© Hak Cipta 2016 Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Judul: Potret dan Rencana Pengelolaan DAS Barito Pengarah: Tri Bangun Laksana (Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan) Editor: Rahmadewi (Kepala Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH) Penyusun: Firman Dermawan Yuda (Kepala Sub Bidang Hutan dan Hasil Hutan) Desain dan Tata Letak: Rony Bidang (Staf P3E Kalimantan)
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan http://kalimantan.menlhk.go.id
KATA PENGANTAR
Buku kecil ini adalah ringkasan dari hasil studi Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Daerah Aliran Sungai Barito Berbasis Daya Dukung dan Daya Tampung yang kami lakukan pada tahun 2015. Memuat gambaran umum dan kondisi DAS Barito dan tata kelolanya berkaitan dengan potensi, persoalan, dan rencana pengelolaannya. Sungai Barito yang membentang dari Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Selatan menjadi ekosistem yang sangat penting bagi masyarakat. Sungai Barito menjadi penyangga keberlangsungan ekosistem dan urat nadi transportasi ekonomi. Oleh karena itu para pihak yang terlibat dalam pengelolaan sungai Barito harus melindungi, menjaga, dan mengelola dengan baik agar fungsi ekologi dan sosial ekonomi budaya sungai Barito berlangsung secara berkelanjutan. Semoga pengetahuan, informasi, rencana pengelolaan dan tata kelola mengenai sungai Barito dalam buku kecil ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi referensi dalam pengelolaan DAS Barito. Semoga bermanfaat. Balikpapan,
September 2016
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kepala,
Tri Bangun Laksana Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
ii
Daftar Isi KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................................................ii Daftar Isi .......................................................................................................................................................................................iii Gambaran Umum DAS Barito ........................................................................................................................................................1 1. 2. 3. 4.
Wilayah DAS Barito .............................................................................................................................................................1 Ekoregion DAS Barito..........................................................................................................................................................4 Penutupan Lahan DAS Barito .............................................................................................................................................6 Lahan Kritis DAS Barito .......................................................................................................................................................9
Daya Dukung dan Daya Tampung DAS Barito..............................................................................................................................14 1. Daya Dukung Lingkungan Hidup DAS Barito ....................................................................................................................14 2. Daya Tampung Beban Pencemaran Air di DAS Barito ......................................................................................................18 3. Matrik Daya Dukung Lingkungan Hidup dan Daya Tampung di DAS Barito.....................................................................22 Kebijakan, Strategi, dan Program ................................................................................................................................................29 1. Kebijakan .........................................................................................................................................................................29 2. Strategi .............................................................................................................................................................................29 3. Program ...........................................................................................................................................................................36
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
iii
Gambaran Umum DAS Barito
1. Wilayah DAS Barito Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sebagian besar terletak di Provinsi Kalimantan selatan dan Provinsi Kalimatan Tengah memiliki luas ± 6.235.558,7 Ha dan berada serta secara geografis terletak antara 114˚20’ sampai dengan 115˚52’ Bujur Timur dan 1˚0’ Lintang Utara sampai dengan 3˚44’ Lintang Selatan. Batas wilayah hidrologi DAS Barito adalah: Sebelah barat berbatasan dengan DAS Kapuas Kecil (Kalimantan Tengah) dan DAS Kahayan; Sebelah timur berbatasan dengan DAS Sampanahan, DAS Batulicin dan DAS Tabonio; Sebelah utara berbatasan dengan DAS Kapuas Hulu (Kalimantan barat) dan DAS Mahakam Hulu; Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Secara administratif, DAS Barito berada mencakup Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kabupaten yang dilalui DAS Barito di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, dan Kabupaten Barito Timur, sedangkan yang dilalui pada Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Kota Banjar Baru, Kota Banjarmain, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, tanah Laut, dan Kabupaten Tapin. Berdasarkan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
1
luasannya maka wilayah Provinsi Kalimantan Tengah merupakan wilayah terluas yang menempati DAS Barito yaitu seluas 4.378.308 Ha atau menempati 70 % dari Wilayah DAS Barito, sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Selatan menempati kurang lebih 29 %. Di Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Murung Raya merupakan wilayah terluas yang berada di DAS Barito yaitu 37 %, Barito utara 15 % dan Barito Selatan 10 % dari total luas DAS Barito.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
2
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Aliran Sungai Barito Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
3
2. Ekoregion DAS Barito Ekoregion merupakan wilayah geografi yang memiliki kesamaan ciri ilkim, tanah, flora dan fauna asli serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam lingkungan hidup. Gambaran Ekoregion DAS Barito dapat didekati berdasarkan gambaran ekoregion di Kalimantan. Ekoregion Kalimantan posisi geografisnya terlindung dari zona subduksi lempeng benua lebih didominasi oleh ekoregion dataran denudasional, dataran fluvial, dataran gambut, dan dataran marin. Ekoregion perbukitan dan pegunungan vulkanik yang ada merupakan vulkanik tua, yang terkonsentrasi di bagian tengaj. Iklimnya yang termasuk tropika basah dengan curah hujan cukup tinggi dan air sungainya yang mengalir sepanjang tahun membuat ketersediaan airnya cukup melimpah. Kondisi iklim yang demikian mengakibatkan proses pelapukan batuan di Pulau Kalimantan berlangsung sangat intensif, sehingga terbentuk ekoregion dataran denudasional dengan jenis tanah podsolik dan spodosol yang miskin hara tanaman. Selain itu, ekoregion dataran fluvial dan dataran gambutnya yang bervegetasi monsoon rawa air tawar atau air gambut pamah tidak terlalu subur karena bahan induknya berpasir kuarsa. Mesipun demikian, ekoregion Kalimantan banyak mengandung deposit batubara, seperti ekoregion dataran structural yang ada di Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur. Ekoregion yang kaya dengan deposit batubara tersebut dalam kondisi terancam karena kebakaran dan subsiden gambut, serta penggundulan hutan. Maraknya penambangan batubara dan penggundulan hutan yang terjadi saat ini mengancam keanekaragaman hayati yang ada dan dikhawatirkan dapat menimbulkan bencana penggurunan. Di Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
4
ekoregion Pulau Kalimantan, tingkat keanekaragaman hayati tinggi hanya berada di kawasan hutan konservasi, seperti taman Nasional Kutai yang masih berhutan lebat. Peta Ekoregion DAS Barito disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta Ekoregion DAS Barito
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
5
Kondisi ekoregion daerah aliran sungai Barito dilihat secara biofisik lingkunganganya terdiri dari dataran (fluvial, Gambut Kompleks Kahayan - Kapuas – Mahakam, Pantai, Struktural Kompleks Meratus) pegunungan (Intrusif Batuan Beku Tua Kalimantan dan Struktural Kompleks Meratus) dan perbukitan (Karst Kalimantan dan Struktural Kompleks Meratus). 3. Penutupan Lahan DAS Barito Berdasarkan peta tutupan lahan Pulau Kalimantan, jenis tutupan lahan diklasifikasikan menjadi 14 kelas, yaitu sawah, perkebunan, kebun campur, semak belukar, padang rumput/sabana, rumput rawa, hutan lahan kering, hutan lahan basah, tanah terbuka, permukiman, pertambangan, danau, tambak, rawa, dan sungai. Secara tematik disajikan pada Gambar 3.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
6
Gambar 3. Peta Tutupan Lahan di DAS Barito Tiga jenis penutup lahan yang cukup dominan di DAS Barito antara lain adalah hutan lahan tinggi 41,45%, Semak Belukar (16,20 %), Kebun dan Tanaman Campuran (11,44 %) (lihat Tabel 1).
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
7
Tabel 1. Luas dan Persentase Penutup/Penggunaan Lahan Kalimantan Tengah Berdasarkan Interpretasi Data Satelit Landsat 8 TUTUPAN LAHAN
LUAS (Ha)
%
Bangunan Bukan Permukiman
184,8
0,003
Bangunan Permukiman/Campuran
32.910,2
0,53
Danau/Telaga
10.116,6
0,16
Hutan Lahan Rendah
376.650,0
6,04
Hutan Lahan Tinggi
2.584.699,3
41,45
Hutan Mangrove
498,1
0,01
Hutan Rawa/Gambut
248.127,9
3,98
Hutan Tanaman Kebun dan Tanaman Campuran (Tahunan dan Semusim)
118.410,2
1,90
713.476,1
11,44
Kolam Air Asin/Payau
939,0
0,02
Lahan Terbuka
21.895,2
0,35
Lahan Terbuka Diusahakan
11.093,9
0,18
Perkebunan
122.211,4
1,96
Rawa Pedalaman
148.004,6
2,37
Semak dan Belukar
1.010.380,1
16,20
Sungai
30.063,8
0,48
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
8
Tanaman Semusim Lahan Basah
317.881,7
5,10
Tanaman Semusim Lahan Kering
468.373,2
7,51
Tubuh Air
19.663,0
0,32
Grand Total
6.235.578,9
100
4. Lahan Kritis DAS Barito Tingkat kekritisan lahan di DAS Barito bervariasi. Lahan dengan kondisi cenderung kritis (“Agak Kritis” + “Kritis”+”Sangat Kritis”) kurang lebih seluas 45,5 % terdistribusi di DAS Barito. Wilayah lahan kritis sebagaian besar merupakan lahan yang kaya akan sumber daya alam baik permukaan (Hutan) maupun potensi sumber daya mineral. Pembukaan lahan baru dengan menghilangkan vegetasi berkayu untuk berbagai kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya alam merupakan faktir utama penyebab terjadinya lahan kritis. Pemanfaatan sumber daya alam berupa bahan galian / tambang dan pembukaan lahan untuk perkebunan dalam skala besar merupakan sektor utama yang menyebabkan kerusakan hutan dan lahan yang dinilai pada tingkat kekritisan lahan. Aktifitas pertambangan dengan sistem terbuka yang tidak ramah lingkungan, hanya berkontribusi ekonomi pada pelaku tambang, namun berdampak negatif pada masyarakat yang lebih luas karena kerusakan lingkungan dan fungsi ekologi. Maraknya pembukaan areal perkbunan baru di kalimantan Selatan maupun di Kalimantan Tengah merupakan faktor uatama yang memperburuk kondisi lahan di wilayah DAS Barito, kegiatan ini dari tahun ke tahun semakin meluas dengan sasaran berupa lahan kering Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
9
maupun lahan basah mulai dari dataranrendah , dataran sedang sampai dataran tinggi (hulu). Banyak perusahaan sawit yang mulai memanfaatkan lahan rawa dan atau rawa bergambut yang selama ini tidak banyak dimanfaatkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4. Tabel 2. Lahan Kritis di DAS Barito Tingkat Kekritisan Tidak Kritis
Luas (Ha)
%
409.856
6,5
Potensial Kritis
3.040.234
48,1
Agak Kritis
2.040.327
32,3
737.569
11,7
96.191
1,5
Kritis Sangat Kritis Total
6.324.177
100,0
Sumber: BPDAS Barito, 2013
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
10
Gambar 4. Peta sebaran kekritisan lahan wilayah kerja BPDAS Barito Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
11
Terlihat juga pada Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan kondisi Tingkat Kekritisan Lahan di tiap Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Gambar 5. Tingkat Kekritisan Lahan di tiap Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Selatan
Gambar 6. Tingkat Kekritisan Lahan di tiap Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
12
Secara umum kondisi lahan kritis (“Kritis” dan “Sangat Kritis”) di wilayah kerja BPDAS Barito mengalami penurunan sebesar 2,4 %. Sebagaian besar Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung mengalami penurunan luas lahan kritis, sedangkan 4 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah seluruhnya mengalami peningkatan luas lahan kritis. Bertambahnya luas lahan kritis di dalam kawasan hutan berkaitan erat dengan penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan baik oleh pemegang izin maupun masyarakat, sedangkan bertambahnya luas lahan kritis di luar kawasan hutan berkaitan erat dengan pembukaan lahan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan (BPDAS Barito 2013). Namun demikian dijelaskan bahwa bertambahnya luas lahan kritis di suatu wilayah tidak selalu dapat menggambarkan ketidakberhasilan kegiatan penanaman atau program rehabilitasi hutan dan lahan.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
13
Daya Dukung dan Daya Tampung DAS Barito 1. Daya Dukung Lingkungan Hidup DAS Barito a) Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Klasifikasi jasa ekosistem penyediaan air bersih di DAS Barito menurut Kabupaten/Kota, dapat diilustrasikan seperti gambar 7.
Gambar 7. Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Menurut Kabupaten
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
14
Gambar 8. Persentase Jasa Ekosistem Penyediaan air Bersih di DAS Barito Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga ketersediaannya menjadi penting. Ketersediaan recharge area di suatu daerah akan menjaga stabilitas pasokan air. Sebagian besar luasan DAS Barito memiliki peran penyedia air bersih sedang dengan luasan 38.477.588,73 hektar (72,05%). b) Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air Lahan berpotensi tinggi untuk pemurnian air berada di Provinsi Kalimantan Tengah dengan luasan mencapai 2.276.849,4 hektar atau 36,7% dari total luas DAS Barito. Selain itu, Ekosistem hutan yang alami membuat beban pencemar masih rendah, hal ini memudahkan air untuk memurnikan diri sehingga kualitas air relatif baik. Limbah yang Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
15
ada di hutan hanya sisa-sisa kehidupan organisme hutan seperti ranting, kayu ataupun daun. Flora dan fauna di sungai akan dapat berkembang biak karena kualitas air yang baik. Penggunaan lahan sawah, semak belukar dan ladang mempunyai potensi sedang untuk pemurnian air. Intervensi kegiatan manusia sudah masuk di penggunaan lahan ini. Hal tersebut menyebabkan beban pencemar lebih berat dan jumlahnya lebih banyak. Pupuk kimia dan sampah dari aktivitas manusia merupakan limbah yang dihadapi oleh air. Jenis limbah dan zat kimia yang terkandung membuat air tidak maksimal untuk memurnikan diri. Kualitas air permukaan dimungkinkan kurang baik karena sudah tercemar limbah. Wilayah permukiman mempunyai potensi rendah untuk permunian air. Sampah, limbah industri, dan limbah domestik merupakan limbah yang masuk ke sistem air. Beban pencemar limbah tersebut sangat tinggi sehingga air tidak bisa memurnikan diri. Hal tersebut berdampak terhadap kualitas air yang kurang baik sehingga berbahaya dikonsumsi oleh manusia. Flora dan fauna di wilayah permukiman juga tidak dapat hidup dengan baik karena kekurangan oksigen dan bahan organik.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
16
Gambar 9. Distribusi Luas dan peran Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air Menurut Kabupaten/Kota c) Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah Secara keseluruhan kondisi jasa ekosistem pengaturan pnguraian dan pengolahan limbah di DAS Barito memiliki klasifikasi tinggi teridentifikasi seluas 294.505,75 hektar atau 4,7
%, sedangkan klasifikasi sedang mencapai
4.811.203,30 hektar atau 77,2%, dan klasifikasi rendah 1.129.869,85hektar atau 18,1 % dari luas total. Persentase keseluruhan tersebut dapat dilihat pada grafik gambar 10.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
17
Gambar 10. Distribusi Luas dan peran Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah Menurut Kabupaten / Kota 2. Daya Tampung Beban Pencemaran Air di DAS Barito Daya Tampung Beban Pencemaran Air di Provinsi Kalimantan Tengah dan di Provinsi Kalimantan Selatan diwakili oleh kondisi DTBPA di DAS Barito. Gambaran DTBPA pada umumnya mencakup angka Beban Pencemar Air Eksisting (BPAE), Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) serta Nilai selisih antara Beban yang masuk dan Daya Tampung Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
18
sungai pada kelas sungai yang ditetapkan. BPAE adalah volume beban pencemar persatuan waktu yang masuk ke badan air. Daya Tampung Beban Pencemaran Air adalah volume beban pencemar yang masuk ke badan air (sungai) dimana sungai masih mampu untuk membersihkan diri (self purification) dari pencemar yang masuk tersebut.
Tabel 3. DTBPA BOD di DAS Barito No 1 2
Provinsi Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Total DAS Barito
DTBPA Parameter BOD (kg/hari) BPAE
DTBPA
Penurunan
2,653,158.96
1,521,571.27
1,131,587.69
2,114,806.92
195,597.50
1,919,209.42
4,767,965.88
1,717,168.77
3,050,797.11
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
19
Tabel 4. Kelas DTBPA BOD Sungai Barito Provinsi
BPAE
DTBPA
Selisih
Persentase selisih
Kelas DTBPA
Skor
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Total
2.653.158,96
1.521.571,27
1.131.587,69
42,650580
Rendah
1
2.114.806,92
195.597,50
1.919.209,42
90,751047
Rendah
1
4.767.965,88
1.717.168,77
3.050.797,11
63,985297
Rendah
1
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 5. DTBPA COD di DAS Barito NO 1 2
PROVINSI Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Total DAS Barito
DTBPA Parameter COD (kg/hari) BPAE
DTBPA
Penurunan
14,792,697.72
5,916,077.06
8,876,620.66
3,453,999.86
1,264,075.20
2,189,924.66
18,246,697.58
7,180,152.26
11,066,545.32
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
20
Tabel 6. Kelas DTBPA COD Sungai Barito Provinsi
BPAE
DTBPA
Selisih
Persentase selisih
Kelas DTBPA
Skor
Kalimantan Tengah
14.792.697,72
5.916.077,06
8.876.620,66
60,006774
Rendah
1
Kalimantan Selatan Total DAS Barito
3.453.999,86
1.264.075,20
2.189.924,66
63,402569
Rendah
1
18.246.697,58
7.180.152,26
11.066.545,32
60,649579
Rendah
1
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tabel 7. DTBPA TSS di Sungai Barito NO
1 2
PROVINSI Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Total DAS Barito
DTBPA Parameter TSS (kg/hari) BPAE
DTBPA
Penurunan
6,848,706.82
2,849,558.40
3,999,148.42
16,626,839.91
8,480,093.37
8,146,746.54
23,475,546.73
11,329,651.77
12,145,894.96
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
21
Tabel 8. Kelas DTBPA TSS Sungai Barito Provinsi
BPAE
DTBPA
Selisih
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Total DAS Barito
6.848.706,82
2.849.558,40
16.626.839,91
8.480.093,37
23.475.546,73
11.329.651,77
3.999.148,4 2 8.146.746,5 4 1.010.639,0 5
Skor
Persentase selisih
Kelas DTBPA
58,4
Rendah
1
49.0
Rendah
1
8,18
Rendah
1
Sumber: P3E Kalimantan Tahun 2013 dan Tahun 2014 3. Matrik Daya Dukung Lingkungan Hidup dan Daya Tampung di DAS Barito Wilayah DAS Barito mempunyai Daya Dukung Lingkungan Hidup untuk manfaat permunian air yang bervariasi mulai dari kriteria tinggi, sedang dan rendah. Wilayah dengan Daya Dukung Lingkungan Hidup yang didominasi lahan untuk mendukung jasa penyediaan air kelas tinggi hanya mencakup wilayah Barito Kuala. Sebagian besar wilayah DAS Barito berada pada Daya Dukung Lingkungan Hidup untuk penyediaan air dengan Kelas Sedang yaitu Balangan, Banjar, HSS, HST, HSU, Banjarmasin, Kota Baru Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Tapin, Barsel, Bartim, Barut, Gunung Mas, Kapuas dan Murung Raya. Untuk kelas rendah hanya mencakup mencakup wilayah Kota Banjar Baru. Berdasarkan matrik daya dukung lingkungan Hidup dan Daya Tampung beban Pencemaran Air dapat diidentifikasi wilayah dengan kondisi DDLH DTBPA rendah mencakup wilayah Kota Banjar Baru. Daerah ini diindikasikan mempunyai peranan paling rendah Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
22
dalam jasa penyediaan air. Sedangkan untuk wilayah Barito Kuala mempunyai peranan Daya Dukung untuk penyediaan Air yang paling tinggi namun demikian disisi lain media air sungai Barito diwilayah tersebut mempunyai kelas rendah. Untuk itu untuk wilayah Barito Kuala perlu dilakukan kegiatan yang dapat mempertahakan kondisi daya dukung lingkungan hidup serta memperbaiki kualitas air untuk meningkatkan Daya Tampung Beban Pencemaran Air. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup dan daya tampung Beban Pencemaran di Sajikan pada Tabel 9.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
23
Tabel 9. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Untuk Jasa Penyediaan Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Matrik Daya Dukung Jasa Penyediaan Air dengan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Daya Dukung Lingkungan Hidup Untuk Jasa Penyediaan Air
Tinggi
Daya Tampung Beban Pencemaran Air Tinggi
Sedang
Rendah
-
-
Barito Kuala
Sedang
-
-
Balangan, Banjar, HSS, HST, HSU, Banjarmasin, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Tapin, Barsel, Bartim, Barut, Gunung Mas, Kapuas, Murung Raya
Rendah
-
-
Banjarbaru
Wilayah dengan Daya Dukung Lingkungan Hidup yang didominasi lahan untuk manfaat jasa pemurnian air dengan kelas tinggi mencakup wilayah Balangan, Banjar, HST, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Timur. Untuk kelas sedang mencakup wilayah Batola, HSS, Kota Banjar Baru, Tapin dan Kapuas. Untuk kelas rendah ada di Barito Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
24
Selatan dan Kota Banjarbaru. Berdasarkan matrik daya dukung lingkungan Hidup dan Daya Tampung beban Pencemaran Air dapat diidentifikasi wilayah dengan kondisi DDLH DTBPA rendah mencakup wilayah Kota Banjar Baru dan Barito Selatan. Dari analisis tersebut diindikasikan mempunyai peranan paling rendah dalam jasa pemurnian air adalah wilayah Kota Banjar Baru dan Barito Selatan sehingga perlu dilakukan kegiatan untuk peningkatan kapasitas Daya Dukung lahan serta Daya Tampung beban Pencemaran Air. Sedangkan wilayah dengan Kelas Tinggi seperti Balangan, Banjar, HST, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Timur adalah wilayah yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna mempertahankan Daya Dukung Lingkungan Hidup serta perbaikan untuk meningkatkan Daya Tampung beban Pencemaran Air. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup dan daya tampung Beban Pencemaran di Sajikan pada Tabel 10.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
25
Tabel 10. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Untuk Jasa Pemurnian Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran
Daya Dukung Lingkungan Hidup Untuk Jasa Pemurnian Air
Matrik Daya Dukung Jasa Pemurnian Air dengan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
Daya Tampung Beban Pencemaran Air
Tinggi
Sedang
Tinggi
-
-
Balangan, Banjar, HST, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Timur
Sedang
-
-
Batola, HSS, Kota Banjar Baru, Tapin, Kapuas.
Rendah
-
-
Barito Selatan, Kota Banjar Baru
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Rendah
26
Wilayah dengan Daya Dukung Lingkungan Hidup yang didominasi lahan untuk manfaat jasa pengaturan pengolahan dan penyaringan air limbah sebagaian besar wilayah mempunyai dominasi lahan dengan kelas sedang yang mencakup semua wilayah di DAS Barito, kecuali kota Banjar Baru dengan kelas rendah. Tidak ada wilayah yang mempunyai Daya Dukung Lingkungan Hidup untuk Jasa Pengaturan dan Penyaringan Air dengan kelas tinggi. Berdasarkan matrik daya dukung lingkungan Hidup dan Daya Tampung beban Pencemaran Air dapat diidentifikasi wilayah dengan kondisi DDLH DTBPA rendah adalah Kota Banjar Baru. Dari analisis tersebut diindikasikan mempunyai peranan paling rendah dalam jasa pengaturan pengolahan dan penyaringan air limbah sehingga perlu dilakukan kegiatan untuk peningkatan kapasitas Daya Dukung lahan serta Daya Tampung beban Pencemaran Air. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup dan daya tampung Beban Pencemaran di Sajikan pada Tabel 11.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
27
Tabel 11. Matrik Identifikasi Wilayah berdasarkan kelas Daya Dukung Lingkungan Hidup Untuk Jasa Pengaturan Pengolahan dan Penyaringan air Limbah dan Daya Tampung Beban Pencemaran air
Pengolahan dan Penyaringan air Limbah
Matrik Daya Dukung Jasa Pengaturan Pengolahan dan Penyaringan air Limbah dan Daya Tampung Beban Pencemaran air Tinggi
Daya Tampung Beban Pencemaran Air
Tinggi
Sedang
Rendah
-
-
-
Sedang
-
-
Balangan, Banjar, HST, Kota Baru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Timur Batola, HSS, Tapin, Kapuas. Barito Selatan,
Rendah
-
-
Kota Banjar Baru
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
28
Kebijakan, Strategi, dan Program 1. Kebijakan Kebijakan Perencanaan Pengelolaan DAS Barito adalah mendorong berbagai upaya pembangunan yang mempertimbangkan isu - isu strategis yang berhubungan dengan daerah aliran sungai barito seperti: 1.Peningkatan Kapasitas Konservasi Kawasan DAS; 2.Peningkatan Kapasitas Hidraulika Sungai; 3.Peningkatan Kualitas Air Sungai; 4.Penataan Ruang DAS dan Sungai secara berkelanjutan; 5.Penguatan Budaya Sungai masyarakat; 6.Pengendalian kerusakan lahan DAS akibat tambang. 2. Strategi Isu dan permasalahan yang muncul dan dirasakan terkait dengan pengelolaan DAS pada seluruh tingkatan diperlihatkan pada Tabel 12.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
29
Tabel 12. Isu dan permasalahan menurut tingkatan pengelolaan Tingkat Kebijakan 1.
2.
3.
4.
5.
Kebijakan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan DAS dan Sungai masih sektoral Pengelolaan dan restorasi DAS dan sungai belum menjadi prioritas dan komitmen politik Kesulitan penyatuan kepentingan dan concern di legislatif dan eksekutif dalam pengelolaan DAS terpadu dan holistik Koordinasi antara Pusat dengan Pusat dan Pusat dengan Daerah tidak effektif Monev pelaksanaan
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Tingkat pengorganisasian 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komitmen K/L untuk pengelolaan DAS dan Sungai Barito secara terintegrasi belum terbangun Kelembagaan dan pembagian peran dan tanggung jawab untuk kerja bersama belum efektif Rencana aksi bersama sebagai acuan operasional belum terbangun Bentuk kelembagaan / Institusi(Kantor) yang tidak mendukung pelaksanaan PPLH Rasio antara anggaran untuk PPLH di daerah dengan APBD keseluruhan masih kecil Monev dan pengawasan
Tingkat Operasional 1.
2.
3.
4.
5. 6. 7.
8.
Berbagai kegiatan di tingkat operasional dilapangan sporadik dan belum efektif Belum ada rencana kegiatan terpadu yang didetail dan disepakati bersama Belum ada aksi bersama dilapangan secara komprehensif Keterbatasan sumberdaya untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan Fungsi PPLH (pengawas) di daerah tidak optimal Jumlah PPLH tidak memadai Kapasitas (kuantitas / kualitas) SDM kurang memadai Tidak tersedia Pedoman teknis penyusunan tata ruang berbasis daya dukung dan daya tampung 30
Tingkat Kebijakan perencanaan sektor (misal ; RPDAST, Pola PPSDA) dan daerah (RPJMD, RTRWP) tidak memadai
Tingkat pengorganisasian penggunaan anggaran kurang efektif
Tingkat Operasional 9.
Ketersediaan dan kualitas Data dan informasi media lingkungan dan Sumber pencemar kurang memadai 10. Pengelolaan data dan informasi pengelolaan SDA dan lingkungan kurang optimal 11. Kurangnya perangkat pengolahan data.
Selanjutnya strategi dan langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat Kebijakan dapat dilihat pada Tabel 13.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
31
Tabel 13. Langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat Kebijakan Aktivitas Utama Pengembangan kebijakan payung komprehensif dalam peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito Pengalokasian anggaran
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
a. b. c. d. e. a. b. a. b. c.
Aktivitas Turunan Identifikasi permasalahan Agenda setting kebijakan Formulasi kebijakan Pelegitimasian kebijakan Penetapan kebijakan Pengalokasian angaran secara keseluruhan Pengalokasian anggaran di K/L terkait Pengawasan pelaksanaan kebijakan Evaluasi pelaksanaan kebijakan Perbaikan kebijakan
Langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat pengorganisasian dapat dilihat pada Tabel 14.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
32
Tabel 14. Langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat pengorganisasian Aktivitas Utama Penentuan Rencana strategis peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito
Pembagian peran dan tanggung jawab dalam peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito Pemantauan dan evaluasi pencapaian strategis dalam peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Aktivitas Turunan a. Identifikasi masalah b. Penentuan sasaran strategis, penentuan aktivitas c. Penentuan alokasi dan sumberdaya d. Pelegitimasian sasaran strategis dan aktivitas a. Penentuan K/L terkait b. Penetapan peran dan tanggung jawab K/L lainnya c. Penentuan leading organisasi d. Pelegitimasian kesepakatan organisai a. Pemantauan pelaksanaan masingmasing aktivitas b. Evaluasi pencapaian sasaran strategi secara keseluruhan c. Perbaikan rencana kerja dan pengorganisasian
33
Langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat operasional dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Langkah peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito pada tingkat operasional Aktivitas Utama Peningkatan kawasan konservasi DAS Barito
Peningkatan Kapasitas Hidraulika Sungai Barito Perbaikan kualitas Sungai Barito
Penaatan Ruang DAS dan Sungai Barito
Penguatan Budaya dan Ikatan Sosial Masyarakat
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Aktivitas Turunan Pengamanan Kawasan Konservasi DAS Barito b. Pengembangan kawasan tangkapan air di DAS Barito Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di DAS Barito a. Pencegahan sedimentasi b. Pengelolaan sedimen dan sampah c. Renaturalisasi morfologi sungai a. Penurunan beban pencemaran b. Peningkatan kapasitas debit air sungai untuk mendukung pemulihan air DAS Barito a. Penyusunan RT/RW berbasiskan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup DAS Barito b. Penerapan RTRW berbasiskan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup DAS Barito a. Penaatan Ruang Publik di sempadan Sungai Barito b. Penguatan Budaya Sungai Masyarakat c. Pengelolaan lingkungan hidup berbasiskan masyarakat d. Pengembangan ekonomi masyarakat a.
34
Peran P3E Region Kalimantan dalam peningkatan daya dukung dan daya tampung DAS Barito terutama dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan serta pemantauan dan evaluasi pencapaian strategis dengan kegiatan sebagai berikut: a. Pengawasan pelaksanaan kebijakan; b. Evaluasi pelaksanaan kebijakan; c. Pemantauan pelaksanaan masing-masing aktivitas; d. Evaluasi pencapaian sasaran strategi secara keseluruhan. Mekanisme pendanaan rencana pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di DAS Barito harus mencerminkan sinergi Pusat-Daerah yang dilaksanakan secara selaras dengan upaya penataan dan penguatan kerangka perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Salah satu kebijakan RPJMN 2015-2019 adalah restrukturisasi dan penataan instrumen pendanaan melalui transfer ke daerah termasuk dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) dan dana bagi hasil (DBH) yang secara keseluruhan disebut dana perimbangan (DP);
serta
dana otonomi khusus (Dana Otsus) untuk menjaga harmonisasi kepentingan nasional dan kebutuhan
daerah. Sumber pendanaan lain yaitu Bantuan Luar Negeri (BLN) serta masyarakat atau swasta.
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
35
3. Program Tabel 16. Program dan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Konservasi Kawasan DAS Aktor No
Program
Kegiatan Pemerintah
1
2
Pengamanan Kawasan Konservasi DAS Barito
Pengembangan kawasan tangkapan air di DAS Barito
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Edukasi masyarakat di sekitar DAS Barito
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDAS, BKSDA) Provinsi, Kab/Kota
LSM, Kelompok Masyarakat
x
x
x
x
x
Pengawasan/Patroli dan Penegakan Hukum
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen Gakum) BLH dan Dinas Kehutanan Provinsi, BLH Kab/Kota
LSM, Kelompok Masyarakat
x
x
x
x
x
Pengembangan situ, waduk, dan dam pengendali (Check Dam)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDAS,BKSDA) Kemen PU&PR (Dirjen SDA) Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kab/Kota
x
x
x
x
x
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
36
Aktor No
Program
Kegiatan Pemerintah
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Pembuatan biopori dan sumur resapan (retensi)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDAS) Kemen PU&PR Provinsi, Kab/Kota
LSM, Kelompok Masyarakat , Pelaku usaha
x
x
x
x
x
LSM, Kelompok Masyarakat , Pelaku usaha
x
x
x
x
x
xx
x
3
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di DAS Barito
Penghijauan/revegeta si kawasan hutan dan lahan kritis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDAS,BKSDA) BLH dan Dinas Kehutanan Provinsi, BLH dan Dinas Kab/Kota
4
Penertiban Penebangan Liar (PELI) / Illegal Logging
Penegakan Hukum
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen Gakum), Kepolisian BLH Provinsi, BLH Kab/Kota
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
x x
37
x
Aktor No
Program
Kegiatan Pemerintah
5
Pemanfaatan hutan lindung dan lahan gambut untuk kegiatan non kehutanan
Pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
KLHK (Dirjen PPKLH,BKSDA) BLH dan Dinas Kehutanan Provinsi, BLH dan Dinas Kab/Kota
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
X
x
x
38
x
Tabel 17. Program dan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Hidraulika Sungai Barito Aktor No
Program
1
Penyusunan payung hukum tingkat daerah terkait dengan Pengelolaan sumber daya air sungai Barito dengan pendekatan ekoregion dan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
Penyusunan Perda Pengelolaan sumber daya air sungai Barito
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi Kab/Kota
2
Pencegahan sedimentasi
Penghijauan/revegetasi DAS dan bantaran sungai
BLH dan Dinas Kab/Kota
Pengelolaan Sampah sepanjang DAS
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Kab/Kota
Pengerukan sedimen dan sampah yang ada di dasar dan
Kemen PU&PR (Dirjen SDA) Dinas PU Pengairan
3
Pengelolaan sedimen dan sampah
Kegiatan
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Pemerintah
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
x
x
LSM, Kelompok masyarakat
x
x
x
LSM,Kelompok Masyarakat, Pelaku usaha
x
x
x
x
x
39
x
x
x
x
x
Aktor No
Program
Kegiatan
bantaran sungai
4
Renaturalisasi sungai
Pemerintah
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Kab/Kota
Pengelolaan sedimen dan sampah dari hasil pengerukan
Kemen PU&PR Dinas PU Pengairan Kab/Kota
x
x
x
Pemanfaatan material hasil pengerukan
Dinas PU Pengairan Kab/kota
x
x
x
Pelebaran dan pendalaman badan sungai
Kemen PU&PR (Dirjen SDA) Dinas PU Pengairan Provinsi, Kab/Kota
x
x
x
Renaturalisasi morfologi dan ekologi sungai
Kemen PU&PR (Dirjen SDA) KLHK (Dirjen PDASHL) Dinas PU Pengairan dan BLH Provinsi, Dinas PU Pengairan dan BLH Kab/Kota
x
x
x
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
40
Aktor No
Program
Kegiatan
Penataan sempadan sungai
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Pemerintah Kemen PU&PR (Dirjen SDA) Dinas PU Pengairan dan BLH Provinsi, Dinas PU Pengairan dan BLH Kab/Kota
Pelaksanaan Non Pemerintah Kelompok Masyarakat, LSM, Pelaku usaha
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
x
x
41
x
x
Tabel 18. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air No
Program
Kegiatan
Aktor Pemerintah
1
Penurunan Beban Pencemaran
1.1. Penentuan target kualitas air Sungai Barito
KLHK (Dirjen PPKLH) Pemerintah Provinsi (BLH Provinsi)
1.2. Pengendalian air limbah industri
Non Pemerintah Akademisi
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
x
a.
Pembinaan ke pelaku usaha/kegiatan
BLH Provinsi, BLH Kab/Kota KLHK (Dirjen PPKLH)
b.
Penerapan instrumen perijinan
BLH Kab/Kota
c. Pengawasan Ketaatan Pelaku Usaha
BLH Provinsi, BLH Kab/Kota KLHK (Dirjen Gakum)
d. Penegakan Hukum
KLHK (Dirjen Gakum), Kepolisian
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Pelaksanaan
x
x
x
42
x
No
Program
Kegiatan
Aktor Pemerintah
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
BLH Provinsi, BLH Kab/Kota 1.3. Pengendalian kegiatan air limbah rumah tangga (domestik) a. Edukasi kepada Masyarakat
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi, BLH dan Dinas PU Cipta Karya Kab/Kota
LSM, Kelompok Masyarakat
b. Pembangunan fasilitas IPAL domestik
Dinas PU Cipta Karya Provinsi, Dinas PU Cipta Karya Kab/Kota Kemen PU&PR KLHK (Dirjen PPKLH)
LSM, pelaku Usaha
c. Pengoperasian dan perawatan IPAL
Dinas PU Cipta Karya kab/kota
Kelompok Masyarakat
1.4. Pengendalian sampah rumah tangga Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
43
No
Program
Kegiatan
Aktor Pemerintah
Pelaksanaan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi, Kab/Kota
LSM, Pelaku Usaha
b. Penyedian fasilitas pengelolaan sampah dan 3R
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi, BLH dan Dinas PU Cipta Karya Kab/Kota Kemen PU&PR KLHK (Dir.Pengelolaan Sampah)
LSM, Pelaku Usaha
x
x
x
x
x
c. Pengoperasian dan perawatan fasilitas pengelolaan sampah
BLH dan Dinas PU Cipta Karya Kab/kota
Kelompok masyarakat
x
x
x
x
x
a.
Edukasi kepada masyarakat
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
44
Tabel 19. Program dan Kegiatan Penataan Ruang dalam Daerah Aliran Sungai Aktor No
Program
Pelaksanaan
Kegiatan Pemerintah
1
Penyusunan RT/RW terkait dengan DAS Barito berbasiskan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Penyusunan Kajian Lingkungan hidup Strategis (KLHS) DAS Barito
Penyusunan RTRW untuk wilayah yang melingkupi DAS Barito (RTRWP Kalimantan Tengah, RTRWP Kalimantan Selatan)
2
Penerapan RT/RW
Edukasi kepada masyarakat
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
KLHK (Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan dan P3E Region Kalimantan) Bappeda Provinsi
Akademisi
x
Kemen ATR (Dirjen Tata Ruang), KLHK (Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan dan P3E Region Kalimantan) Bappeda Provinsi
Akademisi
x
LSM Kelompok Masyarakat
Bappeda Provinsi, Bappeda Kab/Kota
x
45
Aktor No
Program
Pelaksanaan
Kegiatan Pemerintah Pengawasan tata ruang
Penegakan Hukum pelanggaran tata ruang
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
KLHK (Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan dan P3E Region Kalimantan) Kemen ATR Bappeda Provinsi KLHK (Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan) Kemen ATR
Non Pemerintah
LSM Kelompok Masyarakat
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
x
x
x
x
x
x
x
46
Tabel 20. Program dan Kegiatan Penguatan Budaya Sungai Masyarakat DAS Aktor No
Program
Pemerintah 1
2
Penataan Ruang Publik
Penguatan Budaya Sungai Masyarakat
Pelaksanaan
Kegiatan Non Pemerintah
Edukasi masyarakat sekitar bantaran
Pemerintah Provinsi, kab/kota
LSM, Kelompok Masyarakat
Penataan dan pengembangan ruang publik sepanjang bantaran
Pemerintah Provinsi, kab/kota
LSM, Kelompok Masyarakat, Pelaku usaha
Pemanfaatan dan perawatan ruang publik di sepanjang bantaran sungai
Provinsi, kab/kota PU&PR
LSM, Kelompok Masyarakat, Pelaku usaha
Menggali nilai-nilai dan budaya masyarakat Sungai
Pemerintah Provinsi, kab/kota
LSM, Kelompok Masyarakat, Pelaku usaha
Pelaksanaan festival budaya terkait dengan pelestarian sungai
Pemerintah Provinsi, kab/kota
LSM, Kelompok Masyarakat
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 x
x
x
x
x
47
Aktor No
Program
Pemerintah
3
4
Pengelolaan kegiatan lingkungan berbasiskan masyarakat
Pengembangan ekonomi masyarakat
Pelaksanaan
Kegiatan Non Pemerintah
Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5
Meningkatkan kampanye pelestarian sungai
KLHK (Dirjen Perhutanan dan kemitraan lingkungan), PU&PR Pemerintah Provinsi, Kab/Kota
Pengembangan bank sampah/3R
KLHK, PU&PR Pemerintah Provinsi, kab/kota
LSM Kelompok Masyarakat
x
Gerakan lingkungan penghijauan
KLHK (Dirjen Perhutanan dan kemitraan lingkungan) Pemerintah Provinsi, Kab/Kota
LSM Kelompok Masyarakat Pelaku usaha
x
Mengembangkan kluster ekonomi yang ramah lingkungan
Pemerintah Provinsi, Kab/Kota
LSM Kelompok Masyarakat
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
48
x
x
Tabel 21. Program dan Kegiatan Pengendalian Kerusakan Lahan DAS Akibat Tambang Aktor No
Program
Kegiatan
1
Pemulihan kerusakan lingkungan bekas area pertambangan
Survei lahan bekas areal tambang Pemulihan kerusakan lahan bekas areal tambang Pembinaan masyarakat sekitar lahan bekas areal tambang Penataan perizinan pertambangan rakyat Pengawasana pertambanga rakyat Pembinaan pertambangan rakyat
2
Penambangan Tanpa Izin (PETI)
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
Pemerintah
Non Pemerintah
Kemen Enerigi dan sumberdaya mineral KLHK (Dirjen PPKLH, Dirjen Gakum) Dinas Pertambangan dan BLH Provnsi dan Kab/kota Kemen Enerigi dan sumberdaya mineral KLHK (Dirjen PPKLH, Dirjen Gakum) Dinas Pertambangan dan BLH Provnsi dan Kab/kota
Akademisi/ peneliti LSM
LSM Kelompok Masyarakat
Th 1 x
Pelaksanaan Th Th Th 2 3 4
x
49
Th 5
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan
50