LAPORAN KKN SISDAMAS 2017 KELOMPOK 314
GOTONG ROYONG, NGAROJONG PIKEUN PIK-R ANU SAJATI
EDITOR : Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M.Si PENULIS : Ajang dkk
PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) oleh kelompok 314 di Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar yang berjudul “Gotong Royong, Ngarojong Pikeun PIK-R Anu Sajati” telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 15 Maret 2017. Dosen Pembimbing Lapangan
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat – LP2M UIN SGD Bandung
Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si
Dr.H. Ramdani Wahyu S, M.Ag
NIP: 196510201994031004
NIP:197210302001121002
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, Sang pemilik dunia dan seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepadaNya lah kita patut memohon dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah SWT penyusun dapat melaksanakan semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata ini. Shalawat selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak terasa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar telah selesai. Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, maupun juga menambah saudara. Sikap masyarakat yang sangat menghargai, membimbing dan sangat membantu dalam kegiatan sangatlah memotivasi kami untuk melaksanakan setiap kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana. Tak lupa pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan
kegiatan
Kuliah
Kerja
Nyata
berbasis
pemberdayaan masyarakat ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :
i
1. Allah
SWT
yang
telah
memberikan
kehidupan,
keselamatan, dan kesehatan baik jasmani dan rohani. 2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan ini. 3. Bapak Dr. Munir, MA selaku ketua penyelenggara kegiatan KKN SISDAMAS, terima kasih yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan KKN ini. 4. Bapak Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan, terima kasih banyak atas segala masukan, kritik dan saran yang bapak berikan kepada kami. 5. Bapak H. Yosep Firmansyah selaku Kepala Desa, terima kasih telah bersedia menerima kami di Desa ini. 6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu kesuksesan kegiatan KKN SISDAMAS yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sistem Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) mendapat ridho dari Allah SWT.
ii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap laporan ini berguna bagi pembaca umumnya dan masyarakat khususnya. Amin.
Bandung, 15 Maret 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ........................................................
i
DAFTAR ISI ......................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..............................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................
viii
PROLOG ...........................................................................
ix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................
1
A. Dasar Pemikiran ......................................................
1
B. Kondisi Umum Desa ...............................................
3
C. Permasalahan ...........................................................
5
D. Fokus Program ........................................................
7
E. Sasaran dan Target ..................................................
10
F. Jadwal Pelaksanaan Program ..................................
11
G. Pendanaan ...............................................................
12
BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS
14
A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................
14
B. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas ....................
17
iv
BAB III KONDISI WILAYAH DESA ...........................
28
A. Sejarah Singkat Desa ...............................................
28
B. Letak Geografis .......................................................
30
C. Monografi Desa .......................................................
30
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN
34
A. Kerangka Pemecahan Masalah ...............................
34
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan .............
39
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ........................
67
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........
69
A. Kesimpulan ..........................................................
69
B. Rekomendasi .......................................................
71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................
72
BIODATA TIM PENYUSUN ..........................................
74
LAMPIRAN .......................................................................
88
v
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program ..............................
11
Table 1.2 Pendanaan ...........................................................
13
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti ..........................
30
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...
30
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ...........
30
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ...............
32
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 33
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi PIK-R ..............................
9
Gambar 2.1 Diagram Venn .................................................
24
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF Permasalahan yang timbul dari desa ini yakni, tidak berjalan dengan efektifnya organisasi PIK-R. PIK-R yakni Pusat Informasi Konseling Remaja, organisasi ini berada dibawah naungan BKKBN dan dibimbing oleh ketua MUI Desa Sukamukti. PIK-R ini adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam ranah informasi dan memberikan pelayanan konseling bagi masyarakat Desa Sukamukti. Tidak berjalannya organisasi PIK-R ini dikarenakan terjadinya gesekan antara PIK-R dengan Karang taruna Desa Sukamukti sehingga membuat PIK-R vacum hampir satu tahun. Gesekan yang terjadi diantara kedua organisasi tersebut yakni, terjadinya kesalahan sistem yang dilakukan oleh PIK-R dengan merebut ranah yang harusnya digarap oleh Karang Taruna. Metode
yang
digunakan
yaitu
penyuluhan
serta
memberikan pelatihan konseling kepada para pengurus PIK-R dengan teknik NLP. NLP yakni Neuro Linguistic Programming. Metode
ini
adalah
metode
dimana
kita
belajar
memprogram mindsetting dengan menggunakan bahasa.
viii
untuk
PROLOG
Dosen Pembimbing Lapangan
Pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan beberapa kewajiban pokok yang menjadi tanggung jawab Civitas Akademika. Keterlibatan Civitas Akademika dalam pengabdian kepada masyarakat juga merupakan tagihan Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) pada standar 7.22. Dalam poin ini ini dinyatakan bahwa setiap Prodi/Jurusan dituntut untuk turut serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tuntutan yang harus dipenuhi Prodi mencakup keterlibatan dosen secara Individu, dan dosen bersama mahasiswa dalam kegiatan pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat selama tiga tahun terakhir menjelang Akreditasi. Dalam Pengabdian ini juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian berbasis keilmuan prodi (multidisiplin) dan pengabdian interdisiplin. Buku Laporan KKN Sisdamas tahun 2017 yang disusun oleh para mahasiswa peserta KKN ini merupakan bukti bahwa UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah berada pada jalur yang benar sesuai dengan tuntutan regulasi, yang salah satunya adalah regulasi BAN-PT. Isi Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini memiliki dua konsep, yaitu Pengabdian dan Pemberdayaan. Dalam konsep pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat, peserta KKN sebagai pengabdi telah mengaplikasikan ilmu
ix
dengan pendekatan multidisiplin yang telah mereka pelajari di bangku kuliah pada prodi masing-masing mahasiswa. Sedangkan dalam konsep pemberdayaan, mereka telah mengaplikasikan ilmu masing-masing
secara
bersama-sama
dengan
pendekatan
interdisiplin. Buku laporan ini juga merupakan tahapan akhir dari beberapa tahapan yang telah dilalui oleh peserta KKN Sisdamas 2017 melalui siklus dari sebuah rencana program pengabdian dan pemberdayaan yang dimulai dari : 1. Sosialisai awal dan rembug warga 2. Refleksi sosial 3. Pemetaan sosial 4. Pengorganisasian masyarakat 5. Perencanaan dan partisipatif 6. Sinergi program 7. Pelaksanaan program 8. Monitoring dan evaluasi program Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini merupakan salah satu bukti tertulis dari aktifitas pengabdian dan pemberdayaan peserta KKN di Kelurahan Sukamukti, Kecamatan Petaruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Meski belum sampai pada tingkat ideal secara akademik, buku ini dapat dijadikan salah satu model Buku Laporan kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan kegiatan KKN mahasiswa Strata Satu. Kekurangan dari buku ini dapat menjadi bahan evaluasi kegiatan KKN Sisdamas 2017, untuk kemudian
x
ditindaklanjuti ke arah yang lebih baik dan ideal di masa mendatang oleh pihak LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Bandung, 14 Maret 2017 Dosen Pembimbing Lapangan,
Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M. Si.
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Lebih
jauh,
KKN
merupakan
bagian
dari
pembelajaran dengan masyarakat (learning with community) sebagai bentuk pengalaman IPTEKS yang telah dipelajari oleh mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh kerena itu, KKN harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi Universitas yang unggul dan Kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlaq karimah di Asean tahun 2025”. Sedangkan misi UIN adalah : 1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang profesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional
dan
Asean
dalam
rangka
memperkuat
pembangunan nasional. 2. Menyeleggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian ilmiah dengan bingkai akhlaq karimah berbasis wahyu memandu ilmuuntuk mngembangkan pengetahuan dan teknologi
1
3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan
memberdayakan
masyarakat
menuju
tatanan
masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan 4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship dikalangan civitas akademika. Sejalan dengan visi dan misi diatas, pelaksanaan kkn dimaksudkan
agar
mahasiswa
beelajar
membantu
dan
mendampingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran dikampus sesuai dengan prgram studi (Prodi) masing-masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat diselesaikan. Program KKN tahun 2017 ini berbasis pemberdayaan masyarakat
dengan
pendekatan
multidisiplin
ilmu
oleh
sekelompok mahasiswa dari beberapa prodi. Oleh karena itu, pelaksanaan KKN diawali dengan sosialisasi awal dalam bentuk observasi lapangan guna melakukan pendataan dan pemetaan wilayah lokasi KKN. Hal ini penting untuk merumuskan rencana kegiatan sebagai alternatif pemecahan masalah, dan kemudian dilakukan
evaluasi
program
kegiatan
untuk
mengukur
keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN, kompleksitas persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti 2
keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek Aksara Al- Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan masalah
sosial-kemasyarakatan
dapat
berupa
Ketahanan
Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat berupa disparitas pecapaian Indexs Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli. Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan
di
atas,
UIN
SGD
Bandung melalui
LP2M
menyelenggarakan KKN Sisdamas (berbasis pemberdayaan masyarakat) yang aktonya adalah mahasiswa dimana peran mahasiswa
didalam
pemberdayaan
ini
berfungsi
sebagai
fasilitator yang bersama masyarakat melakukan perubahan. B. Kondisi Umum Desa Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H. Yosep Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012 – 2018.
3
Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa Sukamukti memiliki
visi
yaitu
“Membangun
masyarakat
dengan
menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa
Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa
Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017. Adapun potensi alam yang dimiliki adalah Curug Panganten, selain itu Desa Sukamukti juga memiliki produk unggulan yaitu sale gulung. Curug panganten terletak di dusun Sukamulya Rt 06 / Rw 02. Curug ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun belum terkelola dengan optimal oleh pemerintah setempat, hal ini di sebabkan oleh minimnya SDM yang mumpuni di bidang tersebut. Padahal jika dikelola dengan baik curug tersebut bisa menjadi tempat wisata yang menarik, karena letaknya yang strategis yaitu di lewati jalan provinsi menunuju Pantai Pangandaran sehingga ada kemungkinann para wisatawan bisa berkunjung terlebih dahulu ke Curug Panganten. Selain itu, Curug panganten di kililingi oleh kebun karet sehingga memberikan kesan damai, rimbun, dan subur sehingga sangat nyaman untuk di jadiakn tempat liburan keluarga. Potensi selanjutnya adalah Sale gulung, yang merupakan produk unggulan desa Sukamukti. Produk ini merupakan hasil
4
kreativitas warga sehingga berbeda dengan sale pada umumnya. Keunikan sale di desa ini adalah karena penyajiannya di gulung. Bahan pokok dari sale adalah buah pisang yang diperoleh dari kebun warga secara langsung, sehingga biaya produksinya tidak terlalu besar. Apabila produk ini di kelola dengan baik, diperkirakan hal ini mampu menjadi salah satu jalan untuk memajukan tingkat ekonomi masyarakat.selain itu, Sale gulung ini sudah di pasarkan ke luar kota Banjar. C. Permasalahan Permasalahan yang ada di Desa Sukamukti: 1. Perpustakaan Desa Perpustakaan Desa Sukamukti yang baru didirikan masih banyak kekurangan seperti minimnya fasilitas seperti buku yang masih kurang lengkap, belum adanya SOP (Standard Operation Procedure) yang jelas, dan belum
dibentuk
kepengurusan
dalam
perpustakaan
tersebut. 2. Ekowisata Ekowisata yang diambil yaitu curug panganten yang masih dalam tahap pengembangan, sehingga kurangnya pengelolaan
secara
optimal
seperti
kurangnya
pembenahan di curug tersebut, akses jalan yang masih kurang tertata, dan masih belum terexplore ke luar. 3. PIK-R
5
Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif, karena ada permasalahan dengan karang taruna. Pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat.
Budaya
organisasi di PIK-R desa Sukamukti pun tidak seperti PIK-R yang ada, dimana
program kerja dan sasaran
mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara
di
masyarakat. Pada awal pertemuan dengan PIK-R ,
ketuanya
menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna. Ketika ada event besar di desa yang dipegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada. Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa sehingga ada statment dari desa yang menyatakan bahwa “PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R merasa kecewa dengan hal tersebut, setelah berjuang selama beberapa hari dalam acara desa.
6
Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan. Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa tersampaikan terhadap remaja. D. Fokus Program Fokus
program
pemberdayaan
kelompok
314
yaitu
memberikan arahan kepada organisasi PIK-R agar sesuai dengan fungsinya kembali. Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Akan tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya organisasi PIKR desa sukamuktipun tidak seperti PIK R yang ada, dimana program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh karena program pik r yang monoton, padahal jika dikaji ulang sebenarnya program PIK-R itu sangat banyak dan berfariatif dengan sasaran
7
para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri. Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan. Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR
bisa
tersampaikan terhadap remaja. Bukan hanya penyuluhan saja, akan tetapi bisa.
8
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar
9
E. Sasaran Dan Target a. Sasaran Objek sasaran dari fokus program pemberdayaan ini adalah Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
Sementara
sasaran
utama
dari
program
pemberdayaan ini sebagai berikut : 1) Kegiatan
pemberdayaan
oleh
mahasiswa
KKN
SISDAMAS 2017 diharapkan dapat mengembalikan jati diri organisasi PIK-R untuk kembali fokus pada ranahnya yaitu ranah remaja. 2) PIK-R
diharapkan menjadi jantung remaja desa
Sukamukti. 3) Upaya
pemberdayaan
generasi
remaja
yang
berkualitas dengan berbagai media informasi dan konseling remaja. 4) PIK-R diharapkan dapat mengentaskan berbagai permasalahan-permasalahan remaja yang nampak di desa Sukamukti. 5) PIK-R
menjadi
jalan
bagi
remaja
untuk
mengembangkan kreativitasnya. b. Target Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN SISDAMAS 2017 kelompok 314 memiliki beberapa target yang diharapkan dapat dijalankan oleh organisasi
10
PIK-R secara terstruktur dan teratur. Adapun targettargetnya yaitu: 1) Mahasiswa KKN SISDAMAS dengan latarbelakang prodi yang sesuai dapat Mengadakan penyuluhan atau pelatihan seputar kekonselingan sebagai modal dasar PIK-R untuk menjalankan berbagai program mereka. 2) PIK-R Garudasakti melakukan koordinasi dengan cabang PIK-R di dusun-dusun lain 3) PIK-R Garudasakti melakukan pertemuan secara rutin baik untuk sesama anggota garuda sakti maupun dengan anggota PIK-R dusun-dusun lain. Pertemuan rutin dapat dilakukan minimal satu bulan sekali 4) PIK-R
dapat
mengadakan
kegiatan
penyuluhan,
bimbingan maupun konseling kepada remaja di Desa Sukamukti 5) PIK-R dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang membangun kreatifitas remaja seperti lifeskill dll. F. Jadwal Pelaksanaan Program Tanggal
Keterangan
Pelaksanaan 27 Februari
Melakukan pertemuan dengan pihak PIK-
2017
R yang dihadiri oleh petinggi-petinggi PIK-R beserta anggotanya sebagai tahap pengenalan awal. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai sejarah dan program
11
yang telah berjalan di PIK-R. Hasil akhir dari pertemuan ini mengungkap beberapa masalah
yang
terjadi
dalam
PIK-
R.diantaranya mengenai program PIK-R yang keluar dari ranah PIK-R yang seharusnya dan kurangnya program kerja yang jelas. 3 Maret 2017
Pihak Mahasiswa KKN SISDAMAS dan pihak PIK-R beserta anggota melakukan pertemuan
kembali
bersama
dengan
masalah
yang
untuk
tujuan telah
berdiskusi
memecahkan dibahas
pada
pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan ini pihak PIK-R mempersilahkan kepada pihak mahasiswa KKN untuk memberikan beberapa
rekomendasi
program
yang
sesuai dengan ranah PIK-R. Program yang diajukan oleh pihak mahasiswa KKN diantaranya 6 Maret 2017
Pertemuan ini dilakukan sebagai tindak lanjut
program
yang
telah
direkomendasikan oleh pihak mahasiswa KKN. Dalam hal ini pihak petinggi PIK-R menyambut baik program yang telah diberikan
12
dan
berencana
memberdayakannya kepada para anggota PIK-R lainnya.
G. Pendanaan No
Nama
Volume
Harga
Jumlah
1
Kudapan Untuk
50
7.000
350.000
Peserta 2
Aqua Gelas
2 Dus
23.000
46.000
3
Kopi Good Day
2 Renteng
13.200
26.400
Jumlah
422.400
13
BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS A. Konsep Perdayaan Masyarakat Konsep pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar, dari tahu menjadi mau, dan dari
mau
menjadi
mampu
melaksanakan
perilaku yang
diperkenalkan. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan. Sasaran dan konsep pemberdayaan kali ini tertuju pada sebuah organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIK-R yang berada di Dusun Sukahurip, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. PIK-R merupakan suatu wadah kegiatan bagi remaja yang dikelola oleh, dari dan untuk remaja itu sendiri guna memberikan pelayanan
informasi
dan
konseling
tentang
perencanaan
kehidupan yang baik bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
14
Namun, PIK-R yang berada di dusun Sukahurip ini mempunyai permasalahan yang mana permasalahan dengan pihak karang taruna di dusun Sukahurip juga yang mengakibatkan organisasi PIK-R tersebut vakum selama beberapa bulan. Permasalahan PIK-R dengan karangtaruna diakibatkan oleh pihak PIK-R yang bertugas bukan pada wilayahnya sendiri. Kemudian pada tahap pengorganisasian PIK-R juga tidak tersusun. Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik perhatian mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses pemberdayaan, mahasiswa KKN SISDAMAS berkoordinasi dengan organisasi PIK-R untuk bersama-sama mencari jalan keluar. Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya adalah mengadakan pertemuan antara koordinator desa, ketua kelompok 314 dan beberapa mahasiswa yang terkait dengan konsentrasi konseling dengan ketua PIK-R Dusun Sukahurip Desa Sukamukti untuk merencanakan adanya seminar atau penyuluhan mengenai konseling yang dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN. Pendekatan awal yang dilakukan untuk pemberdayaan organisasi PIK-R adalah melakukan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan materi tentang pengertian bimbingan konseling, bimbingan konseling individu dan kelompok, dilanjut dengan pelatihan NLP. Penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN terhadap PIK-R di Dusun Sukahurip ini akan berlangsung dalam 3 kali pertemuan.
15
Pada pertemuan pertama, penyuluhan akan dilaksanakan dengan memberikan materi tentang pengertian konseling. Materi ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan psikologi. Dalam materi ini akan dijelaskan bahwa konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Tujuan dari memberikan materi tentang bimbingan konseling ini kepada PIK-R agar pihak PIK-R juga paham tentang konseling kemudian bisa mempraktekkannya dan PIK-R bisa berjalan sesuai dengan ranahnya. Kemudian
pada
pertemuan
kedua,
penyuluhan
dilaksananakan dengan memberikan materi tentang bimbingan konseling individu dan kelompok. Materi ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan BKI (Bimbingan Konseling Islam). Dalam materi ini akan dijelaskan bagaimana tata cara melakukan konseling individu dan juga kelompok. Selain menjelaskan teori tentang bimbingan konseling individu dan kelompok, pemateri juga akan mencontohkan bagaimana cara melakukan konseling individu maupun kelompok. Tujuan dari diberikannya materi ini adalah agar anggota dari PIK-R sendiri bisa melakukan konseling secara individual ataupun melakukan konseling kelompok. Mungkin dengan diadakannya penyuluhan mengenai bimbingan konseling, para anggota PIK-R bisa
16
melakukan praktek konseling sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh para mahasiswa KKN. Pada pertemuan terakhir, mahasiswa KKN akan memberikan pelatihan mengenai Neuro-Linguistic Programming atau biasa disebut dengan NLP. Pelatihan ini akan dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari jurusan Tasawuf Psikoterapi. Di jam pertama, pemateri akan menjelaskan teori tentang NLP itu sendiri. Yang mana,
NLP
adalah
sebuah
pendekatan
komunikasi,
pengembangan pribadi, dan psikoterapi. B. Tahapan Pelaksanaan Kkn Sisdamas 1.
Sosialisasi Awal Sosialisasi awal yang dilalkukan terbagi kedalam dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Mahasiswi yaitu dilaksannakannya sosialisasi dalam kegiatan pengajian ibu-ibu yang bertempat di paud Cendrawasih II, des. Sukahurip,
kec.
Pataruman,
kota
Banjar
yang
diselenggaraka oleh majlis ta’lim An-Nisa. Dalam pengajian tersebut kami memperkenalkan diri kpada ibibu warga Sukahurip sebagai Peserta KKN isdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan sambutan yang di wkili oleh perwakilan peserta kkn. Sosialisasi kedua yang dilaksanakan di majid Al-Huda dengan diawali kegiatan pengajian
rutin mingguan. Sosialisasi ini
diwakili oleh salah satu mahasiswa kkn dengan 17
menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kkn sisidamas 2017. 2.
Rembug Warga Rembug warga dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal 11 Februari 2017 di Aula Desa Sukamukti dengan Ketua Dusun, Ketua RT, Ketua RW dan kalangan masyarakat. Rembug warga dengan agenda pembahasan yang pertama mencari masalah yang ada di masyarakat. Ada beberapa masalah di Desa Sukamukti yang pertama yaitu: a. Masalah perpustakaan yang sudah vakum selama 1 tahun dikarenakan tidak jelas SOP dan susunan kepengurusannya
sehingga
mahasiswa
sehingga
mahasiswa KKN SISDAMAS UIN SGD Bandung menyimpulkan ini merupakan masalah yang harus diselesaikan. b. Masalah PIK-R yang dipicu dengan adanya masalah internal dengan Karang Taruna sehingga PIK-R vakum selama hampir 1 tahun serta masalah program yang tidak sesuai dengan tufoksi PIK-R itu sendiri. 3.
Refleksi Sosial Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Akan tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut 18
pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIKR mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan masyarakat.
Budaya organisasi di pik r desa
sukamuktipun tida seperti PIK R yang ada, dimana program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh karena program pik r gitu-gitu aja, padahal jika dikaji ulang sebenarnya program pik r itu sangat banyak dan berfaryatif dengan sasaran para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri. Pada awal pertemuan dengan PIK-R dari ketuanya menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada. Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa sehingga ada stetment dari desa yang menyatakan bahwa “PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R
19
merasa kecewa dengan hal tersebut, seetelah berjuang selama beberapa hari dalam acara desa. Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan. Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa tersampaikan terhadap remaja. 4.
Pemetaan Sosial Berdasarkan pemetaan sosial, Desa Sukamukti memiliki berbagai Potensi Kelembagaan. Diantaranya: 1. Lembaga Pemerintah 2. Lembaga Kemasyarakatan 3. Lembaga Ekonomi 4. Lembaga Pendidikan 5. Lembaga Adat 6. Lembaga Keamanan Potensi dari berbagai lembaga tersebut bervariatif. Dapat dilihat dari data Profil Desa Sukamukti ada beberapa lembaga yang berjalan efektif, baik dan
20
bersinergi
adapun
beberapa
lembaga
lain
yang
mengalami berbagai kendala. Dari potensi lembaga pemerintah, dirasakan cukup baik karena dapat berintegrasi dengan lembaga-lembaga lain. Aparat desa maupun Badan Permusyawaratan daerah memiliki hubugan integritas yang baik. hal ini dirasakan penting karena lembaga pemerintah dapat dikatakan menjadi jadi jantung dari semua lembaga yang ada. Dari lembaga pendidikan, lembaga keamanan, dan lembaga adat belum terlihat dengan jelas. Dari sisi pendidikan formal perlu adanya pengoptimalan sistem pendidikan. Dari potensi lembaga Ekonomi, desa Sukamukti mendapatkan pergerakan ekonomi dari bebrbagai jenis usaha. Diantaranya industri kecil menengah, usaha jasa perdagangan, usaha perkebunan, jasa hiburan, usaha migas, dan usaha jenis keterampilan. Berbagai keterampilan dari dea sukamukti yaitu usaha kayu alba, batu, bordir, cukur, servise elektronik, besi, dan gali sumur, sementara usaha lain yaitu jasa hukim dan konsultasi, serta jasa penginapan. Sementara
dari
lembaga
kemasyarakatan
desa/kelurahan terdapat beberapa potensi yang menonjol di lingkungan masyarakat. Lembaga kemasyarakan di Desa
Sukamukti
memiliki
21
kemampuan
untuk
menyatukan masyarakat dengan baik. terlihat dari hubungan RT/RW dengan masyarakat. Sikap gotong royong menjadi ciri khas yang dapat dilihat dengan adanya program operasi bersih (Opsih). Disisi lain, terdapat berbagai kendala yang dirasakan dari lembaga kemasyarakatan. Contohnya program PKK yang memiliki kegiatan KWT (Kelompok Wanita Tani) KWT ini masih kurang dukungan dari segelintir pihak contohnya dari pihak bapak-bapak. Kemudian program Bina Lansia yang masih kurang fasilitas, contohnya soundsystem untuk kegiatan senam lansia di salah satu dusun. Beranjak pada lembaga keorganisasian, organisasi keagaman menjadi potensi yang dominan setelah adanya program magrib mengaji dan subuh mengaji. Beberapa masyarakat sudah menjalankan kegiatan tersebut secara konsisten. Tingkat keagaamaan di desa sukamukti menjadi bagus kerena pertisipasi warga yang tinggi terhadap agama. Sementara itu, lembaga keorganisasian lain pun diantaranya
karang
taruna
dan
Pusat
Informasi
Konseling Remaja (PIK-R) yang pada tahun 2017 ini masih belum berkesinambungan. Mengingat terdapat permasalahan yang cukup kuat dari kedua pihak
22
tersebut. Hal ini telah dibahas di siklus Refleksi sosial. Oleh karena itu, pada program sisdamas ini mahasiswa KKN kelompok 314 berupaya memberdayakan PIK-R dengan analisis sebagai berikut: Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) berada di bawah naungan BKKBN. Di desa sukamukti dusun Sukahurip menjadi tempat pusat PIK-R yang bernama GARUDA SAKTI (Gabungan Remaja Unggulan Desa Sukamukti). Dan memiliki beberapa cabang di berbagai dusun di sukamukti yaitu 1. GEMA (Generasi Muda Mudi Mukti Asih) 2. PERMATA (Persatuan Remaja Tembung Kerta) 3. LANGGANGGA 4. HIMALAYA (Himpunan Muda-Mudi Sukamulya) Berdasarkan pemetaan sosial kelompok 314, dapat diananlisis bahwa PIK-R memiliki: 1. Potensi a. Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon remaja sukamukti yang baik b. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif) 2. Masalah 23
a. Keluar dari ranahnya sebagai konseling remaja b. Kurangnya integrasi dengan pik-R dusun lain 3. Kebutuhan a. SDM b. Soft Skill c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun jangka pendek. Gambar 2.1
24
5.
Pengorganisasian Masyarakat PIK-R bekerjasama dengan MUI (Majlis Ulama Indinesia) dengan pembinanya ketua MUI di desa Sukamukti.
PIK-R berada di bawah naungan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) . Dengan adanya dukungan dari lembaga tersebut PIK-R bisa menjalankan program remaja seperti penyuluhan tentnag napza, sex edukasi, dan permasalahan remaja lainnya. Program-program yang dilaksanakan oleh BKKBN bertujuan untuk
mengoptimalkan kegiatan
PIK-R agar berjalan di fungsinya yang berada di ranah kekonselingan. Dalam proses pemberdayaan, mahasiswa KKN berkoordinasi dengan ketua PIK-R Garuda Sakti, sebagai ketua di dusun Sukahurip dan tiap ketua PIK-R di masing-masing dusun. Seperti ketua PIK-R Gema, Ketua PIK-R permata, ketua PIK-R langgangga, dan ketua R lainnya. 6.
Perencanaan Partisipatif Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan beberapa alternatif :
25
1. Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan seluruh pengurus. 2. Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan anggota. 3. Di
adakannya
jadwal
pertemuan
ketua
untuk
melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. 4. Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar konseling dan memberikan pemahaman tentang PIKR. Pada perencanaan partisipatif, organisasi PIK-R desa
Sukamukti
sepakat
dengan
diadakannya
penyuluhan tentang pemahaman konseling. 7.
Sinergi Program Pengajuan program untuk PIK-R kedepan dibawah bimbingan
mahasiswa
KKN
dimana
mahasiswa
memberikan gambaran PIK-R yang berada di luar atau PIK-R tingkat mahasiswa dengan tujuan agar PIK-R desa sukamukti bisa membuka mata dan menimbang program rekomendasi sebagai acuan pengembangan. Adapun progran lain yaitu : a) Diadakannya pertemuan 2x dalam sebulan dengan anggota 26
b) Meningkatkan kordinasi antar ketua PIK-R dari berbagai dusun di desa sukamukti c) Diadakannya kelompok mentoring untuk anggota oleh pengurus. 8.
Pelaksanaan Program Pada tahap ini, kita melakukan pemahaman tentang PIK-R dengan studi banding pada PIKMA UIN Bandung sebagai gambaran kegiatan PIK-R yang seharusnya. Didalamnya dijelaskan berbagai pemahaman dunia kekonselingan secara meluas dan rinci. Dalam
pelaksanaan
program,
memberikan
penyuluhan tentang dasar konseling pada pengurus PIKR dengan tiga materi sekaligus, yaitu pengertian konseling, konseling individu dan kelompok, dan NLP.
27
BAB III KONDISI WILAYAH DESA A. Sejarah Singkat Desa Kota Banjar yang mempunyai luas wilayah 113,49 km2terbentang pada dataran rendah, terletak antara 1080.38’.20’’ BT dan70.32’.41’’.25 LS, dengan ketinggian10 - 359 meter di atas permukaan laut merupakan wilayah strategis yaitu sebagai pintu gerbang ProvinsiJawa Barat sebelah Timur. Selain faktor letak geografis yang strategistersebut, aspirasi masyarakat Kota Banjar juga begitu kuat sehingga akhirnya menjadi salah satu faktor pendorong untuk meningkatkan status Kota Banjar menjadi Kota yang otonom.Sejarah pembentukan KotaBanjar tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pemerintah Kabupaten Ciamis di masa lalu. Oleh karena itu, sejarah singkat pembentukan
Kota
Banjar
dapat
diuraikan
sebagaiberikut:I.Sejarah Perkembangan Kota BanjarBanjar sejak didirikannya sampai sekarang telah mengalami beberapa kali perubahan status, untuk lebih jelas perkembangannyaadalah sebagai berikut:a.Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampaidengan tahun 1940.b.Banjar sebagai Ibukota Kewadanan, dari tahun 1941 sampaidengan tanggal 1 Maret 1992.c.Banjar sebagai Kota Administratif,dari tanggal 2 Maret 1992 sampai dengan 20 Februari 2003.
28
Seperti diketahui, bahwa Luas wilayah Desa Sukamukti mencapai 487,775 hektare, dengan batas-batasnya meliputi sebelah
Utara
berbatasan
dengan
Kelurahan
Hegarsari,
Kecamatan Pataruman. Desa sukamukti merupakan hasil dari pemekaran desa batulawang dan binangun pada tahun 2005. Sehingga desa ini terbilang merupakan desa yang sangat baru. Selain akan focus pada pembangunan sarana prasarana kantor desa dan pembangunan fisik lainnya, juga akan terus menggali potensi-potensi unggulan di wilayahnya untuk dijadikan andalan dari desa tersebut. Pembukaan akses jalan di pemancingan wisata Kolam Tanah Titisara Desa di kawasan Batupeti, Dusun Muktiasih, merupakan salah satu upaya guna menggali potensi yang ada di Sukamukti. Karena, pihak pemerintah desa ingin membuka ekowisata di kawasan tersebut. Fasilitas yang akan ditawarkan di sana berupa jajanan khas daerah dan buah-buahan, salah satunya buahrambutan Si Batulawang yang selama ini dijajakannya di wilayah Desa Sukamukti, yakni dipinggir jalan Dusun Sukahurip.
29
B. LETAK GEOGRAFIS Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti Batas Sebelah Utara
Desa / Kelurahan
Kecamatan
Desa Hegarsari
Kecamatan Purwaharja
Sebelah Selatan
Desa Pamarican
Kecamatan Pamarican
Sebelah Timur
Desa Batulawang
Kecamatan Purwadadi
Sebelah Barat
Desa Binangun
Kecamatan Cimaragas
C. MONOGRAFI DESA Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki
1.883
Perempuan
1.849
Jumlah
3.732
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jenis Pekerjaan Petani
30
(orang)
(orang)
(Orang)
204
12
216
Buruh Tani
1
1
2
Pegawai Negeri Sipil
14
6
20
173
22
195
Pengrajin
2
1
3
Pedagang barang kelontong
40
5
45
Peternak
1
1
2
Montir
3
1
4
Perawat swasta
1
0
1
Bidan swasta
0
1
1
TNI
0
1
1
POLRI
1
0
1
Pedagang Keliling
25
2
27
Pembantu rumah tangga
1
3
4
Arsitektur/Desainer
1
0
1
Karyawan Perusahaan Swasta
1
0
1
Karyawan Perusahaan Pemerintah 10
2
12
Wiraswasta
4
239
Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 3
1
4
Belum Bekerja
301
663
235
362
31
Pelajar
332
330
662
Ibu Rumah Tangga
16
1.072
1.088
Purnawirawan/Pensiunan
13
5
18
Perangkat Desa
10
2
12
Buruh Harian Lepas
389
14
403
Karyawan Honorer
0
1
1
Jumlah Total (Orang)
1.838
1.788
3.626
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Agama
Laki-laki
Perempuan
Islam
1826 orang
1774 orang
Kristen
1 orang
3 orang
Hindu
3 orang
5 orang
Budha
1 orang
0 orang
Konghucu
1 orang
1 orang
32
Jumlah
1.832 orang
3.5
Penduduk
Tabel
Jumlah
1.783 orang
Berdasarkan
Tingkat
Pendidikan Tingkatan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Pendidikan
(orang)
(orang)
(Orang)
Tamat
886
1.023
1.909
254
210
464
235
150
385
D- 2
1
3
D- 11
7
18
D- 1
0
1
S- 21
13
34
1.404
2.814
SD/sederajat Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat Tamat 1/sederajat Tamat 2/sederajat Tamat 3/sederajat Tamat 1/sederajat Jumlah (Orang)
Total
1.410
33
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT A. Kerangka Pemecahan Masalah Analisa SWOT Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar
Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H. Yosep Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012 – 2018. Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa
Sukamukti
memiliki 34
visi
yaitu
“Membangun
masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017. Hampir selama ini, Desa Sukamukti begitu banyak potensi yang ada, beberapa diantaranya yaitu dibidang wisata, ekonomi, dan kelembagaan. Untuk mengetahui bagaimana Desa ini dapat tetap berdiri tegak serta tentang berbagai hal yang pernah dialami oleh Desa Sukamukti, maka berikut ini adalah analisis SWOT yang kita dapatkan. STRENGTH Adalah kekuatan yang dijadikan modal dasar Desa Sukamukti dalam mengembangkan potensi dan bentuk kekuatan untuk mampu bersaing lain di Desa: a.
Kualitas. Home Industri yang dihasilkan oleh Desa Sukamukti yaitu Saleh Gulung memiliki raa yag khas sehingga cukup dipercaya oleh masyarakat.
b.
Kuantitas. Dengan memiliki beberapa potensi desa yang berjalan, maka perkembangan yang dihasilkan sangat maksimal.
35
c.
Prestasi. Telah beberapa penghargaan sebagai bukti bahwa ini adalah desa yang sudah ternama dan cukup banyak memiliki keunggulan.
d.
PIK-R. salah satu lembaga yang mempunyai potensi. Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon remaja sukamukti yang baik.
e.
Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif).
f.
Curug Penganten. Keunggulan sebagai desa wisata di Banjar
g.
Harga Produk. Tidak hanya merilis produk, Desa Sukamukti juga kerap kali meluncurkan produk dengan harga rendah untuk dapat menjangkau segala sektor ekonomi berbagai lapisan masyarakat.
WEAKNESS Tidak
mutlak
dengan
segala
kekuatannya,
Desa
Sukamukti juga memiliki sisi kelemahan. Berikut ini adalah analisis SWOT pada Desa Sukamukti untuk memperoleh data mengenai sisi kekurangannya sehingga dapat dijadikan motivasi untuk upaya perbaikannya. a.
Model dan Design. Jika dibandingkan dengan tempat wisata dari tempat lain, Curug Penganten masih banyak tertinggal pada poin desainnya. Hal ini berdampak pada
36
rasa ketertarikan masyarakat yang mulai melirik produk atau merek lain. b.
Produk Sale Gulung. Ada beberapa varian yang dikeluarkan oleh Home Industri memiliki harga yang cukup beragam khususnya produksinya.
c.
Tiruan. Saat ini banyak sekali produk lain yang membuat dari produk produk Desa Sukamukti dengan harga jual yang jauh lebih murah.
d.
Kurang sinkron. Kurangnya PIK-R dalam mengemban amanah yang tidak sesuai dengan tujuan pokok dan fungsi yang semestinya
OPPORTUNITIES Berikutnya adalah kesempataan atau peluang yang dapat dibidik oleh Desa Sukamukti dalam persaingan pdi tanah air ketika perkembangan semakin pesat. a.
Jumlah Penduduk. Tingkat populasi penduduk yang cukup besar merupakan pasar potensial yang dapat dijadikan
sebagai
target
penjualan
produk,
perkembangan ekowisata dan kemajuan kelembagaan PIK-R. Semakin banyak penduduk kemungkinan untuk memajukan desa sangat terbuka lebar, tentunya dengan SDM yang memadai. b.
Kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap
aparatur
desa
juga
mempengaruhi
perkembangan potensi yang ada didesa. Dimana bias
37
untuk saling bekerjasama dalam memperbaiki apa yang bkurang dan melanjutkan apa yang sudah maju agar tetap bias berjalan dengan konsisten dan ada kemajuan. THREAT Melengkapi contoh analisis SWOT pada poin terakhir yaitu melakukan analisa terhadap beragam ancaman yang mungkin akan selalu dihadapi oleh Desa Sukamukti ketika menempuh
perjalannya
dalam
wisata,
ekonomi,
dan
lembaga: a. SDM (Sumber Daya Manusia). SDM dengan kuantitas yang memadai tentunya dengan kualitas yang memadai pula. Dengan ini bias dilakukan pengarahan dengan apik persoalan tentang tujuan pokok dan fungsi dari PIK-R b. Soft Skill. Sangatlah penting dimiliki oleh orang-orang yang berada di kelembagaan Desa agar terciptanya kemajuan dalam potensi yang dimiliki c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun jangka pendek Kesimpulan : Masih ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh beberapa kelembagaan yang ada di Desa Sukamukti. Tentunya dalam PIK-R yang mana masih diperlukannya pemahaman kepada pengurus yang ada di dalamnya. Agar nantinya dapat menjalankan roda organisasi dengan sesuai tujuan pokok dan
38
fungsinya. Mereka bias harus lebih paham program kerja apa saja yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada Masyarakat 1. Mengadakan pelatihan bulletin kepada siswasiswa SMKN 4 Kota Banjar Dalam hal ini mahasiswa sesuai dengan prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anakanak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar, Hasil dari pengabdian merupakan langkah nyata bukti peran terhadap Siswa-siswi
SMKN
4 Banjar.
Dikatakan sukses apabila ilmu yang didapatkan dibangku kuliah diterapkan menjadi manfaat bagi Siswa-siswi SMKN 4 Banjar tersebut. Selain itu, pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana belajar untuk meningkatkan soft skills jalinan sosial dengan masyarakat yang menjadi tujuan dari masa pembelajaran dan perkuliahan. Sasaran pelatihan jurnalistik ini yaitu Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, yang ada di Desa Sukamukti. Untuk membuat buletin sekolah sebagai media informasi yang berupa media cetak dalam bentuk buletin.
39
Meskipun program pembuatan buletin ini baru pertama
kali,
tetapi
pihak
sekolah
sangat
mengapresiasi dalam pembuatan buletin tersebut, karena bisa dilakukan sesuai dengan harapan. Pelatihan jurnalistik ini sangat di dukung oleh pihak SMKN 4 Banjar, karena membawa manfaat yang bagus untuk Siswa-siswi SMKN 4 Banjar, media
informasi
sebagai
sarana
kita
untuk
mendapatkan informasi yang akurat, penting, faktual dan
aktul.
Tanpa
informasi
kita
tidak
akan
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi. Kegiatan pengabdian di SMKN 4 Banjar didesain dalam
bentuk
pembuatan
pelatihan
buletin
di
jurnalistik
Sekolah.
mengenai
Pelatihan
ini
dilaksanakan untuk menunjang kreativitas dalam menulis , kegiatan ini juga memiliki respon baik sekali. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung diantaranya : 1.
Keterlibatan dan antusias baik dari pihak sekolah maupun dari siswa-siswi SMKN 4 Banjar
2.
Perizinan dari pihak sekolah
3.
Kerjasama antar tim dalam pembuatan buletin
4.
Mempunyai inovasi untuk menumbuhkan sesuatu yang baru
40
5.
Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, meskipun dalam waktu singkat. Faktor Penghambat diamtaranya :
1.
Masih mementingkan kesibukan masing-masing siswa-siswi nya, sehingga menghambat ke proses pembuatan buletin
2.
Banyak yang belum terlealisasi dalam beritanya
3.
Waktu
4.
Ada beberapa rubrik yang dihilangkan, karena tulisan yang belum sempat dibuat oleh siswasiswi SMKN 4 Banjar
5.
Belum bisa mengatur deadline sebagaimana yang telah ditentukan.
2. Kegiatan Mengenai Pencerahan Hukum Dalam hal ini mahasiswa sesuai prodi dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa sukamukti
kecamatan
pataruman
kota
banjar,
Tahapan pengabdian yang saya lakukan kepada masyarakat sesuai dengan permasalahan dimana administrasi dalam organisasi yang terjalin di PIK-R yang terdapat masalah internal dengan Karang Taruna, dengan memberikan sharing datau diskusi
41
mengenai administrasi sesuai dengan jurusan saya yaitu
administrasi
pemerintahan
publik.
yang
good
Untuk
mewujudkan
governance
harus
melibatkan semua mulai dari ketua PIK-R dan Karang Taruna serta semua anggota. Metode yang digunakan saya adalah penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R. Dimana dalam proses penyuluhan ini dilakukan dengan cara seperti sharing atau diskusi, konsultasi dan pemberian pelajaran secara langsung. Melakukan diskusi ilmu hukum kususnya dalam mengelola
organisasi bersama
seluruh anggota PIK-R. Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan sharing / diskusi dengan ketua Pik-r mengenai tentang hukum tata negara (tata kelola organisasi yang baik). Pada hari kamis jam 07.00 malam saya diizinkan untuk melakukan diskusi tentang hukum. Diskusi tentang hukum dihadiri oleh anggota PIK-R dan mahasiswa KKN, dengan hasil diskusi diketahui bahwa
semenjak ketua
karang taruna
periode
2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada karena
42
anggapan darpada mereka PIK-R itu merupakan organisasi masyarakat seperti biasanya. Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan beberapa alternatif : 1) Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan seluruh pengurus 2) Di
bentuknya
kelompok
mentoring
untuk
anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan anggota 3) Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. 4) Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-R Pengabdian kepada masyarakat selain terpacu kepada permsalahan yang ada di PIK-R dan karng taruna saya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat
karena
masi
kurangnya
Kesadaran
masyarakat dalam hal pendidikan masih kurang. Mayoritas penduduk lulus SD, rata-rata penduduk Ramasari berpendidikan SMP, yang berpendidikan SMA bahkan Perguruan Tinggi sangat jarang.
43
Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian, buruh
lepas,
dan
wiraswasta..
namun
tingkat
kepedulian masyarakat Desa Sukamukti sangat baik. Di lihat dari kondisi itu penulis melakukan beberapa tahap pengabdian yang dengan pengabdian yaitu pendekatan sosial agar kita bisa diterima di masyarakat Pendekatan sosial kepada masyarakat dilakukan melalui media sebagai berikut : 1. Melalui pertemuan dengan aparat desa, RW, RT, Kadus, Sesespuh KampungRamasari. 2. Melalui program mengajar di SMP Negeri Haurwangi 3. Melalui pengajaran di DTA 4. Melalui kegiatan PAUD 5. Bimbingan belajar untuk anak anak yang belum sekolah dan yang sudah sekolah 6. Melalui kegiatan pengajian ibu-ibu 7. Melalui pengajian Bapa- bapa 8. Melalui pengajian Karang Taruna 9. Melalui kegiatan ibu-ibu PKK 10. Melalui kegiatan Jumat Bersih (JUMSIH) 11. Membantu program Desa Sukamukti dengan Konsepan Menjadikan Desa Eko Wisata.
44
3. Pengabdian Di MDA Memngajarkan Bahasa Inggris Dengan Cepat Hasil dari pengabdian dalam bidang pendidikan anak-anak di wilayah dusun Sukahurip khususnya pada anak-anak yang berada di wilayah tersebut termasuk PAUD Cendrawasih dan RA Nafisa dapat dikatakan : 1) Anak-anak didik mengenal Bahasa
inggris
sebagai Bahasa yang dapat di pakai di berbagai belahan dunia. 2) Anak-anak didik di tempat les mulai mengetahui cara belajar memorizing 10 words a day yang memudahkan belajar bahasa inggris. 3) Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan jelas kata kata sederhana dalam Bahasa inggris. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam menjalankan suatu program, pasti ada sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang menghentikan program yang penulis akan jalankan dan tetap
memberikan ilmu yang sebanyak-
45
banyaknya
kepada
warga
masyarakat
Dusun
Sukahurip di Desa Sukamukti. Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu keinginan yang semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada untuk mendukung program kerja yang penulis persiapkan. Dari beberapa program kerja khususnya dalam program
bahasa
Inggris,
khususnya
di
dusun
Sukahurip, kami menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam menjalankan program, diantaranya: Faktor pendukung : 1) Keinginan kami untuk dapat membantu dan memberikan metode yang menyenangkan anakanak untuk belajar bahasa Inggris di dusun Sukahurip pendidikan
desa
Sukamukti
tambahan
agar
diluar
jam
mendapat sekolah
terutama di mata pelajaran Bahasa Inggris. 2) Adanya antusiame yang tinggi baik dari pihak orang tua beserta anak-anak di dusun Sukahurip untuk belajar dan lebih banyak belajar membuat kami semakin ingin memberikan banyak ilmu yang kami punya kepada mereka.
46
Selain
faktor
pendukung,
adapula
faktor
penghambat yang juga sedikit banyak berpengaruh dalam pelaksanaan program ini yaitu : 1) Dari segi pembagian waktu yang sedikit sulit kami kondisikan berkenaan dengan padatnya jadwal dari anak-anak didik kami di sekolahnya masing-masing dan MDA mereka dengan jadwal kami sebagai anggota kelompok dan sebagai peserta KKN di Desa Sukamukti. 2) Faktor yang menjadi penghambat lainnya adalah sulitnya mensosialisasikan adanya bimbingan belajar di Posko 314 dikarenakan jadwal yang tidak tentu baik dari pihak mahasiswa KKN maupun anak-anak sekolah. 4. Penyuluhan Administrasi Kepada Pik-R Untuk Mewujudkan Good Governance Setelah melakukan proses penyuluhan langsung kepada seluruh anggota PIK-R setidaknya bisa memberikan pemahaman bagaimana good gavernance dan juga menghasilkan beberapa solusi diantaranya Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x, membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik, membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya
47
terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R, Hasil yang kami dapat
dari
penyuluhan
tentang
konseling
menghasilkan persatuan PIK-R, Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik. Faktor Pendukung Dan Penghambat Faktor Pendukung : Beberapa faktor pendukung yang menunjang dengan program yang dikerjakan diantaranya : a) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam kondisi demikian, tim merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi faktor pendukung jika suatu saat masyarakat meminta
anggota
tim
KKN
untuk
melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. b) Fasilitas administratif yang relatif memadai. Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya alat transportasi yang memadai.
48
c) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu
PIK-R
yang
bersedia
mendukung
penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN. d) Kesadaran masyarakat yang telah memahami bahwa kehadiran tim KKN bukanlah sematamata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini yang membuat tim tidak pernah merasa terbebani
untuk
menyediakan
atau
membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya KKN. Faktor Penghambat : Banyak
hal
yang
menjadi
penghambat
pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dianggap sebagai factor penghambat lancarnya realisasi program kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk
49
membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya fasilitas yang memadai saat melakukannya kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN. 5. Membantu Mengaktifkan Program PIK-R Hasil
dari
penyuluhan terhadp PIK-R ini
setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu : 1.
Melakukannya
pertemuan
dalam
sebulan
setidaknya 2x 2.
Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik
3.
Membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama dan
mempererat
hubungan
internal
dalam
pengurus dan anggota PIK-R 4.
Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R
5.
Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik. PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural
maupun fungsional
50
sehingga
bisa
menjalankan
program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain (karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai program yang jelas untuk kedepannya, terutama tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja agar bisa merangkul remaja kedepannya. Sedangkan untuk bina lansia yaitu 1.
Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu santai mereka agar bisa melancarkan aliran darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di dalam tubuh agar tidak terlalu stres
2.
Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang atau jenis musik yang mereka sukai. Karena disaat penyuluhan sambil diperdengarkan musik dengan irama lembut sehingga dapat merileksan tubuh
3.
Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan reflesi stres akan tetapi kader dari ibu PKK pun ikut membantu mempraktekan sehingga nantinya bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia menunggu giliran di panggil untuk melakukan te kesehatan fisik
51
4.
Setelah
penyuluhan
selesai
dilakukannya
konseling secara kelompok dengan tujuan dapat sedikit mengurangi beban pada lansia. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari
faktor pendukung dan
menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan penyuluhan terhadap PIK-R dan bina lansia mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga pada saat pelaksanaan tidak terjadi kendala. 1.
Terbantu
sekali
dengan
adanya
kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu mencari-cari temapat 2.
Ketua
PIK-R
bisa
mengkondisikan
anggotanya sehingga bisa mengikuti selama materi berlangsung 3.
Tersedianya peralatan seperti papan tulis white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R
4.
Berpartisipasinya para peserta dalam acara penyuluhan
bina
lansia,
sehingga
memudahkan pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh peserta. Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu adalah :
52
1.
Susahnya
menyesuaikan
waktu
antara
pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain. 2.
Budaya
organisasi
PIK-R
yang
telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk membentuk budaya organisasi yang baru 3.
Ketua PIK – R kurang bisa open minded
4.
Tidak adanya fasilitas yang memadai saat melakukannya
kegiatan
refleksi
stres
maksimal
dari
terhadap lansia. 5.
Kurangnya
persiapan
Mahasiswa KKN 6. Memberikan
Penyuluhan
Konseling
Kepada
Pengurus PIK-R Dari kegiatan tersebut saya selaku pesesrta KKN mendapatkan responden yang cukup memuaskan dari masyarakat yang diberikan penyuluhan oleh peserta KKN sendiri. Antara lain adalah : 1) Terbangunnya sikap peduli terhadap pendidikan Dari hasil observasi dan tanya jawab seputar
53
yang terjadi dari hasil penyuluhan, setiap orangtua minimal mereka peduli dengan apa yang
harus
mereka
lakukan
terhadap
kelangsungan pendidikan anak-anaknya. 2) Mengetahui peran orangtua sebagai pendidik awal dalam keluarga. Dengan
adanya
penyuluhan
ini
terjalin
kesinambungan antara peran orang tua dengan anaknya. Sehingga si orang tua dapat memberikan arahan khusus kepada anaknya akan pentingnya pendidikan dan dengan adanya kesadaran dari oarngtua, si anak dapat mulai mengerti akan pentingnya pendidikan 1) Terjalinnya konseling Dari keterbukaan saat penyuluhan terjadilah interaksi yang lebih serius antara mahasiswa KKN dengan para orangtua. Sehingga terjalinnya tali silaturahmi yang kuat dan membangun rasa percaya antar sesama. 2) Memberi PIK-R keamampuan konseling Dengan adanya kami khusunya di kami dijurusan tasawuf psikoterapi, psikologi, dan Bimbingan Konseling Islam, kami mengadakan sebuah pelatihan konseling kepada pengurs PIK-R agar mereka tidak bta terhadap konseling.
54
3) Pedulinya terhadap tindakan yang salah di masyarakat Kelanjutan dari program yang terjalin antara mahasiswa dan remaja di sekitaran Desa Cijaya adalah dengan peduli dan beraninya mereka meningatkan sesuatu yang salah diantara mereka. Seperti
halnya
beberapa
pemuda
yang
menggunakan motor terlalu bising dan tidak baik digunakan bila dalam ruang lingkup masyarakat yang mayoritasnya pekerja pabrik yang bekerja dari pagi hingga malam, dan ketika malam hari mereka gunakan untuk istirahat. Untuk itu demi mengurangi kebisingan tersebut para remaja dengan berani meningatkan diantara sesamanya untuk menjalin ketertibadan dan mengurangi kegaduhan dimasyarakat, karena mereka tau sebagaimana peran dan fungsinya yang harus mereka laksanakan di lingkungan tersebut. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung yang ada adalah mudahnya terjalin rasa saling mengerti antara masyarakat desa sukamukti dengan peserta KKN, masyarakat desa sukamukti, memiliki warga yang terbuka sehingga ketika kita mencari masalah yang hadir mereka tidak sungkan untuk mencertakannya.
55
Mereka pun mau berbagi, akan keluh kesah yang mereka miliki dan tidak tertutup dari saran yang kami berikan. Pengurus PIK-R pun sangat terbuka dan antusias akan cara kami untuk memberdayakan PIK-R. Mereka menerima kami dan mau untuk berbagi dengan kami akan kondisi PIK-R. Adapun faktor penghambat lebih kepada hal eksternal seperti kurangnya fasilitas kami dalam mempersentasikan. Selain itu beberapa pengurus PIKR juga tidak bisa hadir dikarenakan mereka baru pulang dari sekolah karena sedang PKL di pabrik dan baru tiba dirumah selepas maghrib. Waktu dan tempat yang terbatas juga membuat kami kesulitan mengatur jadwal bergantian dalam mengisi pelatihan. Untuk itu beberapa faktor menjadi pemicu dan juga menjadi sebuah cerita sendiri untuk kami yang melakukan penyuluhan. 7. Penyulihan Bimbingan Konseling Dan Pencerahan Pendidikan 1) Program BKL Kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang merupakan kegiatan dari oleh dan untuk Masyarakat. Tujuan yang ingin di capai oleh
BKL
adalah:
56
Dapat
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan keluarga lansia dan atau keluarga lainnya yang perduli terhadap usaha peningkatan kualitas hidup lansia, untuk memahami dan membina kondisi serta mengatasi permasalahan lansia, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lansia. Sasaran tidak langsung terhadap lansia Memberikan kasih sayang, kemudahan, dan fasilitas yang dibutuhkan agar lansia tetap dapat beperan dalam keluarga, terjaga kondisi fisik dan mental serta mendorong dan membantu lansia agar dapat menjalankan aktifitas kesehariannya. Program
Bina
Keluarga
Lansia
dapat
Membantu keberlangsungan aktifitas lansia. dan mendukung lansia dari sisi mental maupun fisik. Program penyuluhan kesehatan yang dilakukan penulis saat pengabdian merupakan upaya kecil yang
diharapkan
merefleksikan
dapat
aktivitas
membantu kesehariannya
lansia dari
pengelolaan stress agar dapat terciptanya mental yang baik sehingga membantu kebugaran fisik lansia. Dari hasil penyuluhan di Pos kesehatan Desa (Poskesdes) di dusun Sukahurip, masyarakat terutama lansia sangat antusias menyambut
57
penyuluhan refleksi progresif tersebut. karena kegiatan refleksi tersebut dirasakan menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta lansia yang hadir pada hari tersebut. Peserta lansia menyimak berbagai informasi seputar
dunia
berpartisipasi
lansia mengikuti
kemuadian kegiatan
ikut refleksi
progresif dengan semangat, walaupun tidak jarang peserta lansia tersebut keliru dalam memahi tahapan gerakan-gerakan refleksi. Peserta lansia memiliki harapan besar ketika kegiatan BKL ini diselipkan beberapa kegiatan yang mampu membantu kesehatan fisik dan kekuatan mental lansia. 2) Kegiatan
bimbingan
parenting
PAUD
Cendrawasih 2 Orangtua terkadang kurang pengetahuannya, pengalaman yang mereka miliki masih kurang. Apalagi mereka yang tidak selesai dalam mengenyam pendidikan di bangku sekolah, banyak dari mereka yang belum paham tentang pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya. Anak cenderung lebih dekat sehingga
orang
58
yang
dengan Ibu,
paling
mengerti
perkembangan anak-anaknya adalah Ibu. Penting bagi para Ibu untuk memahami pola asuh yang baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi pribadi
yang
baik
dan
terjaga
kondisi
kesehatannya. Dari hasil bimbingan kelompok (parenting) masih banyak orang tua anak yang belum begitu memahami bagaimana pola asuh yang sebaiknya. Proses eksplorasi pengetahuan sang ibu dilihat dari partisipasi sang ibu menjawab berbagai pertanyaan yang di ajukan. Dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut masih banyak orang tua anak yang cenderung pasif dan beru mengetahui
berbagai
informasi
yang
disampaikan. Masih ada orang tua yang kurang antusias dengan kegiatan bimbingan kelompok tersebut. ketika penulis mewawancarai kepala PAUD, masalah yang dihadapi oleh guru-guru paud disana
adalah
sulitnya
menyelaraskan
pemahaman guru dengan orang tua. sehingga pola asuh yang diajarkan guru tidak diterapkan di rumah. Padahal pendidikan utama anak usia dini adalah di rumah.
59
Disisi lain, adapula orangtua yang terbuka menerima informasi dan berantusias dalam kegiatan bimbingan kelompok. Penulis dapat merefleksikan
pemahaman
orangtua
dengan
partisipasinya dalam menyampaikan pendapat mengenai pola asuh mereka yang keliru, harapan mereka terhadap anak, dan cita-cita orang tua untuk anak mereka. 3) Organisasi PIK-R Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspekaspek kegiatan pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup
(Life
Skills),
pelayanan
konseling,
rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja. PIK
Remaja
tidak
mengikuti
tingkatan
wilayah administrasi seperti tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja lainnya yang berada di luar lokasi wilayah administrasinya.
PIK
Remaja
dalam
penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi
pembinanya
60
seperti
PIK
Remaja
sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja pesantren, dan lain-lain. Kondisi PIK Remaja di desa Sukamukti yang sedang fakum membuat proses pengabdian berjalan sulit karena keterbatasan waktu. Namun dalam
proses
pengabdian,
kesempatan
memberikan penyuluhan kepada PIK Remaja menjadi gerbang pembuka mahasiswa KKN dengan PIK Remaja untuk menyamakan persepsi. Walaupun
ketua
PIK
Remaja
kebingungan atas gambaran program
sedikit yang
berkaca dari PIKMA UIN Bandung untuk membenahi struktur keorganisasian, namun PIK remaja disana memiliki antuasias dan harapan yang tinggi untuk bisa memajukan PIK R. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, anggota PIK Remaja memiliki gambaran dan referensi baru seputar dunia kekonselingan. Gambaran dari mahasiswa
KKN
yang
telah
membagikan
ilmunya disambut baik oleh anggota menyimak setiap sesi yang diberikan oleh mahasiswa Psikolog, mahasiswa Bimbigan Konseling Islam, dan mahasiswa Tasawuf psikoterapi. Penyampain materi yang diberikan dalam penyuluhan mengundang banyak pertanyaan
61
anggota PIK Remaja untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor pendukung Faktor pendukung saat melakukan kegiatan bimbingan
maupun
penyuluhan
adalah
koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti sekdes, kader PKK dan pengurus PIK Remaja. Karena tanpa adanya koordinasi dan integritas dari
keduabelah
pihak,
maka
kegiatan
bimbingan dan penyuluhan sukar untuk diselenggarakan. Faktor pendukung lain adalah media bimbingan dan penyuluhan yaitu laptop, powerpoint, speaker aktif, proyektor dll sebagai sarana untuk menunjang pemahamanpemahaman peserta. Tidak jarang penulis menampilkan video-video yang kaya akan hikmah. Sehingga pesan dari bimbingan maupun
penyuluhan
dengan
optimal.
dapat
Karena
tersampaikan bukan
hanya
mendapatkan pemahaman lewat kata-kata melainkan juga lewat musik, gambar, alur cerita dan sebagainya. 2. Faktor penghambat
62
Faktor yang dirasakan menjadi penghambat utama adalah waktu. Ketika kesempatan waktu yang diberikan hanya sedikit, proses pengabdian pun dirasakan masih banyak kekurangan.
Ditambah
kebutuhan
untuk
monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan sangat sulit dirasakan. Contohnya, kegiatan bina keluarga lansia, setelah melakuakn kegiatan refleksi progresif mengelola
stress,
penulis
kurang
dapat
memonitor apakah gerakan refleksi tersebut telah diteapkan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak, minimalnya dapat dilihat di pertemuan
sekanjutnya.
Namun
waktu
kegiatan BKL hanya dilakukan sebulan sekali. Contoh kedua adalah kegiatan PIK Remaja, yang tidak memiliki waktu yang banyak. Mayoritas anggota PIK Remaja adalah Siswa SMA yang kegiatan sehari-harinya dihabiskan di sekolah. Akhirnya, kegiatan peyuluhan pun terpaksa diselenggarakan pada malam hari. Dan cenderung kurang kondusif. 8. Penyuluhan Kepada Pengurus PIK_R Terkait dengan hasil pemberdayaan kepada masyarakat
sasaran
63
berupa
penyuluhan
yang
dilakukan oleh penulis di sebuah organisasi formal yaitu di Pusat Informasi dan Konseling Remaja, secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Maka dari itu, hasil dari penyuluhan terhadap PIK-R ini setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu : 1) Melakukannya
pertemuan
dalam
sebulan
setidaknya 2x. 2) Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik. 3) Membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama dan
mempererat
hubungan
internal
dalam
pengurus dan anggota PIK-R. 4) Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R. 5) Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik. PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural maupun fungsional
sehingga
bisa
menjalankan
program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain (karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai program yang jelas untuk kedepannya, terutama
64
tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja agar bisa merangkul remaja kedepannya. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam menjalankan suatu program, pasti ada sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang dapat menghentikan program yang akan di jalankan. Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada untuk mendukung program kerja yang penulis persiapkan. Dari beberapa program kerja khususnya dalam program pemberdayaan PIK-R di Dusun Sukahurip, kami menemukan beberapa faktor yang menjadi pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam menjalankan program, diantaranya: 1) Terbantu sekali dengan adanya kesekertariatan PIK-R sehingga kami tidak perlu susah payah mencari-cari tempat untuk melakukan penyuluhan. 2) Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya sehingga
bisa
mengikuti
berlangsung.
65
selama
materi
3) Tersedianya peralatan seperti papan tulis white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R. 4) Berpartisipasinya
para
peserta
dalam
acara
penyuluhan bina lansia, sehingga memudahkan pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh peserta. Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu adalah : 1) Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain. 2) Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak
lama,
sehingga
sangat
sulit
untuk
membentuk budaya organisasi yang baru. 3) Ketua PIK – R kurang bisa open minded. 4) Beberapa pengurus PIK-R juga tidak bisa hadir dikarenakan mereka baru pulang dari sekolah karena sedang PKL di pabrik dan baru tiba dirumah selepas maghrib.
66
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat 1. Faktor Pendukung Beberapa
faktor
pendukung
yang
menunjang dengan program yang dikerjakan diantaranya : e) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam kondisi demikian, tim merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi faktor pendukung jika suatu saat masyarakat meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. f) Fasilitas administratif yang relatif memadai. Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya alat transportasi yang memadai. g) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu PIK-R yang bersedia mendukung penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN. h) Kesadaran masyarakat yang telah memahami bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-
67
mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini yang membuat tim tidak pernah merasa terbebani untuk menyediakan atau membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya KKN. 2. Faktor Penghambat Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dianggap sebagai factor penghambat lancarnya realisasi program kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya pada malam hari saja, karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya fasilitas
yang
memadai
saat
melakukannya
kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.
68
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan PIK-R di desa sukamukti ini tidak berjalan sesuai fungsinyah sehingga terjadi kesalah pahaman antara PIKR dan karang taruan yang ada di desa sukamukti. Berawal dari ketidak jelasan
program yang menyebabkan
kejenuhan di pengurus dan juga anggota PIK-R sehingga mereka keluar dari fungsinyah dan malah menjalankan kegiatan dari desa sebagai penyelenggara ulang taun desa yang seharusnya dilakukan oleh karangtaruna, walaupun PIK-R terlibat itu hanya sebagai mitra saja. Maka berawal dari kurangnya pemahaman tentang job description dari PIK-R sendiri menyebabkan kecemburuan sosial dari karang taruna. Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik perhatian mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses pemberdayaan,
mahasiswa
KKN
SISDAMAS
berkoordinasi dengan organisasi PIK-R untuk bersamasama mencari jalan keluar. Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya adalah mengadakan pertemuan antara koordinator desa, ketua kelompok 314 dan beberapa mahasiswa yang terkait
69
dengan konsentrasi konseling dengan ketua PIK-R Dusun Sukahurip Desa Sukamukti untuk merencanakan adanya seminar atau penyuluhan mengenai konseling yang dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN. Pendekatan
awal
yang
dilakukan
pemberdayaan organisasi PIK-R adalah
untuk
melakukan
penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan materi tentang pengertian bimbingan konseling, bimbingan konseling individu dan kelompok, dilanjut dengan pelatihan NLP. Menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu : 1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x 2. membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa terjalin komunikasi yang baik 3. membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota oleh
pengurus
supaya
terjalin
kerjasama
dan
mempererat hubungan internal dalam pengurus dan anggota PIK-R 4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang konseling menghasilkan persatuan PIK-R 5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.
70
B. Rekomendasi Rekomendasi bagi
PIK-R desa sukamukti supaya
dapat menjalankan organisasinya sesuai dengan ranah yang seharusnya, yaitu : 1. Pengembangan potensi remaja 2. Pemberian informasi dan konseling remaja 3. Serta keterampilan bagi remaja Agar para remaja di desa sukamukti dapat menjadi remaja yang unggul, dan menjadi generasi yang kuat bagi desa sukamukti.
71
DAFTAR PUSTAKA Corey, G., Teori dan Praktek konseling dan psikoterapi, Refika Aditama, Bandung, 2013. H. Norman Wirght.1996. Menjadi Orang Tua yang Bijak (terjemahan). Yogyakarta; Andi Offset. Jhon W. Santrock,. 2007. Remaja, erlangga, Jakarta Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: UNP. Sarafino, P Edward, dan Timothy W Smith. (2011). Healt Psychology Biopsycho Social Interction. New York : United State of America Satriah, 2015. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Bandung: CV Mimbar Pustaka Warista B. 2008. Teknologi Pemnelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudjana, Anna. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset Netisulistiani.wordpress.com Kamus Besar Bahasa Indonesia http://ceria.bkkbn.go.id https://bidangkbatuna.wordpress.com
72
https://megiriand.blogspot.com/2016/01/program-bina-keluargalansia https://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/ http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/penyusunan-sapdan-proposal-komunitas.html https://www.google.com/amp/s/rismajayanti.wordpress.com/2012 /01/15/penyuluhan/amp/
73
BIODATA TIM PENYUSUN
Nama
: Acep Fahmi Abdulah
Nim
: 1133050002
Jurusan
: Ilmu Hukum
Fakultas
: Syari’ah dan Hukum
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 1Karangsambung 1
SMP
: MTsN Cilendek
SMA
: SMK Al-Khoeriyah
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 085295062403
Email
:
[email protected]
74
Nama
: Ajang
Nim
: 1133050010
Jurusan
: Ilmu Hukum
Fakultas
: Syari’ah dan Hukum
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Cikondang VI
SMP
: MTs Cibantarasari
SMA
: SMK Nashirulhuda
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 085273793388
Email
:
[email protected]
75
Nama
: Ajeng Pratiwi
Nim
: 1131040008
Jurusan
: Tasawuf Psikoterapi
Fakultas
: Ushuludin
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Cipacing II
SMP
: SMP Jatinangor
SMA
: SMAN Jatinangor
PT
: UIN SGD Bandung
Nomor telepon
: 089627925080
Email
:
[email protected]
76
Nama
: Elang Ratna Sari
Nim
: 1134050044
Jurusan
: Ilmu Komunikasi Jurnalistik
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 1 Kalipucang
SMP
: MTs Kalipucang
SMA
: SMAN 1 Pangandaran
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 085353952582
Email
:
[email protected]
77
Nama
: Fitriana Dewi Budiarti
Nim
: 1135030092
Jurusan
: Bahasa dan Sastra Inggris
Fakultas
: Adab dab Humaniora
Riwayat Pendidikan SD
: SN Asalam 1 Bandung
SMP
: SMPN 30 Bandung
SMA
: SMA PGII 2 Bandung
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 089664794167
Email
:
[email protected]
78
Nama
: Indra Muhamad Seno
Nim
: 1131040071
Jurusan
: Tasawuf Psikoterapi
Fakultas
: Ushuludin
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Tarunakarya 3 Bandung
SMP
: SMPN 46 Bandung
SMA
: SMA Guna Dharma Bandung
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 089604468839
Email
:
[email protected]
79
Nama
: Kuta Galuh Wicaksana
Nim
: 1136000074
Jurusan
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 1 Cikoneng
SMP
: MTs Baitul Ar-Qom
SMA
: SMAN 1 Dayeuhkolot
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 085722956855
Email
:
[email protected]
80
Nama
: Muhammad Jannatan
Nim
: 1132020098
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Keguruan
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 1 Citalang Purwakarta
SMP
: MTs Alhikamussalafiyah
SMA
: MA Alhikamussalafiyah
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 08973338446
Email
:
[email protected]
81
Nama
: Nurul Alfiah
Nim
: 1136000113
Jurusan
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi
Riwayat Pendidikan SD
: MI Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya
SMP
: MTs Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya
SMA
: MAN Cipasung Tasikmalaya
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 085722956858
Email
:
[email protected]
82
Nama
: Riki Rivaldi
Nim
: 1134010108
Jurusan
: Bimbingan Konseling Islam
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Sangkuriang
SMP
: SMPN 1 Binong
SMA
: MAN 2Subang
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 089513245987
Email
:
[email protected]
83
Nama
: Rinda Rachmawati
Nim
: 1132050056
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Fakultas
: Tarbiyah dan Keguruan
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 01 Pahonjean
SMP
: SMPN 01 Majenang
SMA
: MAN Majenang
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 081224314315
Email
:
[email protected]
84
Nama
: Sholahuddin
Nim
: 1132020153
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Tarbiyah dan Keguruan
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Karangbaru 02 (Waluya)
SMP
: MTsN At-Taqwa Pusat Putra
SMA
: SMAN 1 Cikarang Pusat
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 08963562541
Email
:
[email protected]
85
Nama
: Sinta Hajrina
Nim
: 1134010129
Jurusan
: Bimbingan Konseling Islam
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Pangalengan 2
SMP
: MTs Islahul-Amanah
SMA
: MAN 2 Bandung
PT
: UIN SGD Bandung
No Hp
: 08979770336
Email
:
[email protected]
86
Nama
: Siti Hanifah Dayanti
Nim
: 1138010242
Jurusan
: Administrasi Publik
Fakultas
: Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Riwayat Pendidikan
No Hp
SD
: SDN 1 Purbaratu Tasikmalaya
SMP
: SMPN 17 Tasikmalaya
SMA
: SMAN 1 Cihaurbeuti Ciamis
PT
: UIN SGD Bandung
: 089602794975
Email :
[email protected]
87
LAMPIRAN Survey awal ke tempat KKN di Desa Sukamukti Kecamatan pataruman Kota Banjar bersama Dosen Pembimbing Lapangan
Penerimaan KKN SISDAMAS 2017 oleh Ibu Walikota di Kantor Walikota Banjar
88
Rembug warga yang dilaksanakan di aula desa sukamukti
Pembukaan sekaligus penerimaan KKN SISDAMAS 2017 di Desa Sukamukti
89
Foto bersama aparat desa, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dan mahasiswa kkn di aula Desa Sukamukti
Pengajian bersama warga di masjid al-huda dan sosialisasi awal
90
Pengajian rutinan yang diisi oleh salah satu mahasiswa KKN
Latihan Paskibra yang di bimbing oleh mahasiswa KKN
91
Kegiatan JUMSIH (Jum’at Bersih) bersama warga desun Sukahurip
Kegiatan keputrian di SMKN 4 Banjar
92
Kegiatan pelatihan jurnalistik mengenai pembuatan buletin di SMKN 4 Banjar
Kegiatan senam refleksi bersama lansia di Poskesdes Sukahurip
93
Tablig akbar dalam memperingati hari jadi kota banjar ke 14
Kegiatan bimbingan klompok “saya orang tua hebat”
94
Diskusi antara mahasiswa KKN dengan organisasi PIK-R
Foto bersama dengan guru dan murid RA Nafisa
95
Kegiatan sharing bersama siswa-siswi SMKN 4 Banjar
Tablig akbar dan Penutupan KKN di Desa Sukamukti
96