26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Daya Tetas Telur Itik Rambon dan Cihateup pada Lama Pencampuran Jantan dan Betina yang berbeda Daya tetas telur itik Rambon dan Cihateup pada penelitian ini disajikan
pada Tabel 4 dan 5. Berdasarkan sampel yang diteliti didapatkan daya tetas telur itik Rambon pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari sebesar 46,03±15,86 %, sedangkan pada lama pencampuran 12 jam per hari 37,06±18,53 %. Setelah dilakukan analisis, diduga bahwa daya tetas itik Rambon pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari adalah 34,08 – 57,98 % dan pada lama pencampuran 12 jam per hari adalah 23,10 – 51,02 %. Tabel 4. Daya Tetas Telur Itik Rambon pada Lama Pencampuran Jantan dan Betina yang Berbeda Lama Pencampuran 6 Jam/Hari 12 Jam/Hari ……………………………%........................................... Rata – rata 46,03 37,06 Simpangan Baku 15,86 18,53 Koefisien Variasi 34,45 50,01 Pendugaan Daya Tetas 34,08 ˂ μ ˂ 57,98 23,10 ˂ μ ˂ 51,02
Rataan daya tetas sampel itik Cihateup pada lama pencampuran 6 jam per hari adalah 33,49±11,50 %, sedangkan pada lama pencampuran 12 jam per hari adalah 20,98±20,16 %. Diduga bahwa daya tetas itik Cihateup pada lama pencampuran 6 jam per hari berkisar antara 24,83 – 42,15 % dan pada lama pencampuran 12 jam per hari antara 5,79 – 36,17 %.
27 Tabel 5. Daya Tetas Telur Itik Cihateup pada Lama Pencampuran Jantan dan Betina yang Berbeda Lama Pencampuran 6 Jam/Hari 12 Jam/Hari …………………………...%........................................ Rata – rata 33,49 20,98 Simpangan Baku 11,50 20,16 Koefisien Variasi 34,34 96,09 Pendugaan Daya Tetas 24,83 ˂ μ ˂ 42,15 5,79 ˂ μ ˂ 36,17
Hal ini terjadi dimungkinkan karena pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari, itik betina memiliki waktu istirahat yang lebih lama dan tidak diganggu oleh pejantan dalam proses memproduksi telur, dan juga memberikan kesempatan terhadap sperma yang sudah ada dalam alat reproduksi betina agar berhasil membuahi sehingga menghasilkan telur dengan calon embrio yang berkualitas baik. Menurut King’ori (2011) salah satu faktor yang mempengaruhi daya tetas adalah kualitas telur yang akan ditetaskan. Narushin dan Romanov (2002) menambahkan bahwa karakteristik fisik telur memiliki peran penting dalam proses perkembangan embrio dan keberhasilan penetasan. Selain itu, pejantan dengan lama pencampuran 6 jam per hari juga mendapatkan waktu istirahat yang lebih lama untuk memulihkan stamina dan memproduksi sperma berkualitas yang normal dan tidak mati. Pada pencampuran jantan dan betina selama 12 jam per hari, itik jantan maupun betina memiliki waktu yang lebih sedikit untuk beristirahat. Sesuai pernyataan Bakst dan Brillard (1990) bahwa spermatozoa abnormal dan mati tidak dapat mencapai daerah uterovaginal junction. Setioko dkk., (2004) menambahkan bahwa spermatozoa yang tertinggal dalam oviduct dalam waktu lama dan kapasitas sperma yang rendah fertilitasnya dapat mengakibatkan kematian embrio atau embrio cacat.
28 1.2
Salable Duckling Itik Rambon dan Cihateup Pencampuran Jantan dan Betina yang Berbeda
pada
Lama
Salable Duckling yang diperoleh dari hasil penetasan selama penelitian disajikan pada Tabel 6 dan 7. Berdasarkan hasil analisis, rataan skor yang diperoleh untuk DOD itik Rambon pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari adalah 100 dan pada pencampuran selama 12 jam per hari yaitu 99,84. DOD hasil penetasan telur itik Cihateup pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari maupun 12 jam per hari adalah baik, dengan perolehan rataan skor 99,83 (6 jam per hari) dan 100 (12 jam per hari). Tabel 6. Salable Duckling Itik Rambon pada Lama Pencampuran Jantan dan Betina yang Berbeda Lama Pencampuran Rata – rata Skor Simpangan Baku Koefisien Variasi Pendugaan Skor Salable Duckling
6 Jam/Hari 100 0 0 100 100%
12 Jam/Hari 99,84 0,98 0,98 99,48 ˂ μ ˂ 100,20 100%
Kualitas Day Old Duckling (DOD) hasil penetasan menentukan jumlah DOD yang layak untuk dijual. Semakin banyak DOD yang layak untuk dijual maka bisa dikatakan penetasan yang dilakukan sudah berhasil. Setiap ekor DOD yang keluar dari mesin tetas dinilai kualitasnya dan diberi skor. Skor untuk DOD layak jual yaitu diatas 90, jika dibawah 90 maka DOD tidak layak untuk dijual.
29 Tabel 7. Salable Duckling Itik Cihateup pada Lama Pencampuran Jantan dan Betina yang Berbeda Lama Pencampuran Rata – rata Skor Simpangan Baku Koefisien Variasi Pendugaan Skor Salable Duckling
6 Jam/Hari 99,83 1,01 1,01 99,45 ˂ μ ˂ 100,21 100%
12 Jam/Hari 100 0 0 100 100%
Dapat dikatakan bahwa kualitas DOD itik Rambon, baik pada pencampuran 6 jam per hari maupun 12 jam per hari adalah baik karena rata-rata mendapat skor diatas 90. Berdasarkan perolehan skor tersebut, maka persentase Salable Duckling hasil penetasan telur itik Rambon pada pencampuran selama 6 jam per hari dan 12 jam per hari adalah 100 persen, demikian juga dengan persentase Salable Duckling itik Cihateup pada pencampuran selama 6 jam per hari maupun 12 jam per hari yaitu sebesar 100 persen. Kualitas DOD dipengaruhi oleh kualitas telur yang akan ditetaskan dan kualitas mesin tetas. Sesuai dengan pernyataan Deeming (1995) bahwa kualitas anak ayam berhubungan dengan beberapa faktor, seperti kualitas inkubator, lingkungan inkubasi dan karakteristik telur. Perkembangan embrio yang baik pada masa inkubasi akan menghasilkan anak itik dengan kualitas yang baik pula. Pada masa inkubasi perkembangan embrio didukung oleh kualitas sperma dari itik jantan, karena hanya sperma berkualitas baik yang mampu bertahan di dalam saluran reproduksi betina sampai terjadi pembuahan, sedangkan spermatozoa abnormal dan mati tidak dapat mencapai daerah utero-vaginal junction (Bakst dan Brillard, 1990).
30 Penilaian mulai dari kelincahan DOD, ditandai dengan respon sensitif dan kesigapan untuk berdiri kembali ketika dijatuhkan. DOD dengan aktivitas yang buruk tidak layak jual, karena DOD yang lemah tidak akan lama bertahan hidup. Penampilan DOD yang baru keluar dari mesin tetas dilihat dari kebersihan dan kekeringannya, jika DOD sudah bersih dan kering maka dianggap memenuhi syarat jual. Sedangkan DOD yang masih basah dan kotor penampilannya dianggap kurang baik. Bulu yang basah dan kotor dapat mempengaruhi kesehatan, karena DOD sangat rentan terhadap penyakit. DOD dengan mata sayu atau redup juga tidak layak jual. Kaki DOD layak jual harus normal, tidak ada yang terinfeksi atau cacat.