FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : SITI ROHATU NIM 11110153
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i
ii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
بسم هلل الر حمن الر حيم Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 16 Apri 2015 Penulis.
SITI ROHATUN NIM. 111 10 153
iii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: SITI ROHATUN
NIM
: 111 10153
Jurusan
: TARBIYAH
Program Studi
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 April 2015 Yang menyatakan.
SITI ROHATUN NIM. 111 10 153
iv
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
MASLIKHAH, S.Ag., M.Si. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3eksemplar Hal
: Naskah Skripsi
Saudari Siti Rohatun Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah tugas akhir saudari: Nama
: Siti Rohatun
NIM
: 11110153
Jurusan/progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
:FUNGSI
MANJAEMEN
PEDAGOGI
PADA
KOMPETENSI
BAGI GURU MTs NU
SALATIGA TAHUN 2015 Dengan ini kami mohon tugas akhir saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 16 April 2015 Pembimbing
Maslikhah,S.Ag., M.Si. NIP. 19700529 200003 2 001
v
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
SKRIPSI FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015
DISUSUN OLEH SITI ROHATUN NIM : 11110153
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
………………………
: Dr. H. Miftahuddin, M. Ag
Sekretaris Penguji : Maslikhah,S.Ag., M.Si.
………………………
Penguji I
: Drs. H. Nasafi, M. Pdi
………………………
Penguji II
: Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag
………………………
Salatiga, 25 September 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
vi
MOTTO
“Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia”
vii
PERSEMBAHAN “Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dengan alenia, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah maha karya, gelar sarjana kuterima, orangtua pun bahagia”. Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya Ku persembahkan sekripsi ini untuk: 1.
Bapak Jumeri dan Ibu Halimah dengan segala perjuangan, do’a, keringat pengorbanan, kesabaran dan cinta kasih yang membentuk kemampuan untuk menghirup nafas pahit mansi hidupku.
2.
Adik-adikku Muhamad Faizin, Fitriyah, dan Afif Umar yang tiada henti memberiku semangat, dorongan, tenaga, do’a, dan akan arti sebuah persaudaraan.
3. Mas Reza Kusuma yang tiada henti mengucurkan kesabaran, kesetiaan, dan ketulusan nya untuk menantiku, menemaniku dalam suka dan duka membuat hidupku ini seindah pelangi dengan cintanya.
viii
KATA PENGANTAR
بسم هلل الر حمن الر حيم Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. adapun judul skripsi ini adalah “FUNSGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015”. Skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materill. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr.H Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.
2.
Maslikhah, S.Ag., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.
3.
Bapak Drs, Muh Syamsul, M.PdI selaku kepala sekolah MTs NU salatiga yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian pada siswa di MTs NU Salatiga.
4.
Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlhatul Ulama Salatiga yang telah mau bekerjasama dalam penelitian ini.
6.
Team perpustakaan IAIN Salatiga.
7.
Teman-temanku
yang
sudi
kiranya
membantu
dan
menyelesaikan skripsi ini. 8.
Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai.
ix
menyemangati
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien Yarobbal ‘Alamien.
Salatiga, 15 April 2015 Peneliti,
SITI ROHATUN NIM. 111 10 153
x
ABSTRAK ROHATUN, SITI. 111 10 153. Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi Guru Bagi Guru MTs NU Salatiga Tahun 2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata kunci : Fungsi Manajemen dan kompetensi pedagogi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. wawancara dilakukan secara santai, penuh keakraban sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin dan tidak terkesan kaku secara jujur dan detail. Observasi dilakukan pada tanggal senin 23 februari 2015. Pada observasi ini peneliti dapat memperoleh informasi, mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru. Metode dokumentasi ini mendapatkan data pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto pembelajaran dan pada waktu wawancara Subyek penelitian sebanyak 6 responden, menggunakan teknik snow boll dan dilakukan secara acak (random sampling). Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan, Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tanggal tanggal 10 Februari Sampai 10 Maret 2015. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Analisis data yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data, yaitu menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display data, memilah, membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi data atau pengecekan keabsahan data. Kedua, data disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Sehingga data yag disajikan berupa kata-kata tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan alat ukur.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. HALAMAN BERLOGO …………………………………………….......
i
HALAMAN DEKLARASI ……………………………………………....
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………….
iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
v
MOTTO ......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Fokus Penelitian ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian ……………………………………..... E. Penegasan Istilah .................................................................. F. Metode Penelitian .................................................................
xii
6 6
1.
Pend ekatan dan Jenis Penelitian ………………….........
2.
Keha diran Peneltian …………………………................
3.
Loka si Penelitian …………………………………......
4.
Sumb er Data ………………………………………….
5.
Prose dur Pengumpulan Data ........................................
6.
Anali sis Data ................................................................
7.
Peng ecekan Keansahan Data ........................................
8.
Taha p-tahap Penelitian .................................................
G. Sistematika Penulisan ……………………………............ BAB II
LANDASAN TEORI A. Manajemnen 1. Pengertian manajemnen ................................................ 2. Fungsi manajemnen ....................................................... 3. Proses manajemnen........................................................ B. Kompetensi Pedagogi Guru
xiii
1. Pengertian guru .............................................................. 2. Tugas Guru ............ ....................................................... C. Kompetensi pedagogi guru 1. Pengertian kompetensi pedagogi guru........................... 2. Standar kompetensi ....................................................... 3. Fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru ............. BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gamabaran Umum Objek Penelitian 1. Letag geografis ................................................................ 2. Sejarah MTs NU Salatiga ..... .......................................... 3. Identitas MTs NU Salatiga .............................................. 4. Visi Misi MTs NU Salatiga ........................................... 5. Keadaan, Guru Karyawan dan Siswa Madrasah ............. B. TEMUAN PENILITIAN 1. Perencanaa kompetensi pedagogi guru .................... 2. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru .......... 3. Penggerakan kompetensi pedagogi guru ................. 4. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ................ 5. Kompetensi pedagogi guru ......................................
BAB IV PEMBAHASAN A. Perencanaa kompetensi pedagogi guru ........................ B. Pengorganisasian kompetensi pedagogi guru .............. C. Penggerakan kompetensi pedagogi guru .....................
xiv
D. Pengontrolan kompetensi pedagogi guru ..................... E. Kompetensi pedagogi guru ........................................... BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... B. Saran .............................................................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................... LAMPIRAN...................................................................
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Wawancara dengan Ibu ......................................................
Gambar 2
Wawancara dengan Bapak .................................................
Gambar 3.1
Gamabar suasana KBM 1..................................................
Gambar 3.2
Gamabar suasana KBM 2 .................................................
Gambar 4.1
Gamabar suasana gedung luar kelas 1 .............................
Gambar 4.2
Gamabar suasana gedung luar kelas 2 .............................
Gambar 4.3
Gamabar suasana gedung luar kelas 3 .............................
Bagan I Struktur Organisasi MTs NU Salatiga tahun 2013/2014 ..............
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Nota Pembimbing Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari MTs NU Salatiga Lampiran 5 Jurnal Konsultasi Skripsi
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu lembaga untuk mencerdaskan bangsa, sudah selayaknya secara terus-menerus mengalami pembaharuan yang baik. Mulai dari manajemen pendidikan, kurikulum, strategi, metode, ataupun evaluasi perlu untuk ditingkatkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem pendidikan Nasional, 2007:03). Tujuan pendidikan merupakan salah satu sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa rumusan yang jelas mengenai tujuan pendidikan, perbuatan mendidik menjadi tanpa arah, dan bisa sesaat salah langkah. Oleh karena itu perumusan yang tegas dan jelas dari tujuan pendidikan ini menjadi inti dari
1
seluruh pemikiran (Kartono, 1992:214). Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana prasarana,
dan
dengan
kegiatan
siswa.
Salah
satu
usaha
untuk
mengoktimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bab 2 tentang dasar, fungsi, dan tujuan dalam pasal 3 di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sistem Penidikan Nasional, 2007:8).
2
Guru adalah salah satu orang yang bertugas mendidik dalam dunia pendidikan. Dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al- Kahfi ayat 66 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Musa berkata kepada Khidr, “bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku seperti ilmu yang benar diantra ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Q.S al-Kahfi: 66).
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, sosial guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa, ditangan gurulah tunas bangsa ini terbentuk sikap moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk anak Negeri ini. Tugas dan peran Guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Mengingat sangat penting peran guru dalam pendidikan seperti yang telah dijelaskan diatas, sangatlah pantas jika pengakuan dan penghargaan terhadap profesi guru semakin jelas terasa. Hal ini ditandai dengan adanya Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Secara legal, guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi.
3
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Pasal 10 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru dinyatakan dengan jelas bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional, keperibadian, dan sosial (PP, 2005-2008:3). Kompetensi
(competence)
secara
harfiah
berarti
kecakapan,
kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan. Kompetensi dalam kamus umum bahasa indonesia adalah
kekuasaan, menentukan, memusatkan suatu hal
(Kamus umum bahasa indonesia, 1976:518). Kompetensi seseorang dapat dilihat pada diri
seseorang saat
beraktivitas,
melaksanakan
tugas,
menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah. Artinya, kompetensi dapat terlihat dalam perilaku atau performasi. Performasi itu tentu saja didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai orang tersebut. Dengan demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kecakapan yang didasari pengetahuan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi keperibadian dan kompetensi sosial (Hamalik, 1991:38). Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang kompetensi dan sertivikasi guru bab 2. Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (PP, 2008:1).
4
Kompetensi pedagogi guru adalah kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru yang meliputi pemahaman anak didik, merancang pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengemabangan anak didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2008:75). Kompetensi pedagogi seorang guru yaitu menguasai bahan yang akan disampaikan, karena kalau terjadi ketidakmampuan seorang guru dalam memahami bahan yang akan diajarkan, maka akan berakibat halhal yang tidak diinginkan dalam proses persiapan mengajar, maka untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, maka harus dipersiapkan dan harus benar-benar menguasai bahan yang diajarkan. Manajemen dijelaskan dalam kesimpulan menurut Howard M. Carlisle dan The Liang Gie dalam Daryanto (2013:40) menyatakan bahwa, manajemen adalah Management is the process by with the element of a group are integrated, and efficiently achieve objective. Manajemen adalah proses seni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang bisa disebut fungsi-fungsi manajemen. Sebagai suatu fungsi, fungsi manajemen berdasarkan pendapat George R. Terry dalam Daryanto (2013:47). adalah proses fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi,
5
kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut, melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan manajemen
tersebut.
Untuk
mendorong
kesemangatan
guru
dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut. Hadiah yang diberikan guru tentunya tidak fokus dalam bentuk materi melainkan dalam bentuk ucapan selamat dan lainnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis tertarik
mengadakan
penelitian
ilmiah
dengan
judul
“FUNGSI
MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015”
6
B.
Fokus Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1.
Bagaimana guru MTs NU Salatiga merencanakan kompetensi pedagogi tahun 2015?
2. Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengorganisir kompetensi pedagogi guru tahun 2015? 3. Bagaimana guru MTs NU Salatiga menggerakkan kompetensi pedagogi guru tahun 2015? 4.
Bagaimana guru MTs NU Salatiga mengkontrol kompetensi pedagogi guru tahun 2015?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Untuk mengetahui perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
2.
Untuk mengetahui mengorganisir kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
3.
Untuk mengetahui menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
4.
Untuk mengetahui mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015.
7
D.
Manfaat Penulisan Skripsi Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktik maupun secara teoritik, yaitu: 1. Manfaat Teoretis a. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat memotivasi belajar siswa serta menjadi dorongan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam kegiatan belajar mengajar. b.
Bagi Guru Guru diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogi sebagai kompetensi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c.
Bagi Lembaga Lembaga MTs NU Salatiga dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Secara Praktis a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dan meningkatan kualitas pengajaran pada umumnya yang diperoleh dari penelitian.
b.
Adanya pemahama guru di MTs NU Salatiga tentang pentinnya fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
8
E.
Penegasan Istilah Menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata dalam judul penelitian ini, perlu penjelasan dalam istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut: 1.
Fungsi Manajemen Fungsi adalah jabatan (yang dilakukan); pekerjaan yang dilakukan (Kamus umum bahasa indonesia, 1982:283). Sedangkan manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:553).
2.
Kompetensi Pedagogi Kompetensi
merupakan
kewenangan,
kekuasaan
untuk
memutuskan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:453). Sedangkan pedagogi merupakan ilmu pendidikan, ilmu pengajaran, menguasai pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:657). F.
Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini
menggunakan pendekatan dan Jenis penelitian
deskriptif kualitatif (Moleong, 2001:7). Penelitian kualitatif menggunakan desain yang secara terus–menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Desain ini tidak tersusun secara ketat dan kaku, sehingga dapat diubah dan disesuaikan dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gamabaran
9
tentang suatu hal secara sistematis, factual dan akurat. Data yang telah terkumpul disusun, dianalisis, dan disimpulkan sehingga memberikan suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata. Menurut Lexy Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, gambar dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan penelitian kualitatif ini diharapkan peneliti dapat memperoleh data secara mendetail tentang hal-hal yang diteliti karena adanya hubungan langsug dengan responden atau obyek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Permasalahan utama yang dibahas dalam skripsi ini yaitu fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Tujuan dari penelitian diskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan mengenai situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif survai yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual.
10
2.
Kehadiran Penelitian Sesuai pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditela’ah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian
3.
Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi di Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun pelajaran 2015.
4.
Sumber Data Data yang dikutip oleh Moleong (2000:157) Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari informasi yang dianggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Kata-kata atau tindakan (Moleong, 2002:112). Data yang berbentuk kata-kata diambil dari informan atau responden pada waktu wawancara. Data-data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya: kepala sekolah dan guru.
11
b.
Data tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari warga sekolah dan dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek penelitian.
c.
Foto (Moleong, 2002:114). Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh beberapa foto tentang “ Fungsi Manajemen Kompetensi Pedagogi Guru Bagi Guru Madrsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga tahun 2014/2015.
5.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. a.
Wawancara (interview) Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1990:1009). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186). Teknik wawancara dilakukan secara formal dan intensif sehingga akan mampu memperoleh informasi sebanyak mungkin secara jujur dan detail. Teknik wawancara digunakan untuk
12
menggali data dari guru tentang fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru. b.
Observasi Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat (Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990:623). Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mengamati secara langsung tentang aktivitas guru yang berkaitan dengan fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru, aktivitas penyusunan RPP dan pengembangan silabus, serta ketersediaan sarana dan media pembelajaran.
c.
Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:211). Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dokumentasi perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP berupa buku acuan dan foto-foto pembelajaran, serta dokumentasi sarana dan media pembelajaran mata pelajaran.
6.
Analisis Data Metode yang di gunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data, yaitu menggolongkan, menyederhanakan, mengorganisasikan (display data, memilah, membuang data yang tidak diperlukan, serta triangulasi data atau pengecekan keabsahan data. Kedua, data disajikan dalam bentuk
13
narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Sehingga data yag disajikan berupa kata-kata tertulis dari hasil penelitian serta tidak menggunakan alat ukur. 7.
Pengecekan Keabsahan Data Untuk menentukan keabsahan data yang diperoleh benar-benar
obyektif, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dengan metode triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber (Moleong, 2002:173). Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain. d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan ( Moleong, 2002:178). Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi yaitu membandingkan data pengamatan dengan hasil wawacara dan membandingkan hasil wawacara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. dengan fungsi manajemen pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. Contoh dari Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara pada kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga adalah guru terlihat siap dalam menyampaika materi karena sebelum pembelajaran berlangsung guru sudah
14
merecanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan membandingkan pedagogi
guru dalam memanajemenkan pengajaran.
Contoh
dari
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan yaitu berdasarkan observasi peneliti, di MTs NU Salatiga sudah ada manajemen kompetensi pedagogi guru dan sudah diterapkan. Tetapi, kenyataan belum 100% guru mengikuti prosedur yang diterapkan tersebut, melainkan hanya 60% persen saja yang sudah melaksanakan penerapan manajemen
tersebut.
Untuk
mendorong
kesemangatan
guru
dalam
melaksanakan manajemen yang sudah diterapkan tersebut yaitu dengan cara memberi hadiah bagi guru yang sudah melaksanakan manajemen tersebut. 8.
Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian 2) Menysun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data meliputi kegiatan 1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian
15
2) Pengecekan keabsahan data 3) Tahap penulisan laporan penelitian d. Tahap penulisan laporan 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 4). Ujian munakosah skripsi
G.
Sistematika Penulisan
16
Sistematika penulisan untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN memuat berisi tentang latar belakang masalah, fokus
penelitian,
tujuan
penelitian,
kegunaan
penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. BAB II :
KAJIAN PUSTAKA berisi tentang menjelaskan landasan teori, fungsi manjemen, kompetensi pedagogi, dan macam-macam kompetensi pedagogi.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bagian ini menjelaskan bagian paparan data dan temuan temuan penelitian, menjelaskan tentang gambaran umum MTs NU Salatiga. (Letak geografis, sejarah, identitas, visi misi, data guru, siswa, keadaan sekolah, struktur organisasi, dan menjelaskan tentang gambaran umum MTs NU Salatig). Serta hasil wawancara. BAB IV : PEMBAHASAN berisi tentang pemahaman yang merupakan bagian yang menjelaskan temuan penelitian tentang fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru bagi guru MTs NU Salatiga tahun 2015. BAB V :
PENUTUP menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran dalam penelitian.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen dapat di identivikasi kepemimpinan. Manajemen adalah
sebuah
proses
yang
khas
terdiri
dari
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan serta evaluasi yang dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Daryanto, 2013:41). Secara umum, manajemen di definisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain (Sopianti, 2010:25). Manajemen sering di kaitkan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
18
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut follet, karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik (Asmani, 2009:70). Manajemen menurut Terry, manajemen adalah proses, yakni aktivitas yang terdiri dari empat sub aktivitas yang masing-masing merupakan fungsi fundamental. Keempat sub aktivitas itu yang dalam dunia manajemen sebagai P.O.A.C. adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling (pengawasan). 2. Fungsi Manajemen Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugastugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut fungsi-fungsi manajemen. Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan memiliki manfaat. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-
19
tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut fungsi-fungsi manajemen. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan usaha-usaha sistematis yang dilaksanakan dengan sungguhsungguh serta secara efektif dan efesien. Usaha sistematis dalam sebuah manajemen tersebut dapat disebut dengan fungsi manajenen.
Fungsi-fungsi manajemen akan dipaparkan dari beberapa pendapat para ahli manajemen yaitu: a. Fungsi manajemen menurut Koont O’ Donnel and Niclender antara lain: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (penyusunan pegawai), directing (pemberian bimbingan), dan controlling (pengendalian). b. Fungsi
manajemen
menurut
Newman
antara
lain:
planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), assebling (perwakilan), resources (penggalian sumber), directing (pemberian bimbingan), dan controlling (pengendalian). c. Fungsi manajemen menurut Herbert G. Hicks antara lain: creating (kreasi), planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), motivating (motivasi), communicating (komunikasi), dan controlling (pengawasan). d. Fungsi manajemen menurut Sondang P. Siagian antara lain: planning (perencanaan),
organizing
(pengorganisasian),
(pengendalian) dan evaluating (penilaian).
20
controlling
3. Proses Manajemen Proses manajemen Menurut George Terry, dalam Daryanto (2013:43)
meliputi empat komponen yang disingkat dengan POAC,
yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. a. Perencanaan Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha usha mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perencanaan merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam rangka proses administrasi. Perencanaan merupakan persiapan yang harus dilakukan sebelum suatu usaha apapun (Mulyono, 2008:25). Perencanaan merupakan titik tolak bagi pelaksanaan dan sekaligus merupakan penuntun ke arah mana kegiatan harus dilakukan (Fadjar, 1993:51). Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai
21
tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini mengandung arti: Pertama, manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran (tujuan) dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua, rencana mengarahkan tujuan organisasi dalam menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan. Ketiga, di samping itu, rencana merupakan pedoman untuk: (a) organisasi memperoleh dan menggunakan sumber data yang diperlukan untuk mencapai tujuan, (b) anggota organisasi melakukan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yng sudah ditetapkan, dan (c) memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan. b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian merupakan kelanjutan dari perencanaan. Setelah direncanakan apa yang telah dicapai, bagaimana mencapainya, dan bagaimana kita perlu mengadakan penglompokan kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan. Maksud dari pengorganisasian ini adalah agar semua pekerjaan dapat berjalan pada waktunya (Fadjar, 1993:51). Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan
22
tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu George R. Terry dalam Daryanto (2013:283). c. Penggerak (Actuating) Setelah kegiatan perencanaan/pengorganisasian pemimpin perlu dapat menggerakkan kelompok secara efektif dan efisien kearah pencapai tujuan, dalam penggerakan ini pemimpin membutuhkan berbagai
sarana
yang
meliputi
komunikasi,
kepemimpinan,
perundingan-perundingan (musyawarah), pemberian instruksi dan lain-lain. Dengan pergerakan ini, pemimpin menggerakkan anggota secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun, kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. d. Pengendalian (Controlling).
23
Pengendalian sangat diperlukan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tetapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian
sesuai
dengan
situasi,
kondisi
dan
perkembangan zaman. Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan suatu bentuk evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksanaan sesuai dengan yang telah disusun dan ditetapkan. Melalui empat tahap itulah manajemen dapat bergerak, namun hal ini sangat bergantung dengan tingkat kepemimpinan seorang manajer. Artinya adalah proses manajerial sebuah organisasi akan bergerak apabila manajernya mengerti dan faham secara benar akan apa yang dilakukan (prinsip P.O.A.C.) yang prosesnya saling berkaitan dan saling menentukan satu sama lain antar komponen organisasi. B. Kompetensi Pedagogi Guru 1.
Pengertian Guru
24
Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya (Asmani,
2009:17). Pengertian Guru
sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976:288). Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah seserang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik, sehingga menjunjung tiggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, keilmuan. Berikut ini pengertian guru dijelaskan dalam kesimpulan yang dikemukakan beberapa pendapat para ahli yaitu: Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugas atau profesinya mengajar, mendidik, membimbing, dengan upaya mencerdaskan kehiduan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya Suparlan, (2005:12); Mujtahid, (2009:33); dan Fakhruddin (2009:73). 2.
Tugas Guru Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
25
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Kementerian Pendidikan Nasional, 2005:3). Tugas guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Guru Sebagai Pendidik Tugas guru menurut Asmani (2009:39). Sebagai pendidik tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang Guru, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif, terhadap masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan bab 11 pasal 39 ayat 2, dijelaskan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyaraka (UU RI tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2007:31). Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus harus memiliki standar kualitas peribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin (Mulyasa, 2011:37).
b.
Guru Sebagai Pemimpin
26
Guru sebagai pemimpin menurut Asmani (2009:39). Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan, kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin guru juga harus pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan mampu menggunakan multi pendekatan dalam menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-muridnya. Harus memberikan sanksi kepada anak didiknya yang melanggar aturan dengan tegas, adil, dan bijaksana. c.
Guru Sebagai Fasilitator Guru sebagai fasilitator menurut Mulyasa (2008:53). Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi
harus menjadi
fasilitator
yang bertugas
memberikan
kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang untuk menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan. Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Anak harus di biarkan mengeksplorasi potensinya dan memilih potensi terbaik
27
yang dimiliki sebagai jalur hidupnya dimasa depan. Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti diidentifikasi Rogers (dalam knowles,1984), sebagai berikut: 1) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan atau kurang terbuka. 2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya. 3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun. 4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran. 5) Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya. 6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran. 7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tau prestasi yang sudah dicapainya. d.
Guru Sebagai Motivator Guru proses pembelajaran menurut Mujtahid (2009:119). Motivasi
merupakan
penentu
keberhasilan.
Seorang
guru
seyogyanya memerankan diri sebagai motivator murid-muridnya, teman sejawadnya, serta lingkungannya. Motivasi berasal dari kata
28
motif, yang artinya daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Sebagai seoarang motivator, guru adalah psikolog yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak didiknya, sehingga mengetahui kondisi lahir batinnya. Dari pengetahuan ini, seorang guru akan mencari motivasi model apa yang cocok bagi anak didiknya. Motivasi yang diberikan seorang guru, apalagi karena sang guru telah berhasil memerankan diri sebagai orang tua kedua bagi anak didik, akan sangat berkesan. Dengan motivasi tersebut, anak didik akan memiliki semangat baru dalam menyiapkan semua hal yang bergelayut dalam kehidupan ini, tentunya terutama yang diajarkan disekolah (Fakhruddin, 2010:85). Sebagai motivator, guru harus
mampu
mengembangkan
motivasi
belajar,
dengan
meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mulyasa, 2008:59). 1) Peserta didik akan bekerja keras apabila memiliki minat terhadap pekerjaannya. 2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti 3) Memberikan penghargaan terhadap peserta didik atas hasil kerja kerasnya. 4) Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat. 5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan. e.
Guru sebagai Administrator
29
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya, dari muali melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan yayasan, sutrat instruksi kepala sekolah, dan lain-lain. f.
Guru sebagai Pemacu (Mulyasa, 2008:63). Guru sebagai pemacu menurut Mulyasa (2008:63). Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut: 1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajran dapat membangkitkan berbagi pemikiran, gagasan, dan ide-ide baru. Belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangakan: seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan diantara para peserta didik itu sendiri, serta penataan
30
organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktifitas serta kreatifitas peserta didik
C. Kompetensi Pedagogi 1. Pengertian Kompetensi Pedagogi a. Pengertian Kompetensi Kompetensi menurut UU No. 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 10 tentang ketenagakerjaan menyatakan: kompetensi adalah kemampuan kerja
setiap
individu
yang
mencakup
aspek
pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berdasarkan hal diatas, pengertian kompetensi dapat diartikan
sebagai
kemampuan,
kecakapan,
pengalaman,
dan
keterampilan seseorang dengan tugas, jabatan dan profesinya. Dalam konteks kependidikan, kompetensi merupakan pengetahuan, sikapperilaku, dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Harsanto, 2007:130). b. Pengertian Pedagogi Pedagogi dalam etimologi berasal kata “pedagogi”
yang
berasal dari bahasa Yunani kuno paidagogeo; dari pais yang artinya
31
anak, dan ‘agi artinya membimbing. Secara literal
adalah
membimbing anak. Dalam kamus besar bahasa indonesia pedagogi adalah ilmu pendidian atau pengajaran yang merupakan syarat penting
bagi
guru
(pusat
pengembangan
dan
pembinaan
bahasa,1990:657). Pedagogi adalah praktek cara seorang mengajar ilmu pengetahuan
dan
prinsip-prinsip
cara
mengajar.
Kata
yang
berhubungan dengan pedagogi yaitu pendidikan. Sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. 2. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan (Suparlan, 2005:93). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedaogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.
32
Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi melalui program sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam UUGD
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
keperibadian, sosial, dan profesional. Kompetensi
keguruan
meliputi
kompetensi
keperibadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Samana,1994:53). a.
Kompetensi Pedagogi Kompetensi pedagogi adalah pemahaman guru terhadap peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan anak didik untuk megaktualisasikan
sebagai potensi yang dimilikinya (Wibowo dan Hamrin, 2012:110). Menurut pasal 3 ayat 4 PP No 74 tahun 2008 tentang guru, Konpetensi pedagogi adalah kemampuan menglola pembelajaran peserta didik yang mliputi pemahan terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya (Peraturan pemerintah, 2008:3).
33
Kompetensi pedagogi, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar,
dan
pengembangan
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sebagai berikut: (Mulyasa, 2008:75). 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Guru
diharapkan
membimbing
dan
mengarahkan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program, guru hendaknya tidak membatsi diri padapembelajaran menghubungkan
dalam
arti
program-program
sempit,
tetapi
pembelajaran
harus dengan
seluruh kehidupan peserta didik. 2) Pemahaman terhadap peserta didik Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari pesrta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, krativitas, cacat fisik, dan
34
perkembangan kognitif. Sebagai tenaga pendidik
harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat. Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru. Guru untuk memahami pemahaman terhadap peserta didik sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, antara lain: a) Tingkat Kecerdasan Guru untuk mengetahui tingkat kecerdasan terhadap peserta didik antara lain: (1) Mengetahui IQ tingkat terendah adalah mereka yang memiliki IQ antara 0-50, mereka tergolong tidak dapat dididik atau dilatih. (2) Mengetahui IQ tingkat menengah adalah merek yang memiliki IQ antara 50-70 dan dikenal dengan golongan moron, yaitu keterbartasan dan keterlambatan mental (3) Mengetahui IQ tingkt atas adalah mereka yang memiliki IQ antara 0-110, mereka bisa belajar secara normal, cepat mengerti, dan superior b) Kreativitas
35
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Secara umum guru diharapkan
menciptakan
kondisi
yang
baik,
yang
memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan tekhnik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Kreativitas
dapat
dikembangkan
dengan
memberi
kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan diri tidak terlalu ketat. Orang-orang yang kreatif telah muncul di tiap masa. Jika pendidikan berhasil dengan baik, maka sejumlah orang kreatif akan lahir karena tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya mengulang apa yang telah dikerjakan oleh generasi lain. c) Kondisi Fisik Kondisi
fisik
antara
lain
berkaitan
dengan
peglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang, dan lumpuh karena kerusakan otak. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka. 3) Pengembangan Kurikulum atau Silabus
36
Kurikulum adalah keseluruhah hasil belajar yang direncanakan dan dibawah tanggung jawab sekolah (Poham dan Baker, 1992:43). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di akademik yang harus ditempuh siswa untuk menempuh suatu tingkat atau ijazah (Nurdin dan Basyirudin, 2003:34). Kurikulum merupakan sarana terwjudnya proses kegiatan pendidikan, dan sarana tercapainya pendidikan. Hubungan antara pendidkan dan kurikulum adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan. Suatu tujuan akan tercapai bila isi pendidikan tepat dan relevan dengan tujuan tersebut. Kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan program pengajaran. Pengajaran itu sendiri terdiri dari komponen-komponen alat pendidikan, anak didik, guru, dan situasi pendidikan. Oleh karena itu Kurikulum merupakan isi dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro, 29:1988). Analisis tentang kurikulum sekolah dengan begitu perlu mengeksplorasi empat elemen kunci kurikulum antara lain: Satu, tujuan dan sasaran pendidikan. Dua, isi. Tiga, metode mengajar, Empat, hasil dan praktik penilaian (Kyriacou, 2009:316). Pendidikan guru sebagaimana halnya pada profesiprofesi lainnya, yang menjadi pusat keputusan kurikulum adalah perumusan, pendefinisian, dan penilaian terhadap tujuan-tujuan
37
suatu program. Tujuan bukan saja merupakan standar dalam rangka pengembangan kurikulum secara menyeluruh, melainkan juga mendasari pemilihan komponen-komponen kurikulum (Hamalik, 2002:65). Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang hrus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajran. Muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran, dan pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum (Yamin, 2008:159). Guru
memeliki
kemampuan
mengembangkan
kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik
lingkungan
sekolah.
Kegiatan
pengembangan
kurikulum ditingkat satuan pendidikan memerlukan suatu model yang dijadikan model landasan teoritis untuk melaksanakan kegitan tersebut (Hidayat, 2013:79). Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum (Arifin, 2012:41-46) keempat tahap tersebut adalah: a) Pengembangan kurikulum pada tingkat makro. b) Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi (sekolah). c) Pengembangan kurikulum pada tingkat pelajaran (bidang studi).
38
d) Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas. 4) Perancangan pembelajaran Perancangan
pembelajaran
merupakan
salah
satu
kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara
pada
pembelajaran
pelaksanaan
sedikitnya
pembelaaran.
mencakup
tiga
Perencanaan
kegiatan,
yaitu
identifikasi, kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. 5) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut Freire (2003) harus diarahkan pada proses menghadap masalah. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan
agar
menunjang
terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2008:102). Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agara menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes (tes awal), proses, dan post tes (tes akhir). 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
39
Penggunaan
teknologi
dalam
pendidikan
dan
pembelajaran (elearning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut
untuk
memiliki
kemampuan
menggunakan
dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleg peserta didik.
7) Evaluasi hasil belajar a) Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program. Guru harus bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajaran, maka guru harus mengevaluasi pengajarannya itu agar guru mengetahui perubahan apa yang seharusnya diadakan (Baker dan Popham, 1992:112). Evaluasi hasil belajar dapat diambil melalui penilaian kelas, Tes kemampuan dasar, dan Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. a) Penilaian kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. b) Tes kemampuan dasar
40
Tes kemampuan dasar kemampuan
membaca,
diperlukan
dalam
dilakukan untuk mengetahui
menulis, rangka
dan
berhitung
memperbaiki
yang
program
pembelajaran. c) Penilaian akhir satuan pendidikan dn sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian
guna
mendapatkan
gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. 8) Pengembangan peserta didik Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki oles setiap
peserta
didik.
Pengembangan
peserta
didikdapat
dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler(ekskual), pengayaan dan remidial, serta bimbingan dan konseling (BK). b. Kompetensi keperibadian Kompetensi keperibadian dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimkasud dengan kompetensi keperibadian adalah kemampuan keperibadian yang mantap, stabil. Dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi
41
keperibadian merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Kompetensi keperibadian ini, berupa keperibadian yang mntap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia, sehingga menjadi teladan (Hamarin dan Wibowo, 2012:113).
c. Kompetensi Profesional Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional
adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Dalam bagian ini, akan diulas tentang kompetensi profesional antara lain: Guru dituntut menguasai bahan ajar, guru mampu menglola bahan ajar, guru mampu mengelola kelas, guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, guru
42
menguasai landasan-landasan kependidikan, guru mampu mengikuti penyelenggaraan administrasi sekolah (Samana, 1994:61). d. Kompetensi Sosial Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi soial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orng tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. 3. Fungsi Manajemen dalam Kompetensi Pedagogi Guru Profesi guru, seperti juga profesi-profesi lainnya, bukanlah profesi yang sudah jadi. Artinya, menjadi guru berarti terus menerus merubah diri karena pengalaman mendidik adalah bukan penglaman rutin. Seperti yang telah ditunjukkan di dalam pedagogik transformasi, guru adalah salah satu pelaku dalam tindakan pedagogis (Tilaar, 2012:377). Manajemen tenaga kependidikan (Guru dan personalia) mencakup (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) pembinaan,(4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian, (6) kompetensi dan (7) penilaian (evaluasi) (Mulyasa, 2002:42). Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan akan tercapai, yakni terjadinya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.
43
Fungsi
manajamen
berkaitan
dengan
perencanaan
atau
penyusunan program, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi. Fungsi-fungsi pedagogik berkenaan dengan penerapan ilmu pengetahuan tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar. Keseluruhan aktivitas keduanya terangkum pada makna kata pembelajaran. kegiatan pembelajaran terdapat dua ranah yang penting untuk kita bedakan. Pertama,
bagaimana
fungsi-fungsi
manajemen
berproses
dalam
pengorganisasian kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini lembaga pendidikan mengembangkan kegiatan perencanaan, melaksanakan, melakukan kegiatan monitoring atau pengawasan, melaksanakan evaluasi, dan perbaikan mutu. Dalam pengelolaan standar, pada tiap fungsi manajemen dapat ditetapkan pula standarnya yang ditunjukan dengan indikator dan kriteria keberhasilannya. Komponen yang kedua menjalankan fungsi pedagogik. Ranah ini berkenaan dengan bagaimana sekolah atau pendidik memahami tentang hakekat belajar, bagaimana siswa belajar, bagaimana informasi siswa kuasai. Hal penting lain ranah pedagogis ini sangat erat pula kaitannya dengan mekanisme fisik dan psikologis siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Standar pada ranah pedagogis dapat dikembangkan indikatorindikator yang berkaitan dengan daya serap siswa seperti kriteria ketuntasan minimal, aktivitas siswa belajar, kesungguhan belajar yang ditunjukkan dengan keterfokusan perhatian, suasana belajar yang menyenangkan, menantang, dan memberi ruang gerak pada tumbuhnya
44
inisatif baru atau berkembangnya gagasan baru sebagai penyempurnaan dari model yang sudah ada. Kompetensi yang perlu pendidik miliki dalam mengoptimalkan hasil belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani manajemen pembelajaran yang berkaitan dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, penyelenggaraan kegiatan, monitoring, evaluasi dan perbaikan. Sedangkan dalam wilayah pedagogis pendidik perlu mengembangkan kemampuan untuk mamahami siswa belajar dan menentukan strategi mengajar agar proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa belajar. Targetnya adalah agar siswa mempelajari apa yang guru ajarkan dan memperkaya dengan pelajaran yang belum guru ajarkan (Penglolaan pembelajaran, 2014:2). Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai guru), baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan. Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan guru pada suatu lembaga. Untuk mendapatkan guru yang sesuai dengan kompetensi pedagogi, dilakukan kegiatan rekruitmen, yaitu usaha mencari guru yang baik dan tercakap. Pengorganisasian
senantiasa
menginginkan
agar
guru-guru
meningkatkan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi pedagogi adalah balas jasa
45
yang diberikan kepada guru, yang dapat dinilai dengan menggunakan uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Tugas Kepala Sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan guru secara pribadi. Secara normatif, dalam UU No 14 Tahun 2005 bab 1 Ketentuan umum pasa 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jika kita perhatikan secara kontekstual isi pasal tersebut, maka tugas guru selain telah terinci diatas, sesungguhnya tidak bisa di lepaskan dengan kegiatan administrasi. Guru adalah orang yang menjalankan tugas-tugas administrasi sistem sekolah yang menyangkut segala rangkaian program kegiatan, baik kegiatan yang terencana maupun kegiatan insidental guna mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang diinginkan. Dijelaskan dalam pasal 29 ayat 1, juga dijelaskan bahwa guru meupakan bagian dari tenaga pendidikan. Yaitu “tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan
administrasi,
penglolaan,
pengembangan
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada suatu pendidikan”. a. Guru Sebagai Perencanaan
46
Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan (Usman, 2006:49). Menjadi seorang administrator, berarti tugas guru ialah, merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi, dan mengevaluasi program kegiatan dalam jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang yang menjadi pereoritas tujuan sekolah. Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan utama sekolah, maka tugas perancng yaitu: menyusun kegiatan akademik, (kurikulum dan pembelajaran), menyusun kegiatan kesiswaan, menyusun kegiatan sarana-prasarana dan mengestimasi sumber-sumber pembiayaan operasional sekolah, serta menjalin hubungan dengan orng tua, masyrakat dan instansi terkait. Guru dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru, yaitu: 1) Mengerti dan memahami visi-misi dan tujuan lembaga sekolah atau madrasah. Guru dapat menjabarkannya kedalam sebuah isi (countent),
menyusun
kegiatan
kesiswaan,
penciptakan
kultur/budaya sekolah, serta membangun penguatan kelembagaan yang sehat dan berkualitas. 2) Mampu menganalisis data-data yang terkait masalah perubahan kurikulum, perkembangan peserta didik, kebutuhan sumber belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran, perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi.
47
3) Mampu peroritas program sekolah secara terukur dan sistematis, seperti rekruitmen siswa, masa orientasi siwa, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi. b. Guru sebagai Pengorganisir (Organizing) guru sebagai organising merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Pengorganisasian adalah proses kerja sama untuk mencapai tujuan secra evektif dan efesien. Sebagai organising, guru harus bisa mengorganising dalam sistem pembelajaran. Guru perlu pengorganising dengan tujuan antara lain: (1) mengatasi terbatasnya kemampuan sumber daya pengajaran yang dimilikinya dalam mencapai tujuan pembelajaran, (2) mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien, (3) mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki oleh guru c. Guru Sebagai Penggerak (Actuating) Guru juga dikatakan sebagai pengorganisasian, yaitu mobilisator yang mendorong dan menggerakkan sistem organisasi sekolah. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual dan keperibadian yang kuat. Kemampuan intelektual, misanya: punya jiwa visioner, jiwa kreator, jiwa peneliti, jiwa rasional/cerdik jiwa untuk maju. Sedangkan keperibadian seperti: wibawa, luwes, adil dan bijksana, arif dan jujur, sikap obyektif dalam mengambil keputusan, tolenransi dan tanggung jawab.
48
Sebagai pengorganisasian, guru bukanlah penonton melainkan pemain utama. Dikatakan pemain utama karena profesi guru adalah pembaharu sekaligus kreator yang menciptakan perubahan dan kemajuan sekolah. Guru harus berguna bagi murid dan warga sekolah. Untuk mendukung cita-cita reformasi birokrasi dan administrasi pendidikan, seorang guru harus siap menghadapi perubahan dan rela melakukan perubahan dalam pendidikan. d. Guru sebagai pengawasan (Controlling). Guru juga dikatakan sebagai pengawasan, yaitu untuk mengawasi murid-muridnya dalam keaktifan pembelajaran berlangsung. Tingkat keberhasilan murid tentunya tidak lepas dari pengawasan dari guru saja tetapi pengawasan dari kepala sekolah juga. Agar kinerja guru dalam pengajaran menjadi aktif dan berhasil pengawasan sangat diperlukan dengan tujuan keberhasilan guru dan murid sama-sama berjalan sesuai yang diinginkan. Untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang telah dikerjakan guru dalam sistem sekolah. Peran ini penting, karena guru sebagai pelaku utama dalam menentukan pilihan-pilihan serta kebijakan yang relevan demi kebaikan sistem yang ada disekolah, baik itu menyangkut kurikulum, pengajaran, sarana-prasarana, regulasi, sasaran dan tujuan, hingga masukan dari masyarakat luas. Seorang guru harus terus-menerus melakukan pengawasan baik ke dalam maupun ke luar sekolah, guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Pengawasan ke dalam (internal) ditujukan untuk melihat
49
kembali tingkat keberhailan dan kelemahan yang dihadapi sekolah, misalnya: a. visi, misi tujuan dan sasaran, b. kurikulm, c. pendidikan dan tenaga kependidikan, d. dana, sarana prasarana, regulasi, organisasi. Sementara evaluasi (eksternal) ditujukan untuk melihat peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah, misalnya: a menjaga kepercayaan masyarakat, b memahami harapan para orang tua siwa, c memahami dampak iptek dan informasi dan d. pengaruh dari lingkungan sosial. Manfaat dari pengawasan adalah untuk mengetahui kinerja guru, baik dari segi kekurangan maupun sudah sesuai yang di inginkan dan untuk memperbaiki kinerja yang akan datang.
50
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak Geografis MTs NU Salatiga MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Kementerian Agama Kota Salatiga yang berada di tengah-tengah Kota Salatiga, tempatnya dijalan kartini No.02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaman/taman 186 m2, lapangan olah raga 400 m2, kebun 600 m2, dan untuk lain-lain 2297 m2. Sedangkan batas wilayah sebagai berikut: Tabel 3.1 Batas bangunan wilayah MTs NU Salatiga No 1 2
Arah Sebelah utara Sebelah timur
Posisi berbatasan dengan Jalan Kartini. berbatasan dengan toko besi Maju Jaya
51
3 4
Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki Sumber:buku tanah Hak Milik Wakaf Seluas Tanah 343M2 Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Salatiga memiliki
banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan raya. 2. Sejarah Singkat MTs NU Salatiga MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1957 dengan NSS 212337301001 m2. MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokohtokoh Islam pada waktu itu antara lain: a. K.H. Zubair, b. K.H. Badrudin Honggowongso, c. K.H. Ghufron, d. K.H. Kasmuni, dan e. K.H. Zainudin. Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam Pahlawan No.02 Salatiga. Melalui usaha para tokoh dan pengurus YAIMAM selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung dan dari Kanwil Kementerian Agama Islam Jawa Tengah memberikan ijin pendirian sekolah dengan S.K.No.K/2035/111/75, tanggal 01 Januari 1975 di Jalan Kartini No.02 Salatiga. Sumber: sejarah MTs NU Salatiga yang termuat daam akte pendirian tanggal 01 Januari 1975.
52
Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun perlahan-lahan kebutuhan kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu MTs NU Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya. Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui dengan S.K.No. WK/5C/PP.CO.5/1390/1993. Sejak itulah lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat Dokumentasi MTs NU Salatiga. Sesuai penerapan kurikulum baru satuan pendidikan, MTs NU Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan. 3. Identitas MTs NU Salatiga Data identitas MTs NU Salatiga dapat ditampilkan dengan tabel berikut: Tabel 3.2 Daftar Identitas MTs NU Salatiga a. Nama Madrasah
: MTs. Nahdlatul Ulama
b. Nama Yayasan
: Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM)
c. NSM/NPSN
: 121.2.33.73.0002/20341452
53
d. Alamat
: Jalan Abdul Wahid
Desa
: Mangunsari
Kecamatan
: Sidomukti
Kabupaten/Kota
: Salatiga
Propinsi
: Jawa Tengah
besambung..... sambungan..... Kode Pos
: 50721
e. No. Telepon
: (0298)324255
f. Status Madrasah
: Swasta
g. Tahun Didirikan
: 1957
h. Akreditasi i. Kepala Madrasah
: B : Drs. Muh Syamsul, M.PdI.
j. Kepala Urusan Tata Usaha
: Rio Abinowo
Sumber: laporan akreditasi madrasah yang termuat dalam akte madrasah 4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga a. Visi MTs NU Salatiga Visi MTs NU Salatiga adalah raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS). b. Misi MTs NU Salatiga Misi MTs NU Salatiga adalah: 1) Melasanakan pendidikan yang berpegang pada tuntutan agama, 2) Membentuk pribadi yang berpendidikan, 3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi, dan
54
4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olah raga, keterampilan, seni dan teknologi. c. Dasar Pengembangan MTs NU Salatiga Dasar Pengembangan MTs NU Salatiga adalah: 1) Meningkatkan mutu hail pembelajaran minimal sama SMP Salatiga, 2) Penataan bangunan sesuai sate plang, dan 3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikan yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah d. Arah Pengembangan MTs NU Salatiga Arah Pengembangan MTs NU Salatiga adalah: 1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk kesekolahsekolah faforit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah. 2) Mempersiapkan siswa: a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri c) Membekali anak didik dengan penguasaan IPTEK yang hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek pengalaman ibadahnya sebagai ciri khusus madrasahnya.Memberdayakan sera meningktkan kemampuan guru dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas.
55
e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara optimal mungkin (buku-buku/perpustakaan, laboratorium,/praktek sarana ibadah, seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka, dan sebagainya. f) Menanamkan minat baca pada siswa-siswa sejak dini untuk menambah wawasan siswa. a. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs NU Salatiga adalah: 1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal. 2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijdikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri. 3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. 4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahas arab yang memadai 5) Hasil yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM MTs NU Salatiga Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM DI MTs NU Salatiga adalah: a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantap, b) Nasionalisme dan patriotisme dan berkebperibadian pancasila, c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan, d) Wawasan IPTEK yang mendalam, e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan
56
yang baik, f) Disiplin yang tinggi, g) Kondisi fisik yang prima, h) Gemar membaca dan menulis, dan i) Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Perkembangan dan Pelaksanaan Kurikulum MTs NU Salatiga Perkembangan dan pelaksanaan kurikulum MTs NU Salatiga dengan berlakunya Undang-undang Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan
segala
peraturan
pemerintah
seebagai
pedoman
pelaksanaannya, maka kurikulum Madrasah Tasanawiyah telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain: 1) KBK, 2) KTSP, dan 3) Tahun 2014/2015 kelas VIII-IX memakai kurikulum KTSP sedangkan kelas VII memakai kurikulum 2013.
57
c. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Struktur oganisasi di MTs NU Salatiga dapat ditampilkan dengan bagan berikut: YAYASAN H. SONWASI. R, B. A
hh KEPALA MADRASAH Drs. Muh Syamsul, M.Pd
KEMENAG
DISDIKPORA
KOORDINATOR TU Rio Abinowo
WAKA KURIKULUM Su’udi
Wali kekas VII A Sri Supadmi
WAKA KESISWAAN Arzukoh, S. Ag
A Wali kekas VII B Sunarto S.S, Spd
WALI KELAS VIII D M. Nur. F, S. PdI
WAKA HUMAS Ali Munabah., S.Pdi
WAKA SARPRAS Ahmad Aari, Spd
A Wali kekas VII C Busyaeri
WALI KELAS VIII A Uswatun H, S. PdI
WALI KELAS IX A Fatimah, S. Pd
WALI KELAS IX B Zahara L, S. Pd
WALI KELAS VIII B Muhtadi, Spd
WALI KELAS IX C Kadarwati, S. Pd
GURU
SISWA
: Garis komando .........................
: Garis Kordinasi Bagan I
Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Tahun 2013/2014
58
WALI KELAS VIII C Avivah, S.H.i
Sumber : Laporan personalia organisasi MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan bagan di atas, dapat dideskripsikan tentang tugas dan tanggungjawab masing-masing jabatan: a. Kepala Madrasah Tugas pokok kepala madrasah adalah memimpin, mengatur pelaksanaan administrsi madrasah dan seluruh kegiatan pendidikan serta pengajaran. Uraian tugas
kepala madrasah,
meliputi: mengatur
penyelenggaraan pendidikan di madrasah, mengatur penyelenggaraan urusan kepegawaian, mengatur penyelenggaraan urusan keuangan di madrasah
dan
mengatur
penyelenggaraan
urusan
sarana
dan
perlengkapan madrasah. b. Wakil Kepala Madrasah Tugas pokok wakil kepala madrasah adalah membantu tugas sehari-hari
kepala
madrasah,
meliputi:
menyususn
program
pembinaan/kegiatan kesiswaan/OSIS, membimbing dan mengarahkan dan mengendalikan kegiatan siswa/OSIS dalam rangka meningkatkan disiplin tata tertib, membmbing mengarahkan mengendalikan persiapan pemilihan pengurus-pengurus OSIS, menyelenggarakan latihan dasar kepemimpinan madrasah, mengkoordinir membina dan mengawasi kegiatan upacara bendera.
59
c. Wakil Kepala Madrasah Urusan Kurikulum Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan kurikulum adalah membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugas wakil kepala madrasah urusan kurikulum, meliputi: menyusun program pengajaran, menyusun pembagian dan tugas guru, menyusun jadwal pelajaran, menyusun penjabaran kalender pendidikan, menyusun dan mengelola evaluasi belajar. d. Wakil Kepala Madrasah Urusan Humas Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan humas adalah membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun urusan tugasnya, meliputu: mengusahakan kesejahteraan guru dan karyawan, mengadakan konsultasi atau home visit dengan wali siswa, mengadakan konsultasi dengan pengurus BP-3, menyusun rencana fisik bersama dengan pengurus BP-3, mengadakan konsultasi dengan tokoh masyarakat. e. Wakil Kepala Madrasah Urusan Sarana dan Prasarana Tuga pokok wakil kepala madrasah urusan sarana dan prasarana adalah membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugas wakil kepala madrasah urusan sarana dan prasarana, meliputi: menyusun program pengadaan pemeliharaan dan pengamanan barang inventaris khususnya yang berkaitan dengan KBM, mendayagunakan sarana dan prasarana, merencanakan teknik pemeliharaan sarana prasarana. f. Tugas BP/BK
60
Tugas pokok BP/BK adalah mengelola pelaksanaan program bimbingan dan penyusunan serta bimbingan karier kepada siswa. Adapun uraian tugas BP/BK, mengumpulkan data pribadi siswa, mengamati siswa sehari-hari, mengadakan konsultasi dengan wali kelas, guru dan orang tua siswa, menelusuri latar belakang siswa. g. Tugas Kepala Tata Usaha Tugas pokok kepala tata usaha adalah mengatur pelaksanaan tata tertib usaha dan rumah tangga termasuk perpustakaan, laboratorium serta tugas lain yang bersifat pelayanan pendidikan. Adapun uraian tugas kepala tata usaha, meliputi: menerima, mencatat dan meneruskan surat masuk dan keluar, melakukan penelitian dan pengadaan, mengoreksi surat-surat yang telah selesai diketik, mengatur memelihara, dan mengamankan arsip, menghimpun, peraturan perundang-undang surat keputusan instruktur dan edaran. h. Tugas Wakil Kelas Tugas pokok wali kelas adalah mengelola kelas menjadi tanggung jawabnya, pengisian daftar nilai siswa, membuat catatan khusus tentang siswa, pencatatan mutasi siswa dan pengisian buku laporan pendidik i. Tugas Guru Tugas pokok guru adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran di madrasah. Adapun urain tugas guru, meliputi: membuat program smester, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal pelajaran, menciptakan situasi belajar yang aktif, mengevaluasi proses
61
belajar mengajar secara terus menerus, sedangkan remedial/perbaikan nilai, pengayaan dan tindakan lanjut.
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MTs NU Salatiga a. Data Guru Data status guru di MTs NU Salatiga sesuai dengan bidang studi masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Daftar Guru MTs NU Salatiga No Nama
Status
Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Drs. Muh Syamsul., M, PdI Busyaeri Siti Fatimah., S. Pd. Sri Supadmi Arzuqoh., S, Ag Su’udi
DPK GTY DPK GTY GTY
S2 SLTA S1 SLTA S1
GTY
SLTA
7. 8. 9. 10 11. 12 13 14
GTY GTY GTY DPK DPK GTY DPK
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2
GTY
S1
15 16 17 18
Achmad Asari, S. Pd Uswatun Hasanah., S. PdI Ali Munabah., S. PdI Muhtadi., S, Pd Kadarwati., S. Pd Khurotul aini., S. Pd Drs, Tulusmono, S,Pd., M, Si M. Nur Fatkhurohmad, S, PdI Sunarto sri subowo, S, Pd Avivah, SHI Muntamah, S, PdI Madlkur rohman, S, Pd
GTY GTY GTY
S1 S1 S1
QTY
S1
19
Muhammad
GTY
S1
Nasirudin,
S,
62
Bidang studi FIQIH Qur’an hadis IPA SBK/Kesenian PPKn Bahasa Indonesia Bahasa jawa Bahasa Inggris Bahasa Arab IPS Biologi TIK Matematika Ahidah Ahlak Olah Raga SKI Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Fiqih/Ahidah
PdI Ahlak 20 Mustika kurnia sari, S, Pd GTY S1 Matimatika 21 Rini Kusuma Dewi, S, Pd DPK S1 1PA 22 Budi Darmoko, S, Pd DPK S1 IPS Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani oleh kepala sekolah Keterangan DPK : Guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta GTY : Guru tetap yayasan 2) Data Karyawan status karyawan di MTs NU Salatiga sesuai dengan jabatan masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Daftar Karyawan MTs Nu Salatiga N o 1. 2. 3. 4.
Nama
Rio abinowo Luluk mudhiati Paini Iin indah kurniawati, A, Ma 5. Ngatman 6. Mugi Sumber: Laporan akreditasi oleh kepala sekolah Keterangan
Status
Pendidikan
Jabatan
PTY PTY PTY PTY
SLTA D2 SLTA SLTA
Ka, TU Staf TU/Perpustakaan Staf TU Staf TU/ Bendahara
PTY SD Penjaga PTY SLTP Kebersihan madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani
PTY : Pegawai Tetap Yayasan 3) Data Siswa MTs NU Salatiga Data siswa tahun 2014/2015 di MTs NU Salatiga sesuai dengan wali kelas masing-masing, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Data Siswa MTs Nu Salatiga No
Kelas
Jumlah
Wali kelas
1
VII A
32
Muntamah, S,PdI
63
2 3 4 5 6 7 8 9
VII B 31 VII C 31 VII D 29 VII E 29 VIII A 29 VIII B 28 VIII C 29 IX A 33 bersambung.......
Muhtadi, S,Pd Achmad Asari, S,Pd Madlkur Rohman, S,Pd Khurotul Aini, S,Pd Busyaeri Avivah, S,HI Sri Supadmi Siti Fatimah, S, Pd
sambungan....... 10 IX B 30 Su’udi 11 IX C 30 Ali Munabah, S, PdI 12 IX D 31 Uswatun Hasanah, S,PdI Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani oleh kepala sekolah 4) Sarana dan Prasarana MTs NU Salatiga Sarana dan prasarana adalah suatu yang sangat penting dalam pendidikan
atau
mengoptimalkan pengajaran,
proses
belajar
keberhasilan
sarana
dan
mengajar.
pendidikan prasarana
Dalam
dan
rangka
prasarana
penunjang
dan
keberhasilan
pengajaranpun tidak dapat dipisahkan karena keberadaan sarana dan prasarana akan menjadikan proses belajar dan pengajaran berjalan dengan lancar. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs NU Salatiga sebagai berikut: Tabel 3.6 Kondisi MTs NU Salatiga No
Nama
1
Tanah a. Berstatus b. Luas Bangunan a. Status
2
Keterangan
Hak Milik Wakaf 4697 m¹ Milik Sendiri
64
b. Luas c. Keadaan Gedung d. Keadaan Ruang Belajar 1) Ruang Belajar 2) Ruang Laboratorium 3) Ruang. Perpustakaan 4) Ruang UKS 5) Ruang Pramuka 6) Ruang Tamu 7) Ruang Kepala sambungan.....
1214 m¹ Permanen 12 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang
2
Bangunan a. Status Milik Sendiri b. Luas 1214 m¹ c. Keadaan Gedung Permanen d. Keadaan Ruang Belajar 8) Ruang Belajar 12 Ruang 9) Ruang Laboratorium 1 Ruang 10) Ruang. Perpustakaan 1 Ruang 11) Ruang UKS 1 Ruang 12) Ruang Pramuka 1 Ruang 13) Ruang Tamu 1 Ruang 14) Ruang Kepala 1 Ruang 15) Ruang TU 1 Ruang 16) Ruang MCK 3 Ruang 17) Ruang Musholla 1 Ruang 18) Ruang Gudang 1 Ruang ¹ Peralatan Madrasah a. Meja Guru 26 Buah b. Kursi Guru 40 Buah c. Meja siswa 300 Buah d. Kursi siswa 358 Buah e. Komputer 9 Buah f. Almari 9 Buah g. Tape recorder 2 Buah h. Sound System 1 Buah i. Mega phone 1 Buah j. Mesin ketik 2 Buah k. Print 2 Buah 4 Peralatan Pramuka Tenda 4 Buah Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 ditandatangani oleh kepala sekolah
65
yang
5) Kegiatan Ekstrakurikuler MTs NU Salatiga Kegiatan ekstrakurikuler di Mts NU Salatiga wajib diikuti dan ada juga yang tidak wajib diikuti, karena hanya tambahan dan waktu pelaksanaannya diluar jam pelajaran sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk menambah dan mengembangkan bakat para siswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler MTs Nu Salatiga No
Nama kegiatan ekstrakurikuler
Pengampu
1 Pramuka ekstrakurikuler (wajib) 2
Pencak silat
3 4 5 6
PMR Qiro’ah Olahraga Baca Tulis Al Qur’an
1. 2. 3. 1. 2.
M. Nur Fatkhurohmad, S,PdI Sunarto Sri Subowo, S,Pd Mustika Kurnia Sari, S,Pd Muadzim Tim Pagar Nusa Sri Supadmi Kusno., M,PdI M. Nur Fatkhurohmad, S,PdI 1. Sunarto Sri Subowo, S,Pd 2. Busyaeri
Sumber: Laporan akreditasi madrasah tahun 2014/2015 yang ditandatangani oleh kepala Seklah B. Temuan Penelitian Temuan penelitian antara lain: 1. Perencanaan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga Merencanakan kompetensi pedagogi dalam fungsi manajemen yang meliputi beberapa komponen antara lain: tujuan, menyusun rencana, menentukan, dan membandingkan. a. Tujuan Perencanaan Pembelajaran
66
Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Tujuan
perencanaan
pembelajaran dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan tujuan
disesuaikan
dengan
silabus.
Contoh:
ketika
ingin
merencanakan pengajaran dalam pembelajaran menetapkan materi harus berdasarkan urutan materi tersebut yang sudah disesuaikan dalam silabus. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Tujuan perencanaan pembelajaran yaitu siswa sebagai subyek pendidikan mendapat porsi yang besar untuk menentukan tujuan pembelajaran, tujuan
harus
disesuaikan
silabus.
Dalam pencapaian
tujuan
perencanaan pembelajaran, siswa harus memilih materi yang sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh: siswa belajar membuat materi yang disesuaikan judul. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia. Tujuan perencanaan
pembelajaran
dengan
cara
melihat
indikator
pembelajara. Contoh: menetapkan tujuan perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan indikator materi pembelajaran yang sudah ditetapkan. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Tujuan perencanaan pembelajaran adalah menetapkan tujuan dengan cara melihat indikator pembelajaran. Contoh: merancang materi disesuaikan dengan silabus yang sudah ada. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Tujuan perencanaan pembelajaran adalah dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Contoh: untuk menetapkan tujuan
67
pembelajaran harus seseuai dengan silabus yang sudah ditentukan kemudian guru mengembangkkannya. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Tujuan perencanaan pembelajaran menetapkan tujuan dengan cara melihat indikator-indikator pembelajaran. Contoh: untuk menentukan rencana pembelajaran guru harus menyiapkan bahan materi yang disesuaikan dengan silabus. b. Menyusun/merumuskan Perencanaan Pembelajaran Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
fiqih.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara membuat RPP materi yang sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab tentang hal-hal yang membatalkan sholat. Bapak (MF) guru mata pelajaran
aqidah
akhlak.
Menyusun/merumuskan
perencanaan
pembelajaran dengan cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Memahami karakter siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: bab akhlak terpuji. Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang akhlak terpuji. Bapak
(MH)
guru
mata
pelajaran
bahasa
Indonesia.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat tujuan pembelajaran kemudian membuat materi bahan pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab membuat karangan bebas sesuai dengan pengalaman menarik yang
68
pernah di alaminya. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP dan
dengan cara melihat tujuan pembelajaran dan silabus.
Contoh: memahami benda-benda di angkasa. Ibu
(AV)
guru
mata
pelajaran
bahasa
inggris.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dan disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab reading. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran adalah dengan cara melihat tujuan pembelajaran yang akan disampaikan harus disesuaikan dan dengan melihat silabus. Contoh : Bab ayat yang menjelaskan tentang pendidikan dengan disertai dalilnya. c. Menentukan Perencanaan Pembelajaran Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
fiqih.
Menentukan
perencanaan pembelajaran sudah ada aturan dalam silabus. Untuk itu menentukan perencanaan pembelajaran harus mengikuti aturan dalam silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan di urutkan sesuai dengan silabus. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menentukan perencanaan pembelajaran adalah menganalisis dari berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa, komposisi harus tepat. Contoh: materi yang ditentukan harus tepat. Bapak (MH)
69
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Menentukan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat silabus terlebih dahulu, kemudian disesuaikan dengan silabus. Contoh: materi yang sudah dipersiapkan harus ditetapkan sesuai dengan judul. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Menentukan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat silabus. Contoh: judul yang sudah dibuat kemudian ditentukan sesuai dengan silabus. Ibu (AV) Guru mata pelajaran bahasa inggris. Menentukan pembelajaran tentunya setelah menyusun perencanaan pembelajaran dan kemudian menentukan pembelajaran dengan disesuaikan dengan RPP yang sudah dibuat. Contoh: materi yang sudah dibuat kemudian ditetapkan sesuai silabus. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Menentukan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan kemudian ditetapkan sesuai dengan urutan masing-masing sesuai dengan silabus. d. Membandingkan Perencanaan Pembelajaran Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
aqidah
akhlak.
Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat berbeda. Bila direncanakan tentunya hasilnya maksimal, sedangakan apabila belum direncanakan tentunya hasilnya kurang Maksimal. Contoh: RPP yang sudah diserahkan untuk di koreksi kepala sekolah hasilnya sudah baik. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah
70
akhlak. Membandingkan perencanaan pembelajaran tentunya sesudah di rencanakan terlebih dahulu, kemudian melaksanakan tahapantahapan baku, tetapi bila tidak direncanakan maka hasilnya akanmengalir seperti air yang hanya monoton saja. Contoh: menjelaskan materi hanya sesuai dengan silabus saja tanpa dikembangkan. Bapak
(MH)
guru
mata
pelajaran
bahasa
Indonesia.
Membandingkan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat KBM. Bila direncanakan hasilnya baik begitu juga sebaliknya bila tidak direncanakan hasilnya kurang baik. Contoh: materi harus disesuaikan dengan KBM kemudian guru mengembangkannya bagi yang sudah direncanakan. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Untuk membandingkan hal-hal yang direncanakan dengan yang belum direncanakan tentu hasilnya berbeda, lebih maksimal yang direncanakan. Contoh: guru yang sudah menyiapkan materi pembelajarannya tentu akan mempermudah dalam menyampaikan materi. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Membandingkan perencanaan pembelajaran
anata yang direncanakan dengan yang
tidak direncanakan pastinya hasilnya lebih baik yang direncanakan. Contoh: Guru terlihat belum siap dalam menyampaikan materi yang diajarkannya. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Membandingkan perencanaan yang sudah direncanakan dengan yang
71
belum direncanakan tentunya dengan cara melihat dalam KBM. Contoh: materi yang belum direncanakan pasti akan jauh dari hasil KBM.
2. Mengorganisir pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga. Mengorganisir fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru yang meliputi pengarahan dan komunikasi. a.
Melakukan Pengarahan Pembelajaran Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran tersebut. Contoh: Sholat adalah sebagai tiang agama, jadi seseorang telah meninggalkan sholat maka imannya akan runtuh. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk, mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Contoh: belajara kelompok diskusi kelas dengan cara memindah tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Bapak
(MH)
guru
mata
pelajaran
bahasa
Indonesi.
Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dengan memberikan pengarahan sesuai dengan materi. Contoh: materi yang disampaikan hrus dijelaskan secara detail untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran tersebut.
72
Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajara. Contoh: sebelum materi disampaikan guru menjelakan poin-poin yang ada dalam materi tersebut. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Contoh: siswa harus benar- benar siap dan fokus untuk memulai pelajaran tersebut. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Contoh: siswa harus benar-benar fokus dalam mengikuti pembelajaran untuk memudahkan masuknya materi pembelajaran yang harus dicapai siswa tersebut. b. Komunikasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
fiqih.
Komunikasi
pembelajaran terhadap peserta didik dengan cara melakukan komunikasi
dalam
pembelajaran
dan
di
lingkungan
sekolah.
Komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan siswa dapat diterapkan waktu di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Contoh: guru datang kesekolah terlebih dahulu kemudian memberikan salam siswa satu-persatu. Dengan adanya komunikasi antara guru dengan siswa dapat mempererat kedekatan antara guru dengan siswa. Bapak (MF)
73
guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan komunikasi dalam pembelajaran dengan cara mengembangkan komunikasi baik waktu di dalam lingkungan sekolah dan di luar sekolah. Contoh: Komunikasi di luar sekolah melalui elektronik. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Melakukan komunikasi dalam pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyanggah pendapat. Contoh: apabila penyampaian materi belum jelas guru bersedia mengulang kembali materi tersebut sampai siswa benar-benar sudah jelas. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Melakukan komunikasi dalam pengorganisasian dengan memberikan pertanyaan atau memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Contoh: melakukan tanya jawab setelah materi di sampaikan. Ibu (AV) Guru mata pelajaran bahasa Inggris. Komunikasi antara siswa dengan guru harus selalu terjaga, apabila guru dengan siswa komunikasinya baik maka siswa akan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Contoh: menjadi teman curhat siswa. Bapak (BS) guru mata pelajaran AlQur’an hadis. Komunikasi guru dengan siswa harus saling terjaga untuk
mempermudah
dan
melancarkan
pembelajaran
seperti
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Contoh: tegur sapa antara guru dengan siswa.
74
3. Penggerakan pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga. Menggerakkan pada fungsi manajemen kompetensi pedagogi meliputi beberapa komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan, dan mengambil langkah. a. Pemberian Tugas Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok. Diberikan setelah penjelasan selesai.Contoh: tugas harus disesuakian dengan materi. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Memberikan tugas melalui pengarahan tugas, baik secara individual atau kelompok. Contoh: siswa mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang disampaikan guru. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Memberikan tugas kepada siswa dan tugas diberikan waktu 30 menit dari waktu KBM. Contoh: siswa mengerjakan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan guru. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Memberikan tugas siswa sesuai dengan materi dan dibagikan sesudah materi pembelajaran: Contoh: guru menjelaskan materi tentang mengetahui benda-benda angkasa, pemberian tugas juga harus sesuai
75
dengan materi tersebut. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Siswa diberi tugas sesuai dengan materi yang sudah dijelaskan tersebut, kemudian diberikan soal sesudah selesai pembelajaran. Contoh: guru harus memberikan tugas kepada siswa untuk melatih kemampuan siswa. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Pemberian tugas disesuaikan dengan materi dan diberikan waktu yang ditentukan. Contoh: siswa mengerjakan soal sesuai dengan waktu yang ditentukan. b. Penjelasan Materi Pembelajaran Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menjelaskan materi pembelajaran harus yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah siswa dalam menerima materi.Contoh: materi tentang sholat harus dijelaskan dari mulai dasar sampai selesai bab tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menjelaskan pembelajaran diusahakan harus jelas dan mudah difahami siswa sehingga dapat memberi gambaran aplikasi dari semua pembelajaran dalam tindakan keseharia. Contoh: Dalam menmjelaskan tidak boleh menggunakan kosa kata yang tidak bisa dimengerti siswa. Bapak
(MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia.
Menjelaskan materi dengan disesuaikan dengan RPP. Contoh: materi membuat karangan bebas.guru juga harus menjelaskan materi tersebut, tidak boleh menjelaskan yang keluar dari materi tersebut. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Menjelaskan materi
76
dengan cara disesuaikan dengan RPP. Contoh: materi sholat, ketika menjeaskan juga harus materi sholat. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa
Inggris.
Menjelaskan materi harus
disesuikan dengan
RPP.Contoh. Materi harus jelas tidak boleh membuat materi sendiri tanpa melihat prosedur silabus. Menurut Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. penjelasan materi harus jelas untuk mempermudah siswa menerima penjelasan tersebut. Contoh: guru harus menyampaikan poin-poin dalam pembelajaran tersebut,untuk mempermudah siswa menerima materi tersebut, c. Mengambil Langkah Atas Penyimpangan Yang Mungkin Ditemukan Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengambil langkah atas penyimpangan yang mungkin ditemukan untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah pengecekan ulang. Contoh: Sebelum materi disampaikan guru mengecek ulang kembali RPP tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Jika masih relevan maka dilakukan, kalau tidak relevan maka menjadi masukan. Contoh: memperbaiki kembali hasil yang belum relevan. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa indonesia. Menghindari kemungkinan terjadi kesalahan dengan cara mengambil langkah dengan mengoreksi materi dan disesuaikan dengan RPP. Conto: sebelum materi disampaikn guru mengecek kemali RPP tersebut. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Mengoreksi kembali materi yang sudah dibuat: Contoh: mengecek
77
kembali mtaeri tersebut. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Menghindari dari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengambil langkah mengoreksi kembali hasil yang sudah dibuat. Contoh: mengoreksi kembali. Bapak (BS) guru mata pelajaran AlQur’an hadis. Hasil yang sudah dibuat dikoreksi kembali untuk menghindari kekurangan dan kesalahan yang terjadi. 4. Pengendalian kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga. Mengendalikan dalam fungsi manajemenn kompetensi pedagogi yaitu mengevaluasi. Bapak pembelajaran
(M.S) diambil
guru
mata
melalui
pelajaran
pemberian
fiqih. tugas
Mengevaluasi
sesudah
materi
disampaikan. Contoh: iswa diberi tugas untuk dikerjakan. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mengevaluasi proses pembelajaran dan memformulasikan program yang baru. Contoh: materi yang kurang lengkap di lengkapi kembali. Bapak (MH) guru mata peelajaran bahasa Indonesia. Mengevaluasikan keberhasilan ada pada indikator-indikator yang sudah ada. Contoh: Melalui pemberian tugas sesudah pembelajaran akan berakhir. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Memberikan ulangan dan memberikan analisis hasil ulangan harian. Contoh: tugas yang diberikan guru di beri nilai kemudian hasil di kembalikan lagi kepada siswa. Menrut Ibu (AV) Guru mata pelajaran bahasa Inggris. Memberikan tugas setiap akhir materi pembelajaran dan
78
membuat analisis hasil ulangan. Menurut Bapak (BS.) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Memberikan ulangan harian dan membuat analisis hasil ulangan.
5. kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru Kompetensi pedagogi guru meliputi delapan komponen antara lain: Kemampuan mengelola pembelajaran, pemhaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik. a.
Kemampuan Mengelola Pembelajaran Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara menyiapakan perenncanaan pembelajaran
(materi)
dan
mengembangkan
model-model
pembelajaran yang baru. Contoh: guru harus bisa menjelaskan materi yang sudah ditentukan. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan mengelola pembelajaran yaitu dengan cara membaca banyak refrensi pendidikan atau mencoba modelmodel pembelajaran yang baru. Contoh: materi akhlak terpuji. Guru harus bisa menjabarkan materi akhlak terpuji. Menurut Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara
79
mempersiapkan materi pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Contoh: materi membuat karangan bebas. Guru harus menguasai terlebih dahulu materi tersebut. Menurut Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Kemampuan mengelola pembelajaran dengan cara menguasai materi sesuai dengan RPP. Contoh:
Materi
yang
sudah
ada
guru
harus
bisa
mengembangkannya. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mampu mengelola pemebelajaran, dapat menguasai materi pemebelajaran, dan cara menjelaskannya mudah di fahami peserta didik. Contoh: materi reading. Guru harus jelas mengucapkan bacaannya, karena tulisannya tidak sesuai dengan ucapannya. Bapak (BS) guru mata pelajaran alqur’an hadis. Kemampuan mengelola pembelajaran dengan menyiapakan materi pembelajaran yna harus disesuaikan dengan silabus. b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal untuk dikerjakan dan dibatasi waktu
dalam mengerjakannya. Contoh:
pemberian soal guna untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan memahami peserta didik dengan cara melihat keaktifan peserta didik waktu pembelajaran berlangsung. Contoh: siswa yang aktif betanya,
80
maka siswa menguasai pembelajaran tersebut, tidak hanya itu saja, siswa juga diberi soal harian. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal untuk dikerjakan dan dalam mengerjakannya di batasi dengan waktu. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Pemahaman terhadap peserta didik dengan cara mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik dan mengetahui kreativitas peserta didik. Contoh: diberi tugas setelah selesai pelajaran. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahsa Inggris. Memahami peserta didik dengan cara melihat keaktifan mengikuti pelajaran dikelas. Contoh: siswa aktif bertanya dan aktif menjawab soal. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Pemahaman terhadap peserta didik sangat diperlukan bagi guru untuk mengetahui kecerdasan peserta didik selama dibangku sekolah. Cara memahai peserta didik dengan cara memberikan soal kepada peserta didik dan dalam pengerjaannya dibatasi waktu. c. Pengembangan Kurikulum Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Contoh: materi harus disesuaikan siabus dan berpedoman pada kurikulum. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan cara sinkronisasi kurikulum dengan
81
silabus. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Ibu (KW) guru ilmu pengetahuan alam (IPA). Mengembangan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mengembangkan kurikulum tentunya dengan cara menganalisis buku ajar. Bapak (BS) guru alqur’an hadis. Pengembangan kurikulum sangat penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan dan kelancaran pembelajaran. Tanpa adanya kurikulum, pembelajaran tidak akan berjalan. d. Perencanaan Pembelajaran Menurut Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara melihat silabus, kurikulum dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contoh: materi harus sesuai dengan RPP. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Merencanakan pembelajaran dengan cara melihat silabus, kurikulum, dan tujuan yang akan dicapai. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Untuk merencanakan pembelajaran dengan cara melihat silabus, kurikulum, dan tujuan pembelajaran. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan Alam ( IPA). Perencanaan pembelajaran dengan cara berpedoman silabus, menyusun indikator, menentukan tujuan, dan menyesuaikan dengan materi yang dibutuhkan (disesuaikan dengan langkah-
82
langkah yang sudah ditentukan). Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa
Inggris.Menyusun
program
berpedoman silabus. Bapak (BS)
pembelajaran
dengan
guru mata pelajaran alqur’an
hadis. Pembelajaran tidak lepas dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan dan kelancaran proses pembelajaran berlangsung maka guru mengajar harus menyiapkan RPP. e. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu meliputi pre tes (tes awal) dan post test (penilaian akhir). Penilaian awal meliputi: hasil ulangan harian, tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil tes akhir. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara memberi kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik untuk merangsang siswa mengingat pelajaran sebelumnya. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara diadakan penilaian awal dan penilaian akhir. Penilaian awal seperti ulangan harian, tugas harian, sedangkan tes akhir yaitu tes akhir smester.
83
Ibu (KW) guru mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam
(IPA). Pelaksanaan pembelajaran yag mendidik dan dialogis dengan cara memberikan soal yang sesuai dengan silabi. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis diadakannya tes awal dan tes akhir untuk mengetahui hasil anak didik yang di dapatkan selama satu semester. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Melaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara guru memberikan soal yang bersifat menjajaki kemampuan siswa. f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan guru untuk menunjang keberhasilan pencapaian
pembelajaran,
dengan
menggunakan
media
pembelajaran akan memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa juga akan mudah menerima materi yang disampaikan tersebut. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mewujudkan pembelajaran yang baik diperlukannya pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Memanfaatan teknologi pembelajaran sangan diperlukan untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran, siswa juga tidak
84
mudah jenuh. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPA). Memanfaatan teknologi pembelajaran tentunya menggunakan teknologi KBM, di sesuaikan dengan kebutuhan atau materi. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Memanfaatan teknologi
dalam
proses
pembelajaran
berlangsung
sangat
diperlukan untuk mempermudah proses penyampaian materi pembelajaran. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Memanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mempermudah dan kelancaran dalam menyampaikan materi. g. Evaluasi Hasil Belajar Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
fiqih.
Evaluasi
pebelajaran dengan cara diadakan ulangan harian, dan penilaian akhir.
Bapak
Pembelajaran
(MF)
guru
tentunya
mata
tidak
pelajaran
lepas
dari
aqidah evaluasi,
akhlak. untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan harian, tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Evaluasi hasil belajar diambil melalui ulangan harian dan penilaian akhir. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara membuat kesimpulan dan analisis secara klasikal, diberi soal sesuai materi pembelajaran. Ibu (AV) guru mata pelajaran bahasa Inggris. Melakukan evaluasi pembelajaran dengan cara diberikan soal
85
sesuai dengan pembelajaran dan membuat analisis soal. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Evaluasi hasil belajar diambil melalui ulangan harian, tes tengah smester, dan tes smester.
h. Pengembangan Peserta Didik Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Mengembangakan kemampuan
peserta
didik
dengan
cara
mengadakan
ekstrakurikuler, diadakan remedial, dan diadakan bimbingan konseling pendidikan. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dengan cara diadakannya remedial untuk memperbaiki hasil yang kurang baik, diadakannya kegiatan ekstra kurikuler untuk menunjang bakat dan kemampuan siswa, dan diperlukan adanya bimbingan konseling pendidikan. Bapak (MH) guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Pengembangan peserta didik untuk mengktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dengan diadakannya ekstrakurikuler untuk menunjang bakat dan kemampuan peserta didik. Ibu (KW) guru mata pelajaran ilmu pendidikan alam (IPA). Mengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya dengan diadakan kegiatan ekstra kurikuler, remedial dan bimbingan konseling pendidikan.
86
Ibu
(AV)
guru
mata
pelajaran
bahasa
Inggris.
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya yaitu dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Bapak (BS) guru mata pelajaran Al- Qur’an hadis. Mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya tentunya tidak lepas dari bimbingan dan pengarahan dari guru, untuk menunjang pengembangan potensi peserta didik dengan diadakan remidial, kegiatan ekstrakurikuler, dan diadakannya bimbingan konseling pendidikan. Penjelasan tentang fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga yang diterapkan menunjukkan bahwa dalam perecanan pembelajaran guru benar-benar menyiapkan materi sebelum guru mengajar atau pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
87
BAB IV PEMBAHASAN
1. Perencanaa manajemen pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga yang meliputi beberapa komponen antara lain adalah tujuan, menyusun rencana, menentukan dan membandingkan. a.
Tujuan Perencanaan Pembelajaran Untuk merencanakan tujuan perencanaan manajemen pada kompetensi
pedagogi
dengan
cara
melihat
indikator
dalam
pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Siswa sebagai subyek pendidikan mendapat porsi yang besar untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan indikator harus disesuaikan dengan silabus. Contoh: guru merancang tujuan dalam pembelajaran. b. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
88
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran adalah dengan cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dalam menyusun perencanaan manajemen kompetensi pedagogi diperlukan dengan cara memahami karakter siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: guru menyiapakan RPP yang disesuaikan dengan silabus. c. Menentukan Perencanaan Pembelajaran Menentukan perencanaan pembelajaran dalam pembelajaran sudah ada aturan di dalam silabus, kemudian mengikuti aturan dalam silabus. Menganalisis dari berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa komposisi harus tepat. Contoh: Membuat materi yang disesuaikan dengan judul dalam silabus. d. Membandingkan Perencanaan Pembelajaran Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat berbeda. Apabila direncanakan tentunya hasilnya maksimal, tetapi apabila belum direncanakan tentunya hasilnya kurang maksimal. Contoh : sebelum pembelajaran berlangsung guru harus menyerahkan RPP kepada kepala sekolah untuk memastikan hasilnya harus sesuai dengan silabus. 2. Mengorganisir manajemen pada kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga yang meliputi dua komponen antara lain pengarahan dan komunikasi.
89
a. Melakukan Pengarahan Pembelajaran Cara melakukan pengarahan pembelajaran bagi peserta didik dalam pengorganisasian adalah dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajara
tersebut.
mengarahkan
siswa
Kemudian sesuai
metode
mengatur
tempat
pembelajaran
duduk,
yang
akan
dilaksanakan. Contoh: materi akhlak terpuji, akhlak terpuji sangat penting dan harus diterapkan kepada siswa, karena pahala akan bertambah jika seseorang tersebut melakukan akhlak terpuji. Seperti; membantu orang lain, membersihkan kotoran yang ada di masjid. b. Komunikasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik Komunikasi dalam pembelajaran terhadap peserta didik adalah dengan cara melakukan komunikasi baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Komunikasi di dalam lingkungan sekolah
dengan
cara
memberikan
pertanyaan
atau
memberi
kesempatan siswa untuk bertanya. Sedangkan komunikasi di luar lingkungan sekolah dengan cara melalui elektronik.
Dengan
diadakannya komunikasi antar guru dengan anak didik dengan tujuan untuk mempererat kedekatan antara guru dengan siswa. Contoh: melakukan diskusi antara guru dengan siswa dengan bertukar pendapat.
90
3. Menggerakkan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga meliputi tiga komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan, dan mengambil langkah. a. Pemberian Tugas Pembelajaran Pemberian tugas dalam manajemen
kompetensi pedagogi
dengan cara memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok. Tugas diberikan waktu 30 menit dari waktu KBM dan diberikan tugas sesuai dengan materi. Contoh: siswa di beri tugas soal-soal untuk dikerjakan.
b. Menjelasan pembelajaran Menjelasan pembelajaran materi di usahakan yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah siswa dalam menerima materi, sehingga dapat memberi gambaran dan aplikasi dari semua pembelajaran dalam tindakan keseharian.Contoh: waktu menjelaskan guru tidak boleh menggunakan kosa kata yang sulit di c. Mengambil Langkah. Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah pengecekan ulang, mengoreksi materi, dan disesuaikan dengan RPP. Jika masih relevan maka dilakukan, apabila tidak relevan maka menjadi masukan. 4. Mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga adalah mengevaluasi. Mengevaluasi pembelajaran diambil melalui pemberian
91
tugas sesudah materi disampaikan. Keberhasilan dalam mengevaluasi pembelajaran ada pada indikator-indikator yang sudah ada dan membuat analisis hasil ulangan
5.
Kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru meliputi delapan komponen antara lain: Kemampuan mengelola pembelajaran, pemhaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi
pembelajaran,
evaluasi
hasil
belajar,
dan
pengembangan peserta didik. a. Kemampuan Mengelola Pembelaaran Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara menyiapkan perencanaan pembelajaran (materi) dan mengembangkan model-model pembelajaran yang baru. b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal untuk dikerjakan kemudian dibatasi waktu dalam mengerjakannya. Bisa juga melihat keaktifan peserta didik waktu pembelajaran berlangsung.
92
c. Pengembangan Kurikulum Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar dan kurikulum harus sinkronisasi dengan silabus.Pengembangan kurikulum sangat penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan dan kelancaran pembelajaran. Tanpa adanya kurikulum, pembelajaran tidak akan berjalan. d. Perencanaan Pembelajaran Untuk menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara melihat silabus, menyusun indikator kurikulum, menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyesuaikan dengan materi yang dibutuhkan (disesuaikan dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan) e. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu meliputi pre tes (tes awal) dan post test (penilaian akhir). Penilaian awal meliputi: hasil ulangan harian, tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil tes akhir. Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara memberi kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik untuk merangsang siswa mengingat pelajaran sebelumnya. f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan guru untuk menunjang keberhasilan pencapaian pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran akan memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa
93
juga akan mudah menerima materi yang disampaikan tersebut. Untuk mewujudkan
pembelajaran
yang baik
diperlukannya
pemanfaatan
teknologi pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang berkaitan dengan materi pembelajaran. g. Evaluasi Hasil Belajar Pembelajaran
tentunya
tidak
lepas
dari
evaluasi,
untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan harian, tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara membuat kesimpulan dan analisis secara klasikal diberi soal sesuai materi pembelajaran. Mengambil nilai dari pemberian tugas. h. Pengembangan Peserta Didik Untuk mengembangakan kemampuan
peserta didik dengan
cara
mengadakan ekstrakurikuler, diadakan remedial, dan diadakan bimbingan dan konseling pendidikan. Dengan adanya manajemen kompetensi pedagogi guru maka akan dapat meningkatkan semua aspek-aspek yang berkaitan dengan proses pendidikan di MTs NU Salatiga. Contoh: diadaknnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perencanaan manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga yang meliputi beberapa komponen adalah tujuan, menyusun rencana, menentukan, dan membandingkan. Tujuan merencanakan manajemen pada kompetensi pedagogi adalah dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Untuk menyusun perencanaan pembelajaran dengan cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Menentukan rencana pembelajaran sudah ada aturan di dalam silabus, kemudian mengikuti aturan dalam silabus. Menganalisis dari berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa komposisi harus tepat. Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah
95
direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat berbeda. Apabila direncanakan tentunya hasilnya maksimal, tetapi apabila belum direncanakan tentunya hasilnya kurang maksimal. 2. Mengorganisir manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga meliputi pengarahan dan komunikasi. Untuk melakukan pengarahan pembelajaran bagi peserta didik dalam mengorganisir adalah dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajara tersebut, kemudian mengatur tempat duduk, mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Komunikasi dalam pembelajaran dengan cara melakukan komunikasi baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. 3. Menggerakkan manajemen pada kompetensi pedagogi guru MTs NU Salatiga meliputi tiga komponen antara lain: pemberian tugas, penjelasan, dan mengambil langkah. Pemberian tugas dalam manajemen kompetensi pedagogi dengan cara memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok. Menjelasan materi di usahakan yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah siswa dalam menerima materi, sehingga dapat memberi gambaran dan aplikasi dari semua pembelajaran dalam tindakan keseharian. Untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah pengecekan ulang, mengoreksi materi, dan disesuaikan dengan RPP. 4. Mengendalikan kompetensi pedagogi bagi guru MTs NU Salatiga adalah dengan cara mengevaluasi. Mengevaluasi pembelajaran diambil melalui
96
pemberian tugas sesudah materi disampaikan. Keberhasilan dalam mengevaluasi pembelajaran ada pada indikator-indikator yang sudah ada dan membuat analisis hasil ulangan. 5. Kompetensi pedagogi yang harus dikuasai bagi guru MTs NU Salatiga meliputi delapan komponen. Antara lain: mampu mengelola pembelajaran, memahami peserta didik, mengembangkan kurikulum, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan di atas, maka penulis memberikan beberapa masukan untuk pihak MTs NU Salatiga untuk memajukan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru diantaranya: 1. Kepala Sekolah Untuk kepala sekolah penerapan fungsi manajemen kompetensi pedagogi guru hendaknya lebih difokuskan terhadap pencapaian hail belajar siswa, sehingga siswa dan sekolah dapat tercapai dengan baik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. 2. Guru di MTs NU Salatiga Bagi guru di MTs NU Salatiga penerapan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru perlu ditingkatkan dan hendaknya lebih difokuskan terhadap pencapaian hasil belajar siswa, sehingga prestasi siswa dan prestasi sekolah dapat tercapai dengan baik
97
3. Siswa Untuk siswa, dengan adanya penerapan fungsi manajemen pada kompetensi pedagogi guru maka akan mendapatkan guru-guru yang berkompeten yang tentunya akan menguntungkan bagi siswa. menjadi siswa yang unggul dan berprestasi, baik akademik maupun non akademik. 4. Sarana dan prasarana di MTs NU Salatiga penunjang kompetensi guru agar lebih dilengkapi sehingga kebutuhan belajara siswa dapat terpenuhi tanpa mengalami kendala yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. Asmani, Jamal, ma’mur. 2009.Manajemen Pengelolaan dan KepemimpinanmPendidikan Profesional. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).
98
Darling, Linda dan Bartz, Hamond John. 2009. Guru Yang Baik Disetiap Kelas.Jakarta: PT. Indeks.
Daryanto, M. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya.
Kartono, Karini. 1992. Pengantar Ilmu Pendidikan. Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Kyriacou, Chris. 2012. Effective Teaching. Bandung: Nusa Media.
Majid, Abdul. 2008.; 2013 Perencanaan Pembelajaran.; Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Ofset. Moleong, Lexy J. 2002.; 0111. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya. Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Malang Press.
Mulyasa, Enco. 2002; 2008; 2011. Manajemen Berbasi Sekolah; Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru; Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya. Nurdin,Syafruddin dan M. Basyirudin Usman. 2003. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: PT. Intermasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Dasar-Dasar Sekolah.Yogyakarta: BPFE.
Pengembangan
Kurikulum
Pidata, Made. 2011.Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Sopatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis kepuasan siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.
99
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tilaar, A,R. 2012. Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogik Transformatif Untuk Indonesia. Jakarta: P.T. Asdi Mahasatya.
Uno, Hamzah. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uzer, Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya.
Yamin, Moh. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).
Wijaya, Tresna Sastra.1991. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT. Melton Putra.
http://mahmuddin.com/home/pengelolaan-pembelajaran/10022015/11:12
http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harusdimiliki-seorang-guru-profesional/121114/14:25
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogiguru/14/09022015/13:25 http://id.wikipedia.org/wiki/pedagogi/09212015/10:41.
Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
100
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Rohatun Tempat /Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 09 September 1990 Alamat : Tegalsari Rt. 03 Rw. 05 Sidomukti, Bandungan, Semarang- Jawa tengah 50661 Nama Orang Tua : Ayah : Jumeri : Ibu : Halimah Riwayat Pendidikan : 1. SD Sidomukti 02 Lulus tahun 2004 2. SMP Islam Plus Bina Insani Lulus tahun 2007 3. SMA Islam Plus Bina Insani Lulus tahun 2010 4. IAIN Salatiga Jurusa PAI Lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat degan sebenar-benarnya. Salatiga,06 April 2015 Penulis,
Siti Rohatun
Dokumentasi Foto penelitian
101
Gambar 1 foto tentang gedung sekolah MTs NU Salatiga.
Gambar 2 foto tentang waktu wawancara kepada guru MTs NU Salatiga.
102
Gambar 3 foto tentang waktu wawancara kepada guru MTs NU Salatiga.
103
Gambar 4 foto tentang suasana pembelajaran di dalam kelas.
104
Verbatim wawancara dengan bapak (MS)
Nama
: (MS)
Hari/Tanggal: Selasa/03 Maret 2015. Pukul
: 10.15 s.d 11.08 WIB
Wawancara 1 A. Pertanyaan
: Siti Rohatun
B. Jawaban
: (MS)
A. Bagaimana bapak menetapkan tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Tujuan
perencanaan
pembelajaran dengan cara melihat indikator dalam pembelajaran dan tujuan disesuaikan dengan silabus. Contoh: ketika ingin merencanakan pengajaran dalam pembelajaran menetapkan materi harus berdasarkan urutan materi tersebut yang sudah disesuaikan dalam silabus. A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih.
Menyusun/merumuskan
perencanaan pembelajaran dengan cara membuat RPP materi yang sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh: bab tentang hal-hal yang membatalkan sholat.
105
A. Bagaimana ibu/bapak menentukan rencana pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menentukan perencanaan pembelajaran sudah ada aturan dalam silabus. Untuk itu menentukan perencanaan pembelajaran harus mengikuti aturan dalam silabus. Contoh: materi yang sudah ditentukan di urutkan sesuai dengan silabus. A. Bagaimana bapak
membandingkan perencanaan yang sudah
direcanakan dengan yang belum direncanakan? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Membandingkan perencanaan pembelajaran antara yang sudah direncanakan dengan yang belum direncanakan tentunya hasilnya sangat berbeda. Bila direncanakan tentunya hasilnya maksimal, sedangakan apabila belum direncanakan tentunya hasilnya kurang Maksimal. Contoh: RPP yang sudah diserahkan untuk di koreksi kepala sekolah hasilnya sudah baik. A. Bagaimana
bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara memberikan motivasi dalam sela-sela waktu pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran tersebut. Contoh: Sholat adalah sebagai tiang agama, jadi seseorang telah meninggalkan sholat maka imannya akan runtuh.
106
A. Bagaimana bapak melakukan komunikasi dalam pembelajaran terhadap peserta didik? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Komunikasi pembelajaran terhadap peserta didik dengan cara melakukan komunikasi dalam pembelajaran dan di lingkungan sekolah. Komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan siswa dapat diterapkan waktu di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Contoh: guru datang kesekolah terlebih dahulu kemudian memberikan salam siswa satu-persatu. Dengan adanya komunikasi antara guru dengan siswa dapat mempererat kedekatan antara guru dengan siswa. A. Bagaimana bapak memberikan tugas pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memberikan tugas baik secara individual maupun kelompok. Diberikan setelah penjelasan selesai.Contoh: tugas harus disesuakian dengan materi. A. Bagaimana bapak menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menjelaskan materi pembelajaran harus yang lebih rinci dan jelas untuk mempermudah siswa dalam menerima materi.Contoh: materi tentang sholat harus dijelaskan dari mulai dasar sampai selesai bab tersebut.
107
A. Bagaimana bapak mengambil
langkah atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengambil langkah atas penyimpangan
yang
mungkin
ditemukan
untuk
menghindari
kesalahan yang mungkin terjadi dengan cara mengambil langkah pengecekan ulang. Contoh:
Sebelum materi disampaikan guru
mengecek ulang kembali RPP tersebut. A. Bagaimana cara bapak mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengevaluasi pembelajaran diambil melalui pemberian tugas sesudah materi disampaikan. Contoh: iswa diberi tugas untuk dikerjakan. A. Bagaimana cara bapak agar mampu mengelola pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan cara menyiapakan perenncanaan pembelajaran
(materi)
dan
mengembangkan
model-model
pembelajaran yang baru. Contoh: guru harus bisa menjelaskan materi yang sudah ditentukan. A. Bagaimana cara bapak memahami kemampuan peserta didik? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Memahami kemampuan peserta didik dengan cara memberi soal untuk dikerjakan dan dibatasi waktu
dalam mengerjakannya. Contoh: pemberian soal
guna untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut.
108
A. Bagaimana cara bapak mengembangkan kurikulum? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Mengembangkan kurikulum dengan cara melakukan analisis buku ajar. Contoh: materi harus disesuaikan siabus dan berpedoman pada kurikulum. A. Bagaimana cara bapak menyusun program pembelajaran (RPP)? B. Menurut Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dengan cara melihat silabus, kurikulum dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contoh: materi harus sesuai dengan RPP. A. Bagaimana cara bapak melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fikih. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu meliputi pre tes (tes awal) dan post test (penilaian akhir). Penilaian awal meliputi: hasil ulangan harian, tugas sekolah, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan penilaian akhir meliputi: hasil tes akhir. A. Bagaimana cara bapak memanfaatkan teknologi pembelajaran? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan guru untuk menunjang keberhasilan pencapaian pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran akan memudahkan penyampaian materi kepada siswa. Siswa juga akan mudah menerima materi yang disampaikan tersebut.
109
A. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi hasil belajar? B. Bapak (M.S) guru mata pelajaran fiqih. Evaluasi pebelajaran dengan cara diadakan ulangan harian, dan penilaian akhir. A. Bagaimana cara
bapak mengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. B. Bapak
(M.S)
guru
mata
pelajaran
fikih.
Mengembangakan
kemampuan peserta didik dengan cara mengadakan ekstrakurikuler, diadakan remedial, dan diadakan bimbingan konseling pendidika.
Verbatim wawancara dengan bapak (MF) Nama
: (MF)
Hari/Tanggal: Selasa/ 03 Maret 2015. Pukul
: 08.13 s.d 08. 57 WIB
110
Wawancara 2 A. Pertanyaan
: Siti Rohatun
B. Jawaban
: (MF)
A. Bagaimana bapak menetapkan tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Tujuan perencanaan pembelajaran yaitu siswa sebagai subyek pendidikan mendapat porsi yang besar untuk menentukan tujuan pembelajaran, tujuan harus disesuaikan
silabus.
Dalam
pencapaian
tujuan
perencanaan
pembelajaran, siswa harus memilih materi yang sudah disesuaikan dengan silabus. Contoh: siswa belajar membuat materi yang disesuaikan judul. A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak
(MF)
guru
mata
pelajaran
aqidah
akhlak.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Memahami karakter siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: bab akhlak terpuji. Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang akhlak terpuji. A. Bagaimana bapak menyusun strategi untuk mencapai tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak
(MF)
guru
mata
pelajaran
aqidah
akhlak.
Menyusun/merumuskan perencanaan pembelajaran dengan cara
111
menyiapkan rencana harian (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Memahami karakter siswa sehingga dapat diketahui pembelajaran yang relevan. Contoh: bab akhlak terpuji. Siswa diikutsertakan dalam mebuat contoh tentang akhlak terpuji. A. Bagaimana ibu/bapak menentukan rencana pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menentukan perencanaan pembelajaran adalah menganalisis dari berbagai tahapan yang baku, dipersiapkan untuk siswa, komposisi harus tepat. Contoh: materi yang ditentukan harus tepat. A. Bagaimana bapak
membandingkan perencanaan yang sudah
direcanakan dengan yang belum direncanakan? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Membandingkan perencanaan pembelajaran tentunya sesudah di rencanakan terlebih dahulu, kemudian melaksanakan tahapan-tahapan baku, tetapi bila tidak direncanakan maka hasilnya akanmengalir seperti air yang hanya monoton saja. Contoh: menjelaskan materi hanya sesuai dengan silabus saja tanpa dikembangkan.
A. Bagaimana
bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik? B. Bapak
(MH)
guru
mata
pelajaran
bahasa
Indonesia.
Membandingkan perencanaan pembelajaran dengan cara melihat KBM. Bila direncanakan hasilnya baik begitu juga sebaliknya bila
112
tidak direncanakan hasilnya kurang baik. Contoh: materi harus disesuaikan dengan KBM kemudian guru mengembangkannya bagi yang sudah direncanakan. A. Bagaimana
bapak melakukan pengarahan strategi pembelajaran
kepada peserta didik? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan pengarahan pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk, mengarahkan siswa sesuai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Contoh: belajara kelompok diskusi kelas dengan cara memindah tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. A. Bagaimana bapak melakukan komunikasi dalam pembelajaran terhadap peserta didik? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Melakukan komunikasi dalam pembelajaran dengan cara mengembangkan komunikasi baik waktu di dalam lingkungan sekolah dan di luar sekolah. Contoh: Komunikasi di luar sekolah melalui elektronik.
A. Bagaimana bapak memberikan tugas pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Memberikan tugas melalui pengarahan tugas, baik secara individual atau kelompok. Contoh: siswa mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang disampaikan guru.
113
A. Bagaimana bapak menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Menjelaskan pembelajaran diusahakan harus jelas dan mudah difahami siswa sehingga
dapat
pembelajaran
memberi
dalam
gambaran
tindakan
aplikasi
keseharia.
dari
semua
Contoh:
Dalam
menmjelaskan tidak boleh menggunakan kosa kata yang tidak bisa dimengerti siswa. A. Bagaimana bapak mengambil
langkah atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Jika masih relevan maka dilakukan, kalau tidak relevan maka menjadi masukan. Contoh: memperbaiki kembali hasil yang belum relevan. A. Bagaimana cara bapak mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mengevaluasi proses pembelajaran dan memformulasikan program yang baru. Contoh: materi yang kurang lengkap di lengkapi kembali. A. Bagaimana
cara
bapak
memahami
kemampuan
mengelola
pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan mengelola pembelajaran yaitu dengan cara membaca banyak refrensi pendidikan atau mencoba model-model pembelajaran yang
114
baru. Contoh: materi akhlak terpuji. Guru harus bisa menjabarkan materi akhlak terpuji. A. Bagaimana cara bapak mengembangkan kurikuum? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan cara sinkronisasi kurikulum dengan silabus. A. Bagaimana cara bapak menyusun program pembelajaran (RPP)? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Menyusun program pembelajaran dengan cara melihat silabus, kurikulum, dan tujuan yang akan dicapai. A. Bagaimana cara bapak melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran akidah akhlak. Mewujudkan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan cara memberi kesempatan dan umpan balik kepada peserta didik untuk merangsang siswa mengingat pelajaran sebelumnya.
A. Bagaimana cara bapak memanfaatkan teknologi pembelajaran? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Mewujudkan pembelajaran yang baik diperlukannya pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti membuat slide, gambar, cerita yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
115
A. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi hasil belajar? B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Pembelajaran tentunya tidak lepas dari evaluasi, untuk mengevaluasi hasil pembelajaran melalui tiga tahap yaitu: ulangan harian, tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir. A. Bagaimana cara bapak mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. B. Bapak (MF) guru mata pelajaran aqidah akhlak. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dengan cara diadakannya remedial untuk memperbaiki hasil yang kurang baik, diadakannya kegiatan ekstra kurikuler untuk menunjang bakat dan kemampuan siswa, dan diperlukan adanya bimbingan konseling pendidikan.
116