Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 540
GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DAN KINERJA-PT: MODEL PEMETAAN DAN PERANCANGAN KINERJA-PT MELALUI KUALITAS & KOMPETENSI LULUSAN, PELAYANAN SERTA DAYA SAING MENUJU KUALITAS LULUSAN DAN WORLD CLASS UNIVERSITY Suryo Pratolo, Bambang Jatmiko, Wahyu Manuhara Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta, KP. 55183. E-mail :
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to build Mapping Patterns and Good Design and Performance-PT: Quality and Graduate Competency, Services and competitiveness towards quality graduates and World Class University. Basing a common phenomenon that attempts Universities to wards international reputation in the fields of science, technology and art as mandated in the vision and mission of the University, should be managed seriously, education and research, and community service to build a shared commitment in supporting the quality of human resources in all areas in a sustainable manner. The problem in this research is low competitiveness of Indonesian state human resources is one of the nation's major problems that require action immediately. According to data from the World Economic Forum, Indonesia's competitiveness in 2013-2014 was ranked 38th out of 148 countries surveyed. Factors that affect the competitiveness of a nation is a community education. Research methods, using a survey method approach: pre-survey, observation, data used is secondary data, with the Forum Group Discussion. The results of the study all University at 5 Kopertis already mapped well, but not all integrated based on IT-Web (80%) means that the leadership commitment needs to be improved. Researchers have carried out the design of IT-Web and will be implemented in year 2 (two). Keywords:
Good University Governance, Advantage, Quality, and WCU.
Latar Belakang Dampak globalisasi dan arus informasi yang sangat pesat telah membawa konsekuensi terhadap pembangunan kualitas manusia di seluruh dunia. Segala upaya telah dipersiapkan oleh manusia dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan, di antaranya senantiasa berupaya meningkatkan potensi lulusan akademik agar menjadi SDM yang berkualitas yang menghadapi tantangan zaman. Di sinilah peran perguruan tinggi untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai yang sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini berarti perguruan tinggi harus jeli melihat perkembangan dan permintaan kebutuhan pasar seperti apa yang sedang diminati.
Performance,
Service,
Competitive
Namun masalahnya para pengguna tenaga kerja kerap kali mengeluhkan lulusan PT yang berkualitas serba tanggung. Hal ini karena lulusan cenderung kurang tangguh, kurang jujur, mudah stress, rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan dan lain sebagainya. Selanjutnya Gultom, Syawal (Waspada, 22/06/09) berdasarkan data BPS menyatakan bahwa “ternyata lulusan dari perguruan tinggi cenderung kurang mandiri dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase lulusan perguruan tinggi yang bekerja sebagai karyawan (83%)”. Kenyataan ini mengindikasikan adanya kecenderungan kompetensi yang diberikan di bangku kuliah tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar.
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 541
Namun yang perlu lebih diperhatikan lagi hampir semua ungkapan kekurangan tenaga kerja tersebut bermuara pada satu arah yaitu soft skill. Berdasarkan data hasil penelitian Harvard University Amerika Serikat mengungkapkan ”kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill”. Sejalan dengan penelitian di atas, berdasarkan data Mitsubishi Research Institute (2002) menyatakan bahwa “faktor yang memberikan kontribusi paling besar dalam keberhasilan dunia kerja adalah finansial (10%), keahlian di bidangnya (20%), networking (30%) dan soft skill (40%). Hal ini secara empiris membuktikan bahwa keahlian di bidangnya (hard skill) bukanlah hal yang utama dalam keberhasilan dunia kerja. Hal ini mudah dipahami karena memberikan pelatihan keterampilan (hard skill) lebih mudah dari pada pembentukan karakter (soft skill). Tentunya hal ini menjadi tambahan masalah bagi pendidikan di Indonesia karena paradigmanya prioritas muatan soft skill dalam proses belajar mengajar saat ini sangatlah minimal dan tidak tersistematis. Hal ini terbukti dari kurang adanya prioritas pengembangan atribut soft skill di dalam setiap pertemuan yang tertuang dalam SAP ataupun dalam RPP dan lain sebagainya. Faktanya, hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi lamaran kerjanya. Tajamnya tingkat persaingan dan tingginya tuntutan terhadap mutu perguruan tinggi di era global ini, mendorong setiap PT untuk meningkatkan standar mutu penyelenggaraan perguruan tinggi agar mampu memberikan kontribusi terhadap daya saing bangsa. Daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai yang meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapi persaingan. Sumihardjo (2008), dalam Masrur (2011:81) memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan
yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal tertentu baik yang dilakukan seseorang, kelompok maupun institusi tertentu”. Selanjutnya Sumihardjo (2008), dalam Masrur (2011 :82) mengemukakan bahwa “daya saing meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan”. Daya saing perguruan tinggi menurut uraian di atas adalah kemampuan dari perguruan tinggi untuk menunjukkan keunggulan bersaing dan menawarkan nilai yang lebih atas kinerjanya dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Perguruan tinggi dapat diposisikan memiliki daya saing ketika suatu perguruan tinggi telah memenuhi indikator-indikator pencapaian tertentu yang dimulai dari input, proses dan output terhadap pengamalan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Citra perguruan tinggi menjadi penting untuk meningkatkan visibilitasnya di mata publik, baik nasional maupun internasional yang nantinya ternyata sangat berpengaruh terhadap peringkat perguruan tinggi tersebut. Setiap universitas mempunyai cita-cita tinggi, dan ingin mewujudkan World Class University (WCU). Salah satu kriterianya adalah sejumlah pengakuan dalam lingkup internasional, baik itu penelitian, kualitas SDM, laboratorium, proses belajar mengajar, termasuk juga dari sisi kapasitas teknologi informasi dan popularitas webnya. Tabel 1. Peringkat Daya Saing Indonesia. Negara Singapura Malaysia Brunei Darusalam Thailand Indonesia
20112012 2 21 28
20122013 2 25 28
20132014 2 24 26
39 46
38 50
37 38
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 542
Sumber: The Global Competitiveness Index 2013-2014, diakses 21 Oktober 2013. Rendahnya daya saing SDM negara Indonesia merupakan salah satu permasalahan besar bangsa yang memerlukan penanganan segera. Menurut data World Economic Forum, posisi daya saing Indonesia tahun 2013–2014 berada pada urutan ke 38 dari 148 negara yang disurvei. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya saing suatu bangsa adalah pendidikan masyarakatnya. Pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa serta memberi kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Masyarakat dengan pendidikan yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya, yang secara kolektif akan meningkatkan pendapatan negara. Saat ini, dan di masa mendatang, sumber daya alam bukan lagi menjadi daya saing utama suatu bangsa, melainkan penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi. Layanan akademik merupakan layanan yang banyak berkaitan secara langsung dengan mahasiswa, sehingga perguruan tinggi dalam memberikan layanan akademik harus berusaha memahami serta memenuhi kebutuhan mahasiswa dan berakhir pada persepsi mahasiswa. Layanan akademik yang berkualitas akan memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Kepuasan mahasiswa ditujukan dengan adanya keloyalan mahasiswa pada perguruan tinggi dan mahasiswa akan menceritakan mengenai layanan akademik yang memuaskan kepada orang lain. Kualitas layanan akademik di PT ditentukan oleh lima dimensi pokok, yaitu: kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), empati, bukti fisik (tangibility) dan jaminan (assurance) (Tjiptono, 2005:133) dalam Suffiyah, (2011). Salah satu faktor yaitu aspek lain yang ada hubungannya dengan kepuasan pelanggan pada penelitian ini adalah faktor birokrasi. Birokrasi adalah organisasi yang melayani tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu dengan mengkoordinasi secara sistematis. Dalam dunia pendidikan, sebuah organisasi sangat diperlukan dalam rangka
memperlancar fungsi dan proses pendidikan. Dalam menjalankan fungsi organisasi pendidikan tidaklah dapat dipisahkan dengan birokrasi. Pada dasarnya, birokrasi ini hakikatnya adalah salah satu perangkat yang fungsinya untuk memudahkan pelayanan publik. Birokrasi digunakan untuk dapat membantu mempermudah dalam memberikan layanan pendidikan yang pasti akan mempengaruhi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Birokrasi merupakan instrumen pembangunan pendidikan. Kekuatan birokrasi sebetulnya bisa menjadi mesin penggerak yang luar biasa apabila mampu didayagunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Jika birokrasi dijalankan dengan benar, konsisten, bertanggungjawab, profesional, tegas dan efisien maka kualitas pendidikan akan maju. Birokrasi yang diterapkan dalam mengatur sekolah pada umumnya dan pendidikan tinggi pada khususnya adalah birokrasi profesional yang bersifat datar dan fleksibel. Birokrasi sangat menentukan keberhasilan dalam memujudkan visi dan misi perguruan tinggi yang telah dirumuskan. 7.94
<SD
3.22
SMP
10.18
54.62 17.77
SMA SMK D I/II/III
20.29 Universitas
Sumber: Biro Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional Februari Tahun 2013.
Gambar 1. Latar Belakang Pendidikan Tenaga Kerja di Indonesia, 2013. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional Februari Tahun 2013 yang dilakukan Biro Pusat Statistik ditemukan bahwa lapangan kerja Indonesia masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sebanyak 54,6 juta orang, atau 47,90 persen dari total 114,02 juta pekerja hanya berpendidikan Sekolah Dasar. Bandingkan dengan pekerja lulusan Diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen), atau
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 543
Sarjana yang hanya 8,0 juta orang (6,96 persen).
Tujuan Penelitian Agar penelitian lebih tajam dan terarah, maka tujuan dan sasaran dalam penelitian ini adalah untuk Model Pemetaan dan Perancangan Good University Governance dan Kinerja-PT: Kualitas & Kompetensi Lulusan, Pelayanan serta Daya Saing Menuju Kualitas Lulusan dan World Class University.
Sumber: Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2008–2012.
Gambar 2. Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi. Permasalahan internal yang dihadapi oleh perguruan tinggi di Indonesia adalah: belum efisien dan efektifnya pengelolaan perguruan tinggi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengendalian program yang berdampak terhadap mutu dan relevansi lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia industri. Sedangkan urgensi dari penelitian ini, adanya harapan civitas akademika adalah semua program studi harus mendapatkan nilai A, memenangkan research unggulan oleh DP2M Dikti atau swasta, kualitas lulusan, daya serap lulusan yang tinggi, serta menuju World Class University luaran dari penelitian ini adalah: buku ajar, artikel jurnal nasional, membangun web program studi serta hak cipta. Lokasi penelitian seluruh perguruan tinggi swasta Kopertis wilayah 5 Daerah Istimewa Yogyakarta (pada prodi sesuai sampel random yang terpilih). Perumusan Masalah Berdasarkan atas masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana Model Pemetaan dan Perancangan Good University Governance dan Kinerja-PT: Kualitas & Kompetensi Lulusan, Pelayanan serta Daya Saing Menuju Kualitas Lulusan dan World Class University.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini, meliputi kegunaan praktis antara lain: 1. Bagi Kopertis 5 Yogyakarta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terkait Good University Governance, karena masyarakat akan mengetahui terkait transparansi, akuntabilitas, independensi serta fairness. Sehingga perguruan tinggi lembaga yang memiliki fungsi sebagai agen perubahan dalam masyarakat. 2. Bagi PTS hasil penelitian ini, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan kebijakan bagi universitas, terkait Good University Governance dan kinerja perguruan tinggi. 3. Bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan pada saat putra dan putrinya masuk perguruan tinggi, sebagai pertimbangan dalam memilih kampus yang baik. Tinjauan Pustaka Good University Governance Kata “governance” berasal dari bahasa Perancis ”gubernance” Starks and Gillan dalam Siswanto Sutojo dan Aldridge (2005:1) yang artinya pengendalian. Dalam bahasa Indonesia corporate governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata kelola perusahaan yang baik. Definisi Corporate Governance, OECD (1998) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate Governance is the system by which business corporations are directed
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 544
and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of rights and resposibilities among different participants in the corporation, such as the board, the managers, shareholders and other stakeholders and spells out the rules and procedures and for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure through which the company objectives are set and the means of attaining those objectives and monitoring performance”. Adapun maksud dari definisi tersebut bahwa suatu sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer dan semua anggota stakeholders nonpemegang saham. Corporate governance juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan dewan pengurus board of directors dan direksi dalam pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan. Dengan pembagian tugas, hak dan kewajiban serta ketentuan dan prosedur pengambilan keputusan, perusahaan mempunyai pegangan bagaimana menentukan sasaran usaha (corporate
objectttives) dan strategi untuk mencapai sasaran tersebut. Pembagian tugas, hak dan kewajiban di atas juga berfungsi sebagai pedoman bagaimana mengevaluasi kinerja Board of directors dan manajemen perusahaan. Sedangkan menurut ASX (Australian Stock Exchange) Corporate Governance didefinisikan sebagai berikut: “Corporate governance is the system by which companies are directed and managed. It influences how the objectives of the company set and achieved, how risk is monitored and assessed and how performance is optimised”. Artinya, corporate governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan. Sistem tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sasaran usaha maupun dalam upaya mencapai sasaran tersebut. Corporate governace juga mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang optimal serta dalam analisis dan pengendalian risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Sampai saat ini kami belum dapat menentukan satu definisi tunggal tentang corporate governance yang dapat diterima oleh semua orang. Ada beberapa perbedaan dalam pendefinisian berdasarkan negara-negara dimana kami mempelajarinya. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Definisi-definisi Corporate Governance: Pandangan atau Tanggapan Menurut Investor Institusional. Rank
Corporate governance adalah …
1
… proses pengawasan dan pengendalian untuk memberikan jaminan bahwa tindakan-tindakan manajemen perusahaan tetap sesuai dengan kepentingan shareholders (Parkinson, 1994). … peran tatakelola yang tidak terkait kepada pergerakan bisnis suatu perusahaan, kecuali dengan memberikan arahan secara menyeluruh kepada perusahaan tersebut, melalui pengawasan dan pengendalian tindakan-tindakan eksekutif dalam manajemen dan dengan memuaskan ekspektasi-ekspektasi legitimate atas akuntabilitas dan regulasi berdasarkan kepentingan di luar batas-batas korporat (Tricker, 1984). … tata kelola atas sebuah perusahaan merupakan hasil dari aktifitasaktifitas berguna untuk memperbaiki regulasi internal bisnis dalam pemenuhan persyaratan-persyaratan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan oleh legislasi, pemilik dan pengendalian. Tindakan tersebut menggabungkan keterwakilan aset, pengelolaan dan penyebarannya (Cannon, 1994). … hubungan antara shareholders dan perusahaan-perusahaannya serta cara dimana tindakan shareholder dilakukan untuk mendorong
2
3
4
Respon rata-rata Sangat setuju
Setuju
Setuju
Beberapa kesepakatan
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 545
5 6
praktek-praktek terbaik (misal, melalui voting di AGMs dan melalui rapat-rapat regular dengan para manajemen senior). Peningkatannya, termasuk kegiatan shareholder melalui kampanye oleh salah seorang shareholder atau oleh kelompok shareholder untuk melakukan perubahan dalam perusahaan tersebut (The Corporate governance handbook, 1996). … struktur, proses, kultur dan sistem yang mendukung keberhasilan operasi suatu organisasi (Keasey and Wright, 1993). … suatu sistem dimana perusahaan-perusahaan diarahkan dan dikendalikan (The Cadbury Report, 1992).
Beberapa kesepakatan Kurang setuju
Sumber: Reproduced by permission of academic press dalam Jill Solomon and Aris Solomon (2004:11-30).
Kinerja PT. Unsur-unsur Balanced Scorecard Unsur-unsur Balanced Scorecard (BSC) terbagi ke dalam empat perspektif. Perspektif paling banyak digunakan adalah keempat perspektif seperti di bawah ini. (Kaplan and Norton, 1996): 1. Keuangan (Financial): uang yang berbicara. Bagaimana shareholders memandang perusahaan. Apa arti perusahaan bagi shareholders. 2. Pelanggan (Customer): kepuasan pelanggan. Bagaimana pelanggan memandang perusahaan. Apa arti perusahaan tersebut bagi pelanggan. 3. Proses-proses bisnis internal (Internal Business Process): proses pengendalian. Bagaimana kita mengendalikan proses bisnis utama sebagai upaya untuk menciptakan nilai kepada pelanggan. Dalam proses bagaimana kita harus memperhitungkan keberlanjutan kepuasan pelanggan. 4. Pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and grouwth): keahlian dan sikap pegawai serta kemampuan pembelajaran organisasional. Bagaimana perusahaan mampu meraih kesuksesan pada masa yang akan datang? Bagaimana kita belajar dan mengkomunikasikan kemajuan kita sendiri dan melalui tindakan tersebut kita menyampaikan visi? Perspektif penting seperti ini dijelaskan secara rinci dalam gambar 3.
Kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard bukan terletak pada kemampuannya sebagai pengukur kinerja eksekutif, namun justru pada kemampuannya sebagai alat perencanaan strategik. Pencipta Balanced Scorecard – Kaplan dan Norton – membuat pernyataan pada tahun 1995 tentang kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard sebagai berikut ini: The real power of the Balanced Scorecard, however, occurs when it is transformed from a measurement system to a management system. (Namun, kekuatan sesungguhnya Balanced Scorecard terjadi pada saat Balanced Scorecard diubah dari suatu sistem pengukuran kinerja menjadi sistem manajemen). Pada tahun sama, kedua pencipta Balanced Scorecard tersebut menegaskan kembali tentang perkembangan peran Balanced Scorecard yang tidak lagi sekedar sebagai sistem pengukuran kinerja yang telah disempurnakan melalui pernyataan mereka berikut ini: The Balanced Scorecard had evolved from an improved measurement system to a core management system. (Balanced Scorecard telah berubah dari suatu sistem pengukuran kinerja yang telah disempurnakan menjadi inti sistem manajemen), Kaplan dan Norton:1995. Dengan memperluas ukuran kinerja eksekutif ke kinerja non keuangan, ukuran kinerja eksekutif menjadi komprehensif. Balanced Scorecard memperluas ukuran kinerja eksekutif keempat perspektif: keuangan, customers, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 546
pendekatan Balanced Scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh eksekutif harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan customer, PERSEPKTIF
pelaksanaan proses yang produktif dan cost effective, dan atau pembangunan personel yang produktif dan berkomitmen, (lihat gambar 3).
UKURAN KINERJA EKSEKUTIF YANG BERIMBANG EVA
KEUANGAN
CUSTOMER PROSES BUSINESS INTERNAL PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan Pendapatan
Pemanfaatan Aktiva (Asset Turnover)
Cost Effectiveness
Jumlah Customers Baru
Jumlah Customers yang menjadi Noncustomers
Kecepatan waktu layanan Customers
Cycle Time
Skill Coverage Ratio
On-Time Delivery
Cycle Effectiveness
Quality Work Life Index
Sumber: Balanced Scorecard konsep, Sejarah dan Keunggulan dalam Mulyadi ( hal:5). Gambar 3. Pendekatan Balanced Scorecard untuk Perluasan Ukuran Kinerja Eksekutif ke Perspektif Nonkeuangan: Customer, Proses, serta Pembelajaran dan Pertumbuhan. Hasil Penelitian Terdahulu Terkait tentang Kinerja Dalam beberapa tahun terakhir ini, para pakar dan praktisi telah mencurahkan perhatian mereka kepada pengukuran kinerja tradisional yang fokusnya semata-mata kepada matrik keuangan seperti return on investment atau net earning (Atkinson, et. al. 1997; Ittner, et. al. 1997; Kaplan and Norton 1996; Lynch and Cross 1991; Shields 1997) dalam Hoque and Wendy, (2000). Pendekatan balanced scorecard (BSC) terhadap manajemen (Kaplan and Norton 1992, 1993, 1996) telah memperoleh keunggulan dalam riset akuntansi manajemen sebagai salah satu cara mengintegrasikan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan (Atkinson, et. al. 1997; Ruhl 1997; Shields 1997; Simons 2000) BSC memandang kinerja organisasional dilihat dari empat dimensi, yaitu: (1) Keuangan (Financial); (2) Pelanggan (Customers); (4) Proses-proses bisnis internal; (4) Pembelajaran dan pertumbuhan.
Atkinson, et. al. (1997: 93–94) menyatakan bahwa balanced scorecard (BSC) memiliki potensi untuk menyediakan para perencana dengan suatu langkah dari ekspresi dan pengujian suatu model yang sangat rumit dari sebab dan akibat dalam suatu organisasi suatu model yang menyediakan para manajer dengan suatu basis untuk mengelola pengendali outcomes yang diharapkan. Alexander and Weiner (1998), meneliti tentang, The Adoption of Corporate Governance Model by Nonprofit Organization, Non Profit Management & Leadership. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kinerja organisasi, ukuran organisasi, persaingan pasar, kemudahan sumber daya di pasar, afiliasi organisasi, restrukturisasi berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Governance perusahaan. Megginson, et. al. (1994), meneliti tentang The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firms: An International Empirical Analysis. Dia melakukan penelitian terhadap 61 perusahaan SOEs (State Owner Equity) di 18 negara dengan 32 jenis
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 547
industri yang baru diprivatisasi melalui IPO (Initial Public Offering) selama tahun 19611990. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja keuangan yang sangat tajam, khususnya peningkatan real sales, profit, peningkatan jumlah pengeluaran modal investasi, peningkatan efisiensi operasi dan peningkatan jumlah tenaga kerja. Di samping itu, jumlah hutang mulai menurun dan jumlah pembayaran deviden meningkat. Tuschke and Soders (2003). Meneliti tentang Antencendent and Consquency of Corporate Governance Reform: the Case of Germany, Strategic Management. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, struktur teorital, hukum & norma, harapan ekternal dan audit manajemen terjadi peningkatan yang dilakukan oleh para kinerja karyawan perusahaan. Lipe and Salterio (2003), meneliti tentang The Balanced Scorecard: Judmental Effect of Common and Unique Performance Measures. Alat ukur balanced scorecard, dapat digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan, dalam kelangsungan hidup perusahaan. Faktor yang berpengaruh hasilnya sangat kecil baik sebagai pengukur ataupun sebagai evaluasi bagi perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kaplan and Norton menjadi tambahan pengetahuan kita tentang bagaimana balanced scorecard (BSC) dapat melengkapi para manajer dengan suatu kerangka integrative untuk mengelola aktifitas-aktifitas organisasional, hanya ada sedikit sekali bukti selain di Amerika Serikat terutama dalam praktekpraktek langsung di bidang ini (Hoque, et. al. 1997; Creelman 1996). Studi kasus yang dilakukan oleh Fisher dan Brancato (1995) dalam Ittner dan David, (1998) mengadopsi pengukuran non keuangan. Adapun indikator-indikator non keuangan, pengukuran akuntansi tradisional, meliputi: (1) terlalu historical dan berpandangan ke belakang, (2) lemahnya kemampuan prediktif untuk menjelaskan kinerja pada masa yang akan datang, (3) penghargaan jangka pendek atau perilaku yang keliru, (4) tidak dapat dilakukan, hanya sedikit sekali memberikan informasi yang penting berkaitan dengan solusi atas persoalan-persoalan, (5) tidak mampu
menangkap perubahan-perubahan bisnis yang penting sampai menjadi sangat terlambat, (6) terlalu dipaksakan dan terlalu singkat dalam memberikan tuntunan tindakan manajerial, (7) fungsi-fungsi cermin bukan proses-proses fungsi silang, dalam suatu perusahaan, dan (8) memberikan pertimbangan yang tidak sesuai terhadap kesulitan untuk memperhitungkan aset-aset ”intangible” seperti intelektual capital. Kaplan and Norton (1996) dalam Chang and Chow, (1999) mengidentifikasi adanya empat langkah utama dalam mengimplementasikan BSC: (1) mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi, (2) mengkomunikasikan dan menghubungkan, (3) merencanakan dan menetapkan target, dan (4) umpan balik dan pembelajaran strategis. Kualitas (MUTU) In the academic core, the faculty guilds control and research quality.
As we discussed in our previous publication (The Top American Research Universities, 2001).
Gambar 4. In The Academic Core, The Faculty Guild Control Teaching and Research Quality. The guilds and their work are at the nucleus of a broader university environment.
An environment that is enriched with student services, general suport and enterprises complementary to research and teaching.
Gambar 5. The Guilds and Their Works Are at The Nucleus of a Broaders University Enviroment.
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 548
Kompetensi Pengertian Kompetensi Menurut Wood, et. al. (2001:97) kompetensi merupakan salah satu atribut individu yang mengakibatkan adanya perbedaan di antara individu di dalam organisasi. Kompetensi merupakan atribut yang penting karena merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai modal manusia ( human capital) (Roos, et. al. 1997:35). Menurut Wibowo (2008:86) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Berkaitan dengan kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tersebut, beberapa ahli menyebutkan ada beberapa komponen yang terkait dengan kompetensi. Komponen tersebut adalah pengetahuan, keterampilan dan kecakapan. Lucia dan Lepsinger (1999) menyatakan bahwa kompetensi adalah: “kemampuan menerapkan atau menggunakan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kecakapan (abilities), perilaku dan karakteristik pribadi untuk menampilkan tugas pekerjaan dengan sukses, dalam fungsi khusus atau menjalankan peran atau posisi yang diberikan. Karakteristik pribadi berupa mental/intelektual/kognitif, sosial/emosional/sikap dan atribut fisik/psikomotor yang diperlukan untuk menampilkan pekerjaan”. Apabila diperhatikan lebih lanjut dari pendapat beberapa ahli terlihat bahwa kompetensi berkaitan dengan karakteristik individu. Seperti yang dikemukakan oleh Becker, et.al. (2001) bahwa kompetensi mengacu pada karakter knowledge, skill, abilities setiap individu atau karakter personal yang mempengaruhi job performance individu secara langsung. Pendapat Becker, et.al. (2001) tersebut menyatakan sejalan dengan pendapat Wirawan (2009:9) bahwa kompetensi melukiskan karakteristik pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu secara efektif. Kompetensi
sebagai karakteristik individu, juga berkaitan dengan bakat dari individu tersebut. Wood, et.al. (2001:97) menyatakan bahwa kompetensi adalah konsep yang luas berkaitan dengan bakat dan kecakapan seseorang. Seperti yang telah diuraikan bahwa kompetensi menunjukkan karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan, beberapa ahli memiliki definisi yang secara eksplisit mengkaitkan kompetensi dengan kinerja. Gebbie dan Merrill (2002) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik individu yang memungkinkan seseorang untuk tampil (perform) pada tingkat yang cukup atau tinggi dalam satu pekerjaan, termasuk pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan aktivitas. Adapun Spencer (1993:9) menyatakan bahwa kompetensi adalah suatu karakteristik yang mendasari individu sehubungan dengan referensi kriteria kinerja yang efektif dan atau unggul (superior) dalam suatu pekerjaan atau situasi. Ubaedy (2007) melihat lebih jauh tentang bagaimana seseorang menghadapi situasi, lingkungan, atau tugas baru. Sehubungan dengan hal tersebut dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam mentransfer skill dan pengetahuan terhadap situasi baru, lingkungan baru atau tugas-tugas baru. Apalagi diperhatikan dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disarikan bahwa kompetensi adalah merupakan karakteristik individu yang mendasari kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan, dimana kemampuan tersebut berkaitan dengan beberapa aspek antara lain pengetahuan, keterampilan dan kecakapan. Model atau Dimensi Kompetensi Pengertian kompetensi seperti yang telah diuraikan adalah pengertian secara umum, dalam arti umum untuk semua bidang atau jenis pekerjaan. Mengingat bahwa bervariasinya bidang atau jenis pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, maka tentu saja kompetensi yang diperlukan juga bervariasi. Oleh karena itu perlu diketahui alat untuk menentukan jenis kompetensi yang
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 549
cocok untuk suatu jenis pekerjaan. Ennies (2008:5) menunjukkan istilah model kompetensi, dimana dikatakan bahwa suatu model kompetensi adalah suatu alat deskriptif yang mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan peran khusus dalam tugas, pekerjaan, organisasi, atau industri, (a competency model is descriptive tool that identifies the competencies needed to operate in specific role within a (an) job, occupation, organization, or industry). Lebih lanjut Ennies (2008:5) mengutip pendapat Fogg (1999) yang menyatakan secara singkat bahwa model kompetensi adalah deskripsi perilaku pekerjaan yang harus
ditentukan oleh setiap fungsi jabatan dan masing-masing pekerjaan. Secara lebih sederhana Wibowo (2007:89) menyatakan bahwa model kompetensi menjelaskan perilaku-perilaku yang terpenting yang diperlukan untuk kinerja unggul dalam posisi, peran atau fungsi yang spesifik, yang bisa terdiri dari beberapa atau berbagai kompetensi. Beberapa contoh kompetensi yang dimaksud misalnya kompetensi bidang akademik, komunikasi, pemecahan masalah, berfikir kritis dan kreatif, belajar mandiri, kedisiplinan, perkembangan diri dan sosial, team work dan team leader. Pelayanan
Tabel 3. Penelitian Terdahulu Mengenai Pelayanan. No.
Nama Peneliti/ Tahun
Judul
Hasil Peneliti
Perbedaan
Persamaan
Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Pendidikan terhadap Kepuasan Mahasiswa serta Dampaknya terhadap Upaya Peningkatan Citra Perguruan Tinggi Negeri Menuju World Class Uniersity (Studi pada Mahasiswa Asing di ITB, UNPAD, dan UPI). Implementasi Total Quality Management (TQM) Menuju World Class University (WCU) pada Biro Administrasi Umum Universitas Muslim Indonesia Makasar.
Kualitas layanan jasa pendidikan berpengaruh positif terhadap kepuasan mahasiswa dan pengaruh kepuasan mahasiswa berpengaruh positif terhadap citra perguruan tinggi negeri di Bandung.
Good University Governance; Citra PT; Kinerja; Kompetensi; Daya Saing;
Pelayanan;
Implementasi Total Quality Management (TQM) yang meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas pegawai administrasi menuju World Class University (WCU).
TQM;
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap kualitas layanan akademik di UNISBA lebih rendah dibanding kualitas layanan yang diharapkan, walaupun demikian, kualitas pelayanan akademik UNISBA secara umum dinilai berada di atas kualitas layanan minimum yang ditetapkan. Hasil dari penelitian ini, peneliti menyatakan bahwa ada korelasi antara kualitas layanan akademik dan birokrasi terhadap kepuasan mahasiswa.
Pelayanan ;
1.
Dirgantari, Puspo Dewi (2011).
2
Hafied, Hamzah (2013).
3
Nugraha & Reni Amaranti (2012).
Analisis Kepuasan Mahasiswa terhadap Kualitas Layanan Akademik di Perguruan Tinggi.
4.
Sufiyyah, Arrafiatus (2011).
Pengaruh Kualitas Layanan Akademik dan Birokrasi terhadap Kepuasan Mahasiswa.
Kualitas; Pelayanan;
Good University Governance; Kinerja; Kualitas; Kompetensi Lulusan; Pelayanan; Daya Saing; Kualitas Lulusan; Good University Governance; Kinerja; Kualitas; Kompetensi Lulusan; Pelayanan; Daya Saing; Kualitas Lulusan;
Good University Governance ; Kinerja; Kompetensi Lulusan; Daya Saing;
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 550
5.
Handoko (2011).
6
Winarto,dkk (2011).
7.
Yanisma, dkk.
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (services quality) Sistem Informasi Akademik terhadap Kepuasan MahaSiswa. (Studi Kasus STMIK AMIKOM Yogyakarta dan AMIKOM Cipta Darma Surakarta). Kepuasan Mahasiswa terhadap Layanan Bidang Akademik Politeknik Negeri Semarang.
Dapat diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara persepsi dengan harapan / keinginan mahasiswa pada STMIK AMIKOM Yogyakarta dan AMIKOM Cipta Dama Surakarta.
Kualitas; Pelayanan;
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik Polines bersifat positif, artinya, layanan akademik Polines sesuai dengan yang diharapkan mahasiswa.
Pelayanan ;
Analisis Kepuasan Mahasiswa terhadap Kualitas Layanan pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis).
Dari penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa kualitas layanan di BAAK telah memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis.
Kualitas; Pelayanan;
Daya Saing Pengertian Keunggulan Bersaing Michael Porter (2002) mengungkapkan bahwa “persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing, tidak mungkin keberhasilan bisa diperoleh”. Persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya, seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik. Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, area fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan untuk menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatankekuatan yang menentukan persaingan industri. Suatu perusahaan mendiferensiasikan dirinya dari pesaing berdasarkan sekumpulan bersaing. Porter (2002:10) menguraikan keunggulan bersaing sebagai berikut: Keunggulan bersaing pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya
Kualitas Lulusan; Good University Governance; Kinerja; Kompetensi Lulusan; Daya Saing; Kualitas Lulusan; Good University Governance; Kinerja; Kualitas; Kompetensi Lulusan; Daya Saing; Kualitas Lulusan; Good University Governance; Kinerja; Kompetensi Lulusan; Daya Saing; Kualitas Lulusan;
yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar dan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah dari pada pesaing untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih dari pada sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi. Dalam konsep perusahaan terdapat dua jenis keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya dan diferensiasi. Perusahaan memperoleh keunggulan bersaing dengan memberikan nilai lebih kepada konsumen melalui: a. Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para pesaing untuk manfaat yang sama. b. Keunikan manfaat yang dapat menutupi harga yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing akan dimiliki oleh perusahaan, jika perusahaan tersebut mampu memberikan nilai lebih kepada konsumen berupa tawaran harga yang lebih rendah atau memberikan keunikan manfaat yang dapat menutupi harga yang tinggi. Menurut Aaker (1992:182) dalam Kaltum, (2010) menjelaskan bagaimana perusahaan mampu bersaing bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan,
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 551
karena ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu: 1. Dasar persaingan (basic of competition). Strategi harus didasarkan pada seperangkat aset, skill dan kemampuan. Ketiga hal tersebut akan mendukung strategi yang dijalankan sehingga keunggulan dapat bertahan. 2. Di pasar mana perusahaan bersaing (where you compete). Penting bagi perusahaan memilih pasar sasaran yang sesuai dengan strategi yang dijalankan, atau dengan kata lain aset, skill dan kemampuan harus mampu mendukung strategi dalam memberikan sesuatu yang bernilai bagi pasar. 3. Dengan siapa perusahaan bersaing (who you compete against). Selanjutnya perusahaan harus mampu mengidentifikasi pesaingnya, apakah pesaing tersebut lemah, sedang atau kuat. Keunggulan bersaing yang dicapai oleh suatu perusahaan harus dapat dipelihara dan dipertahankan dalam jangka panjang hingga perusahaan dan produk atau jasanya diakui dan menjadi standar bagi para pesaingnya. Secara spesifik keunggulan bersaing yang bertahan dalam jangka panjang dapat mengantarkan suatu perusahaan pada posisi yang dominan. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata lain keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan praktis. Memiliki dan mempertahankan keunggulan bersaing bermanfaat bagi pencapaian kinerja yang tinggi. Keunggulan merupakan sasaran yang selalu berubah dalam yang bergolak dan cepat berubah. Analisis keunggulan bersaing menunjukkan perbedaan dan keunikan di antara para pesaing. Sumber keunggulan bersaing itu adalah keterampilan, sumber daya dan
pengendalian yang superior. Keterampilan yang superior memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan strategi dalam menghadapi pesaing. Keterampilan menyangkut kemampuan teknik, manajerial dan operasional. Sementara itu, sumber daya yang superior memungkinkan pembentukan dimensi keunggulan. Keunggulan posisi merupakan hasil produksi dengan biaya rendah atau diferensiasi yang memberikan keunggulan nilai bagi konsumen. Biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan memberikan nilai lebih dengan pemberian harga yang lebih rendah dari pada pesaing untuk produk yang sama. Perbedaan penampilan produk yang sesuai dengan preferensi pembeli menghasilkan manfaat unik yang dapat menutupi harga yang tinggi. Porter (2002) mengemukakan contoh dari mana sumber keunggulan itu berasal, yaitu sebagai berikut: “Keunggulan biaya mungkin berasal dari sumber yang berlainan, seperti sistem distribusi fisik berbiaya rendah. Proses perakitan yang sangat efisien, atau pemanfaatan tenaga penjualan yang unggul. Diferensiasi dapat berasal dari beragam faktor yang serupa, termasuk pembelian bahan baku bermutu tinggi, sistem pemasukan pesanan yang responsif, atau desain produk yang unggul”. Keunggulan bersaing merupakan jantung perusahaan dalam menghadapi persaingan, keunggulan bersaing bisa bersumber dari berbagai kegiatan yang berbeda yang dilakukan perusahaan dalam membuat desain, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan mendukung produknya. Masing-masing kegiatan ini dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan landasan untuk diferensiasi. Pada dasarnya keunggulan bersaing mungkin mengambil bentuk harga yang lebih rendah dibandingkan harga pesaing untuk manfaat yang sepadan atau penyediaan manfaat unik yang lebih dari sekedar mengimbangi harga premi. Menurut Porter ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah (low cost) dan differentiation. Semua keunggulan ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 552
produk dan pasar yang lebih efesien dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa dan memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk produk, sifat-sifat khusus dan pelayanan lainnya. Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi permasalahan di dalam dan di luar perusahaan. Permasalahan di dalam menyangkut aspek restrukturisasi organisasi perusahaan, akuisisi dan merger serta aliansi strategik. Dalam aspek yang lebih operasional menyangkut manajemen finansial, produksi, pemasaran, manajemen administrasi dan manajemen sumber daya manusia. Sementara itu masalah eksternal ditandai oleh aktifitas ekonomi pasar sedemikian dinamisnya seperti tuntutan pelanggan terhadap mutu dan keamanan produk, fluktuasi harga input dan output, ekspansi pasar perusahaan lain, teknologi dan pesaing. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal itu. Salah satu pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumber daya yang ada. Pengertian keunggulan bersaing (competitive advantage) menurut beberapa pakar, adalah sebagai berikut: a. Syafaruddin Alwi (2001:34), keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing merupakan fokus perhatian dari manajemen sebagai upaya untuk meletakkan organisasi atau perusahaan pada posisi persaingan yang lebih kuat melalui kompetensi organisasi yang khas (distinctive competence) dibandingkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan pesaing. b. Sudaryanto, (2002:5), keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah rantai nilai (value chain) sebagai peralatan perusahaan untuk menemukan caracara menambah nilai bagi pelanggan yang aktivitasnya melibatkan dua hal, yaitu (1) aktivitas utama yang meliputi: logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan dan (2) aktivitas pendukung yang
meliputi: pengadaan barang dan jasa, pengembangan teknologi, manajemen SDM dan infrastruktur perusahaan. c. Dessler (2007:21) mendefinisikan “competitive advantage is any factor that allow an organization to differentiate it’s products or service from those of it’s competitor to increase market share”. d. Kroll (2007:52) mendefinisikan “Competitive Advantage is a firm valueable strategies that cannot be fully duplicated by its competitors and that result in high financial returns over a lengthy period of time”. Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk. 1. Sudut Pandang Nilai Pelanggan. Keunggulan kompetitif akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan bahwa mereka memperoleh nilai tertentu dari transaksi ekonomi dengan perusahaan tersebut. Untuk itu syaratnya adalah semua karyawan perusahaan harus fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal demikian baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang proses memproduksi barang dan atau jasa serta didorong membantu perusahaan merancang sistem manajemen SDM yang akan mempercepat pengiriman barang dan jasa yang diinginkan pelanggan. 2. Sudut Keunikan. Keunikan dicirikan oleh barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak dapat mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya Anda membuka rumah makan dengan menyajikan sop dan sate kambing serta sayur asem. Tidak berlangsung lama ada pesaing membuka rumah makan di sebelah rumah makan Anda. Jenis sajiannya semua sama termasuk rasa dan harga dengan yang Anda sajikan. Dapat terjadi
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 553
Anda akan kehilangan keuntungan karena sebagian pelanggan pindah ke rumah makan baru itu kecuali kalau Anda mampu menciptakan sesuatu yang unik yang sulit ditiru pesaing Anda.
Gambar 6. A Copetitive University Must Continually Fuel It’s Quality Engine with People, Capacity and Resources. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat mengungkap informasi mendalam dan sesuai dengan tujuan penelitian. Kirk dan Miller (1986:9) dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014), memandang penelitian kualitatif sebagai tradisi tententu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya. Sementara itu menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2001:3) dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Obyek penelitian adalah Se-Kopertis 5 Yogyakarta. Sumber Data Menurut Lofland (Moleong 2001:112) dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Ia membagi jenis data menjadi: kata-kata dan tindakan; Sumber tertulis; Foto; Statistik. Sutopo (2002:50-54) Wiratmo dan Kuswanto (2014) mengelompokkan sumber data menjadi: nara sumber (informan); peristiwa atau aktivitas; tempat dan lokasi; benda, beragam gambar dan rekaman serta dokumen dan arsip. Manusia sebagai sumber data perlu dipahami bahwa mereka terdiri dari beragam individu yang memiliki beragam posisi, sehingga dalam memilih siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitian (Sutopo, 2002) Wiratmo dan Kuswanto (2014) dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014). Dalam hal ini peneliti menggunakan nara sumber (informan) dan dokumen sebagai sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, melalui: observasi, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung, dalam penelitian meliputi: dokumen, data-data statistik di prodi atau universitas. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, untuk memperoleh data yang memadai pengumpulan data dilakukan dengan menggabungkan berbagai cara: studi literatur, observasi lapangan wawancara mendalam (indepth interview). Studi literatur digunakan untuk menelusuri berbagai pustaka yang seiring dengan penelitian ini, baik artikel, hasil penelitian maupun buku teks; Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati secara mendalam situs web yang menjadi obyek kajian; Wawancara mendalam. Mengacu pada pendapat H.B. Sutopo (2002:58-69), dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014);
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 554
wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi dari pengelola media mengenai latar belakang pemilihan frame tertentu untuk di media yang mereka kelola. Dalam wawancara mendalam pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir kian dalam, menukik dan fokus pada persoalan yang dikaji. Menurut Denzin (Dedy Mulyana, 2001:181) dalam Wiratmo dan Kuswanto (2014) wawancara mendalam (wawancara tak terstruktur) bertujuan untuk mencari bentuk tertentu informasi dari semua responden tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.
seluruh Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis 5 Yogyakarta dengan jumlah total aktif: 105 PTS (Sumber Data Kopertis 5).
Populasi dan Sampling
Secara jelas pendekatan dan langkah dalam melaksanakan kegiatan sampai produk iptek dapat diterima dan bermanfaat baik bagi pengguna, peneliti akan jelaskan sebagai berikut:
Populasi Populasi adalah seluruh obyek yang akan diteliti, pada penelitian ini adalah Tahun ke-1
Survei kuisioner wawancara observasi (1)
Tabulasi data Olah data analisis (2)
Sampling Sampling adalah bagian dari populasi yang nantinya akan diteliti, dalam penelitian ini, peneliti akan tetapkan 50% x (106) : 53 PTS yang akan dijadikan responden. Responden dalam hal ini bisa pimpinan, Dekanat, Prodi, Lembaga atau Biro. Metode Penelitian
Membangun model penataan (3)
Membangun model perancangan (4)
FGD seminar workshop (5)
Implementasi Web (7)
Rancang Web (6)
METODE PENELITIAN
Tahun ke-2
Workshop Seminar Workshop (10)
Sosialisasi ke Prodi seluruh PTS (9)
Trial and error Web (8) Implementasi ke Prodi (11)
Gambar 7. Metode Penelitian. Alat Analisis Analisis penelitian digunakan analisis jalinan atau analisis mengalir (flow model of analysis) yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sutopo, 2002) Wiratmo dan Kuswanto (2014). Dalam model ini tiga komponen utama analisis penelitian, yaitu reduksi data, sajian data serta penarikan verifikasi dan simpulan berproses saling menjalin secara terus menerus sejak pengumpulan data, hingga penarikan simpulan dan verifikasinya. Proses tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Metode Pengumpulan Data.
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 555
Pembahasan Pada Pembahasan ini, peneliti telah merencanakan 2 tahapan, dimana pada tahun pertama: hasil penelitian menekankan pada pemetaan dan perancangan serta desain aplikasi web. Sedangkan pada tahun ke 2 (dua) menekankan pada implementasi hasil web atas Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT Melalui Kualitas & Kompetensi Lulusan, Pelayanan serta Daya Saing Menuju Kualitas Lulusan dan World Class University.
Artinya PTS di DIY terbagi ke dalam 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kodya dan tersebar tidak merata. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman menempati 36 PTS atau 36%, Kodya Yogyakarta menempati 43 PTS atau 40.57%, Kabupaten Bantul menempati 25 PTS atau 23.6%, sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul masing-masing 1 PTS atau 0,018%. Adapun peta tiap lokasi dapat dilihat sebagai berikut: Kab. Sleman Universitas 7 PTS Institut 2 PTS Sekolah Tinggi 15 PTS Akademi 10 PTS Politeknik 2 PTS
Pemetaan PTS di DIY Kab. Bantul Universitas 3 PTS Institut 0 PTS Sekolah Tinggi 9 PTS Akademi 7 PTS Politeknik 0 PTS
Berdasarkan data dari Kopertis 5, bahwa Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis 5 Yogyakarta terbagi ke dalam 5 area lokasi: 1. Kabupaten Sleman : 36 PTS 2. Kodya Yogyakarta : 43 PTS 3. Kabupaten Bantul : 25 PTS 4. Kabupaten Kulon Progo : 1 PTS 5. Kabupaten Gunung Kidul : 1 PTS
Kab. Gunung Kidul Universitas 1 PTS Institut 0 PTS Sekolah Tinggi 0 PTS Akademi 0 PTS Politeknik 0 PTS
Kodya Yogyakarta Universitas 6 PTS Institut 1 PTS Sekolah Tinggi 13 PTS Akademi 19 PTS Politeknik 2 PTS
Kab. Kulon Progo Universitas 0 PTS Institut 1 PTS Sekolah Tinggi 0 PTS Akademi 0 PTS Politeknik 0 PTS
Gambar 9. Jumlah PTS dan Lokasi PTS. Tabel 4. Daftar Nama Universitas di Yogyakarta. Pemetaan 1: PTS di Kabupaten Sleman. No. Kode Nama PTS DIY
Kota
1
051001
Universitas Islam Indonesia
Kab. Sleman
2
051004
Universitas Proklamasi '45
Kab. Sleman
3
051005
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kab. Sleman
4
051010
Universitas Kristen Immanuel
Kab. Sleman
5
051012
Universitas Sanata Dharma
Kab. Sleman
6
051018
Universitas Teknologi Yogyakarta
Kab. Sleman
7
051020
Universitas Respati Yogyakarta
Kab. Sleman
8
052002
Institut Pertanian Yogyakarta
Kab. Sleman
9
052004
Institut Pertanian STIPER
Kab. Sleman
10
053002
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Kab. Sleman
11
053003
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Kab. Sleman
12
053012
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI
Kab. Sleman
13
053013
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia
Kab. Sleman
14
053014
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank
Kab. Sleman
15
053019
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi AAN
Kab. Sleman
16
053020
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
Kab. Sleman
17
053022
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API
Kab. Sleman
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 556
18
053023
Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA
Kab. Sleman
19
053027
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Kab. Sleman
20
053034
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Kab. Sleman
21
053035
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani
Kab. Sleman
22
053037
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo
Kab. Sleman
23
053038
SMIK Jendral Achmad Yani
Kab. Sleman
24
053042
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
Kab. Sleman
25
054012
Akademi Maritim Yogyakarta
Kab. Sleman
26
054013
Akademi Komunikasi Yogyakarta
Kab. Sleman
27
054015
Akademi Pertanian Yogyakarta
Kab. Sleman
28
054027
Akademi Komunikasi Indonesia YPK
Kab. Sleman
29
054028
Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti
Kab. Sleman
30
054030
Akademi Pariwisata STIPARY
Kab. Sleman
31
054047
Amik BSI Yogyakarta
Kab. Sleman
32
054056
Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta
Kab. Sleman
33
054057
Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta
Kab. Sleman
34
054068
Akademi Teknik Radiagnostik dan Radioterapi
Kab. Sleman
35
055006
Politeknik Seni Yogyakarta
Kab. Sleman
36
055010
Politeknik Mekatronika Sanata
Kab. Sleman
Pemetaan 2: PTS di Kodya Yogyakarta. No. Kode Nama PTS DIY
Kota
1
051002
Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa
Kodya Yogyakarta
2
051003
Universitas Janabadra
Kodya Yogyakarta
3
051006
Universitas Cokroaminoto
Kodya Yogyakarta
4
051008
Universitas Widya Mataram
Kodya Yogyakarta
5
051011
Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
6
051013
Universitas Ahmad Dahlan
Kodya Yogyakarta
7
052003
Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Kodya Yogyakarta
8
053004
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha
Kodya Yogyakarta
9
053005
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megar Kencana
Kodya Yogyakarta
10
053006
Stisip Kartika Bangsa
Kodya Yogyakarta
11
053007
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan
Kodya Yogyakarta
12
053009
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD
Kodya Yogyakarta
13
053017
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Isti Ekatana Upaweda
Kodya Yogyakarta
14
053025
Stmik El Rahma
Kodya Yogyakarta
15
053028
Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
16
053033
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
17
053039
Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
18
053040
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda YAKKUM
Kodya Yogyakarta
19
053041
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
20
053043
Sekolah Tinggi Kesehatan Al Islam
Kodya Yogyakarta
21
054001
Akademi Akuntansi YKPN
Kodya Yogyakarta
22
054005
Akademi Teknik YKPN
Kodya Yogyakarta
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 557
23
054006
Akademi Manajemen Putra Jaya
Kodya Yogyakarta
24
054007
Akademi Kesejahteraan Sosial AKK
Kodya Yogyakarta
25
054010
Akademi Pariwisata Buana Wisata
Kodya Yogyakarta
26
054011
Akademi Peternakan Brahma Putra
Kodya Yogyakarta
27
054014
Akademi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Bahtera
Kodya Yogyakarta
28
054016
Akademi Sekretaris dan Manajemen Santa Maria
Kodya Yogyakarta
29
054017
Akademi Perikanan Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
30
054020
Akademi Pariwisata Indraprasta
Kodya Yogyakarta
31
054026
Akademi Pariwisata Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
32
054031
Akademi Maritim Ganesha Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
33
054039
Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
34
054041
Akademi Seni Rupa dan Desain MSD
Kodya Yogyakarta
35
054048
Akademi Analis Farmasi Al Islam
Kodya Yogyakarta
36
054060
Akademi Keperawatan Notokusumo
Kodya Yogyakarta
37
054065
Akademi Bahasa Asing Sinema
Kodya Yogyakarta
38
054066
Akademi Kesehatan Karya Husada
Kodya Yogyakarta
39
054067
Akademi Farmasi Indonesia
Kodya Yogyakarta
40
055001
Politeknik API
Kodya Yogyakarta
41
055002
Politeknik LPP
Kodya Yogyakarta
42
055007
Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
Kodya Yogyakarta
43
055009
Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Kodya Yogyakarta
Pemetaan 3: PTS di Kabupaten Bantul. No. Kode Nama PTS DIY
Kota
1
051007
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kab. Bantul
2
051015
Universitas PGRI Yogyakarta
Kab. Bantul
3
051019
Universitas Mercubuana Yogyakarta
Kab. Bantul
4
053001
STIKIP Catur Sakti
Kab. Bantul
5
053010
STMIK Akakom
Kab. Bantul
6
053015
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKP
Kab. Bantul
7
053018
Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
Kab. Bantul
8
053021
STMIK Amikom
Kab. Bantul
9
53024
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
Kab. Bantul
10
053030
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global
Kab. Bantul
11
053036
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata
Kab. Bantul
12
053044
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani
Kab. Bantul
13
054022
Akademi Sekretaris dan Manajemen Desanta
Kab. Bantul
14
054023
Akademi Teknik PIRI
Kab. Bantul
15
054035
Akademi Komunikasi Radya Binatama
Kab. Bantul
16
054043
Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta
Kab. Bantul
17
054044
Akademi Fisioterapi YAB Yogyakarta
Kab. Bantul
18
054046
Akademi Manajemen Administrasi Dharmala
Kab. Bantul
19
054050
Akademi Kebidanan Yogyakarta
Kab. Bantul
20
054055
Akademi Keperawatan YKY Yogyakarta
Kab. Bantul
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 558
21
054061
Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta
Kab. Bantul
22
054062
Akademi Kebidanan Ummu Khasanah
Kab. Bantul
23
054063
Akademi Keperawatan Karya Bakti Husada Yogyakarta
Kab. Bantul
24
054064
Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan
Kab. Bantul
25
055008
Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia
Kab. Bantul
Pemetaan 4: PTS di Kabupaten Gunung Kidul. No. Kode Nama PTS DIY 1
051017
Universitas Gunungkidul
Pemetaan 5: PTS di Kabupaten Kulon Progo. No. Kode Nama PTS DIY 1
052001
Kota Kab. Gunungkidul
IKIP PGRI Wates
Kota Kab. Kulonprogo
POLITEKNIK (1)
INSTITUT (4)
AKADEMIK (2)
UNIVERSITAS (5)
SEKOLAH TINGGI (4)
Gambar 10. Pelaksanaan Kegiatan. Perancangan–IT Akademik Sistem Informasi Manajemen Keuangan & Pelayanan Perguruan Tinggi
Pendaftaran Mahasiswa Baru Secara On-line
Pengisian & Persetujuan Kartu Rencana Studi (KRS)
Daftar Ulang
Monitoring Kehadiran Dosen & Mahasiswa
Pembayaran Biaya Pendaftaran & Biaya Pendidikan (Host to Host)
Pengelolaan Mata Kuliah, Dosen & Penjadwa -lan
Pengelolaan Nilai Mahasiswa
Modul untuk Orang Tua
Gambar 11. SIMAKU-PT. Pada perancangan Sistem Informasi Keuangan dan Pelayanan (SIMAKU-PT) Perguruan Tinggi dilakukan dengan tahapan: 1. Pendaftaran mahasiswa baru secara online: tujuannya adalah untuk menjaring
mahasiswa baru sebanyak-banyaknya dengan mengedepankan standar-standar yang diberikan lembaga atau universitas, hal ini dapat dilakukan dengan melalui: ujian tulis, ujian on-line komputer atau CBT (Computer Based Test), dengan hasil informasi secara cepat diketahui oleh calon mahasiswa baru dan mahasiswa. Di samping itu juga melalui PMDK, yang hasilnya bisa diketahui secara on-line. 2. Daftar Ulang, diharapkan juga tidak secara manual, akan tetapi calon mahasiswa atau mahasiswa sudah dapat membayar melalui rekening by IT. 3. Pembayaran biaya pendaftaran, ini juga diharapkan tidak secara manual dan akan mempercepat pelayanan mahasiswa, pembayaran dapat dilakukan dengan online Bank yang ditunjuk secara nasional. 4. Pengelolaan mata kuliah, dosen dan penjadwalan: kurikulum juga harus up-date dan melihat kebutuhan user (industri) dan keunikan dari hard dan soft skill (sertied
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 559
5.
6.
7.
8.
oleh asosiasi). Dosen juga harus dikembangkan terkait proses belajar mengajar (e-learning) dan jadwal mata kuliah harus dibuat aplikasi sistem yang baik. KRS (Kartu Rencana Studi) juga harus dibuatkan sistem aplikasi yang baik, agar pelayanan mahasiswa meningkat. Monitoring kehadiran dosen mahasiswa, juga harus berbasis IT agar kinerja bisa terukur. Pengelolaan nilai, juga harus dibuat online berbasis web, agar memudahkan seluruh civitas. Modul untuk orang tua, maksudnya monitoring orang terhadap anak didiknya yang kuliah harus dapat dilihat orang tua, maka harus diwujudkan IT terintegrasi. Pendaftaran ulang mahasiswa baru (Pengisian biodata & perhitungan biaya pendidikan)
Proses Verifikasi Data & Kelengkapan Daftar Ulang
7 1 2 3 4 5 6 7 8
8
9
10
11
Modul Pendaftaran mahasiswa baru Daftar ulang Pembayaran biaya pendidikan Pengelolaan mata kuliah. Dosen & penjadwalan Pengisian dan persetujuan KRS Monitoring kehadiran dosen & mahasiswa Pengelolaan nilai mahasiswa Modul orang tua
Gambar 12. Rencana Jadwal Pengembangan. Proses Daftar Ulang
Generate NRP
Transfer Data Mahasiswa yang Daftar Ulang ke SIM Akademik
Gambar 13. Proses Daftar Ulang dan Pembayaran Biaya FRS.
1 2
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 560
Pengelolaan Kurikulum (Mata Kuliah) Memantau Pembayaran (Tanya ke host to host)
Lihat Jadwal Kuliah
Lihat Transkrip
Monitor Kehadiran Mahasiswa
Pengelolaan Dosen Mengunggah Jadwal Perkuliahan (Mata Kuliah, Dosen, Pengampu, Ruang & Waktu) Menampilkan Jadwal Kepada Pengguna yang Berhak
Gambar 14. Pengelolaan Mata Kuliah Dosen dan Penjadwalan.
Gambar 15. Modul Orang Tua Wali.
Memasukan daftar mahasiswa wali untuk setiap dosen wali. Menanyakan host to host apakah mahasiswa dimaksud telah membayar daftar ulang. Jika iya maka mahasiswa dapat mengakses menu KRS & melakukan KRS. Persetujuan KRS, setelah KRS disetujui, sistem akan mengirim nrp dan jumlah SKS ke host to host.
Mencetak KRS Mahasiswa yang telah membayar SKS.
Gambar 16. Pengisian dan Persetujuan KRS. FGD (Forum Group Diskusi) Pada gambar tersebut, telah dilakukan diskusi terkait SIMAKUP-PT yang diikuti oleh tim peneliti dengan pakar IT. Secara prinsip tim telah berdiskusi terkait pelayanan akademik berbasis IT, diwujudkan model yang untuk membangun pelayanan terintegrasi meliputi: Pendaftaran mahasiswa baru, KRS, Pembayaran on-line, IT-untuk orang tua wali, Proses Pembelajaran dan KRS serta kebutuhan lainnya terkait “Pelayanan” Kata Bambang Jatmiko (Ketua Peneliti)
Pada gambar tersebut, telah dilakukan diskusi terkait SIMAKUP-PT yang diikuti oleh tim peneliti dengan pakar IT. Pak Suryo Pratolo telah menjelaskan bahwa, Kinerja PT akan baik apabila pelayanan akademik baik, sehingga PT wajib melaksanakan tentang bagaimana “Pelayanan Terintegrasi” Upaya untuk mewujudkan tidak terlepas dari sumber dana, sehingga “Membangun infrastruktur IT-Terintegrasi” merupakan mimpi seluruh civitas akademika untuk mencapai tujuannya. Siapa yang harus bertanggung jawab ini semua” seluruh civitas” dengan komando pimpinan.
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 561
Pada gambar tersebut, telah dilakukan diskusi terkait SIMAKUP-PT yang diikuti oleh tim peneliti dengan pakar IT. Upaya pengembangan IT ditunjang oleh : Komitmen, Disiplin, Kemauan yang tinggi, Infrastruktur IT yang tersedia, dll. Peneliti melihat dan ingin mengembangkan “SIMAKUP-PT” ini untuk seluruh PTS seluruh Kopertis 5 Yogyakarta. Bila semua mau berubah “Change Management” dan perubahan adalah menyakitkan bagi orang yang tak mau berubah” selamat bekerja” sukses........
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik suatu simpulan atas dasar sebagai berikut: 1. Perguruan Tinggi wajib memiliki pelayanan yang terintegrasi berbasis ITWeb. 2. Kompetensi Dosen Perguruan Tinggi harus ditunjang 3 aspek: Knowledge, Skill dan Attitude. 3. Kualitas Perguruan Tinggi baik, jika seluruh unsur civitas dapat berprestasi dari aspek Tri Dharma PT (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat). 4. Daya saing Perguruan Tinggi baik, jika memiliki strategi yang baik: Differensiasi, Low Cost dan Fokus. 5. Good University Governance bisa dijalankan dengan baik, jika tranparansi, akuntabilitas, responsibility dan fairnes dilaksanakan dengan baik sehingga kinerja Perguruan Tinggi akan meningkat. 6. Output pada tahun pertama: Laporan Hasil, Jurnal nasional dan Internasional. Daftar Pustaka Amit, R. & Schoemaker. P. J. H. (1993). “Strategic Assets and Organizational Rent”. Strategic Management Journal, 14, 33. Barney, Jay B. (1991). “Firm Resources and
Sustainable Competitive Advantage”. Journal of Management, 17, 99. Brain Korea 21. “A Project for Nurturing Highly Qualified Human Resources for the 21st Century Knowledge-Based Society”.(http://unpan1.un.org/intrado c/groups/public/documns/apcity/unpa0 15416. pdf, diakses 17 Oktober 2013). Grant, R. M. (1991). “The Resource-Based Theory of Competitive Advantage: Implications for Strategy Formulation, California Management Review”. Spring, pp.114. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Gultom, Syawal. 2009. “Learning Revolution: Benarkah Pilihan yang Mendesak”. (Waspada, 22/06/09). Hidayat, Dwi Suryanto. 2008. Strategi Membangun Kompetensi Organisasi dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Tengah. Tesis tidak dipublikasikan. Semarang: Program Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Diponegoro. Masrur, Mukhamad. 2011. “Langkah-Langkah Strategis dalam Penetapan Daya Saing Universitas Menggunakan Teknologi Informasi”. Jurnal Teknologi. Vol.1.No.2. Jombang: Universitas
Good University Governance dan Kinerja-PT: Model Pemetaan dan Perancangan Kinerja-PT ... 562
Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan.
Sutopo, H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
“Membangun Daya Saing, Kemandirian Sains, dan Teknologi Bangsa”, (on-line), (www.setneg.go.id, diakses 16 Oktober 20-13).
Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Moon, M. & Kim, K. S. (2001). “A Case of Korean Higher Education Reform: The Brain Korea 21 Project”. Journal of Asia Pacific Education Review, Vol. 2, No. 2, 96–105. Nickell, S. J. (1996). “Competition and Corporate Performance”. Journal of Political Economy, Vol. 104, 4, 724–746. “Project 211 and 85”. (http:// www.chinaeducenter.com/en/cedu/ceduproject21 1.php, diakses 17 Oktober 2013). Schawab, K. & Sala-i-Martin, X. (2012). The Global Competitiveness Report: 2012-2013. Genewa: World Economic Forum. Suffiyah, Arrafius. 2011. “Pengaruh Kualitas Layanan Akademik dan Birokrasi terhadap Kepuasan Mahasiswa”. Jurnal Aset, ISSN-1693-928 X, Vol.13. No. 2. Universitas Negeri Semarang. “Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2008-2012”. (http://www.bps. go.id/aboutus.php?booklet=1, diakses 17 Oktober 2013). “Survei Angkatan Kerja Nasional Februari Tahun 2012”. (http://www.bps.go.id/ aboutus.php?booklet=1, diakses 17 Oktober 2013).
Tjiptono, Candra. 2005. Service Quality. Yogyakarta: Andi Offset. “The Global Competitiveness Index”. World Economic Forum, diakses 17 Oktober 2013. Wernerfelt, B. (1984). “A Resource Based View of The Firm”. Strategic Management Journal, 5, 171. Wiratmo, Liliek Budiastuti & Kuswanto. 2014. Hibah Bersaing DP2M Dikti, Model Pemanfaatan Website Pemerintah Daerah sebagai On-line Public Relations. (Kajian pada website Pemerintah Daerah di Jawa Tengah (belum publikasi). Wiratmo, Liliek Budiastuti. Teknik Membangun Database Informasi Pembangunan dan Potensi Jawa Tengah. Disajikan pada Rapat Sinkronisasi Penjaringan Data dan Informasi tahun 2012 diselenggarakan Setda Prov. Jawa Tengah dalam rangka Mendukung Tahap III (Perwujudan) Pembangunan Jawa Tengah 2012-2013 di Surakarta, 30 Januari 2012. “World University Rangkings 2013-2014”. (http://www.timeshighereducation. co.uk/world-university rankings-/2013/ reputation-ranking, diakses 17 Oktober 2013).