HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Propinsi Sulawesi Utara mencakup luas 15.272,44 km 2, berbentuk jazirah yang memanjang dari arah Barat ke Timur pada 121°-127° BT dan 0°3°-4°0’ LU. Kedudukan jazirah membujur dari Timur ke Barat dengan daerah paling utara adalah Kepulauan Sangihe dan Talaud, dimana wilayah kepulauan ini berbatasan langsung dengan negara Filipina. Sulawesi Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Samudra Pasifik dan Republik Filipina di sebelah Utara; di sebelah Timur yaitu Laut Maluku; di sebelah Selatan yaitu Teluk Tomini dan di sebelah Barat yaitu Propinsi Gorontalo. Secara administrasi Propinsi Sulawesi Utara meliputi 15 Kabupaten dengan total jumlah penduduk 2.415.782 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, 2011). Propinsi ini terdiri atas wilayah daratan utama dan wilayah kepulauan yang tersebar di bagian utara, merupakan wilayah daratan tinggi dan pegunungan, dengan topografi bergunung dan berbukit yang rawan erosi. Jenis tanahnya didominasi oleh jenis tanah komplek (68,34%) dan jenis tanah latosol (19,30%), dan yang lainnya adalah jenis tanah podsolik merah kuning, regosol, alluvial serta jenis tanah andosol. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, 2011).
Gambar 3. Peta Sulawesi Utara (Sumber : google map, 2012)
35
Sebagai wilayah semenanjung dan kepulauan, beberapa kawasan wilayah ini tergolong rawan bencana alam antara lain gempa bumi, letusan gunung berapi, gerakan tanah, banjir dan kekeringan, namun demikian gunung berapi ini secara geografis berbentuk tanah permukaan yang cukup tebal dengan tingkat kesuburan yang tinggi. Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muzon. Pada bulan Nopember-April bertiup angin Barat yang membawa hujan di pantai Utara, sedangkan dalam bulan Mei-Oktober terjadi perubahan angin Selatan yang kering (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, 2011). Rata- rata curah hujan di Sulawesi Utara berkisar antara1.360-2.750 mm/tahun. Suhu udara beragam antara 21°-31° C dengan rataan suhu 250 C (Dinas Kehutanan Sulawesi Utara, 2012). Kota Manado Manado yang merupakan ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara, secara geografis terletak diantara 1026’ – 1040’ LU dan 124048’ – 124054’ BT. Luas Kota Manado sekitar 157,25 km2. Secara administratif Kota Manado terbagi dalam sembilan wilayah kecamatan dan 87 kelurahan/desa. Kota Manado memiliki batas wilayah di sebelah Utara Kecamatan Wori dan Teluk Manado; di sebelah Timur : Kecamatan Dimembe; di sebelah Selatan : Kecamatan Pineleng; di sebelah Barat : Teluk Manado/Laut Sulawesi. Suhu udara di suatu wilayah ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Suhu udara siang hari berkisar antara 29,4 – 32,2 0C, sedangkan suhu udara di malam hari berkisar antara 21,6 - 23,2 0C. Suhu udara maksimum pada bulan September (32,2 0
C) dan minimum pada bulan Oktober (21,6
0
C). Kota Manado mempunyai
kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 75 % (Juni) sampai dengan 92 % (Desember). Curah hujan beragam, berkisar antara 69 mm (Juli) sampai 628 mm (Desember) pada tahun 2003 (Dinas Pemerintahan Kota Manado, 2008). Kota Manado memiliki keadaan topografi yang berombak sebesar 40% dan dataran landai sebesar 38% luas wilayah, sisanya dalam keadaan tanah berombak berbukit dan bergunung. Ketinggian dari permukaan laut secara keseluruhan sebesar 94,53 % dari luas wilayah terletak pada 0–240 m di atas permukaan air laut dan terdapat 2 gunung di Kota Manado yang keduanya terletak di Kecamatan Bunaken,
36
yaitu Gunung Manado Tua (± 655 m) dan Gunung Tumpa (± 610 m) (Hardjono, 2004a). Penduduk Kota Manado berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional 2003 berjumlah 417.787 jiwa. Luas wilayah 159,02 km2, dengan kepadatan penduduknya rata-rata mencapai 2.524 jiwa/km2. Berdasarkan data per kecamatan, kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan Tuminting yaitu 11.470 jiwa/km 2 dan terendah di kecamatan Bunaken yaitu 447 jiwa/km 2. Mata pencaharian utama penduduk di Kota Manado adalah di bidang jasa dan perdagangan. Hal ini dapat ditunjukkan pada angka jumlah penduduk yang bekerja di lapangan usaha utama bidang jasa sebesar 49.033 tenaga kerja dan pada bidang perdagangan sebesar 47.390 tenaga kerja (Dinas Kehutanan Sulawesi Utara, 2012). Kabupaten Minahasa Tondano merupakan ibukota Kabupaten Minahasa. Luas Kabupaten Minahasa berkurang setengahnya dari luas awal setelah beberapa bagian wilayah kecamatan membentuk wilayah kabupaten/kota baru menjadi Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon pada tahun 2002. Luas Kabupaten Minahasa ±872,32 km2. Adapun batas batas Kabupaten Minahasa meliputi: Sebelah Utara : Kabupaten Minahasa Utara; Sebelah Timur : Laut Maluku dan Kota Bitung; Sebelah Selatan : Laut Maluku dan Kabupaten Minahasa Selatan dan Sebelah Barat : Laut Sulawesi dan Kota Manado (Hardjono, 2004b). Data rata-rata curah hujan yang tercatat pada stasiun cuaca Kayuwatu di Tondano sebesar 1.841 mm, di Kakas 1.433 mm dan di Remboken 1.442 mm. Suhu rata-rata tertinggi untuk wilayah Tondano dan sekitarnya adalah 22,6 0C pada bulan Agustus dan terendah 21,9 0C pada bulan Januari, sedangkan kelembaban rata-rata bulanan 85-91 % di Tondano (Hardjono, 2004b). Keadaan topografi Kabupaten Minahasa sebagian besar mempunyai relief datar sampai berombak dan sebagian lainnya bergelombang sampai curam. Di Kabupaten Minahasa terdapat Danau Tondano yang merupakan muara dari 3 sungai utama yaitu Sungai Panasen, Sungai Ranowelang, dan Sungai Bowolean. Penduduk Kabupaten Minahasa sekitar 255.509 jiwa dan luas wilayah 872,37 km 2 dengan kepadatan penduduk rata-rata mencapai 292 jiwa/km2. Mata pencaharian utama
37
penduduk di Kabupaten Minahasa adalah di bidang pertanian. Tanaman utama yang diusahakan adalah padi sawah (Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa, 2008). Kabupaten Minahasa Selatan Wilayah Minahasa Selatan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Pemekaran Minahasa Selatan ini diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2003. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang. Letak geografis Kabupaten Minahasa Selatan berada pada posisi di tengah Propinsi Sulawesi Utara. Kabupaten Minahasa Selatan di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Minahasa; di sebelah Timur Kabupaten Minahasa Tenggara; di sebelah Selatan Kabupaten Bolaang Mongondow dan di sebelah Barat Laut Sulawesi. Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan berjumlah 195.553 jiwa pada tahun 2012. Luas wilayah Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.429,7 km². Kabupaten Minahasa Selatan memiliki 17 kecamatan dan 117 kelurahan (Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan, 2005). Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan memiliki topografi bergunung-gunung yang membentang dari utara ke selatan. Kelembaban udara berkisar antara 60%90%, sedangkan rataan suhu bulanan adalah 23,5 0C. Rataan curah hujan per tahun adalah 1.282 mm dengan musim penghujan jatuh pada bulan Nopember-Pebruari (Hardjono, 2004c). Kota Tomohon Kota Tomohon merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2003. Luas Kota Tomohon adalah ±114,20 km2, yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Tomohon Selatan, Kecamatan Tomohon Tengah dan Kecamatan Tomohon Utara. Kota Tomohon memiliki batas wilayah sebelah utara Kabupaten Minahasa; di sebelah Timur Kabupaten Minahasa; di sebelah Selatan Kabupaten Minahasa dan di sebelah Barat Kabupaten Minahasa( Hardjono, 2004d). Data curah hujan rata-rata 1.422– 2.364 mm. Sebaran curah hujan bulanan menunjukkan bahwa hujan turun sepanjang tahun tetapi hujan lebih banyak terjadi dari bulan Oktober - Juni dibandingkan dengan dari bulan Juli - September. Suhu
38
rata-rata bulanan 21,9 - 22,5 0C dan kelembaban berkisar antara 85-91 %. Keadaan topografi Kota Tomohon seluruh wilayahnya terletak pada topografi dataran tinggi dan di kota Tomohon ini terdapat gunung berapi yaitu Gunung Mahawu (1,331m) dan Gunung Lokon (1.579,6 m) (Dinas Pemerintahan Kota Tomohon, 2009). Jumlah penduduk Kota Tomohon adalah 83.451 jiwa dengan luas wilayah 114,2 km2 (Dinas Pemerintahan Kota Tomohon, 2009) . Berdasarkan jenis kelamin, di Kota Tomohon rata-rata penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan. Mata pencaharian utama masyarakat Kota Tomohon adalah di bidang pertanian. Angka kegiatan pertanian di Kota Tomohon merupakan yang terbesar tetapi di Kota Tomohon tidak hanya berbasis pada ekonomi pertanian. Kota Tomohon dikenal sebagai pusat hortikultura dan bunga karena telah beralih ke Kecamatan Modoinding (bagian Kabupaten Minahasa Selatan) dan Kota Tomohon lebih mengkhususkan dalam pengembangan tanaman hias yang tumbuh subur di desa Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara (Dinas Pemerintahan Kota Tomohon, 2009). Ukuran Linear Permukaan Tubuh pada Kuda Delman Lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Hasil analisis deskriptif ukuran tubuh kuda delman lokal jantan dan betina Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon digunakan untuk mengetahui rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman ditampilkan pada Tabel 2 dan 3. Hasil analisis deskriptif ukuran tubuh yang ditampilkan pada Tabel 2, secara umum menggambarkan bahwa kuda jantan dan betina memliki ukuran yang hamper sama di setiap lokasi pengamatan. Ukuran tinggi pinggul yang cenderung sama dengan tinggi pundak menjelaskan secara proporsional tubuh kuda berbentuk datar persegi saat berdiri yang mencirikan fungsi sebagai ternak tunggang atau tarik ( Takaendengan, 2011). Populasi kuda di kota Tomohon secara umum memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan Manado, Minahasa dan juga Minahasa Selatan. Koefisien keragaman ukuran tubuh kuda delman lokal Tomohon baik jantan maupun betina secara umum lebih tinggi daripada keragaman kuda delman lokal jantan dan betina di Manado, Minahasa dan Minahasa Selatan. Hasil penelitian Takaendengan (2011) menunjukkan bahwa populasi kuda Tomohon mempunyai bobot badan dan ukuran tubuh lebih tinggi daripada subpopulasi kuda di ketiga daerah lainnya (Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kabupaten Minahasa).
39
Ukuran-ukuran tubuh kuda delman Tomohon relatif lebih besar dibandingkan dengan kuda delman di lokasi lain karena di kota Tomohon lebih didominasi oleh ukuran dan tipe bangsa Thoroughbred yang banyak dipelihara untuk kuda pacuan dan kondisi topografis Kota Tomohon merupakan dataran tinggi (Takaendengan, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa pada kuda delman lokal Tomohon seleksi lebih efektif dibandingkan dengan kuda di lokasi lain. Koefisien keragaman ukuran-ukuran tubuh yang rendah pada penelitian ini mengindikasikan bahwa kuda Manado memiliki ukuran tubuh relatif seragam. Tabel 2. Rataan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Morfometrik Tubuh Kuda Delman Jantan di Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Variabel
Tomohon
(n = 221)
Minahasa selatan( n= 6)
(136,55± 8,94) 6,55%
(145,21±10,09) 6,95%
(146,67±10,65) 7,26%
(151,22 ± 12,78) 8,45%
Lebar Dada
(25,39±2,74) 10,80%
(28,35±3,05) 10,76%
(27,83 ± 3,06) 11,00%
(30,125 ± 3,69) 12,24%
Dalam Dada
(50,65±4,01) 7,92%
(54,20±5,02) 9,26%
(56,83 ± 7,14) 12,56%
(58,75 ± 6,20) 10,55%
Lingkar Dada
Manado
Minahasa
(n = 51)
(n= 32)
Tinggi Pundak
(116,49 ± 6,19) (122,56 ± 8,73) (123,00 ±11,88) 5,31% 7,12% 9,66%
(130,06 ± 12,05) 9,27%
Tinggi Pinggul
(117,29 ± 6,35) (123,31 ± 9,09) (124,17± 10,57) 5,41% 7,37% 8,51%
(129,63 ± 10,66) 8,23%
Lebar Pinggul
(33,49 ± 5,20) 15,53%
(41,00 ± 4,05) 9,88%
(42,219 ± 4,10) 9,71%
Panjang Badan
(111,83± 6,11) (118,10 ± 6,21) (116,67 ± 4,51) 5,47% 5,26% 3,87%
(119,20 ± 10,33) 8,66%
(39,96 ±3,53) 8,82%
Panjang Paha
(36,49 ±2,95) 8,08%
(39,80 ± 3,02) 7,58%
(39,33 ± 1,97) 5,00%
(41,84 ± 4,00) 9,56%
Panjang Leher
(53,78 ± 4,43) 8,24%
(54,59 ± 5,22) 9,57%
(54,33 ± 7,61) 14,00%
56,47 ± 6,48 11,47%
Lebar Kepala
(19,61 ± 1,04) 5,31%
(20,02 ± 0,95) 4,74%
(20,17 ± 1,17) 5,80%
(20,25 ± 1,01) 5.02%
Panjang Kepala
(47,45 ± 3,08) 6,49%
(48,03 ± 3,42) 7,12%
(45,33 ± 2,07) 4,56%
(48,16 ± 2,81) 5,83%
Keterangan : Angka dalam tanda kurung (%) merupakan koefisien keragaman; n = jumlah individu yang diukur (ekor)
40
Tabel 3. Rataan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman Morfometrik Tubuh Kuda Delman Betina Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Variabel
Manado (n =6)
Minahasa (n =152)
Lingkar Dada
(138,17±7,31) 5,29%
(146,01±12,64) (142,11± 11,35) 8,66% 7,99%
(151,38± 12,68) 8,38%
Lebar Dada
(26,000±1,897) (28,178±4,756) (27,607 ±2,846) 7,30% 16,88% 10,31%
(29,37 ± 2,92) 9,96%
Dalam Dada
(50,50 ± 3,78) 7,49%
(59,50 ± 7,39) 12,42%
Tinggi Pundak
(117,00 ±5,97) (121,73± 8,40) (121,75 ±10,94) 5,10% 6,90% 8,99%
(128,63 ± 13,08) 10,17%
Tinggi Pinggul
(119,17± 7,88) (123,74 ± 8,31) (122,75± 11,27) 6,62% 6,72% 9,18%
(129,50 ± 13,82) 10,67%
Lebar Pinggul
(37,50 ± 3,39) 9,04%
(40,730±3,536) (39,750 ±3,428) 8,68% 8,62%
(42,25 ± 4,40) 10,41%
Panjang Badan
(114,42± 358) (118,42 ± 5,56) (116,95 ± 4,91) 3,13% 4,69% 4,20%
(120,00 ± 5,82) 4,85%
Panjang Paha
(37,500±1,975) (40,000±4,033) (39,607± 3,071) 5,27% 10,08% 7,75%
(42,25 ± 4,10) 9,70%
Panjang Leher
(52,833±2,137) (54,086±5,645) 4,04% 10,44%
52,75 ± 4,10) 7,77%
Lebar Kepala
(19,000±1,673) (20,125±1,100) (20,000± 1,186) 8,81% 5,46% 5,93%
(20,500 ±0,926) 4,52%
Panjang Kepala
(45,67 ± 2,66) 5,82%
(47,875 ± 1,356) 2,83%
(54,467±5,201) 9,55%
Minahasa Selatan( n=28)
(54,61 ± 5,46) 10,00%
(53,07 ± 5,75) 10,83%
(48,980±3,949) (45,571± 2,133) 8,06% 4,68%
Tomohon (n=8)
Keterangan : Angka dalam tanda kurung (%) merupakan koefisien keragaman; n = jumlah individu yang diukur (ekor)
Martojo (1990) menyebutkan bahwa seleksi lebih efektif dilakukan bila terdapat tingkat keragaman yang tinggi. Keragaman ukuran tubuh kuda delman lokal jantan dan betina Manado yang relatif lebih rendah mengindikasikan bahwa kuda delman Manado paling seragam dibandingkan dengan kuda delman Minahasa Selatan, Minahasa dan Tomohon. Keragaman ukuran-ukuran tubuh kuda delman yang diamati bernilai kurang dari 20%. Ukuran variabel-variabel tubuh kuda betina Manado memiliki koefisien keragaman tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan kuda jantan. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi pada kuda delman betina Manado lebih ketat dibandingkan pada kuda jantan. Keragaman lebih kecil daripada
41
20% digolongkan dalam koefisien keragaman sedang karena berada dalam kisaran 10-20%. T2- Hotelling pada Kuda Delman Lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Variabel-variabel yang terdapat pada dua populasi kuda yang berbeda dapat dibedakan dengan uji statistik T 2- Hotelling. Rekapitulasi hasil analisis T 2-Hotelling kuda delman jantan dan betina pada setiap lokasi yang diamati, disajikan pada Tabel 4. Ukuran linear tubuh yang berbeda pada kuda delman jantan dan betina pada kuda delman Minahasa (P<0,01). Ukuran tubuh kuda delman Minahasa yang sedang kemungkinan dihubungkan dengan kebutuhan kusir untuk menentukan kuda delman berukuran sedang yang disesuaikan dengan topografi Minahasa (daerah pegunungan) (Saragih, 2012). Ukuran- ukuran tubuh jantan sama dengan betina pada kuda delman Manado, Minahasa Selatan dan Tomohon. Hal ini tidak sesuai dengan Soeparno (2005) yang menyatakan pada umur yang sama ternak jantan lebih cepat tumbuh dan besar dibandingkan dengan ternak betina. Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Olahan T 2 – Hotelling Ukuran Ukuran Tubuh Kuda Delman Jantan dan Betina yang Diamati pada Setiap Lokasi T2 – Hotelling
F
P
Keterangan
Minahasa (♂ dan ♀)
0,128
4,199
0,000
**
Manado (♂ dan ♀)
0,229
0,938
0,514
tn
Tomohon (♂ dan ♀)
0,444
1,132
0,375
tn
Minahasa Selatan (♂ dan ♀)
0,392
0,784
0,653
tn
Lokasi Pengamatan
Keterangan : ** = sangat nyata (P<0,01); * = nyata ( P<0,05); tn = tidak nyata (P>0,05)
Rekapitulasi hasil analisis T2- Hotelling kuda lokal pada setiap dua daerah yang diamati dari Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon disajikan pada tabel 5. Perbedaan ukuran- ukuran tubuh ditemukan pada setiap kuda lokal yang berasal dari dua lokasi yang berbeda. Variabel- variabel linear ukuran permukaan tubuh kuda jantan pada dua daerah kuda yang diamati ditemukan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) pada kuda delman jantan Manado vs Minahasa Selatan, sedangkan pada daerah Minahasa vs Manado, Minahasa vs Tomohon dan kuda jantan Manado 42
vs Tomohon ditemukan perbedaan variabel-variabel tubuh yang sangat berbeda nyata (P<0,01). Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji statistik T 2- Hotelling Variabel- Variabel Linear Ukuran tubuh pada Kuda Lokal Jantan Minahasa, Manado, Tomohon, dan Minahasa Selatan. T2-Hotelling
F
P
Keterangan
Minahasa vs Manado
0,606
14,324
0,000
**
Minahasa vs Tomohon
0,163
3,573
0,000
**
Minahasa vs Minahasa Selatan
0,087
1,713
0,072
tn
Manado vs Tomohon
1,566
10,109
0,000
**
Manado vs Minahasa Selatan
0,737
3,018
0,004
*
Tomohon vs Minahasa Selatan
0,773
1,828
0,100
tn
Lokasi Pengamatan
Keterangan : ** = sangat nyata (P<0,01); * = nyata ( P<0,05); tn = tidak nyata (P>0,05)
Perbedaan ukuran tubuh kuda delman jantan Manado vs Minahasa, Minahasa vs Tomohon dan kuda jantan Manado vs Tomohon kemungkinan disebabkan perbedaan topografi. Noor (2010) menyatakan bahwa sifat kuantitatif sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Sumber pakan kuda lokal ini dimungkinkan sebagai penyebab perbedaan ukuran-ukuran tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi topografi. Tabel 6 menyajikan rekapitulasi hasil analisis T 2- Hotelling antara kuda delman betina pada setiap dua lokasi yang diamati. Perbedaan ukuran-ukuran tubuh ditemukan pada setiap kuda delman betina yang berasal dari dua lokasi yang sangat berbeda pada kuda delman betina Minahasa vs Minahasa Selatan. Perbedaan ukuran tubuh kuda delman betina Minahasa vs Minahasa Selatan kemungkinan lebih disebabkan perbedaan topografi. Secara topografi, Minahasa merupakan dataran tinggi, sedangkan Minahasa Selatan dataran rendah (Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa, 2010). Noor (2010) menyatakan bahwa sifat kuantitatif (ukuran-ukuran tubuh) sangat dipengaruhi lingkungan.
43
Tabel
6. Rekapitulasi Hasil Uji statistik T 2- Hotelling Variabel- Variabel Linear Ukuran Tubuh pada Kuda Lokal Betina Minahasa, Manado, Tomohon, dan Minahasa Selatan. T2- Hotelling
F
P
Keterangan
Minahasa vs Manado
0,084
1,121
0,349
tn
Minahasa vs Tomohon
0,103
1,389
0,184
tn
Minahasa vs Minahasa Selatan
0,201
3,077
0,001
**
Manado vs Tomohon
2,589
0,471
0,834
tn
Manado vs Minahasa Selatan
0,611
1,224
0,329
tn
Tomohon vs Minahasa Selatan
0,835
1,823
0,106
tn
Lokasi Pengamatan
Keterangan : ** = sangat nyata (P<0,01); * = nyata ( P<0,05); tn = tidak nyata (P>0,05)
Persamaan Ukuran dan Bentuk Tubuh pada Kuda Delman Lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Persamaan ukuran, persamaan bentuk, keragaman total dan nilai eigen pada kuda delman lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon disajikan pada Tabel 7, 9,11 dan 13. Karacaoren dan Kadarmideen (2008) dan Sadek et al. (1982) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa faktor pertama dari analisis komponen utama memiliki keragaman yang paling tinggi yaitu antara 54,8- 70%. Konformasi tubuh ternak adalah sifat-sifat yang baik untuk dijadikan dasar dalam melakukan seleksi dan evaluasi genetik ternak. Seleksi berdasarkan kelompok peubah dengan memanfaatkan faktor-faktor dalam analisis komponen utama ini lebih mudah untuk digunakan dibandingkan seleksi masing-masing ukuran tubuih secara terpisah (Salako, 2006). Kuda Manado Tabel 7 menyajikan persamaan skor ukuran tubuh kuda delman lokal Manado yang memiliki keragaman total sebesar 0,679 yang merupakan proporsi keragaman terbesar diantara komponen-komponen utama yang diperoleh. Nilai eigen yang
44
diperoleh pada persamaan skor ukuran adalah 188,08. Vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran adalah lingkar dada (X1) yaitu sebesar 0,568 dan tinggi pinggul (X5) yaitu sebesar 0,443 yang merupakan penciri ukuran pada kuda delman lokal Manado berdasarkan Tabel 7. Nilai korelasi antara skor ukuran dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman yang diamati serta skor bentuk dan peubahpeubah ukuran kerangka tubuh kuda delman Manado yang diamati disajikan pada Tabel 8. Tabel 7. Persamaan Ukuran dan Bentuk, Keragaman Total dan Nilai Eigen pada Kuda Delman Manado Persamaan pada Kuda Delman Manado
Keragaman Total (%)
Nilai Eigen (λ)
Ukuran : Y1 = 0,568X1 + 0,125X2 + 0,237 X3 + 0,418 X4 + 0,443 X5 + 0,230 X6 + 0,351 X7 + 0,152 X8 + 0,125 X9 + 0,036 X10 + 0,092 X11
0,679
188,08
Bentuk : Y2 = - 0,477 X1 + 0,018 X2 + 0,029 X3 + 0,210 X4 + 0,187 X5 - 0,481 X6 + 0,249 X7 + 0,138 X8 + 0,526 X9 + 0,072 X10 + 0,314 X11
0,097
26,77
Keterangan : X1 = Lingkar Dada; X2 = Lebar Dada; X3 = Dalam Dada; X4 = Tinggi Pundak; X5 = Tinggi Pinggul; X6 = Lebar Pinggul; X7 = Panjang Badan; X8 = Panjang Paha; X9 = Panjang Leher; X10 = Lebar Kepala; X11 = Panjang Kepala
Berdasarkan Tabel 8, nilai korelasi antara ukuran dan lingkar dada sebesar +0,903 dan nilai korelasi antara ukuran dan tinggi pinggul sebesar +0,939 yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai lingkar dada dan tinggi pinggul maka ukuran kerangka tubuh yang dihasilkan juga akan semakin besar. Berdasarkan Tabel 7, keragaman total (KT) yang dihasilkan dari persamaan bentuk memiliki keragaman total sebesar 0,097 yang merupakan keragaman total terbesar kedua setelah keragaman total pada persamaan ukuran. Nilai eigen pada persamaan bentuk ditemukan sebesar 26,77. Vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk adalah panjang leher (X9) yaitu sebesar 0,526 yang merupakan penciri bentuk kuda Manado. Nilai korelasi antara bentuk dan panjang leher sebesar +0,640. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari panjang leher maka skor bentuk kerangka tubuh yang ditunjukkan kuda delman yang diamati akan semakin besar.
45
Tabel 8. Korelasi antara Variabel-Variabel yang Diamati terhadap Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Lokal Manado Variabel yang Diamati
Ukuran
Bentuk
Lingkar Dada
+0, 903
-0, 282
Lebar Dada
+0,644
+0,035
Dalam Dada
+0,822
+0,037
Tinggi Pundak
+0,936
+0,177
Tinggi Pinggul
+0,939
+0,149
Lebar Pinggul
+0,610
-0,481
Panjang Badan
+0,811
+0,217
Panjang Paha
+0,726
+0,248
Panjang Leher
+0,403
+0,640
Lebar Kepala
+0,440
+0,332
Panjang Kepala
+0,410
+0,529
Keterangan: Tanda (+) menunjukkan korelasi positif; tanda(–) menunjukkan korelasi negatif
Kuda Minahasa Tabel 9 menyajikan persamaan skor ukuran tubuh kuda delman lokal Minahasa yang memiliki keragaman total sebesar 0,740 yang merupakan proporsi keragaman terbesar diantara komponen-komponen utama yang diperoleh. Nilai eigen yang diperoleh pada persamaan skor ukuran adalah 310,89. Penciri ukuran kuda delman Minahasa adalah lingkar dada dengan vektor eigen lingkar dada (X1) tertinggi pada persamaan ukuran yaitu sebesar 0,568 dan tinggi pinggul (X 5) yaitu sebesar 0,467. Tabel 10 menyajikan korelasi antara skor ukuran dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman lokal yang diamati serta skor bentuk dan peubah peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman Minahasa yang diamati. Berdasarkan Tabel 10, nilai korelasi antara skor ukuran dan lingkar dada sebesar +0,894 sedangkan nilai korelasi antara skor ukuran dan tinggi pinggul sebesar +0,938. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari lingkar dada dan tinggi pinggul, maka skor ukuran kerangka tubuh juga akan besar.
46
Tabel 9. Persamaan Ukuran dan Bentuk, Keragaman Total dan Nilai Eigen pada Kuda Delman Minahasa Persamaan pada Kuda Delman Minahasa
Keragaman Total (%)
Nilai Eigen (λ)
Ukuran : Y1 = 0,568X1 + 0,062X2 + 0,248 X3 + 0,459 X4 + 0,467 X5 + 0,164 X6 + 0,268 X7 + 0,147 X8 + 0,219 X9 + 0,030 X10 + 0,117 X11
0,740
310,89
Bentuk : Y2 = 0,757 X1 - 0,401 X2 - 0,154 X3 - 0,317 X4 0,310 X5 - 0,070 X6 -0,176 X7 - 0,093 X8 0,029 X9 - 0,015 X10 + 0,023 X11
0,100
41,83
Keterangan : X1 = Lingkar Dada; X2 = Lebar Dada; X3 =Dalam Dada; X4 = Tinggi Pundak; X5 =Tinggi Pinggul; X6 = Lebar Pinggul; X7 = Panjang Badan; X8 = Panjang Paha; X9 = Panjang Leher; X10 = Lebar Kepala; X11 = Panjang Kepala
Tabel 10. Korelasi antara Variabel-Variabel yang Diamati terhadap Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Lokal Minahasa Variabel yang Diamati
Ukuran
Bentuk
Lingkar Dada
+0, 894
+0,437
Lebar Dada
+0,285
-0,677
Dalam Dada
+0,859
-0,195
Tinggi Pundak
+0,941
-0,238
Tinggi Pinggul
+0,938
-0,228
Lebar Pinggul
+0,816
-0,127
Panjang Badan
+0,794
-0,191
Panjang Paha
+0,749
-0,173
Panjang Leher
+0,715
-0,034
Lebar Kepala
+0,528
-0,096
Panjang Kepala
+0,562
+0,040
Keterangan: Tanda (+) menunjukkan korelasi positif; tanda(–) menunjukkan korelasi negatif
Persamaan bentuk memiliki keragaman total sebesar 0,100 yang merupakan proporsi keragaman terbesar setelah keragaman total pada persamaan ukuran. Nilai eigen pada persamaan bentuk ditemukan sebesar 41,83. Vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk adalah lingkar dada (X1) yaitu sebesar 0,757 yang merupakan penciri bentuk pada kuda Minahasa. Nilai korelasi antara skor ukuran dan lingkar
47
dada sebesar +0,437. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari lingkar dada, maka skor bentuk kerangka tubuh kuda delman lokal Minahasa juga akan besar. Kuda Minahasa Selatan Tabel 11 menyajikan persamaan skor ukuran tubuh kuda delman lokal Minahasa Selatan yang memiliki keragaman total sebesar 0,863 yang merupakan proporsi keragaman terbesar diantara komponen-komponen utama yang diperoleh. Nilai eigen yang diperoleh pada persamaan skor ukuran adalah 425,15. Tabel 11. Persamaan Ukuran dan Bentuk, Keragaman Total dan Nilai Eigen pada Kuda Delman Minahasa Selatan Persamaan pada Kuda Delman Minahasa Selatan
Keragaman Total (%)
Nilai Eigen (λ)
Ukuran : Y1 = 0,526X1 + 0,090X2 + 0,255 X3 + 0,520 X4 + 0,524 X5 + 0,116 X6 + 0,192 X7 + 0,123 X8 + 0,178 X9 + 0,040 X10 + 0,075 X11
0,863
425,15
Bentuk : Y2 = 0,022 X1 – 0,046 X2 - 0,101 X3 – 0,125 X4 – 0,120 X5 – 0,183 X6 – 0,041 X7 - 0,044 X8 + 0.950 X9 + 0.035 X10 + 0.128 X11
0,050
24,73
Keterangan : X1 = Lingkar Dada; X2 = Lebar Dada; X3 =Dalam Dada; X4 = Tinggi Pundak; X5 =Tinggi Pinggul; X6 = Lebar Pinggul; X7 = Panjang Badan; X8 = Panjang Paha; X9 = Panjang Leher; X10 = Lebar Kepala; X11 = Panjang Kepala
Vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran adalah lingkar dada (X 1) yaitu sebesar 0,526 dan tinggi pinggul (X5) yaitu sebesar 0,524 yang merupakan penciri ukuran pada kuda delman Minahasa Selatan. Nilai korelasi antara skor ukuran dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman Minahasa Selatan yang diamati serta skor bentuk dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman yang diamati disajikan pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12, nilai korelasi antara ukuran dan lingkar dada sebesar +0,966, sedangkan nilai korelasi antara ukuran dan tinggi pinggul sebesar 0,981 yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai lingkar dada dan tinggi pinggul maka ukuran kerangka tubuh yang dihasilkan juga akan semakin besar.
48
Berdasarkan Tabel 11, keragaman total (KT) yang dihasilkan dari persamaan bentuk memiliki keragaman total sebesar 0,050 yang merupakan proporsi keragaman terbesar setelah keragaman total pada persamaan ukuran. Nilai eigen pada persamaan bentuk ditemukan sebesar 24,73. Penciri bentuk pada kuda delman Minahasa adalah panjang leher (X9) dengan vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk yaitu sebesar 0,950. Nilai korelasi antara bentuk dan panjang leher sebesar +0,787 Tabel 12). Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari panjang leher maka skor bentuk kerangka tubuh yang ditunjukkan kuda delman yang diamati akan semakin besar. Tabel 12. Korelasi antara Variabel-Variabel yang Diamati terhadap Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Lokal Minahasa Selatan Variabel yang Diamati
Ukuran
Bentuk
Lingkar Dada
+0, 966
+0,009
Lebar Dada
+0,653
-0, 080
Dalam Dada
+0,917
-0,087
Tinggi Pundak
+0,980
-0,056
Tinggi Pinggul
+0,981
-0,054
Lebar Pinggul
+0,681
-0,259
Panjang Badan
+0,828
-0,042
Panjang Paha
+0,880
-0,075
Panjang Leher
+0,611
+0,787
Lebar Kepala
+0,704
+0,148
Panjang Kepala
+0,739
+0,304
Keterangan: Tanda (+) menunjukkan korelasi positif; tanda(–) menujukkan korelasi negatif
Kuda Tomohon Tabel 13 menyajikan persamaan skor ukuran tubuh kuda delman lokal Tomohon yang memiliki keragaman total sebesar 0,843 yang merupakan proporsi keragaman terbesar diantara komponen-komponen utama yang diperoleh. Vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran adalah lingkar dada (X1) sebesar 0,518 dan tinggi pundak yaitu sebesar 0,504. Nilai eigen (λ) menunjukkan adanya keragaman pada ukuran kerangka tubuh kuda delman sebesar 549,81. Nilai korelasi antara skor ukuran dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman Tomohon yang 49
diamati serta skor bentuk dan peubah-peubah ukuran kerangka tubuh kuda delman yang diamati disajikan pada Tabel 14. Berdasarkan Tabel 14, nilai korelasi antara ukuran dan lingkar dada sebesar +0,963, sedangkan nilai korelasi antara ukuran dan tinggi pundak sebesar 0,975 yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai lingkar dada dan tinggi pundak maka ukuran kerangka tubuh yang dihasilkan juga akan semakin besar. Tabel 13. Persamaan Ukuran dan Bentuk, Keragaman Total dan Nilai Eigen pada Kuda Delman Tomohon Persamaan pada Kuda Delman Tomohon
Keragaman Total (%)
Nilai Eigen (λ)
Ukuran : Y1 = 0,518X1 + 0,127X2 + 0,257 X3 + 0,504 X4 + 0,455 X5 + 0,163 X6 + 0,289 X7 + 0,161 X8 + 0,204 X9 + 0,035 X10 + 0,094 X11
0,843
549,81
Bentuk : Y2 = - 0,025 X1 + 0,166 X2 - 0,114 X3 – 0,258 X4 – 0,270 X5 + 0,012 X6 + 0,904 X7 + 0,003 X8 + 0,032 X9 + 0,011 X10 + 0,041 X11
0,082
53,66
Keterangan : X1= Lingkar Dada; X2 = Lebar Dada; X3 =Dalam Dada; X4 = Tinggi Pundak; X5 =Tinggi Pinggul; X6 = Lebar Pinggul; X7 = Panjang Badan; X8 = Panjang Paha; X9 = panjang Leher; X10 = Lebar Kepala; X11 = Panjang Kepala
Tabel 14. Korelasi antara Variabel-Variabel yang Diamati terhadap Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Lokal Tomohon Variabel yang Diamati
Ukuran
Bentuk
Lingkar Dada
+0, 963
-0, 014
Lebar Dada
+0,845
+0,345
Dalam Dada
+0,947
-0,131
Tinggi Pundak
+0,975
-0,156
Tinggi Pinggul
+0,955
-0,177
Lebar Pinggul
+0,932
+0,021
Panjang Badan
+0,710
+0,694
Panjang Paha
+0,950
+0,005
Panjang Leher
+0,770
+0,037
Lebar Kepala
+0,828
+0,081
Panjang Kepala
+0,857
+0,116
Keterangan: Tanda (+) menunjukkan korelasi positif; tanda(–) menunjukkan korelasi negatif
50
Persamaan bentuk memiliki keragaman total sebesar 0,082 yang merupakan proporsi keragaman terbesar setelah keragaman total pada persamaan ukuran (Tabel 13). Nilai eigen pada persamaan bentuk ditemukan sebesar 53,66. Vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk adalah panjang badan (X7) yaitu sebesar 0,904. Nilai korelasi antara skor bentuk dan panjang badan ditemukan sebesar +0,694. Peningkatan ukuran panjang badan akan meningkatkan skor bentuk. Nilai korelasi yang diperoleh merupakan nilai yang tinggi diantara nilai korelasi antara skor bentuk dan variabel linear permukaan tubuh (Tabel 14). Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh pada Kuda Delman Lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon dan Pembentukan Diagram Kerumunan Rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk pada kuda delman lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon yang diamati berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk disajikan pada Tabel 15. Gambar 4 dan 5 menyajikan diagram kerumunan data kuda delman jantan dan betina Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon berdasarkan perolehan skor ukuran dan skor bentuk. Tabel 15. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Penciri Bentuk pada Kuda Delman Lokal Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon Lokasi Pengamatan
Penciri Ukuran
Penciri Bentuk
Manado
Lingkar Dada (X1)
Panjang Leher (X9)
Tinggi Pinggul (X5) Minahasa
Lingkar Dada (X1)
Lingkar Dada (X1)
Tinggi Pinggul (X5 Minahasa Selatan
Lingkar Dada (X1)
Panjang Leher (X9)
Tinggi Pinggul (X5) Tomohon
Lingkar Dada (X1)
Panjang Badan (X7)
Tinggi Pundak (X4)
51
Berdasarkan Tabel 15, lingkar dada (X1) dan tinggi pinggul (X5) merupakan penciri ukuran pada semua lokasi kuda delman yang diamati, kecuali pada daerah Tomohon tinggi pundak (X4) juga salah satu penciri ukuran kuda delman Tomohon. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Takaendengan (2011) yang menyatakan bahwa ukuran tubuh yang baik untuk sebagai dasar seleksi adalah ukuran lingkar dada dan tinggi pinggul yang memiliki keragaman relatif tinggi (68% -70%). Menurut Salako (2006) ukuran ini sangat bermanfaat untuk dijadikan parameter seleksi kuda dewasa atau yang telah berproduksi. Kesamaan penciri bentuk ditemukan pada kuda Manado dan kuda Minahasa Selatan, yaitu masing-masing dipengaruhi panjang leher (X9) yang ditunjukkan Tabel 15. Hal ini disebabkan karena kesamaan kondisi topografis di kedua daerah yang merupakan daerah perbukitan, pantai dan memiliki sungai (Dinas Pemerintahan Kota Manado, 2008; Dinas Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan, 2005). Bentuk tubuh merupakan karakteristik yang khas diantara kuda yang diamati. Everitt dan Dunn (1998) menyatakan bahwa bentuk suatu kelompok ternak berhubungan erat dengan karakteristik suatu bangsa, yang lebih banyak dipengaruhi faktor genetik, sehingga lebih banyak diperhatikan ahli taksonomi.
Keterangan :
= Kuda Delman Jantan Manado; = Kuda Delman Jantan Minahasa; Delman Jantan Minahasa Selatan; = Kuda Delman Jantan Tomohon
= Kuda
Gambar 4. Diagram Kerumunan Data Skor Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Jantan Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon
52
Berdasarkan skor ukuran pada Gambar 4, kerumunan data kuda delman Tomohon dan Minahasa pada posisi paling kanan diagram, kuda delman Minahasa Selatan di posisi tengah diagram sedangkan kuda delman Manado paling kiri. Skor ukuran tubuh kuda delman jantan Manado dan Tomohon yang diamati secara umum berbeda meskipun terdapat beberapa individu kuda jantan Tomohon yang memiliki ukuran kerangka yang lebih kecil. Hal ini ditunjukkan dari tumpang tindih kerumunan data individu diantara kedua daerah populasi kuda delman yang diamati. Kuda delman jantan Manado memiliki skor ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kuda Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon. Hal ini sesuai dengan hasil deskriptif bahwa pada kuda delman Tomohon memiliki ukuran yang paling besar dari semua lokasi penelitian dan kuda delman Manado menghasilkan ukuran yang kecil karena telah dilakukan seleksi ketat. Kuda yang diamati di keempat lokasi pengamatan merupakan kuda yang digunakan sebagai kuda delman/bendi, namun lingkar dada sebagai penciri ukuran dari keempat lokasi populasi kuda yang diamati juga berbeda.
Keterangan :
= Kuda Delman Betina Manado; = Kuda Delman Betina Minahasa; Delman Betina Minahasa Selatan; = Kuda Delman Betina Tomohon
= Kuda
Gambar 5. Diagram Kerumunan Data Skor Ukuran dan Bentuk Tubuh Kuda Delman Betina Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon
53
Berdasarkan Gambar 4, skor bentuk kuda delman Tomohon dan kuda delman Manado ditemukan paling besar sehingga data individu membentuk kerumunan di sebelah atas diagram sedangkan kuda delman jantan Minahasa membentuk kerumunan paling bawah. Berdasarkan skor bentuk, pengerumunan data kuda Manado lebih dekat dengan kuda delman Tomohon, kerumunan kuda delman jantan Minahasa lebih dekat dengan kuda delman Minahasa Selatan. Perbedaan bentuk tubuh kuda delman jantan ini menunjukkan adanya perbedaan topografi pada semua lokasi pengamatan di Sulawesi Utara. Lisnawati (2011) menyebutkan berdasarkan hasil analisis jarak genetik dan pohon kekerabatan ditunjukkan bahwa populasi kuda di Amurang (kabupaten Minahasa Selatan) memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan populasi kuda di kabupaten Minahasa. Populasi kuda di Tomohon merupakan kelompok dengan jarak genetik terjauh dari ketiga populasi kuda lainnya. Hal ini dikarenakan kota Tomohon merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi perbukitan dimana masyarakat pemilik kuda telah melaukukan seleksi dengan tujuan untuk mendapatkan suatu populasi kuda dengan postur tubuh yang besar dan dapat disesuaikan dengan kondisi geografis kota Tomohon. Berdasarkan skor ukuran tubuh kuda delman betina pada Gambar 5, kerumunan data kuda delman Tomohon, Minahasa dan Minahasa Selatan pada posisi paling kanan diagram, sedangkan kuda delman Manado sebelah kiri. Skor ukuran tubuh kuda delman jantan Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon yang diamati secara umum tidak berbeda meskipun terdapat beberapa individu kuda betina Minahasa memiliki ukuran kerangka yang lebih kecil. Hal ini ditunjukkan dari persebaran kerumunan data individu diantara ketiga daerah populasi kuda delman yang diamati. Kuda delman betina Manado memiliki skor ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kuda Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon. Hal ini sesuai dengan hasil deskriptif bahwa pada kuda delman Tomohon memiliki ukuran yang paling besar dari semua lokasi penelitian dan kuda delman Manado menghasilkan ukuran yang kecil karena telah dilakukan seleksi ketat. Skor bentuk kuda delman Tomohon dan kuda delman Manado ditemukan paling besar sehingga data individu membentuk kerumunan paling atas, kuda delman Minahasa Selatan di bagian tengah diagram sedangkan kuda delman betina Minahasa membentuk kerumunan paling bawah. Berdasarkan skor bentuk, pengerumunan data
54
kuda Manado lebih dekat dengan kuda delman Tomohon, kerumunan kuda delman betina Minahasa lebih dekat dengan kuda delman Minahasa Selatan. Perbedaan bentuk tubuh kuda delman betina ini menunjukkan adanya perbedaan topografi pada semua lokasi pengamatan di Sulawesi Utara.
55