Lampiran 1: Gambar Balai Adat Desa Besar II Terjun Kecamatan Pantai Cermin
Gambar Balai Adat Desa Besar II Terjun Dusun 2 secara keseluruhan
Gambar Balai Adat Desa Besar II Terjun Dusun 2 dari Sebelah Kanan
Gambar Balai Adat Desa Besar II Terjun Dusun 2 dari Sebelah Kiri
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2: Instrumen Penelitian INSTRUMEN PENELITIAN
A. Makna Emotif dalam Pepatah Isilah kolom dengan pepatah nasihat dalam upacara pernikahan adat Melayu Serdang Bedagai sesuai dengan makna emotif. No
1 2 3 4 5 6 7
Makna Emotif
Pepatah
Artinya
Senang Marah Sedeh Bosan Benci Takut Malu
Note: Pepatah boleh ditulis lebih dari satu berdasarkan makna emotifnya pada kertas kosong yang disediakan. Isilah kolom dengan pepatah nasihat dalam upacara Khitanan/Sunatan adat Melayu Serdang Bedagai sesuai dengan makna emotif. No 1 2 3 4 5 6 7
Makna Emotif Senang Marah Sedeh Bosan Benci Takut Malu
Pepatah
Artinya
Note: Pepatah boleh ditulis lebih dari satu berdasarkan makna emotifnya pada kertas kosong yang disediakan. Isilah kolom dengan pepatah nasihat dalam upacara Khataman Al-Qur’an adat Melayu Serdang Bedagai sesuai dengan makna emotif. No 1 2 3 4 5 6 7
Makna Emotif Senang Marah Sedeh Bosan Benci Takut Malu
Pepatah
Artinya
Universitas Sumatera Utara
Note: Pepatah boleh ditulis lebih dari satu berdasarkan makna emotifnya pada kertas kosong yang disediakan. B. Jawablah pertanyaan- pertanyaan di bawah ini: 1. Pepatah”Pucuk dicinta Ulam pun tiba” adalah bermakna emotif senang. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 2. Pepatah”Habis manis sepah dibuang” adalah bermakna emotif marah. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 3. Pepatah”Sudah jatuh ketimpa tangga” adalah bermakna emotif sedeh. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 4. Pepatah”Tong kosong nyaring bunyinya” adalah bermakna emotif bosan. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 5. Pepatah”Kayak Belanda minta tanah” adalah bermakna emotif benci. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 6. Pepatah”Jangan sampai cacing naik ke mata” adalah bermakna emotif takut. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 7. Pepatah”Harga garam pada asinnya, harga manusia pada malunya” adalah bermakna emotif malu. Coba anda lafazkan pepatah persebut. Menurut anda pada kata dan huruf manakah tekanan suara naik dan turun pada pepatah tersebut? 8.
Figuratif adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk membandingkan atau mengumpamakan perkataan untuk seseorang dan untuk menajamkan arti atau
Universitas Sumatera Utara
menyindir melalui kata-kata dalam pepatah. Metafora adalah pemakaian katakata yang bukan arti sebenarnya yang digunakan untuk perbandingan atau persamaan yang biasanya selalu memakai nama - nama hewan, alam atau tumbuh-tumbuhan. Apakah terdapat bahasa figuratif atau metafora dalam pepatah bahasa Melayu Serdang? Dan apa saja bahasa figuratif atau metafora itu? 9. Eksplisit adalah terus terang, tegas, tidak berbelit – belit hingga orang mudah menangkap maksud dan tidak mempunyai gambaran yang kabur. Implisit adalah maksud yang terkandung dalam satu perkataan atau kalimat yang tidak dinyatakan secara terang-terangan atau tersembunyi. Coba jelaskan menurut pendapat anda, apakah bahasa figuratif dan metafora mengandung makna eksplisit atau implisit untuk membandingkan atau menajamkan arti! 10. Proses mobilitas adalah arahan kata – kata yaitu berupa kata yang pararel seperti kata kerja dengan kata kerja, kata benda dengan kata benda, kata sifat dengan kata sifat; contohnya: ringan – berat, jinjing- pikul, seperti dalam pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Urutan kata adalah penempatan kata – kata dalam pepatah yang sesuai dengan kata yang sebelumnya. Contoh: “Sudah jatuh ketimpa tangga”. Urutan kata dalam pepatah tersebut adalah jatuh ketimpa yang diletakkan sejajar. Pengulangan kata adalah kata dalam pepatah selalu diulang – ulang dalam kata yang sama. Contoh”tak ada lang jadi lang” pengulangan kata dalam pepatah tersebut adalah lang. Dari penjelasan di atas apakah ada proses mobilitas, urutan kata, dan pengulangan kata dalam pepatah Bahasa melayu Serdang? Coba anda jelaskan!
Universitas Sumatera Utara
Transkrip I Wawancara dengan Bapak Sayuti A.S. (mantan Kepala Desa Besar II Terjun, kecamatan Pantai cermin Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara). Tanggal 22 Juni 2011. Transkrip hasil wawancara dengan Bapak Sayuti A.S. tentang Emosi Melayu dan Pepatah Bahasa Melayu. Saya
: Begini pak, sebelum kita bicara tentang pepatah, kita
bicarakan masalah
emosi Melayu, Emosi Melayu apa saja dan bagaimana tingkat emosi Melayu dan apa hubungannya dengan pepatah? Bapak Sayuti : Jadi gini, tingkat emosi Melayu itu sangat tinggi, barangkali emosi itu tidak mengacu pada hal-hal yang positif, tapi mengarah kepada hal-hal yang negatif. Tapi di dalam emosi itu ada makna-makna yang tersirat, walaupun orang yang mengeluarkan emosi itu tidak mau bicara langsung. Saya
: Tidak mau bicara langsung ya pak?, jadi melalui apa mereka untuk mengungkapkan emosi mereka?
Bapak Sayuti: Melalui sindirian, Contohnya kalau dia marah sama orang lain tapi yang dimarahi anaknya sendiri, menggunakan sindiran seperti “pukul anak sindir menantu”. Saya
: Jadi “pukul anak sindir menantu” merupakan pepatah atau bagaimana pak?
Bapak Sayuti : Ya, itu lah. Saya
: Itu kan emosi, jadi jenis-jenis emosi itu untuk menyatakan apa pak?
Bapak Sayuti : Banyak, kadang-kadang mengatakan bahwa orang lain jangan berbuat, tapi dia sindir bukan dengan “buat” katanya tapi dengan kata lain “kalau berani kau bikinlah”. Say
: berarti itu tandanya emosi “marah” pak?
Bapak Sayuti : ya itu tandanya marah, marahnya tak nampak. Dia lebih banyak diam daripada berbicara. Saya
: Kalau sudah marah lebih banyak diam, oh gitu.
Bapak Sayuti : Dia tinggalkan, tapi besok belum tentu. Itulah emosi marah tadi Saya
: Makin marah makin diam, itu emosi marah, selain marah apa lagi pak?
Bapak Sayuti : Merajuk.. Saya
: Marah, merajuk, selain merajuk?
Universitas Sumatera Utara
Bapak Sayuti : Pindah tempat, banyak itu… Saya
: Jadi kalau mengungkapkan rasa senang pak?
Bapak Sayuti : Kalau dia senang dia gembira, suka ria, main-main.. Saya
: Kalau sedih pak?
Bapak Sayuti : Kalau sedih, temenung, mendongkol dalam dada, lebih banyak diam dari pada bicara. Saya
: oh…jadi lebih banyak diam daripada bicara, itu ungkapan emosinya?
Bapak sayuti : Tapi kalau mundur tidak juga, dalam dadanya membara. Saya
: Oh gitu ya pak, jadi salah satu mengungkapkan emosi melalui pepatah. Terus, selain kata-kata “pukul anak sindir menantu” ada atau tidak pepatah yang lain? Misalnya untuk mengungkapkan rasa senang?
Bapak Sayuti : Gak ada, biasa- biasa saja. Saya
: Apakah pepatah dari orang Melayu dulu sampai sekarang masih digunakan?
Bapak sayuti
: Orang dulu masih menggunakan, tapi zaman sekarang zaman reformasi, sekarang sudah jarang digunakan.
Saya Bapak Sayuti
: di dalam kehidupan beerkeluargapun? :itu juga, sudah mengikuti zaman, Cuma ada juga yang mempertahankan. Jarang sekali digunakan. Aklau digunakan hanya untuk acara rapat kelurahan.
Saya Bapak Sayuti
: Di dalam keluarga pun tidak ada pak? : ya, mereka anggap berpepatah itu sudah kolot, tidak enak, ortodok, kampungan, jauh ketinggalan.
Saya Bapak sayuti
: Jadi kesannya ortodok kalau menngunakan pepatah ini? : ya.. kesannya orang kampung. Padahal dari orang kampung ini lah asalnya budaya, orang kota tidak ada budayanya. Orang kota mengikuti budaya kampung. Perubahan alam juga mempengaruhi.
Saya Bapak Sayuti
: Oh…itu faktor penyebabnya. : Kalau macam kami (seumuran bapak Sayuti) tetap kami pertahankan. Selain sindiran ada pantangan.
Saya
: pantangan apa itu pak?
Universitas Sumatera Utara
Bapak Sayuti
: Pantangan untuk bertingkah laku, contohnya: salah pandang, salah jalan, salah duduk, dan salah ungkap.
Saya
: Artinya Pak?
Bapak Sayuti
: Salah jalan tidak boleh berjalan maksudnya tidak boleh berjalan dengan yang bukan muhrimnya, begitu juga yang lainya.
Saya
: Waktu saya di Sekolah Dasar, ada pepatah mengatakan “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, apakah masih ada berkalu?
Bapak Sayuti
: Gak ada juga, karena orang tak mau menjunjung langit tu, alasannya manusia sudah modern, nasionalis. Padahal arti pepatah itu sebetulnya dimana kitaa berada disitulah adatnya kita ikuti. Samalah dengan pepatah “ masuk kandang kambing jadilah kambing, masuk kandang harimau jadilah harimau, atau masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang harimau mengaum”.
Saya
: Artinya apa pak?
Bapak Sayuti
: Artinya ikuti peraturan masyarakat setempat. Saya bersyukur sekali pepatah ini di gali kembali karena pepatah ini sudah hampir punah.
Saya
: Ya…itulah alasan saya mengapa menulis masalah ini pak, yaitu untuk menggali kembali pepatah yang merupakan budaya yang sudah hampir punah. Jadi andai tidak ada yang menulis masalah ini, budaya pepatah ini akan hilang pak?
Bapak Sayuti
: ya!
Saya
: Sayang sekali ya pak, begitu banyak pepatah yang lenyap?
Bapak Sayuti
: Ya, sebab dialun sekali air bah dua tiga ketepian berubah, artinya sekali reformasi main banyak yang berubah, itulah pepatah.
Saya
: Ya…muncul lagi dech pak, pepatah yang sudah lenyap. Karena saya wawancara bapak,..ha..ha..
Bapak Sayuti
: Ya..saya bersyukur sekali, ha..ha..
Saya
Pepatah lain pak, yang bapak ingat.
Bapak Sayuti
: Besar pasak dari pada tiang
Saya
: Artinya?
Bapak sayuti
: Angan-angan terlalu tinggi
Universitas Sumatera Utara
Saya
: bapak kan keluarga datuk, kalau bukan keluarga Datuk atau masyarakat awam, masih mengunakan pepatah?
Bapak Sayuti
: Ada juga yang simpati masyarakat pantai Cermin ini masih berlaku 30% bagi usia 60 tahun ke atas, kalau ke bawah tidak ada lagi tu.
Saya
; di daerah desa Besar II Terjun pak juga sudah langka?
Bapak Sayuti
: Ada 30 % juga. Pepatah masih berlangsung, Cuma terputus-putus.
Saya
: Kira-kira pepatah apakah yang paling dominan yang sering muncul dalam kehidupan dalam adat yang lain?
Bapak Sayuti
: oh..Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung masih sering dipakai dalam acara rapat desa, karena pepatah itu bukan untuk Melayu saja, melainkan untuk bangsa.
Saya
: Baiklah pak, sampai disini dulu wawancaranya, terima kasih atas waktu dan informasinya yang bapak berikan.
Bapak Sayuti
: Sama-sama, saya juga senang karena pepatah ini di gali kembali.
Transkrip II Wawancara dengan Bapak Zainuddin. (Tokoh Masyarakat Desa Besar II Terjun, kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara). Tanggal 22 Juni 2011. Transkrip hasil wawancara dengan Bapak Zainuddin. tentang Emosi Melayu dan Pepatah Bahasa Melayu Saya Bapak Zainuddin Saya
: Apakah ada digunakan pepatah di acara penerimaan pengantin? : Tidak ada. : Dalam penyerahan ada digunakan pak?
Bapak Zainuddin : Tidak ada, paling yang digunakan adalah Cuma pantun. Saya Bapak Zainuddin Saya Bapak Zainuddin Saya Bapak Zainuddin
: Kalau di dalam acara sunatan, ada atau tidak pak? : Tidak ada juga. : Penduduk di desa ini mayoritas suku apa ya pak? : Oh…mayoritas suku Melayu, lainnya suku Jawa. : Apakah ada yang Bapak ingat beberapa contoh pepatah Melayu? : oh..ya ada. Contohnya: Lancar kaji karena diulang”, “Biduk berlalu kiambang bertaut”, “Anjing mengonggong kafilah berlalu”.
Saya
: Artinya pak?
Universitas Sumatera Utara
Bapak Zainuddin
: Yang pertama artinya sesuatu akan terus berjalan kalau terus-terusan dilakukan, yang kedua; orang mau singgah kalau ada maunya saja, yang ketiga; apapun yang diceritakan orang tentang kita kalau tidak benar biarkan saja.
Saya
: dari pepatah yang bapak sebutkan tadi untuk apa itu pak?
Bapak Zainuddin : untuk nasihat, ajaran, sindiran halus. Saya
: Dari pepatah yang Bapak sebutkan yang mana yang paling dominan?
Bapak Zainuddin
: oh…”kalau tidak ada mengada”, artinya kalau ada perlunya barulah singgah.
Saya
: pepatah yang baru saja ucapkan ada kaitannya dengan emosi?
Bapak Zainuddin : Y a ada lah. Pepatah ini merupakan tumpahan luapan emosi. Saya
: Jadi pepatah hanya untuk luapan emosi marah saja?
Bapak Zainuddin : Tidak, untuk mengungkapkan rasa senang juga, hanya pepatah jarang digunakan,mkeseringan pantun. Saya
: Jadi tidak ada usaha Bapak untuk mengembangkan pepatah itu?
Bapak Zainuddin : Ya semuanya itu tergantung pada permintaan masyarakat, contohnya dalam acara pernikahan kalau pihak keluarga minta menggunakan pepatah dalam acara seserahan, maka saya gunakan pepatah itu, kalau mereka meminta adat yang sederhana saja, maka pepatah itu tidak digunakan. Saya
: Baiklah pak, sampai disini dulu percakapan kita tentang pepatah dengan emosi,
untuk
selanjutnya
saya
akan
kembali
lagi
untuk
informasinselanjutnya. Terima kasih atas waktu dan informasinya pak. Bapak Zainuddin: Ya…sama-sama. Mudah-mudahan informasi yang saya berikan berguna.
Transkrip III Wawancara dengan Bapak T. Syahrurdy. (Pengetua Adat Melayu Serdang). Juni 2011. Transkrip hasil wawancara dengan Bapak T. Syahrurdy. tentang pepatah Bahasa Melayu. Saya
: Menurut Bapak pengertian pepatah itu apa?
Bapak T. Syahrurdy
: Pepatah itu kata-kata berupa sindiran.
Saya
: Itu pepatah ya pak?
Bapak T. Syahrurdy
: Ya…itu kata-kata orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Saya
:Jadi
menurut
Bapak
pepatah
adalah
perkataan
orang tua-tua dulu? Bapak T. Syahrurdy
: Ya…macam kata-kata sindiran
Saya
: Berupa petuah pak?
Bapak T. Syahrurdy
: Ya…petuah-petuah.
Saya
:Kalau memang pepatah itu petuah, dikategorikan ke dalam berapa jenis pak?
Bapak T. Syahrurdy Saya
: Jenisnya berupa nasihat, menyindir… : kalau begitu pepatah-petiith ini berupa nasihat, petunjuk, sindiran, bagaimana dengan perumpamaan?
Bapak T. Syahrurdy Saya
: Perumpamaan contoh,” nasi tak dingin, pinggan tak retak” :Jadi menurut Bapak pengertian perumpamaan itu bagaimana pak, apakah menggunakan bahasa yang indah, lembut, atau bagaimana?
Bapak T.Syahrurdy
:Oh…mau memberi tahu yang sebenarnya kasar, jadi digunakan perumpamaan.
Saya
:Jadi perumpamaan itu digunakan untuk memperhalus bahasa, selain itu pak?
Bapak T. Syahrurdy
: Ya…Melayu ini tak boleh kasar. Selalu menghormati orang tua ditanamkan pada anak-anak sejak kecil.
Saya
: Apakah dalam perumpamaan menggunakan bahasa kias?
Bapak T. Syahrurdy : Ya…kalau disini menggunakan bahasa Melayu. Saya
:Maksud saya menggunakan bahasa kiasan atau pengibaratan?
Bapak T. Syahrurdy : Ya, salah satunya seperti yang saya bilang tadi. Saya
: Pepatah-petitih digunakan orang Melayu untuk berbahasa, apakah ada hubungannya dengan mengungkapkan emosi?
Bapak T. Syahrurdy : Ya…bisa juga, karena untuk mengungkapkan rasa marah, tidak sesuai kata dengan perbuatan. Saya
: Jadi menurut Bapak orang Melayu pada dasarnya menggunakan bahasa yang lembut?
Bapak T. Syahrurdy : Ya..Melayu ni lain dari suku-suku lain. Melayu ni disebut suku Melayu kalau dia muslim, berbahasa Melayu, memakai adat-
Universitas Sumatera Utara
istiadat Melayu, dan bahasanya dapat dapat bercampur dengan bahasa lain, contoh: bahasa Mandailing. Saya
: Jadi karena adanya percampuran bahasa, bahasa Melayu terkenal dengan kelembutannya dan tak suka bicara secara kasar?
Bapak T. Syahrurdy
: Ya… Bahasa Melayu kalau sudah ke tempat lain tetap berbahasa Melayu, bahkan budayanya hampir sama.
Saya
: Jadi kesimpulannya pepatah Melayu terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya adalah perumpamaan yang menngunakan bahasa
yang lembut, seperti yang Bapak katakana tadi untuk
menyindir, menasihati, dan memberikan petunjuk. Bapak T. Syahrurudy : Ya…memang seperti itu. Saya
: Jadi pada dasarnya pepatah Melayu menggunakan bahasa yang lembut, dan untaian kata-kata yang indah?
Bapak T. Syahrurdy : Ya…hampir sama dengan orang minang. Saya
: Jadi, perumpamaan menggunakan bahasa yang lembut, dan untaian kata-kata yang indah. Baiklah pak, terima kasih atas waktu dan informasinya.
Bapak T. Syahrurdy :Ya…hanya itu saja yang dapat saya berikan, mudah-mudahan bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3: Biodata Informan Biodata Informan 1 Nama Lengkap
: Zainuddin
Tempat/Tanggal lahir
: Perbaungan/ 5 April 1946
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani/Pengrajin
Pendidikan
: Sekolah Pertanian Menengah Atas
Status
: Menikah
Alamat
: Dusun 4 Desa Besar 2 Terjun
Biodata Informan 2 Nama Lengkap
: Datuk Sayuti A.S.
Tempat/Tanggal lahir
: Perbaungan/ 13 Nopember 1944
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani/ Mantan Lurah Desa Besar II Terjun
Pendidikan
: Sekolah Rakyat Pantai Cermin (1956-1958)
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Ayahanda Desa Besar II Terjun Dusun 2,
Biodata Informan 3 Nama Lengkap
: H. Mhd. Asraruddin, S.os
Tempat/Tanggal lahir
: Perbaungan/ 14 Maret 1954
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pegawai Negeri
Pendidikan
: S-1 (Sospol/Administrasi Negara)
Status
: Menikah
Alamat
: Jl.Laksana N0.24 Perbaungan Sergai
Biodata Informan 3 Nama Lengkap
: Hassanuddin M.Z.
Tempat/Tanggal lahir
: Perbaungan/ 14 September 1942
Agama
: Islam
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan
: Pensiunan PNS
Pendidikan
:
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Sultan Serdang No.69 A Perbaungan
Biodata Informan 4 Nama Lengkap
: T. Syahruardy
Tempat/Tanggal lahir
: Perbaungan/ 17 Maret 1931
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pensiunan ABRI (TNI – AD)
Pendidikan
: SMP
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Abdullah Lubis Medan
Biodata Informan 5 Nama Lengkap
: Drs. Muhammad Takari Jilin, M.Hum, Ph.D
Tempat/Tanggal lahir
: Kota Pinang/ 21 Desember 1965
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Dosen Etnomusikologi FIB USU
Pendidikan
: Doktor Pengajian Media, Universiti Malaya (U.M)
Status
:
Alamat
:Desa Bangunrejo, Dsn. I No.40/3 Tanjungmorawa, Deli Serdang
Biodata Informan 6 Nama Lengkap
: Drs, Shafwan Hadi Umry, M.Hum
Tempat/Tanggal lahir
: Bedagai-Deli Serdang/ 60 Tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Dosen Universitas Muslim Nusantara Medan
Pendidikan
: S-2 Linguistik USU
Status
: Menikah
Alamat
:
Universitas Sumatera Utara
Biodata Informan 7 Nama Lengkap
: Azrai, SS. MSP
Tempat/Tanggal lahir
: Deli Serdang/ 22 April 1974
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Dosen Luar Biasa FIB>USU
Pendidikan
: S-2
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Besar Pasar V Kebun Kelapa No.14 Kec. Beringin Deli Serdang
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4: Tabel Analisis Pepatah BMS
Tabel 1. Analisis Makna Emotif dalam Pepatah BMS pada Acara Pernikahan/Sunat Rasul dan Khatam Al-Qur’an Menggunakan Perangkat Fonetik No
Pepatah
Arti/Makna Sudah disetujui acara merisik, penghulu telangkai segera ingin tahu kapan bisa meminang Apa yang diinginkan mendapatkan sambutan/apa yang diidamkan datang dengan segera
Makna Emotif Senang/ girang
Analisis Perangkat Fonetik
1
Diberi kelingking hendak telunjuk/macam Belanda minta tanah
2
Mata mengantuk bantal disodorkan/pu- cuk dicinte ulampun tibe
3
Bagai ayam bertelur di atas padi
Hati orang yang senang mendapatkan orang kaya
Senang/g irang
4
Siapa suka bersangka buruk, orang melarat hidup pun teruk
Jangan suka berburuk sangka kepada orang
Marah/si ndiran
Makna emotif marah terdapat pada kata buruk, teruk yaitu tengah dan diakhir kalimat, karena tekanan suara ditekankan pada kata tersebut dan huruf “uk” agak dipanjangkan.
5
Sudah jatuh ketimpa tangga
Sudah mendapat musibah terkena lagi
Sedeh/ pilu
6
Berkotek diluar sangkar, bertelur diluar pagar
Setelah perkara diputuskan, baru memberi keterangan
Bosan/ muak
Makna emotif sedeh pada kata jatuh dan tangga, pengucapannya agak ditekankan sedikit pada huruf ”tuh” yaitu hembusan nafas yang kuat dan”ga” pengucapannya dipanjangkan. Makna emotif bosan pada kata sangkar. Karena tekanan suara lebih dipanjangkan pada kata tersebut
Senang/ri ang
makna emotif senang pada kata “kelingking dan telunjuk, Belanda dan tanah” tekanan suara agak dipanjangkan pada kata tersebut. Makna emotif terdapat pada kata cinte, huruf terakhir pada kata yaitu pada huruf “e”. Makna emotif juga terdapat pada kata”bantal” yang maknanya sama dengan cinte. Kata”bantal” tekanan emotifnya pada “tal” huruf mati ditekankan pada pengucapannya. Makna emotif senang terdapat pada kata “padi” yaitu diakhir kalimat, karena tekanan suara ditekankan pada kata tersebut dan huruf “i” agak dipanjangkan.
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
7
Nyamuk mati gatal tak habis
Menaruh dendam meski perkara selesai
8
Kalau tak berhemat cermat,karam dilaut sesat di darat
Sikap boros dapat mencelakakan diri sendiri
Takut/ khawa-tir
9
Tahu dilihat cermin orang, tahu dihias gunjing orang
Malu/ Segan
10
Kalau tak ada mengada, takkan tempua bersarang rendah Kalau takut dilanda ombak, jangan berumah ditepi pantai
Menjaga kesopanan dan tingkah laku dan menghargai serta mewaspadai kritik dan komentar orang lain Kalau tak ada hajat datang kerumah tuan, takkan kami datang kemari. Kalau tidak dicoba untuk merisik anak gadis yang diinginkan, bagaimana tahu mau atau tidak, kalau ditolak harus diterima dengan ikhlas Tak disangkasangka pinangan yang dilakukan oleh penghulu telangkai diterima oleh anak beru Apabila pinangan ditolak, tidak mengapa, pihak laki-laki pun tak memaksa Keinginan pinangan diterima tapi kenyataannya ditolak. Seseorang memanfaatkan orang lain untuk kenikmatannya sendiri, setelah dimanfaatkan,
11
12
Seperti mendapat durian runtuh
13
Piring tak retak, nasi tak dingin
14
Hajat hati hendak memeluk gunung apa daya tangan tak sampai Habis manis sepah dibuang
15
Arti/Makna
Makna Emotif Benci/ dendam
Senang/ suka
Takut/ khawa-tir
Analisis Perangkat Fonetik makna emotif benci pada kata mati dan gatal. Tekanan suara dipanjangkan pada huruf “i” dan “tal” ditekan lebih jelas pengucapannya. makna emotif takut pada kata karam dan sesat stress pada kedua kata tersebut lebih ditekankan untuk lebih menunjukkan emosi takutnya. makna emotif malu terdapat pada kata dilihat dan dihias karena pada kata tersebut lebih ditekankan intonasinya agak tinggi pada kata ”hat” dan “hi” Makna emotif senang terdapat pada kata “tempua” dan tekanan suara dipanjangkan pada huruf”pua”. Makna emotif takut pada kata takut. Tekanan suara dipanjangkan pada huruf “ta”.
Senang/g irang
Makna emotif senang pada kata”durian”. Tekanan suara dipanjangkan pada huruf ”rian”
Sedeh/ kecewa
Makna emotif sedeh pada kata retak. Tekanan suara pada silabel tak pada akhir kata retak.
Sedeh/ kecewa
Makna emotif sedeh pada kata memeluk dan tangan ucapannya dipanjangkan pada huruf ”luk dan ta” Makna emotif pada kata manis dan sepah karena dua kata tersebut mempunyai makna yang berlawanan, maka penutur dalam mengungkapkan rasa sedih
Sedeh/ kecewa
Universitas Sumatera Utara
orang tersebut disingkirkan dan kalau bisa dilenyapkan (dibunuh) 16
Tong kosong nyaring bunyinya
Orang yang banyak bicara tidak ada ilmunya
yang bercampur dengan kecewa menekankan pada dua kata tersebut. Intonasinya ditekankan pada huruf nis dan pah dengan hembusan nafas yang kuat. Makna emotif bosan pada kata nyaring, bunyinya. Tekanan suara ditekankan dan dipanjangkan pada huruf nya dan nya.
Bosan/ muak
Tabel 2. Analisis Makna Emotif dalam Pepatah BMS pada Acara Pernikahan/Sunat Rasul dan Khatam Al-Qur’an Menggunakan Perangkat Leksikal. Tabel Pepatah Pernikahan Adat Melayu Serdang No 1
2
Pepatah Berbahagia lah pemuda yang dapat mempersunting bunga encik Kalau ada kumbang datang menyeri
3
Terlalu diangkat benar, takut awak jatuh merangkak
4
Umur baru seumur jagung, darahpun baru setampuk pinang
Arti/ makna Penghulu telangkai memuja anak gadis(bunga) yang akan dilamar pada ibu anak gadis tersebut Penghulu telangkai bertanya pada ibu si gadis apabila datang seorang pemuda (kumbang) datang melamar anak gadisnya Tidak ingin terlalu dipuji karena khawatir menjadi sombong dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya akhirnya malu Usia si gadis masih muda belum bisa dipercaya untuk mengurus rumah tangga
Makna Emotif Senang/ memuji
Senang/b ahagia
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif senang ditunjukkan melalui bahasa figuratif membandingkan(eksplisit)“bunga” yang melambangkan seorang gadis yang cantik jelita dipuji oleh seseorang Makna emotif senang ditunjukkan melalui bahasa figuratif membandingkan(eksplisit)“kumban g” yang melambangkan seorang pemuda yang gagah
Takut/Kh awa-tir
Makna emotif marah ditunjukkan dalam kata diangkat, jatuh, merangkat. Ketiga kata tersebut adalah metafora (implisit) menajamkan arti supaya jangan terlalu dipuji
Senang/ Peringatan/ nasihat
Makna emotif senang ditunjukkan dalam kata seumur jagung dan setampuk pinang. Menggunakan kata metafora (implisit) menajamkan arti menyatakan usia si gadis baru saja beranjak dewasa dan belum pantas untuk menikah karena belum bisa mengurus rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/Makna
Makna Emotif
Analisis Perangkat Leksikal
5
Nampaknya gayung telah bersambut juga
Apa yang ditanyakan dan diinginkan akhirnya diindahkan juga bagi yang diajak bicara
Senang/ diplomasi
Makna emotif senang ditunjukkan dalam kata “gayung” bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan apa yang diinginkan sama dengan gayung yang dicidukkan ke air dan sudah pasti air diperoleh
6
Sebesar – besar gunung, lebih besar maksud yang kami kandung
Penghulu telangkai berharap sekali jawaban dari pihak anak beru menerina pinangan mereka
Senang/ Diplomasi
Makna emotif senang terdapat pada kata “sebesar-besar gunung” bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan hasrat hati yang begitu membara seperti sebesar gunung
7
Hidup manusia dikandung adat, mati dikandung tanah
Pihak anak beru menegaskan bahwa mereka menerima pinangan berdasarkan adat
Senang/ Nasihat
8
Ringan akan kami jinjing, berat akan dipikul
Senang/ Nasihat
9
Lembah sama ditimbuni, gunung sama diratakan, ke hulu sama berakit, ke hilir sama berenang Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna
Pihak anak beru menyatakan semua beban dari pernikahan ditanggung bersama sesuai dengan perembukan Pihak anak beru berembuk dengan sanak saudara dan semua keputusan harus dalam satu suara dari keluarga
Dalam mengambil keputusan harus berhati – hati, jangan sampai salah mengambil keputusan karena bisa membahayakan diri sendiri
Senang/ Nasihat
Makna emotif senang terdapat pada kata “dikandung adat, dikandung tanah” metafora (implisit) menajamkan arti bahwa hidup harus selalu berdasarkan hukum adat karena semuanya dikembalikan pada hukum adat, seperti mati sudah pasti dikubur ke dalam tanah Makna emotif senang terdapat pada kata” ringan, jinjing, berat dipikul” bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan rasa senang (ringan) dirasakan bersama (jinjing), beban (berat) ditanggung (dipikul) Makna emotif senang terdapat pada kata ditimbuni, diratakan, berakit, berenang, bahasa figuratif(eksplisit) membandingkan apapun yang diputuskan dalam rapat sepanjang hasil rapat tersebut untuk kebaikan pasti diikuti oleh kedua belah pihak Makna emotif senang terdapat pada kata pendapatan, tak berguna, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan pendapatan adalah pengambilan keputusan, tak berguna adalah keputusan yang salah
Segala keputusan yang telah di setujui supaya jangan tidak berguna dan hanya lelah saja yang diperoleh
Senang/ Peringatan
10
11
Tak sia-sia pasang naik, tak sia-sia perahu berlayar, tak sia-sia matahari terbit, tak sia –
Senang/ Nasihat
Makna emotif senang terdapat pada kata tak sia-sia, metafora(implisit) menajamkan arti yaitu menyatakan tidak berguna secara tak langsung
Universitas Sumatera Utara
12
sia ternak disembelih, tak sia –sia malim diundang, Seperti sirih pulang ke gagang, seperti pinang pulang ke tampuk
Seseorang yang berjanji memenuhi semua persyaratan janji sesuai dengan adat
Senang/ Diplomasi
13
Diberi kelingking hendak telunjuk/ macam Belanda minta tanah
Sudah disetujui acara merisik, penghulu telangkai segera ingin tahu kapan bisa meminang
Marah/ sindiran
14
Begitu di lidah, begitu di hati
Apa yang diucapkan/dijanjika n itulah yang dimaksudkan
Senang/ Peringatan
15
Tanda manusia tetap beradat, tanda kampung tetap berpenghulu
Apapun keputusan yang diambil tetap harus dalam adat yang berlaku
Senang/ Nasihat
16
Dimana ranting dipatah, di situ air disauk, dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah
Adat akan diikuti sesuai dengan adat yang ada pada anak beru
Senang/ Nasihat
Semua adat yang dilakukan harus berdasarkan pada agama Islam hukumnya
Senang/n asihat
Mata mengantuk bantal disodorkan
Apa yang diinginkan mendapatkan sambutan
Senang/ riang
17
18
Makna emotif senang terdapat pada kata sirih, gagang, pinang, tampuk, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu sirih dan pinang (janji), gagang dan tampuk (memenuhi perjanjian dalam adat) Makna emotif sindiran terdapat pada kata kelingking dan telunjuk, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu sudah diiyakan keinginan mau minta lebih
Makna emotif senang pada kata lidah, dan hati, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti bahwa apa yang diucapkan, begitu juga dengan apa yang tersirat di hati Makna emotif senang pada kata beradat dan berpenghulu, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti bahwa setiap sesuatu pasti kembali pada bagian utamanya/pemimpinnya Makna emotif senang pada kata ranting dipatah, air disauk, tanah dipijak, langit dijunjung, bahasa figuratif membandingkan arti bahwa dimanapun kita berada, kita harus menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan tata cara kehidupan serta adat yang berlaku Makna emotif senang pada kata syarak dan kitabullah, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu menyatakan bahwa Islam dalam Melayu adalah yang nomor satu sehingga dalam melakukan segala sesuatu harus berlandaskan pada hukum Islam yang terdapat dalam kitab Al-Qur’an
Makna emotif sindiran terdapat pada kata mata dan bantal, bahasa figuratif (ekslisit) membandingkan arti yaitu mata sama dengan hal yang diminta dari seseorang, bantal sama dengan yang didapatkan dari yang diminta
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/Makna
Makna Emotif
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif sindiran terdapat pada kata cacing-tai, kere-gah, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu cacing/kere adalah manusia tai/gah adalah tempat yang tidak baik atau pas buat manusia bersenangsenang Makna emotif marah terdapat pada kata abu, tunggul, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu abu diletakkan dimana saja: tertiup angin, dihapus akan dengan mudahnya terbang, begitu juga manusia gampang datang dan pergi Makna emotif senang terdapat pada kata besi dan karat, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti bahwa besi hancur karena karat, begitu juga dengan manusia mendapatkan hinaan orang karena hidupnya miskin (melarat)
19
Cacing punya tai, kere (kera) punya “gah”
Senang tidak pada tempatnya
Marah/ sindiran
20
Macam abu di atas tunggul
Gampang datang, gampang perginya
Marah/ sindiran
21
Hina besi karena karat
Hina manusia karena melarat
Sedeh/ nasihat
22
Bagai ayam bertelur di atas padi
Hati orang yang senang mendapatkan orang kaya
Senang/ Nasihat
23
Siapa suka bersangka buruk, orang melarat hidup pun teruk
Jangan berburuk sangka kepada orang karena dapat memudaratkan diri sendiri
Senang/ Nasihat
24
Sudah jatuh ketimpa tangga
Sudah mendapat musibah terkena lagi
Sedeh/ pilu
25
Berkotek diluar sangkar, bertelur diluar pagar
Setelah perkara diputuskan, baru memberi keterangan
Bosan/ sindiran
Makna emotif senang pada kata ayam dan padi, meatafora (implisit) menajamkan arti yaitu ayam disamakan dengan perasaaan hati seseorang, bertelur sama dengan sesuatu yang diinginkan, padi adalah makanan pokok manusia jadi padi disamakan denga orang kaya Makna emotif senang pada kata buruk dan teruk, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti bahwa pikiran yang selalu jelek pada orang lain akan menyusahkan diri sendiri Makna emotif sedeh pada kata jatuh dan ketimpa, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu jatuh adalah suatu hal yang tidak enak dirasakan pada tubuh manusia karena sakit, sedangkan ketimpa adalah keadaan yang menyesakkan nafas, jadi jatuh adalah masalah yang diperoleh, belum lagi selesai datang pula masalah yang lain (ketimpa) Makna emotif sindiran pada kata berkotek sangkar, bertelur pagar, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti bahwa berkotek dan bertelur sama dengan memberikan keterangan, sangkar dan pagar sama dengan setelah perkara diputuskan
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/Makna
Makna Emotif
26
Nyamuk mati gatal tak habis
Menaruh dendam meski perkara selesai
Benci/Nas ihat
27
Kalau tak berhemat cermat,karam dilaut sesat di darat
Sikap boros dapat mencelakakan diri sendiri
Senang/na sihat
28
Tahu dilihat cermin orang, tahu dikias gunjing orang
Menjaga kesopanan dan tingkah laku dan menghargai serta mewaspadai kritik dan komentar orang lain
Senang/N asihat
29
Kalau tak ada mengada, takkan tempua bersarang rendah
Kalau tak ada hajat datang kerumah tuan, takkan kami datang kemari.
Senang/ Diplomasi
30
Kalau takut dilanda ombak, jangan berumah ditepi pantai
Kalau tidak dicoba untuk merisik anak gadis yang diinginkan, bagaimana tahu mau atau tidak, kalau ditolak harus diterima dengan ikhlas
Takut/Di plom-asi
31
Seperti mendapat durian runtuh
Tak disangkasangka pinangan yang dilakukan oleh penghulu telangkai diterima oleh anak beru
Senang/ Nasihat
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif senang terdapat pada kata mati dan gatal, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu mati maksudnya adalah masalah sudah selesai, gatal maksudnya dendam yang tak kunjung reda dan tetap membara Makna emotif senang pada kata tak hemat cermat, karam dan sesat, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu tak hemat cermat maksudnya sikap boros, karam dan sesat maksudnya akan celaka kalau sikap boros terus-terusan dilakukan Makna emotif senang pada kata dilihat cermin, dihias gunjing. metafora (implisit) menajamkan arti dilihat cermin berarti kita harus mengkoreksi sikap dan sifat diri sendiri baru lihat sikap orang lain, hias gunjing maksudnya hargai dan hati-hati dengan pujian, komentar, serta ejekan orang lain terhadap diri kita
Makna emotif senang pada kata tempua metafora (implisit) menajamkan arti yaitu tempua adalah sarang burung yang terletak di atas pohon yang tinggi supaya tidak dapat diganggu oleh binatang yang lain. Maksudnya seseorang tidak akan datang kerumah orang lain (tempua) kalau tidak ada keperluannya. Makna emotif takut pada kata dilanda ombak, berumah ditepi pantai, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu dilanda ombak maksudnya dilanda berarti ditimpa masalah yang berat, ombak berarti gelombang air laut apabila terkena hempasannnya tubuh bisa terhanyut juga, maka dari itu jangan berumah ditepi pantai artiya kalau tidak mau terkena masalah yang menyakitkan jangan coba untuk memunculkannya, kalau terkena juga harus diterima dengan ikhlas Makna emotif senang terdapat pada kata durian runtuh, figuratif (implisit) membandingkan arti yaitu durian adalah buah yang enak rasanya, harum baunya, dan harganya mahal susah pula
Universitas Sumatera Utara
32
Piring tak retak, nasi tak dingin
Apabila pinangan ditolak, tidak mengapa, pihak laki-laki pun tak memaksa
Sedeh/ kecewa
33
Hajat hati hendak memeluk gunung apa daya tangan tak sampai
Keinginan pinangan diterima tapi kenyataannya ditolak.
Sedeh sindiran
34
Kalau berjalan pelihara kaki, kalau melihat pelihara mata, kalau berkata pelihara lidah
Dalam menjalani bahtera rumah tangga harus menjaga semua rambu-rambu pernikahan dan menjaga segalanya dengan damai
Senang/n asihat
35
Pucuk dicinte ulampun tibe
Apa yang diidamidamkan datang datang tanpa diduga
Senang/ri ang
mendapatkannya karena menunggu dia jatuh (runtuh)baru bisa dimakan, sangat beruntunglah yang mendapatkan durian runtuh itu Makna emotif sedeh pada kata piring retak, nasi dingin, bahasa metafora (implisit) menajamkan arti yaitu piring yaitu keinginan, retak yaitu ditolak, nasi yaitu orang yang diinginkan, dingin yaitu tolakan Makna emotif sindiran pada kata memeluk gunung, tangan tak sampai, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu memeluk gunung adalah satu hal yang tak mungkin dilakukan karena gunung seberapa besar dan tangan hanya hitungan meter, jadi memeluk gunung dengan tangan adalah hal yang tidak mungkin dilakukan. Artinya keinginan yang tak mungkin dirai Makna emotif nasihat terdapat pada kata kaki, mata, lidah, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu kaki ala berjalan harus diarahkan ke tempat yang baik, mata alat melihat harus dibuka untuk melihat hal yang baik, lidah alat berbicara harus digunakan untuk mengucapkan kata yang baik – baik saja. Makna emotif senang pada kata dicinte dan tibe, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu cinte adalah kata yang membuat manusia senang, tibe adalah suatu kedatangan yang diharapkan, jadi hal yang membuat manusia senang yang diinginkannya sekali datang secara tak disengaja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel Pepatah Khitan/Sunat Rasul Adat Melayu Serdang No
Pepatah
Arti/makna
Makna emotif Senang/n asihat
1
Seperti mengajari itik berenang
Memberikan pelajaran budi pekerti bagi anak yang baru beranjak remaja dan menuju dewasa.
2
Seperti mengajari limau berduri
Nasihat pada anak yang baru beranjak remaja, tapi sulit untuk dinasihati.
Senang/n asihat
3
Berenang galinjir, tahu awak mana jantan, mana betina
Orang banyak ilmu tahu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
Senang/n asihat
4
Kalau muka yang buruk usah cermin dipecahkan
Kalau memang kesusahan itu datangnya dari diri sendiri, tidak usah orang yang disalahkan.
Marah/na sihat
5
Lebih baik berputih tulang dari pada berputih mata
Lebih baik mati dari pada menanggung malu
Marah/na sihat
6
Bak pucuk eru, kemana angin bertiup kesitu dia bergoyang
Orang yang tak punya pendirian
Benci/ sindiran
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif nasihat terdapat pada kata itik berenang, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu itik sama dengan bebek yaitu binatang unggas yang memang dari bayi pun sudah pandai berenang tapi harus tetap diajari induknya, begitu juga manusia dari lahirpun sudah punya sikap tapi orang tua harus tetap membimbingnya Makna emotif nasihat terdapat pada kata limau berduri, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu limau adalah seseorang, berduri adalah sifat manusia yang sulit untuk dinasihati Makna emotif nasihat terdapat pada kata galinjir, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu membandingkan galinjir adalah sejenis ikan kalau berenang baru ketahuan mana jantan mana betina dengan orang yang berilmu tahu membedakan yang baik dan yang jelek Makna emotif nasihat terdapat pada kata muka buruk, cermin dipecahkan, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu muka buruk disamakan dengan kesusahan dari diri sendiri, cermin dipecahkan disamakan dengan orang lain yang disalahkan atas kesusuahan itu. Makna emotif nasihat terdapat pada kata putih tulang, putih mata, metafora (implisit) menajamkan arti putih tulang maksudnya mati kalau sudah mati apapun yang terjadi kita tidak tahu lagi, putih mata maksudnya malu, menutup mata karena tidak mau melihat orang Makna emotif sindiran terdapat pada kata pucuk eru, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu pucuk eru disamakan dengan sifat manusia yang tidak punya pendirian
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
7
Karena mulut punggung bertai
Apa yang dilakukan, maka perolehlah hasil dari yang dilakukan itu
8
Elok anak karena emak, baik anak karena bapak
Keselarasan yang berhasil bagi anak didik
nasihat/s enang
9
Kalau bersahabat berapat-rapat, selalu rapat jadi mudarat
Persahabatan yang hancur akibat terlalu akrab
senang/si ndiran
10
Hutang budi dibawa mati, beban tak lepas seumur hidup
Hutang budi tak terganti sampai mati
Senang/n asihat
11
Terlanggar pantang hidup, terbuang tersalah adat hidup melarat Pekak – pekak badak
Anak agar menjaga pantang dan larang meskipun sulit
nasihat/b osan
Dikatakan kepada anak muda yang pura – pura tidak mengerti mufakat orang – orang tua
nasihat/b enci
Punggur terbang, pelatuk menumpang mati
Seseorang yang tersangkut dosa orang lain
nasihat/ta kut
12
13
Makna emotif Marah/na sihat
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif nasihat terdapat pada kata bertai, metafora (implisit), menajamkan arti yaitu bertai maksudnya perolehan atau mempunyai hasil dari apa yang dilakukan, dan yang melakukan sesuatu adalah diri kita sendiri Makna emotif senang terdapat pada kata elok emak, baik bapak, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu emak dan bapak adalah sepasang manusia yang ideal dan seimbang artinya kehidupan harus bisa diseinbangkan seperti keselarasan emak dan bapak Makna emotif marah terdapat pada kata berapat-rapat, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu berapat-rapat sama dengan artinya terlalu dekat, karena terlalu dekat akhirnya pada saat bertengkar menimbulkan permusuhan yang abadi Makna emotif senang terdapat pada kata hutang budi dan beban, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu hutang budi adalah merupakan beban seorang manusia terhadap penolongnya Makna emotif bosan terdapat pada kata terbuang, tersalah, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu setiap peraturan sulit untuk dilaksanakan tapi haris dipatuhi Makna emotif benci terdapat pada kata badak, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu badak adalah seekor binatang yang berkulit keras disenggol/dipegang tidak akan terasa bagi binatang tersebut, begitu juga bagi manusia yang susuah dinasihati telinga dan jiwanya sama seperti kulit badak tersebut Makna emotif takut terdapat pada kata pelatuk, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu pelatuk adalah sejenis burung yang disamakan dengan dosa orang yang menjadi beban orang lain
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
Makna emotif nasihat/ malu
14
Malu bertanya sesat di jalan
Kunci ilmu adalah bertanya agar anak pintar (bertambah ilmu)
15
Harga garam pada asinnya, harga manusia pada malunya
Manusia harus menjaga marwah diri dengan tidak membuat malu
Nasihat/ malu
16
Habis manis sepah dibuang
Seseorang memanfaatkan teman/orang lain untuk kenikmatannya sendiri setelah dimanfaatkan dilupakan begitu saja bahkan kalau bisa dilenyapkan
Marah/si ndiran
17
Tong kosong nyaring bunyainya
Orang tak berilmu banyak bicara
Benci/ sindiran
18
Jangan sampai cacing naik ke mata
Takut/ peringatan
19
Lentik telunjuk karena menunjuk
Nasihat buat seorang anak kalau menjadi pimpinan jangan sampai mau diperintah dan dikendalikan oleh bawahan atau masyarakat yang tak bertanggung jawab Nasihat orang tua pada anaknya, jangan Cuma pandai menyuruh tapi tak mau bekerja
20
Datang tampak muka, pulang tampak belakang
Santun (punya sopan santun)
Senang/ nasihat
Senang/na sihat
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif malu terdapat pada kata malu, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu malu adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang satu sisi menguntungkan dan satu sisi lagi merugikan Makna emotif malu terdapat pada kata asin dan malu, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu asin adalah penanda utama pada garam, dan malu adalah penanda pada manusia Makna emotif marah terdapat pada kata manis dan sepah, metafora (implisit), menajamkan arti yaitu manis sama dengan sesuatu yang indah, baik, enak, sedap, dan nikmat, sedangkan sepah sama dengan sampah, sisa, ampas yang harus dibuang dan dilenyapkan. Jadi segala kebaikan diambil dari seseorang, setelah dipakai dicampakkan begitu saja Makna emotif bosan terdapat pada kata kosong, nyaring, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu kosong sama dengan sesuatu yang tidak ada, nyaring sama dengan melenting, melengking yang memekakkan telinga, jadi seseorang yang banyak cerita (kosong) terlalu banyak bicara (nyaring) Makna emotif takut terdapat pada kata cacing naik ke mata, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu cacing disamakan dengan masyarakat yang tak bertanggung jawab, naik ke mata sama dengan mengendalikan pemimpin
Makna emotif senang terdapat pada kata lentik telunjuk, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu telunjuk manusia enak saja menunjuk untuk menyuruh orang sedangkan dirinya sendiri tidak mau mengerjakannya Makna emotif senang terdapat pada kata tampak muka, tampak belakang, bahasa figuratif (eksplisit), membandingkan arti kalau datang pakai salam dan kalau pulang pakai permisi
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
Makna emotif Senang/n asihat
Analisis Perangkat Leksikal
21
Sudah tumbuh rambut kelambir (kelapa)
Orang tua menyatakan anaknya bahwa ia sudah aqil baligh
22
Ikan dicekuh, air tak keruh
Kalau mau berhasil harus tanpa merugikan orang
Senang/n asihat
23
Tercubit kulit ikut daging
Jangan buat malu, karena saudara dan orang tua ikut malu juga
Malu/ nasihat
24
Menitipkan pisang pada kere(kera)
Ceroboh, menitipkan amanat pada orang yang tidak dipercaya
Marah/sin diran
Makna emotif sindiran terdapat pada kata pisang kere, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu pisang adalah makanan kesukaan kera, jangankan dititipkan, didekatkan saja langsung dimakan, jadi pisang adalah amanah, harus diampaikan pada orang yang tepat, bukan pada sembarangan orang
25
Anjing menggong-gong kafilah berlalu
Apapun yang dikatakan orang biarkan saja karena yang dikatakannya tidak benar
Marah/sind iran
Makna emotif sindiran terdapat pada kata anjing menggonggong, kafilah, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu anjing mengonggong sama dengan orang yang suka usil, kafilah adalah orang yang diusil
26
Celaka ayam
Seorang anak yang sulit untuk dinasihati supaya betah dirumah tapi tidak mengerti juga maka orang tuanya menyamakan dirinya sama seperti ayam
Marah/sin diran
Makna emotif sindiran terdapat pada kata ayam, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu ayam disamakan dengan anak manusia yang sulit diatur untuk diam dirumah kalau sudah malam. Tingkah laku ayam yang suka tidur di kandang binatang lain, begitu jga tingkah laku manusia
Makna emotif senang terdapat pada kata rambut kelambir, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu rambut kelambir sama dengan bulu kemaluan anak yang telah di sunat yang artinya sudah remaja Makna emotif senang terdapat pada kata dicekuh, keruh, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti dicekuh sama dengan sukses, keruh berarti merugikan orang lain Makna emotif malu terdapat pada kata kulit dan daging, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti kulit sama dengan malu, daging sama dengan saudara dan orang tua
Tabel Pepatah Khatam Al-Qur’an adat Melayu Serdang No
Pepatah
Arti/makna
Makna emotif
Analisis perangkat Leksikal
1
Ubah dan ganti, tukar dan anjak, bernaung pada kitabullah dan sunah nabi
Setiap perubahan berpedoman kepada agama
Senang/n asihat
Makna emotif nasihat terdapat pada kata ubah dan bernaung, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu ubah maknanya berganti tentang hukum, adat, atau apapun tetapi harus tetap bernaung artinya berpedoman/berdasarkan pada kitab Al-Qur’an
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
2
Mengubah jangan semena-mena, mengganti jangan sesuka hati Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas
Jangan sewenangwenang menurut nafsu
Hilang jasa seseorang, busuk orang tau
sindiran/ sedeh
4
Suara seperti membelah betung
Suara keras sekali (tak enak di dengar)
Bosan/ sindiran
5
Beranak tiada berbidan
Seseorang dalam kesusahan karena kebodohan sendiri
Senang/n asihat
6
Bercabang bagai lidah biawak
Orang munafik lain didepan, lain dibelakang
Marah/sin diran
Tiada biduk karam sebelah
Anak celaka, satu keluarga menderita juga
Senangna sihat
Ibarat air di daun talas
Jangan lakukan pekerjaan yang siasia
Sedeh/ nasihat
3
8
Arti/makna
Makna emotif Marah/na sihat
Analisis Perangkat Leksikal Makna emotif nasihat terdapat pada kata semena-mena, metafora (implisit)menajamkan arti yaitu menyatakan sesuka hati menurutkan nafsu yang tidak baik Makna emotif sedeh terdapat pada kata beliung dan rimbas, figuratif (eksplisit) membandingkian arti yaitu beliung sama dengan kebaikan seseorang, rimbas sama dengan kebusukan seseorang Makna emotif bosan terdapat pada kata betung, metafora (implisit), menajamkan arti yaitu betung adalah sejenis kayu yang keras sekali kalau dibelah pasti suaranya melenting, begitu juga suara manusia yang melengking yang tak enak di dengar Makna emotif nasihat terdapat pada kata beranak dan berbidan, metafora (implisit), menajamkan arti yaitu beranak berarti suatu keadaan melahirkan yang susah, sakit dan bertaruh nyawa, bidan adalah seseorang yang ahli menolong dalam melahirkan, maksudnya beranak adalah keadaan susah, tiada berbidan adalah karena kebodohan sendiri Makna emotif sindiran terdapat pada kata lidah biawak, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu apa yang diucapkan seseorang tidak bisa dipercaya Makna emotif nasihat terdapat pada kata biduk karam, bahasa figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu biduk adalah satu keluarga, karam sebelah adalah anak yang nakal yang membuat malu satu keluarga Makna emotif nasihat terdapat pada kata daun talas, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu daunt alas adalah sejenis daun umbian, apabila diteteskan air diatasnya tak akan bisa membasahi daun itu karena airnya tidak akan lengket, jadi sia –sialah saja. Begitulah pekerjaan yang dilakukan jangan sampai seperti air yang di daun talas
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
Makna emotif Marah/pe r-ingatan
Analisis Perangkat Leksikal
9
Seperti ayam beranak itik
Orang tua yang memiliki anak di zaman modern tidak dapat mengikuti cara sang anak
10
Janganlah menjadi itik tak sudu, ayam tak patuh
Jangaanlah jadi orang yang hina atau benda yang tak berguna
Marah/na sihat
11
Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas
Kalau sebagai pejabat lebih baik mengundurkan diri sebelum dipecat
Sedeh/ nasihat
Makna emotif nasihat terdapat pada kata biar terletak, jangan terhempas, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu terletak adalah suatu tindakan yang lembut walaupun sakit, tapi kalau terhempas suatu keadaan yang terletak secara terpaksa dan keadaan yang menyakitkan
12
Jauh mencari suku, dekat mencari induk
Jika merantau carilah sesuku dengan kita, kalau dekat carilah sekawan dengan kita
Senang/na sihat
Makna emotif nasihat terdapat pada kata jauh suku, dekat induk, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu kemanapun kita pergi merantau tetap yang paling enak adalah bertemu dengan satu suku karena Cuma mereka saudara kita ditempat asing, tapi kalu tidak merantau pasti yang kita cari adalah teman dekat
13
Rusa masih di hutan, arang sudah membara
Sesuatu yang belum diraih, tapi sudah digembargemborkan
Marah/si ndiran
14
Sepuluh batang bertindih, batang di bawah yang keberatan Bak pungguk merindukan bulan
Para pejabat tinggi melakukan kejahatan, masyarakat yang menderita
Malu/ sindiran
Jangan mengharapkan sesuatu yang tak mungkin diraih
Senang/n asihat
Makna emotif sindiran terdapat pada kata rusa, membara, figuratif (eksplisit) membandingkan artiyaitu rusa dihutan sama dengan sesuatu yang belum diraih, arang membara sama dengan sudah digembargemborkan Makna emotif malu terdapat pada kata bertindih, keberatan, figuratif (eksplisit)membandingkan arti yaitu bertindih sama dengan para pejabat yang berbuat jahat, keberatan sama dengan masyarakat yang menderita Makna emotif terdapat pada kata pungguk dan bulan, metafora (implisit) menajamkan arti yaitu pungguk adalah sejenis burung dalam dongeng yang buruk rupa merindukan bersanding dengan peri
15
Makna emotif peringatan terdapat pada kata ayam dan itik, figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu ayam adalah orang tua, itik adalah anak. Jadi orang tua dan anak tidak ada persamaan dalam kehidupan Makna emotif nasihat terdapat pada kata tak sudu dan tak patuh, bahasa figuratif(eksplisit) membandingkan arti yaitu tak sudu artinya tercampak begitu saja akhirnya kehinaan yang datang, tak patuh artinya tidaki menuruti peraturan akhirnya menjadi tak berguna
Universitas Sumatera Utara
16
Besar pasak dari tiang
Lebih banyak pengeluaran dari pada pendapatan
Marah/si ndiran
17
Macam cina kebakaran jenggot
Heboh tak menentu
Bosan/ sindiran
18
Kuini yang bau, bacang yang Nampak
Para pekerja yang bekerja dan berpikir keras, pimpinan yang dipuji
Marah/sin diran
19
Pinang tak berbuah, sirih yang ditebas
kesalahan dilakukan karena ulah diri sendiri, tapi orang yang dimarahi/disalahkan
Marah/sin diran
bulan yang cantik jelita, dan semuanya itu hanyalah hayalan karena peri bulan tempatnya dibulan sedangkan pungguk tinggalnya di hutan Makna emotif marah terdapat pada kata pasak, tiang, figuratif (eksplisit) membandingkan arti pasak adalah bagian bawah tiang rumah, tiang adalah tonggak untuk menguatkan rumah supaya berdiri kokoh, jadi pasak disamakan dengan pengeluaran, tiang disamakan dengan pendapatan Makna emotif sindiran terdapat pada kata kebakaran jenggot, metafora (implisit)menajamkan arti yaitu kalau jenggot terbakar pasti yang punya jenggot ketakutan yang amat sangat, jadi heboh tak menentu Makna emotif sindiran terdapat pada kata kuini bau dan bacang nampak , figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu kuini bau sama dengan pekerja yang berpikir keras hasilnya baik, tapi yang mendapat pujian adalah bacang nampak yaitu pimpinan Makna emotif sindiran terdapat pada kata pinang berbuah, sirih ditebas, figuratif (eksplisit) membandingkan arti yaitu pinang tak berbuah sama dengan diri sendiri yang teledor, sirih ditebas sama dengan orang lain yang disalahkan
Tabel 3. Analisis Makna Emotif dalam Pepatah BMS pada Acara Pernikahan/Sunat Rasul dan Khatam Al-Qur’an Menggunakan Perangkat Sintaksis Tabel Pepatah Pernikahan Adat Melayu Serdang No
Pepatah
1
Terlalu diangkat benar, takut awak jatuh merangkak
2
Umur baru seumur jagung,
Arti/ makna Tidak ingin terlalu dipuji karena khawatir menjadi sombong dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya akhirnya malu Usia si gadis masih muda belum bisa dipercaya untuk
Makna Emotif Takut/ sindiran
Senang/P eringatan/n
Analisis Perangkat Sintaksis Makna emotif marah terdapat pada kata diangkat-jatuh. Proses mobilitas (arahan kata) mencapai emotif dari kata diangkat sudah pasti lawannya jatuh menggunakan kata yang sama yaitu kata kerja sebagai predikat Makna emotif senang terdapat pada kata baru. Pengulangan kata yaitu kata sifat yang menajamkan makna
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
6
7
8
darahpun baru setampuk pinang Hidup manusia dikandung adat, mati dikandung tanah Ringan akan kami jinjing, berat akan dipikul
Lembah sama ditimbuni, gunung sama diratakan, ke hulu sama berakit, ke hilir sama berenang Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna
Tak sia-sia pasang naik, tak sia-sia perahu berlayar, tak sia-sia matahari terbit, tak sia – sia ternak disembelih, tak sia –sia malim diundang, Seperti sirih pulang ke gagang, seperti pinang pulang ke tampuk
mengurus rumah tangga
asihat
emotif yang diletakkan setelah subjek
Pihak anak beru menegaskan bahwa mereka menerima pinangan berdasarkan adat
Senang/ Nasihat
Makna emotif nasihat terdapat pada kata dikandung. Pengulangan kata yaitu kata kerja yang menajamkan makna emotif berposisi sebagai predikat
Pihak anak beru menyatakan semua beban dari pernikahan ditanggung bersama sesuai dengan perembukan Pihak anak beru berembuk dengan sanak saudara dan semua keputusan harus dalam satu suara dari keluarga
Senang/ Nasihat
Makna emotif senang terdapat pada kata ringan-jinjing, berat-pikul. Urutan kata yang pararel yaitu ringan sudah pasti dijinjing,kalau berat sudah pasti dipikul. Dan berposisi sama yaitu sebagai subjek dan predikat Makna emotif senang terdapat pada kata sama. Pengulangan kata yaitu kata keterangan yang menjelaskan keadaan subjek
Dalam mengambil keputusan harus berhati – hati, jangan sampai salah mengambil keputusan karena bisa membahayakan diri sendiri Segala keputusan yang telah di setujui supaya jangan tidak berguna dan hanya lelah saja yang diperoleh
Senang/ Nasihat
Makna emotif senang terdapat pada kata sesal. Pengulangan kata yaitu kata kerja yang berubah fungsi menjadi kata benda yang berfungsi sebagai subjek
Peringatan
Makna emotif peringatan terdapat pada kata tak sia-sia. Pengulangan kata yaitu kata keterangan yang berubah fungsi menjadi kata benda yang berfungsi sebagai subjek
Seseorang yang berjanji memenuhi semua persyaratan janji sesuai dengan adat
Senang/ Diplomasi
Makna emotif senang terdapat pada kata seperti dan pulang. Pengulangan kata yaitu kata keterangan (seperti) dan kata kerja (pulang) yang menajamkan makna pada subjek
Senang/ Nasihat
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
9
Diberi kelingking hendak telunjuk/ macam Belanda minta tanah Begitu di lidah, begitu di hati
Sudah disetujui acara merisik, penghulu telangkai segera ingin tahu kapan bisa meminang Apa yang diucapkan/dijanjika n itulah yang dimaksudkan
Senang/P eringatan
11
Tanda manusia tetap beradat, tanda kampung tetap berpenghulu
Apapun keputusan yang diambil tetap harus dalam adat yang berlaku
Senang/ Nasihat
12
Dimana ranting dipatah, di situ air disauk, dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah
Adat akan diikuti sesuai dengan adat yang ada pada anak beru
Senang/ Nasihat
Semua adat yang dilakukan harus berdasarkan pada agama Islam hukumnya
Senang/n asihat
14
Piring tak retak, nasi tak dingin
Apabila pinangan ditolak, tidak mengapa, pihak laki-laki pun tak memaksa
Sedeh/ sindiran
15
Kalau berjalan pelihara kaki, kalau melihat pelihara mata, kalau berkata pelihara lidah
Dalam menjalani bahtera rumah tangga harus menjaga semua rambu-rambu pernikahan dan menjaga segalanya dengan damai
10
13
Makna emotif Senang/s indiran
Senang/ Nasihat
Analisis Perangkat Sintaksis Makna emotif sindiran terdapat pada kata kelingking dan telunjuk. Proses mobilitas yaitu kalau sudah ada kelingking (kecil) pasti maunya menjadi telunjuk (besar). Proses pada kata ini yaitu adanya arahan dari yang kecil menjadi yang besar Makna emotif peringatan terdapat pada kata begitu. Adanya pengulangan kata diawal kalimat untuk menguatkan maksud terhadap subjek. Pengulangan kata tersebut yaitu kata keterangan Makna emotif senang terdapat pada kata tanda dan tetap. Pengulangan kata tanda yaitu untuk menguatkan maksud terhadap manusia dan kampung, dan kata tetap menguatkan tujuan terhadap beradat dan berpenghulu. Berfungsi sebagai kata benda dan kata keterangan Makna emotif senang terdapat pada kata dimana dan disitu. Pengulangan kata yang pararel yaitu kata yang sama dan ditempatkan pada posisi yang sama juga untuk menjelaskan tempat pada subjek dan objek Makna emotif senang terdapat pada kata syarak. Urutan dan pengulangan kata yang berposisi sebagai objek dan subjek yang diletakkan secara berurutan tetapi berbeda fungsi. Makna emotif sindiran terdapat pada kata piring dan nasi. Proses mobilitas yaitu kalau piring sudah pasti ada nasi. Arahan kata yang sesuai dengan pasangannya dan berfungsi sebagai subjek Makna emotif nasihat terdapat pada kata berjalan-kaki, melihat-mata, berkata-lidah. Adanya urutan kata yang pararel dan berpasangan berfungsi sebagai kata kerja (berjalan, melihat, bekata) dan kata benda (kaki, mata, dan lidah)
Universitas Sumatera Utara
Tabel Pepatah Khitan/Sunat Rasul Adat Melayu Serdang No
Pepatah
1
Lebih baik berputih tulang dari pada berputih mata
Lebih baik mati dari pada menanggung malu
2
Kalau bersahabat berapat-rapat, selalu rapat jadi mudarat Pekak – pekak badak
Persahabatan yang hancur akibat terlalu akrab
Marah/si ndiran
Dikatakan kepada anak muda yang pura – pura tidak mengerti mufakat orang – orang tua Santun (punya sopan santun)
nasihat/b enci
Makna emotif benci terdapat pada kata pekak. Pengurangan kata yang berurutan untuk menjelaskan keadaan objek. Sebagai kata kerja
Senang/ nasihat
Makna emotif senang terdapat pada kata datang dan tampak. Urutan kata dan pengulangan kata yang menunjukkan penguatan maksud dan menjelaskan tempat. Berfungsi sebagai kata kerja (datang-pulang) dan kata keterangan (tampak)
3
4
Datang tampak muka, pulang tampak belakang
Arti/ makna
Makna Emotif Malu/ Nasihat
Analisis Perangkat Sintaksis Makna emotif nasihat terdapat pada kata berputih. Pengulangan kata yang berfunfsi sebagai subjek, yaitu kata sifat karena diawali dengan “ber” maka berubah menjadi kata kerja Makna emotif terdapat pada kata rapat. Urutan kata yang berulangulang tetapi berbeda fungsi. Kata benda dan kata kerja
Tabel Pepatah Khatam Al-Qur’an Adat Melayu Serdang No
Pepatah
Arti/ makna
Makna Emotif
Analisis Perangkat Sintaksis
1
Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas
Hilang jasa seseorang, busuk orang tau
sindiran/ sedeh
Makna emotif sedeh terdapat pada kata hilang jasa, timbul jasa. Proses mobilitas (hilang-timbul) yaitu kata keterangan dan pengulangan kata yang sama (jasa) pada posisi yang sama yaitu sebagai kata benda
2
Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas
Kalau sebagai pejabat lebih baik mengundurkan diri sebelum dipecat
Sedeh/N asihat
3
Sepuluh batang bertindih, batang di bawah yang keberatan
Para pejabat tinggi melakukan kejahatan, masyarakat yang menderita
Malu/ sindiran
Makna emotif nasihat terdapat pada kata jatuh-terletak, jatuh terhempas. Urutan kata pada posisi yang sama yaitu sebagai kata kerja kedua (terletak-terhempas) dan pengulangan kata sebagai kata kerja pertama (jatuh) Makna emotif nasihat terdapat pada kata batang. Adanya pengulangan kata dan pada posisi yang sama yang berfungsi sebagai subjek (batang) kata benda
Universitas Sumatera Utara
No
Pepatah
Arti/makna
4
Bagai Jawi makan, dimamah dulu baru ditelan
Segala sesuatu harus dipikirkan benar-benar baru diputuskan
5
Yang sejengkal tak dapat jadi sedepa
6
Jerat tiada lupa akan balam, tetapi balam lupa akan jerat
Dikejar rejeki yang banyak tapi tidak dapat diperoleh, maka sedikitpun tak masalah Masalah tidak pernah lepas dari manusia, tapi manusia yang selalu melupakan masalah
7
Yang dijolok tidak jatuh, penjolok tinggal di atas
8
Dijunjung merekah kepala, dipikul meruntuh bahu
Mengeluarkan uang untuk menyuap supaya bekerja, uang sudah diberikan, bekerja gagal Mendapatkan beban yang sangat berat
Makna emotif Senang/n asihat
Sedeh/ ibe
Senang/n asihat
Sedeh/ sindiran
Sedeh/ ibe
Analisis Perangkat Sintaksis Makna emotif senang terdapat pada kata makan, dimamah. Ada proses mobilitas, kata kerja (makan) dengan kata kerja (dimamah) yang pararel, mempunyai makna yang sama Makna emotif senang terdapat pada kata sejengkal, sedepa. Urutan kata yang pararel yaitu kata bilangan (sejengkal) dengan kata bilangan (sedepa) Makna emotif nasihat terdapat pada kata jerat, balam. Ada pengulangan kata yang sama yaitu kata benda (balam dan jerat) dengan kata benda, tetapi tempat yang dipindahpindahkan dan mempunyai fungsi yang sama Makna emotif nasihat terdapat pada kata dijolok, penjolok. Ada pengulangan kata yang diletakkan sebagai subjek tetapi berbeda jenis yaitu kata kerja (dijolok) dan kata benda (penjolok) Makna emotif sedeh terdapat pada kata dijunjung-dipikul, kepalabahu. Ada proses mobilitas yaitu dijunjung sudah pasti dikepala dipikul sudah pasti dibahu (kata kerja dan kata benda yang tak dapat dipisahkan)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5: Surat Pengantar Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6: Surat Izin dari Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7: Surat Keterangan Selesai Penelitian
Universitas Sumatera Utara