59
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Perusahaan perkebunan merupakan perusaan yang bergerak di bidang komersial, sehingga suatu perusahaan menginginkan hasil yang terbaik dari pengelolaannya.
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan
penerapan teknik - teknik budidaya yang dikelola dengan baik. Pada PT. Bakrie Pasaman Plantation teknik budidaya yang dilakukan adalah mulai dari pembuatan jalan sampai panen dan siap diolah hingga menghasilkan produk akhir kelapa sawit berupa CPO dan PK. Pelaksanaan budidaya tanaman kelapa sawit yang dilaksanakan di PT. Bakrie Pasaman Plantations Sungai Aur Estate yaitu : 4.1.1. Pembuatan jalan Jalan merupakan prasarana terpenting yang mendukung semua kegiatan transportasi kebun, seperti pengangkutan tenaga kerja, alat kerja dan BBM, sehingga
memudahkan
pengawasan
lapangan
serta
kegiatan
lainnya.
Pembangunan jalan dan kondisinya sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi, sifat fisik tanah dan cuaca.
Kelancaran transportasi sangat dibutuhkan untuk
pekerjaan land clearing dan tahapan pekerjaan lainnya.
Jalan - jalan kebun
terdiri dari beberapa bagian : A. Jalan utama Jalan utama adalah jalan yang menghubungkan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan semua Divisi, maupun hubungan keluar kebun hingga mencapai
60
jalan Negara.
Lebar jalan yaitu 11 m, jalan utama pada areal lahan gambut
memiliki parit dengan ukuran yaitu 3 m (lebar atas) x 2 m (tinggi). B. Jalan produksi (production road) Jalan produksi adalah jalan yang sejajar arah Utara – Selatan menuju jalan utama untuk transportasi produksi, pupuk dan pengawasan lapangan. Jalan produksi ini terletak ditengah blok tanaman, yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pengumpulan hasil. Lebar jalan adalah 7 – 8 m, pinggir jalan 0,9 m, parit jalan 0,6 x 0,4 x 0,3 m, bahu jalan 0,5 m dan badan jalan 4 – 5 m. Alat dan bahan yang digunakan adalah batu belah untuk badan jalan, batu utuh untuk bahu jalan dan pembuatannya dilakukan secara manual dan mekanis. C. Jalan koleksi (collection road) Jalan koleksi adalah jalan yang sejajar arah Timur – Barat menuju jalan produksi
yang
digunakan
untuk
transportasi
produksi,
pupuk,
maupun
pengawasan di lapangan dengan ukuran lebar 5 m. D. Jalan pikul / pasar pikul Jalan yang terdapat di dalam pertanaman sebagai jalan pekerja dan disebut juga gawangan hidup. Satu gawangan setiap 2 baris tanaman, dibuat dengan cara mencangkul / membabat, menyeprot tanaman penutup tanah dan mempunyai lebar 1 m – 1,5 m. E.
Jalan kontur Jalan kontur adalah jalan yang dibangun pada areal berbukit dengan
lebar 5 m searah dengan bentuk punggung bukit.
61
4.1.2. Persiapan bahan tanam (pembibitan) Persiapan bahan tanam merupakan tahap awal dari kegiatan budidaya yang
menentukan
berhasil
atau
tidaknya
budidaya
yang
diusahakan.
Persyaratan lokasi pembibitan yang harus diperhatikan adalah :
Tanah / arealnya datar.
Dekat dengan sumber air.
Bebas dari sumber hama dan penyakit.
Dekat dengan lokasi penanaman baru.
Dekat dengan lokasi perumahan karyawan.
Draenase baik dan bebas dari ancaman banjir Benih yang digunakan di PT.
BPP yaitu dari hasil persilangan varietas
Dura x Pisifera yang dipesan dari PT. Socfindo Medan, Marihat Sumatera Utara dan Afrika Utara yaitu Costarica. Tabel 3 : Jumlah pemesanan kecambah untuk luasan per 1 ha Persentase Kecambah
Jumlah Kecambah
(%)
(butir)
Pohon efektif
100 % x 135
135
Penyisipan
10 % x 135
13,5
Seleksi di main Nursery
12 % x 135
16,5
Seleksi di pre nursery
5 % x 135
6,75
Seleksi kecambah
1 % x 135
1,35
Uraian
Total kecambah yang dipesan Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations
175
62
4.1.3. Pre Nursery Seleksi
bibit
merupakan
pekerjaan
untuk
menyingkirkan
atau
memusnahkan bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang betul-betul bermutu baik dan sehat untuk dialihtanamkan ke lapangan. Persentase seleksi bibit dari persemaian sampai dengan ditanam di lapangan biasanya berkisar 25 – 35 %, tergantung dari jenis bibit dan rekomendasi dari institusi penghasil benihnya. Pada saat bibit akan dipindahkan ke main nursery (umur 3 bulan) dilakukan seleksi bibit yang abnormal seperti :
Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).
Pertumbuhan bibit berputar (twisted) akibat salah tanam / terbalik.
Pertumbuhan kerdil (dwarfish).
Anak daun menggulung (rolled leaves).
Pertumbuhan bibit memanjang (erected).
Anak daun kusut (crinkled).
Ujung daun membulat seperti mangkok (collante).
Terserang penyakit tajuk (crown disease).
Warna daun menguning (chimera). Prestasi kerja seleksi bibit yaitu 5.000 bibit / HK dan dilakukan 1 x periode
pembibitan. 4.1.4. Main nursery A. Pengisian tanah polybag Polybag yang digunakan tahan lapuk, berwarna hitam, ketebalan 0,2 mm, panjang 50 cm dan lebar 40 cm (dapat menampung media 18 – 20 kg). Media yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang
63
bebas dari sampah, gulma dan telah digemburkan. Sebelum tanah dimasukkan ke dalam large polybag terlebih dahulu dicampur pupuk Rock Phosphate dengan dosis 10 gr / polybag. Pengisian tanah dilakukan dengan tabung atau ember, tanah yang telah diisi perlahan – lahan dipadatkan, kemudian lakukan penyiraman dengan air (tanah diisi sampai 2 cm dibawah bibir atas polybag). Prestasi kerja yaitu 115 polybag / HK dan rotasi 1 x periode pembibitan. B. Penanaman Kegiatan penanaman meliputi bibit pre nursery diseleksi, diecer dan ditempatkan pada posisi di samping setiap polybag. Lubang tanam dibuat tepat di tengah polybag dengan menggunakan kayu yang berukuran lebih besar dari baby polybag.
Kemudian plastik polybag dibuka perlahan agar tidak merusak
tanah perakaran bibit, lalu bibit ditanam ke dalam lobang large polybag. Sambil melakukan pemadatan tanah ditambahkan top soil ke dalam polybag sampai permukaan tanah bibit berada 1 cm di bawah bibir polybag. Prestasi kerja yaitu 825 bibit / HK dan rotasi 1 x periode pembibitan. C. Konsolidasi bibit Konsolidasi adalah memperbaiki posisi bibit yang miring dan menambah tanah pada polybag yang kurang penuh yang sudah di tanam sebelumnya. Prestasi kerja yaitu 5.000 bibit / HK dan dilakukan cukup 1 kali saja. 4.1.5. Pemeliharaan main nursery A. Mulching (mulsa) Kegiatan mulching atau pemberian mulsa setelah selesai penanaman, permukaan tanah didalam polybag diberikan mulsa agar menjaga kelembaban
64
tanah, mengurangi penguapan air, unsur hara, menekan pertumbuhan gulma dan mencegah terbongkarnya tanah akibat penyiraman. Mulsa ditabur secara merata disekitar bibit dengan ketebalan 3 – 4 cm. Mulsa yang digunakan harus bebas dari hama dan penyakit. Bahan mulsa yang digunakan berupa cangkang kelapa sawit. B. Penyiraman manual Penyiraman bibit dilaksanakan secara manual menggunakan selang yang terpasang pada pipa tersier sebanyak 2 kali sehari, kecuali bila hujan turun ≥ 8 mm per haris tidak dilakukan penyiraman.
Kebutuhan air pada main nursery
yaitu tergantung umur bibit di main nursery. Pada umur bibit 0 – 3 bulan yaitu 1 liter / pokok / hari, umur bibit 3 – 6 bulan yaitu 2 liter / pokok / hari, dan umur bibit 6 – 9 bulan 3 liter / pokok / hari. Prestasi kerja yaitu 4.500 bibit / HK dan rotasi 1 x periode pembibitan. C. Penyiraman secara sumisansui Penyiraman dilakukan dengan cara memakai alat Sumisansui Mark II dengan menggunakan paralon / pipa induk (6 inci), pipa sekunder (4 inci) dan pipa tersier (2 inci), Dalam satu bedengan terdapat 4 jalur sumisansui dengan jarak antar polybag 0,9 meter. Gambar di bawah berikut ini adalah penyiraman secara sumisa
65
Gambar 11. Penyiraman secara Sumisansui D. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada bibit yang terserang dan menganggu pertumbuhan bibit.
Untuk pengendalian bibit di main nursery
dilakukan dengan cara pemberian Dithane M-45 20 gr / 15 liter air dan Matador 4 cc / 15 liter air yang dilarutkan dalam ember disemprotkan dengan knansack spayer. Prestasi kerja yaitu 5.000 bibit / HK dan rotasi 1 x 2 minggu. E. Pengendalian gulma Pengendalian gulma yang dilakukan terdiri dari 2 metode yaitu penyiangan dengan weeding atas dan weeding bawah. Berikut ini adalah gambar pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma pada main nursery.
Gambar 12. Pengendalian gulma pada main nursery.
66
F.
Penyiangan dalam large polybag (weeding atas) Dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang berada di
permukaan tanah dan dinding polybag.
Prestasi pengendalian dilakukan 1 x
periode sebulan dan prestasi kerja yaitu 2.700 bibit / HK. G. Penyiangan di permukaan tanah (weeding bawah) Penyiangan dengan cara ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Manual, yaitu menggaruk atau menajak gulma yang ada di luar polybag dengan rotasi pengendalian yaitu 1 x sebulan. b. Chemis /kimia, dilakukan dengan menggunakan herbisida kontak seperti Paracol 120 cc / 15 ltr air.
Untuk menghindari terjadinya
kerusakan daun sebaiknya di ujung gagang sprayer diberi sungkup, dengan prestasi kerja yaitu 3 HK /ha dan rotasi 1 x sebulan. H. Pemupukan extra borat Pemupukan borat hanya diberikan apabila bibit menunjukkan gejala defisiensi unsure Br yang dicirikan oleh daun yang pertumbuhannya tidak normal khususnya pada ujung daun, dosis yang diberikan adalah 0,5 gr / pokok dengan prestasi kerja 1 HK / 2750 bibit. Daun yang menunjukkan gejala defisiensi Br juga rapuh dan berwarna hijau gelap. I. Pupuk daun Pemberian pupuk daun bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar maksimal, Konsentrasi yang diberikan 20 gr /15 liter air. Pupuk daun yang digunakan adalah pupuk TIENS - FENG SHOU (ama dagang) dengan komposisi yang dikandung pupuk TIENS adalah mengandung mikroba penambat
67
N, mikroba pelarut P dan juga mikroba penghasil hormon pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk daun hanya diberikan kepada bibit yang daunnya menguning akibat defisiensi unsur hara dengan prestasi kerja 1 HK / 10 knapseck sprayer. Gambar di bawah berikut ini adalah pupuk daun FENG SHOU.
Gambar 13. Pupuk daun FENG SHOU 4.1.6. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) Pemupukan merupakan pemberian unsur hara ke dalam tanah untuk menjaga keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan mengganti unsur hara yang hilang terbawa hasil panen.
Pemupukan juga merupakan
aktivitas produksi kelapa sawit yang membutuhkan biaya tinggi ± 60 % dari keseluruhan biaya pemeliharaan tanaman. Pemupukan dilakukan pada piringan yang sudah bersih dengan jarak tabur 1 m – 1,5 m dari pokok. Pengangkutan dilakukan dengan jondare ke lapangan dan di lapangan akan di ecer tiap karung pupuk dengan jarak tertentu, kemudian pupuk dilangsir dengan ember dan mangkok (takaran pupuk) yang ditabur melingkari pokok dan berjalan pada pasar pikul. Beberapa jenis pupuk yang digunakan yaitu Urea / ZA, Rock Phosphate (RP) Morate Of Potate (MOP), Kieserit dan HGF Borate. Jenis dan dosis pupuk
68
TBM dilakukan berdasarkan standar pemupukan yang ada.
Jumlah dosis
pemupukan pada TBM dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Dosis pemupukan pada TBM (kg / pokok) Bulan setelah tanam
Urea
RP
MOP
Kisserite
HGF Borax
0 (Lobang tanam)
-
0,4
-
-
-
1
0,1
-
-
-
-
3
0,2
-
0,2
-
0,02
6
0,3
0,6
0,3
0,25
-
10
0,3
-
-
-
0,05
14
0,5
0,75
0,5
0,5
-
20
0,5
0,75
0,5
-
-
26
0,75
1
0,75
0,5
-
32
0,75
1
0,75
-
-
Total 3 th
3,3
4,5
3
1,25
0,007
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations Pemupukan dilakukan untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang optimal serta masa produksi secara ekonomis panjang, sehingga tanaman kelapa sawit harus dipupuk tepat waktu, jenis, cara dan dosis. 4.1.7.
Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
A. Pemupukan Pemupukan pada tanaman menghasilkan dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi yang dilakukan dari hasil analisa sampel daun yang dilakukan oleh konsultan dari Malaysia.
Jenis pupuk yang diberikan terhadap tanaman
menghasilkan berupa MOP / KCl, TSP / RP, Kieserit, Urea / ZA dan Borate.
69
Pemberian pupuk ini dilakukan 2 kali dalam setahun secara terpisah antara satu jenis pupuk dengan pupuk lainnya. Seperti antara Urea / ZA tidak boleh dicampur dengan pupuk Posfat (RP dan TSP) dan pupuk KCl, Kieserit tidak boleh dicampur dengan pupuk lainnya. Aplikasi pupuk ke lapangan dilakukan dengan menggunakan ember, agar dosis yang diberikan tidak menyimpang jauh dari rekomendasi yang ada, maka digunakan mangkok yang telah diketahui volumenya, yaitu dalam 1 mangkok berisi ½ kg. Aplikasi ke masing-masing tanaman dilakukan dengan menaburkan pupuk tersebut ke piringan dengan jarak 1 – 1 ½ meter dari batang. karung goni (50 kg) biasanya diletakkan dalam 3 barisan tanaman.
Satu
Prestasi
kerja yaitu 0,5 – 0,8 HK / ha dan rotasi 3 x dalam setahun. Pada tabel 5 di bawah ini akan menunjukkan rekomondasi pemupukan TM dalam 1 Devisi di PT. Bakrie Pasaman Plantations :
70
Tabel 5. Rekomondasi pemupukan TM di Divisi 01 Sei Aur Estate tahun 2011
Divisi 01
Block
Ha
Rekomondasi Pemupukan
Total tanaman
(kg/pokok) Urea
RP
MOP
Kies
911B05
37,8
4843
0,5
2,5
2,5
1,0
911B11
36,2
4256
0,5
2,5
2,5
1,0
911B13
33,0
4711
-
2,0
2,5
-
911B15
37,0
4787
-
2,0
2,5
-
911B17
38,0
4816
0,5
2,0
2,5
-
911B19
37,0
4943
0,5
2,0
2,5
-
911B21
36,0
4817
0,5
2,0
2,5
1,0
911B23
38,0
4919
0,5
2,0
2,5
1,0
TOTAL
293,0
38,092
921A05
18,0
2158
0,5
1,5
2,5
1,5
921A07
20,7
2428
0,5
1,5
2,5
1,5
921A19
32,6
4267
0,5
2,0
2,5
0,5
921A21
33,4
4790
0,5
2,0
2,5
0,5
921A23
23,2
3552
-
2,5
2,5
0,5
921B07
37,4
4295
0,5
1,5
2,5
1,5
921B09
35,2
3085
0,5
1,5
2,5
0,5
921B25
22,0
3497
-
2,5
2,5
0,5
TOTAL
222,5
28,072
931A17
16,0
1780
-
2,5
2,5
0,5
TOTAL
16,0
1780
941A13
22,8
3446
0,5
2,0
2,5
0,5
941A15
42,1
3310
0,5
2,0
2,5
0,5
941A17
17,5
2693
-
2,5
2,5
0,5
941A25
29,8
2509
-
2,5
3,0
-
TOTAL
112,2
11,958
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations Untuk mencapai pemupukan yang tepat pada saat aplikasi di lapangan PT. BPP harus melalui beberapa cara untuk memudahkan pelaksanaannya yaitu :
71
1. Organisasi pemupukan Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam aplikasi pupuk di lapangan maka di tiap Divisi setiap harinya hanya dibenarkan menaburkan satu jenis pupuk pada setiap bloknya.
Kebutuhan tenaga kerja harus pasti dan sesuai
dengan luas areal yang akan dipupuk. Tenaga kerja harus terlatih dan terdiri dari satu mandoran tenaga wanita yang tetap untuk satu Divisi.
Untuk
mengefisienkan waktu dan ketepatan cara aplikasi diusahakan agar tidak terjadi pergantian tenaga penabur, kecuali karena sesuatu hal.
Selain itu, jumlah
takaran harus sesuai dengan penabur. 2. Pengeceran pupuk Untuk memudahkan pelaksanaan pemupukan terutama pada pekerja yang kesulitan mengangkat pupuk dilakukan kegiatan pengeceran pupuk oleh tenaga ecer yang jumlahnya ditentukan oleh Perusahaa. Pengeceran dilakukan sesuai kebutuhan per bloknya dan dosis yang akan diaplikasikan.
Contohnya
dosis 1 kg / pokok maka pupuk diecer 1 goni dalam 3 rey, dimana 1 rey adalah 17 pokok kelapa sawit sampai pasar tengah.
Jadi 3 rey yang akan dipupuk
adalah 51 pokok, dalam satu goni pupuk berisi 50 kg. 3. Cara pemupukan Penaburan pupuk pada masing-masing pokok dimulai dari batas / rintis tengah blok (batas alam) menuju collection road (pasar tengah / jalan koleksi) sesuai arah barisan tanaman.
Takaran yang dibawa harus dipastikan sesuai
dosis yang akan digunakan dan sesuai dengan jumlah penabur.
Mandor dan
Assistant diharuskan mengikuti / mengamati jalannya kegiatan pemupukan,
72
karena banyak pekerja yang kurang tepat dalam penaburan pupuk (lebih atau kurang dosis pada tiap pokok). 4. Pengumpulan goni Setelah
selesai
melakukan
pemupukan
pekerja
istirahat
sambil
menghitung goni yang diawasi oleh mandor pupuk, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah pupuk yang telah ditabur dan menghitung biaya pekerja setiap orangnya yaitu Rp 2500 – Rp 3500 / goni. Selanjutnya karung goni dibawa ke kantor Divisi dan dikumpulkan oleh pihak kantor, karung tersebut digulung setiap 10 lembar untuk memudahkan pengontrolan kembali jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang. Untuk lebih jelasnya kegiatan pemupukan dapat dilihat pada gambar 14 di bawah ini.
Gambar 14. Kegiatan pemupukan yang ada pada TM. B. Pengendalian hama secara terpadu Tujuan
dari
penanaman
bunga
pukul
delapan
adalah
sebagai
pengendalian terpadu dengan musuh alaminya, bunga pukul delapan merupakan sebagai inang, dengan aroma yang dikeluarkan bunga pukul delapan, predator
73
(serangga) akan hinggap pada bunga, dengan demikian apabila ada hama ulat api, ulat kantong pada areal kebun maka akan berhadapan langsung dengan predator yang hinggap pada bunga pukul delapan. Pada gambar 15 di bawah ini dapat dilihat penanaman bunga pukul delapan.
Gambar 15. Penanaman bunga pukul delapan Hama yang sering menyerang kelapa sawit diantaranya ulat api (Setoranitens, Setothosea asigna, Darna trima, Darna diducta, Birthosea bisura ) ulat kantong (Mahasena corbetti dan Metisa plana), tikus rayap, tupai, adoretus,
apogonia, kumbang tanduk (oryctes) dan babi hutan. C. Slashing (membabat) Slashing (membabat) salah satu jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit. Adapun tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menghambat cepatnya pertumbuhan gulma, mengurangi persaingan unsur hara, sinar matahari maupun membantu peningkatan produksi tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan slashing (membabat gulma) dimulai dari pasar pikul ke arah gawangan mati dengan pembabatan
74
semepet mungkin ke tanah. Kegiatan slashing (rotasi) dilakukan 4 x dalam 1 tahun dengan prestasi kerja yaitu 0,5 Ha / HK. D. Pasar pikul dan pasar tengah Pemeliharaan dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan bahan Basmilang dengan konsentrasi 150 cc / knapseck (15 leter), pelaksanaan penyemprotan dilakukan > 40 cm di atas permukaan tanah, berjalan mengikuti pasar pikul dan pasar tengah. Lebar semprotan yang dilakukan yaitu 1,5 m dan dilaksanakan 1 x 4 bulan dengan prestasi kerja yaitu 3 Ha / Hk. E. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada hakikatnya merupakan upaya untuk
mengendalikan
suatu
kehidupan.
Oleh
karena
itu,
konsep
pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama / penyakit itu sendiri.
Pengetahuan terhadap bagian paling lemah dari
seluruh siklus hidup mata rantai sangat berguna di dalam pengendalian hama dan penyakit yang efektif. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan.
Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan
pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali / terduga. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama / penyakit yang sudah menyebar luas. Hama yang sering menyerang kelapa sawit diantaranya ulat api (Setora
nitens, Setothosea asigna, Darna trima, Darna diducta, Birthosea bisura ) ulat kantong (Mahasena corbetti dan Metisa plana), tikus rayap, tupai, adoretus,
75
apogonia, kumbang tanduk (oryctes) dan babi hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah pada tanaman kelapa sawit diantaranya yaitu penyakit penyakit daun pada pembibitan, penyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan (maarasmius), dan penyakit busuk pucuk (spear rot). f. Pruning Pruning / Penunasan TM ada dua yaitu tunas panen dan tunas rutin. Penunasan
bertujuan
untuk
menjaga
kebersihan
tanaman
(sanitasi),
memperlancar proses penyerbukan, mengurangi kehilangan berondolan dan memudahkan pengamatan tandan matang.
Tunas panen yaitu Pemotongan
pelepah sawit songgoh 1 atau 2 yang dilakukan pada saat panen. Pelepah yang sudah dipotong, disusun di gawangan mati dengan rapi dan dipotong menjadi 2 bagian. Sedangkan tunas rutin yaitu dilaksanakan pada umur tanaman 48 bulan. Penunasan rutin dilakukan dengan rotasi setiap 9 bulan sekali. Jumlah pelepah pada TM < 8 tahun berkisar antara 48 – 56 pelepah, sedangkan untuk TM > 8 tahun berkisar antara 40 – 48 pelepah. Tanaman yang telah selesai ditunas dapat dilihat pada Gambar 16 dibawah ini.
Gambar 16. Tanaman kelapa sawit pada saat pruning.
76
g. Dongkel anak kayu Dongkel anak kayu adalah salah satu jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan yaitu untuk membersihkan anak kayu yang masih ada di sepanjang piringan tanaman kelapa sawit dan dapat juga disebut pengendalian gulma berkayu secara dini dengan mencabut anak kayu hingga ke akarnya. Adapun manfaat
dilakukannnya
kegiatan
dongkel
anak
kayu
ini
adalah
dapat
mempengaruhi hal – hal sebagai berikut :
Dapat mengurangi persaingan gulma / anak kayu dengan tanamn kelapa sawit yaitu dalam hal perebutan unsur hara, air dan sumber - sumber kebutuhan tanaman tersebut.
Untuk mengefesiensikan biaya dalam hal pengendalian gulma berkayu, yaitu dapat mempersingkat rotasi penyiangan berikutnya. Prestasi kerja pada kegiatan dongkel anak kayu ini adalah 2,3 HK / ha dan
dilakukan dengan rotasi 1 - 2 kali dalam setahun. h. Sanitasi pokok Sanitasi dilakukan pada pokok kelapa sawit yang ditumbuhi oleh gulma atau vegetasi lainnya yang dianggap akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman ataupun dapat dijadikan sebagai sarang hama dan penyakit. Sanitasi dilakukan dengan cara membuang gulma tersebut dengan menggunakan parang atau lainnya kemudian dibuang pada gawangan mati.
Prestasi kerja dalam
kegiatan sanitasi ini adalah 1,8 HK / ha dan rotasi 1 – 2 x setahun.
77
I. Forecasting /black bunchees ( sensus buah ) Forecasting
(taksasi
produksi)
dilaksanakan
untuk
memperkirakan
produksi buah 4 bulan kedepan sehingga perusahaan dapat memperkirakan pendapatan untuk 4 bulan kedepan dengan rotasi 2 bulan sekali.
Dalam
kegiatan ini, buah yang dihitung hanya buah yang berwarna hitam, sedangkan buah cengkeh, buah yang berwarna merah, dan buah yang telah masak tidak ikut dihitung. Buah cengkeh tidak dihitung sebab buah tesebut baru dapat dipanen setelah lebih dari 4 bulan. Sedangkan buah yang berwarna merah dan buah yang telah masak juga tidak ikut dihitung karena dalam waktu dekat akan dipanen. Pelaksanaan forecasting di Kebun PT. BPP dilakukan oleh mandor yang sudah berpengalaman karena memerlukan tenaga yang terampil dan dapat dipercaya. Prestasi kerja yang dilakukan adalah 11 ha / HK. 1) Ulat api Serangan hama ulat api (ulat pemakan daun kelapa sawit) telah banyak menimbulkan masalah yang berkepanjangan dengan terjadinya eksplosi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) tanaman yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi. Kehilangan daun ( defoliasi) yang mencapai 100 % pada TM berdampak langsung terhadap penurunan produksi hingga 70 %.
Hal ini menerangkan
betapa seriusnya serangan ulat api yang tidak dapat dikendalikan. Untuk lebih jelasnya hama ulat api dapat dilihat pada gambar 17 dibawah ini.
78
Gambar 17. Ulat api, a. Setora nitens
b. Setothosea asigna
2) Ulat Kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti) Hama ini menjadikan daun berlubang – lubang dan kemudian kering, yang penyebarannya
melalui
angin.
Cara
pengendaliannya
sama
dengan
pengendalian ulat api. Foto ulat kantong dapat dilihat pada Gambar 18 di bawah ini.
Gambar 18. Metisa plana 3) Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) Merupakan serangga Ordo Coleoptera dari kelompok binatang kumbang penggerak pucuk. Serangan Oryctes sp sangat berbahaya pada TBM dan TM karena dapat dengan mudah serangan mencapai titik tumbuh
yang akan
79
mematikan pohon.
Pencegahan dikakukan dengan cara menghilangkan
tumpukan organik (batang kayu yang lapuk,tandan kosong) agar tidak dijadikan sebagai tempat perkembang biakan Orictes sp dan penanaman LCC pada areal yang baru ditanam. Pengendalian hama ini dapat menggunakan Feromon Trap (sex feromon), yaitu berupa alat perangkap yang dipasang di kebun, dimana untuk 1 ha kebun dipasang 1 alat Feromon Trap. Foto kumbang tanduk ( Oryctes
rhinoceros) dapat dilihat pada Gambar 19 di bawah ini.
Gambar 19. Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) 4.) Tikus Pada TBM, tikus menyerang titik tumbuh, gejala serangannya berupa bekas gerekan, lubang - lubang pada pangkal pelepah, bahkan sering ditemui pelepah yang putus / terkulai. Kadang - kadang, serangan hama ini dijumpai sampai ke titik tumbuh, terutama pada tanaman umur sekitar satu tahun sehingga menyebabkan kematian pada tanaman. Pada TM, selain menterang bunga betina dan bunga jantan, tikus juga memakan mesocarp buah (daging buah), baik pada tandan muda maupun yang sudah matang.
Pada areal yang terserang dengan kategori serangan berat,
populasi tikus dapat mencapai 300 ekor / ha. Berikut ini adalah gambar 20 bekas serangan tikus pada buah kelapa sawit.
80
Gambar 20. Serangan tikus pada buah sawit Sedangkan untuk penyakit yang menyerang pada TBM dan TM di PT. Bakrie Pasaman Plantations adalah : 1. Busuk pangkal batang (Ganoderma sp) Penyakit busuk pangkal batang yang menyerang kelapa sawit di kebun berasal dari Ganoderma boninense, gejala yang ditimbulkan berupa daun muda banyak yang tidak membuka, daun tua layu, pelepah patah, jaringan dalam busuk dan berwarna kuning serta pada pangkal batang terdapat jamur berwarna orange. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan membongkar tanaman terserang dengan alat exsapator, parang dan kapak kemudian membakarnya. Ganoderma yang menyerang batang kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 21 dibawah ini.
Gambar 21. Serangan ganoderma pada buah sawit
81
2. Busuk tandan buah Penyakit ini disebabkan oleh jamur Marasmius p. Sumber inang berasal dari jaringan mati yang membusuk atau tandan yang terlewat matang. Pengendalian dengan kultur teknis yaitu membuang dan membersihkan buah yang telah membusuk di kebun dengan dodos dan kapak. 3. Penyakit tajuk (crown desease ) Penyakit tajuk (crown deseases) yang disebabkan oleh jamur yang belum diketahui dan kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik. Pengendalian hama penyakit biasanya dilakukan dengan rotasi 1 x 1 bulan. 4.1.8. Panen dan pasca panen Panen merupakan kegiatan puncak dari kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan, karena pada dasarnya tujuan pembudidayaan kelapa sawit adalah untuk diambil buahnya yang lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Secara teoritis, kuantitas dan kualitas TBS yang dihasilkan merupakan cerminan dari efektivitas kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. Panen juga dikatakan semua
kegiatan memotong tandan buah
matang,
mengutip brondolan,
mengumpul dan mengangkut buah ke TPH. A. Kriteria matang panen Ketentuan areal yang sudah dapat dipanen apabila tanaman sudah berumur > 30 bulan di lapangan atau 60 % pohon telah mempunyai tandan matang, berat TBS ≥ 3 kg.
Ciri - ciri tandan matang adalah buah berwarna
orange kemerahan dan sudah membrondol minimal 1 brondolan per kg tandan.
82
Untuk
memperoleh
mutu
panen
yang
baik
perlu
diperhatikan
derajat
kematangan tandan buah, karena akan mempengaruhi rendemen minyak dan kandungan Asam Lemak Bebas (ALB), maka harus diketahui tingkat kematangan buah dan hubungannya dengan rendemen ALB seperti pada Tabel 6 di bawah berikut ini Tabel 6. Hubungan Tingkat Kematangan Buah dengan Rendemen dan ALB. Derajat Fraksi
% Jumlah Brondolan
Rendemen
ALB
00
Tidak ada, buah masih hitam
Sangat mentah
-
-
0
Membrondol 1 – 12,5 %
Mentah
16,0
1,6
1
Membrondol 12,5 – 25 %
Kurang matang
21,4
1,7
2
Membrondol 25 – 50 %
Matang – I
22,1
1,8
3
Membrondol 50 – 75 %
Matang – II
22,2
2,1
4
Membrondol 75 – 100 %
Lewat matang – I
22,2
2,6
5
Buah dalam ikut membrondol
Lewat matang - II
21,9
3,8
Kematangan
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations B. Sortasi buah Buah mentah yang dipanen akan menghasilkan mutu minyak sawit yang rendah apabila telah diolah di PKS, dengan mutu minyak sawit yang rendah tersebut akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan, sehingga masalah ini mendapat perhatian khusus dari perusahaan. Dengan demikian, kegiatan sortasi buah sangat penting dilaksanakan setiap ada proses pemanen. Gambar 22 di bawah ini adalah tiga jenis tingkat kematangan buah yang di potong saat pemanenan.
83
Buah mentah
Buah matang
Buah lewat matang
Gambar 22. Tiga jenis tingkat kematangan buah C. Rotasi panen Rotasi panen yang dilakukan di PT. BPP adalah dilaksanakan 2 - 3 kali dalam 1 bulan atau interval 10 – 15 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini merupakan penentuan rotasi panen untuk 1 Devisi dalam 1 bulan. Tabel 7. Penentuan rotasi panen untuk 1 Devisi di PT. BPP. Luas
Tenaga
Tenaga
Selisih
Kerapatan
Daya
Rotasi
Ha TM
Tersedia
Aktual
Tenaga
buah
Jelajah
(Hari)
745 ha
39
36
3
1:3
1,4 ha
15
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations Keterangan : A.
Jumlah luasan yang dapat dipanen per hari = 1,4 ha x 36 tenaga aktual = 50 ha/hari
B.
Rotasi panen = 745 ha : 50 ha = 15 hari sekali rotasi panen dapat dilaksanakan
84
D. Ancak panen Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen, yang terdiri dari :
Ancak tetap Pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap, biasanya pada areal
berbukit dan berlereng curam atau letaknya terpencil.
Ancak giring Pada sistem ini pemanen bersama-sama memanen di 1 blok, setelah
selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen 2 baris (1 gawang), kemudian berpindah kebarisan yang belum dipanen dan seterusnya hingga selesai 1 blok. Keuntungan ancak giring ini yaitu buah dapat segera diangkut ke PKS dan kontrol mandor lebih mudah. Ancak yang biasa dipakai di PT.
BPP adalah ancak tetap, sedangkan
ancak giring dipakai apabila keadaan buah di lapangan tidak banyak yang matang.
Luas areal yang menjadi tanggung jawab pemanen ditentukan oleh
mandor yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan dari pemanen itu sendiri. E. Kerapatan panen Kerapatan panen merupakan persentase jumlah pohon yang dapat dipanen pada areal kebun dalam luasan tertentu. Tujuan penentuan kerapatan untuk menentukan jumlah tenaga pemanen yang diperlukan, agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. Sensus Kerapatan Panen (SKP) juga dapat digunakan untuk meramalkan produksi esok hari, jumlah, alat angkut dan rencana pengolahan TBS.
85
Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang tandannya dapat dipanen / jumlah pohon dari luasan tertentu. Tabel 6 di bawah ini menunjukkan hasil data yang diperoleh dari kegiatan taksasi panen harian dan kegiatan panen pada esok harinya dalam 1 Devisi di PT. BPP : Tabel 8. Data kegiatan sensus kerapatan buah (Taksasi Panen Harian) untuk 1 Devisi di PT. BPP. Ha Total Daya Kerapatan Block Tenaga BJR Tonase panen TBS jelajah buah 94B18
20
14
675
20
1,4 ha
13500
1:4
94B20
19
13
641
21
1,4 ha
12820
1:4
94A10
15
10
506
20
1,4 ha
10626
1:4
TOTAL
54
37
1822
36946
5 Truck
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations Kalibrasi sensus kerapatan buah : = 45 TBS masak : 100 pokok sampel = 0,45 atau 1 : 4. Artinya setiap 4 pokok terdapat 1 TBS masak yang bisa dipanen. Untuk mengetahui total TBS yang dapat dipanen dalam 1 block : = 20 Ha panen X 135 SPH : 4 kerapatan buah = 675 TBS Untuk mengetahui jumlah tenaga pemanen dalam 1 block : = 20 Ha panen : 1,4 Ha daya jelajah = 14 tenaga pemane F. Cara panen Yang dimaksud cara
panen
adalah
cara
yang
dilakukan
dalam
pemungutan hasil kelapa sawit sesuai dengan saat yang ditentukan oleh
86
perusahaan.
Langkah – langkah kerja yang dilakukan pemanen setelah
pembagian ancak adalah :
Pemanen berjalan di pasar pikul sambil melihat dan memeriksa buah masak dengan cara mengelilingi pohon.
Dipotong tandan buah menurut kriteria
matang panen, lalu dipotong tangkai buah semepet mungkin (maksimal 2 cm).
Pada tanaman umur < 4 tahun tidak dibenarkan memotong atau membuang pelepah pada saat pelaksanaan panen. Akan tetapi panen dilakukan dengan cara sistem curi potong buah.
Pada tanaman berumur > 4 tahun pemanen dapat memotong pelepah sehingga pelepah yang tinggal 2 pelepah di bawah tandan buah (songgo 2).
Tandan buah matang dipotong.
Dibersihkan semua brondolan dari ketiak pelepah dengan cara mencongkel pakai gancu dan bila pohon sudah tinggi digunakan alat panen seperti egrek.
Pelepah yang ikut dipotong agar disusun rapi pada gawangan mati dan pada areal berkontur pelepah disusun searah kontur.
Pelepah tidak boleh
dibuang ke saluran air dan pasar tengah.
Pelaksanaan panen dilakukan menurut jalur / huruf U.
Dikeluarkan tandan buah dan brondolan dari piringan ke TPH.
Tandan disusun dengan teratur dengan susunan 5 – 10 baris posisi gagang di sebelah atas supaya mudah menghitungnya, kemudian dituliskan nomor pemanen pada gagang tandan buah.
Brondolan yang sudah bersih agar dikumpulkan di TPH.
87
G. Kebutuhan tenaga panen Kebutuhan tenaga panen per hari untuk satu Divisi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Berdasarkan luas dan rata-rata Ha / pemanen/hari a Tenaga = ------bxc
Kerangan a : Luas areal yang dipanen b : Jumlah hari panen / rotasi c : Jumlah ha / pemanen / hari
745 Ha Tenaga = ----------3 x 50 Ha
745 Ha = ----------- = 49 Tenaga pemanen 150 H. Alat – alat panen Alat – alat yang digunakan dalan pelaksanaan kegiatan panen adalah :
Dodos ukuran 8 – 10 cm (lebar mata) , untuk memotong tandan pada ketinggian tanaman sampai 3 m (umur > 4 tahun).
Dodos ukuran 12 – 13 cm (lebar mata) , untuk memotong tandan pada ketinggian 3 m - 5 m (umur > 4 sampai ≥ 6 tahun).
Kampak, digunakan untuk memotong tandan buah dan pelepah pada saat kastrasi.
88
Egrek dengan ujung agak rata, digunakan untuk tanaman dengan ketinggian 5 – 10 m (tanaman muda umur > 6 tahun sampai dengan ≤ 10 tahun).
Egrek dengan ujung agak melengkung, digunakan untuk tanaman dengan ketinggian > 10 m (umur > 10 tahun).
Gancu, digunakan mencongkel brondolan dan menarik tandan buah yang sangkut pada ketiak pelepah serta mengangkat tandan ke alat angkut (angkong) untuk dibawa ke TPH.
Angkong / kreta sorong digunakan untuk mengangkut TBS dari ancak ke TPH.
Garu, untuk mengumpulkan brondolan.
Goni bekas pupuk, digunakan sebagai tempat brondolan.
Tojok, untuk mengangkut TBS dari TPH ke truck buah.
Berikut ini adalah gambar 23 peralatan panen yang biasa digunakan saat panen.
Tojok
Egrek
Gancu
Kampak Gambar 23. Peralatan panen
Dodos
89
I. Premi dan Pinalty pemanen Premi pemanen : Premi tandan
= (jumlah tandan basic premi) x Rp. 65
Premi kerajinan = Rp. 1.500.- jika pemanen mendapat basis borong Premi brondolan = Rp. 40.- per kg Pinalty pemanen : Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan panen yang baik sesuai peraturan dan dikerjakan penuh disiplin untuk memperoleh mutu panen sesuai standar, jumlah basis borong yang ditentukan dan begitu juga dengan pekerjaan – pekerjaan yang lain yang terkait dengan panen, maka perlu ditetapkan pinalty (denda) terhadap segala penyimpangan mutu panen berupa pemotongan buah atau premi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 7 di bawah ini. Tabel 9. Ketentuan pinalty untuk pemanen yang melakukan kesalahan No 1
Jenis Kesalahan
Pinalty
Basis tugas tidak tercapai, pemanen pulang Dikurangi jam kerja secara sebelum waktunya tanpa alasan yang jelas
proporsional
2
Memotong (panen) buah mentah
Denda Rp. 10.000,-/tandan
3
Tangkai buah panjang (>2cm)
Denda Rp. 2.000,-/tandan
4
Buah masak di pohon tidak dipanen
Denda Rp. 5.000,-/tandan
Buah yang telah dipanen tidak di angkut ke
Denda Rp. 5.000,-/tandan
5
6
TPH Pelepah
sengkleh
(pelepah
dibiarkan Denda Rp. 2000,-/pelepah
tergantung dan tidak disusun rapi)
7
Brondolan tinggal di piringan
Denda Rp. 250,-/butir
8
Brondolan kotor di TPH
Denda Rp. 5.000,-/TPH
Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations
90
Rotasi inspeksi panen dapat dilaksanakan Mandor panen dan Mandor 1 setiap hari, untuk Asisten divisi melakukan inspeksi panen di lapangan 1 kali tapi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Inspeksi bersama dapat di lakukan 2 - 3 kali dalam 1 bulan. J. Pengangkutan TBS Pengangkutan TBS adalah mengangkat buah sawit yang telah dipanen dari TPH ke pabrik untuk dilakukan pengolahan.
Alat yang digunakan untuk
mengangkut TBS tersebut adalah truk. Langkah kerja pengangkutan TBS adalah sebagi berikut : Hitung dan catat jumlah TBS yang ada di TPH, sebelum TBS dan brondolan dimuat ke truck pengangkut. Lakukan pengawasan TBS dan brondolan pada saat pengangkutan agar jangan ada yang tertinggal di TPH. Apabila muatan truck sudah penuh, maka krani mencatat berapa jumlah TBS dan estimasinya (kg), begitu juga dengan jumlah kg brondolan yang di angkut untuk dibawa ke PKS. Isi TBS dalam 1 buah truck adalah 7 - 8 ton, dengan jumlah TBS berkisar 336 TBS dengan berat janjang rata – rata 21 kg / TBS. 4.2. Pengolahan Hasil Tanaman Kelapa Sawit 4.2.1. Stasiun penerimaan buah A. Satpam Sebelum ketimbangan buah yang masuk harus melalui petugas satpam pertama satpam akan mengumumka dengan menggunakan pengeras suara
91
untuk mempersilahkan supir masuk dan menyerahkan nota yang diberikan dari kantor divisi. B. Jembatan timbang Jembatan timbang berfungsi untuk mengetahui jumlah / berat material yang masuk dan keluar pabrik.
Material tersebut ialah Tandan Buah Segar
(TBS), CPO, Kernel, Tandan Kosong (Tankos), Fiber, Batu dan Besi Bekas. Manfaat dari penimbangan adalah untuk mengetahui jumlah TBS yang diperoleh untuk bagian perkebunan, mengetahui upah / premi yang akan dibayarkan kepada karyawan pengangkutan dan mengetahui jumlah produksi (CPO dan Kernel). Hal yang perlu dicatat dalam penimbangan meliputi: Berat Bruto : yakni berat kendaraan beserta dengan muatannya, sopir dan kenek tidak diijinkan ikut tertimbang dalam hal ini. Berat Netto : Berat kendaraan tanpa muatan, biasanya truk masuk dan ditimbang dalam keadaan bermuatan, kemudian ditimbang kembali setelah selesai membongkar muatan. Berat Tara : berat selisih antara bruto dengan netto yakni berat muatan Nama Material : yakni TBS, Tankos, CPO, Kernel, atau material bangunan Nomor Kendaraan : yakni nomor polisi angkutan tersebut Tanggal : waktu dilakukannya penimbangan Waktu Terima/kirim : yakni waktu barang tersebut diterima atau dikirim Nama Juru Timbang : operator jembatan timbang Kepala Produksi : yakni Kepala Produksi yang bertanggung jawab saat itu Hasil Penimbangan dicatat untuk disampaikan kepada Mill Manager, Estate manager, Plasma Estate Manager dan Petugas Pihak Ketiga.
Saat ini
92
jembatan timbang yang ada di PKS PT. BPP adalah berkapasitas 30 ton untuk timbangan mekanis dan 40 ton untuk timbangan elektronik. C. Loading ramp Loading ramp berfungsi sebagai tempat penimbunan sementara TBS sebelum diolah, alat pemasukan TBS kedalam Lori dan tempat Sortasi. Pengisian loading ramp harus secara berurutan dan dimulai dari kompartemen pertama hingga kompartemen terakhir.
Demikan juga halnya
dengan pengisian buah dari loading ramp ke dalam lori rebusan, yaitu buah yang lebih awal masuk ke loading ramp harus lebih dahulu diisikan ke dalam lori (FIFO). Di loading ramp juga dilakukan sortasi TBS, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan TBS yang diterima dan diolah di PKS.
Data
tingkat kematangan TBS ini digunakan untuk evaluasi tentang kualitas dan kuantitas CPO dan PK yang diperoleh selama proses di pabrik. Tabel 10. kriteria tingkat kematangan TBS yang diterima di PKS PT. BPP dapat dilihat di bawah ini : Tingkat kematangan
Jumlah brondolan (%)
Mentah (Unripe)
Buah luar tidak membrondol
Mengkal (Under ripe) Masak (Normal ripeness) Lewat masak (Over ripe) Busuk (Rotten)
Buah luar membrondol 12.5-25 % Buah luar membrondol 25-75 % Buah luar membrondol 75-100 % Buah bagian dalam hampir semua membrondol Buah dibagian dalam membrondol semuanya
Tandan kosong bunch) Abnormal
(Empty
Buah sakit, yang tidak termasuk dalam kriteria diatas Tangkai panjang (Long stalk) Tangkai tandan panjangnya lebih dari 2 cm Sumber : PT. Bakrie Pasamaman Plantations
93
Pada gambar 24 berikut disajikan gambar tentang Loading Ramp Area.
Gambar 24. Loading Ramp Area D. Lori Lori berfungsi untuk penampungan buah sebelum diolah pada stasiun berikutnya. Kapasitas lori yang dipakai di PKS Air Balam adalah 10 ton / lori. Setelah buah penuh pada lori, dengan menggunakan Transfer Cariage lori di pindahkan ke proses perebusan untuk di proses lebih lanjut.
Lori dibuat
berlubang yang berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air condensate.
Ukuran lubang yang besar menunjukkan proses
sterilisasi buah yang baik akan tetapi daya tahan alat akan berkurang. E. Sterilizer Sterilizer yang digunakan di PKS PT. BPP memakai sistem pengoperasian manual, semi automatic dan auctomatic. Pengoperasian automatic berdasarkan atas waktu perebusan (PLC / program logic control). Durasi waktu rebusan ada tiga, yaitu : 75, 85 dan 95 menit, agar dapat disesuaikan dengan kondisi buah yang diterima di PKS. Sterilizer.
Pada gambar 25 berikut disajikan gambar tentang
94
Gambar 25. Sterilizer 4.2.2.
Stasiun penebahan buah (Thressing Station)
A. Tippler Tippler berfungsi untuk menuang tandan buah rebus masuk ke bunch elevator sekaligus sebagai pengaturan jumlah tandan buah rebus yang dikirim ke thresher, adapun urutan kerja dari tippler adalah : a. Masukkan lori yang berisi buah rebusan ke dalam jalur Tippler b. Gerakkan / putar Tippler dengan Elmot yang dihubungkan dengan rantai c. Laksanakan siklus penuangan 1 lori selama 10 menit untuk kapasitas 60 ton / jam dan 20 menit untuk kapasitas 30 ton / jam. B. Thresher Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan / buah rebus dengan spiklet dengan membanting tandan buah rebus. Putaran thresher di PKS PT. BPP adalah 23 - 25 rpm, sistem kerja Thresher : 1. Periksa dan pastikan semua peralatan dan bagian - bagiannya dalam kondisi baik sebelum memulai pengoperasian thresher. 2. Hidupkan panel secara berurutan dimulai dari fruit distribution conveyor, fruit elevator, horizontal / longitudinal conveyor, cross
95
conveyor, under thresher conveyor, empty bunch scrapper, inclined disposal scrapper / inclined incinerator scrapper, thresher drum, bunch scapper, bunch elevator. 3. Berikan isyarat pada operator tippler bahwa thresher siap menerima umpan. 4. Putaran thresher 23 - 25 rpm 5. Konstruksi thresher drum terdiri dari profil U memanjang untuk laluan brondolan hasil bantingan thresher drum. Pemsangan profil U memiliki celah antara sebesar brondolan. 6. Dari celah - celah profil brondolan akan jatuh ke under thresher conveyor menuju cross conveyor, longitudinal conveyor dan
fruit
elevator lalu diangkut dan dituang ke fruit distribution conveyor yang akan mengisikan fruitlet ke digester yang beroperasi kemudian kelebihan fruitlet dikembalikan ke longitudinal conveyor. 7. Tandan kosong hasil bantingan akan dikeluarkan dari thresher kemudian dibawa ke empty bunch scrapper dan inclined disposal scrapper/inclined incinerator scrapper. 4.2.3.
Stasiun press (Pressing Station)
A. Digester Digester berfungsi untuk melumatkan dan menghomogenkan massa fruitlet agar sel - sel minyak mudah lepas dalam pengekstraksian minyak dan kernel pada proses press, sistim kerja dari mesin Digster adalah : 1. Isi Digester dan dijaga selalu penuh serta pemasukan buah masak dilakukan secara kontinyu
96
2. Tekan tombol untuk menggerakkan pisau - pisau aduk baik pisau lempar dan pisau tetap 3. Periksa jarak ujung pisau aduk panjang dan pisau lempar dari dinding digester maksimum 25 mm4. 4. Buka valve steam untuk mensupply uap yang cukup dengan tekanan 3 kg / cm2 dan usahakan jangan membuka valve steam terlalu besar karena akan berakibat fibre hasil pressing akan basah 5. Bottom perforated plate berfungsi baik untuk menyalurkan cairan (air kondensat dan minyak) melalui pipa ke talang minyak (Oil Gutter) 6. Pastikan kecepatan putaran as digester 26 RPM, bila terjadi “JAM” (terkunci)
pada
as
digester,
tidak
boleh
dilakukan
pemaksaan
menjalankan motor penggerak karena dapat mengakibatkan kerusakan gear box, coupling dan electro motor. Untuk menghindari kerusakan tersebut, lakukan langkah berikut ini : 7. Pastikan harus dalam keadaan kosong pada saat stop digester dan valve steam ditutup Pada gambar 26 berikut disajikan gambar tentang Digister .
Gambar 26. Digester
97
B. Screw press Screw press berfungsi untuk melakukan pengempaan untuk memisahkan crude oil dengan cake pada massa dari digester dengan sistem ulir, adapun sistim kerja dari screw press adalah : 1. Tekan tombol untuk menggerakkan worm screw 2. Gerakkan hydrolic press yang dapat bekerja secara otomatis, bila tekanan pengempaan telah mencapai yang diset, maka cone akan mundur dan secara otomatis maju lagi sehingga tekanan pengempaan dapat berjalan dengan aman 3. Pastikan tekanan hydrolic sekitar 30 – 60 Bar. Apabila di luar kisaran tersebut, maka perlu diadakan pemeriksaan 4. Pastikan jam operasi worm screw baru maksimum 600 jam dan worm screw rebuild maksimum 500 jam, sedangkan operasi press cage maksimum 1800 jam. 5. Pastikan suhu massa aduk 90 – 95 ºC untuk memperoleh hasil pengempaan yang baik (fibre kering) 6. Pada waktu akhir olah untuk waktu yang lama, press cage harus dikosongkan dengan memasukkan sekitar
40 kg notten melalui hand
hole pada chute digester, tujuannya agar pada saat pengolahan awal tidak terjadi penyumbatan sehingga warm screw tidak patah akibat pemaksaan. 4.2.4. Stasiun pemurnian minyak ( Clariffication Station) Stasiun pemurnian minyak minyak.
adalah stasiun terahir untuk pengolahan
Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk
98
diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi.
Proses pemisahan
minyak, air, dan kotoran di stasiun klarifikasi ini dapat diklasifikasikan menjadi 4 tahap : 1. Tahap penyaringan 2. Tahap pengendapan 3. Tahap Pemusingan (centrifuge) 4. Tahap pemulihan (recovery) A. Tahap penyaringan Tahap penyaringan terdiri dari : 1. Sand trap tank ( Tangki Pemisah Pasir ) Sand trap tank berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak kasar yang berasal dari “Screw Press”, yang akan dialirkan ke vibrating screen agar
vibrating screen
terhindar
dari gesekan
pasir
kasar
yang dapat
menyebabkan keausan screen 2. Vibrating screen Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan benda – benda padat yang terikut crude oil dengan 2 kali penapisan yaitu 20 mesh dan 40 mesh. Benda – benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini di kembalikan ke timba buah untuk diproses kembali.
menggunakan recycle waste
conveyor untuk di daur ulang kembali dan Crude oil dialirkan kedalam crude oil tank.
99
Pada gambar 27 berikut disajikan gambar tentang vibrating screen
Gambar 27. Vibrating screen 3. Crude oil tank Crude oil tank berfungsi untuk menampung crude oil dari vibrating screen, mengendapkan pasir, memanaskan sampai temperature 90 - 95 oC dan mentransfer ke continous settling tank (CST). B. Tahap pengendapan Tahap pengendapan terdiri dari : 1. Continous settling tank (CST). CST berfungsi untuk memisahkan minyak dan sludge secara alami, mengendapkan sludge dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis antara minyak, non oil solid (NOS) dan air. 2. Sludge Tank Sludge tank berfungsi untuk menampung dan menjaga panas sludge pada suhu 90 - 95 oC sebelum diolah di sludge separator. 3. Oil tank / Wet oil tank (OT) Oil tank berfungsi untuk menampung minyak dari CST dan menjaga panas minyak pada suhu 90 - 95 oC.
100
C. Tahap pemusingan (centrifuge) A. Sand cyclone
Sand cyclone berfungsi untuk mengambil pasir halus yang masih terdapat di dalam sludge sebelum diolah pada sludge separator, agar peralatan sludge
separator dapat terbebas dari keausan dini. B. Sludge separator Sludge separator berfungsi untuk mengambil minyak yang masih terdapat dalam sludge sehingga kadar minyak didalam drab buangan sludge sparator maksimum 0,5 %. Hal - hal penting yang harus diperhatikan : Tidak boleh merubah arah putaran mesin berlawanan dengan yang ditunjukkan arah panah Tidak merubah posisi nozzle holder Bila terjadi getaran kuat pada mesin segera hentikan dan cari penyebabnya, kemungkinan bowl tidak balance, baut fondasi longgar, nozzle holder sudah aus, nozzle dengan keausan / berat yang sama dipasang bersilang (perbedaan tidak boleh > 10 gram), bowl kosong, nozzle buntu C. Oil Purifier Oil Purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan mengurangi kadar kotoran dan kadar air didalamnya. Untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki masakan yang masih mengadung air ± 0,5 – 0,7 % dan kotoran ± 0,1 – 0,3 % dipergunakan alat pemisah centripusi ini yang ber putar. Akibat gaya centrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak kearah poros, sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih
101
besar dari minyak terdorong kearah dinding bowl. Air keluar padatan melekat pada dinding bowl yang dikeluarkan dengan pencucian. D. Vacuum dryer Vacuum dryer berfungsi untuk mengeringkan minyak dengan mengambil kadar air dari minyak dengan kondisi vakum, Sistem kerja vacuum dryer a. Buka valve in pompa vacuum b. Buka valve air dingin, kemudian lihat tekanan manometer pada vacuum drier sampai menunjukkan angka < - 730 mm hg c. Untuk mencapai keberhasilan tugas vacuum drier :
Suhu minyak 90 0C – 95 0C
Kapasitas maksimum 11.000 liter / jam
Spray nozzle berfungsi baik mengabutkan minyak
Float valve pada float tank berfungsi baik untuk menjaga kondisi vacuum didalam bejana pengering
Level maksimum didalam bejana pengering tidak melampaui sigh glass bawah
E. Tahap recovery Tahap recovery merupakan tahap recycle dari sisa hasil pengolahan minyak sebelumnya di stasiun klarifikasi dan kondensat dari rebusan ditampung dan diambil kembali minyak yang masih ada dengan sistem pengendapan dan pemanasan steam. 1. Reclaimed oil tank Reclaimed oil tank berfungsi menampung minyak (light phase) dari sludge separator dan mengirimkan minyak dengan pompa ke Continous Settling Tank.
102
2. Recovery oil tank (deoiling tank) Recovery oil tank berfungsi mengambil minyak dari tahap terakhir sebelum dikirim ke effluent treatment. Sludge yang keluar dari recovery oil tank mempunyai kadar minyak dibawah 0.6 % dan merupakan satu - satunya jalur pembuangan sludge akhir. F. Penyimpanan CPO (Storage Tank CPO) Storage tank CPO berfungsi untuk penampungan / penyimpanan CPO produksi dan menjaga kualitas minyak selama disimpan dengan menggunakan pemanasan steam. Storage tank dapat dilihat pada Gambar 28 di bawah ini.
Gambar 28. Storage tank. 4.2.5. Stasiun pengolahan biji (Kernel Station) Kernel station adalah station yang berfungsi untuk memproduksi kernel (inti), yang merupakan salah satu komoditi yang dihasilkan pada pengolahan tandan buah sawit. Station ini terdiri dari beberapa bagian proses yakni:
103
A. Cake Breaker Conveyor ( CBC ) Ampas press yang keluar dari screw pressterdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan. Alat ini berperan memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke separating columb untuk dipisahkan. B. Separating Column dan Fiber Transport Bagian ini berfungsi memisahkan fibre dari notten dengan memanfaatkan perbedaan berat dalam kondisi hisapan pneumatic dan mengantarkan fibre ke conveyor bahan baker boiler dan notten masuk ke polishing drum. C. Polishing Drum Ampas press yang terdiri dari serat, biji dan inti pecah oleh cake breaker sehingga sehingga lebih mudah diblower untuk memisahkan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi berat diolah dalam Polishing Drum, yang bertujuan untuk menghilangkan serat – serat yang masih melekat pada biji. Serat yang terdapat dikulit biji dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji pada Ripple Mill. D. Secondary Separating Column Secondary separating column berfungsi untuk memisahkan material yang lebih dari nutten seperti batu sehingga alat ini biasa juga disebut sebagai Destoner dan material ringan berupa fiber dan debu. E.
Nut Grading Drum Nut grading drum berfungsi untuk memisahkan biji atas dua fraksi yaitu
fraksi kecil dan fraksi besar
104
F.
Nut Hopper Dan Nut Silo Nut hopper yang ada di PKS PT BPP berjumlah 2 unit yang berfungsi
sebagai : 1. Penampung nut dari polishing drum yang diangkat oleh destoner fan 2. Sebagai pengumpan nut untuk dipecahkan dalam ripple mill Dalam nut hopper ini terdapat sistem pemanas (heater) yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam inti. G. Ripple Mill Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut agar kernelnya terlepas dari cangkangnya dengan tujuan effisiensi pemecahan yang tinggi dan looses yang kecil. Di PKS PT. BPP standart norma effisiensi untuk ripple mill adalah 96 s/d 98 %. Aturan/Perintah kerja pelaksanaan pemecahan biji adalah : 1. Pastikan bahwa ripple mill dalam keadaan kosong dan saluran pengumpan tertutup 2. Jalankan penyalur hasil kerja sesudah ripple mill (conveyor, elevator dan sebagainya), untuk memastikan tidak terjadinya penimbunan pada saluran ini 3. Jalankan mesin dan pastikan arah putaran rotor mengarah kepada ripple plate yang dipakai untuk dipecah 4. Pastikan putaran mesin stabil, buka saluran pengumpan dan salurkkan umpan secara merata pada lebar pengumpan
105
5. Hasil kerja ripple mill dapat diketahui dari hasil analisa CM (Cracker Mixture).
Apabila < 96 % berarti ripple mill tidak efisien dan perlu
distel antara rotor dan ripple plate 6. Ripple plate yang perlu direbuild setelah beroperasi 500 – 800 jam, tergantung pada :
Kecepatan rotasi dan kapasitas mesin
Notten yang diolah terlalu basah
Banyak kadar kotoran dalam notten
H. LTDS (Light Tenera Dry Separator) Fungsi dari LTDS ini adalah memisahkan antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis dengan media udara. I.
Clay bath (Wet Separator) Clay bath merupakan proses lanjutan dari pemisahan cangkang dan kernel
dimana setelah dipisahkan secara dry separator oleh LTDS, maka sisa cangkang dan kernel yang tidak dapat dipisahkan dengan cara dry separator maka dipisahkan dengan cara wet separator yaitu melalui clay bath. Fungsi dari clay bath yaitu memisahkan cangkang dan kernel dengan media cairan berdasarkan density (berat jenis). J.
Kernel Silo Drier (KSD) Fungsi dari kernel silo drier ini adalah sebagai : 1. Tempat penampungan kernel hail ekstraksi kernel di LTDS I dan II serta di claybath.
106
2. Tempat pengeringan kernel untuk mengurangi kadar air dengan pemanasan steam. 3. Tempat mensterilkan kernel dari bakteri - bakteri yang akan menaikkan kadar FFA dalam kernel. K. Kernel Hopper Setelah kernel dikeringkan di kernel silo drier maka melalui dry kernel sorting & dry kernel transport masuk ke kernel hopper. Fungsi kernel hopper ini adalah sebagai penampungan terakhir kernel ekstraksi hasil dari stasiun kernel (kernel recovery plant), sebelum akhirnya dijual.
Pengiriman kernel harus
berpedoman pada pola FIFO (First In First Out) agar tidak sampai terjadi ALB kernel yang tinggi. 4.2.6. Penanganan limbah cair Cara yang paling sederhan dalam penanganan limbah cair pabrik sawit adalah dengan sistem kolam dimana satu unit pengolahan memiliki beberapa kolam yang didesain sesuai dengan kapasitas pabrik. Kolam 1 (Cooling Pond) Merupakan kolam yang berfungsi untuk mendinginkan limbah cair. Limbah dari sludge pit memiliki suhu (70 - 800 C) dan di dinginkan sampai (40 450 C) selama 24 jam, hal ini bertujuan agar limbah memilki kondisi yang memungkinkan
bagi
bakteri
mempercepat pendinginan.
mesophilic
untuk
dapat
berkembang
dan
107
Kolam 2 (Mixing Pond) Mixing Pond merupakan tempat melakukan pencampuran antara limbah yang telah di dinginkan dengan lumpur yang di ambil dari kolam anaerobic dengan perbandingan 1 : 2. Pencampuran ini dimaksudkan agar bakteri yang telah aktif dari kolam anaerobic dapat bercampur dengan limbah cair sehingga proses pengaktifan bakteri dapat lebih cepat. pencampur adalah 24 jam.
Masa tinggal limbah di kolam
Mixing pond merupakan tempat dimana fase
pertama proses acido genesis terjadi. Temperatur raw effluent dari cooling pond di perhatikan sekitar 40 - 450C agar bakteri mesophylic dapat berkembang. Kolam 3 (Anaerobic Pond) Anaerobic pond merupakan proses terjadinya penguraian bahan organik oleh bakteri anaerobik. Limbah yang keluar dari anaerobic memiliki kadar BOD 3000 - 5000 mg/lt, PH 6,8 – 7,2. VFA 500 – 1000 mg/lt, Alkalinity 4000 mg/lt. Masa tinggal di kolam anaerobic adalah 20 hari. Kolam 4 (Contack Pond) Merupakan pemisahan antara solids dan supernatant.
Retention time
limbah dapat dimaksimalkan dengan adanya contact pond sehingga bakteri bisa semaksimal mungkin dalam menguraikan limbah. Dari contact pond, limbah di pompa ke areal land aplikasi sebagai pupuk. Kolam 5 (Aerobic Pond) Merupakan kolam penampung sementara dari raw effluent bila terjadi emergency state pada station pengolahan limbah dan merupakan tempat
108
terjadinya penguraian bahan organic oleh bakteri aerobic pond di lengkapi dengan aerator yang berfungsi untuk menurunkan BOD limbah. 4.2.7.
Analisa laboratorium
A. Analisa ALB (asam lemak lebas) Kegiatan analisa ALB pada CPO dilakukan setiap hari, sedangkan standar yang diinginkan dalam pemasaran adalah 3,5 % - 5 %.
Cara kerja dalam
kegiatan ini adalah : Prosedur pengambilan sample : Pengambilan sample setiap 1 jam sekali Sample CPO diambil dari jalur pipa setelah pompa antara Vacuum drier dengan Storage Tank Sample diambil ± 40 ml yang ditampung pada Beaker Glass, segera dikirim ke laboratorium Prosedur analisa : Erlenmeyer diletakkan diatas timbangan digital dan timbangan di tarra hingga menunjukkan angka nol Tambahkan CPO ke dalam Erlenmeyer sebanyak 1,5 gram Ambil Erlenmeyer yang sudah berisi sample dan ditambahkan larutan Normal Heksan 10 ml Lalu tambahkan alkohol 65% sebanyak 15 ml Tambahkan larutan indicator (penolpthalin) sebanyak 2 – 3 tetes kemudian kocok Selanjutnya dititrasi dengan KOH sampai larutan berubah warna menjadi merah jambu (pink) lalu stop dan catat volume (ml) KOH yang terpakai
109
Melaksanakan perhitungan ALB (%) dengan rumus sebagai berikut:
FFA
KOH (ml) x N KOH x 25,6 Berat Sample (gr)
Gambar 29. Peralatan Analisa ALB B. Analisa Kadar Air (moisture) Analisa kadar air dilakukan setiap hari, sedangkan standar yang diinginkan dalam pemasaran adalah 0,15 %.
Cara kerja dalam kegiatan ini
adalah : Prosedur pengambilan sample : a. Pengambilan sample setiap 1 jam sekali b. Sample CPO diambil dari jalur pipa setelah pompa antara Vacuum drier dengan Storage Tank c. Sample diambil ± 40 ml yang ditampung pada Beaker Glass, segera dikirim ke laboratorium Prosedur analisa : a. Melaksanakan analisa dengan mengambil sample yang sudah diambil oleh sampler b. Ambil cawan porselin dan ditimbang kemudian diisi dengan sample CPO ±20 gram c. Sample dalam porselin dimasukkan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 1150 – 1200C
110
d. Setelah 3 jam sample dikeluarkan dan dibiarkan dingin ± 30 menit e. Setelah dingin ditimbang lagi dan dihitung dengan rumus :
Kadar air
Berat akhir sample x 100% Berat awal sample
4.3. Manajemen Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Proses manajemen secara umum terdiri dari
tindakan – tindakan :
Perencanaan (Planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), pengawasan (Controlling), serta Evaluasi (Evaluation). 4.3.1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan suatu tindakan memilih dan menghubungkan fakta – fakta, membuat serta mengasumsikan masa yang akan datang terhadap masa sekarang, dalam hal merumuskan aktivitas yang dianggap perlu diusulkan, untuk pencapaian tujuan perusahaan. a.
Mekanisme perencanaan Recana kegiatan PT. Bakrie Pasaman Plantations mulai disusun dari Divisi
dalam bentuk anggaran biaya atau budget. Dibuat oleh Assisitant berdasarkan keadaan lapangan dan diajukan kebagian administrasi kebun untuk disusun menjadi budget kebun. Budget divisi nantinya diperiksa oleh ED (Estate Data) dan FD (Finance Departement) diketahui Manager kebun dan disetujui GMP (General Manager Plantations). Selanjutnya budget kebun didiskusikan oleh GMP dengan Manager kebun masing – masing, kemudian dilanjutkan ke Kepala menjalankan Pegawai atau CHIEF Operating Officer (COO). Dari COO diteruskan
111
lagi ke Direktur, dan akhirnya didiskusikan dalam pertemuan Panitia Penguasa penuh (Board of Commissioners). Rencana yang akan dilaksanakan PT. BPP berdasarkan dari budget yang telah disetujui oleh Board of Commissioners. Anggaran biaya (budget) tersebut dijabarkan menjadi kebun (Estate) dan budget department masing – masing. Anggaran biaya kebun dijabarkan lagi menjadi anggaran biaya divisi, dan selanjutnya dengan berpatokan dari angggaran ini kepada divisi (Assistant) merevisi rencana kegiatan yang telah dibuat. b. Bentuk rencana kerja Perencanaan dibuat PT. BPP dalam bentuk program kerja yang mengacu kepada anggaran biaya, terdiri atas program kerja tahunan, program kerja bulanan dan harian.
Program kerja tahunan dibuat dalam bentuk budget
keuangan dan budget produksi.
Sedangkan program kerja bulanan dalam
bentuk PPAB (Permintaan Penggunaan Anggaran Biaya). Program kerja bulanan diuraikan lagi menjadi program kerja harian yang dibuat dalam bentuk laporan harian dan BPPB (Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang) A. Program kerja tahunan Program kerja tahunan ini tercantum anggaran biaya produksi (budget keuangan) dan anggaran pendapatan (budget produksi). a.
Anggaran biaya produksi (budget keuangan) Anggaran biaya produksi (budget keuangan) Divisi, dipengaruhi oleh
kebijaksanaan Manager kebun dan berpedoman pada : daftar harga material, upah tenaga kerja / HK yang dikeluarkan oleh FD, dan norma standar tenaga
112
kerja / Ha, kebutuhan material / Ha yang dikeluarkan oleh ED. Penetapan harga material dalam budget setiap tahunnya selalu berubah sesuai dengan perkiraan harga pasar atau ditambah 15 – 20 % dari harga tahun sekarang. Pembuatan rencana
biaya
produksi
dipengaruhi
keadaan
lapangan,
ramalan
iklim,
ketersediaan modal, alat dan bahan yang terdapat digudang. b. Anggaran pendapatan (budget produksi) Anggaran pendapatan dibuat berdasarkan pertimbangan :
Persentase pemupukan 2 tahun ke belakang.
Ramalan curah hujan tahun yang akan datang.
Produksi yang diperoleh setahun yang lalu, dihubungkan dengan potensi produksi pada setiap tingkatan umur.
c.
Program kerja bulanan (PPAB) PPAB (Permintaan Penggunaan Anggaran Belanja) dibuat oleh masing –
masing Assistant divisi 10 hari sebelum tutup buku dalam bulan berjalan yang diketahui dan disyahkan oleh manager Estate, diperiksa oleh ED dan FD sebelum diajukan ke GMP untuk disetujui. PPAB berisikan permintaan upah tenaga kerja 1 bulan dan tidak termasuk biaya material atau barang, besarnya PPAB berpatokan pada anggaran bulan sebelumnya serta tergantung ramalan iklim dengan ketersediaan modal tahun itu. PPAB Divisi dibuat rangkap 4 yakni untuk diketahui oleh Manager diperiksa dan diralat oleh ED (Estate Data) da FD (Finance Manager) serta disetujui GMP (General Manager Plantations).
113
Rangkuman PPAB Divisi dibuat oleh Manager menjadi PPAB estate, untuk diteruskan hingga ke CEO (Chief Executive Officer) dan Direktur. d. BPPB (bukti permintaan dan pengeluaran barang) Dibuat setiap saat oleh Assistant dalam 4 rangkap pada hari pengambilan barang atau material digudang PT. BPP. A. Penyusunan rencana 1. Rencana kegiatan Kegiatan pemeliharaan sawit TM adalah babat gawangan, pemeliharaan pasar pikul (path spraying) dan pemeliharaan sekitar pokok (circle spraying), spot spraying lalang, pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pruning, pemeliharaan jalan dan jembatan.
Dimana kuantitasnya merupakan rahasia
perusahaan. 2. Rencana alat dan bahan Rencana kebutuhan alat dan bahan dibuat oleh Assistant dengan berpedoman kepada norma kebun / Ha, yang dibuat PT. BPP berdasarkan kondisi lapangan dan kebutuhan (relaisasi) tahun sebelumnya.
Norma kebun ini
merupakan hal yang sangat dirahasiakan karena dapat mengukur perusahaan. Rencana kebutuhan tenaga kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan PT. BPP menurut statusnya terbagi atas :
Tenaga kerja BHL (buruh harian lepas) adalah tenaga kerja tidak tetap untuk pemeliaharaan kebun, banyaknya sesuai kebutuhan masing-masing divisi.
114
Tenaga kerja SKU (syarat kerja umum) adalah tenaga kerja tetap untuk pemanen dan pemeliharaan.
Tenaga HIP (high integrate personal) adalah tenaga kerja untuk tingkat mandor dan karyawan panen.
Tenaga Staf adalah untuk tingkat Assistant dan Karyawan kantor lainnya yang berada dibawah Manager.
Manager / Senior Manager.
Pimpinan kebun dan pabrik.
4.3.2. Organisasi (Organizing) Organisasi merupakan suatu wadah yang beranggotakan orang – orang yang secara bersama sama menjalankan usaha baik antara karyawan, pengawas dan pimpinan perusahaan dengan tujuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. PT. Bakrie Pasaman Plantations untuk Estate Departement dipimpin oleh General Manager Plantations.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Estate
Manager, Assistant, Mandor 1, Mandor dan Karyawan, sedangkan untuk Factory Departement dipimpin oleh Kepala Pabrik yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Kepala
Produksi,
Assistant
Process,
Assistant
Technik,
Assistant
Maintenance, Mandor dan Karyawan. Untuk memperlancar pelaksanaan dan mendukung pekerjaan di Estate dan Factory Departement sehari – hari, maka kegiatannya dibantu oleh Departement lain. Department tersebut antara lain Finance Departement, HRD Departement dan Technik Departement. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing – masing bagiannya yaitu :
115
A.
General Manager Merupakan pimpinan perusahaan yang mempunyai kebijaksanaan atas
pengelolaan perusahaan, membuat budget tahunan dengan tanggung jawab kepada Dewan Direksi. B.
Estate Manager Mengkoordinir, mengawasi, membina dan bertanggung jawab atas
kelancaran kegiatan baik itu mengenai tanaman maupun administrasi. C.
Assistant Divisi Mengontrol, membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan hasil
kerja bulanan dan harian dan bertanggung jawab atas kegiatan operasional divisi yang dipegangnya. D.
Mandor 1 Bertanggung jawab kepada Assistant Divisi dalam mengatur tenaga kerja
dan seluruh kegiatan di lapangan. E.
Mandor Bertanggung jawab kepada Mandor 1 dalam kegiatan mengatur serta
mengawasi tenaga kerja di lapangan baik itu kegiatan panen, pengendalian hama penyakit, spraying, pemupukan dan lainnya.
116
a.
Kerani Divisi Bertanggung jawab kepada Assistant Divisi dalam mencatat absen
karyawan, kegiatan di lapangan, administrasi divisi dan membuat budget permintaan barang. G. Kerani Buah Bertanggung jawab kepada Assistant Divisi dalam mencatat produksi panen, baik kualitas dan kuantitasnya. Untuk tingkat factory Departement mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang. Bagian – bagian organisasinya adalah sebagai berikut : A. Kepala Pabrik Merupakan pimpinan ditingkat pabrik yang bertugas untuk mengelola, dan mengawasi pabrik dan bertanggung jawab kepada Dewan Direksi atas mutu hasil jadi yang diperoleh. B. Kepala Produksi Mengkoordinir, mengawasi dan bertanggung jawab atas kelancaran pengolahan dan mutu hasil jadi sesuai dengan standar yang ditentukan. C. Assistant Process Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pengolahan dan mutu hasil jadi serta penggunaan alat – alat produksi.
117
D. Assistant Technik Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan dan pemeliharaan sarana prasarana dan alat – alat produksi lainnya. E.
Mandor Bertanggung
jawab
dan
mengawasi
kegiatan
dilaksanakan karyawan di kebun maupun di pabrik.
–
kegiatan
yang
Untuk Departement
pendukung pelaksanaan kegiatan Estate dan Factory sehari – hari mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut : 1. Finance Departement Mengelola keuangan dan mengontrol pelaksanaan permintaan anggaran yang dituang dalam budget dan mengeluarkan biaya yang diperlukan. 2. Human resource development departement Merupaakan bagian yang mengatur ketenaga kerjaan yang ada di perusahaan dengan bertanggung jawab atas keluar masuknya karyawan, mengatur segala urusan kepegawaian dan bertanggung jawab kepada General Manager Plantations. 3. Technik Departement Mengatur dan melaksanakan semua pekerjaan proyek yang menyangkut bidang tekhnik baik mengenai jalan, jembatan dan lainnya.
118
4. Ketenaga kerjaan Ketenagakerjaan di PT.
BPP terdiri dari beberapa unsur yaitu sebagai
berikut : a.
Staf Staf terdiri dari General Manager, Estate Manager dan Assistant Divisi,
untuk penerimaan staf dilakukan test berdasarkan kebutuhan Management perusahaan dan bisa diambil dari karyawan yang dianggap mampu dipromosikan. Penerimaan staf harus disetujui dan disyahkan oleh perusahaan. b. Karyawan bulanan dan harian Karyawan bulanan merupakan karyawan yang diambil dari karyawan tetap (harian) karena dianggap berprestasi dan disetujui oleh General Manager, sedangkan karyawan harian tetap diangkat oleh karyawan lepas setelah bekerja minimal 3 bulan di perusahaan. c.
Tenaga kerja borongan Tenaga kerja yang diperlukan untuk volume kerja yang cukup besar
sehingga jika dikerjakan sendiri oleh pihak perusahaan akan memakan waktu yang lama dan tidak efektif serta efisien. F.
Kontraktor Merupakan pihak yang mempunyai perjanjian kerja dengan pihak
perusahaan dalam skala besar. Secara struktur pengorganisasian di PT. BPP adalah cukup teratur, hal ini dilihat dari struktur organisasi perusahaan yang dibagi dalam beberapa
119
department sehingga dapat mengurangi terjadinya satu orang merangkul beberapa pekerjaan.
Dapat merekrut banyak tenaga kerja dan memperoleh
benefit yaitu efesiensi dan efektifitas. 4.3.3. Pelaksanaan (Actuating) Actuating yaitu menggerakkan para karyawan untuk terlaksananya rencana dan program yang telah disusun guna mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Motivasi merupakan keseluruhan cara – cara untuk menggerakkan dan mempengaruhi para karyawan agar bekerja sebaik mungkin untuk mencapai efektifitas dan efesiensi. Dengan demikian, tugas dari satf yaitu menjalin hubungan timbal balik dengan karyawan dan menyesuaikan dengan norma – norma yang ada, mengingat karyawan merupakan sumber daya yang bernilai tinggi utnuk majunya perusahaan. Motivasi – motivasi yang dilakukan untuk pelaksanaan dan meningkatkan kualitas kerja di PT BPP. Yaitu sebagai berikut : 1. Upah/gaji Gaji yang diberikan kepada karyawan terdiri dari gaji pokok. Gaji pokok diberikan berdasarkan jumlah hari kerja (HK) dan disesuaikan dengan upah minimum regional (UMR) sebesar Rp. 35.000, dengan 7 jam / hari sedangkan gaji untuk tingkat staf dilakukan berdasarkan jabatannya. 2. Tunjangan Tunjangan yang diberikan perusahaan berupa tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh pekerja minimal 1 kali upah sebulan bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun.
120
3. Bonus Bonus diberikan kepada seluruh pekerja perusahaan dan diberikan karena sasaran yang dicapainya melebihi target yang ditentukan. 4.
Cuti Cuti yang diberikan perusahaan berupa cuti tahunan (12 hari) bagi
karyawan dan 18 hari bagi staf, dan cuti khusus bagi pekerja wanita serta izin lainnya. 5.
Premi Premi diberikan sebagai gaji tambahan karena telah ikut dalam usaha
berproduksi (melebihi hari kerja, standar basis dan lembur). 6.
Fasilitas umum Fasilitas umum yang diberikan perusahaan berupa sarana perumahan,
olah raga dan rekreasi, klinik kesehatan, fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan, fasilitas koperasi kerja dan program peningkatan SDM (Studi banding ke perusahaan lain). 7.
Jaminan sosial tenaga kerja Jaminan sosial tenaga kerja diberikan kepada seluruh pekerja berupa
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kesehatan.
121
8.
Pemberian penghargaan Pemberian
penghargaan
diberikan
kepada
seluruh
pekerja
yang
mempunyai prestasi kerja atau lainnya. Motivasi lainnya dapat berupa ekstra fooding, perlengkapan kerja, transportasi dan perjalanan dinas. Motivasi yang diberikan perusahaan sudah sangat baik, hal ini terlihat dari banyak cara yang dilakukan perusahaan dalam memotivasi pekerjanya untuk memperoleh tujuan dan sasaran yang diinginkan dengan efektifitas dan efesiensi yang tetap terjaga. Akan tetapi, di lapangan masih banyak terlihat karyawan yang bekerja tidak disiplin dan rajin.
Dari hal tersebut, sebaiknya pihak
perusahaan lebih mengintensifkan pengawasan dan evaluasi permasalahan yang terjadi pada pekerja. 4.3.4. Pengawasan (Controlling) dan evaluasi Controlling merupakan cara untuk mengawasi pekerjaan agar tidak terjadi penyimpangan akan hasil yang diperoleh sesudahnya.
Melalui controlling
diharapkan bahwa perusahaan akan memperoleh hasil yang tidak terlalu berbeda dengan rencana yang disusun dan dibuat sebelumnya. PT. BPP pengawasan dilakukan oleh mandor, Assisten Divisi, Estate Manager dan Internal Control.
Untuk mendukung kegiatan pengawasan di
lapangan perusahaan memberikan kendaraan roda 2 (dua) untuk Assisten dan roda 4 untuk Estate Manager. Pengawasn biasanya dilakukan secara mendadak setiap hari, baik ke lapangan maupun melalui laporan yang dibuat, sedangkan untuk evaluasi biasanya dilakukan oleh pimpinan perusahaan dan staf lain dengan interval selama 2 minggu. Evaluasi dilakukan secra administratif yang dituangkan dalam bentuk laporan.
122
Jenis – jenis laporan evaluasi ini terdiri dari laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan yang ditujukan ke pimpinan dan Direksi. A. Laporan harian (dayli report) Laporan harian merupakan hasil rekapitulasi harian yang memuat jumlah HK (tenaga kerja) yang dipakai dan hasil pekerjaan yang dilakukan.
Laporan ini
disusun oleh Kerani Divisi yang dilakukan dengan arahan dari Assisten Divisi. B. Laporan bulanan (month report) Laporan bulanan merupakan rekapitulasi selama satu bulan yang diperoleh datanya dari daily report.
Biasanya dalam laporan ini memuat
penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan biaya atau hasil pekerjaan yang rendah serta masalah – masalah yang timbul di lapangan. ini dilakukan oleh Assisten
Penyusunan laporan
Divisi untuk diajukan ke General Manager
Plamtations. Kegiatan manajemen perusahaan yang direncanakan sudah dapat berjalan baik, serta pengawasan yang dilakukan di PT. BPP terlihat sudah cukup terlaksana, hal ini dilihat dari pihak pimpinan perusahaan yang sering mengadakan pengawasan langsung ke lapangan.
Hal ini diharapkan akan
berpengaruh baik terhadap hasil akhir dari pelaksanaan manajemen perusahaan. Akan tetapi keadaan ini tidak didukung sepenuhnya oleh karyawan yang sering bermalas – malas kerja. Dari hal ini, diharapkan kesadaran karyawan dengan adanya pendekatan – pendekatan yang baik terhadap karyawan (lebih diperhatikan lagi), sedangkan bentuk struktur organisasi sudah tertata baik dan tingkat kedisiplinan serta hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hal tersebut juga
123
berdampak dari planning perusahaan yang menginginkan orang – orang yang mempunyai skill (kemampuan).