IV. A.
KONSEP RANCANGAN Ide/Gagasan Perancangan
1. Ide Gagasan Perancangan Materi pembelajaran pancaindera memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan keberhasilan dari suatu pembelajaran diukur pencapaian tujuan pembelajarannya.Selain itu diperlukan suatu media yang dapat meningkatan motivasi belajar serta kreatif dalam mengelola pola belajar sehingga fungsi guru hanya sebagai fasilitator. Media yang juga mampu mengakomodasi kepentingan belajar dengan memanfaatkan seluruh pengalaman indrawi seperti melihat, mendengar, dan merasakan sehingga dapat menstimulasi peserta didik untuk dapat merasakan realita yang ada pada materi pembelajaran pancaindera, namun media ini juga mampu mengintegrasikan masingmasing sarana dan format media ke dalam stuktur dan presentasi yang sistematis dan menarik serta berorientasi pada pembelajaran individual, mandiri dan belajar tuntas. Melihat
kompleksitas
kebutuhan
media
pembelajaran
yang
menunjang pembelajaran IPA materi pancaindera dan belum tersedianya media pembelajaran seperti yang dibutuhkan menginspirasi penulis untuk merancang media pembelajaran dengan konsep modern, high-tech, funlearning dan dinamis. Inspirasi pengembangan media ini juga terinspirasi dari karakteristik anak di abad-21 yang sangat dekat dengan teknologi sekaligus mengabungkan antara kesenangan dan pembelajaran. 2. Inovasi Desain Inovasi dari multimedia ini adalah sebuah media pembelajaran yang komprehensif dengan spesifikasi sebagai berikut : a. materi pembelajaran yang disajikan didukung dengan visualisasi yang memudahkan pemahaman siswa atas penjelasan yang abstrak melalui illustrasi, audio visual, animasi dan foto.
1
b. dilengkapi dengan user interface yang dapat membuat user berinteraktsi dengan aplikasi media pembelajaran c. materi
pembelajaran
disajikan
secara
utuh
karena
dilengkapidengan materi evaluasi sehingga siswa dapat mengukur kemampuannya
secara
mandiri.
Evaluasi
disajikan
dengan
pendekatan permainan/games.
B. Sasaran Desain Perancangan media pembelajaran ini ditujukan untuk : a. guru yang mengampu mata pelajaran Sains terutama guru-guru yang mengembangakan
pendekatan
pembelajaran
berbasis
ICT
(Information and Communication Technology) b.
siswa sekolah dasar terutama mereka yang memiliki orientasi pembelajaran individual, mandiri dan belajar tuntas
C. Pendekatan Estetis Desain Penggayaan desain yang diterapkan pada perancangan multimedia interaktif ini membangun kesan modern danhi-tech karena model pembelajaran yang dituntut pada abad-21 adalah pembelajaran berbasis TIK, dan kesan dinamis untuk menampilkan fun-learning sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan meningkatan motivasi siswa untuk belajar
D. Muatan Lokal dalam Perancangan Karya Desain Perancangan multimedia ini ditujukan bagi guru dan siswa yang berada dalam wilayah Republik Indonesia, oleh karena itu seluruh materi pembelajaran ini menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia sehingga dimungkinkan digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan aturan yang berlaku dimaksudkan untuk menunjang penggunaan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa.
2
Penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris) hanya digunakan pada keterangan button karena mengikuti istilah umum yang telah biasa digunakan dalam desain multimedia.
E. Proses Perancangan 1. Strategi Desain Tahapan
pengembangan
multimedia
pembelajaran
IPA
materi
pancaindera untuk siswa sekolah dasar ini mengembangkan metode yang menggabungan antara ilmu teknologi pendidikan dan perancangan produk grafis dan multimedia yang dikembangkan oleh Luther (1994) dengan modifikasi dari Sutopo (2008) seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 6. Tahapan Pengembangan Multimedia.
2. Rincian Proses Perancangan Berikut ini disampaikan rincian proses dari tahap perancangan multimedia: a. Concept Pada tahap ini penulis mengadakan brainstroming dengan ahli pengembangan media pembelajaran, ahli pengembangan kurikulum, dan guru untuk menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta
pendekatan
pembelajaran
yang
akan
digunakan.
Hasil
brainstroming menghasilkan bahwa tujuan pembelajaran disesuaikan dengan
kurikulum
yang
diberlakukan
dari
Kemendiknas
maka
pembelajaran materi pancaindera memiliki tujuan pembelajaran yaitu siswa dituntut dapat mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsi serta cara kerjanya, mengetahui macam-macam penyakit yang menyerang pancaindera dan menjaga kesehatan pancaindera. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah berorientasi pada belajar individual, mandiri dan belajar tuntas. Selain
mengembangan
konsep
yang
terkait
dengan
materi
pembelajaran, penulis juga melakukan observasi kelapangan dan
3
melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui minat belajar mereka dan minat mereka terhadap. b. Design Hasil dari pengembangan konsep kemudian dibuatkan desain materi maupun desai visualnya. Untuk menghadirkan pembelajaran yang menarik dan kreatif maka dirancang tampilan visual yang mendukung melalui illustrasi, pemilihan warna, typografi, audio-video, dan animasi. Selain itu dirancang struktur dari keseluruhan materi agar dapat dilihat keterkaitan antar materi. Desain yang diusulkan adalah modern, hightech, fun-learning dan dinamis. c. Material collecting Berdasarkan penentuan desain yang telah disepakati maka proses produksi dimulai. Shooting untuk pembuatan audio visual melibatkan siswa dari sekolah yang bersangkutan dengan maksud dapat menarik minat belajar siswa lainnya, pembuatan karakter guru dan siswa yang disesuaikan dengan konsep desainnya, reproduksi foto gambar yang tidak dapat dibuat illustrasinya. d. Assembly Setelah seluruh materi terkumpul maka proses selanjutnya yaitu menyusun keseluruhan komponen menjadi satu kesatuan. Pada tahapan ini mulai dibuat user interface untuk meng-link-kan antar materi. User interface dibuat untuk memungkinkan siswa belajar secara non linear. e. Testing Setelah proses penyusunan dan pengabungan materi kemudian dilakukan testing kepada guru untuk melihat kesesuaian isi materi pembelajaran dan mengontrol visual yang ditampilkan sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Pada tahap ini revisi dilakukan hanya dua kali. Revisi yang dilakukan berupa kesalahan pengetikan. Materi dan desain visual harus sesuai dengan draft yang telah ditentukan
4
f. Distribution Setelah
revisi
terakhir
dilakukan
maka
tahap
berikutnya
mendistribusikan multimedia ini. Sebelum digunakan oleh guru maka dilakukan pelatihan penggunaan multimedia. Kemudian guru yang dilatih akan mengajarkan kepada siswanya masing-masing tentang penggunaan multimedia ini.
5