92
BAB V PERENCANAAN LANSKAP
5.1 Konsep Perencanaan Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan hasil sintesis, menurut fungsinya kawasan perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dapat dikembangkan menjadi area perlindungan penampung (sink), transisi dan koridor dengan jenis burung yaitu burung pemakan biji, sehingga konsep dasar dapat dikembangkan menjadi menciptakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung pemakan biji di kawasan Bukit Cimanggu City.
5.2 Pengembangan Konsep 5.2.1 Konsep Ruang Pengembangan konsep ruang berdasarkan fungsinya (Gambar 58) dibagi menjadi area penampung (sink), transisi, dan koridor. Koridor berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu koridor permukiman penduduk atau halaman rumah dan koridor ruang terbuka (koridor hijau dan koridor biru). Konsep pembagian ruang ini dimaksudkan agar pergerakan dan migrasi burung lebih terarah dan terkendali.
Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung
93
5.2.2 Konsep Vegetasi Konsep vegetasi untuk habitat burung direncanakan memiliki fungsifungsi untuk bersarang, sumber pakan, bermain dan berkembang biak (Gambar 51). Dengan demikian, jenis-jenis vegetasi yang diterapkan pada kawasan perlindungan berdasarkan Leedy (1978) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) jenis vegetasi ,yaitu: tanaman konifer, semak, rumput, gabungan tanaman, tanaman tepi air dan tanaman peneduh. Area bersarang Area perlindungan (sink) Transisi
Gabungan (pohon, semak, perdu, penutup tanah)
Pohon peneduh Pohon konifer Tanaman tepi air Semak Penutup tanah (rumput)
Gambar 59. Jenis tanaman yang ada di area perlindungan
5.2.3 Konsep Aktivitas Aktivitas yang dikembangkan di dalam tapak difokuskan pada aktivitas pergerakan burung. Konsep aktivitas yang direncanakan memiliki fungsi mengarahkan pergerakan burung. Burung yang berasal dari luar area kawasan penelitian masuk melalui koridor menuju area perlindungan penampung (sink). Gambar 60 merupakan konsep aktivitas.
94
Gambar 60. Aktivitas pergerakan burung
Berdasarkan area yang dapat dikembangkan, maka dibuat rencana blok (block plan) dengan mengikuti konsep erencanaan. Gambar 61 merupakan rencana.
5.3 Block Plan Block
plan
merupakan
integrasi
peta
kesesuaian
lahan
dengan
pengembangan konsep. Pada Tabel 26 yaitu matrik hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan. Tabel 26. Matrik Hubungan kesesuaian lahan dengan konsep pengembangan Konsep Pengembangan
Kurang sesuai
Konsep Ruang
Konsep vegetasi
Konsep Aktivitas
Non-Available
Semak,
Pasif
Penutup tanah Cukup sesuai
Koridor
Pohon konifer,
Semi Aktif
Penutup tanah, Semak
Kesesuaian Lahan
Sesuai
Area Perlindungan,
Gabungan,
Transisi
Pohon peneduh,
Aktif
Pohon konifer, Tanaman tepi air, Semak, Penutup tanah
Pada tabel diatas diketahui bahwa konsep pengembangan kurang sesuai diterapkan pada bangunan dan perkerasan. Gambar 61menyajikan Block plan.
95
Legenda
Judul Penelitian Potensi Area sumber Koridor hijau Area penampung
Block Plan
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT BURUNG DI KAWASAN PERUMAHAN
Koridor air Area transisi Pergerakan Burung Batas permukiman BCC
Judul Gambar
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa A44062918 Dibimbing Oleh Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si Orientasi Skala
No Gambar 61
96
5.4 Rencana Lanskap Rencana ruang terbuka hijau merupakan pengembangan dari block plan yang dituangkan berupa detail bentuk dan struktur ruang terbuka hijau. Rencana Ruang Terbuka Hijau Bukit Cimanggu City dapat dilihat pada Gambar 62. a. Rencana Ruang Terbuka Hijau Rencana ruang secara makro merupakan hubungan antara sink ( perumahan) dan source ( sekitar perumahan) sedangkan secara mikro merupakan hubungan antara area-area penampung. Di dalam area penampung terdapat dua area yang berbeda yaitu area bersarang dan area transisi. Area perlindungan penampung (sink) memiliki fungsi utama sebagai tempat bersarang dan sumber utama pakan. Perbandingan luas antara area bersarang dengan daerah transisi adalah 1 : 5. Area bersarang dalam area perlindungan, dapat diletakkan di tengah, di pinggir atau tersebar namun harus tetap dikelilingi oleh area transisi (Gambar 63). Koridor merupakan penghubung antara area penampung dengan area penampung dan area penampung dan source. Koridor dibuat kontinyu dengan tujuan mengarahkan burung ke area penampung. Noise (gangguan) berbentuk jalan beraspal dapat menggunakan RTH jalur hijau jalan. Penggunaan jalur hijau jalan bertujuan agar koridor penghubung tidak terputus dan dapat berfungsi sebagai pengarah burung ke area penampung (Gambar 64). Noise (gangguan) tidak hanya berbentuk jalan, salah satu gangguan lainnya dapat berbentuk bangunan. Menurut Permen PU (2008) tiap rumah harus menyediakan minimal 1 (satu) pohon pelindung dengan ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput, namun terbatasnya luas tanah membuat koridor hijau menjadi terputus. Keterbatasan luas halaman dengan jalan lingkungan yang sempit, tidak menutup kemungkinan untuk mewujudkan RTH melalui penanaman dengan menggunakan pot atau media tanam lainnya. Salah satu cara untuk menyambungkan koridor yang terputus tersebut adalah dengan menggunakan roof garden (taman atap).
97
98
(a)
(b)
(c) Gambar 63. Tiga tipe peletakkan area bersarang dalam area perlindungan, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C
Gambar 64. Jalur hijau sebagai koridor
Gambar 65. Struktur dalam penanaman roof garden
b. Rencana Tata Vegetasi Konsep vegetasi untuk habitat burung direncanakan memiliki fungsifungsi untuk bersarang, sumber pakan, bermain dan berkembang biak. Dengan demikian, jenis-jenis vegeasi yang diterapkan pada kawasan perlindungan berdasarkan Leedy (1978) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) jenis vegetasi, yaitu:
99
tanaman konifer, semak, rumput, gabungan tanaman, tanaman tepi air dan tanaman peneduh. Tabel 26 menjelaskan jenis vegetasi dan fungsinya dalam pengembangan habitat burung sedangkan Gambar 66 menunjukan strata vegetasi yang direncanakan.
Tabel 27. Jenis vegetasi dan fungsinya Jenis vegetasi Tanaman konifer
Fungsi -
Berada di tepi daerah perlindungan
-
Sebagai batas dari area transisi
-
Sebagai cadangan makanan
-
Sebagai tempat sembunyi
-
Sebagai tempat bermain
-
Sebagai cadangan makanan
Rumput
-
Sebagai tempat bermain
Gabungan
-
Tempat bersarang dan berkembang
Semak
biak -
Sumber pakan utama
Tanaman tepi air
-
Sebagai sumber air minum
Tanaman peneduh
-
Berada di tepi daerah perlindungan
-
Sebagai batas dari area transisi
-
Sebagai cadangan makanan
Tanaman konifer
Semak berbunga sepanjang tahun
Rumput Gabungan tanaman
Kolam
Tanaman tepi air
Tanaman peneduh
Gambar 66. Strata tanaman dalam perlindungan habitat liar (Leedy, 1978)
100
Jenis tanaman yang ada dalam kawasan Bukit Cimanggu City didominasi oleh tanaman penghasil biji tetapi dalam rencana vegetasi ini, jenis pohon direncanakan memiliki keragaman yang tinggi. Hal ini supaya jenis burung eksisting lainnya dan burung migran tetap akan mendapat suplai makanan sehingga burung yang ada di kawasan ini akan lebih beragam. Burung pemakan biji menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu tinggi seperti rumput dan semak-semak. Pakan burung pemakan biji juga dapat dihasilkan oleh rerumputan, semak-semak bahkan alang-alang. Oleh karena itu, area hamparan rumput lebih luas dari pada area tanaman lain. Pada lampiran terdapat beberapa tanaman yang dapat ditambahkan pada area perumahan serta fungsinya. Berikut adalah rencana pengembangan dari RTH tiap jenis taman yaitu taman lingkungan, taman RT dan taman halaman rumah. Masing-masing terdapat satu contoh detail rencana taman. 5.4.1Rencana RTH Taman Lingkungan A
A¹
A
Pohon Tanaman konifer tepi air
Air
Gabungan tanaman
Semak Rumput
Pohon peneduh
Gambar 67. Rencana Taman Komunitas – Taman Masjid
A¹
101
Penerapan pada jenis vegetasi pada RTH taman lingkungan sesuai dengan konsep Leedy (1978) sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai dengan Hails et al. (1990) yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 68 merupakan gambar ilustrasi rencana danau Casa Grande.
Gambar 68. RTH danau Casa Grande
5.4.2 Rencana RTH Taman RT Vegetasi pada RTH taman RT menerapkan
konsep Leedy (1978)
sedangkan fungsi ruang yang ada di dalamnya sesuai dengan Hails et al. (1990) yaitu area bersarang dan transisi. Gambar 69 adalah gambar ilustrasi taman RT.
Gambar 69. RTH taman RT
Taman RT digambarkan sebagai taman dengan aktivitas aktif dengan memikirkan sisi ekologi. Hal ini dicerminkan dengan luasnya hamparan rumput
102
dengan pohon peneduh di sekitarnya. Gambar 70 merupakan rencana taman RT beserta gambar section.
Pohon peneduh
Tanaman tepi air
Semak Air
Gabungan tanaman Pohon konifer
Gambar 70. Rencana Taman RT
5.4.3 Rencana RTH Halaman Rumah Pada tahap pengembangan konsep telah diusulkan adanya taman atap atau roof garden untuk membantu terhubungnya koridor. Pada Gambar 71 terdapat rencana taman atap rumah.
Gambar 71. Rencana Taman Atap
103
Pada Tabel 28 terdapat beberapa tanaman yang yang disukai oleh burung. Tanaman-tanaman ini sebagai rekomendasi tanaman yang dapat dikembangkan pada kawasan perumahan Bukit Cimanggu City. Selain disukai oleh burung, jenis tanaman ini berfungsi sebagai penarik burung sehingga keragaman jenis burung yang ada di kawasan dapat meningkat.
Tabel 28. Rekomendasi Jenis Vegetasi Yang Disukai Burung Nama Lokal
Nama Latin
Aren
Arengga pinnata
9
9
Bambu
Bambusa
9
9
Dadap ayam
Erythrina variegate
9
9
Dadap srep
Erythrina indica
9
9
Kaliandra
9
9
Kantil
Caliandra callothyrsus Michelia campaka
9
9
Trembelekan
Lantana camara
9
9
Kenanga
Cananga odorata
9
9
Murbei
Morus alba
9
9
Nusa indah
9
9
9
9
9
Palem merah
Mussaenda frundosa Livistona rotundifolia Cyrtostachys lacca
9
9
9
Pinang sirih
Areca catechu
9
9
9
Pohon Kupu-kupu
Bauhinia variegate
9
9
9
Soka
Ixora spp
9
9
9
Pisang hias
Heliconia spp
9
9
9
Arbei
Rubus rosaefolium
9
9
9
Belimbing
Averrhoa carambola Antidesma bunius
9
9
9
9
9
9
9
9
9
Jambu air
Lansium domestikum Eugenia polychephalum Eugenia jambos
9
9
Jambu biji
Psidium guajava
9
9
9
Jambu bol
9
9
9
Kelapa
Eugenia malaccaensis Cocos nucifera
9
9
Kemang
Mangivera caesia
9
9
Kepel
Stelechocarpus burahol
9
9
T.Ling
Palem
Buni Duku condet Gowok
Lokasi T. RT T. Rum
9
104
Tabel 28. Lanjutan Kersen/Talok Langsat Lobi-lobi Menteng/bencoy Nangka Pala Rambutan Salam Srikaya Sawo kecik Asem kranji Beringin Cemara laut
Muntingia calabura Lansium domesticum Flacourtia inermis Baccaurea lanceolata Artocarpus communis Myristica fragrans Nephelium lappaceum Eugenia polyanthum Annonona squamosa Manilkara kauki Pithecellobium dulce Ficus benjamina
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
Flamboyan
Casuarina equisetiolia Delonix regia
9
9
Jarak pagar
Jatropha curcas
9
9
Kayu putih
9
9
Laban
Melaleuca leucadendron Vitex pubercens
9
9
Preh
Ficus stricta
9
9
Randu alas
9
Sempur
Gossampinus heptaphylla Dillenia pubescens
9
9
Sengon
Albizzia falcataria
9
9
Tanjung
Mimusopos elengi
9
9
Turi
Sesbania grandiflora
9
9
9
9
Legenda
Judul Gambar
Judul Penelitian
RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU
vegetasi untuk bersarang vegetasi untuk koridor Potensi Area Sumber (Source)
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU EKOLOGIS SEBAGAI HABITAT BURUNG DI KAWASAN PERUMAHAN
Dibuat Oleh Dian Khaerunnisa A44062918
Air
Dibimbing Oleh
Bangunan
Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si Jalan
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
Orientasi
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Skala
No Gambar 62