Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I.
BIODATA IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 64 tahun
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Desa Parsombaan Padang Lawas Kab/kodya Padang Lawas Utara, Prop. Sumatera Utara
II.
Tanggal Masuk RS
: 23-05-2014
No. Register
:00.92.68.06
Ruangan/kamar
: Tulip 2/ kamar 609
Golongan Darah
:O
Tanggal Pengkajian
: 03-06-2014
Tanggal Operasi
:-
Diagnosa Medis
: Neprolitiasis
KELUHAN UTAMA
:
Pasien mengalami nyeri pada abdomen sinstra region hipokondira sinistra, hal ini dialami pasien kurang lebih selama 1 bulan. Nyeri bersifat hilang timbul dan terkadang nyeri akan terasa sakit sampai menjalar ke pinggang sebelah kiri. Nyeri yang dirasakan pasien seperti ditusuk, namun pasien mengatakan bila sedang BAK tidak merasa nyeri dan warna air seni pasien tidak kuning pekat, masih seperti biasa. Pasien juga mengeluhkan sering mengalami masuk angin sehingga perut seperti ada yang menekan-nekan, maka pasien merasa tidak nyaman.
23 Universitas Sumatera Utara
III.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya
:
Nyeri yang dialami pasien disebabkan karena adanya batu pada ginjal. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
:
Hal-hal yang dapat memperbaiki keadaan ialah istirahat bila merasakan nyeri yang sangat hebat atau memijit bagian tubuh yang terasa nyeri. B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan Nyeri yang dialami pasien seperti ditusuk-tusuk 2. Bagaimana dilihat Pada saat dilakukan pengkajian, pasien tampak baik dan tidak terlihat meringis seperti merasa kesakitan C. Region 1. Dimana lokasinya Lokasi nyeri terdapat pada abdomen sinistra region hipokondria kiri 2. Apakah menyebar Pasien mengatakan bila pasien mengalami nyeri yang sangat hebat akan menyebar sampai ke pinggang sebelah kiri. D. Severity Skala nyeri yang dialami oleh pasien ialah 3, yaitu skala nyeri ringan E. Time Pada saat-saat tertentu, pasien akan mengalami nyeri yang sangat hebat sehingga menjalar sampai ke pinggang sebelah kiri dan durasi nyeri yang dialami oleh pasien 5-10 menit.
IV.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami Pasien pernah mengalami sesak napas karena dulu sering merokok, dan terkadang sesak akan kambuh bila pasien melakukan aktivitas yang berat atau melakukan perjalanan yang jauh dan sesak akan mereda bila pasien beristirahat.
24 Universitas Sumatera Utara
B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan Pasien berobat pada bidan atau mantri yang ada dikampung C. Pernah dirawat/ dioperasi Pasien tidak pernah dirawat atau dilakukan operasi D. Lama dirawat E. Alergi Pasien memiliki alergi terhadap makanan yang mengandung tinggi protein dan lemak serta pengawet seperti telur, daging, dan mie. Hal ini ditandai dengan bila pasien mengalami luka pada tubuh luka akan lama sembuh dan semakin membesar apabila pasien mengkonsumsi makanan yang dapat mengakibatkan alergi. F. Imunisasi Tidak ada dilakukan imunisasi
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua Pasien mengatakan bahwa orang tua tidak memiliki riwayat penyakit keturunan B. Saudara kandung Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius dan semua masih hidup. C. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada penyakit keturunan D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meninggal Pasien mengatakan bahwa orang tua sudah meninggal F. Penyebab meninggal Penyebab orang tua meninggal ialah usia yang sudah tua
25 Universitas Sumatera Utara
VI.
RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya Pasien mengatakan bahwa penyakit yang pada saat ini dialami tidak terlalu membuatnya khawatir, namun pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi pada ginjal pasien, pasien cemas bila anastesi operasi yang dilakukan dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang lain, sehingga untuk sementara waktu pasien menunda jadwal dilakukannya operasi, pasien juga mengatakan agar pasien berobat jalan saja dan meminta agar pasien pulang. B. Konsep Diri: -
Gambaran Diri
: Tn. M menerima keadaan tubuhnya dengan baik
-
Ideal Diri
: Tn. M ingin segera sembuh agar bisa cepat dari
rumah sakit karena merasa sudah terlalu lama berada di rumah sakit -
Harga Diri
: Tn. M memiliki rasa percaya diri yang baik dan
berpenampilan rapi -
Peran Diri
: Pasien berperan sebagai seorang ayah dan suami
-
Identitas
: Tn. M sebagai suami dan kepala keluarga
C. Keadaan emosi
: Keadaan emosi pasien sedikit gelisah, namum
Pasien masih mampu berinteraksi dengan baik dengan pasien yang lain maupun dengan perawat. D. Hubungan sosial -
:
Orang yang berarti
:
Hubungan pasien dengan istri ataupun anak terlihat baik, komunikasi yang dilakukan juga berjalan dengan baik -
Hubungan dengan keluarga
:
Hubungan pasien dengan keluarga pasien baik-baik saja -
Hubungan dengan orang lain
:
Hubungan pasien dengan pasien yang lain atau keluarga pasien yang sekamar dengan pasien terlihat baik. -
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan yang terjadi pada pasien bila melakukan komunikasi dengan orang lain.
26 Universitas Sumatera Utara
E. Spiritual: -
Nilai dan keyakinan
: Pasien memiliki nilai dan keyakinan yang
baik, hal ini tampak pada saat dilakukan interaksi pasien mengatakan bahwa semua diserahkan pada Tuhan dan pasien dulu sedikit mengalami gangguan beribadah karena pasien di infuse, namun sekarang pasien sudah bisa melakukan ibadah sebagaimana mestinya -
Kegiatan ibadah
: Pasien mengatakan melakukan ibadah
setiap hari dengan melakukan sholat.
VII. STATUS MENTAL -
Tingkat kesadaran: orientasi
-
Penampilan
: Rapi
-
Pembicaraan
: Lambat
-
Alam perasaan
: Lesu dan sedikit putus asa
-
Afek
: Datar
-
Interaksi selama wawancara 1. Kooperatif dan melakukan kontak 2.
-
mata dengan perawat
Proses piker
: Proses berpikir baik dan mengambil keputusan
dengan dipikirkan terlebih dahulu -
Memori Pasien tidak memiliki gangguan daya ingat, baik daya ingat pendek maupun daya ingat jangka panjang, dibuktikan dengan pasien memberitahukan hal-hal yang pernah terjadi selama hidupnya, pada saat dilakukan pengakjian ataupun wawancara.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Keadaan umum pasien terlihat baik, namun terkadang pasien mengalami sesak bila diajak bebicara terlalu lama, nyeri yang dialami pasien masih dirasakan walaupun tidak terlalu berat, pasien juga masih tampak cemas dan gelisah karena pada saat tidur siang pasien sering terbangun dan tampak tidak tenang saat tidur.
27 Universitas Sumatera Utara
B. Tanda-tanda vital -
Suhu tubuh
: 37,50 C
-
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
-
Nadi
: 85x/ menit
-
Pernafasan
: 24x/ menit
-
Skala nyeri
:3
-
TB
: 165 cm
-
BB
: 70kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut -
Bentuk
: bentuk kepala simetris dan tidak terlihat adanya
luka ataupun benjolan pada kepala -
Ubun-ubun
: tidak ada benjolan pada ubun-ubun kepala
-
Kulit kepala
: kulit kepala pasien bersih
Rambut -
Penyebaran dan keadaan rambut
: rambut tumbuh merata
berwarna hitam dan sebagian sudah berwarna putih, rambut pendek serta tidak ada ketombe -
Bau
: rambut bersih dan dan
tidak ada bau pada rambut -
Warna kulit
: warna kulit rambut putih
Wajah -
Warna kulit
: warna kulit sawo matang dan tidak terdapat
sianosis pada wajah -
Struktur wajah : struktur wajah simetris, tidak ada cedera pada wajah
Mata -
Kelengkapan dan kesimetrisan
: Mata simetris dan lengkap
serta tidak terdapat kerusakan pada mata -
Palpebra
: palpebra normal dan tidak
terdapat edema, berwarna merah dan lembab
28 Universitas Sumatera Utara
-
Konjungtiva dan sclera
: konjungtiva berwarna
merah tidak anemis, sclera tidak ikterik dan berwarna putih, dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan -
Pupil
: pupil akan mengecil bila
diberikan rangsangan cahaya -
Cornea dan iris
: cornea bulat merata dan
iris berwarna coklat dan iris simetris berbatas jelas -
Visus
: tidak dilakukan
pemeriksaan -
Tekanan bola mata
: tidak dilakukan
pemeriksaan Hidung -
Tulang hidung dan posisi septum nasi Tulang hidung tepat ditengah dan posisi septum nasi terlihat simetris
-
Lubang hidung: lubang hidung lengkap, normal, bersih, tidak ada sumbatan dan tidak ada cedera
-
Cuping hidung: tidak ada pernafasan cuping hidung pada pasien.
Telinga -
Bentuk telinga
: bentuk daun telinga simetris,
normal dan telinga lengkap -
Ukuran telinga
: ukuran telinga pasien simetris
kanan kiri -
Lubang telinga
: lubang telinga pasien lengkap dan
bersih -
Ketajaman pendengaran
: baik
Mulut dan faring -
Keadaan bibir: tidak ada luka pada bibir dan sedikit hitam
-
Keadaan gusi dan gigi: gigi bersih dan sehat dan gusi berwarna pink serta normal
-
Keadaan lidah: lidah bersih, tidak ada jamur dan tidak ada luka pada lidah ataupun peradangan yang terjadi
29 Universitas Sumatera Utara
-
Orofaring: tidak dilakukan pemeriksaan
Leher -
Posisi trachea: posisi trachea medial dan normal
-
Thyroid: tidak ada pembesaran kelejar tiroid pada leher pasien
-
Suara: suara pasien jelas terdengan dan tidak ada gangguan pada suara
-
Kelenjar limfe: tidak terdapat pembesaran kelenjar limfa
-
Vena jugularis: pada vena jugularis tidak ada distensi
-
Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis pada leher pasien teraba pada saat diraba
Pemeriksaan integument -
Kebersihan
: kulit pasien bersih dan tampak keriput
-
Kehangatan
: kulit pasien hangat
-
Warna
: warna kulit sawo matang
-
Turgor
: turgor kulit kembala dalam 2 detik
-
Kelembaban
: kulit pasien lembab
-
Kelainan pada kulit
: tidak ada kelainan pada kulit pasien
Pemeriksaan thoraks/dada -
Inspeksi thoraks normal serta tidak ada sianosis pada paru
-
Pernafasan 20 kali/menit dan tidak ada kesulitan bernapas
-
Auskultasi tidak ada suara tambahan pada paru.
Pemeriksaan jantung -
Inspeksi
: tidak terdapat sianosis, tampak denyut jantung
intercosta 4,5,6 -
Palpasi
; pulsasi teraba
-
Perkusi
: suara dullness
-
Auskultasi
: bunyi jantung 1 dan 2 normal
30 Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan Abdomen -
Inspeksi (bentuk, benjolan)
: bentuknya simetris dan tidak
terdapat benjolan -
Auskultasi
: peristaltik ada
-
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien)
:
tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada benjolan maupun ascites -
Perkusi (suara abdomen)
:
-
Pada ibu nifas (involusi uteri, TFU, lokasi uterus, kontraksi)
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya -
Genitalia (rambut pubis, lubang uretra)
: normal
-
Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum) : tidak ada kelainan pada anus
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema): ekstremitas atas dan bawah simetris dan tidak terdapat edema Pemeriksaan neurologi (nervus cranialis): tidak ada gangguan pada nervus Fungsi motorik: fungsi motorik masih terlihat baik dan pasien masih masih bisa berjalan sendiri Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran): pasien masih bisa membedakan sentuhan dan tajam tumpul suatu benda Reflex (bisep, trisep, brachioradialis, patellar, tenson achiles, plantar): tidak gangguan.
IX.
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I.
Pola makan dan minum -
Frekuensi makan/hari
: 3x sehari (pagi, siang, dan sore)
-
Nafsu/selara makan
: nafsu makan pasien baik, pasien
menghabiskan makanan yang diberikan
31 Universitas Sumatera Utara
-
Nyeri ulu hati
: tidak ada nyeri ulu hati
-
Alergi
: alergi pada daging, telur, dan
indomie -
Mual dan muntah
: tidak ada mual muntah
-
Waktu pemberian makan
: pagi, siang, sore
-
Jumlah dan jenis makan
: 1 porsi setiap makan ( nasi, ikan,
sayur, dan buah) -
Waktu pemberian cairan/minum : pasien minum setelah selesai makan dan bila merasa haus
-
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, menguyah); tidak ada kesulitan menelan dan menguyah
II.
Perawatan diri/personal hygiene -
Kebersihan tubuh
: pasien membersihkan diri setiap
hari -
Kebersihan gigi dan mulut
: mulut dan gigi pasien tampak
bersih -
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan kuku tangan pasien pendek dan bersih
III.
Pola kegiatan/Aktivitas -
Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total Pasien melakukan aktivitas untuk mandi, makan, eliminasi, ganti dan pakaian secara mandiri
-
Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit Selama dilakukan perawatan di rumah sakit, pasien selalu melakukan sholat bila sudah tiba waktunya dan pesien melakukannya secara mandiri. Namun selama dirumah sakit pola tidur pasien terganggu, pasien akan terbangun pada malam hari bila merasakan nyeri yang sangat hebat dan pasien sering sulit lagi tidur bila sudah terbangun. Pasien juga terlihat sering mondar-mandir di depan kamar dan tampak sedang berpikir. Pasien mengatakan cemas dengan proses pembedahan yang akan dilakukan.
32 Universitas Sumatera Utara
IV.
Pola eliminasi 1. BAB -
Pola BAB
: 1x sehari
-
Karakter feses
: lunak
-
Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan
-
BAB terakhir
:
-
Diare
: tidak ada riwayat diare
-
Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
2. BAK -
Pola BAK
: 5x sehari
-
Karakter urine
:kuning
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
:tidak merasa
nyeri bila sedang BAK -
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih
:pada saat ini
pasien mengalami batu ginjal dan akan segera dilakukan operasi -
Penggunaan diuretic
: tidak ada
penggunaan diuretik -
Upaya mengatasi masalah melakukan
operasi
dan
: pasien akan jadwal
operasi
masih
direncanakan V.
Mekanisme koping -
Adaptif a. Bicara dengan orang lain b. Mampu menyelesaikan masalah c. Teknik relaksasi d. Aktivitas konstruksi e. Olah raga
Terapi obat: Ranitidin 1 ampul/ 12 jam & ketorolac 1 ampul/ 12 jam. Pemeriksaan penunjang: USG abdomen, dengan diameter batu pada ginjal 3-4mm
33 Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 ANALISA DATA NO
Data
Penyebab
Masalah Keperawatan
1
Ds: Tn. M mengatakan
Jarang minum
Gangguan rasa
bila daerah perut di
nyaman (nyeri)
sebelah kiri terasa sakit dan bila sangat sakit
Banyak melakukan aktivitas
akan menjalar sampai ke pinggang sebelah kiri dan nyeri akan hilang bila pasien memijit-mijit
Adanya penumpukan sarisari makanan pada ginjal
daerah yang nyeri, nyeri yang dirasakan pasien seperti di tusuk.
Batu di ginjal
Do: Skala nyeri 3 dari 10, dengan perhitungan rating scale numeric, yaitu nyeri ringan
Nyeri pada abdomen kiri
Kesadaran composmentis TD: 130/90 mmHg N: 85x/ menit T: 37,50C RR: 24x/menit
2
Ds: Tn. M mengatakan bila nanti dilakukan
Terjadinya penyakit
Ansietas
operasi, Tn. M takut anastesi yang diberikan akan mengganggu fungsi
Perubahan status kesehatan
organ-organ tubuh yang lain, sehingga Tn. M menunda jadwal operasi 34 Universitas Sumatera Utara
yang akan dilakukan Do: Pasien tampak
Proses pengobatan/ pembedahan
gelisah dan bila sedang tidur siang sering terbangun, pasien juga
Gelisah
sering berjalan mondarmandir di depan ruangannya seperti sedang berpikir, sering bertanya tentang prosedur pengobatan yang dilakukan pada pasien
3
Ds: Pasien mengatakan bila terlalu cepat tidur
Terjadinya penyakit
Gangguan pola tidur
pada malam hari, akan bangun sebelum waktunya dan akan sulit
Pengobatan dirumah sakit
untuk tidur lagi, pasien juga sering terbangun bila merasakan nyeri yang sangat hebat, dan
Lingkungan yang tidak nyaman
durasi nyeri pasien yang dialami 5-10 menit. Do: Pasien terlihat sesak, lemas, gelisah,
Terbangun pada malam hari dan bila merasakan nyeri hebat pada abdomen kiri
dan wajah tampak pucat TD: 130/90mmHg N: 85x/menit
Sulit untuk tidur lagi
RR: 24x/menit T: 37.50C
Tidur terganggu
35 Universitas Sumatera Utara
MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) 2. Ansietas 3. Gangguan pola tidur DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS) 1. Gangguan rasa nyaman( nyeri) berhubungan dengan adanya batu pada ginjal 2. Ansietas (cemas) berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap proses pembedahan yang akan dijalani 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
36 Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 Catatan Perkembangan Pasien Hari/tang No. gal Dx Selasa, 3 Juni 2014
Implementasi Keperawatan
1. Menggunakan 1
komunikasi terapeutik 2. Mengkaji keadaan
Evaluasi (SOAP)
S: Pasien mengatakan kadangkadang
mengalami nyeri hebat
dan menyebar sampai kepinggang
umum klien dan
O: TD: 130/90mmHg, N:
PQRST yang dialami
82x/menit,
klien
pasien tampak gelisah
3. Mengobservasi TTV klien dan skala nyeri 4. Menjelaskan teknik
skala nyeri 3 dan
A: Masalah untuk nyeri yang dialami oleh pasien belum teratasi P: Intervensi untuk nyeri di
latihan pengalihan
lanjutkan: Mengkaji keadaan
seperti menonton
umum klien dan PQRST yang
televise, berbincang-
dialami klien, mengobservasi
bincang dengan orang
TTV klien dan skala nyeri,
lain/keluarga, dan
menjelaskan kembali teknik
mendengarkan musik.
latihan pengalihan seperti
5. Berkolaborasi dengan
menonton televise, berbincang-
dokter dalam
bincang dengan orang
pemberian analgetik
lain/keluarga, dan mendengarkan
(ranitin dan ketorolac)
music, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik (ranitidine dan ketorolac).
2
1. Membina hubungan
S: Pasien mengatakan merasa
saling percaya antara
cemas bila nanti dilakukan
perawat dank lien
operasi, Tn. M takut anastesi yang
2. Mengkaji tingkat
diberikan akan mengganggu
ansietas yang dialami
fungsi organ-organ tubuh yang
oleh pasien
lain.
3. Memberikan pada pasien penjelasan
O: Pasien masih tampak gelisah dengan proses pembedahan yang
37 Universitas Sumatera Utara
tentang penyakitnya
akan dijalani
(pengertian
A: Masalah untuk cemas pasien
nefrolitiasis,
belum teratasi, namun pasien
pengobatan yang
sudah paham tentang pembedahan
dilakukan)
yang akan dilakukan
4. Memberikan informasi
P: Intervensi untuk mengatasi
tentang prosedur dan
cemas pasien di lanjutkan:
tes khusus yang
Mengkaji tingkat ansietas yang
dilakukan dan apa
dialami oleh pasien, mendorong
akibat yang akan
pasien untuk mengatakan apa
terjadi (pengertian
yang sedang dirasakan oleh pasien
anstesi, jenis anastesi, efek anastesi) 5. Mendorong pasien untuk mengatakan apa yang sedang dirasakan 1. Mengkaji pola tidur 3
klien 2. Memberikan
S: Pasien mengatakan bila sedang merasakan sakit yang sangat hebat, pasien akan terbangun.
lingkungan yang aman
O: Pasien tampak pucat dan
dan tenang kepada
lemas, dan tidak bersemangat
klien
melakukan aktivitasnya
3. Menganjurkan klien
A: Masalah pola tidur pasie belum
untuk minum air
teratasi
hangat sebelum tidur
P: Intervensi untuk gangguan pola
4. Mengkaji fungsi
tidur pasien di lanjutkan:
pernapasan dan irama
Memberikan lingkungan yang
pernapasan
aman dan tenang kepada klien,
5. Mengajarkan klien
menganjurkan kembali pada klien
teknik relaksasi
untuk minum air hangat sebelum
(menarik napas dalam
tidur, mengkaji fungsi pernapasan
dan mengisi paru-paru
dan irama pernapasan,
dengan udara,
mengajarkan kembali pada klien
menghembuskannya
teknik relaksasi (menarik napas
38 Universitas Sumatera Utara
secara perlahan,
dalam dan mengisi paru-paru
melemaskan otot-otot
dengan udara,
tangan kaki, perut, dan
menghembuskannya secara
punggung, serta
perlahan, melemaskan otot-otot
mengulangi hal yang
tangan kaki, perut, dan punggung,
sama hingga pasien
serta mengulangi hal yang sama
dapat merasa nyaman,
hingga pasien dapat merasa
tenang, dan rileks).
nyaman, tenang, dan rileks).
39 Universitas Sumatera Utara
Rabu/ 4 Juni 2014
1
1. Mengkaji keadaan
S: Pasien mengatakan bahwa
umum klien dan
nyeri hebat yang kadang-kadang
PQRST yang dialami
timbul sudah mulai berkurang,
klien
dan nyeri hebat yang timbul pada
2. Mengobservasi TTV
pagi sampai
klien dan skala nyeri
hanya 3 kali
3. Menjelaskan kembali
siang hari itu
O: 120/90mmHg, N: 82x/menit,
teknik latihan
RR: 20x/menit
pengalihan seperti
Wajah tidak pucat dan pasien
menonton televise,
mampu berkomunikasi dengan
berbincang-bincang
baik
dengan orang
A: Setelah dilakukan intervensi
lain/keluarga, dan
masalah nyeri pasien belum
mendengarkan musik
teratasi
4. Berkolaborasi dengan
P: Intervensi untuk mengatasi
dokter dalam
nyeri tetap di lanjutkan: Mengkaji
pemberian analgetik
keadaan umum klien dan PQRST
(ranitidine dan
yang dialami klien,mengobservasi
ketorolac).
TTV klien dan skala nyeri, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik (ranitidine dan ketorolac)
2
S: Pasien mengatakan bahwa
1. Mengkaji tingkat
pasien sudah mengerti akan
ansietas yang dialami
prosedur pembedahan dan tes
oleh pasien
yang dilakukan pada pasien
2. Mendorong pasien
O: Pasien tidak lagi berjalan
untuk mengatakan apa
mondar-mandir di depan
yang sedang dirasakan
kamarnya dan pasien tidak
oleh pasien
tampak putus asa lagi A: Setelah dilakukan intervensi masalah untuk cemas pasien teratasi sebagian P: Intervensi untuk mengatasi
40 Universitas Sumatera Utara
cemas pasien pasien tetap di lanjutkan: Mengkaji tingkat ansietas yang dialami oleh pasien,mendorong pasien untuk mengatakan apa yang sedang dirasakan oleh pasien 3
1. Memberikan
S: Pasien mengatakan sudah
lingkungan yang aman
merasa nyaman dengan
dan tenang kepada
lingkungan yang diberikan oleh
klien
perawat, pasien juga mengatakan
2. Menganjurkan kembali
bahwa pasien sudah mulai bisa
pada klien untuk
tidur dengan baik walaupun
minum air hangat
tidak terus-terusan.
sebelum tidur
O: Pada saat tidur siang, pasien
3. Mengkaji fungsi
sudah tidak lagi terbangun,
pernapasan dan irama
keadaan umum pasien sudah
pernapasan
mulai membaik
4. Mengajarkan kembali
A: Masalah untuk gangguan pola
pada klien teknik
tidur pasien teratasi sebagian
relaksasi (menarik
P: Intervensi untuk gangguan pola
napas dalam dan
tidur tetap di lanjutkan:
mengisi paru-paru
Memberikan lingkungan yang
dengan udara,
aman dan tenang kepada
menghembuskannya
klien,menganjurkan kembali pada
secara perlahan,
klien untuk minum air hangat
melemaskan otot-otot
sebelum tidur,mengkaji fungsi
tangan kaki, perut, dan
pernapasan dan irama
punggung, serta
pernapasan,menganjurkan pada
mengulangi hal yang
pasien untuk mengurangi waktu
sama hingga pasien
tidur pada siang hari agar pasien
dapat merasa nyaman,
bisa tidur cukup pada malam hari.
tenang, dan rileks).
41 Universitas Sumatera Utara
Kamis/ 5 Juni 2014
1
1. Mengkaji keadaan
S: Pasien mengatakan masih
umum klien dan
mengalami nyeri walaupun tidak
PQRST yang dialami
nyeri hebat yang sangat sakit,
klien
nyeri yang saat ini dialami oleh
2. Mengobservasi TTV klien dan skala nyeri 3. Berkolaborasi dengan
pasien masih mampun ditahan pasien O: Keadaan umum pasien tampak
dokter dalam
baik, tidak lagi gelisah, skala
pemberian analgetik
nyeri pasien masih tetap 3
(ranitidine dan
TD: 110/90mmHg
ketorolac)
N: 80x/menit RR: 22x/menit A: Masalah untuk nyeri yang dialami oleh pasien belum teratasi P: Intervensi tetap dilanjutkan: Mengobservasi TTV klien dan skala nyeri, berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik (ranitidine dan ketorolac)
2
1. Mengkaji tingkat
S: Pasien mengatakan bahwa
ansietas yang dialami
pasien hanya akan mengikuti tes
oleh pasien
yang dilakukan dan proses
2. Mendorong pasien
pembedahan yang akan dilakukan
untuk mengatakan apa
di tunda dahulu karena pasien
yang sedang dirasakan
ingin berobat jalan saja dulu
oleh pasien
O: Wajah pasien sudah tidak tampak cemas lagi, pasien tidak mondar-mandir lagi, dan
pasien
mampu mengambil kepeutusan dengan baik A: Masalah untuk cemas yang dialami oleh pasien teratasi P: Intervensi selesai
42 Universitas Sumatera Utara
3
1. Memberikan
S: Pasien mengatakan bahwa pola
lingkungan yang aman
tidur pasien sudah membaik,
dan tenang kepada
pasien mengatakan bila tidur
klien
malam waktunya sudah sampai 6
2. Menganjurkan kembali
jam
pada klien untuk
O: Pasien tidak lagi tampak
minum air hangat
lemas, fungsi pernapasan dan
sebelum tidur
irama pernapasan baik dan
3. Mengkaji fungsi
tidak ada sesak yang dialami oleh
pernapasan dan irama
pasien
pernapasan
A: Masalah untuk gangguan pola
4. Menganjurkan pada
tidur pasien teratasi
pasien untuk
P: Intervensi untuk mengatasi
mengurangi waktu
gangguan pola tidur pasien selesai
tidur pada siang hari agar pasien bisa tidur cukup pada malam hari.
43 Universitas Sumatera Utara