Modul 1 Topik : Kegiatan 1 Kegiatan 2
Belajar Bersama Perkenalan Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar
1 2 2
Konsep Gender Curah Pendapat Perbedaan antara Sex (Jenis Kelamin) dan Gender Diskusi Implikasi Perbedaan Gender dalam Masyarakat
7
Gender dalam Penanggulangan kemiskinan Diskusi Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
13 14
Hubungan PNPM MP dan Program Selaras PNPM MP Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP
21
Topik : Kegiatan 1
Mencari Relawan Program Selaras PNPM MP Simulasi Mendorong Bis Mogok
28 29
Kegiatan 2
Menemukan Relawan
30
Kegiatan 3
Membuat Daftar Peran Relawan dalam Setiap Tahapan/Siklus
31
Modul 6
Mengelola Pengembangan Kapasitas Mandiri
Topik :
Membangun Pusat Belajar Masyarakat
35
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Diskusi Pentingnya Mengembangkan Pusat Belajar Masyarakat Praktek Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat
36 38
Modul 7
Menjadi Pemandu Pelatihan
Topik :
Metode Pelatihan Partisipatif
44
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Permainan dan Diskusi Pelatihan Partisipatif Diskusi Kelompok dan Pleno Metode Pembelajaran
45 47
Modul 2 Topik : Kegiatan 1
Kegiatan 2
Modul 3 Topik : Kegiatan 1
9 10
Modul 4 Topik : Kegiatan 1
Modul 5
22
Modul 1 Topik: Belajar Bersama
1. Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2. Peserta mampu menciptakan keakraban 3. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 4. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama
Kegiatan 1: Perkenalan Kegiatan 2: orientasi Belajar dan kontrak belajar
2 JPL (90’)
Bahan Bacaan: Kurikulum Pelatihan Program Program Selaras PNPM MP
Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya
Perkenalan Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai pelatihan ini dengan perkenalan peserta. Sebelum kegiatan ini dimulai, pemandu kelas harus sudah memilih cara perkenalan yang akan digunakan. Cara perkenalan yang dipilih sebaiknya menjadi proses awal membangun dinamika kelas. Jika menggunakan permainan sebagai cara untuk melakukan perkenalan, siapkan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Seluruh peserta (pemandu kelas, wakil pemandu, panitia, dll) di dalam kelas ikut serta dalam permainan perkenalan ini.
Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 1) Mintalah setiap peserta untuk menuliskan dalam kartu mepataplan harapan yang ingin dicapai melalui pelatihan ini. 2) Kelompokan harapan harapan tersebut dalam kelompok besar, misalnya kelompok menambah pemahaman, menambah pengalaman, menambah jaringan persaudaraan, dan lainnya 3) Jelaskan Kurikulum Pelatihan Program Program Selaras PNPM MP 4) Buka kesempatan tanya jawab untuk kegiatan ini 5) Jelaskan kepada peserta bahwa kita punya harapan bersama yang dirumuskan pada awal kegiatan. Diperlukan kesepakatan bersama untuk mencapai harapan tersebut selama pelatihan ini. Kesepakatan bersama tersebut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan merupakan aturan main bersama termasuk tata tertib agar dapat tercapai harapan bersama, yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan. 6) Diskusikan dengan peserta hal-hal apa saja yang harus disepakati untuk diatur bersama untuk menjaga proses pelatihan tersebut. 7) Tuliskan semua hal yang disepakati dan tata tertib yang telah disepakati tersebut pada kertas plano dan tempelkan di dinding di tempat semua peserta dapat melihat. Bangun kesepakatan bahwa aturan main dan tata tertib tersebut bersifat mengikat semua pihak di kelas tersebut selama pelatihan. 8) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih.
2
|
Kurikulum Pelatihan Program Selaras PNPM MP Di Tingkat Masyarakat A. TANTANGAN TUJUAN :
1. Membangun kesadaran peserta mengenai pemberdayaan perempuan dan laki-laki 2. Membangun kesadaran peserta mengenai persoalan – persoalan Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
KELUARAN : 1 2
Peserta memiliki kesadaran mengenai pemberdayaan perempuan dan laki-laki Peserta miliki kesadaran terhadap persoalan – persoalan Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
Tema
Topik
Tujuan
JPL
BKM/LKM/Relawan/Aparat Desa/Kelurahan/KSM Tantangan dan Konsep Gender dalam Nangkis
2
Peserta memahami konsep dan dasar-dasar gender Peserta mampu memetakan kualitas perempuan dan kualitas laki-laki Peserta mehamami dan menyadari Kesetaraan perempuan dan laki-laki sebagai manusia
Konsep Gender
Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
Peserta memahami bentuk-bentuk ketidak adilan gender/isu gender Peserta memahami akar penyebab kemiskinan yang berbasis gender Meningkatkan kesadaran terhadap kaitan gender dengan kemiskinan
2
Jumlah JPL
4
B. KONSEP Program Selaras PNPM MP TUJUAN : 1.
Membangun pemahaman peserta terhadap Konsep dan Kekhasan Program Selaras PNPM MP Membangun pemahaman tentang tahapan pelaksanaan program Program Selaras PNPM MP
2.
KELUARAN : 1 Peserta miliki pemahaman tentang konsep Program Selaras PNPM MP dan Kekhasan Program Program Selaras PNPM MP 2 Peserta memiliki pemahaman tentang tahapan pelaksanaan program Program Selaras PNPM MP
Tema
Topik
Tujuan
JPL
BKM/LKM/Relawan/Aparat Desa/Kelurahan/KSM Konsep Program Selaras PNPM MP
Konsep Program Selaras PNPM MP
Peserta memahami bagaimana kaitannyanya PNPM Mandiri Perkotaan dengan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami konsep, tujuan dan prinsip dan sasaran Program Selaras PNPM MP Peserta memahami gambaran umum siklus Program Selaras PNPM MP Peserta memahami kekhasan Program Selaras PNPM MP Jumlah JPL
C. RELAWAN DALAM PROGRAM Program Selaras PNPM MP TUJUAN :
1. Membangun kesadaran peserta tentang pentingnya relawan dalam Program Selaras PNPM MP 2. Membangun pemahaman terhadap peran relawan dalam Program Selaras PNPM MP
KELUARAN : 1 2
Peserta miliki kesadaran tentang pentingnya relawan dalam Program Selaras PNPM MP Peserta memiliki pemahaman tentang peran relawan dalam program Selaras PNPM MP
4
|
4
4
Tema
Topik
Tujuan
JPL
Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Pentingnya Relawan
Peran Relawan Peran Relawan dalam Program Selaras PNPM MP
Memahami pentingnya keberadaan relawan sebagai motor penggerak untuk membangun Program Selaras PNPM MP Mempunyai motivasi untuk menjalankan semangat kerelawanan dalam membangun Program Selaras PNPM MP Memahami peran relawan dalam program Selaras PNPM MP Merumuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan program Selaras PNPM MP Total
2
2
4
D. MEMBANGUN PUSAT BELAJAR MANDIRI TUJUAN : 1. Membangun pemahaman tentang pengembangan kapasitas mandiri 2. Membangun keterampilan kepada peserta agar mampu memfasilitasi kegiatan pengembangan kapasitas secara mandiri
KELUARAN : 1 2
Peserta memiliki pemahaman tentang pengembangan kapasitas mandiri Peserta memiliki keterampilan pengembangan kapasitas secara mandiri
Tema
Topik
Tujuan
JPL
Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Membangun pusat belajar masyarakat
Mengelola pengembangan kapasitas mandiri
Memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya Memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun
2
kebutuhan masyarakat Mengelola kegiatan pengembangan kapasitas
belajar
Mempunyai keterampilan memfasilitasi kegiatan pengembangan kapasitas Jumlah JPL
2
4
E. PEMANDU PELATIHAN MASYARAKAT MANDIRI TUJUAN :
1. Membangun pemahaman tentang teknik fasilitasi pelatihan masyarakat 2. Membangun keterampilan kepada peserta agar mampu memfasilitasi pelatihan masyarakat
KELUARAN : 1 2
Peserta memiliki pemahaman tentang teknik fasilitasi pelatihan masyarakat Peserta memiliki keterampilan pengembangan kapasitas mandiri
Tema
Topik
Tujuan
JPL
Relawan Penggerak Program Selaras PNPM MP Menjadi Pemandu Pelatihan
6
Menjadi pemandu pelatihan
|
Mempunyai pemahaman teknik fasilitasi pelatihan masyarakat Mempunyai keterampian memfasilitasi pelatihan masyarakat Jumlah JPL
8
8
Modul 2 Topik: Konsep Dasar Gender
Agar Peserta: 1. 2.
Dapat mengingat kembali konsepsi dasar mengenai gender Dapat memahami implikasi yang dapat terjadi sebagai akibat perbedaan Gender di masyarakat
Kegiatan 1 : Curah pendapat Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender Kegiatan 2 : Diskusi Implikasi Perbedaan Peran Gender di Masyarakat
3 Jpl (135 ’)
Bahan Bacaan tentang Konsep Gender Data dan informasi perkembangan Perempuan di Aceh
Kerta Plano,Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD, Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
Curah Pendapat Perbedaan antara Seks (Jenis Kelamin) dan Gender 1. 2.
3. 4.
Pertama-tama sampaikan kepada peserta bahwa mengawali pelatihan ini peserta akan diajak kembali mengingat tentang konsepsi Gender Sampaikan tujuan dari kegiatan ini: a. Agar Peserta bisa membedakan antara konsep seks dan gender, dan menguraikan perbedaannya dengan bahasa sendiri b. Agar peserta bisa menyatakan persetujuannya terhadap konsepsi Gender dengan mengutarakan pendapatnya Menjelaskan konsep gender, sebagai titik masuk yang paling mudah adalah dimulai dengan membedakan antara konsep Seks (Jenis Kelamin) dan Gender Oleh karena itu, terlebih dahulu ajak peserta untuk menjelaskan perbedaan antara jenis kelamin dan konsep gender dengan cara sebagai berikut: a. Fasilitator menyediakan potongan kartu dari kertas manila berwarna pink/merah, biru dan putih. b. Fasilitator meminta masing-masing peserta menuliskan salah satu karakteristik biologis (jenis kelamin). Tuliskan untuk karakteristik biologis laki-laki di kertas warna biru dan merah jambu untuk karakteristik biologis perempuan; serta warna putih untuk karakteristik sosial (peran atau status gender) dan menempelkannya di flipchart/ whiteboard. c. Gunakan tabel sebagai berikut, untuk membantu:
Karakteristik Biologis Lakilaki
5.
6.
Karakteristik akibat konstruksi sosial (peran)
Karakteristik biologis Perempuan
Berdasarkan simulasi di atas, untuk mempertajam Lakukan brainstorming kepada peserta pemahaman mereka terhadap konsep Gender, dengan pertanyaan kunci sebagai berikut: a. Jadi kalau begitu apa yang dimaksud dengan Gender? b. Apa bedanya dengan Jenis Kelamin? c. Apa yang mengakibatkan terjadinya perbedaan Gender? Catat seluruh pendapat peserta, dan pertegas hal yang dirasa penting, pertegas beberapa kata kunci sebagai berikut:
8
|
Konsep Seks (jenis kelamin) berbeda dengan konsep Gender Pengertian Seks (jenis kelamin) merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti: laki-laki adalah manusia yang mempunyai penis, memiliki jakala (kala menjing) dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan mempunyai alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada mansusia jenis perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara lakilaki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifatsifat yang dapat dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa. Perubahan ciri dan sifat-sifat itu dapat tejadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu suku tertentu perempuan lebih kuat dari laki-laki, tetapi pada zaman yang lain dan di tempat yang berbeda laki-laki yang lebih kuat
Ilustrasi Perbedaan Seks dan Gender Seks Tidak dapat dipertukarkan (kodrat) Perempuan Laki-laki Ciri dan Ciri dan fungsi fungsi Vagina Penis Sel Telur Jakun Menyusui Sperma Melahirkan Membuahi
7. 8.
Gender Dapat dipertukarkan dan merupakan bentukan manusia (bukan Kodrat) Perempuan Laki-laki Citra/ jati Citra/ jati diri/ peran diri/ peran Lemah Kuat Emosional Rasional Cantik Tampan Halus/Lembut Kasar Feminin Maskulin Domestik Publik
Mintalah beberapa peserta, untuk menjelaskan ulang tentang konsep Gender kepada peserta lain sebagaimana pembahasan yang sudah dilakukan sebelumnya Mintalah tanggapan peserta terhadap konsepsi dasar ini, apakah mereka setuju dengan pendapat ini, bila ya mintalah beberapa peserta memberikan pendapatnya dan mendeskripsikan dengan contoh yang berbeda sesuai pendapat peserta sendiri
Diskusi Implikasi Perbedaan Gender dalam Masyarakat 1.
Setelah peserta dapat membedakan antara konsep antara Seks dan Gender dengan cukup jelas, maka berikutnya peserta akan diajak untuk bersama-sama memahami implikasi adanya perbedaan gender dalam masyarakat tersebut
2.
Sampaikan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini, yaitu: a. Bisa menyebutkan minimal 3 implikasi Perbedaaan Gender dalam kehidupan sosial kemasyarakatan b. Bisa menyebutkan bentuk-bentuk ketidak adilan Gender sebagai akibat dari adanya perbedaan Gender.
3.
Perbedaan Gender tadi, mengakibatkan terjadinya persoalan terkait pembagian peran dan laki-laki yang bisa berpotensi megakibatkan ketidakadilan gender.
4.
Untuk memahami hal ini, pertama-tama bagilah peserta ke dalam 2 kelompok. Berilah tugas kepada kelompok. Lihat LK-1
5.
Mintalah kepada wakil kelompok untuk mendiskusikan hasil diskusinya, kemudian minta peserta lain untuk menanggapi.
6.
Ajak peserta untuk membandingkan dengan kualitas manusia sejati yang dulu pernah didiskusikan dalam modul pelatihan dasar, dengan membuat tabel seperti berikut: (sebaiknya tabel sudah disiapkan sebelumnya dalam kertas plano, tabel manusia sejati diisi barsama dengan peserta)
7.
Ajak peserta untuk: a. Membandingkan antara kualitas perempuan dan laki-laki dengan kualitas manusia sejati (baik dari sisi perilaku maupun dari sisi kapasitas), apakah sama atau ada perbedaan/ ketimpangan? Bahas dan diskusikan ketimpangan-ketimpangan bersama peserta. b. Ingatkan kepada peserta mengenai manusia yang berdaya sejati pada modul dasar (pemberdayaan sejati), yaitu manusia yang mempunyai ‘makna’ (bermanfaat) bagi kemaslahatan umat. Apakah perempuan dan laki-laki sudah berdaya sebagai manusia sejati? Mengapa demikian? c. Dari sisi kapasitas, perempuan masih banyak ketinggalan dibandingkan dengan laki-laki. Kesempatan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya masih kurang dibandingkan dengan laki-laki (Ingatkan kembali peserta pada hasil diskusi perempuan dan kemiskinan pada tema Tantangan). Tanyakan kepada peserta mengapa hal ini terjadi? Ajak peserta untuk mendiskusikan paradigma-paradigma yang berkembang selama ini mengenai perempuan dan laki-laki yang menunjukkan adanya bias gender.
10
|
LK-1: Diskusi Implikasi Perbedaan Gender Dalam Masyarakat 1. 2. 3.
Bagilah peserta ke dalam 2 kelompok. tugas kelompok: a. Kelompok 1 mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh perempuan b. Kelompok 2 mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh laki-laki Mintalah kepada wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian minta peserta lain untuk menanggapi. Ajak peserta untuk membandingkan dengan kualitas manusia sejati yang dulu pernah didiskusikan dalam modul pelatihan dasar, dengan membuat tabel seperti berikut: (sebaiknya tabel sudah disiapkan sebelumnya dalam kertas plano, tabel manusia sejati diisi barsama dengan peserta)
Kualitas LakiLaki (hasil diskusi kel 1)
Sifat
Kapasita
4.
1. … 2. … 3. … dll…
1… 2… 3… dll…
Kualitas Manusia Sejati (hasil diskusi kelas besar)
1… 2… 3… Dll..
1… 2… 3… Dll..
Kualitas Perempuan (hasil diskusi Kel 2)
1… 2… 3… dll…
1… 2… 3… Dll..
Ajak peserta untuk: a. Membandingkan antara kualitas perempuan dan laki-laki dengan kualitas manusia sejati (baik dari sisi perilaku maupun dari sisi kapasitas), apakah sama atau ada perbedaan/ ketimpangan? Bahas dan diskusikan ketimpangan-ketimpangan bersama peserta. b. Ingatkan kepada peserta mengenai manusia yang berdaya sejati pada modul dasar (pemberdayaan sejati), yaitu manusia yang mempunyai ‘makna’ (bermanfaat) bagi kemaslahatan umat. Apakah perempuan dan laki-laki sudah berdaya sebagai manusia sejati? Mengapa demikian? c. Dari sisi kapasitas, perempuan masih banyak ketinggalan dibandingkan dengan laki-laki. Kesempatan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya masih kurang dibandingkan dengan laki-laki (Ingatkan kembali peserta pada hasil diskusi perempuan dan kemiskinan pada tema Tantangan). Tanyakan kepada peserta mengapa hal ini terjadi? Ajak peserta untuk mendiskusikan paradigma-paradigma yang berkembang selama ini mengenai perempuan dan laki-laki yang menunjukkan adanya bias jender.
5.
Kemudian berilah penegasan-penegasan sebagai berikut: Sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai akal sehat, hati nurani, dan pilihan bebas, jadi tidak ada perbedaan yang hakiki antara perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu kedua-duanya seharusnya dapat menjadi manusia yang berdaya dan mendapat kesempatan yang sama untuk diberdayakan. Perbedaan perempuan yang kodrati dengan laki-laki hanyalah dalam soal biologis, perempuan secara kodrati mempunyai kemampuan untuk menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui sedangkan laki-laki dikodratkan untuk menghasilkan sperma dan menghamili.Kodrat adalah ketentuan Tuhan yang tidak bisa dipertukarkan oleh manusia dan bersifat permanen. Walaupun saat ini ada operasi jenis kelamin, laki-laki yang merubah jenis kelaminnya menjadi perempuan tetap saja tidak bisa menstruasi, mengandung dan melahirkan. Pembedaan-pembedaan yang selama ini terjadi antara perempuan dan laki-laki disebabkan oleh adanya konstruksi secara sosial dan kultural. Sehingga timbul paradigma-paradigma bahwa perempuan itu lemah lembut, emosional, keibuan. Sedangkan laki-laki kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Laki-laki lebih cerdas dibandingkan dengan perempuan, dan lain-lain. Konsep mengenai sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari konstruksi sosial maupun kultural inilah yang merupakan konsep jender. Konsep mengenai sifat-sifat perempuan dan laki-laki di atas menyebabkan bias gender dan menyebabkan ketidakadilan, baik bagi kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Anggapan bahwa kelembutan hanya melekat pada kaum perempuan menyebbakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan kelembutan seperti membersihkan rumah, menari dan sebagainya dianggap sebagai “pekerjaan perempuan”. Di lain pihak anggapan bahwa kekuatan secara fisik, keperkasaan melekat pada kaum laki-laki, menyebabkan laki-laki dididik untuk agresif, menyelesaikan masalah dengan kekuatan fisik, bersaing dan sebagainya yang malah menjauhkan dari sifat manusia sejati. Padahal berbicara mengenai sifat laki-laki dan perempuan , seharusnya kita mengacu kepada sifat-sifat yang dipunyai oleh manusia sejati, karena sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai derajat dan martabat yang sama. Oleh karena itu dalam kaitan dengan pemberdayaan, baik perempuan dan laki-laki mestinya diberdayakan untuk menuju kualitas manusia yang sejati, karena secara hakiki perempuan dan laki-laki mempunyai martabat yang sama sebagai manusia. Adanya perbedaan Gender itu berimplikasi pada kehidupan sosial kemasyarakatan, dan berpotensi terhadap muncul bentuk-bentuk ketidak adilan Gender Konstruksi sosial lah yang dianggap mengakibatkan terjadinya ketidak adilan Gender, sebab-sebab ketidak adilan gender, a.l: o Nilai sosial dan budaya Patriarkhi; o Produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender; o Pemahaman ajaran agama yang tidak komprehensif dan cenderung parsial; o Kelemahan, kurang percaya diri, tekad, dan inkonsistensi kaum perempuan sendiri dalam memperjuangkan nasibnya; o Kekeliruan persepsi dan pemahaman para pengambil keputusan, Tokoh Masyarakat (TOMA) – Tokoh Agama (TOGA) terhadap arti dan makna Kesetaraan dan Kesenjangan Gender (KKG). Bentuk-bentuk ketidakadilan Gender: o Subordinasi o Marjinalisasi o Beban ganda (Double burden) o Kekerasan o Stereotype (Pelabelan)
12
|
Modul 3 Topik: Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
Agar peserta: Peserta memahami bentuk-bentuk ketidak adilan gender/isu gender Peserta memahami akar penyebab kemiskinan yang berbasis gender Meningkatkan kesadaran terhadap kaitan gender dengan kemiskinan
Kegiatan 1 : Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan
2 Jpl (90)
Diskusi Gender dalam Penanggulangan Kemiskinan 1. Setelah peserta cukup mengingat kembali soal konsepsi Gender, selanjutnya ajak peserta untuk melihat fenomena melihat persoalan gender dikaitkan dengan penanggulangan kemiskinan 2. Sampaikan tujuan dari kegiatan ini antara lain agar peserta: a. Diharapkan dapat menemukan persoalan dan sebab-sebab terkait gender dalam penanggulangan kemiskinan b. Dapat menyebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong keselarasan Gender dalam penanggulangan kemiskinan 3. Untuk memulai diskusi lakukan curah pendapat kepada peserta: a. Apakah masih ingat dengan konsep kemiskinan dalam PNPM Perkotaan?Apa saja sebabnya? b. Apakah upaya penanggulangan kemiskinan yang sudah dilakukan saat ini termasuk oleh PNPM Perkotaan sudah berhasil meningkatkan kesejahteraan laki-laki dan perempuan? c. Mengapa perlu mengkaitkan persoalan gender dengan kemiskinan? 4. Pemandu membagi , masing-masing kelompok akan membahas “2 komik kegiatan” Mintalah setiap kelompok untuk membahas pertanyaan ( lihat LK-1) 5. Setelah itu berikan kesempatan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan peserta yang lain dapat mengemukakan pendapatnya. 6. Lakukan diskusi kelas, pemandu dapat mengajukan pertanyaan dibawah ini: a. Bagaimana agar laki – laki memikirkan kebutuhan perempuan, b. Perempuan memikirkan kebutuhan laki – laki, dan c. Laki – laki perempuan memikirkan kebutuhan bersama 7. Pemandu memberikan kesimpulan: 1. Keselarasan peran perempuan dan laki-laki dalam Akses, Partispasi, Kontrol dan Manfaat (APKM); tunjukan komik yang terkait penjelasan APKM 2. Peningkatan kesadaran perempuan dari orientasi domestik ke orientasi publik;dan 3. Akomodasi kebutuhan perempuan miskin dalam perencanaan pembangunan. Perempuan miskin akan didorong sebagai vocal point gender dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan PROGRAM SELARAS PNPM MP
14
|
LK –1: Gender dalam Nangkis Komik 1: Undangan Pertemuan
Komik 2: Kondisi Pertemuan
16
|
Komik 3a : Pengambilan Keputusan
Komik 3b : Pengambilan Keputusan
18
|
Komik 4: Pinjaman Bergulir
, masing-masing kelompok akan membahas “ 1 komik” Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1 2 3 4
Bahas Bahas Bahas Bahas
Komik Komik Komik Komik
1 2 3 4
Undangan Pertemuan. Kondisi Pertemuan. Pengambilan Keputusan. Pinjaman Bergulir.
Bagaimana pandangan anda terhadap Komik tersebut? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kira-kira apa yang bisa diperbaiki ke depannya agar bisa mendorong antara perempuan dan laki-laki bisa bersama – sama berpartisipasi dalam pembangunan ?
20
|
Modul 4 Topik: Hubungan PNPM MP dan Program Selaras PNPM MP
Peserta memahami dan yakin tentang, Peserta memahami bagaimana kaitannya PNPM Mandiri Perkotaan dengan Program Selaras PNPM MP Peserta memahami konsep, tujuan dan prinsip dan sasaran Program Selaras PNPM MP Peserta memahami gambaran umum siklus Program Selaras PNPM MP
Kegiatan 1: Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP Kegiatan 2: Diskusi tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP dalam tautan PNPM-MP
3 Jpl (135’)
Bahan Bacaan: 1) Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan 2) Pedoman Teknis Program Selaras PNPM MP
Kertas Plano, kuda-kuda untuk Flip-chart LCD , Papan Tulis dengan perlengkapannya Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar
Diskusi konsep pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP 1) Setelah memberi salam, lanjutkan dgn penyajian singkat prinsip-prinsip pembangunan berbasis masyarakat dan penerapannya di PNPM-MP serta Program Selaras PNPM MP 2) Pemandu membagi peserta dalam kelompok kecil (5 s.d. 7 orang) dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Pelaksanaan PNPM-MP dan Pedoman Teknis Program SelarasPNPM MP (LK-1) 3) Ajak tiap kelompok untuk menyajikan hasil masing-masing dan diskusikan apakah ada prinsip-prinsip yang hanya dpt diterapkan di Program Selaras PNPM MP. Bila tidak ada 4) Pemandu memberi kesimpulan bahwa ”proses diskusi kelompok untuk pengambilan keputusan dlm PNPM-MP dapat juga dilakukan di Program Selaras PNPM MP” sehingga masyarakat tetap sebagai pelaku utama dalam pengambilan keputusan penting/akhir.
Diskusi tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP 1) Setelah memberi salam, lanjutkan dgn penyajian singkat mengenai tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP dalam tautan PNPM-MP (Gunakan MB yang sdh disiapkan) Catatan Pemandu: Ingatkan PNPM-MP adalah pembangunan yang berbasis masyarakat sehingga mekanisme pelaksanaan PNPM-MP dapat dipadukan dgn proses pelaksanaan Program Selaras PNPM MP yg juga berbasis masyarakat. 2) Pemandu membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil (5 s/d 7 org) dan mintalah tiap kelompok untuk membahas LK-2 3) Kemudian mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi masing masing dan ajak peserta untuk diskusi kelas menyimpulkan langkah-langkah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan menjadi titik masuk strategis oleh Program selaras PNPM MP. 4) Pemandu memberikan pencerahan dan tutup
22
|
LK – 1: Relasi PNPM-MP dan Program Program Selaras PNPM MP Tugas dan pertanyaan terkait dgn Diskusi konsep Program Selaras PNPM MP dan penerapannya di PNPM-MP 1.
Diskusi Kelompok Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 s/d 7 orang) dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Teknis program Selaras PNPM MP. Coba diskusikan dalam kelompok apa saja : Prinsip-prinsip pembangunan berbasis masyarakat pada umumnya, Prinsip prinsip pembangunan berbasis masyarakat yg diterapkan dlm PNPM-MP dan Program PROGRAM SELARAS PNPM MP ? Apakah ada perbedaan prinsip yang diterapkan dlm PNPM-MP dan Program Selaras PNPM MP ? Prinsip apa yang harus dikuatkan di Program selaras PNPM MP ?
2.
Diskusi Kelas Masing-masing kelompok diskusi menyajikan hasil kerja kelompok dan akan dibimbing untuk penyimpulan.
LK – 2: Relasi PNPM-MP dan Program Selaras PNPM MP Tugas dan pertanyaan terkait dgn Diskusi “Bedah Pedoman” 1.
Pengantar Diskusi Peserta akan diajak menyimak penyajian singkat mengenai tata cara pelaksanaan Program Selaras PNPM MP.
2.
Diskusi kelompok Peserta dibagi dalam 3 kelompok dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membaca dengan seksama Pedoman Teknis Program Selaras PNPM MP BAB 1 s.d. 3. BAB 1,2 dan 4 dibahas di semua kelompok Siklus Kelompok 1: BAB 1 dan Tahap Persiapan Siklus Kelompok 2: BAB 2 dan Tahap Perencanaan Siklus Kelompok 3: BAB 4 dan Tahap Pembangunan dan Pemantauan Coba diskusikan dalam kelompok: Pertanyaan untuk semua kelompok: Tuliskan poin – poin yang dianggap penting untuk dipahami ? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 1: a) Apa yang menjadi tujuan program Program Selaras PNPM MP ? b) Apa yang menjadi kekhasan Program Selaras PNPM MP ? c) Apa yang diperkuat di Program Selaras PNPM MP ? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 2: a) Komponen program apa saja yang akan dilakukan oleh Program Selaras PNPM Program Selaras PNPM MP ? Pertanyaan untuk membantu pembahasan BAB 3:
a) Coba jelaskan bagaimana tata peran pemerintah dan konsultan dari tingkat Nasional sampai tingkat Kelurahan b) Coba jelaskan apa tugas dan peran pendampingan Fasilitator Kelurahan di Program Selaras PNPM MP? 1) Pertanyaan Kritis persiklus: a. Pemetaan Sosial: i. Mengapa pada waktu pemetaan social kita penting mengetahui data tentang tokoh kunci perempuan, organisasi perempuan dan aktivitas perempuan b. Sosialisasi: i. Mengapa penting isu gender perlu untuk disosialisasikan ? ii. Mengapa dalam setiap tahapan siklus diperlukan penggerak gender ? iii. Mengapa perempuan harus terlibat dalam setiap pengambilan keputusan c.
Refleksi Perkara Kritis (RPK): i. Mengapa pada RPK ini isu tentang gender menjadi persoalan ? ii. Apakah betul perempuan menjadi yang paling merasakan kondisi kemiskinan ? apabila iya mengapa demikian ?
d. Pemetaan Swadaya (PS): i. Menelaah Proses PNPM Mandiri Perkotaan, Mengapa pada kegiatan PS ini isu gender, persoalan perempuan dan keterlibatan perempuan penting untuk dikaji baik secara kualitas maupun kuantitas ?? ii. Apakah betul kebutuhan laki – laki dan perempuan sama ? mohon penjelasan iii. Apakah laki – laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk mengakses sumber daya ? e.
Pembangunan BKM/LKM: i. Berapa rata – rata perempuan yang menjadi anggota BKM/ LKM? Apabila sedikit mengapa hal tersebut terjadi ? ii. Apa pentingnya perempuan menjadi anggota BKM / LKM ?? iii. Mengapa BKM begitu penting melihat isu gender atau persoalan perempuan di wilayahnya ?
f.
PJM Pronangkis: i. Mengapa PJM Pronangkis harus responsive gender ?? ii. Apakah PJM Pronangkis yang ada sudah responsive gender ? apabila sudah mohon jelaskan / apabila belum kenapa bisa demikian?
g. KSM: i. Seberapa penting perempuan berkelompok ?? apabila penting seberapa jauh keterlibatan perempuan dalam kegiatan KSM ??
24
|
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan
Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP
Keterangan
1. TAHAP PERSIAPAN a. Pelaksanaan pemetaan sosial di kelurahan/desa
Menemukenali data wilayah dampingan Menemukenali tokoh kunci, tokoh agama yang ada Menemukenali lembaga, tradisi, gambaran lingkungan, sosial budaya setempat
b.
Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat masyarakat (RT/RW/ Dusun/Lorong)
Penyebarluasan informasi ttg akan adanya program PNPM-MP di kel/desa tersebut Membangun kerelawanan
c.
Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat kelurahan/desa.
Penyebarluasan informasi ttg akan adanya program PNPM-MP di kel/desa tersebut Membangun kerelawanan
d.
Terbentuknya tim Relawan yang siap Pelatihan/coaching motivasional relawan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan RPK untuk pelaksanaan kegiatan PROGRAM SELARAS PNPM MP
2. TAHAP PERENCANAAN a. Refleksi Perkara Kritis (RPK) yaitu serangkaian refleksi permasalahan gender (Akses, Partisipasi, Kontrol & Manfaat), dampak kesenjangan gender dengan kemiskinan b.
Pemetaan Swadaya (PS).
Menghasilkan relawan yang mampu memfasilitasi Refleksi Kemiskinan Menumbuhkan kesadaran bahwa ada masalah bersama, yaitu kemiskinan yg hrs ditanggulangi bersama Menemukan akar penyebab kemiskinan Membangun niat bersama utk menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi Menghasilkan relawan mampu memfasilitasi dan melaksanakan Pemetaan Swadaya
Langkah Kegiatan
c. BKM/LKM
d. PJM dan Renta Pronangkis yang responsif gender oleh Tim Inti Perencanaan Partispatif & BKM/LKM
Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan
Menghasilkan relawan yg mampu menganalisis masalah dan potensi masyarakat Membangun kesadaran akan realita persoalan dan potensi (sosial, ekonomi, lingkungan, nilainilai) masyarakat kelurahan Membangun motivasi untuk berbuat/menyelesaikan persoalan Menghasilkan relawan yg mampu memfasilitasi dan melaksanakan FGD Kelembagaan & Kepemimpinan Menghasilkan relawan yg mampu menganalisis tata kelembagaan setempat Masyarakat memahami kriteria kelembagaan yang dapat berperan sebagai LKM Masyarakat menyadari kebutuhan lembaga yg dipimpin oleh orangorang yang menerapkan nilai-nilai universal kemanusiaan Masyarakat mampu merumuskan kriteria pemimpin masyarakat Membentuk Panitia Pendirian LKM Menghasilan panitia yg mampu melaksanakan pembentukan LKM Penyusunan draft AD/ART Kesepakatan aturan main pembentukan LKM & kriteria utusan/anggota LKM Memilih utusan RT berdasarkan kriteria nilai luhur (Bila jml RT banyak dpt dilaku-kan pemilihan saringan di RW) Membangun lembaga kepemimpinan masyarakat yang diisi oleh orang-orang baik, murni dan benar Menghasilan relawan/LKM yg mampu melaksanakan penyusunan Pronangkis Tersusunnya program kegiatan penanggulangan kemiskinan (tiga tahunan & tahunan)/PJM Pronangkis & Renta Pronangkis
3. PEMBANGUNAN DAN KEBERLANJUTAN i.
Pembentukan/penguatan dan Pelatihan KSM 26
Menghasilan relawan melaksanakan pengorganisasian KSM
|
Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP
Keterangan
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kritis di PNPM Mandiri Perkotaan
Pembelajaran Kritis di Program PROGRAM SELARAS PNPM MP
Keterangan
Terbentuknya KSM sebagai satuan unit sosial yang saling tolong dalam mengembangkan diri masing-masing anggotanya
3.
Diskusi Kelas Kemudian mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi masing masing dan ajak peserta untuk diskusi kelas menyimpulkan langkah-langkah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan menjadi titik masuk strategis oleh Program Selaras PNPM MP.
Modul 5 Topik: Mencari Relawan Program Selaras PNPM MP
Peserta memahami dan menyadari: Memahami pentingnya keberadaan relawan sebagai motor penggerak untuk membangun Program Selaras PNPM MP Mempunyai motivasi untuk menjalankan semangat kerelawanan dalam membangun Program Selaras PNPM MP Memahami peran relawan dalam program Program Selaras PNPM MP Merumuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan Program Selaras PNPM MP
Kegiatan 1: Simulasi mendorong bis mogok Kegiatan 2: Menemukan relawan Kegiatan 3: Membuat daftar peran relawan dalam setiap tahapan / siklus
2 Jpl (90’)
1. Lembar Kerja 1 – mendorong bis mogok 2. Lembar Kerja 2 – menemukan relawan 3. Bahan Bacaan – Relawan dalam Penanggulangan Kemiskinan
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 28
|
Simulasi Mendorong Bis Mogok 1) Jelaskan bahwa beberapa sessi ke depan, kita akan berdiskusi mengenai peran relawan dari anggota masyarakat untuk mendukung kerja-kerja penanggulangan kemiskinan. Saat ini kita akan bersama-sama belajar mengapa harus ada relawan. 2) Bagi peserta dalam 4 kelompok. Bagikan Lembar Kerja Lakukan simulasi bersama seluruh peserta.
1 – Menggerakkan Bis Mogok.
3) Setelah peragaan, dorong diskusi diantara peserta. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu: Dari sisi posisi, kelompok mana yang paling mungkin menggerakkan mobil tersebut? Adakah satu kelompok yang berhasil mendorong bis? Apa yang membuat berhasil? Mengapa gagal? Apa syarat utama agar bis bisa bergerak? Jika faktor tenaga sebagai syarat mutlak, apa yang harus dilakukan agar kendaraan bergerak? Faktor apa lagi yang harus diperhitungkan? 4) Ilustrasikan proses mendorong bis tersebut sebagai upaya mendorong perubahan (penanggulangan kemiskinan). Diskusikan bersama peserta: Mungkinkan tim faskel atau faskel seorang diri mampu mendorong perubahan di masyarakat? Apa syarat utama untuk mendorong perubahan di masyarakat? Jika faktor jumlah orang sebagai syarat mutlak, apa yang harus dilakukan agar terjadi perubahan? Faktor apa lagi yang harus diperhitungkan?
Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari simulasi Mendorong Bis Mogok :
Bahwa bis hanya bisa digerakkan bila kekuatan pendorong lebih besar dari beban yang ada. Perubahan hanya akan bisa mencapai tujuannya jika bisa mengatasi kekuatan anti perubahan. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya menjawab masalah mendasar, yaitu membangun kekuatan.
Bahwa kekuatan belumlah cukup jika tidak dikelola dengan baik; meskipun dengan orang yang cukup, kecil kemungkinan bis dapat bergerak jika semua orang mendorong dari sisi samping. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya menjawab masalah mendasar, yaitu mengelola kekuatan dengan suatu strategi tertentu agar kekuatan mencapai batas optimum.
Jika mobil hendak didorong dalam jarak yang jauh, ketahanan stamina merupakan syarat. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya untuk menjawab masalah mendasar, yaitu mengembangkan kekuatan yang di dalamnya mencakup keberlanjutan gerakan perubahan dalam mencapai tujuan.
Kelompok warga yang membantu mendorong bis itulah relawan-relawan yang bersama kelompok anda membantu menggerakkan bis. Orang-orang seperti itulah yang perlu ditemukan dan dijadikan barisan pendukung dalam kerja-kerja pengorganisasian masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan. Memetakan dan membina hubungan dengan orang-orang kunci di masyarakat merupakan satu langkah awal dalam pengorganisasian masyarakat. Di hampir semua desa/kelurahan selalu ada orang-orang yang energik, bersemangat dan memiliki kepedulian sosial untuk membantu sesama, bukan orang yang bersemangat mencari proyek untuk kepentingan pribadi belaka.
5) Bagikan Bahan Bacaan 1 – Relawan dalam Penanggulangan Kemiskinan. Persilahkan peserta untuk membaca dan menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting. 6) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta. 7) Sampaikan kembali kesimpulan-kesimpulan hasil diskusi dan berikan umpan balik.
Melakukan pengorganisasian masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan dimaksudkan memperkuat (memberdayakan) masyarakat sehingga masyarakat mampu mandiri dalam mengenali persoalan-persoalan kemiskinan yang ada dan dapat mengembangkan jalan keluar (upaya mengatasi masalah kemiskinan). Pengorganisasian masyarakat berangkat dari asumsi : 1. bahwa masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan (komunitas harus berperan aktif dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh masyarakat); 2. bahwa perubahan tidak pernah datang sendiri melainkan membutuhkan perjuangan untuk dapat mendapatkannya; 3. bahwa setiap usaha perubahan (sosial) pada dasarnya membutuhkan daya tekan tertentu, dimana usaha memperkuat (daya tekan) juga memerlukan perjuangan.
Menemukan Relawan 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berdiskusi lebih jauh lagi mengenai kerelawanan. Pertanyaan penting diskusi kita adalah: ”Sulitkah menemukan relawan di tengah-tengah masyarakat?” 2) Bagikan Bahan Bacaan membaca.
2 – Potret Relawan. Beri kesempatan kepada peserta untuk
3) Beri kesempatan kepada peserta untuk berkomentar atas bahan bacaan atau menambah cerita-cerita tentang kerelawanan yang ada di kampungnya.
30
|
4) Bagikan LK 2 – Menemukan Relawan. Minta peserta untuk diskusi lebah berpasangan dan saling mewawancarai. 5) Beri kesempatan kepada satu peserta untuk menyampaikan hasil wawancaranya kemudian menempelkan hasilnya di papan tulis. Beri kesempatan kepada peserta lain yang menemukan motivasi kerelawanan yang berbeda. Apabila semua karakteristik relawan sudah tersampaikan persilahkan semua peserta untuk menempelkan hasil wawancara dengan mengelompokkan berdasarkan karakteristik motivasi yang sama. 6) Lakukan review terhadap kertas-kertas hasil wawancara. Berikan umpan balik terutama untuk menghilangkan adanya stereotipe tertentu tentang kerelawanan, misalnya, relawan pasti selalu laki-laki, berpendidikan tinggi, berusia tua, berprofesi pegawai negeri, dsb. Nyatakan bahwa siapapun bisa menjadi relawan, tanpa melihat status sosial, usia, penghasilan, dsb.
Beberapa alasan yang mendorong warga untuk menjadi relawan antara lain: Memiliki wahana kegiatan yang positif. Kalangan tua sebagai pihak yang memiliki pengalaman dapat menyumbangkan ilmu untuk kepentingan masyarakatnya dan tetap aktif berkegiatan. Kalangan muda memiliki sarana untuk mengembangkan diri. Sebagai sarana belajar tentang diri dan lingkungan. Peluang untuk ”berbuat” menolong pihak lain dan berkontribusi bagi penanggulangan kemiskinan Seringkali tidaklah mudah menemukan orang yang ’sempurna’ sesuai harapan (ingat pembelajaran dalam sessi pemberdayaan). Orang-orang yang memiliki sikap dan nilai ’luhur’, tetapi pengetahuannya kurang, lebih dimungkinkan untuk belajar ketimbang orang yang berpendidikan tetapi tidak memiliki sikap dan nilai ’luhur’. Para relawan sebaiknya direkrut dari kalangan masyarakat setempat yang memiliki kepeduliaan terhadap kemiskinan yang dialami tetangganya. Kesediaan orang-orang semacam ini ditunjukkan dengan sukarela menyediakan waktu dan tenaga untuk terlibat dalam berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan. Lebih jauh mengenai cara mengidentifikasi relawan dapat dipelajari dalam sessi pemetaan sosial dan RKM
Membuat Daftar Peran Relawan dalam setiap Tahapan / Siklus 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan belajar bersama mengenai peran yang bisa dijalankan oleh relawan untuk menanggulangi kemiskinan bersama PNPM MP. hubungan antara fasilitator kelurahan dan relawan. Ajak peserta untuk mengingat kembali peran fasilitator pembangunan (pembelajaran di sessi-sessi awal). 2) Ingatkan kepada peserta mengenai siklus PNPM Mandir Perkotaan yang pernah dilaksanakan, kemudian diskusikan apa yang bisa dilakukan oleh relawan dalam setiap tahapan siklus. Ajaklah peserta untuk sama – sama mengisi tabel seperti di bawah ini yang ditulis dalam kertas plano.
TAHAPAN / SIKLUS
Peran Relawan
Persiapan Sosialisasi Pelaksanaan RK PS BKM Review PJM Pronangkis KSM Sosialisasi Program Media Warga Pelaksanaan dan Pemantauan
Dari pengalaman sebelumnya, seringkali relawan hanya diartikan bisa berperan sampai pada pembangunan BKM/LKM. Peran relawan banyak dipahami digantikan oleh anggota BKM/LKM setelah BKM/LKM terbentuk. Padahal relawan merupakan salah satu mitra BKM/LKM di tingkat kelurahan/desa yang sangat penting. Kerelawanan sebagai wujud dari kepedulian masyarakat, menjadi penting untuk terus ditularkan kepada berbagai pihak dan terimplementasikan dalam keseluruhan kegiatan penanggulangan kemiskinan bukan hanya pada proses identifikasi masalah dan perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan program dan monitoring evaluasi. Peran dalam pelaksanaan dan monev dapat diwujudkan dengan keterlibatan mereka dalam memfasilitasi proses belajar di KSM, proses belajar dalam membahas masalah – masalah khusus seperti masalah kesehatan, pendidikan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam kegiatan – kegiatan lain relawan dapat menyumbangkan waktu, pemikiran dan tenaganya dalam rapat – rapat BKM/LKM, pada UP – UP, melakukan monitoring kegiatan KSM dan memberikan masukkan kepada BKM?LKM dan sebagai PENGGERAK PEREMPUAN terutama peduli terhadap PEREMPUAN MISKIN. Refleksikan bersama dan berikan penegasan – penegasan
32
|
LK 1 – Mendorong Bis Mogok
PETUNJUK SIMULASI
Bayangkan anda dan kelompok tim faskel anda sedang nongkrong di pinggir jalan. Satu saat melintas pelan bis dan kemudian berhenti. Bis berisi anak-anak TK yang hendak bersekolah yang jaraknya sekitar 10 km lagi. Pengemudi bis meminta pertolongan untuk mendorong bis. Kelompok anda dan beberapa kelompok warga datang untuk menolong.
Ketentuan untuk memberikan pertolongan adalah satu kelompok hanya boleh menggerakkan (mendorong atau menarik) dari satu sisi saja. Karena itu, kelompok 1 hanya mendorong dari sisi belakang, kelompok 2 hanya mendorong dari sisi depan, kelompok 3 hanya mendorong dari sisi samping kiri, dan kelompok 4 hanya mendorong dari sisi samping kanan bis.
Persilahkan satu demi satu kelompok untuk membantu mendorong bis. Peragakan proses tersebut. Dapatkah bis bergerak?
Persilahkan semua kelompok secara bersamaan membantu mendorong bis. Peragakan proses tersebut. Dapatkah bis bergerak?
Persilahkan semua kelompok untuk berembug, mengatur strategi bagaimana mendorong bis untuk sampai ke tujuan dengan selamat. Peragakan strategi tersebut. Dapatkan bis bergerak?
LK 2 – Menemukan Relawan Apakah benar masyarakat Indonesia memiliki kepedulian sosial tinggi? Ataukah sebaliknya, sudah mulai ‘itung-itungan’ dan sulit diajak bergotong royong? Diskusi Lebah: menggali cerita-cerita mengapa seseorang di desa/kelurahannya mau menjadi relawan. 1. Apakah sulit/mudah memperoleh relawan di desa/kelurahan anda? _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ _______ 2. Apa yang mendorong mereka mau menjadi relawan? _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________
34
|
Modul 6 Mengelola Pengembangan Kapasitas Mandiri Topik : Membangun Pusat Belajar Masyarakat
Peserta memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Peserta mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya Peserta memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun kebutuhan belajar masyarakat
Kegiatan 1 : Diskusi pentingnya mengembangkan pusat belajar masyarakat Kegiatan 2 : Praktek identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan : Identifikasi kebutuhan belajar, Perencanaan Proses belajar, Mengomunikasikan bencana.
Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart, LCD Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar, Papan Tulis dengan perlengkapannya
Diskusi Pentingnya Mengembangkan Pusat Belajar Masyarakat 1) Bukalah pertemuan, sampaikan bahwa kita akan memasuki kegiatan mengembangkan pusat belajar masayarakat kegiatan 1, sampaikan tujuan yang ingin dicapat yaitu : Peserta memahami pentingnya membangun pusat belajar masyarakat Peserta mempunyai motivasi untuk membangun pusat belajar masyarakat di wilayahnya 2) Sampaikan kepada peserta bahwa selanjutnya kita akan mendiskusikan bagaimana pentingnya mengembangkan pusat belajar masyarakat. 3) Bagikan lembar kasus 1, mintalah salah satu peserta untuk membaca kasus tersebut dan peserta lainnya menyimak dengan lembar kasus sudah dibagikan. 4) Lakukan diskusi kelas dengan beberapa pertanyaan berikut ini : Apa yang mendorong berkembangnya kelompok pembelajaran masyarakat dalam cerita tersebut? Bagaimana dengan desa/kelurahan dampingan kita? Apakah di desa/kelurahan ada ruang atau kesempatan bagi warga untuk belajar atau membicarakan masalah-masalah bersama? 5) Tuliskan pointer-pointer penting pada kertas plano. 6) Lontarkan pertanyaan untuk memastikan kesadaran peserta : a. ”Pentingkah adanya kelompok-kelompok warga yang merupakan pusat belajar masyarakat?”, b. siapa yang mengelola kelompok belajar tersebut?. 7) Berilah penjelasan mengenai pusat belajar masyarakat.
Pusat belajar masyarakat merupakan ”rumah kreativitas relawan”. Media ini merupakan media bagi relawan-relawan untuk membangun komitmen seluruh masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dan membangun kesetaraan gender. Kewajiban moral relawan ini menjadi satu keniscayaan ketika program ini hanya mampu memfasilitasi pengembangan kapasitas segelintir orang. Menggunakan pusat belajar masyarakat ini, proses ’getok tular’ komitmen dan proses pembelajaran membangun kesetaraan gender di masyarakat dan aparat kelurahan/desa diharapkan dapat berjalan secara terencana. Karena itu, pusat belajar masyarakat harus memiliki misi (agenda) dan rencana proses belajar yang jelas. Setiap orang dalam pusat belajar masyarakat berperan setara. Apa yang menjadi ukuran bahwa pusat belajar ini berfungsi baik? Salah satunya, kegiatan pembelajaran di masyarakat berjalan dengan baik. 36
|
Mengapa perlu membangun pusat belajar masyarakat Fakta bahwa banyak orang masih buta huruf. Fakta bahwa banyak perempuan tidak mengetahui bahwa terlibat dalam kegiatan masyarakat adalah hak. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui masalah-masalah desa/kelurahannya, bahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi dirinya sendiri. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah mereka. Fakta bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan, terutama perempuan miskin dalam memenuhi kebutuhannya. Strategi pengembangan pusat belajar masyarakat 1) Menghimpun relawan-relawan penggerak gender baik laki-laki maupun perempuan yang peduli terhadap persoalan warganya terutama persoalan gender; 2) Menghimpun potensi-potensi lokal termasuk potensi kelompok-kelompok masyarakat yang exist (LSM/KSM) sebagai basis pembelajaran bagi masyarakat; 3) Menggalang semangat para pemeduli untuk bahu membahu secara bersama-sama duduk dalam satu forum belajar masyarakat. 4) Memetakan dan mengelompokan relawan-relawan penggerak gender sesuai dengan bidangnya masing-masing. 5) Melakukan identifikasi kebutuhan belajar masyarakat. 6) Memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut andil/berperan serta dalam kegiatan pusat belajar masyarakat sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. 7) Memberikan peran kepada masyarakat untuk : 1. Penyelarasan peran perempuan dan laki-laki dalam APKM 2. Peningkatan kesadaran perempuan dari orientasi domestik ke publik 3. Akomodasi kebutuhan perempuan miskin dalam perencanaan pembangunan
Praktek Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat 1) Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan melanjutkan kegiatan dengan praktek identifikasi kebutuhan belajar masyarakat. Sampaikan tujuan dari kegiatan ke 2 ini adalah Peserta memahami dan memiliki keterampilan dalam menyusun kebutuhan belajar masyarakat 2) Lakukan dialog dengan peserta, apa saja yang harus dilakukan dalam mengelola identifikasi kebutuhan belajar?. 3) Tulis point – point penting dalam kertas plano. 4) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan memasuki langkah-langkah menemukan kebutuhan belajar masyarakat. Jelaskan pentingnya melakukan identifikasi kebutuhan belajar. Identifikasi kebutuhan belajar dilakukan untuk mengetahui masalah dan kebutuhan warga belajar sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh warga belajar . Proses pembelajaran bersama masyarakat akan efektif bila: Materi yang dipelajari sesuai dengan minat dan kebutuhan hidup sehari-hari; Materi yang dipelajari menyelesaikan masalah paling penting dalam hidup warga; Materi atau pengetahuan baru agar bisa langsung dterapkan oleh masyarakat.
5) Bagi peserta dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok akan melakukan identifikasi kebutuhan belajar mengenai peningkatan peran perempuan miskin dalam pembangunan seperti dalam LK pengembangan kuirukulum-1 . 6) Setelah diskusi kelompok selesai, lakukan diskusi kelompok dengan teknik komedi putar untuk memperkaya hasil diskusi. 7) Setelah selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya serta tanggapan dari kelompok tamu. 8) Buka kesempatan peserta menambahkan atau memperkuat hasil diskusi kelompok.
Komidi Putar―Jaga Warung. Disebut “komidi putar jaga warung” karena para peserta dari satu kelompok diskusi akan mengunjungi kelompok diskusi lain dengan cara berputar (mirip komidi putar); sedangkan di kelompok yang dikunjunginya itu ada orang yang akan menerima kedatangan kelompok lain (seperti orang yang sedang jaga warung). Langkah-langkah untuk melakukan diskusi “komidi putar jaga warung” ini adalah sebagai berikut : a. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi kecil. Masing-masing kelompok itu ditugaskan untuk mendiskusikan topik yang berbeda; Setelah selesai diskusi di kelompok kecil, minta 2 anggota dari setiap kelompok 38
|
untuk tetap tinggal di kelompoknya untuk jadi “penjaga warung”; sedangkan sisa anggota kelompok akan berputar mengunjungi kelompok-kelompok yang lainnya (“berkomidi putar”). Tugas dari penjaga warung adalah “menjelaskan hasil diskusi di kelompoknya, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok lain yang berkunjung, dan sekigus juga mendiskusikannya.” Tugas dari anggota yang berkomidi putar adalah “meminta penjelasan dari penjaga warung kelompok yang dikunjunginya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan sekaligus mendiskusikannya”; b. Lakukan diskusi “komidi putar jaga warung” ini sampai masing-masing kelompok itu terkunjungi semua; c. Setelah selesai, bawa hasil diskusi “komidi putar jaga warung” ini untuk dibahas lebih lanjut dan sekaligus dikaji ulang di kelompok besar (pleno).
Penjaga W Pengunjung Diskusi dengan cara “komidi putar jaga warung” ini biasanya dipilih dan digunakan untuk membahas topik-topik yang relatif kompleks, dan ada sejumlah subtopik yang harus dibahas. Dengan menggunakan cara ini, hasil diskusi di setiap kelompok kecil akan memungkinkan untuk dipertukarkan satu sama lain, dibahas, serta diperdalam, tetap dalam kelompok kecil (tidak dalam kelompok diskusi besar/pleno); meskipun pada akhirnya, setelah diskusi ini selesai, baik hasil diskusi kelompok kecil maupun diskusi “komidi putar jaga warung”, akan dikaji ulang dalam kelompok besar (pleno).
LK Pengorganisasian CB - 1 Buatlah daftar kegiatan di bawah ini, masing – masing point dalam kertas. Kemudian gunting dan gulunglah masing – masing pernyataan tersebut dan bagikan kepada peserta secara acak . • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Membuat daftar kebutuhan Menyusun Rencana Anggaran Biaya Menjalin Kemitraan untuk pelaksanaan kegiatan dengan pihak lain Membentuk painitia pelaksana Menentukan Tempat Menyusun jadual Konsolidasi pemandu dan Panitia Menyediakan modul dan bahan bacaan Menyediakan bahan-bahan pendukung kegiatan Membuat undangan peserta dan narasumber Memastikan kehadiran peserta dan narasumber Notulensi Konsumsi dan akomodasi Rekap evaluasi dan topik harian Pre test Post – test Analisa kemampuan pemandu Analisa pemahaman peserta Analisa seluruh hasil evaluasi topik Laporan Evaluasi Post Pelatihan
Bagilah peserta menjadi 3 kelompok, mintalah setiap kelompok untuk menyusun potongan-potongan kertas yang sudah diisi sebelumnya oleh pemandu mengenai jenisjenis kegiatan dalam memfasilitasi pelatihan. Potongan kertas tersebut dikelompokan kedalam 3 kelompok (persiapan, pelaksanaan dan Pasca kegiatan). Mintalah setiap kelompok untuk mengurutkan susunan kegiatan dan ditempel di kertas plano, dan mensiapkan wakil peserta untuk menjelaskan makna setiap tahapan tersebut. No
40
Persiapan
|
Pelaksanaan
Pasca Kegiatan
LK-1
Bacalah cerita ini dengan seksama Jendela Kompas, Jumat, 28 Januari 2005
Belajar Bersama, Membebaskan Diri dari Kemiskinan (1) ROMBONGAN aktivis dari sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik yang berkunjung ke Kampung Gondolayu, yang berada di tengah Kota Yogyakarta, hampir-hampir tidak percaya dengan pemberian sebutan "miskin" untuk kampung itu. Bukannya empati dan belas kasihan yang tergambar di mata mereka, tetapi justru pujian dan decak kagum. SAYA telah mengunjungi kampung-kampung miskin di banyak negara, tetapi tidak pernah saya jumpai lingkungan sebagus ini. Rumah di sini bagus-bagus, jalan-jalan bersih sekalipun sempit, sanitasi dan air minum cukup higienis," kata Seario Sarvodaya, aktivis organisasi nonpemerintah dari Sri Lanka. Komentar serupa juga dikemukakan oleh tamu-tamu lain, yang sore itu bermaksud mengunjungi kelompok ibu-ibu "kaum miskin kota" yang membentuk kelompok tabungan di kampung Gondolayu. "Rumah-rumah di sini bagus dan bersih meski dibangun dari material yang tidak mahal. Anakanak di sini juga bersih-bersih," kata Thomas Webster dari Papua Niugini. KAMPUNG Gondolayu tersembunyi di balik deretan gedung-gedung megah di Jalan Sudirman, Yogyakarta. Akses menuju kampung itu hanyalah lorong sempit-kurang dari dua meterdengan panjang sekitar 300 meter, terjepit di antara dua bangunan megah. Sisi timur kampung itu dibatasi oleh Kali Code yang membelah kota. Meski masih banyak rumah berdinding bambu, namun kampung itu tampak asri. Pot-pot bunga berjajar di depan rumah warga. Di beberapa tempat, tanaman rambat menjulur menaungi lorong-lorong sempit rumah penduduk dari sengatan matahari. Kampung yang disebut oleh sejumlah aktivis sebagai "kampung miskin" itu jauh dari suasana kumuh. Suasana kampung yang bersih dan asri itu terwujud karena kepedulian berbagai pihak, dari lingkungan lurah, ketua rukun wilayah (RW) dan rukun tetangga (RT), serta warga setempat. Tiap Jumat warga turun kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Papan pengumuman didirikan di tiap RT. Kegiatan ibu-ibu PKK berjalan baik. Sesekali petugas kesehatan atau polisi datang memberikan penyuluhan. Di balik kampung yang asri dan dinamis itu masih ada kegiatan kelompok ibu-ibu yang berinisiatif membentuk kelompok menabung. Kelompok ini dibentuk setahun lalu. Ide dari Ny Sumarni berkat interaksinya dengan seorang aktivis organisasi nonpemerintah. Sumarni
kemudian menjual gagasannya kepada sejumlah ibu-ibu di kampungnya. Kelompok yang terdiri atas 10 ibu rumah tangga itu pun sepakat menyisihkan uang belanja sehari-hari untuk ditabung bersama dan dipinjamkan bila ada anggota yang membutuhkan. Tiap hari, salah satu anggota kelompok berkeliling mendatangi seluruh anggota kelompok, mengumpulkan uang tabungan harian. Jumlah yang disetor per hari tidak seberapa. Setoran selembar uang Rp 500 atau Rp 1.000 pun diterima. Tiap minggu, uang yang terkumpul-antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000-disetorkan ke bank. "Kami harus melakukan cara ini karena tidak mungkin kami menabung Rp 500 langsung ke bank," kata Sumarni. Menurut Sumarni, dengan terbentuknya kelompok menabung, mereka juga bisa belajar dan berbagi pengalaman satu sama lain. Dari berkumpul itulah muncul ide berjualan bihun, membuat rempeyek, membuka warung jus, dan kegiatan produktif lainnya. Ny Elisati (53) merasa terbantu dengan kegiatan kelompok menabung tersebut. Sejak ditinggal suaminya, Elisati harus memenuhi kebutuhannya sendiri bersama seorang putrinya. Tidak ada harta tertinggal saat suaminya meninggal. Elisati membanting tulang menjadi buruh cuci untuk menghidupi keluarganya. Dari penghasilannya yang pas-pasan, ia masih bisa menyisikan uangnya untuk menabung dan mulai membuka warung kecil-kecilan. Dengan modal seadanya ia mulai berjualan sabun, gula, teh, dan kebutuhan rumah tangga seharisehari. "Saya ingin menabung supaya tidak perlu berutang bila ada kebutuhan mendadak. Saya juga ingin cucu saya bisa terus bersekolah," kata Elisati. KELOMPOK menabung kedengarannya sangat sepele. Akan tetapi, bertolak dari kegiatan semacam inilah proses pembelajaran berkelanjutan terjadi. Tanpa kurikulum, tanpa buku pelajaran, tanpa kehadiran seorang guru, warga masyarakat yang dianggap tidak berpendidikan bisa mencerdaskan dirinya. Ketika mereka mulai berkumpul tiba-tiba hari esok menjadi tidak terbatas. Dari mengenali masalah yang ada pada diri mereka sendiri, lingkungan rukun tetangga, mereka mulai mengenal hak-hak sebagai seorang warga negara, berbicara tentang hak-hak perempuan, dan lain-lainnya. Mereka pun kemudian mulai bergerak, membuka usaha kecilkecilan, untuk keluar dari kemiskinan yang mengimpit tanpa harus menunggu uluran tangan dari pemerintah. Di Yogyakarta setidaknya ada enam kelompok tabungan, yakni Komunitas Gadjah Wong I dan II, Kampung Iromejan, Kampung Gondolayu, Kampung Kepuh, dan Kampung Brandan. Kehadiran kelompok tabungan ibu-ibu ini bersama komunitas pembelajaran yang tumbuh di sejumlah tempat makin menyemarakkan identitas Yogya sebagai kota pelajar.
42
|
8) Lakukan diskusi kelas dengan beberapa pertanyaan berikut ini : Apa yang mendorong berkembangnya kelompok pembelajaran masyarakat dalam cerita tersebut? Bagaimana dengan desa/kelurahan dampingan kita? Apakah di desa/kelurahan ada ruang atau kesempatan bagi warga untuk belajar atau membicarakan masalah-masalah bersama? 9) Tuliskan pointer-pointer penting pada kertas plano. 10) Lontarkan pertanyaan untuk memastikan kesadaran peserta : ”Pentingkah adanya kelompokkelompok warga yang merupakan pusat belajar masyarakat?”, siapa yang mengelola kelompok belajar tersebut?. 11) Berilah penjelasan mengenai pusat belajar masyarakat.
Modul 7 Menjadi Pemandu Pelatihan Topik : Metode Pelatihan Partisipatif
Peserta bisa menerangkan : Makna pelatihan partisipatif metode dan teknik – teknik pelatihan untuk penyadaran kritis kelemahan dan kelebihan masing – masing metode mampu memilih metode yang tepat untuk pelatihan Partisipatif
1. Permainan dan diskusi pelatihan partisipatif 2. Diskusi kelompok dan pleno metode pembelajaran
2 JPL (90’)
44
Pengalaman berstruktur Metode Diskusi Metode Permainan
Kertas plano Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar OHP (Overhead Projector)/Infokus
|
Permainan dan Diskusi Pelatihan Partisipatif 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Metode Pelatihan Partisipatif , jelaskan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu : Peserta bisa menerangkan tentang : metode dan teknik – teknik pelatihan untuk penyadaran kritis kelemahan dan kelebihan masing – masing metode mampu memilih metode yang tepat untuk pelatihan partisipatif 1) Informasikan kepada peserta bahwa kita akan melanjutkan kegiatan dengan melakukan permainan “Merapikan Lingkaran”. Ikuti petunjuk permainan seperti yang tertuang dalam Lembar Kerja (LK1). 2) Setelah selesai permainan kemudian diskusikan dengan peserta : Mana yang lebih efektif di antara kedua permainan tadi ? Mengapa demikian? Dari diskusi tersebut apa yang bisa kita pelajari tentang peran seorang Pemandu dan peserta didik dalam memecahkan persoalan mereka. Apabila dihubungkan dengan pendidikan partisipatif, apa saja prinsip-prinsip yang harus kita kembangkan? 3) Beri pencerahan kepada peserta mengenai pendidikan kritis dan metodologi pendidikan dengan pendekatan partisipatif dan pendidikan untuk orang dewasa, serta peran dan fungsi Pemandu (gunakan bahan bacaan yang sudah disediakan sebagai referensi dan dianjurkan untuk memperkaya dengan bahan bacaan lain). PEMANDU PELATIHAN PARTISIPATIF Pengertian Pemandu Seorang Guru mengajarkan ilmu kepada muridnya. Seorang Pelatih melatihkan keterampilan kepada peserta pelatihan. Apakah yang dilakukan oleh seorang Pemandu (Fasilitator)? . Pemandu (Fasilitator) : Mengajarkan ilmu Melatihkan keterampilan Tetapi dengan cara yang tidak menggurui Pemandu menciptakan suasana dan situasi yang memungkinkan peserta belajar : Mendapatkan pengalaman baru, atau Menata kembali pengalaman lama, baik itu sikap, pengetahuan maupun keterampilan, yang dimilikinya dengan cara baru Sehingga peserta belajar tergugah untuk mencoba perubahan sikap dan perilakunya. Sikap seorang Pemandu
Emphaty, Tidak merasa lebih pintar dan lebih hebat. Tampilkan diri sebagaimana adanya. Jangan menjadi orang lain. menunjukkan rasa hormat (menghargai) atau respek. Berpandangan positif , Hadir secara utuh, Mengakui kehadiran setiap peserta, Bersikap terbuka, Tidak menggurui, Tidak (seolah – olah) menjadi ahli/pakar dalam segala bidang. Tidak menginterupsi, Tidak berdebat dengan satu orang peserta. Sikap Tubuh Pemandu Pemandu merupakan pusat perhatian, untuk sikap tubuh Pemandu yang baik :
Bervariasi dalam sikap tubuh Pandangan mata harus penuh perhatian Tangan jangan digerakkan sembarangan. Langkah harus tampak mantap dan mempunyai tujuan. Senyuman harganya lebih dari satu juta rupiah. Berpakaian sewajarnya
Karakteristik Seorang Pemandu Mutu pribadi dan keunggulan sifat apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang Pemandu yang efektif ?
46
Penguasaan tentang topik bahasan. Rasa ingin tahu. Sikap anthusias atau bersemangat. Kepercayaan atau keyakinan diri. Rasa humor. Keluwesan. Bersandiwara (memainkan peran). Stamina dan kesiapan fisik. Bermuka badak atau tebal kulit muka.
|
Diskusi Kelompok dan Pleno Metode Pembelajaran 1) Jelasakan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 2 dalam Modul ini, yaitu membahas metode pembelajaran yang cocok untuk pelatihan partisipatif. Sampaikan tujuan dari kegiatan 2, yaitu Peserta mampu menjelaskan metode dan teknik – teknik pelatihan untuk penyadaran kritis Peserta mengetahui kelemahan dan kelebihan masing – masing metode Peserta mampu memilih metode yang tepat untuk pelatihan Partisipatif 2) Tanyakan kepada peserta, apakah diantara yang hadir pernah ada yang mengikuti pelatihan?, metode apa saja yang mereka ketahui pada saat pelatihan tersebut? 3) Bahas bersama bahwa, dalam pelatihan paling tidak metode yang biasa digunakan adalah : Tanya jawab Curah pendapat (Brainstorming) Ceramah Diskusi Kelompok Diskusi Kelompok Terfocus Penugasan/Praktek Permainan Bermain peran Simulasi Analisa Kasus 4) Bagi peserta ke dalam 3 kelompok, kemudian tugaskan setiap kelompok untuk membahas : Apa pengertian dari setiap metode? Untuk tujuan apa kegunaan setiap metode ? Apa kelebihan dan keuntungan setiap metode ? Bagaimana efektifitas metode tersebut untuk meningkatkan partisipasi peserta? Untuk lebih jelas lihat LK-2: Pelatihan Partisipatif 5) Berikan kesempatan semua kelompok untuk presentasi Bahas hasil diskusi dalam pleno kelas, kemudian simpulkan bersama dan berikan pencerahan. (gunakan bahan bacaan sebagai acuan untuk pencerahan).
Metode pembelajaran dipilih biasanya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain : Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah pelatihan untuk meingkatkan pengetahuan, pemahaman, merubah sikap atau meningkatkan keterampilan peserta? Pemandu mampu memfasilitasi dengan menggunakan metode tersebut. Peserta belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebut. Murah, artinya tidak terlalu memakan alat bantu yang banyak Besarnya kelompok (jumlah peserta) yang difasilitasi Ketersediaan waktu Efektifitas partisipasi peserta.
Penggunaan metode – metode dalam satu proses belajar bisanya tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan gabungan dari beberapa metode. Misalnya Penjelasan atau ceramah selalu disertai dengan tanya jawab; analisa kasus bisa digabungkan dengan diskusi kelompok dan sebagainya. Untuk dapat memilih metode yang tepat Pemandu perlu mengetahui karakteristik dan ranah belajar dari setiap metode . Metode
Tanya Jawab Curah pendapat Diskusi kelompok Ceramah FGD Penugasan/praktek Permainan Bermain peran Analisa kasus Simulasi
Ranah Belajar Pengetahuan
Sikap
Efktifitas parti Keterampilan
Tinggi
Metode – metode di atas memiliki karakter dasar yang cenderung merangsang partisipasi. Tetapi pemilihan metode belum tentu menjamin proses fasilitasi berlangsung secara partisipatif, karena yang paling penting adalah sikap dan perilaku Pemandu yang tidak menggurui dan menumbuhkan suasana dialogis di antara peserta dengan peserta dan peserta dengan Pemandu.Agar proses dialogis terjadi Pemandu harus mampu membangun kesetaraan, artinya harus menghilangkan sekat – sekat sosial dia antara semua peserta dan di antara Pemandu dengan peserta. Pemandu harus mampu menghancurkan paham bahwa perannya sebagai Pemandu sarat dengan kekuasaan sehingga peserta dianggap tidak memiliki tanggung jawab sama sekali terhadap jalannya proses belajar.
48
|
LK 1 – Pelatihan Partisipatif Petunjuk Permainan “Merapikan Lingkaran” 1) Bagi peserta belajar ke dalam 2 kelompok, lalu setiap kelompok diminta untuk memilih satu orang yang bertindak sebagai Pendidik (Pemandu). 2) Mintalah setiap orang untuk bergandengan tangan dengan dua orang lain (tangan kiri memegang 1 tangan orang lain, tangan kanan memegang 1 tangan orang yang berbeda) secara acak sehingga terbentuk suatu “simpul manusia’ yang acak – acakan. 3) Tugas kelompok adalah untuk merapikan simpul yang acak-acakan itu menjadi lingkaran manusia yang rapi sambil bergandengan tangan. Selama proses, pegangan tangan tidak boleh lepas. Kalau ada pegangan tangan yang lepas, kelompok dianggap gagal. 4) Anggota kelompok hanya mengikuti perintah pemandunya. Mereka tidak boleh bergerak sendiri sebelum ada perintah dan tidak boleh membantu pemandu untuk mempermudah tugasnya. 5) Sesudah siap, beri aba-aba dan persilahkan pemandu kelompok untuk melakukan tugasnya. 6) Tugas pemandu adalah memberikan perintah lisan kepada kelompoknya, untuk membentuk lingkaran yang rapi tanpa memutuskan simpul manusia. Pemandu tidak boleh menggunakan gerakkan tangan. 7) Kemudian, kelompok mendapat tugas sekali lagi untuk membentuk lingkaran acak yang baru dan pemandu mereka turut ambil bagian dalam ”simpul manusia”. Kali ini pemandu kelompok ikut bergabung dalam simpul. 8) Beri aba-aba dan tugaskan kelompok untuk membentuk lingkaran berdasarkan kerja sama semua anggota kelompok. 9) Setelah selesai, ajak peserta belajar untuk mendiskusikan :
Mana yang lebih efektif di antara kedua permainan tadi ? Mengapa demikian Dari diskusi tersebut apa yang bisa kita pelajari tentang peran seorang Pemandu dan peserta didik dalam memecahkan persoalan mereka. Apabila dihubungkan dengan pendidikan partisipatif, apa saja prinsip-prinsip yang harus kita kembangkan?
LK 2 – Pelatihan Partisipatif 6) Bagi peserta ke dalam 3 kelompok, kemudian tugaskan setiap kelompok untuk membahas : Apa pengertian dari setiap metode? Untuk tujuan apa kegunaan setiap metode ? Apa kelebihan dan keuntungan setiap metode ? Bagaimana efektifitas metode tersebut untuk meningkatkan partisipasi peserta?
Kelompok 1 : Membahas metode : Tanya jawab, curah pendapat, ceramah dan diskusi kelompok Kelompok 2 : Membahas metode diskusi kelompok terfocus, penugasan/praktek, permainan Kelompok 3: Membahas metode bermain peran, simulasi, dan analisa kasus. 7) Berikan kesempatan semua kelompok untuk presentasi Bahas hasil diskusi dalam pleno kelas, kemudian simpulkan bersama dan berikan pencerahan. (gunakan bahan bacaan sebagai acuan untuk pencerahan).
Metode pembelajaran dipilih biasanya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain : Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah pelatihan untuk meingkatkan pengetahuan, pemahaman, merubah sikap atau meningkatkan keterampilan peserta? Pemandu mampu memfasilitasi dengan menggunakan metode tersebut. Peserta belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebut. Murah, artinya tidak terlalu memakan alat bantu yang banyak Besarnya kelompok (jumlah peserta) yang difasilitasi Ketersediaan waktu Efektifitas partisipasi peserta. Penggunaan metode – metode dalam satu proses belajar bisanya tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan gabungan dari beberapa metode. Misalnya Penjelasan atau ceramah selalu disertai dengan tanya jawab; analisa kasus bisa digabungkan dengan diskusi kelompok dan sebagainya. Untuk dapat memilih metode yang tepat Pemandu perlu mengetahui karakteristik dan ranah belajar dari setiap metode . Metode
Tanya Jawab 50
Ranah Belajar Pengetahuan
|
Sikap
Efktifitas parti Keterampilan
Tinggi
Curah pendapat Diskusi kelompok Ceramah FGD Penugasan/praktek Permainan Bermain peran Analisa kasus Simulasi
Metode – metode di atas memiliki karakter dasar yang cenderung merangsang partisipasi. Tetapi pemilihan metode belum tentu menjamin proses fasilitasi berlangsung secara partisipatif, karena yang paling penting adalah sikap dan perilaku Pemandu yang tidak menggurui dan menumbuhkan suasana dialogis di antara peserta dengan peserta dan peserta dengan Pemandu.Agar proses dialogis terjadi Pemandu harus mampu membangun kesetaraan, artinya harus menghilangkan sekat – sekat sosial dia antara semua peserta dan di antara Pemandu dengan peserta. Pemandu harus mampu menghancurkan paham bahwa perannya sebagai Pemandu sarat dengan kekuasaan sehingga peserta dianggap tidak memiliki tanggung jawab sama sekali terhadap jalannya proses belajar.