti oleh 1 UKM Pameran Produk kreatif di Semarang Juni 2014 diikuti oleh 1 UKM Pameran Agro di Semarang Juni 2014 diikuti oleh 1 UKM Pameran Gelar Potensi Produk Unggulan Daerah di Semarang Agustus 1 UKM Pameran Banten Expo di Banten September 2014 3 UKM Pameran Pekan Batik Nusantara di Pekalongan Oktober 2014 diikuti 4 UKM Pameran Produk Ekspor Daerah ( PPED ) di Jogyakarta Oktober 2014 diikut 2 UKM Pameran Logam di Bali OKtober 2014 diikuti 1 UKM Pameran Pesona Pangan Nusantara di Jogyakarta Desember 2014 diikuti 2 UKM
13. Pameran Gelar Potensi Produk Unggulan di Pati Desember 2014 diikuti 40 UKM Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati, 2014
Dari prosentase capaian kinerja utama yang pertama menunjukkan bahwa kinerja untuk sasaran yang pertama sudah tercapai atau berhasil, karena anggaran yang tersedia untuk pencapaian target kinerja yang pertama mencukupi. Sehingga semua kegiatan yang direncanakan dapat direalisasikan. Sedangkan dibandingkan dengan tahun lalu (2013) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu capaian kinerja 2013 sebanyak 18 UKM menjadi 52 UKM untuk tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya tambahan anggaran yang menyebabkan kegiatan lebih mencakup banyak UKM yang mengikuti pameran. SASARAN KE-20 Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM
Pemerintah
Kabupaten Pati sangat berhasil meningkat fasilitasi dan penguatan
kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM.
Ada 2 Indikator kinerja yang utama yang
digunakan adalah prosentase koperasi aktif di Kabupaten Pati, berdasarkan realisasi capaian kinerjanya 1 indikator kurang menggembirakan dalam kategori tidak berhasil yaitu 42%, sedangkang indikator yang memperlihatkan penguatan LKM dan UMKM sangat berhasil yaitu 96%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 63
PENGUKURAN KINERJA Kabupaten Pati telah memberikan fasilitasi dan kepada koperasi-koperasi di Kabupaten Pati dalam rangka menguatkan Koperasi dan LKM dan UMKM, Secara total Koperasi aktif di kabupaten Pati kecil yaitu hanya 42% yaitu 448 dari 1.078 koperasi yang terdaftar di Kabupaten Pati. Kabupaten Pati tahun 2014 terdapat 41.437 unit usaha UMKM, yang aset dibawah Rp 50 jt atau berkategori usaha mikro terdapat 21.493 unit usaha. Jadi ada 51% pelaku usaha di Kabupaten Pati adalah usaha mikro. Dan target yang ditetapkan adalah sebesar 30% sehingga realisasi 51% sangat jauh melampaui target. Tabel 3.50 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan Koperasi, LKM dan UMKM NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Prosentase Koperasi Aktif % 100 42 42% 2 Prosentase usaha mikro dan kecil terhadap % 30 51% 150% jumlah UKM
Sebagian besar jenis koperasi koperasi yang aktif di wilayah Kabupaten Pati adalah Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Serba Usaha meskipun jumlahnya besar yaitu 550 unit tetapi yang aktif prosentasenya hanya 28%. Sedangkan dalam kategori aset yang dikelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) paling dominan yaitu Rp. 13.591.009.713.000,- atau 68% seluruh aset koperasi di Kabupaten Pati. Berikut adalah data koperasi di Kabupaten Pati. Tabel 3.51 Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kab. Pati TriWulan IV Tahun 2014 NO JENIS KOPERASI TOTAL AKTIF TIDAK AKTIF M. SENDIRI M. LUAR KOPERASI (Unit) (Unit) (Rp. 000 ) (Rp. 000 ) 1 KUD 24 19 5 7.583.261 71.787.695 6 Kop.Kehutanan 4 4 7 KOPTI 1 1 576.009 548.408 8 Kop. Pramuka 1 1 9 Kopinkra 27 27 10 Koppontren 51 23 28 12.315.341 120.846.389 11 Kop.Karyawan 38 15 23 73.588.682 15.936.073 12 Kop.Angkatan Darat 1 1 7.594 11.479 15 Primkopol/Kepolisian 3 2 1 2.353.830 2.446.328 16 Kop.Serba Usaha 550 155 395 1.264.140.909 3.008.756.950 17 Koperasi Pasar 11 11 18 Koperasi Simpan Pinjam (KSP 117 116 1 163.932.143 897.584.785 ) 19 Kop.Angkutan Darat 1 1 27 Kop.BPR 1 1 25.233.025 106.522.100 28 KPRI 73 62 11 59.804.411 49.340.387 31 Kop.Wanita 22 10 12 3.795.251 88.196.384 33 Kop.Veteran 1 1 34 Kop.Wredatama 1 1 47.103 10.128 35 Kop.Pepabri 1 1 328.260 270.198 37 Kop.Pemuda 1 1 39 Kop.Pedaganga Kaki Lima 8 5 3 5.497.421 215.169.372 41 Kop.Lainnya 121 18 103 7.700.568 38.116.355 42 KJKS 18 17 1 13.519.064.004 71.945.709 Sub Total 1.076 447 629 5.175.967.812 4.687.488.740 1 Kop Sekunder Tk II 2 1 1 1.875.312 1.177.207 Grand Total Sumber: Dinkop UMKM Kab. Pati, 2014
1.078
448
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
630
15.177.843.124
4.688.665.947
Halaman | 64
Di Kabupaten Pati tahun 2014 terdapat
41.437
perusahaan
Grafik 3.9 Jumlah UMKM di Kabupaten Pati
yang
sesuai dengan kriteria UU No. 20 Tahun 2008, yang terdiri dari usaha mikro atau omzet per tahun kurang dari 300 jt rupiah dengan aset sampai dengan 50 jt rupiah terdapat 21.493 unit usaha, usaha kecil dengan omset 300 jt sampai dengan 2.5 M rupaih dengan aset sampai dengan 500 jt
Sumber: Dinkop UMKM Kab. Pati, 2014
rupiah terdapat 11.408 unit usaha, dan usaha menengah/besar masing-masing 8.536 dan 500 unit usaha. Target prosentase usaha kecil Kabupaten Pati terlalu kecil dibanding dengan Potensi Pengembangan Usaha Kecil di Kabupaten Pati yang sangat besar, dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil. ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA Meningkatnya
fasilitasi
dan
penguatan
kelembagaan
koperasi,
LKM
dan
UMKM.dilihat dari realisasi indikator kinerjanya menurun dari tahun-tahun sebelumnya perlu perhatian sangat serius untuk mencapai apa yang diharapkan pada akhir RPJMD. Berikut adalah perbandingan pencapaian kinerja dari tahun 2012-2014 dan target yang harus dicapai di tahun 2017. Tabel 3.52 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan Koperasi, LKM dan UMKM 2012 2013 2014 TARGET NO INDIKATOR KINERJA RPJMD T R % T R % T R % 1. Prosentase Koperasi Aktif 59 92 156% 75 40 53% 100 41 42% 100 2. Prosentase Usaha Mikro dan 5 10 30 300% 15 41 300% 50 Kecil Terhadap Jumlah UKM
1.
Prosentase Koperasi Aktif Fasilitasi koperasi dan LKM dan UMKM di Kabupaten Pati 3 tahun terakhir tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Prosentase Koperasi aktif di Kabupaten Pati menurun tiap tahunnya, tahun 2012 terdapat 92% koperasi yang terdaftar aktif melakukan kegiatannya namun pada tahun 2013 hanya 40% koperasi yang masih aktif. Target 100% koperasi aktif di tahun 2017 harus dicapai dengan kerja yang ekstra keras, sehingga keberadaan pemerintah dalam memberikan fasilitasi dan penguatan dapat dirasakan oleh pelaku perkoperasian. Fasilitasi dan penguatan kelembagaan Koperasi dan LKM dan UMKM terbentur sumberdaya manusia di SKPD yang membidangi, dalam hal ini kurangnya penyuluh perkoperasian.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 65
2.
Prosentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Potensi Pengembangan Usaha Kecil di Kabupaten Pati sangat besar dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil merata di seluruh kecamatan. Setiap tahun realisasi capaian indikator selalu melebihi target, sampai tahun ke-3 target akhir RPJMD 2014 telah terlampaui. Tabel 3.53 Data Potensi Kelompok/Sentra Kabupaten Pati Tahun 2014 NO
NAMA KELOMPOK/ SENTRA
ALAMAT
JENIS PRODUK
1
KUNINGAN
Kecamatan Juwana
Handycraf & Barang teknis
2
KONFEKSI
Kecamatan Gabus
Pakaian Jadi
3
BATIK
Kecamatan Juwana
Batik Tulis Kas Pati
4
BORDIR
Kecamatan Dukuhseti
Bordir ( Jasa )
Kecamatan Margoyoso
Bordir ( Jasa )
5
TAPIOKA
Kecamatan Margoyoso
Tepung Tapioka
6
PENGOLAHAN IKAN
Kecamatan Batangan
Ikan Pindang & Pengasapan
Kecamatan Juwana
Ikan Pindang & Pengasapan
Kecamatan Sukolilo
Pengasapan Ikan
Kecamatan Juwana
Garam Krosok
Kecamatan Batangan
Garam Krosok
Kecamatan Trangkil
Garam Krosok
Kecamatan Wedarijaksa
Garam Krosok
Kecamatan Kayen
Kasur Lantai
Kecamatan Gabus
Kasur Lantai
Kecamatan Pati
Genteng Pres
Kecamatan Dukuhseti
Genteng Pres
Kecamatan Trangkil
Genteng Pres
Kecamatan Pati
Bata Merah
Kecamatan Dukuhseti
Bata Merah
Kecamatan Wedarijaksa
Bata Merah
Kecamatan Trangkil
Bata Merah
7
8 9
10
GARAM RAKYAT
KASUR GENTENG
BATA MERAH
Kecamatan Jaken Sumber: Dinkop UMKM Kab. Pati, 2014
Bata Merah
Potensi usaha di Kabupaten Pati dapat tergarap dengan maksimal, program-program dinas terkait dalam promosi UMKM, gelar UMKM dapat lebih meningkatkan gairah usaha di Kabupaten Pati. Sistem kluster atau sentra usaha akan lebih memudahkan pengembangan usaha sehingga dalam memberikan fasilitasi, monitoring dan inventarisasi data UMKM lebih fokus. 3.2.7 Tujuan:
“Meningkatnya pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah”
Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian, sesuai dengan tujuan “Meningkatnya pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah” Pemerintah Kabupaten Pati menjadikan meningkatnya produksi pertanian sebagai sasaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 66
SASARAN KE-21 Meningkatnya produksi pertanian Meningkatnya produksi pertanian, kinerjanya sangat berhasil dari 8 indikator dicapai rata-rata capaian sebesar 107%. Adapun pengukurannya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.54 Pengukuran Kinerja Meningkatkan Produksi Pertanian NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Produksi tanaman pangan Padi sawah Produktifitas tanaman pangan Jumlah populasi ternak Produksi daging Produksi susu Produksi telur Produksi tanaman hortikultura Luas Hutan Rakyat
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
Ton
543.409
497.870
92%
% Ekor Kg Kg Kg Ton Ha
57,11 1.688.817 4.237.988 310.000 3.959 233.702 20.899
53,8 2.268.965 3.831.772 194.627 4.582 232.291 34.683
93% 134% 90% 63% 116% 99% 166%
PENGUKURAN KINERJA Produksi padi sawah di Kabupaten Pati tahun 2014 sebesar 497.870 ton dari luar panen 92.651 Ha, target yang ditetapkan untuk tahun ini adalah 543.409 sehingga terdapat capaian kinerja 92%. Selain padi, pada sub sektor pertanian tanaman pangan utama adalah jagung. Produksi jagung tahun 2014 adalah 126.412 ton dengan luas panen seluas 20.751 Ha atau 104% dari yang ditargetkan. Sedangkan produktivitasnya tahun ini sebesar 60.92 Ku/Ha. Selain padi, pada sub sektor pertanian tanaman pangan ada juga tanaman palawija. Produksi terbesar tanaman palawija tahun 2014 adalah ubi kayu dengan produksi sebesar 16.183 ton dengan luas panen seluas 16.183 Ha. Sedangkan produktivitasnya tahun 2014 sebesar 414,29 Ku/Ha. Selain ubi kayu tanaman palawija lain yang cukup besar produksinya adalah berturut-turut kacang hijau, kacang tanah, kedelai, dan ubi jalar. 3.55 Tabel Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati 2012 NO. 1 2 3 4
KOMODITAS Padi Jagung Kedelai Ubi kayu
Luas panen (Ha) 99.476 20.079 2.521 19.696
2013
Produktivi tas Ku/Ha
Produksi (Ton)
57,89 59,33 10,96 372,14
575905 119123 2764 732961
Luas panen (Ha) 103.999 17.722 3.192 16.163
2014
Produktivi tas Ku/Ha
Produksi (Ton)
Luas panen Produktivi (Ha) tas Ku/Ha
Produksi (Ton)
56,18 54,19 12,49 432,05
584.270 96.028 3.988 698.325
92.651 20.751 2.425 16.183
497.870 126.412 3.058 670.446
53,80 60,92 12,61 414,29
Sumber: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Pati, 2014
Kebijakan pembangunan peternakan diarahkan pada pembangunan sistem dan usaha agrobisnis, namun lebih diprioritaskan pada sub sistem budidaya (on farm) untuk peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Rendahnya kualitas SDM, kurangnya ketrampilan manajemen dan teknis serta kurangnya penguasaan teknologi yang dimiliki (masih bersifat tradisional), mengakibatkan rendahnya produksi dan produktivitas ternak sehingga mutu produk hasil ternak belum dapat memenuhi standar teknis dan higienis. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 67
Tingkat pencapaian di tahun 2014 ini, beberapa komoditas utamanya sapi dan kerbau mengalami penurunan yang signifikan, hal ini disebabkan import sapi dan daging sapi dihentikan; banyaknya penyembelihan sapi betina produktif; permintaan daging lebih banyak dan harga tinggi sehingga sapi banyak yang dijual dan dipotong; serta kebanyakan peternak memelihara hanya sebagai sampingan dan investasi sehingga jika sewaktu-waktu butuh modal akan dijual. Tabel 3.56 Luas Potensi Hutan Rakyat Kabupaten Pati (Ha) TUTUPAN LAHAN HUTAN RAKYAT
KECAMATAN
BELUKAR/SEMAK
HUTAN
BATANGAN CLUWAK 40,855 47,548 DUKUHSETI 0,085 GABUS GEMBONG 331,589 49,068 GUNUNGWUNGKAL 19,954 4,527 JAKEN 1,847 JAKENAN JUWANA KAYEN 241,972 MARGOREJO 0,407 MARGOYOSO PATI PUCAKWANGI 65,701 SUKOLILO 409,879 TAMBAKROMO 70,887 TAYU TLOGOWUNGU 29,797 TRANGKIL WEDARIJAKSA WINONG 18,053 Grand Total 1231,026 101,143 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pati, 2014
KEBUN 28,54 2653,133 1632,656 6,879 587,824 788,262 24,854 32,353 13,074 375,069 22,867 66,972 7,875 127,63 1117,413 138,493 108,645 236,301 2,375 74,906 8046,121
RUMPUT
TEGALAN
Grand Total
84,505 3,53 63,743 13,297 72,642 0,792 5,63
239,332 955,255 442,431 282,019 2948,978 2170,588 1293,143 673,146 274,76 681,659 903,894 2200,49 255,882 594,229 2936,159 1028,525 659,354 3980,737 1120,669 564,505 374,641 24580,396
352,377 3700,321 2138,915 302,195 3990,101 2984,123 1325,474 705,499 413,057 1460,384 945,909 2286,934 313,74 804,522 4506,651 1240,758 784,212 4254,42 1136,192 567,833 469,372 34682,989
125,223 161,684 18,741 19,472 49,983 16,962 43,2 2,853 16,213 7,585 15,523 0,953 1,772 724,303
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Produksi pada tahun 2014 terhadap tahun 2013 terjadi penurunan 83.690 ton (14,38%), produktivitas turun 3,7 Ku/Ha (6,43%) dan luas panen turun 11.160 Ha (10.75%). Hal ini disebabkan pada tahun 2014 bulan Januari terjadi bencana banjir besar dengan lama genangan air sekitar 20 hari hal ini mengakibatkan puso tanaman padi seluas 11.868 Ha tersebar di 15 kecamatan dan 150 desa. Tabel 3.57 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatkan Produksi Pertanian NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA
T 590.000 57,11
2013 R 581.939 57,05
% 99% 100%
T 543.409 57,11
2014 R 497.870 53,8
% 92% 93%
TARGET RPJMD 576.669 62,36
1.665.998 4.191.523
1.790.299 4.112.509
93% 98%
1.688.817 4.237.988
2.268.965 3.831.772
134% 90%
1.762.419 4.380.781
3. 4.
Produksi tanaman pangan Produktifitas tanaman pangan Jumlah populasi ternak Produksi daging
5.
Produksi susu
306
245
80%
310.000
194.627
63%
325.000
6.
Produksi telur
3.905
3.219
82%
3.959
4.582
116%
3.425
7.
Produksi tanaman hortikultura Luas Hutan Rakyat
380.048
457.589
120%
233.702
232.291
99%
237.225
96
97
101%
20.899
34.683
166%
24.193
8.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 68
Produksi padi tahun 2012 terhadap tahun 2011 terjadi peningkatan 50.954 ton (9,7%), dibandingkan tahun 2013 produksinya menurun 0,64 %. Hal ini disebabkan pada tahun 2013 curah hujan sangat tinggi merata hingga bulan Agustus masih ada hujan sehingga menyebabkan luas areal tanam padi tahun 2013 meningkat 4.335 Ha (4,36%). Akan tetapi produktivitasnya menurun 0,39 Ku/Ha (0,7%). Hal ini disebabkan oleh kurangnya sinar matahari yang berakibat proses fotosintesa terganggu dan pengisian bulir padi kurang optimal. Dengan kondisi iklim seperti ini juga berpengaruh pada komoditas unggulan lain di Kabupaten Pati baik jagung, kedelai dan ubi kayu. Komoditas jagung produksi tahun 2012 terhadap tahun 2011 terjadi peningkatan 4.903 ton pipilan kering (4,3%) tetapi apabila di bandingkan tahun 2013 produksi jagung menurun 23.095 ton (19,39%). Hal ini disebabkan curah hujan tahun 2013 sangat tinggi, lahan yang biasanya di tanami jagung karena curah hujan masih tinggi di tanami padi. Mengingat kalau curah hujan tinggi di MT III lahan sawah di tanami jagung produkivitasnya juga tidak optimal hal ini terbuki produktivitas jagung tahun 2013 hanya 54,19 Ku/Ha turun 5,14 Ku/Ha (8,66%). Produksi jagung tahun 2014 terhadap tahun 2013 terjadi peningkatan 23.604 ton (24,58%), produktivitas 2,54 Ku/Ha dan luas panen meningkat 3.366 Ha (18,99%). Produktivitas kedelai rata-rata kegiatan SL-PTT mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 adalah 17,61 Ku/Ha; 16,33 Ku/Ha; 15,49 Ku/Ha; 18,62 Ku/Ha; 17,85 Ku/Ha dengan rata-rata 17,21 Ku/ha. Luas komoditas kedelai luas areal tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 meningkat 671 Ha (26,62%) karena curah hujan tinggi petani akan lebih suka tanam kedelai dibanding tanam kacang hijau karena kacang hijau kalau curah hujan tinggi kacang hijau akan mati. Produktivitas kedelai data BPS bervariasi karena yang dipakai data series bukan berdasarkan ubinan di lapangan karena Kabupaten Pati tidak mendapatkan sample ubinan BPS pusat. Produktivitas kedelai tahun 2014 terhadap tahun 2013 terjadi penurunan 998 ton (25%), produktivitas turun 0,25 Ku/Ha dan luas panen turun 749 Ha (23,46%). Hal ini disebabkan harga jual panen kedelai kurang menjanjikan/bagus sehingga petani enggan menanam kedelai bahkan petani merasa rugi mengingat pada saat panen tahun 2014 harga saat panen 1 bulan Juli harga Rp. 5.000,- Kg walaupun harga semakin membaik sampai bulan Agustus akhir, yang kualitas benih bisa menembus Rp. 8.400,-/Kg. Walaupun pemerintah sudah ada harga HPP Rp. 7.600,- tetapi prakteknya belum ada. Hal ini disebabkan juga karena membanjirnya kedelai impor yang murah sehingga harga kedelai lokal turun. Penurunan luas areal tanam, panen, produktivitas dan produksi tahun 2014 hal ini juga disebabkan karena pelaku petani yang menanam kedelai masih tergantung dari bantuan pemerintah. Hal ini ditunjukkan dari penurunan jumlah unit kegiatan SL-PTT kedelai tahun 2013 ada 200 unit dan tahun 2014 hanya 100 unit saja. Komoditas ubi kayu tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 luas panen meningkat 2.265 Ha (13%) produktivitas meningkat 66,44 Ku/Ha (21,73%). Hal ini disebabkan karena tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 69
2010, 2011 harga panen ubi kayu sangat tinggi, mencapai Rp. 2.000,- sampai Rp. 2.100,- /Kg ubi basah. Sehingga petani tebu banyak bergeser ke ubi kayu. Apabila dibandingkan tahun 2013 luas panen areal ubi kayu turun 3.533 Ha (17,9%) karena anjloknya harga panen ubi kayu tahun 2012 menembus Rp. 900,- /Kg sehingga petani tidak kembali ke komoditas semula tebu didukung juga karena curah hujan yang sangat tinggi, tetapi apabila di bandingkan produktivitas tahun 2013 naik 58,1 Ku/Ha (15,61%) karena tingkat aplikasi teknologi budi daya ubi kayu meningkat baik pemakaian kualitas bibit unggul yang selalu mendatangkan langsung dari Lampung, pemakaian pupuk organik dan anorganik maupun pengolahan tanahnya maksimal. Hal ini di dukung oleh kegiatan dem area pengembangan PTT ubi kayu di 5 sentra kecamatan. Ubi kayu di Kabupaten Pati baik yang bersumber dari dana APBD Provinsi Jawa Tengah maupun dari APBN – Tugas Pembantuan. Produksi ubi kayu tahun 2014 terhadap tahun 2013 turun 25.014 ton, produktivitas 15,91 Ku/Ha (3,69%) dan harga jatuh menembus Rp. 900,-/Kg sehingga petani untuk mengaplikasikan paket teknologi tidak bisa maksimum juga ketersediaan pupuk yang terkendala ketersediaannya. Kebijakan pembangunan peternakan diarahkan pada pembangunan sistem dan usaha agrobisnis, namun lebih diprioritaskan pada sub sistem budidaya (on farm) untuk peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Rendahnya kualitas SDM, kurangnya ketrampilan manajemen dan teknis serta kurangnya penguasaan teknologi yang dimiliki (masih bersifat tradisional), mengakibatkan rendahnya produksi dan produktivitas ternak sehingga mutu produk hasil ternak belum dapat memenuhi standar teknis dan higienis. Tingkat pencapaian di tahun 2014 ini, beberapa komoditas utamanya sapi dan kerbau mengalami penurunan yang signifikan, hal ini disebabkan impor sapi dan daging sapi dihentikan; banyaknya penyembelihan sapi betina produktif; permintaan daging lebih banyak dan harga tinggi sehingga sapi banyak yang dijual dan dipotong; serta kebanyakan peternak memelihara hanya sebagai sampingan dan investasi sehingga jika sewaktu-waktu butuh modal akan dijual. SASARAN KE-22 Meningkatnya produksi Perikanan
Sesuai geografis Kabupaten Pati, perikanan adalah sektor yang sangat mendukung dalam pencapaian kesejahteraan masyarakatnya, kinerja pemerintah sangat baik dalam sektor ini diperlihatkan dalam pengukuran indikator rata-rata 72% dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.58 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Produksi Perikanan NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Produksi ikan laut segar.
Ton
42.063
16.143
38%
2.
Produksi ikan segar budi daya
Ton
42.200
44.740
106%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 70
PENGUKURAN KINERJA Produksi perikanan khususnya iklan laut segar tidak dapat memenuhi target, total hasil tangkap adalah 16.143.036 dengan nilai 94.149.676.100. Ada dua jenis perikanan budiaya di Kabupaten Pati yang menjadi andalan, yaitu budidaya bandeng dan budiaya ikan lele. Budidaya ikan lele tahun 2014 berhasil memproduksi sebesar 7.252.000 dengan nilai 101.528.000.000 rupiah, tercatat bahwa perikanan budidaya mampu memenuhi target, bahwa dari 42.200 ton ikan yang ditargetkan mampu terpenuhi 44.740 ton ikan segar. ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA. Sub sektor perikanan di Kabupaten Pati juga mempunyai produksi yang cukup tinggi untuk mendukung kebutuhan Jawa Tengah. Tahun 2012 di Kabupaten Pati mempunyai produksi perikanan darat lebih tinggi daripada perikanan laut. Perikanan laut tercatat sebesar 16.143 ton, sedangkan perikanan darat sebesar 44.740 ton. Produksi ikan laut pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 sebesar (44.25%). Sedangkan produksi perikanan budidaya (tambak dan kolam) serta produksi perairan umum pada tahun 2014 mengalami kenaikan produksi dibandingkan pada tahun 2013. Produksi ikan budidaya secara total meningkat, terjadi penurunan pada produksi budiaya bandeng namun ada peningkatan pada produksi budidaya ikan lele. Budiaya bandeng luas wilayahnya mulai berkurang sedangkan pada produksi budidaya ikan lele mengalami penambahan. Tabel 3.59 Perbandingan Capaian Kinerja Meningkatnya Produksi Perikanan NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA Produksi ikan laut segar. Produksi ikan segar budi daya
2012 SATUAN
2013
2014
T
R
%
T
R
%
T
R
%
ton
40.431
42.819
106
41.239.
28.954
72
42.063
16.143
38
ton
30.870
31.601
102
37.035
38.687
128
42.200
44.740
106
TARGET AKHIR RPJMD 44.637 43.350
Dari data di atas terlihat bahwa selama kurun waktu 3 tahun terakhir (2012-2014) produksi perikanan laut mengalami penurunan produksi. Kabupaten Pati memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang terdiri-dari sumberdaya perairan pantai sepanjang +60 Km dengan lebar 4 Mil yang diukur dari garis pantai ke arah laut. Sektor Perikanan Laut sangat terpengaruh erat dengan berbagai perubahan kondisi alam yang kini terus menekan hasil tangkapan ikan di laut. Berbagai faktor seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST), naik turunnya harga bahan bakar serta perubahan arah angin, menurunkan tingkat produktivitas nelayan.Perubahan iklim juga turut memengaruhi distribusi dan penyebaran ikan di laut, sementara kenaikan harga bahan bakar akan memengaruhi kesempatan nelayan untuk menangkap ikan seiring dengan pergeseran penyebaran ikan yang terus berubah akibat perubahan iklim.Produksi perikanan budidaya terutama produksi perikanan tambak dari tahun 2012-2013 mengalami Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 71
kenaikan produksi, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan produksi disebabkan adanya bencana banjir yang melanda 7 kecamatan wilayah pesisir di Kabupaten Pati. Akibat adanya bencana banjir tersebut, para petambak mengalami gagal panen yang berdampak pada penurunan produksi tambak. Untuk produksi kolam mengalami kenaikan produksi sebesar 75,4%. Demikian juga untuk produksi perairan umum naik sebesar 4,25%. Kenaikan produksi kolam dan perairan umum disebabkan bertambahnya jumlah pelaku usaha perikanan yaitu petani ikan (kolam). Produksi ikan tangkap dari tahun ke tahun mengalami penurunan, semakin memberatkan kinerja pada tahun-tahun kedepan, melihat realisasi pada tahun 2014 dibandingkan dengan target akhir RPJMD terdapat selisih yang sangat besar yaitu 28.494 ton ikan laut segar atau 64% dari target. Selengkapnya data produksi ikan di Kabupaten Pati, volume dan nilai produksinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.60 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kab.Pati Tahun 2012–2014 NO. 1
2 a.
ASAL PRODUKSI
-
Produksi (kg)
-
Nilai (Rp.)
a.
b.
42.818.986
28.953.723
16.143.036
-44,25%
204.844.705.000
175.677.523.400
94.149.676.100
-46,41%
Budidaya Tambak - Nilai (Rp.)
3
PENINGKATAN (%)
2014
Perikanan Laut
- Produksi (kg)
b.
TAHUN 2013
2012
27.995.058
34.060.498
28.597.267
-16,04%
383.022.561.000
470.728.045.500
477.551.738.000
1,45%
3.492.210
4.509.409
7.909.623
75,40%
38.682.831.350
53.846.302.400
110.170.174.000
104,60%
23.253
11,40%
Kolam -
Produksi (kg)
-
Nilai (Rp.)
Perairan Umum Waduk -
Produksi ( kg )
-
Nilai (Rp.)
20.039
20.873
176.351.000
202.616.500
202.616.500
0,00%
Sungai - Produksi ( kg ) - Nilai (Rp.)
94.210
96.143
98.745
2,71%
760.265.500
823.412.000
900.560.000
9,37%
Total -
Produksi ( kg ) Nilai (Rp. )
74.420.503
67.640.646
52.771.924
-21,98%
622.486.713.850
701.277.899.800
683.020.950.100
-2,60%
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati, 2014
Produksi ikan laut pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 32,38%. Sedangkan produksi perikanan budidaya (tambak dan kolam) serta produksi perairan umum pada tahun 2013 mengalami kenaikan produksi di bandingkan pada tahun 2012. Sementara itu pada tahun 2014 produksi perikanan laut mengalami penurunan sebesar 44,25%. Untuk produksi tambak pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 21,67%, produksi kolam naik sebesar 29,13% dan produksi perikanan umum naik sebesar 0,03%. Untuk Tahun 2014 produksi perikanan tambak mengalami penurunan sebesar 16,04%, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 72
perikanan kolam mengalami kenaikan sebesar 75,4% dan produksi perikanan umum mengalami kenaikan sebesar 4,26%. Secara total, produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 21,98%. Dimana penurunan produksi perikanan laut disebabkan kelangsungan pengelolaan perikanan di laut pada tingkat eksplotasi tinggi (fully exploited) dan faktor alam yang tidak dapat diprediksi seperti cuaca dan gelombang tinggi, terbatasnya stok ikan di alam yang disebabkan oleh musim pemijahan dan ruaya (migrasi ikan). Produksi perikanan tambak yang mengalami penurunan sebesar 16,04% disebabkan adanya bencana banjir yang melanda 7 kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Pati meliputi Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu, dan Kecamatan Dukuhseti. Bencana banjir tersebut mengakibatkan hancurnya sarana dan prasarana tambak dan gagal panen. Naik turunnya produksi perikanan di Kabupaten Pati, menandakan bahwa ketergantungan pada kondisi alam masih tinggi, sehingga perlu pengembangan teknologi yang bisa memberikan jalan keluar agar ketergantungan kepada kondisi alam dapat teratasi. Dikarenakan dengan adanya revisi perda tentang yang diundangkan diharapkan terjadi kenaikan raman (jumlah ikan hasil tangkapan yang masuk dalam restribusi) di TPI. 3.2.8 Tujuan
“Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral”
SASARAN KE-23 Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral, kinerja pemerintah berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan indikator kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB yang mencapai 75%. PENGUKURAN KINERJA PDRB Pertambangan dan penggalian sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha Pertambangan dan pengalian dalam wilayah Kab. Pati, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Tabel 3.61 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Potensi Energi dan Sumber Daya Mineral NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB % 1,20 0,9% 75%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 73
Data PDRB 2014 tidak dapat disajikan pada pelaporan LKjIP tahun 2014 karena baru akan dirilis sekitar bulan Agustus 2014. Oleh karena itu sebagai pengukuran meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral data yang digunakan PDRB tahun 2013. Capaian indikator sasaran meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral mencapai 75% dari target 1.20 kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB tercapai 0,9% yaitu; Jumlah PAD sektor energi dan sumber daya mineral 46.193,19 dibanding 5.407.167,36 PDRB Kabupaten Pati. EVALUASI DAN ANALISA KINERJA Tabel 3.62 Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Potensi Energi dan Sumber Daya Mineral NO 1.
INDIKATOR KINERJA Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
SATUAN
T
2012 R
%
T
2013 R
%
T
%
0,70
0,72
103
0,71
0,72
101
1,20
2014 R
%
0,9
75
TARGE T RPJMD 2,19
PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sampai tahun ke-3 RPJMD kontribusi sektor pertambangan dan penggalian mencapai 0.9% mengalami kenaikan 0,13%, tetapi bila didasarkan pada target yang dikenakan pada tahun ini capaiaanya hanya 75%. Untuk mencapai target di akhir masa RPJMD sebesar 2,19 selisih kekurangannya sebesar 1,34% masih cukup besar. Tabel 3.63 Produk Domestik Regional Brutto Kabupaten Pati Pertambangan dan Penggalian Mining and Quarrying KETERANGAN 2010 2011 2012 2013* Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga 65.865,69 74.270,50 83.396,35 95.234,38 Berlaku (jutaan rupiah) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga 37.298,35 40.200,66 43.085,96 46.193,19 Konstan (jutaan rupiah) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga 0,70 0,71 0,72 0,74 Berlaku Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan 6,86 7,78 7,18 7,21 Usaha (Persen)
3.2.9 Tujuan:
“Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah”
SASARAN KE-24 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, dimana dua-duanya masuk dalam kategori sangat berhasil. Secara lebih rinci hasil pengukuran kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 74
Tabel 3.64 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan Serta Sarana Penunjang Lainnya SATUA NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN N 1. Prosentase panjang jalan kabupaten dalam % 50 47 94 kondisi baik 2. Prosentase jumlah jaringan Jembatan dalam km 88 87 99 kondisi baik
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa tingkat capaian prosentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 94%. Ini menunjukkan bahwa kondisi jalan di kabupaten pati sepanjang tahun 2014 masih dalam kondisi baik dan masuk dalam kategori sangat berhasil. Sedangkan panjang jalan dilalui roda empat dari target yang ditetapkan sebesar 769,7 km tercapai 781,2 km atau 101,5%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat indikator kinerja tersebut masuk dalam kategori sangat berhasil. Kondisi jalan di Kabupaten Pati pada tahun 2014 dengan pengukuran panjang jalan dalam kondisi baik dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya dan panjang jalan memenuhi kriteria keselamatan dibandingkan panjang jalan penghubung adalah 47% dan 781,2 km. Kondisi jalan di Kabupaten Pati tahun 2014 dapat dilihat dalam Data: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pati, Kabupaten pati memiliki profil jalan seperti: 1.
2.
3.
Panjang jalan berdasarkan berdasarkan Status Jalan:
Jalan Nasional
:
40,855 km
Jalan Provinsi
:
103,01 km
Jalan Kabupaten Pati
:
812,716 km
Jalan desa/ lokal
:
10,35197 km
Panjang Jalan berdasarkan Konstruksi Jalan:
Aspal
:
747,338 km
Berbatu
:
33,95 km
Hotmix (Aspal Beton)
:
350,242 km
Cor Beton
:
1,768 km
Tanah
:
31,428 km
Panjang Jalan berdasarkan Kondisi ( Status Jalan Kabupaten):
Jalan Baik
:
296,706 km
Jalan Sedang
:
109,504 km
Jalan Rusak Sedang
:
74,179 km
Jalan Rusak Berat
:
332,328 km
4.
Panjang Jalan yang memiliki trotoar
:
34,266 km
5.
Panjang jalan yang memiliki drainase/ saluran pembuangan
:
34,266 km
Presentase sebesar 87% dari jumlah jaringan jembatan dalam kondisi baik jumlah jembatan 239,00 unit dengan panjang 2.718,90m1 dalam kondisi baik dibanding jumlah jembatan seluruhnya 274,00 unit dengan panjang 3.107,20 m. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 75
BAIK SEDANG (SEMPIT) RUSAK RINGAN
Tabel 3.65 Kondisi Jembatan Tahun 2013 di Ruas Jalan Kabupaten Pati 1 : 239,00 Panjang : 2.718,90 m 1 : 7,00unit Panjang : 67,20m 1 : 28,00unit Panjang : 321,10m Sumber: DPU Kab. Pati, 2013
Tabel 3.66 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dan Target Kinerja Tahun 2017 TAHUN 2014
TAHUN 2017
%
REALISASI 47
TARGET 65
km
87
89
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
1.
Prosentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Prosentase jumlah jaringan Jembatan dalam kondisi baik
2.
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui realisasi kinerja tahun 2014 pada indikator kinerja prosentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 47 persen dibandingkan dengan target tahun 2017 sebesar 65 persen dan panjang jalan dilalui roda 4 pada tahun 2014 sepanjang 781,2 km dibandingkan dengan target tahun 2017 sepanjang 812,7 km masih sangat jauh dari target. Hal tersebut disebabkan olehmasih banyaknya ruas jalan yang. Tidak ada perubahan data jebatan pada tahun 2014, sehingga yang digunakan untuk mengukur kinerja tahun ini adalah data yang sama dengan tahun sebelumnya, secara akumulatif kinerja sampai dengan tahun sekarang selisih 2% dibanding dengan target 2017 Permasalahan dan Solusi Tidak ada permasalahan karena semua PK (Pusat Kegiatan) di Kabupaten Pati telah terhubung dengan akses jalan dan perbandingan jumlah wilayah dengan panjang ruas jalan Sebesar 100% Program dan kegiatan yang terkait dengan penerapan dan pencapaian SPM. 1.
2.
Program Peningkatan Jalan dan Jembatan; a.
Peningkatan Jembatan di Wilayah Kabupaten Pati
b.
Peningkatan Jalan di Wilayah Kabupaten Pati
Program Pembangunan Jalan Jembatan Pembangunan jalan di wilayah kabupaten
3.
Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong
4.
Program pembangunan turap/ talud/ bronjong Pembangunan turap/talud/bronjong
5.
6.
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan a.
Rehabilitasi/ pemeliharaan rutin jalan
b.
Rehabilitasi/ pemeliharaan rutin jalan
c.
Pemeliharaan berkala jalan di wilayah kabupaten
Program pembangunan system informasi/ data base jalan dan jembatan Penyusunan system informasi/data base jalan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 76
SASARAN KE-25 Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi
Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi diketahui dengan pencapaian kinerjanya dengan indikator sebagai berikut Kinerja yang ditunjukan cukup berhasil dengan rata-rata capaian indikator 62%, seperti ditunjukan dalam tabel berikut:
NO 1. 2. 3.
Tabel 3.67 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Ketersediaan Jaringan Air Bersih dan Sanitasi INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN Prosentase rumah tinggal bersanitasi % 79 82 104% Rumah tangga pengguna air bersih % 70 7 10% Prosentase penduduk berakses air minum % 70 50 71%
PENGUKURAN KINERJA 1.
Untuk indikator kinerja rumah tangga bersanitasi yang terdapat di Kabupaten Pati realisasi kinerjanya adalah 82% dengan pengukuran 294.259 Rumah Tangga (data LKjIP Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati) dibandingkan dengan 359.031 Rumah Tangga kabupaten Pati tahun 2013 (Data: statistik Kabupaten Pati 2014).
2.
Pada tahun 2013 rumah tangga penguna air bersih ada 23.436 rumah tangga. Dari 359.031 Rumah tangga. Angka penghitungannya mengunakan angka 2013 karena belum terdapatnya angka statistik untuk tahun 2014 sehingga capaian realisasi selalu menggunakan perhitungan 1 tahun kebelakang, dari angka-angka Pati dalam angka 2014 tersebut dapat diketahui bahwa realisasi prosentase rumah tangga bersanitasi diperoleh 7%. Berarti kinerjanya tidak berhasil hanya kecapai 10% dari yang ditargetkan.
3.
Jumlah penduduk kabupaten Pati berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Penduduk Tahun 2013): 1.207.399 Jiwa, jumlah masyarakat yang memiliki Akses Air Minum Yang Aman: 604.143 Jiwa (50%) target yang dibebankan pada tahun 2014 ini adalah 70% sehingga pencapaian kinerja hanya kecapai 71% berkategori berhasil.
NO
1 2
Tabel 3.68 Pencapaian SPM Bidang Urusan Akses Air Minum Yang Aman Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pati TARGET INDIKATOR SPM TAHUN 2014 PENCAPAIAN SPM 2019 Prosentase Penyediaan Air Baku untuk 100 % Kebutuhan Masyarakat Jumlah Penduduk (data PATI DALAM ANGKA 2013 (Hal 49) : JUMLAH PENDUDUK WILAYAH TERLAYANI OLEH JARINGAN AIR MINUM Perdesaan oleh DPU Kab. Pati Jumlah penduduk wilayah pelayanan oleh PDAM (Data PDAM 2013) Total Jumlah Penduduk yang Wilayah pelayanan DPU dan PDAM
1.207.399
Jiwa
278.621 325.522
Jiwa Jiwa
604.143
Jiwa
Sumber: DPU Kab. Pati, 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 77
ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA Sebagai evaluasi dapat dilihat dalam tabel perbandingan tahun 2014 dengan target RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati, berikut ini; Tabel 3.69 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketersediaan Jaringan Air Bersih dan Sanitasi CAPAIAN 2014 2017 KINERJA NO INDIKATOR KINERJA SATUAN SAMPAI REALISASI TARGET 2014 1. Prosentase rumah tinggal bersanitasi % 82 95 86% 2. Rumah tangga pengguna air bersih % 7 85 8% 3. Prosentase penduduk berakses air % 50 85 minum 59%
Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati rumah tangga bersanitasi sebanyak 294.259 Rumah Tangga atau sebesar 82 persen, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (14%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka masih cukup kemungkinan target 95% di akhir masa RPJMD 2012-2017 terpenuhi. Jumlah pelanggan PDAM Pati tahun 2011-2013 mengalami peningkatan, pada tahun 2011 sebanyak 21.480 rumah tangga, tahun 2012 bertambah menjadi 22.655 rumah tangga dan 2013 bertambah lagi menjadi 23.436 rumah tangga. Sumber air minum sebagian besar penduduk Kabupaten pati pada tahun 2013 menggunakan air sumur sebesar 42,94 persen, air ledeng sebesar 12,22 persen, dan menggunakan mata air sebanyak 12 persen. Penduduk yang minum menggunakan air kemasan di Kabupaten Pati mencapai angka sebesar 1,421.28 persen. Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati Prosentase penduduk berakses air minum 604.143 Jiwa atau sebesar 50%, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (41%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka cukup membutuhkan kerja keras kemungkinan target 85% di akhir masa RPJMD 2012-2017 terpenuhi. Untuk mencapai target sasaran meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi program kegiatan yang telah dilakukan adalah: Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin, Pembangunan saluran drainase dan goronggorong, Pembangunan turap/talud/bronjong, Rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong dan Penyediaan program nasional pengelolaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Permasalahan dan solusi Permasalahan:
Daftar tunggu pelanggan yang masih banyak;
Kekurangan kapasitas/debit air;
Kesadaran masyarakat dalam efisiensi dalam penggunaan masih kurang;
Koordinasi yang kurang karena sifatnya lintas instansi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 78
Solusi:
Pencarian sumber air baru;
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya air bagi kehidupan;
Pembentukan Tim Koordinasi. SASARAN KE -26 Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, pengukuran indikatornya tercapai 100%. Artinya Kinerja sangat berhasil, tabel berikut ini: Tabel 3.70 Pencapaian Sasaran Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Jaringan Irigasi dan Konversi Sumber Daya Air NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Prosentase saluran irigasi kabupaten dalam % 75 60 80% kondisi baik.
PENGUKURAN KINERJA Tahun 2014 total luas saluran irigasi di Kabupaten Pati sebesar 1861782, yang ada dalam kondisi baik seluas 1.117.069 atau (60%). Dilihat dari target dalam Penetapan Kinerja (75%) berarti kinerja Kabupaten Pati dalam meningkatkan kualitas dan jaringan irigasi dapat dikategorikan berhasil (80%). Jaringan irigasi merupakan keseluruhan saluran yang terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah (subak), dengan kondisi baik yang dimaksud adalah jaringan irigasi memiliki kerusakan saluran irigasi < 10 % dari total panjang saluran irigasi. Berikut data realisasi luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 1.117,069 km. Hal ini dapat dilihat dari keterangan yang ada dibawah ini. JUMLAH
Tabel 3.71 Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati : 1.861,782 Km : :
Sekunder Pembuang
558,202 Km 141,943 Km
: 6,654 Km Suplesi : 7,840 Km Gendong : 1.078,440 Km Tersier : 59,703 Km Induk Luas saluran irigasi dalam kondisi baik : 1.117,069 Km Sumber: DPU Kab. Pati, 2014 Tabel 3.72 Perbandingan Kinerja Indikator Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Jaringan Irigasi dan Konversi Sumber Daya Air NO 1.
INDIKATOR KINERJA Persentase saluran irigasi kabupaten dalam kondisi baik.
2012
2013
2014
SATUA N
T
R
%
T
R
%
T
R
%
%
72
70
97
74
70
95
75
60
80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
TARGET AKHIR RPJMD 85
Halaman | 79
Pencapaian kenerja tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, kondisi sarularan irigasi dalam kondisi baik tahun 2014 hanya 60% sedangkan target yang di tetapkan sebesar 75%, hal ini berarti penurunan terburuk, karena pada tahun 2012 kondisi saluran irigasi dalam kondisi baik terdapat 70%. Banjir yang terjadi di Kabupaten Pati awal tahun 2014 memberikan kontribusi pada kerusakan saluran irigasi di kabupaten Pati, pelaksanaan
program
kegiatan
rehabilitasi/pemeliharaan
jaringan
irigasi,
rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai, pemeliharaan dan pengawasan pemakaian sempadan sungai/irigasi, fasilitasi pendukung kegiatan WISMP, program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan SDA lainnya dan program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan rawa tidak mampu mengembalikan kondisi saluran irigasi kembali pada kondisi tahun 2013, sehingga untuk mencapai target kinerja tahun 2017 sebagai akhir dari target RPJMD 2012-2017 diperlukan kinerja yang lebih keras lagi. SASARAN KE-27 Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman. Kinerjanya belum berhasil dilihat dari rata-rata pencapaian indikator yang hanya 64%, berikut ini capaian indikator untuk mengukur sasaran keempat. Tabel 3.73 Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman NO 1. 2. 3.
INDIKATOR KINERJA Lingkungan permukiman kumuh Rumah tangga pengguna listrik Rumah layak huni
SATUAN
TARGET
REALISASI
% % %
8,3 89 90
99.68 73
CAPAIAN 112 % 81%
PENGUKURAN KINERJA Penanganan lingkungan kumuh di Kabupaten Pati baru pada tahap pemetaan lingkungan, sehingga sampai dengan tahun ke-3 dari RPJMD ini data yang dapat disampaikan hanya luas pemukiman kumuh, sebagai berikut: Tabel 3.74 Pemetaan Luasan Pemukiman Kumum di Kabupaten Pati 1
2
Jumlah luasan daerah perkotaan Kota Pati Kota Juwana Kota Tayu Jumlah luasan Lingkungan kumuh daerah perkotaan (Kec. Pati, Tayu, Juwana) yang ditetapkan oleh Bupati (Draf) Kec Pati/ Kota Kec. Juwana Kec. Tayu
7.987,847
Ha
6.633,411 664,176 690,26 98,58
Ha Ha Ha Ha
39,79 41,14 17,65
Ha Ha Ha
Sumber: Database Indikator SPM Urusan Cipta Karya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 80
Realisasi kinerja dari indikator kinerja rumah tangga pengguna listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi kabupaten/ kota di Kabupaten Pati sebesar 112% yaitu kecapai 99.68 dari target yang ditetapkan sebesar 89% rumah tangga pengguna listrik. Hal ini dapat dilihat dari tabel yang tersaji dibawah ini. Tabel 3.75 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Pati NO
KAB/KOTA
1.
Pati
JML KK KAB. / KOTA
JML KK BERLISTRIK
470.014
468.499
RASIO ELEKTRIFIKASI KAB /KOTA 99,68
JML DUSUN BELUM BERLISTRIK 53
JML DUSUN 1.106
JML DESA 401
Sumber: Seksi ESDM Bidang SDA & ESDM DPU Kab. Pati
Bahwa kewajiban pemerintah untuk menyediakan kebutuhan dasar oleh warganya seperti papan/ tempat tinggal. Menurut data base perumahan, pada tahun 2014 jumlah KK di kabupaten Pati ada 420.088 kk, dengan jumlah rumah 356.568, dengan jumlah rumah tidak layak huni mencapai 94.942 atau rumah layak huni 261.626 dan backlog 63.810. Indikator rumah layak huni dikabupaten Pati dapat dilihat dari jumlah rumah layak huni dibandingkan dengan jumlah selurunya diperoleh angka 73%. Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Tabel 3.76 Data Jumlah Rumah Kabupaten Pati Tahun 2014 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
KECAMATAN
JUMLAH KEPALA KELUARGA (KK)
JUMLAH RUMAH (UNIT)
Dukuhseti Margoyoso Kayen Pucakwangi Jaken Jakenan Gabus Juwana Pati Sukolilo Gunungwungkal Tambakromo Tayu Margorejo Tlogowungu Trangkil Wedarijaksa Gembong Batangan Gembong Cluwak
18.782 22.876 23.451 16.304 15.374 16.844 21.151 30.396 34.153 27.126 11.893 19.365 22.159 17.955 16.082 20.431 18.827 23.910 14.580 14.012 14.417
16.888 18.838 19.740 14.552 13.241 14.475 17.543 24.024 29.160 23.487 10.396 15.404 18.400 15.797 14.473 18.317 16.855 17.864 12.169 11.967 12.978
JUMLAH
420.088
356.568
JUMLAH RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (UNIT) 4.249 2.647 8.034 3.095 2.068 3.102 3.019 8.259 1.576 9.994 1.526 5.255 3.044 1.455 6.667 1.881 4.661 10.113 2.040 6.158 6.099
KEKURANGAN RUMAH / BACKLOG (UNIT) 2.038 4.038 3.711 1.752 2.133 2.370 3.608 6.372 4.993 3.641 1.497 3.961 3.759 2.300 1.610 2.114 1.972 6.046 2.411 2.045 1.439
94.942
63.810
Sumber:DPU Kab. Pati, 2014 Tabel 3.77 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman NO 1. 2.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Rumah tangga pengguna listrik Rumah layak huni
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
% %
TAHUN 2014
TAHUN 2017
REALISASI
TARGET
99,68 73
97 96
CAPAIAN KINERJA SAMPAI 2014 102,76% 73.96%
Halaman | 81
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati rumah tangga Rumah tangga pengguna listrik sebanyak 468.499 Rumah Tangga atau sebesar 99.68%, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka sudah mengalami kelebihan
sebesar 2.76%,
bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka masih cukup
kemungkinan target 97% di akhir masa RPJMD 2012-2017 sudah terlampaui di tahun ke-3. Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati Prosentase Rumah layak huni 261.626 unit rumah atau sebesar 73%, bila dibanding dengan target 96% yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (26,04%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka cukup membutuhkan kerja keras kemungkinan target 85% di akhir masa RPJMD 2012-2017 untuk memenuhinya. Untuk mencapai target sasaran meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman program kegiatan yang telah dilakukan adalah: program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, kegiatan penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan dan kegiatan pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman. SASARAN KE-28 Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya. Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya. Kinerjanya sangat berhasil dengan capaian 100% berikut pengukuran indikatornya:
NO 1.
Tabel 3.78 Pencapaian Kinerja Meningkatnya Pengembangan Wilayah Sesuai Dengan Peruntukannya INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah Pelanggaran terhadap Rencana Tata % 0 0 0 Ruang dan Wilayah
Kabupaten Pati untuk Meningkatnya untuk pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya, telah menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 5 Tahun 2011 Tettang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 2010-2030. Sampai dengan tahun 2014 belum tersedia database tentang jumlah pelanggaran terhadap Peraturan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati, sehingga tidak dapat memberikan gambaran kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2014. 3.2.10 Tujuan:
“Meningkatnya peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi”
SASARAN KE-29 Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 82
Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, kinerjanya cukup berhasil yaitu mencapai rata rata 107% dari dua indikator yang digunakan untuk mengukurnya seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 3.79 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Minat Pengusaha dan Nilai Investasi NO INDIKATOR KINERJA SATUAN T R CAPAIAN 1. Jumlah investor Investor 12 21 175% 2.
Nilai investasi
Mil Rp
1.025
389,26
38%
PENGUKURAN KINERJA Tahun 2014 minat pengusaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati cukup besar, harapan masuknya 12 investor tercapai 21 investor yang terdiri dari 4 PMA dan 18 PMDN. Namun nilai investasi yang masuk totalnya belum memenuhi target, hanya 38% dari target yang ditetapkan yaitu 389,26 milyard dari 1.025 milyard yang diharapkan masuk tahun ini. Tabel 3.80 Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Semester 2 Tahun 2014 NO
NAMA USAHA
JENIS
BIDANG USAHA Industri Kayu Bakar dan Pelet Kayu Perdagangan & Reparasi Perdagangan & Reparasi Industri Makanan Dari Kedelai dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu Konstruksi Gedung Tempat Tinggal Industri Barang Furnitur Dari Logam Perdagangan Besar Tepung Pengembang Perumahan Perdagangan Besar Bahan-Bahan Konstruksi Bangunan Industri Barang Bangunan Dari Kayu Jasa Biro Perjalanan Wisata Industri Barang Logam Siap Pasang Untuk Bangunan Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Nelayan Perdagangan Eceran Khusus Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Produksi Pupuk Kompos Organik Jasa Perhotelan Industri Pupuk Organik Peternakan Ayam (Breeding Farm) Industri Pengolahan Garam Beryodium Supplier Barang-Barang Untuk Konstruksi Industri Pengolahan Kayu Lapis
1. 2. 3. 4.
PT. KD MINERAL IDN PT. JAWA TENGAH LOGAM PT. JAWA TENGAH SUMBERDAYA PT. KD MINERAL IDN
PMA PMA PMA PMDN
5. 6. 7. 8. 9.
PT. GRIYA KUSUMA MUKTI PT. KRISNA BRASS INDONESIA PT. INTI BUMI MANDIRI PT. WAHYU MULTIPRAKOSA PT. AJI MULTITAMA TONDONEGORO
PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN
10. 11. 12. 13.
UD. SUMBER AGUNG ABADI PT. MITRA AIKO UTAMA PT. WADJA KARYA DUNIA PT. BRAWIJAYA SAKTI (SPBN 48.591.01)
PMDN PMDN PMDN PMDN
14.
Perusahaan Perorangan UD. SOEHARI
PMDN
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
PT. INA MINERAL COMPANY PT. ADEM ASRI Perusahaan Perorangan UD. INDAH TANI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. UD. KALIAN PT. MASSUKO JAYA RAYA PT. FUJINDO MEGAH
PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN
PEYERAPAN TENAGA KERJA 25 10 10 356 15 114 15 10 10 28 8 200 7 30 34 10 15 145 150 2 18
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA
NO 1
2
Tabel 3.81 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Minat Pengusaha dan Nilai Investasi 2012 2013 2014 INDIKATOR SATUAN KINERJA T R % T R % T R % Jumlah investor berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional
Unit
10
9
90
12
12
100
12
21
175%
TARGET AKHIR RPJMD 17
M
723
143
19,77
863
182
22
1.025
389,26
38%
1.060
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 83
Indikator kinerja nilai realisasi PMDN Tahun 2014 target 3,5%, realisasi PMDN Tahun 2013 sebesar 199.879.047.656 dan realisasi PMDN Tahun 2014 sebesar 389.258.447.656 dapat diuraikan realisasi PMDN Tahun 2014 dikurangi realisasi PMDN Tahun 2013 dibagi realisasi PMDN Tahun 2013 dikalikan 100% = 0,95% capaian kinerja 27,14% dapat dijelaskan bahwa jumlah investasi dibandingkan Tahun sebelumnya meningkat. Indikator kinerja jumlah investor yang berskala nasional pada pada tahun 2014 Target 13 PMDN Terealisasi 21 PMDN capaian kinerja 175% dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Pati merupakan daerah yang menarik untuk melakukan investasi, bidang usaha yang diminati bervareasi produksi, perdagangan dan jasa, tiap tahun terjadi peningkatan investor yang masuk, dari segi capaian target maupun realisasi jumlah investor selalu meningkat. Jumlah 17 investor rata-rata yang masuk tiap tahunya sesuai dengan RPJMD tidak terlalu sulit dipenuhi jika masih ada kesinambungan program yang sedang dijalankan saat ini Indikator kinerja jumlah nilai investasi berskala nasional pada tahun 2014 target 1025M Terealisasi 389,26M capaian kinerja 37,9% tidak tercapai target 1025M, meskipun terjadi kenaikan tiap tahunnya prosentase capaian kinerjanya jauh dari yang diharapkan. Kabupaten Pati seharusnya realitis tentang target yang harus dicapai, target 1.060M yang harus dicapai di akhir masa RPJMD bila dilihat dari capaian yang sekarang maka akan sulit jika tidak diimbangi dengan perencanaan dan pelaksaan program yang tepat. Ini bisa teratasi jika benar terjadi investasi pembangunan pabrik semen di wilayah Kabupaten Pati. 3.2.11 Tujuan:
“Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan Lingkungan hidup”
SASARAN KE-30 Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dicapai kinerja yang sangat baik, indikator kinerjanya tercapai 133%. Tabel 3.82 Pengukuran Sasaran Optimalnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI 1. Jumlah lahan kritis yang direhabilitasi Ha 120 160
CAPAIAN 133%
PENGUKURAN KINERJA Pada tahun 2014 dalam rangka pelestarian lingkungan hidup Kabupaten Pati telah melakukan penghijauan seluas 160 Ha. Jumlah penghijauan di wilayah rawan longsor dan sumber mata air sebesar 20 Ha, sedangkan rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebesar 5,948% dari ketersediaan 1976 Ha.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 84
Tabel 3.83 Perbandingan Kinerja Sasaran Optimalnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 2012 2013 2014 INDIKATOR TARGET NO SATUAN T R (%) T R (%) T R % KINERJA AKHIR 1
Jumlah lahan kritis yang direhabilitasi
ha
184
121
66
120
120
100
120
160
133%
80
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Jumlah lahan kritis yang direhabilitasi, dengan komponen sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 3.84 Rehabiltasi Lahan Kritis 2013
URAIAN
LUAS (Ha)
Kawasan penyangga Rehabilitasi Mangrove Rehabilitasi kawasan mata air Kawasan lahan miring Jumlah
25 42 28 25 120
Sumber: Badan Lingkungan Hidup & Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2013
Menurut data dari skoring lahan kritis pada tahun 2009 yang dilaksanakan oleh BPDAS Pemali jratun, di Kabupaten Pati terdapat lahan kritis seluas 36.147,76 Ha yang tersebar di hampir semua Kecamatan di Kabupaten Pati. Lahan kritis di Kabupaten Pati cenderung banyak terdapat di lereng Gunung Muria (wilayah Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Gembong, dan Tlogowungu). Sedangkan di kawasan kart kendeng lahan kritis terutama terdapat di Kecamatan Sukolilo. Sebagai Kabupaten yang berbatasan dengan daerah pantai (Kabupaten Pesisir) dengan panjang pantai mencapai 60 Km, Kabupaten pati mempunyai keunggulan komparatif untuk pengembangan kawasan pesisir. Akan tetapi bila hal ini tidak dikelola dengan baik justru bisa mengancam keberadaan masyarakat pesisir yang tergantung dari sumberdaya pesisir dan laut, terutama terkait abrasi pantai. Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Pati melalui Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan program rehabilitasi mangrove sehingga berhasil dibangun sabuk pantai yang ditanami mangrove seluas 42 Ha. Pada tahun 2013 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pati juga mendapat alokasi pembuatan Kebun Bibit Rakyat untuk rehabilitasi mangrove sebanyak 6 unit dengan luas penanaman 240 Ha. Selain itu juga mendapat alokasi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Mangrove seluas 50 Ha dari BPDS Pemali Jratun sehingga total rehabilitasi mangrove pada tahun 2013 mencapai 330 Ha. Secara umum, tantangan yang dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi adalah alih fungsi lahan, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya upaya ekstra. 3.2.12 Tujuan:
“Meningkatnya kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembagaa ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan”
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 85
SASARAN KE-31 Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja
Kinerja Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja sangat berhasil hal ini ditunjukan dengan realisasidari 2 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya rata-rata tercapai 102%, satu indikator melampaui target yaitu berkurangnya angka pengangguran terbuka. sampai dengan 108%. PENGUKURAN KINERJA Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Realisasi TPAK dan TPT Kabupaten Pati terhadap target tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.85 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Tenaga Kerjapenempatan Tenaga Kerja dan Sarana Informasi Bursa Kerja NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja. % 72,70 68,91 95% 2. Berkurangnya angka pengangguran terbuka. % 6,90 6,37 108%
Pada keadaan Agustus 2014 besarnya angka TPAK Kabuapten Pati sekitar 68,91%, artinya dari total jumlah penduduk yang termasuk usia kerja atau tenaga kerja, sebesar 68,91% masuk sebagai angkatan kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian. Jadi hanya sekitar sepertiga dari penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. TPT Kabupaten Pati sebesar 6,37 artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja di Kabupaten Pati terdapat 6-7 orang menganggur atau sedang mencari pekerjaan. ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Berdasarkan indikator yang digunakan dalam meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja terjadi kenaikan dan penurunan capaian kinerja selama 2012 sampai dengan 2014, sedangkan dengan posisi target akhir yang di tetapkan dalam RPJMD kekurangan yang harus diupayakan adalah sebesar 4,49 untuk indikator Partisipasi Angkatan Kerja, namun untuk indikator Tingkat Pengangguran Terbuka telah melampaui target. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 86
Tabel 3.86 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Tenaga Kerja Penempatan Tenaga Kerja dan Sarana Informasi Bursa Kerja
1.
Meningkatnya partisipasi angkatan kerja.
72,35
70,94
66
72,39
71,2
98
72,70
68,91
95
TARGET AKHIR RPJMD 73,40
2.
Berkurangnya angka pengangguran terbuka (TPT)
7,37
12,2
34
7,33
7,3
100
6,9
6,37
108
6,60
NO
1.
INDIKATOR KINERJA
2012
2013
2014
T
R
%
T
R
%
T
R
%
Meningkatnya partisipasi angkatan kerja. TPAK Kabupaten Pati pada tahun 2013 sebesar 71,2% lebihTinggi bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 70,94% dan menurun kembali di tahun 2014 menjadi 68,91%. Hal ini menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya masih berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2013, pada tahun 2013 kesempatan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Pati dengan persentase sebesar 40,87%, kemudian disusul oleh sektor perdagangan 19,45%, jasa 17,96%, industri 11,92%, dan lainnya 9,80%. TPAK di Kabupaten Pati mengalami peningkatan pada tahun 2013, namun menurun kembali di tahun 2014. TPAK menurun dari 71,2 persen menjadi 68,91 persen. Ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan partisipasi tenaga kerja dalam pasar kerja. Keterlibatan tenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin membesar. Jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) yang semakin meningkat akan membawa beberapa konsekuensi dalam ketenagakerjaan. Sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam angkatan kerja dan sebagian lainnya masuk dalam kategori bukan angkatan kerja.
2.
Berkurangnya angka pengangguran terbuka (TPT)
2011 7,37
Tabel 3.87 TPT dan TPAK Menurut Kabupaten Pati 2011 – 2014, TPT TPAK 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2015 12,20 7,30 6,37 72,35 70,94 71,20 68,91 Sumber: Dinsosnakertran Kab. Pati, 2014
Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja bila tidak terserap pada pasar kerja maka menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyediakan lapangan pekerjaan sangat terbatas. Selama kurun 3 tahun terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati, meskipun pada awal RPJMD tidak tercapai target yaitu 12,2 dari yang ditargetkan 7,3 namun pada 2 tahun terakhir kinerjanya sangat berhasil. SASARAN KE-32 Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 87
Dalam upaya meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan PSKS dapat diukur dengan menggunakan indikator prosentase PMKS yang memperoleh bansos untuk pemenuhan kebutuhan dasar masuk dalam kategori sangat berhasil (178%). Berikut tabel pengukuran indikator kinerja utama untuk sasaran meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS. Tabel 3.88 Pengukuran Kinerja Sasaran Pelayanan dan Perlindungan Sosial Bagi PMKS dan PSKS NO 1.
INDIKATOR KINERJA PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%)
SATUAN
T
R
CAPAIAN
%
0,09
0,16
178%
ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA Prosentase PMKS yang memperoleh bansos untuk pemenuhan kebutuhan dasar didalam indikator RPJMD disebut sebagai PMKS yang memperoleh bantuan sosial sedangkan prosentase PMKS yang tertangani disebut sebagai penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Di Kabupaten Pati jumlah PMKS yang memperoleh bansos untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebanyak 109 orang sedangkan PMKS yang tertangani sebanyak 546 orang dari total sebesar 70.041 orang yang masuk dalam daftar PMSK. Dari data tersebut dapat diperoleh prosentasi realisasi indikator 0,16% dan 0,78% jika dibanding dengan target yang ditetapkan di tahun 2014 diperoleh prosentase kinerja masing-masing sebesar 178% dan 300%. Tabel 3.89 Perbandingan Kinerja Sasaran Pelayanan dan Perlindungan Sosial Bagi PMKS dan PSKS
T
R
%
T
R
%
T
R
%
TARGET AKHIR RPJMD
0.09
0,33
367%
0,09
0,17
189%
0,09
0,16
178%
0,1
2012 NO 1.
2013
2014
INDIKATOR KINERJA Prosentase PMKS yang Memperoleh Bansos untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar (%)
Nilai capaian kinerja sasaran ini selalu melebih target tiap tahunnya, tertinggi adalah pada tahun 2012. Dalam usaha mencapai sasaran Meningkatnya Pemberian Bantuan Sosial dan
Pemberdayaan
Bagi
PMKS
(Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial)
Dinsosnakertrans Kabupaten Pati menetapkan kebijakan: Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta bantuan bagi Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial (PMKS); Peningkatan kualitas hidup PMKS terhadap pelayanan sosial dasar melalui peningkatan fasilitas pelayanan publik; Peningkatan kualitas penanganan PMKS dalam melindungi dan mengembalikan fungsi sosial dalam masyarakat; Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); Peningkatan kualitas penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); dan Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan panti sosial dan anak yatim, yang dijabarkan dalam 6 (enam) program dan 11 (sebelas) kegiatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 88
Tabel 3.90 Prosentase Realisasi PMKS NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
1
Prosentase PMKS yang Memperoleh Bansos untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar
(155 org)
(109 org)
2
Prosentase PMKS yang tertangani
(405 org)
(546 org)
Sasaran strategis di tahun 2014 dengan nilai capaian realisasi indikator kinerja sebesar 178%. Realisasi indikator kinerja pertama pada tahun 2014 sebesar 0,16% dengan target 0,09%. Dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 realisasi mengalami penurunan 0,01% dikarenakan jumlah PMKS yang mendapatkan bantuan sosial atau tertangani meningkat. Sampai dengan tahun 2014 capaian kinerja Sasaran 1 sebesar 69,49 bila dilihat pada target tahun 2017 maka capaian kinerja kurang 30,51%. Sasaran 2 sebesar 59,87% sehingga kurang 40,13% sampai dengan tahun 2017. Untuk mencapai target tersebut perlu merencanakan kegiatan yang mendukung sasaran strategis tersebut.Pada tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan bantuan sosial bagi pemugaran perumahan tidak layak huni, penyandang cacat, bencana sosial dan alam. SASARAN KE-33 Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi Dalam upaya meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi, dapat diukur dengan menggunakan indikator meningkatnya jumlah transmigran yang ditempatkan dimana diperoleh capaian kinerja sebesar 13% dan masuk kategori tidak berhasil. Hasil pengukuran kinerja meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3.91 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kerjasama Antar Daerah Dalam Penempatan Transmigrasi NO 1.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
KK
30
4
13%
Meningkatnya jumlah transmigran yang ditempatkan
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Menurunnya jumlah transmigran yang ditempatkan berbanding terbalik dengan besarnya jumlah animo masyarakat untuk transmigrasi yang mencapai 1.506 KK dan yang berhasil lolos seleksi dari 23 dari 506 pendaftar, namun jumlah transmigran yang ditempatkan hanya 4 KK. Kinerja
indikatormeningkatnya
kerjasama
antar
daerah
dalam
penempatan
transmigrasi diukur dengan jumlah KK yang ditempatkan di daerah transmigrasi tahun 2014 yang berjumlah 4 KK di Okan Komering Ilir, Sumatera Selatan masih sangat kurang karena masih terealisasi 4 KK dari target penempatan sebesar 30 KK atau tercapai sebesar 13 persen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 89
saja dari target yang ditentukan. Dan berikut ini adalah perbandingan kinerja tahun 2012, 2013 dan 2014. Tabel 3.92 Perbandingan Kinerja Sasaran Meningkatnya Kerjasama Antar Daerah Dalam Penempatan Transmigrasi NO 1
INDIKATOR KINERJA Jumlah transmigran yang ditempatkan
SATUAN KK
TAHUN 2012 TARGET REALISASI 30 30
(%) 100%
TAHUN 2013 TARGET REALISASI 30 10
(%) 33%
TAHUN 2014 TARGET REALISASI 30 4
% 13
SASARAN KE-34 Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi
Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Diukur dengan indikator prosentase pekerja yang menjadi perserta program Jamsostek dan prosentase UMK terhadap KHL, kinerjanya yang dicapai 54%.
NO 1. 2.
Tabel 3.93 Pengukuran Kinerja Meningkatnya Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN Prosentase Pekerja yang menjadi Peserta Program Jamsostek Prosentase UMK terhadap KHL
%
77%
3%
4%
%
100
86
86%
ANALISA DAN EVALUASI KINERJA Sasaran strategis yang terkait langsung dengan 1 (satu) indikator kinerja dengan nilai capaian kinerja 100%. Realisasi indikator kinerja pada tahun 2012 sama dengan target sebesar 5%. Realisasi indikator kinerja pada tahun 2013 dan 2014 sama dengan target sebesar 3%. Dibandingkan dengan tahun 2012 target dan realisasi mengalami penurunan sebesar 2% dikarenakan belum sepenuhnya perusahaan mendaftar Jamsostek. Sampai dengan tahun 2014 capaian kinerja sasaran 1 sebesar 86% bila dilihat pada target tahun 2017 maka capaian kinerja kurang 14%. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Pati 2013 mendatang senilai Rp. 927.600,00 perbulan sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL). Besarnya UMK Kabupaten Pati ini, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jateng Nomor 561.4/58/2012 tentang Upah Minimum untuk 35 Kabupaten dan Kota, tertanggal 12 November 2012. Nominal tersebut sesuai dengan usulan yang diajukan Dewan Pengupahan Kabupaten Pati berdasar perhitungan kebutuhan hidup layak (KHL) selama kurun Januari-Juli 2012. UMK Pati tahun 2013 ini, sebesar Rp.927.600,00 atau seratus persen dari angka kebutuhan hidup layak di daerah di Pati. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menetapkan upah minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Tengah untuk 2014 pada Senin (18/11/2013). Ketetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/60 Tahun 2013
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 90
tertanggal 18 November 2013. Penetapan UMK dilakukan setelah Gubernur menerima usulan tertulis UMK 2014 dari Bupati/Walikota se-Jateng. Ketetapan UMK ini akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2014. Berdasarkan data, besaran UMK yang paling tinggi yakni di Kota Semarang dengan Rp 1.423.500. Adapun besaran UMK terendah di Jawa Tengah adalah di Kabupaten Purworejo sebesar Rp 910.000. Dibanding tahun 2013, UMK 2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 16,66%. Jumlah kabupaten/kota yang telah mencapai 100% atau lebih dalam kebutuhan hidup layak (KHL) tahun ini sebanyak 23 daerah. Jumlah tersebut bertambah dibanding 2013 yang hanya sebanyak 14 daerah. Adapun rata-rata pencapaian upah minimum terhadap KHL sebesar 98,96%. Nilai ini lebih tinggi dari tahun 2013 yang hanya sebesar 97,30%. Keputusan tersebut juga mengatur bahwa upah minimum ini merupakan terendah, yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. UMK berlaku bagi pekerja dengan tingkat paling rendah yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun. Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan UMK bisa mengajukan penangguhan kepada Gubernur ataupun pejabat yang ditunjuk sesuai perundang-undangan. Penangguhan UMK dilajukan paling lama 10 hari sebelum berlakunya UMK pada 1 Januari 2014. Berikut daftar UMK Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah tahun 2014 yang telah ditetapkan Gubernur: Tabel 3.94 Kebutuhan Hidup Layak dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2014 (Rupiah) TAHUN KHL UMK 2010 779.590,00 733.000,00 2011 7 93.351,46 769.550,00 2012 850.253,88 837.500,00 2013 927.600,00 927.600,00 2014 1.171.391,00 1.013.027,00 Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2014
3.3 REALISASI ANGGARAN Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2014 sebesar 85% dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran pada program/kegiatan di sasaran meningkatnya budaya baca masyarakat dan sasaran meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin tercapai (100%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran meningkatnya produksi perikanan (44%). Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 91
Tabel 3.95 RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 ANGGARAN (Rp.) 91.716.000
REALISASI (Rp.) 67.376.000
SELISIH (Rp.) 24.340.000
73,46%
5.010.770.000
4.835.783.846
174.986.154
96,51%
862.940.000
599.717.500
263.222.500
69,50%
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintah daerah Meningkatnya kualitas pengawasan dan status audit keuangan daerah Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan SPM Meningkatnya kemandirian desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Meningkatnya mitigasi penanggulangan bencana
1.253.439.000
1.094.857.950
158.581.050
87,35%
3.443.301.000
3.116.542.047
32.758.953
90,51%
115.000.000
91.380.000
23.620.000
79,46%
4.433.633.500
3.697.410.115
736.223.385
83,39%
1.264.489.500
1.135.309.150
129.180.350
89,78%
Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Meningkatnya tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien Meningkatnya budaya baca masyarakat
23.296.995.000
21.827.070.650
1.469.924.350
93,69%
35.791.194.000
16.737.990.856
19.053.203.144
99,52%
322.550.000
320.450.000
2.100.000
99,35%
809.036.000
808.479.000
557.000
99,93%
426.685.000
404.386.750
21.298.250
95,00%
58.661.837.000
40.254.738.601
21
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan sesuai kebutuhan Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Meningkatnya daya saing produksi UMKM baik di dalam maupun di luar Meningkatnya produksi pertanian
22
Meningkatnya produksi Perikanan
23
Meningkatnya pemanfaatan potensi energi dan sumber daya mineral. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Meningkatnya pengembangan wilayah sesuai dengan peruntukannya Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi Optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS Meningkatnya kerjasama antar daerah dalam penempatan transmigrasi Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
NO 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
24
25 26 27 28 29 30 31
32 33 34
SASARAN Meningkatnya karakter masyarakat berperilaku, berakhlak mulia dan berbudi luhur Meningkatnya potensi pemuda, prestasi olahraga, pengembangan seni budaya dan daerah pariwisata daerah Meningkatnya kualitas aparatur yang profesional
%
68,62%
12.250.000.000
12.241.247.876
18.407.098.399 8.752.124
-
-
-
0%
1.067.900.000
939.700.600
128.199.400
88,00%
733.131.000
678.201.750
54.929.250
92,51%
1.743.926.000
1.021.042.750
722.883.250
58,55%
867.812.000
411.551.700
456.260.300
47,42%
99,93%
8.058.800.000
7.584.029.530
474.770.470
94,11%
22.319.402.000
9.816.589.005
12.502.812.995
43,98%
1.018.900.000
985.717.750
33.182.250
96,74%
165.950.151.000
163.371.546.260
2.578.604.740
98,45%
36.739.247.000
35.534.340.697
1.204.906.303
96,72%
18.052.869.000
17.522.260.480
530.608.520
97,06%
8.943.117.000
8.399.554.850
543.562.150
93,92%
1.025.000.000
1.018.835.000
6.165.000
99,40%
1.012.721.000
947.838.350
64.882.650
93,59%
3.355.169.000
3.177.539.275
177.629.725
94,71%
4.047.708.000
3.694.507.650
353.200.350
91,27%
1.078.495.000
1.041.922.200
36.572.800
96,61%
83.906.000
82.708.400
1.197.600
98,57%
455.387.000
450.931.000
4.456.000
99,02%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2014
Halaman | 92