BAB III GAGASAN BERKARYA
3.1 Konsep Karya Sudah sejak lama para seniman melukiskan alam sebagai tema utama karyanya. Alam dianggap sebagai referensi utama dalam berkarya. Pada masa-masa sebelum abad pencerahan di Eropa landscape tidak lebih dari sekadar latar belakang dari lukisanlukisan yang banyak terdapat di dinding gereja atau pada karya-karya klasik seniman ternama. Baru pada abad ke 17, landscape berdiri sendiri terutama di Negara Belanda. Landscape telah mengalami beberapa perubahan konsepsi dalam sejarah. Penulis cenderung tertarik terhadap berbagai bentuk perubahan tersebut. Kali ini penulis sampai pada suatu bentuk perubahan landscape saat mencoba merubah posisi pandangnya sedikit ke atas.
Manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan cara pandang dan memandangnya. Sebuah sudut atau posisi pandang akan menampilkan sensasi visual tertentu terhadap sebuah objek. Sudut pandang horison yang dianggap normal selama ini masih dipergunakan para seniman sehingga hal tersebut belum menjadi sesuatu yang utama dalam sebuah karya lukis.
Penulis justru mengangkat persoalan sudut pandang menjadi yang utama dalam karyanya, serta hal tersebut pulalah yang menginspirasi penulis sehingga meninggalkan landscape dalam pengertian tradisional dimana harus ada langit dan bumi yang terpisahkan oleh horison dan mengarahkan pandangannya sedikit ke atas sehingga terciptalah rangkaian karya ‘Goodbye Blue Sky’ ini. Landscape art depicts scenery such as mountains, valleys, trees, rivers, and forests. Sky is almost always included in the view, and weather usually is an element of the composition. In the first century A.D., Roman frescoes of landscapes decorated rooms that have been preserved at Pompeii and Herculaneum. Traditionally, landscape art
xiii
depicts the surface of the earth, but there are other sorts of landscapes, such as moonscapes, for example. 2
Dalam karyanya, penulis ingin melukiskan landscape dengan pemaknaan yang baru, dengan objek perkotaan atau biasa disebut Urban Landscape. Lansekap urban, mulai dikenal pada abad ke 19 dimana industrialisasi mengubah citraan pemandangan yang sebelumnya identik dengan gunung, pepohonan dan lain-lain menjadi benda-benda baru seperti pabrik, tiang listrik, dan masih banyak lagi. Para senimannya menampilkan pemandangan perkotaan dimana didominasi oleh benda-benda buatan manusia yang mengalahkan dominasi alam. Karya-karyanya terkesan dingin dan sepi, sebagian besar sengaja menampilkan kemuraman dan kesepian sebagai esensi dari kejenuhan terhadap suasana perkotaan.
Sama seperti dalam karya penulis, saat kita mengarahkan pandangan sedikit ke atas, meninggalkan semua hiruk pikuk yang terjadi di atas tanah maka yang terasa adalah jejak-jejak dari peradaban manusia urban yang dingin dan sepi.
3.2 Konsep Estetik Secara estetis karya dalam rangkaian tugas akhir ini berbicara mengenai kompleksitas garis yang ditimbulkan dari citraan kabel-kabel listrik, bidang datar yang timbul dari siluet benda-benda langit dan nuansa warna-warni yang menjadi perwakilan langit sebagai latar belakang, dimana dalam hal ini adalah langit perkotaan yang telah terdominasi oleh objek-objek artificial antara lain tiang listrik, billboard, antenna televisi di atas rumah-rumah penduduk, dan juga konstruksi bangunan. Objek-objek tersebut menjadi dominan mengalahkan objek-objek alami yang biasa terlihat di langit. Fenomena tersebut terasa sangat menarik bagi penulis, bukan karena ingin mengangkat permasalah urban, tetapi karena unsur-unsur visual yang ditimbulkan oleh bentangan kabel (pada tiang listrik dan antenna) juga tiang-tiang pada kontsruksi beton dirasa sangat menarik.
2
Wikipedia, the free encyclopedia.htm
xiv
Saat mengarahkan pandangannya sedikit ke atas penulis langsung jatuh hati pada sensasi visual yang timbul karena benda-benda tersebut. Benda-benda itu sebetulnya merupakan benda keseharian yang dekat dengan kita tetapi tanpa pernah disadari memiliki keistimewaan yang sangat menarik. Hal tersebut dikarenakan sangat jarangnya kita merubah arah pandang kita mengarahkan pendangan sedikit ke atas.
Penulis mendapat gagasan untuk melakukan abstraksi terhadapan citraan langit perkotaan. Abstraksi dihasilkan antara lain oleh sudut pandang yang cukup ekstrim. Selain itu penulis melakukan retouching menggunkan program Photoshop, dengan meningkatkan kontras sampai hanya terlihat sebagai siluet yang berpadu dengan putihnya langit. Selain itu pada bagian langit ditambahkan pula gradasi warna menggunakan warna-warna terang. Warna-warna tersebut bukanlah warna-warna alami yang terdapat di alam sehingga menimbulkan sensasi tersendiri, karena pada umumnya langit berwarna biru. Warnawarni tersebut secara sengaja ditambahkan karena seperti kita ketahui, langit saat ini terutama di kota besar sudah tidak lagi ‘cantik’, maka sudah jarang pula kita menemukan pemandangan biru yang indah di langit karena banyak hal termasuk pencemaran lingkungan, hal tersebutlah yang melatari judul rangkaian karya TA ini ‘Goodbye Blue Sky’.
Ada beberapa seniman yang secara visual (dalam hal ini pemilihan objek) karyanya memiliki kemiripan dengan karya penulis diantaranya adalah James B. Janknegt dan William Wray. Janknegt menampilkan urban landscape dalam warna-warna yang monokromatik, karya-karyanya sedikit suram dan sepi karena objek diambil pada waktu malam hari.
xv
Berbeda halnya dengan karya-karya William Wray yang lebih cerah dan berwarna. Ia banyak menampilkan tiang listrik dalam objeknya seper ti yang penulis lakukan tetapi bedanya ia tidak menjadikan tiang listrik sebagai objek tinggal, melainkan objek yang kerap kali muncul disamping objek-objek lainnya yang menjadi poin utama dalam karyanya. Ia sangat menyukai lukisan-lukisan era modern dan sengaja mempelajarinya sehingga sangat berpengaruh terhadap penggarapan karya-karyanya.
xvi
3.2.1
Teknik dan Medium
Medium yang digunakan masih terbilang konvensional, yaitu penggunaan cat akrilik sebagai dasarnya, yaitu langit putih dengan sedikit gradasi warna pada sisinya. Untuk bidang-bidang datar berwarna hitam digunakan cat minyak karena pertimbangan kepekatan warna yang ditimbulkan. Sedangkan untuk bentangan-bentangan garis penulis menggunakan permanent marker berwarna hitam dengan berbagai ukuran tergantung dari keperluan.
Terakhir penulis menambahkan warna-warna terang yang senada dengan gradasi pada bagian langit menggunakan shirt marker pada setiap sisi dari objek yang terbentuk di atas kanvas.
xvii