Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tentang Laporan ini About This Report Selama tahun 2008 Kami, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, mencatat berbagai keberhasilan dan kemajuan kinerja keberlanjutan (Sustainability Performance). Kami secara konsisten telah mengintegrasikan prinsip-prinsip dan best practices dalam bidang keselamatan kerja, etika bisnis, penataan lingkungan, kepedulian sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat ke dalam strategi dan kebijakan manajemen Perseroan. During 2008 PT Bukit Asam (Persero) Tbk, recorded a number of achievements and progress in Sustainability Performance. Principles and best practices in terms of safety, business ethics, environmental management planning, social awareness and economic empowerment were consistently integrated into the Company’s strategy and management policies. Keberhasilan yang dicapai tersebut adalah penting untuk mempertahankan reputasi dan citra Perseroan sebagai perusahaan pertambangan yang bertanggungjawab, sehingga pertumbuhan Perseroan dapat ditingkatkan dan keberadaan Perseroan bermanfaat bagi segenap pemangku kepentingan. Melalui laporan ini semua pihak dapat menilai kinerja keberlanjutan yang telah Kami capai sehingga terbuka kesempatan bagi pemangku kepentingan untuk menilai dan sekaligus memberikan masukan atau saran. Sedangkan secara internal, laporan ini dimaksudkan sebagai sarana dalam melakukan evaluasi dan penyempurnaan kinerja keberlanjutan Perseroan di tahun mendatang. Penyusunan laporan ini mengacu pada Pedoman Pelaporan Laporan Keberlanjutan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Inititiave (GRI), yang merupakan standar internasional. GRI mendefinisikan Pelaporan Keberlanjutan sebagai " praktek pengukuran, pengungkapan dan akuntabilitas kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan". Oleh sebab itu, keberadaan laporan ini utamanya dimaksudkan untuk membangun saling pengertian dan pemahaman kepada para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat di daerah operasi Perseroan, pemerintah, karyawan, serta para pemangku kepentingan lainnya, tentang kontribusi Perseroan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, meliputi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial.
This achievement is very important to maintain the company’s reputation and image as a responsible mining company, in order to improve growth and provide benefit for all stakeholders. This report allows all related parties to assess the achievement of Sustainability Performance, providing the opportunity for stakeholders to review progress and provide inputs or advice. Internally, this report serves as the medium to evaluate and improve Sustainability Performance in the future. The drafting of this report follows the guidelines of the Sustainability Reporting Guidelines published by the Global Reporting Initiative (GRI), an international standard. The GRI defines Sustainability Reporting as “the practice of measuring, disclosing, and being accountable to internal and external stakeholders for organizational performance towards the goal of sustainable development”. Therefore, this report is primarily intended to build mutual understanding among all stakeholders, including the community at operational sites, the Company, the government and other stakeholders, concerning the contribution of the Company in achieving sustainable development that includes economic, environmental and social performance. This Sustainability Report has been produced annually since 2006 and this is the third report, covering the period January 1st, 2008 – December 31st, 2008.
Perseroan membuat laporan keberlanjutan setiap tahun sejak tahun 2006, dan laporan ini merupakan laporan keberlanjutan tahun ke 4, yang mencakup periode 1 Januari 2008 - 31 Desember 2008.
02
Pemulihan Lingkungan Environmental Recovery
n mitraa am Ke rogram Progr P ip ersh Partn
Penentuan isi laporan ini didasarkan pada pertimbangan dan analisa mendalam yang Kami lakukan terhadap isu-isu utama yang dihadapi oleh Perseroan sebagai perusahaan pertambangan yang berlokasi di lingkungan masyarakat heterogen yang penuh tantangan baik secara internal maupun eksternal termasuk masyarakat lokal dan pemerintah daerah serta LSM. Dari analisa dan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka Kami menetapkan 5 isu utama yang penting untuk diungkapkan dalam laporan keberlanjutan Perseroan tahun ini. Kelima isu utama tersebut meliputi pengelolaan lingkungan, kinerja ekonomi, pengembangan masyarakat (Community Development), keselamatan dan kesehatan kerja, sumber daya manusia, dan tata kelola perusahaan. Pada tahun ini kinerja lingkungan mendapatkan perhatian lebih besar, dibandingkan pada laporan keberlanjutan tahun sebelumnya yang mengutamakan kinerja sosial. Hal ini dilakukan mengingat komitmen Kami sebagai perusahaan tambang yang mengeksploitasi sumber daya alam secara bertanggungjawab. Untuk memperlihatkan kesesuaian dengan Pedoman Laporan Keberlanjutan yang dikeluarkan oleh GRI, maka pada bagian akhir laporan ini memuat Daftar Indeks GRI G3 yang diterapkan dalam laporan ini. Kami menyatakan (self declared) bahwa penerapan panduan GRI pada laporan ini memenuhi kriteria peringkat “B”. Pernyataan ini telah dicek oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) - organisasi independen pengembang dan pendorong penerapan laporan keberlanjutan di Indonesia. Selanjutnya bilamana ada pertanyaan, masukan, saran, atau komentar tentang laporan ini, dapat diajukan melalui alamat di bawah ini. Kami berupaya secara terus menerus meningkatkan kualitas laporan ini, sesuai masukan yang diberikan para pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan, Gedung Menara Kadin Indonesia Lt.15, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3, Jakarta 12950, P. + 62 21 525 4014, F. + 62 21 525 4002, email:
[email protected] www.ptba.co.id
03
Pengembang an Masyara ka t Community Developme nt
The content of this report is based on careful consideration and in-depth analysis of the major issues faced by the Company as a mining company in a heterogen community, along with both internal and external challenges, including challenges from the local community, local government and NGOs. Based on this analysis and careful consideration, we have determined five main issues that need to be included in this sustainability report. These five issues are environmental management, economic performance, Community Development, occupational safety and health, human resources and corporate governance. This year environmental performance receives more attention compared to the previous report, which focused on social performance. This focus is pursued in line with our commitment as a mining company that extracts natural resources in a prudent and responsible way. To demonstrate consistency with the Sustainability Report Guidelines issued by the GRI, the last part of the report contains the List of Index from the GRI G3 applied in this report. We hereby declare that the application of GRI guideline in this report has fulfilled the criteria of level "B". This statement has been checked by the National Center for Sustainability Reporting (NCSR), an independent organization that develops and encourages the implementation of sustainability reporting in Indonesia. Further enquiries, input, advice and comments on this report can be forwarded to the address below. We continually strive to improve the quality of this report, in line with inputs from stakeholders. Corporate Secretary, Gedung Menara Kadin Indonesia Lt.15, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3, Jakarta 12950, P. + 62 21 525 4014, F. + 62 21 525 4002, email:
[email protected] www.ptba.co.id
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Sambutan Direktur Utama Remarks from the President Director
Komitmen Perseroan yang tinggi dalam menjalankan tanggung jawab lingkungannya tampak dalam berbagai kegiatan sepanjang tahun.
Direktur Utama President Director
The Commitment of the Company to fulfill its environment responsibility is reflected in many activities for the entire year.
Selamat datang di Laporan Keberlanjutan PT Bukit Asam (Persero) Tbk tahun 2008. Laporan ini merupakan laporan keberlanjutan tahun ke 4.
Welcome to the Sustainability Report of PT Bukit Asam (Persero) Tbk for 2008, representing our fourth sustainability report.
Adalah kebanggaan bagi Kami sebagai BUMN, dapat menerbitkan laporan keberlanjutan ini. Melalui laporan ini Kami mengkomunikasikan kepada para pemangku kepentingan, tentang kinerja keberlanjutan (sustainability performance) Perseroan tahun 2008.
As a state-owned enterprise we are immensely proud to be able to produce this report, through which we are able to communicate to our shareholders our sustainability performance for 2008.
Bagi Kami, keberlanjutan memiliki makna strategis. Bukan saja terkait kemampuan pencapaian laba (profit), tetapi juga kewajiban menjaga masa depan bumi (planet) dan manusia (people). Kami menyadari, keberlangsungan Perseroan di masa depan sangat ditentukan tiga unsur ini: profit, planet, people. Hal yang disebut sebagai Prinsip “3P”. Terkait hal tersebut, Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam konteks keberlanjutan, Kami juga berupaya mengikuti standarstandar lainnya yang dianggap sebagai best practices dalam industri pertambangan, khususnya batubara. Lebih lanjut untuk mewujudkan Prinsip “3P”, Kami menjabarkan strategi keberlanjutan Perseroan dalam 6 (enam) komponen utama yang dijalankan secara terpadu. Pertama, meningkatkan ketangguhan kinerja ekonomi. Kedua, melakukan penambangan berwawasan lingkungan. Ketiga, menjaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Keempat, mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Kelima, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keenam, penguatan tata kelola dan etika bisnis.
For us, sustainability has a strategic significance. More than being simply related to the ability to record profit, it also touches on our obligation to preserve people’s lives and the environment of the planet. We are fully aware that the Company’s sustainability depends a great deal on three elements, namely profit, planet and people, known simply as the 3Ps Principle. Therefore, we are highly committed to conducting our social and environmental responsibility in line with the existing regulations. In terms of sustainability, we strive to adhere to standards regarded as the best practices in the mining industry, especially coal mining. In order to implement the 3Ps Principle, we break the Company’s sustainability strategy into six main components. First, improving economic performance; second, conducting mining with close adherence to environmental protection; third, ensuring Safety and Occupational Health (referred to in the report as K3); fourth, developing human resources; fifth, development and empowerment of the community economy; and sixth, the implementation of good governance and business ethics.
04
Tahun 2008 merupakan tahun penuh tantangan bagi Kami. Situasi yang tak terlepas dari krisis finansial global dan harga komoditi batubara yang berfluktuasi tajam. Namun dengan kerja keras seluruh pihak, Kami berhasil melewati tantangan tersebut. Ini dibuktikan dengan pencapaian kinerja ekonomi yang memuaskan, dimana perolehan nilai ekonomi tahun 2008 mencapai Rp 7,36 triliun atau meningkat 74% dibanding tahun 2007 sebesar Rp 4,24 triliun Kinerja ekonomi yang baik itu pastinya berpengaruh pada kontribusi Perseroan kepada penerimaan negara. Kontribusi Perseroan berupa pembayaran berbagai jenis pajak dan royalti kepada negara dalam tahun 2008 mencapai Rp. 1,44 triliun, atau meningkat 87% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 770,29 miliar. Sedangkan pembayaran deviden kepada pemegang saham, termasuk pemerintah dalam tahun 2008 mencapai Rp 380 miliar atau meningkat 57% dibanding pembayaran dividen dalam tahun 2007 sebesar Rp 242,83 miliar. Pada tahun ini Kami tidak menerima bantuan keuangan dari Pemerintah, baik untuk belanja rutin perseroan maupun untuk investasi. Seluruh aktivitas perusahaan menggunakan biaya internal Perseroan. Berbagai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) selama tahun 2008, telah dijalankan melampaui target yang ditetapkan. Jumlah pengeluaran dana untuk program kemitraan tahun 2008 mencapai Rp 10,19 miliar, atau 14% dari rencana sebesar Rp 8,93 miliar. Begitu pula berbagai kegiatan dalam program bina lingkungan selama tahun 2008 telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan ini utamanya ditujukan untuk meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi Perseroan. Jumlah pengeluaran untuk kegiatan program bina lingkungan sepanjang tahun 2008 adalah Rp 35,6 miliar, atau meningkat 39% dibanding tahun 2007 sebesar Rp 25,6 miliar. Dalam bidang lingkungan, sebagai perusahaan pertambangan Kami menempatkan aspek lingkungan sebagai salah satu tanggung jawab penting dari kegiatan operasional Perseroan. Aspek lingkungan meliputi isu keanekaragaman hayati, penggunaan air, pemantauan emisi, dan pengelolaan limbah. Mulai dari proses persiapan produksi hingga penjualan ke pelanggan, semuanya dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung pelaksanaan tanggung jawab lingkungan. Dampak signifikan dari kegiatan pertambangan serta implikasinya terhadap masyarakat, diatasi melalui berbagai upaya yang mengacu pada parameter indikator sasaran kebijakan lingkungan.
05
The year 2008 was full of challenges as a result of the global financial crisis and the sharp fluctuation of coal prices. Nevertheless with hard work by all parties, we overcame these problems, as evidenced by the satisfying economic performance, with our economic value during 2008 reaching Rp 7.36 trillion, an increase of 74% compared to the 2007 performance of Rp 4.24 trillion. The encouraging economic performance assists the Company to contribute to state income. The Company contribution in the form of payment of various taxes and royalties to the state in 2008 reached Rp 1.44 trillion, an increase of 87% compared to the previous year’s figure of Rp 770.29 billion. Meanwhile dividend payments to stakeholders, including the government, during 2008 reached Rp 380 billion, an increase of 57% compared to the 2007 figure of Rp 242.83 billion. This year we did not receive any financial assistance from the government for our recurring expenses or investment. The entire Company activity used the internal financial resource. A great number of community development and empowerment programs are being conducted through the Partnership and Community Development Programme (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/PKBL). In 2008 this program exceeded its targets, with total funds disbursed of Rp 10.19 billion, an increase of 14% from the target of Rp 8.93 billion. Other activities within the 2008 Community Development program were also conducted effectively. These activities are conducted with the aim of improving the living standard and welfare of the people living around the Company’s operational sites. Total disbursements in the Community Development Program in 2008 were recorded at Rp 35.6 billion, an increase of 39% compared to the 2007 figure of Rp 25.6 billion. In terms of environmental protection, as a mining company we regard environmental aspects as among the most important responsibilities in our operational activities. These aspects include issues of biodiversity, water consumption, emission monitoring, and waste treatment. Starting from the production preparation process to sale to customers, all activities are performed with high regard to environmentally responsible conduct. The significant impact of mining and its implications for society are resolved in line with the establishment of environmental policy target indicator parameters.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Reklamasi lahan bekas tambang yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2008, secara kumulatif mencapai 4.367 hektar. Jumlah ini mencapai 47% dari seluruh luas lahan yang telah dibuka. Sedang dana reklamasi yang telah disisihkan per 31 Desember 2008 berjumlah Rp 120,8 miliar. Kami memilih tanaman yang bermanfaat bagi masyarakat lokal untuk ditanam di lahan reklamasi, dan kewajiban reklamasi ini akan berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Reclamation of former mining sites conducted up until the end of 2008 involved an accumulated area of 4.367 hectares. This encompasses 47% of the total area of land clearance. Total expenditure on reclamation to 31 December 2008 amounted to Rp. 120.8 billion. This process involves the selection for the reclamation site of types of vegetation which are useful for the local community through a sustained reclamation program.
Hal lain yang menggembirakan adalah kinerja Perseroan dalam bidang K3. Selama tahun 2008 Kami berhasil dengan pencapaian zero accident. Pencapaian ini menandakan penerapan prosedur serta standar baku K3 telah dilaksanakan secara efektif. Namun demikian ke depannya berbagai kebijakan pengelolaan K3 akan terus disempurnakan sesuai perubahan lingkungan kerja.
Other achievements included the Company’s performance in K3. We recorded zero accidents in 2008, an achievement demonstrating the effective implementation of procedures. In the future, some K3 management policies need to be improved in accordance with changes in working environments.
Sebagai salah satu komponen signifikan dalam meningkatkan kinerja keberlanjutan Perseroan, pengelolaan SDM menjadi prioritas utama Kami untuk terus menerus dikembangkan. Perencanaan, pengembangan, pendidikan dan pelatihan, administrasi karyawan dan hubungan industrial selama tahun 2008 telah dijalankan secara efektif. Semua hal tersebut akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang dan dalam kaitan ini, tata kelola yang sehat dan etika bisnis yang andal menjadi acuan dasar dalam pengembangan SDM.
As one of the significant components in the improvement of sustainability performance by the Company, human resources development is a priority for continuous improvement. Planning, development and training, employee administration and industrial relations were conducted effectively in 2008 and efforts will be taken in the future to improve performance. In this respect, good corporate governance and strong business ethics will be the guidelines applied in Human Resources Development.
Meskipun pencapaian kinerja keberlanjutan Perseroan tahun 2008 menggembirakan, namun lingkungan ekonomi makro yang bergejolak akibat krisis finansial global merupakan tantangan bagi Perseroan di tahun mendatang. Krisis ini diprediksi dapat mempengaruhi ketepatan ketersediaan dan penyerahan batubara kepada pelanggan sehingga dapat mengganggu kelancaran roda industri nasional.
Despite the fact that the Company’s sustainability performance has been encouraging, the macro-economic environment resulting from the global financial crisis creates challenges for the future. The crisis is predicted to influence the availability and delivery of coal to customers, a factor which could inadvertently disturb the performance of the nation’s industrial sector.
Namun Kami yakin, semua tantangan tersebut akan dapat diatasi. Tentu saja dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi yang tepat, kerja keras semua pihak di internal Perseroan, upaya kolaborasi dan sinergis dengan pihak-pihak terkait, serta dukungan dari para pemangku kepentingan termasuk masyarakat dan pemerintah.
We are confident that all of these challenges can be overcome. The right strategies, the dedication of all employees, collaboration and synergy with related parties and support from all stakeholders including the community and government will be required.
Akhirnya Kami mengharapkan, kiranya para pemangku kepentingan maupun pembaca laporan ini, berkenan menyampaikan masukan, saran, atau koreksi yang konstruktif atas laporan ini. Semua hal tersebut akan berguna untuk penyempurnaan, baik bagi operasi Perseroan maupun penulisan laporan keberlanjutan tahun mendatang. Tanjung Enim, Mei 2009
We hope that our stakeholders and readers of this report will take time to contribute inputs, advice and constructive criticism. Such contributions will be valuable for the operational activity of the Company, as well as for the drafting of similar reports in the future.
Tanjung Enim, May 2009 Ir. Sukrisno
Direktur Utama President Director
06
Profil Perusahaan Company Profile Kami komitmen tinggi untuk melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip penambangan yang baik (best mining practices) dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yang terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. We are highly committed to conduct mining operations in line with the existing laws and regulations and with the best mining practices to achieve sustainable development, consisting of three related main pillars, namely the economic, environmental and social aspects. Sejarah Singkat
History in Brief
Sejarah penambangan batubara di Tanjung Enim yang sekarang menjadi bagian Provinsi Sumatera Selatan, dimulai tahun 1919 pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Ketika itu kegiatan penambangan dilakukan dengan sistem penambangan terbuka atau open pit mining yang beroperasi pertama kali di daerah Air Laya. Tambang bawah tanah di Tanjung Enim mulai dilakukan tahun 1923 sampai pada awal dasawarsa 1940-an.
The history of mining in Tanjung Enim, now a part of South Sumatera Province, dates back to 1919 during the Dutch colonial period. At that time the open pit mining system was used, with the first operational location in the area of Air Laya. Underground mining began at Tanjung Enim in 1923 and continued until the beginning of the 1940s.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1950 pemerintah menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 2 Maret 1981, PN TABA berubah status menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).
Following the establishment of the independence of the Republic of Indonesia,, in 1950 the government approved the establishment of a state enterprise coal mining firm, Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). On 2nd March 1981, PN TABA changed it status to become a limited company called PT Bukit Asam (Persero) Tbk, abbreviated here as the Company.
Pada tahun 1990 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tertanggal 30 Oktober 1990, Perum Tambang Batubara Ombilin bergabung dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Pada tahun 1993 Perseroan ditugaskan pemerintah untuk mengembangkan usaha briket batubara.
As a result of Government Decree Number 56 of 30 October 1990, the Ombilin Coal Mining Company was merged with the Company in 1993. In that year, the government also ordered the Company to develop coal briquette business.
Pada 23 Desember 2002, Perseroan resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode "PTBA". Bidang dan Kegiatan Usaha Sebagai sebuah perseroan dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kami turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang pembangunan ekonomi nasional. Kami komitmen tinggi untuk melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip penambangan yang baik (best mining practices) dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yang terdiri dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Untuk mewujudkan komitmen tersebut. Kami melakukan kegiatan usaha seperti berikut: a. Mengusahakan pertambangan, meliputi; penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.
07
The Company was publicly listed company on the Indonesian Stock Exchange with the code "PTBA" on 23 December 2002. Scope and Business Activity As a company with the status of State-Owned Enterprise, we participate and support government policies and programs within the national scheme for economic development. We are highly committed to conduct mining operations in line with the existing laws and regulations and with the best mining practices to achieve sustainable development, consisting of three related main pillars, namely the economic, environmental and social aspects. To meet this commitment, we conduct business operations as follows: a. Conduct mining activities including general research, exploration, exploitation, processing, purification, transportation and trading of mining products, particularly coal.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Penggalian dengan sistem BWE
Penimbunan den gan spreader Dumping using spreader
Excavation using BWE system
b. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara.
b. Conduct further processing of mining products, particularly coal.
c. Memperdagangkan hasil produksi di dalam dan di luar negeri, sehubungan dengan usaha Perseroan, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain.
c. Trading of mining products in line with corporate core business, including the Company's own products or from other partners in the overseas and domestic markets.
d. Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pelabuhan dan/atau dermaga khusus batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.
d. Management and/or operation of ports and/or special platforms for coal, for our own requirements or those of other parties.
e. Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain.
e. Management and/or operation of coal-fired power plants for our own activities or those of other parties.
f. Memberikan jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang berhubungan dengan pertambangan batubara serta hasil-hasilnya. Sumber Daya dan Cadangan Batubara Dalam melakukan kegiatan penambangan, Kami beroperasi pada wilayah Kuasa Pertambangan (KP) yang ditetapkan pejabat berwenang. Dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gubernur maupun Bupati/Walikota. Perseroan memiliki wilayah KP untuk tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66.414 hektar. Wilayah dimaksud meliputi Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat di Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari: -
Air Laya (KW.00PP0083): 7.621 hektar Muara Tiga Besar (DU.1426/SUMSEL): 3.300 hektar Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4.500 hektar Banko - Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2.423 hektar Banko - Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22.937 hektar Bunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari (KW.DP.16.03.04.01.04): 24.751 hektar - Bukit Kendi (KW.97PP0146): 882 hektar
f. Provide consultation services and engineering in fields related to coal and its products. Energy Resource and Coal Reserve In conducting its activities the Company operates within the area specified in the Mining Right (KP) issued by the appropriate authority. Responsible authorities are the Minister of Energy and Mineral Resources, the Governor as well as the Regent or Mayor. The company holds Mining Right to areas covering 66,414 hectares. The area is enclosed within the Regencies of Muara Enim and Lahat. In general, the areas that are part of the concession of the Company are as follows: -
Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 hectares Muara Tiga Besar (DU. 1426/SUMSEL) : 3,300 hectares Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4,500 hectares Banko - Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002A): 2,423 hectares Banko - Suban Jeriji (KW.ME.01.ET.002B): 22,937 hectares Bunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari (KW.DP.16.03.04.01.04) : 24,751 hectares - Bukit Kendi (KW.97PP0146): 882 hectares
08
Selain itu juga ada tambang batubara Ombilin dengan luas 3.950 hektar, dan terdiri atas:
In addition there is the Ombilin mine encompassing 3,950 hectares consisting of:
- Sigalut (KW.99FEP022): 2.950 hektar - Sijunjung (KW00/PP0256): 1.000 hektar
- Sigalut (KW.99FEP022) : 2,950 hectares - Sijunjung (KW00/PP0256) : 1,000 hectares
Kami juga memiliki wilayah KP di lokasi Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (KW.96PP0289) yang berada di Provinsi Riau. Adapun luasnya mencapai 17.100 hektar.
The Company also hold Mining Rights at Peranap, Indragiri Hulu Riau Regency (KW.96PP0289), Riau Province. This concession encompasses 17,100 hectares.
Merujuk penilaian sumber daya (resources) dan cadangan (reserve) yang dibuat pihak independen, International Mining Consultant (IMC), diketahui total sumber daya batubara mencapai 7,3 miliar ton yang tersebar di wilayah KP yang dikuasai Perseroan.
In the report on the assessment of resources and reserves issued by an independent firm, International Mining Consultant (IMC), the total resources of the Company were found to have reached 7.3 billion tons. All these reserves are present in the area covered by the Mining Right belonging to the Company.
Sedangkan jumlah cadangan tertambang mencapai 1,8 miliar ton. Jumlah ini belum termasuk cadangan tertambang pada wilayah KP yang berlokasi di Kabupaten Lahat yang sedang bersengketa. Apabila termasuk cadangan tertambang pada wilayah KP tersebut, maka jumlah cadangan tertambang mencapai 2,0 miliar ton.
The amount of mineable reserve reaches 1.8 billion tons. This numbers excludes the mineable reserve in the Mining Concession in Langkat Regency which is currently in dispute. The mineable reserve including this would make the total of mineable reserve to 2.0 billion tons. Coal Product
Produk Batubara Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara, yang dibedakan berdasarkan kualitas bahan terkandung yang ada di dalamnya.
CV
TM
IM
The company produces a variety of coal products based on quality content as described in the following table.
Ash
VM
FC
TS
Coal Brand
(Kcal/kg adb)
(%, ar)
(%, adb)
(%, adb)
(%, adb)
(%, adb)
(%, adb)
BA 58
5,800
28
14.0
8.0
40
37.0
0.8
BA 59
5,900
28
14.0
8.0
40
37.5
0.8
BA 63
6,300
22
10.5
7.0
40
43.0
0.8
BA 67
6,700
18
9.5
7.0
40
44.5
0.7
BA 70
7,000
14
7.0
7.0
40
47.5
0.7
09
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Struktur Organisasi
Organizational Structure
Untuk menunjang seluruh kegiatan usaha dan operasional Perseroan, Kami menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif dalam pengambilan keputusan. Semuanya didasarkan pada spesialisasi serta kejelasan fungsi organisasi.
In order to be able to execute the duties and operations of the Company, we apply a dynamic, efficient and effective organizational structure for decision making. This is based on organizational specialization and functions.
10
& truk menggunakan shovel Proses penambangan k using Shovel & truc Excavation process
si ta tion porta Trans anspor or Tr Convey
Prose s
penga
palan Shipp ing
Visi, Misi dan Strategi
Vision, Mission and Strategy
Visi:
Vision :
- Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan
- To become an environmentally friendly coal-based energy company
Misi:
Mission:
- Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan - Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham - Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja - Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional - Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
-
Strategi: Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan enam langkah strategis: -
Fokus pada pertumbuhan produksi/penjualan batubara Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 Restrukturisasi korporasi Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja. - Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja (performance-based reward) - Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan.
11
Focus on core competency and sustainable growth Maximize shareholder's return Promote a performance-based corporate culture Contribute to national economic development Make maximum contribution to the improvement of community welfare and conservation of the environment
Strategy: Efforts to become a prominent environmentally friendly coalbased energy company in Indonesia are pursued through six strategic steps: - Focus on the growth of coal production/ sales - Focus on the project with readiness scale of I - Corporate restructuring - Boost the competency and regeneration of human resources as well as promoting a performance-based corporate culture. - Promote a performance-based reward system - Improve the performance level in environmental management.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Lokasi Operasi Perseroan/ The Company Operational Location
W. Natuna E. Natuna
SAMARINDA
2 1 PADANG
1
BALIKPAPAN
PALEMBANG MUARA ENIM
1 PRANAP CERENTI
Kuasa Pertambangan / Mining Rights Sumberdaya / Resources : 0,80 miliar ton / billion tons Cad tertambang / Coal Reserve : 0,37 miliar ton / billion tons
4
PEKANBARU
2
3 1 2 3
LAMPUNG
5 JAKARTA
2 OMBILIN
Unit Pertambangan / Mining Unit Sumberdaya / Resources Cad Tertambang / Coal Reserve 3 TANJUNG ENIM Unit Pertambangan / Mining Unit Sumberdaya / Resources Cad tertambang / Coal Reserve
SURABAYA
: 0,10 miliar ton / billion tons : 0,02 miliar ton / billion tons
3
: 6,35 miliar ton / billion tons : 1,59 miliar ton / billion tons
4 SAMARINDA - IPC
Kuasa Pertambangan/ Mining Right Sumberdaya / Resources : 0,045 miliar ton / billion tons Cad Tertambang / Coal Reserve : 0,01 miliar ton / billion tons
5 JAKARTA
Kantor Perwakilan/ Representative Office
Kepemilikan Perseroan/ Company Ownership : 51%
1 Pelabuhan/ Port TELUK BAYUR Stockpile / Stockpile : 90.000 ton / tons Kapasitas / Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/years Kapal / Ship : Max 40.000 DWT
1 Pabrik Briket / Briquette Factory TANJUNG ENIM Kap. 12.000 ton/tahun tons/years
Sumberdaya / Coal Resources (7,29 miliar ton) TANJUNG ENIM OMBILIN CERENTI SAMARINDA
: 87 % : 1 % : 11% : 1 %
2 Dermaga/ Pier KERTAPATI Stockpile / Stockpile : 50.000 ton / tons Kapasitas / Capacity : 2,5 juta ton/tahun million tons/years Kapal / Ship : Max 8.000 DWT
2 Pabrik Briket / Briquette Factory LAMPUNG
3 Pelabuhan/ Port TARAHAN Stockpile / Stockpile : 560.000 ton / tons Kapasitas / Capacity : 12 juta ton/tahun million tons/years Kapal / Ship : Max 80.000 DWT
3 Pabrik Briket / Briquette Factory GR ESIK
Kap. 8.000 ton/tahun tons/years
Kap. 95.000 ton/tahun tons/years
Cadangan Tertambang / Coal Reserve (1,99 miliarton) TANJUNG ENIM OMBILIN CERENTI SAMARINDA
: 80 % : 1 % : 18% : 1 %
12
Pengelolaan Lingkungan Environmental Management
PT Bukit Asam (Persero) Tbk. telah menyusun program pelestarian lingkungan yang merupakan bagian dari apa yang disebut Green Mining suatu upaya pelestarian lingkungan dalam konteks penggalian batubara. Green Mining is an effort to preserve natural resources and natural condition, and conducted as part of the environmental campaign of PT Bukit Asam (Persero) tbk.
Sebagai perusahaan pertambangan yang memiliki predikat sebagai good corporate citizenship, Kami menempatkan masalah pelestarian lingkungan sebagai salah satu bagian penting dari kegiatan operasional Perseroan. Mulai dari proses persiapan produksi hingga penjualan ke pelanggan, semuanya dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai faktor yang mendukung pelaksanaan kebijakan pelestarian lingkungan.
As a company that is recognized for its good corporate citizenship, we place environmental environmental conservation as an important factor in the Company's operations. Starting right from the production preparation process to sales to customers, all activities are conducted paying utmost attention to a variety of factors that support the implementation of environmental conservation policies.
Perseroan merupakan perusahaan tambang batubara yang menjalankan metode penambangan terbuka. Baik secara continue mining dengan menggunakan BWE system maupun konvensional menggunakan shovel & truck. Sedapat mungkin Kami berupaya mengurangi dampak dari kegiatan pertambangan serta implikasinya terhadap masyarakat.
The Company is a mining company that uses the open-pit mining system. Whether in continuous mining using the BWE system or conventional methods using shovel and truck, we strive to reduce the impact of mining activities and their implication for the community.
Acuan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan sepanjang tahun 2008 adalah: - Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pengembangan Unit Pertambangan Tanjung Enim yang telah disetujui Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan Surat Keputusan Nomor 574/ KPTS/ Bapedalda/ 2004 tertanggal 30 Oktober 2004. - Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RTKPL) PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan Tanjung Enim Tahun 2008, yang telah disahkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Selatan atas nama Gubernur Sumatera Selatan, Nomor 540/214/Dispertamben/ 2008 tertanggal 12 Maret 2008.
13
The references governing management and environmental monitoring in 2008 are as follows: - Analysis Document on the Environmental Impact (AMDAL) of development of Tanjung Enim was approved by the Governor of South Sumatera Province through Decree Number 574/ KPTS/ Bapedalda/ 2004 dated 30 October 2004. - Rencana Tahunan Kelola dan Pemantauan Lingkungan (RTKPL)/ The Annual Plan for Environment Monitoring and Management of PT Bukit Asam (Persero) Tbk for its Tanjung Enim mine for 2008 was approved by the Head of the Mining and Energy Office of South Sumatera on behalf of the South Sumatera Governor, through decision No 540/ 214/ Dispertamben/ 2008 of 12 March 2008.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Sasaran Lingkungan
Environmental Target
Indikator sasaran lingkungan ditetapkan setiap tahun dan didasarkan penilaian terhadap dampak penting dari kegiatan penambangan serta peraturan-peraturan lingkungan yang berlaku saat ini. Indikator tersebut meliputi pencapaian kegiatan reklamasi lahan bekas tambang, parameter keluaran kualitas air, kualitas udara dan pengolahan limbah/sampah serta hydrocarbon. Upaya perbaikan terus dilakukan untuk setiap parameter sebagai komitmen Kami memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan.
The indicators for environment objectives are set each year based on the assessment of the impact of mining activities from the standpoint of prevailing regulations. These indicators include achievements including reclamation of mined land, parameters on matters including discharged water quality, air quality, waste and waste water as well as hydrocarbon impacts. Improvements are continuously introduced for each parameter in line with the Company's commitment to fulfill all obligations required under existing environmental regulations.
Evaluasi terhadap indikator sasaran lingkungan dibahas setiap tahunnya dalam forum manajemen lingkungan review, yang merupakan persyaratan dari ketentuan ISO 14001. Perseroan selanjutnya menetapkan rencana perbaikan sasaran lingkungan pada setiap parameter indikator untuk tahun berikutnya. Dengan upaya ini maka sasaran lingkungan akan terus diperbaiki dari tahun ke tahun guna mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal. Tujuannya agar dampak lingkungan dari kegiatan operasional dapat dikendalikan.
Evaluation of indicators for environmental targets is conducted annually during the environmental management review forum, required by ISO 14001. The Company subsequently determines the environmental improvement targets as indicators for the following year. This process allows for continuous enviromental improvements from year to year, in order to achieve maximum compliance. The goal is that impacts on the environment from operational activities can be controlled.
Tabel Indikator Sasaran Lingkungan 2008 The Indicators of Environmental Targets 2008 No
Parameter/ Parameters
1
Melakukan revegetasi lahan / Land revegetation (ha)
2
Menjamin Keluaran Air dari Tambang Memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No 18 Th 2005 Ensuring that water discharge quality meets the Stipulated Enviromental Standard (BML) pH TSS Fe Mn Menjamin Kualitas Udara Ambien dan Emisi Udara di Area Tambang dan Sekitarnya Memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai Per Gub Sumsel No 17 Th 2005 Ensuring that the air quality ambient and within the operational areas meets the standard as stipulated in the regulation
3
SO2 µg/Nm3 CO µg/Nm3 NO2 µg/Nm3 O3 µg/Nm3 Debu/ Dust particles µg/Nm3 4
5
Penaatan Pengelolahan Limbah B3 dari Kegiatan Operasional Sesuai PP No 18 Th 1999 Jo PP No 85 Th 1999 Management of Waste B3 from operational activities meets the requirement Pemenuhan Provisi Lingkungan Rp/ton Environmental Provision Fulfillment
Rencana/ Plan
Realisasi/ Actual
110
181
6-9 < 300 mg/lt < 7 mg/lt < 4 mg/lt
6.01 - 7.85 2 - 142 0.018 - 5.76 0.0227 - 0.9858
< 900 < 30,000 < 400 < 235 < 230
40.6 - 405 1.5 - 5153 21.64 - 310 0.15 - 77 15-217
100
100
Rp 2,469/ton
Rp 3,969/ton
14
Struktur Organisasi Lingkungan
Environmental Organization Structure
Secara struktural satuan kerja lingkungan berada di bawah kendali General Manager Perseroan. Terdapat tiga satuan kerja lingkungan berdasarkan fungsinya. Masing-masing adalah perencanaan lingkungan di bawah Unit Perencanaan, pengelolaan lingkungan di bawah Unit Penambangan dan pemantauan lingkungan di bawah Unit Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pembagian fungsi ini membuat upaya pengelolaan lingkungan akan lebih terkendali, dari perencanaan sampai implementasinya.
In structure, the environmental work unit is supervised by the Company General Manager. There are three specific work units based on function: Environmental planning is the responsibility of the Planning Division; Environmental Management is the responsibility of the Mining Unit; and Environmental Control is the responsibility of the Safety and Occupational Health (K3) Unit. This division of functions enables more controlled environmental management, from planning to implementation.
General Manager UP Tanjung Enim Tanjung Enim Mining Units General Manager
Senior Manager Perencanaan Planning Senior Manager
Manager Perencanaan Lingkungan Environmental Planning Manager
Fungsi Perencanaan Planning Function
Senior Manager Penambangan Mining Senior Manager
Manager K3 & Lingkungan Environmental and Occupational Safety & Work Health Manager
Fungsi Inspeksi Inspection Function
Manager Penunjang Tambang Mining Support Manager
Asisten Manager Pengelolaan Lingkungan & Reklamasi Reclamation & Environmental Management Assistant Manager
Fungsi Pelaksana Executive Function
15
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Pelatihan Lingkungan
Environmental Training
Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan di bidang lingkungan, Kami mengembangkan beberapa program pelatihan yang dilakukan secara in-house maupun eksternal. Pelatihan tersebut mencakup materi ISO 14001, aspek lingkungan yang penting meliputi pemantauan, komunikasi, penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), reklamasi, kualitas air, air asam tambang dan AMDAL.
In order to improve employees' knowledge and skills in the area of the environment, we have developed a number of training programs which are conducted both in-house and externally. These programs include material on ISO 14001 and important environment aspects including monitoring, communication, toxic and dangerous waste (B3), reclamation, water quality, mine acid water and Environment Impact Assessment.
Ketentuan membuat serta mengembangkan kebutuhan pelatihan untuk setiap pemegang posisi/jabatan di Perseroan, diatur oleh satuan kerja pendidikan dan pelatihan (Satker Diklat). Secara struktur Satker Diklat berada di bawah kendali Senior Manajer SDM.
Provisions to create and develop training requirements for persons in leadership positions in the Company are regulated by the education and training task force. This task force is under the Senior Manager for Human Resource Development.
Tabel Pelatihan Lingkungan Environmental Training No
Nama Pelatihan/ Types of Training
Peserta/ Participant Pelaksana/ Organizer Tempat/ Venue
1
Air Asam Tambang dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang Mine Acid Water and Post Mining Land Reclamation 2 Awareness SMK3-SML 3 Community Development 4 Pemantauan dan Evaluasi Data Lingkungan Monitoring and Environment Data Evaluation 5 Pembinaan Lingkungan Environmental Development 6 Pengambilan Contoh Lingkungan Environment Sample Collection 7 Pengelolaan B3 dan Pengendalian Limbah B3 B3 Waste Management and Controls 8 Penyusunan Laporan RKL/RPL atau UKL/UPL Drafting reports on RKL/RPL or UKL/UPL 9 Planning Programme for Effective and Sustainable CSR/CD 10 Sistem Manajemen Terpadu SMM, SMK3 & SML Integrated Management for Quality Management System, Safety and Work Health System and Environmental Management System Total
6
ITB
Bandung
152 4 8
Neville CFCD PTBA
Tanjung Enim Bogor Tanjung Enim
90
PTBA
Tanjung Enim
2
MTO
Bogor
131
Benefita
3
BLH SS
Jakarta & Tj. Enim Palembang
1 38
ICSD LIPI
Yogyakarta Tj.Enim
435
Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Land Clearing and Reclamation of Used Mining Sites
Dalam rangka peningkatan produksi batubara, pada tahun 2008 Kami menambah bukaan seluas 40,1 hektar untuk kegiatan penambangan. Luas wilayah bukaan ini termasuk daerah penimbunan batuan penutup dimana sebagian dilakukan di dalam bukaan tambang (metode backfilling) dan sebagian lagi di luar lubang tambang. Penimbunan dengan cara backfill dilakukan di areal dumping Muara Tiga Besar (MTB) dan Air Laya. Status kemajuan penggunaan lahan sampai akhir tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
In order to boost production of coal, in 2008 the Company cleared an additional 40.1 hectares of land for mining operations. This area includes a region of over-burden where the backfilling method was implemented, while other parts are outside the mine site. Filling by means of backfilling is conducted in the MTB and Air Laya dumping areas. The table below demonstrates progress in these activities in 2008.
16
Koordinasi lapangan Field Briefing
Lahan Basah Wetland
Tabel Penggunaan Lahan untuk Kegiatan Pertambangan Land Use for Mining Activities Uraian/ Description
No
Luas (Ha)/ Land Size
1
Kuasa Pertambangan/Mining Concession Size
2
Lahan Galian/Excavation Size
1,410
3
Lahan Timbunan/Backfilling Size
2,440
4
Lahan Bekas Tambang/Used Mining Size
15,421
120
Status Desember 2008/December 2008 status
Ketercapaian bukaan dan revegetasi yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2008, secara kumulatif mencapai 47% dari luas yang telah dibuka. Seluruhnya seluas 4.367,1 hektar.
Cumulative land clearance and revegetation conducted up until the end of 2008 stood at 47% out of the total area of clearance. The total area achieved is 4,367.1 hectares.
Tanaman yang dipilih untuk reklamasi adalah tanaman lokal maupun tanaman non lokal, tanaman buah dan tanaman jenis Dipterocarpaceae. Tanaman jarak (Jatropha curcas) yang ditanam di beberapa daerah reklamasi selama tahun 2006, kini telah mulai berbuah.
Plants chosen for reclamation are local species and non-local species, fruit trees and the species Dipterocarpaceae. Jatropha trees (Jatropha curcas) planted at some reclamation sites during 2006 are beginning to bear fruit.
Kami menanam sekitar 54.650 pohon jarak di areal reklamasi seluas 21,86 hektar. Selain kepentingan reklamasi dan revegetasi, penanaman pohon jarak dan juga pohon kayu putih ditujukan untuk penelitian pemanfaatan lahan area pascatambang. Kedua jenis tanaman tersebut berpotensi menghasilkan minyak nabati yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
17
The Company has planted around 54,650 jatropha trees in a reclamation area of 21.86 hectares. Apart from reclamation purposes and revegation, the planting of jatropha and eucalyptus trees is aimed to assist research on the potential of former mining sites. These two species of trees have the potential to produce herbal oil that can be used for a variety of purposes.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tabel Realisasi Kemajuan Revegetasi per KP tahun 2008 Progress Chart on the Revegetation per Mining Concession 2008 URAIAN DESCRIPTION
TAL
BANKO BARAT
MTB
TOTAL
Bukaan/Land Clearing (Ha)
3,069.7
842.7
454.7
4,367.1
Revegetasi/Revegetation (Ha)
1,422.9
443.43
211.7
2,078.03
Kemajuan/ Progress (%)
46%
52%
46%
47%
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk Areal Reklamasi
Management of Biological Diversity for the Reclamation Areas
Kami menyadari penambangan terbuka berpotensi mengakibatkan perubahan rona awal lingkungan, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk itulah Kami melakukan berbagai upaya guna mempertahankan keanekaragaman hayati, diantaranya memperbanyak bibit tanaman lokal dan langka yang diidentifikasikan dalam studi AMDAL. Dalam pelaksanaannya upaya tersebut dilakukan berbarengan dengan kegiatan reklamasi.
We are fully aware that the open mining system will lead to changes in the environment, including the loss of biological diversity. Because of this we have conducted a number of efforts to retain biological diversity, by means such as adding the number of local and rare plants identified as part of Environmental Impact Assessment studies. These efforts are conducted at the same time as reclamation processes.
Reklamasi yang dilakukan terbagi dalam tiga tahapan. Pertama, penanaman tanaman penutup untuk mengurangi erosi. Kedua, penanaman tanaman cepat tumbuh (pioneer) untuk membentuk naungan (canopy). Ketiga, penanaman jenis tumbuhan hutan hujan tropis (rain forest species) baik spesies lokal maupun yang tergolong langka. Jumlah tumbuhan lokal yang telah ditanami pada luas daerah yang menjadi lokasi penanaman dengan cara penyulaman maupun pengkayaan sepanjang tahun 2008 mencapai 61.555 batang. Daftar tanaman lokal yang dikembangkan adalah seperti yang disampaikan pada tabel berikut.
Reclamation is divided into three stages: First, planting of groundcover plants to prevent erosion. Second, planting of fast-growing pioneer plants to create a canopy. Third, planting of tropical rain forest species, both local and rare species. The number of native trees planted on the location prepared for planting by means of insertion or proliferation in 2008 reached 61,555 trees. The list of local plants utilized is given in the table below.
Tabel Jenis Tanaman yang Dikembangkan Tahun 2008 Plants developed in 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Tanaman Plants Albasia Bambu Johar Ki ujan Mahoni Merbau Tembesu Seru (puspa) Jati Flamboyan
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jenis Tanaman Plants Meranti Tanjung Durian Sukun Klengkeng Mangga Kelapa Sawit Nangka Mimba Sengon Buto
No 21 22 23 24 25 26 27 28
Jenis Tanaman Plants Rambutan Ketapang Mindi Asam Jawa Puley Dadap Merah Sungkai Salam
18
Pemantauan Keanekaragaman Hayati di Perairan Sekitar Tambang
Biodiversity Monitoring in the Waters Surrounding the Mining Sites
Pada tahun 2008 Kami juga melakukan survei keanekaragaman hayati di daerah perairan terutama sungai, yang diperkirakan terpengaruh oleh kegiatan penambangan. Survei dilaksanakan bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Sriwijaya (Unsri).
In 2008 we also conducted a survey on the biodiversity in bodies of water, especially rivers, which were predicted to have been affected by mining activities. The survey was conducted in collaboration with the Center for Environmental Studies (PPLH) of the University of Sriwijaya (Unsri).
Kegiatan survei maupun pemantauan dilakukan setiap satu tahun, sesuai persyaratan AMDAL. Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa komunitas hewan plankton yang terdapat di perairan masih termasuk ke dalam kategori keanekaragaman jenis sedang sampai tinggi, dan hewan benthos yang terdapat di perairan masih termasuk ke dalam kategori keanekaragaman jenis sedang.
Survey activities and evaluation are conducted every year, in line with the requirement of the Environment Impact Assessment. The observation confirmed that the plankton colony types found in the water can be categorized as having middle to high degree of diversity, and the benthos colony types found in the water can be categorized as having middle degree of diversity.
Tabel Pemantauan Komposisi Kelimpahan & Keanekaragaman Biota Air Jenis Plankton Monitoring Report on the Quantity and Diversity of Plankton 2008 Table
19
Sungai Klawas
Sungai Lematang
0 0 4 2 2 2 0 2
0 2 8 0 2 0 0 0
0 0 6 2 2 0 0 0
0 0 4 0 2 0 0 4
2 2 8 8 6 1 1 4
10 14 18 0 28 6 4 2 0 2
14 10 16 0 22 4 4 0 2 2
6 6 10 0 16 0 0 0 0 0
2 0 8 2 6 2 0 0 0 0
2 2 8 4 16 0 0 0 2 0
0 4 8 2 8 0 0 0 0 0
6 4 14 2 14 8 4 2 0 0
4 0
0 8
0 2
2 0
0 2
0 0
2 6
6 4 12 2
8 2 12 2
2 0 4 2
2 0 4 2
2 0 2 2
0 2 4 0
8 4 8 2
Sungai Kiahan
2 4 6 10 6 2 1 2
Muara S. Lawai
4 2 8 10 8 0 0 2
Hulu S. Lawai
S. Enim Desa Karang. Raja
PHYTOPLANKTON CHLOROPHYCEAE Closterium sp. Cosmarium Mougeotia sp. Microspora sp. Netrium sp Pediastrum sp. Tetraedron Ulothrix sp. BACILLARIOPHYCEAE Bacillaria sp. Cocconeis sp. Diatoma sp. Eunotia Navicula sp. Nitzschia Pinullaria Pleurosigma sp. Surirella Synedra sp EUGLENOPHCEAE Euglena sp Trachelomonas sp CYANOPHYCEAE Anabaena sp. Nostoc sp. Oscillatoria sp. Phormidium sp.
S. Enim Ds. Darmo
Stasiun Pemantauan/ Monitoring Stations Taksa/Jenis Types
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tabel Pemantauan Komposisi Kelimpahan & Keanekaragaman Biota Air Jenis Benthos Monitoring Report on the Quantity and Diversity of Benthos 2008 Table
16 8
16 14
8 6
2 1 4
6 3 4
0 3 2
0 4 2
0 6 2
0 4 2
4 2 8
8
6
1
1
1
0
2
4 0 6
24 22 6
2 2 2
0 0 2
0 0 0
2 2 0
14 12 6
0
0
1
1
1
2
0
2 28 8 1.86
4 77 9 1.85
0 15 8 2.02
0 22 7 1.71
0 34 6 1.38
0 42 7 1.54
4 66 10 2.14
Sejak tahun 2005, Kami telah melakukan pengembangan budidaya ikan lokal di kolam bekas tambang yakni di kolam Karang Tinah. Kolam dimaksud sebenarnya adalah bekas kolam pengendap lumpur. Dari hasil pemantauan ada beberapa jenis ikan yang cocok dikembangkan di kolam tersebut.
Sungai Lematang
8 4
Sungai Klawas
2 0
Sungai Kiahan
2 0
Muara S. Lawai
0 1
Hulu S. Lawai
S. Enim Desa Karang. Raja
ANNELIDA Tubifex Annelida sp DIPTERA Argia sp. Chironomus sp. Polypedilum sp. EPHEMEROPTERA Baetis sp. GASTROPODA Goniobasis sp. Musculium sp. Gomphus sp. OLIGOCHAETA Limnodrilus sp. SIPHLUNURIDAE Siphlunurus sp. Jumlah Individu/ Individual Number Jumlah Jenis/ Types Indeks Keragaman Shannon (H') Shannon Variety Index
S. Enim Ds. Darmo
Stasiun Pemantauan/ Monitoring Stations Taksa/Jenis Types
Since 2005 we have conducted breeding of local fish species in pools at post-mining sites, namely the Karang Tinah pool. This pool is in fact a former mud sedimentation pool. Observations confirmed that a number of fish species are suitable for use in the pool.
Tabel Jenis ikan yang dikembangkan di Bekas KPL Karang Tinah oleh Masyarakat Fish species developed in Mud Sedimentation Pool by the Community Table
No
Jenis Ikan/ Type of Fish
Hasil Panen per bulan/ Harvest quantity per month
1
Gurami
± 250 kg/6 bulan/month
2
Ikan Mas
± 150 kg/6 bulan/month
3
Patin
± 450 kg/6 bulan/month
4
Lele
± 500 kg/4 bulan/month
5
Mujair
± 100 kg/6 bulan/month
6
Nila
± 500 kg/6 bulan/month
7
Bawal
± 75 kg /7 bulan/month
Selain memelihara beberapa jenis ikan di bekas kolam pengendap lumpur, Kami juga melakukan budidaya ikan dengan sistem keramba plastik. Adapun jenis ikan yang dibudidaya antara lain adalah ikan lele.
In addition to cultivating a number of fish varieties in the former sedimentation pool, we also cultivate fish using plastic containments. Catfish are the species used in this method.
20
Pemantauan Flora dan Fauna
Flora and Fauna Monitoring
Selama berlangsungnya tahap persiapan dan operasi penambangan, Kami juga memantau dampak yang ditimbulkan terhadap keberadaan flora dan fauna. Beberapa dampak yang berpotensi timbul adalah:
During the mining preparation and operation phases, we observe the impacts on the flora and fauna. The perceived impact are as follows:
- Terbukanya akses kepada kegiatan perburuan khususnya hewan babi hutan dan hilangnya habitat satwa liar terutama yang dilindungi. - Terganggunya populasi flora, khususnya yang bernilai endemik/langka. Untuk menanggulangi timbulnya dampak tersebut, Kami melakukan sejumlah langkah yakni: - Bekerjasama dengan tim dari Unsri melaksanakan pemantauan flora dan fauna pada daerah rencana penambangan. Data yang diperoleh selanjutnya dijadikan data base keanekaragaman hayati dan menjadi acuan dalam rangka reklamasi tambang pada masa mendatang. Dari pemantauan pada luasan daerah 4.225,07 hektar tercatat ada 98 spesies flora dan 98 spesies fauna yang telah terdata keberadaannya. - Pemantauan flora yang tumbuh di areal reklamasi oleh karyawan satuan kerja K3L. Pemantauan dilaksanakan dengan pengukuran/pengamatan di lapangan terhadap persentase pertumbuhan tanaman yang ada, untuk selanjutnya diolah/dianalisa. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pengelolaan terhadap vegetasi dan sejauh mana pengelolaan yang telah dilakukan. - Bekerjasama dengan PPLH Unsri melakukan pemantauan satwa liar sekali dalam setahun. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui jumlah dan keberadaan satwa liar di sekitar lokasi penambangan/penimbunan. Pengelolaan Air Asam Tambang Sebelum penggalian dijalankan, material tanah yang ada diklasifikasi dan selanjutnya dilakukan pemisahan batuan penutup berdasarkan potensi pembentukan asam batuan. Seluruh proses ini dilaksanakan dengan analisa geokimia Net Acid Generation (NAG) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasil analisa dipakai dalam penanganan air asam secara preventif khususnya di lokasi penimbunan. Analisa geokimia NAG dilakukan pada percontoh (sample) batuan yang berasal dari lokasi timbunan maupun areal front rencana pengalian. Kegiatan ini ditujukan untuk antisipasi pencegahan secara preventif dengan metode timbunannya.
21
- Increase of access to hunting, especially boars, and the loss of habitat for wild animals, especially for protected species - Disturbance of the population of plants, especially rare species. To prevent such losses, we take the following steps: - in collaboration with a team from UNSRI we conducted an evaluation of flora and fauna at a planned mining site. The data obtained is used as the database for the biological diversity and is used as a reference for reclamation in the future. Out of the monitored area of 4,225.07 hectares, some 98 species of plants and 98 species of animals have been documented . - Evaluation of the plants in the reclamation area is conducted by K3L staff. Activities including field measurement/observation are conducted by means of measurement and observation in the field of the percentage of vegetation that exists, in order to be processed and analyzed. This is conducted to obtain information on the effectiveness of vegetation management and the extent of such management . - In collaboration with PPLH UNSRI we conduct monitoring of wildlife activity once a year. This is conducted to determine the number and presence of wildlife in the mining area and the backfilling location. Mine Acid Water Management Before excavation commences, the soil material is classified and then separated from the rock sedimentation cover, based on the potential acid stone sedimentation. The whole process is conducted using geochemical analysis called NAG (Net Acid Generation) in cooperation with the Bandung Institute of Technology (ITB). The analytical results can be used in preventive Mine Acid Water management, especially in backfilling areas. The NAG geochemical analysis is conducted using rock samples originating from the dump site as well as the front of planned mining. This is conducted as a means of anticipation and prevention as part of the dumping process.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Informasi hasil analisa geokimia sangat penting untuk memperkirakan air asam tambang (AAT) sebelum dilakukan penggalian.
The results of geochemical analysis are of great importance in predicting the presence of Acid Mine Water before excavation is conducted.
Ada dua sistem yang Kami gunakan untuk pengelolaan AAT. Pertama, sistem aktif dengan pemberian kapur. Kedua, sistem pasif dengan menggunakan fasilitas kolam wetland atau lahan basah yang sangat berhasil untuk menurunkan kandungan logam khususnya besi (Fe) dan mangan (Mn).
Two systems are applied in Mine Acid Water management. First, the active system of applying lime. The second, the passive method using wetland pools or wetland, has proved to be very useful in reducing the content of iron (Fe) and manganese (Mn).
Untuk lokasi penimbunan, penanganan secara preventif dilakukan dengan metode incapsuled. Metode ini diberlakukan khusus untuk material yang mengandung potensi asam, dengan cara ditimbun di dalam dan setelah final ditutup dengan material non asam.
For the dump area, preventive measures are conducted by the incapsuled method. This is especially chosen to deal with materials with the potential to contain acid by burying it and covering it with a non-acidic material as a final cover.
BAGAN ALIR PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG (AAT) MINE ACID WATER MANAGEMENT PT BUKIT ASAM (Persero) Tbk.
Sumber AAT/ Mine Acid Water Sounce Pemompaan Pumping
Pengelolaan di Saluran Waterway Management
Pengelolaan Aktif Active Measure
Pengelolaan Pasif Passive Measure
Main Sump Tambang
KPL
Pembatuan Saluran Waterway Reinforcement Inlet (pH<6)
Saluran Air Waterways
Wetlan Outlet (pH>6)
Perairan Umum Outlet (pH 6-9)
Timbunan Tanah Penutup
Pembatuan Saluran
Saluran Air Waterways
MSF
22
Pemantauan Dampak Air Limpasan
Monitoring the Impact Water Disposal
Sebagaimana disyaratkan dalam AMDAL Pengembangan UPT PT Bukit Asam (Persero) Tbk 2004 dan standar pengelolaan lingkungan pada operasi penambangan, maka Kami berkewajiban mengelola seluruh air keluaran dari kegiatan penambangan. Hal tersebut dilaksanakan dengan pembangunan kolam-kolam pengendap dan pengeliran air ke dalamnya, disertai upaya pengapuran apabila diperlukan. Setiap keluaran akhir dari proses ini selanjutnya dipantau secara rutin untuk mengetahui kualitas airnya.
As stipulated in the Environment Impact Assessment of PTBA 2004 as well as environment conservation standards on mining operation, we are obliged to manage all water disposal from mining activities. This is conducted by constructing sedimentation ponds and channeling water into them, applying lime when needed. The water discharge is constantly monitored to determine its quality.
Untuk memastikan pemenuhan standar kualitas air yang keluar dari kegiatan penambangan, Kami juga melaksanakan upaya perbaikan terus-menerus. Antara lain dengan pengerukan sedimen, peningkatan kapasitas kolam pengendap dan pembangunan kolam pengendap baru. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari air keluaran kegiatan tambang. Pengelolaan Limbah Selama tahun 2008 Kami mencatat, tidak terjadi peristiwa tumpahan oli ataupun minyak yang masuk dalam kategori signifikan. Hal ini dimungkinkan karena adanya mekanisme kontrol dengan standar yang tertuang dalam "Hydrocarbon Management Handbook" dan "Waste Management Handbook". Pada tahun 2008, Departemen Lingkungan telah melakukan uji coba dalam pelaksanaan integrated audit. Cakupan audit meliputi aspek pemenuhan standar "Hydrocarbon, Waste and ISO 14001" dan dilakukan di beberapa bengkel milik Perseroan maupun kontraktor. Kami telah memiliki prosedur dan tim untuk penanggulangan tumpahan oli (Oil Spill Respons Team). Untuk mengoptimalkan kinerja tim, pada bulan Juni 2008 dilakukan pelatihan dan simulasi penanggulangan tumpahan minyak. Kami juga melengkapi setiap bengkel dengan perangkap minyak atau oil trap dan tanggul pengaman. Kedua fasilitas tersebut adalah peralatan tanggap darurat apabila terjadi tumpahan minyak di areal bengkel. Tak dapat disangkal untuk beberapa kondisi khusus terjadi keadaan dimana tanah yang menjadi lokasi kegiatan operasional Perseroan, telah terkontaminasi minyak. Kondisi seperti ini antara lain terjadi pada kegiatan operasional yang dilengkapi fasilitas interceptor. Untuk mengatasinya, maka tanah yang terkontaminasi akan diolah secara biologi menggunakan bakteri Petrophelyc. Kegiatan ini dilakukan di Muara Tiga Besar (MTB) dan untuk kegiatan tersebut Perseroan memiliki ijin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui Kep.Men.LH. Nomor 569/Tahun 2008.
23
To ensure that water discharged from the mining site is of standard quality, improvement measures are constantly conducted. Some of these activities include dredging of sedimentation, improvement in the capacity of sedimentation pools and construction of new pools. These measures are designed to reduce the impact of water from areas of mining activity. Waste Water Treatment During 2008 we recorded no significant lubricant or oil spill. This was made possible by a control mechanism with a standard formulated in the "Hydrocarbon Management Handbook" and "Waste Management Handbook". In 2008 the Department of Enviroment conducted tests on the implementation of an integrated audit. This audit covers aspects to fulfill standards "Hydrocarbon, Waste and ISO 14001", implemented in a number of workshops of the Company and its contractors. The Company has established procedures to deal with any oil spill, as well as an oil spill response team. To create optimal performance, in June 2008 a training program and simulation was conducted on the handling of an oil spill. We also equipped every workshop with an oil trap and safety dyke. These serve as the emergency response in the case of any oil spill in the workshop. There are a number of conditions in which oil spills can lead to contamintation by oil of soil in the Company's operation area. This can occur during operational activities with interceptor facilities. To overcome this problem the contaminated soil is treated biologically using Petrophelyc bacteria. This activity is conducted at Muara Tiga Besar (MTB). The Company possesses a permit for this activity issued by the Minister of Environment, Decree No.569 of 2008.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Ada dua sistem yang Kami terapkan dalam mengelola limbah. Untuk limbah umum yang berasal dari areal perumahan dan areal industri milik Perseroan, dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di areal dumping Banko Barat. Sedangkan limbah yang termasuk B3 dari unit kerja (bengkel), dikelola dengan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku.
Our waste management processes utilize two systems. For general waste originating from residential areas and Company industrial areas, it is disposed of at the final dumping site at Banko Barat. Meanwhile Dangerous and Toxic Waste (B3 Waste) from work units and workshops is treated according to prevailing government regulations.
Tabel Jumlah limbah B3 yang dikelola selama tahun 2008 The amount of B3 Waste treated during 2008 Jenis Limbah B3 Type of Toxic Waste
Satuan Measurement
Masuk Received
TOTAL Keluar Discharge
Persediaan Stock
293,938
254,690
39,248
Oli Bekas/ Lubricant
Liter
Baterai Bekas/ Used batteries
ea
323
249
74
Filter Oli Bekas/ Used lubricant filter
ea
20,391
10,632
9,759
Perseroan juga memiliki ijin dari Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui Kep.Men.LH.Nomor 792/Tahun 2008, untuk mengoperasikan alat pengolah limbah B3 dengan cara pembakaran atau insenator. Keberadaan alat tersebut terletak di daerah Limoa. Adapun karakteristik limbah yang diperbolehkan dibakar pada insinerator adalah limbah filter serta majun yang terkontaminasi oli dan limbah medis. Abu hasil insinerator selanjutnya dikirim ke pengelola limbah berizin untuk dikelola lebih lanjut.
The Company also holds a license from the State Minister of Environment, Decree No. 792 of 2008 allowing the operation of an incinerator to dispose of B3 Waste. This facility is located at Limoa. The characteristics of waste allowed to be burned in the incinerator are filter waste and substance contaminated by lubricants and medical waste. Ashes from the incinerator are transferred to a licensed waste treatment company for further treatment. Air Quality Management
Pengelolaan Kualitas Udara Upaya mengelola kualitas udara yang timbul dari kegiatan penambangan, Kami lakukan dengan beberapa cara. Antara lain penyiraman jalan tambang dengan truk tangki air, penanaman pohon di daerah industri, memodifikasi dan menambah peralatan penyemprot debu (dust suppression system) di lokasi penanganan batubara (CHF), dan perawatan di peralatan emisi sumber tak bergerak serta kendaraan bermotor. Kualitas udara di sekitar lokasi permukiman masyarakat juga dipantau secara terus menerus. Pemantauan dilaksanakan di Tambang Air Laya yang meliputi kawasan kantor besar lama, permukiman karantina, CDP, komplek PLN dan jalan produksi. Selain itu di Muara Tiga Besar yang meliputi perkantoran PAMA, galian MTBU dan di Banko Barat dengan cakupan kawasan galian Pit 1 utara, permukiman Tegal Rejo, permukiman Mandala serta PLTU kecil. Dari hasil pemantauan didapatkan kenyataan, kualitas udara di tempat-tempat tersebut masih berada dalam batas yang diijinkan.
We conduct a number of means to maintain the quality of air derived from mining operations. They include watering roads at the mining site using water trucks, planting of trees in the industrial area, modification of and increase in the number of dust suppression systems at coal handling facilities (CHF). Maintenance is also conducted on fixed emission control equipment and vehicles. The air quality in residential areas is also constantly monitored. Monitoring is conducted at Tambang Air Laya which includes the old major office area, quarantine housing, the complex of state power utility (PLN) and Production Road (Jalan Produksi). Monitoring is also conducted in Muara Tiga Besar (MTB), covering the PAMA office, the MTBU excavation and at Banko Barat, covering Excavation Pit 1 North, housing at Tegal Rejo, Mandala housing and the small steam-generated power plant (PLTU). The monitoring proves that air quality is within the approved threshold.
24
Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Gas Buang pada Genset tahun 2008 oleh Lab. Bapedalda Propinsi Sumsel Air Quality Measurement on Generator Emission on 2008 by the South Sumatera Development Planning and Monitoring Agency Laboratory. PARAMETER YANG DIUKUR/ PARAMETERS
NOMOR Urt
Alat
Sulfur Dioksida (SO2) (mg/Nm3)
Nitrogen Dioksida (NO2) (mg/Nm3)
LOKASI LOCATION
Equipment
Carbon Monoksida (CO) (mg/Nm3)
Opasitas %
Temperatur Gas Buang 0 C
Hasil Pengukuran Pada Lokasi/ On location measurement 1
GS0007
GENSET TAMBANG 1
630
385
2.5
10
105
2
GS0003
GENSET TAMBANG 2
368
225
2.0
5
248
3
GS0005
GENSET RSBA.295
290
28
15
122
4
GS0001
5
SIM
GENSET BASE CAMP
515
400
3.5
10
170
GENSET KANTOR BESAR LAMA
270
225
45
10
236
1,000
800
-
35
-
Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 15 Tgl. 15 Mei 2005 BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Udara Emisi Incinerator RSBA & TAL Tahun 2008 oleh Lab. Bapedalda Propinsi Sumsel Air Quality Monitoring on the Incinerator of RSBA and TAL on 2008 by the South Sumatera Development Planning and Monitoring Agency Peraturan Gubernur Sumsel No. 15, Tgl. 15 Mei 2005
Measurement on location
South Sumatera Governor Regulation No. 15, 15 May 2005
Parameter yang Diukur
Satuan
Parameter
Measurement
Incenerator RSBA
Incenerator Tambang
Partikulat
mg/Nm3
24.2
14.55
50
Sulfur Dioksida (SO2)
mg/Nm3
105
55
250
3
Nitrogen Dioksida (NO2)
mg/Nm3
174
64
300
4
Hidrogen Fluoride (HF)
mg/Nm3
0.8
0,4
10
Hidrogen Kloride (HCl)
mg/Nm3
2.54
1.54
100
Carbon Monoksida (CO)
mg/Nm3
24
18
70
7
Total Hidro Carbon (HC)
mg/Nm3
1.21
1.01
35
8
Arsen (Ar)
mg/Nm3
tt
tt
1
Kadmium (Cd)
mg/Nm3
tt
tt
0.2
Kromium (Cr)
mg/Nm3
tt
tt
1
11
Timbal (Pb)
mg/Nm3
tt
tt
5
12
Merkuri (Hg)
mg/Nm3
tt
tt
0.2
13
Opasitas
%
10
10
10
Temperatur Gas Buang
0C
320
222
-
No
1 2
5 6
9 10
14
25
Hasil Pengukuran (Lokasi)
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Pemantauan Lingkungan dan Tindak Perbaikan
Environmental Monitoring and Remedial Activity
Kegiatan pemantauan lingkungan dilakukan secara internal dan eksternal. Pemantauan internal meliputi parameter kunci, audit, inspeksi dan pengamatan visual. Prosedur pemantauan diatur dalam tata laksana maupun tata cara kerja lingkungan. Sementara frekuensi dan lokasi pemantauan yang terkait parameter kunci, diatur dalam dokumen RTKPL 2008 dan AMDAL.
Monitoring activities are conducted internally and externally. Internal monitoring includes the key parameters of audit, inspection and visual observation. The monitoring procedure is regulated in the management and environmental operational manual. Meanwhile the frequency and location of monitoring in which the key parameters are applied is regulated in the document RTKPL 2008 and the Environment Impact Analysis.
Bilamana dalam pemantauan ditemukan ketidaksesuaian, baik terhadap sistem, prosedur serta baku mutu, selanjutnya diterbitkan formulir Tindakan Pencegahan dan Tindakan Perbaikan (TP-TP). Formulir kemudian dikirimkan kepada kepala satuan kerja tertinggi di tempat ditemukannya ketidaksesuaian dimaksud, sehingga bisa segera ditindaklanjuti dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan.
Should any inconsistencies be found in the system, procedures or standard qualitys, a Prevention and Remedial Action Form (TP-TP) will be issued. This will be sent to the highest work unit where the inconsistency is discovered, in order that it can be remediated within a maximum period of one month.
Perseroan juga diaudit pihak independen dalam kaitannya dengan pemeliharaan sertifikasi ISO 14001. Perseroan mendapat sertifikasi dari AFAQ pada 22 November 2007. Seiring dengan perubahan standar, maka AFAQ juga telah melakukan audit ulang sehingga dipastikan Perseroan tetap mengacu kepada standar ISO 14001:2004. Sebagai tambahan, kinerja pengelolaan lingkungan Perseroan juga dipantau instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Instansi pemerintahan di tingkat pusat dimaksud adalah Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Direktorat Jenderal Mineral Batubara & Panas Bumi. Sementara instansi pemerintahan daerah adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Derah (Bapedalda) dan Dinas Pertambangan. Selain itu pada tahun 2008 juga dilakukan audit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Pada tahun 2008, Perseroan memperoleh sejumlah penghargaan terkait pengelolaan lingkungan. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. menjadi satu-satunya perusahaan di Provinsi Sumatera Selatan yang mendapat penghargaan “Proper Hijau” untuk “Proper” tingkat provinsi. Perseroan juga mendapatkan predikat “Biru” dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk “Proper” tingkat nasional”. Selain itu Perseroan juga mendapatkan penghargaan peringkat utama “Reclamation Award” dari Departemen ESDM.
The Company is also audited by an independent agency, in keeping with ISO 14001 certification. The Company received certification from AFAQ on 22 November 2007. In line with changes in standards, AFAQ conducted a repeat audit in order to ensure that the Company still adhered to the standard ISO 14001:2004. In addition, environmental management performance of the Company is monitored by the government both at regional and central level. The responsible institutions in the central government are the Ministry of Environment and the Directorate General of Coal, Mineral and Geothermal. At the regional government level, responsible institutions include the Development Planning and Monitoring Agency and the Mining Office. In 2008 an audit was also conducted by the State Audit Board (BPK) . In 2008, the Company received a number of awards in connection with its environmental management. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk is the only company in South Sumatera to receive the award Proper Green for Proper at the South Sumatera Province level. The Company also receives the rating Blue from the Ministry of Environment and Proper at national level. The Company also received the highest honor, the Reclamation Award, from the Ministry of Energy and Mineral Resources
26
Penggunaan bahan penunjang
Use of Supporting Materials
Dalam menjalankan kegiatan operasional tentu saja dibutuhkan bahan-bahan pendukung. Beberapa bahan pendukung yang digunakan antara lain bahan bakar minyak (BBM) seperti solar, premium dan oli. Selain itu juga ada ammonium nitrat sebagai bahan peledak.
It is inevitable that supporting materials are required in conducting operational activities. These materials include fuel such as diesel fuel, gasoline and lubricant. Ammonium Nitrate is used as explosive.
Tabel Jumlah Penggunaan Bahan Penunjang BBM Tahun 2008 Supporting materials for 2008 No
Jenis Material/ Substance
Penggunaan/ Use
Jumlah/ Amount
1
Amonium Nitrat
Bahan Peledak/ Explosive
721,750 ton
2
Solar
Bahan bakar/ Fuel
10,769.6 KL
3
Oli
Pelumas/ Lubricant
278.4 KL
4
Bensin
Bahan bakar/ fuel
94.4 KL
Kami merasa saat ini pemakaian materi ulang belum optimal dan pada masa mendatang pemakaian materi ulang tersebut akan kami upayakan seoptimal mungkin.
We consider that the use of recycled material this year is not yet at the optimum level and in the future we would strive to use it as much as possible.
Kebutuhan Listrik
Electricity Requirement
Dalam memenuhi keperluan energi listrik, Perseroan mendapatkan pasokan listrik dari PLTU Bukit Asam. Selain itu juga tersedia beberapa unit generator-set yang bersifat siaga dan digunakan saat listrik pasokan dari PLN terputus. Konsumsi energi listrik keseluruhan pada tahun 2008 mencapai 61.225.267 KWh. Kami telah membentuk tim kerja untuk melakukan kajian dan evaluasi penghematan energi melalui konservasi energi dan peningkatan efisiensi, termasuk kajian untuk menggunakan energi terbarukan dan Pengurangan konsumsi energi tak langsung.
To meet the demand for power, the Company receives a supply of electricity from the Bukit Asam Steam-generated Power Plant. A number of generator units are provided for use as standby, to be used at times of power cuts. Total consumption of electricity in 2008 amounted to 61,225,267 KWh We have established a task force to conduct review and evaluation on energy saving through energy conservation and improvement in efficiency including the use of renewable energy and reduction of the indirect energy consumption.
Kebutuhan Air Bersih
Clean Water Supply
Kebutuhan air bersih dan air minum dipenuhi dari sungai yang diolah di instalasi pengolahan air atau water treatment plant (WTP) dan sebagian dari limpasan mata air yang ditampung dalam bak-bak. Selain digunakan untuk kebutuhan Perseroan, air bersih yang diperoleh juga disalurkan ke penduduk di sekitar lokasi kegiatan Perseroan. Jumlah air yang dihasilkan dan digunakan selama tahun 2008.
Clean water supply and drinking water are sourced from the river and receive treatment in the WTP (Water Treatment Plant) while some water from springs is retained in tanks. In addition for use by the Company, the clean water is also channeled to community residences in the regions of the Company's operations. The amount of water sourced and used during 2008
Tabel Jumlah Air The Amount of Water No
27
Keterangan/ Remark
Volume (m3)
1
Pengambilan Air Permukaan & Limpasan Air Tanah Surface Water and Ground Water
1,948,984
2
Pengolahan Air Water Treatment
1,871,476
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Dalam rangka konservasi sumber air maka untuk keperluan kegiatan penyiraman jalan tambang dan areal stockpile, Kami menggunakan air yang berasal dari kolam pengendap.
As part of our campaign to conserve water, water from sedimentation ponds is used for watering roads and stockpile areas
Biaya Pengelolaan Lingkungan
Environmental Management Costs
Biaya yang dikeluarkan untuk program pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat disimak pada tabel berikut.
Expenditure for environmental management and monitoring is shown below.
Tabel Biaya Pengelolaan Lingkungan tahun 2008 Environment Management Costs for 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan/Activities
Jumlah (Rp)/ Total
Penataan lahan/Land Management Revegetasi/Revegetation Kolam Pengendap Lumpur/Mud Sedimentation Pond Pembuatan saluran/Waterways Pembatuan pada saluran/ Waterways reinforcement Pengelolaan tanah pucuk/ Topsoil management Pengapuran KPL/ Applying lime on the ponds Pengurasan lumpur dari KPL/ Mud dredging of the ponds Perawatan tanaman/ Plants Treatment Perawatan saluran/ Waterways maintenance Back filling TAL, MTBS & BB
55,920,977 869,661,882 356,961,952 518,673,546 88,665,620 6,953,364,648 660,909,000 3,585,624,188 84,167,500 59,018,952 84,193,095,343
Selain biaya pengelolaan lingkungan, Perseroan juga menyediakan dana untuk biaya lingkungan dan penutupan tambang sebesar Rp 145,8 miliar. Selain itu juga dianggarkan biaya imbalan kerja sebesar Rp 584,3 miliar.
In addition to expenditure on environmental processes, the Company budgeted Rp 145.8 billion for environmental costs and mining closure. In addition, fees for work performed amounted to Rp 584.3 billion.
Program Green Mining Bersama Masyarakat
Green Mining Program with the Community
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan, Kami juga menyusun program pelestarian lingkungan yang merupakan bagian dari Green Mining. Progam ini pada intinya adalah upaya pelestarian lingkungan sebagaimana digariskan dalam pernyataan misi Perseroan.
As part of the responsibility to environmental management, we have drafted our enviromental conservation program, which represents part of Green Mining. This program is basically a commitment to environmental preservation, as stipulated in the mission statement of the Company.
Program Green Mining merupakan kegiatan yang dilakukan Perseroan dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, khusus di luar lokasi tambang, dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim, dan direalisasikan antara lain dalam bentuk penanaman pohon.
The Green Mining program is an activity conducted by the Company in the context of protecting the natural environment, especially in the area outside the site of mining, that is the public area. The program is conducted in collaboration with the adminstration of the Regency of Muara Enim and takes the form of tree planting.
Jumlah pohon yang ditanam sepanjang tahun 2008 mencapai 73.692 batang. Lokasi penanaman berada di pemukiman masyarakat, jalan raya dan jalan lingkungan, perkantoran serta lahan terbuka lainnya. Jenis pohon yang ditanam mencakup 28 jenis, terdiri dari tanaman buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan, klengkeng, sukun, nangka, dan tanaman tahunan lain yang bernilai ekonomis.
The number of trees planted in 2008 amounted to 73,692. They were planted in the vicinity of community residences, roadsides, offices and open spaces. As many as 28 species were planted, consisting of fruit trees such as durian, mango, rambutan, lychee, breadfruit, jackfruit and other robust plants with economic value.
28
Program Green Mining tahun 2008 secara rinci diuraikan di bawah ini. 1. Peningkatan kepedulian lingkungan yang dilakukan antara lain dengan: a. Melakukan sosialisasi lingkungan di sekolah b. Sosialisasi ke masyarakat 2. Meningkatkan kegiatan House Keeping, khususnya yang menyangkut kebersihan lingkungan, seperti misalnya: a. Jumat bersih setiap hari Jumat sesudah kegiatan olahraga di satuan kerja masing-masing b. Jumat berseri setiap bulan ke wilayah sekitar lokasi kegiatan perusahaan dengan melakukan kebersihan/ penanaman pohon c. Penebaran bibit ikan di Sungai Enim d. Sumbangan bibit tanaman keras untuk masyarakat hulu Sungai Enim 3. Efisiensi sumber daya a. Efisiensi penggunaan air dengan mengkaji ulang penggunaan air tambang, dan efisiensi penggunaan listrik. b. Efisiensi penggunaan BBM c. Pelatihan sampah berbasis masyarakat. Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Sepanjang tahun 2008 Kami juga melakukan beberapa penelitian dan pengembangan lingkungan yaitu : - Melakukan kajian dan ujicoba lapangan penggunaan topsoil dengan sistem pot. Tujuan kegiatan ini untuk mengantisipasi kelangkaan topsoil di masa depan. - Melakukan kajian penanganan AAT secara preventif dengan membuat data base keasaman tanah, bekerjasama dengan ITB. - Membuat kajian efisiensi sumber daya air. - Melakukan kajian pemanfaatan limbah B3, khususnya pemanfaatan oli bekas. - Melakukan penambahan pengolahan limbah B3 secara thermal dengan pemanfaatan alat incenerator di wilayah Limoa - Melakukan penambahan fasilitas pengolahan limbah B3 secara biologis melalui proses bioremidiasi hidrokarbon. - Implementasi TAHURA Enim melalui penyusunan rencana induk atau master plan pascatambang dengan menyelesaikan tempat pembibitan tahap 2 dan 3. - Kajian revegetasi dengan tanaman lokal serta uji coba di lokasi Endikat, Limau dan Suban serta optimasi persemaian baik secara biji, stek maupun sistem putaran. Upaya ini dijalankan bekerja sama dengan Insistut Pertanian Bogor (IPB).
29
The Green Mining Program in 2008 is described in detail below: 1. Raising the level of environment awareness, by means of the following actions: a. Environmental awareness programs in schools b. Awareness programs within the community 2. Improvement of Housekeeping activities, especially those related to environmental cleanliness, such as: a Clean Friday each week after sport activities in each work unit b Bright Friday each month within the Company area of operation by cleaning or planting trees. c Releasing fish in Enim River d Donation of hardy plants for the people upstream on the Enim River. 3. Resource efficiency a. Water efficiency by reexamining mining water use and electricity efficiency b. Fuel efficiency c. Community-based waste recycling.
.
Environment Research and Development in 2008 During 2008 we conducted the following research and environmental development programs: - Conduct of studies and field examination on the use of topsoil with the pot system, to anticipate top soil scarcity in the future. - Conduct of studies in managing Mine Acid Water preventively by creating a database on soil acidity, in collaboration with Institute of Technology Bandung. - Conducti of studies on water resources efficiency - Conduct of studies on use of B3 waste, especially the use of waste lubricant - Added facilities to treat B3 waste thermally by using an incinerator at Limoa. - Added facility for the treatment of B3 waste using Hydrocabron bioremediation. - Implemented Post Mining Master Plan, which is given the name Tahura Enim, by completing the location for seedling phase 2 and 3 - Conduct of revegetation studies using local plant species in a field test in Endikat, Limau and Suban, as well as optimizing the plant sowing process using seeds, stem and rotating system, in collaboration with the Agricultural Institute of Bogor (IPB).
PROSES PENAMBANGAN & REKLAMASI PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk PENIMBUNAN PEMBENTUKAN TANAH OVER BURDEN
PENGEBORAN EKSPLORASI
PENYEBARAN TANAH TOPSOIL
KOLAM PENGENDAP SEDIMEN
PEMBERSIHAN LAHAN LAND CLEANING
BATU PENAHAN EROSI
TANAMAN KERAS SUNGAI
PENGURASAN TOPSOIL
TANAMAN
PENGGALIAN TANAH OVER BURDEN
PENIMBUNAN TANAH OVER BURDEN DENGAN SPREADER
PENGEBORAN & PELEDAKAN PENGGALIAN BATUBARA
Tanah over burden dari lokasi penggalian dibawa ke lokasi penimbunan dilakukan dengan menggunakan Belt Conveyor (Ban berjalan) dan dihamparkan dengan menggunakan alat Spreader dan dibantu oleh Buldozer untuk meratakan penimbunannya.
PENYEBARAN TANAH TOP SOIL Tanah top soil dari lokasi penggalian dibawa ke lokasi penimbunan dilakukan dengan menggunakan alat angkut DumpTruck dan dihamparkan dengan menggunakan alat Buldozer untuk meratakan penimbunannya.
Penimbunan dilakukan dengan cara berjenjang atau terasering dengan kemiringan 1 : 4 dengan lebar 60 meter
STOCKPILE
EKSPLORASI
PEMBUKAAN LAHAN
Sampai akhir tahun 2007, dari luas konsensi yang dimiliki seluas ± 41.667 hektar.
Pembukaan lahan dilakukan dengan seminimal mungkin dengan alat berbobot ringan, untuk menghindari terjadinya pemadatan tanah, sebagai persiapan kegiatan pengambilan top soil dan batubara.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran, ketebalan Batubara, dalam kegiatan ini juga di lakukan pengambilan contoh baik batubara dan tanah penutup, selain untuk mengetahui kualitas batubara, untuk tanahnya akan dianalisa parameter geotekniknya. Hasil analisa laboratorium ini akan digunakan sebagai masukan bagi pembuatan peta penyebaran batubara dan kualitasnya.
Sebelum kegiatan pembukaan lahan dimulai, dilakukan kegiatan identifikasi dan dokumentasi Flora dan Fauna yang ada di daerah tersebut. Beberapa jenis spesies tanaman penting di koleksi untuk ditanam kembali pada kegiatan rehabilitasi lahan.
PENGELOLAAN TANAH TOP SOIL
PENGGALIAN TANAH OVER BURDEN
Pengambilan tanah top soil dilakukan untuk mengamankan tanah yang masih bagus kandungan haranya, dengan menggunakan alat angkut (dump truck) dan alat muat (back hoe) dengan didukung alat dorong (dozer).
Penggalian Tanah over burden dilakukan dengan menggunakan 2 Buah Bucket Wheel Excavator (BWE) dengan kapasitas 1.300 m3/jam, tanah dimuat kedalam belt conveyor (ban berjalan) dengan sistem langsir, lebar conveyor 1.200 mm & 1.600 mm dengan kapasitas 2.800 m3/jam dan 5.600 m3/jam. Tanah over burden dibawa ke lokasi penimbunan dengan jarak total 8 km. sebelumnya tanah tersebut sebagian diledakkan terlebih dahulu untuk memudahkan pemindahan.
Tanah yang dipindahkan selanjutnya ditempatkan di daerah yang sudah final dan siap di rehabilitasi atau di Stock sementara menunggu lokasi yang telah final.
KOLAM PENGENDAP LUMPUR PENGGALIAN BATUBARA Tahun 2007 berhasil ditambang sebanyak 9.276.362 ton. Tahun 2008 direncanakan akan ditambang sebanyak 9.960,00 ton. Kualitas batubara yang dihasilkan adalah BA 70, BA 67, BA 63 dan BA 59.
Dari luas bukaan 4.321,8 ha telah berhasil diregevetasi 1.897,89 ha (43,8 %). Revegetasi diawali dengan penebaran benih tanaman penutup tanah (LCC = Legium Cover Crop), untuk mencegah terjadinya erosi. Selanjutnya dilakukan penanaman tanaman pionir/tanaman keras, khususnya jenis lokal seperti Meranti, Mahoni dan jati. Tanaman yang digunakan sebagian besar hasil pembibitan sendiri dan pembelian bibit asyarakat sekitar. Perawatan tanaman didaerah rehabilitasi dilakukan secara rutin, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pekerjaan meliputi pemberian pupuk dan pembersihan gulma. Untuk mengetahui perkembangan daerah rehabilitasi secara menyeluruh, dilakukan pemantauan flora dan fauna secara rutin.
SUNGAI
PENANGANAN BATUBARA DI STOCK PILE Batubara dari hasil penggalian di angkut menggunakan Conveyor ke stockpile menggunakan Stracker Reclaming (SR). Dari Stockpile dikirim ke Train Lounding Station (TLS) untuk dikirim ke Gerbong Kereta Api (KA) diangkut ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga
PENANAMAN REVEGETASI
STOCKPILE KE PELABUHAN
KOLAM PENGENDAP LUMPUR Berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa akibat aliran air permukaan, sehingga air yang masuk ke sungai mempunyai kualitas yang sesuai dengan baku mutu lingkungan (BML). Wetland untuk penangganan AAT dengan cara pasif khususnya untuk menurunkan logam berat Fe dan Mn.
ANGKUTAN KERETA API (KA) Batubara dari stock pile tambang diangkut menggunakan rangkaian Kereta Api ke Pelabuhan Tarahan sebanyak 12 rangkaian per hari, 1 rangkaian = 40 gerbong @ 50 ton = 24.000 ton/hari dengan jarak 409 Km. Dermaga Kertapati 5 rangkaian per hari, 1 rangkaian = 30 gerbong @ 30 ton = 4.300 ton/hari dengan jarak 160 Km.
KOLAM PENGENDAP LAUT
30
THE RECLAMATION & MINING PROCESS PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk REFILLING OF OVER BURDEN SOIL
EXPLORATION
TOP SOIL SPREAD SEDIMENTATION POND
LAND CLEANING
BATU PENAHAN EROSI
PLANTATIONS
RIVER TOPSOIL DRAIN PLANTATIONS
OVER BURDEN EXCAVATION
REFILLING OF OVER BURDEN SOIL WITH SPREADER
DRILLING & EXPLOTIONS COAL MINING
The over burden soil of the mining sites is brought to the refilling site using the Comveyor Belt and spread using Spreader, assisted with bulldozer to spread it evenly. The refilling is conducted on the slope in terasering method at an angle of 1:4 and in 60 m of width.
TOP SOIL SPREAD
REVEGETATION
The top soil from mining site is brought to the refilling site using Dump Truck and spread evenly using bulldozer.
Out of the clearing area of n 4,321.8 hectares, the revegetation encompasses as much as 1,897.89 hectare (43,8 %). Revegetation is started with planting the seeds of Legium Cover Crop (LCC) to prevent erosion, followed by the planting of pioneer plants/ robust plants, especially of local species such as timber tree, mahogany and teak. These plants are the products of local nursery and bought from the local community. The plants are tended regularly and routinely given fertilizer, while keeping them free from weeds. To obtain an accurate report on the development of rehabilitated area in general, fauna and flora monitoring activity is conducted
STOCKPILE
EXPLORATION
LAND CLEARING
TOP SOIL MANAGEMENT
Up to the end of 2007, out of the total concession of approximately 41,667 hectares.
Land clearing is conducted minimally with light equipment to avoid soil getting solidified and done as part of the preparation of top soil and coal excavation.
Top soil is collected to preserve the fertile soil, done by using the dump truck, back hoe and bulldozer.
Apart from obtaining the data on the spread, thickness of coal deposit, this activity is also conducted to obtain the sample of coal and the top soil in order to determine the coal quality and its geotechnical parameter. The laboratory analysis report will be used as the basis on mapping the extent of coal and its quality.
31
Up to the end of 2007 the cleared area amounts to approximately 4.321 ha (+ 10,4 % out of the total concession). Before any land clearing process, the identification and documentation of flora and fauna on the area is conducted. Some important species are collected to be replanted in the rehabilitation land.
The soil is removed and placed in the final area and ready for rehabilitation, or kept in stock while awaiting placement.
MUD SEDIMENTATION POND
OVER BURDEN EXCAVATION The overburden excavation is conducted using 2 Bucket Wheel Excavators (BWE) with the capacity of 1,300 M3/hour, and it is loaded into the conveyor belt periodically with conveyor belt of 1,200 mm & 1,600 mm in width, capacity of 2,800 m3/hour and 5,600 m3/hour. The over burden soil is then brought to the refill site travelling the total distance of 8 kms. To facilitate transport during the excavation some parts are blown by explosive.
COAL MINING In 2007, an amount of 9,276,362 tons of coal has been mined and in 2008 it is planned to mine approximately 9,960,000 tons of coal. The coal produced is labeled by category of BA 70, BA 67, BA 63 and BA 59.
RIVER
COAL STOCKPILE HANDLING
STOCKPILE TO PORT
The coal produced from mining is transported using conveyor to the stockpile using Stracker Reclaming (SR). From stockpile, it is transported to the Train Loading Station (TLS) to be subsequently transported to the Port of Tarahan and Dermaga.
MUD SEDIMENTATION POND This pond is used to allow the sedimentation process of the mud brought by surface water, before being channeled back to the rivers with water quality that meets the environmental quality standard. Wetland is used for regulating Mine Acid Water in passive method to reduce to the content of metals such as Fe and Mn.
TRANSPORTATION BY TRAIN Coal from stockpile is transported using train to the Tarahan Port, in 12 trains per day, 1 train- 40 carriages @ 50 tons = 24,000 tons per day, travelling the distance of 409 kms. For Dermaga Kertapati there are 5 trains per day, 1 train = 30 carriages @ 30 tons = 4,300 tons per day travelling the distance of 160 kms.
SEDIMENTATION POND SEA
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
32
Kinerja Ekonomi Economic Performance
Upaya peningkatan kualitas produksi dicapai dengan mekanisme kontrol kualitas (quality control) yang ketat untuk setiap tahapan produksi dengan berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu The effort to improve the quality of production is achieved by the a stringent quality control in each production phase with close adherence to the Quality Management Standar Sebagai perusahaan penyedia energi berbasis batubara, Kami menyadari bahwa Perseroan memiliki kontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai-nilai ekonomi (economic values) baik bagi para pemangku kepentingan maupun sistem perekonomian lokal, nasional, regional, bahkan sampai pada tingkat internasional. Penciptaan nilai-nilai ekonomi yang merupakan salah satu dimensi dari keberlanjutan (sustainability) dijalankan seiring dengan dimensi lainnya, yaitu kewajiban Kami untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Untuk memenuhi jasa dan barang yang dibutuhkan Perseroan, Kami berupaya mengoptimalkan pengusaha kecil dan menengah yang ada disekitar Perseroan. Tiga dimensi yang saling terkait ini – ekonomi, sosial, dan lingkungan – merupakan basis bagi Kami dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah untuk “memenuhi kebutuhan generasi sekarang tidak boleh mengganggu kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka” (World Commission on Environment and Development. Our Common Future. 1987). Maka sebagai perusahaan berstandar internasional, Perseroan diyakini memiliki peran signifikan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan tersebut. Kebijakan Produksi dan Jaminan Ketersediaan Batubara Peningkatan pertumbuhan permintaan batubara dunia sepanjang tahun 2008 disikapi oleh Perseroan dengan meningkatkan volume produksi baik tambang sendiri ataupun melalui pembelian dari perusahaan tambang batubara lainnya sehingga ketersediaan batubara terjamin. Jaminan ketersediaan batubara merupakan isu strategis dan penting dalam menjaga laju pertumbuhan industri khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya.
33
As a company providing energy in the form of coal, we are fully aware of our significant contribution to the creation of economic value for our stakeholders at the local, national regional and even at the international level. The creation of economic value is one dimension of sustainability that is conducted along with another dimension, namely our responsibility to perform our social and environmental duties. In fulfilling the procurement for goods and services, we have optimized the local small and medium enterprises within the premises of the Company. The three inter-related dimensions - economic, social and environmental - are the basis for us to contribute in achieving Sustainable Development. The goal of sustainable development is to “meet the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs” (World Commission on Environment and Development. Our Common Future). Therefore as a world-class corporation, the Company is confident that it has a significant role in achieving Sustainable Development. Production Policies and Guarantee of Sustained Coal Availability The Company responded to higher coal demand in 2008 by increasing production volume from our mining activities and by purchasing coal from other mining companies in order to maintain reliability of supply. The guarantee of sustained coal availability is an important and strategic issue in maintaing the momentum of industrial growth and the national economy.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Namun, sebagai perusahaan tambang yang bertanggung jawab (responsible mining company), dan mengingat peran Perseroan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Bekelanjutan, maka Kami memiliki komitmen tinggi untuk melakukan kegiatan produksi dan pengadaan batubara dengan mengikuti prinsipprinsip pertambangan yang sehat (best mining practices). Kami melakukan manajemen cadangan batubara melalui peningkatan efisiensi operasi produksi antara lain melalui operasi penambangan dengan sistem bucket wheel excavator (BWE), yang juga merupakan bisnis swakelola Perseroan. Selain itu Kami mengoptimalkan pekerjaan back filling di area prebench Tambang Air Laya, yaitu penimbunan tanah di area bekas penambangan untuk memperpendek jarak angkut. Upaya peningkatan kualitas produksi dilakukan melalui mekanisme kontrol kualitas (quality control) yang ketat untuk setiap tahapan produksi. Kontrol kualitas tersebut berpedoman pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000, dimana pada tahap awal sebelum penambangan dilakukan uji contoh untuk mengetahui kualitas batubara. Pengendalian kualitas selanjutnya dilakukan pada proses stockpile sebelum pengiriman ke pelanggan. Untuk menjaga jaminan ketersediaan batubara dilakukan penerapan sistem stok manajemen. Sistem ini diikuti rapat koordinasi berkala dengan pihak angkutan kereta api, angkutan laut dan darat. Penerapan strategi tersebut berhasil dengan efektif. Pada tahun 2008, Kami berhasil meningkatkan kapasitas produksi menjadi 10,8 juta ton. Jumlah ini meningkat 16,5% dibandingkan volume produksi tahun 2007 sebesar 9,3 juta ton. Peningkatan produksi terutama berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) yaitu dari Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar Utara dan Banko Barat. Strategi lain yang diterapkan untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan mendirikan anak perusahaan, PT Bukit Asam Prima (BAP) pada tahun 2007. Keberadaan PT BAP yang bergerak di bidang trading memberikan kontribusi signifikan dalam pembelian batubara. Dari total volume pembelian batubara pada tahun 2008 yang meningkat 20,8% menjadi 1,5 juta ton, terbesar berasal dari PT BAP. Untuk meningkatkan volume produksi di tahun-tahun mendatang, Kami berencana mengembangkan blok baru di Tambang Banko Barat. Upaya lain adalah dengan meningkatkan pembelian batubara melalui anak perusahaan.
As a responsible mining company and bearing in mind the role of the Company in achieving the goal of Sustainable Development, we are highly committed to conduct production activities and coal provision by strictly adhering to the best mining practices. Our coal reserve management is achieved by increasing the efficiency of production operation, among other means by conducting mining operations using the bucket wheel excavator (BWE) system, which is an independently managed business activity of the Company. In addition, we optimized back-filling works in the prebench area of Tambang Air Laya in order to shorten the distance of travel. Our efforts to improve quality of production were achieved through strict quality control mechanisms for each stage of production. This quality control adheres to Quality Management System ISO 9001: 2000, stipulating that in the initial stage before any mining activities can be conducted a sample of production is obtained to determine coal quality. The subsequent quality management is conducted in the stockpile process before delivery to customers. To guarantee the steady supply of coal, stock management is implemented. This system is followed by regular coordination meetings with the authorities in the areas of train transport, sea transport and land transport The strategy has achieved benefits. In 2008 we managed to raise production capacity to 10.8 million tons, an increase of 16.5% compared to the production volume in 2007 of 9.3 million tons. The increase in production came from the Mining Units of Tanjung Enim (in this report referred to as UPT), namely Tambang Air Laya, Muara Tiga Besar Utara and Banko Barat. Another strategy implemented to increase sales was to create a subsidiary, PT Bukit Asam Prima (BAP), in 2007. PT BAP operates in trading and provides a significant contribution in coal purchases. Out ot the total purchase volume in 2008, which increased by 20.8% to 1.5 million tons, the biggest share was contributed by PT BAP. In order to increase production volume in coming years, we plan to develop a new block in Tambang Banko Barat. Other initiative include purchases through the subsidiary company.
34
Produksi dan pembelian batubara secara rinci diberikan pada tabel berikut.
Details on production and purchase of coal are given in the table below.
Tabel Produksi dan Pembelian Batubara (ton) Coal Production and Purchase (tons) Uraian/ Description
2008
2007
Percentage
a
b
a:b
Produksi/ Production Tanjung Enim Mining Unit - Tambang Air Laya
5,180.968
4,487.258
115.5
- Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU)
2,478.649
1,637.588
151.4
-
508.501
-
2,426.892
1,920.429
126.4
10,086.509
8,553.776
117.9
5,109
1,251
408.4
- Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS) - Tambang Banko Barat Total UP Tanjung Enim/ Total of Tanjung Enim UP Ombilin PT Batubara Bukit Kendi Jumlah Produksi/ Production Volume
722,586
98.6
10,803.817
712,199
9,277.613
116.5
1,169.708
391.209
299.0
Pembelian/ Purchase PT Bukit Asam Prima (Anak Perusahaan/ Subsidiaries) PT Bukit Asam (Persero) Tbk Total Pembelian/ Total Purchase Total Produksi dan Pembelian/ Total Production and Purchase
366,294
880,313
41.6
1,536.002
1,271.522
120.8
12,339.819
10,549.135
117.0
Penanganan Batubara
Coal Handling
Kami melakukan penanganan batubara sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 untuk memberikan jaminan kualitas dan pasokan batubara sesuai. Proses penanganan batubara dilakukan dengan manajemen stockpile yang merupakan sistem pengaturan penumpukan hasil produksi, sesuai klasifikasi kualitas kalorinya serta proses blending sesuai kebutuhan.
The Company handles coal in line with Quality Management Standard ISO 9001:2000 in order to guarantee the quality and appropriate supply of coal. The coal handling process is conducted by stockpile management, which is based on the calory quality classification and blending process as requested.
Selain itu juga dilakukan proses analisa dan uji kualitas batubara yang dimulai sejak tahapan eksplorasi hingga preshipment. Seluruh proses dilaksanakan unit laboratorium milik Perseroan yang telah menerima sertifikat Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Unit laboratorium milik Perseroan juga bertanggungjawab atas pengujian kualitas air buangan tambang untuk memenuhi standar baku mutu lingkungan. Pada tahun 2008 total pengangkutan batubara melalui kereta api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati mencapai 10,3 juta ton atau meningkat 28,5%. Peningkatan signifikan terjadi pada volume angkutan kereta api ke Pelabuhan Tarahan yang naik 32,9% dari 6,3 juta ton pada tahun 2007 menjadi 8,4 juta ton pada tahun 2008. Sedangkan peningkatan angkutan
35
Apart from this, coal quality examination and analysis process is also conducted starting right from the exploration process through to the preshipment process. The whole process is conducted by the Company’s laboratory unit, which is accredited by the Laboratory Quality Management System of ISO/IEC 17025:2005, issued by the National Accreditation Committee (Komite Akreditasi Nasional/KAN). The laboratory unit is also responsible for conducting examination of waste water disposal management to meet the Environmental Quality Standard. In 2008 the total volume of coal delivery by rail transportation to Tarahan Port and Kertapati Pier amounted to 10.3 million tons, an increase of 28.5 %. A siginficant increase took place in the volume of coal transported by rail of 32.9%, from 6.3 million tons in 2007 to 8.4 million tons in 2008. The increase
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Penggalian menggunakan sistem BWE Excavation process using BWE system
a Tarah uhan Pelab Port n a h Tara
Diver sifika si Usa Compa ha ny Div ersific a tion
n
batubara ke Dermaga Kertapati pada tahun 2008 mencapai 16,2% dibanding tahun sebelumnya. Upaya langsung untuk meningkatkan kapasitas angkut batubara juga dilakukan dengan perbaikan rail-loop, dan perawatan rutin di fasilitas bongkar muat. Produk batubara yang kami jual sampai saat ini tidak dilakukan pengemasan, namun kami melakukan upaya-upaya untuk meminimalkan dampak lingkungan akibat produk batubara yang kami jual, seperti melakukan penyiraman selama dalam perjalanan, baik dengan air mapun bahan kimia.
of coal transported by rail to Kertapati Pier during 2008 amounted to 16.2%. Efforts to improve coal capacity were also conducted with the improvement of the rail loop and regular maintenance of loading and unloading facilities. The coal product that we sell is not packaged, yet we conduct measures to minimise environment impact from our coal product, for instance, watering it during transportation with water or chemical substances.
Penjualan
In 2008 the Company increased sales volume significantly. It achieved this by a set of strategies that allowed adaptation to market conditions. First, the commitment to guarantee the quality of product in order to maintain customer trust.
Pada tahun 2008 Perseroan berhasil meningkatkan volume penjualan secara signifikan berkat penerapan strategi yang adaptif terhadap kondisi pasar. Pertama, komitmen jaminan kualitas produk untuk menjaga tingkat kepercayaan pelanggan. Kami memproduksi beberapa jenis produk yang kualitasnya dibedakan berdasarkan kandungan kalori. Produk dimaksud adalah BA-58, BA-59, BA-63, BA-67 dan BA-70. Adapun produk dengan tingkat penjualan tertinggi adalah BA-58 dan BA-59 yang dipergunakan untuk fasilitas pembangkit listrik (power plant). Sektor ini merupakan pelanggan utama dengan tingkat pembelian hingga 7,2 juta ton atau 86,2% dari total penjualan batubara di pasar domestik selama tahun 2008. Kedua, komitmen pelayanan pelanggan. Perseroan mengutamakan prinsip transparansi dan tanggungjawab dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Ketiga, komitmen kerjasama yang diwujudkan dengan penyelenggaraan rapat koordinasi melibatkan seluruh rantai produksi dan penjualan (supply chain). Dalam rapat koordinasi dibahas perkembangan kondisi pasar, permintaan pelanggan, kendala produksi dan kendala lapangan, serta strategi perusahaan. Hasil rapat koordinasi diformulasikan untuk membantu mencapai target penjualan tahunan.
Sales
We produce a range of products based on calorie content. These products include BA-58, BA-59, BA-63, BA-67 and BA-70. Highest sales are of BA-58 and BA-59 which are used by power plants, the main customer for coal. Purchase volume reached 7.2 million tons or 86.2% of total domestic sales in 2008. Second, commitment to Customer Service. The Company places priority on transparency and responsibility in providing services to its customers. Third, commitment to cooperation, achieved by coordination meetings that involve the entire supply chain in production and sales. These meetings discusses the latest developments in the coal market, customer demand, production and field obstacles. The results of the coordination meetings are formulated to assist in achieving the annual sales target.
36
Sepanjang tahun 2008, Kami juga terus berusaha memperluas pangsa pasar domestik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan batubara di dalam negeri. Hingga akhir tahun 2008 Perseroan menjual 65% atau 8,3 juta ton untuk kebutuhan pasar domestik. Sementara sisanya, 35% atau 4,5 juta ton untuk penjualan ekspor. Distribusi Penjualan Volume penjualan domestik tahun 2008 meningkat 1,4 juta ton dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,9 juta ton. Sebagian besar untuk memenuhi kontrak jangka panjang pasokan batubara ke sejumlah pembangkit listrik yakni PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam, dan PLTU Tarahan. Sejak tahun 2008, Kami juga menjual batubara secara spot ke PLTU Suralaya dan PLTU Tanjung Jati B. Secara keseluruhan penjualan untuk segmen ini memberikan kontribusi terbesar dari total penjualan batubara sepanjang tahun 2008. Penjualan kepada seluruh pembangkit listrik mencapai 56,1% dari total penjualan. Volume penjualan ekspor tahun 2008 juga mengalami peningkatan. Total volume ekspor mencapai 4,5 juta ton. Meningkat 13,2% dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar 3,9 juta ton. Pasar tujuan utama penjualan batubara adalah Jepang, India, Malaysia, Pakistan dan beberapa negara Eropa. Rincian mengenai industri pengguna, pasar domestik dan ekspor serta perbandingannya dengan tahun 2007 bisa dilihat pada tiga tabel berikut.
Industri lainnya/ Other industry
Domestik/ Domestic
Semen/ Cement
In 2008 we also strove to expand the domestic market. Up until the end of 2008 the Company achieved 65% of production or 8.3 million tons for domestic consumption. The remaining 35% or 4.5 million tons was reserved for export sales. Sales Distri bution Domestic sales volume in 2008 increased by 1.4 millon tons compared to the 2007 figure of 6.9 million tons. Most of this sales volume was directed at fulfillment of long-term contracts to supply coal to the Suralaya Steam-powered Power Plant, the Bukit Asam Steam-powered Power Plant and the Tarahan Steam-powered Power Plant. In 2008 the Company also commenced selling coal on the spot market to the Suralaya Steam-powered Power Plant and the Tanjung Jati B Steampowered Power Plant. Sales in this segment delivered the largest contribution from total sales of coal in 2008, with sales to these power generation companies amounting to 56.1% of total sales. Export sales volume also showed an increase in 2008. The total volume of exports reached 4.5 million tons, an increase of 13.2 % compared to the 2007 figure of 3.9 million tons. The main export markets for coal are Japan, India, Malaysia, Pakistan and some European countries. Details describing the industries using coal in the domestic and export markets, as well as the comparison to 2007 sales, can be seen in the three tables below.
Industri lainnya/ Other industry
7%
8%
10%
Pembangkit listrik/ Power Plant
Semen/ Cement
4%
Domestik/ Domestic
Pembangkit listrik/ Power Plant
85%
86%
Ekspor/ Export 36%
Ekspor/ Export 35% Domestik/ Domestic 64%
Negara lainnya/ Other countries 3%
Domestik/ Domestic 65%
Negara lainnya/ Other countries India/ India 10 %
10 % Pakistan/ Pakistan 22 %
Ekspor/ Export
India/ India 19 %
Jepang/ Japan 21 %
Eropa/ Europe 10 %
Korea Selatan/ South Korea 11 %
Malaysia/ Malaysia 14 %
Jepang/ Japan 10 %
Eropa/ Europe 10 %
Malaysia/ Malaysia 10 % 10 %
Korea Selatan/ South Korea
2007
37
Pakistan/ Pakistan 8%
2008
Ekspor/ Export
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Kinerja Penjualan Batubara
Coal Sales Performance
Pada tahun 2008 Perseroan telah berhasil mencatat volume penjualan dengan total 12,8 juta ton, atau naik sebesar 17,9% dari tahun 2007 sebesar 10,9 juta ton dengan jenis batubara dengan peringkat penjualan tertinggi adalah BA-59.
IIn 2008 the Company recorded total sales volume of 12.8 million tons, an increase of 17.9% on the 2007 performance of 10.9 million tons, with BA-59 representing the highestgrossing coal type.
Pada tahun 2008 penjualan domestik BA-59 mencapai jumlah total sebesar 6 juta ton terdiri dari penjualan untuk PLTU Suralaya sebesar 5,2 juta ton dan pelanggan industri lainnya sebesar 0,8 juta ton. Jumlah ini meningkat 18,5% dibanding tahun 2007 sebesar 5 juta ton. Peningkatan ini terjadi karena oleh membaiknya kinerja angkutan batubara dan adanya peningkatan kebutuhan listrik pada tahun 2008.
In 2008 domestic sales of BA-59 reached 6 million tons with an allocation of sales to the Suralaya Steam-fired Power Plant of 5.2 million tons and 0.8 milion tons to other industrial customers. The total sales volume increased 18.5% compared to the 2007 figure of 5 million tons. This was made possible by the improvement of coal transportation as well as by the increasing demand for electricity in 2008.
Peningkatan kebutuhan listrik berdampak pula pada penjualan domestik untuk BA-58 pada tahun 2008 yang mencapai 1,7 juta ton, terdiri dari pemenuhan kebutuhan PLTU Bukit Asam sebesar 11,7 juta ton dan PLTU Tarahan sebesar 556 ribu ton. Peningkatan penjualan domestik untuk BA-58 mencapai 42,6% dibanding tahun 2007 sebesar 1,1 juta ton.
Increased electricity demand in 2008 also made an impact on domestic sales for BA-58, which reached 1.7 million tons, with sales of 11.7 million tons to the Bukit Asam Steam-fired Power Plant and 556 thousand tons to the Tarahan Steam-fired Power Plant. The increase in domestic sales for BA-58 reached 42.6% compared to 1.1 million tons in 2007.
Produk lainnya yang mengalami peningkatan penjualan ekspor sangat signifikan pada tahun 2008 adalah jenis BA-59, yaitu mencapai 1,6 juta ton, atau meningkat 337,7% dibanding tahun 2007. Keberhasilan penjualan ini adalah berkat peningkatan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Perseroan kepada pelanggan di Jepang, India dan Pakistan.
Another product that enjoyed significant export sales in 2008 was BA-59, at 1.6 million tons up 337.7% compared to 2007. This success in sales was made been possible by improved promotional activities conducted by the Company with our customers in Japan, India and Pakistan.
Profitabilitas
Profitability
Kenaikan volume penjualan dan peningkatan harga batubara pada tahun 2008 memberi dampak pada peningkatan profitabilitas sebesar 23,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 18,0%. Di tahun mendatang Kami berkeyakinan mendapatkan harga jual rata-rata lebih tinggi seiring tumbuhnya permintaan domestik dan ekspor batubara. Pertumbuhan pasar domestik tak bisa dilepaskan dari naiknya kebutuhan listrik nasional dan realisasi proyek penyediaan tenaga listrik 10.000 megawatt oleh Pemerintah.
The combination of an increase in sales volume and rising coal prices in 2008 produced positive results for profitability, which rose by 23.9% compared to the previous year’s increase of 18.0%. In the coming years, the Company is confident that it will be able to obtain an average price higher than in previous years, in line with increasing demand for coal on both domestic and export markets. The rise in domestic demand is in line with increasing national electricity consumption and the realization of the governemnt project to add an additional 10,000 MW of electricity capacity.
Briket Batubara
Coal Briquette
Kami juga berupaya menaikkan nilai profitabilitas dari produk lain yakni briket batubara. Hal ini merupakan upaya Kami dalam menindaklanjuti arahan Pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif pengganti minyak tanah. Terkait hal tersebut, sejak tahun 1993 Perseroan membentuk Proyek Pengembangan Briket Batubara (P2B2).
We also strove during 2008 to increase profitability from another product, coal briquettes. This is our strive in response to government guidelines on the development of alternative energy sources to replace kerosene. In line with this requirement, in 1993 the Company established the Coal Briquette Development Project (P2B2).
38
Briket Batubara Briquette Product
bang a s Tam Aktivit vity ti c A Mining
Aktivita s Pelab uhan Port Activity
Dalam melakukan kegiatan memproduksi briket, Perseroan melakukan investasi dan pengembangan beberapa unit produksi antara lain Tanjung Enim di Sumatera Selatan, Gresik di Jawa Timur dan Natar di Provinsi Lampung.
As part of our efforts to develop briquette production, the Company has invested in development of a number of production units, including those at Tanjung Enim in South Sumatera, Gresik in East Java and Natar in Lampung Province.
Jenis yang dihasilkan adalah briket karbonisasi di pabrik Tanjung Enim dan non-karbonisasi di pabrik Gresik. Sampai saat ini PT Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan satu-satunya perusahaan yang mampu menghasilkan briket karbonisasi, suatu jenis bahan bakar dengan proses pembakaran lebih cepat, mudah, stabil dan ramah lingkungan.
Carbonized briquettes are produced at the Tanjung Enim factory and non-carbonized ones are produced at the Gresik factory. Up to now the Company represents the only company with the ability to produce carbonized briquette, a type of fuel with faster combustion and ease of use, which is also stable and environmentally friendly.
Produksi briket pada tahun 2008 telah kembali pada kapasitas normal yakni 19.520 ton. Angka ini adalah peningkatan 79,5% dibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 10.877 ton. Hal ini diakibatkan meningkatnya permintaan pelanggan yang beralih dari penggunaan minyak tanah menyusul pencabutan subsidi harga minyak tanah oleh Pemerintah.
Briquette production in 2008 returned to normal capacity of 19,520 tons of briquettes, an increase of 79.5% compared to production in 2007, when only 10,877 tons were produced. This was made possible by increasing consumer demand that followed the switch from use of kerosene after the government lifted subsidies on kerosene.
Volume penjualan briket juga naik hingga mencapai 21.637 ton. Jumlah ini meningkat 75,5% dibandingkan penjualan tahun 2007 sebanyak 12.331 ton. Mayoritas pangsa produk briket masih berasal dari sektor industri peternakan day old chicken (DOC) atau penetasan ayam yang berlokasi di Jakarta, dan sekitarnya. Total konsumsi briket pada sektor ini mencapai sekitar 80% dari total penjualan briket tahun 2008. Walaupun kapasitas produksi briket telah kembali normal dan volume penjualan mengalami pertumbuhan signifikan, namun Kami masih menghadapi kerugian dalam penjualan briket. Kendati demikian Kami berkeyakinan prospek briket diperkirakan terus membaik. Hal ini tidak terlepas dari kian meluasnya penggunaan energi alternatif serta kemungkinan penggunaan briket untuk pengeringan tembakau di Jawa Timur dan Lombok.
39
Sales volume also increased to 21,637 tons, a rise of 75.5% compared to sales in 2007 of 12,331 tons. The majority of briquette consumers are from the agricultural sector, specifically Day-Old Chicken (DOC) or other chicken hatcheries located in the Greater Jakarta area. Briquette consumption for this market was 80% of total sales of briquettes in 2008. Although production capacity has returned to normal and sales volume has enjoyed significant growth, losses are still being experienced from briquette sales. However, we remain confident that prospects for briquette sales will improve due to the increasingly widespread use of alternative energy sources and the potential for the use of briquettes for the drying of tobacco in East Java and Lombok.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Nilai Ekonomi
Economic Value
Meningkatnya kinerja penjualan selama tahun 2008 telah semakin memperkuat ketangguhan ekonomi Perseroan dan keberadaan Perseroan semakin berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional. Begitu pula para pemangku kepentingan akan memiliki manfaat nilai ekonomi atas keberadaan Perseroan.
The improvement in sales performance in 2008 strengthened the economic position of the Company, while the existence of the Company has made a significant contribution to regional and national economic growth. Likewise, stakeholders receive benefits from the economic value generated by the Company.
Perolehan nilai ekonomi tahun 2008 mencapai Rp 7,36 triliun atau meningkat 74% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4,24 triliun. Perubahan iklim yang terjadi selama tahun 2008 hampir tidak ada pengaruhnya terhadap keuangan perusahaan. Sedangkan nilai ekonomi yang didistribusikan juga meningkat mulai dari pemasok, karyawan, pemegang saham, penyandang dana, pembayaran pajak dan royalti kepada pemerintah, dan pengeluaran untuk masyarakat. Rincian lebih lanjut tentang nilai ekonomi yang diperoleh dan didistribusikan dapat disimak dalam tabel di bawah ini.
The economic value earned in 2008 reached Rp 7.2 trillion or an increase of 74% from the earnings in 2007 of Rp 4.1 trillion. The climate change that took place in 2008 did not have any impact on the company financial condition. The distribution of economic value also increased, starting from suppliers, stakeholders, providers of capital, taxes and royalties to the government to investment in the community. Details of the economic value earned and distributed are presented in the table below.
Tabel Ikhtisar Nilai Ekonomi (Rp Juta) Economic Value Summary (in million rupiahs) 2008
2007
%
Perolehan Nilai Ekonomi / Economic Value Earned Pendapatan / Income Hasil penjualan bersih/ Net Sales Earnings Penerimaan bunga bank & deposito/ Bank interests and deposit earned Hasil investasi pada anak perusahaan/ Investment on subsidiary Penerimaan lain-lain/ Others Pendapatan selisih kurs/ Economic Value earned Jumlah perolehan nilai ekonomi/ Economic Value earned
7,216,228
4,123,855
175
107,590
79,112
136
301
995
30
34,978
31,055
113
2,797
6,086
46
7,361,894
4,241,103
174
2,526,771
1,810,450
140
390,626
348,934
112
82,261
69,105
119
271,200
217,274
125
744,087
635,313
117
380,104
242,835
157
380,104
242,835
157
1,438,260
770,289
187 167
Pendistribusian Nilai Ekonomi/ Economic Value Distribution Biaya operasi/ Operating Cost Gaji Karyawan dan benefit lainnya/ Employee wages and other benefits - Karyawan operasi/ Operational Employee - Karyawan pemasaran/ Marketing Employee - Karyawan Administrasi/ Administration Employee Jumlah Gaji Karyawan dan benefit lainnya/ Total Employee Wages and Other Benefits Pembayaran kepada penyandang dana/ Payment to Stakeholder: - Pemegang Saham (Dividen)/ Stakeholder (Dividend) - Bank (bunga pinjaman)/ Interest on Bank Loan Jumlah pembayaran kepada penyandang dana/ Total payment to Stakeholder Pengeluaran untuk pemerintah (Pajak, Royalti, Dll)/ Expenditure from government (Royalties, Taxes, etc) Pengeluaran untuk masyarakat (Community Development)/ Expenditure on Community Development
18,964
11,353
Jumlah nilai ekonomi yang didistribusikan/Total economic value distributed
5,108,186
3,470,240
147
Nilai Ekonomi yang ditahan/ Economic Value Retained
2,253,708
770,863
292
40
41
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Pengembangan Masyarakat Community Development
Sebagai perusahaan di bidang pemanfaatan sumber daya alam, Kami menyadari pentingnya pelaksanaan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di sekitar daerah operasi Perseroan. Kami mewujudkan program CSR (Corporate Social Responsibility) khususnya yang berkenaan dengan pengembangan masyarakat ini melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). As a company operating in the area of natural resources extraction, we are fully aware of the importance of social responsibility toward the community living around the operational sites of the Company. This is recognized through our Corporate Social Responsibility program, which focuses on community empowerment through the Partnership and Community Development Program (PKBL) .
Program ini dijalankan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara BUMN RI No.PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Aturan lain adalah Surat Edaran Menteri Negara BUMN No.SE-07/MBU/2008 tentang Pelaksanaan PKBL dan Pasal 74 Undang-undang No.40/Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas. Program Kemitraan Pelaksanaan program kemitraan yang berlangsung selama tahun 2008 ditujukan untuk meningkatkan kemandirian mitra binaan dan membantu memperluas pemasaran produk mitra binaan di delapan provinsi, yakni Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Realisasi besaran dana program kemitraan yang tersedia dan disalurkan pada tahun 2008, melebihi target yang ditetapkan Perseroan. Total dana untuk program kemitraan sebesar Rp 10,19 miliar atau 114% dari rencana sebesar Rp 8,93 miliar.
This program is conducted by the Company based on guidelines set out by the State Minister for State-owned Enterprises' Regulation No. PER-05/MBU/2007 on the partnership between State-owned Enterprises and Small and Medium Enterprises. Further guidelines are provided by the Circular Note of the State Minister for State-owned Enterprises No. SE07/MBU/2008 on the implementation of PKBL and the implementation of article 74 Law No. 40 - 2007 on Limited Companies. Partnership Programme The implementation of the Partnership Programme in 2008 was aimed at increasing the independence of our partners and to assist in expanding the market for their products to eight regions, namely South Sumatera, Lampung, West Sumatera, DKI Jakarta, Banten, West Java, Central Java and East Java. The amount of available partnership funds which were disbursed in 2008 in fact exceeded the target set by the Company. Total funds available for the partnership program in 2008 amounted to Rp 10.19 billion, equivalent to 114% of the planned expenditure of Rp 8.93 billion.
42
Secara keseluruhan dana yang disalurkan untuk program kemitraan sebesar Rp 8,17 miliar. Terdiri dari Rp 7,33 miliar merupakan pinjaman lunak kepada 503 unit usaha kecil menengah dan 11 unit koperasi. Sementara dana sebesar Rp 0,84 miliar merupakan dana pembinaan yang bersifat hibah.
In total the disbursement of funds for the Partnership Program amounted to Rp 8.17 billion. This was composed of Rp 7.33 billion in soft loans for 503 small and medium enterprises and 11 cooperatives. At the same time Rp 0.84 billion represented development funding in the form of grants.
Hasil pelaksanaan program kemitraan pada tahun 2008 dinilai cukup memuaskan dengan kolektibilitas dana pinjaman sebesar 37,18%. Secara keseluruhan dana tersedia dan penggunaannya untuk program kemitraan dapat dilihat pada tabel.
Achievements of the Partnership Program in 2008 were satisfactory with a loan collectibility rate of 37.18%. Total available funding and partnership program funding in 2008 is shown in the table below.
Program Bina Lingkungan Program bina lingkungan dilaksanakan dalam beberapa kegiatan. Seluruh kegiatan ditujukan untuk meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi perusahaan. Total dana yang telah digulirkan untuk seluruh kegiatan program bina lingkungan sepanjang tahun 2008 adalah Rp 35,6 miliar. Kami secara aktif terlibat dalam penanganan dan bantuan untuk korban bencana alam maupun musibah lainnya. Baik yang terjadi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan maupun di daerah lain di Indonesia. Kami juga menyelenggarakan kegiatan yang ditujukan sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan. Di antaranya pemberian beasiswa kepada 954 pelajar dari keluarga kurang mampu, yang berada di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Selain itu juga juga dilakukan penyerahan bantuan 48 set meja dan kursi belajar untuk siswa SD dan SMP di Kabupaten Muara Enim. Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), Kami juga terlibat aktif dalam penyelenggaraan kegiatan BUMN Peduli Pendidikan dan BUMN Peduli Sigma yang merupakan program pemerintah pusat. Beberapa kegiatan lainnya merupakan bentuk kepedulian Kami terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Di antaranya pemberian bantuan perlengkapan kesehatan untuk 12 unit pos layanan terpadu (Posyandu) di desa-desa yang masuk dalam wilayah “ring I” operasional Perseroan. Selain itu ada pengobatan gratis untuk 2.500 pasien kurang mampu, khitanan massal 250 anak kurang mampu dan pemberian makanan pendamping ASI kepada 200 balita dari keluarga kurang mampu.
43
Community Development Program Community Development is conducted through a variety of activities. All of these activities are geared to improve the standard of living and welfare of the community in the area of the Company's operations. The total funds disbursed for Community Development Programs in 2008 amounted to Rp. 35.6 billion. We are actively involved in assisting and providing aid for victims of natural disasters or other calamities, both within the Province of South Sumatera and other areas of Indonesia. In 2008, we also conducted activities aimed at fulfilling our commitment to education. Programs included the disbursement of scholarships for 954 students from underprivileged families in Lahat Regency and Muara Enim Regency, South Sumatera. We also donated 48 sets of school desks and chairs for primary and junior secondary students in Muara Enim Regency. As a state-owned enterprise (SOE), we are actively involved in conducting programs such as SOE Care for Education and SOE Care for Sigma, which represent central government programs. Other activities demonstrate our awareness of the need to improve public health. Programs in this area took the form of donation of equipment packages and health equipment for 12 local integrated care clinics (Posyandu) in villages within the Ring I operational area of the Company. Free medical treatment was provided for 2,500 patients from underprivileged families, while other programs included a mass circumcision for 250 underprivileged children and supplementary nutrition packages for 200 breast-fed infants of underprivileged families.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tabel Dana Tersedia & Penggunaan Dana Program Kemitraan 2008 Available Funding and Partnership Program Funding in 2008 (dalam Rupiah/ in Rupiah)
44
Industri Mebel Meubel Industry
Indus tri K a terin Ca ter g ing In dustr y
upuk tri Kr Indus ustry d In k Krupu
Kami juga memberikan perhatian kepada pengembangan dan pembangunan sarana ibadah serta sarana umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat. Beberapa kegiatan dimaksud adalah penyerahan dana bantuan renovasi untuk 25 unit mesjid dan musholla, dan safari Jum’at untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat sekaligus menyalurkan bantuan perlengkapan ibadah.
We also focused attention on construction and development of places of worship and facilities to be used by the local community. These activities included funding for the renovation of 25 mosques and mushollas, and the regular Safari Jum'at campaign in mosques was continued in order to foster good relations with the community living around the Company and to distribute religious materials.
Sarana umum yang telah dikerjakan adalah pembangunan 40 petak kios di pasar tradisional Tanjung Enim. Kami juga merenovasi gedung sekolah dasar dan balai pertemuan masyarakat, dan membangun posyandu, saluran air limbah serta sarana mandi-cuci-kakus (MCK).
Public facilities that we completed included the construction of 40 stalls in the traditional market of Tanjung Enim. We also renovated the elementary school building and community town hall, constructed a local integrated care clinic, a waste water system, washing and toilet facilities.
Tabel Dana Program Bina Lingkungan Community Development Program Fund No
Uraian / Description
(dalam Rupiah)
2008
2007
%
a
b
a:b
62,767.700
301,790.178
21
Pendidikan Masyarakat Sekitar/Education for Local Community
6,713,565.070
1,123,853.550
597
3
Peningkatan Kesehatan Masyarakat/Public Health Improvement
1,540,908.622
373,780.797
412
4
Pengembangan Sarana dan Prasarana/Development of Public Facilities
7,505,941.533
7,370,310.496
102
5
Bantuan Sarana Ibadah/Spiritual Facility Aid
1,048,997.232
651,562.250
161
6
Pelestarian Alam/Natural Reservation
51,385.000
8,750.000
587
7
Biaya Operasional/Operational Cost
123,428.175
10,895.000
1.133
8
SP3 Pemda/Local Government
18,625,024.000
15,830,670.000
118
JUMLAH/Total
35,672,017.332
25,671,612.271
139
1
Bantuan Bencana Alam/Natural Disaster Aid
2
45
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Keselamatan & Kesehatan Kerja Occupational Safety and Health
Dalam melakukan kegiatan operasinya setiap perusahaan pastilah dihadapkan pada berbagai risiko. Salah satunya adalah risiko keselamatan kerja maupun risiko kesehatan kerja. Sebagai sebuah perusahaan di bidang pertambangan, adalah menjadi kewajiban Kami untuk mengantisipasi risiko tersebut. Bentuk antisipasi yang selama ini dijalankan adalah penerapan prosedur serta standar baku tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). In conducting its operations, every company will undoubtedly be faced with a number of risks. These risks include threats to safety and occupational risks. As a company engaged in the mining industry it is our duty to anticipate such risks. The form of anticipation which has been conducted up until now is through the establishment and implementation of basic standards on Occupational Safety and Health (K3). Kami memahami pengelolaan K3 merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem produksi yang dikembangkan Perseroan. Pengelolaan K3 juga bagian dari strategi jangka panjang Perseroan dalam upaya menyediakan lingkungan kerja aman dan sehat.
We understand that K3 represents an inseparable part of the production system that is currently being developed by the Company. Implementation of K3 is also part of the long-term strategy of the Company to provide a safe and healthy working environment.
Kami terus berusaha memastikan seluruh lokasi kegiatan usaha dan operasional Perseroan telah memenuhi standar K3, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di setiap unit usaha dan operasional dibentuk unit kerja yang menangani manajemen K3.
We strive to ensure that all locations of business and operations of the Company fulfill K3 standards, in line with the prevailing laws. A working unit is established to handle the management of K3 in every business unit and operational area.
Selain itu juga disediakan perlengkapan infrastruktur terutama alat-alat pelindung bagi pekerja. Secara terus menerus Kami juga melakukan pemantauan kesiapan dan audit secara berkala terhadap berbagai hal terkait pengelolaan K3. Berbagai kebijakan juga ditetapkan guna menjamin dipatuhinya K3 oleh semua pihak di Perseroan. Kebijakan pengelolaan K3 menyangkut aspek-aspek sebagai berikut : 1. Menciptakan keteladanan dalam penerapan disiplin yang dimulai dari diri sendiri, membudayakan perilaku aman dan mengembangkan kompetensi melalui pembinaan sikap kerja yang efektif. 2. Mencegah insiden melalui identifikasi, analisis dan eliminasi bahaya secara terencana. 3. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku baik nasional maupun internasional. 4. Melakukan pengukuran kinerja K3 dan perbaikan secara berkesinambungan.
In addition, we provide all the infrastructural requirements, especially protective equipment for our workers. We continually monitor preparedness and conduct regular audits on many elements concerned with management of K3. Policies have been implemented to ensure that K3 is implemented in all parts of the Company. The policy on K3 management touches the following aspects: 1. Creation of a model for the application of discipline which begins with each person, forming a culture of safetyconscious behavior and the development of competencies by means of development of an effective work ethic. 2. Prevention of incidents by means of identification, analysis and the elimination of danger in a systematic manner. 3. Implemention of rules and regulations which are applicable at both the national and international level. 4. Perform studies of K3 performance and improvements in a continuous manner.
46
Secara tegas Kami menyatakan, pengelolaan K3 adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus ikut menciptakan lingkungan kerja yang sehat, bebas cidera serta melakukan kegiatan operasional sesuai kaidah yang berlaku.
We reiterate that the implementation of K3 is the responsibility of all. All parties must cooperate in creating a healthy working environment that is accident-free and in the conduct of operations in line with the existing regulations.
Kami berkomitmen menerapkan disiplin dan budaya perilaku aman, disertai upaya mencegah insiden melalui identifikasi, analisis dan eliminasi bahaya secara terencana. Untuk itulah semua pihak di lingkungan Perseroan maupun mitra kerja diwajibkan mematuhi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Baik yang berlaku nasional maupun internasional.
We are committed to the implementation of the discipline and culture of safe behavior, together with efforts to prevent incidents by means of the identification, analysis and elimination of risks in a planned manner. To achieve these goals, it is compulsory for all parties including partner companies within the scope of the Company's area to meet all requirements of the existing laws regulating K3, at the national or international level.
Sejak 30 November 2007 Perseroan menerapkan Standar Manajemen K3 (SMK3) dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Pemberlakuan ketentuan ini diikuti pelaksanaan contractor safety management system (CSMS), yang ditujukan untuk mengetahui kinerja satuan kerja di lingkungan Perseroan dan mitra kerja dalam penerapan SMK3. Untuk menguji kesiapan dan kesiagaan semua pihak di lingkungan Perseroan terhadap pelaksanaan K3, maka pada tahun 2008 juga dilakukan latihan kesiagaan dan tanggap darurat/fire drill. Pelaksanaan latihan dilakukan sebanyak 2 kali. Kami juga memberikan makanan tambahan pada pekerja tertentu untuk mencegah maupun melindungi mereka dari penyakit akibat kerja. Sejauh ini upaya pemberian makanan tambahan cukup efektif. Berdasarkan penelitian diketahui belum ada karyawan yang terindikasi sakit akibat kondisi lingkungan kerja buruk, seperti penurunan ketajaman pendengaran, penurunan ketajaman penglihatan dan penurunan fungsi paru Secara rutin, Kami melaksanakan pertemuan safety committee baik dengan unit kerja-unit kerja terkait maupun bersama mitra kerja. Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan K3.
Since 30 November 2007 the Company has implemented the Management Standard for Occupational Safety and Health (SMK3) issued by the Minister of Manpower and Transmigration. Implementation of this regulation was accompanied by the creation of the Contractor Safety Management System (CSMS), with the aim of evaluating the performance of work units and partner companies in the implementation of SMK3. In 2008, to examine the preparedness and alertness of all parties within the Company in the implementation of K3, the Company conducted alertness emergency exercises and fire drills. These exercises were conducted on two occasions. We identify any employees at risk from work-related health disorders such as hearing loss, deterioration of vision and the deterioration of pulmonal/lung function and provide them with supplemental meals to give them protection against ailments. Research confirms that no employee has been diagnosed with such a disorder resulting from unfavorable working conditions. In a routine manner, we conduct safety committee meetings both with the working units as well as with partner firms. These meetings are designed to remind all parties of rules and regulations related to K3.
Pelatihan K3
Training for K3
Secara periodik Kami menggelar berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk para karyawan, guna meningkatkan pengetahuan tentang K3. Beberapa diklat dilaksanakan internal, namun ada juga yang bekerja sama dengan pihak lain.
We periodically conduct a range of educational and training sessions for our employees in order to improve their knowledge on K3. Some of these sessions are conducted internally but others are conducted in collaboration with other institutions.
Selama tahun 2008 diklat K3 yang dilakukan antara lain:
During 2008 educational and training sessions included the following:
1. Pelatihan untuk pemenuhan standarisasi/sertifikasi karyawan tambang, diikuti 152 orang. Terdiri dari: Sertifikasi Pengawas Operasional Madya (2 orang), Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (89 orang), Sertifikasi
1. A training session to meet standardization/ certification of mining personnel was attended by 152 employees. They consisted of: Mid-level Operational Supervisor Certification Training (2 staffs), Advanced Operational
47
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Auditor SMK3 (13 orang), Sertifikasi Ahli Kebakaran Kelas B (2 orang), Sertifikasi Juru Ledak Kelas II (6 orang), Sertifikasi Teknisi K3 Listrik (4 orang), Sertifikasi Search And Rescue (36 orang). 2. Pelatihan K3 untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Jenis pelatihan ini adalah pelatihan SMK3 (3 angkatan, 53 peserta), pelatihan penanggulangan kebakaran (4 angkatan, 88 peserta), pelatihan penanganan penderita gawat darurat (5 angkatan, 132 peserta), pelatihan pengawas operasi pratama (POP) dan pengawas operasi madya (POM) sebanyak 8 angkatan dengan 229 peserta. Pembinaan K3 Salah satu cara efektif memberikan pemahaman pentingnya K3 adalah dengan penyuluhan atau sosialisasi terhadap para karyawan. Sepanjang tahun 2008 Kami telah melakukan penyuluhan tentang K3 sebanyak 271 kali. Adapun jumlah karyawan yang telah mendapatkan penyuluhan sebanyak 5.500 orang. Secara rutin juga digelar kegiatan rutin safety talk setiap awal giliran kerja di lingkungan satuan kerja, baik di lingkungan Perseroan maupun kontraktor. Pada tahun 2008 tercatat ada 2.757 kali kegiatan safety talk dengan jumlah peserta 88.441 orang. Rinciannya, safety talk di satuan kerja Perseroan sebanyak 1.807 kali dengan 34.688 peserta. Sedang safety talk yang dilakukan kontraktor sebanyak 950 kali dengan 53.753 peserta. Secara keseluruhan pada tahun 2008 telah dilakukan 57.890,33 jam pembinaan K3. Bila dirata-rata maka jumlah karyawan per bulan yang mendapat pembinaan sebanyak 8.014 orang, dan rasio jam pembinaan K3 per karyawan sebesar 10,55 jam.
Utamakan Keselamatan Safety is our priority
Supervisor Certification Training (89 staffs) , SMK3 Auditor Certification (13 staffs), Fire Management Expertise Class B (2 staffs), Detonation Officer Class II (6 staffs), K3 Electro Technician Certification (4 staffs) and Search and Rescue Certification (36 staffs). 2. Training for Safety and Occupational Health (K3) designed to improve knowledge and skills took the following forms of training and participation: SMK3 training (3 batches, 53 participants); fire drill (4 batches 88 participants); emergency casualties management training (5 batches,132 participants); advanced Operational Supervisor Refresher Course (POP) and Mid-level Operational Supervisor (POM) (8 batches, 229 participants). Workshops on K3 One of the most effective ways of creating understanding of the importance of K3 is by conducting workshops and through information programs for employees. During 2008 we conducted 271 workshops. The total number of employees attending these workshops was 5,500. A safety talk is held as a matter of routine at the start of every work shift at each working unit, both within the Company and at contractors. In 2008 we recorded 2,757 safety talks attended by 88,441 personnel. At the Company's sites, 1,807 safety talks were delivered to 34,688 participants, while at contractor sites, 950 safety talks were given to 53,753 participants. In total, during 2008 57,890.33 hours of K3 workshop training were conducted. On average, the number of employees receiving training was 8,014 per month, with an average of 10.55 hours of K3 training per employee
Profesional Professional
48
Utamakan Keselamatan Safety is our priority
ma enyela tim P e Team u c s e R
Kesela ma tan dan k Occup eseha ationa tan K l Saf erja ety & Healt h
t
Perihal pengelolaan K3 juga diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB), yang disepakati Serikat Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (SPBA) dengan manajemen. Di dalam PKB secara tegas dinyatakan bahwa karyawan maupun Perseroan wajib menaati dan melaksanakan undang-undang tentang K3. Sebagai pengejawantahan mengenai materi K3 dalam PKB, manajemen melalui Kepala Teknik dan Tambang atau Ketua Panitia Pembina K3 secara terus menerus berkewajiban menyelenggarakan upaya-upaya K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara bagi karyawan, wajib mematuhi segala kebijakan yang ditetapkan Perseroan untuk menunjang pelaksanaan K3.
Implementation of K3 is also stipulated in the Common Work Agreement (PKB) agreed between the labor union of PT Bukit Asam (Persero) Tbk (SPBA) and the management. This agreement explicitly stipulates that both employees and the Company are obliged to comply with and execute the provisions of laws on K3. As the responsible authority on issues related to K3 in the agreement, management, through the Head of Technical and Mining or the Head of the K3 Development Committee, is obliged to implement K3 measures in line with the existing laws. Meanwhile employees are required to comply with all policies established by the Company to support the implementation of K3.
Kecelakaan Kerja Meski karakteristik kegiatan operasional Perseroan adalah sektor pertambangan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja relatif tinggi, namun Kami berbesar hati karena selama tahun 2008 tidak ada kecelakaan kerja yang dikategorikan fatal. Dua kecelakaan kerja yang terjadi termasuk dalam kategori berat dengan jumlah korban 3 orang dan kategori ringan dengan jumlah korban 2 orang. Bila angka ini dihitung sebagai angka kekerapan kecelakaan atau frequency rate, maka tahun 2008 besarannya adalah 0,372. Sedang jumlah angka keparahan kecelakaan atau severity rate sebesar 143,26.
49
Accident Rate Although the operational characteristics of the Company are in mining with a naturally relatively high risk of accidents, we are proud that in 2008 there was not one fatal accident. Two accidents were categorized as major incidents with 3 victims and those categorized as minor incidents involved 2 victims. If this is calculated as a frequency rate, in 2008 the rate was therefore 0.372, while the severity rate was 143.26.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
50
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Sumber daya manusia adalah aset berharga yang dimiliki suatu perusahaan. Kami sepenuhnya menyadari, sumber daya manusia atau SDM merupakan salah satu faktor penentu keberlanjutan Perseroan, dan oleh sebab itu harus dikembangkan secara terus menerus. Human Resources (HR) is a valuable asset of a company. We are fully aware that HR is a determining factor for corporate sustainability and therefore has to be consistently developed.
Komposisi SDM
Human Resources Composition
Kami menempatkan SDM sebagai mitra strategis, mengingat mereka merupakan unsur penggerak utama dalam dalam seluruh kegiatan Perseroan. Untuk itulah Kami menerapkan pengelolaan SDM yang transparan, terukur serta dapat dipertanggungjawabkan.
We regard HR as a strategic partner, bearing in mind that it is the major driving force for all corporate activities. Accordingly, we apply transparent, measurable and accountable management of Human Resource Development (HRD).
Pengelolaan SDM yang dilaksanakan selama ini didukung pula oleh struktur organisasi yang lengkap didasarkan fungsi masingmasing. Semuanya meliputi fungsi perencanaan, pengembangan, pendidikan dan pelatihan, administrasi kekaryawanan dan hubungan industrial.
Management of HRD within the Company is supported by a comprehensive organizational structure based on individual function. This encompasses planning, development, education and training, personnel administration and industrial relations.
Secara umum karyawan di PT Bukit Asam (Persero) Tbk dibedakan dalam status administrasi kekaryawanan, yakni karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Hingga akhir tahun 2008, total jumlah karyawan di Perseroan ada 3.382 orang, terdiri dari pegawai tetap 3.292 orang dan karyawan tidak tetap sebanyak 90 orang. Seluruh karyawan yang ada tersebar di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Unit Pertambangan Ombilin, dan Unit Pengusahaan Briket. Lainnya adalah karyawan yang diperbantukan pada anak perusahaan dan lembaga pengelola dana pensiun milik Perseroan. Bila dipilah berdasarkan usia, seluruh karyawan yang ada berusia antara 25 tahun hingga 55 tahun. Dengan demikian dapat dipastikan, Kami tidak mempekerjakan tenaga kerja di bawah umur. Komposisi karyawan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut.
51
Generally all employees of PT Bukit Asam (Persero) Tbk are classified in terms of personnel administration as either tenured or contract employees. Up until the end of 2008 the total number of employees was 3,382, consisting of 3,292 tenured workers and 90 contract workers. All field employees are assigned to one of three units: Tanjung Enim Mining Unit, Ombilin Mining Unit and Briquette Production Unit. Remaining employees are assigned to subsidiaries and the institution that manages the Company's pension fund. Based on age, the range is between 25 years and 55 years. This provides a guarantee that we do not employ under-age workers. The composition of the workforce based on age is shown in the table below.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tabel Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia Employee Composition Based on Age
Semua karyawan bekerja berdasarkan aturan yang ditetapkan dalam perjanjian kerja bersama (PKB). Karenanya Kami juga tidak melakukan praktik kerja paksa, karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip yang termaktub dalam PKB. Jenjang pendidikan para karyawan sangat beragam, mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga pasca-sarjana (S2). Beragamnya latar belakang pendidikan mereka, disesuaikan jenis pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Mereka yang menjadi karyawan dipastikan telah memenuhi kualifikasi atau persyaratan yang ditentukan Perseroan. Komposisi karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan dapat disimak dalam tabel berikut.
Rentang Usia Age range
Jumlah Karyawan Number of employees
25 – 30 tahun 30 – 35 tahun 35 – 40 tahun 40 – 45 tahun 45 – 50 tahun 50 – 55 tahun
1 63 224 879 1,376 749
Total jumlah pegawai Total number of employees
3,292
All employees work based on the provisions of the Common Work Agreement (PKB). We do not engage in forced labor practices, which run counter to the principles enshrined in the agreement. The educational background of employees varies from primary education to postgraduate. The varying educational backgrounds represent factors of assignment and responsibilities. Persons who have become employees of the Company have met the qualification or requirements set by the Company. The composition of the workforce based on educational background is shown in the table below.
Tabel Komposisi Tingkat Pendidikan SDM Employee Composition Based on Educational Level 0.5 %
Tingkat Pendidikan Educational Level
Jumlah berdasarkan tingkat pendidikan Numbers based on Educational Level
Sekolah Dasar/ Elementary School
426
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/ Junior High School Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/ Senior High School Sarjana Muda Strata O/ Diploma degree Sarjana S1/ Bachelor’s Degree Magister S2/ Master’s Degree
1,634 220 249 17
Total
3,292
746
52
Perseroan mendefinisikan bahwa yang dimaksudkan dengan karyawan lokal, adalah karyawan yang lahir di wilayah provinsi tempat Perseroan melakukan kegiatan utamanya, yaitu Provinsi Sumatera Selatan tempat beroperasinya Unit Pertambangan Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati, Sumatera Barat tempat beroperasinya Unit Pertambangan Ombilin dan Pelabuhan Teluk Bayur serta Lampung tempat beroperasinya Pelabuhan Tarahan. Sehingga jumlah karyawan lokal sebanyak 2.444 orang atau 74% dari total karyawan. Dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan tidak ada pembedaan berdasarkan gender. Namun sebuah kenyataan kalau jumlah karyawan perempuan lebih sedikit ketimbang karyawan laki-laki. Jumlah karyawan perempuan ada 166 orang, sedang karyawan laki-laki sebanyak 3.126 orang. Sangat mungkin karakteristik kegiatan Perseroan di sektor pertambangan, kurang diminati tenaga kerja perempuan. Seluruh karyawan tetap dan karyawan tidak tetap termasuk tenaga outsourcing, menerima upah pokok di atas upah minimum regional (UMR) yang berlaku di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penentuan upah pokok tidak ada pembedaan dengan pertimbangan gender. Namun demikian berdasarkan status administrasi kekaryawanan, Kami memberikan tunjungan berbeda bagi karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Pengembangan SDM Keberadaan SDM secara tidak langsung mempengaruhi daya saing Perseroan. Memiliki SDM dengan tingkat kemampuan dan kompetensi tinggi, pastinya akan meningkatkan kinerja Perseroan yang pada akhirnya memicu peningkatan daya saing.
The company defines that what is termed as the local employee is the employee born within the province where the Company mainly operates: the South Sumatera Province, where the Tanjung Enim Mining Unit operates, West Sumatra Province where Ombilin Mining Unit and Teluk Bayur Port are located, and Lampung Province where Tarahan Port operates. Therefore the total number of local employee is 2,444 staffs or 74% from the total number of employees. There is no gender discrimination during the employee recruitment and selection process, although the Company employs more males than females. The number of male employees is 3,126 while female employees number 166. It is likely that the characteristic activities of the Company in the mining sector are a deterrent to female applicants. All employees, both tenured and contract including employees engaged through outsourcing, receive salaries in line with the Regional Minimum Wage (UMR) enforced within South Sumatera Province. In determining the amount of basic salary, the Company avoids any gender discrimination. Benefits differ depending on employee administrative status and between tenured and contract employees. Human Resources Development The position of HR indirectly affects the competitiveness of the Company. Possession of HR with a high level of ability and competency will inevitably improve the performance of the Company, which in turn will improve its competitiveness.
Tenag a Ah li Exper t kerjasama Tim Teamwork
53
sional Profe l ssiona Profe
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Untuk itulah Kami memahami pentingnya pengembangan kemampuan dan kompetensi para karyawan. Selain untuk peningkatan kualitas kerja, hal tersebut juga menjadi salah satu alat ukur dalam pengembangan potensi dan karir mereka.
Thus, we understand the importance of developing the abilities and competence of employees. In addition to improving the quality of work, this has become a parameter in the development of the potentials and careers of employees.
Pengembangan kemampuan dan kompetensi para karyawan dijalankan melalui beberapa kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2008. Salah satu diantaranya adalah “Pelatihan Executive Development Program” yang diselenggarakan oleh INSEAD di Singapura dan Shanghai, China. Pelatihan ini diikuti 64 karyawan pada tingkatan senior manager, general manager dan direktur pada anak perusahaan.
The development of competencies and abilities of employees was achieved during 2008 through a variety of activities. One was Executive Development Program Training conducted by INSEAD in Singapore and Shanghai, China. 64 Participants came from the level of Senior Manager, General Manager as well as Directors from subsidiaries.
Sedang kegiatan yang ditujukan bagi karyawan pada tingkatan lebih rendah, antara lain pelatihan teknik dan non-teknik untuk pemenuhan kompetensi teknis karyawan. Pelatihan diikuti 1.930 karyawan.
Activities for employees at lower levels included technical and non-technical programs to improve technical competencies of employees. A total of 1,930 employees took part in these programs.
Selain itu juga dilakukan pelaksanaan uji kompetensi terkait kompetensi non-teknis terhadap karyawan di jenjang (eselon) II, III, dan IV yang diikuti 1.768 karyawan. Sedang pelatihan serupa terkait kompetensi teknis untuk karyawan di jenjang (eselon) IV dan V diikuti 277 karyawan.
Additionally, a non-technical competency examination for echelon II, III and IV employees involved 1,768 employees. A similar training program related to technical competencies was conducted for echelon IV and V staff and was attended by 277 employees.
Hal lain yang dilakukan dalam upaya pengembangan SDM adalah penyelarasan dan penyempurnaan organisasi. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2008 adalah kajian penyempurnaan organisasi, serta analisa dan evaluasi jabatan sesuai kebutuhan pengembangan Perseroan.
Other activities conducted to improve HR included organizational improvement and alignment. Activities conducted in 2008 included studies on organizational improvement as well as analysis and occupational evaluation in line with the development needs of the Company.
Selama tahun 2008 terjadi pengurangan Pegawai Tetap sebanyak 65 orang, hal ini disebabkan pegawai tersebut sebagian besar sudah berakhir masa kerjanya dan beberapa meninggal dunia dan pemutusan hubungan kerja.Kami juga melakukan rekrutmen 117 karyawan baru dengan status awal Management Trainee sebagai antisipasi terhadap kebutuhan dan pengembangan SDM. Rekrutmen dilaksanakan melalui proses seleksi yang transparan serta dapat dipertanggungjawabkan. Secara berbarengan dilaksanakan pula penyempurnaan data base kekaryawanan dan optimalisasi aplikasi “Ellipse-HR”
During the year 2008 there has been a reduction on the tenured employee of 65 persons, consisting of termination of contract, death and retrenchement. We conducted recruitment of 117 new employees with the status of Management Trainee as an anticipatory step for projected HR expansion. Recruitment is conducted in a transparent and accountable selection procedure. Consecutively, we improved the employee database and optimalization of the Ellipse-HR application.
Kami juga melakukan sosialisasi kepada karyawan tentang kebijakan Perseroan terkait pengelolaan SDM. Diantaranya sosialisasi perubahan peringkat karyawan, sosialisasi pengaturan karyawan yang ditugaskan di anak perusahaan, dan sosialisasi penyempurnaan uang bantuan perumahan. Hal lain yang tak boleh diabaikan adalah upaya Kami membentuk budaya unggul di kalangan karyawan. Pembentukan budaya unggul ditujukan untuk memotivasi setiap karyawan guna memberikan kinerja terbaik bagi Perseroan. Budaya unggul juga memberikan suatu ciri budaya korporat penting dalam memenangi persaingan di era kompetisi global.
Programmes to disseminate corporate policies on HR included socialization of an adjustment in the employee hierarchy, and on regulations for employees assigned to subsidiary companies as well as on rises in housing allowance. One aspect that should not be neglected was effort to establish a winning corporate culture among employees. The creation of winning corporate culture is aimed at motivating every employee to give the best for the Company. Winning corporate culture gives a distinct corporate cultural identity to the Company in an era of global competition. In 2008 staff and management did not have any opportunity to participate in anti corruption training
Selama tahun 2008, pegawai ataupun manajemen belum berkesempatan untuk mengikuti pelatihan antikorupsi.
54
Pembentukan budaya unggul diwujudkan melalui kegiatan implementasi sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment) yang dilakukan secara terukur serta transparan. Kegiatan lain adalah implementasi balance score card di seluruh unit kerja Perseroan, dan penilaian prestasi kerja karyawan (PPKP) pada setiap semester sebagai acuan pemberian penghargaan maupun pengembangan karir.
The establishment of winning corporate culture is conducted by the implementation of a reward and punishment system in a measurable and transparent way. Other activities include the implementation of the balance score card at all work units of the Company. Reviews are conducted each semester of performance as the basis for awards and career development. Common Work Agreement
Perjanjian Kerja Bersama Pengelolaan SDM tidak ada artinya tanpa dukungan dari para karyawan, disertai hubungan industrial kondusif antara mereka dengan Perseroan. Dalam pemahaman inilah Kami menyadari pentingnya mengatur relasi antara karyawan dengan manajemen, yang diejawantahkan dalam perjanjian kerja bersama (PKB). PKB menjadi pedoman umum dan dasar hubungan industrial yang sehat, karena merupakan bentuk kesepakatan antara karyawan dengan manajemen. Keberadaan PKB telah didaftarkan dan menjadi keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. PKB yang diberlakukan saat ini merupakan hasil kesepakatan antara manajemen dengan Serikat Pekerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau SPBA. PKB tersebut mulai berlaku 5 Maret 2008 dan berakhir 4 Maret 2010 mendatang. Dalam PKB diatur hak maupun kewajiban yang harus dijalankan oleh para karyawan dan manajemen. Keberadaan PKB diharapkan mendorong semangat kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya secara adil serta berimbang. Sementara bagi Perseroan, PKB bisa menjadi faktor penentu keberlanjutan kegiatan operasi maupun usaha. Peranan dan keberadaan SPBA dalam penyusunan PKB sekaligus menjadi pengakuan Perseroan terhadap hak azasi manusia dalam hal ini hak karyawan untuk berserikat dan berpendapat. Sesuai namanya, SPBA merupakan organisasi serikat pekerja yang dibentuk dan diselenggarakan oleh para karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
55
HHuman Resources management is meaningless without support from employees and conducive industrial relations between employees and the Company. This understanding recognizes that we are fully aware of the importance of regulating relations between employee and management, as embodied in the Common Work Agreement (PKB). The agreement establishes the guidelines and foundations for healthy industrial relations, since it represents an agreement between employees and the management. This agreement has been registered and has been made a decree of the Directorate General of Industrial Relations and Labor Social Security of the Department of Manpo The existing Common Work Agreement represents agreement between the Labour Union of PT Bukit Asam (Persero) Tbk or SPBA. The agreement came into force on 5 March 2008 and expires on 4 March 2010. The agreement regulates rights and obligations that should be performed by employees and management. The existence of the agreement is expected to motivate employees to improve productivity and the welfare of the employees and their families in a fair and balanced way. For the Company, the agreement serves as the determining factor to sustain its business and its operational activities. The role and existence of SPBA as laid out in the PKB serve as an acknowlegdment that the Company recognizes human rights, in this case the freedoms of association and expression. In line with its name, the SPBA is a labor union established and managed by the employees of PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) mengacu pada Keputusan Menteri Negara BUMN RI No.KEP-117.M-MB/2002 tertanggal 1 Agustus 2002. Dalam pelaksanaannya, Kami memformulasikan ketentuan tersebut menjadi suatu panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. The application of Good Corporate Governance (GCG) refers to the Decree of the State Minister for State-owned Enterprise No KEP- 117. M-MB/ 2002 dated 1 August 2002. In implementing the policy, we have formulated a set of principles published as a booklet to illustrate ways of becoming a well-governed Company. Panduan dimaksud berisikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan dan implementasinya, diikuti sejumlah kebijakan maupun peraturan teknis yang relevan. Panduan ini juga diharapkan menjadi acuan segenap jajaran Perseroan dalam menjalankan aktivitas mereka.
This illustration encompasses the principles by which the Company is managed and their implementation, together with a number of policies and relevant technical regulations. This booklet is expected to become a reference for all personnel in performing their duties.
Tujuan utama dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik adalah mengendalikan dan mengarahkan hubungan di antara pemangku kepentingan. Selain itu juga untuk mendorong dan mendukung pengembangan Perseroan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih baik, meningkatkan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan dan perbaikan budaya kerja.
The main objective in implementing a good management system is to control and direct the relationships between stakeholders. It is also aimed at accelerating and supporting the development of the Company, improving management of resources and risk, improving responsibility to stakeholders with the aim of improving corporate culture.
Budaya Perseroan
The corporate culture is the set of values and behavior which every employee is obliged to obey and implement in their work. We express these values as trustworthy work ethic, openness, positive, rational, cost conscious and environment conscious (abbreviated in Indonesian as PTPRS).
Budaya perseroan adalah nilai-nilai dan perilaku yang wajib dipatuhi dan diterapkan dalam pelaksanaan kerja oleh segenap jajaran Perseroan. Kami merumuskan nilai-nilai dimaksud dalam formulasi sikap kerja percaya, terbuka, positif, rasional, dan sadar biaya/sadar lingkungan (PTPRS). Percaya: Sikap saling mempercayai satu sama lain. Baik antara pimpinan dengan bawahan, maupun sesama rekan kerja Terbuka: Sikap menganggap karyawan sebagai rekan kerja sehingga menumbuhkan keterbukaan dan saling memahami agar mampu bekerja sama. Sikap ini diwujudkan dengan tiga tindakan pokok, yakni memberikan informasi yang benar, saling mengingatkan dan bersikap satria. Positif: Selalu berpikir dan bertindak positif dalam melihat sesuatu hal sehingga mampu meraih hasil lebih optimal. Rasional: Pola pikir obyektif, adil dan kemampuan menilai serta membedakan antara keyakinan dan asumsi.
Corporate Culture
Confidence: Mutual trust in one another; trust between subordinates and superiors, as well as between colleagues. Openness: An attitude that respects colleagues as peers, creating openness and mutual understanding of the ability to work together. This is embodied in three main basic points: providing correct information, reminding others, and demonstrating a sense of responsibility. Positive: Think and act positively in dealing with issues in order to achieve the optimal outcome. Rational: An objective and fair mindset, together with the ability to judge and distinguish between conviction and assumption.
56
Sadar Biaya dan Sadar Lingkungan: Sikap menghargai setiap usaha yang dilakukan untuk efisiensi di setiap lini bisnis. Selain itu Kami juga mengembangkan “Budaya Kerja SiPrima”, yakni budaya kerja sinergi, profesional dan bermoral. Sinergi, merupakan semangat untuk menggalang kekuatan mencapai tujuan Perseroan Profesional, merupakan sikap dan budaya mencintai, menghayati, meningkatkan serta mengembangkan keahlian untuk dapat memberikan hasil kerja terbaik. Bermoral, adalah sikap kesiapan diri dan membuka peluang berkomunikasi terhadap gagasan, saran, pembaharuan serta teknologi yang telah dikembangkan di luar. Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik Kami terus mengembangkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Ada beberapa hal prinsip yang menjadi perhatian. Transparansi (transparency): Suatu prinsip keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang materiil dan relevan dengan Perseroan. Kemandirian (independency): Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Akuntabilitas (accountablility): Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab antara pemegang saham, komisaris dan direksi, untuk menciptakan keseimbangan kekuasaan dan pengelolaan secara efektif. Pertanggunggjawaban (responsibility): Kesesuaian dan kepatuhan pengelolaan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Kewajaran (fairness): Perlakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak pemegang saham dan pemangku kepentingan. Baik yang timbul karena perjanjian maupun peraturan perundangan yang berlaku. Organ Perseroan Dalam melakukan seluruh kegiatan, Perseroan didukung dan memiliki organ dengan kedudukan, fungsi dan kewenangan yang telah diatur. Adapun organ perseroan dimaksud adalah: a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), merupakan organ perseroan tertinggi dan memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada komisaris dan direksi sesuai anggaran dasar maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS merupakan wadah bagi pemegang saham dalam melaksanakan wewenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
57
Awareness of Cost and Environment: An attitude that values any effort for cost and environmental efficiency in every line of business. In addition, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk has also cultivated Work Ethics, abbreviated as SiPrima, representing a corporate culture of synergy, professionalism and ethics: Synergy is the spirit to unite forces to achieve the goals of the Company. Professionalism is the attitude and value to respect, appreciate, consider, develop and improve skills to do our best in achieving best work performance. Ethical is personal readiness to be open to new ideas, advice, breakthoughs and technology that have been developed in other countries. Good Corporate Governance Principles We are constantly developing the principles to create good corporate governance. A number of principles have become the focus: Transparency: A principle of openness in the decisionmaking process and disclosure of relevant and significant information with the Company. Independence: A condition where a company is managed professionally without any conflict of interest and without any interference or pressure from other parties. Accountablility: Clarity of function, rights and obligation, authority and responsibility between shareholders, Commissioners and Directors to create a balance of power and effective management. Responsibility: Alignment with and compliance to the existing regulations and principles of a healthy corporation. Fairness: Fair and equal treatment in terms of fulfilling the rights of shareholders and other stakeholders, based on contracts and prevailing regulations. Corporate Structure In performing its activities, the Company possesses and is supported by organs with position, function and authority as arranged. These organs are as follows: a. Annual General Meeting (AGM) represents the highest ranking organ of the Company with full authority over issues not devolved to the Board of Commissioners and Board of Directors in line with the Articles of Association and prevailing regulations. The AGM is the vehicle with which the stakeholders execute their authority in line with the prevailing laws.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
b. Komisaris adalah organ perseroan yang diangkat melalui RUPS yang bertugas melakukan pengawasan serta memberikan masukan atas kebijakan direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan. Komisaris senantiasa mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Komposisi komisaris Perseroan dibentuk sedemikian rupa untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat. Jumlah komisaris ditetapkan oleh RUPS sesuai kebutuhan dan sedikitnya 30% dari jumlah anggota merupakan komisaris independen.
b. The Board of Commissioners is appointed by the AGM and is mandated to monitor and advise the Board of Directors in the conduct of management of the Company. The Board of Commissioners is bound by the prevailing regulations and obligations in performing its duties and responsibilities. The composition of the Board is designed to facilitate an effective and accurate decision-making process. The number of Commissioners is set by the AGM depending on requirements, with no less than 30% Independent Commisioners.
Dewan Komisaris/ The Board of Commissioners No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama/ Name Dr. Supriyadi Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Dr. Ir. Thamrin Sihite, M.E Suranto Soemarsono, SE, M.A Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum, FIQ
Jabatan/ Designation Komisaris Utama/ President Commissioner Komisaris/ Commissioner Komisaris/ Commissioner Komisaris Independen/ Independent Commissioner Komisaris Independen/ Independent Commissioner
Dalam melakukan tugasnya Komisaris dapat membentuk komite sesuai kebutuhan. Komite Audit untuk mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan publik.
In performing its duties, the Board of Commissioners can appoint special committees. The Audit Committee helps in the application of good corporate governance principles, the establishment of internal structures, improvements in the level of communication and financial reporting, as well as conducting studies on the scope, accuracy, independence and objectivity of the public accountant.
Komite Nominasi dan Remunerasi, membantu pengembangan mekanisme nominasi dan remunerasi bagi anggota komisaris, direksi maupun karyawan Perseroan. Komite Asuransi dan Resiko Usaha, membantu penilaian secara berkala serta memberikan rekomendasi tentang resiko usaha maupun jenis dan jumlah asuransi yang ditutup Perseroan dalam hubungannya dengan resiko usaha.
The Remuneration and Nomination Committee assists in the development of nomination and remuneration mechanisms for Commissioners, Directors and employees. The Insurance and Business Risk Committee assists in periodical assessment and provides business risk recommendations, including on types and amounts of insurance maintained by the Company in relation to business risk.
c. Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan. Direksi juga mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
c. The Board of Directors is an organ of the Company that is fully responsible for the management of the Company in line with the interests and the aims of the Company. The Board of Directors also represents the Company both within and outside courts of law, in line with the Articles of Association.
Direksi/ The Board of Directors No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama/ Name Ir. Sukrisno Dono Boestami, MSc Ir. Milawarma, M.Eng Ir. Heri Supriyanto Ir. Tiendas Mangeka Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Jabatan/ Designation Direktur Utama/ President Director Direktur Keuangan/ Finance Director Direktur Operasi/Produksi/ Operation/ Production Director Direktur Pengembangan Usaha/ Business Development Director Direktur Niaga/ Commerce Director Direktur SDM dan Umum/ HR and General Affairs Director
58
Komposisi direksi dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat. Selain itu komposisi yang ada diharapkan dapat bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis. Dalam kaitan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan juga menetapkan kebijakan umum yang mencakup beberapa hal penting. Hal dimaksud adalah integritas bisnis, hubungan dengan pemangku kepentingan, standar akuntansi, sistem pengendalian internal (SPI) dan auditor eksternal. Perseroan juga mengeluarkan kebijakan khusus yang mencakup berbagai masalah. Di antaranya keberadaan kuasa pertambangan (KP), sistem manajemen mutu (SMM), sistem produksi, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), sistem manajemen lingkungan (SML), sistem manajemen kinerja, sistem manajemen pengamanan pelabuhan, dan manajemen risiko. Selain itu juga terkait sistem informasi manajemen, sistem pemasaran, transaksi afiliasi, sistem pengadaan barang dan jasa, hubungan industrial, etika bekerja, hubungan dengan masyarakat, benturan kepentingan, keterlibatan dalam aktivitas politik, penerimaan dan pemberian hadiah, hubungan dengan pejabat negara, informasi orang dalam, serta keterbukaan dan kerahasiaan informasi. Pada tahun 2008 fokus kerja manajemen risiko adalah meningkatkan intensitas dan kualitas pengelolaan risiko operasional. Prioritas ini dimaksudkan untuk terus menjaga kinerja Perseroan secara optimal. Guna mencapai hal tersebut, Kami menerapkan beberapa strategi umum di antaranya mendorong integrasi seluruh proses bisnis ke dalam proses manajemen risiko. Selain itu juga mengintensifkan risk awareness process ke seluruh komponen Perseroan, dan memperbaharui risk register melalui pemantauan risiko berkesinambungan. Kami juga terus meningkatkan kompetensi dan pengetahuan personel yang ditunjuk (person in charge) dalam pengelolaan manajemen risiko melalui seminar dan pelatihan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini Perseroan telah mengidentifikasikan 36 risiko yang dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu risiko operasional, risiko pasar, risiko keuangan, risiko eksternalitas dan risiko strategis. Hal lain yang juga telah dijalankan untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik adalah mengembangkan business continuity plan untuk mendukung business continuity management.
59
The composition of the Board of Directors is designed to facilitate effective, accurate and fast decision-making. The existing composition is expected to act independently, in the sense of avoiding personal interest affecting capacity to perform tasks critically and independently. In relation to good corporate governance, the Company has established general policies that cover a number of important elements. These elements are business integrity, stakeholder relations, accounting standards, internal control system (SPI) and external auditor. The Company also issues special policies covering a variety of aspects. These include possession of a mining concession (KP), quality management system (SMM), production system, management system for Health and Occupational Safety (K3), environmental management system (SML), performance management system, port security management system and risk management. Also involved are information technology management, the marketing system, affiliated transactions, services and goods procurement system, industrial relations, work ethics, community relations, conflicts of interest, political nvolvement, delivering and receiving gratifications, relations with government officials, internal source information, information transparency and confidentiality. In 2008 the focus of risk management was to intensify and improve quality of operational risk management. This priority was established in order to continue to protect optimum performance at the Company. To achieve these goals, we have implemented a number of general strategies designed to accelerate integration of the entire business process within the risk management process. We have also intensified the risk awareness process in every component of the Company, and renewed the risk register through continued risk monitoring. We also improved the competency and knowledge of nominated leadership personnel (person in charge) in risk management through seminars and training sessions. The results of these activities included the identification of 36 risks that can be divided into five main groups: operational risk, market risk, financial risk, externality risk and strategic risk. Other activities conducted to support good corporate governance included the development of a business continuity plan to support business continuity management.
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sepanjang tahun 2008 Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat koordinasi sebanyak 33 kali dengan rincian kehadiran anggota sebagai berikut:
In order to fulfill their function and responsibilities, throughout 2008 the Board of Commissioners held 33 meetings attented by members as follows:
Periode 1 Jan 2008 – 29 Mei 2008/ Period of 1 Jan, 2008 – 29 May 2008
Rapat/ Meetings (a)
Kehadiran/ Attendance (b)
% (b:a)
13
13
100%
Ir. Mahyudin Lubis
Komisaris Utama/ President Commissioner Komisaris/ Commissioner
13
12
92%
Drs. Mirza Mochtar, MBA
Komisaris/ Commissioner
13
13
100%
Dr. Supriyadi
Komisaris/Commissioner
13
13
100%
Drs. Mirman
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
13
13
100%
Prof. Dr. Ir. Singgih Riphat, MA
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
13
13
100%
Rapat/ Meetings (a)
Kehadiran/ Attendance (b)
% (b:a)
Komisaris Utama/ President Commissioner
20
19
95%
Ir. Umiyatun Hayati Tri Astuti, MSc
Komisaris/ Commissioner
20
17
85%
Dr. Ir. Thamrin Sihite, ME
Komisaris/ Commissioner
20
20
100%
Suranto Soemarsono, SE, MA
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
20
19
95%
Ir. Abdul Latief Baky, MSc, MHum FIQ
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
20
19
95%
Nama/ Name Ir. Jarman, MSc
Jabatan/ Designation
Periode 29 Mei 2008 - 31 Desember 2008/ Period of 29 May 2008 - 31 Desember 2008
Nama/ Name Dr. Supriyadi
Jabatan/ Designation
Direksi telah melaksanakan rapat sebanyak 17 kali selama tahun 2008 untuk memastikan operasional bisnis dan keuangan Perseroan dilaksanakan secara transparan, terukur dan bertanggungjawab demi mencapai target yang telah ditetapkan.
Nama/ Name
Jabatan/ Designation
The Board of Directors held 17 meetings in 2008 to ensure that business operations and the Company’s finance are managed in transparent, measured and responsible manner in order to achieve target objectives.
Rapat/ Meetings (a)
Kehadiran/ Attendance (b)
% (b:a)
Ir. Sukrisno
Direktur Utama/ President Director
17
16
94%
Dono Boestami , MSc
Direktur Keuangan/ Finance Director
17
17
100%
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Operasi/ Produksi / Operation/ Production Director
17
16
94%
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Pengembangan Usaha/ Business Development Director
17
16
94%
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Pemasaran/ Commerce Director
17
17
100%
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur SDM dan Umum/ HR and General Affairs Director
17
16
94%
60
Selain itu Dewan Komisaris juga melakukan rapat koordinasi dengan Direksi sebanyak 20 kali sepanjang tahun 2008.
Board of Commissioners also held 20 coordination meetings with the Directors in 2008.
Periode 1 Jan 2008 - 29 Mei 2008/ Period of 1 Jan 2008 - 29 May 2008
Nama/ Name
Jabatan/ Designation
Rapat/ Meetings (a)
Kehadiran/ Attendance (b)
% (b:a)
Ir. Jarman, MSc
Komisaris Utama/ President Commissioner
11
11
100%
Ir. Mahyudin Lubis
Komisaris/ Commissioner
11
10
91%
Drs. Mirza Mochtar, MBA
Komisaris/ Commissioner
11
11
100%
Dr. Supriyadi
Komisaris/ Commissioner
11
11
100%
Drs. Mirman
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
11
11
100%
Prof. Dr. Ir. Singgih Riphat MA, APU
Komisaris Independen/ Independent Commissioner
11
11
100%
Ir. Sukrisno
Direktur Utama/ President Director
11
11
100%
Dono Boestami , MSc
Direktur Keuangan/ Finance Director
11
8
73%
Ir. Milawarma, M.Eng
Direktur Operasi/ Produksi / Operation/ Production Director
11
11
100%
11
11
100%
Ir. Heri Supriyanto
Direktur Pengembangan Usaha/Business Development Director
Ir. Tiendas Mangeka
Direktur Pemasaran/ Commerce Director
11
11
100%
Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Direktur SDM dan Umum/ HR and General Affairs Director
11
11
100%
Rapat/ Meetings (a)
Kehadiran/ Attendance (b)
% (b:a)
Periode 29 Mei 2008 - 31 Desember 2008/ Period of 29 May 2008 - 31 Desember 2008
Nama/ Name Dr. Supriyadi
Jabatan/ Designation
Komisaris Utama/ President Commissioner Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc Komisaris Utama/ President Commissioner Dr. Ir. Thamrin Sihite, MSc Komisaris/ Commissioners Suranto Soemarsono, MA Komisaris/ Commissioners Ir. Abdul Latief Baky, MSc. Komisaris/ Independent MHum, FIQ Commissioners Ir. Sukrisno Direktur Utama/ President Director Dono Boestami, MSc Direktur Keuangan/ Finance Director Ir. Milawarma, M.Eng Direktur Operasi/Produksi/ Operation and Production Director Ir. Heri Supriyanto Direktur Pengembangan Usaha/ Business Development Director Ir. Tiendas Mangeka Direktur Niaga/ Commercial Director Ir. Drs. Mahbub Iskandar Direktur SDM dan Umum/ HRD and General Affairs Director
61
9
9
100%
9
6
67%
9 9 9
8 9 8
89% 100% 89%
9
9
100%
9
9
100%
9
8
89%
9
8
89%
9
9
100%
9
9
100%
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
62
Referensi Silang GRI GRI Cross Reference
Indikator/ Indicator
Deskripsi Indikator/ Indicator Description
Halaman Referensi/ Reference Page
Strategi dan Analisa/ Strategy and Analysis 1.1. 1.2.
Pernyataan/Sambutan Direktur Utama/ President Director's Statement
hal/page 4 - 6
Dampak utama, resiko dan peluang/ Key impacts, risks and opportunities
hal/page 4 - 6
Profil Organisasi / Organizational Profile 2.1.
Nama Perseroan/ Name of the organization
hal/page 7
2.2.
Produk utama perseroan/ Primary brands, products, and/ or services
hal/page 9
2.3.
Struktur organisasi/ Operational structure of the organization
hal/page 10
2.4
Lokasi Kantor pusat perseroan/ Location of organization's headquarters
hal/page back cover
2.6.
Kepemilikan dan Badan Hukum Perseroan/ Nature of ownership and legal form
hal/page 7
2.7.
Wilayah pemasaran/ Market served
hal/page 36 - 37
2.8.
Skala Perseroan/ Scale of the reporting organization
hal/page 4, 35, 40, 51
2.10.
Penghargaan yang diterima
hal/page 26
3.1.
Periode pelaporan/ Awards received in the reporting period Reporting period
hal/page 2
3.2.
Laporan periode sebelumnya/ Date of most recent previous report
hal/page 2
3.3.
Siklus pelaporan/ Reporting Cycle
hal/page 2
3.4.
Kontak Personal/ Contact point
hal/page 3
3.5.
Proses penentuan isi laporan/ Process for defining report content
hal/page 3
3.6.
Batasan laporan/ Report boundary
hal/page 3
3.8.
Basis pelaporan/ Basis for reporting
hal/page 3
3.9.
Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan/ Data measurement technique and the bases of calculations
hal/page 3
3.11.
Perbedaan signifikan dengan pelaporan periode sebelumnya/ Significant changes from previous reporting periods.
hal/page 3
3.12.
Indeks Referensi Silang GRI G3/ GRI G3 Cross Index
hal/page 63 - 65
3.13.
Jasa assurance/ External assurance
hal/page 3
Enggetmen, Komitmen, dan Tata Kelola/ Governance, Commitments and Engagement
63
4.1.
Struktur Tata Kelola Perseroan/ Governance structure of the organization
hal/page 57 - 58
4.4.
Mekanisme Rekomendasi Pemegang saham dan karyawan/ Mechanism for shareholders and employees to provide recommendation
hal/page 57
4.8.
Misi, nilai-nilai,kode etik, dan prinsip-prinsip/ Statements of mission or values, code of conduct, and principles.
hal/page 56 - 57
4.9.
Pengawasan oleh Direksi/ Overseeing by the highest governance body
hal/page 58 - 59
4.10
Proses evaluasi kinerja Direksi/ Processes for evaluating the highest governance body's own Performance
hal/page 57
4.14.
Pemangku kepentingan Perseroan/ List of stakeholder groups engaged by the organization
hal/page 58
4.15.
Dasar penentuan pemangku kepentingan/ Basis for identification and selection of stakeholder
hal/page 59
Going Green for Sustainability. Sustainability Report 2008
Indikator/ Indicator
Deskripsi Indikator/ Indicator Description
Halaman Referensi/ Reference Page
Indikator Kinerja Ekonomi / Economic Performance Indicator EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi/ Direct economic values generated and distributed
hal/page 40
EC2
Implikasi financial akibat perubahan iklim/ Financial implication due to climate change
hal/page 40
EC3
Dana pensiun karyawan/ Defined benefit plan obligations
hal/page 40 - 51
EC4
Bantuan financial dari pemerintah/ Financial assistance received from government
hal/page 5
EC5
Standar upah minimum/ Standard entry level wage compared to local minimum wage
hal/page 53
EC6
Rasio pemasok lokal/ Spending on locally-based suppliers
hal/page 33ß
EC7
Rasio karyawan lokal/ Senior management hired from the local community
hal/page 53
EC8
Pembangunan infrastruktur untuk kepentingan publik/ Infrastructure investments and services provided for public benefit
hal/page 45
EC9
Pemahaman dan uraian dampak ekonomi tidak langsung/ Understanding and describing significant indirect economic impact, inlcuding the extent of impact.
hal/page 40
Indikator Kinerja Lingkungan/ Environmental Performance Indicator EN1
Pemakaian material/ Material used
hal/page 27
EN2
Pemakaian material daur ulang/ Recycled materials used
hal/page 27
EN3
Pemakaian energi langsung/ Direct energy consumption
hal/page 27
EN4
Pemakaian energi tidak langsung/ Indirect energy consumption
hal/page 27
EN5
Penghematan energi melalui konservasi energi dan peningkatan efisiensi/ Energy saved due to conservation and efficiency improvement
hal/page 27
EN6
Prakarsa Energi terbarukan/ Initiatives to provide energy-efficient or renewable energy
hal/page 27
EN7
Prakarsa Pegurangan konsumsi energi tak langsung/ Initiative to reduce indirect energy consumption and reductions achieved
hal/page 27
EN8
Pemakaian air/ Total water withdrawal
hal/page 27
EN9
Pengaruh pemakaian air terhadap sumber/mata air/ Water source significantly affected by withdrawal of water
hal/page 27
EN10
Pemakaian dan daur ulang air/ Percentage and total volume of water recycled and reused
hal/page 27
EN12
Perlindungan keanekaragaman hayati/ Impacts on biodiversity
hal/page 18 - 19
EN13
Pemulihan habitat/ Habitat restored
hal/page 18
EN14
Pengelolaan dampak terhadap keanekaragaman hayati/ Strategy current actions, and future plans for managing impact on biodiversity
hal/page 18 - 19
EN20
NOx, SOx, dan emisi udara signifikan lainnya/ NOx, SOx, and other significant air emissions
hal/page 25
EN21
Pembuangan limbah air/ Total water discharge by quality and destination
hal/page 21 - 23
EN22
Limbah dan metode pembuangan/ Waste and disposal method
hal/page 23 - 24
EN26
Prakarsa untuk mengurangi dampak lingkungan/ Initiatives to mitigate enviromental impacts of products and services, and extent of impact mitigation
hal/page 14, 29
EN27
Prosentase produk yang terjual dan pengemasan material berdasarkan kategori Percentage of product sold and their packaging materials that are reclaimed by category.
hal/page 36
EN29
Dampak lingkungan akibat transportasi/ Environmental impacts of transportation.
hal/page 36
EN30
Jumlah pengeluaran untuk proteksi lingkungan/ Total environmental protection expenditures
hal/page 28
64
Indikator/ Indicator
Deskripsi Indikator/ Indicator Description
Halaman Referensi/ Reference Page
Indikator Praktik Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja Labor Practices and Decent Work Indicator LA1
Jumlah karyawan/ Total workforce
hal/page 51
LA2
Tingkat perputaran karyawan/ Employee turnover
hal/page 54
Aspek Hubungan Tenaga Kerja dan Manajemen/ Labour/ Management Relations Aspect LA4
Perjanjian kerja bersama/ Collective bargaining agreements
hal/page 55
LA7
Tingkat kecelakaan kerja/ Rate of injury and fatalities.
hal/page 49
LA8
Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan/ Education, training, counseling, prevention and risk-control program in place
hal/page 54
LA10
Rata-rata jam pelatihan/ Average hours of training per year
hal/page 48
LA11
Program persiapan pensiun/ Training programs to support the continued employability of employees.
hal/page 51
LA12
Penilaian kinerja dan pengembangan kurir/ Employees performance and career development reviews
hal/page 54
LA13
Keanekaragaman karyawan/ Employees' diversity
hal/page 53
LA14
Rasio gaji dasar pria terhadap wanita/ Ratio of basic salary of men to women.
hal/page 53
Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia/ Human Rights Performance Indicator HR5
Hak bersertifikat/ Rights of freedom of association.
hal/page 55
HR6
Pekerja di bawah umur/ Child labor
hal/page 51
HR7
Pelanggaran hak penduduk asli/ Forced or compulsory labor
hal/page 52
S01
Efektivitas program pengelolaan dampak operasi terhadap masyarakat Effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts of operations on communities
hal/page 43
S03
Pelatihan anti korupsi/ Employees trained on anti-corruption policies and procedures
hal/page 54
Pencegahan tindakan korupsi/ Actions taken in response to incidents of corruption
hal/page 59
S04
Indikator Tanggungjawab Produk/ Product Responsibility Performance
65
PR3
Informasi kandungan produk/ Product and service information required by procedures
hal/page 9, 36
PR5
Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan/ Practices related to customers satisfaction
hal/page 37