Gerakan STBM di Kabupaten Ende (Pemicuan 5 Pilar STBM)
By : Roni
Permasalahan utama No
Masalah Strategis STBM
1.
44,07 % penduduk belum memiliki akses terhadap sanitasi dasar (jamban)
2
97,16 % penduduk belum berperilaku cuci tangan pakai sabun.
3.
93,85% penduduk belum berperilaku mengelola air minum rumah tangga dan 24,76 % penduduk belum memiliki akses terhadap air minum.
4.
69,99 % rumah tangga belum berperilaku mengelola sampah rumah tangga.
5.
82,48% rumah tangga tidak memiliki saluran drainase.
6.
Angka kejadian diare pada tahun 2010 sebanyak 7.508 kasus, tahun 2011 : 9.206 kasus, tahun 2012 : 8.077 kasus dan tahun 2013 : 10.877 kasus.
7.
Sudah 11 desa yang bebas BABS dan baru 3 desa yang menjadi desa/kelurahan STBM
BEBERAPA KEGIATAN Oktober 2013 – Desember 2014
ROADSHOW STBM KABUPATEN
ROADSHOW STBM KECAMATAN
Seluruh desa berkomitmen untuk menyelesaikan 5 pilar STBM pada Bulan Agustus - Oktober 2014
SOSIALISASI STBM DESA
Memberi pemahaman/ pemicuan awal pentingnya 5 pilar STBM
SOSIALISASI STBM DESA
Masyarakat berkomitmen untuk mencapai status Desa STBM
Pemicuan di tiap dusun
Pemicuan dilakukan serentak di 114 dusun pada awal Mei 2014. Peserta laki – laki dan perempuan baik dewasa dan anak – anak terlibat penuh
Pemicuan di tiap dusun
Tiap warna kertas menandakan status 5 pilar STBM di tiap rumah
Kesepakatan dengan Masyarakat
Kesepakatan dengan Masyarakat
Pendekatan ke Tokoh Adat
Kepala Desa melakukan pendekatan ke Mosalaki (tokoh adat) untuk mendukung gerakan STBM
Sumpah Adat STBM
Mosalaki mengeluarkan semacam fatwa bahwa yang tidak melaksanakan pilar – pilar STBM Bertentangan dengan adat dan akan dikenakan denda adat (hewan ternak dll)
Perlahan perubahan mulai tampak
Pasca pemicuan Tim STBM Kecamatan dan Desa aktif memfollow up hasil pemicuan dengan kartu rumah. Kader – kader perempuan sangat aktif mengunjungi tiap rumah
Data hasil monitoring yang ada di analisa
Porsentasi Akses Terhadap 5 Pilar STBM di 8 Desa Kec. Nangapanda Tahun 2014
120
100
80
60
40
20
0
TIWEREA
TENDAREA
NDETUZEA
NDORUREA 1
SANGGARHORHO
RAPOWAWO
0NDOREA BARAT
ZOZOZEA
Pilar 1
100
100
95.97
100
100
99.38
95.95
100
Pilar 2
100
100
79.87
66.67
52.67
53.41
11.56
24.27
Pilar 3
100
100
98.66
100
100
99.37
100
100
Pilar 4
100
91.72
100
90.16
61.33
58.39
96.53
33.01
Pilar 5
100
100
98.66
81.42
100
89.44
94.22
100
1
2
3
4
5
6
7
8
Ranking
VERIFIKASI STBM untuk memastikan terjadinya perubahan perilaku masyarakat di desa/ kelurahan. Proses ini dilakukan sebelum melakukan deklarasi desa/kelurahan STBM,
Pilar 1 : Stop BABS
100% KK memiliki akses ke jamban sehat baik sharing atau punya sendiri dan kepemilikan Sudah di atas 80 % à Lulus PILAR 1
Pilar 2 : CTPS
100% KK Memiliki akses ke Sarana CTPS dan mampu menyebutkan minimal 2 waktu penting CTPS à Lulus Pilar 2
Pilar 3 : PAM - RT
Setiap KK mengolah makanan dan minuman dengan aman à Lulus Pilar 3
Pilar 4 : Pengamanan Sampah RT
Tiap rumah tidak ada sampah yang berserakan di halaman rumah dan ada tempat penampungan sampah à Lulus Pilar 4
Pilar 5 : Pengamanan Limbah Cair RT
Air limbah tidak tergenang di halaman rumah dan sudah memiliki saluran limbah cair à Lulus Pilar 5
Verifikasi STBM
- Proses Verifikasi biasanya di pimpin langsung oleh Pak Camat - Rapat pleno setelah verifikasi untuk menyampaikan hasil verifikasi kepada desa yang di verifikasi à Lulus/Tidak Lulus
Pendekatan Inklusif di Desa Tiwerea untuk warganya yang berkebutuhan khusus?
Contohnya adalah Ibu Walburgas Ndai salah satu ibu yang timpang kaki kiri dan tangan Kirinya, cacat bawan sejak lahir.
Mengenalkan konsep inklusi
Pemdes mangalokasikan waktu 1 hari untuk memberikan pemahaman konsep inklusi kepada tim STBM Desa Tiwerea difasilitasi oleh pendamping dari Plan
TIM STBM DESA TIWEREA TERPICU
Mereka mulai mencoba mendata warganya yang termasuk ORANG BERKEBUTUHAN KHUSUS. (OBK)
OBK TERDATA
Tiap dusun mulai mendata warga mereka ang OBK dengan mengidentifikasi hambatan yang ada untuk mengakses 5 pilar STBM dan mencari solusinya
PENGEMBANGAN DESAIN dan KONSULTASI
PENGEMBANGAN DESAIN dan KONSULTASI Ibu Walburgas ingin bisa mudah mengakses sarana CTPS setiap saat. Mengkonsulasikan dengan OBK terkait solusi dan fasilitas yang tepat agar bisa CTPS dengan mudah. Sedangkan untuk pilar lainnya proses desain dan konsultasi sampai saat ini masih berlangsung.
SARANA CTPS UNTUK OBK
Ibu Walburgas sedang mencoba desain yang ditawarkan oleh Tim STBM desa. Desain sarana CTPS dengan jerigen yang diberi tutup dari katup pulpen. Ia akan mencoba dulu selama beberapa hari apakah ini cocok dan nyaman untuk di akses
Pembuatan Jamban Inklusi
Sarana Inklusi Di uji cobakan
Berapa yang dibutuhkan desa untuk berSTBM? • Sosialisasi Desa : Rp. 2juta • Pemicuan Dusun : Rp. 4juta • Follow up dan monitoring rumah : Rp. 3juta • Verifikasi : Rp. 1jt • Deklarasi : Rp. 4juta à Tidak harus! Total : 15 juta Bandingkan jika tiap desa harus mensubsidi WC warganya . Cth : 150 rumah x 2juta = 300juta STBM TERBUKTI EFEKTIF dan EFISIEN
STBM TERBUKTI EFEKTIF dan EFISIEN (Nilai Partisipasi Masyarakat) Cth Kasus : Desa Tiwerea • Setelah Pemicuan ada 120 jamban sehat terbangun à 120 x 2juta = Rp. 240juta • Pembuatan sarana CTPS = 120rumah x Rp. 50rb = Rp. 6 jt • Sarana sampah dan limbah cair = 120 rumah x 100rb = Rp. 12juta • Bak Air = 10 bal x 14 jt = 140 juta PARTISIPASI MASYARAKAT = Rp. 398juta
Visit Bupati Ende ke Jamban Inklusif
DEKLARASI DESA STBM
APAKAH DEKLARASI SUDAH CUKUP??
Deklarasi STBM adalah Tujuan Awal MENUJU SANITASI TOTAL • Terpicunya perubahan perilaku masyarakat ke arah perilaku sanitasi yang baik harus terus di monitor untuk perubahan perilaku yang lebih baik. • Kerja – kerja menuju sanitasi total sebenarnya dimulai setelah deklarasi • Aspek keberlanjutan menjadi penting!
Beberapa capaian sampai saat ini.. • • • • • • •
Baru 3 Desa STBM di Kab. Ende yang mendeklarasikan desanya 5 desa sudah lulus verifikasi tapi belum deklarasi Desa Tiwerea sudah menerapkan konsep inklusi sebelum mereka mendeklarasikan desanya sebagai DESA STBM INKLUSIF pertama di Kab. Ende Kecamatan pilot sudah mengalokasikan ADD untuk mendukung 5 pilar STBM Pokja AMPL baik kecamatan maupun kabupaten aktif melakukan monitoring dan Rapat koordinasi reguler (tiap 2 bulan di kecamatan dan tiap 3 bulan di kabupaten Sudah ada wira usaha sanitasi di 2 kecamatan yang bisa menyediakan sarana sanitasi (kloset) yang berkualitas dan murah Adanya Perda AMPL No. 13 Tahun 2014 yang substansinya sebagian besar memuat tentang STBM
ASPEK KEBERLANJUTAN STBM : RKPD KABUPATEN ENDE 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8
KEGIATAN Sosialisasi STBM Penyuluhan STBM Pelatihan dan Deklarasi STBM Pemicuan STBM Sosialisasi dan Monitoring STBM Verifikasi Desa STBM Lomba STBM Penyegaran Fasilitator Desa ttg Promosi STBM TOTAL KEGIATAN STBM
PAGU DANA 20,000,000 5,000,000 30,000,000 155,000,000 66,000,000 22,000,000 55,000,000 27,500,000 380,500,000
KEGIATAN STBM YANG MENYEBAR DI KECAMATAN : ENDE, ENDE UTARA, 40 DETUSOKO, KELIMUTU, DAN NDONA,
DESA – DESA YANG SUDAH DEKLARASI HARUS MENGALOKASIKAN DANA MONITORING PER 3 BULAN UNTUK MENJAMIN KEBERLANJUTAN
41
REKOMENDASI • • • •
• •
Proses pemicuan ( terutama peta dusun) harus bisa memicu perubahan dan mengakomodir kondisi 5 pilar STBM Follow up Hasil pemicuan dan kartu monitoring dijadikan strategi untuk mencapai status 5 pilar STBM Monitoring tersistemastis dari Kabupaten sampai desa harus dilakukan secara kontinyu sekalipun desa tersebut sudah deklarasi Aspek keberlanjutan STBM harus dibarengi dengan advokasi dan UU Desa No. 6 Tahun 2014 sebagai peluang untuk mengadvokasi desa menganggarkan STBM di RKA mereka Perlu ada sosialisasi Perda AMPL No. 13 tahun 2014 ke level kecamatan dan desa Scaling up ke desa – desa lainnya sehingga target Kabupaten Ende sebagai Kabupaten STBM di tahun 2018 bisa tercapai.