HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi Proses produksi adalah suatu rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya. Pada proses pembuatan jus, bahan baku yang digunakan adalah buah segar dan puree. Proses produksi diawali dari adanya penjualan dari konsumen. Pesanan dibukukan oleh bagian pemasaran yang kemudian akan diberikan pada bagian produksi. Produk jus yang dihasilkan adalah jus jambu, jus sirsak, jus nenas, jus apel dan jus strawberi. Masing-masing jus tersebut dikemas dalam ukuran 330 ml, 1 (satu) liter dan 5 (lima) liter. Produk jus dipasarkan pada hotel dan restoran. Bahan baku buah segar dipasok dari petani yang sudah terikat kerjasama dengan perusahaan. Buah jambu dipasok dari supplier yang berasal dari Sawangan, Bogor dan Cilebut. Buah sirsak dan apel dipasok dari Mojokerto, buah nenas dipasok dari Sumatera Selatan. Sedangkan buah strawberi dipasok dari supplier yang berasal dari Bandung. Tahapan proses pembuatan jus adalah pemilihan dan penentuan kematangan buah sebagai bahan baku utama. Selanjutnya dilakukan proses pencucian dan sortasi, yang dilanjutkan dengan proses ekstraksi. Proses ekstraksi bertujuan untuk memperoleh ekstrak sari buah (puree). Tahapan selanjutnya adalah penambahan air, gula dan bahan tambahan lainnya. Kemudian dilakukan perebusan atau sterilisasi dan dilanjutkan dengan pengemasan. Pada kondisi tertentu, dimana jumlah pasokan buah segar jumlahnya berlimpah, maka bahan baku buah segar tidak semuanya diproses menjadi jus, terdapat sebagian yang diproses menjadi puree. Persediaan puree bertujuan untuk mengantisipasi ketika pasokan bahan baku buah segar tidak mencukupi atau sedang tidak musim panen. Gambar 29 menunjukkan sistem proses produksi jus yang dilakukan perusahaan.
Gambar 29 Sistem produksi jus Jumlah jus dan puree yang dihasilkan tidak sama pada setiap jenis buah segar, begitu pula puree tiap-tiap buah menghasilkan liter jus yang berbeda. Tabel 4 menunjukkan kilogram puree dan jus yang dihasilkan oleh masing-masing buah segar. Tabel 4 Jumlah puree dan jus yang dihasilkan per kilogram buah segar
No
Jenis Buah
Jumlah Buah Segar (kg)
1 Jambu 2 Sirsak 3 Nenas 4 Apel 5 Strawberi Ket : Data diolah
1 1 1 1 1
BuahPuree (Kg)
0,82 0.87 0,78 0,92 0,95
Buah-Jus (Liter)
(dj) 3,2 14,78 8,98 6,21 6,43
Buah yang dibutuhkan untuk 1 kg puree (wj) 1,219 1,149 1,282 1,086 1,052
Puree yang dibutuhkan untuk 1 ltr jus (kj) 0,256 0,058 0,086 0,148 0,147
Buah yg dibutuhkan untuk 1 ltr jus (vj) 0,312 0,067 0,111 0,161 0,155
Parameter Proses Produksi Kecepatan Produksi Produksi yang dilakukan perusahaan berdasarkan pada jenis penjualan yang dikehendaki konsumen. Kecepatan produksi akan menentukan kapasitas produksi per periode. Kecepatan produksi pada masing-masing jenis puree dan jus adalah sama. Kecepatan produksi buah segar menjadi jus adalah 375 liter per jam, kecepatan produksi buah segar menjadi puree adalah 225 kg per jam sedangkan kecepatan produksi puree menjadi jus adalah 500 liter per jam. Waktu Kerja Produksi Proses produksi jus menggunakan 2 (dua) shift dalam sehari. Jam kerja per hari tiap shift adalah 8 jam, dengan ketentuan 7 jam untuk kerja produksi dan 1
jam untuk istirahat. Shift pertama dimulai pukul 08.00 – 16.00, sedangkan shift kedua dimulai pukul 15.00 – 23.00. Waktu produksi yang dilakukan diluar jam kerja regular digolongkan dalam jam kerja lembur. Jam kerja lembur dilakukan apabila produksi yang dilakukan tidak cukup hanya menggunakan jam kerja regular, atau apabila jumlah produksi yang diharapkan lebih besar daripada jumlah produksi yang dapat dihasilkan pada kapasitas regular. Jumlah jam kerja lembur disesuaikan dengan kebutuhan. Batas maksimum jam kerja lembur per hari adalah 4 (empat) jam. Jumlah jam kerja regular dan lembur untuk 12 periode (bulan) perencanaan dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5 Jam kerja regular dan lembur untuk 12 periode perencanaan Periode (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket. Data diolah
Jam Kerja Reguler 364 350 294 364 350 350 350 336 350 364 364 364
Jam Kerja Lembur 208 200 168 208 200 200 200 192 200 208 208 208
Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi. Kapasitas produksi dipengaruhi oleh kecepatan produksi dan ketersediaan jam kerja yang tersedia selama periode perencanaan. Kapasitas maksimum perusahaan dalam memproduksi jus adalah 400.400 liter per periode pada jam kerja regular dan 208.000 liter per periode pada jam kerja lembur. Persediaan Produk Kebijaksanaan perusahaan menetapkan
jumlah persediaan
produk
berdasarkan pada jumlah prakiraan penjualan dan 10 persen dari jumlah prakiraan penjualan setiap periode. Data persediaan awal puree dan jus masing-masing jenis dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6 Persediaan awal puree dan jus Persediaan Awal Puree (Kg) Jus (Liter) Ket. Data dioleh
Jambu
Sirsak
1.000 12.000
5000 5.000
Nenas 17.000 10.000
Apel 2.500 5.000
Strawberi 2.500 5.000
Kapasitas Gudang Penyimpanan Gudang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan baku, produk setengah jadi, produk
jadi dan bahan pembantu. Gudang penyimpanan yang
dikaji pada perencanaan produksi ini adalah gudang produk setengah jadi (puree) dan gudang produk jadi (jus). Sistem penggudangan yang diterapkan adalah sistem FIFO (First In First Out). Penerapan sistem FIFO ini menyebabkan barang pada gudang akan bersirkulasi sesuai dengan urutan proses produksi.
Parameter Biaya Biaya Produksi Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya fasilitas, perbaikan dan pemeliharaan, penyusutan mesin, bangunan dan biaya lain yang bersifat tetap. Sedangkan biaya variabel. Adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produk yang diproduksi. Biaya produksi berbeda jika produk diproduksi pada jam kerja regular dan jam kerja lembur. Tabel 7 memberikan gambaran biaya produksi pada jam kerja regular dan jam kerja lembur serta jenis tahapan prosesnya.
Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi menjadi biaya tenaga kerja regular dan biaya tenaga kerja lembur. Berdasarkan data dari personalia ditetapkan biaya tenaga kerja regular adalah sebesar Rp 32.000,00 per hari sedangkan biaya tenaga kerja lembur adalah Rp 8.000,00 per jam.
Tabel 7 Biaya produksi proses pembuatan jus Tahapan Proses Buah segar – Jus Jambu Sirsak Nenas Apel Strawberi Buah segar – Puree Jambu Sirsak Nenas Apel Strawberi Puree – Jus Jambu Sirsak Nenas Apel Strawberi
Biaya Produksi Jam Kerja Reguler Jam Kerja Lembur Rp /liter jus Rp /liter jus 4000 7000 3500 6500 3000 6000 3300 6300 3000 6000 Rp / kg puree Rp / kg puree 1300 4300 1500 4500 1100 4100 1100 4100 1400 4400 Rp / liter jus Rp / liter jus 3700 6700 4000 7000 3100 6100 3200 6200 3800 6800
Ket : Data diolah
Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah biaya yang ditanggung perusahaan akibat menahan sejumlah modal dalam bentuk produk jadi ataupun produk setengah jadi. Tabel 8 menunjukkan besarnya biaya penyimpanan baik berupa jus maupun puree. Tabel 8 Biaya penyimpanan puree dan jus Jenis Jambu Sirsak Nenas Apel Strawberi Ket : Data diolah
Biaya Penyimpanan Puree (Rp / kg) Jus (Rp / liter) 75 50 75 50 75 50 75 50 75 50
Prakiraan Pasokan Bahan Baku Buah Segar Pasokan bahan baku buah segar merupakan bahan baku buah segar yang diterima perusahaan dari supplier. Ketersediaan buah segar sebagai bahan baku dalam pembuatan jus merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran proses produksi jus. Ketersediaan yang dimaksud adalah jumlah pasokan bahan baku buah segar yang di peroleh pada setiap periode. Prakiraan pasokan bahan baku buah segar dilakukan secara terpisah untuk kelima jenis buah segar dengan
menggunakan
teknik
Autoregresivve
Moving
Average
(ARIMA)
yang
memungkinkan aspek-aspek musiman terakomodir dalam model. Data masa lalu pasokan buah segar dijadikan masukan untuk memodelkan prakiraan pasokan bahan baku pada periode perencanaan. Data masa lalu yang digunakan adalah data pasokan setiap bulan mulai bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Juni 2009 atau sebanyak 42 periode (bulan). Langkah awal untuk memprakirakan jumlah pasokan adalah melakukan ploting data masa lalu untuk mempelajari karakteristik pola data masa lalu.
Plot data dapat dilihat pada
Gambar 30 dibawah ini. Time Series Plot of Jambu, Sirsak, Nenas, Apel, Strawberi 160000
Variable Jambu Sirsak Nenas Apel Strawberi
Jumlah Pasokan (Kg)
140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 4
8
12
16
20 24 Bulan
28
32
36
40
Gambar 30 Pola data masa lalu pasokan bahan baku buah segar Identifikasi model deret data pasokan buah segar memperlihatkan analisis awal dari data. Berdasarkan hasil plot data dengan time series menunjukkan indikasi model time series musiman dengan pola yang berulang pada rentang waktu tertentu dan terlihat adanya pola naik turun teratur yang terbentuk dari plot data pasokan buah segar. Hal ini juga ditunjukkan pada plot autokorelasi dan autokorelasi parsial yang mengindikasikan kondisi nonstasioner. Grafik autokorelasi dan autokorelasi parsial data pasokan bahan baku buah segar dapat dilihat pada Lampiran 3. Identifikasi trend (d) yang dilakukan dengan plot data dan nilai koefisien autokorelasi dan autokorelasi parsial, dimana data bersifat stasioner apabila data tersebar secara acak dan nilai autokorelasi (ACF) serta autokorelasi parsial (PCF) tidak berbeda nyata secara statistik. Identifikasi proses autoregresi dan moving
average dilakukan dengan menggunakan plot nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial dari deret data yang stasioner atau yang telah distasionerkan. Identifikasi proses autoregressive (p) dan proses moving average (q) dilakukan dengan plot nilai koefisien autokorelasi dan autokorelasi parsial dari data turunan pertama (lag 1) dari hasil pembedaan pada data telah distasionerkan, hasilnya menunjukkan tidak berbeda nyata. Grafik autokorelasi dan autokorelasi parsial pada data yang telah distasionerkan dapat dilihat pada Lampiran 3. Identifikasi musiman menghasilkan periode musiman (S=12). Tahap identifikasi akhir ordo ARIMA untuk data pasokan bahan baku buah segar adalah ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)s dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Model ARIMA pasokan buah segar dan hasil interpretasi parameter Jenis Buah
Model ARIMA
Jambu Sirsak
(0, 1, 1) (0, 1, 0)12 (0, 0, 1) (1, 1, 0)12
Nenas Apel Strawberi
(1, 0, 0) (0, 1, 0)12 (0, 1, 1) (0, 1, 0)12 (1, 1, 0) (1, 1, 0)12
Hasil Interpretasi Parameter Nilai P_Value level 5% MA 1 : 0,000 SAR 12 : 0,000 MA 1 : 0,000 AR 1 : 0,001 MA 1 : 0.000 AR 1 : 0,000 SAR 12 : 0,000
Ket. Data diolah
Interpretasi
hasil
model
ARIMA
pasokan
buah
segar
dengan
menggunakan minitab 14.0 yaitu level toleransi (α) yang digunakan adalah 5%. Berdasarkan tabel hasil taksiran parameter menunjukkan bahwa nilai P_value tidak melebihi batas toleransi (α) 5%. Tahapan diagnosis model adalah dengan memperhatikan hasil uji statistik Ljung-Box-Pierce yang digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi antar lag. Deteksi independensi (tidak berkorelasi) antar lag dilakukan pada tiap lag. Nilai statistik Ljung-Box-Pierce pada lag 12, 24, dan 36. Nilai statistik Ljung-BoxPierce pada lag 12 berarti nilai statistic Ljung-Box-Pierce antara lag t dengan lag 12. Tabel 9 menunjukkan hasil statistik Ljung-Box-Pierce pasokan bahan baku buah segar. Dimana Df adalah derajat bebas, K adalah lag K dan k adalah jumlah parameter model. Nilai-nilai pada Tabel 10 menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak terdapat korelasi antara residual pada lag t dengan residual pada lag 12, karena nilai Ljung-Box-Pierce tidak melebihi nikai statistik χ2(5%,10). Begitu pula untuk lag 24 dan 36, nilai Ljung-Box-Pierce tidak melebihi nikai statistik χ2(5%,22)
dan χ2(5%,34). Berdasarkan hal tersebut residual telah memenuhi asumsi independensi. Tabel 10 Hasil statistik Ljung-Box-Pierce pasokan bahan baku buah segar Jenis Buah Jambu
Sirsak
Nenas
Apel
Strawberi
Lag
Df (K-k)
12 24 36 12 24 36 12 24 36 12 24 36 12 24 36
10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2)
Statistik Ljung-BoxPierce 18,4 21,1 * 7,7 18,7 * 2,8 4,8 * 2,0 2,6 * 10,5 11,8 *
Χ2(α,df)
P_Value
18,4 21,1 * 7,7 18,7 * 18,307 33,920 48,602 18,307 33,920 48,602 10,5 11,8 *
0,073 0,575 * 0,655 0,666 * 0,993 1,000 * 0,999 1,000 * 0,395 0,9622 *
Ket. Data diolah
Hasil dari Tabel 9 dan Tabel 10 menunjukkan bahwa data hasil peramalan telah signifikan, ditunjukkan dengan membandingkan antara p-value dan level toleransi (α) yang akan diuji dalam uji hipotesis yaitu tidak melebihi batas toleransi (α) 0,05%. Berdasarkan hal tersebut makan model ARIMA yang dihasilkan telah signifikan dan memenuhi asumsi yang disyaratkan sehingga model tersebut dapat diandalkan. Grafik pola data aktual dan hasil prakiraan pasokan buah jambu, buah sirsak, buah nenas, buah apel dan buah strawberi dapat dilihat pada Gambar 31,32,33, 34 dan 35 berikut ini: Plot Data Aktual dan Prakiraan Pasokan Buah Jambu
Jumlah Pasokan (Kg)
200000
150000
100000
50000
0 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 31 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan pasokan buah jambu
Plot Data Aktual dan Prakiraan Pasokan Buah Sirsak 25000
Jumlah Pasokan (Kg)
20000
15000
10000
5000
0 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 32 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan pasokan buah sirsak Plot Data Aktual dan Prakiraan Pasokan Buah Nenas
Jumlah Pasokan (Kg)
20000
15000
10000
5000
0 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 33 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan pasokan buah nenas Plot Data Aktual dan Prakiraan Pasokan Buah Apel 35000
Jumlah Pasokan (Kg)
30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 34 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan pasokan buah apel
Plot Data Aktual dan Prakiraan Pasokan Buah Strawberi 14000
Jumlah Pasokan (Kg)
12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 35 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan pasokan buah strawberi Hasil prakiraan pasokan bahan baku buah segar sangat penting sebagai masukan pada model persediaan bahan baku buah segar untuk menentukan jumlah produksi optimal. Pasokan bahan baku buah segar Hasil prakiraan pasokan bahan baku masing-masing buah segar dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil prakiraan jumlah pasokan buah segar (kg) Periode (Bulan)
Jambu
Sirsak
Nenas
Apel
Strawberi
1
67.260,00
4.877,10
10.776,45
6.329,40
7.888,11
2
35.535,00
8.926,50
12.199,10
6.745,40
6.820,85
3
120.218,00
4.586,50
13.304,60
17.785,40
4.513,28
4
48.400,00
3.546,50
59,80
12.729,40
7.166,14
5
127.990,00
9.118,50
16.482,20
6.649,40
6.007,65
6
154.774,00
11.662,50
19,50
14.329,40
7.529,01
7
177.973,00
12.276,40
6.011,20
1.209,40
5.844,30
8
35.535,00
853,10
6,40
6.329,40
9.173,84
9
35.535,00
6.645,10
3,60
7.609,40
7.486,85
10
103.494,00
16.269,10
12.002,10
7.609,40
8.724,17
11
88.745,00
23.225,10
12.001,20
7.609,40
4.498,71
12 Ket. Data diolah
144.844,00
17.649,10
10.464,70
13.785,40
9.139,09
Prakiraan Penjualan Jus Jenis jus yang dihasilkan adalah jus jambu, jus sirsak, jus nenas, jus apel, dan jus strawberi. Masing-masing jenis jus tersebut dikemas dalam kemasan 330 ml, 1 (satu) liter dan 5 (lima) liter. Penjualan terhadap masing-masing produk
berbeda. Perhitungan prakiraan penjualan dilakukan secara agregat terhadap masing-masing jus. Prakiraan jumlah penjualan pada periode yang akan datang menggunakan data prakiraan penjualan jus. Jus yang akan dipasarkan didasarkan pada rencana penjualan dan ketersediaan produk pada gudang persediaan produk akhir. Rencana penjualan didasarkan pada prakiraan penjualan. Data yang digunakan untuk memodelkan prakiraan penjualan jus adalah data masa lalu penjualan jus. Asumsi yang digunakan adalah jumlah yang dijual pada masa lalu merupakan jumlah permintaan yang dapat dipenuhi. Data masa lalu penjualan jus jambu dijadikan masukan untuk memodelkan prakiraan penjualan jus. Data masa lalu yang digunakan adalah penjualan setiap bulan mulai bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Juni 2009 atau sebanyak 42 periode. Langkah awal untuk memprakirakan jumlah penjualan adalah melakukan ploting data masa lalu untuk mempelajari karakteristik pola data masa lalu. Plot data dapat dilihat pada Gambar 36 dibawah ini. Pola Data Penjualan Jus 140000
Variable apel Nenas Jambu strawberi sirsak
Jumlah Penjualan (Liter)
120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 4
8
12
16
20 24 Bulan
28
32
36
40
Gambar 36 Pola data masa lalu penjualan jus Identifikasi model deret data pasokan buah segar memperlihatkan analisis awal dari data. Berdasarkan hasil plot data dengan time series menunjukkan indikasi model time series musiman dengan pola yang berulang pada rentang waktu tertentu dan terlihat adanya pola naik turun teratur yang terbentuk dari plot data penjualan jus. Hal ini juga ditunjukkan pada plot autokorelasi dan autokorelasi parsial yang mengindikasikan kondisi nonstasioner. Grafik autokorelasi dan autokorelasi parsial data penjualan jus dapat dilihat pada Lampiran 4.
Identifikasi trend (d) yang dilakukan dengan plot data dan nilai koefisien autokorelasi dan autokorelasi parsial, dimana data bersifat stasioner apabila data tersebar secara acak dan nilai autokorelasi (ACF) serta autokorelasi parsial (PCF) tidak berbeda nyata secara statistik. Identifikasi proses autoregresi dan moving average dilakukan dengan menggunakan plot nilai autokorelasi dan autokorelasi parsial dari deret data yang stasioner atau yang telah distasionerkan. Identifikasi proses autoregressive (p) dan proses moving average (q) dilakukan dengan plot nilai koefisien autokorelasi dan autokorelasi parsial dari data turunan pertama (lag 1) dari hasil pembedaan pada data telah distasionerkan, hasilnya menunjukkan tidak berbeda nyata. Grafik autokorelasi dan autokorelasi parsial pada data yang telah distasionerkan dapat dilihat pada Lampiran 4. Identifikasi musiman menghasilkan periode musiman (S=12). Model ARIMA untuk data penjualan jus dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini: Tabel 12 Model ARIMA penjualan jus dan hasil interpretasi parameter Jenis Jus
Model ARIMA
Jambu
(1, 0, 0) (1, 1, 1)12
Sirsak
(1, 0, 0) (0, 1, 1)12
Nenas
(1, 0, 0) (0, 1, 1)12
Apel
(0, 0, 1) (1, 1, 0)12
Strawberi
(1, 0, 1) (1, 1, 0)12
Hasil Interpretasi Parameter Nilai P_Value level 5% AR 1 : 0,003 SAR 12 : 0,000 SMA 12 : 0,008 Contant : 0,000 AR1 : 0,001 SMA 12 : 0,010 Constant : 0,000 AR : 0,003 SMA 12 : 0,009 Constant : 0,000 SAR 12 : 0,000 MA 1 : 0,000 Constant : 0,000 AR 1 : 0,000 SAR 12 : 0,000 MA 1 : 0,001
Ket. Data diolah
Interpretasi hasil model ARIMA penjualan jus dengan menggunakan minitab 14.0 yaitu level toleransi (α) yang digunakan adalah 5%. Berdasarkan tabel hasil taksiran parameter menunjukkan bahwa nilai P_value tidak melebihi batas toleransi (α) 5%. Tahapan diagnosis model adalah dengan memperhatikan hasil uji statistik Ljung-Box-Pierce yang digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi antar lag. Deteksi independensi (tidak berkorelasi) antar lag dilakukan pada tiap lag. Nilai
statistik Ljung-Box-Pierce pada lag 12, 24, dan 36. Nilai statistik Ljung-BoxPierce pada lag 12 berarti nilai statistic Ljung-Box-Pierce antara lag t dengan lag 12. Tabel 13 menunjukkan hasil statistik Ljung-Box-Pierce penjualan jus. Dimana Df adalah derajat bebas, K adalah lag K dan k adalah jumlah parameter model. Tabel 13 Hasil statistik Ljung-Box-Pierce penjualan jus Jenis Jus
Lag
Df (K-k)
12 24 36 12 24 36 12 24 36 12 24 36 12 24 36
10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2) 10 (12 – 2) 22 (24 – 2) 36 (36 – 2)
Jambu
Sirsak
Nenas
Apel
Strawberi
Statistik Ljung-BoxPierce 11,4 31,7 * 7,3 15,7 * 9,3 17,5 * 13,5 16,9 * 10,1 11,5 *
Χ2(α,df)
P_Value
18,307 33,920 48,602 18,307 33,920 48,602 18,307 33,920 48,602 18,307 33,920 48,602 18,307 33,920 48,602
0,180 0,047 * 0,610 0,789 * 0,409 0,683 * 0,143 0,718 * 0,344 0,952 *
Ket. Data diolah
Berdasarkan nilai-nilai pada Tabel 13 menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak terdapat korelasi antara residual pada lag t dengan residual pada lag 12, 24 dan 36 karena nilai Ljung-Box-Pierce tidak melebihi nilai statistik χ2(5%,10), χ2(5%,24) χ2(5%,36). Berdasarkan hal tersebut residual telah memenuhi asumsi independensi. Hasil dari Tabel 12 dan Tabel 13 menunjukkan bahwa model ARIMA yang dihasilkan telah signifikan dan memenuhi asumsi yang disyaratkan sehingga model tersedut dapat diandalkan. Data hasil peramalan telah signifikan karena dapat dilihat dengan membandingkan antara p-value dan level toleransi (α) yang akan diuji dalam uji hipotesis yaitu tidak melebihi batas toleransi (α) 0,05%. Grafik pola data aktual dan hasil prakiraan penjualan jus masing-masing buah segar dapat dilihat pada Gambar 37, 38, 39, 40 dan 41 berikut ini:
Plot Data Aktual dan Prakiraan Penjualan Jus Jambu 130000
Penjualan Jus Jambu (Liter)
120000 110000 100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 37 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan penjualan jus jambu Plot Data Aktual dan Prakiraan Penjualan Jus Sirsak
Penjualan Jus Sirsak (Liter)
60000
50000
40000
30000
20000 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 38 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan penjualan jus sirsak Plot Data Aktual dan Prakiraan Penjualan Jus Nenas
Penjualan Jus Nenas (Liter)
90000
80000
70000
60000
50000
40000 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 39 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan penjualan jus nenas
Plot Data Aktual dan Prakiraan Penjualan Jus Apel
Penjualan Jus Apel (Liter)
45000
40000
35000
30000
25000 20000
1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 40 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan penjualan jus apel
Plot Data Aktual dan Prakiraan Penjualan Jus Strawberi
Penjualan Jus Strawberi (Liter)
60000
50000
40000
30000
20000 1
5
10
15
20
25 30 Bulan
35
40
45
50
Gambar 41 Grafik perbandingan aktual dan prakiraan penjualan jus strawberi Hasil prakiraan penjualan masing-masing jus dapat dilihat pada Tabel 14 menunjukkan hasil prakiraan ini sangat penting sebagai masukan model persediaan bahan baku buah segar, perencanaan produksi agregat dan jadwal induk produksi untuk menentukan jumlah produksi optimal.
Tabel 14 Hasil prakiraan penjualan jus (liter) Periode (Bulan)
Jambu
Sirsak
Nenas
Apel
Strawberi
1
116.233,00
52.641,90
79.169,90
40.383,10
33.579,70
2
120.762,00
55.138,10
82.907,50
42.344,50
35.269,90
3
119.836,00
52.542,30
78.781,60
42.402,20
35.231,50
4
109.664,00
50.716,20
75.838,00
38.686,00
32.072,50
5
119.145,00
55.451,20
83.035,90
42.190,10
35.127,70
6
118.116,00
55.734,70
83.350,10
41.635,40
34.662,50
7
102.063,00
48.806,10
72.530,90
35.789,30
29.563,00
8
103.279,00
48.895,20
72.644,40
36.233,00
29.951,10
9
100.641,00
50.541,50
75.161,70
35.042,70
28.988,70
10
104.597,00
52.319,60
77.879,60
36.534,90
30.288,90
11
114.719,00
54.507,20
81.222,70
40.390,10
33.609,80
12 110.778,00 Ket. Data diolah
55.310,40
82.411,70
38.755,10
32.268,20
Laju Kerusakan Buah Perhitungan jumlah bahan baku buah segar yang layak diproduksi dengan memperhitungkan
laju
kerusakan
masing-masing
buah
terhadap
waktu.
Perhitungan laju kerusakan buah segar sangat penting, karena tidak semua pasokan bahan baku buah segar langsung diolah, akan tetapi masih disimpan di gudang penyimpanan bahan baku. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki dan jumlah pasokan bahan baku buah segar yang datang dalam jumlah yang berlimpah. Laju kerusakan buah menunjukkan bahwa laju kerusakan buah jambu, sirsak, nenas, apel dan strawberi mengikuti distribusi eksponensial. Laju kerusakan buah mengikuti distribusi eksponensial karena jumlah kerusakan buah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu. Proses kerusakan buah dipengaruhi oleh produksi etilen yang meningkat sehingga merusak susunan protein pada buah sehingga kerusakan buah semakin meningkat tajam. Nilai tengah laju kerusakan masing-masing buah dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15 Nilai tengah laju kerusakan bahan baku buah segar No 1 Jambu 2 Sirsak 3 Nenas 4 Apel 5 Strawberi Ket : Data diolah
Jenis Buah
Nilai Tengah Laju Kerusakan 0.059 0.112 0,043 0,032 0,251
Ketersediaan Bahan Baku Buah yang Layak di Produksi Persediaan merupakan faktor penting bagi kelancaran proses produksi. Ketersediaan bahan baku akan memberikan dampak bagi kelancaran proses produksi, sehingga perusahaan akan mampu melayani permintaan pasar sehingga produk selalu tersedia saat dibutuhkan. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan jus adalah buah segar dan puree. Bahan baku puree digunakan pada saat jumlah pasokan buah segar tidak mencukupi untuk diproduksi menjadi jus. Tingkat ketersediaan bahan baku buah segar ditentukan oleh jumlah pasokan buah segar. Tidak semua pasokan buah segar dapat diproduksi menjadi jus. Hal ini dikarenakan sifat buah yang mudah rusak (perishable) dan proses penyimpanan bahan baku buah segar hanya disimpan pada kondisi suhu kamar. Jumlah prakiraan pasokan bahan baku buah segar tidak dapat langsung digunakan untuk mengoptimasi jumlah produksi jus. 600,000.00
Jumlah Jus (liter)
500,000.00
400,000.00
Penjualan Jus (liter)
300,000.00
Pasokan Buah (liter)
200,000.00
100,000.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Bulan)
Gambar 42
Grafik perbandingan perbandingan prakiraan penjualan jus dan pasokan buah jambu
Pasokan buah jambu didatangkan dari Sawangan, Bogor dan Cilebut untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap jus jambu. Berdasarkan Gambar 42 menunjukkan bahwa pasokan buah jambu setiap periode mampu memenuhi kebutuhan produksi jus jambu. Kelebihan jumlah pasokan akan diproduksi menjadi puree yang nantinya akan digunakan pada saat pasokan buah segar tidak mencukupi untuk memproduksi jus. Rincian produksi jus dan puree berdasarkan jumlah ketersediaan
bahan baku buah jambu yang akan digunakan untuk
memproduksi jus dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Jumlah ketersediaan bahan baku buah jambu Periode (Bulan)
Prakiraan Penjualan
Prakiraan Pasokan Buah Segar
Setara dengan Produksi Buah Segar yang Layak
Jus (liter)
Puree (kg)
1
116.233,00
67.260,00
63.237,85
115.856,30
22.166,86
2
120.762,00
35.535,00
33.410,01
106.912,02
-
3
119.836,00
120.218,00
113.028,96
108.120,10
64.977,97
4
109.644,00
48.400,00
45.505,68
108.646,80
9.473,92
5
119.145,00
127.990,00
120.336,20
120.093,10
67.901,83
6
118.116,00
154.774,00
145.518,51
118.013,10
89.084,33
7
102.063,00
177.973,00
167.330,21
100.457,70
111.468,49
8
103.279,00
35.535,00
33.410,01
103.400,60
899,80
9
100.641,00
35.535,00
33.410,01
100.377,20
1.674,55
10
104.597,00
103.494,00
97.305,06
104.992,60
52.885,79
11
114.719,00
88.745,00
83.438,05
115.731,20
38.763,08
12 110.778,00 Ket. Data diolah
144.844,00
136.182,33
110.383,90
83.383,64
Berdasarkan Tabel 16 diatas, tidak semua pasokan buah jambu dapat diproduksi menjadi jus. Hal ini disebabkan karena pasokan yag datang tidak seluruhnya langsung diproses, melainkan masih disimpan pada gudang bahan baku. Sifat utama dari produk pertanian adalah mudah rusak. Buah segar yang layak diproduksi adalah jumlah buah segar yang mempunyai kualitas baik. Prakiraan penjualan menggambarkan prakiraan jumlah permintaan konsumen terhadap jus sirsak. Kelebihan jumlah pasokan buah segar yang tidak diproses menjadi jus, dijadikan puree yang nantinya akan digunakan untuk bahan baku jus sirsak pada saat jumlah pasokan buah segar tidak mencukupi.
350,000.00 300,000.00
Jumlah Jus (liter)
250,000.00 200,000.00
Penjualan Jus (liter)
150,000.00
Pasokan Buah (liter)
100,000.00 50,000.00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Bulan)
Gambar 43
Grafik perbandingan perbandingan prakiraan penjualan jus dan pasokan buah sirsak
Pasokan buah sirsak diperoleh dari Mojokerto, Jawa Timur. Berdasarkan Gambar 43 menunjukkan bahwa pasokan buah sirsak setiap periode mampu memenuhi kebutuhan produksi jus sirsak. Kelebihan jumlah pasokan akan diproduksi menjadi puree Rincian jumlah produksi jus dan puree berdasarkan jumlah ketersediaan bahan baku buah sirsak untuk memenuhi permintaan konsumen ditunjukkan pada Tabel 17. Tabel 17 Jumlah ketersediaan bahan baku buah sirsak Periode (Bulan)
Prakiraan Penjualan
Prakiraan Pasokan Buah Segar
Buah Segar yang Layak
Setara dengan Produksi Jus (liter)
Puree (kg)
1
52.641,90
4.877,10
4.330,86
52.906,09
653,62
2
55.138,10
8.926,50
7.926,73
55.387,72
3.635,95
3
52.542,30
4.586,50
4.072,81
52.282,72
465,81
4
50.716,20
3.546,50
3.149,29
46.546,54
-
5
55.451,20
9.118,50
8.097,23
50.670,47
4.061,96
6
55.734,70
11.662,50
10.356,30
55.763,05
5.727,58
7
48.806,10
12.276,40
10.901,44
48.112,24
6.652,21
8
48.895,20
853,10
757,55
11.196,63
-
9
50.541,50
6.645,10
5.900,85
45.823,52
2.436,41
10
52.319,60
16.269,10
14.446,96
52.497,41
9.478,68
11
54.507,20
23.225,10
20.623,89
54.725,96
14.721,43
12 55.310,40 Ket. Data diolah
17.649,10
15.672,40
55.390,72
10.374,51
Berdasarkan Tabel 17, Jumlah pasokan buah sirsak mampu memenuhi prakiraan penjualan jus sirsak. Prakiraan penjualan menggambarkan prakiraan jumlah permintaan konsumen terhadap jus sirsak. Kelebihan jumlah pasokan buah segar yang tidak diproses menjadi jus, dijadikan puree yang nantinya akan digunakan untuk bahan baku jus sirsak pada saat jumlah pasokan buah segar tidak mencukupi. Laju kerusakan buah sirsak perlu dipehitungkan untuk menentukan jumlah bahan baku buah segar yang layak diproduksi. Daya simpan buah sirsak yang disimpan pada suhu kamar , hanya mampu bertahan tidak lebih dari 7 (tujuh) hari. Pada periode 4 dan 8 pasokan bahan baku buah hanya diproduksi menjadi jus sirsak, sedangkan pada periode yang lain diproduksi jus dan puree. Perbandingan jumlah permintaan jus nenas dan pasokan bahan baku nenas ditunjukkan pada Gambar 44. Pada periode 4 , 6, 7 dan 9 jumlah pasokan buah nenas tidak mencukupi untuk produksi jus nenas. Hal ini diatasi dengan menggunakan bahan baku puree dan sisa jus nenas pada periode sebelumnya.
160,000.00 140,000.00
Jumlah Jus (liter)
120,000.00 100,000.00
Penjualan Jus (liter)
80,000.00
Pasokan Buah (liter)
60,000.00 40,000.00 20,000.00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Bulan)
Gambar 44
Grafik perbandingan perbandingan prakiraan penjualan jus dan pasokan buah nenas
Tabel 18 menunjukkan rincin jumlah produksi jus dan puree berdasarkan jumlah ketersediaan bahan baku buah nenas yang layak diproduksi. Bahan baku buah nenas didatangkan dari supplier yang berasal dari Sumatera Selatan. Tabel 18 Jumlah ketersediaan bahan baku buah nenas Periode
Prakiraan
Prakiraan
Buah Segar
Setara dengan Produksi
(Bulan)
Penjualan
Pasokan Buah Segar
yang Layak Jus (liter)
Puree (kg)
1
79.169,90
10.766,45
10.306,72
77.086,00
1.343,50
2
82.907,50
12.199,10
11.678,20
73.281,26
2.743,81
3
78.781,60
13.304,60
12.736,49
78.369,01
3.127,36
4
75.838,00
59,80
57,25
514,07
5
83.035,90
16.482,20
15.778,41
75.877,53
6
83.350,10
19,50
18,67
167,63
-
7
72.530,90
6.011,20
5.754,52
51.675,61
-
8
72.644,40
6,40
6,13
55,02
-
9
75.161,70
3,60
3,45
30,95
-
10
77.879,60
12.002,10
11.489,61
46.995,26
7.229,66
11
81.222,70
12.001,20
11.488,75
81.557,01
5.194,49
82.411,70
10.464,70
10.017,86
82.530,60
12 Ket. Data diolah
9.260,81
-
Untuk memproduksi jus apel menggunakan bahan baku buah apel. Gambar 45 menunjukkan bahwa pasokan buah apel pada periode 1, 2, 5 dan 7 tidak mencukupi untuk produksi jus apel. Kekurangan bahan baku diatasi dengan menggunakan bahan baku puree pada periode sebelumnya. 120,000.00
Jumlah Jus (liter)
100,000.00
80,000.00
Penjualan Jus (liter)
60,000.00
Pasokan Buah (liter)
40,000.00
20,000.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Bulan)
Gambar 45
Grafik perbandingan perbandingan prakiraan penjualan jus dan pasokan buah apel
Tabel 19 menunjukkan rincian produksi jus dan puree berdasarkan jumlah ketersediaan bahan baku buah apel yang layak diproduksi. Pasokan buah apel diperoleh dari petani di Mojokerto, Jawa Timur yang sudah mengadaka kerjasama dengan perusahaan untuk memasok buah apel.
Tabel 19 Jumlah ketersediaan bahan baku buah apel Periode (Bulan)
Prakiraan Penjualan
Prakiraan Pasokan Buah Segar
Setara dengan Produksi Buah Segar yang Layak
Jus (liter)
Puree (kg)
1
40.383,10
6.329,40
6.124,96
38.036,00
-
2
42.344,50
6.745,40
6.527,52
40.535,92
-
3
42.402,20
17.785,40
17.210,93
33.369,66
10.890,40
4
38.686,00
12.729,40
12.318,24
38.314,38
5.656,58
5
42.190,10
6.649,40
6.434,62
39.959,02
6
41.635,40
14.329,40
13.866,56
37.711,33
7
35.789,30
1.209,40
1.170,34
7.267,79
8
36.233,00
6.329,40
6.124,96
32.113,83
877,36
9
35.042,70
7.609,40
7.363,62
34.923,67
1.600,65
10
36.534,90
7.609,40
7.363,62
36.684,12
1.339,84
11
40.390,10
7.609,40
7.363,62
40.775,62
733,69
12 38.755,10 Ket. Data diolah
13.785,40
13.340,13
38.591,60
6.555,65
7.170,37 -
Berdasarkan Tabel 19, pasokan buah apel mampu memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memproduksi jus apel. Pada periode awal jumlah produksi dipenuhi dengan memproduksi buah apel menjadi jus, dan kekurangannya diperoleh dari ketersediaan jus pada awal periode. Daya tahan buah apel adalah kemampuan buah apel mempertahankan kesegarannya agar dapat dikonsumsi. Buah apel mampu bertahan lebih dari seminggu, artinya kualitas buah apel setelah disimpan selama seminggu masih layak untuk diproduksi menjadi jus. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan pasokan buah apel akan diproduksi sebelum seminggu dari waktu kedatangan. Oleh karena itu laju kerusakan buah apel juga diperhitungkan untuk menentukan prakiraan jumlah buah apel yang tidak layak diproduksi. Pasokan buah strawberi dipasok dari Ciwidey, Bandung Jawa Barat. Jumlah pasokan buah strawberi pada setiap periode secara umum mampu memenuhi permintaan jus strawberi. Hanya pada periode 11, jumlah pasokan buah segar tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi. Hal ini diatasi dengan memproduksi jus strawberi menggunakan bahan baku puree.
50,000.00 45,000.00
Jumlah Jus (liter)
40,000.00 35,000.00
Penjualan Jus (liter)
30,000.00 25,000.00
Pasokan Buah (liter)
20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Bulan)
Gambar 45
Grafik perbandingan perbandingan prakiraan penjualan jus dan pasokan buah strawberi
Tabel 20 menunjukkan jumlah produksi jus dan puree berdasarkan jumlah ketersediaan bahan baku buah strawberi yang layak digunakan. Tabel 20 Jumlah ketersediaan bahan baku buah strawberi Periode (Bulan)
Prakiraan Penjualan
Prakiraan Pasokan Buah Segar
Setara dengan Produksi Buah Segar yang Layak
Jus (liter)
Puree (kg)
1
33.579,70
7.888,11
5.908,19
31.937,67
894,16
2
35.269,90
6.820,85
5.108,82
32.849,69
3
35.231,50
4.513,28
3.380,45
21.736,27
4
32.072,50
7.166,14
5.367,44
24.871,64
5
35.127,70
6.007,65
4.499,73
28.933,26
6
34.662,50
7.529,01
5.639,23
31.408,73
7
29.563,00
5.844,30
4.377,38
29.053,05
8
29.951,10
9.173,84
6.871,21
29.989,91
2.096,79
9
28.988,70
7.486,85
5.607,65
28.892,46
1.058,55
10
30.288,90
8.724,17
6.534,40
30.418,92
1.713,44
11
33.609,80
4.498,71
3.369,53
21.666,10
12 32.268,20 Ket. Data diolah
9.139,09
6.845,18
29.105,15
1.424,41 716,79 (133,93)
2.202,78
Buah strawberi tidak dapat disimpan lebih dari 4 (empat) hari pada suhu kamar. Hal ini akan menyebabkan buah strawberi menjadi rusak dan tidak layak untuk diproduksi menjadi jus strawberi. Laju kerusakan strawberi akan memberikan prakiraan jumlah buah strawberi yang rusak dan akan menentukan
jumlah buah strawberi yang layak untuk diproduksi. Karena daya tahan buah strawberi yang cukup singkat, maka pasokan buah strawberi di pasok setiap 3 (tiga) hari sekali. Buah strawberi tersedia sepanjang tahun, sehingga kendala sifat bahan pertanian yaitu yang bersifat musiman dapat teratasi dan bahan baku buah segar akan tersedia sepanjang tahun.
Perencanaan Produksi Agregat Hasil perencanaan produksi agregat diperoleh berdasarkan model yang dibuat, meliputi jumlah produksi pada jam kerja regular, jumlah produksi pada jam kerja lembur dan jumlah persediaan pada setiap periodenya. Produksi yang dihasilkan adalah produksi jus dan produksi puree. Hasil perencanaan produksi agregat dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 20 Hasil perencanaan produksi agregat Produksi
Persediaan
Jam Kerja Reguler Periode (Bulan)
Jenis
Puree (Kg)
Sirsak 1
Nenas
932,20
5.000,00
16.998,70
-
-
17.932,20
7.916,99
-
-
-
2.222,03
4.038,31
-
-
-
2.500,00
9.537,66
-
-
-
12.835,53
38.159,04
-
-
-
8.957,63
12.299,69
-
-
19.520,51
11.874,66
-
-
-
1.706,00
6.724,58
-
-
-
2.500,00
7.227,76
-
-
81.547,62
11.983,60
-
-
8.957,63
20.545,60
-
-
20.785,25
33.229,06
-
-
-
11.636,17
4.240,22
-
-
-
1.071,52
-
-
106.912,00
1.878,18 35.071,96
50.438,99
-
Nenas
-
86.864,67
Apel
-
40.543,60
Strawberi
-
32.960,00
-
93.660,56
-
3.486,67
Sirsak
-
60.788,21
-
Nenas
-
100.136,00
-
39.917,84
-
-
-
82.086,89
Jambu
Strawberi
16.937,04
-
38.117,35
9.930,16
21.813,96
-
-
Apel
-
31.019,70
Strawberi
48.323,44
Jus (Liter)
-
38.043,23
3.957,63
Puree (Kg)
-
-
Jambu 3
-
21.809,35
9.717,54
Jus (Liter) Dari Buah Segar
Dari Puree
121.170,00
Apel
Sirsak 2
20.813,96
Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
Jambu
Jam Kerja Lembur
1.588,32
20.388,65 1.264,74
Dari Puree -
33.620,00
3.523,15
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 20 Hasil perencanaan produksi agregat Produksi
Persediaan
Jam Kerja Reguler Periode (Bulan)
Jenis
Puree (Kg)
4
6
82.800,44
43.050,78
-
-
-
-
8.957,63
16.833,73
-
-
-
16.513,03
7.583,80
515,77
49.676,97
40.888,31
-
-
-
-
16.917,22
6.442,53
34.628,64
-
-
-
-
1.071,52
6.079,30
-
158.955,90
11.914,50
-
-
12.290,06
25.088,11
-
-
20.150,56
24.683,89
-
-
-
16.917,22
4.219,01
-
-
-
552,51
3.512,77
-
-
248.077,60
11.811,60
-
-
-
17.710,35
30.971,12
-
-
-
14.402,92
8.335,01 6.116,98
Jambu
53.975,28
88.008,72
-
Sirsak
3.332,43
63.705,57
-
Nenas
-
100.136,00
-
Apel
-
39.966,58
-
Strawberi
-
29.030,52
3.530,66
Jambu
23.970,90
118.013,10
-
Sirsak
5.420,29
61.617,71
-
Apel Strawberi
-
Jus (Liter)
-
-
Nenas
Puree (Kg)
-
Nenas
-
Dari Puree
-
47.004,33
Strawberi
Dari Buah Segar
Dari Puree -
5.281,05
Jus (Liter)
140.731,20
Sirsak Apel
5
1.252,82
Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
Jambu
Jam Kerja Lembur
168,20
66.833,02
22.180,16 3.637,53
65.150,86
6.314,63
43.533,37
-
-
-
-
23.231,85
140,60
35.427,87
-
-
-
-
693,11
4.278,14
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 20 Hasil perencanaan produksi agregat Produksi
Persediaan
Jam Kerja Reguler Periode (Bulan)
Jenis
Puree (Kg)
8
Jus (Liter) Dari Buah Segar
Dari Puree
Jambu
41.526,30
100.457,70
-
Sirsak
5.924,12
61.113,88
-
69.989,02 -
Dari Puree
Puree (Kg)
Jus (Liter)
-
-
359.593,00
10.206,30
-
-
23.634,46
43.278,90
-
12.716,77
7.253,09
Nenas
-
51.842,52
19.606,46
-
Apel
-
7.269,19
25.982,06
-
-
-
19.386,50
3.578,93
Strawberi
-
28.241,16
-
-
-
693,11
2.956,30
Jambu
-
106.912,00
-
-
-
350.614,50
48.911,30
Sirsak
-
11.306,72
-
-
-
23.634,46
5.690,42
Nenas
-
55,23
-
-
-
6.482,88
7.264,44
Apel Strawberi Jambu Sirsak 9
Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
7
Jam Kerja Lembur
Nenas Apel Strawberi
35.071,96 72.487,02
261,79
36.277,37
-
-
-
-
19.648,29
3.623,30
2.112,90
29.989,90
-
-
-
-
2.806,02
2.995,10
-
341.636,10
90.254,30
24.936,96
20.884,42
1.302,50 -
106.912,00 65.735,50 31,08
35.071,96 75.382,35
-
-
-
-
-
-
-
1.603,05
34.923,67
-
-
-
-
21.251,34
873,15
30.252,21
-
-
-
-
3.679,17
7.516,17 3.504,27 4.258,62
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 20 Hasil perencanaan produksi agregat Produksi
Persediaan
Jam Kerja Reguler Periode (Bulan)
Jenis
Puree (Kg)
Dari Buah Segar
Dari Puree
Dari Puree
Puree (Kg)
Jus (Liter)
58.394,99
83.589,01
-
-
-
-
400.031,10
69.246,31
Sirsak
9.200,94
57.837,06
-
-
-
-
34.137,90
26.401,88
78.151,39
-
-
-
2.195,64
7.787,96
1.342,06
36.684,12
-
-
-
-
22.593,40
3.653,49
131,92
41.262,08
-
-
-
-
3.811,09
15.231,80
Jambu
43.097,68
98.886,32
-
-
-
-
443.128,80
53.413,63
Sirsak
17.949,43
-
-
-
50.141,08
5.450,70
Nenas
1.900,10
81.557,01
-
-
-
-
4.095,73
8.122,27
735,49
40.775,62
-
-
-
-
22.593,40
4.039,01
21.738,90
-
-
-
-
3.811,09
3.360,90
68.442,17
-
-
-
537.299,50
11.077,80
-
-
60.551,19
5.531,04
-
-
4.764,19
8.241,17 3.875,51
Nenas Strawberi
Apel Strawberi
12
Jus (Liter)
Jambu
Apel
11
Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
10
Jam Kerja Lembur
-
-
Jambu
73.541,83
Sirsak
10.410,11
Nenas
-
-
-
33.556,02
55.390,74
82.530,60
-
2.195,64
20.628,93 668,46
Apel
6.562,51
38.591,60
-
-
-
-
29.155,91
Strawberi
1.772,24
32.134,12
-
-
-
-
5.583,32
3.226,82
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 20 Hasil perencanaan produksi agregat Produksi
Persediaan
Jam Kerja Reguler Periode (Bulan)
Jenis
Puree (Kg)
Jam Kerja Lembur Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
364.897,20
1.233.694,78
105.215,88
Total Sirsak
57.497,44
510.567,67
88.946,76
Total Nenas
2.832,29
664.075,35
283.985,82
32.030,74
437.414,50
31.346,91
Total Strawberi
5.030,81
375.592,10
13.248,20
TOTAL Ket : Data diolah
462.288,48
3.221.344,40
522.743,57
Total Apel
Dari Buah Segar
Dari Puree
Total Jambu
Jus (liter)
198.337,62
Dari Puree
Jus (Liter)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9.354,68
207.692,30
-
Puree (Kg)
33.620,00
33.620,00
Proses optimasi dilakukan untuk mendapatkan nilai fungsi tujuan yaitu untuk meminimumkan biaya produksi. Nilai-nilai optimum yang dihasilkan merupakan konsekuensi dari pencapaian dari fungsi objektif model. Untuk mendapatkan baiaya minimum dalam produksi dengan memanfaatkan kapasitas produksi sesuai dengan ketersediaan pasokan bahan baku dan jumlah penjualan jus. Sifat bahan baku hasil pertanian yaitu mudah rusak (perishable) dan musiman, sehingga jumlah pasokan bahan baku buah segar jumlahnya tidak tetap. Pada saat panen raya jumlah pasokan akan berlimpah sehingga ketersediaan bahan baku akan berlimpah dan jumlah produksi akan meningkat. Pada kondisi yang lain jumlah pasokan terbatas bahkan tidak ada ketersediaan pasokan bahan baku buah segar. Untuk mengatasi hal tersebut, proses pembuatan jus tidak hanya menggunakan bahan baku buah segar tetapi menggunakan bahan baku puree agar proses produksi tetap berjalan. Pada perencanaan produksi untuk jangka waktu 12 bulan kedepan ini, diperoleh hasil optimasi rencana jumlah produksi puree sebanyak 462.288,48 kg (69%) pada jam kerja reguler dan 207.692,30 kg (31%) pada jam kerja lembur. Sedangkan total produksi jus dari buah segar sebanyak
3.254.964,40 liter
(86,16%) produksi jus dari puree sebanyak 522.743,57 liter (13,85%). Produksi jus jambu selama 12 periode (bulan) perencanaan memproduksi jus jambu dari buah segar dan memproduksi puree dilakukan pada jam kerja regular. Produksi jus pada periode 2,8 dan 9 menggunakan bahan baku buah segar dan bahan baku puree. Hanya pada periode 7 dan 12 menggunakan jam kerja lembur yaitu untuk memproduksi puree sebesar 69.989,02 kg pada periode 7 dan 20.628,93 kg pada periode 12. Hal ini disebabkan karena jumlah pasokan buah jambu mencukupi jumlah permintaan jus jambu. Pada periode 11 dan 12, pasokan bahan baku sirsak diproduksi menjadi puree. Sedangkan pada periode yang lain pasokan bahan baku diproduksi menjadi jus sirsak dan puree. Produksi jus sirsak dilakukan pada jam kerja reguler, hanya pada periode 1 menggunakan jam kerja lembur yaitu memproduksi jus sirsak dari bahan baku buah segar sebesar 33.620,00 liter.
Pasokan bahan baku nenas hanya diproduksi menjadi jus nenas pada periode 1, 2, 5, dan 12. Sedangkan pada periode 4,6,7,8 dan periode 9 produksi jus nenas menggunakan bahan baku buah segar dan bahan baku puree. Hal ini karena jumlah pasokan bahan baku buah segar tidak mencukupi permintaan jus nenas. Jam kerja lembur digunakan pada periode 2, 3, 5, 10 dan 12 untuk memproduksi puree. Produksi jus apel dan puree secara keseluruhan dilakukan pada jam kerja regular. Pada periode 1, 2 dan periode 7 produksi jus apel menggunakan bahan baku buah segar dan bahan baku puree. Hal ini karena jumlah pasokan bahan baku buah apel tidak mencukupi untuk produksi jus apel, sehingga perlu menggunakan bahan baku puree agar permintaan konsumen terpenuhi. Produksi jus strawberi selama 2 periode yaitu pada periode 3 dan periode 5 memproduksi jus menggunakan bahan baku buah segar dan puree. Hal ini karena jumlah pasokan buah strawberi tidak mencukupi memproduksi sejumlah permintaan, sehingga kekurangan produksi menggunakan bahan baku puree. Sedangkan pada periode 6, 8, 9, 10 dan 12 pasokan bahan baku strawberi diproduksi menjadi puree dan jus strawberi. Proses produksi jus strawberi dan puree strawberi dilakukan pada jam kerja regular. Persentase produksi jus jambu, jus sirsak, jus nenas, jus apel dan jus strawberi adalah sebesar 35,47%; 16,70%; 25,11%; 12,42% dan 10,30% dari total produksi jus. Penggunaan jam kerja dalam produksi jus adalah 99,18% produksi jus dilakukan pada jam kerja regular, sedangkan 0,82% dilakukan pada jam kerja lembur. Secara umum hasil optimasi perencanaan produksi agregat terhadap produksi jus maupun produksi puree dapat dilakukan pada jam kerja reguler. Hal ini berarti kapasitas produksi perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk jus, karena apabila perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen maka kehilangan kepercayaan konsumen akan menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan. Penggunaan jam kerja lembur dilakukan apabila kapasitas jam kerja regular tidak mampu memproduksi sesuai dengan permintaan pasar atau jumlah
pasokan yang berlimpah dan harus segara ditangani. Produksi jus jam kerja lembur hanya sebesar 0,82% (33.620,00 liter) dari total produksi jus dan produksi puree sebesar 31% persen (207.692,30 kg). Agar dihasilkan proses produksi yang berjalan maksimal tanpa harus menggunakan jam kerja lembur, maka perusahaan harus meningkatkan kemampuan atau kecepatan proses produksi. Kecepatan produksi dapat ditingkatkan antara lain dengan cara memperbaiki kinerja mesin yang lambat atau rusak, mengganti mesin atau menambah jumlah mesin sehingga menghasilkan jumlah kapasitas yang dihasilkan. Peningkatan kecepatan dan kapasitas produksi, diharapkan penggunaan jam kerja regular untuk berproduksi akan lebih efektif, sehingga penggunaan jam kerja lembur dapat diminimalkan. Hal ini karena berproduksi pada jam kerja lembur akan mengakibatkan biaya adanya biaya tambahan yang lebih tinggi. Selain itu, penggunaan jam lembur secara terus menerus menunjukkan kondisi yang tidak sehat bagi perusahaan dan karyawan. Dengan peningkatan kecepatan produksi, perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen apabila terjadi peningkatan
jumlah
permintaan.
Peningkatan
jumlah
permintaan
akan
menyebabkan peningkatan jumlah produksi dan pendapatan perusahaan juga akan meningkat. Jumlah persediaan masing-masing jus pada akhir periode sejumlah 10 persen dari jumlah prakiraan penjualan pada periode yang bersangkutan. Sedangkan persediaan puree pada akhir periode merupakan kelebihan dari pasokan bahan baku buah segar yang tidak terproses memjadi jus. Jumlah persediaan puree jambu lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan puree yang lain. Hal ini disebabkan karena pasokan bahan baku buah jambu yang berlimpah. Biaya perencanaan produksi dapat dihitung setelah dilakukan perhitungan perencanaan produksi agregat. Biaya-biaya yang dihitung adalah biaya produksi jus dari bahan baku buah segar, biaya produksi jus dari bahan baku puree, biaya produksi buah segar menjadi puree pada jam kerja regular maupun jam kerja lembur. Selain itu, diperhitungkan juga biaya persediaan dalam bentuk puree dan jus. Hasil optimasi total biaya perencanaan produksi agregat masing-masing produk selama 12 periode (bulan) dapat ditunjukkan pada Tabel 22 berikut ini.
Tabel 22. Hasil optimasi biaya perencanaan produksi agregat No Jenis Produk 1 Jambu 2 Sirsak 3 Nenas 4 Apel 5 Strawberi Ket. Data diolah
Hasil Optimasi Biaya Rp 6.900.020.000,00 Rp 2.125.173.000,00 Rp 2.891.031.000,00 Rp 1.597.259.000,00 Rp 1.189.630.000,00
Biaya produksi optimal diperoleh dari hasil optimasi perencanaan produksi dengan mengalikan jumlah total produksi jus dari buah segar, produksi jus dari puree, produksi puree dengan biaya per unit produk (biaya produksi per liter jus atau per kilogram puree) pada produksi jam kerja reguler maupun jam kerja lembur. Selain itu diperhitungkan pula biaya persediaan puree dan jus yaitu dengan mengalikan jumlah persediaan puree dan jus dengam biaya penyimpanan (biaya penyimpanan per liter jus, atau per kilogram puree). Biaya produksi terbesar yaitu biaya produksi pembuatan jambu sebesar Rp 6.900.020.000,00. Hal ini disebabkan karena jumlah produksi jus jambu paling tinggi. Produksi jus jambu paling tinggi karena permintaan terhadap jus jambu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan terhadap jus lainnya. Jadwal Induk Produksi Perencanaan produksi agregat memberikan gambaran tentang jumlah produksi yang akan diproduksi secara agregat (periode bulanan). Rincian secara lebih detil tentang rencana jumlah produksi mingguan per jenis kemasan jus ditunjukkan pada jadwal induk produksi. Pada jadwal induk produksi dibutuhkan data tentang jumlah aktual permintaan yang dibukukan, sehingga akan memberikan gambaran jumlah produksi periode mingguan serta jumlah permintaan yang mampu dipenuhi selain jumlah permintaan aktual yang telah dibukukan. Produk jus yang dihasilkan dikemas dalam 3 (tiga) kemasan yang berbeda yaitu kemasan 330 ml, kemasan 1 liter dan kemasan 5 liter. Namun untuk produk jus strawberi hanya terdapat kemasan 1 liter dan 5 liter. Penentuan jumlah produksi masing-masing kemasan ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan. Hal ini berdasarkan jumlah permintaan konsumen. Persentase produksi untuk masingmasing kemasan adalah 20 persen untuk jus kemasan 330 ml, 50 persen untuk jus
kemasan 1 liter dan 30 persen untuk jus kemasan 5 liter. Untuk jus strawberi diproduksi 60 persen untuk kemasan 1 liter dan 40 persen untuk kemasan 5 liter. Hasil perhitungan jumlah produksi jus berdasarkan jenis kemasan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Jumlah produksi jus berdasarkan jenis kemasan Periode (Bulan)
1
Jenis Jus Jambu
24.234,00
60.585,00
36.351,00
Sirsak
12.927,94
32.319,85
19.391,91
Nenas
16.417,38
41.043,45
24.626,07
Apel
7.984,28
19.960,71
11.976,42
22.870,41
15.246,94
Strawberi
2
28.396,79
70.991,98
42.595,19
Sirsak
10.087,80
25.219,50
15.131,70
Nenas
17.372,93
43.432,34
26.059,40
Apel
8.806,05
22.015,14
13.209,08
19.776,00
13.184,00
18.732,11
46.830,28
28.098,17
Sirsak
12.157,64
30.394,11
18.236,46
Nenas
20.027,20
50.068,00
30.040,80
Apel
7.983,57
19.958,92
11.975,35
18.916,13
12.610,76
28.146,24
70.365,60
42.219,36
Sirsak
9.400,87
23.502,17
14.101,30
Nenas
10.038,55
25.096,37
15.057,82
Apel
8.177,66
20.444,16
12.266,49
20.777,18
13.851,46
-
Jambu
17.601,74
44.004,36
26.402,62
Sirsak
12.741,11
31.852,79
19.111,67
Nenas
20.027,20
50.068,00
30.040,80
Apel
7.993,32
19.983,29
11.989,97
19.536,71
13.024,47
Strawberi
6
-
Jambu
Strawberi
5
-
Jambu
Strawberi
4
-
Jambu
Strawberi
3
Jumlah Produksi Berdasarkan Kemasan (liter) 330 ml 1 liter 5 liter
-
Jambu
23.602,62
59.006,55
35.403,93
Sirsak
12.323,54
30.808,86
18.485,31
Nenas
13.400,24
33.500,61
20.100,37
Apel
8.706,67
21.766,69
13.060,01
Strawberi
-
21.256,72
14.171,15
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 23 Jumlah produksi jus berdasarkan jenis kemasan Periode (Bulan)
7
Jenis Jus
Jumlah Produksi Berdasarkan Kemasan (liter) 330 ml 1 liter 5 liter
Jambu
20.091,54
50.228,85
30.137,31
Sirsak
12.222,78
30.556,94
18.334,16
Nenas
14.289,80
35.724,49
21.434,69
Apel
6.650,25
16.625,63
9.975,38
16.944,70
11.296,46
Strawberi
8
-
Jambu
28.396,79
70.991,98
42.595,19
Sirsak
2.261,34
5.653,36
3.392,02
Nenas
14.508,45
36.271,12
21.762,67
Apel
7.255,47
18.138,69
10.883,21
17.993,94
11.995,96
Strawberi
9
-
Jambu
28.396,79
70.991,98
42.595,19
Sirsak
13.147,10
32.867,75
19.720,65
Nenas
15.082,69
37.706,72
22.624,03
Apel
6.984,73
17.461,84
10.477,10
18.151,33
12.100,88
Strawberi
10
-
Jambu
16.717,80
41.794,51
25.076,70
Sirsak
11.567,41
28.918,53
17.351,12
Nenas
15.630,28
39.075,70
23.445,42
Apel
7.336,82
18.342,06
11.005,24
24.757,25
16.504,83
Strawberi
11
-
Jambu
19.777,26
49.443,16
29.665,90
Sirsak
6.711,20
16.778,01
10.066,81
Nenas
16.311,40
40.778,51
24.467,10
Apel
8.155,12
20.387,81
12.232,69
13.043,34
8.695,56
Strawberi
12
-
Jambu
13.688,43
34.221,09
20.532,65
Sirsak
11.078,15
27.695,37
16.617,22
Nenas
16.506,12
41.265,30
24.759,18
Apel
7.718,32
19.295,80
11.577,48
19.280,47
12.853,65
Strawberi
-
Total Jambu
267.782,13
669.455,33
401.673,20
Total Sirsak
126.626,89
316.567,22
189.940,33
Total Nenas
189.612,23
474.030,59
284.418,35
Total Apel
93.752,28
234.380,71
140.628,42
32.323,81
222.529,58
133.986,91
Total Strawberi Ket : Data diolah
Jadwal induk produksi memberikan gambaran perencanaan produksi periode mingguan untuk tiap jenis jus tiap kemasan. Hasil perhitungan penjadwalan produksi induk dapat dilihat pada Tabel 24. 25. 26. 27 dan Tabel 28.
Tabel 24 Jadwal induk produksi jus jambu Jadwal Produksi Jus Jambu Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
JIP-S
1 liter AP
JIP-R
5 liter
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
1
3.658,50
8.458,50
3.733,84
9.146,25
21.146,25
9.334,60
5.487,75
12.687,75
5.600,76
2
8.458,50
6.058,50
5.218,36
21.146,25
15.146,25
13.045,90
12.687,75
9.087,75
7.827,54
3
6.058,50
6.058,50
1.978,22
15.146,25
15.146,25
4.945,55
9.087,75
9.087,75
2.967,33
4
6.058,50
3.711,80
3.387,40
15.146,25
9.279,50
8.468,50
9.087,75
5.567,70
5.081,10
5
3.711,80
10.486,60
4.683,96
9.279,50
26.216,50
11.709,90
5.567,70
15.729,90
7.025,94
6
10.486,60
1.736,12
7.924,84
26.216,50
4.340,31
19.812,09
15.729,90
2.604,19
11.887,25
7
1.736,12
12.462,27
4.340,31
31.155,68
2.604,19
18.693,41
8
12.462,27
9
-
-
7.631,79
9.366,06
5.235,07
31.155,68 -
-
19.079,48
23.415,14
13.087,68 18.527,42
18.693,41 -
-
11.447,69
14.049,08
7.852,61
14.049,08
3.263,87
11.116,45
3.263,87
10.785,22
10
9.366,06
2.175,91
7.410,97
23.415,14
5.439,78
11
2.175,91
7.190,14
-
5.439,78
17.975,36
12
7.190,14
4.639,86
2.396,70
17.975,36
11.599,64
5.991,76
10.785,22
6.959,78
3.595,06
13
4.639,86
9.433,26
4.843,28
11.599,64
23.583,16
12.108,20
6.959,78
14.149,90
7.264,92
14
9.433,26
1.076,42
7.696,70
23.583,16
2.691,04
19.241,76
14.149,90
1.614,62
11.545,06
15
1.076,42
12.996,70
2.691,04
32.491,76
1.614,62
19.495,06
16
12.996,70
17
-
-
8.610,14
8.800,87
6.227,24 7.879,42
18
8.800,87
1.652,18
19
1.652,18
7.148,69
20
7.148,69
3.517,77
2.382,89
32.491,76 -
-
-
21.525,36
22.002,18
15.568,11
22.002,18
4.130,46
19.698,54
4.130,46
17.871,72
17.871,72
8.794,42
5.957,22
19.495.06 -
-
-
12.915,22
13.201,31
9.340,87
13.201,31
2.478,28
11.819,12
2.478,28
10.723,03
10.723,03
5.276,65
3.574,33
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 24 Jadwal induk produksi jus jambu Jadwal Produksi Jus Jambu Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
JIP-S
1 liter AP
JIP-R
5 liter
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
12.425,31
5.307,50 7.102,38
21
3.517,77
8.283,54
3.538,34
8.794,42
20.708,86
8.845,84
5.276,65
22
8.283,54
4.714,36
4.734,92
20.708,86
11.785,91
11.837,30
12.425,31
7.071,54
23
4.714,36
7.086,95
11.785,91
17.717,37
7.071,54
10.630,42
24
7.086,95
2.660,58
2.362,31
17.717,37
6.651,44
5.905,77
10.630,42
3.990,87
3.543,46
25
2.660,58
7.385,19
2.981,63
6.651,44
18.462,98
7.454,06
3.990,87
11.077,79
4.472,44
26
7.385,19
3.922,00
4.243,04
18.462,98
9.805,01
10.607,60
11.077,79
5.883,00
6.364,56
27
3.922,00
6.123,77
9.805,01
15.309,42
5.883,00
9.185,65
28
6.123,77
5.057.95
2.041,25
15.309,42
12.644,88
5.103,12
9.185,65
7.586,93
3.061,87
29
5.057,95
9.140,45
5.033,62
12.644,88
22.851,12
12.584,05
7.586,93
13.710,67
7.550,43
30
9.140,45
285,00
7.977,32
22.851,12
712,49
19.943,31
13.710,67
427,49
11.965,99
31
285,00
13.913,40
712,49
34.783,50
427,49
20.870,10
32
13.913,40
33 34 35 36 37 38 39 40
14.198,40 14.198,40 8.358,90 8.358,90
14.198,40 14.198,40 8.358,90 8.358,90 -
-
-
9.782,24 7.769,42 15.929,36 7.878,08 18.050,83 15.958,89 18.041,97 9.674,21 13.849,23
34.783,50 35.495,99 35.495,99 20.897,25 20.897,25
35.495,99 35.495,99 20.897,25 20.897,25 -
-
-
24.455,60 19.423,55 39.823,39 19.695,19 45.127,08 39.897,23 45.104,93 24.185,53 34.623,09
20.870,10 21.297,59 21.297,59 12.538,35 12.538,35
21.297,59 21.297,59 12.538,35 12.538,35 -
-
-
14.673,36 11.654,13 23.894,03 11.817,11 27.076,25 23.938,34 27.062,96 14.511,32 20.773,85
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 24 Jadwal induk produksi jus jambu Jadwal Produksi Jus Jambu Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
41 42 43 44 45
JIP-S -
9.888,63 9.888,63 -
9.888,63 9.888,63 -
JIP-R
11.554,85 14.560,35 5.382,83 10.682,70
6.844,22
8.467,14 8.664,68
46
6.844,22
197,57
47
197,57
6.646,65
48
6.646,65
JUMLAH 267.782,13 Ket : Data diolah
1 liter AP
-
2.215,53
24.721,58 24.721,58 -
5 liter
JIP-S
AP
24.721,58
28.887,14
24.721,58 -
JIP-R
36.400,87 13.457,07 26.706,75
17.110,54
21.167,85
17.110,54
493,91
21.661,69
493,91
16.616,63
16.616,63 669.455,33
-
5.538,83
JIP-S -
14.832,95 14.832,95 -
AP
14.832,95 14.832,95 -
17.332,28 21.840,52 8.074,24 16.024,05
10.266,33
12.700,71
10.266,33
296,35
12.997,01
296,35
9.969,98
9.969,98 401.673,20
-
3.323,30
Tabel 25 Jadwal induk produksi jus sirsak Jadwal Produksi Jus Sirsak Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
1 liter
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
5 liter AP
JIP-R
JIP-S
AP
1
2.231,99
4.231,99
2.179,15
5.579,96
10.579,96
5.447,87
3.347,98
6.347,98
3.268,72
2
4.231,99
3.231,99
3.252,62
10.579,96
8.079,96
8.131,55
6.347,98
4.847,98
4.878,93
3
3.231,99
3.231,99
2.273,25
8.079,96
8.079,96
5.683,13
4.847,98
4.847,98
3.409,88
4
3.231,99
3.399,56
8.079,96
8.498,90
4.847,98
5
-
5.043,90
2.296,80 4.032,41
-
12.609,75
5.742,00
12.609,75
946,59
10.081,03
946,59
11.663,16
-
-
-
5.099,34
7.565,85
3.445,20
7.565,85
567,96
6.048,62
567,96
6.997,89
6
5.043,90
378,64
7
378,64
4.665,26
8
4.665,26
579,67
2.459,74
11.663,16
1.449,18
6.149,34
6.997,89
869,51
3.689,61
9
579,67
5.499,15
1.988,56
1.449,18
13.747,87
4.971,41
869,51
8.248,72
2.982,85
10
5.499,15
4.335,18
13.747,87
10.837,94
8.248,72
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6.078,82 4.700,43 4.700,43 6.370,56 6.370,56
6.078,82 4.700,43 4.700,43 6.370,56 6.370,56 -
-
131,79 4.108,92 3.094,60 4.752,06 694,76 3.366,55 2.257,52 5.301,01 864,91 5.017,42
15.197,05 11.751,08 11.751,08 15.926,39 15.926,39
15.197,05 11.751,08 11.751,08 15.926,39 15.926,39 -
329,48 10.272,30 7.736,49 11.880,14 1.736,90 8.416,36 5.643,80 13.252,52 2.162,28 12.543,55
9.118,23 7.050,65 7.050,65 9.555,84 9.555,84
9.118,23 7.050,65 7.050,65 9.555,84 9.555,84 -
-
6.502,76 197,69 6.163,38 4.641,89 7.128,09 1.042,14 5.049,82 3.386,28 7.951,51 1.297,37 7.526,13
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 25 Jadwal induk produksi jus sirsak Jadwal Produksi Jus Sirsak Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
6.161,77 6.161,77 6.111,39 6.111,39 1.130,67 -
1 liter
JIP-S
AP
6.161,77
3.902,73
6.161,77 6.111,39 6.111,39 1.130,67 -
JIP-R
6.720,42 2.261,64 6.194,02 5.217,90 8.400,92 4.496,43 8.655,58 7.677,67 5.874,63
1.130,67
1.963,02
JIP-S -
15.404,43 15.404,43 15.278,47 15.278,47 2.826,68 -
15.404,43 15.404,43 15.278,47 15.278,47 2.826,68 -
5 liter AP 9.756,81 16.801,04 5.654,10 15.485,06 13.044,75 21.002,31 11.241,09 21.638,95 19.194,19 14.686,59
2.826,68
4.907,54
JIP-R 9.242,66 9.242,66 9.167,08 9.167,08 1.696,01 -
JIP-S
AP
9.242,66
5.854,09
9.242,66 9.167,08 9.167,08 1.696,01 -
10.080,62 3.392,46 9.291,03 7.826,85 12.601,38 6.744,65 12.983,37 11.516,51 8.811,95
1.696,01
2.944,53
32
1.130,67
2.148,89
1.137,88
2.826,68
5.372,23
2.844,70
1.696,01
3.223,34
1.706,82
33
2.148,89
4.424,66
2.275,95
5.372,23
11.061,64
5.689,86
3.223,34
6.636,99
3.413,92
34
4.424,66
375,21
3.668,11
11.061,64
938,02
9.170,28
6.636,99
562,81
5.502,17
35
375,21
6.198,34
938,02
15.495,86
562,81
9.297,51
36
6.198,34
37 38 39 40
5.783,71 5.783,71
5.783,71 5.783,71 -
4.176,68 3.130,29 5.774,82 1.589,25 5.280,17
15.495,86 14.459,27 14.459,27
14.459,27 14.459,27 -
10.441,71 7.825,72 14.437,05 3.973,13 13.200,44
9.297,51 8.675,56 8.675,56
8.675,56 8.675,56 -
6.265,02 4.695,44 8.662,23 2.383,88 7.920,26
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 25 Jadwal induk produksi jus sirsak Jadwal Produksi Jus Sirsak Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
41
-
1 liter
JIP-S
AP
JIP-R
3.355,60
4.190,03 4.275,20
JIP-S -
5 liter AP
8.389,01
10.475,08
8.389,01
213,44
10.688,00
213,44
8.175,56
JIP-R -
JIP-S
AP
5.033,40
6.285,05
5.033,40
128,06
6.412,80
128,06
4.905,34
42
3.355,60
85,38
43
85,38
3.270,23
44
3.270,23
1.679,60
1.089,94
8.175,56
4.199,00
2.724,84
4.905,34
2.519,40
1.634,91
45
1.679,60
3.859,48
1.663,33
4.199,00
9.648,69
4.158,32
2.519,40
5.789,21
2.494,99
46
3.859,48
2.220,65
2.204,18
9.648,69
5.551,63
5.510,45
5.789,21
3.330,98
3.306,27
47
2.220,65
3.318,42
5.551,63
8.296,05
3.330,98
4.977,63
48
3.318,42
JUMLAH 126.626,89 Ket : Data diolah
-
-
1.106,01
8.296,05 316.567,22
-
-
2.765,01
4.977,63 189.940,33
-
-
1.659,01
Tabel 26 Jadwal induk produksi jus nenas Jadwal Produksi Jus Nenas Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
JIP-S
1 liter AP
JIP-R
JIP-S
1
2,467.75
6,467.75
2,884.35
6,169.36
2
6,467.75
1,731.69
4,601.90
3
1,731.69
7,203.80
4
7,203.80
969.80
5
969.80
9,043.80
6
9,043.80
7 8 9 10 11 12 13 14 15
10,013.60 10,013.60 10,013.60 2,465.34 -
10,013.60 10,013.60 10,013.60 2,465.34 -
5 liter AP
JIP-R
JIP-S
AP
9,701.62
4,326.52 6,902.85
16,169.36
7,210.87
3,701.62
16,169.36
4,329.24
11,504.75
9,701.62
2,597.54
4,329.24
18,009.49
2,597.54
10,805.69
4,037.00
18,009.49
2,424.50
10,092.50
10,805.69
1,454.70
6,055.50
3,348.65
2,424.50
22,609.50
8,371.63
1,454.70
13,565.70
5,022.98
7,418.00
22,609.50
18,545.00
13,565.70
-
785.40 7,482.70 5,907.07 11,193.77 4,891.24 11,753.58 10,236.82 8,151.88
2,465.34
2,084.84
25,034.00 25,034.00 25,034.00 6,163.35 -
25,034.00 25,034.00 25,034.00 6,163.35 -
-
1,963.50 18,706.75 14,767.67 27,984.43 12,228.11 29,383.95 25,592.05 20,379.70
6,163.35
5,212.10
15,020.40 15,020.40 15,020.40 3,698.01 -
15,020.40 15,020.40 15,020.40 3,698.01 -
-
11,127.00 1,178.10 11,224.05 8,860.60 16,790.66 7,336.87 17,630.37 15,355.23 12,227.82
3,698.01
3,127.26
16
2,465.34
3,490.14
1,516.66
6,163.35
8,725.35
3,791.65
3,698.01
5,235.21
2,274.99
17
3,490.14
6,523.46
3,346.08
8,725.35
16,308.65
8,365.21
5,235.21
9,785.19
5,019.12
18
6,523.46
1,755.48
4,887.39
16,308.65
4,388.71
12,218.47
9,785.19
2,633.22
7,331.08
19
1,755.48
8,258.12
4,388.71
20,645.29
2,633.22
12,387.18
20
8,258.12
-
4,936.68
20,645.29
-
12,341.70
12,387.18
-
7,405.02
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 26 Jadwal induk produksi jus nenas Jadwal Produksi Jus Nenas Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
21
JIP-S -
1 liter AP
JIP-R
6,700.12
3,269.68 4,968.79
JIP-S -
5 liter AP
16,750.30
8,174.20
16,750.30
4,248.03
12,421.99
4,248.03
12,502.27
JIP-R
JIP-S
AP
10,050.18
4,904.52
10,050.18
2,548.82
7,453.19
2,548.82
7,501.36
-
22
6,700.12
1,699.21
23
1,699.21
5,000.91
24
5,000.91
1,905.54
1,666.90
12,502.27
4,763.86
4,167.26
7,501.36
2,858.32
2,500.36
25
1,905.54
5,239.35
2,121.83
4,763.86
13,098.38
5,304.58
2,858.32
7,859.03
3,182.75
26
5,239.35
2,793.14
3,009.33
13,098.38
6,982.85
7,523.33
7,859.03
4,189.71
4,514.00
27
2,793.14
4,351.76
6,982.85
10,879.39
4,189.71
6,527.64
28
4,351.76
2,176.59
1,450.52
10,879.39
5,441.48
3,626.30
6,527.64
3,264.89
2,175.78
29
2,176.59
5,077.63
2,174.22
5,441.48
12,694.08
5,435.56
3,264.89
7,616.45
3,261.34
30
5,077.63
2,918.36
2,893.19
12,694.08
7,295.90
7,232.98
7,616.45
4,377.54
4,339.79
31
2,918.36
4,335.87
7,295.90
10,839.66
4,377.54
6,503.80
32
4,335.87
2,340.58
1,430.09
10,839.66
5,851.45
3,575.22
6,503.80
3,510.87
2,145.13
33
2,340.58
5,200.76
2,267.44
5,851.45
13,001.90
5,668.59
3,510.87
7,801.14
3,401.16
34
5,200.76
3,054.44
2,958.50
13,001.90
7,636.10
7,396.24
7,801.14
4,581.66
4,437.75
35
3,054.44
4,486.90
7,636.10
11,217.26
4,581.66
6,730.36
36
4,486.90
2,427.13
1,480.44
11,217.26
6,067.83
3,701.09
6,730.36
3,640.70
2,220.65
37
2,427.13
5,388.01
2,349.98
6,067.83
13,470.01
5,874.94
3,640.70
8,082.01
3,524.97
38
5,388.01
3,165.16
3,065.21
13,470.01
7,912.90
7,663.02
8,082.01
4,747.74
4,597.81
39
3,165.16
4,649.98
7,912.90
11,624.95
4,747.74
6,974.97
40
4,649.98
2,543.06
11,624.95
6,357.64
6,974.97
3,814.58
-
-
-
-
1,534.79
-
-
-
-
3,836.99
-
-
-
-
2,302.19
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 26 Jadwal induk produksi jus nenas Jadwal Produksi Jus Nenas Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
JIP-S
1 liter AP
JIP-R
41
2,543.06
5,612.64
2,453.40
6,357.64
42
5,612.64
3,305.14
3,192.68
43
3,305.14
4,850.56
44
4,850.56
2,524.87
45
2,524.87
46 47 48
4,921.90
JIP-S
5 liter AP
JIP-R
JIP-S
AP
14,031.61
6,133.49
3,814.58
8,418.97
3,680.09
14,031.61
8,262.84
7,981.70
8,418.97
4,957.71
4,789.02
8,262.84
12,126.41
4,957.71
7,275.85
1,601.66
12,126.41
6,312.18
4,004.14
7,275.85
3,787.31
2,402.48
5,728.19
2,478.30
6,312.18
14,320.47
6,195.74
3,787.31
8,592.28
3,717.44
5,728.19
3,331.16
3,261.78
14,320.47
8,327.89
8,154.45
8,592.28
4,996.73
4,892.67
3,331.16
4,921.90
8,327.89
12,304.76
4,996.73
7,382.86
JUMLAH 188,612.24 Ket : Data diolah
-
-
1,625.44
12,304.76 471,530.59
-
-
4,063.59
7,382.86 282,918.35
-
-
2,438.15
Tabel 27 Jadwal induk produksi jus apel Jadwal Produksi Jus Apel Periode (Minggu)
330 ml
1 liter
JIP-R
JIP-S
AP
JIP-R
1
996,07
2.996,07
1.188,41
2
2.996,07
1.996,07
3
1.996,07
1.996,07
4
1.996,07
5
5 liter
JIP-S
AP
JIP-S
AP
2.490,18
7.490,18
2.971,02
1.494,11
4.494,11
1.782,61
1.761,49
7.490,18
4.990,18
526,92
4.990,18
4.990,18
4.403,73
4.494,11
2.994,11
2.642,24
1.317,29
2.994,11
2.994,11
790,37
1.293,85
907,66
4.990,18
3.234,63
2.269,16
2.994,11
1.940,78
1.361,49
1.293,85
3.109,18
1.354,62
3.234,63
7.772,94
3.386,56
1.940,78
4.663,76
2.031,94
6
3.109,18
1.464,43
1.923,13
7
1.464,43
2.938,60
7.772,94
3.661,08
4.807,82
4.663,76
2.196,65
2.884,69
3.661,08
7.346,49
2.196,65
4.407,89
8
2.938,60
751,08
1.244,82
7.346,49
1.877,69
3.112,04
4.407,89
1.126,61
1.867,22
9
751,08
3.240,71
1.147,85
1.877,69
8.101,77
2.869,62
1.126,61
4.861,06
1.721,77
10 11
3.240,71
1.547,75
1.844,42
8.101,77
3.869,38
4.611,06
4.861,06
2.321,63
2.766,64
1.547,75
2.444,03
3.869,38
6.110,08
2.321,63
3.666,05
12
2.444,03
1.296,47
747,94
6.110,08
3.241,18
1.869,86
3.666,05
1.944,71
1.121,92
13
1.296,47
2.792,36
1.270,70
3.241,18
6.980,90
3.176,74
1.944,71
4.188,54
1.906,04
14
2.792,36
1.352,98
1.741,90
6.980,90
3.382,46
4.354,74
4.188,54
2.029,48
2.612,84
15
1.352,98
2.735,85
3.382,46
6.839,62
2.029,48
4.103,77
16
2.735,85
809,92
1.188,41
6.839,62
2.024,81
2.971,02
4.103,77
1.214,88
1.782,61
17
809,92
3.186,74
1.154,53
2.024,81
7.966,84
2.886,32
1.214,88
4.780,10
1.731,79
18
3.186,74
1.565,35
1.809,86
7.966,84
3.913,38
4.524,64
4.780,10
2.348,03
2.714,78
19
1.565,35
2.431,31
3.913,38
6.078,27
2.348,03
3.646,96
20
2.431,31
1.432,97
6.078,27
3.582,41
3.646,96
2.149,45
-
-
-
743,70
JIP-R
-
-
-
1.859,26
-
-
-
1.115,55
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 27 Jadwal induk produksi jus apel Jadwal Produksi Jus Apel Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
JIP-S
1 liter AP
JIP-R
5 liter
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
21
1.432,97
2.920,37
1.343,96
3.582,41
7.300,93
3.359,90
2.149,45
4.380,56
2.015,94
22
2.920,37
1.564,62
1.766,21
7.300,93
3.911,56
4.415,52
4.380,56
2.346,94
2.649,31
23
1.564,62
2.788,71
3.911,56
6.971,78
2.346,94
4.183,07
24
2.788,71
539,27
1.123,30
6.971,78
1.348,17
2.808,24
4.183,07
808,90
1.684,94
25
539,27
2.785,86
946,78
1.348,17
6.964,65
2.366,94
808,90
4.178,79
1.420,16
26
2.785,86
1.277,87
1.585,28
6.964,65
3.194,67
3.963,19
4.178,79
1.916,80
2.377,92
27
1.277,87
2.047,26
3.194,67
5.118,15
1.916,80
3.070,89
28
2.047,26
1.198,18
615,69
5.118,15
2.995,45
1.539,22
3.070,89
1.797,27
923,53
29
1.198,18
2.429,56
1.089,21
2.995,45
6.073,89
2.723,02
1.797,27
3.644,33
1.633,81
30
2.429,56
1.553,86
1.344,78
6.073,89
3.884,64
3.361,96
3.644,33
2.330,78
2.017,18
31
1.553,86
2.073,88
3.884,64
5.184,70
2.330,78
3.110,82
32
2.073,88
1.121,62
624,56
5.184,70
2.804,06
1.561,40
3.110,82
1.682,43
936,84
33
1.121,62
2.370,74
1.045,33
2.804,06
5.926,86
2.613,32
1.682,43
3.556,12
1.567,99
34
2.370,74
1.489,90
1.313,51
5.926,86
3.724,76
3.283,78
3.556,12
2.234,86
1.970,27
35
1.489,90
2.002,46
3.724,76
5.006,16
2.234,86
3.003,69
36
2.002,46
1.233,45
600,76
5.006,16
3.083,63
1.501,89
3.003,69
1.850,18
901,13
37
1.233,45
2.434,96
1.103,51
3.083,63
6.087,40
2.758,77
1.850,18
3.652,44
1.655,26
38
2.434,96
1.576,42
1.346,38
6.087,40
3.941,04
3.365,94
3.652,44
2.364,63
2.019,56
39
1.576,42
2.092,00
3.941,04
5.229,99
2.364,63
3.137,99
40
2.092,00
1.408,18
5.229,99
3.520,46
3.137,99
2.112,27
-
-
-
-
630,60
-
-
-
-
1.576,50
-
-
-
-
945,90
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 27 Jadwal induk produksi jus apel Jadwal Produksi Jus Apel Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
1 liter
JIP-S
AP
JIP-R
5 liter
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
41
1.408,18
2.669,38
1.230,98
3.520,46
6.673,45
3.077,45
2.112,27
4.004,07
1.846,47
42
2.669,38
1.754,26
1.476,95
6.673,45
4.385,64
3.692,38
4.004,07
2.631,38
2.215,43
43
1.754,26
2.323,31
4.385,64
5.808,27
2.631,38
3.484,96
44
2.323,31
1.221,88
707,70
5.808,27
3.054,69
1.769,26
3.484,96
1.832,82
1.061,55
45
1.221,88
2.637,28
1.154,48
3.054,69
6.593,21
2.886,20
1.832,82
3.955,92
1.731,72
46
2.637,28
1.633,95
1.466,46
6.593,21
4.084,88
3.666,14
3.955,92
2.450,93
2.199,68
47
1.633,95
2.225,21
4.084,88
5.563,02
2.450,93
3.337,81
48
2.225,21
JUMLAH 93.752,28 Ket : Data diolah
-
-
675,00
5.563,02 234.380,71
-
-
1.687,51
3.337,81 140.628,42
-
-
1.012,50
Tabel 28 Jadwal induk produksi jus strawberi Jadwal Produksi Jus Strawberi Periode (Minggu)
330 ml
1 liter
JIP-R
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
1
2.717,60
8.717,60
3.702,82
1.811,74
5.811,74
2.468,55
2
8.717,60
5.717,60
6.376,08
5.811,74
3.811,74
4.250,72
3
5.717,60
5.717,60
4.034,55
3.811,74
3.811,74
2.689,70
4
5.717,60
5.722,59
3.811,74
5
-
9.888,00
3.606,40 7.145,81
-
-
3.815,06
6.592,00
2.404,26
6.592,00
879,31
4.763,88
879,31
5.712,69
6
9.888,00
1.318,96
7
1.318,96
8.569,04
8
8.569,04
392,38
4.336,65
5.712,69
261,59
2.891,10
9
392,38
9.065,68
2.615,14
261,59
6.043,79
1.743,43
10
9.065,68
3.116,40
5.339,16
6.043,79
2.077,60
3.559,44
11
3.116,40
6.341,66
2.077,60
4.227,78
12
6.341,66
3.080,41
2.113,88
4.227,78
2.053,61
1.409,26
13
3.080,41
7.308,18
3.269,95
2.053,61
4.872,12
2.179,96
14
7.308,18
2.892,32
4.805,08
4.872,12
1.928,22
3.203,38
15
2.892,32
7.496,27
1.928,22
4.997,51
16
7.496,27
1.236,61
3.647,57
4.997,51
824,41
2.431,71
17
1.236,61
8.531,74
2.776,51
824,41
5.687,83
1.851,01
18
8.531,74
3.445,37
4.985,27
5.687,83
2.296,92
3.323,52
19
3.445,37
6.322,98
2.296,92
4.215,32
20
6.322,98
3.206,53
4.215,32
2.137,68
-
-
-
2.107,66
-
-
-
1.405,10
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 28 Jadwal induk produksi jus strawberi Jadwal Produksi Jus Strawberi Periode (Minggu)
330 ml
1 liter
JIP-R
JIP-S
AP
JIP-R
JIP-S
AP
21
3.206,53
7.421,84
3.234,43
2.137,68
4.947,89
2.156,29
22
7.421,84
3.901,98
4.417,02
4.947,89
2.601,32
2.944,68
23
3.901,98
6.726,38
2.601,32
4.484,25
24
6.726,38
1.669,30
2.566,88
4.484,25
1.112,86
1.711,25
25
1.669,30
6.803,05
2.462,39
1.112,86
4.535,37
1.641,60
26
6.803,05
3.151,01
3.944,11
4.535,37
2.100,68
2.629,40
27
3.151,01
5.321,33
2.100,68
3.547,56
28
5.321,33
2.724,71
1.773,77
3.547,56
1.816,47
1.182,52
29
2.724,71
6.272,26
2.701,42
1.816,47
4.181,51
1.800,95
30
6.272,26
3.605,78
3.582,48
4.181,51
2.403,86
2.388,32
31
3.605,78
5.391,19
2.403,86
3.594,12
32
5.391,19
2.740,78
1.797,05
3.594,12
1.827,19
1.198,04
33
2.740,78
6.334,88
2.798,51
1.827,19
4.223,26
1.865,67
34
6.334,88
3.041,86
3.915,43
4.223,26
2.027,91
2.610,29
35
3.041,86
6.033,80
2.027,91
4.022,54
36
6.033,80
3.634,15
2.555,16
4.022,54
2.422,77
1.703,44
37
3.634,15
8.744,47
4.371,98
2.422,77
5.829,65
2.914,65
38
8.744,47
7.664,45
5.829,65
39 40
12.378,62
12.378,62 -
-
-
-
-
395,11 9.139,07
8.252,42
8.252,42 -
-
-
-
-
5.109,63 263,41 6.092,71
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 28 Jadwal induk produksi jus strawberi Jadwal Produksi Jus Strawberi Periode (Minggu)
330 ml JIP-R
41
-
1 liter
JIP-S
AP
JIP-R
6.521,67
7.122,48 7.594,39
JIP-S -
AP
4.347,78
4.748,32
4.347,78
314,64
5.062,92
314,64
4.033,14
42
6.521,67
471,97
43
471,97
6.049,70
44
6.049,70
2.803,59
2.016,53
4.033,14
1.869,06
1.344,35
45
2.803,59
6.836,65
2.884,03
1.869,06
4.557,76
1.922,68
46
6.836,65
3.831,97
3.912,40
4.557,76
2.554,65
2.608,26
47
3.831,97
5.808,26
2.554,65
3.872,18
48
5.808,26
JUMLAH Ket : Data diolah
233.304,18
-
-
1.936,08
3.872,18 155.536,12
-
-
1.290,72
Berdasarkan hasil jawal induk diatas dapat dijelaskan bahwa nilai JIP-R merupakan jumlah yang harus selesai diproduksi untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu. Sedangkan perintah untuk mulai melaksanakan produksi ditunjukkan pada nilai JIP-S. Selain itu. perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar selain dari jumlah pesanan yang telah dibukukan sebanyak nilai yang ditunjukkan pada nilai AP (Available to Promise).
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi apabila salah satu parameter berubah. Pada analisis sensitivitas ini dengan menurunkan jumlah pasokan bahan baku buah segar pada setiap periode sedangkan jumlah penjualan tetap. Penurunan jumlah pasokan bahan baku buah segar dilakukan sebesar 10%, 20% dan 30% dari prakiraan jumlah pasokan bahan baku buah segar. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 29, 30, 31, 32, 33 dan 34 berikut ini:
Tabel 29. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat jambu (menurunkan pasokan 10%) Produksi Periode (Bulan)
Jenis
Jam Kerja Reguler Jus (Liter)
Puree (Kg)
Dari Buah Segar
Dari Puree
1
Jambu
2
Jambu
3
Jambu
4
Jambu
5
Jambu
55.228,10
86.755,90
-
11.376,79
-
6
Jambu
23.970,90
118.013,10
-
53.213,32
-
7
Jambu
100.457,70
-
56.262,18
-
8
Jambu
-
96.220,83
38.542,12
-
-
9
Jambu
-
96.220,83
45.763,17
-
10
Jambu
11
Jambu
12
Jambu
Total Jambu Ket. Data diolah
13.837,92 55.299,48
128.146,10 96.220,83 86.684,52 131.056,40
41.526,30
Persediaan
Jam Kerja Lembur Puree (Kg) Jus Dari Buah Dari Puree Segar -
45.763,17 10.927,65
Puree (Kg)
Jus (Liter)
-
-
-
14.837,92
23.913,08
-
-
-
3.122,54
45.135,08
-
-
64.350,73
11.983,60
61.553,25
44.303,60
-
128.158,10
11.914,50
-
205.342,40
11.811,60
303.130,80
10.206,30
-
293.264,10
41.690,25
-
-
281.548,70
83.033,25
5.928,70 -
-
94.323,17
-
-
-
-
329.209,50
72.759,41
33.893,26
108.090,70
-
-
-
-
363.102,80
66.131,15
86.259,35 357.676,14
55.724,65 1.197.914,73
-
-
-
-
-
-
449.362,10 2.496.982,94
11.077,80 433.959,62
47.660,83
140.996,11
126.780,99
Tabel 30. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat jambu (menurunkan pasokan 20%) Produksi Periode (Bulan)
Jenis
Persediaan
Jam Kerja Reguler Puree (Kg)
Jam Kerja Lembur Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
1
Jambu
6.861,86
135.122,1
2
Jambu
-
85.529,63
3
Jambu
36.483,67
105.500,3
4
Jambu
-
116.494,5
5
Jambu
55.228,1
86.755,9
6
Jambu
23.970,9
7
Jambu
8
Dari Puree
Dari Buah Segar -
Puree (Kg)
Jus
Jus (Liter)
Dari Puree
-
-
-
7.861,86
30.889,13
-
-
-
12,265
26.319,27
10.648,67
-
-
4.7144,60
11.983,60
-
-
-
40.619,30
44.303,60
-
1.505,07
-
-
97.352,47
11.914,50
118.013,1
-
41.275,79
-
-
162.599,20
11.811,60
41.526,3
100.457,7
-
42.535,34
-
-
246.660,80
10.206,30
Jambu
-
85.529,63
17.870,97
-
-
-
242.085,80
10.327,90
9
Jambu
-
85.529,63
52.855,27
-
-
-
228.554,90
48.071,81
10
Jambu
36.926,69
10.5057,3
-
-
-
-
265.481,60
48.532,11
11
Jambu
24.688,84
11.7295,2
-
-
-
-
290.170,40
51.108,27
12
Jambu
71.236,47
70.747,53
-
-
-
-
361.406,90
11.077,80
Total Jambu Ket. Data diolah
296.922,84
1.212.032,52
-
1.989.950,10
316.545,89
3.0662,5 25.489,48
126.878,22
95.964,88
-
Tabel 31. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat sirsak (menurunkan pasokan 10%) Produksi Periode (Bulan)
Persediaan
Jam Kerja Reguler Jenis
Puree (Kg)
Sirsak
2
Sirsak
3
Sirsak
4
Sirsak
5
Sirsak
6
Puree (Kg)
Jus (Liter) Dari Buah Segar
1
Jam Kerja Lembur
-
Puree (Kg)
Jus
Dari Puree
Dari Buah Segar
24.555,82
-
-
-
5.000,00
10.534,82
64.595,75
-
-
-
-
7.442,25
19.992,57
-
54.709,40
-
-
-
-
7.442,25
22.159,67
-
42.303,88
-
-
-
-
7.442,25
13.747,36
2.584,07
64.453,93
-
-
-
-
10.026,32
22.750,09
Sirsak
4.463,15
62.574,85
-
-
-
-
14.489,47
29.590,24
7
Sirsak
4.916,59
62.121,41
-
-
-
-
19.406,06
42.905,55
8
Sirsak
-
-
-
19.365,28
4.889,50
9
Sirsak
-
-
-
-
20.122,41
20.628,87
10 11
-
-
-
-
27.988,14
27.481,54
-
-
-
42.258,99
5.450,70
12
-
-
-
51.305,10
5.531,04
-
232.288,52
225.661,95
2.442,25
-
10.176,12
757,13
66.280,87
Sirsak
7.865,72
59.172,28
Sirsak
16.154,48
Sirsak
9.046,11
55.390,74
Total sirsak Ket. Data diolah
48.229,50
566.335,05
-
703,03
32.476,35 33.179,38
-
33.620,00
Jus (Liter)
Dari Puree
33.620,00
Tabel 32. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat sirsak (menurunkan pasokan 20%) Produksi Periode (Bulan)
Jenis
Jam Kerja Reguler Jus (Liter) Dari Buah Dari Puree Segar
Puree (Kg)
1
Sirsak
-
2
Sirsak
3
Sirsak
4
Sirsak
5
Sirsak
1.835,71
65.202,29
6
Sirsak
3.506,00
7
Sirsak
3.909,06
8
Sirsak
9
Sirsak
211,77
66.826,23
10
Sirsak
6.530,52
60.507,48
11
Sirsak
14.359,54
12
Sirsak
7.682,11
55.390,74
Total sirsak Ket. Data diolah
39.744,36
553.287,22
1.709,65
18.091,79
1.193,31
Persediaan
Jam Kerja Lembur Puree (Kg) Jus Dari Buah Segar -
33.620,00
Puree (Kg) Jus (Liter)
Dari Puree -
4.930,79
5.264,10
65.328,35
-
-
-
-
6.640,44
15.454,45
-
48.630,60
-
-
-
-
6.640,44
11.542,74
-
37.603,43
-
-
-
6.255,23
5.071,60
-
-
-
-
8.090,93
14.822,69
63.532,00
-
-
-
-
11.596,93
22.619,99
63.128,94
-
-
-
-
15.506,00
36.942,83
-
-
-
15.053,80
4.889,50
-
-
-
-
15.265,57
21.174,23
-
-
-
-
21.796,09
29.362,11
-
-
-
34.381,07
5.450,70
-
-
-
42.063,18
5.531,04
-
188.220,47
178.125,98
-
9.045,37
-
6.641,62
7.796,50
30.595,79 46.227,22
-
33.620,00
Tabel 33. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat sirsak (menurunkan pasokan 30%) Produksi Periode (Bulan)
Jenis
Jam Kerja Reguler Jus (Liter) Dari Buah Dari Puree Segar
Puree (Kg)
1
Sirsak
-
2
Sirsak
3
Sirsak
4
Sirsak
5
Sirsak
1.087,35
65.950,65
6
Sirsak
2.548,86
7
Sirsak
2.901,54
8
Sirsak
-
7.914,78
9
Sirsak
-
61.650,59
10
Sirsak
5.195,31
61.842,69
11
Sirsak
12.564,60
12
Sirsak
6.318,10
55.390,74
Total sirsak Ket. Data diolah
31.592,81
534.518,69
977,05
11.627,91
7.657,19
Persediaan
Jam Kerja Lembur Puree (Kg) Jus Dari Buah Segar -
33.620,00
Puree (Kg) Jus (Liter)
Dari Puree -
4.555,88
5.264,10
66.060,95
-
-
-
-
5.532,93
16.187,05
-
42.551,79
-
-
-
-
5.532,93
6.196,54
-
32.902,99
-
-
-
4.565,01
5.071,60
-
-
-
-
5.652,36
15.571,05
64.489,14
-
-
-
-
8.201,22
24.325,49
64.136,46
-
-
-
-
11.102,76
39.655,85
-
-
-
10.742,34
4.889,50
-
-
-
-
10.742,34
15.998,59
-
-
-
-
15.937,65
25.521,68
-
-
-
26.504,94
5.450,70
-
-
-
32.823,05
5.531,04
-
141.893,41
169.663,19
-
16.688,27
6.214,07
34.436,22 64.995,75
-
33.620,00
Tabel 34. Hasil analisis sensitivitas perencanaan produksi agregat apel (menurunkan pasokan 10%) Produksi Periode (Bulan)
Persediaan
Jam Kerja Reguler Jenis
Puree (Kg)
Jam Kerja Lembur
Jus (Liter) Dari Buah Segar
Puree (Kg)
Jus
Dari Puree
Puree (Kg)
Dari Buah Segar
Jus (Liter)
Dari Puree
1
Apel
-
34.238,88
5.682,53
-
-
-
1.658,99
4.038,31
2
Apel
-
36.489,25
5.680,38
-
-
-
818,29
4.863,95
3
Apel
8.069,53
41.778,47
-
-
-
-
8.887,82
4.240,22
4
Apel
3.554,28
44.884,95
-
-
-
-
12.442,09
10.439,17
5
Apel
35.969,94
-
-
-
-
12.442,09
4.219,01
6
Apel
45.032,46
-
-
-
-
17.257,63
7.616,07
7
Apel
-
6.542,24
25.209,92
-
-
-
13.526,56
3.578,93
8
Apel
-
34.238,88
2.038,49
-
-
-
13.224,86
3.623,30
9
Apel
924,99
34.923,67
-
-
-
-
14.149,85
3.504,27
10
Apel
664,00
36.684,12
-
-
-
-
14.813,86
3.653,49
11
Apel
57,44
40.775,62
-
-
-
-
14.813,86
4.039,01
12
Apel
5.334,14
38.591,60
-
-
-
-
20.147,99
3.875,51
Total Apel Ket. Data diolah
23.419,90
430.150,08
-
-
-
144.183,88
57.691,24
4.815,54
38.611,32
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas yang dilakukan maka penurunan pasokan bahan baku buah jambu pada penurunan jumlah pasokan sebanyak 10 % dan 20% masih mampu memenuhi permintaan. Namun pada saat penurunan jumlah pasokan sebanyak 30% maka perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen. Sedangkan pada pasokan bahan baku buah sirsak, penurunan jumlah pasokan maksimal sebesar 30% masih mampu memenuhi permintaan konsumen. Pada pasokan bahan baku buah apel, sensitivitas dapat optimum pada penurunan pasokan sebesar 10% atau penurunan jumlah pasokan lebih dari 10% akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan. Pada pasokan bahan baku buah nenas dan buah strawberi penurunan jumlah pasokan sebesar 10% sudah tidak dapat memenuhi permintaan jus.
Pengambil Keputusan Kemampuan sistem penunjang keputusan Rp_JUS dilakukan dengan menterjemahkan formulasi matematika dengan tujuan membantu pengambil keputusan dalam perencanaan produksi. Manajemen perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orangorang, bahan-bahan, mesin dan peralatan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada periode tertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau yang diramalkan menurut data masa lalu (Assauri. 1993). Perencanaan produksi dilakukan dengan maksud memenuhi permintaan pada tingkat biaya yang minimum. Kegiatan produksi sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan jumlah permintaan. Bahan baku sebagai masukan akan diproses untuk menghasilkan produk. Pasokan bahan baku dalam agroindustri mempunyai karakteristik musiman, mudah rusak, beragam, dan bulky.
Perencanaan
dan
pengendalian
produksi
akan
berperan
dengan
memperhatikan karakteristik tersebut melalui pengelolaan persediaan, kapasitas dan jadwal induk produksi. Pengelolaan persediaan bertujuan minimisasi biaya dan kerusakan produk atau bahan, perencanaan kapasitas dimaksudkan untuk menjamin kelancaran proses produksi dan jadwal induk produksi ditujukan untuk menjaga kualitas dan tingkat persediaan yang minimum.
Perancangan sistem perencanaan produksi untuk agroindustri tentunya harus memperhatikan karakteristik dari bahan baku yang khas tersebut. Faktor musiman bahan baku mengharuskan pentingnya melakukan perencanaan produksi dan penjadwalan produksi. Jumlah ketersediaan bahan baku buah segar dan sifat perishable mengharuskan sistem persediaan bahan baku buah segar yang memperhatikan resiko penurunan mutu buah. Karakteristik inilah yang penting diperhatikan dalam merancang sebuah sistem perencanaan produksi di agroindustri. Berdasarkan tersebut perlu diwujudkan melalui sebuah sistem penunjang keputusan. Menurut Eriyato (2003) yaitu pendekatan secara sistem dalam pengambilan keputusan dikenal dengan istilah sistem penunjang keputusan yang bertujuan untuk memaparkan secara detil elemen-elemen sistem sehingga dapat membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan. RP_JUS dirancang sebagai alat yang dibutuhkan pengambil keputusan dalam perencanaan ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi. perencanaan produksi dan jadwal induk produksi. Model ini akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan efektifitas koordinasi antar bagian pengadaan bahan baku. bagian produksi dan bagian pemasaran sehingga diperoleh sebuah keputusan yang memperhatikan sebuah sistem sebagai totalitas atau holistik.
Pengambil keputusan pada bagian
pengadaan bahan baku dapat melakukan analisis dan mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan fasilitas yang tersedia pada model. Pada model ketersediaan bahan baku yang layak diproduksi ini memperhitungkan laju kerusakan bahan baku buah segar. Hal ini sesuai dengan sifat utama dari produk pertanian yaitu mudah rusak. sehingga umur simpan bahan baku terbatas. Model perencanaan produksi menggunakan hasil keluaran dari model ketersediaan bahan baku buah yang layak diproduksi dengan memperhatikan jumlah penjualan yang akan dilakukan serta batasan-batasan sumberdaya yang dimiliki. Model jadwal induk produksi akan memaparkan jumlah produksi yang harus dilakukan dalam setiap periode mingguan. Pendekatan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah berhasil mengintegrasikan manajemen ketersediaan bahan baku dan manajemen perencanaan dan pengendalian produksi dalam sebuah bentuk sistem penunjang keputusan.
Adanya
model
ini
memungkinkan
pengambil
keputusan
untuk
menganalisis dampak dari keputusan pada tiap bagian terhadap operasional sistem secara keseluruhan. Pada perusahaan yang belum menerapkan manajemen persediaan bahan baku buah segar dan manajemen perencanaan dan pengendalian produksi dengan pendekatan sistem. maka proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara parsial. Pengambil keputusan pada bagian tertentu tidak memiliki informasi yang memadai tentang kondisi dan kebijakan unit yang lain sehingga keputusan yang diambil dapat memberikan dampak kurang baik terhadap kinerja sistem secara keseluruhan. Pendekatan sistem mampu menjawab kebutuhan para pengambil keputusan yang terlibat dalam sebuah sistem persediaan bahan baku dan perencanaan produksi dengan memanfaatkan data dan informasi antar bagian untuk mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang terbaik. Pengguna dari model yang dikembangkan ini adalah pengambil keputusan. Basis model yang digunakan dalam sistem penunjang keputusan Rp_JUS ini sepatutnya dipahami sehingga pengambil keputusan dapat menginterperetasikan dengan baik keluaran dari model. Hasil keluaran model persediaan bahan baku adalah jumlah bahan baku buah yang layak digunakan untuk produksi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengambil keputusan. karena pasokan bahan baku buah yang datang tidak langsung diolah menjadi jus ataupun puree. melainkan masih mengalami proses penyimpanan. Pada proses penyimpanan ini siklus hidup buah akan terus berlangsung dan akan terjadi penurunan mutu dari buah itu sendiri. Hasil keluaran model persediaan akan menjadi masukan bagi model perencanaan produksi. Pada manajemen perencanaan produksi dan jadwal induk produksi telah menyediakan model yang dapat digunakan pengambil keputusan untuk menganalisis lebih rinci sehingga dapat dirumuskan dengan baik dan mengacu pada prinsip holistik.