Tugas 4 Kelompok : M. Abrar
(20120730071)
Ainil Fadhilah (20120730075) Serli
(20120730080)
Risdayanti
(20120730081)
GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Giro merupakan salah satu instrumen dalam produk penghimpunan dana bank, yang merupakan simpanan yang penarikannya dapat diakukan setiap saat atau sewaktu-waktu berdasarkan kesepakatan. Sesuai dengan UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan, Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat diakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pemerintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa Nomor 01/DSN-MUI/VI/2000 tentang giro, menyatakan bahwa giro yang dibenarkan secara syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah Namun akad yang umum digunakan adalah akad giro wadiah. 1.
Giro Wadiah : Giro yang sesuai dengan prinsip wadiah dimana nasabah menitipkan dananya kepada bank dan bank berkewajiban untuk menjaga dana tersebut. Bank berhak memanfaatkan dana tersebut, serta berkewajiban mengembalikannya jika sewaktu-waktu pemilik dana mengambil dana. Keuntungan atas pengelolaan dana titipan menjadi milik bank. Bank boleh memberikan bonus yang bersifat sukarela kepada pemilik dana dengan syarat tidak diperjanjikan diawal. Namun jika terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh bank 100% jika bukan karena kelalaian pengelola dana.
2.
Giro Mudharabah : Giro yang sesuai dengan prinsip mudharabah dimana nasabah menanam modal ke bank, dan bank mengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu. Dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Namun jika terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal (nasabah) selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola modal(bank).
B. PENGERTIAN DEPOSITO Deposito adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu, sesuai dengan perjanjian nasabah dengan bank. Bukti simpanan deposito menggunakan bilyet. Adapun pembayaran bagi hasil kepada pemilik dana deposito mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dilakukan setiap ulang tanggal pembukuan deposito mudharabah atau dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa memperhatikan tanggal pembukuan mudharabah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa Nomor 03/DSN-MUI/VI/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan secara syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip mudharabah. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS). Jangka waktu deposito : 1. Deposito Berjangka 1 (satu) bulan 2. Deposito Berjangka 3 (tiga) bulan 3. Deposito Berjangka 6 (enam) bulan 4. Deposito Berjangka 12 (duabelas) bulan
Contoh Warkat Giro
Contoh Warkat Deposito
Persamaan dan Perbedaan warkat giro dan deposito: Persamaan : memiliki spesifikasi teknis warkat yang sama. Perbedaan : warkat deposito tidak dapat dipindahtangankan karena bersifat kepemilikan, sedangkan warkat giro dapat dipindahtangankan. Jika dalam warkat giro nama yang tercantum adalah penerima dana, sedangkan dalam warkat deposito nama yang tercantum adalah pemilik dana. Warkat giro dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Alasan membuka rekening giro 1. Keamanan : Apabila kita menggunakan alat pembayaran giro (cek atau bilyet giro) maka kita tidak perlu membawa uang tunai (uang kertas) yang banyak kemana-mana, karena lebih berisiko. 2. Praktis : Dengan menggunakan giro maka akan mempermudah proses pembayaran usaha dan dapat dilakukan sewaktu-waktu, serta dapat ditulis sampai nominal yang kecil. 3. Tidak ada limit pembayaran dan pemindah bukuan selama saldo mencukupi. Besar bagi Hasil Deposito Berjangka Dalam pembagian nisbah untuk deposito berjangka biasanya besar nisbah tergantung dengan tingkat suku bunga. Saat suku bunga besar maka masyarakat akan lebih memutuskan untuk menyimpan dananya dengan bentuk simpanan deposito karena akan mendapatkan untung yang banyak dibanding simpanan lainnya. Normalnya untuk pembagian nisbah dalam deposito berjangka apabila jangka waktu deposito semakin panjang maka bagi hasilnya akan semakin besar dibanding dengan deposito berjangka pendek. Kebijakan tersebut dilakukan oleh bank untuk mempertahankan rasa loyalitas nasabah agar percaya untuk menyimpan dananya kepada bank. Oleh karena itu semakin besar nisbah untuk nasabah deposito jangka panjang maka akan semakin kecil pula nisbah untuk bank. Sebaliknya untuk nabah deposito berjangka pendek makan nisbahnya akan lebih kecil dan nisbah untuk bank akan lebih besar. Namun terkadang didalam bank ada saatnya ketika bagi hasil untuk deposito jangka panjang lebih kecil dibanding deposito jangka pendek, hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan,seperti:
1) Dikarenakan suku bunga yang selalu berubah-ubah setiap bulan. Sehingga banyak nasabah yang memilih untuk menggunakan deposito berjangka pendek. Sehingga bank akan memberikan nisbah yang besar kepada nasabah agar nasabah tidak beralih ke bisnis investasi yang lebih menguntungkan seperti pasar modal/saham. 2) Merupakan strategi bank agar nasabah tidak beralih ke bank lain yang menawarkan suku bunga deposito lebih tinggi. Biaya Beban Pencairan Cek Giro Dalam sebuah transaksi usaha biasanya orang lebih memilih alat pembayaran dengan cek giro. Pada saat tersebut orang yang diberi kuasa cek akan mencairkan cek tersebut pada bank yang berbeda, dalam hal ini untuk biaya pencairan akan dibebankan pada pihak mana? Menurut kelompok kami untuk beban biaya pencairan akan dibebankan kepada nasabah pemilik cek giro dan akan dipotong dari rekening nasabah pemilik giro tersebut pada bank pengirim.