PENANGANAN KEGAWATANDARURATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Dr. Hari Mukti U. ICU/PICU/NICU
PENDAHULUAN Pelayanan Kesehatan gawat darurat sehari – hari merupakan hak asasi manusia dan merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Keadaan gawat darurat medik merupakan peristiwa yang dapat menimpa seseorang atau sekelompok orang dengan tibatiba yang dapat membahayakan jiwa sehingga memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Konsep ini disebut dengan BLUE TEAM merupakan suatu konsep Penanganan gawat darurat yang dapat diterapkan secara terpadu dengan pengaturan dalam satu sistim dan kontinum. TUJUAN 1. Didapatkan kesamaan pola pikir/persepsi tentang sistim penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit secara terpadu. 2. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanganan kasus – kasus gawat darurat sehari – hari. 3. Memberikan pedoman baku bagi anggota blue team dalam melaksanakan kegiatan penanganan pasien gawat darurat. 4. Membangun respon petugas Rumah Sakit pada pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat darurat. 5. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit untuk menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi. PENGERTIAN 1. Blue Team merupakan suatu tim yang dibentuk oleh rumah sakit dan memiliki tugas menangani pasien dalam kondisi gawat darurat di rumah sakit. 2. Pasien gawat darurat adalah pasien yang berada dalam ancaman kematian dan memerlukan pertolongan RJP segera. 3. Pasien gawat adalah pasien yang terancam jiwanya tetapi belum memerlukan pertolongan RJP. 4. Kode Biru adalah kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat. 5. Triage adalah pemilahan kondisi pasien melalui penilaian klinis pasien. 6. Perawat terlatih adalah perawat yang telah mendapatkan pelatihan RJP / Blue Team.
FALSAFAH 1. Memberikan rasa aman dan sehat bagi pasien dengan melibatkan seluruh potensi rumah sakit serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas pada pelayanan kesehatan di rumah sakit. 2. Merubah perilaku dari semua personil rumah sakit agar mampu menanggulangi pasien dengan keadaan gawat darurat. PENGORGANISASIAN A. Organisasi Organisasi Blue Team ini terdiri dari : 1· Koordinator Team 2· Penanggungjawab Medis 3· Perawat Pelaksana 4· Kelompok Pendukung. Bentuk struktur organisasi Blue Team dibuat sesederhana mungkin sebagai berikut :
KOORDINATOR TEAM
PENANGGUNG JAWAB MEDIS : DOKTER RUANGAN DOKTER JAGA
TIM RESUSITASI PERAWAT TERLATIH
Catatan : 1: 2:
Garis Komando Garis Koordinasi
PERAWAT PELAKSANA/PN : PERAWAT OK PERAWAT VK PERAWAT PERINA PERAWAT ICU PERAWAT IGD PERAWAT IBU PERAWAT ANAK
B. Uraian tugas 1. Koordinator Team 1· Dijabat oleh dokter ICU/NICU 2· Bertugas : 1. Mengkoordinir segenap anggota tim. 2. Bekerjasama dengan diklat membuat pelatihan kegawatandaruratan yang dibutuhkan oleh anggota tim.
2. Penanggungjawab Medis 1· Dokter Jaga / Dokter Ruangan VKOK, Ibu, Anak, Perina. 2· Mengidentifikasi awal / triage pasien di ruang perawatan. 3· Memimpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan 4· Memimpin tim dalam pelaksanaan RJP 5· Menentukan sikap selanjutnya.
3. Perawat Pelaksana 1· Perawat PN 2· Bersama dokter penanggungjawab medis mengidentifikasi/triage pasien di ruang perawatan. 3· Membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat dan gawat darurat di ruang perawatan.
4. Tim Resusitasi 1· Perawat terlatih dan dokter ruangan / jaga. 2· Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat / gawat darurat diruang perawatan. 3· Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat darurat diruang perawatan.
C. Perencanaan Sumber Daya Manusia Dalam satu shift harus ada 2 3 orang perawat terlatih yang bertugas. Perencanaan SDM ditentukan berdasarkan kondisi kegawatdaruratan pasien, sebagai berikut : 1· Melakukan identifikasi awal / triage pasien di ruang perawatan : Dokter ruangan /dokter jaga, Perawat Pelaksana (PN).
2· Melakukan penanggulangan pasien gawat di ruang perawatan : Dokter Ruangan atau dokter jaga Perawat Terlatih 1 orang Perawat PN 3· Melakukan RJP Dokter ruangan /dokter jaga Perawat Terlatih 2 3 orang Perawat PN 4. Perencanaan Komunikasi Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, untuk itu ada hal – hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu :
1· Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar. 2· Menggunakan kata sandi Kode Biru dan menyebutkan lokasi ruangan dan nomor kamar pasien. Alat – alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai standar : 1· Pagging 2· Interkom 3· Hand Phone E. Alur Komunikasi
Gawat
Dokter ruangan/jaga Perawat pelaksana / PN
Gawat
Dokter Ruangan/jaga
Darurat
Perawat terlatih
Pasien
Aktifasi
Blue Team
Peralatan Yang Diperlukan Personal Kit Thermometer Stetoskope 1 bh Tensimeter 1 bh Senter Genggam
1 bh
1 bh
Emergency Medical Kit Airway and Breathing Management Support Intubasi set lengkap (untuk bayi, anak, dewasa) Suction 1 bh BVM Resusitation 1 set (bayi, anak, dewasa) Endotracheal Tube 1 set (bayi, anak, dewasa) Stylet ukuran besar – kecil 1 set Magyl forcep 1 set
Circulation Support Set infus mikro 1 bh Set infus makro 1 bh Needle intraosseus 1 bh Venocath 1 bh
Minor Surgery Set 1 set lengkap
Obat – obatan Lidokain inj. 1 bh Adrenalin inj. 1 bh Nalokson inj. 1 bh Phenobarbital inj. Sibital inj. 1 bh Sulfas Atropin inj. Diltiazem inj. 1 bh MgSO4 inj. 1 bh
1 bh 1 bh
1 set
SISTIM KERJA TEAM Setiap shift, saat mulai bertugas sehari – hari, dokter ruangan / dokter jaga dan perawat PN di ruangan perawatan berkeliling mengunjungi pasien yang sedang dirawat di ruangan tempatnya berdinas untuk mengetahui ada tidaknya kondisi gawat / gawat darurat pasien sebagai upaya triage di ruang perawatan. Bilamana pada waktu berkeliling ditemukan ada pasien dengan kondisi Gawat maka dokter ruangan / dokter jaga bersama – sama perawat PN melakukan tindakan penanggulangan kegawatan sesuai yang dibutuhkan pasien. Bila tindakan berhasil maka dilakukan penilaian untuk tindakan atau perawatan selanjutnya. Tetapi bila setelah dilakukan tindakan penanggulangan kegawatan, pasien mengalami perburukan maka dilakukan tindakan sesuai penanganan pasien dalam kondisi Gawat Darurat. Jika didapatkan pasien dengan kondisi gawat darurat, maka Ka.Ins / perawat PJ secepatnya menghubungi petugas FO yang selanjutnya petugas FO memanggil Blue Team melalui pagging dengan menyebutkan “Kode Biru, Kode Biru, Kode Biru diruangan… nomor kamar … ” diulang 3 kali. Bila ada panggilan dengan Kode Biru anggota Blue Team yang berdinas saat itu Wajib menghentikan kegiatan tugasnya dan segera menuju lokasi Kode Biru yang dimaksudkan.
Secara ringkas dapat dilihat dalam alur sebagai berikut : PASIEN Triage Gawat
Penanggulangan Kegawatan
Tindak Lanjut Perawatan
Gawat Darurat
Penanganan Kegawatdaruratan
KEGIATAN BLUE TEAM Perencanaan kegiatan Blue Tim meliputi : 1. Pelayanan Sehari – hari Merupakan kegiatan sehari hari dalam rangka mengidentifikasi (Triage) pasien pasien yang ada di ruangan perawatan. Sehingga keadaan gawat / gawat darurat pasien dapat lebih dini diketahui dan ditanggulangi sehingga mencegah kematian dan kecacatan yang tidak perlu terjadi. 2. Pelayanan Kegawatdaruratan Pasien Di Ruangan Merupakan kegiatan pelayanan dalam menangani pasien gawat darurat dengan memberikan pertolongan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung, paru dan otak (RJP). 3. Pelatihan dan Peningkatan SDM Guna menjaga dan meningkatkan kualitas kemampuan anggota tim, maka dibuatkan suatu pendidikan dan pelatihan meliputi teori dan praktek sesuai kebutuhan tim, sebagai berikut :
No
Jenis Diklat
Frekuensi
Waktu
1.
Mengenal Tanda Kegawatdaruratan Sistim SSP Sistim Pernapasan Sistim Kardiovaskular Sistim Metabolik Keseimbangan cairan & elektrolit Obat dan Alat Resusitasi
3 x setahun Februari, Juni, Oktober
2.
Resusitasi Jantung Paru & Otak Resusitasi Neonatus Resusitasi Anak dan Dewasa Obat dan Alat Resusitasi
4 x setahun Januari, Mei, September, Desember
3.
Simulasi
2 x setahun April, November
4. Evaluasi dan Kendali Mutu Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penanganan pasien gawat / gawat darurat oleh Blue Team harus dapat dievaluasi dan kendali mutu agar kesempurnaan kegiatan menjadi lebih baik. Oleh karena itulah Tim Pengendalian Mutu rumah sakit diharapkan dapat turut berperan dalam hal evaluasi dan kendali mutu Blue Team.
BIAYA Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk operasional tim, pengadaan sarana dan fasilitas dibebankan kepada rumah sakit. PENUTUP Pedoman ini merupakan suatu upaya agar diperoleh kesamaan pola pikir/persepsi dalam hal penanggulangan pasien gawat / gawat darurat di ruang perawatan rumah sakit oleh semua personil rumah sakit. Keberhasilan dari kegiatan penanggulangan kegawatdaruratan pasien di rumah sakit ini bergantung dari besarnya dukungan seluruh personil rumah sakit, karena Blue Team adalah suatu tim yang terdiri dari sekelompok orang dari berbagai unsur di rumah sakit.
Created By HMU
CopyRight 2009