SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
CROWDFUNDING SEBAGAI PEMAKNAAN ENERGI GOTONG ROYONG TERBARUKAN Oleh : Maulana Irfan1 1. Mahasiswa Program Doktor Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjadjaran Email:
[email protected]
Abstrak Nilai-nilai gotong royong sebagai budaya Indonesia yang merupakan bentuk solidaritas sosial masyarakat diduga kian samar atau bahkan menghilang di kehidupan saat ini. Ini terjadi seiring kencangnya laju globalisasi. Perubahan yang terjadi diikuti pula oleh perkembangan teknologi, diantaranya teknologi telekomunikasi berupa handphone. Berawal hanya berfungsi sebagai alat telokomunikasi sederhana hingga sampai pada teknologi smartphone yang memungkinkan pengguna menjelajah jejaring internet yang dikenal dengan istilah media sosial. Keterjangkauan yang luas memberi peluang komunitas netizen berinteraksi antar sesama individu melalui media sosial. Seiring dengan perubahan itu membawa pada perkembangan aspek lainnya, sebagian orang menggunakan sebagai ajang pergaulan semata, sebagian menggunakannya sebagai wadah usaha (e-commerce), bahkan sebagian masyarakat lainnya menggunakan menjadi gerakan sosial. Media sosial dapat menjadi potensi positif dalam membangun perubahan perilaku masyarakat. Gerakan sosial pun dapat memperkuat peran sosial media untuk menyuarakan kesamaan rasa atas ekspresi ketidaknyaman dalam sebuah tatanan pemerintahan yang saat ini terjadi hingga sampai pada membangun kesepakatan membuat kegiatan nyata untuk merealisasikan gerakannya. Beberapa organisasi nirlaba memanfaatkannya melalui jejaring internet dalam melakukan penggalangan dananya, dengan memunculkan proyek dan portofolio. Aktifitas Fundraising melalui jejaring sosial disebut dengan Crowdfunding. Crowdfunding merupakan suatu model pendanaan dengan beberapa aktor yang berperan didalamnya. Semangat kolaborasi tersebut merupakan semangat yang sudah menjadi budaya nusantara, yaitu semangat gotong royong. Konsekuensi perubahan sosial dalam konsep gotong royong ternyata bermetamorforsis dalam media yang berbeda. Esensi gotong royong sebagai tindakan bekerja sama tanpa pamrih tetap tidak hilang. Namun berubah dengan menggunakan cara yang berbeda. Potensi ini dapat menjadi sebuah strategi baru bagi organisasi nirlaba atau organisasi pelayanan sosial dalam membangun jejaring khalayak yang lebih luas. Termasuk didalamnya adalah peran pekerja sosial. Kata Kunci: Gotong royong,Media Sosial, Pekerja Sosial, Fundraising, Crowdfunding
gotong royong dalam pembangunan rumah,
PENDAHULUAN Budaya gotong royong sudah melekat
perkawinan dan kematian. Di Toraja, Sulawesi
dalam karakteristik bangsa Indonesia. Praktik
Selatan, mempraktikkan arisan tenaga, yaitu
gotong royong telah ada sejak lama di berbagai
kegiatan semacam kerja bakti bergilir untuk
daerah di Indonesia. Misalnya di pedesaan
menggarap sawah atau ladang milik warga
Jawa yang masih melakukan praktik tradisi
lain. Suku Dayak melakukan hal yang sama yang disebut sa’aleant. 30
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
Gotong-royong juga diartikan sebagai
diharapkan, tradisi kerja bakti dapat bertahan
bentuk solidaritas sosial. Terbentuk karena
sebagai salah satu bentuk gotong royong yang
adanya bantuan dari pihak lain, untuk
dilestarikan. Menegakkan tradisi ini tentu tidak
kepentingan pribadi ataupun kepentingan
lepas
kelompok, sehingga di dalamnya terdapat
membangun rasa kebersamaan, persatuan, dan
sikap loyal dari setiap warga sebagai satu
kepedulian
kesatuan. Dalam hal ini, Parson (1951 : 97 –
terdidik
98) mengemukakan,
melainkan mementingkan kepentingan umum
Loyalty is, as it were, the uninstitutonalized precusor of solidarity, it is the “spilling over” of motivation to conform with the interests or expectations of alter beyond the boundaries of any institutionalized or agreed obligation. Collectivity-orientation on the other hand converts this “propensity” into an institutionalized obligation of the role-expectation. Then whether the actor “feel like it” or not, he is obligated to act in certain ways and risks the application of negative sanctions if he does not.
dari
peran
masyarakatnya
sosial.
bukan
Sehingga menjadi
dalam
masyarakat
individualistik,
demi bangsa dan negaranya. Pasang
surut
kegotongroyongan
ini
bentuk
adalah
sebuah
konsekuesi atas arus pembangunan yang membawa pada perubahan sosial. Rogers et.al. mengemukakan
bahwa
perubahan
adalah
proses
yang
suatu
sosial
melahirkan
perubahan-perubahan didalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan. Sedangkan Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi mengemukakan bahwa perubahan
penelitian
sosial diartikan sebagai suatu variasi dari cara-
Achsannanda Maulyta Sari1, menunjukkan
cara hidup yang telah diterima, baik karena
bahwa nilai gotong royong dalam tradisi kerja
perubahan-peubahan
bakti
yang
kebudayaan material, komposisi penduduk,
diturunkan secara turun-temurun oleh para
idiologi, maupun karena adanya difusi atau
pendahulu kita yang didalamnya kaya akan
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat
nilai edukatif. Akan tetapi dalam kencangnya
tersebut. Soerjono Soekanto merumuskan
laju globalisasi saat ini, tradisi kerja bakti yang
bahwa
manfaatnya penting untuk mewariskan nilai
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
luhur bangsa kini menjadi kian samar. Nilai
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,
gotong royong seakan pasang surut timbul
yang mempengaruhi.
Dalam
artikel
menjadi
hasil
karakter
bangsa
perubahan
kondisi
sosial
geografis,
adalah
segala
dalam kehidupan masyarakat sekarang. Maka
1
Revitalisasi Nilai Gotong Royong, Departemen
Achsannanda Maulyta Sari ,2015. Artikel. Menegakkan Tradisi Kerja Bakti Sebagai Bentuk
Pendidikan Sastra Jepang ,Universitas Airlangga
31
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
Seperti
VOLUME: 6
diketahui
NOMOR: 1
bahwa
gotong-
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
bagi lingkungan elitis tertentu membawa pada
royong sebagai bentuk integrasi, banyak
ruang privacy
dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antar
membangun interaksi sosial yang semakin
warga komunitas yang dilakukan secara
intim. Perkembangan teknologi khususnya di
sukarela tanpa adanya jaminan berupa upah
bidang telekomunikasi, menjadi jawaban bagi
atau pembayaran dalam bentuk lainnya.
mereka yang tetap ingin berkomunikasi tanpa
Gotong-royong
harus kehilangan waktu banyak.
tidak
selamanya
perlu
dibentuk kelembagaan secara resmi melainkan
yang seolah semakin sulit
Kehadiran
media
sosial
menjadi
cukup adanya pemberitahuan pada warga
sebuah sosok dan simbolisasi dunia modern.
komunitas mengenai kegiatan dan waktu
Media pergaulan beralih pada media yang
pelaksanaannya,
berbeda. Berawal perkembangan komunikasi
kemudian
pekerjaan
dilaksanakan setelah selesai bubar dengan
Handphone
sendirinya.
adanya
berkomunikasi tanpa mengganggu mobilitas
gotong-royong ini yaitu pekerjaan menjadi
tinggi mereka, hingga menuju penggunaan
mudah dan ringan dibandingkan apabila
Smartphone yang semakin memungkinkan
dilakukan secara perorangan; memperkuat dan
menggunakan berbagai fungsi media sosial
Adapun
keuntungan
mempererat hubungan antar warga komunitas
yang
memungkinkan
dan berkomunikasi dalam satu genggaman
di mana mereka berada bahkan dengan
tangan saja.
kerabatnya yang telah bertempat tinggal di Terlebih jika melihat data statistic
tempat lain, dan menyatukan seluruh warga terkait
komunitas yang terlibat di dalamnya.
dengan
Indonesia Pertanyaan pada pemaknaan gotong
penggunaan
yang
dilansir
internet dalam
di situs
http://www.instink.co.id yang digambarkan
royong seiring dengan perkembangan jaman,
sebagai berikut :
akankah menjadi memudar atau bahkan hilang? Berikutnya, akankah aktifitas ini masih layak dilakukan di tengah masyarakat yang
Gambar 2.
sudah berubah? Hanya sekedar melakukan
Data Pengguna Internet di Indonesia
kegiatan kerja bakti di tengah komplek perumahan elit perkotaan, mungkinkah ini bisa
Dalam
dilakukan? Terlebih jika ada musibah yang
pernyataan
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pembangunan perubahan
sosial
pada
yang aspek
situs
tersebut
dari
Dirjen
dijelaskan
pula
Sumber
Daya
Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) . membawa
“Dunia teknologi dan internet berkembang sangat pesat di dunia, tak terkecuali Indonesia. Imbasnya, jumlah
teknologi
diantaranya seolah membangun dunia sendiri 32
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
dikatakan
pengguna internet saat ini semakin besar dan bertambah terus setiap harinya. “Dari 245 juta penduduk Indonesia, pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang,” ungkap Budi. Hal ini dikemukan oleh Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kemenkominfo Budi Setiawan. Angka 55 juta pengguna ini berdasarkan data Desember 2011, berarti saat ini tentu jumlah sudah jauh di atas angka tersebut.Jumlah pengguna internet di Indonesia menguasai Asia sebesar 22,4 persen, setelah Jepang. Budi menyebutkan, Indonesia merupakan negara peringkat ketiga di Asia untuk jumlah pengguna internet. Sementara itu, ujar dia, berdasarkan penelitian Nielsen, Indonesia juga masuk sebagai pengguna perangkat mobile tertinggi sebanyak 48 persen, diikuti oleh Thailand dan Singapura.(www.instink.co.id. diunduh pada tanggal 9 Mei 2015 pukul 18:45)
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
bahwa
“Indonesia
berada
di
peringkat teratas dalam penggunaan internet untuk sosial media, termasuk forum dan blog. 83%
pengguna
internet
Indonesia
mengunjungi sosial media saat online. Jumlah ini di atas Argentina (76%), Rusia(75%), Afrika Selatan (73%), Swedia (72%), Spanyol (71%), dan Hungaria (70%). Jika dilihat secara global, 62% pengguna internet di dunia menggunakan internet untuk sosial media.” Ini
membuktikan
bahwa
perkembangan teknologi sudah tidak bisa dihindari, proses sosial sudah berubah sesuai dengan kondisi kekiniannya. Seiring dengan perubahan itulah tenyata membawa pada perkembangan sebagian
aspek
orang
lainnya.
menggunakan
Sementara teknologi
telekomunikasi dan media sosial sebagai ajang pergaulan
semata,
sebagian
lagi
menggunakannya sebagai wadah usaha (ecommerce), bahkan sebagian masyarakat lannya menggunakan menjadi gerakan sosial.
GERAKAN
SOSIAL
DALAM
TEKNOLOGI MEDIA SOSIAL Banyak ahli yang melihat gerakan Data tersebut menunjukkan bahwa potensi
sosial adalah sebuah respon atas sebuah
pengguna internet tersebut dapat menjadi
perosalan sosial yang terjadi di kehidupan
media untuk berkomunikasi baik untuk
sosialnya. Gerakan sosial dapat diartikan
kepentingan pribadi, bisnis maupun sosial.
sebagai tuntutan dari sekumpulan individu
Menurut Miftachul (2012) lembaga penelitian
ketika
swasta, Ipsos Indonesia, yang dimuat dalam
Charles Tilly, mengungkapkan bahwa gerakan
salah satu artikel di situs Daily Sosial,
sosial adalah sebagai sebuah tindakan atau 33
menghendaki
sebuah
perubahan.
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
performance
VOLUME: 6
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
Melihat hal tersebut, dapat dikatakan
bertahap, pertunjukan dan kampanye yang
bahwa gerakan sosial bisa muncul sebagai
dilakukan oleh orang-orang bisaa dan mereka
akibat adanya ketidaknyamanan dari satu
membuat tuntutan secara kolektif terhadap
komunitas atau masyarakat terhadap situasi
yang lain. Pada intinya dapat dikatakan bahwa
yang terjadi dalam kehidupannya.
gerakan sosial adalah sebuah kendaraan besar
bereaksi secara spontan untuk menciptakan
untuk orang-orang bisaa untuk berpartisipasi
perubahan. Reaksi tersebut menjadi wajar
dalam publik politik. Menurut Tilly bahwa ada
terjadi manakala, pemerintah sebagai pihak
3 elemen penting yang melekat pada gerakan
yang memiliki otoritas tertinggi tiak mampu
sosial,sebagai berikut:
menjawab atas sebuah masalah yang terjadi.
Mereka
Kondisi status quo ini seringkali
Kampanye adalah sebuah pertahanan, dan
memicu sebagian masyarakat untuk bertindak.
membuat tuntutan kolektif pada target
Tindakan tersebut diantaranya dituangkan
otoritas
dalam bentuk gerakan sosial melalui media
organisir
berkelanjutan
HALAMAN: 1 --153
secara
yang
NOMOR: 1
Seleksi
kekuatan
gerakan
publik
sosial
sosial. Seperti peristiwa yang saat ini sedang
adalah
menghangat di media sosial atau di kalangan
kombinasi dari pekerja dari dan
netizen tentang kasus rekaman pembicaraan
diantara pengikuti aksi partai politikb, menciptakan yanng
antara Setya Novanto dkk dengan Pejabat
perkumpulan/asosiasi
bertujuan
khusus
Freeport. Manakala peristiwa itu dipandang
dan
masyarakat melukai hati nurani masyarakat
koalisi,pertemuan umum, pertemuan formal,
rapat
umum,
dan pemerintah lamban bertindak, sebagian
demostrasi,
masyarakat menuangkan reaksinya melalui
penyampaian petisi, pernyataan ke dan
media sosial twitter #papamintasaham.
dalam media umum, dan selebaran.
Ini salah satu ilustrasi saja dalam
Sedangkan menurut Sidney Tarrow,
menangkap fenomena gerakan sosial yang
menyatakan bahwa gerakan sosial sebagai tantangan
dilakukan melalui media sosial. Ilustrasi ini
kolektif/bersama(kepada
menunjukkan pula bahwa media sosial dapat
elit,otoritas,kelompok lain atau peraturan
menjadi potensi positif dalam membangun
budaya) oleh orang-orang yang mempunyai
perubahan perilaku masyarakat. Potensi ini
tujuan yang umum dan solidaritas dalam
menjadi sebuah keunikan bagi sebagain orang
interaksi yang berkesinambungan dengan
untuk
elit,oposisi dan otoritas. Tarrow membedakan
masyarakat
secara khusus gerakan sosial dari partai politik
memanfaatkannya. menggunakannya
Beberapa dengan
terorganisasi secara baik untuk membangun
dan kelompok kepentingan. 34
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
The Internet today is ubiquitous. It has worked its way into every corner of our lives—including our professional practice—and it is here to stay. Technological advances have threatened our economic and personal security and these advances have changed the face of communication forever.2
gerakan sosial dalam bentuk kepedulian sosial atas masalah yang terjadi di masyarakat. Mengacu dari potensi positif yang dimiliki sosial media dalam implementasinya, maka gerakan sosial pun dapat memperkuat peran sosial
untuk
menyuarakan
dari
menyuarakan
Bahwa keberadaan internet adalah sebuah
kesamaan rasa atas ekspresi ketidaknyaman
kemajuan teknologi yang tidak bisa kita
dalam sebuah tatanan pemerintahan yang saat
hindari, maka apapun bisa dilakukan demi
ini terjadi hingga sampai pada membangun
mencapai sebuah tujuan. Termasuk digunakan
kesepakatan membuat kegiatan nyata untuk
untuk menghubungkan sistem sumber dalam
merealisasikan gerakannya.
penggalangan dana untuk gerakan sosialnya.
berbagai
hal.
media
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
Mulai
Bahkan sebagian lagi memanfaatkan media sosial untuk menggagas ide atau inovasi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Beberapa
organisasi
nirlaba
CROWDFUNDING
SEBAGAI
PERUBAHAN
GOTONG
ENERGI
ROYONG TERBARUKAN
memanfaatkannya melalui jejaring internet Pada tahun 2010 sampai dengan 2011
dalam melakukan penggalangan dananya.
banyak lembaga bantuan layanan sosial yang
Dengan memunculkan proyek dan portofolio
terhambat dalam hal pendanaan, seperti
lembaganya, memungkinkan audience melihat kiprah
lembaga
dan
bagi
contohnya
lembaga
fenomena
Lembaga
Bantuan
Hukum (LBH) APIK dan Yayasan Pulih.
memungkinkan mendapatkan khalayak yang
Kedua
lebih luas. Artinya peluang donatur yang tidak
lembaga
pelayanan
sosial
ini
merupakan lembaga pelayanan sosial yang
terbatas.
bergerak dalam bidang Kekerasan Dalam Ini sangat mungkin terjadi mengingat
Rumah Tangga (KDRT). LBH APIK dan
tehnologi jejaring internet tidak mengenal
Yayasan Pulih dalam tahun 2010-2011 hampir
batas wilayah. Selama jejaring tersebut
gulung tikar karena terhambat masalah dana.
terkoneksi ke seluruh lapisan dunia, seluas itu
Menurut keterangan dari pengurus LBH APIK,
pula khalayak netizen dapat terjangkau. Voshel
hal ini bisa terjadi karena salah satu dari dua
(2015) mengungkap:
pendonor utama akan menyatakan mundur.
2
Elizabeth Harbeck Voshel, ACSW, LMSW. Sosial Media & Sosial Work Ethics: Determining Best Practices in an Ambiguous RealityJournal of Sosial
Work Values & Ethics, Spring 2015, Vol. 12, No. 1 page 67
35
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
Hal yang hampir serupa juga dialami oleh
untuk lembaganya sendiri. Jika suatu lembaga
Yayasan Pulih. Yayasan Pulih bergerak dalam
terus hanya menunggu untuk mendapatkan
bidang KDRT dalam hal pemberian konseling.
donatur maka lembaga tersebut akan sama
Ketika
memberikan
halnya dengan contoh dua lembaga pelayanan
layanannya, yayasan ini menentukan tarif
sosial di atas. Lembaga pelayanan sosial juga
sebesar Rp10.000,00 untuk konseling dan Rp
tidak bisa memakai ’label’ pelayanan sosial
100.000,00 per kedatangan. Awalnya tarif ini
untuk hanya mencari keuntungan saja dan
dipasang untuk membantu biaya operasional
tidak
dalam Yayasan Pulih, tapi pada akhirnya tarif
pelayanan
yang dipasang ini pun tidak dapat membantu
Fundraising sangat dibutuhkan dalam suatu
dalam pembiayaan operasional keseharian
lembaga nirlaba atau lembaga sosial. Dari
Yayasan Pulih dan Yayasan Pulih terancam
fakta yang diberikan di atas, permasalahan
gulung tikar.
mengenai pendanaan tersebut disebabkan oleh
Yayasan
Pulih
menjalankan
kurang
Fenomena di atas memberikan fakta
sosial
baiknya
fungsi itu
dari
lembaga
sendiri.
Padahal,
manajemen
lembaga
pelayanan sosial pada bidang Fundraising.
bahwa masih banyak lembaga pelayanan sosial dan organisasi nirlaba yang kurang maksimal
Salah satu alasan utama mengapa strategi
dalam memberikan layanannya dikarenakan
pendanaan dilakukan adalah agar lembaga
kesulitan dalam pembiayaan. Hambatan yang
pelayanan
terjadi ini mencerminkan bahwa lembaga
ketergantungan kepada para donor utama.
pelayanan
kurang
ini
tidak
mengalami
baik
dalam
Menurut Said, Abidin dan Faizah (2003 : 34)
terutama
dalam
secara umum ada tiga pola penggalangan dana
bidang penggalangan dana atau Fundraising.
yang dapat dilakukan oleh organisasi sosial,
Kesinambungan
yaitu :
manajemen
tersebut
sosial
lembaganya
organisasi,
kesinambungan
keuangan
terutama kelembagaan,
a) Penggalangan dana masyarakat dari
haruslah menjadi salah satu fokus perhatian
sumber yang telah tersedia, baik dari
utama.
perorangan,
Dengan
memperkuat
keuangan
perusahaan
maupun
kelembagaan, lembaga pelayanan sosial akan
pemerintah. Strategi yang digunakan
mampu bertahan dan berkembang sehingga
antara lain direct mail, membership,
program-program yang ada tetap terlaksana
special event, endowment, dsb.
dan
berkembang
sesuai
tuntutan
dan
b) Penggalangan dana sosial masyarakat
kebutuhan masyarakat. Lembaga
pelayanan
melalui sumber dana baru. Strategi sosial
non-
yang digunakan adalah pembangunan
pemerintah saat ini tidak bisa hanya berpangku
unit-unit usaha yang menghasilkan
tangan dalam melakukan penggalangan dana
pendapatan bagi lembaga (earned 36
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
income), corporate fund, religious
melihat penggalangan dana ke arah sosial,
fund, traditional fund, charity boxes,
penggalangan dana (Fundraising) adalah :
arisan, media campaign, dsb. c)
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
Upaya untuk menghimpun dana berupa uang atau barang dari masyarakat. Dana tersebut dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial, mental, agama, kerohanian, kejasmanian, pendidikan, dan kebudayaan di kalangan masyarakat setempat. (dalam Winarno, 2010)
Penggalangan dana sosial masyarakat melalui
penciptaan
sumber
non
financial. Strategi yang digunakan adalah sumbangan dalam bentuk in kind,
kesukarelawanan,
designated
donation, dan sebagainya.
Sementara Kim mengartikan Fundraising Beranjak
dari
realita
organisasi
lebih dari sekedar mencari uang :
pelayanan sosial, Fundraising menjadi penting
Menggalang dana adalah sebuah ilmu. Tetapi aturannya lebih seperti pelangi daripada sebuah rumus. Anda harus melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan, anda pasti sukses bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan. (dalam Norton, 2002:11)
bagi kelangsungan hidup. Situasi inilah yang mendorong beberapa lembaga pengelola danadana sosial untuk melakukan langkah strategis dengan menciptakan inovasi untuk menyerap dana-dana filantropi dari masyarakat. Karena itu beberapa lembaga sosial yang ingin dengan
Pernyataan ini merujuk pada sebuah
dukungan dari masyarakat tidak lagi semata
strategi dan prinsip penggalangan dana. Dalam
melakukan aksi meminta sumbangan dengan
pernyataan Kim ini, ia menawarkan pula
mengetuk pintu dari rumah ke rumah.
sebuah
cara
untuk
melakukan
Sehingga tanpa sadar penggalangan dana
penggalangan
dana.
Karena
tersebut hanyalah berfokus pada ‘money
kegiatan penggalangan dana perlu memiliki
oriented”. Meskipun sesungguhnya kegiatan
ilmu yang tidak hanya sekedar mencari dana.
melakukan
langkah
Fundraising
kegiatan
buat
Kim,
penggalangan dana (Fundraising) adalah
Seperti diketahui, saat ini media sosial
berguna juga bagi kegiatan operasional
sudah menjadi bagian hidup masyarakat
lembaganya, namun tetap menjadi image yang
Indonesia. Sehingga membawa fenomena
tidak baik jika terfokus hanyalah untuk
merebaknya
mengejar uang semata.
jejaring. Aktifitas Fundraising melalui jejaring
penggalangan
dana
melalui
sosial inilah yang bisaa disebut dengan
Dalam konteks definisi, Fundraising
Crowdfunding.
menurut Kementrian Sosial (2003) lebih
Crowdfunding merupakan
suatu model pendanaan yang dengan beberapa aktor yang berperan didalamnya, yaitu pemilik 37
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
proyek, lembaga Crowdfunding itu sendiri
pengumpulan
uang bersama
(situs online/media sosial), dan donatur.
dilakukan oleh masyarakat.
yang
akan
Crowdfunding itu sendiri sedang marak
Definisi Crowdfunding pertama kali
dilakukan oleh banyak lembaga sosial di
dijelaskan oleh Sullivan (2006), namun
Indonesia maupun internasional. Para pemilik
sebenarnya istilah dan konsep Crowdfunding
proyek menggunakan internet khususnya
menurut Hemer (2011) diambil dari istilah
media sosial untuk menjual proyek mereka
serupa yang sudah lebih dulu dikenal luas,
kepada para donatur. Menurut Sullivan (2006),
yaitu crowdsourcing, seperti pernyataannya
Crowdfunding adalah :
berikut ini: “The term Crowdfunding is derived from the better known term crowdsourcing, which describes the process of outsourcing tasks to a large, often anonymous number of individuals, a crowd of people (here: the Internet community) and drawing on their assets, resources, knowledge or expertise. In the case of Crowdfunding, the objective is to obtain money.”
Crowdfunding inspired by crowdsourcing describes the collective cooperation, attention and trust by people who network and pool their money together, usually via the Internet, in order to support efforts initiated by other people or organizations. Crowdfunding occurs for any variety of purposes, from disaster relief to citizen journalism to artists seeking support from fans, to political campaigns. Perhatian,
kepercayaan,
Ada satu perbedaan mendasar antara
kerjasama
crowdsourcing
kolektif, dan pengumpulan uang bersama
masyarakat luas. Perbedaan tersebut mengenai
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu
peran donatur yang mendonasikan uangnya ke
dengan yang lainnya. Dalam perhatian,
suatu proyek. Crowdsourcing mengharapkan
pemilik proyek melakukan ‘kampanye’ supaya
para donatur terlibat lebih dalam proyek yang
pemilik situs dan masyarakat memberikan
dibantunya, dengan cara memberikan umpan
perhatian kepada proyeknya. Setelah pemilik
balik
situs dan masyarakat memberikan perhatian,
crowdsourcing,
pemilik situs dan masyarakat kepada si pemilik
memanfaatkan
Crowdfunding
proyek.
diberikan oleh pemilik situs menimbulkan kerjasama
untuk
ide
dan
saran
untuk
Crowdfunding para
donatur
hanya untuk
mengumpulkan dana demi terlaksananya suatu
bersama. Perhatian dan kepercayaan yang
sebuah
berbentuk
keberlangsungan proyek. Berbeda dengan
timbul kepercayaan yang ditanamkan oleh
melakukan
ketika
sosial dan internet sebagai perantara ke
Crowdfunding. Keempat aspek ini saling
untuk
crowdfunding
keduanya sama-sama menafaatkan media
merupakan 4 aspek penting dalam melakukan
proyek,
dan
melakukan 38
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
Crowdfunding sangat memanfaatkan
sebagian lagi digunakan hanya untuk sekedar
situasi ini, dimana Crowdfunding bisaanya
berinteraksi dengan individu lainnya. Namun
menggunakan internet untuk menggalang dana
ada juga sebagian masyarakat yang benar-
dari para pengguna internet dan media sosial.
benar memanfaatkannya untuk tujuan mulia.
Para pemberi donatur bisaanya mempunyai
Seperti contoh
tujuan dan visi yang sama dengan para
2009-2010 yang sudah menggunakan cara
individu atau organisasi yang memerlukan
‘patungan’ dalam mendapatkan uang melalui
dukungan, contohnya adalah menolong korban
sosial media. Kasus pertama adalah kasus yang
bencana, dukungan fans kepada artisnya, dan
menimpa Prita, dimana ia dilaporkan oleh
untuk membantu melakukan pelayanan sosial
sebuah rumah sakit swasta karena dituduh
kepada sesama.
mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut.
dua
fenomena pada tahun
Konsekuensi perubahan sosial yang
Kasus kedua adalah kasus kesehatan yang
terjadi sebagai akibat perkembangan jaman,
menimpa Bilqis Anindya Passa, balita berumur
ternyata berdampak pula pada pola kehidupan
17 bulan ini mengalami penyakit kegagalan
dan
kehidupan
fungsi saluran empedu. Kedua kasus ini
bermasyarakat. Seiring dengan perkembangan
mengharuskan Prita dan kedua orangtua Bilqis
proses
sosial
dalam
mengeluarkan uang dalam jumlah yang
teknologi media sosial, ternyata membawa pula pada struktur sosial baru dalam tatanan
banyak. Ketidakadlian yang dialami oleh Prita
pergaulannya.
dan rasa kemanusiaan untuk Bilqis membuat masyarakat tergerak untuk membantu mereka.
Senyampang
dengan
keinginan
Awalnya pihak dari Prita dan orangtua Bilqis
membangun relasi sosial, mereka memasuki
menggunakan situs media sosial facebook
era baru gaya berkomunikasi. Mobilitas tinggi
untuk
menjadi alasan kuat untuk mencari cara
memulai
aksi
mereka
dalam
mengumpulkan uang.
berkomunikasi yang instan. Seharusnya pula Selain itu,
beberapa organisasi sosial dapat ‘membaca’
salah satu platform
situasi tersebut untuk menarik simpatinya.
Crowdfunding
Karena bukan tidak mungkin semangat
diantaranya adalah Kitabisa.com. Situs ini
kegotongroyongan
berada di bawah bimbingan Rumah Perubahan
di
lingkup
komunitas
Indonesia
milik
tidak bisa kita pungkiri adalah pengaruh
merupakan Crowdfunding sosial pertama di
teknologi
maupun
Indonesia. Kitabisa mengedepankan konsep
menuju pada era sosial media.
kolaborasi sosial, yaitu keyakinan bahwa
masyarakat
manusia
Kasali.
di
netizen masih ada dan membara. Hal yang
membawa
Rhenald
pertama
Kitabisa.com
untuk membuat sebuah perubahan besar, setiap
Untuk sebagian masyarakat sosial media
orang harus bergabung dan berkontribusi
digunakan untuk membangun jejaring bisnis, 39
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
dengan bantuan apapun yang bisa mereka
yang mereka punya. Selain donasi berupa
berikan.
memulai
uang, kontribusi lain yang dapat diberikan
kontribusi mereka dengan membuat akun di
pada sebuah proyek sosial di kitabisa.com
Kitabisa.com. Orang-orang yang memiliki ide
adalah dengan terjun
dan proyek kreatif di bidang sosial dapat
relawan, atau menyebarkan dukungan terhadap
mendaftarkan
proyek
Setiap
orang
ide
dapat
mereka
di
website
tersebut
langsung menjadi
melalui
jejaring
sosial.
Kitabisa.com. Pada saat mendaftarkan ide,
Semakin luas proyek tersebut tersebar melalui
mereka harus menceritakan latar belakang,
jejaring
tujuan, tempat dan waktu pelaksanaan, serta
dukungan yang didapat, dan semakin banyak
jumlah dana yang dibutuhkan untuk membuat
pula orang yang dapat berkolaborasi. Sebagai
ide mereka menjadi nyata.
salah satu inovasi baru dalam pergerakan
sosial,
maka
semakin
banyak
Proyek yang telah lolos kurasi akan
sosial di Indonesia, gerakan Kitabisa didukung
diposting di website kitabisa.com. Masyarakat
oleh berbagai figur publik seperti Dian Sastro,
dapat memberi dukungan terhadap ide-ide
Andy F. Noya, Pandji, dan Oki Setiana Dewi
sosial tersebut dengan memberi donasi berupa
dari kalangan artis, serta Faisal Basri, Babe
uang dengan jumlah yang tidak ditentukan.
Idin, dan Masril Koto dari kalangan tokoh masyarakat yang bergerak di bidang sosial.
Dalam Crowdfunding, hal yang paling penting bukanlah jumlah donasi per orang, melainkan
Mereka mengkampanyekan ide kolaborasi
jumlah orang yang berpartisipasi, karena itulah
sosial melalui video di Youtube. Sejak pertama
kekuatan konsep ini ada pada crowd. Sebagai
kali diperkenalkan pada pertengahan tahun
ilustrasi, jika setiap orang berdonasi Rp
2013, Kitabisa.com telah meluncurkan 8
100.000 saja, namun jumlah yang berdonasi
proyek sosial yang mendorong pengembangan
ada 1000 orang, maka dana yang terkumpul
sosial di berbagai bidang seperti pendidikan
menjadi
anak jalanan, industri kreatif, hingga usaha
Rp
100.000.000.
Semangat
rakyat. Dua diantaranya - Parcel Nalacity dan
kebersamaan mengubah hal kecil menjadi sebuah kekuatan yang besar. Fakta tersebut
Wakaf Al-Qur’an, bahkan telah mendapatkan
yang
pendanaan melebihi target dan berhasil
bahwa
mendasari Indonesia
optimisme bisa
kitabisa.com
bangkit
dijalankan berkat dukungan masyarakat.
dengan
kolaborasi dan kerjasama banyak orang.
Hal tersebut menjadi bukti, bahwa inovasi kitabisa.com dalam menghubungkan
Semangat kolaborasi tersebut pada dasarnya merupakan semangat yang sudah
inisiatif
sosial
dan
masyarakat
melalui
menjadi budaya nusantara, yaitu semangat
teknologi informasi dapat membawa semangat gotong royong Indonesia pada level yang lebih
gotong royong. Semangat dimana setiap orang
tinggi. Semangat yang dibawa Kitabisa.com
mau turun tangan membantu dengan apapun 40
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 --153
diharapkan mampu terus mendorong Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan menciptakan
PENUTUP
perubahan dan menghubungkan kebaikan. Sebagai wujud kekinian, konsekuensi (http://news.indonesiakreatif.net/menghubung
perubahan sosial dalam konsep gotong royong
kan-kebaikan-lewat-kitabisa-co-id/.diunduh
ternyata bermetamorforsis dalam media yang
pada tanggal 8 mei 2015, puku 20.30 WIB)
berbeda. Esensi
gotong royong sebagai
Melihat hal tersebut, disadari atau tidak
tindakan bekerja sama tanpa pamrih tetap tidak
perubahan pola interaksi ini membawa pada
hilang. Namun berubah dengan menggunakan
perubahan sistem sosial yang terjadi meski
cara
hanya sekedar cara berkomunikasi. Jika
seseorang atas sebuah musibah yang menimpa
melihat
individu lain tetap ada, bahkan bisa menjadi
kembali
pada
akar
konsep
yang
berbeda.
Artinya
kegotongroyongan adalah usaha sukarela dan
energi yang besar manakala
bergerak
bergerak lebih luas lagi.
tanpa
komunikasi
yang
pamrih, berubah
dengan
pola
membuktikan
kepedulian
media sosial
Wujud kolaborasi yang dilakukan oleh
semangat kegotongroyongan masih ada.
Kitabisa.com adalah sebuah pembuktian dari
Bahkan potensi ini sejatinya dapat
adanya
inisiatif
masyarakat
dalam
menjadi sebuah strategi baru bagi organisasi
memecahkan masalah sosial. Melalui gerakan
nirlaba atau organisasi pelayanan sosial dalam
sosialnya,
kitabisa.com
membangun jejaring khalayak yang lebih luas.
kepedulian
masyarakat
Demikian juga halnya dengan peran pekerja
kegiatan Croowdfunding. Sehingga hal ini
sosial
dengan
dapat diartikan bahwa teknologi media sosial
memanfaat media sosial yang ada. Seperti
ternyata dapat dimanfaatkan secara potensial
yang dinyatakan Voshel (2015):
atas kesulitan dalam mengatasi masalah dana
,
dapat
dikembangkan
dengan
membuat
bagi lembaga sosial.
The sosial work profession needs to revise its standards of practice accordingly to meet the challenges presented by our changing world. This means expanding the way we think about sosial work ethics to include online sosial media. Sosial media requires that sosial workers reframe how they think about privacy, confidentiality, professional boundaries, and has challenged us to innovate with new, ethically sound ways to serve our clients and constituents.3
3
mengelaborasikan
Daftar Pustaka Abidin, H., & Kurniawati. 2004. Galang dana ala media: Strategi Efektif Mengumpulkan Sumbangan Masyarakat. Jakarta: Piramedia. Parsons, Talcott. 1951. The Sosial System. New York : Amerind Publishing Co. Pvt. Ltd
Ibid hal 8
41
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
Kottler & Andreasen.1995. Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba.Gajah Mada University Press.Yogyakarta
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
Widjajanti, Darwina. 2006. Rencana Strategis Fundraising. Depok : Piramedia Wolf, Thomas. 1990. Managing c Nonprofit Organization. New York : Prentie Hall Press
Lawang, Robert, M. Z. 2005. Kapital sosial: Dalam Perspektif Sosiologi Suatu Pengantar. Depok: FISIP UI Press
Young J., & Wyman, K., & Swaigen, J. 2007. Menggalang Dana Untuk Organisasi Nirlaba (Lensi Mursida, Penerjemah). Jakarta : PT. Ina Publikatama
Norton, Michael. 2002. Menggalang Dana : Penunutun Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Sukarela di Negara-negara Selatan (Masri Maris, Penerjemah). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sumber Lain Achsannanda Maulyta Sari ,2015. Artikel.
Norton, M. & Culshaw, M. 20000. Getting Started In Fundraising. New Delhi : Sage Publication India
Menegakkan Tradisi Kerja Bakti Sebagai Bentuk Revitalisasi Nilai Gotong Royong, Departemen Pendidikan Sastra Jepang ,Universitas Airlangga
Quebral, M. Terol, & Roman, F. 2002. Asia Pasific Philantrophy Consortium : Investing In Our Selves: Giving Fundraising In Asia. Fundraising in Asia. Philippine : Asian Development Bank.
Elizabeth Harbeck Voshel, ACSW, LMSW. Sosial Media & Sosial Work Ethics: Determining Best Practices in an Ambiguous Reality. Journal of Sosial Work Values & Ethics, Spring 2015, Vol. 12,
Saidi, Z., & Hamid, A., & Faizah, N. 2003. Pola dan Strategi Penggalangan Dana Sosial di Indonesia: Pengalaman Delapan Belas Lembaga Sosial. Jakarta: Piramedia
Hemer, Joachim. 2011. A snapshot on crowdfunding. Karlsruhe: Franhoufer ISI. 10 Juli 2014.
Soekanto, Soerjono. 1994.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
www.instink.co.id. diunduh pada tanggal 9 Mei 2015 pukul 18.45
Wibawa, Budi, Meilany, & Santoso. 2010. Dasar-dasar Pekerjaan Sosial. Bandung : Widya Padjadjaran.
42