FINAL REPORT PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAGI MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA CONOCOPHILLIPS (GRISSIK) LTD
LEMBAGA PROVISI YOGYAKARTA PERIODE 2015-2016
.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohiim. Puji syukur kepada Allah Swt. Tuhan seruh sekalian alam sehingga program kerjasama antara ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dengan Lembaga PROVISI Yogyakarta pada periode 2015-2016 dapat terselenggara dengan baik. Kerjasama dengan tajuk Pengembangan Ekonomi Lokal bagi masyarakat di wilayah kerja ConocoPhillips (Grissik) Ltd. yang berlokasi di Desa Macang Sakti dan Desa Lubuk Bintialo merupakan tindak lanjut dari kontrak kerja dengan Nomor Contract: 174/CSRECO/COR/2015. Setelah ditandatanganinya kontrak tersebut, Lembaga PROVISI Yogyakarta telah melakukan berbagai kegiatan, baik pada level managemen organisasi maupun kegiatan lapangan yang akan disusun dalam laporan program ini dengan sistematika sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Implementasi Program C. Keuangan D. Rekomendasi E. Penutup Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Lembaga PROVISI sebagai pelaksana program di lapangan sekaligus pemberian informasi kepada ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dan publik secara luas atas apa yang telah kami lakukan. Terimakasih. Yogyakarta, 26 Juli 2016 Lembaga PROVISI Yogyakarta Ketua Paryanto PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3 I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 5 I.1. Latar Belakang ............................................................................................. 5 I.2. Pendekatan dan Penerima Manfaat .................................................. 6 I.3. Ikhtisar Program ........................................................................................ 9 Minat Agribisnis ...............................................................................................10 Minat Masyarakat terhadap Agribisnis ................................................11 Strategi Keberlanjutan ...................................................................................13 II. IMPLEMENTASI PROGRAM ...................................................................14 II.1. Program Pengembangan Ekonomi Lokal ..................................14 1. Pertanian Organik ......................................................................................15 2. Pembesaran Ikan Lele ..............................................................................18 3. Pemijahan Ikan Lele ..................................................................................22 4. Pertanian Hidroponik ...............................................................................26 II.2.Program Roll Out PLTD Desa Lubuk Bintialo ............................32 Pengelolaan Listrik ..........................................................................................33 Persentase Pilihan antara PLTD dan PLN ............................................33 Time Progress Perbaikan 2 Unit Genset Desa Lubuk Bintialo ..34 III. KEUANGAN ..................................................................................................40 IV. REKOMENDASI ...........................................................................................40 V. PENUTUP ........................................................................................................40
4
FINAL REPORT
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemakmuran yang menjadi tujuan akhir dari kegiatan ekonomi idealnya bisa dicapai melalui daya saing yang dicirikan oleh produktivitas jangka panjang. Tetapi upaya tersebut hanya berlaku dalam situasi kondisi dimana prasyarat supra dan infra-struktur terpenuhi. Dalam hal belum terpenuhinya prasyarat dan daya saing yang bisa menjadi daya ungkit produktivitas jangka panjang maka upaya memperkuat ketahanan ekonomi keluarga menjadi alternatif yang strategis untuk dijadikan agenda utama. Penguatan ketahanan ekonomi keluarga ini bisa ditempuh dengan diversifikasi pendapatan keluarga dengan perempuan sebagai pelaku utamanya. Program pemberdayaan ekonomi yang dilaksanakan oleh CONOCOPHILLIPS berupaya membangun kesiapan masyarakat sekitar tambang setelah operasi perusahaan berakhir (penyiapan masyarakat pasca tambang). Elemen penting yang menjadi perhatian dalam penyiapan pasca tambang adalah kemandirian masyarakat sekitar tambang, terutama dari aspek sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam menyiapkan kemandirian masyarakat adalah dengan mendekatkan sumber-sumber pendapatan selain dari mengandalkan, baik langsung maupun tidak, pada perusahaan tambang. Sejalan dengan itu, peran ibu rumah tangga yang selama ini lebih banyak berperan dalam ranah aktivitas domestik perlu ditingkatkan kesadaran dan kapasitasnya untuk bisa berperan aktif dalam penganekaragaman sumber pendapatan keluarga, dan tidak lagi menyerahkan peran-peran ekonomi tersebut pada para suami. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
5
Program penguatan ketahanan ekonomi keluarga ini memfokuskan pada upaya mendorong kemandirian usaha masyarakat yang memanfaatkan sumber daya lokal menjadi bernilai ekonomis, melalui pengembangan produk-produk pertanian dan perikanan yang berbasis potensi dan karakteristik alam lingkungan lokal dan agribisnis organik serta prakondisi pendirian simpul pasar (trading house) sebagai instrument pengungkit untuk mendorong produk-produk tersebut supaya bisa sampai ke konsumen. Fokus program tersebut diakselerasi dengan memfasilitasi dan mendukung masyarakat di lokasi program terutama ibu rumah tangga dan calon pelaku usaha lainnya dengan penekanan pada: 1. Usaha penyadaran dan transfer pengetahuan dans keterampilan sehingga dapat memicu proses inisiasi dan diversifikasi sumber pendapatan keluarga berbasis agribisnis perikanan dan pertanian organik. 2. Perekonomian masyarakat di daerah sasaran bisa berjalan dan tidak gampang digoyahkan oleh dinamika makro dan mikro ekonomi di tingkat yang lebih luas. 3. Pendapatan penerima manfaat dapat meningkat.
I.2. Pendekatan dan Penerima Manfaat Pembangunan ekonomi lokal ini didukung oleh program corporate social responsibility (CSR) ConocoPhillips (Grissik) Ltd. melalui kegiatan langsung berupa dukungan finansial maupun non finansial kepada target group (beneficiaries) dan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) baik individual maupun berbasis kelompok. Peran Lembaga PROVISI dalam program yaitu sebagai partner pelaksana program. Strategi implementasi dirancang berdasarkan pendekatan rantai nilai, menghimpun dan memetakan elemen-elemen bisnis 6
FINAL REPORT
terkait sehingga terhubung dalam skema/model bisnis terintegrasi dan komprehensif. Bagan berikut ini menunjukkan konsep dan pendekatan yang dimaksud: Pendekatan project akan ditempuh seperti bagan berikut: Membangun Kemitraan Business: -Lembaga Keuangan -Resaling Traders -Perusahaan Swasta -Pelaku Usaha
PETANI
PRODUCERS (Agribisnis Organik)
LOCAL TRADERS
- Technical assistance dan - Bimbingan Teknis dan - Komitmen terhadap cara penyadaran tentang penyadaran tentang berpikir baru dalam bagaimana menghasilkan (proses integrated produksi sayuran dan produk olahan dan farming,, production and ikan pertanian yang lebih packaging) - Pendirian Rumah Pangan baik, sejak pembibitan, - Membangun kesadaran Lestari sebagai wadah penanaman, dan pengenalan teknologi dan forum belajar dan pemeliharaan sampai baru supaya memiliki nilai kontak bisnis. produksi pasca panen. tambah.
- Akses (1. Pasar dan peda-gang Saprotan; 2. business partnership, 3. Lembaga Keuangan, dan 4. Paradigma, teknologi dan ilmu baru)
- Akses (pasar olahan dan per-tanian organik berbasis: lokal dan regional, Lembaga Keuangan, produsen mesin dan peralatan)
- Penguatan hubungan kemitraan (linkage) antara petani, Reseller, Rumah Pangan Lestari (RPL), product user dan Lembaga Keuangan.
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
7
Note: Membangun kemitraan bisnis dalam rangka meningkatkan kualitas, kuantitas produk atau komoditas dan bersamaan dengan peningkatan kapasitas dan kemampuan petani untuk memperluas produksi, keuangan, dan pasar. Semua pihak akan mendapatkan keuntungan dari aktivitas kemitraan bisnis, karena: 1. Petani dan Kelompok perempuan akan: Mendapatkan transfer of knowledge and skill tentang integrated farming produk olahan. Kualitas dan kuantitas produk mereka meningkat. Hal ini akan berdampak bertambahnya pendapatan. Pengelolaan usaha pertanian terpadu sebagai pandangan dan cara hidup baru. 2. Local Traders dan atau penjual keliling: Mendapatkan suplai produk yang baik dan dengan kualitas dan kuanitas terbaik. Selanjutnya volume penjualan akan meningkat. Perluasan dari pasar local ke regional.
Pada pendekatan yang tergambar di atas ditunjukkan bahwa terdapat tiga kelompok aktor yang menjadi titik kunci sasaran intervensi program ini. Tiga kelompok aktor yang menjadi sasaran program tersebut masing-masing disasar program dengan model pendekatan dan strategi sesuai karakteristik masing-masing dan fokus waktu tersendiri, dimana satu sama lain saling ikut menggerakkan. Berikut tergambar dalam bagan berikut:
Fokus Sasaran Program
8
FINAL REPORT
Selanjutnya, untuk menjembatani beberapa kegiatan ketahanan ekonomi keluarga akan dibentuk simpul petani dan pasar (trading house) yang menjadi tempat dalam peningkatan kapasitas petani, kualitas produk olahan dan sekaligus memasarkan produknya.
I.3. Ikhtisar Program Secara umum program berlangsung selama satu tahun atau 12 bulan efektif (dengan kemungkinan ekstensi waktu dan wilayah). Secara umum proyek berlangsung dalam tiga tahap: (i) Tahap persiapan yang meliputi proses rekrutmen staf, assessment, pemilihan dan penetapan bentuk dan lokasi program, pemilihan penerima manfaat, launching program, dan berbagai bentuk persiapan social lainnya yang akan berlangsung selama 3 bulan. Tahap ini akan mulai setelah terjadi MOU antara pihak ConocoPhillips dengan Lembaga PROVISI. Lebih jelasnya, proyek dimulai dengan melakukan sebuah kajian ketahanan ekonomi keluarga berupa studi kelayakan pengembangan simpul pasar (dalam pengembangan usaha ekonomi pertanian dan perikanan). Hasil dari kajian dijadikan entry point untuk bisa menemukenali beberapa strategi aksi untuk tahap berikutnya. (ii) Tahap Kedua meliputi pelaksanaan program dan pendampingan akan berlangsung selama 7 bulan dan akan mulai setelah tahap persiapan selesai. (iii) Tahap Ketiga, phasing out yang meliputi peletakan fondasi sustainability, dan pengkondisian untuk pengembangan program pada tahun berikutnya. Proses ini berlangsung selama 2 bulan. Proyek dimulai dengan melakukan sebuah pemetaan dan kajian tentang potensi ekonomi, dan usaha pertanian serta persepsi dan harapan masyarakat dalam usaha meningkatkan sumber pendapatan keluarga yang dilakukan pada bulan November 2015. Assesment dilakukan di dua desa dan dilaksanakan selama empat hari survey dengan metode wawancara kepada masyarakat dua PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
9
Desa. Dua desa tersebut adalah Desa Macang Sakti dan Desa Lubuk Bintialo, adapun hasil dari dua desa ini tidaklah jauh berbeda. Gambaran umum peta persepsi dan potensi usaha sayuran dan perikanan masyarakat Macang Sakti adalah sebagai berikut. Di latar belakangi tingginya kebutuhan akan sayuran dan ikan masyarakat serta ketidaktersediaanya sayur dan peternakan ikan di Desa ini maka sebagian besar masyarakat berminat untuk memulai kegiatan agribisnis. Dapat dilihat pada diagram dibawah bahwa 73% responden masyarakat memiliki minat pada bidang Agribisnis.
Minat Agribisnis
Gambar 1. Minat Agribisnis Masyarakat Macang Sakti
Sebagian besar pilihan masyarakat tentang agribisnis bergerak dalam bidang tanaman sayuran dan pembesaran ikan. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat membutuhkan suntikan semangat dan ilmu untuk memulai kegiatan agribisnis guna menambah pendapatan keluarga. Seperti yang ditampilkan pada gambar 2.
10
FINAL REPORT
Minat Masyarakat terhadap Agribisnis
Gambar 2. Statistik Minat Masyarakat Desa Macang Sakti
Hasil yang diperlihatkan di Desa Lubuk Bintialo tidak jauh berbeda dengan hasil dari Desa Macang Sakti. Seperti yang diperlihatkan pada diagram dibawah ini merupakan hasil assessment dari Desa Lubuk Bintialo.
Minat Agribisnis
Gambar 3. Minat Agribisnis Masyarakat Lubuk Bintialo
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
11
Gambar 4. Statistik Minat Masyarakat Lubuk Bintialo
Hasil dari kajian merekomendasikan untuk memulai program secara bertahap dengan diawali melakukan penyadaran akan pentingnya pengenalan teknologi dan cara baru dalam bertani untuk memproduksi sayuran dan ikan. Selain itu diperlukan juga strategi aksi eklektik yang mengkombinasikan antara model bisnis inklusif spesifik, dengan pelibatan masyarakat ekonomi lapis bawah dan ekslusif dengan pelibatan secara terbatas kaum elit yang berminat tinggi. Untuk mendukung sustainability program yang dijalankan, maka strategi umum menetapkan tiga dimensi utama yang diintervensi, yaitu pengembangan SDM, pengembangan bisnis dan pengembangan pasar. Pengembangan SDM menitikberatkan pada pengembangan kapasitas dari sisi kemampuan teknis produksi, kewirausahaan dan pengelolaan manajemen yang bertumpu pada petani, produsen dan pedagang lokal. Pengembangan bisnis meliputi diversifikasi produk, manajemen produksi dan manajemen bisnis. Sementara dari sisi pasar, program akan mendorong sebuah tempat penjualan bersama produk sayuran dan perikanan. Pengembangan bisnis dan pengembangan pasar belum dilakukan ditahun pertama tetapi akan dijadikan agenda pokok pada tahun ke-2 dan ke-3.
12
FINAL REPORT
Strategi Keberlanjutan
Pelaksanaan proyek ini dilakukan oleh Lembaga PROVISI dengan supervisi dan koordinasi langsung dengan dan oleh ConocoPhillips. Secara hierarkis, struktur pelaksanaan proyek ini adalah sebagai berikut: Lembaga PROVISI dalam implementasi proyeknya menugaskan seorang Project Manager, Seorang Project Coordinator, 1 orang Administration and Finance Officer dan 1 orang Field Officer, dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing. Project Manager bertanggung jawab atas terselenggaranya program secara keseluruhan dan berkoordinasi dengan supervisor dari ConocoPhillips, sementara Project Coordinator bertanggung jawab atas berjalannya program secara teknis di lapangan dan bertugas mengkoordinasi Field Officer dalam pelaksanaan pekerjaannya di lapangan, sementara Administration and Finance Officer bertugas dalam penatalaksanaan administrasi dan keuangan program secara keseluruhan. Secara hierarkis, struktur pelaksana proyek ini adalah sebagai berikut: PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
13
No
Nama
Jabatan
1
Paryanto, S.Ag
Manager Program
2
Alin Fatharani Silmi, S.Sos.I
Staff Administrasi dan Keuangan
3
Ridhwan Saifullah, STP
Koordinator Program
4
Ahmad Nawawi, STP
Staff Lapangan
Untuk keperluan-keperluan yang sifatnya ad hoc dan dibutuhkan tranformasi keahlian, PROVISI mengundang dan melibatkan expert yang sesuai dengan desain program serta kebutuhan kelompok dampingan.
II. IMPLEMENTASI PROGRAM II.1. Program Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam implementasi kegiatan, awalnya disusun rencana kegiatan untuk menjadi acuan kegiatan. Dalam perjalanan program selama 1 tahun beberapa capaian dapat dilihat pada uraian di bawah ini. Indikator ini mengacu pada aktivitas dan waktu dibawah kerjasama antara PROVISI dengan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Kegiatan dimulai dengan Focuss Group Discusion (FGD) yang dilaksanakan di Desa Macang Sakti dan di Desa Lubuk Bintialo pada tanggal 30 Desember 2015 yang diselenggarakan di Balai Desa masing-masing. Di Desa Macang Sakti FGD ini dilaksanakan lagi sebanyak dua kali, hal ini dimaksudkan agar: pertama, mengkonfirmasi minat dan keinginan masyarakat sebagai tindak lanjut dari hasil survey dan pemetaan yang telah dilakukan; dan Kedua, dalam rangka membangun komitmen calon pelaku usaha yang akan didampingi. Sementara, untuk di Desa Lubuk Bintialo proses FGD kedua dan ketiga tidak dilaksanakan karena masih focus pada penyelesaian perbaikan genset.
14
FINAL REPORT
Berikut uraian lengkap realisasi program pada tahun 2015-2016:
1. Pertanian Organik Pelatihan pertanian organic dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 7-9 Februari 2016 dan 16 Maret 2016 sebagai dasar masyarakat untuk memulai kegiatan agribisnis. Pelatihan tanggal 7-9 Maret focus pada pelatihan budidaya pertanian organik, produksi pupuk organik dan produksi pestisida alami. Sementara pelatihan tanggal 16 maret difokuskan pada produksi composting sampah rumah tangga. Selanjutnya masyarakat yang ingin tahu lebih lanjut dan kemudian mempraktekkan maka dilakukan pendampingan di rumah masing-masing.
FGD Tahap I Desa Macang Sakti
Pelatihan Pertanian Organik Desa Macang Sakti
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
15
Pada tanggal 22 April 2016 dilaksanakan penanaman perdana yang dilaksanakan di Desa Macang Sakti yang sebelumnya telah dilaksanakan Focus Group Discusion (FGD) sebanyak dua kali, pelatihan pertanian organic sebanyak dua tahap dan pelatihan pertanian lahan luas sebanyak satu kali. Penanaman perdana diikuti oleh 30 orang peserta, terdiri dari 26 peserta kelompok pertanian kecil dengan menggunakan media polybag dan lima orang dengan lahan luas, dengan rincianan progress seperti pada tabel berikut,
KELOMPOK PERTANIAN SKALA KECIL No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Rusdiana (DsII) Maisyaroh (DsII) Yusnaini (DsII) Marni (DsII) Hj. Nurhayati Siti Hijriyah Parizah Rosima (DsIII) Rohayah (DsIII) Khotidjah (DsIII) Ani (DsIII) Sumiyati (DsIII) Lina (Ds III) Sapina (DsIII) Hulaillah (DsIII) Khoriya (DsIII) Susilawati (DsIII) Marday (DsIII) Jahuna (DsIII) Maimuna (DsIII) Mamik (DsIII) Mega (DsIII) Wati (DsIII) Abdul Hadist Ruslan Munira
16
Tahap persiapan Masyarakat diberikan pelatihan pertanian organic sebanyak dua tahap. Pada tanggal 25-29 Maret 2016 Masyarakat dibagikan polybag, dan tanggal 20 April diberikan bibit sayuran (cabai dan terong)
Laporan Kemajuan Kegiatan Penanaman Sebanyak 80% dilakukan pada tanaman hidup tanggal 22 April normal 20% 2016 tanaman mati dikarenakan hama penyakit dan hewan ternak. Tahap Penanaman
FINAL REPORT
Peserta Penanaman Perdana Desa Macang Sakti
Pada kegiatan penanaman yang pertama masyarakat diberikan fasilitas berupa 15-20 paket polybag beserta paket bibit yang telah disemaikan terlebih dahulu. Sebanyak 26 peserta yang mayoritas ibu rumah tangga ini menanam dirumah masing-masing, jenis tanaman yang ditanam adalah cabai dan terong. Hasil yang didapat dari tanaman perdana ini memiliki harapan agar masyarakat lebih tergerak untuk menanam sayuran disekitar rumah dan pada akhirnya mengurangi biaya pengeluaran untuk membeli sayuran. Berikut gambar persemaian bibit cabai dan terong dan tanaman yang ditanam dalam polybag.
Penyemaian dan Contoh Penanaman di Polybag
Selain ditanam dalam wadah polybag sebagian peserta juga menanam pada lahan luas atau ditanah langsung. Dengan metode ini diharapkan masyarakat mampu menghasilkan sayuran dari kebun dan dapat dijual kepada masyarakat luas supaya mendapatkan hasil tambahan dari bertanam sayuran. Gambar dibawah merupakan contoh lahan masyarakat yang dipakai untuk menanam dengan bantuan mulsa sebagai penunjang pertanian lahan luas. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
17
Contoh Tanaman yang Ditanam pada Mulsa
KELOMPOK PERTANIAN SKALA BESAR No 1. 2. 3. 4. 5.
Tahap Persiapan Persiapan Iwan dimuai sejak Pita tanggal 19-26 Jaya Sulimin Maret 2016 dengan Azuar menggunakan mulsa sebagai treatment penanaman Nama
Tahap Penanaman Penanaman perdana pada tanggal 22 April 2016 dan dilanjutkan hingga tanggal 25 April 2016, tanaman yang ditanam meliputi tanaman cabai, terong, sawi dan yang lainya.
Laporan Kemajuan Kegiatan Tanaman 40% tumbuh dengan baik, 30% tumbuh seadanya dan 30% mati dikarenakan kondisi tanah yang masih terlalu asam, hama yang tidak terkendali dan cuaca tidak menentu. Diperkirakan bulan tengah Agustus dapat dilakukan panen cabai.
2. Pembesaran Ikan Lele Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani khususnya yang berasal dari ikan, maka salah satu program adalah pelatihan dan praktek budidaya ikan. Menurut hasil survei dan kajian yang ada ikan lele merupakan pilihan yang terbaik dan cocok untuk kondisi alam sekitar desa. Dengan alasan tersebut maka ikan lele sebagai ikan yang dibudidayakan. Untuk menunjang keberhasilan program pembesaran lele ini maka sebelum program dimulai terlebih dahulu masyarakat diajak untuk melihat contoh pembudidayaan yang sudah berkembang, di Berlian Jaya. 18
FINAL REPORT
Setelah melihat dan ada suntikan semangat maka pelatihan pembesaran ikan dilakukan pada tanggal 14 Maret 2016. Pelatihan dilaksanakan di Desa Macang Sakti yang difasilitasi oleh seorang praktisi dari Desa BerlianJaya yaitu Bapak Dede, berikut adalah gambaran dari pelatihan yang diadakan di rumah Bapak Ruslan.
Suasana Pelatihan Perikanan Desa Macang Sakti
Pada tanggal 19 Maret 2016 penebaran bibit ikan lele tahap pertama dilaksanakan di Desa Macang Sakti sebanyak 10.000 ekor bibit. Adapun rincian distribusinya terlihat pada tabel berikut: No 1
Kondisi Awal Kelompok a.Waring 3x4 m Ikan sehat Ruslan: dan instalasi dan tidak 1. Ruslan kolam (5bh) ada kendala 2. Darwin yang berarti b.pakan 3. Abdul c.bibit lele Hadist (6.000 ekor) 4. Muhammad d.probiotik
Kendala dalam proses Terterjang banjir sehingga banyak ikan keluar dari keramba
Kondisi Saat ini (30 Mei 2016) Jumlah ikan yang ada +- 3100 ekor, sudah dipanen sebanyak 12 Kg pada awal dan siap panen tahap ke dua
Beberapa ikan terlihat kurang baik, karena kondisi air yang berubah ubah yang disebabkan hujan
Terterjang banjir sehingga ikan ikut lari kelahan sawit, ikan yang tinggal 500 ekor
Ikan masih belum siap panen karena kondisi air yang kurang bagus, jumlah ikan tinggal +350 ekor dan diperkirakan panen pada awal Bulan Juli
Nama
Nama Barang
5. Wawan
2
Den Oni
a.Waring 3x4 m dan instalasi kolam (1bh) b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
19
No
Nama
Nama Barang
Kondisi Awal
Kendala Kondisi Saat ini dalam proses (30 Mei 2016)
3
Khotob
a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik
Ikan terlihat baik meskipun kondisi air terlihat kurang baik
Setelah disortir I, ikan berkurang menjadi +700 ekor.
Kolam sempat bedah sehingga ikan +-100 ekor lolos kesungai, dan ikan sudah siap panen beberapa.
4
Aulah
a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik
Ikan terlihat baik
Tidak terjadi kendala yang berarti
Ikan kurang cepat besar dan siap panen +-10 hari lagi dengan jumlah 800-850 ekor
5
Bakup
a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik
Ikan terlihat baik
Tidak dilakukan penyortiran terhapap ukuran ikan
Kondisi kolam kurang baik, dan ukuran masih beragam dalam satu kolam
Suasana Penyerahan Bibit Ikan Lele tahap I
Beberapa kendala yang ditemukan pada saat proses pembesaran ikan tahap I yang ditemukan antara lain adalah, bencana alam berupa banjir yang tidak terduga dialami disekitar wilayah Musi Banyuasin menyebabkan ikan lele lepas dari keramba, selain itu malasnya salah satu warga untuk tidak menyortir ikan memberikan 20
FINAL REPORT
sebuah pelajaran bahwa pentingnya sebuah tahapan untuk menentukan hasil. Meskipun banyak kendala, tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa untuk usaha perkembangan pembudidayaan ikan lele Desa Macang Sakti 70% berhasil. Sehingga tepat sekali kalo program ini dilanjutkan di waktu mendatang. Penebaran bibit lele tahap II dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016 dengan peserta sebanyak 10 kelompok/individu yang tersebar di dua desa, yakni dua orang di Macang Sakti, dua orang di Sukajaya Lubuk Bintialo, satu orang di Suban Burung dan lima kelompok di Desa Lubuk Bintialo. Akan tetapi terdapat kendala dalam perjalanan menuju lokasi sehingga kematian sebagian besar bibit yang menyebabkan kemunduran penebaran bibit tahap II. Untuk mengganti lele yang mati dalam perjalanan maka pada tanggal 22 April bibit ikan lele ditebar ke delapan lokasi kolam. Berikut rincian kemajuan penebaran bibit ikan lele tahap II hingga 30 Mei 2016. No 1
2
3
Nama
Nama Barang
Ali Leman a.Waring 3x4 m (Macang Sakti) (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.200 ekor) d.probiotik Badaruddin a.Waring 3x4 m (Macang Sakti) (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.200 ekor) d.probiotik Rudi Hartono a.Waring 4x6 m &Budi Harjo (2bh) dan (Sukajaya instalasinya Bintialo) b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik
Kondisi Awal Ikan sehat dan tidak ada kendala yang berarti
Kejadian dalam proses Terterjang banjir sehingga banyak ikan keluar dari keramba
Kondisi Saat ini (30 Mei 2016) Jumlah ikan yang ada +-400 ekor, Dengan ukuran 7-8
Ikan sehat dan tidak ada kendala yang berarti
Belum ada kendala sehingga ikan masih dalam keadaan normal
Ikan terlihat normal
Ikan terlihat baik
Terterjang banjir sehingga ikan tidak terselamatkan
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
21
4
Nur Jeni (Suban Burung)
5
Santibil (Lubuk Bintialo)
6
Jupri
7
Surihan
p a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik a.Terpal 4x6 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele (1.000 ekor) d.probiotik a.Terpal 3x4 m (1bh) dan instalasinya b.pakan c.bibit lele
Ikan mati perjalanan dan stress perpindah an sebanyak 300 ekor Ikan terlihat baik
Pemberian pakan tidak sesuai jadwal
Ikan terlihat baik
Terlambat menyortir ukuran ikan
Ikan terlihat kurang sehat karena kuranya perhatian oleh pemilik kolam.
Ikan sehat dan tidak ada kendala yang
Ikan terlihat sehat
Masih menunggu panen
Pertumbuhan ikan kurang maksimal
Ikan terlihat baik Ikan terlihat baik meskipun terlambat menyortir ukuran ikan
Secara umum untuk pembagian bibit lele tahap II memiliki hasil yang kurang memuaskan, hal ini disebabkan karena kurang siapnya peserta untuk mengikuti program. Dari kasus diatas dapat ditarik beberapa solusi untuk kedepanya agar diberikan sosialisasi yang lebih matang dan pengarahan kepada masyarakat lebih intens lagi. Beberapa kejadian disebabkan oleh bencana alam, seperti banjir siklus lima tahunan yang datang secara tiba-tiba dan pada malam hari.
3. Pemijahan Ikan Lele Mengingat terlalu banyak kendala mendapatkan bibit lele seperti harga yang tidak terjangkau dan jarak yang jauh memberi dasar kegiatan pemijahan lele ini dilaksanakan. Selain itu, guna menciptakan keberlanjutan (sustaenibility) program maka masyarakat diberikan pelatihan untuk memijahkan sendiri ikan lele. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari di dua desa dengan fasilitator dari praktisi pemijah lele. 22
FINAL REPORT
Sebagai gambaran kegiatan dan progress kegiatan dapat dilihat pada table dan gambar dibawah ini: Tabel Kemajuan Kelompok Pemijahan Ikan Lele Desa Macang Sakti No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Kelompok Darwin Abdul Hadist Wawan Iwan Temi Dodi Khotob Nurjeni Muhammad Den Oni Ruslan Mukhtar Alileman Zaenal Bakup
Gambaran Pelatihan Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2016 dengan peserta sejumlah 18 orang, dan hanya 14 orang yang masuk dalam kelompok. Pemijahan berjalan dengan lancar.
Kendala dalam Proses Dikarenakan posisi kolam yang rendah maka predator (katak) masuk dalam kolam yang menyebabkan termakannya bibit sejumlah +-10.000 ekor
Kondisi Akhir (30 Mei 2016) Bibit ikan terlihat sehat dengan pertumbuhan standard. Anakan lele diperkirakan berjumlah 15.000 ekor lebih
Suasana Pelatihan Pemijahan Ikan Lele Desa Macang Sakti
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
23
Tindak Lanjut Pelatihan Pemijahan Ikan Lele Desa Macang Sakti
Pantauan Terakhir Kondisi Bibit Lele Desa Macang Sakti
24
FINAL REPORT
Uraian diatas membawa pada kesimpulan bahwa kegiatan pemijahan ikan lele Desa Macang Sakti terlaksana dengan baik dan memiliki hasil yang memuaskan meskipun terjadi kendala pada pertengahan kegiatan. Sejauh ini pemijahan lele ini memiliki prospek pertumbuhan yang bagus. Pada tanggal 24 Mei 2016, menyambung pelatihan dari Desa Macang Sakti, pelatihan diadakan pada Desa Lubuk Bintialo yang diikuti oleh 14 peserta, pelatihan ini diadakan di Rumah Bapak Jupri dan terlaksana dengan baik meskipun persiapan dari peserta kurang baik. Akibat persiapan yang kurang maksimal menyebabkan keberlanjutan program yang kurang baik, dan perkembangan ikan terhambat. Berikut gambaran kemajuan program pemijahan ikan lele: Tabel Kemajuan Kelompok Pemijahan Ikan Lele Desa Lubuk Bintialo No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Kelompok Jupri Yanto Santibil Ari Surihan Santo Sukamto
Kendala dalam Proses Pelatihan dilaksanakan Peserta kurang merasa memiliki pada tanggal 24 Mei kolam sehingga 2016, dan berjalan ikan kurang kurang baik karena terawat persiapan kurang maksimal Gambaran Pelatihan
Kondisi Akhir (30 Mei 2016) Hasil yang dicapai kurang maksimal dengan +- hanya 4000 ekor anakan lele yang hidup
Suasana Pelatihan Pemijahan Ikan Lele Desa Lubuk Bintialo
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
25
Kondisi Terakhir Kolam Pemijahan Ikan Lele Desa Lubuk Bintialo
4. Pertanian Hidroponik Salah satu keuntungan dari pertanian hidroponik adalah tidak terkendala kondisi lahan yang gersang dan kurang subur, hal inilah yang mendasari bahwa pertanian dengan system hidroponik patut dicoba pada daerah yang kurang baik lahannya. Akan tetapi muncul beberapa masalah dalam pelaksanaanya seperti kondisi air yang kurang baik sehingga perlu penanganan yang ekstra agar dapat digunakan untuk pertanian hidroponik pada musim kemarau. Kegiatan ini dilaksanakan di dua Desa, dengan rincian metode yakni, hidroponik menggunakan metode Nutrient Film System (NFT) dengan pipa sebagai tempat menanamnya, dan Hidroponik rakit apung dengan kolam sebagai tempat menanamya dan serta system aquaponik dengan kolam ikan sebagai sumber nutrisi tanamanya. Sebagai bagian dari pelatihan dengan metode pembelajaran dan pengenalan langsung (learning by doing) setiap 26
FINAL REPORT
peserta pelatihan dibagikan satu bibit untuk ditanam di median botol bekas. Sejauh ini sebagian peserta berhasil membesarkan bibit tanaman yang diberikan. Sebagai gambaran kegiatan dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut: Tabel Gambar kegiatan Kelompok Pertanian Hidroponik Desa Macang Sakti No.
Nama kelompok
1.
CIK NONI
Jenis Metode Pertanian Sistem NFT Satu buah set hidroponik
2.
Kelompok Inti PKK
Sistem Rakit Apung
1.Cik Noni 2. Parizah 3. Rusdiana
3.
Kelompok Pokja I Maisyaroh Marni Dan lain-lain
Sistem Rakit Apung
4.
Kelompok Pokja II Hobibah Mira Hastuti Juairia
Sistem Rakit Apung
5.
Kelompok Pokja III Rohaya Aspita Rusmini
Sistem Rakit Apung
Gambaran Kegiatan Sudah berjalan pembibitan dan akan ditanam pada 29 Juni 2016 pada media pembesaran dengan sawi sebagai tanamannya. Dilaksanakan di rumah Ibu Parizah. Tanaman yang ditanam adalah Slada merah, dalam proses pembibitan Dilaksanakan dirumah Ibu Maisyaroh. Tanaman yang ditanam adalah Sawi Pakcoy, dalam proses pembibitan Dilaksanakan dirumah Ibu Mira. Tanaman yang ditanam adalah Slada merah, dalam proses pembibitan Dilaksanakan dirumah Ibu Rohaya. Tanaman yang ditanam adalah Slada merah, dalam proses pembibitan
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
Keterangan Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
27
6.
Kelompok Pokja IV Neti Erwina Rina
Sistem Rakit Apung
7.
Khotob
Aquaponik
8.
Dodi
Sistem Rakit Apung
p Dilaksanakan dirumah Ibu Neti. Tanaman yang ditanam adalah Slada merah, dalam proses pembibitan Menggunakan air lele sebagai nutrisi tanaman, tanaman yang ditanam adalah kangkung Tanaman yang ditanam adalah Sawi, dalam proses pembibitan
Masih tahap pembibitan
Tumbuh dengan baik
Masih tahap pembibitan
Suasana Pelatihan Hidroponik di Desa Macang Sakti
Contoh Hasil Hidroponik di Desa Macang Sakti
28
FINAL REPORT
Untuk antusiasme masyarakat Desa Lubuk Bintialo kepada pertanian hidroponik lebih besar daripada Desa Macang Sakti, hal ini diperlihatkan dari jumlah peserta pelatihan yang hadir lebih dari perkiraan, yaitu 24 orang. Pesertanya adalah ibu-ibu PKK Desa Luuk Bintialo, dan dibagi menjadi enam kelompok.
Suasana Pelatihan Hidroponik di Desa Lubuk Bintialo
Antusiasme Masyarakat dalam Pembuatan Kolam Rakit Apung Desa Lubuk Bintialo
Dalam pembagian kelompok di Desa Lubuk Bintialo sama dengan Desa Macang sakti yakni dengan menyamakan kelompok kerja dalam PKK itu sendiri, sebagai gambaran kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
29
Tabel Gambar Kegiatan Kelompok Pertanian Hidroponik Desa Lubuk Bintialo No.
Nama kelompok
1.
Indraini
2.
Kelompok Inti PKK Indraini Hernawati Artana Sudiarsi Uriya
3.
Kelompok Pokja I Aina Dewi Watijah Irma Sunarsi Warda Kelompok Pokja II Kartini Suratina Kartati Arifah Arkonah
4.
5.
Kelompok Pokja III Sot Yusnaini Yarni Yuni jas Rusmala Dewi
5.
Kelompok Pokja IV Waria Endang Pitriani Patmi
30
Jenis Metode Gambaran Kegiatan Pertanian Sistem NFT Sudah berjalan pemDua buah set bibitan dan akan ditahidroponik nam pada 30 Juni 2016 pada media pembesaran dengan sawi sebagai tanamannya. Sistem Rakit Dilaksanakan di rumah Apung Ibu Uriya dengan dua kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam adalah Slada, sawi dan kangkung, dalam proses pembibitan Sistem Rakit Dilaksanakan di rumah Apung Ibu Aina dengan dua kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam adalah Slada, sawi dan kangkung, dlm proses pembibitan Sistem Rakit Dilaksanakan di rumah Apung Ibu Arkonah dengan 2 kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam: Slada, sawi dan kangkung, dalam proses pembibitan Sistem Rakit Dilaksanakan di rumah Apung Ibu Sot dengan 2 kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam adalah Slada, sawi dan kangkung, dalam proses pembibitan Sistem Rakit Dilaksanakan di rumah Apung Ibu Patmi dengan 2 kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam adalah Slada, sawi dan kangkung,
Keterangan Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
Masih tahap pembibitan
FINAL REPORT
6.
Kelompok Ibu Renti
Sistem Rakit Apung
g g, Dilaksanakan di rumah Masih tahap Ibu Renti dengan 2 pembibitan kolam sebagai media tanam. Tanaman yang ditanam adalah Slada, sawi dan kangkung, dalam proses
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
31
II.2.Program Roll Out PLTD Desa Lubuk Bintialo Program Roll out Listrik Desa Lubuk Bintialo ini dapat dilaporkan sebagai berikut: a. Asessment dan pemetaan tentang peta penggunaan listrik masyarakat dan persepsi masyarakat tentang pengelolaan listrik desa. Terkait dengan kebutuhan listrik hasil pencacahan menunjukkan bahwa sebanyak 156 dari 163 rumah yang didatangi mengaku bahwa mereka memenuhi sendiri kebutuhan listrik mereka, yakni dengan penggunaan genset. Sementara lainnya beli/numpang ke tetangga (4 rumah) dan 3 rumah numpang ke keluarga mereka. Secara jelas tergambar pada grafik berikut:
Sementara terkait dengan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan listrik masyarakat memilih tiga bentuk pengelolaan listrik desa, sebagaimana tergambar pada grafik di bawah, yakni 37 persen cenderung memilih listrik dikelola oleh PLN, 34 persen yang lebih memilih listrik di kelola oleh badan usaha resmi, dan sisanya (29 persen) memilih diurus oleh Desa.
32
FINAL REPORT
Pengelolaan Listrik
Tetapi ketika pada mereka hanya diberikan dua pilihan pengelolaan listrik didapat hasil 62 persen masyarakat memilih listrik dikelola oleh PLN sementara sisanya, 38 persen dikelola badan usaha dalam bentuk Perusahaan Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Berikut diagram Pilihan masyarakat apabila diberi dua pilihan:
Persentase Pilihan antara PLTD dan PLN
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
33
b. Perbaikan dua unit mesin genset. Pada awalnya, pengaktivan kembali Listrik Tenaga Diesel di Desa Lubuk Bintialo diperkirakan akan berlangsung cepat dan dengan pembiayaan yang sesuai plafon anggaran. Tetapi pada kenyataannya prosesnya berlangsung sampai 8 (delapan) bulan dengan rincian tahapannya sebagaimana terlihat pada matrik berikut:
TIME PROGRESS PERBAIKAN 2 UNIT GENSET DESA LUBUK BINTIALO PROGRESS DESCRIPTION
QUOTE
DATE
PROGRESS
RESULT
Pekerjaan Pengecheckan Genset
SPK/MOU 17.11.2015 Done, Dalam pengcheckan 21.11.2015 tersebut engine tidak bisa di test running dikarenakan perlengkapan tidak tersedia dan masih memerlukan penggantian spare part sebelum engine di running. Rekomendasi kebutuhan spare part untuk persiapan proses Running engine. Pekerjaan SPK/MOU 26.11.2015 Done, Assembling Part dan perbaikan 29.12.2015 engine belum bisa tahap I (General running dikarenakan Service dan problem pada Fuel completed) sistem (FIP & Nozzle tidak mengeluarkan solar ke engine). Rekomendasi untuk dilakukan kalibrasi FIP dan setting nozzle.
34
FINAL REPORT
g Pekerjaan SPK/MOU 05.01.2016 Done, Install FIP dan Nozzle perbaikan 27.02.2016 setelah selesai di tahap II perbaiki dan unit bisa (Kalibrasi FIP running. Setelah unit dan Nozzle) running di temukan problem pada LC governor dan Panel control engine Power Wizard pada Genset 2. Rekomendasi spare part untuk penggantian LCG dan Panel Power Wizard. Pekerjaan SPK/MOU 08.03.2016 Done, Pemasangan Panel PW tahap III (Panel 26.05.2016 & LCG pada Genset 2 Power Wizard dan unit genset dapat dan LC running dan beroperasi Governor) dengan normal. Selanjutnya dilakukan monitoring.
21/11/2015
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
35
29-30/12/2015
26-27/2/2016
25/05/2016
36
FINAL REPORT
31/05/2016
Bimbingan teknis tanggal 15/06/2016
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
37
Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Genset, oleh Kades Sunarto 16/06/2016 38
FINAL REPORT
Serah Terima Genset 16/06/2016
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - PROVISI
39
III. KEUANGAN Laporan keuangan disampaikan di lampiran dalam bentuk laporan tersendiri.
IV. REKOMENDASI Laporan ini telah menggambarkan program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan dan yang sedang proses berlajan di masyarakat. Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan tergambar bahwa proses yang berjalan masih di tahap awal dan masih diperlukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi supaya masyarakat dampingan mampu menjalankan usaha dengan baik dan mendapatkan hasil yang optimal. Sementara bagi kelompok dampingan yang baru menjalani proses program ini diperlukan pendampingan dan keberlangsungan sampai mendapatkan transfer skill dan pengetahuan yang semestinya.
V. PENUTUP Demikian laporan program Ketahanan Ekonomi Keluarga di Kabupaten Musi Banyuasin ini disusun dan disampaikan. Yogyakarta, 26 Juli 2016 Lembaga PROVISI Yogyakarta Ketua Paryanto
40
FINAL REPORT